sap_real teori.rtf

Download SAP_real teori.rtf

If you can't read please download the document

Upload: fatha-rani-sepa

Post on 29-Nov-2015

145 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kb

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PATOLOGI KEBIDANAN KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN: PREMATUR DAN POSTMATUR

Disusun oleh:

Sri Andar Puji Astuti201210104327

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIKSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN(SAP)

IdentitasMata Kuliah: Patologi KebidananProgram Studi: D III KebidananKode/Bobot SKS: MW 5314/4 SKS (T:2, P:2)Semester/Kelas: IV/BElemen Kompetensi: MKT (Mata Kuliah Teori)Jenis Kompetensi: UtamaWaktu Kuliah: 50 menit (11.00 WIB-11.50 WIB)Pokok Bahasan : Kelainan dalam Lamanya Kehamilan (Prematur dan Postmatur)Hari/tanggal: Selasa, 16 April 2013

Standar KompetensiMahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang asuhan patologi kebidanan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 1464/ MenKes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik Bidan pada Pasal 10 ayat 1 tentang pelayanan kesehatan ibu pada masa kehamilan dan ayat 3 tentang kewenangan bidan dalam penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan. Oleh dasar tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan, menguraikan, mengidentifikas dan melakukan penatalaksanaan patologi kebidanan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan dan ajaran islam.

Kompetensi DasarSetelah menyelesaikan perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan patologi kebidanan yaitu kelainan dalam lamanya kehamilan khususnya prematur dan postmatur.

Indikator KompertensiMahasiswa mampu :

Menjelaskan pengertian kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMenguraikan patofisiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMengidentifikasi etiologi, faktor risiko, tanda dan gejala, dampak kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMenguraikan tentang penatalaksanaan kebidanan pada kehamilan prematur dan kehamilan postmatur.

Tujuan PembelajaranSetelah pembelajaran teori berakhir dengan metode ceramah dan tanya jawab yang dilakukan menggunakan media LCD, Laptop, power point di kelas mahasiswa mampu :Menjelaskan pengertian kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMenguraikan patofisiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMengidentifikasi etiologi, faktor risiko, tanda dan gejala, dampak kehamilan prematur dan kehamilan postmaturMenguraikan tentang penatalaksanaan pada kehamilan prematur dan kehamilan postmatur

Deskripsi MateriMateri ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami dan dapat melakukan pelayanan asuhan patologi kebidanan. Materi yang akan disampaikan meliputi :

Pengertian kehamilan prematur dan kehamilan postmaturPatofisiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturEtiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturFaktor risiko kehamilan prematur dan kehamilan post maturTanda dan gejala kehamilan prematur dan kehamilan post maturPenatalaksanaan kehamilan prematur dan kehamilan postmatur

Media PembelajaranPower point, LCD, Laptop

Metode / Strategi PembelajaranMetode : Ceramah dan tanya jawab

Strategi: Pikiran yang penuh tanya selalu ingin mengetahui dan card shot

Kegiatan PembelajaranNoKomponenLangkahUraian KegiatanMetodeEstimasi Waktu1

Pendahuluan

Mengucapkan salam dan memperkenalkan diriMemeriksa kehadiran mahasiswaMelakukan apersepsi Menginformasikan materi yang akan disampaikan Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada akhir perkuliahan iniDosen mengaitkan pembelajaran yang akan dilakukan dengan Q.S Al- Luqman 12: 14Dosen mengaitkan pembelajaran yang akan disampaikan dengan pengetahuan dan realitas kehidupan

Ceramah dan tanya jawab.

10 menit2Kegiatan Inti

Menjelaskan Materi :

Pengertian kehamilan prematur dan kehamilan postmaturPatofisiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturEtiologi kehamilan prematur dan kehamilan postmaturFaktor risiko kehamilan prematur dan kehamilan postmaturTanda dan gejala kehamilan prematur dan kehamilan postmaturPenatalaksanaan kehamilan prematur dan kehamilan postmatur.

Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang telah disampaikanMemberi kesempatan pada mahasiswa lain untuk menjawab pertanyaanMenjawab dan menjelaskan kembali pertanyaan mahasiswaDosen membuat permainan dengan metode card shot yaitu dengan menuliskan topik pembelajaran pada papan tulis yaitu kehamilan prematur dan kehamilan postmatur, kemudian dosen membagikan potongan kertas berisi materi yang berhubungan dengan topik yang telah dituliskan di papan tulis dan sebelumnya telah di acakMahasiswa diminta untuk mencocokkan potongan kertas dengan topik yang telah dituliskan di papan tulisSetelah permainan card shot selesai, kemudian meminta mahasiswa untuk mengevaluasi hasil permainan sesuai topik pembelajaranDosen menjawab dan menjelaskan kembali pertanyaan mahasiswa

Ceramah dan diskusi 30 menit

3PenutupMemberikan pertanyaan secara tertulis pada slide power point sejumlah dua pertanyaanMeminta mahasiswa menjawab pertanyaan dengan menuliskan pada selembar kertas dan di akhir pembelajaran, mahasiswa diminta untuk mengumpulkan jawaban. Menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah disampaikanMenganjurkan mahasiswa membaca lebih lanjut materi yang disampaikanMemberikan soal post testMengucapkan salam penutup

Tanya jawab10 menit

PenilaianJenis

Penilaian dilakukan dengan tes tertulis (post tes) secara individu. Bentuk

Soal post tes berbentuk essay.Instrumen

Mahasiswa menuliskan minimal 3 asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam kasus kehamilan prematur dan posmatur.

Sumber BelajarPrawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, h. 667-685

Saifudin, Abdul Bari, Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal & Neonatal, Jakarta : YBPSP, 2002, h. N 19

Wiknjosastro, Hanifa, dkk, Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP , 2007, h.198

Dosen pembimbing,

(Fathiyatur Rohmah, S.ST)Yogyakarta, 15 April 2013Praktikan,

(Sri Andar Puji Astuti)Lampiran IDasar TeoriPREMATURPengertian

Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (ACOG 1995). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang.Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 20-37 minggu, ( Mansjoer Arif,dkk,2001: 274). Bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram termasuk dalam kategori berat badan lahir rendah, (http://www.g-excess.com/4605/kelahiran-prematur-komplikasi-dan-penyulit-dalam-kehamilan/).

Diagnosis

Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu : Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit.Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain).Perasaan menekan daerah servikPerdarahan bercakPemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina isiadikaSelaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan pretermTerjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

Patofisiologi

Menurut Mansjoer Arif, dkk, persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor.Faktor risiko minor adalah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang per hari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.Faktor risiko mayor adalah kehamilan multipel, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi dan iritabilitas uterus. Cermin Dunia Kedokteran No. 14520, 04 31 . Pasien tergolong risiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor risiko mayor atau bila ada 2 atau lebih faktor risiko minor atau bila ditemukan keduanya.

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi, dan faktor medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya resiko tunggal dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini, atau trauma. Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan servik, yaitu : Aktifasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin, akibat stres pada ibu atau janin.Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemikPerdarahan desiduaPeregangan uterus patologikKelainan pada uterus atau serviks

Dengan demikian, untuk memprediksi kemungkinan terjadinya persalinan prematur harus dicermati beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kontraksi, menyebabkan persalinan prematur atau dokter terpaksa melakukan terminasi. Kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm adalah : Janin dan plasenta

Perdarahan trimester awalPerdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)Ketuban pecah dini (KPD)Pertumbuhan janin terhambatCacat bawaan janinKehamilan ganda/gemeliPolihidramnion

Ibu

Penyakit berat pada ibuDiabetes mellitusPreeklamsia/hipertensiInfeksi saluran kemih/genital/intrauterinPenyakit infeksi dengan demamStres psikologikKelainan bentuk uterus/servikRiwayat penyakit preterm/abortus berulangInkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)Pemakaian obat narkotikTraumaPerokok beratKelainan imunologi/Kelainan uterus

Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya persalinan prematerm adalah:Faktor biological/medikUmur kurang dari 15 tahun atau lebih dari 35 tahun Berat badan rendah (kurang dari 50 kg saat konsepsi)Riwayat hipertensi, penyakit ginjal atau dm Infeksi umum terutama virusRiwayat reproduksi

Riwayat kelahiran preterm sebelumnya. Jika wanita mempunyai riwayat lebih dari 2 kali melahirkan bayi preterm. Dia mempunyai resiko untuk terjadi kelahiran preterm 70% pada kehamilan ini. Perdarahan pada kehamilan sebelumnya, abnormalitas uterus; 35% wanita dengan incompeten servik akan melahirkan preterm dan 19% wanita dengan uterus bicornis, unicornis atau didelphic akan melahirkan sebelum umur kehamilan 37 minggu.Kehamilan saat ini

Peningkatan berat badan yang tidak adekuatPerdarahanAkdr masih berada di dalam rahimPembedahan abdomen Infeksi terutama pielonefritisInfeksi saluran genital terutama vaginitis non spesifik, vaginosis bakterial, klamedia dan streptokokus hemolitik b. Organisme ini terdapat pada 5% wanita dan berhubungan dengan terjadinya kpd. Amnionitis disebabkan karena infeksi traktus genital dapat menstimilasi pelepasan prostaglandin dan hal ini dapat menyebabkan mulainya persalinanKehamilan ganda. 46% melahirkan pretermPolihidramnionMalformasi fetusPenyakit resusKematian fetus

Sosial ekonomi

Kemiskinan dan sosial yang rendah persalinan preterm biasa terjadi pada wanita dari kelompok sosial ekonomi yang rendah. Status pernikahan, persalinan preterm sering terjadi pada wanita yang tidak menikahPekerja, meliputi pekerja fisik yang berat

Psikologi

Psikologi distres dihubungan dengan kelahiran preterm.Adat istiadat atau kebiasaan

Merokok, pemakai obat-obatan terlarang dan alkoholJarak antar kehamilan pendekTerlambat ancTidak melakukan ANC

Pencegahan

Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (< 17 tahun)Hindari jarak kehamilan terlalu dekatMenggunakan periksa hamil dan memperoleh pelayanan antenatal yang baikAnjuran tidak merokok maupun mengkonsumsi obat terlarang (narkotik)Hindari kerja berat dan cukup istirahatObati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan pretermKenali dan obati penyakit genital/saluran kencing\Deteksi dan pengamanan faktor risiko terhadap ;persalinan preterm

Penatalaksanaan

Menjadi pemikira pertama pada pengelolaan persalinan preterm adalah : Apakah ini memang persalinan preterm?Cari penyebab persalinan pretermMenilai kesejahteraan janin secara klinis, laboratiris, maupun USG yang meliputi : pertumbuhan/berat janin, jumlah dan keadaan cairan amnion, presentasi dan keadaan janin/kelainan kongenital. Bila proses persalinan kurang bulan masih tetap berlangsung atau mengancam, meski telah dilakukan segala upaya pencegahan, maka perlu dipertimbangkan :

Seberapa besar kemampuan klinik (SpOG, Dokter spesialis anak, peralatan) untuk menjaga kehidupan bayi pretermBagaimana sebaiknya persalinan berakhir, pervaginam atau bedah sesarKomplikasi apa yang akan timbul, misalnya perdarahan otak atau sindroma gawat nafasBagaimana pendapat pasien dan keluarga mengenai konsekuensi perawatan bayi preterm dan kemungkinan hidup atau cacatSeberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi preterm, dengan rencana perawatan intensif neonatus

Manajemen persalinan preterm bergantung pada beberapa faktor : Keadaan selaput ketubanPembukaan serviks. Persalinan akan sulit dicegah bila pembukaan mencpai 4 cmUmur kehamilan. Persalinan dapat dipertimbangkan berlangsung bila TBJ > 2000 gram atau usia kehamilan > 34 minggu. Penyebab/ komplikasi persalinan pretermKemampuan neonatal intensive care fasilities

Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah morbiditas dan mortalitas neonatus preterm adalah : Menghambat proses persalinan persalinan dengan pemberian tokolisisPematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid, danBila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi.

Obat-obatan yang penting bagi kehamilan preterm meliputi : Tokolisis

Pemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi uterus yang regular dengan perubahan servik. Alasan pemberian tokolisis pada persalinan preterm adalah : Mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi prematurMemberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan paru janinMemberi kesempatan transfer intrauterin pada fasilitas yang lebih lengkapOptimalisasi personel.

Beberapa macam obat yang digunakan sebagai tokolisis adalah : Kalsium antagonis : Nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam. Dilanjutkan tiap 8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi berulangObat -mimetik : seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin dan salbutamol. Sulfas magnesikus dan antiprostaglandin (indometasin) : jarang dipakai karena efek samping pada ibu ataupun janinUntuk menghambat proses persalinan selain tokolisis, perlu membatasi aktifitas atau tirah baring.

Kortikosteroid

Tujuan pemberian untuk pematangan surfaktan paru janin, menurunkan insiden RDS, mencegah perdarahan intraventrikular, yang akhirnya menurunkan kematian neonatus. Kortikosteroid diberikan jika usia kehamilan < 35 minggu. Obat yang diberikan adalah : Betametason : 2x12 mg i.m. dengan jarak pemberian 24 jamDeksametason : 4x6 mg i.m. dengan jarak pemberian 12 jam

Pemberian steroid ini tidak diulang karena risiko terjadinya pertumbuhan janin terhambat. Antibiotika

Antibiotika hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi seperti pada kasus KPD. Obat diberikan peroral, yang dianjurkan adalah : eritromisin 3x500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lain adalah ampisilin 3x500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan antibiotika lain seperti klindamisin. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan pasien dengan KPD adalah : Semua alat yang digunakan untuk periksa vagina harus sterilPeriksa dalam vagina tidak dianjurkan, tetapi dilakukan dengan pemeriksaan spekulumPada pemeriksaan USG jika didapat penurunan indeks cairan amnion (ICA) tanpa adanya kecurigaan kelainan ginjal dan tidak adanya IUGR mengarah pada kemungkinan KPD.

Persiapan persalinan preterm perlu pertimbangan berdasar : Usia gestasi

Usia gestasi 34 minggu : Dapat melahirkan di tingkat dasar/primer, mengingat prognosis relatif baikUsia gestasi < 34 minggu : Harus dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas perawatan neonatus yang memadai

Keadaan selaput ketuban

Jika didapat KPD dengan UK 34 minggu : persalinan pervaginam karna sama dengan kehamilan aterm.

Perawatan neonatus

Perawatan bayi preterm baru lahir perlu diperhatikan keadaan umum, biometri, kemampuan bernapas, kelainan fisik, dan kemampuan minum. Keadaan bayi kritis prematur yang harus dihindari adalah kedinginan, pernapasan yang tidak adekuat, atau trauma. Suasana hangat diperlukan untuk mencegah hipotermia pada neonatus (suhu badan dibawah 36,5 C), bila mungkin bayi sebaiknya dirawat cara kanguru untuk menghindari hipotermia. Kemudian dibuat perencanaan pengobatan dan asupan cairan.ASI diberikan lebih sering, tetapi bila tidak mungkin, diberikan dengan sonde atau dipasang infus. Semua bayi baru lahir harus mendapat nutrisi sesuai dengan kemampuan dan kondisi bayi.

POSTMATURPengertian

Nama lain kehamilan postmatur adalah postterm, serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonget pregnancy, extended pregnancy, postdate/posdatisme dan pascamaturitas. Postmatur adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (WHO 1977, FIGO 1986).Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas (Manuaba, 2007).Definisi standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin ( Varney Helen, 2007).

Diagnosis

Penentuan diagnosa postmatur sulit ditegakkan karena diagnosis ini ditegakkan berdasarkan umur kehamilan, bukan terhadap kondisi kehamilan. Beberapa kasus yang dinyatakan sebagai kehamilan postmatur merupakan kesalahan dalam menentukan umur kehamilan. Kasus kehamilan postmatur yang tidak dapat ditegakkan secara pasti diperkirakan sebesar 22%. Cara menentukan diagnosis dapat melalui beberapa cara, yaitu : Riwayat haid

Kriteria HPHT yang benar meliputi : Penderita harus yakin betul denga HPHT-nyaSiklus 28 hari dan teraturTidak minum pil anti hamil setidaknya 3 bulan terakhir

Selanjutnya diagnosis ditentukan dengan menghitung menurut rumus Naegele. Berdasarkan riwayat haid, seseorang penderita yang ditetapkan sebagai kehamilan dan persalinan postterm kemungkinan adalah sebagai berikut:Terjadi kesalahan dalam menetukan tanggal haid terakhir atau akibat menstruasi abnormal.Tanggal haid terakhir diketahui jelas, tetapi terjad kelambatan ovulasiTidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan memang berlangsung lewat bulan (keadaan ini sekitar 20-30% dari seluruh penderita yang diduga kehamilan postterm).

Riwayat pemeriksaan antenatal

Tes kehamilan. Bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik sesudah terlambat 2 minggu, maka dapat diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6 minggu.Gerak janin. Pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu. Pada primigrafida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah quickening ditambah 22 minggu pada primigrafida atau ditambah 24 minggu pada multigrafida

Tinggi fundus uteri

Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus uteri serial dalam sentimeter dapat bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan secara kasar.Denyut jantung janin

Dengan stetoskop Laenec DJJ dapat didengar mulai umur 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler dapat terdengar pada umur kehamilan 10-12 minggu. Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut:Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler.Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin pertama kali.Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop Laennec.

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama sejak trimester pertama,hamper dapat dipastikan usia kehamilan. Pada trimester pertamapemeriksaan panjang kepala-tungging (crown-rump length/CRL) memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran persalinan.Pemeriksaan radiologi

Dapat dilakukan dengan melihat pusat penulangan. Gambaran epifiisis femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu, epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur kehamilan 36 minggu dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu.Pemeriksaan laboratorium

Kadar lesitin/spinngomielin

Bila lesitin/spinngomielin dalam cairan amniom kadarnya sama, maka umur kehamilan sekitar 22-28 minggu, lesitin 1,2 kali kadar spingomielin: 28-32 minggu, pada kehamilan genap bulan rasio menjadi 2:1 . Pemeriksaan ini tidak dapat dipakai untuk menentukan kehamilan postterm, tetapi hanya digunakan untuk menentukan apakah janin cukup umur/matang untuk dilahirkan yang berkaitan dengan mencegah kesalahan dalam tindakan pengakhiran kehamilan.Aktivitas tromboplastin cairan amniom

Hastwell berhasil membuktikan bahwa cairan amnion mempercepat waktu pembekuan darah. Aktifitas ini meningkat dengan bertambahnya umur kehamilan. Pada umur kehamilan 41-42 minggu ATCA berkisar antara 45-65 detik, pada umur kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan ATCA kurang dari 45 detik. Bila didapatkan ATCA antara 42-46 detik menunjukkan bahwa kehamilan berlangsung lewat waktu. Sitologi cairan amnion

Pengecatan nile bluesulphate dapat melihat sel lemak dalam cairan amnion. Bila jumlah sel yang mengandung lemak melebihi 10% maka kehamilan diperkirakan 36 minggu dan apabila 50% atau lebih maka umur kehamilan 39 minggu atau lebih.Sitologi vagina

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik > 20%) mempunyai sensitivitas 75 %.Sebab terjadinya kehamilan posterm

Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya (Ilmu Kebidanan, 2008) faktor penyebab kehamilan postterm adalah :Pengaruh Progesteron

Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin , sehingga terjadinya kehamilan dan persalinan postterm adalah karena masih berlangsungnya pengaruh progesteron.Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu faktor penyebabnya.Teori Kortisol/ACTH janin

Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai pemberi tanda untuk dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin. Pada cacat bawaan janin seperti anansefalus, hipoplasia adrenal janin, dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.Saraf Uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Pada keadaan di mana tidak ada tekanan pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebabnya.HerediterBeberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang mengalami kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999) seperti dikutip Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seseorang ibu mengalami kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar kemungkinan anak perempuannya mengalami kehamilan postterm.Tanda bayi postmatur

Tanda postmatur dapat di bagi dalam 3 stadium (Prawirohardjo, 2008) :Stadium I

Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.Stadium II

Gejala diatas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.Stadium III

Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat. Menurut Manuaba 2007, tanda bayi postmatur adalah : Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram).Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur.Rambut lanugo hilang atau sangat kurang.Verniks kaseosa di badan berkurang.Kuku-kuku panjang.Rambut kepala agak tebal.Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel.

Penatalaksanaan

Tindakan yang penting dilakukan (Saifuddin, 2002) adalah:Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.Bila :

Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim.Terdapat hipertensi, pre-eklampsia Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas.Pada kehamilan > 40-42 minggu. Maka ibu dirawat di rumah sakit.

Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada.

Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang.Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi gawat janinPada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan kesalahan letak janin.

Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif dan narkosa, jadi pakailah anestesi konduksi.

Pengelolaan selama persalinan

Selama proses persalinan yang penting di lakukan (Prawirohardjo, 2008) adalah : Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejahteraan janin. Pemakaian continuous electronic fetal monitoring sangat bermanfaatHindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan.Awasi jalannya persalinan.Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi gawat janin.Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan mengusap wajah neonatus dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur mekonium.Segera setelah lahir,bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan hipoglikemi, hiovolemi, hipotermi dan polisitemi.Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda-tanda posmaturitas.

Hati-hati kemungkinan terjadi distosia bahu. Sedangkan dalam buku acuan nasional pelayaan kesehatan maternal dan neonatal, pengelolaan intrapartum dapat dilakukan dengan : Pasien tidur miring sebelah kiri.Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin.Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal.Perhatikan jalannya persalinan.Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi

Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus segera dilakukan resusitasi sebagai berikut : Penghisapan nasofaring dan orofaring posterior secara agresif sebelum dada janin lahir Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian ventilasi dengan tekanan positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea telah di intubasi dan penghisapan yang cukup.Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum yang tebal.

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi pada persalinan postterm adalah:Terhadap Ibu

Persalinan postterm dapat menyebabkan distosis karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai seperti partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, robekan luas jalan lahir, dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka mordibitas dan mortalitas (Prawirohardjo, 2006).Terhadap Janin

Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia, hipoksia, hipovolemia, asidosis, hipoglikemia, hipofungsi adrenal sampai kematian dalam rahim (Saifuddin, 2002).

Peran dan Fungsi Bidan dalam Kehamilan Prematur dan Kehamilan PostmaturKebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diemban sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, promosi untuk persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anaknya, memberikan pengobatan dan pertolongan kegawat daruratan dan melakukan tindakan darurat.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan KB termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat. Ruang lingkup asuhan yang diberikan oleh seorang bidan (dan telah ditetapkan sebagai wilayah Kompetensi Bidan di Indonesia) meliputi:Pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etikPra konsepsi, KB dan ginekologiAsuhan konseling selama kehamilanAsuhan selama persalinan dan kelahiranAsuhan pada ibu nifas dan menyusuiAsuhan pada bayi baru lahirAsuhan pada bayi dan balitaKebidanan komunitas

Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus yang memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatuKompetensi Bidan Indonesia yang terdiri dari 9 area juga menekan peran fungsi bidan pada Asuhan dan konseling selama kehamilan. Pernyataan kompetensi 3: Bidan melakukan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.Dalam kasus kehamilan prematur dan postmatur, bidan berwenang dan bertugas yang tedapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pada BAB III tentang Penyelenggaraan Praktik : Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : Pelayanan kesehatan ibu;Pelayanan kesehatan anak; danPelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 10

Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilanPelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

Pelayanan kesehatan pada pra hamil;Pelayanan antenatal pada kehamilan normal;Pelayanan persalinan normal;Pelayanan ibu nifas normalPelayanan ibu menyusui; danPelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk :

Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukanBimbingan pada kelompok ibu hamil