sap asma

15
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP) “KENALI ASMA” OLEH: AYU PRAMISWARI NIM: 0902105067 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upload: ratna-sawitri

Post on 04-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASMA

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)

KENALI ASMA

OLEH:

AYU PRAMISWARINIM: 0902105067KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2013SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

KENALI ASMASatuan Acara Pendidikan Kesehatan

Hari/Tanggal: Rabu, 9 Oktober 2013Waktu

: 30 menit

Tempat : Rumah Keluarga Bp.AS di Jl. P. Moyo Gg.Horti no.1, Desa Pedungan

Sasaran: Keluarga Bp.ASTopik Kegiatan: AsmaSub Topik: 1. Pengertian asma2. Penyebab asma3. Tanda dan gejala asma4. Cara mencegah kekambuhan asma5. Pertolongan pertama asma dirumahA. TUJUAN

1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat mengerti dan memahami tentang asma.

2. Tujuan Khusus :Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sasaran dapat :

a. Mengetahui pengertian asma.b. Memahami penyebab asma.

c. Menyebutkan tanda dan gejala asma.

d. Mengetahui cara mencegah kekambuhan asma.

e. Mampu untuk melakukan pertolongan pertama pada asma dirumah. B. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

C. STRATEGI PELAKSANAAN

No.KegiatanWaktu

1.Tahap Persiapan :

1) Menyiapkan materi pendidikan kesehatan2) Menyiapkan alat/media pendidikan kesehatan2 menit

2.Pendahuluan :

1) Perawat memberikan salam kepada audiens.

2) Perawat memperkenalkan diri untuk menjalin keakraban dengan audiens

3) Perawat menggali sedikit informasi yang diketahui oleh audiens sebagai pembuka.3 menit

3.Pemberian materi:

1) Pengertian asma

2) Penyebab asma3) Tanda dan gejala asma4) Cara mencegah kekambuhan asma5) Pertolongan pertama asma dirumah20 menit

4.Diskusi dan Tanya jawab4 menit

5.Penutup :

1) Menyimpulkan seluruh materi

2) Mengevaluasi audiens3) Memberi salam penutup1 menit

D. MEDIA DAN ALAT

1. LeafletE. PENGORGANISASIAN

Penyuluh : Ayu Pramiswari (0902105067)

F. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktural:

a. Rencana kegiatan dipersiapkan 3 hari sebelum kegiatan

b. Media dan alat sudah dipersiapkan 2 hari sebelum kegiatan2. Evaluasi Proses:Pendidikan kesehatan berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah disusun. Peserta pendidikan kesehatan dapat aktif dalam mengikuti pendidikan kesehatan dan peserta mengikuti acara pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai.3. Evaluasi Hasil

:

a. Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% materi tentang pengertian asma.b. Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% materi tentang penyebab asma.c. Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% materi tentang tanda dan gejala asma.d. Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% materi tentang cara pencegahan asma.

e. Peserta Mampu untuk melakukan pertolongan pertama pada asma dirumah.G. LAMPIRAN

1. Materi

2. Leaflet

Lampiran 1: Materi

MATERI PENDIDIKAN KESEHATANASMAA. PENGERTIAN ASMAAsma adalah penyakit jalan napas obstruksi intermiten reversible dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu, dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi (Smeltzer, 2002 : 611).Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif (Reeves, 2001 : 48).

Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebihan dari kelenjar kelenjar di mukosa bronchus (Harnawatia, 2009)B. PENYEBAB ASMABelum diketahui penyebab terjadinya asma, adapun faktor pencetus jadinya asma:

1. Asma Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)Merupakan reaksi alergi terhadap beberapa faktor pencetus. Disamping itu, asma ekstrinsik biasanya berhubungan dengan faktor genetik yang dipengaruhi oleh faktor pencetus, seperti:

Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang, obat-obatan)2. Asma Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)Merupakan tipe asma yang faktor penyebabnya tidak spesifik. Asma intrinsik dapat berkembang menjadi bronkitis kronik sampai pada emfisema. Asma ini biasanya ditimbulkan oleh: Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur

Iritan : kimia

Polusi udara : CO, asap rokok, parfum

Emosional : takut, cemas dan tegang

Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.3. Asma Gabungan

Merupakan tipe asma yang paling umum diderita oleh masyarakat. Asma ini memiliki faktor pencetus yang merupakan gabungan dari asma tipe intrinsik dan asma tipe ekstrinsik. Faktor Presipitasi

a. Alergen

Di mana alergen dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

Inhalan : yang masuk melalui saluran pernafasan contohnya, debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.

Ingestan : yang masuk melalui mulut contohnya, makanan dan obat-obatan.

Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit contohnya, perhiasan, logam dan jam tanganb. Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya asma.

c. Stres

Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga memperberat serangan asma.

d. Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan di mana ia bekerja misalnya : orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik abses, polusi lalu lintas.

e. Olah raga atau aktivitas jasmani yang berat.

Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan jika melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma. Serangan asma karena aktivitas biasnaya terjadi sgera setelah selesai aktivitas tersebut.

C. TANDA DAN GEJALA ASMAAdapun tanda dan gejala asma:

1. Batuk Batuk kering, paroksismal, iritatif dan nonreproduktif kemudian menghasilkan sputum yang berbusa, jernih dan kental.2. Tanda-tanda terkait pernafasan Sesak napas

Fase aspirasi memanjang

Mengi dapat terdengar

Tulang zigomatik merah dan telinga merah

Bibir berwarna merah gelap dapat berkembang menjadi sianosis pada dasar kuku atau sianosis sirkumoral

Gelisah

Ketakutan

Berkeringat semakin banyak sejalan dengan berkembangnya serangan asma

Anak yang sudah besar dapat duduk tegak dengan bahu dibungkukan, tangan berada di atas meja atau kursi dan lengan menahan

Berbicara dengan frase yang singkat, terpatah-patah dan terengah-engah3. Dada

Hipersonansi pada perkusi

Bunyi nafas kasar dan keras

Mengi di seluruh bidang paru

Ekspirasi memanjang

Ronki kasar

Mengi saat inspirasi dan ekspirasi nada meninggi

4. Pada episode berulang Dada barrel

Bahu meninggi

Penggunaan otot-otot pernapasan aksesoris

Tampilan wajah: tulang zigomatik mendatar, lingkaran di sekeliling mata, hidung mengecil gigi di atas menonjol (Wong(a), 2003; Wong(b), 2008).D. CARA MENCEGAH KEKAMBUHAN ASMASemua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :

1. Menjaga kesehatan.

2. Menjaga kebersihan lingkungan.

3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma.

4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma.

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila gejala-gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma.

1. Menjaga KesehatanMenjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya.Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan - makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai.

2. Menjaga kebersihan lingkungana. Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.

b. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.

c. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.

3. Menghindari Faktor Pencetusa. Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.

b. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.

c. Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.

4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.

Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan

E. PERTOLONGAN PERTAMA ASMA DI RUMAHMenurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul First Aid, Cara Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat, asma membutuhkan penanganan segera sebab dapat berbahaya.Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :1. Tenangkan penderita.

2. Bantu penderita untuk duduk dan istirahat.

3. Bantu penderita mengambilkan atau mencarikan obat.

4. Biarkan penderita menggunakan obat inhalernya sendiri.

5. Sebisa mungkin hindari penderita dari sumber alergi.6. Jika merupakan serangan pertama atau terlihat berkepanjangan, segera bawa layanan medis.

7. Jika tidak sadar, segera bawa ke layanan medis.

8. Jangan memaksa penderita untuk tidur terlentang karena penderita lebih nyaman dalam keadaan duduk.

9. Jangan banyak bertanya pada penderita, karena biasanya ia sulit berbicara.

DAFTAR PUSTAKADEPKES. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma. EGC : Jakarta.

Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.

Donna D, Marilyn. V, Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia 1991.

Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D. R.N, Pathofisiologi proses-proses penyakit, edisi II, Buku ke empat. Wong, Dona L, 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Alih bahasa Agus Sunarta, dkk. EGC : Jakarta.Wong, Donna L., et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Volume 2. Alih bahasa Agus Sunarta, dkk. EGC : Jakarta.

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN KENALI ASMAPage 4