satu

13
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 KERANGKA TEORI 2.1.1 DEFENISI adalah keganasan intraokular primer yang paling sering pada bayi dan anak 1,2,3,4,5 dan merupakan tumor neuroblastik yang secara biologi mirip dengan Neuroblastoma dan Medulloblastoma 2.1.2 EPIDEMIOLOGI Retinoblastoma adalah tumor intraokular yang paling sering pada bayi dan anak yang berjumlah sekitar 3% dari seluruh tumor pada anak. 3 Kasus Retinoblastoma bilateral secara khas didiagnosis pada tahun pertama kehidupan dalam keluarga dan pada kasus sporadik unilateral di diagnosis antara umur 1–3 tahun. Onset diatas 5 tahun jarang terjadi. 1,4 Frekuensi Retinoblastoma 1:14.000 sampai 1:20.000 kelahiran hidup, tergantung negara. Di Amerika Serikat diperkirakan 250-300 kasus baru Retinoblastoma setiap tahun. Di Mexico dilaporkan 6-8 kasus per juta populasi dibandingkan dengan Amerika Serikat sebanyak 4 kasus per juta populasi. 2,9 Epidemiologi Retinoblastoma 2,4 Tumor intraokular paling sering pada anak Tumor intraokular ketiga paling sering dari seluruh tumor intraokular setelah Melanoma dan metastasis pada seluruh populasi Insiden 1:14.000 – 1:20.000 kelahiran hidup 90% dijumpai sebelum umur 3 tahun Terjadi sama pada laki-laki dan perempuan Terjadi sama pada mata kiri dan kanan Tidak ada predileksi ras Universitas Sumatera Utara

Upload: 568563

Post on 25-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Satu

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    2.1 KERANGKA TEORI

    2.1.1 DEFENISI

    adalah keganasan intraokular primer yang paling sering pada bayi dan anak 1,2,3,4,5 dan

    merupakan tumor neuroblastik yang secara biologi mirip dengan Neuroblastoma dan

    Medulloblastoma

    2.1.2 EPIDEMIOLOGI

    Retinoblastoma adalah tumor intraokular yang paling sering pada bayi dan anak yang

    berjumlah sekitar 3% dari seluruh tumor pada anak. 3 Kasus Retinoblastoma bilateral

    secara khas didiagnosis pada tahun pertama kehidupan dalam keluarga dan pada kasus

    sporadik unilateral di diagnosis antara umur 13 tahun. Onset diatas 5 tahun jarang

    terjadi.1,4

    Frekuensi Retinoblastoma 1:14.000 sampai 1:20.000 kelahiran hidup, tergantung

    negara. Di Amerika Serikat diperkirakan 250-300 kasus baru Retinoblastoma setiap

    tahun. Di Mexico dilaporkan 6-8 kasus per juta populasi dibandingkan dengan

    Amerika Serikat sebanyak 4 kasus per juta populasi. 2,9

    Epidemiologi Retinoblastoma 2,4

    Tumor intraokular paling sering pada anak Tumor intraokular ketiga paling sering dari seluruh tumor intraokular setelah

    Melanoma dan metastasis pada seluruh populasi

    Insiden 1:14.000 1:20.000 kelahiran hidup 90% dijumpai sebelum umur 3 tahun Terjadi sama pada laki-laki dan perempuan Terjadi sama pada mata kiri dan kanan Tidak ada predileksi ras

    Universitas Sumatera Utara

  • 60%-70% unilateral (rata-rata umur saat diagnosis 24 bulan) 30%-40% bilateral (rata-rata umur saat diagnosis 14 bulan)

    2.1.3 ETIOLOGI

    Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen RB1, yang terletak pada lengan panjang

    kromosom 13 pada locus 14 (13q14) dan kode protein pRB, yang berfungsi sebagai

    supresor pembentukan tumor. pRB adalah nukleoprotein yang terikat pada DNA

    (Deoxiribo Nucleid Acid) dan mengontrol siklus sel pada transisi dari fase G1 sampai

    fase S. Jadi mengakibatkan perubahan keganasan dari sel retina primitif sebelum

    diferensiasi berakhir 1,2,3

    Retinoblastoma normal yang terdapat pada semua orang adalah suatu gen supresor

    atau anti-onkogen. Individu dengan penyakit yang herediter memiliki satu alel yang

    terganggu di setiap sel tubuhnya, apabila alel pasangannya di sel retina yang sedang

    tumbuh mengalami mutasi spontan, terbentuklah tumor. Pada bentuk penyakit yang

    nonherediter, kedua alel gen Retinoblastoma normal di sel retina yang sedang tumbuh

    diinaktifkan oleh mutasi spontan. 7

    2.1.4 PATOFISIOLOGI

    Teori tentang histogenesis dari Retinoblastoma yang paling banyak dipakai umumnya

    berasal dari sel prekursor multipotensial (mutasi pada lengan panjang kromosom pita

    13, yaitu 13q14 yang dapat berkembang pada beberapa sel retina dalam atau luar. Pada

    intraokular, tumor tersebut dapat memperlihatkan berbagai pola pertumbuhan yang

    akan dipaparkan di bawah ini.7

    Pola Penyebaran Tumor 3

    1. Pola pertumbuhan

    Retinoblastoma Intraokular dapat menampakkan sejumlah pola

    pertumbuhan, pada pola pertumbuhan endofitik, ini tampak sebagai gambaran

    massa putih sampai coklat muda yang menembus membran limitan interna.

    Retinoblastoma Endofitik kadang berhubungan dengan vitreus seeding. Sel-sel dari

    Retinoblastoma yang masih dapat hidup terlepas dalam vitreous dan ruang sub

    retina dan biasanya dapat menimbulkan perluasan tumor melalui mata. Vitreous

    seeding sebagian kecil meluas memberikan gambaran klinis mirip endopthalmitis,

    Universitas Sumatera Utara

  • vitreous seeding mungkin juga memasuki bilik mata depan, yang dapat berkumpul

    di iris membentuk nodule atau menempati bagian inferior membentuk

    Pseudohypopyon 1,2,7

    Tumor Eksofitik biasanya kuning keputihan dan terjadi pada ruang

    subretinal, yang mengenai pembuluh darah retina dan sering kali terjadi

    peningkatan diameter pembuluh darah dengan warna lebih pekat. Pertumbuhan

    Retinoblastoma Eksofitik sering dihubungkan dengan akumulasi cairan subretina

    yang dapat mengaburkan tumor dan sangat mirip ablasio retina eksudatif yang

    memberi kesan suatu Coats disease lanjut. Sel Retinoblastoma mempunyai

    kemampuan untuk implant dimana sebelumnya jaringan retina tidak terlibat dan

    tumbuh. Dengan demikian membuat kesan multisentris pada mata dengan hanya

    tumor primer tunggal.1 Sebagaimana tumor tumbuh, fokus kalsifikasi yang

    berkembang memberikan gambar khas chalky white appearance. 2

    2. Invasi saraf optikus; dengan penyebaran tumor sepanjang ruang sub arachnoid ke

    otak. Sel Retinoblastoma paling sering keluar dari mata dengan menginvasi saraf

    optikus dan meluas kedalam ruang sub arachnoid. 2

    3. Diffuse infiltration retina

    Pola yang ketiga adalah Retinoblastoma yang tumbuh menginfiltrasi luas yang

    biasanya unilateral, nonherediter, dan ditemukan pada anak yang berumur lebih dari

    5 tahun. Pada tumor dijumpai adanya injeksi conjunctiva, anterior chamber

    seeding, pseudohypopyon, gumpalan besar sel vitreous dan tumor yang

    menginfiltrasi retina, karena masa tumor yang dijumpai tidak jelas, diagnosis sering

    dikacaukan dengan keadaan inflamasi seperti pada uveitis intermediate yang tidak

    diketahui etiologinya. Glaukoma sekunder dan Rubeosis Iridis terjadi pada sekitar

    50% kasus. 1,2

    4. Penyebaran metastasis ke kelenjar limfe regional, paru, otak dan tulang. 3,9

    Sel tumor mungkin juga melewati kanal atau melalui slera untuk masuk ke orbita.

    Perluasan ekstraokular dapat mengakibatkan proptosis sebagaimana tumor

    Universitas Sumatera Utara

  • tumbuh dalam orbita. Pada bilik mata depan, sel tumor menginvasi trabecular

    messwork, memberi jalan masuk ke limphatik conjunctiva. Kemudian timbul

    kelenjar limfe preauricular dan cervical yang dapat teraba.2

    Di Amerika Serikat, pada saat diagnosis pasien, jarang dijumpai dengan metastasis

    sistemik dan perluasan intrakranial. Tempat metastasis Retinoblastoma yang paling

    sering pada anak mengenai tulang kepala, tulang distal, otak, vertebra, kelenjar limphe

    dan viscera abdomen. 4

    2.1.5 MANIFESTASI KLINIS

    Tanda-tanda Retinoblastoma yang paling sering dijumpai adalah leukokoria

    (white pupillary reflex) yang digambarkan sebagai mata yang bercahaya, berkilat, atau

    cats-eye appearance, strabismus dan inflamasi okular. Gambaran lain yang jarang

    dijumpai, seperti Heterochromia, Hyfema, Vitreous Hemoragik, Sellulitis, Glaukoma,

    Proptosis dan Hypopion. Tanda tambahan yang jarang, lesi kecil yang ditemukan pada

    pemeriksaan rutin. Keluhan visus jarang karena kebanyakan pasien anak umur

    prasekolah.1,2 Tanda Retinoblastoma : 2

    Pasien umur < 5 tahun

    Leukokoria (54%-62%), * Proptosis Strabismus (18%-22%) * Katarak Hypopion * Glaukoma Hyphema * Nystagmus Heterochromia * Tearing Spontaneous globe perforation * Anisocoria

    Pasien umur > 5 tahun

    Leukokoria (35%) * Inflamasi (2%-10%) Penurunan visus (35%) * Floater (4%) Strabismus (15%) * Pain (4%

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.6 KLASIFIKASI

    Klasifikasi Reese-Ellsworth adalah metode penggolongan retinoblastoma

    intraokular yang paling sering digunakan, tetapi klasifikasi ini tidak menggolongkan

    Retinoblastoma ekstraokular. Klasifikasi diambil dari perhitungan jumlah, ukuran,

    lokasi tumor dan dijumpai atau tidak dijumpai adanya vitreous seeding.

    Klasifikasi Reese-Ellsworth

    Group I a. Tumor Soliter, ukuran kurang dari 4 diameter disc, pada atau dibelakang

    equator

    b. Tumor Multipel, ukuran tidak melebihi 4 diameter disc, semua pada atau

    dibelakang equator

    Group II a. Tumor Soliter, ukuran 4-10 diameter disc, pada atau dibelakang equator

    b. Tumor Multipel, ukuran 4-10 diameter disc, dibelakang equator

    Group III a. Ada lesi dianterior equator

    b. Tumor Soliter lebih besar 10 diameter disc dibelakang equator.

    Group IV a. Tumor Multipel, beberapa besarnya lebih besar dari 10 diameter disc

    b. Ada lesi yang meluas ke anterior ora serrata

    Group V a. Massive Seeding melibatkan lebih dari setengah retina

    b. Vitreous seeding

    Childrens Oncology Group (COG) sekarang ini melakukan evaluasi sebuah

    sistem klasifikasi internasional yang baru, yang akan digunakan pada percobaan klinis

    serial yang akan datang. 1,2,5

    Universitas Sumatera Utara

  • Klasifikasi Internasional 2,5

    Group A Kecil, ukuran < 3mm

    Group B Besar, ukuran >3mm

    Makula

    Juxtapapillary

    Cairan sub retina

    o Lokasi di macula (< 3 mm dari Foveola) o Lokasi di Juxtapapillary

    (< 1.5 mm dari papil)

    Dengan cairan sub retina, 3 mm dari margin

    Group C Penyebaran local, Retinoblastoma dengan :

    o Penyebaran sub retina < 3mm dari RB o Penyebaran Vitreous < 3 mm dari RB

    Penyebaran sub retina dan vitreous < 3 mm dari RB

    Group D Penyebaran difus RB dengan :

    o Cairan sub retina > 3mm dari RB o Penyebaran sub retina > 3mm dari RB o Penyebaran vitreous > 3 mm dari RB

    Penyebaran sub retina dan vitreous > 3 mm dari RB

    Group E Penyebaran Ekstensif Melibatkan > 50% dari bola mata atau :

    o Glaukoma Neovaskular o Media opaque akibat perdarahan bilik mata depan,

    vitreous atau ruang sub-retina

    o Invasi nervus optic post laminar,koroid (>2mm),sclera,orbit dan bilik mata depan

    o Pthisis bulbi post RB o Selulitis orbita yang merupakan tumor nekrosis

    aseptik

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.7 DIAGNOSIS

    Anak yang menderita Retinoblastoma harus mendapatkan pemeriksaan fisik

    dan laboratorium serta pemeriksaan penunjang yang lengkap oleh Onkologis

    Anak.11 Di bagian Mata pemeriksaan dengan anastesi (Examination under anesthesia

    / EUA) diperlukan pada semua pasien untuk mendapatkan pemeriksaan yang lengkap

    dan menyeluruh. Lokasi tumor multipel harus dicatat secara jelas. Tekanan intra

    okular dan diameter cornea harus diukur saat operasi. USG dapat membantu dalam

    diagnosis retinoblastoma yang menunjukkan ciri khas kalsifikasi dalam tumor

    meskipun dapat terlihat juga pada CT Scan, MRI lebih disukai sebagai modal

    diagnostik untuk menilai nervus optikus, orbita dan otak. MRI tidak hanya

    memberikan resolusi jaringan lunak yang lebih baik, tapi juga menghindari bahaya

    terpapar radiasi. Studi terbaru menganjurkan evaluasi metastasis sistemik,

    khususnya sumsum tulang dan lumbal punksi. tidak di indikasikan pada anak tanpa

    abnormalitas neurologis atau adanya bukti perluasan ekstraokular. Jika diperkirakan

    adanya perluasan ke saraf optikus, lumbal punksi dilakukan. Orang tua dan saudara

    kandung harus diperiksa untuk membuktikan Retinoblastoma atau Retinoma yang

    tidak diterapi, sebagai bukti untuk predisposisi heriditer terhadap penyakit. 2

    Rata-rata umur pada saat diagnosis tergantung riwayat keluarga dan lateral penyakit :

    - Pasien dengan riwayat keluarga Retinoblastoma yang diketahui : 4 bulan

    - Pasien dengan penyakit bilateral : 14 bulan

    - Pasien dengan penyakit unilateral : 24 bulan

    Sekitar 90% kasus didiagnosis pada pasien umur dibawah 3 tahun. 2

    2.1.8 GAMBARAN HISTOLOGI

    Khas gambaran histopatologis Retinoblastoma yang biasanya dijumpai adanya

    Flexner-Wintersteiner rosettes dan gambaran fleurettes yang jarang. Keduanya

    dijumpai pada derajat terbatas pada diferensiasi sel retina. Homer-Wright rosettes juga

    Universitas Sumatera Utara

  • seing dijumpai tapi kurang spesifik untuk Retinoblastoma karena sering juga dijumpai

    pada tumor Neuroblastik lain. Kalsifikasi luas biasa dijumpai. 1

    Tumor terdiri dari sel basophilic kecil ( Retinoblast), dengan nukleus

    hiperkhromotik besar dan sedikit sitoplasma. Kebanyakan Retinoblastoma tidak dapat

    dibedakan, tapi macam-macam derajat diferensiasi Retinoblastoma ditandai oleh

    pembentukan Rosettes, yang terdiri dari 3 tipe : 3

    1. Flexner-wintersteiner Rosettes, yang terdiri dari lumen central yang dikelilingi

    oleh sel kolumnar tinggi. Nukleus sel ini lebih jauh dari lumen.

    2. Homer-Wright Rosettes, rosettes yang tidak mempunyai lumen dan sel terbentuk

    mengelilingi masa proses eosinophilik

    3. Flerettes adalah fokus sel tumor, yang mana menunjukkan differensiasi

    fotoreseptor, kelompok sel dengan proses pembentukan sitoplasma dan tampak

    menyerupai karangan bunga.3

    2.1.9 PENATALAKSANAAN

    Saat Retinoblastoma pertama di terapi yang paling penting dipahami bahwa

    Retinoblastoma adalah suatu keganasan. Saat penyakit ditemukan pada mata, angka

    harapan hidup melebihi 95% di negara barat. Walaupun dengan penyebaran

    ekstraokular, angka harapan hidup menurun sampai kurang dari 50%. Selanjutnya

    dalam memutuskan strategi terapi, sasaran pertama yang harus adalah

    menyelamatkan kehidupan, kemudian menyelamatkan mata, dan akhirnya

    menyelamatkan visus. Managemen modern Retinoblastoma Intraokular sekarang ini

    dengan menggabungkan kemampuan terapi yang berbeda mencakup Enukleasi,

    Eksenterasi,Kemoterapi, Photocoagulasi, Krioterapi, External-Beam Radiation dan

    Plaque Radiotherapy.2

    Penatalaksanaan Retinoblastoma berubah secara dramatis pada dekade yang

    lalu dan terus berkembang. External Beam Radiotherapy jarang digunakan sebagai

    terapi utama Retinoblastoma Intraokular karena berhubungan dengan deformitas

    kraniofacial dan tumor sekunder pada daerah radiasi. Enukleasi primer pada

    Retinoblastoma unilateral lanjut masih direkomendasikan untuk menghindari efek

    samping kemoterapi sistemik Dihindari manipulasi yang tidak diperlukan pada bola

    Universitas Sumatera Utara

  • mata dan sepanjang saraf optikus untuk menghindari penyebaran tumor ke

    Ekstraokular. 1

    1. Enukleasi

    Enukleasi masih menjadi terapi definitif untuk Retinoblastoma.Walaupun

    beberapa dekade terakhir terjadi penurunan frekuensi enukleasi baik pada kasus

    unilateral maupun bilateral 12. Enukleasi dipertimbangkan sebagai intervensi yang

    tepat jika :

    Tumor melibatkan lebih dari 50% bola mata Dugaan terlibatnya orbita dan nervus optikus Melibatkan segmen anterior dengan atau tanpa Glaukoma Neovaskular. 2

    2. Kemoterapi

    Kemajuan yang berarti dalam penatalaksaan Retinoblastoma Intraokular Bilateral

    pada dekade terakhir masih menggunakan kemoterapi sistemik primer. Pemberian

    kemoterapi sistemik mengurangi ukuran tumor, berikutnya dapat menggunakan

    gabungan fokal terapi dengan Laser, Krioterapi atau Radioterapi, perubahan ini

    dapat terjadi sebagai akibat kamajuan dalam terapi kedua tumor otak dan

    metastasis Retinoblastoma. Sekarang ini regimen kombinasi bermacam-macam

    seperti Carboplatin, Vincristine, Etoposide dan Cyclosporine. Anak-anak yang

    mendapat obat kemoterapi secara intravena setiap 3-4 minggu untuk 4-9 siklus

    kemoterapi. 2

    Kemoterapi sistemik primer (chemoreduction) diikuti oleh terapi lokal

    (gabungan) sekarang secara lebih sering digunakan vision-sparing tecnique.

    Kebanyakan studi Chemoreduction untuk Retinoblastoma menggunakan

    Vincristine, Carboplatin, dan Epipodophyllotoxin, lainya Etoposide atau

    Teniposide, tambahan lainya Cyclosporine. Agen pilihan sebaiknya bervariasi

    dalam jumlah dan siklus menurut lembaga masing-masing. Kemoterapi jarang

    berhasil bila digunakan sendiri, tapi pada beberapa kasus terapi lokal

    (Kriotherapy, Laser Photocoagulation, Thermotherapy atau Plaque

    Radiotherapy) dapat digunakan tanpa Kemoterapi. Efek samping terapi

    Chemoreduction antara lain hitung darah yang rendah, rambut rontok, tuli,

    Universitas Sumatera Utara

  • toksisitas renal, gangguan neurologik dan jantung. Leukemia myologenous akut

    pernah dilaporkan setelah pemberian regimen chemoreduction termasuk

    etoposide. Pemberian kemoterapi lokal sedang diteliti, berpotensi meminimalkan

    komplikasi sistemik. 1,13

    3. Periocular Chemotherapy

    Periocular Chemotherapy yang akan datang dimasukkan dalam COG trial

    berdasarkan pada data terbaru penggunaan carboplatin subconjunctiva sebagai

    terapi Retinoblastoma pada percobaan klinis phase 1 dan 2, keduanya baik

    vitreous seeding dan tumor retina didapati adanya respon terhadap terapi ini.

    Toksisitas lokal minor berupa orbit myositis pernah dilaporkan setelah pemberian

    Carboplatin subconjuctiva dan respon terhadap kortikosteroid oral, dan reaksi

    yang lebih berat termasuk optik atropi pernah dilaporkan. 2

    4. Photocoagulation dan Hyperthermia

    Xenon dan Argon Laser (532 nm) secara tradisional digunakan untuk terapi

    Retinoblastoma yang tinggi apek kurang dari 3mm dengan dimensi basal kurang

    dari 10 mm, 2-3 siklus putaran Photocoagulation merusak suplai darah tumor,

    selanjutnya mengalami regresi. Laser yang lebih berat digunakan untuk terapi

    langsung pada permukaan tumor. Laser diode (8-10mm) digunakan sebagai

    hyperthermia. Penggunaan langsung pada permukaan tumor menjadikan

    temperatur tumor sampai 45-60oC dan mempunyai pengaruh sitotoksik langsung

    yang dapat bertambah dengan Kemoterapi dan Radioterapi.

    5. Krioterapi

    Juga efektif untuk tumor dengan ukuran dimensi basal kurang dari 10mm dan

    ketebalan apical 3mm. Krioterapi digunakan dengan visualisasi langsung dengan

    Triple Freeze-Thaw Technique. Khususnya Laser Photoablation dipilih untuk

    tumor pada lokasi posterior dan cryoablation untuk tumor yang terletak lebih

    anterior.Terapi tumor yang berulang sering memerlukan kedua tekhnik tersebut.

    Selanjut di follow up pertumbuhan tumor atau komplikasi terapi. 2

    6. External-Beam Radiation Therapy

    Tumor Retinoblastoma respon terhadap radiasi, digunakan teknik terbaru yang

    dipusatkan pada terapi radiasi megavoltage, sering memakai Lens-Sparing

    Universitas Sumatera Utara

  • Technique, untuk melepaskan 4000-4500 cGy dengan interval terapi lebih dari 4-

    6 minggu. Khusus untuk terapi pada anak Retinoblastoma bilateral yang tidak

    respon terhadap Laser atau Krioterapi. Keselamatan bola mata baik, dapat

    dipertahankan sampai 85%. Fungsi visual sering baik dan hanya dibatasi oleh

    lokasi tumor atau komplikasi sekunder. 2

    Dua hal penting yang membatasi pada penggunaan External Beam

    Radiotherapy dengan teknik sekunder adalah :

    1. Gabungan mutasi germline gen RB1 dengan peningkatan umur hidup pada

    resiko kedua, tidak tergantung pada keganasan primer (seperti osteosarcoma)

    yang dieksaserbasisi oleh paparan External Beam Radiotherapy.

    2. Sequele yang dihubungkan dengan kekuatan Radiotheraphy meliputi midface

    hypoplasia, Radiation Induced-Cataract, dan Radiation Optic Neuropathy

    dan Vasculopathy. 2

    Bukti menunjukkan kemampuan terapi yang dikombinasi menggunakan

    External Beam Radiotherapy dosis rendah dan Kemoterapi diperbolehkan untuk

    meningkatkan keselamatan bola mata dengan menurunkan morbiditas radiasi.

    Sebagai tambahan penggunaan kemoterapi sistemik dapat memperlambat kebutuhan

    External Beam Radiotherapy, memberikan perkembangan orbita yang baik dan

    secara bermakna menurunkan resiko malignansi sekunder sewaktu anak berumur

    satu tahun.2

    7. Plaque Radiotherapy ( Brachytherapy )

    Radioactive Plaque terapi dapat digunakan pada terapi penyelamatan mata

    dimana terapi penyelamatan bola mata gagal untuk menghancurkan semua tumor

    aktif dan sebagai terapi utama terhadap beberapa anak dengan ukuran tumor

    relatif kecil sampai sedang.

    Teknik ini secara umum dapat digunakan pada tumor yang dengan diameter basal

    kurang dari 16mm dan ketebalan apical 8 mm. Isotop yang lebih sering digunakan

    adalah lodine 125 dan Ruthenium 106. 2\

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.10 FOLLOW UP

    1. Setelah Radioterapi atau Kemoterapi,regresi tumor menjadi massa kalsifikasi

    Cottage-Cheese, Fish-Flesh Translucent Mass, gabungan keduanya atau Scar

    Atropi Datar.

    2. Tumor baru dapat berkembang pada pasien dengan Retinoblastoma yang

    diwariskan, khususnya yang diterapi pada umur sangat muda.Tumor ini

    cenderung ke anterior dan tidak dapat dicegah dengan kemoterapi karena tidak

    ada pasokan darah. Rekuren tumor lokal biasanya terjadi dalam 6 bulan terapi.

    3. Jika Retinoblastoma diterapi secara konservatif, pemeriksaan tanpa anastesi

    diperlukan setiap 2-8 minggu hingga umur 3 tahun, setelah waktu ini

    pemeriksaan tanpa anastesi dilakukan setiap 6 bulan sampai umur sekitar 5 tahun,

    kemudian setiap tahun hingga umur 10 tahun.

    4. MR Orbita diindikasikan pada kasus resiko tinggi pada sekitar 18 bulan, jika pada

    anak mempunyai resiko berkembangnya neoplasma ganas sekunder, orang tua

    harus diberi pengarahan supaya waspada terhadap gambaran sakit dan bengkak

    serta berhak untuk meminta perhatian medis jika tidak ada perbaikan dalam 1

    minggu.

    2.1.11 PROGNOSA

    1. Anak-anak dengan Retinoblastoma Intraokular yang mendapat perawatan medis

    modern mempunyai prognosis yang baik untuk bertahan hidup. Di negara

    berkembang laju keselamatan hidup pada anak lebih dari 95%. Kebanyakan faktor

    resiko penting yang dihubungkan dengan kematian adalah tumor yang meluas ke

    ekstraokular, secara lansung melalui sclera, atau yang lebih sering dengan invasi

    saraf optikus, khususnya pada pembedahan Reseksi Margin. Anak yang bertahan

    dengan Retinoblastoma Bilateral meningkatkan insiden keganasan non okular

    dikemudian hari. Kira-kira waktu laten untuk perkembangan tumor sekunder 9

    tahun dari penatalaksaan Retinoblastoma primer. Mutasi RBI dihubungkan

    Universitas Sumatera Utara

  • dengan insiden 26,5% perkembangan tumor sekunder dalam 50 tahun pada pasien

    yang diterapi tanpa terpapar terapi radiasi. 2

    2. External Beam Radiotherapy menurukan Periode Laten, meningkatkan insidensi

    tumor sekunder pada 30 tahun pertama kehidupan, sebagaimana proporsi tumor

    meningkat baik pada kepala dan leher. Jenis tumor sekunder yang paling sering

    tampak pada pasien ini adalah Osteogenic Sarcoma. Keganasan sekunder lain

    yang relatif sering adalah Pinealoma, Tumor Otak, Cutaneous Melanoma, Soft

    Tissue Sarcoma, dan Tumor-Tumor Primitive yang tidak diklasifikasikan.2

    Universitas Sumatera Utara