laporan survey sanitasi perumahan

28
Pendahuluan 1. Latar belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Empat factor menurut Hendrik L. Blum tersebut antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan atau genetic yang berpengaruh satu sama lainnya. Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup lingkungan yang paling dekat dengan kegiatan manusia adalah rumah, dimana rumah sebagai tempat tinggal dan segala aktifitas manusia. Tantangan untuk pembangunan perumahan ke depan sangatlah berat. Dengan jumlah penduduk perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, kebutuhan lahan untuk permukiman pun akan meningkat drastis. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat 1

Upload: septya-kaunang

Post on 19-Jun-2015

9.652 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan survey sanitasi perumahan

Pendahuluan

1. Latar belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang berkaitan

dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.

Empat factor menurut Hendrik L. Blum tersebut antara lain lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan atau genetic yang berpengaruh satu sama

lainnya.

Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Kesehatan

lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimum pula. Ruang lingkup lingkungan yang paling dekat dengan

kegiatan manusia adalah rumah, dimana rumah sebagai tempat tinggal dan segala

aktifitas manusia.

Tantangan untuk pembangunan perumahan ke depan sangatlah berat. Dengan

jumlah penduduk perkotaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu,

kebutuhan lahan untuk permukiman pun akan meningkat drastis. Data

menunjukkan bahwa jumlah penduduk perkotaan di Indonesia menunjukkan

perkembangan yang cukup pesat dari 32,8 juta atau 22,3% dari total penduduk

nasional (1980), meningkat menjadi 55,4 juta atau 30,9% (1990), 74 juta atau

37% (1998) dan diperkirakan akan mencapai angka 150 juta atau 60% dari total

penduduk nasional (2015) dengan laju pertumbuhan penduduk kota rata-rata

4,49% (1990-1995).

Berdaskan,tingginya laju pertumbuhan penduduk ini pada gilirannya

menimbulkan kebutuhan akan lahan perumahan yang sangat besar., sementara

kemampuan Pemerintah sangat terbatas. Menurut catatan, hanya 15% kebutuhan

perumahan yang mampu disediakan oleh pemerintah, sedangkan sisanya sebesar

1

Page 2: Laporan survey sanitasi perumahan

85% disediakan langsung oleh masyarakat atau swasta. Apabila pembangunan

perumahan yang dilakukan oleh masyarakat atau swasta ini tidak dikendalikan

pengembangannya, akan menimbulkan masalah besar yang mengancam kawasan

konservasi atau kawasan lindung.

Melihat keterbatasan Pemerintah tersebut,  masyarakat diharapkan dapat

berperan aktif dalam mengembangkan bentuk-bentuk alternatif penyediaan lahan

perkotaan, seperti telah diatur dalam PP No.80/1999 tentang Kasiba dan Lisiba

yang Berdiri Sendiri,. Adapun penetapan lokasi Kasiba dan Lisiba tersebut harus

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah-nya. Selain itu, penyelenggara Kasiba

dan Lisiba wajib menyusun rencana teknik ruang sebagai rincian dari RT/RW.

Tantangan terbesar dalam penataan ruang serta pembangunan perumahan

adalah bagaimana memberdayakan atau menguatkan peran masyarakat agar

mampu memenuhi kebutuhan perumahannya sendiri yang sehat, aman, serasi, dan

produktif tanpa merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat luas. Untuk

itu, masyarakat perlu diperkenalkan pengertian tentang penataan ruang, diberikan

akses dan stimulan, ditumbuhkan rasa peduli dan rasa tanggungjawab, yang pada

akhirnya memunculkan bentuk partisipasi atas kehendak masyarakat sendiri

sebagai benteng terakhir pengendali pemanfaatan ruang.

Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan

membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan

menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial

(Azwar, 1996; Mukono, 2000). Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia

dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan

perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya

standar perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan

yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga

penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan

2

Page 3: Laporan survey sanitasi perumahan

prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi

pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial.

2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sanitasi perumahan taman asri !

3. TUJUAN

Untuk menentukan apakah sanitasi perumahan taman asri sesuai dengan

criteria rumah sehat menurut teeori winslow, who, dan criteria RSS yang

berlaku di Indonesia.

3

Page 4: Laporan survey sanitasi perumahan

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI SANITASI PERUMAHAN

1. Sanitasi

Sanitasi adalah menciptakan keadaan lingkungan yang baik atau bersih untuk

kasehatan. Atau sanitasi biasa disebut juga kebersihan lingkungan.

2. Perumahan

1) Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempatuntuk tinggal

yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan

lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota

keluarga, tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah

juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).

2) Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan

determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan

merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar

perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan

yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan

sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari

ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air

bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya

pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).

3) Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area

sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan

keluarga (UUD RI No. 4 Tahun 1992).

4

Page 5: Laporan survey sanitasi perumahan

4) Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan

rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu

(Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

5) Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagailingkungan

tempat tinggal yang dilengkapi denganprasarana lingkungan yaitu

kelengkapan dasar fisik lingkungan,misalnya penyediaan air minum,

pembuangan sampah, listrik,telepon, jalan, yang memungkinkan

lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya  dan sarana

lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan

budaya, seperti fasilitas tamanbermain, olah raga, pendidikan, pertokoan,

sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.

6) Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang

dapat meningkatkan standar kesehatanpenghuninya. Konsep tersebut

melibatkan pendekatan sosiologis danteknis pengelolaan faktor risiko dan

berorientasi pada lokasi,bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,

penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya.

7) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan

tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan

keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan

sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara

produktif.Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,

teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi

dengan baik.

5

Page 6: Laporan survey sanitasi perumahan

8) Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik

perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana,

dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

(UU RI No. 1 Tahun 2011)

Jadi sanitasi perumahan adalah  menciptakan keadaan lingkungan perumahan

yang baik atau bersih untuk kesehatan.

B. KRITERIA RUMAH SEHAT

Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural),

melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak,

dipandang dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat

perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga.

Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia

ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi

kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya; lebih dari itu, rumah harus

memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala

peristiwa hidupnya. Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai

tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu:

1. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia

2. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.

3. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.

4. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar

Menurut teori fisika, aliran udara akan timbul dari tempat yang bertekanan tinggi

ke tempat yang bertekanan rendah atau dari tempat dingin ke tempat panas.

Dengan menghubungkan dua tempat atau ruang yang berbeda tekanan atau

suhunya, akan terjadi aliran udara yang disebut ventilasi silang.

6

Page 7: Laporan survey sanitasi perumahan

Dengan sistim ventilasi silang (cross-ventilation), akan terjamin adanya gerak

udara yang lancar dalam ruang kediaman.

Caranya ialah dengan memasukan udara yang bersih dan segar ke dalam ruangan

melalui jendela atau lubang-lubang angin di dinding dan mengeluarkan udara

kotor melalui jendela/lubang-lubang angin di dinding yang berhadapan.

Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residantial Environment dari

WHO (1974), antara lain:

1. Harus terlindung dari hujan, panas, dan berfungsi sebagai tempat istirahat.

2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus dan

kamar mandi.

3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.

5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya

dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Di Indonesia, terdapat suatu kriteria untuk rumah sehat sederhana (RSS), yaitu:

1. Luas tanah antara 60-90 meter persegi.

2. Luas bangunan antara 21-36 meter persegi.

3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC dan dapur.

4. Berdinding batu bata dan diplester.

5. Memiliki lantai dari ubin keramik dan langit-langit dari triplek.

6. Memiliki sumur atau air PAM.

7. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 Watt.

8. Memiliki bak sampah dan saluran air kotor.

Menurut Winslow dan APHA, perumahan yang sehat harus memenuhi beberapa

persyaratan antara lain:

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis.

7

Page 8: Laporan survey sanitasi perumahan

2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis.

3. Dapat menghindarkan dari kecelakaan.

4. Dapat menghindarkan penularan penyakit.

Kebutuhan Fisiologis

Terdapat beberapa variabel yang harus diperhatikan didalam pemenuhan

kebutahan fisiologis yang berkaitan dengan perumahan, diantaranya;

1. Suhu Ruangan

Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Suhu sebaiknya berkisar

antara 18-20C. Suhu ruangan ini sangat dipengaruhi oleh:

1. Suhu udara luar

2. Pergerakan udara

3. Kelembababan udara

4. Suhu benda-benda yang ada disekitarnya

Dirumah-rumah modern, suhu ruangan dapat diatur dengan fasilitas air

conditioning.

2. Penerangan/ pencahayaan

Pencahayaan terdiri dari pencahayaan alam dan pencahayaan buatan.

Pencahayaan alam mengandalkan masuknya sinar matahari kedalam ruangan dan

ini sangat dianjurkan pada siang hari lebih banyak menggunakannya.

Pencahayaan buatan menggunakan lampu listrik maupun lampu minyak atau

lampu gas.

Rumah harus cukup mendapatkan penerangan yang baik pada siang maupun

malam hari. Intensitas cahaya pada suatu ruangan pada jarak 85 cm di atas lantai

maka intensitas penerangan minimal tidak boleh kurang dari 5 foot-candle.

8

Page 9: Laporan survey sanitasi perumahan

Pencahayaan di perumahan apabila menggunakan satuan lux berkisar antara 50-

200 lux :

a. Dapur atau ruang jahit memerlukan 200 lux

b. Kamar tidur cukup 100 lux

c. Kamar mandi sebaiknya 100 lux

d. Ruang tamu di atur sesuai aktivitas dan selera penghuni.

e. Ruang makan 100 lux

f. Ruang belajar sebaiknya tidak <100 lux

Yang perlu diperhatikan, pencahayaan jangan sampai menimbulkan kesilauan.

Kesilauan terjadi karena sudut penglihatan >10o. kesilauan dapat terjadi

karena pantulan sinar datang, kontras antara gelap dan terang, atau sinar

langsung ke mata.

3. Ventilasi udara

Pertukaran udara yang cukup menyebabakan hawa ruangan tetap segar(cukup

mengandung oksigen). Dengan demikian, setiap rumah harus memiliki jendela

yang memadai. Luas jendela secara keseluruhan kerang lebih 15% dari luas

lantai. Susunan ruangan harus sedemikan rupa sehingga udara dapat mengalir

bebas jika jendela dan pintu dibuka.

Ventilasi udara dalam ruangan harus memenuhi syarat antara lain :

1) Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, selain itu

luas ventilasi insidentil (buka dan tutup) minimum 5% luas lantai. Jumlah

keduanya menjadi 10% kali luas lantai. Ukuran luas ini diatur sedemikian

rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

2) Udara yang masuk harus udara bersih, tidak tercemar gas/ asap dari

pembakaran sampah, pabrik, knalpot kendaraan, asap rokok, debu, dll.

3) Aliran udara jangan membuat orang masuk angin, untuk ini jangan

menempatkan tempat tidur atau tempat duduk persis pada aliran udara,

misalnya di depan jendela atau pintu.

9

Page 10: Laporan survey sanitasi perumahan

4) Aliran udara mengikuti aturan cross ventilation dengan menempatkan lubang

ventilasi berhadapan/berseberangan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini

jangan terhalang oleh barang-barang besar seperti lemari, dinding sekat dan

lain-lain.

5) Kelembaban udara jangan sampai terlalu tinggi (menyebabkan orang

berkeringat) dan jangan terlalu rendah (menyebabkan kulit kering, bibir

pecah-pecah dan hidung sampai berdarah).

4. Jumlah ruangan atau kamar Ruang

Ruang atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni atau jumlah

orang yang tinggal bersama didalam satu rumah atau sekitar 5m2 per orang.

Kebutuhan Psikologis

Disamping kebutuhan fisiologis, terdapat kebutuhan psikologis yang harus

dipenuhi dan diperhatikan berkaitan dengan sanitasi rumah. Kebutuhan tersebut,

antara lain;

1. Setiap anggota keluarga terjamin ketenangannya dan

kebebasannya, tidak terganggu oleh anggota keluarga dalam rumah

maupun oleh tetangga, atau oleh orang lewat.

2. Mempunyai ruang untuk berkumpulnya anggota keluarga.

3. Lingkungan yang sesuai, homogen, tidak terlalu ada perbedaan

tingkat yang ekstrim dilingkungannya. Misalnya, tingkat ekonomi.

4. Mempunyai fasilitas kamar mandi/wc sendiri.

5. Jumlah kamar tidur dan pengaturannya harus disesuaikan dengan

umur dan jenis kelaminnya. Orang tua dan anak-anak di bawah 2

tahun boleh 1 kamar. Anak diatas 10 tahun dipisahkan antara anak

laki-laki dan perempuan. Anak-anak umur 17 tahun ke atas diberi

kamar sendiri.

10

Page 11: Laporan survey sanitasi perumahan

6. Jarak antara tempat tidur minimal 90cm untuk terjaminnya

keleluasaan bergerak, bernapas, dan untuk memudahkan

membersihkan lantai.

7. Ukuran ruang tidur anak yang berumur ≤5 tahun sebesar 4,5m3 ,

dan yang umurnya >5 tahun adalah 9m3. Artinya, dalam 1 ruangan

anak yang berumur 5tahun ke bawah diberi kebebasan

menggunakan volume ruangan 1,5 × 1 × 3 m3, dan di atas 5 tahun

menggunakan ruangan 3 × 1 × 3 m3 .

8. Mempunyai halaman yang dapat ditanami pepohonan.

9. Hewan/ternak yang akan mengotori ruangan dan ribut/bising

hendaknya dipindahkan dari rumah dan dibuat kandang tersendiri

dan mudah dibersihkan.

Bahaya Kecelakaan atau Kebakaran

Ditinjau dari faktor bahaya kecelakaan ataupun kebakaran, rumah yang sehat dan

aman harus dapat menjauhkan penghuninya dari bahaya tersebut. Adapun kriteria

yang harus dipenuhi dari perpektif ini, antara lain;

1. Kontruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga

tidak mudah runtuh.

2. Memiliki sarana pencegahan kasus kecelakaan disumur, kolam, dan

tempat-tempat lain terutama untuk anak-anak.

3. Banguna diupayakan terbuat dari material yang tidak mudah terbakar.

4. Memiliki alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas.

5. Lantai tidak boleh licin dan tergenang air.

Menghindarkan Penularan Penyakit

Perumahan yang sehat juga harus mampu menghindarkan dari penyakit.

1. Tersedia air bersih untuk minum yang memenuhi syarat kesehatan.

11

Page 12: Laporan survey sanitasi perumahan

2. Tidak memberi kesempatan serangga (nyamuk, lalat) , tikus dan binatang

lainnya bersarang di dalam atau disekitar rumah.

3. Pembuangan kotoran dan air limbah memenuhi syarat kesehatan.

4. Pembuangan sampah pada tempat yang baik, kuat dan higienis.

5. Luas kamar tidur maksimal 3,5 m2 per orang dan tinggi langit-langit maksimal

2,75 m. ruangan yang terlalu luas akan menyebabkan mudah masuk angin,

tidak nyaman secara psikologis (gamang), sedangkan apabila terlalu sempit

akan menyebabkan sesak napas dan memudahkan penularan penyakit karena

terlalu dekat kontak.

6. Tempat masak dan menyimpan makanan harus bersih dan bebas dari

pencemaran atau gangguan serangga (lalat, semut, lipas, dll) dan tikus serta

debu.

Lingkungan

Kriteria rumah yang sehat dan aman dari segi lingkungan, antaralain:

1. Memiliki sumber air yang bersih dan sehat serta tersedia sepanjang

tahun.

2. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang

baik.

3. Dapat mencegah terjadinya perkembangbiakan vector penyakit, seperti

nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.

4. Letak perumahan jauh dari sumber pencemaran (mis., kawasan

industri) dengan jarak minimal sekitar 5 km dan memiliki daerah

penyangga atau daerah hijau (green belt) dan bebas banjir.

12

Page 13: Laporan survey sanitasi perumahan

C. Hasil survey sanitasi perumahan di Kota Manado khususnya pada

“Perumahan Taman Asri”.

Berdasarkan survey yang kami lakukan di Perumahan Taman Asri di dapatkan

laporan sebagai berikut:

a. Rumah tersebut melindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi

sebagai tempat istirahat.

b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi, mencuci, kakus

dan kamar mandi yang mempunyai cukup ventilasi agar terjadi

pertukaran udara.

c. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

d. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.

e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi

penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi

g. Luas tanah 150 meter persegi (15x10) tipe 40

h. Memiliki 2 kamar tidur dengan 4 orang penghuni, kamar mandi dan

dapur

i. Berdinding batu bata dan diplester

j. Lantai dari ubin keramik dan langit-langit dari tripleks.

k. Sumber air dari PAM

l. Memiliki fasilitas listrik 1300 watt

m. Memiliki saluran air kotor, tapi belum memiliki bak sampah

n. Suhu ruangan >250 C

o. Penerangan sesuai dengan ruangan

p. Belum memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah

yang baik.

q. Sudah memiliki pengendalian vector seperti kain kasa di ventilasi

rumah

13

Page 14: Laporan survey sanitasi perumahan

r. Daerah perumahan jauh dari kebisingan

s. Memiliki fasilitas pendukung seperti lampu jalan, tempat bermain

anak, sarana jalan yang memadai, dan memiliki pusat pelayanan

kesehatan (POSKESDES).

t. Daerah perumahan tersebut jauh dari pencemaran karena masih ASRI.

D. KAITAN HASIL SURVEY DENGAN TEORI YANG ADA

Berdasarkan hasil survey diatas, secara garis besar maka dapat kita

lihat perumahan di daerah “Taman ASRI” Malalayang Timur sudah cukup

sesuai dengan kriteria rumah sehat menurut WHO, APHA, Winslow, dan

Kriteria RSS yang berlaku di Indonesia. Namun masih perlu di perhatikan

kebersihan lingkungan dimana tempat pembuangan kotoran, bak sampah, dan

pembuangan air limbah harus lebih baik. Untuk mencegah terjadinya

kebakaran, maka setiap perumahan harus memiliki alat pemadam kebakaran.

Dan juga pemanfaatan pusat pelayanan kesehatan seharusnya lebih di

tingkatkan karena jarak perumahan dengan lingkungan perkotaan cukup jauh.

TEORI KETERANGAN

Menurut WHO

1. Harus terlindung dari hujan, panas, dan berfungsi sebagai

tempat istirahat.

Sesuai

2. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi,

mencuci, kakus dan kamar mandi.

Sesuai

3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari

pencemaran.

Sesuai

4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya. Sesuai

14

Page 15: Laporan survey sanitasi perumahan

5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat

melilndungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan

penyakit menular.

Sesuai

6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Sesuai

Menurut Rumah Sehat Sederhana

1. Luas tanah antara 60-90 m2 Tidak Sesuai

2. Luas bangunan antara 21-36 m2 Tidak Sesuai

3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC dan dapur Sesuai

4. Berdinding batu bata dan diplester Sesuai

5. Memiliki lantai dari ubin, keramik, dan langit-langit dari

triplek

Sesuai

6. Memiliki sumur atau air PAM Sesuai

7. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt Tidak Sesuai

8. Memiliki bak sampah dan saluran air kotor Sesuai

Menurut Winslow dan APHA

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis Sesuai

2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis Sesuai

3. Dapat menghindarkan dari kecelakaan Sesuai

4. Dapat menghindarkan penularan penyakit Sesuai

Sanitasi adalah menciptakan keadaan lingkungan yang baik atau bersih untuk

kesehatan.

Perumahan adalah struktur fisik atau bangunanuntuk tempat berlindung atau

tempat tinggal. Jadi, sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan tempat tinggal

yang baik dan bersih untuk kesehatan. Perumahan sehat harus memenuhi beberapa

persyaratan, antara lain:

15

Page 16: Laporan survey sanitasi perumahan

1. memenuhi kebutuhan fisiologis ( Suhu, pencahayaan, ventilasi, kebisingan)

2. memenuhi kebutuhan psikologis

3. terhindar dari kecelakaan

4. terhindar dari penularan penyakit.

Berdasarkan survey yang dilakukan diperumahan Taman Asri, didapat bahwa

perumahan Taman Asri, didapat bahwa perumahan Taman Asri terlindungi dari

hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat istirahat; mempunyai tempat tidur,

dapur, kamar mandi, WC dan mempunyai cukup ventilasi untuk pertukaran udara;

melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran, bebas dari bahan

bangunan berbahaya; terbuat dari bahan bangunan yang kokoh; memiliki luas tanah

150 m2. (15x10) tipe 40; sumber air PAM; berdinding batu bata dan diplester; lantai dari

ubin keramik dan langit-langit dari tripleks; suhu ruangan > 250C; belum memiliki tempat

buangan kotoran sampah dan air limbah yang baik; sudah memiliki pengendalian vector

seperti kain kasa, ventilasi rumah; jauh dari kebisingan; memiliki fasilitas pendukung; jauh

pencemaran.

Berdasarkan hasil survey perumahan didaerah Taman Asri malalayang Timur sudah cukup

sesuai dengan criteria rumah sehat menurut WHO ,APHA, Winslow dan criteria RSS yang

berlaku diIndonesia. Namun yang perlu diperhatikan dari kebersihan lingkungan yaitu tempat

pembuangan bak sampah, dan pembuangan air limbah dan harus memiliki alat pemadam

kebakaran untuk mencegah terjadinya kebakaran.

16

Page 17: Laporan survey sanitasi perumahan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey di atas dapat disimpulkan bahwa Perumahan Taman

Asri cukup memenuhi kriteria rumah sehat menurut WHO, Winslow dan kriteria

RSS di Indonesia. Namun masih perlu di lengkapi dengan pembuangan kotoran,

sampah dan air limbah yang baik.

17

Page 18: Laporan survey sanitasi perumahan

Daftar Pustaka

Chandra Budiman. 2007. Pengantar Lingkungan. Jakarta: EGC

Mulia Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu

Mukono H.J .2006. Prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat Edisi Kedua.

Airlangga University Press. Surabaya .

Slamet Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Bandung: UGM

Suyono dan Budiman. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Widyastuti Papuli. 2006. Bencana Alam Perlindungan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC.

Gunawan, Rudy. 2009. Rencana Rumah Sehat. Yogyakarta: Kanisius

Frik H & Mulyani T H. 2006. Seri Eko-Arsitektur 2 Arsitektur Ekologis.

Yogyakarta: Kanisius

Wibisono, Titut. 81 Tips Mengatasi Kerusakan Rumah. Depok:Wisma

Hijau

Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan

Kawasan Pemukiman

18

Page 19: Laporan survey sanitasi perumahan

Lampiran

19

Page 20: Laporan survey sanitasi perumahan

20