pergeseran karakter masyarakat pasi jambu …repository.utu.ac.id/807/1/i-v.pdf · 2017. 9. 27. ·...

78
i PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU TERHADAP PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA PASCA BERDIRINYA RRI PADA GAMPONG PASI JAMBU KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh : SAID BUKHARI SI NIM : 07C20210033 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI SOSIOLOGI MEULABOH - ACEH BARAT TAHUN 2014

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU

    TERHADAP PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA

    PASCA BERDIRINYA RRI PADA GAMPONG

    PASI JAMBU KECAMATAN KAWAY XVI

    KABUPATEN ACEH BARAT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

    syarat-syarat guna memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial

    Oleh :

    SAID BUKHARI SI

    NIM : 07C20210033

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

    MEULABOH - ACEH BARAT

    TAHUN 2014

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Skripsi/tugas akhir : Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu Terhadap

    Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI

    Pada Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI

    Kabupaten Aceh Barat

    Nama Mahasiswa : Said Bukhari SI

    Nim : 07C20210033

    Program Studi : Ilmu Sosiologi

    Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Menyetujui,

    Komisi Pembimbing

    Pembimbing I

    Said Fadhlain, S.IP

    NIDN. 01-0501-7003

    Pembimbing II

    Muhammad Idris, M.Pd

    NIDN. 01-2303- 7902

    Mengetahui,

    Plt.Ketua Program Studi

    Ilmu Sosiologi

    Muhammad Idris, M.Pd

    NIDN.01-2303- 7902

    Dekan

    Sudarman Alwy, M.Ag

    NIDN. 01-2504-7601

    Tanggal Sidang : 21 Juli 2014

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi dengan Judul

    PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU TERHADAP

    PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA PASCA BERDIRINYA RRI

    PADA GAMPONG PASI JAMBU KECAMATAN KAWAY XVI

    KABUPATEN ACEH BARAT

    Yang disusun Oleh :

    Nama : Said Bukhari SI

    Nim : 07C20210033

    Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Program Studi : Ilmu Sosiologi

    Telah dipertahakan di depan Komisi Penguji pada tanggal 21 Juli 2014 dan

    dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

    KOMISI PENGUJI

    Alue Penyareng, 21 Juli 2014

    Plt.Ketua Program Studi Ilmu Sosiologi

    Said Fadhlain, S.IP

    NIDN.01-0501-7003 …………………….

    Ketua

    Muhammad Idris, M.Pd

    NIDN. 01-2303- 7902 ……………………

    Anggota I

    ……………………

    Anggota II

    Hj. Arfriani Maifizar, M.Si

    NIDN. 01-1205-7901

    Triyanto, MA

    NIDN. 01-1507-7102 ……………………

    Anggota III

    Muhammad Idris, M.Pd

    NIDN. 01-2303- 7902

  • iv

    SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Said Bukhari SI

    Nim : 07C20210033

    Program Studi : Ilmu Sosiologi

    Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas : Universitas Teuku Umar

    Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar dibuat oleh penulis sendiri

    dan orisinil, serta belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

    sarjana akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat

    yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dalam

    sumber kutipan dan daftar pustaka.

    Apabila ternyata di dalam skripsi ini semua atau sebagian isinya terdapat

    unsur-unsur plagiat, maka saya akan bersedia skripsi ini di gugurkan dan gelar

    akademik yang saya peroleh dapat dicabut/dibatalkan, serta dapat diproses sesuai

    dengan peraturan yang berlaku.

    Demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani dalam keadaan

    sadar tanpa tekanan/paksaan oleh siapapun.

    Meulaboh, 21 Juli 2014

    Yang membuat pernyataan

    Said Bukhari SI

  • v

    Nama : Said Bukhari SI

    TTL : Alue Tampak, 05 Juni 1988

    Jenis Kelamin : Laki – laki

    Agama : Islam

    Alamat : Jln.Meulaboh-Tutut Km.7 Gampong Pasi Jambu,

    Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

    No. HP : 085260650795

    Email : [email protected]

    Nama Orang Tua

    Ayah : Said Idris (Alm)

    Ibu : Nurbaiti (Alm)

    SD (1994-2000) : MIS Pasi Jambu

    SMP (2000-2003) : MTsN Peureumeu

    SMA (2003-2006) : SMK Negeri 1 Meulaboh

    PT (2007-2014) : Universitas Teuku Umar Meulaboh-FISIP

    Istana Bakeri Meulaboh

    Radio Matahari FM

    PT.Mandala Finance

    LPP RRI - RRI Meulaboh

    Demikianlah daftar riwayat hidup ini diperbuat dengan sebenarnya.

    Meulaboh, 21 Juli 2014

    Said Bukhari SI

    RIWAYAT HIDUP

    A. DATA PRIBADI

    B. PENDIDIKAN

    FORMAL

    C. PENGALAMAN KERJA

    D. PENGALAMAN ORGANISASI

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

    berkatrahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi /Tugas Akhir

    yangberjudul,“PERGESERAN KARAKTER MASYARAKAT PASI JAMBU

    TERHADAP PEMBANGUNAN IDENTITAS BUDAYA PASCA

    BERDIRINYA RRI PADA GAMPONG PASI JAMBU KECAMATAN

    KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT”,dengan baik dan lancar sebagai

    salah satu syarat guna menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu

    Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar,

    Meulaboh.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi/Tugas Akhir ini tidak

    lepas dari berbagai kesulitan. Tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai

    pihak,maka kesulitan ini dapat diatasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan

    dukungan baik secara moril maupun materil kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf, MBA selaku Rektor Universitas Teuku

    Umar.

    2. Bapak Sudarman Alwy, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Teuku Umar.

    3. Bapak Muhammad Idris, M.Pd selaku Plt. Ketua Jurusan Ilmu Sosiologi.

    Sekaligus sebagai pembimbing II.

  • vii

    4. Bapak Said Fadhlain selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    5. Para Dosen dan staf Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Teuku Umar.

    6. Selanjutnya ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga saya

    terutama kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan

    moril dan materil, tanpa ada doa dan dukungan dari kalian, saya tidak akan

    mampu bertahan sampai saat ini serta buat istri dan anakku tersayang yang

    telah memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa. Semoga Allah

    mencintai dan menyayangi kalian lebih dari kalian mencintai dan

    menyayangi Said diwaktu Said masih kecil hingga sekarang, amin.

    Kiranya semoga Allah memberikan panjang umur dan kesehatan buat

    orang-orang yang saya sayangi dan cintai.

    7. Sahabat-sahabat di Jurusan Ilmu Sosologi angkatan 07, Mahasiswa/i Fisip

    yang selalu bersama disaat kuliah dan kepada teman-teman yang telah

    membantu saya dan memberi masukan dalam menyelesaikan pembuatan

    skripsi yang sederhana ini tetapi mempunyai manfaat.

    Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

    membantu dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini, Penulis menyadari

    adanya keterbatasan kemampuan sehingga hasil penulisan skripsi ini masih jauh

    dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan saran dan kritik guna menyempurnakan skripsi ini.

  • viii

    Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

    umumnya dan pihak-pihak yang berkepentingan pada khususnya.

    Alue Peunyareng, 21 Juli 2014

    Penulis

    SAID BUKHARI SI

  • ix

    ABSTRAK

    Said Bukhari SI Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu Terhadap

    Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI pada Gampong Pasi Jambu

    Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. di bawah bimbingan Said

    Fadhlain dan Nurlian.

    Pembangunan merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat,pembangunan

    identitas budaya merupakan wujud perubahan budaya yang terjadi pada

    masyarakat, artinya masyarakat sudah mulai menerima budaya yang baru dalam

    kehidupannya. RRI menjadi peran penting dalam kehidupan masyarakat Gampong

    Pasi Jambu karena RRI merupakan akses yang memperluas wilayah perkotaan,

    sehingga Gampong Pasi Jambu lebih dikenal oleh khalayak luas akibat selalu

    disebut-sebut namanya melalui RRI. Penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan metode kualitatif dan penentuan informan melalui purposive

    sampling. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebelum RRI masuk ke

    Gampong Pasi Jambu identitas budaya masyarakat masih tertutup terhadap

    budaya baru, namun peran RRI ini sangat penting karena mampu membangun

    identitas budaya sehingga budaya masyarakat lebih terbuka terhadap budaya-

    budaya barunya. Selain itu keberadaan RRI mempengaruhi perputaran ekonomi

    masyarakat setempat karena sistem perputarannya lebih cepat disebabkan oleh

    meluasnya wilayah perkotaan, dan karakter masyarakat Gampong Pasi Jambu

    mulai berubah dengan kehadiran RRI di gampong tersebut, pola pikirnya yang

    semakin baik serta sudah mulai terbuka terhadap hal-hal yang baru.perekonomian

    masyarakat gampong Pasi Jambu mulai stabil dengan hadirnya RRI di gampong

    tersebut, dikarenakan masyarakat setempat mendapatkan lahan pekerjaan baru,

    RRI sangat memprioritaskan masyarakat setempat dalam merekrut tenaga kerja.

    Kata Kunci : Karakter, Masyarakat, Pembangunan, Identitas Budaya

  • x

    ABSTRAK

    Said Bukhari SI Shifting Society Pasi Jambu Character Development Cultural

    Identity Against Post-establishment of RRI in Pasi Jambu Gampong Kaway XVI

    District of West Aceh district. under the guidance of Said Fadhlain dan Nurlian.

    Development is the changes in society, the development of cultural identity is a

    form of cultural change that occurs in the community, meaning that people have

    started to accept new cultural life. RRI become an important role in people's lives

    Gampong Pasi Jambu because RRI is expanding access to urban areas, so the

    Village Pasi Jambu is known by a wide audience due to his name is always

    mentioned by RRI. This research was conducted using qualitative methods and

    determination of informants through purposive sampling. The research results

    obtained by the RRI before entering into the Village Pasi Jambu cultural identity

    is still closed to the new culture, but the role of RRI is very important for being

    able to build a cultural identity that culture is more open to new cultures. Besides

    the existence of RRI affect local economic turnaround as the system spins faster

    due to the expansion of urban areas, and the character of the Village Pasi Jambu

    society began to change with the presence of RRI in the village, the patterns of

    thought that the better and has begun to open to new things .perekonomian Pasi

    Jambu village communities stabilized by the presence of RRI in the village,

    because local people get new jobs, RRI highly prioritize local communities in

    recruiting labor.

    Key Word: Character, Community, Development, Cultural Identity

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................ iii

    SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI ..................... iv

    ABSTRAK ............................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ......................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

    MOTTO ............................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4

    1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 4

    1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................... 5

    1.5 Sistematika Penulisan ...................................................... 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7

    2.1 Kajian Terdahulu............................................................. 7

    2.2. Karakter .......................................................................... 8

    2.2.1 Pengertian Karakter ....................................................... 8

    2.2.2 Unsur Pembentukan Karakter ................................. 8

    2.3 Pengertian Masyarakat .................................................... 10

    2.4Pembangunan .................................................................... 11

    2.4.1 Pengertian Pembangunan ........................................ 11

    2.5Budaya .............................................................................. 13

    2.5.1 Pengertian Budaya........................................................ 13

    2.5.2 Identitas Budaya .................................................... 14

    2.5.3 Pembentukan Identitas Budaya ............................... 17

    2.5.4 Komunikasi Antar Budaya ...................................... 19

    2.6 Interaksi Sosial ................................................................ 21

    2.6.1Bentuk Interaksi Sosial ............................................ 22

    2.7 Peran RRI terhadap Pembangunan Masyarakat ................ 23

  • xii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 25

    3.1 Metode Penelitian ........................................................... 25

    3.2 Sumber Data .................................................................... 26

    3.3 Teknik Pengumpulan Data. .............................................. 27

    3.4TeknikPenentuan Informan ............................................... 29

    3.5 Instrumen Penelitian ......................................................... 30

    3.6 Teknik Analisa Data ........................................................ 30

    3.7 Pengujian Kredibilitas Data .............................................. 31

    3.8 Lokasi Penelitian ............................................................. 33

    3.9 Jadwal Penelitian............................................................. 33

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 35

    4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ........................................... 35

    4.1.1 Kondisi Geografis ................................................... 35

    4.1.2 Sejarah RRI ............................................................ 36

    4.1.3 Struktur Organisasi RRI Meulaboh ......................... 38

    4.2 Kondisi Sosial Ekonomi ................................................... 38

    4.3 Kondisi Sosial dan Budaya ............................................... 39

    4.4 Hasil Penelitian ................................................................ 40

    4.4.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong

    Pasi Jambu ............................................................. 40

    4.4.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan

    Masyarakat Sebelum RRI Masuk di Gampong

    Pasi Jambu ............................................................. 41

    4.4.3 Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan

    Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong

    Pasi Jambu ............................................................. 43

    4.4.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat dengan RRI ......... 45

    4.5 Pembahasan ..................................................................... 46

    4.5.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong

    Pasi Jambu ............................................................. 46

    4.5.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan

    Masyarakat Sebelum RRI Masuk di Gampong ...... 47

    4.5.3 Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan

    Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong

    Pasi Jambu ............................................................. 48

    4.5.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat dengan RRI ......... 49

  • xiii

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 51

    5.1 Kesimpulan ...................................................................... 56

    5.2 Saran ................................................................................ 57

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel : 3.1 Jadwal Penelitian .................................................................. 34

    Tabel : 4.1 Letak Georafis Gampong Pasi Jambu ................................... 35

    Tabel : 4.2 Jumlah penduduk menurut kelompok dan jenis kelamin

    dalam Gampong Pasi Jambu ................................................ 35

    Tabel : 4.3 Jumlah mata pencaharian penduduk Gampong Pasi Jambu ... 39

    Tabel : 4.4 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat

    Sebelum RRI Masuk ............................................................ 42

    Tabel : 4.5 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya……………………………………………………………………………………… 43

    Tabel : 4.6 Hubungan Ekonomi Masyarakat Dengan RRI…………… 45

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar : 4.1 Struktur Organisasi RRI Meulaboh…………………… 39

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian Lapangan dari FISIP-UTU kepada

    Keuchik Gampong Pasi Jambu Kec. Kaway XVI

    Lampiran 2 Surat Keteragan telah melaksanakan Penelitian dari Pihak Gampong

    Pasi Jambu

    Lampiran 3 Pedoman Wawancara

    Lampiran 4 Dokumentasi di Lapangan

  • xvii

    MOTTO

    Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal keberhasilan.

    Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air matamu adalah pewarnanya.

    Doamu dan doa orang-orang disekitarmu adalah bara api yang

    mematangkannya. Kegagalan di setiap langkahmu adalah pengawetnya. akan

    dari itu, bersabarlah! Allah SWT selalu menyertai orang-orang yang penuh

    kesabaran dalam proses menuju keberhasilan. Sesungguhnya kesabaran akan

    membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri arti sebuah keberhasilan.

    Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan

    hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

    menyukainya atau tidak. Ku persembahkan karya ini untuk keluarga ku tercinta

    terutama untuk Ibunda dan Ayahanda (alm.Nurbaiti/alm.Said Idris), Nenek (Poe

    Cut) beserta saudara-saudariku (Said Jauhari.SI dan Cut Aja Malawati.SI,S.E)

    yang telah memberi dukungan dan do’a untukku.

    Spesial buat istri tersayang dan anakku tercinta yang telah menemani

    hari-hariku (Yuliana.AR,A.Md.Kep dan Said Habib Al Badrul). Terima kasih aku

    ucapkan untuk semua pengorbanan dan cinta kasih kalian.

    21 Juli 2014

    SAID BUKHARI SI

    http://www.lintascinta.com/2012/04/motto-skripsi-terbaru-2012.html

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat baik

    secara menyeluruh maupun secara khusus terjadi pada suatu masyarakat. Ketika

    masyarakat mengalami kemajuan menuju era modern, kehidupan tradisional mulai

    tidak diminati lagi oleh sebahagian masyarakat, karena ingin menuju gaya

    kehidupan yang modern.

    Masyarakat di era modern sangat menginginkan kehidupan yang layak dan

    mampu bersaing secara individu, kelompok maupun golongan dalam mengisi

    kehidupan di tengah-tengah keganasan arus globalisasi masa kini. Dengan

    perkembangan arus globalisasi masa kini maka perkembangan kehidupan

    masyarakat sangat ditentukan oleh tuntutan zaman seperti keterbukaan terhadap

    akses informasi.

    Keterbukaan terhadap akses informasi merupakan suatu wujud

    pembangunan yang terjadi dikalangan masyarakat yang modern, dimana

    masyarakat sudah mudah mengakses informasi, dengan mudahnya mengakses

    informasi maka kehidupan masyarakat lebih terarah kepada persiapan menuju

    kehidupan pada masyarakat modern.

    Ketika terjadi penyesuaian diri terhadap pembangunan di dunia modern

    maka kehidupan masyarakat akan lebih maju dan sejahtera. Wujud pembangunan

    masyarakat juga disebabkan oleh faktor kehidupan yang semula merupakan

    daerah perkampungan yang sulit untuk di akses oleh masyarakat luar, disebabkan

    1

  • tidak ada kepentingan apapun terhadap wilayah tersebut, kemudian wilayah

    tersebut didirikan fasilitas umum yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam

    kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat tiada waktu yang terhentikan untuk

    mengunjungi dan mengisi waktu untuk fasilitas umum yang telah disediakan di

    wilyah tersebut.

    Hal ini dapat memberikan sumbangan pada masyarakat setempat, selain

    terbukanya akses informasi juga terjadinya akses perputaran uang dengan

    banyaknya pengunjung. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi pendapatan

    masyarakat bertambah karena barang-barang yang di jual cepat dibeli oleh

    pembeli yang datang dari luar wilayah, disamping itu juga memberantas

    pengangguran diwilayah tersebut karena membutuhkan jasa untuk menggerakkan

    fasilitas umum yang ada.

    Persepsi bahwa budaya global merupakan percampuran dari unsur-

    unsur budaya terbaik sedunia mengakibatkannya cenderung menggusur keaneka-

    ragaman budaya lokal, bukan memerkayanya. Globalisasi yang identik dengan

    motif ekonomi mengakibatkan perdagangan unsur-unsur budayake belahan lain

    dunia di mana ada ketidakpuasan terhadap budaya lokal,terutama dalam

    pendidikan selaku alat transmisi kebudayaan antargenerasi, dan kesenian selaku

    representasi estetis dari idealisme kebudayaan.

    Pada masyarakat Gampong Pasi Jambu, sudah terjadi pembangunan

    identitas kebudayaan pada masyarakat, dimana terbukanya akses informasi lebih

    cepat, terwujudnya pemberantasan pengangguran dari pada masyarakat setempat

    karena dengan penawaran jasa untuk berkerja di fasilitas umum yang disediakan

  • oleh pemerintah dan terjadinya perputaran uang pada masyarakat karena cepat

    adanya pembeli terhadap barang-barang yang di jual.

    Dalam tahun 2014 ini pihak RRI pernah mengadakan acara kebudayaan,

    untuk melestarikan kebudayaan Aceh. terutama budaya yang berasal dari pantai

    Barat Aceh. kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun nya oleh pihak RRI di

    halaman RRI Meulaboh.

    Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian dalam bentuk ilmiah atau skripsi di Gampong Pasi Jambu dengan judul

    “Pergeseran Karakter Masyarakat Pasi Jambu terhadap Pembangunan Identitas

    Budaya Pasca Berdirinya RRI pada Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI

    Kabupaten Aceh Barat”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini yaitu :

    1. Bagaimanakah Karakter Masyarakat Gampong Pasi Jambu terhadap

    Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI di Gampong Pas

    Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?

    2. Apa Saja Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan Identitas Budaya

    pada Masyarakat Gampong Pasi Jambu?

    3. Bagaimanakah Pembangunan Identitas Budaya Masyarakat Gampong Pasi

    Jambu ?

  • 1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui bagaimanakah Karakter Masyarakat Gampong Pasi

    Jambu terhadap Pembangunan Identitas Budaya Pasca Berdirinya RRI di

    Gampong Pas Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

    2. Untuk mengetahui apa saja Peran RRI Meulaboh terhadap Pembangunan

    Identitas Budaya pada Masyarakat Gampong Pasi Jambu.

    3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Pembangunan Identitas Budaya

    Masyarakat Gampong Pasi Jambu.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    a. Penulis

    Melalui penelitian ini, diharapkan akan menambah wawasan dan

    pengetahuan bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang

    telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan.

    b. Lingkungan Akademisi

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi mahasiswa atau

    pembaca lain khususnya mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik

    universitas teuku umar dalam menambah wawasan, memperkaya khasanah

    bahan penelitian dan sumber bacaan di perpustakaan.

  • 1.4.2 Manfaat Praktis

    Manfaat praktis penelitian tentang pergeseran karakter masyarakat pasi

    jambu terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada

    Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, maka dapat

    diperoleh khususnya bagi peneliti yaitu dapat memperkaya ilmu yang dimiliki.

    Kemudian untuk pihak terkait dalam penelitian pergeseran karakter masyarakat

    pasi jambu terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada

    Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, agar kelak

    menjadi masukan yang berarti dalam membuat program atau gebrakan untuk

    membuat gampong Pasi Jambu lebih maju dan pembangunan identitas budayanya

    lebih diterima oleh publik.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka

    sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini:

    Bab I: Pendahuluan

    Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

    Bab II:Tinjauan Pustaka

    Bab ini memuat tentang teori-teori yang mendukung penelitian.

    Bab III: Metodologi Penelitian

    Pada bab ini berisi tentang metodologi Penelitian, sumber data, teknik

    pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan pengujian

    kredibilitas data.

  • Bab IV:Hasil dan Pembahasan

    Memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil

    penelitian, yakni deskripsi dari interprestasi data-data yang diperoleh.

    Bab V :Penutup

    Berisi kesimpulan dan saran.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Terdahulu

    Penelitian terhadap pergeseran tanggung jawab pengasuhan anak

    sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Perayani (2013 ) yang berjudul Pergeseran

    Tanggung Jawab Pengasuhan Anak Dari Orang Tua Ke Nenek. Unit analisisnya

    adalah pergeseran tanggung jawab. Dengan menggunakan metode kualitatif yang

    bersifat deskriptif. Menurut penelitian Perayani didapati bahwa yang

    menyebabkan bergesernya tanggung jawab pengasuhan anak dari orangtua ke

    nenek adalah orangtua yang sibuk bekerja, meninggalnya ibu atau bapak dalam

    sebuah keluarga dan perceraian kedua orang tua. Dampak positif pengasuhan anak

    oleh nenek yaitu Anak akan mempunyai jiwa mandiri dan pantang menyerah

    dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terutama anak yang orangtuanya bercerai

    atau salah satu orangtuanya telah meninggal dunia, pengetahuan anak lebih

    banyak karena sosialisasi dilakukan oleh extended family dan anak akan lebih

    aktif atau lebih membuka diri pada siapa pun saat (pada anak yang masih

    mempunyai orangtua).

    Dampak negatif diantaranya adalah anak menjadi tidak patuh pada

    orangtua (pada anak yang part time diasuh oleh nenek), anak cenderung

    mempunyai sifat pemalu, mempunyai tubuh yang tidak gemuk dan prestasi belajar

    disekolah rendah (pada anak yang sudah tidak memiliki orang tua lagi).

    7

  • Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu

    adalah terletak pada fokus yang menjadi masalah penelitian dan lokasi penelitian

    yang berbeda. Peneliti lebih memfokuskan pada pergeseran karakter masyarakat.

    2.2 Karakter

    2.2.1 Pengertian Karakter

    Menurut Simon Philips dalam Quari (2010:h.10) karakter adalah

    kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,

    sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau

    karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari

    bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

    Menurut Hermawan Kertajaya (2010: h.3) karakter adalah ”ciri khas” yang

    dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan

    mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan

    ”mesin” yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berucap, dan

    merespon sesuatu.

    Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-

    sifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

    seseorang dengan yang lain.

    Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti

    individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan

    penggerak, serta membedakannya dengan individu lain. Dan seseorang dapat

    dikatakan berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang

  • dikehendaki masyarakat, serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam

    hidupnya.

    2.2.2 Unsur Pembentukan Karakter

    Menurut Rhonda (2007:h. 17) unsur terpenting dalam pembentukan

    karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh

    program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor

    segalanya.

    Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya

    dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika

    program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran

    universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya,

    perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika

    program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka

    perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu,

    pikiran harus mendapatkan perhatian serius tentang pikiran,

    Joseph Murphy (2002:h. 6) mengatakan bahwa, di dalam diri manusia

    terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri

    tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau

    pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran

    subjektif.

    Penjelasan Adi W. Gunawan (2005:h. 27-30) mengenai fungsi dari pikiran

    sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip. Pikiran sadar yang secara fisik

    terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan analisis dengan memiliki

    pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar

  • secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika masih di

    dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis, bayi tersebut

    akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan

    detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.

    Dalam memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar

    (conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan

    menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah

    menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif

    yang berisi emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat

    membantah. Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja

    pikiran sadar semakin minimal.

    Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan

    menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan

    yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang

    diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran

    sadar, maka pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah

    sadar diibaratkan seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas

    perintah itu benar atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga

    untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.

    2.3 Pengertian Masyarakat

    Menurut Schaefer dan Lamm dalam Saptono dan Bambang Suteng

    Sulasno (2006 : h.35) masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam

    wilayah yang sama, relatif independen dari orang-orang di luar wilayah itu, dan

    memiliki budaya yang relatif sama.

  • Menurut Soerjono Soekanto (2006 : h.136) masyarakat terbagi menjadi

    dua jenis, yaitu masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat

    perkotaan (urban community). Dalam masyarakat modern, sering dibedakan

    antara masyarakat pedesaan (rural community ) dengan masyarakat

    perkotaan(urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai

    hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam masyarakat

    modern betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.

    Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh-pengaruh dari kota secara relatif

    tidak ada.

    Menurut Koentjaraningrat (2005 :h. 120) masyarakat adalah sekumpulan

    manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki

    prasarana yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi. Suatu negara

    modern adalah contoh dari suatu kesatuan manusia yang memiliki berbagai jenis

    prasarana, seperti misalnya suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya,

    kereta api, perhubungan udara, media elektronika, media cetak, sistem upacara

    dan lain-lain. Sehingga warga suatu negara dengan wilayah yang kecil tentu

    memiliki potensi untuk berinteraksi secara lebih intensif dari pada warga dari

    suatu negara yang sangat luas.

    2.4 Pembangunan

    2.4.1 Pengertian Pembangunan

    Pembangunan menurut Siagian, (2005, h.4) dalam bukunya administrasi

    pembangunan mendefinisikan “Pembangunan sebagai rangkaian usaha

    mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara sadar dan terencana yang

  • ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan

    bangsa”.

    Pengertian pembangunan di atas mengandung tujuh ide pokok :

    1. Pembangunan sebagai suatu proses.

    2. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai

    sesuatu untuk dilaksanakan.

    3. Pembagunan dilakukan secara sadar dan terencana.

    4. Perencanaan pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan

    perubahan.

    5. Pembangunan mengarah kepada modernitas.

    6. Modernitas yang ingin dicapai bersifat multidimensional.

    7. Semua hal di atas ditunjukan untuk pembinaan bangsa, agar semakin kuat

    pondasinya dan semakin kokoh keberadaanya.

    Berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013 mengatakan,

    Pembangunan adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    Selanjutnya berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013, Program

    pembangunan adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

    yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan

    tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang

    dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

    Berdasarkan qanun Aceh Barat nomor 2 tahun 2013. Kebijakan

    pembangunan adalah tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten untuk

    mencapai tujuan.

  • Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang

    sistem perencanaan pembangunan nasional, pembangunan nasional adalah upaya

    yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan

    bernegara. Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan

    prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

    serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

    nasional.

    Berdasarkan dari uraian di atas mengenai pembangunan, dapat

    disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu proses usaha untuk

    mewujudkan perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang

    ditunjukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagi objek

    pembangunan menjadi lebih baik dari sebelumnya, yang bersifat multidimensi.

    Serta proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat,

    ekonomi, sosial budaya, politik yang berlangsung pada level makro (nasional) dan

    mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya

    kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.

    2.5 Budaya

    2.5.1 Pengertian Budaya

    Menurut I Gede A.B. Wiranata (2002 :h. 95-97) kebudayaan berasal dari

    bahasa sangsekerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

    atau akal. Dengan demikian, kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan

    dengan akal. Dalam bahasa latin makna ini sama dengan colere yang berarti

    mengolah, mengerjakan, terutama menyangkut tanah. Konsep tersebut lambat

  • laun berkembang menjadi segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah

    tanah dan mengubah alam. Sejalan dengan perubahan masyarakat maka berubah

    pula sistem nilai budayanya.

    Menurut Soerjono Soekanto (2006:h.158-166) kebudayaan setiap

    masyarakat adalah sistem nilai yang dianut oleh masyarakat pendukung

    kebudayaan yang bersangkutan. Sistem nilai tersebut mencakup konsep-konsep

    abstrak tentang apa yang dianggap buruk (sehingga harus dihindari) dan apa yang

    dianggap baik (sehingga harus selalu dianuti). Dengan demikian dikenal

    pembedaan antara nilai-nilai yang positif dengan nilai-nilai yang negatif.

    Menurut Koentjaraningrat (2005 :h. 11) kebudayaan adalah segala hal

    yang dimiliki oleh manusia, yang hanya diperolehnya dengan belajar dan

    menggunakan akalnya. Manusia dapat berjalan karena kemampuan untuk berjalan

    itu didorong oleh nalurinya, dan terjadi secara alamiah. Tetapi berjalan seperti

    seorang parajurit atau sebagai seorang peragawati hanya dapat dilakukan dengan

    belajar dan menggunakan akalnya. Oleh karena itu berjalan seperti prajurit atau

    peragawati adalah kebudayaan.

    2.5.2 Identitas Budaya

    Menurut Young Yun Kim (2007 : h. 242) lima tema dasar dari identitas

    budaya adalah:

    1. Identitas budaya sebagai wujud seseorang yang selalu beradaptasi dan

    mengalami evolusi

    2. Identitas budaya sebagai wujud yang mudah menyesuaikan diri dan dapat

    ditawar

    3. Identitas budaya sebagai kategorisosial berdiskresi, serta pilihan pribadi

  • 4. Identitas budaya sebagai sistemterapan bersama yang khas

    5. Identitas budaya sebagai kategori sosial berdiskresi yang tidak dapat

    ditawar, serta hak kelompok.

    Menurut Kim (2007: h. 243-244).Identitas budaya sebagai wujud

    seseorang yang selalu beradaptasi dan mengalami evolusi‖ adalah transformasi

    bertahap dari kaum minoritas atau pendatang di negeri asing, dimana selama

    beberapa dekade atau generasimereka berasimilasi dengan kaum mayoritas.

    Menurut Kim (2007: h. 244-245) identitas budaya sebagai wujud

    seseorang yang mudah menyusuaikan diri dan dapat ditawar berbic ara

    tentang cara hidup masyarakat yang dihayatidalam setiap individu sebagai

    kerangka penafsiran pengalaman dan sumber ekspektasi dari perilaku seseorang.

    Dengan demikian, identitas budaya bukanlah pakem, melainkan proses tawar

    menawar di mana seorang individu senantiasa mengasosiasikan dirinya dengan

    sekelompok manusia yang cara hidupnya terwakilkan dalam dirinya, atau

    mendisosiasikan dirinya darisekelompok manusia yang cara hidupnya tidak sesuai

    dengan wujud dirinya.Proses tawar-menawar ini diwarnai oleh proses tarik

    menarik antara inklusivitas-eksklusivitas dan kemantapan-kegelisahan.

    Identitas budaya sebagai kategori sosial berdiskresi serta pilihan pribadi‖

    berbicara tentang proses identifikasi suka rela dimana seorang anggotamasyarakat,

    dalam upaya membentuk kesadaran diri yang mantap, memilihuntuk mengasosiasi

    diri sebagai anggota berbagai kelompok yang berbeda-beda hingga berani

    berkomitmen kepada jati diri berbasis budaya tersebut. Hal ini dapat berujung

    asimilasi pada kelompok dominan, asimilasi pada kelompoksubordinat, ataupun

  • jalan tengah di mana identitas jamak budaya dapatterintegrasi dengan damai

    dalam diri seseorang.

    Menurut Kim (2007:h. 239-240) dalam pembentukan jatii diri jamak

    budaya ada empat posisi, antara lain yaitu sebagai berikut :

    1. Asimilasisme

    Kemajemukan budaya harus tunduk di bawah suatu budayapersatuan yang

    meleburkan segala perbedaan.

    2. Pluralisme

    Identitasbudaya yang berbeda-beda boleh tetap ada dan hidup

    berdampinganmembentuk budaya nasional yang bersifat majemuk seperti

    mosaik.

    3. Integrasisme

    Mendukung pemelukan kemajemukan budaya dalam identitasperorangan,

    di mana budaya-budaya yang dianut tiap-tiap seorang salingberakomodasi,

    saling menyelaraskan, dan terjaga kenetralannya secara politik, misalnya

    dengan menggalakkan praktek dwibahasa.

    4. Separatisme

    Yang cenderung menetapkan batasan-batasan kaku padaidentitas budaya

    serta jarak maksimal antara ingroup dengan outgroup.

    Dari teori-teori di atas disimpulkan bahwa identitas budaya seseorang

    tidak mungkin sama dengan sesama anggota budaya tersebut, karena ikut

    ditentukan oleh pengalaman dan kepribadian masing-masing. Pengalaman ini

    dibentuk dari interaksi langsung dengan individu dan kelompok budaya lain,dan

    orientasinya terus digeser oleh tuntutan untuk berakomodasi. Interaksi akomodatif

  • tidak saja melibatkan sumber informasi konkret yang tertangkapoleh pancaindera,

    namun juga gagasan-gagasan abstrak yang mendasaripemikiran, reaksi, dan

    perilaku dalam budaya tersebut. Perputaran informasiini kemudian diseleksi,

    diorganisir, dan diinterpretasi menjadi pengalaman yang bermakna menurut

    identitas budaya seseorang.

    Menurut Takashi Irimoto dalam Kumbara (2011:h.40-41)sebagai

    paradigma baru dalam antropologi tentang etnisitas dan identitas menyebutkan:

    1. Identitas sebagai kerangka kerja terdiri atas hubungan antara alam,

    manusia dan masyarakat.

    2. Pergaulan dengan satu macam tingkatan kelompok dari individu-individu

    di dalam masyarakat terhadap segala macam kehidupan manusia.

    3. Lebih lanjut, jika etnisitas ditambahkan kepada identitas, maka identitas

    dapat diposisikan di dalam hubungan-hubungan antara kelompok-

    kelompok yang melakukan kontak satu dengan yang lain dan.

    4. Identitas berhubungan dengan proses perubahan penduduk dan

    kebudayaannya.

    2.5.3 Pembentukan Identitas Budaya

    Liliweri (2003:h.35-46) menjelaskan bahwa identitas kebudayaan

    dikembangkan melalui proses yang meliputi beberapa tahap, yaitu:

    a. Identitas budaya yang tak disengaja pada tahap ini, identitas budaya

    terbentuk secara tidak disengaja atau tidak disadari. Identitas budaya ini

    terbentuk karena adanya pengaruh tampilan budaya yang lebih dominan,

    sehingga orang akan ikut-ikutan untuk membentuk identitas baru. Banyak

  • identitas budaya yang dimiliki oleh suatu suku bangsa diperoleh secara tidak

    teruji, tidak disengaja bahkan tidak disadari.

    b. Pencarian identitas budaya, pencarian identitas meliputi sebuah proses

    penjajakan, bertanya dan uji coba atas sebuah identitas lain, orang harus

    terus mencari dan belajar tentang itu. Pencarian ini bisa dilakukan melalui

    penelitian lebih mendalam atau bertanya kepada keluarga, teman-teman,

    atau melacaknya secara ilmiah. seperti berbeda dengan identitas yang

    diwarisi dan dipelajari oleh generasi berikutnya tanpa sadar, cultural identity

    search membutuhkan proses pencarian identitas budaya, pelacakan dan

    pembelajaran budaya.

    c. Identitas budaya yang diperoleh sebuah bentuk identitas yang dicirikan oleh

    kejelasan dan keyakinan terhadap penerimaan diri kita melalui sebuah

    internalisasi kebudayaan yang kemudian membentuk indentitas kita.

    Misalnya seseorang sebelum diangkat menjadi anggota TNI, POLRI, dokter,

    dosen atau profesi lainnya ia adalah seorang pribadi dengan status yang lain.

    Namun setelah diangkat/ dilantik/ disumpah menjadi anggota profesi

    tertentu, orang tersebut akan memperoleh suatu status untuk peran tertentu.

    Peran yang diperolehnya itu kemudian akan membentuk ciri-ciri perilaku

    tertentu dan berubah menjadi sebuah identitas budaya (budaya subkultur).

    d. Konformitas, internalisasi proses pembentukan identitas dapat diperoleh

    melalui internalisasi yang membentuk konformitas. Jadi, proses internalisasi

    berfungsi utnuk membuat norma-norma yang dimiliki seseorang menjadi

    sama (konformitas) dengan norma-norma yang dominan atau membuat

    norma yang dimilikinya berasimilasi ke dalam kultur dominan. Pada tahap

  • inilah makin banyak orang melihat dirinya melalui sudut pandang kultur

    dominan, bukan dari kultur asal.

    e. Resistensi dan separatisme, resistensi dan separatisme adalah pembentukan

    identitas sebuah kultur dari sebuah komunitas tertentu (terkadang

    merupakan komunitas minoritas dari sebuah suku bangsa, etnik, bahkan

    agama) sebagai suatu komunitas yang berperilaku ekslusif untuk menolak

    norma-norma kultur dominan atau kemudian memisahkan diri mereka dari

    kelompok mayoritas.

    f. Integrasi pembentukan identitas budaya dapat dilakukan melalui proses

    integrasi budaya, di mana seorang atau sekelompok orang mengembangkan

    identitas baru yang merupakan hasil dari integrasi berbagai budaya dari

    komunitas atau masyarakat asal.

    2.5.4 Komunikasi AntarBudaya

    Menurut Liliweri (2004:h. 10-11) adapun beberapa definisi komunikasi

    antarbudaya antara lain:

    1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan

    Richard E. Porter Intercultural Communication, A Reader-komunikasi

    antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda

    kebudayaan, misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas

    sosial.

    2. Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya

    terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang

    kebudayaannya berbeda.

  • 3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi

    komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi,

    antarpribadi dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang

    kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.

    4. Guo-Ming Chen dan William J. Stratosta mengatakan bahwa komunikasi

    antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang

    membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan

    fungsinya sebagai kelompok.

    Menurut Liliweri (2004:h. 9) komunikasi antarbudaya menelaah elemen-

    elemen kebudayaan yang sangat mempengaruhi interaksi ketika anggota dari dua

    kebudayaan yang berbeda berkomunikasi. Komunikasi antarbudaya terjadi ketika

    pesan yang harus ditangkap dan dipahami, diproduksi oleh anggota dari suatu

    budaya tertentu diproses dan dikonsumsi oleh anggota dari budaya yang lain. Jadi,

    komunikasi antarbudaya dapat didefinisikan sebagai komunikasi antarpribadi

    yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan.

    Dari pernyataan tersebut, Liliweri (2004:h. 9) menjelaskan komunikasi

    antarbudaya sebagai berikut:

    1. Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling

    efektif antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.

    2. Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang

    disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang

    yang berbeda latar belakang budaya.

    3. Komunikasi antar budaya merupakan pembagian pesan yang berbentuk

    informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tertulis atau

  • metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar

    belakang budayanya.

    4. Komunikasi antarbudaya adalah pengalihan informasi dari seorang yang

    berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.

    5. Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna yang berbentuk simbol

    yang dilakukan dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.

    6. Komunikasi antarbudaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan

    seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal

    dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu.

    7. Komunikasi antarbudaya adalah setiap proses pembagian informasi,

    gagasan atau perasaan di antara mereka yang berbeda latar belakang

    budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan

    tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi, atau

    bantuan hal lain di sekitarnya yang memperjelas pesan.

    2.6 Interaksi Sosial

    Aktivitas-aktivitas sosial merupakan salah satu syarat dalam melakukan

    interaksi sosial, interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial.

    Interakasi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

    menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan dengan kelompok manusia.

    Interaksi sosial juga sebuah bentuk hubungan yang dibangun antara individu

    dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok

    dalam kehidupan bermasyarakat, dimana interaksi juga merupakan sebuah proses

    sosial yang secara sengaja dibentuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Interaksi sosial terjadi karena adanya sebuah tindakan sosial yang

    dilakukan oleh pelakunya dan kemudian di dalamnya terjadi kontak sosial yaitu

    penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pengaturan interaksi

    sosial diantara para anggota terjadi karena commitment mereka terhadap norma-

    norma sosial yang menghasilkan daya untuk mengatasi perbedaan-perbedaan

    pendapat dan kepentingan diantara mereka, suatu hal yang memungkinkan mereka

    untuk membentuk keselarasan satu sama yang lain dalam sesuatu integritas sosial.

    Interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menghasilkan suatu

    hasil yang mana sebuah interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

    akan diikuti dengan tindakan sosial (social action).

    Dengan komunikasi ide-ide baru dan informasi baru akan merubah

    penilaian masyarakat tentang berbagai hal yang selanjutnya akan mengubah ke

    arah tindakan yang baru.

    2.6.1 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

    Menurut Soerjono Soekanto (2006: h. 64-73) bentuk-bentuk interaksi

    sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan juga

    berbentuk pertikaian atau pertentangan (conflict). Menurut Gillin dan Gillin

    bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu dengan proses asosiatif dan

    disosiatif, proses asosiatif terdiri dari berbagai jenis yang di antaranya.

    1. Kerja sama

    Kerja sama merupakan sebuah proses dimana terjadi suatu kesadaran

    adanya kepentingan yang sama didalamnya yang kemudian melakukan

    sebuah tindakan guna memenuhi kebutuhannya.

  • 2. Akomodasi

    Akomodasi adalah sebuah bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan

    antara orang perorang atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat

    akibat perbedaan paham atau pandangan.

    3. Asimilasi

    Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang di

    tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang

    terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha

    untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental

    dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama.

    Berdasarkan Soerjono Soekanto (2006: h. 83-95) proses disosiatif atau

    juga disebut dengan oppositional processes terdiri dari, yaitu :

    1. Persaingan (competition)

    Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu

    atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang

    kehidupan yang nantinya akan menjadi pusat perhatian umum dengan

    menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa

    menggunakan kekerasan atau ancaman.

    2. Kontravensi (contravention)

    Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada antara

    persaingan dan pertentangan atau pertikaian, kontravensi merupakan sikap

    mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur

    kebudayaan golongan tertentu.

    3. Pertentangan (conflict)

  • Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu

    atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan

    menentang pihak lawan dengan sebuah ancaman atau kekerasan.

    2.7 Peran RRI Terhadap Pembangunan Masyarakat

    Berdasarkan PP 12 tahun 2005 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik

    Indonesia (LPP RRI) adalah lembaga penyiran publik yang menyelenggarakan

    kegiatan penyiaran radio, bersifat idependen, netral, tidak komersial, dan

    berfungsi untuk memperikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

    Segala kegiatan yang bermaksud demi melayani kepentingan dan

    memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, baik secara tidak lansung

    melalui siaran radio (on air), maupun yang secara lansung dapat dilihat dan

    dirasakan melalui kegiatan lapangan (off-air). Kegiatan ini merupakan komitmen

    lembaga sebagai bentuk implementasi sebagai amanat PP 12 Tahun 2005 dan

    ditujukan tidak untuk memperoleh hasil usaha komersial. Dengan hasil akhir yang

    diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

    Jenis kegiatan yang termasuk didalamnya adalah seni dan budaya, kegiatan

    pendidikan, keagamaan dan sosial serta kegiatan yang berkaitan dengan hobi dan

    olah raga.

    Skala dari kegiatan dimaksud dapat merupakan kegiatan lokal (stasiun/unit

    kerja bersangkutan), wilayah/regional (melibatkan beberapa stasiun/unit kerja),

    maupun kegiatan nasional (melibatkan seluruh stasiun/unit kerja). Cakupan

    kegiatan dapat meliputi lingkup perkotaan (urban), perdalaman (rural), daerah

    terpencir/terluar (remote) atau kombinasi dari ketiganya. Model penyelenggara

    kegiatan Layan Publik adalah dapat merupakan inisiatif lembaga sendiri,

  • merupakan permintaan atau kebutuhan publik, ataupun yang berupa kerja sama

    kelembagaan dengan pihak luar. Secara struktural fungsi Layaan Publik

    diorganisasi LPP RRI ditangani oleh seorang Kepala Bidang/Seksi, dimana yang

    bersangkutan membawahi dua fungsi dibawahnya yaitu seksi dan sub

    seksilayanan kemitraan serta seksi/sub seksi layanan data dan informasi.

    Siaran radio Republik Indonesia (RRI) dalam fungsinya sebagai informan,

    memberikan pendidikan, penerangan maupun dalam fungsinya sebagai pemberi

    opini atau pendapat, social kontrol dan siaran niaga mempunyai peranan yang

    cukup menunjang suksesnya pembangunan.

    Bagi masyarakat yang setia mendengarkan siaran RRI telah dapat

    merasakan kemanfaatannya yang tidak kalah dengan media lainnya seperti surat-

    kabar, majalah dan bentuk penerangannya.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

    pendekatan kualitatif secara deskriptif. Menurut Denzim dan Licoln dalam

    Juliansyah Noor (2009, h. 33) kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses

    dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas,

    jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah “Suatu proses

    penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

    suatu fenomena sosial dan masalah manusia”. Pada pendekatan ini, peneliti

    menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara

    peneliti dan subjek yang diteliti.

    Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian

    kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang

    tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,

    memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

    Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan

    suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang”. Penelitian deskriptif

    memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

    penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha

    mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

    memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

    26

  • Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah

    tertentu dalam pelaksanaanya. Langkah-langkah ini sebagai berikut: diawali

    dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang diperlukan,

    menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan,

    pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini diharapkan

    mampu memberikan gambaran pergeseran karakter masyarakat pasi jambu

    terhadap pembangunan identitas budaya Pasca berdirinya RRI pada Gampong

    Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

    3.2 Sumber Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua jenis data

    yaitu :

    1. Data Primer

    Menurut Hasan (2002, h. 82) data primer ialah “Data yang diperoleh atau

    dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

    yang bersangkutan yang memerlukannya”. Data primer di dapat dari sumber

    informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang

    dilakukan oleh peneliti. Data primer ini antara lain:

    a. Catatan hasil wawancara

    Wawancara dilakukan kepada informan yang lebih mengetahui tentang

    permasalahan ini, yang dapat dijadikan hasil peneliti dalam melakukan

    penelitian di lapangan.

  • b. Hasil observasi lapangan

    Observasi yang dilakukan di lapangan, fokus pada usaha yang sudah

    dilaksanakan serta langkah dan peran RRI dalam pembangunan identitas

    budaya Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

    Barat.

    c. Data-data mengenai informan

    Data informan telah ada dan sudah ditentukan informan oleh peneliti

    supaya memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi di lapangan.

    2. Data Sekunder

    Menurut Hasan (2002, h.82) data sekunder adalah “Data yang diperoleh

    orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada”. Data

    sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, Koran,

    internet dan lainnya, yang berkaitan dengan kajian yag diteliti oleh penulis.

    3.3 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

    dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara

    mengumpulkan data dapat menggunakan teknik: pengamatan, wawancara dan

    dokumentasi.

    1. Observasi

    Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

    maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat

    digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa informasi

    yang diperoleh dari hasil observasi antara lain : ruang (tempat), pelaku, kegiatan,

    objek, perbuatan,kejadian atau peristiwa,waktu dan perasaan. Alasan peneliti

  • melakukan observasi yaitu menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian.

    Menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu

    melakukan pengukuran tersebut.

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

    dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi

    dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan

    lain. Wawancara merupakan alat re-cheking (Pembuktian terhadap informasi atau

    keterangan yang diperoleh sebelumnya). Teknik wawancara yang digunakan

    dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam

    adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara Tanya

    jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

    yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

    wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial

    yang relatife lama.

    3. Dokumentasi

    Menurut Soehartono (2008, h. 70) studi dokumentasi merupakan teknik

    pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subyek penelitian.

    Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak haya dokumen resmi.

    Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer, jika dokumen ini ditulis oleh

    orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, dan dokumen sekunder, jika

    peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.

    Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, rapat, catatan

    kasus (case record) dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya. Akan tetapi,

  • perlu diingat bahwa dokumen-dokumen ini ditulis tidak untuk tujuan penelitian

    sehingga penggunaannya memerlukan keceratan penelitian.

    Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai

    pelengkap dari teknik pengumpul data lainnya. Data-data yang diambil dari

    dokumen haya hanya meliputi gambaran umum wilayah penelitian, yang

    diperoleh dari data monografi Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI,

    yang meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, sarana

    perekonomian, tingkat pendidikan, sarana pendidikan, prasarana umum.

    3.4 Teknik Penentuan Informan

    Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap

    mempunyai informasi (Key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.

    Cara yang digunakan untuk menentukan informasi tersebut maka penulis

    menggunakan “purposive sampling”, menurut Noor (2009, h. 155) purposive

    sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga

    dijadikan sampel.

    Berdasarkan purposive sampling atau sampling tujuan, maka yang menjadi

    informan bagi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Pegawai RRI 2 Orang

    2. Masyarakat 10 Orang

    Jumlah keseluruhan 12 Orang

    Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 12 orang, alasan pemilihan

    informan tersebut di karenakan subjek yang telah ditetapkan ini dianggap

    mengetahui dan memahami masalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

    Teknik penentuan informan ini yang digunakan.

  • 3.5 Instrumen Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menurut Meleong ( 2002,

    h. 4) metode kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

    meneliti pada kondisi objek yang alami, maka peneliti adalah sebagai instrument

    kunci. Peneliti merupakan instrument kunci utama, karena peneliti sendirilah yang

    menentukan keseluruhan skenario penelitian serta langsung turun ke lapangan

    untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan informan. Penggunaan

    peneliti sebagai instrument penelitian untuk mendapatkan data yang valid dan

    realible.

    Selain dari pada itu, untuk membantu kelancaran dalam melaksanakan

    penelitian ini, juga didukung oleh instrumen pembantu sebagai panduan

    wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun ke lapangan, peneliti akan membuat

    panduan wawancara untuk kemudahan pelaksaaan penelitian di lapagan dan

    melakukan interview (wawancara) ke semua informan. Alat bantu yang digunakan

    dalam pengumpulan data yaitu pandua wawancara, catatan, dokumen, laporan,

    dokumentasi dan lain sebagainya.

    3.6 Teknik Analisa Data

    Menurut Moleong (2013, h.248) Analisis data adalah proses

    mengorganisasikan dari mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan

    uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

    kerja seperti yang disarankan oleh data.

    Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

    analisa deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian

    sebagaimana adanya. Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian di lapangan

  • kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis dengan memaparkan atau

    mendeskripsikan dan memberikan komentar berdasarkan temuan yang ada di

    lapangan.

    3.7 Pengujian Kredibilitas Data

    Menurut Sugiyono (2012, h.270) uji kredibilitas data atau kepercayaan

    terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

    pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

    teman sejawat dan member check. Digunakannya uji ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian.

    Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut :

    1. Perpanjangan pengamatan

    Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan

    pengamatan yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang

    memadai. Menurut Moleong (2013, h. 327) perpanjangan pengamatan berarti

    peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data

    tercapai.

    2. Peningkatan ketekunan

    Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

    mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan

    dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait

    dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar

    dan bisa dipercaya atau tidak.

  • 3. Triangulasi

    Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa

    pihak secara terpisah namun dengan karakteristik yang sama, kemudian hasilnya

    di cross check antara jawaban yang satu dengan yang lain yang lain. Triangulasi

    dalam penelitian ini dilakukan terhadap informan yang mengetahui permasalahan

    ini. Dari hasil jawaban dari beberapa pihak tersebut kemudian dilihat kesamaan

    dan perbedaannya, sehingga dapat dilihat penerimaan diri berdasarkan

    pengalaman psikologis obesitas dari orang yang satu dengan orang yang lain.

    1. Pemeriksaan teman sejawat

    Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

    temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan

    mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang

    berguna untuk proses penelitian.

    2. Member Check

    Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara

    mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan

    data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.

    Menurut Moleong, (2013, h. 335) Pengecekan dilakukan dengan jalan:

    a. Penilaian dilakukan oleh informan

    b. Mengkoreksi kekeliruan

    c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela

    d. Memasukan informan dalam lingkup penelitian, menciptakan kesempatan

    untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisa data.

  • Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari

    temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan

    mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai

    pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang

    telah di transkipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan.

    3.8 Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, dengan

    ditetapkan lokasi dalam penelitian, maka akan lebih mudah untuk mengetahui

    tempat dimana suatu penelitian dilakukan.

    Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway

    XVI Kabupaten Aceh Barat. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian,

    merupakan atas pertimbangan penulis bahwa RRI meulaboh tepatnya berdiri di

    Gampong Pasi Jambu, alasan lain penulis mengambil lokasi ini yaitu untuk

    mempermudah proses pengumpulan data.

    3.9 Jadwal Penelitian

    Jadwal penelitian dimulai dari tanggal 3 Meit s/d 12 Mei 2014, dengan

    perincian dalam tabel sebagai berikut :

  • Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

    Waktu

    Kegiatan

    Maret

    2014

    April

    2014

    Mei

    2014

    Juni

    2014

    Juli

    2014

    Agustus

    2014

    Tahap persiapan :

    1. Penjajakan ke Lokasi 2. Usulan penelitian. 3. Penyusunan pedoman

    wawancara

    Tahap pengumpulan data

    Tahap pengolahan data

    Tahap penulisan atau

    penyusunan

    Sidang

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

    4.1.1 Kondisi Geografis

    Gampong Pasi Jambu merupakan salah satu gampong yang terletak di

    Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat, Berdasarkan letak geografis

    Gampong Pasi Jambu berbatasan dengan beberapa gampong lainnya, yaitu dapat

    dilihat pada tabel di bawah.

    Tabel : 4.1 Letak Geografis Gampong Pasi Jambu

    No Arah Berbatasan

    1 Sebelah Utara Gampong Alue Tampak

    2 Selatan Gampong Marek dan Blang Beurandang

    3 Timur Sungai

    4 Barat Blang Beurandang dan Kecamatan Samatiga

    Sumber : RPJMG Gampong

    Berdasarkan tabel di atas letak demografis Gampong Pasi Jambu memiliki

    batas-batas wilayah dari berbagai arah, sehingga dari batas wilayah tersebut

    potensi alam yang dimiliki yaitu pertanian.

    Tabel : 4.2 Jumlah Penduduk Gampong Pasi Jambu

    No Nama Gampong Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 Gampong Pasi Jambu 226 207 433

    Sumber : Bps Aceh Barat

    Berdasarkan tabel di atas jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah

    perempuan. Laki-laki berjumlah 226 orang sedangkan perempuan berjumlah 207

    orang.

    35

  • 4.1.2 Sejarah RRI

    Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan tanggal 11 September

    1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun

    radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman jalan

    Menteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik

    Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum

    RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang

    terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 ke butir

    komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.

    Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk

    bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran/ keyakinan partai atau

    golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI

    pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik

    yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada

    kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah

    Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan

    government owned radio ke arah Public Service Broadcasting dengan didasari

    Peraturan pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI

    tanggal 7 Juni 2000.

    Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya

    penyamaan visi (shared vision) di kalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar

    8500 orang yang semula berorientasi sebagai Pemerintah yang melaksanakan

    tugas-tugas yang cenderung birokratis. Dewasa RRI mempunyai 56 stasiun

    penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri. “Suara

  • Indonesia”. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya

    menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani

    segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa kota (Pro II) yang

    melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan

    Berita dan Informasi (News Channel) kepada masyarakat luas. Di stasiun Cabang

    Utama Jakarta terdapat 5 programa, yaitu programa 1 untuk segmen Info dan

    Hiburan di Jakarta, Programa 2 sekarang dikelola oleh swasta, Programa 3 untuk

    segmen News dan Talk Show dan bersifat nasional, Programa 4 untuk Budaya dan

    Pendidikan, programa 5 untuk Musik Klasik.

    Nilai-nilai inti yang dikembangkan oleh PERJAN RRI untuk dapat

    mencapai sasaran-sasaran kinerja sesuai dengan visi dan misi Perjan diakronim

    dengan kata “PRIMA SUARA”. PRIMA mengandung arti sebagai berikut :

    P : Pro aktif, senantiasa aktif menangkap/ mencari peluang bagi perusahaan,

    berinisiatif tidak hanya menunggu.

    R: Rasional, senantiasa mengedepankan pertimbangan berdasarkan pertimbangan

    berdasarkan nalar.

    I : Inovatif, senantiasa mau mencari, menggali dan menerima hal-hal baru.

    M : Menarik, senantiasa berupaya untuk berpenampil menarik, ramah dan wajar,

    baik dalam siaran maupun dalam pelayanan.

    A : Aktual, senantiasa berupaya mengaktualisasi diri agar setiap karyawan selalu

    dapat menyesuaikan kompetensinya dengan tuntutan perusahaan maupun

    masyarakat/ pelanggan.

  • 4.1.3 Struktur Organisasi RRI Meulaboh

    Radio Republik Indonesia Kabupaten Aceh Barat sebagai pemberi

    pelayanan informasi memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

    Gambar : 4.1 Struktur organisasi RRI Meulaboh.

    Sumber : RRI Meulaboh

    4.2 Kondisi Sosial Ekonomi

    Kehidupan masyarakat Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI.

    Bermata pencaharian yang mayoritasnya sebagai petani, pedagang, jasa-jasa dll.

    Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  • Tabel : 4.3 Jumlah penduduk Gampong Pasi Jambu Kecamatan Kaway XVI

    Kabupaten Aceh Barat berdasarkan mata pencaharian

    No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Persentase

    1

    1 Pertanian, Pemburuan dan Kehutanan 155 35,79

    2 Pertambangan da Penggalian - -

    3 Industri Pengelolaan - -

    4 Listrik, Gas dan Air 13 3,00

    5 Bangunan dan Kontruksi 34 7,85

    6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25 5,77

    7 Angkutan dan Komunikasi 12 2,77

    8 Lembaga Keuangan 7 1,61

    9 Jasa-jasa Lainnya 187 43,18

    Jumlah 433 100,00

    Sumber : Bps Aceh Barat

    Berdasarkan mata pencaharian, penduduk gampong pasi jambu Kecamatan

    Kaway XVI sebanyak 35,79 persen bergerak pada sektor pertanian, karena

    disebabkan daerah tersebut banyak memiliki perkebunan dan sawah. Kemudian

    pada jasa lainnya sebesar 43,18 persen.

    4.3 Kondisi Sosial Budaya

    Kondisi sosal budaya masyarakat pasi jambu merupakan sistem sosial

    budaya kebersamaan, masih kentalnya adat kekeluargaan dan kebersamaanya, hal

    ini bisa terlihat masih tergalangnya kegiatan sosial seperti gotong royong. Serta

    masih tingginya nilai islami pada daerah tersebut.

  • 4.4 Hasil Penelitian

    4.4.1 Pergeseran Karakter Masyarakat Gampong Pasi Jambu

    Karakter dari individu maupun kelompok sangat mempengaruhi

    lingkungan sekitar, dalam memasuki karakter yang berbeda biasanya sangat sulit

    untuk beradaptasi dan diterima. Untuk masuk pada karakter yang berbeda maka

    kita harus mempunyai kekuatan mental dan moral yang tinggi.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 2, ia mengatakan,

    masyarakat Pasi Jambu sekarang ini sudah banyak mengalami

    perubahan cara berpikirnya, anak muda di gampong ini sudah

    mulai giat dalam bekerja, apalagi dengan hadirnya RRI di sini,

    banyak masyarakat disini terbantu dan bisa bekerja di RRI.

    Dulunya disini susah untuk bekerja, kami hanya bekerja sebagai

    petani. (hasil wawancara, 3 Mei 2014).

    Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan 2

    lainnya, ia mengatakan,

    “…………….Semenjak ada RRI di gampong ini banyak membawa

    perubahan terhadap penduduk disini, terutama pada anak laki dewasa, mereka bisa

    bekerja di RRI dan dapat membantu keluarganya, sebelum adanya RRI

    masyarakat disini hanya mengharapkan penghasilan pada bertani”. (hasil

    wawancara, 4 Mei 2014).

    Informan 1 juga mengatakan,

    “ karakter masyarakat gampong Pasi Jambu sudah mulai membaik,

    kami mampu beradaptasi dengan masyarakat setempat dalam

    mengembangkang kebudayaan dan membuat lapangan pekerjaan

    baru untuk putra-putri yang ada di daerah tersebut. Masyarakat

    setempat menyambut kami kehadiran kami dengan sangat baik”.

    (hasil wawancara, 5 Mei 2014).

  • Informan 2 lainnya juga mengatakan,

    “Kami sangat senang dengan kehadiran RRI di gampong kami, RRI sangat

    membantu kami dalam mencari nafkah, khususnya saya putra daerah tersebut,

    saya sangat terbantu dengan hadirnya RRI ini, saya punya pekerjaan. RRI

    memprioritaskan masyrakat setempat untuk bekerja di RRI”. (hasil wawancara, 6

    Mei 2014).

    Informan I mengatakan,

    “…………Pihak kami dari RRI sangat memprioritaskan masyarakat

    setempat untuk bekerja di RRI, pihak kami tidak merekrut pekerja dari daerah

    lain, kami ingin membuat masyarakat lebih maju dengan kehadiran kami di

    gampong pasi jambu ini”. (hasil wawancara, 6 Mei 2014).

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

    masyarakat sangat menerima dengan kehadiran RRI di daerah mereka, pihak RRI

    bisa bekerjasama dengan baik bersama masyarakat-masyarakat yang ada di daerah

    tersebut.

    4.4.2 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat Sebelum

    RRI Masuk di Gampong Pasi Jambu

    Sebagaimana telah kita ketahui yang bahwa, identitas budaya merupakan

    sebuah karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan. Sehingga identitas

    budaya ini mencakup berbagai aspek seperti kesempurnaan rasa dalam seni dan

    kebudayaan, pola yang terintegrasi dari pengetahuan manusia, keyakinan dan

    perilaku, sikap, nilai dan norma yang telah diterapkan dalam kehidupan

    masyarakat sehari-hari. Untuk mengetahui identitas kebudayaan masyarakat yang

  • berdomisili di Gampong Pasi Jambu sebelum RRI masuk dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel : 4.4 Wujud Pembangunan Identitas Kebudayaan Masyarakat Sebelum RRI

    Masuk.

    No Informan Alternatif Jawaban

    1 Informan I

    Pembangunan identitas budaya sebelum

    RRI masuk yaitu masih memiliki

    keterbatasan, karena masyarakat masih

    tertup terhadap budaya luar, karakter

    masyarakat masih bernilai sosial sangat

    tinggi, dan sistem ekonomi masyarakat

    mayoritas petani.

    2 Informan 2

    Ya, pada saat itu budaya masyarakat

    masih tertutup terhadap budaya luar,

    karena akses komunikasi yang masih

    terbatas.

    3 Informan 2

    Kondisi ekonomi masyarakat pada saat

    itu mayoritas petani, dan para pedagang

    masih terbatas karena masih belum

    menjadi tempat keramaian.

    4 Informan 2 Kondisi geografis pada saat itu adalah

    masih sebagai sebuah desa yang belum

    ada keramaian.

    5 Informan 1

    Pihak RRI Meulaboh sangat

    berkomitmen untuk memajukan budaya

    Aceh, kami setiap tahun nya selalu

    membuat acara kesenian budaya Aceh di

    Gampong Pasi Jambu, tepatnya di

    halaman RRI Meulaboh. Sebelum kami

    masuk di gampong pas jambu ini,

    memang daerah ini seperti terisolir,

    kurang perhatian dari pemerintah

    setempat.

    6 Informan 2

    Sebelum RRI masuk, masyarakat disini

    sangat terisolir, kurangnya perhatian dari

    pemerintah setempat, serta

    pembangunannya sangat tertinggal,

    masyarakat disini hanya

    bermatapencaharian sebagai

    petani,karena sebelum masuk RRI

    digampong pasi jambu, masyarakat disni

    tidak tau harus bekerja diman, karena

    daerah kami tidak ada lapangan kerja

    yang hanya menampung putra-putri

    daerah saja.

  • 7 Informan 2

    Sebelum RRI masuk di gampong Pasi

    Jambu, masyarakat daerah tersebut

    sangat tertutup akan kehadiran pihak-

    pihak baru. Sumber : Hasil wawancara peneliti dengan informan.

    Berdasarkan hasil dari tabel di atas maka, wujud pembangunan identitas

    budaya masyarakat Gampong Pasi Jambu sebelum RRI masuk yaitu budaya

    masyarakat masih tertutup dan masih belum menerima terhadap keterbukaan

    dengan budaya luar, selain itu budaya yang ada di Gampong Pasi Jambu masih

    terjaga terhadap kearifan lokalnya seperti nilai sosial masyarakat tinggi, saat ini

    nilai sosial masyarakat sudah sedikit luntur karena gaya hidup masyarakat sudah

    menganut sistem perkotaan disebabkan keterbukaan masyarakat terhadap

    masyarakat asing.

    4.4.3 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya Pada

    Masyarakat Gampong Pasi Jambu

    Dengan adanya RRI menjadi peranan penting bagi masyarakat Pasi Jambu,

    karena dengan adanya RRI masyarakat Pasi Jambu menjadi lebih terbuka

    disebabkan kontribusi RRI terhadap kehidupan sosial budaya, dan ekonomi

    masyarakat secara tidak lansung. Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada tabel

    berikut ini :

    Tabel : 4.5 Peran RRI Meulaboh Terhadap Pembangunan Identitas Budaya.

    No Informan Alternatif Jawaban

    1 Informan I

    Peran RRI meulaboh terhadap

    pembangunan identitas budaya adalah

    menyiarkan terhadap seni budaya

    masyarakat Aceh, khususnya masyarakat

    Pasi Jambu, menjadikan masyarakat lebih

    terbuka terhadap kebudayaan lain, dan

    mempromosikan selalu keberadaan

    Gampong Pasi Jambu sehingga lebih

    dikenal oleh orang lain.

  • 2 Informan I

    Kontribusi RRI kepada masyarakat

    Gampong Pasi Jambu ialah menyediakan

    kuaota karyawan khusus untuk putra

    daerah yang memiliki kelayakan,

    meningkatkan ekonomi pedagang yang

    ada, memperkenalkan Pasi Jambu

    kesemua daerah sebagai wujud perluasan

    kota, dan sebagai media berkompetisi

    terhadap seni budaya yang ada di

    masyarakat setempat.

    3 Informan 2

    Pada saat RRI masuk kondisi ekonomi

    masyarakat mayoritas juga sebagai

    petani, namun telah terjadinya perputaran

    uang pada pedagang-pedagang yang ada

    karena sudah menjadi daerah yang

    strategis perluasan kota, sehingga dengan

    adanya pengunjung ke gampong tersebut

    perputaran ekonomi masyarakat terjadi

    dengan cepat.

    4 Informan I

    Kebudayaan masyarakat setelah RRI

    masuk lebih terbuka, dan nilai sosial

    masyarakat sudah mulai berkurang,

    karena masyarakat sudah mulai

    individual dan menerapkan gaya hidup

    perkotaan.

    5 Informan I

    Pihak RRI membuat acara tiap tahunnya,

    terkadang tiap tahun ada sekitar 4 acara

    yang RRI buat, acara seni maupun even

    lainnya, itu sangat membantu

    pertumbuhan perekonomian masyarakat

    setempat, dengan adanya acara-acara

    tersebut, banyak pihak-pihak maupun

    masyarakat dari daerah lain berkunjung

    pada gampong pas jambu. Sumber : Hasil wawancara peneliti dengan informan.

    Berdasarkan tabel di atas, bahwa peran RRI Meulaboh terhadap

    pembangunan budaya masyarakat Gampong Pasi Jambu adalah suatu hal yang

    sangat penting, karena dengan adanya RRI Meulaboh yang didirikan di Gampong

    Pasi Jambu menjadi suatu bentuk keberuntungan masyarakat khususnya para

    pedagang yaitu terjadinya perputaran ekonomi dengan cepat, para pemuda yang

    pengangguran dan mempunyai kapasitas mempunyai kuota ketersediaan lapangan

  • kerja sehingga bisa memberantas pengangguran, setiap masyarakat yang memiliki

    kompetensi seni dan budaya sudah memiliki media kompetisi langsung dalam

    konteks seni budaya tersebut, dan nilai sosial budaya masyarakat yang dulunya

    tertutup terhadap kebudayaan para pendatang, sekarang sudah terbuka lebar

    terhadap perbedaan budaya dan karakter.

    4.4.4 Hubungan Ekonomi Masyarakat Dengan RRI

    Keberadaaan RRI Meulaboh memiliki hubungan erat dengan pola

    perputaran ekonomi masyarakat, karena dengan adanya RRI terjadi perluasan

    kota, yang mana sebelum RRI masuk Gampong Pasi Jambu merupakan sebuah

    gampong yang jauh dengan pusat kota kecamatan dan kabupaten. Setelah RRI

    masuk Pasi Jambu menjadi wilayah strategis untuk perluasan kota. Dengan

    keberadaan desa sebagai wujud perluasan kota itu merupakan suatu wujud

    pembangunan desa pinggiran