MELALUI PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN

◼ WINARKO, SKM, M.Kes.

1. HAKLI CAB. SBY DAN PENGDA HAKLI PROP. JATIM

2. IAKMI CABANG KOTA SURABAYA

3. PJWB TATANAN PERKANTORAN & INDUSTRI SEHAT

FORUM KOTA SEHAT KOTA SURABAYA

4. DOSEN JURUSAN KESLING POLTEKKES SURABAYA

5. HP. 081330187153, 082131275178, 08165453527

6. e-mail : win_bonang@yahoo.co.id

7. WEB : www.winbonang.com

8. Rumah : Pucang Jajar Timur IV/5 Surabaya

STUNTING(KERDIL / PENDEK)

KONDISI GAGAL TUMBUH PADA ANAK BERUSIA

DI BAWAH LIMA TAHUN (BALITA) AKIBAT

KEKURANGAN GIZI KRONIS DAN INFEKSI

BERULANG TERUTAMA PADA PERIODE 1.000

HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

DARI JANIN HINGGA ANAK BERUSIA 24 BULAN.

PANJANG ATAU TINGGI BADANNYA BERADA DI

BAWAH MINUS DUA STANDAR DEVIASI PANJANG

ATAU TINGGI ANAK SEUMURNYA

PSL 1. AYAT 3 PERMENKEU RI 61/PMK.07/2019 TTG PED. PENGGUNAAN TRANSFER KE DAERAH &

DANA DESA UTK MENDUKUNG PELAKS. KEG. INTERVENSI PENCEGAHAN STUNTING TERINTEGRASI

YAITU

STUNTING(BALITA PENDEK & SANGAT)

BALITA PENDEK (STUNTED) DAN SANGAT PENDEK

(SEVERELY STUNTED) ADLH BALITA DG PANJANG BADAN

(PB/U) ATAU TINGGI BADAN (TB/U) MENURUT UMURNYA

DIBANDINGKAN DENGAN STANDAR BAKU WHO-MGRS

(MULTICENTRE GROWTH REFERENCE STUDY) 2006

INDEKS KATEGORI

STATUS GIZI

AMBANG BATAS

(Z-SCORE)

PJ BADAN MENURUT

UMUR (PB/U) ATAU TING

BADAN MENURUT UMUR

(TB/U)

- SANGAT PENDEK

- PENDEK

- NORMAL

- TINGGI

- < -3 SD

-3 SD - < -2 SD

-2 SD - 2 SD

> 2SD

STUNTING(KERDIL / PENDEK)

PASAL 1, AYAT 6 PERMENKES RI NO. 29 TAHUN 2019 TTG

PENANGGULANGAN MASALAH GIZI BAGI ANAK AKIBAT

PENYAKIT BAHWA GIZI BURUK

KEADAAN GIZI BALITA YG DITANDAI DENGAN

KONDISI SANGAT KURUS DISERTAI ATAU TIDAK

EDEMA PADA KEDUA PUNGGUNG KAKI,

BB MENURUT PANJ. BADAN ATAU BB DIBANDING

TINGGI BADAN < -3 SD DAN/ATAU

LINGKAR LENGAN ATAS <11,5 CM PADA ANAK

USIA 6-59 BULAN

ADALAH

STUNTING(KERDIL / PENDEK)

HASIL RISKESDAS 2018 MENUNJUKKAN

PENURUNAN PREVALENSI STUNTING

BALITA DI TINGKAT NASIONAL SEBESAR

6,4% SELAMA PERIODE 5 TAHUN

DARI 37,2% (2013) MENJADI 30,8% (2018).

SEDANGKAN UNTUK BALITA NORMAL

TERJADI PENINGKATAN DARI 48,6% (2013)

MENJADI 57,8% (2018).

YAITU

FAKTOR RISIKO STUNTING

HASIL PENELITIAN (2018 dan 2019)

1. KARAKTERISTIK KELUARGA :

Pekerjaan/pendapatan keluarga, Pendidikan orang tua, Stabilitas rumah

tangga dan Kepribadian orang tua

2. Hub. Peny. Infeksi, Berat Badan Lahir, Pemberian ASI, Imunisasi Dasar :

Sakit > 3 hari per episode pada balita, Peningkatan durasi diare dan ISPA,

BBLR pada anak balita, Kualitas Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),

Kecukupan asupan gizi, Status kesehatan bayi.

3. Hubungan Karakteristik Gizi dengan Kejadian Stunting

4. Riwayat paparan pestisida pada anak usia 2-5 tahun (Kusuma Yati Alim,

2018)

LAPORAN WHOhttps://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sanitation

1. 36 JUTA HEKTAR DIALIRI AIR LIMBAH DARI PEMUKIMAN DG

SANITASI BURUK BERHUNGAN DENGAN PENULARAN

PENYAKIT KOLERA, DIARE, DISENTRI, HEPATITIS A, TIFUS DAN

POLIO SERTA MEMPERBURUK STUNTING.

2. SANITASI YANG BURUK MENGURANGI KESEJAHTERAAN

MANUSIA, PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EKONOMI.

3. SANITASI BURUK MRPKN FAKTOR UTAMA TERJADINYA BBRP

PENYAKIT TROPIS YANG TERABAIKAN, TERMASUK CACINGAN,

SCHISTOSOMIASIS, DAN TRACHOMA. SANITASI YANG BURUK

JUGA BERKONTRIBUSI PADA MALNUTRISI.

KETAHANAN

PANGAN

KETERSEDIAAN,

KETERJANGKAU

AN DAN AKSES

PANGAN

BERGIZI

LINGK.SOSIAL

NORMA, MKNAN

BAYI DAN ANAK,

KEBERSIHAN,

PENDIDIKAN,

TEMPAT KERJA

LINGK.KES.

AKSES,

PELAYANAN

PREVENTIF &

KURATIF

LINGK.

PEMUKIMAN

AIR, SANITASI,

KONDISI

BANGUNAN

PENDAPATAN DAN KESENJANGAN EKONOMI, PERDAGANGAN, URBANISASI,

GLOBALISASI, SISTEM PANGAN, PERLINDUNGAN SOSIAL, SISTEM KES.,

PEMBANGUNAN PERTANIAN & PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

ASUPAN GIZI PENY. INFEKSI STATUS KIA

KOMITMEN POLITIS DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN AKSI KEBUTUHAN DAN TEKANAN

UTK IMPLEMENTASI,TATAKELOLAKETERLIBATANANTARLEMBAGAPEMERINTAHDAN

NON-PEMERINTAH, KAPASITAS UNTUK IMPLEMENTASI

PENCEGAHAN STUNTING HASIL

PENYEBAB

LANGSUNG

PENYEBAB

TDK LGS

PROSES

PRASYARAT

PENDUKUNG

FAKTOR PENYEBAB DAN KENDALA IMPLEMENTASI

LINGKUNGAN PEMUKIMAN

AIR KONDISI BANGUNANSANITASI

PENYAKIT INFEKSI

STATUS KESEHATAN IBU

DAN ANAK

STUNTING

BAGAIMANAKAH

PENCEGAHAN STUNTING

MELALUI

PENINGKATAN KUALITAS

LINGKUNGAN ?

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN DITUJUKAN UNTUK

KUALITAS LING. YG SEHAT, BAIK FISIK, KIMIA, BIOLOGI,

MAUPUN SOSIAL YG MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG

MENCAPAI DERAJAT KES. YG SETINGGI-2NYA.

(Ps 162 UU RI No. 36 th 2009 Ttg Kesehatan)

MEWUJUDKAN

PENYEHATAN

MEDIA LINGKUNGAN

A I R UDARA TANAH PANGAN SARANA &

BANGUNAN

PENGAWASAN PERLINDUNGAN PENINGKATAN

KUALITAS

a. Surveilans;

b. Uji laboratorium;

c. Analisis Risiko;

dan/atau

d. Rekomendasi

Tindak Lanjut.

a. KIE;

b. Pengembangan

teknologi tepat

guna; dan/atau

c. Rekayasa

Lingkungan.

a. Filtrasi,

b. Sedimentasi,

c. Aerasi,

d. Dekontaminasi,

&/atau Disinfeksi

PENYEHATAN

MEDIA LINGKUNGAN

UDARAA I R TANAH PANGAN SARANA &

BANGUNAN

PEMANTAUANPENCEGAHAN PENURUNAN

KUALITAS

a. Surveilans;

b. Uji laboratorium;

c. Analisis Risiko;

dan/atau

d. Rekomendasi

Tindak Lanjut.

a. Pengembangan Teknologi

tepat guna;

b. Rekayasa Lingkungan.

c. KIE;

PENYEHATAN

MEDIA LINGKUNGAN

A I R UDARA TANAH PANGAN SARANA &

BANGUNAN

PEMANTAUANPENCEGAHAN PENURUNAN

KUALITAS

a. Surveilans;

b. Uji laboratorium;

c. Analisis Risiko;

dan/atau

d. Rekomendasi

Tindak Lanjut.

a. KIE;

b. Pengembangan Teknologi

tepat guna;

c. Rekayasa Lingkungan.

PENYEHATAN

MEDIA LINGKUNGAN

A I R UDARA TANAH PANGAN SARANA &

BANGUNAN

PERLINDUNGAN

KUALITAS HYGIENE &

SANITASI

PERLINDUNGAN

KUALITAS HYGIENE &

SANITASI

PENINGKATAN

KUALITAS HYGIENE &

SANITASI

a. Surveilans;

b. Uji LAboratorium;

c. Analisis Risiko;

dan/atau

d. Rekomendasi

Tindak Lanjut.

a. KIE;

b. Pemeriksaan Kes.

Penjamah makanan;

c. Penggunaan APD;

dan/atau

d. Pengembangan

Teknologi Tepat Guna

a. KIE, Dan/Atau

b. Rekayasa Teknologi

Pengolahan

Pangan

PENYEHATAN

MEDIA LINGKUNGAN

A I R UDARA TANAH PANGAN SARANA &

BANGUNAN

PENGAWASAN

KUALITAS

PERLINDUNGAN

SANITASI

PENINGKATAN

KUAITAS SANITASI

a. Surveilans;

b. Analisis Risiko;

dan/atau

c. Rekomendasi

Tindak Lanjut.

a. KIE;

b. Pengembangan

Teknologi Tepat

Guna

a. KIE;

b. Pengembangan

Teknologi Tepat

Guna

PENGAMANAN

SAMPAH ZAT KIMIA BERBAHAYA GANGGUAN

FISIKA UDARAa. Mengurangi

b. PenangananMencegah Tjdinya

Pajanan dan Kontaminasi

Dari Penggunaan Bahan :

a. Pembasmi Hama;

b. Pangan;

c. Antiseptik;

d. Kosmetika;

e. Aromatika;

f. Bahan aditif; dan

g. Bahan Yang Dignkan

Untuk Proses Industri.

a. Suhu;

b. Getaran;

c. Kelembaban;

d. Kebisingan; &

e. Pencahayaan.

PESTISIDA

a. Promosi;

b. Peningkatan

kapasitas;

dan

c. Analisis

Risiko.

PELINDUNGAN

KES MAS

PENGOLAHAN

LIMBAH

PENGAWASAN

THDP LIMBAH

PENGAMANAN

PEMUKIMAN TEMPAT KERJA TEMPAT

REKREASIAir, Padat, dan

gas

peraturan

perundang-

undangan

sebagaimana

Air, Padat, dan gasAir, Padat, dan

gas

TEMPAT DAN

FAS.UMUM

Air, Padat, dan

gas berasal

Dari Fasilitas

pelayanan

kesehatan

PELINDUNGAN

KES MAS

PENGOLAHAN

LIMBAH

PENGAWASAN

THDP LIMBAH

PENGAMANAN

PEMUKIMAN TEMPAT KERJA TEMPAT

REKREASIAir, Padat, dan

gas

peraturan

perundang-

undangan

sebagaimana

Air, Padat, dan gasAir, Padat, dan

gas

TEMPAT DAN

FAS.UMUM

Air, Padat, dan

gas berasal

Dari Fasilitas

pelayanan

kesehatan

PELINDUNGAN

KES MAS

PENGOLAHAN

LIMBAH

PENGAWASAN

THDP LIMBAH

PENGENDALIAN

VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

SALINITAS DERAJAT KEASAMAN PH MEMBERI

RADIASI

PEMASANGAN

PERANGKAP

METODE

FISIKAMETODE

KIMIA

METODE

BIOLOGIPENGELOLAAN

LINGKUNGAN

METODE

TERPADU

PENGENDALIAN

VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

BHN KIMIA

KOTAKBHN KIMIA

GASPERNAFASAN

PERUT

METODE

FISIKAMETODE

KIMIA

METODE

BIOLOGIPENGELOLAAN

LINGKUNGAN

METODE

TERPADU

PENGENDALIAN

VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

MENGGUNAKAN

PROTOZOAMENGGUNAKAN

IKAN

MENGGUNAKAN

BAKTERI

METODE

FISIKAMETODE

KIMIA

METODE

BIOLOGIPENGELOLAAN

LINGKUNGAN

METODE

TERPADU

PENGENDALIAN

VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

PERMANEN SEMENTARA

METODE

FISIKAMETODE

KIMIA

METODE

BIOLOGIPENGELOLAAN

LINGKUNGAN

METODE

TERPADU

PENGENDALIAN

VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA PENYAKIT

KOMBINASI

BERAPA METODE

METODE

FISIKAMETODE

KIMIA

METODE

BIOLOGIPENGELOLAAN

LINGKUNGAN

METODE

TERPADU

APA IYA

SANITARIAN

JAGO CEGAH STUNTING

DI ERA MELLINEAL ?

STANDAR PROFESI TENAGA SANITARIAN

ADL BATASAN KEMAMPUAN MINIMAL

YANG HARUS DIMILIKI/DIKUASAI OLEH

TENAGA SANITARIAN UTK DPT MELAKS.

PEKERJAAN SANITARIAN SECARA

PROFESIONAL YANG DIATUR OLEH

ORGANISASI PROFESI. (PSL 1, AYAT 5)

ORGANISASI PROFESI ADALAH HIMPUNAN AHLI

KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA.

(PSL 1, AYAT 9 PMK RI NO. 32 TH 2013)

DASAR KOMPETENSI SANITARIAN

MAMPU MENEGAKAN

DIAGNOSA LINGKUNGAN

SEHAT

MAMPU MELAKUKAN

PENGELOLAAN RESIKO

MAMPU

MELAKSANAKAN

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

VEKTOR

TANAH MAKANAN

UDARA

RISK

ASSESSEMENT

AIR

RISK

EVALUATION

Sanitation

Risk

Management

DI ERA MILLENIAL KEWENANGAN SANITARIAN

DITUNJUKKAN ADANYA LEGISLASI SECARA ONLINE

PERLU LANGKAH-LANGKAH :

1. Sertifikasi Sanitarian

2. Registrasi Sanitarian

3. Lisensi Sanitarian

KEMAMPUAN &KEWENANGAN

IZIN PP & UU

KEMAMPUAN & KEWENANGAN

SANITARIAN

◼ SANITARIAN KOMPETEN (SERTIFIKASI) UKOM→ TERBIT SERTIFIKAT KOMPETENSI

◼ SANITARIAN DIAKUI & TERDAFTAR

( REGISTRASI) → TERBIT STR (SURAT

TANDA REGISTRASI)

◼ SANITARIAN LEGAL (LISENSI)

TERBIT SURAT IZIN PRAKTEK PROFESI (SIP)

ATAU SURAT IZIN KERJA PROFESI (SIK)

CONTOH KONKRIT KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING

KEGIATAN PENYEHATAN, PENGAMANAN DAN

PENGENDALIAN BUKTI KONKRIT PERAN SANITARIAN.

DAN BERIKUT INI CONTO OPERASIOANL YANG

DILAKUKAN SANITASI :

◼ PELAYANAN KESLING DI PUSKESMAS MELALUI KONSELEING,

INSPEKSI DAN INTERVENSI PADA MASYARAKAT YANG

MENDERITA PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN (ISTILAH DULU

KEGIATAN KLINIK SANITASI)

◼ PEMERIKSAAN RUTIN KUALITAS AIR MINUM, MAKANAN

JAJANAN, MAKANAN DAN USAP ALAT DI TPM, PEMERIKSAAN

JENTIK BERKALA, ABATISASI SELEKTIF, PENYEMPROTAN DI

DAERAH FOKUS, PEMERIKSAAN RUMAH SEHAT,

PEMERIKSAAN TTU, PENGUKURAN KEPADATAN LALAT DAN

KEGIATAN YANG SELAMA INI SDH DILAKUKAN SBG UPAYA

MENJAGA KUALITAS LINGKUNGAN.

◼ KEGIATAN DESINFEKSI UDARA, AIR DAN PERMUKAAN

PENUTUP

- KUALITAS LINGKUNGAN BERKONTRIBUSI

DALAM PENCEGAHAN STUNTING

- UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN

DILAKUKAN MELALUI PENYEHATAN,

PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN

- SANITARIAN TERBUKTI JAGO CEGAH

STUNTING MELALUI BUKTI SERTIFIKASI,

RIGISTRASI DAN LISENSI

SARAN KEPADA PARA PROFESIONALISME

• Tingk. KOMPETENSI menuju

PROFESIONALISME

• Tunjukkan PRESTASI di tempat

kerja secara PROAKTIF

• Yakinkan Pimpinan dengan cara presentasibahwa “UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN ITU MANFAAT BUKAN BEBAN BIAYA”

• Lakukan uji dengan membandingkan antara penerapan UPAYA KESEHATAN LINGKUNGANdengan YANG TIDAK MELALUI KAJIAN ILMIAH

DAFTAR PUSTAKA◼ Angina Rohdalya Solin (2018). Hub. Kejadian Peny. Infeksi Dengan Stunting Pada Balita. Riau :

FKP Universitas Riau

◼ Kusuma Yati Alim (2018). Gizi Indonesia. http://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon.

◼ Mei Lina Fitri Kumalasari (2019) Journal of Health Science anda Prevention.

http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/index.php/jhsp

◼ PP RI Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Jakarta : DPR RI

◼ PP RI Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Peaksanaan Teknis Surveylans Gizi. Jakarta : DPR RI

◼ Permenkeu RI No. 61/PMK.07/2019 Tentang Pedoman Penggunaan Transfer Ke Daerah Dan

Dana Desa Untuk Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting

Terintegrasi. Jakarta : Setjend.

◼ Sekretariat Wakil Presiden RI (2019). Strategis Nasional Percepatan Penurunan Stunting.

Cetakan Pertama, Edisi kedua.

◼ Sekretariat Wapres RI (2017). 100 Kab./Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).

Cetakan Pertama, Agustus 2017

8/25/2020 35

Pijat Refleksi