sanitasi perumahan & pemukiman

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Empat factor menurut Hendrik L. Blum tersebut antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan atau genetic yang berpengaruh satu sama lainnya. Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yag optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingup lingkungan yang paling dekat dengan kegiatan manusia adalah rumah, dimana rumah sebagai tempat tinggal dan segala aktifitas manusia. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000). Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan 1

Upload: armhyadhe

Post on 13-Jun-2015

7.322 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tugas Paper Febrianan Wiwik

TRANSCRIPT

Page 1: Sanitasi Perumahan & pemukiman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks

yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri.

Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu

maupun kesehatan masyarakat. Empat factor menurut Hendrik L. Blum

tersebut antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan

keturunan atau genetic yang berpengaruh satu sama lainnya.

Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan.

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yag optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingup

lingkungan yang paling dekat dengan kegiatan manusia adalah rumah,

dimana rumah sebagai tempat tinggal dan segala aktifitas manusia.

Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul

dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat

berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan

status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000). Perumahan

merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan

kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan merupakan

tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan

merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang

layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga

penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari

ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air

bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya

pelayanan social.

Berdasarkan hasil Prosiding Lokakarya Nasional Bidang

Perumahan dan Permukiman tahun 2002, terdapat lebih kurang 21 juta

1

Page 2: Sanitasi Perumahan & pemukiman

rumah tangga tinggal di daerah perkotaan dengan laju pertumbuhan

kebutuhan rumah per tahun mencapai 800.000 unit. Sebanyak 16,7 juta

rumah tangga memiliki rumah tinggal, dari jumlah tersebut sebanyak 13

juta rumah tangga menempati rumah yang tidak layak huni; sedangkan

4,3 juta rumah tangga tidak memiliki rumah tinggal, ini artinya masih

banyak permasalahan tentang perumahan di Indonesia, tak terkecuali di

Kota Tarakan yang merupakan Provinsi dari Kalimantan Timur.

Permasalahan pemukiman di Kota Tarakan banyak timbul

khususnya pemukiman padat penduduk yang berefek negatif terhadap

kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Pembangunan perumahan

ataupun pemukiman dapat memberi gambaran terhadap aspek kesehatan

lingkungan dalam hal peningkatan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Salah satu pemukiman padat penduduk di Kota Tarakan yang menjadi

permasalahan yaitu pemukiman yang terletak di Jl.Yos Sudarso

Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan Tarakan Tengah. Kelurahan Selumit

Pantai terletak dipinggiran laut yang biasa disebut Beringin atau Kampung

Pukat yang memiliki berbagai ragam ras, suku dan agama, baik itu suku

tidung, banjar, jawa, bugis dan lain-lain. Adapun dalam kesehariannya

berkehidupan sebagai nelayan dan petani tambak serta masyarakat yang

berada di wilayah tersebut sangat harmonis, saling bekerjasama baik dari

segi material dan non material.

Adapun Letak Kelurahan selumit pantai di daerah pesisir laut

dengan ketinggian wilayah kelurahan dari permukaan laut 1, 75 m dpl,

dengan suhu minimum 280C dan maksimum 400C dan memiliki luas

wilayah 3,200 Km2 yang terbagi dari luas permukiman penduduk 2,84 km2

dengan jumlah penduduk per 31 Desember 2007 Kelurahan Selumit

Pantai berjumlah 16.761 Jiwa (Sulaiman, laporan kkn).

Timbulnya permasalahan perumahan di selumit pantai selain dari

rendahnya pengetahuan, rendahnya kesadaran masyarakat juga

dikarenakan belum terlaksanannya secara optimal fungsi dan peran

sektor-sektor yang terkait dalam sistem penanganan lingkungan

2

Page 3: Sanitasi Perumahan & pemukiman

perumahan, Perumahan di selumit pantai jika dilihat dari segi standar

rumah sehat, berada di bawah standar. Hal ini bisa dilihat dari letak

bangunan yang ada di atas laut dengan rekonstruksi bangunan yang

terbuat dari kayu, lingkungan perumahan yang padat.sehingga rawan

terjadi kebakaran dan pembuangan sampah yang tidak semestinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka yang

menjadi rumusan masalah adalah bagaimana dampak dari perumahan

padat penduduk di Jl Yos Sudarso Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan

Tarakan Tengah terhadap kesehatan.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah :

Untuk mengetahui pemasalahan perumahan padat hunian di Kelurahan

Selumit Pantai Kelurahan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.

Untuk mengatahui dampak negative kesehatan dari perumahan di

Kelurahan Selumit Pantai Kelurahan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.

3

Page 4: Sanitasi Perumahan & pemukiman

BAB II

ISI

Dari permasalahan pemukiman yang terdapat di Jl. Yos Sudarso

Kelurahan Selumit Pantai Kec.Tarakan Tengah dapat ditemukan

beberapa hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat,

yaitu:

1. Kerapatan bangunan akibat kepadatan penduduk (berkaitan

dengan perumahan)

2. Pembuangan sampah padat

3. Pembuangan air limbah

A.Perumahan

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya.

Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya

adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman.

Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah

beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan

pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement. Sedangkan

pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim

beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman

menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati

yaitu manusia (human). Dengan demikian perumahan dan pemukiman

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat erat

hubungannya, pada hakekatnya saling melengkapi.

Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan

keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan

WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu

sempitmengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat.

4

Page 5: Sanitasi Perumahan & pemukiman

Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow:

1) Harus memenuhi kebutuhan fisiologis, yang antara lain:

a. Suhu ruangan yang tergantung pada suhu udara

luar, pergerakan udara, kelembaban udara dan suhu

benda-benda di sekitarnya

b. Harus cukup mendapat penerangan baik siang

maupun malam

c. Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa

(ventilasi)

d. Harus cukup mempunyai isolasi suara

2) Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain:

a. Memenuhi rasa keindahan baik dari segi keadaaan

rumah dan sekitarnya

b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup

c. Ada ruangan untuk berkumpu dengan keluarga

d. Adanya ruangan untuk hidup bermasyarakat

3) Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan, seperti:

a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus

kuat sehingga tidak mudah ambruk

b. Diusahakan agar tidak mudah terbakar

c. Sarana pencegahan terjadinya kecelakaan terutama

untuk anak-anak

4) Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit, seperti:

a. Adanya sumber air yang sehat, sukup kualitas dan

kuantitasnya

b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan

air limbah yang baik

5

Page 6: Sanitasi Perumahan & pemukiman

c. Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor

penyakit seperti nyamuk, lalat, tikus dan sebagainya

(Indan Entjang, 2000).

Pemukiman yang telalu padat hunian dengan jarak yang juga

terlalu berdekatan dan terlalu sempit seperti perumahan yang terdapat di

Jl. Yos Sudarso Kelurahan Selumit Pantai Kec.Tarakan Tengah,

berpotensi menyebabkan penurunana daya tahan tubuh sehingga

memudahkan terjadinya penyebaran dan penularan bibit penyakit dari

manusia yang satu ke manusia yang lainnya. Penularan penyakit-penyakit

saluran pernapasan misalnya TBC akan mudah terjadi diantara penghuni

rumah.

Perumahan yang terlalu padat memiliki resiko dari segi keamanan

dan kenyamanan, misalnya bencana kebakaran yang memang sering

terjadi di kawasan tersebut. Di samping itu konstruksi bangunan rumah

sebagian besar masyarakat terbuat dari bahan yang mudah terbakar yaitu

kayu, serta akses jalan (jembatan) pun terbuat dari susunan kayu.

B. Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah tidak digunakan

lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.

Jenis sampah menurut asalnya:

1) Sampah buangan rumah tangga

2) Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum

3) Sampah buangan jalanan

4) Sampah industri

Sampah menurut jenisnya:

1) Sampah organik; termasuk diantaranya sisa bahan makanan

serta sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya.

6

Page 7: Sanitasi Perumahan & pemukiman

2) Sampah anorganik; termasuk diantaranya berbagai jenis sisa

gelas, logam, plastik dan sebagainya. Umumnya termasuk

sampah yang tak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme.

Sampah menurut fisiknya:

1) Sampah kering, yaitu sampah yang dapat di musnahkan

dengan di bakar spt kertas

2) Sampah basah,yaitu sampah yang karena sifat fisiknya sukar

dikerinngkan untuk dibakar.

Kebanyakan sampah dapur tergolong sampah basah yang sukar

dikeringkan, demikian juga sampah tempat-tempat umum (Dainur, 1992).

Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka

perlu pengaturan pembuangan, yang harus di perhatikan adalah:

1. Penyimpanan sampah, tempatsampah sebaiknya terbuat dari

bahan yang mudah dibersihkan, tidak mudah rusak, harus

ditutup rapat dan ditempatkan diluar rumah.

2. Pengumpulan sampah melalui TPS dan TPA

3. Pemusnahan /pengelolaan sampah, antara lain ditanam,

dibakar atau dijadikan pupuk (Soekidjo Notoatmojo, 1996).

Pengelolaan sampah yang terjadi di Jl. Yos Sudarso Kelurahan

Selumit Pantai Kec.Tarakan Tengah sangat tidak sesuai dengan syarat

rumah sehat. Hal ini terlihat pada kebiasaan masyarakat yang membuang

sampah buangan rumah tangga seperti sampah pembungkus makanan

(plastik), kertas dan sampah kering lainnya disembarang tempat.

Utamanya mereka membuang sampah-sampah tersebut di bawah rumah

atau jembatan yang notabenenya merupakan daerah laut sehingga selain

mengurangi nilai estetika baik segi kebersihan, juga merupakan sumber

penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD).

7

Page 8: Sanitasi Perumahan & pemukiman

Banyak faktor yang menyebabkan kebiasaan masyarakat antara

lain kurangnya kesadaran dan kepedulian akan lingkungan yang bisa

berdampak negatif bagi kesehatan, kurangnya pendidikan kesehatan

lingkungan, dan sulitnya melakukan pemusnahan sampah karena daerah

yang kurang mendukung di sekitarnya. Walaupun pada kenyataannya

Dinas kebersihan kota telah menyiapkan tempat penampungan sampah

sementara yang memang letaknya cukup jauh dari areal pemukiman

penduduk tersebut.

C. Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya

dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang

membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan

hidup. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar karena

lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia

sehari-hari tersebut dibuang lagidakam bentuk yang sudah kotor

(tercemar). Selanjutnya air limbah akhirnya akan mengalir ke sungai dan

laut dan akan digunakan lagi oleh manusia. Oleh sebab itu air buangan

harus dikelola dan atau diolah secara baik.

Air limbah yang bersumber dari rumah tangga yaitu air limbah yang

berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya terdiri dari ekskreta

(tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan

umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.

Secara garis besar karakteristik air limbah digolongkan menjadi:

1. Karakteristik fisik, biasanya berwarna suram dan berbau

2. Karakteristik kimiawi, biasanya mengandung campuran zat-zat

kimia anorganikyang berasal dari air bersih serta bermaca-

macam zat organik yang berasal dari penguraian tinja, urine

dan sampah-sampah lainnya.

8

Page 9: Sanitasi Perumahan & pemukiman

3. Karakteristik bakteriologis. Kandungan bakteri patogen serta

organisme golongan E.Coli terdapat juga dalam air limbah

tergantung dari mana sumbernya. Air limbah yang tidak diolah

terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan

kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Soekidjo

Notoatmojo, 1996).

Pengolahan air limbah secara sederhana dapat diakukan dengan:

1. Pengenceran hingga mencapai konsentrasi yang lebih rendah,

kemudian baru dibuang ke badan-badan air.

2. Kolam oksidasi. Air limbah dialirkan kedalam kolam besar

berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.

Dinding dan dasar kolam tidak perlu dilapisi apapun. Lokasi

kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang

terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik

(Soekidjo Notoatmojo, 1996).

Pembuangan air limbah rumah tangga pada pemukiman padat

hunian di Jl. Yos Sudarso Kelurahan Selumit Pantai Kec.Tarakan Tengah

juga tidak sesuai dengan syarat pembuangan air limbah sebagaimana

mestinya. Kebanyakan mereka tidak memperhatikan karakteristik air

limbah yang dihasilkan dari rumah tangga. Biasanya air limbah langsung

dialirkan kebawah rumah tanpa pipa dan tanpa adanya pengolahan

terlebih dahulu. Sehingga banyak hal-hal yang mengganggu kesehatan

masyrakat dan lingkungan hidup seperti menjadi media berkembangnya

mikroorganisme patogen, menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk

atau tempat hidup larva nyamuk, menimbulkan bau yang tidak enak serta

pandangan yang tidak sedap dan menjadi media penyebaran penyakit

seperti diare.

9

Page 10: Sanitasi Perumahan & pemukiman

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemukiman yang telalu padat hunian dengan jarak yang juga

terlalu berdekatan berpotensi menyebabkan penurunana daya tahan

tubuh sehingga memudahkan terjadinya penyebaran dan penularan bibit

penyakit dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya. Selain itu

memiliki resiko dari segi keamanan dan kenyamanan, misalnya bencana

kebakaran.

Pengelolaan sampah yang tidak sesuai dengan syarat rumah sehat

selain mengurangi nilai estetika baik segi kebersihan, juga merupakan

sumber penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD).

Pembuangan air limbah rumah tangga yang tidak sesuai dengan

syarat pembuangan air limbah berpotensi mengganggu kesehatan

masyarakat dan lingkungan hidup. Dapat menjadi tempat berkembangnya

mikroorganisme patogen, menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk

atau tempat hidup larva nyamuk, menimbulkan bau yang tidak enak serta

pandangan yang tidak sedap dan menjadi media penyebaran penyakit

seperti diare.

B. Saran

Dari kondisi pemukiman padat penduduk/ hunian yang memiliki

permasalahan dari segi kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup

10

Page 11: Sanitasi Perumahan & pemukiman

seperti diatas, maka perlu melakukan perbaikan-perbaikan baik dari

perilaku masyarakat itu sendiri, budaya, pengetahuan, sarana dan

prasarana yang mendukung sehingga masayarakat dapat meningkatkan

kesadaran serta pengetahuan akan pentingnya perumahan dan

lingkungan yang sehat.

Pemerintah Kota Tarakan sebaiknya mulai saat ini sudah

memperbaiki tata ruang kota guna mewujudkan lingkungan yang sehat

demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dan menerapkan izin pembangunan rumah atau perumahan dan teknis

pembangunan yang harus berbasis kepada kesehatan masyarakat dan

lingkungan.

11