sanyoto tugas mid makalah bionomika 1

66
TUGAS MATA KULIAH BIONOMIKA TERNAK LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS SWOT PT. SENTOSA FOOD, SIDOARJO Dosen Pengampu : Prof. Ir. Bambang Suryanto, MS.Psl Oleh: AGNETHA LINTANG RINASTITI 23010112410047 AKHMAT RIZKUNA 23010112410050 SANYOTO WAHONO 23010112410045 SEMESTER I 0

Upload: sanyo-tw

Post on 20-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 38

TUGAS MATA KULIAH BIONOMIKA TERNAK

LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS SWOT

PT. SENTOSA FOOD, SIDOARJO

Dosen Pengampu : Prof. Ir. Bambang Suryanto, MS.Psl

Oleh:

AGNETHA LINTANG RINASTITI 23010112410047AKHMAT RIZKUNA23010112410050SANYOTO WAHONO23010112410045SEMESTER IPROGRAM STUDI MAGISTER ILMU TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Keuangan perusahaan wajib dikelola dengan baik. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama periode tertentu, Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Analisis keuangan yang mencakup analisis nilai rasio keuangan, analisis kelemahan, dan kekuatan di bidang finansial membantu perusahaan untuk perencanaan berikutnya.

PT. Sentosa Food merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri olahan daging ayam sebagai nugget. Perusahaan ini berdiri di Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun 1999 dengan jangkauan distribusi produk mencakup wilayah Jawa, Bali, dan Sulawesi. Sektor usaha olahan hasil ternak sebagai bahan pangan memiliki peranan penting dalam mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani oleh masyarakat. Sektor usaha ini di Indonesia tergolong cukup banyak pesaingnya sehingga pelaku usaha di sektor ini perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang bisa memajukan maupun melemahkan usahanya. Pengusaha juga perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaannya sehingga dapat mengambil kebijakan untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kekuatan perusahaannya. Faktor-faktor ini dikaji dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) sehingga dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan perusahaan.

Laporan keuangan dan analisis SWOT dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan maupun memprediksi peluang dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Dengan melakukan analisis keuangan, kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, pelaku usaha dapat melakukan perencanaan di masa mendatang.1.2.Rumusan Masalah

Makalah ini membahas permasalahan yang meliputi:

1.

Perhitungan analisis rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan PT Sentosa Food yang meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.2.

Faktor-faktor terkait dengan pengembangan usaha PT Sentosa Food yang dikaji dengan metode analisis SWOT. Faktor-faktor lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) apa saja yang ada dalam pengembangan usaha olahan daging ayam dan strategi apa yang harus dilakukan1.3.Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk menilai kinerja keuangan PT Sentosa Food dengan melakukan analisis rasio keuangan sebagai perhitungannya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi PT Sentosa Food beserta solusinya.

1.4.Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai cara menilai kinerja keuangan suatu perusahaan melalui analisis rasio keuangan serta mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sentosa Food merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan olahan hasil ternak. Perusahaan ini berlokasi di kawasan industri Brebek, Sidoarjo Jawa Timur, didirikan pada tahun 1999 oleh Ir. Joko Kartosumitro. Jumlah karyawan sebanyak 4.567 orang pada Desember 2012. Pada tahun 2012 perusahaan ini dipimpin oleh Bayu Kartosumitro, SE., putra dari Ir. Joko Kartosumitro. Bahan pangan yang diproduksi oleh PT Sentosa Food ini berupa chicken nugget bermerek "CHIKO" dengan target konsumen kalangan menengah ke bawah. Rata-rata kapasitas produksi yaitu sebesar 25.000 ton per tahun. Wilayah jangkauan distribusinya meliputi Pulau Jawa, Bali, dan Sulawesi. Nugget "CHIKO" dapat dijumpai di pasar tradisional atau kios bahan pangan dengan harga eceran tertinggi Rp 9.600,00 per 250 gram dan Rp 17.500,00 per 500 gram.2.2.Data Keuangan Perusahaan

Berikut ini adalah laporan laba/rugi dan neraca PT Sentosa Food pada periode tahun 2011 dan tahun 2012.

Neraca PT Sentosa Food

(dalam ribuan rupiah)KeteranganAkhir Tahun

20122011

Penjualan

Harga pokok barang dijual

Laba kotor

Biaya pemasaran adm dan

umum

Laba sebelum bunga dan pajak

Biaya bunga

Laba sebelum pajak

Laba setelah pajak

Dividen

Laba untuk saham biasa

Alokasi laba ditahan

Dividen3.405

2.041

1.364

812

552

31

521

193

328

10

318

291

273.100

1.900

1.200

780

420

39

381

141

240

10

230

200

30

Neraca PT Sentosa FoodAktiva20122011Utang & modal

pemilik20122011

Aktiva lancar

1.Kas & Surat berharga

2.Piutang dagang

3.Persediaan

4.Lain-lain 260

596

471

61120

522

587

52

Utang lancar

1.Utang dagang

2.Utang bank

3.Utang akrual

4.Total utang lancar

5.Utang jangka panjang & lain-lain109

136

176

421

120301

166

148

615

61

Total Aktiva tetap1.3881.281Total utang541676

1.Gedung,tanah& perlengkapan

2.Akumulasi Defresiaisi

3.Lain-lain

498

(152)

139398

(105)

136

1. Saham preferen dan saham biasa

2. Capital gain

3. Laba ditahan

10

87

1.235

10

80

944

Total 485429Total modal pemilik1.3321.034

Total Aktiva1.8731.710Total utang dan modal pemilik1.8731.710

2.3.Pembahasan Analisis Rasio Keuangan PT Sentosa Food

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Riyanto, 1995).2.3.1.Rasio likuiditas

Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi dan likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendek yang dimiliki. Dua faktor yang digunakan dalam rasio untuk mengukur likuiditas perusahaanyaitu aktiva lancar dan utang lancar, yang disebut likuid adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut ilikuid. Suatu keadaan likuid pada perusahaan menandakan kerugian bagikreditur dan bagi pihak manajemen. Rasio likuiditas menunjukan efisinsi modal kerja yang ada (Machfoedz, 1999).2.3.1.1.Current ratio. Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar, disebut juga working capital ratio. Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Machfoedz, 1999).Current ratio =

Current ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011= = 2,08Artinya setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 2,08 aktiva lancar.

Tahun2012= = 3,30Artinya setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 3,30 aktiva lancar.

Perbedaan current ratio antara tahun 2011 dan 2012 terjadi karena peningkatan aktiva lancar sebesar Rp 107,00 serta adanya pengurangan utang lancar sebesar Rp 194,00. Aktiva lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 1.281,00 sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp 1.388,00. Utang lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 615,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 421,00.

2.3.1.2.Cash ratio (ratio of immediate solvency). Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dansurat berharga sehingga cash ratio dalam laporan keuangan perlu dipertimbangkan (Jumingan, 2006).Cash Ratio=

Cash ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011=

= 0,19

Tahun 2012= = 0,42Cash ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan suratberharga yang segera dapat diuangkan. Kemampuan PT Sentosa Food untuk membayar utang jangka pendek meningkat pada tahuin 2012 karena jumlah kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan pada tahun 2012 lebih besar. 2.3.1.3.Quick ratio (acid test ratio). Quick ratio memiliki akurasi yang lebih besar daripada current ratio dengan melibatkan kas, piutang dansurat berharga (Jumingan, 2006).

Quick ratio=

Quick ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011=1281 587 615

= 1,13

Artinya setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 1,13 aktiva lancar di luar persediaan.

Tahun 2012=1388 471 421

= 2,18

Artinya setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 2,18 aktiva lancar di luar persediaan.

2.3.1.4.Net working capital to total asset ratio. Aktiva lancar adalah aktiva yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam jangka pendek, utanglancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. Perbedaan antara aktiva lancar dan utang lancar disebut net working capital to asset ratio, fungsinya adalah untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.

Net working capital to total asset ratio =Net working capital to total asset ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011= =0,39

Tahun 2012= = 0,52

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa net working capital to total asset ratio PT Sentosa Food meningkat pada tahun 2012, artinya investasi pada tahun 2012 lebih besar daripada tahun 2011 sebanyak 13%. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan aktiva lancar maupun tetap serta berkurangnya utang lancar pada tahun 2012.2.3.2Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.Rasio leverage dihitung dengan risiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. Cara kedua yaitu data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.

2.3.2.1.Total debt to total capital asset ratio (DAR). Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan (Syamsuddin, 2007). Biasanya para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur saat likuiditas. Debt ratio =Debt ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011= = 0,39

Artinya aktiva yang didanai dari utang sebesar 39%.

Tahun 2012= = 0,29Artinya aktiva yang didanai dari utang sebesar 29%.

Terjadinya penurunan debt ratio pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin meningkat dengan semakin menurunnya utang untuk mendanai aktiva. 2.3.2.2.Total debt to equity ratio (DER). Rasio ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas) untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) (Ang, 1997).Debt to equity ratio =

DER PT Sentosa Food

Tahun 2011 = = 0,65

Artinya modal pemilik sebesar Rp 1,00 menjamin utang sebesar Rp 0,65.

Tahun 2012 = = 0,41

Artinya modal pemilik sebesar Rp 1,00 menjamin utang sebesar Rp 0,41.

Terjadi penurunan DER pada tahun 2012 sehingga menunjukkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan, artinya makin sedikit modal pemilik perusahaan yang digunakan untuk menjamin utang.

2.3.3.Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana perusahaan.

2.3.3.1.Receivable turnover (perputaran piutang). Adalah rasio yang membandingkan antara penjualan kredit bersih dan piutang dagang rata-rata atau piutang akhir periode. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu (Brigman dan Houston, 2001).

Perputaran piutang =

Perputaran Piutang PT Sentosa Food

Tahun2011 = = 5,9 kaliTahun 2012==5,7 kali

Terjadi penurunan perputaran piutang pada tahun 2012 sehingga perputaran piutang lebih efisien. Hal ini disebabkan karena ada peningkatan jumlah penjualan kredit dan jumlah piutang.

2.3.3.2. Average collection period. Rata-rata periode pengumpulan piutangdigunakan untuk menghitung waktu atau hari rata-rata dana tertanam dalam piutang.

Average collection period = x 365Average collection period PT Sentosa Food

Tahun 2011= 62 hari

Artinya dana tertanam dalam piutang selama 62 hari.

Tahun 2012= 64 hariArtinya dana tertanam dalam piutang selama 64 hari.

Periode pengumpulan piutang pada tahun 2012 lebih lama karena terjadi peningkatan jumlah piutang pada tahun 2012.

2.3.3.3. Rasio perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover ratio). Merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dihasilkan dari aktiva tetap (Harahap, 2007). Rasio perputaran aktiva tetap =

Rasio perputaran aktiva tetap PT Sentosa Food

Tahun 2011=

Artinya aktiva tetap menghasilkan penjualan sebanyak 7,23 kali dalam tahun 2011.

Tahun 2012=

Artinya aktiva tetap menghasilkan penjualan sebanyak 7,02 kali dalam tahun 2012.

Penurunan rasio aktiva tetap pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan karena lebih sedikit aktiva tetap yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.

2.3.3.4.Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dihasilkan oleh total aktiva. Ou (1990) menunjukkan bahwa rasio aktivitas yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba adalah Total Assets Turnover, berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan total aktivanya dalam menghasilkan penjualan bersih. Semakin besar TAT menunjukkan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, dengan demikian para investor tertarik untuk menanamkan modalnya, sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.Rasio perputara total aktiva =

Rasio perputaran total aktiva PT Sentosa Food

Tahun 2011=

Artinya total aktiva menghasilkan penjualan sebanyak 1,81 kali dalam tahun 2011.

Tahun 2012=

Artinya total aktiva menghasilkan penjualan sebanyak 1,82 kali dalam tahun 2012.

2.3.4.Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.

2.3.4.1.Gross profit margin. Merupakan perbandingan antara laba dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan berapa bagian dari penjualan yang merupakan laba kotor.GPM yang meningkat menunjukkan semakin besar tingkat kembalian keuntungan kotor yang diperoleh perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat (Ang, 1997).

Gross Profit Margin =

*laba kotor = penjualan bersih - harga pokok barang

Gross Profit Margin PT Sentosa Food

Tahun 2011 =

Artinya laba kotor dari penjualan selama tahun 2011 adalah sebesar 39%.

Tahun 2012=

Artinya laba kotor dari penjualan selama tahun 2012 adalah sebesar 40%.2.3.4.2.Operating income ratio (operating profit margin). Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan bersih (Harahap, 2007).

Operating income ratio =

Operating income ratio PT Sentosa FoodTahun 2011=

Tahun 2012=

Penjualan bersih selama tahun 2012 lebih besar daripada tahun 2011 namun laba yang diperoleh sebelum bunga dan pajak lebih sedikit. Hal ini menyebabkan penurunan operating income ratio pada tahun 2012.

2.3.4.3.Operating ratio. Merupakan rasio yang membandingkan antara semua biaya operasi yang meliputi harga pokok penjualan, biaya pemasaran dan biaya administrasi. Rasio ini menunjukkan berapa bagian biaya yang digunakan untuk biaya operasi.

Operating ratio=

Operating ratio PT Sentosa Food

Tahun 2011=

Artinya biaya operasi selama tahun 2011 sebesar 86%.

Tahun 2012=

Artinya biaya operasi selama tahun 2012 sebesar 84%.Biaya operasi pada tahun 2012 meningkat namun persentasenya menurun apabila dibandingkan dengan jumlah penjualan bersih. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penjualan bersih sehingga menunjukkan peningkatan efisiensi kinerja perusahaan.2.3.4.4.Net profit margin. Adalah rasio yang membandingkanantara laba setelah pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa besar bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersih yang dicapai perusahaan (Riyanto, 1995).Net Profit Margin=

Net profit margin PT Sentosa Food

Tahun 2011=

Artinya laba bersih yang diperoleh selama tahun 2011 sebesar 8%.

Tahun 2012=

Artinya laba bersih yang diperoleh selama tahun 2012 sebesar 10%.

Terjadi peningkatan margin laba selama tahun 2012 sehingga menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.2.3.4.5.Tingkat pengembalian laba atas total aktiva (return on total asset). Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar laba bersih sesudah pajak dibandingkan total aktiva yang dimiliki perusahaan (Harahap, 2007).ROA=

ROA PT Sentosa Food

Tahun 2011=

Tahun 2012=

Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian laba atas total aktiva pada PT Sentosa Food meningkat sebesar 4% pada tahun 2012. Artinya perusahaan mampu menghasilkan laba yang dapat meningkatkan jumlah aktiva perusahaan pada tahun 2012.

2.3.4.6.Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common equity). Rasio ini menunjukkan jumlah laba bersih untuk menggantikan modal pemilik perusahaan yang telah digunakan untuk mendanai perusahaan tersebut (Harahap, 2007). ROE=

ROE PT Sentosa FarmTahun 2011=

Artinya sebanyak 23% laba bersih selama tahun 2011 dapat digunakan untuk mengembalikan modal pemilik perusahaan.

Tahun 2012=

Artinya sebanyak 25% laba bersih selama tahun 2012 dapat digunakan untuk mengembalikan modal pemilik perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan dalam pengembalian modal, meskipun jumlah modal yang dikeliuarkan pemilik perusahaan lebih besar pada tahun 2012.

Rangkuman rasio keuangan PT Sentosa Food pada tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel Analisis Rasio Keuangan PT Sentosa FoodRasio Keuangan20112012

LIKUIDITAS

Rasio Lancar

Rasio Cepat

Net Working Capital To Total Asset Ratio3,30

2,18

0,522,08

1,13

0,39

LEVERAGE

Hutang atas harta (DAR)

Hutang atas moda l(DER)0,29

0,410,39

0,41

AKTIVITAS

Perputaran piutang

Average Collection Period

Fixed assets turnover ratio

Total assets turnover ratio5,9 kali64 hari

7,02

1,815,7 kali62 hari

7,23

1,82

PROFITABILITAS

Gross Profit margin

Operating profit margin

Operating Ratio

Net Profit Margin

Return on total asset (ROA)

Return on common equity (ROE)40%

0,9%

84%

10%

18%

25%39%

1,3%

86%

8%

14%

23%

2.4.Analisis SWOT PerusahaanSektor industri olahan produk peternakan (daging ayam) sebagai salah satu kegiatan ekonomi produktif, perlu dikaji secara kuantitatif seberapa besar usaha pengolahan tersebut mampu mendatangkan profit bagi perusahaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor strategis maka perlu dilakukan suatu perencanaan strategis yang terukur dan terarah dalam menentukan pengembangan suatu usaha pengolahan daging ayam. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan dalam pemenuhan daging ayam ras di dalam maupun diluar daerah sendiri membutuhkan strategi harus ditetapkan perusahaan dalam memanfaatkan segala kekuatan dan peluang serta kelemahan dan tantangan dalam pengembangan usaha sesuai dengan kondisi saat ini.Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam usaha pengolahan daging ayam, baik yang bersifat mendukung maupun yang menghambat keberhasilan usaha. Analisis SWOT dibuat dengan cara mengisi tabel peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dalam hal beternak ayam pedaging sesuai dengan potensi yang ada. Penilaian untuk masing-masing faktor didasarkan atas kondisi eksternal maupun internal perusahaan dengan melakukan skor untuk mengetahui Eksternal Strategis Factor Analysis Summary (ESFAS) dan Internal Strategis Factor Analysis Summary (ISFAS). Pembobotan untuk masing-masing faktor dengan nilai 0,0-1,0 (0,0 tidak penting, 1 sangat penting) dan penggunaan skala 1-4 (1 tidak baik, 2 cukup, 3 baik dan 4 sangat baik) (Rangkuti, 2008). Dari hasil skor baik ESFAS maupun ISFAS digunakan untuk mengetahui posisi usaha ayam pedaging dengan mengacu pada Matrik Eksternal -Internal SWOT.Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Menurut David (2006), matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang dapat membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu: (1) strategi SO (Strenghts-Opportunity) yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, (2) strategi WO (Weakness-Opportunity) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal, (3) strategi ST (Strenghts-threats) yaitu menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal, (4) strategi WT (Weakness -Threats) merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.2.4.1. Visi, Misi dan Tujuan PerusahaanBerdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pimpinan PT Sentosa Food, dapat dinyatakan bahwa visi perusahaan adalah ingin memperoleh keuntungan dan memasyarakatkan produk daging ayam olahan (nugget). Misi perusahaan secara umum adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk nugget, meningkatkan loyalitas konsumen, memperluas jangkauan pemasaran serta memberdayakan masyarakat yang ada di lingkungan usaha. Adapun tujuan perusahaan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga produk yang diproduksi dapat dikenal masyarakat luas dalam rangka meraih pelanggan dan mengatasi persaingan usaha.PT. Sentosa Food merupakan suatu unit usaha yang menghasilkan produk olahan daging ayam berupa nugget. Posisi PT. Sentosa Food dalam pemasaran nugget adalah sebagai market follower, sehingga dalam pasar yang bersaing suatu perusahaan perlu memiliki kemampuan menguasai strategi pemasaran. Strategi pemasaran pada dasarnya merupakan suatu rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan.Kemampuan penguasaan strategi-strategi pemasaran akan sangat terkait dengan kemampuan para pengambil keputusan (decision maker) mengenal lingkungan pemasarannya dan menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk mengambil keputusan atas strategi pilihan yang akan dijalankan oleh perusahaan. Besar omzet penjualan terhadap produk nugget juga tergantung seberapa besar tingkat persaingan antar beberapa industri sejenis. Diantara pesaing tersebut dapat bertindak sebagai leader market dengan pangsa pasar yang cukup besar serta market follower dengan pangsa pasar yang relatif lebih kecil. Adanya persaingan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk meyakinkan konsumen agar memilih produk yang diproduksinya, baik melalui berbagai macam promosi, pemotongan harga, penempatan produk yang strategis serta menciptakan produk yang jauh lebih baik. Beberapa perusahaan leader market antara lain: PT JAPFA dengan produk So Nice, PT Charoen Phokphand Indonesia dengan merk produk Fiesta, PT Sierad serta masih banyak industri lainnya dengan produk yang sama memperebutkan konsumen dengan berbagai cara untuk menarik perhatian konsumen.2.4.2. Analisis lingkungan InternalIndentifikasi faktor-faktor lingkungan internal merupakan indentifikasi aspek-aspek yang mempengaruhi perusahaan yang meliputi aspek manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen operasi. Indentifikasi aspek-aspek tersebut ditujukan untuk mendapatkan faktor strategis internal yang mempengaruhi perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan.

2.4.2.1 Manajemen. Manajemen dalam perusahaan akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan jika memiliki perencanaan untuk membantu perusahaan mencapai hasil yang maksimum dari usaha yang dijalankan. PT Sentosa Food memiliki suatu perencanaan ingin meningkatkan keuntungan, khususnya dalam industri pengolahan daging ayam (nugget). Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu.

Diperlukan suatu organisasi yang terencana untuk menghasilkan produk berkualitas. Pengorganisasian yang dimiliki oleh PT Sentosa Food bersifat sudah lengkap direktur, manajer, asisten manajer, kepala bagian, administrasi, keuangan yang masing-masing punya tugas dan jawab tanggung jawab yang jelas.

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Dari lima fungsi manajemen tersebut PT Sentosa Food telah melaksanakan beberapa aktivitas-aktivitas manajemen diantaranya fungsi perencanaan dengan penetapan sasaran produk yang akan dipasarkan serta melakukan peramalan penjualan untuk ke depannya yang dilakukan secara kontinu.Fungsi pengorganisasian PT Sentosa Food melakukan berbagai aktivitas manajerial dalam menjalankan fungsi manajemen seperti koordinasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan, pemberian motivasi dan pengelolaan staf diantaranya melakukan penilaian karyawan, komunikasi antar karyawan dan pimpinan yang baik serta melakukan penggajian karyawan sesuai dengan prestasi kerja, melakukan pengembangan manajemen, memperhatikan keselamatan karyawan serta memberikan tunjangan untuk memotivasi kinerja yang baik agar terciptanya iklim kerja yang kondusif dan produktif. Pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan seperti pengecekan terhadap produk yang dihasilkan serta pengiriman produk hingga ke tangan pelanggan. Faktor internal dengan variabel fungsi manajemen perusahaan merupakan kekuatan karena semua fungsi manajerial yang telah dilakukan oleh perusahaan.

2.4.2.2 Pemasaran. Pemasaran merupakan kegiatan distribusi produk dari tangan produsen ke tangan konsumen. Pada proses pemasaran ini ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mempertahankan keberadaan produk, terlebih lagi dalam keadaan permintaan pasar yang tidak stabil ataupun karena munculnya pesaing-pesaing baru yang menimbulkan persaingan yang tajam antara perusahaan yang memproduksi produk sejenis. Pemasaran adalah proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan terhadap produk ataupun jasa. Pemasaran produk nugget sudah mencapai Jawa, Sulawesi, dan Bali.

2.4.2.3 Keuangan. Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga dengan PT Sentosa Food. Berdasarkan data penjualan dan modal yang dimiliki dilakukan pengitungan menggunakan beberapa parameter untuk mengetahui baikatau tidaknya rasio keuangan perusahaan. Berdasarkan analisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas menunjukkan hasil yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, serta telah digunakannya adanya sistem akuntansi yang terkomputerisasi. Hal ini merupakan faktor kekuatan perusahaan.2.4.2.4 Produksi dan operasi. Proses produksi nugget dimulai dari pengadaan bahan baku hingga menghasilkan produk siap dipasarkan yang dikemas dalam kemasan plastik. Produk daging ayam olahan sudah mendapat registrasi dari Dinas Perindustrian dan sertifikat halal serta uji mutu produk secara kontinyu dan bertahap sebelum dilepas ke pasaran. Bahan baku utama yaitu daging ayam berasal dari peternakan-peternakan ayam di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Faktor produksi dalam penilaian analisis internal perusahaan merupakan kekuatan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor lainnya seperti produk yang dihasilkan dengan kualitas baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.2.4.2.5 Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupa-kan faktor yang mempengaruhi pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari suatu produk yang dihasilkan. PT Sentosa Food telah memiliki bagian khusus yang melakukan penelitian secara khusus untuk mengembangkan produk, uji kualitas produk, serta merekomendasikan inovasi produk baru. Inovasi yang dilakukan diharapkan akan dapat menarik konsumen baru. Perbaikan mutu dan kualitas produk hanya dilakukan berdasarkan kritik maupun masukan dari konsumen sehingga faktor penelitian dan pengembangan merupakan kekuatan internal bagi perusahaan.

Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Kekuatan dan Kelemahan produk daging olahan PT Sentosa Food

Faktor internalKekuatanKelemahan

a. Manajemen Hubungan manajemen dan karyawan terjalin dengan baik

Tenaga kerja produksi profesional-

b. Keuangan Sistem akunting dan

pembukuan sudah baik Permodalan belum maksimal

c. Pemasaran Kualitas produk yang baik dan memiliki sertifikat halal Harga jual produk relatif lebih murah jika dibandingkan dengan produk nugget lainnya Lokasi dan tempat produksi strategis Kurangnya diversifikasi produk Kegiatan promosi kurang efektif

2.4.3. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan. Analisis lingkungan eksternal penting dalam merumuskan strategi pemasaran karena dengan mengetahui peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan dalam pemasaran, perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman yang ada.

2.4.3.1. Faktor Politik dan Hukum. Keadaan politik serta hukum yang berlaku saat ini di Indonesia dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan keberlangsungan usaha perusahaan. Peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi perkembangan usaha di industri pengolahan daging ayam. Akan tetapi, peraturan dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal memudahkan perusahaan atau mempersulit perusahaan untuk berkembang sehingga dapat menjadi peluang atau ancaman.Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan makanan dan minuman adalah tentang perlindungan masyarakat dari produk pangan olahan yang membahayakan kesehatan masyarakat. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perlindungan makanan yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 peraturan yang berisikan kewajiban pendaftaran produk pangan olahan. Dalam PP No. 69 tahun 1999 menyatakan semua makanandan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun impor, harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar ke pasar. Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4.3.2. Faktor Ekonomi. Keadaan perekonomian suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memasarkan produknya. Perekonomian yang stabil dan berkembang meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketidakstabilan kondisi perekonomian Indonesia saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Hal ini ditandai dengan tersendatnya perekonomian, tingkat inflasi yang cukup tinggi. Keadaan tersebut menyulitkan perusahaan ataupun lembaga keuangan dalam membuka peluang pemberian bantuan usaha yang ditujukan untuk penambahan akses modal untuk perluasan usaha. Ketidakstabilan perekonomian suatu negara menjadi ancaman untuk perkembangan dunia industri.

Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara sehingga berdampak pada perkembangan perusahaan terutama pemasaran. Dengan adanya krisis ekonomi global, maka negara-negara lain akan berlomba-lomba untuk mencari pasar baru guna untuk memasarkan produk mereka, sehingga harus impor produk yang masuk ke Indonesia semakin tinggi dari tahun ke tahun. Sampai saat ini import daging ayam sudah tidak ada, karena produksi dalam negeri sangat mencukupi kebutuhan nasional. Peternakan ayam merupakan salah satu bidang budidaya peternakan yang berkembang sangat pesat di Indonesia, jauh diatas perkembangan produksi yang lain seperti susu, daging sapi, serta olahannya. Kondisi politik Indonesia akan mempengaruhi kegiatan produksi pelaku-pelaku produksi. Kebijakan pemerintah berkaitan erat dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Pada Desember 2008 pemerintah telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meredam dampak krisis ekonomi Indonesia. Pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp. 6.000 per liter menjadi Rp. 4.500 per liter. Penurunan harga BBM belum dirasakan oleh semua pihak karena harga berbagai komoditas lainnya yang tetap mahal. Namun, beberapa pelaku usaha telah merasakan dampak langsung dari penurunan harga BBM. Pelaku usaha dapat merasakan langsung karena biaya produksi yang semakin menurun terutama bagi pelaku usaha yang menggunakan bahan bakar minyak sebagi input utama dalam proses produksi.

PT Sentosa Food sebagai salah satu unit usaha telah merasakan dampak penurunan harga BBM tersebut. Harga BBM berpengaruh sangat besar terhadap biaya produksi perusahaan karena akan mempengaruhi efisien produksi. Kestabilan harga BBM menyebabkan biaya transportasi perusahaan dalam pemasaran produk keagen dan konsumen stabil, karena biaya terbesar distribusi adalah dari biaya BBM. Harga BBM yang stabil ini merupakan peluang bagi perusahaan dalam pemasaran produk nugget. Biaya yang efisien merupakan kesempatan bagi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar.

2.4.3.3. Faktor Sosial Budaya dan Demografi. Daging ayam merupakan salah satu dari sebilan kebutuhan pokok yang menjadi konsumsi utama masyarakat Indonesia. Pola konsumsi meningkat dari tahun ke tahun karena meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan, dengan demikian faktor sosial budaya dan demografi merupakan peluang bagi PT Sentosa Food untuk mengembangkan usahanya. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun ke tahun juga akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan produk nugget karena adanya peluang konsumen baru. Selain itu faktor kemudahan dan kepraktisan dalam memasak nugget juga menjadi nilai lebih seiring dengan gaya hidup masyarakat yang menuntut segalanya serba cepat dan instant tapi menyehatkan.

2.4.3.4. Faktor teknlogi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahan baku, produk, jasa, pasar, pemasok, pesaing, pelanggan, distributor, proses produksi produk dengan jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan perusahaan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan zaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi hambatan biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek, menciptakan kekurangan dalam ketrampilan teknis, serta menghasilkan perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai.

Teknologi merupakan salah satu fungsi yang memegang peranan penting dalam perkembangan PT Sentosa Food. Perubahan teknologi yang terus mengalami kemajuan menuntut PT Sentosa Food untuk terus mengamati bahkan mengadopsi perkembangan teknologi dan melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan industri lainnya. Teknologi di bidang transportasi, komunikasi dan produksi dapat memperlancar dan mempermudah kegiatan pemasaran dan proses produksi merupakan peluang. Pemesanan dapat dilakukan tanpa harus datang ke lokasi produksi dan pengiriman pesanan dapat dilakukan dengan cepat melalui program delivery service yang telah dijalankan oleh perusahaan. Adanya teknologi yang lebih canggih yang digunakan oleh pesaing menjadikan suatu ancaman bagi PT Sentosa Food. Sistem produksi yang dilakukan sudah terkomputerisasi, namun dalam penggunaan teknologi masih kalah dari dari perusahaan lain yang lebih besar dan lebih kuat modalnya.

2.4.3.5. Faktor Kekuatan Kompetitif. Kekuatan kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Hakikat persaingan suatu industri terdiri dalam lima bagian yaitu 1) Ancaman masuknya pendatang baru; 2) Tingkat persaingan antara para anggota industri; 3) Kekuatan tawar-menawar pemasok; 4) Kekuatan tawar-menawar pembeli; dan 5) Ancaman produk substitusi.Tabel 2. Identifikasi Faktor-faktor Peluang dan Ancaman produk daging olahan PT Sentosa Food

Faktor eksternalPeluangAncaman

a. Politik dan hukum Tidak adanya impor daging ayam-

b. Ekonomi Harga BBM stabil Krisis ekonomi global

c. Sosial budaya dan demografi Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat Kemudahan dan kepraktisan dalam memasak

d. Teknologi Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi

e. Faktor kekuatan kompetitif Pangsa pasar masih luas Persaingan industri nugget yang kompetitif Fluktuasi harga daging ayam

Besarnya jumlah persaingan dan banyaknya industri memproduksi produk yang sama

Banyaknya macam produk olahan daging yang dapat menjadi barang substitusi

2.4.4. Perumusan Alternatif Strategi

2.4.4.1 Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE). Analisis lingkungan internal ini dilakukan melalui identifikasi faktor internal perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Setelah diidentifikasi, maka dilanjutkan dengan memberikan pembobotan dan rating. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison pada faktor-faktor kunci internal sehingga diperoleh bobot dari masing-masing faktor. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor internal pengolahan daging ayam nugget.Tabel 3. Hasil Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Kekuatan (Strength)BobotRatingTotal Skor (Bobot*Rating)

S1Hubungan manajemen dan karyawan terjalin dengan baik0,1020,20

S2Tenaga kerja produksi profesional0,062,50,15

S3Sistem akunting dan pembukuan sudah baik0,1030,30

S4Kualitas produk yang baik dan memiliki sertifikat halal0,183,50,63

S5Harga jual produk relatif lebih murah jika dibandingkan dengan produk nugget lainnya0,1230,36

S6Lokasi dan tempat produksi strategis0,0820,16

Sub total Kekuatan (Strength)1,80

Kelemahan (Weakness)BobotRatingTotal Skor (Bobot*Rating)

W1Permodalan belum maksimal0,1020,20

W2Kurangnya diversifikasi produk0,163,50,56

W3Kegiatan promosi kurang efektif0,103,50,35

Sub total Kelemahan (Weakness)1,11

Total IFE2,91

Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor kunci internal perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2,91. Hal ini berarti bahwa posisi strategis usaha pengolahan daging ayam PT Sentosa Food berada pada posisi rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk menghadapi kelemahan internal perusahaan. Dari Tabel 3, terdapat kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan yaitu kualitas produk yang baik dengan skor tertinggi sebesar 0,63. Kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Sentosa Food dikategorikan ke dalam produk yang baik, hal ini didukung dengan adanya beberapa sertifikat dari BPOM dan MUI sebagai lembaga sertifikasi sebagai jaminan kualitas. Faktor kekuatan lain yang juga punya pengaruh dominan adalah sistem akunting dan pembukuan sudah baik dan harga jual produk relatif lebih murah jika dibandingkan dengan produk nugget lainnya masing-masing 0,30 dan 0,36. Dengan pembukuan yang baik akan memudahkan dalam penghitungan keuntungan perusahaan, rasio likuiditas, akvitas, leverage, dan profitabilitas. Harga jual produk masih dapat bersaing dengan produk-produk lain sehingga harga tidak menjadi hambatan dalam penjualan.Selain dari kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan terdapat juga kelemahan utama. Kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah kurangnya diversifikasi produk dengan skor sebesar 0,56. Produk yang dihasilkan oleh perusahan hanya nugget merk "CHIKO" kemasan 250 gr dan 500 gr. Selain itu tidak ada produk lainnya lagi. Hal inilah yang menjadi kelemahan utama produk yang dihasilkan karena dari segi kualitas maupun harga sudah baik, akan tetapi tidak ada produk-produk lain sebagai varian. Padahal diversifikasi produk penting dilakukan sebagai produk alternatif dari bermacam-macam selera konsumen atau menghindari kebosanan konsumen atas produk tertentu sehingga ada produk lain dengan bahan baku sejenis tapi dengan bentuk dan rasa yang berbeda. Konsumen dari suatu produk terdiri semua lapisan masyarakat dengan berbagai macam selera sehingga produk-produk dari suatu perusahaan harus mengikuti selera konsumen, agar banyak selera konsumen yang mampu dipenuhi dari produk yang dihasilkan. Produk sejenis yang terkenal dan diproduksi oleh perusahan leader dan produk impor telah melakukan diversifikasi produk yang sangat masif terdiri lebih dari enam macam dengan bahan utama dari daging ayamKurangnya promosi juga menyebabkan produk kurang dikenal masyarakat padahal pada saat ini akses informasi masyarakat sangat tinggi sehingga promosi produk dengan strategi yang baik perlu untuk dilakukan. Perusahaan leader menginvestasikan dana yang sangat besar untuk melakukan biaya iklan yang sangat gencar di media baik media cetak maupun visual dan audio (televisi dan radio). Hal ini karena tingginya tingkat persaingan produk olahan daging ayam di pasaran dengan banyaknya pelaku usaha dalam bentuk korporasi besar bahkan multinasional (Charoen Phokpand dan JAPFA).

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa kekuatan yang dimiliki PT Sentosa Food lebih dominan dengan selisih sebesar 0,69 dimana diperoleh dari 1,80 dikurangi 1,11 terhadap kelemahan yang timbul di dalam perusahaan sehingga membuat perusahaan cukup punya kekuatan internal dalam menghadapi kelemahan-kelemahan internal yang ada. Nilai selisih tersebut akan digunakan sebagai nilai sumbu X (sumbu horizontal) dalam gambar diagram matrik SWOT.

2.4.4.2 Matrik Eksternal Factor Evaluation (Matrik EFE). Analisis matrik EFE merupakan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh. Pembobotan didasarkan pada tingkat kepentingan dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan dengan menggunakan metode Pair Comparison. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang besar atau kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor eksternal PT Sentosa Food dapat dilihat pada Tabel 4.Tabel 4. Hasil Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Peluang (Opportunity)BobotRatingTotal Skor (Bobot*Rating)

O1Tidak adanya impor daging ayam0,122,50,30

O2Harga BBM stabil0,0530,15

O3Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat0,051,50,08

O4Kemudahan dan kepraktisan dalam memasak0,082,50,20

O5Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi0,0520,10

O6Pangsa pasar masih luas0,1530,45

Sub total Peluang (Opportunity)1,28

Ancaman (Threats)BobotRatingTotal Skor (Bobot*Rating)

T1Krisis ekonomi global0,092,50,23

T2Persaingan industri nugget yang kompetitif0,1430,42

T3Fluktuasi harga daging ayam0,1230,36

T4Besarnya jumlah persaingan dan banyaknya industri memproduksi produk yang sama0,1530,45

Sub total Ancaman (Threats)1,46

Total ESFAS2,73

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa ancaman yang dimiliki PT Sentosa Food lebih dominan dengan selisih sebesar 0,18 dimana diperoleh dari 1,46 dikurangi 1,28 terhadap ancaman yang timbul di dalam perusahaan sehingga membuat berhati-hati terhadap ancaman yang ada dari luar. Analisis faktor lingkungan eksternal diharapkan dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam menentukan strategi pengembangan perusahaan. Hasil identifikasi terhadap faktor peluang memiliki bobot antara 0,08 sampai dengan 0,45. Peluang terbesar atau yang memiliki nilai bobot tinggi adalah pangsa pasar akan produk olahan daging ayam yang masih tinggi dan tidak adanya impor daging ayam. Konsumsi masyarakat terhadap konsumsi bahan makanan protein hewani samapi saat ini masih sangat tinggi dan tiap tahun semakin meningkat, walaupun berbagai isu mengenai penyakit ternak selalu muncul seperti flu burung. Tapi masyarakat sudah cerdas dalam menghadapinya dan tidak serta merta antipati terhadap produk peternakan, tapi dapat menyikapinya dengan bijaksana. Hasil identifikasi terhadap faktor ancaman memiliki bobot antara 0,23 sampai dengan 0,45. Faktor kelemahan yang memiliki bobot terbesar antara lain, persaingan industri nugget yang kompetitif, fluktuasi daging ayam, dan besarnya jumlah persaingan dan banyaknya industri memproduksi produk yang sama. Pertumbuhan idustri nugget saat ini sangat kompetitif selain dengan perusahaan lain juga dengan industri rumah tangga yang sangat banyak. Walaupun belum begitu besar tapi dalam jangka wakti lama dapat menjadi saingan yang cukup dipehitungkan. Sedangkan dari industri besar rasanya sangat sulit untuk bersaing karena semua sarana dan permodalan telah dimiliki semuanya serta menguasai jalur distribusi pemasaran. Sedangkan harga daging ayam dalam negeri sampai saat ini walaupun cukup stabil tapi dalam beberapa periode pernah mengalami pasang surut menyebabkan fluktuasi harga. Harga yang berfluktuasi akan sulit bagi perusahaan untuk menentukan kestabilan harga produk, yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Produk olahan daging ayam saingan di pasaran dengan skala usaha yang besar dalam bentuk korporasi besar bahkan multi nasional antara lain Charoen Phokpand Group dan JAPFA merupakan pemain lama yang bergerak dalam tata niaga ayam, menguasai dari hulu sampai hilir industri perunggasan di Indonesia.2.4.5. Matrik IE (Internal-Eksternal)Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik IFE dan EFE maka dapat disusun selanjutnya dalam matriks Internal-Eksternal (IE) sehingga dapat diketahui posisi perusahaan. Matrik ini selanjutnya bisa digunakan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan internal maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal.

Nilai total skor matrik IFE sebesar 2,91 sedangkan matrik EFE sebesar 2,64 sehingga menempatkan perusahaan pada posisi sel V dalam matrik IE (Gambar 1). Posisi ini disebut Hold and Maintain (jaga dan pertahankan), dan strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk (David, 2006).

4,0 Tinggi 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah

IIIIII

IVVVI

VIIVIIIIX

Gambar 1. Matrik Internal Eksternal (IE)Strategi yang dihasilkan pada matrik IE hanya menghasilkan alternatif strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matrik SWOT yang berupa langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pengembangan dari matrik IE.2.4.6. Matrik analisis SWOT

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT. Keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah memformuasikan strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal. Strategi utama yang dapat disarankan terdapat empat macam, yaitu : strategi S-O, S-T, W-O, dan W-T. Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks EFE dan IFE di atas. Hasil analisis matrik SWOT pada PT Sentosa Food dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks analisis alternatif strategi faktor internal dan faktor eksternal (internal factor alternative strategy and external factor alternative strategy matrix)

Faktor internal (ISFAS)

Faktor eksternal

(ESFAS)KEKUATAN (S)

S1.Hubungan manajemen dan karyawan terjalin dengan baikS2.Tenaga kerja produksi profesionalS3.Sistem akunting dan pembukuan sudah baikS4.Kualitas produk yang baik dan memiliki sertifikat halalS5.Harga jual produk relatif lebih murah jika dibandingkan dengan produk nugget lainnyaS6.Lokasi dan tempat produksi strategis

KELEMAHAN (W)

W1.Permodalan belum maksimal

W2. Kurangnya diversifikasi produkW3.Kegiatan promosi kurang efektif

PELUANG (O)

O1.Tidak adanya impor daging ayamO2.Harga BBM stabilO3.Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehatO4.Kemudahan dan kepraktisan dalam memasakO5.Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasiO6.Pangsa pasar masih luas

Strategi S-O

1. Meningkatkan skala usaha untuk meningkatkan keuntungan

2. Menambah modal usaha dengan akses perbankan3. Memperluas daerah pemasaran

Strategi W-O1. Menjalankan kerjasama dengan investor untuk perolehan modal

2. Menambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru

ANCAMAN (T)

T1.Krisis ekonomi globalT2.Persaingan industri nugget yang kompetitif

T3.Fluktuasi harga daging ayamT4.Besarnya jumlah persaingan dan banyaknya industri memproduksi produk yang samaStrategi S-T1. Melakukan riset pemasaran2. Mempertahankan harga jual produk yang murah3. Diversifikasi produk

Strategi W-T1. Meningkatkan manajemen produksi sesuai standar

2. Meningatkan efisiensi produksi

Berdasarkan hasil perhitungan dari besarnya nilai tertimbang, besar nilai dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) diperoleh nilai 0,69, hasil pengurangan nilai tertimbang faktor kekuatan dan kelemahan (1,80 1,11 = 0,69). Nilai faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam strategi PT Sentosa Food diperoleh nilai 0,18. Nilai tersebut merupakan hasil pengurangan nilai tertimbang antara faktor peluang dengan faktor ancaman (1,28 1,46 = - 0,18). Berdasarkan perhitungan faktor internal dan eksternal tersebut dapat digambarkan menjadi diagram SWOT di bawah ini.

0,69

-0,18

Posisi strategi pengembangan PT Sentosa Food pada pemetaan analisis lingkungan strategik (lingkungan internal dan eksternal) berada pada kuadran II kedua). Posisi ini dapat menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi tidak dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Posisi pada kuadran II menunjukkan bahwa kelemahan yang dimiliki lebih besar dari kekuatan yang ada sehingga stretegi yang dipakai adalah menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Strategi S-T merupakan istilah yang biasa digunakan dalam perumusan strategi ini. Alternatif strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan riset pemasaran. Strategi ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan rencana kerja untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen atau memanfatkan penggunaan internet sebagai wadah eveluasi keinginan konsumen. Selain itu, riset pemasaran dengan menggunakan lembaga penelitian perlu untuk mengumpulkan data-data yang lebih akurat.Strategi harga jual produk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaing yang telah digunakan oleh perusahaan perlu dipertahankan untuk menarik konsumen. Dengan adanya harga jual produk yang rendah atau sama dengan pesaing akan memberikan peluang kepada konsumen baru dalam menentukan produk yang akan dipilih. Diversifikasi produk juga penting untuk dilakukan agar konsumen dapat memilih produk-produk sesuai yang diinginkan. BAB IIIKESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis keuangan PT Sentosa Food adalah sebagai berikut :

1)Rasio Likuiditas

Dilihat dari rasio likuiditas, kinerja keuangan mengalami peningkatan sehingga kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek semakin meningkat.

2)Rasio LeverageDilihat dari rasio pengelolaan hutang, kinerja keuangan cukup baik karena mampu mengurangi hutang dalam pendanaan aktiva. Jika hutang meningkat maka besar kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan mampu menutupi hutang dan perusahaan tersebut tidak akan dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

3)Rasio Aktivitas

Dilihat dari rasio pengelolaan aktiva, kinerja keuangan masih tidak mampu menghasilkan tingkat penjualan yang cukup untuk tahun berikutnya karena dari tahun sebelumnya mengalami penurunan nilai rasio.

4)Rasio Profitabilitas

Dilihat dari rasio profitabiltas, kinerja keuangan mengalami peningkatan. Dengan kata lain perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang dapat mengembalikan modal serta pengembalian atas total aktiva.

Berdasarkan analisis SWOT dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa identifikasi terhadap faktor-faktor internal diperoleh angka 2,91, sedangkan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal diperoleh angka 2,73. Strategi yang dipakai dengan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada (Strategi S-T). Alternatif strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan riset pemasaran, mempertahankan harga jual produk yang murah, dan diversifikasi produkDAFTAR PUSTAKA

Ang, R. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.Brigman, E.F dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga, Jakarta. David, F. 2006. Manajemen Strategi: Konsep-Konsep, edisi kesembilan. PT Indeks Kelompok Gramedia.JakartaHarahap, S. 2007. Analisis Kritis atas Lapora Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta.

Machfoedz, M. 1994. Financial ratio analysis and the prediction of earnings changes in indonesia. Kelola 3 (7): 114 137.Ou, J.A. 1990. The information content of nonearnings accounting numbers as earnings predictors. Journal of Acounting Research 2 (1): 144 163.Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Cetakan ke-15. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.Riyanto, B. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. BPFE, Yogyakarta.Syamsuddin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Opportunity

Kuadran I

Kuadran III

Weakness

Strength

Kuadran IV

Kuadran II

Threat

3,0

2,0

Tinggi

Rata-rata

Rendah

TOTAL SKOR IFE

TOTAL

SKOR IFE

_1419398848.unknown

_1419400768.unknown

_1419402237.unknown

_1419402734.unknown

_1419403434.unknown

_1419403584.unknown

_1419404086.unknown

_1419404099.unknown

_1419403950.unknown

_1419403526.unknown

_1419403147.unknown

_1419403204.unknown

_1419403055.unknown

_1419402582.unknown

_1419402692.unknown

_1419402272.unknown

_1419401748.unknown

_1419401945.unknown

_1419402128.unknown

_1419401895.unknown

_1419401365.unknown

_1419401434.unknown

_1419401276.unknown

_1419399617.unknown

_1419400057.unknown

_1419400190.unknown

_1419399672.unknown

_1419399016.unknown

_1419399509.unknown

_1419398928.unknown

_1419394192.unknown

_1419395320.unknown

_1419398375.unknown

_1419398488.unknown

_1419398307.unknown

_1419394709.unknown

_1419395030.unknown

_1419394193.unknown

_1419389355.unknown

_1419389867.unknown

_1419393867.unknown

_1419389421.unknown

_1419387883.unknown

_1419387944.unknown

_1419389189.unknown

_1419387768.unknown