sasbel 3 mencret

Upload: rivahazmar

Post on 06-Oct-2015

284 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

A. Pengertian Asam Basa

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.HxZ x H+ + ZxJumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 5.1.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.M(OH)x Mx+ + x OHJumlah ion OH yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada tabel 5.2.

Asam sulfat dan magnesium hidroksida dalam air mengion sebagai berikut.

H2SO4 2 H+ + SO42Mg(OH)2 Mg+ + 2 OH

Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:H2O(l) H+(aq) + OH(aq)

Harga tetapan air adalah:

Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH sangat kecil dibandingkan dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O dapat dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan kesetimbangan air atau ditulis Kw.Jadi,

Pada suhu 25 C, Kw yang didapat dari percobaan adalah 1,0 1014.Harga Kw ini tergantung pada suhu, tetapi untuk percobaan yang suhunya tidak terlalu menyimpang jauh dari 25 C, harga Kw itu dapat dianggap tetap.Harga Kw pada berbagai suhu dapat dilihat pada tabel berikut.

Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion ion H+ yang dihasilkanoleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

1. Asam KuatAsam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnyamenjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksiberkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.HA(aq) H+(aq) + A(aq)

2. Asam LemahAsam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikitterionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksikesetimbangan.Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskansebagai berikut.HA(aq) H+(aq) + A(aq)

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong kekanan, akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakanukuran kekuatan asam, makin besar Ka makin kuat asam.Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A],maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion ion OH yang dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya.Berdasarkan banyak sedikitnya ion OH yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.1. Basa Kuat

Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.M(OH)x(aq) Mx+(aq) + x OH(aq)

dengan: x = valensi basaM = konsentrasi basa

2. Basa Lemah

Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan.Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.M(OH)(aq) M+(aq) + OH(aq)

Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb bertambah besar.Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb makin kuat basa.Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana.Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+.Bilangan ini kita kenal dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 14 dan ditulis:

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:a. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH] atau pH = pOH = 7.b. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH] atau pH < 7.c. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH] atau pH > 7.

Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.Perhatikan contoh di bawah ini.Jika konsentrasi ion H+ = 0,01 M, maka pH = log 0,01 = 2Jika konsentrasi ion H+ = 0,001 M (10 kali lebih kecil) maka pH = log 0,001 = 3 (naik 1 satuan)Jadi dapat disimpulkan: Makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.

Untuk menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut.1. Menggunakan Beberapa Indikator

Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990).Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator.Indikator memiliki trayek perubahan warna yang berbeda-beda.Dengan demikian dari uji larutan dengan beberapa indikator akan diperoleh daerah irisan pH larutan.Contoh, suatu larutan dengan brom timol biru (6,0 7,6) berwarna biru dan dengan fenolftalein (8,310,0) tidak berwarna, maka pH larutan itu adalah 7,68,3.Hal ini disebabkan jika brom timol biru berwarna biru, berarti pH larutan lebih besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang dari 8,3.

Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton.

Perhatikan contoh berikut.NH4 + (aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+(aq)

asam basa

H2O(l) + NH3(aq) NH4+(aq) + OH(aq)

asam basa

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan sebagai basa (akseptor proton).Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena hal-hal berikut :Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Konsep asam-basa ronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.Asam dan Basa Konjugasi

Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam tersebut.Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.Perhatikan tabel berikut.

Pasangan asam-basa setelah terjadi serah-terima proton dinamakan asam-basa konjugasi.

Konsep Asam-Basa LEWIS

Teori asam basa LewisAsam menurut Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan electron)

Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron).

Lewis mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan kovalen antara B dan H.

Teori asam basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :

Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.

Contoh :

Tunjukkan bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis

Reaksi antara larutan HCl dan NaOH ;

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Untuk menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi ion:

HCl H+ + Cl- NaOH Na+ + OH-

NaCl Na+ + Cl- H2O

Reaksi ion bersihnya adalah :

H+ + OH- H2O(l)

Ikatan kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang elektron dari OH- ke H+

Asam basa Lewis, Asam basa dan RedoksKata Kunci: A.L.Lavoisier, asam basa Bronsted, asam Lewis, bilangan akseptor, bilangan donor, konstanta kesetimbangan reaksi, oksidator, perbatasan, reaksi asam basa, redoksDitulis oleh Taro Saito pada 24-10-2009Asam basa LewisSementara konsep asam basa Brnsted terbatas pada transfer proton, asam Lewis A biasanya didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron dan basa Lewis B sebagai donor, pasangan elektron. Asam A dan basa :B terikat membentuk aduk A:B. Misalnya, asam Lewis BF3 dan basa bas Lewis OEt2 (dietileter) membentuk aduk F3B:OEt2. Kestabilannya meningkat dengan terbentuknya oktet di sekitar boron ketika terbentuk aduk. Kestabilan aduk diungkapkan dalam konstanta kesetimbangan reaksi :

Oleh karena itu, keasaman Lewis diukur dengan membandingkan Kf terhadap basa yang sama :B.

Karena proton juga merupakan akseptor elektron, asam Brnsted adalah kasus spesial definisi asam yang lebih umum yakni Lewis. Menurut definisi ini, ikatan koordinat antara logam transisi (asam Lewis) dan ligan (basa Lewis) juga merupakan reaksi asam basa.

V. Gutmann mengusulkan negatif entalpi pembentukan (dalam satuan kkal.mol-1) dari aduk (Cl5Sb-Sol) dari suatu pelarut Sol (solvent) dengan asam standar (SbCl5) dalam dikhloroetana sebagai ukuran kebasaan Lewis pelarut. Bilangan ini disebut bilangan donor (donor number (D.N.)) pelarut. Di pihak lain, pergeseran kimia 31P NMR dari Et3P dalam pelarut didefinisikan sebagai ukuran keasaman Lewis pelarut dan disebut dengan bilangan akseptor (acceptor number (A.N.)). Klasifikasi asam basa keras lunak R. G. Pearson mengklasifikasikan asam basa Lewis sesuai dengan kekerasan dan kelunakannya. Klasifikasi ini merupakan perluasan dari teori yang awalnya dikembangkan oleh S. Ahrland, J. Chatt, dan N. R. Davies, yang mengusulkan agar kation logam diklasifikasikan dalam urutan konstanta kestabilan pembentukan kompleksnya dengan anion halida Kf. Urutannya adalah I < Br < Cl < f untuk ion logam yang masuk klas a, dan urutannya mengikuti f < Cl < Br < I pada logam klas b. Jenis a adalah kation asam keras, dan kelas b adalah jenis asam lunak. Kation logam yang tidak terlalu bergantung pada jenis halogen adalah yang masuk kelas perbatasan.

Yang harus dicatat adalah Kf cenderung bernilai besar dengan bergabungnya asam keras dan basa keras, atau asam lunak dan basa lunak. Bila konsep ini diperluas dari kation sederhana dan anion halida ke asam dan basa Lewis umum, asam basa tadi dapat diklasifikasikan dengan afinitas asam basa keras lunak. Asam basa keras lunak yang khas ditunjukkan di Tabel 3.3.

Ungkapan kualitatif kelunakan adalah bentuk pengungkapan dengan bahasa lain kemudahan polarisasi dan semakin besarnya kontribusi kovalensi dari ikatan ion dalam ikatan. Kation alkali dan alkali tanah serta aluminum adalah asam keras dan kation merkuri, tembaga, perak, dan emas, dsb. termasuk kelas lunak. Sementara oksida adalah anion keras, sulfida dan senyawa fosfor adalah anion lunak. Dalam mineral di kerak bumi, aluminum yang keras dan oksofilik (suka pada oksigen) didapatkan sebagai oksida, dan kadmium, yang lunak dan kalkofilik ditemukan sebagai sulfida

Asam basa dan redoksBeberapa orang mencampuradukkan asam basa dan redoks. Kebingungan ini pertama disebabkan oleh istilah yang mirip yakni asal usul oksigen dan kedua kesalahpahaman transfer elektron. Dalam sejarah, A. L. Lavoisier, yang merupakan bapak besar kimia modern di abad 18, mengganggap oksigen sebagai bahan dasar semua asam. Ia juga mendefinisikan oksidasi sebagai pembentukan oksida dari suatu unsur dan oksigen. Definisi asam basa dan redoks yang sekarang muncul jauh setelah Lavoiser. Lebih lanjut, asam Lewis menerima pasangan elektron dari basa membentuk kompleks asam-basa, dan oksidator menangkap elektron dari reduktor seraya mengalami reduksi. Fakta bahwa asam dan oksidator adalah akseptor elektron, dan basa dan reduktor adalah donor elektron, juga merupakan salah satu sumber kebingungan itu.

(http://rumushitung.com/2013/01/16/indikator-asam-basa-kimia/ ()

Indikator Asam Basa (Kimia)January 16, 2013Filled under rumus kimia1 CommentIndikator Asam Basa (Kimia)- Apakah yang dimaksud dengan indikator asam basa sobat hitung? Seperti namanya, indikator asam basa, bisa diartikan sebagai zat atau materi ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat itu termasuk asam, basa, atau netral. Lebih dari itu indikator asam basa buatan yang modern bisa juga bisa menghitung nilai Ph atau POH dari suatu zat. Ada banyak sekali jenis indikator asam basa yang selama ini dibunakan. Berikut ini beberapa diantara indikator asam basa yang berhasil rumushitung rangkum

1. Kertas LakmusKertas lakmus pasti sudah populer di kalangan sobat hitung yang pernah praktik indikator asam basa waktu sma. Lakmus sendiri sejatinya merupakan asam lemah. Indikator asam basa ini mudah sekali penggunaannya, kita tinggal merobek kertas lakmus lalu memasukkan ke dalam larutan yang akan diuji.Berikut tabel indikator asam basa kertas lakmus:

IndikatorAsam BasaLarutanAsamLarutanBasaLakmus MerahMerahBiruLakmus BiruMerahBiruUntuk menghafalnya gampang pegang prinsip mau apapun warna kertas lakmus nya pasti Asam Merah Basa Biru

Penentuan pH Larutan dan Perubahan pH pada Titrasi Asam-BasaSenin, 17 September 2012

I. JUDULPenentuan pH Larutan dan Perubahan pH pada Titrasi Asam-BasaII. TUJUANA. Penentuan pH LarutanMenentukan pH larutan dengan menggunakan indicator MO, MR, BTB, dan PPB. Perubahan pH pada Titrasi Asam-BasaUmum : Mahasiswa dapat memahami kesetimbangan larutan Asam-BasaKhusus :Mahasiswa dapat :1. Menuliskan hasil reaksi larutan asam-basa2. Menghitung pH larutan asam kuat dan asam lemah3. Menghitung pH larutan basa kuat dan basa lemah4. Menghitung pH larutan buffer5. Menghitung pH larutan yang mengalami hidrolisis6. Menjelaskan peranan indicator dalam titrasi dalam titrasi asam-basa

III. DASAR TEORIPENENTUAN pH LARUTANKonsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menentukan sifat sifat dari larutan terutama, larutan dalam air. Menurut Sorensen , Ph merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan dirumuskan sebagai berikut :pH = log [H+]Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat digunakan rumusan harga Poh:pOH = log [OH-]Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapankesetimbangan :Kw = [H+] [OH-]Jadi dengan menggunaan konsep log = p ,maka :

- Log Kw = log [H+] [OH-]- Log Kw ={ log [H+]} + {- log [OH-]}pKw = pH + Poh

INDIKATOR SEBAGAI ASAM LEMAHLakmusLakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. H adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. Lit adalah molekul asam lemah.Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:

Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada kesetimbangan ini.Penambahan ion hidroksida:Penambahan ion hidrogen:

Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan, konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat merupakan pencampuran dari keduanya.

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata netral adalah bahwa tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk indikator yang lain.Jingga metil (Methyl orange)Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah:

Sekarang, anda mungkin berfikir bahwa ketika anda menambahkan asam, ion hidrogen akan ditangkap oleh yang bermuatan negatif oksigen. Itulah tempat yang jelas untuk memulainya. Tidak begitu!Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:

Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 mendekati netral. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.FenolftaleinFenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya mengubah indikator menjadi merah muda.Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk mendeteksinya dengan akurat!Rentang pH indikatorPentingnya pKindBerpikirlah tentang indikator yang umum, HInd dimana Ind adalah bagian indikator yang terlepas dari ion hidrogen yang diberikan keluar:

Karena hal ini hanya seperti asam lemah yang lain, anda dapat menuliskan ungkapan Ka untuk indikator tersebut. Kita akan menyebutnya Kind untuk memberikan penekanan bahwa yang kita bicarakan di sini adalah mengenai indikator.Pikirkanlah apa yang terjadi pada setengah reaksi selama terjadinya perubahan warna. Pada titik ini konsentrasi asam dan ion-nya adalah sebanding. Pada kasus tersebut, keduanya akan menghapuskan ungkapan Kind.Anda dapat menggunakan hal ini untuk menentukan pH pada titik reaksi searah. Jika anda menyusun ulang persamaan yang terakhir pada bagian sebelah kiri, dan kemudian mengubahnya pada pH dan pKind, anda akan memperoleh:

Hal itu berarti bahwa titik akhir untuk indikator bergantung seluruhnya pada harga pKind. Untuk indikator yang kita miliki dapat dilihat dibawah ini:indikator pKindlakmus 6.5jingga metil 3.7fenolftalein 9.3Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus berguna untuk mendeteksi asam dan basa pada lab karena perubahan warnanya sekitar 7. Jingga metil atau fenolftalein sedikit kurang berguna.

Berikut ini dapat dilihat dengan lebih mudah dalam bentuk diagram.

Sebagai contoh, jingga metil akan berwarna kuning pada tiap larutan dengan pH lebih besar dari 4.4. Hal ini tidak dapat dibedakan antara asam lemah dengan pH 5 atau basa kuat dengan pH 14.TITRASI ASAM BASAPrinsip Titrasi Asam basaTitrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen.Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

Cara Mengetahui Titik EkuivalenAda dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalent.2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai titik akhir titrasi.Harus diingat bahwa titik ekivalen titrasi yang mana anda memiliki campuran dua zat pada perbandingan yang tepat sama. anda tak pelak lagi membutuhkan pemilihan indikator yang perubahan warnanya mendekati titik ekivalen. Indikator yang dipilih bervariasi dari satu titrasi ke titirasi yang lain.

Asam kuat vs basa kuatDiagram berikut menunjukkan kurva pH untuk penambahan asam kuat pada basa kuat. Bagian yang diarsir pada gambar tersebut adalah rentang pH untuk jingga metil dan fenolftalein.

anda dapat melihat bahwa tidak terdapat perubahan indikator pada titik ekivalen.Akan tetapi, gambar menurun tajam pada titik ekivalen tersebut yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada volume asam yang ditambahkan apapun indikator yang anda pilih. Akan tetapi, hal tersebut berguna pada titrasi untuk memilihih kemungkinan warna terbaik melalui penggunaan tiap indikator.Jika anda mengguanakan fenolftalein, anda akan mentitrasi sampai fenolftalein berubah menjadi tak berwarna (pada pH 8,8) karena itu adalah titik terdekat untuk mendapatkan titik ekivalen.Dilain pihak, dengan menggunakan jingga metil, anda akan mentitrasi sampai bagian pertama kali muncul warna jingga dalam larutan. Jika larutan berubah menjadi merah, anda mendapatkan titik yang lebih jauh dari titik ekivalen.

Asam kuat vs basa lemah

Kali ini adalah sangat jelas bahwa fenolftalein akan lebih tidak berguna. Akan tetapi jingga metil mulai berubah dari kuning menjadi jingga sangat mendekati titik ekivalen.anda memiliki pilihan indiaktor yang berubah warna pada bagian kurva yang curam.Asam lemah vs basa kuat

Kali ini, jingga metil sia-sia! Akan tetapi, fenolftalein berubah warna dengan tepat pada tempat yang anda inginkan.Asam lemah vs basa lemahKurva berikut adalah untuk kasus dimana asam dan basa keduanya sebanding lemahnya sebagai contoh, asam etanoat dan larutan amonia. Pada kasus yang lain, titik ekivalen akan terletak pada pH yang lain.

Anda dapat melihat bahwa kedua indikator tidak dapat digunakan. Fenolftalein akan berakhir perubahannya sebelum tercapai titik ekivalen, dan jingga metil jauh ke bawah sekali.Ini memungkinkan untuk menemukan indiaktor yang memulai perubahan warna atau mengakhirinya pada titik eqivalen, karena pH titik ekivalen berbeda dari kasus yang satu ke kasus yang lain, anda tidak dapat mengeneralisirnya.Secara keseluruhan, anda tidak akan pernah mentitrasi asam lemah dan asam basa melalui adanya indikator.Larutan natrium karbonat dan asam hidroklorida encerBerikut ini adalah kasus yang menarik. Jika anda menggunakan fenolftalein atau jingga metil, keduanya akan memberikan hasil titirasi yang benar akan tetapi harga dengan fenolftalein akan lebih tepat dibandingkan dengan bagian jingga metil yang lain.

Hal ini terjadi bahwa fenolftalein selesai mengalami perubahan warnanya pada pH yang tepat dengan titik ekivalen pada saat untuk pertamakalinya natrium hidrogenkarbonat terbentuk.Perubahan warna jingga metil dengan tepat terjadi pada pH titik ekivalen bagian kedua reaksi.

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.Rumus Umum TitrasiPada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basaMol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:NxV asam = NxV basaNormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:nxMxV asam = nxVxM basaketerangan :N = NormalitasV = VolumeM = Molaritasn = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa)

IV. ALAT DAN BAHANA. Penentuan pH Larutan1. Alat1) daftar warna pH2) pipet tetes3) pelat tetes2. Bahan1) larutan indikator Mo2) larutan indikator MR3) larutan indikator BTB4) larutan indikator PP5) larutan HCl dan larutan CH3COOH 0,01 M6) larutan NaOH dan Larutan NH3 0,01 M7) Larutan NaCl, CH3COONa, dan NH4Cl 0,01 MLarutan air kapur, air sabun ,dan air sulingB. Perubahan pH pada Titrasi Asam-Basa1. Alat1) Buret2) Statif dan klem3) Erlenmeyer4) Corong5) Pipet6) Tabung reaksi7) Rak tabung reaksi2. Bahan1) larutan HCl 0,05M2) larutan CH3COOH 0,05 M3) larutan NaOH 0,05 M4) larutan indikator universal

V. CARA KERJAA. Penentuan pH LarutanMenempatkan pada lekuk pelat tetes larutan yang akan diuji masing-masing dua tetes. Kemudian menambahkan pada larutan-larutan tersebut masing-masing dua tetes larutan indikator MO. Dari perubahan warna yang terjadi, menentukan pH larutan.Mengulangi percobaan di atas dengan mengganti larutan indicator dengan larutan BTB, MR, dan PP.B. Perubahan pH pada Titrasi Asam-basa1. mengisi 12 tabung reaksi berturut-turut dengan larutan pH 1-12, menandai isi tabung reaksi kemudian menambahkan 3-4 tetes larutan indicator universal ke dalam larutan tersebut dan memperhatikan warnanya. Untuk selanjutnya menggunakan larutan ini sebagai larutamn pembanding.2. mengambil 10 ml larutan HCl 0,05 m dengan pipet yang sesuai kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml.3. menambahkan 2-4 tetes indikator universal ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan HCl 0,05 M, menggojognya dan membandingkan warnanya dengan warna larutan pembanding. Mencatat pH larutan yang sesuai.4. mengisi buret dengan larutan NaOH 0,05 M, kemudian menitrasi larutan HCl yang telah diambil dengan larutan NaOH dalam buret sampai terjadi perubahan warna. Kemudian membandingkan dengan warna pembanding, serta mencatat pH larutan yang sesuai serta volume larutan NaOH yang digunakan.5. melanjutkan penambahan larutan NaOH seperti di atas, mencatat pH larutan serta volume larutan NaOH yang telah ditambahkan pada setiap perubahan warna.6. menghentikan penambahan larutan NaOH setelah terejadi perubahan warna larutan yang sama dengan warna larutan pembanding pada pH 12. mencatat volume larutan NaOH yang telah ditambahkan.7. Mengulangi langkah 2 s/d 6, tetapi larutan HCl 0,05 M diganti dengan larutan CH3COOH 0,05 m.8. Membuat kurva yang menunjukkan hubungan antara pH larutan dengan volume penambahan larutan NaOH 0,05 M.9. menentukan besarnya pH larutan pada titik ekivalen.

VI. DATA PENGAMATANA. Penentuan pH LarutanLarutan Asam 0,01 M warna Yang Terjadi dengan IndikatorMO MR BTB PPHCl Merah muda Pink Orange tua Tak berwarnaCH3COOH Orange tua Ping tua Orange muda Tak berwarnaNaOH kuning kuning Biru tua Pink mudaNH3 kuning kuning Biru tua Pink mudaNaCl kuning kuning Hijau Tak berwarnaCH3COONa kuning kuning Biru Tak berwarnaNH4Cl kuning kuning Hijau muda Tak berwarnaair kapur kuning kuning Hijau tua Tak berwarnaair sabun kuning kuning Biru tua Pink tuaair suling kuning kuning hijau Tak berwarna

B. Perubahan pH pada Titrasi Asam-basaLarutan HCl 0,05 m Larutan CH3COOH 0,05 MVolume larutan pH larutan Volume larutan pH larutanNaOH 0,05 M (ml) campuran NaOH 0,05 M (ml) campuran- 1 - 40,6 2 6,4 50,8 3 7,6 64 4 8,6 78,5 5 9 118,6 6 10,6 128,65 78,7 88,75 98,8 108,9 11

VII. PEMBAHASANA. Analisa KuantitatifRumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut :a. Perhitungan terhadap titrasi HCl debgan NaOH 0,05 MKetika dititrasi warna HCl dicocokkan dengan larutan pembanding didapat pH= dengan vol NaOH mln HCl = M . V= x molN NaOH = M . V= y molHCl + NaOH - NaCl + H2OM x y - -R x x x xS - y-x x xJika sisa asam :[H+] = HCl setimbang = MV HCl + V NaOHJika sisa basa :[OH-] = NaOH setimbang = MV campuranpH = -log [H+]

b. Perhitungan terhadap titrasi HCl dengan NaOH 0,05 MKetika dititrasi warna CH3COOH dicocokkan dengan larutan pembanding didapat pH= dengan vol NaOH mln HCl = M . V= x molN NaOH = M . V= y molCH3COOH + NaOH - NaCl + H2OM x y - -R y y y yS x-y - y yJika sisa asam :[H+] =Ka . asam = M Ka = 1,8 . 10-5garamJika sisa basa :[OH-] = NaOH setimbang = MV campuranpH = -log [H+]Dari perhitungan, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :Titrasi HCl dengan NaOH

Vol larutan pHNaOH 0,05 M (ml) campuran- 1,3010,6 1,3570,8 1,3774 1,6788,5 2,3478,6 2,4258,65 2,4418,7 2,4588,75 2,4788,8 2,4968,9 2,536

Titrasi CH3COOH dengan NaOHVol larutan pHCH3COOH 0,05 M (ml) campuran- 3,0236,4 4,9957,6 5,2468,6 5,5339 5,69910,6 11,161

B. Analisa Kualitatif1. Penentuan pH LarutanPercobaan ini bertujuan untuk menentukan pH beberapa larutan dengan menggunakan beberapa indikator. Caranya yaitu dengan menguji larutan dengan menggunakan larutan indikator MO, MR, BTB, dan PP, kemudian memperkirakan warna larutan yang telah ditetesi indikator dengan trayek pH masing-masing Indikator. Prinsip dasarnya yaitu dengan membandingkan warna yang ditunjukkan oleh larutan dengan warna pada trayek pH tiap indikator.Dalam percobaan ini digunakan indikator MR, MO, PP, dan BTB dengan trayek pH sebagai berikut :Indikator Trayek pH Perubahan warnaMR 4,2-6,3 Merah KuningMO 2,9 4,0 Merah KuningBTB 6,0 7,6 Kuning BiruPP 8,3 10,0 Tak berwarana Merah

Dari daftar trayek perubahan pH beberapa indicator, pH larutan dapat diperkirakan.a. Larutan HClDengan indicator MO, larutan HCl 0,01 M menunjukkan warna merah muda sehingga pH berkisar antara 4,0. Dengan MR juga menunjukkan warna kuning sehingga pH > 6,3. Dengan indicator BTB larutan berwarna biru tua sehingga pH >7,6. Dan dengan indicator PP berwarna pink muda sehingga perkiraan pH antara 8,3 10,0. dari pengujian tersebut dapat ditentukan bahwa larutan NH3 0,01 M memiliki pH antara 8,3 10,0 atau bersifat basa.e. Larutan NaClPada pengujian dengan indicator MO larutan menunjukkan warna kuning atau pH > 4,0. Dengan MR larutan berwarna kuning atau pHnya > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna hijau atau pHnya antara 6,0 7,6. Dan dengan PP tidak berwarna atau pH 4,0 ). Dengan indicator MR berwarna kuning atau pH > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna biru atau pH > 7,6. dan dengan indicator PP larutan tidak berwarna sehingga pHnya 4,0. Dengan MR berwarna kuning juga sehingga pHnya > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna hijau muda sehingga pH berkisar 6,0 7,6. Dan dengan PP larutan tidak berwarna sehingga pH > 8,3. Dari pengujian tersebut dapat dotentukan bahwa larutan NH4Cl 0,01 M memiliki pH antara 6,0 7,6. namun warna hijau muda lebih dekat ke kuning sehinnga dapat dikatakan bersifat asam.h. Air kapurPada pengujian dengan MO menunjukkan warna kuning atau pH > 4,0. Dengan MR air kapur berwarna kuning atau pHnya > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna hijau tua sehingga pHnya 6,0 7,6. Dan dengan PP larutan tidak berwarna atau pHnya 4,0. Dengan indicator MR berwarna kuning atau pHnya > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna biru tua atau pHnya > 7,6. Dan dengan PP tidak berwarna atau pH 4,0. Dengan MR berwarna kuning atau pH nya > 6,3. Dengan indicator BTB berwarna hijau atau pH antara 6,0 7,6. Dan dengan PP tidak berwarna atau pHnya NaCl(aq) + H2O(l)

3. Rumus penentuan pH: pH asam kuat : [H+] = n . [asam]pH = log [H+] pH asam lemah : [H+] =pH = log [H+] pH basa kuat : [OH-] = n . [basa]pOH = log [OH-]pH = 14 pH pH basa lemah : [OH-] =pOH = log [OH-]pH = 14 pH4. pH Larutan Buffer Larutan buffer asampH = log [H+] dimana [H+] = Ka . [asam sisa] / [basa konjugasi] Larutan bufferr basapOH = log [OH-] dimana [OH-] = Kb . [basa sisa] / [asam konjugasi]5. Dalam titrasi, indikator berperan untuk mengetahui perubahan pH arutan yang dapat dilihat dari perubahan warna6. Pada percobaan, semakin banyak ditambahkan larutan NaOH terhadap larutan asam maka harga pH akan semakin besar yang menunjukkan bahwa larutan makin bersifat basa

IX. DAFTAR PUSTAKAFay,McMurry.2004.Chemistry.New Jersey:Prentice HallKeenan, Charles. W (et al).1999.Kimia untuk Universitas.Jakarta:ErlanggaRalph, H. Petrucci.1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :ErlanggaRedjeki, Tri dan Agus Budiarto.1999.Kimia Dasar II. Surakarta:UNS PressTim Dosen.2009.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar II. Surakarta: UNS Presshttp://id.wikipwdia/indikator asam ba(http://pagemenu.blogspot.com/2012/09/penentuan-ph-larutan-dan-perubahan-ph.html)

Asidosis Metabolik

Asidosis MetabolikDEFINISI

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

PENYEBAB

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I.Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton.Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

# Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal# Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)# Ketoasidosis diabetikum# Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)# Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida# Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

GEJALA

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.

Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

DIAGNOSA

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan).Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.

Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.

Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

PENGOBATAN

Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya.Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

2. Indikator Asam Basa UniversalIni merupakan indikator asam basa yang mirip lakmus tapi lebih canggih. Tidak hanya bisa membedakan zat yang diuji itu termasuk asam atau basa, tetepi juga bisa menentukan berapa Ph dari larutan yang diuji. Cara Penggunaannya mudah, cukup masukkan kertas Indikator asam basa universal ke dalam larutan yang akan diuji. Kertas tersebut akan berubah warna. Cocokan warna tersebut dengan tabel warna yang telah disediakan. Ketemu deh asam atau basa sekaligus Phnya. Lihat gambar berikut:

3. Metil merah, Metil Kuning, Metil Orange, dan Kawan-kawan.Banyak sekali sebenarnya zat atau senyawa kimia yang bisa dijadikan indikator asam basa, termasuk metil merah, metil kuning, bromfenol, dan lain-lain yang biasanya berbentuk cairan. Berikut ini dirangkum dalam tabel indikator asam basa lainnya..

IndikatorAsam BasaRentangpHKuantitaspenggunaan per 10 mlAsamBasaTimol biru1,2-2,81-2 tetes 0,1% larutanmerahkuningPentametoksimerah1,2-2,31 tetes 0,1% dlm larutan 0% alkoholmerah-ungutakberwarnaTropeolin OO1,3-3,21 tetes 1% larutanmerahkuning2,4-Dinitrofenol2,4-4,01-2 tetes 0,1% larutan dlm 50% alkoholtakberwarnakuningMetil kuning2,9-4,01 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholmerahkuningMetil oranye3,1-4,41 tetes 0,1% larutanmerahoranyeBromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningbiru-unguTetrabromfenol biru3,0-4,61 tetes 0,1% larutankuningbiruAlizarin natrium sulfonat3,7-5,21 tetes 0,1% larutankuningungu-Naftil merah3,7-5,01 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerahkuningp-Etoksikrisoidin3,5-5,51 tetes 0,1% larutanmerahkuningBromkresolhijau4,0-5,61 tetes 0,1% larutankuningbiruMetilmerah4,4-6,21 tetes 0,1% larutanmerahkuningBromkresolungu5,2-6,81 tetes 0,1% larutankuningunguKlorfenolmerah5,4-6,81 tetes 0,1% larutankuningmerahBromfenolbiru6,2-7,61 tetes 0,1% larutankuningbirup-Nitrofenol5,0-7,01-5 tetes 0,1% larutantakberwarnakuningAzolitmin5,0-8,05 tetes 0,5% larutanmerahbiruFenolmerah6,4-8,01 tetes 0,1% larutankuningmerahNeutralmerah6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerahkuningRosolikacid6,8-8,01 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningmerahKresolmerah7,2-8,81 tetes 0,1% larutankuningmerah-Naftolftalein7,3-8,71-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholmerahmawarhijauTimolbiru8,0-9,61-5 tetes 0,1% larutankuningbiruFenolftalein(pp)8,0-10,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 70% alkoholtakberwarnamerah-Naftolbenzein9,0-11,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningbiruTimolftalein9,4-10,61 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholtakberwarnabiruNilebiru10,1-11,11 tetes 0,1% larutanbirumerahAlizarinkuning10,0-12,01 tetes 0,1% larutankuninglilacSalisilkuning10,0-12,01-5 tetes 0,1% larutan dlm 90% alkoholkuningoranye-coklat 4. Bunga SepatuBunga sepatu merupakan salah satu indikator alami asam basa. Bagaimana caranya? Percobaan indikator asam basa ini cukup mudah, tumbuk saja mahkota bunga sepatu. Peras airnya. Misal masih kurang tambahkan sedikit air lalu pisahkan menjadi dua wadah. Sekarang masukkan cuka makan ke wadah satu dan air kapur ke wadah lainnya. larutan bunga sepatu yang berwarna merah akan berubah menjadi biru jika terkena larutan basa (air kapur) dan tetap merah jika terkena larutan asam (cuka makan).

5. Indikator Asam Basa Alami lainnyaSelain bunga sepatu atau Hibiscus rosa-sinensis ada masih banyak lagi indikator alami yang bisa digunakan, misalnya seperti kamboja, bunga terompet (warna puti keunguan), kunyit, anggrek dan lain-lain. Berikut ini tabel indikator asam basa alami

NamaBungaWarnaBungaWarnaAir BungaWarna(Asam)Warna(Basa)Kembang sepatuMerahUngu mudaMerahHijau tuaTerompetKuningKuning keemasanEmas mudaEmas tuaKambojaMerahCoklat tuaCoklat oranyeCoklat kehitamanAsokaMerahCoklat mudaOranye mudaCoklatEuphorbiaPinkPink semu putihPink mudaHijau lumutKunyitKuningOranyeOranye cerahCoklat kehitamanBougenvilleUnguPink tuaPink mudaCoklat tehAnggrekUnguUngu tuaPink tuaHijau kemerahan

Alkalosis Acidosis Metabolik RespiratorikPost Description : Alkalosis | Acidosis | Metabolik | Respiratory | Keseimbangan | Asam | Basa | sistem | Buffer | homeostatis | Manifestasi Klinik | Penanganan | PO2 | PCO2Ditulis oleh: Kang Kapuk - Jumat, 17 Februari 2012Alkalosis Acidosis Metabolik Respiratory - MAKALAH KEPERAWATAN dan BIOKIMIA PERAWAT | askep kapukonline.com. Setelah sebelumnya posting tentang ( Baca : Biokimia Perawat Lipid Edisi 1 dan Biokimia Perawat Lipid Edisi 2 )

Keseimbangan asam dan basa dalam tubuh sangat penting untuk mempertahankan proses kehidupan.

Kadar kimia asam basa sukar dipisahkan dengan konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+ dalam berbagai larutan dapat berubah dan perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan fungsi sel.

Beberapa PengertianAsam : Suatu cairan yang mampu mengeluarkan / melepaskan H+ (donor proton).Basa : Suatu cairan yang mampu menerima H+ (akseptor proton).pH : Menyatakan konservasi H+ dalam larutan yaitu menunjukkan kekuatan asam atau basa.Secara sistematik pH = Logaritma negatif dari konsentrasi H+ (pH : - Log H+).Harga normal pH : 7.35 7.45Bila H+ naik : pH rendah, maka cairan lebih asamBila H+ turun : pH Tinggi, maka cairan lebih basaAsidema : Suatu keadaan dimana pH darah kurang dari 7.35Asidosis : Proses yang menyebabkan terjadinya asidemaAlkalomia : Suatu kondisi dimana pH darah lebih dari 7. 45Alkalosis : Proses yang menyebabkan alkalomiaPaO2: Tekanan Parsiil O2 di dalam darah arteri Normal: 80- 100 mmHgPaCO2: Tekanan Partiil CO2 dalam arteri. Normal 35- 45 mmHgHCO3 dalam pemeriksaan AGD: Konsentrasi HCO3 dalam plasma darah. Normal: 22-26 meq/l.Saturasi O2 (SaO2): Kejenuhan O2 dalam darah arteri. Normal: 95- 100%Base Exess (BE): Jumlah milt equivalent dari asam atau basa yang dibutuhkan atau titrasi dalam darah mencapai pH: 7.4 pada temperatur 37C dan PCO2 40 mmHg. Normal: -2 sampai 2HCO3 dalam pemeriksaan Analisa Gas Darah: Konsentrasi HCO3 dalam plasma darah. Normal: 22- 26 meq/l.Henderson- hesecbach eqitasion menggambarkan hubungan antara pH, PaO2 dan PaCO2.

PENGATURANSeseorang dapat merubah konsentrasi CO2 dalam cairan tubuh dengan mempercepat atau memperlambat kecepatan pernafasan (Respirasi/RR).

Di lain pihak, ginjal mampu meningkatkan atau merendahkan konsentrasi HCO3 dalam cairan tubuh.

Dengan kedua cara regulasi ini, pH dapat disesuaikan dengan keadaan normal.

Pengaturan keseimbangan untuk mengatasi asidosis dan alkalosis melalui sistem kontrol yang bekerja sbb :Mengikat asam atau basa pada sistem bufferJika konsentrasi H+ sangat rendah mengaktifkan pusat pernafasan untuk merubah ventilasi pulmonalKerja ginjal untuk mengeluarkan urin yang asam atau basa untuk menyesuaikan konsentrasi H+ agar tubuh normal kembaliTugas buffer adalah memberikan suasana yang seimbang atau homeostatis mekanismeSistem buffer Bicarbonat : HCO3 terbentuk dalam tubuh sbb:CO2 dan H2O------------------------ H2 CO3H2CO3 H+ + HCO3 ------------H2CO3------ CO2 +H2O Sistem paling penting bagi darah dan jaringan adalah garam sodium Bicarbonat NaHCO3 dan asam bicarbonat H2CO3 Normal: Ratio Konsentrasi HCO3- : H2CO3 = 20:1Buffer PhospatTerdiri dari 2 elemen: NaH2PO4 dan Na2 HPO4.Bila terdapat asam kuat (HCl) maka terjadi: HCl + Na2HPO4---Na2HPO4+ NaClBuffer sistem ini sangat penting dalam cairan tubulus ginjal dan intraseluler, tetapi pada cairan ekstraseluler konsentrasinya lebih rendah daripada Bicarbonat Buffer.Buffer Protein merupakan sistem yang terkuat dalam tubuh Protein terdiri dari bermacam asam amino yang mempunyai asam bebas (COOH) yang dapat berdisosiasi menjadi COO- dan H+Mempunyai NH3OH yang dapat terdisosiasi mejadi NH3+ dan OH-OH- dapat bereaksi dengan H+ membentuk H2OKonsentrasi H+ mengaktifkan pusat pernafasanParu-paru mengontrol kadar CO2 dan H2CO3 dalam cairan ekstra sel, serta mengatur ventilasi sesuai dengan jumlah CO2 dalam darah

Misalnya PaCO2 ----- merangsang pusat pernafasan. Paru- paru juga akan mengadakan kompensasi terhadap gangguan metabolik dengan cara menahan CO2.

Bila terjadi acidosis metabolik, maka Respirasi meningkat sehingga pengeluaran CO2 meningkat

Bila alkalosis metabolik RR menyebabkan CO2 tertahan

Kerja ginjal dalam mengeluarkan urin untuk keseimbangan PHGinjal mengatur kadar bicarbonat dalam cairan ekstra seluler dengan cara reabsorbsi di tubulus renalis. Pada asidosis respiratorik dan metabolik, ginjal akan mengekresi H+ dan menahan HCO3- utk mempertahankan keseimbangan

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA1. Asidosis RespiratorikTerjadi karena kegagalan sistem pernafasan mengeluarkan CO2 dengan meningkatkan CO2 maka konsentrasi H+ dan PH ?

Penyebab / Etiologi :Over dosis obatTrauma dada dan kepalaEdema paru- paruObstruksi jalan nafasPPOMManifestasi klinis :Pada keadaan hipoventilasi CO2 tertahan dan akan berikatan H2O menyebabkan meningkatnya HCO3.H2CO3 akan berdisosiasi enjadi H+ dan HOO sehingga dalam analisa gas darah didapatkan PaCO2 meningkat dan PH turun.PH yang rendah disertai meningkat 2.3 DPG intra seluler sel darah sehingga mempermudah pelepasan O2 ke jaringan sehingga saturasi turun.PCO2 meningkat, CO2 jaringan dan otak juga meningkat. CO2 akan bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3.Meningkatnya PaCO2 dan H+ akan menstimulasi pusat pernafasan di medulla Oblongata sehingga timbul hiperventilasi. Secara klinis akan tampak respirasi cepat dan dalam Analisa Gas Darah (AGD): PaCO2 turun.Pusing, bingung, letargi, muntah sebagai akibat dari penurunan CO2 dan H+ akan mengakibatkan pembuluh darah cerebral.Aliran darah cerebral meningkat sehingga terjadi oedema otak dan mendepresi Susunan Saraf PusatGagalnya mekanisme pernafasan dan meningkatnya PaCO2 akan menstimulasi ginjal untuk meningkatkan NaHCO3 yang berfungsi sebagai sistem buffer mejadi lebih asam. Hal ini urin menjadi asam dan HCO3 meningkat, pernafasan dangkal dan lambat.Meningkatnya ion H+ mempengaruhi mekanisme kompensasi sehingga H+ masuk intrasel dan Kalium (K) intrasel masuk ke dalam plasma.Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis yang kritis akan mendepresi otak dan fungsi jantung. Secara klinis akan tampak: PaCO2 menurun, PH turun, hiperkalemia, penurunan kesadaran dan aritmia.2. ALKALOSIS RESPIRATORIKTerjadi pada gangguan sistem respirasi mengeluarkan CO2 yang berlebihan sebagai upaya untuk mengurangi hipoxia.

Konsekuensi penurunan CO2 di bawah minimal menyebabkan konsentrasi ion H+ berkurang sehingga meningkatkan PH darah.

Etiologi :KecemasanLesi paruPPOMKeracunan salicilatPenggunaan ventilasiHigh AttitudeManifestasi Klinis :Penurunan PaCO2 berakibat Penurunan H2CO3, penurunan H+ dan HCO3 -, serta meningkatkan PH darah sehingga AGD: PH naik, PaCO2 turun dan HCO3 turunMeningkatnya K+ dalam serum, H+ intrasel keluar dan diganti K yang ada dalam ekstrasel. H+ bergabung dengan HCO3- menjadi H2CO3 yang berakibat PH semakin rendah. AGD: PH turun, HCO3 naik dan K turunHipokapnia akan merangsang Carotik dan aortik dan aortic bodiea----- frekuensi denyut jantung naik tanpa naiknya tekanan darah, perubahan EKG dan kelelahanPada saat yang bersamaan, terjadi vasokonstriksi cerebral dan tururnnya perfusi darah ke otak dengan gejala: Kecemasan, dispnea, keringat dingin, pernafasan cheyne stokes, pusing dan kesemutan.Jika hipokapnia lebih dari 6 jam, ginjal akan meningkatkan sekresi HCO3 dan menurunkan ekskresi H+Keadaan PaCO2 yang turun terus menerus menyebabkan vasokonstriksi --- meningkatkan hipoxia serebral dan perifer.Alkalosis berat, Hambatan ionisasi Ca meningkatkan eksitasi syaraf dan konstraksi otot dengan gejala: Kejang, hiperefleksi, koma.3. ASIDOSIS METABOLIKMenurunnya PH dan HCO3. Hal ini disebabkan oleh tertahannya H+ dan hilangnya HCO3. Menurunnya HCO3 disebabkan oleh :

HCO3 digunakan untuk menanggualangi asam organiksbg hasil metabolisme (Ct as. Laktat, asam piruvat, asam asetoasetat dan hidroksi butirat) sehingga H2CO3 bertambah, sehingga tubuh melakukan kompensasi sbb:Sistem Buffer akan menurunkan H2 CO3 dg cara ion H+ kepada sistem buffer yang lain shg meningkatkan kadar bikarbonat atau plasma.Paru- paru: Karena H2CO3 atau PaCO2 naik----- merangsang pusat pernafasan, shg tjd hiperventilasiGinjal: Berusaha mengembalikan Bicarbonat dg cara memobilisasi H+ di tubulus proximal, sekresi H+ di tubuli distal dan poembentukan NH3 di tubulus distalKeadaan ini terjadi pada ketosis :Sebagai akibat gangguan metabolisme (ct. DM) sehingga metabolisme lemak naik. Sehingga banyak terbentuk benda keton yang bersifat asam.Tiroksitosis: Muntah yang banyak dan lama: menyebabkan cadangan hidrat arang menurunKegagalan ginjal untuk mengekresi ion- ion fosfat dan asam yang lain, dengan lain perkataan bahan jadi gangguan pertukaran H+ dan serta adanya retensi asam tsb.4. ALKALOSIS METABOLIKDitandai dengan naiknya PH dan naiknya konsentrasi HCO3- dalam plasma.

Etiologi: Tertahannya HCO3- atau kehilangan H+

Kompensasi tubuh :

Sistem Buffer : Komponen HCO3- akan bereaksi dg sistem Buffer yang lain, shg akan berusaha meningkatnya kadar H2CO3 sbg komponen sistem buffer karbonat.Paru- paru: karena PH naik, maka pusat pernafasan akan ditekan sg terjadi pernafasan yang lambat dan upaya peningkatan H2CO3Ginjal akan berusaha mengurangi sekresi pertukaran H+ dan Na+ sehingga ekresi NaHCO3 dan HPO4 naik, yang berarti pengasaman urine berkurang. Disamping itu ekresi NH+ di tubulus distal dan asam-asam hasil metabolisme juga dikeluarkan.Alkalosis metabolik dapat ditemukan pada defisit kalium melalui 2 cara :

Ginjal akan menahan K dan meningkatkan ekresi H+K+ intrasel akan berpindah menuju ekstrasel yang menyebabkan H+ berpindah ke intrasel, sehingga K serum tetap dalam batas normal.Keadaan ini terjadi : penyakit Cushing akibat terapi kortikosteroid, intake K yang kurang.

Penanganan Gangguan Keseimbangan Asam BasaMengembalikan nilai PH pada keadaan normalKoreksi keadaan asidosis repiratorik: Naiknya ventilasi dan mengoreksi penyebabKoreksi keadaan alkalosis respiratorik: turunnya ventilasi dan terapi penyebabKoreksi keadaan asidosis metabolik:Pemberian Bicarbonat IV / oralTerapi penyebabKoreksi keadaan alkalosis metabolik dengan cara: memberi KCl dan mengobati penyebab

(http://www.kapukonline.com/2012/02/alkalosisacidosismetabolikrespiratorik.html)