sap asi pasi mastitis

26
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Manfaat ASI & Kerugian PASI Tempat : Ruang 11 Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Agustus 2014 Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 11 Waktu : 1x40 menit I. Tujuan Instruksional Umum Pada akhir penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang manfaat ASI & kerugian PASI II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat : 1. Menyebutkan pengertian ASI & PASI 2. Menyebutkan Manfaat ASI 3. Menyebutkan Kerugian PASI 4. Mengetahui masalah dalam menyusui (Mastitis dan areola terpendam) III. Materi Terlampir IV. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab V.Media LCD Leaflet VI. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi struktur Peserta hadir di tempat penyuluhan

Upload: ima-safitri-puji-utami

Post on 22-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manfaat ASI & Kerugian PASITempat : Ruang 11 Rumah Sakit Saiful Anwar MalangHari/Tanggal: Sabtu, 23 Agustus 2014Sasaran: Keluarga Pasien Ruang 11Waktu: 1x40 menit

I. Tujuan Instruksional UmumPada akhir penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang manfaat ASI & kerugian PASIII. Tujuan Instruksional KhususSetelah diberikan penyuluhan peserta dapat :1. Menyebutkan pengertian ASI & PASI2. Menyebutkan Manfaat ASI3. Menyebutkan Kerugian PASI4. Mengetahui masalah dalam menyusui (Mastitis dan areola terpendam)

III. Materi Terlampir

IV. Metode1. Ceramah2. Tanya jawabV. Media LCD LeafletVI. Kriteria Evaluasi1. Evaluasi struktur Peserta hadir di tempat penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 11 RSSA Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan sebelumnya2. Evaluasi proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diberikan secara benar

3. Evaluasi hasil Peserta mengerti tentang pengertian ASI & PASI, manfaat ASI & Kerugian PASI

VII. Kegiatan PenyuluhanNoWaktuKegiatan PenyuluhKegiatan Peserta

1. 5 menitPembukaan:- Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam- Memperkenalkan diri- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan- Menyebutkan materi yang akan diberikan

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Memperhatikan

2.20 menitPelaksanaan :1. Menjelaskan pengertian ASI & PASI2. Menjelaskan manfaat ASI3. Menjelaskan Kerugian PASI4. Mengetahui masalah dalam menyusui (Mastitis dan areola terpendam)- Mendengarkan dan memperhatikan

3.10 menitMenanyakan kepada peserta tentang materi yang sudah diberikan, dan reinforcement kepada peserta penyuluhan yang dapat menjawab pertanyaanMenjawab pertanyaan dan bertanya jika ada yang belum dimengerti

4.5 menitTerminasi :- mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta- Mengucapkan salam penutup- Mendengarkan

- Menjawab salam

III. Materi

A. Pengertian ASI dan PASIASI (Air Susu Ibu)ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik baik bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2009).ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah, 2004).ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan tetapi bila mungkin selama 6 bulan (Roesli, 2000). ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organic yang di sekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yaitu:a) Kolostrum. ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa, betuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.b) ASI masa transisi, ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.c) ASI Mature, ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya (Retna, 2008).Kandungan kandungan zat yang terdapat dalam ASI adalah protein, laktosa, vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Oleh karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 6 bulan pertama setelah kelahiran (Baskoro, 2008) :a) KarbohidratKarbohidrat dalam ASI berbentuk Laktosa (gula susu) yang jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih banyak ketimbang dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel-sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-mineral lain.b) ProteinProtein sangat bagus karena semua unsur protein ini sangat penting bagi bayi pada tahun pertama hidupnya. Karena pada tahun pertama pertumbuhan bayi sangat cepat, didalam kandungan Protein Whey, terkait juga protein yang baik yaitu taurin merupakan protein otak yang diperlukan untuk otak, susunan syaraf, selain itu juga penting untuk pertumbuhan retina. Lactoferin juga protein yang penting karena lactoferin mengangkut zat besi dari ASI ke darah dan lactoferin dapat menjaga usus dari bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan protein lysosyme yang dapat mematikan bakteri yang berbahaya.c) LemakJenis lemak dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan mudah dicerna karena mengandung enzim lipase- omega 3, omega 6 dan DHA adalah lemak yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Lemak juga mengandung asam linoleat, jenis asam ini tidak dapat dibuat oleh tubuh yang mempunyai fungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.d) MineralMineral juga terkandung dalam ASI meskipun kadarnya relative rendah. Zat besi dan kalsium yang terkandung didalam mineral sangat stabil dan mudah diserap.e) VitaminASI mengandung vitamin yang dibutuhkan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir belum mampu menyerap vitamin K.

PASI (Pengganti Air Susu Ibu)PASI adalah singkatan dari Pengganti Air Susu Ibu dan umumnya berupa susu formula. PASI merupakan makana bayi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya (www.gizi.net). Pengganti Air Susu Ibu (PASI) adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi serta pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur antara 4 dan 6 bulan (Soetjiningsih, 1997 : 182).

Panduan pemberian PASI pada bayi baru lahir menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sebagai berikut :Kondisi bayi1. Kontra indikasi mendapat ASIPada beberapa kelainan metabolik/ genetik, tubuh tidak mempunyai enzim tertentu untuk mencerna salah satu komponen dalamsusu, baik susu manusia maupun hewan sehingga bayi tidak boleh menyusu. Bayi tersebut memerlukan formula khusus yangdisesuaikan dengan kebutuhannya dan memerlukan penanganan komprehensif antara dokter anak, ahli penyakit endokrin,metabolik, dan gizi. Di banyak negara maju, uji penapisan untuk jenis kelainan metabolik dilakukan segera setelah bayi lahir. Galaktosemia: penyakit ini disebabkan tidak adanya enzim galactose l -phosphate uridyltransferase yang diperlukan untukmencerna galaktosa, hasil penguraian laktosa. Bentuk klasik bisa berakibat fatal, sedangkan bentuk ringan menyebabkan gagal tumbuh dan membesarnya organ hati dan limpa ( hepato splenomegali). ASI mengandung laktosa tinggi sehingga bayiharus disapih, diberi susu tanpa laktosa, selanjutnya penderita harus diet makanan tanpa galaktosa sepanjang hidupnya. Maple syrup urine disease, pada penyakit ini tubuh tidak dapat mencerna jenis protein leusin, isoleusin dan valine. Bayi tidakboleh mendapat ASI atau susu bayi biasa, dan memerlukan formula khusus tanpa leusin, isoleusin dan valine. Fenilketonuria, memerlukan formula tanpa fenilalanin. Dengan diagnosis dini, disamping pemberian susu khusus dianjurkanuntuk diberikan berselang-seling dengan ASI karena kadar fenilalanin ASI rendah dan agar manfaat lainnya tetap diperoleh asalkan disertai pemantauan ketat kadar fenilalanin dalam darah.2. Pemberian susu formula pada BKBBayi kurang bulan memerlukan kalori, lemak dan protein lebih banyak dari bayi cukup bulan agar dapat menyamai pertumbuhannya dalam kandungan. ASI bayi prematur mengandung kalori, protein dan lemak lebih tinggi dari ASI bayi matur, tetapi masalahnya adalah ASI prematur berubah menjadi ASI matur setelah 3 -4 minggu. Jadi untuk BKB kurang dari 34 minggu setelah 3 minggu kebutuhan tidak terpenuhi lagi.Volume lambung BKB kecil dan motilitas saluran cerna lambat sehingga asupan ASI tidak optimal. Untuk merangsang produksi ASI, diperlukan isapan yang baik dan pengosongan payudara. Refleks mengisap bayi prematur kurang / belum ada, akibatnya produksi ASI sangat tergantung pada kesanggupan ibu memerah.Beberapa penelitian klasik antara lain oleh Lucas dan Schanler telah membuktikan manfaat ASI pada bayi prematur, akan mengurangi hari rawat, menurunkan insidensi enterokolitis nekrotikans (EKN) dan menurunkan kejadian sepsis lanjut, hal hal yang sangat bermakna untuk perawatan BKB kecil di Indonesia. Sehingga perlu diusahakan memberi kolostrum (perah) terutama pada perawatan bayi di hari hari pertama.Untuk mengatasi masalah nutrisi selanjutnya, setelah ASI prematur berubah menjadi ASI matur dianjurkan penambahan penguat ASI (HMF atau human milk fortifier, saat ini belum tersedia secara meluas di Indonesia). Penguat ASI adalah suatu produk komersial berisi karbohidrat, protein dan mineral yang sangat dibutuhkan bayi kurang bulan. HMF yang proteinnya berasal dari susu sapi, biasanya dicampurkan dalam air susu ibu bayi sendiri . Bila tidak tersedia penguat ASI, pemberian susu prematur dapat dibenarkan terutama untuk bayi prematur yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu atau berat lahir kurang dari 1500 gram. Apabila terdapat alergi terhadap susu sapi sebaiknya susu formula yang diberikan adalah susu formula yang telah dihidrolisis sempurna. Schanler menemukan pemberian HMF pada ASI donor kurang bermanfaat mungkin karena prosedur pemanasan yang harus dilalui. Selanjutnya, bila bayi sudah stabil, susu prematur dapat diberikan dengan Alat Bantu Laktasi (Lact Aid / Suplementer)untuk melatih bayi belajar mengisap3. Pemberian susu formula pada BCBMasih banyak ibu yang memberi tambahan susu formula pada bayinya yang cukup bulan dan sehat karena merasa ASInya belum keluar atau kurang. Salah satu penyebab adalah kurangnya informasi bahwa memberi susu formula terutama pada hari hari pertama kelahiran mungkin mengganggu produksi ASI, bonding, dan dapat menghambat suksesnya menyusui dikemudian hari. Bayi yang diberi formula akan kenyang dan cenderung malas untuk menyusu sehingga pengosongan payudara menjadi tidak baik. Akibatnya payudara menjadi bengkak sehingga ibu kesakitan, dan akhirnya produksi ASI memang betul menjadi kurang. Belum lagi akibat pemberian susu formula, masalah medis lain yang mungkin timbul adalah perubahan flora usus, terpapar antigen dan kemungkinan meningkatnya sensitivitas bayi terhadap susu formula (alergi) dan bayi kurang mendapat perlindungan kekebalan dari kolostrum yang keluar justru di hari hari pertama kelahiranPertimbangan memberi tambahan susu formula pada BCB disamping ASI:a) Bayi yang berisiko hipoglikemia dengan gula darah yang tidak meningkat meskipun telah disusui dengan baik tanpa jadwal atau diberi tambahan ASI perah. Risiko hipoglikemi dapat terjadi pada bayi kecil untuk masa kehamilan, pasca stress iskemik intrapartum, dan bayi dari ibu dengan diabetes mellitus terutama yang tidak terkontrol. Tata laksana yang dianjurkan adalah: Segera Setelah Lahir Bayi Disusui Tanpa Jadwal, Dan Jaga Kontak Kulit Dengan Ibu Agar Tidak Hipotermi (Untuk Mengatasi Hipotermi Bayi Memerlukan Banyak Energi) Gula Darah Plasma Hanya Diukur Bila Ada Risiko Atau Ada Gejala Hipoglikemia Dan Sebaiknya Diukur Sebelum Minum / Umur Bayi 4-6 Jam. Dibenarkan Memberi Suplemen Asi Perah Atau Susu Formula Bila Gula Darah < 2.6 Mmol (40 Mg/Dl) Dan Diulang 1 Jam Setelah Minum Asi. Mencukupi, Penambahan Susu Formula Dikurangi Dan Akhirnya Dihentikan. Bila Gula Darah Tetap Tidak Meningkat Ikuti Tata Laksana Penanganan Hipoglikemi Sesuai Panduan Rumah Sakit.b) Bayi yang secara klinis menunjukkan gejala dehidrasi (turgor/ tonus kurang, frekuensi urin < 4x setelah hari ke-2, buang air besar lambat keluar atau masih berupa mekonium setelah umur bayi > 5 hari).c) Berat bayi turun 8 10% terutama bila laktogenesis pada ibu lambat.d) Hiperbilirubinemia pada hari-hari pertama, bila diduga produksi ASI belum banyak atau bayi belum bisa menyusu efektifKuning karena ASI (breastmilk jaundice), bila bilirubin melebihi 20 25 mg/dL pada bayi sehat. Anjuran untuk membantu diagnosis dengan menghentikan ASI 1-2 hari sambil sementara diberi susu formula. Bila bilirubin terbukti menurun, ASI dimulai kembali.e) Lain-lain: bayi terpisah dari ibu, bayi dengan kelainan kongenital yang sukar menyusu langsung (sumbing, kelainan genetik). Dapat kita simpulkan, bahwa pada kasus-kasus di atas suplemen susu formula hanya diberikan sampai masalah teratasi sambil bayi terus disusui. Setelah itu ibu dan bayinya harus dibantu dan didukung agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif.Catatan:Pengganti ASI diberikan memakai sendok, cangkir ataupun selang orogastrik. Sementara itu ibu dianjurkan sering-sering menyusui dan memerah payudara (4-5x sehari). Pemeriksaan kadar gula darah jam-jam pertama kelahiran tidak diperlukan pada bayi cukup bulan sehat.Kondisi ibu1. Indikasi untuk tidak menyusuiKondisi kesehatan ibu merupakan kontraindikasi untuk menyusui, namun dengan beberapa pertimbangan .a) Ibu HIV positifVirus HIV juga ditularkan melalui ASI. Rekomendasi dari WHO (November 2009) untuk ibu HIV positif Tidak menyusui sama sekali bila pengadaan susu formula dapat diterima, mungkin dilaksanakan, terbeli, berkesinambungan dan aman (AFASS acceptable, feasible, affordable, sustainable dan safe). Bila ibu dan bayi dapat diberikan obat-obat ARV (Anti Retroviral) dianjurkan menyusui eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan menyusui sampai umur bayi 1 tahun bersama dengan tambahan makanan pendamping ASI yang aman. Bila ibu dan bayi tidak mendapat ARV, rekomendasi WHO tahun 1996 berlaku yaitu ASI eksklusif yang harus diperah dan dihangatkan sampai usia bayi 6 bulan dilanjutkan dengan susu formula dan makanan pendamping ASI yang aman.b) Ibu penderita HTLV (Human T-lymphotropic Virus) tipe 1 dan 2 Virus ini juga menular melalui ASI. Virus tersebut dihubungkan dengan beberapa keganasan dan gangguan neurologis setelah bayi dewasa. Bila ibu terbukti positif, dan syarat AFASS dipenuhi, tidak dianjurkan memberi ASI.c) Ibu penderita CMV (citomegalovirus) yang melahirkan bayi prematur juga tidak dapat memberikan ASInya.2. Indikasi untuk sementara tidak menyusuiPada ibu perlu dijelaskan bahwa penghentian menyusui hanya sementara dan ibu dapat melanjutkan menyusui bayinya kembali sesuai dengan perkembangan kesehatannya. Selain itu, petugas kesehatan harus dapat memberi informasi cara mempertahankan produksi ASI dan bila perlu rujuklah pada konsultan atau klinik laktasi.a) Ibu sakit berat sehingga tidak bisa merawat bayinya misalnya psikosis, sepsis, atau eklamsib) Virus herpes simplex type 1 (HSV-1): kontak langsung mulut bayi dengan luka di dada ibu harus dihindari sampai pengobatannya tuntasc) Pengobatan ibu: psikoterapi jenis penenang, anti epilepsi Opioid dan kombinasinya mungkin memberi efek samping seperti mengantuk atau depresi pernafasan sehingga lebihbaik dihindari bila ada alternatif yang lebih aman Kemoterapi sitotoksik mensyaratkan seorang ibu untuk berhenti menyusui selama terapi Bila ibu memerlukan pemeriksaan dengan zat radioaktif maka pemberian asi pada bayi dihentikanselama 5 kali masa paruh zat tersebut. Selama ibu tidak memberikan asi, asi tetap diperah dan dibuang untuk mempertahankan produksi asinya.3. Pertimbangan pada beberapa kondisi ibua) Ibu yang merokok, peminum alkohol, pengguna ekstasi, amfetamin dan kokain dapat dipertimbangkan untuk diberi susu formula, kecuali ibu menghentikan kebiasaannya selama menyusui.b) Beberapa situasi lain dimana dibenarkan untuk memberi susu formula : Laktogenesis memang terganggu, misalnya karena ada sisa plasenta (hormon prolaktin terhambat), sindromSheehan (perdarahan pasca melahirkan hebat dengan komplikasi nekrosis hipothalamus) Insufisiensi kelenjar mammae primer: dicurigai bila payudara tidak membesar tiap menstruasi / ketikahamil dan produksi ASI memang minimal. Pasca operasi payudara yang merusak kelenjar atau saluran ASI Rasa sakit yang hebat ketika menyusui yang tidak teratasi oleh intervensi seperti perbaikan pelekatan,kompres hangat maupun obat.

B. Manfaat ASIASI banyak mengandung komposisi zat gizi yang berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Manfaat ASI menurut Suradi (2004):1) Bagi bayia. ASI sebagai nutrisiDi dalam ASI terdapat nutrisi-nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak antara lain : taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang.b. Meningkatkan daya tahan tubuhBayi baru lahir membawa imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) secara alamiah. Tetapi zat ini akan segera turun apabila bayi telah dilahirkan. Pada saat zat kekebalan tubuh yang dibawa sejak lahir sudah mulai menurun, maka kemampuan bayi mempertahankan daya tahan tubuhnya mulai lambat, setelah itu akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh, yang dapat melindungi bayi dari infeksi, bakteri, virus dan jamur.c. ASI meningkatkan kecerdasanKecerdasan anak erat kaitannya dengan otak, maka perkembangan kecerdasan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan otak. Salah satunya yang berperan dalam perkembangan otak adalah nutrisi dengan memberikan ASI perkembangan otak dapat berkembang secara optimal dan menjadikan perkembangan potensi kecerdasan anak secara maksimal.d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayangBayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang, merasa aman dan tentram serta perasaan terlindungi dan disayangi. Inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Keuntungan lain dari pemberian ASI menurut tidak mudah tercemar, melindungi bayi dari infeksi, lebih murah / ekonomis, mengandung vitamin yang cukup, mencegah anemia akibat kekurangan zat besi, ASI mudah dicerna dan menghindari bayi dari alergi.2) Bagi ibua. Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mammae).Menyusui mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi alergi.b. Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker rahim (Ca Endometrium). Wanita yang mengidap kanker indung telur ephitenal disbanding dengan perempuan dengan kondisi neoplastic menunjukkan tren terbalik terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui.c. Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis).Perempuan dengan banyak anak dan periode menyusui yang panjang memiliki kepadatan mineral tulang lebih tinggi / sama dan resiko patah lebih rendah / sama dibandingkan dengan yang tidak pernah melahirkan dan menyusui.d. Mengurangi resiko rheumatoid artritis.e. Metode KB paling aman. Menjarangkan Kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.f. Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan. Apabila bayi disusukan segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.g. Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan resiko pendarahan pasca persalinan.h. Memberikan ASI segera (dalam waktu 60 menit), membantu meningkatkan produksi ASI dan proses laktasi.i. Hisapan puting yang segera dan sering membantu mencegah payudara bengkak.j. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok.k. Aspek PsikologisMemberi kepuasan bagi ibu. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. lbu akan merasa bangga dan diperlukan rasa sayang yang dibutuhkan oleh semua manusia.l. Mengurangi resiko diabetes maternal3) Bagi keluargaa. Mudah pemberiannyaMenyusui sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang selalu harus dibersihkan.b. Menghemat biayaASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.c. Mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahteraKebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga.

4) Bagi lingkungana. Mengurangi bertambahnya sampahDengan hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton, kertas pembungkus. Kita pertimbangkan beberapa fakta berikut ini : Jika setiap bayi di Indonesia diberi ASI, akan menghemat sekitar 86.000 ton kaleng susu yang seharusnya dapat digunakan untuk membuat 550 juta kaleng susu; dan 1.230 ton kertas (label susu kaleng ) Makanan botol, kempeng dan peralatan lainnya, membutuhkan plastik, karet dan silikon. Tahun 1987 misalnya 4,5 juta botol susu hanya di Pakistan. Jumlah untuk setiap bayi bahkan lebih besar di negara industri. Sampah ini menghabiskan sumber daya alam dan menambah masalah pembuangan sampah. Air untuk susu buatan, botol dan dot harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk itu diperlukan sekitar 200 gr kayu untuk memanaskan 1 liter air; alam 1 tahun bayi yang diberi makanan buatan akan menghabiskan paling sedikit sekitar 73 kg kayu. Selain air, peralatan dapur untuk menyiapkan susu formula merupakan sumber kontaminasi yang perlu diwaspadai. Pada tahun 70an, perawat kesehatan masyarakat di Canada menurunkan tingkat timah hitam pada bayi yang berasal dari sodder timah hitam dari panci listrik yang digunakan untuk mendidihkan air untuk mengencerkan susu formula (www.gizi.net)b. Mengurangi polusi udaraAir Susu Ibu (ASI) tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap.5) Bagi negaraa. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anakAdanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.b. Mengurangi subsidi kesehatanSubsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial, serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula.c. Menghemat devisa untuk membeli susu formulaASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan, berapa banyak devisa yang dapat dihemat oleh negara yang sebelumnya dipakai untuk membeli susu formula.d. Peningkatan kualitas generasi penerusAnak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

C. Kerugian PASI1) Segi Kandungan Rentan terhadap penyakit. Air susu ibu (ASI) banyak mengandung zat antibody (zat yang meningkatkan kekebalan tubuh), sehingga bayi yang mendapatkan air susu ibu secara tidak langsung sudah mendapatkan kekebalan terhadap kuman penyebab penyakit. Beban pada ginjal. Kandungan protein pada susu formula jauh lebih tinggi dari air susu ibu, sehingga jumlah zat yang larut pada susu formula lebih tinggi yang mengakibatkan beban pada ginjal. Gangguan pencernaan. Pada air susu ibu, kandungan lemaknya mudah diserap dibanding dengan lemak yang terdapat pada susu formula. Pada bayi premature (kurang bulan) yang diberi susu formula sering timbul gangguan pencernaan dimana buang air besarnya bercampur dengan lemak. Pencemaran oleh kuman. Air susu ibu pada umumnya bebas kuman, kecuali bila ibu menderita suatu penyakit infeksi. Pada susu formula kemungkinan terjadinya pencemaran oleh kuman besar. Alergi. Belum pernah terjadi adanya bayi yang alergi terhadapat air susu ibu. Namun kemungkinan timbulnya alergi terhadap susu formula ada, karena terbuat dari susu sapi dan dalam proses pengolahan susu formula telah ditambahkan beberapa bahan lain.2) Segi Penyajian PencemaranSeperti yang telah dijelaskan di atas, susu formula dalam tahap-tahap penyajiannya dapat tercemar oleh kuman Tersedak.Tersedak dalam pemberian susu memakai botol dot sangat mungkin terjadi, terutama jika lubang yang ada pada dot sangat besar, sehingga air susu yang mengalir sangat deras sedangkan bayi belum bisa menyesuaikannya; Congekan.Congekan (otitis media) sering terjadi pada bayi yang diberi susu formula. Air susu dalam dot dapat masuk dalam telinga karena bayi diberi susu sambil tiduran. Muntah dan perut kembung.Sering terjadi posisi botol dot tidak pas sehingga udara dapat terhisap, yang bisa menyebabkan regurgitair susu ibu, muntah dan perut kembung. Alergi.Ada beberapa bayi yang alergi terhadap karet atau plastik pada dot. Biasanya di sekitar mulut bayi terdapat ruam merah atau vesikel. Kebutuhan tak terkontrol.Kadang-kadang ibu membuat susu dengan jumlah seperti biasanya, padahal bayi mair susu ibuh menginginkan ataupun sebaliknya. MerepotkanDengan air susu ibu penyajiannya sangat praktis, kapan dan dimanapun bayi menginginkannya, ibu dengan mudah dapat memberikannya dalam keadaan segar. Pada susu formula penyajiannya cukup lama dan repot dimana sang ibu harus merebus air dulu, menyeduh susu, membersihkan botol, dan seringkali susu sudah tidak segar lagi ketika disajikan (basi). MahalSusu formula yang kualitasnya baik sangat mahal harganya, tentunya ini menambah biaya bulanan. Jika di Asia diperkirakan 60 juta anak dibawah 1 tahun memerlukan susu formula, berarti mereka memerlukan sekitar 16 milyar liter susu sapi untuk membuat susu formula. Ini memerlukan sekitar 114 juta sapi, tentunya biaya yang diperlukan sangat besar.

C. Masalah dalam menyusui

1. MastitisMastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi paling umum. Pada payudara wanita yang menyusui,meskipun halini dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui. Infeksi dapat terjadi akibat perpindahan mikroorganisme ke payudara oleh tangan pasien atau tangan pemberi perawatan atau dari bayi menyusui yang mengalami infeksi oral, mata atau kulit. Mastitis dapat juga disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui darah. Sejalan berkembangnya inflamasi, terjadi infeksi pada duktus, sehingga menyebabkan stagnasi ASI pada satu lobus atau lebih. Tekstur payudara menjadi keras atau memadat, dan pasien mengeluarkan nyeri pekak pada regio yang terkena. Puting susu yang mengeluarkan rabas material purulen, serum atau darah harus diperiksakan.Tanda dan gejala mastitis antara lain : Payudara yang terbendung membesar, membengkak, keras dan dangat nyeri. Payudara dapat terlihat merah, mengkilat dan puting teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI sampai pembengkakan berkurang. Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan sakit.Mastitis dan abses payudara sangat mudah dicegah, bila menyusui dilakukan dengan baik sejak awal untuk mencegah keadaan yang meningkat statis ASI, dan bila tanda dini seperti bendungan, sumbatan saluran payudara dan nyeri puting susu diobati dengan cepat. Ibu atau siapa saja yang merawat mereka perlu mengetahui tentang penatalaksanaan menyusui yang efektif, pemberian makan bayi dengan adekuat dan tentang pemeliharaan kesehatan payudara.Ada beberapa praktek yang harus dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya statis ASI dan mastitis, antara lain : Bayi harus mendapat kontak dini dengan ibunya, dan mulai menyusui segera setelah tampak tanda-tanda kesiapan, biasanya dalam jam pertama atau lebih. Bayi harus tidur ditempat tidur yang sama dengan ibunya, atau didekatkan pada kamar yang sama. Semua itu harus mendapat bantuan dan dukungan yang terlatih dalam teknik menyusui, baik sudah maupun belum pernah menyusui sebelumnya, untuk menjamin kenyutan yang baik pada payudara, pengisapan yang efektif dan pengeluaran ASI yang efisien. Setiap ibu harus didorong untuk menyusui on demand, kapan saja bayi menunjukkan tanda-tanda siap menyusui, seperti membuka mulut dan mencari payudara. Stiap ibu harus memahami pentingnya menyusui tanpa batas dan eksklusif. Ibu harus menerima bantuan yang terlatih untuk mempertahankan laktasi bila bayinya terlalu kecil atau lemah untuk menghisap dengan efektif. Bila ibu dirawat di rumah sakit, ia memerlukan bantuan yang terlatih saat menyusui pertama kali dan sebanyak yang diperlukan pada saat menyusui berikutnya. Bila ibu berada di rumah, ibu memerlukan bantuan yang terlatih selama hari pertama setelah persalinan, beberapa waktu selama dua minggu pertama, dan selanjutnya seperti yang dibutuhkan sampai ibu menyusui dengan efektif dan percaya diri.Ada beberapa hal yang harus dihindari karena dapat mengganggu membatasi atau mengurangi jumlah isapan dalam proses menyusui dan juga meningkatkan resiko stasis ASI antara lain :1. Penggunaan dot2. Pemberian makanan dan minuman lain pada bayi pada bulan-bulan pertama terutama dari botol susu.3. Tindakan melepaskan bayi dari payudara pertama sebelum ia siap untuk menghisap payudara yang lain.4. Beban kerja yang berat atau penuh tekanan.5. Kealpaan menyusui, termasuk bila bayi mulai tidur sepanjang malam.6. Trauma pada payudara, karena kekerasan atau penyebab lain.Hal-hal tersebut harus dihindari atau sedapat mungkin ibu dilindungi darinya; tetapi bila tidak terhindarkan, ibu dapat mencegah mastitis bila ia melakukan perawatan ekstra pada payudara.Penanganan yang dilakukan untuk penderita mastitis antara lain : Beristirahat di tempat tidur bila mungkin. Sering menyusui pada payudara yang terkena. Mengompres panas pada payudara yang terkena, berendam air hangat atau pancuran hangat. Meminjat dengan lembut daerah benjolan saat bayi menyusui untuk membantu ASI mengalir dari daerah tersebut. Pemberian antibiotik dan analgetik :a. Amoxicillin 250-500 mg setiap 2 jamb. Paracetamol 500 mg setiap 8 jam.2. Kelainan Puting Susu-Puting Susu datarBila areola dijepit antar jari telunjuk dan ibu jari dibelakang puting susu, puting normal akan meninjol keluar. Bila tidak, berati puting datar. Saat laktasi puting menjadi lebih tegang/menonjol karena rangsang bayi menyebabkan otot polos puting berrkontraksi. Namun, puting masih sulit ditangkap/diisap oleh mulut bayi.

-Puting susu terpendam dan puting susu tertarik kedalamSebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola (tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting tersebut seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu diketahui bahwa tidak semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu, ibu menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau pompa kemudian diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.

Daftar PustakaBaskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta: Banyu Media.Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta : Dwa Press Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidiya Suradi & Kristina (Ed). 2004. Manajemen Laktasi Cetakan ke 2. Jakarta: Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesiawww.gizi.net diakses pada tanggal 19 Agustus 2014www.idai.or.id diakses pada tanggal 19 Agustus 2014