sabtu, 25 september 2010 | media indonesia …€¦ ·  · 2010-09-25bi sa bebas, selain karena...

1
Internasional | 7 SABTU, 25 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Ada bagian di dalam pemerintahan AS yang mendalangi serangan untuk membangkitkan ekonomi AS.” Mahmoud Ahmadinejad Presiden Iran PIHAK berwenang di Jepang kemarin memutuskan untuk membebaskan seorang kapten kapal nelayan China yang ter- libat tabrakan kapal di dekat pulau yang dipersengketakan Jepang dengan China. Keputus- an itu menyusul ancaman Chi- na yang membuat hubungan kedua negara jatuh ke titik te- rendah dalam beberapa tahun terakhir. Zhan Qixiong, 41, berada di tahanan di Okinawa sejak 8 September setelah kapalnya bertabrakan dengan dua kapal penjaga pantai Jepang di sekitar kepulauan Diaoyu (dalam ba- hasa China) atau Senkaku (da- lam bahasa Jepang). Terletak 190 km di timur Taiwan, kepu- lauan itu dikuasai Jepang, tapi ikut diklaim oleh Taiwan dan China. Jepang mengatakan Zhan bisa bebas, selain karena alasan diplomatik, juga karena dia di- nilai tidak benar-benar ingin menabrak kapal penjaga pan- tai. “Investigasi lebih lanjut ti- dak diperlukan mengingat dampaknya terhadap warga Jepang serta hubungan Jepang- China di masa depan,” kata Toru Suzuki dari kantor jaksa Naha, Okinawa. Adapun 14 awak kapal Zhan sudah lebih dulu dipulangkan ke China. Sebelumnya pada Kamis (23/9), China telah ganti me- nangkap empat warga Jepang yang dituduh mengambil gam- bar instalasi militer tanpa izin. Ada juga laporan China telah membatalkan pengiriman lo- gam yang diperlukan untuk industri manufaktur Jepang. Selasa (21/9), PM China Wen Jiabao mengancam akan me- lakukan ‘tindakan lebih lanjut’ jika Jepang tidak segera me- lepaskan kapten kapal itu. Tindakan Jepang membebas- kan Zhan dinilai beberapa pi- hak untuk menyelamatkan muka kedua negara. Apalagi sengketa Jepang-China mulai mengundang Amerika Serikat untuk ingin ikut campur. Na- mun pihak lainnya, termasuk Gubernur Tokyo Shintaro Ishi- hara yang dikenal bersikap keras, mengecamnya dan me- nyebut Jepang telah tunduk kepada tekanan China. “Peme- rintah telah mengambil kepu- tusan salah dalam kasus ini,” tegasnya. (*/AP/I-1) P RESIDEN Iran Mah- moud Ahmadinejad secara gamblang me- nyatakan pemerintah Amerika Serikat berada di balik serangkaian insiden pengebom- an bunuh diri pada 11 Septem- ber 2001. Peristiwa yang dikenal de- ngan 9/11 tersebut mengaki- batkan menara kembar World Trade Center di New York run- tuh dan sebagian gedung Pen- tagon di Virginia rusak serta menewaskan sekitar 3.000 jiwa. Saat berpidato pada sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (22/9) atau ke- marin WIB, Ahmadinejad me- ngatakan hanya pejabat peme- rintah AS yang percaya kelom- pok militan Al-Qaeda sebagai pelaku pengeboman bunuh diri menggunakan pesawat. Sejatinya, menurut Ah- madinejad, terdapat dua teori lain. “Teori kedua, ada bebera- pa bagian di dalam pemerin- tahan Amerika Serikat yang mendalangi serangan itu untuk membangkitkan ekonomi AS dan menguatkan cengkeraman- nya di Timur Tengah guna menyelamatkan rezim Zio- nis,” cetusnya seraya merujuk Israel. Adapun teori ketiga menge- nai 9/11 terkait dengan peker- jaan kelompok teroris yang didukung pemerintah AS. Presiden keenam Iran sejak Revolusi Islam pada 1979 itu berargumen bahwa ada bukti utama yang menyokong teori ketiga. “Sejumlah paspor di- temukan di bawah reruntuhan dan sebuah rekaman video milik seseorang yang domisi- linya tidak diketahui. Belakang- an diketahui dia terlibat dalam kesepakatan mengenai minyak dengan beberapa pejabat Ame- rika.” Ia menambahkan, fakta terse- but ditutupi pemerintah AS dengan alasan tidak ada pelaku pengebom bunuh diri yang di- temukan akibat dahsyatnya ledakan. Saat Ahmadinejad hendak memaparkan teorinya yang terakhir, delegasi AS bangkit dari tempat duduk mereka dan meninggalkan ruang sidang. Aksi tersebut diikuti delegasi Uni Eropa, Kanada, Australia, Uruguay, Selandia Baru, dan Kosta Rika. Belakangan, se- orang diplomat dari Uni Eropa mengaku seluruh 27 negara anggota blok ‘Benua Biru’ me- mang bersepakat untuk me- ninggalkan ruang sidang jika Ahmadinejad melontarkan pernyataan negatif dalam pi- datonya. Ketika Ahmadinejad berpi- dato, Presiden AS Barack Obama telah terlebih dulu ber- pidato dan meninggalkan ru- ang sidang. Namun, seba- gaimana dijelaskan juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs, Obama berpendapat pidato Ahmadinejad keterlaluan dan ofensif mengingat betapa dekat- nya gedung PBB dengan lokasi bekas WTC. Lebih lanjut, Mark Kornblau selaku juru bicara delegasi AS untuk PBB mengatakan Ah- madinejad tidak mewakili aspi- rasi dan itikad baik rakyat Iran. “Alih-alih, dia memilih melon- tarkan teori konspirasi dan ocehan anti-Semit yang menga- da-ada dan menimbulkan ke- bencian.” Meski sejumlah delegasi dari 192 negara peserta sidang me- ninggalkan ruangan, Ahmadi- nejad tetap berpidato. Ahmadinejad juga sempat menyentuh isu sensitif dengan memegang Alquran dan Injil. Saat mempertunjukkan dua kitab suci itu, Ahmadinejad menyayangkan kasus peleceh- an terhadap Alquran. “Kitab suci Alquran merupa- kan buku yang Ilahi dan ke- ajaiban abadi bagi Islam,” kata Ahmadinejad. “Kita secara bi- jak harus mencegah jangan sampai masuk ke tangan-ta- ngan setan. Mewakili bangsa Iran, saya menaruh hormat kepada semua Kitab Ilahi dan para pengikutnya. Ini adalah Alquran dan ini adalah Alkitab. Saya menghormati keduanya,” tandasnya. (AP/Reuters/CNN/BBC/I-1) jerome @mediaindonesia.com Ahmadinejad Tuduh AS Dalang di Balik 9/11 Ada tiga teori mengenai siapa dalang utama dalam insiden 11 September 2001. Jerome E Wirawan Jepang Bersedia Bebaskan Pelaut China Suntik Mati untuk Teresa Lewis T ERESA Lewis akhirnya dihukum mati dengan cara disuntik di Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat, pada pukul 21.13 Kamis (23/9) waktu setempat. Peristiwa itu terjadi setelah hakim menyatakan Lewis bersalah terlibat dalam pem- bunuhan suami dan anak lelaki tirinya untuk mendapat ganti rugi asuransi sebesar US$250 ribu atau sekitar Rp2,2 miliar. Lewis, 41, menjadi perem- puan pertama yang diekseku- si di AS dalam lima tahun terakhir dan pertama di Virginia dalam 100 tahun terakhir. Pelaksanaan hukum- an mati di Penjara Greensville, Jarratt, Virginia, ikut disaksi- kan keluarga dan pendukung terdakwa. Eksekusi Lewis menarik perhatian warga AS karena faktor gender dan klaim bahwa dia tidak memiliki kecerdasan untuk melakukan pembunuhan. Belakangan, setelah vonis dijatuhkan, muncul pula bukti bahwa Lewis telah diperdaya salah seorang pelaku pembunuhan. Melalui iming-iming seks, uang tunai, serta janji pem- bagian bayaran asuransi, Lewis dinyatakan telah menyewa dua pria untuk menembak mati suaminya, Julian Clifton Lewis Jr, beserta anak Julian bernama Charles. Kejadian berlangsung saat kedua korban tidur pada Oktober 2002. Dua pembunuh bayaran itu sudah dihukum penjara seumur hidup. Seperti dilansir Associated Press, Lewis terlihat ketakutan ketika digiring ke ruang hukuman mati. Dia melirik dengan tegang ke arah 14 petugas penjara yang mem- bawanya sebelum kemudian diikat ke sebuah tempat tidur. Beberapa saat sebelum eksekusi, Lewis bertanya apakah putri dari suaminya berada di dekatnya. Kathy Clifton, anak tiri Lewis, memang berada di ruang saksi dan bisa melihat keja- dian itu dari kaca. “Saya ingin Kathy tahu bahwa saya menyayanginya dan saya minta maaf,” ungkap Lewis. Kemudian, ketika obat mulai mengalir di dalam tubuhnya, kaki Lewis sedikit bergerak-gerak. Seorang petugas dengan perlahan menyentuh bahu Lewis saat perempuan itu meregang nyawa. Lewis menikah dengan Julian pada 2000. Dua tahun kemudian, anak tirinya, Charles, bergabung dalam dinas tentara cadangan AS. Saat dipanggil di dinas aktif, Charles mendapat dana asuransi jiwa US$250 ribu dengan ayahnya sebagai ahli waris. Lewis tergoda untuk mendapat uang tersebut. Perempuan itu lalu berseling- kuh dengan Matthew Shallen- berger serta Rodney Fuller yang kemudian menjadi pelaku pembunuhan. Pada 2002, Shallenberger dan Fuller datang dan menembak kedua korban memakai senapan yang dibeli Lewis. Para pendukung Lewis sebelumnya telah meminta kepada pemerintah agar eksekusi dibatalkan. Mereka mengklaim Lewis telah bertobat dan pantas mendapat kesempatan kedua. (War/I-5) MENENTANG HUKUMAN MATI: Para demonstran penentang hukuman mati memprotes hukuman mati terpidana Teresa Lewis di Greensville Correctional Center, Jarratt, Virginia, Amerika, Kamis (23/9). REUTERS/MIKE SEGAR BERPIDATO: Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memegang Alquran (kiri) dan Alkitab saat berpidato dalam acara pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-65 di kantor PBB di New York, Kamis (23/9). AP PHOTO/STEVE HELBER

Upload: vankhanh

Post on 26-May-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Internasional | 7SABTU, 25 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Ada bagian di dalam pemerintahan AS yang mendalangi serangan untuk membangkitkan ekonomi AS.”

Mahmoud AhmadinejadPresiden Iran

PIHAK berwenang di Jepang kemarin memutuskan untuk membebaskan seorang kapten kapal nelayan China yang ter-libat tabrakan kapal di dekat pulau yang dipersengketakan Jepang dengan China. Keputus-an itu menyusul ancaman Chi-na yang membuat hubungan kedua negara jatuh ke titik te-rendah dalam beberapa tahun terakhir.

Zhan Qixiong, 41, berada di tahanan di Okinawa sejak 8 September setelah kapalnya ber tabrakan dengan dua kapal penjaga pantai Jepang di sekitar

kepulauan Diaoyu (dalam ba-hasa China) atau Senkaku (da-lam bahasa Jepang). Terletak 190 km di timur Taiwan, kepu-lauan itu dikuasai Jepang, tapi ikut diklaim oleh Taiwan dan China.

Jepang mengatakan Zhan bi sa bebas, selain karena alasan diplomatik, juga karena dia di-nilai tidak benar-benar ingin me nabrak kapal penjaga pan-tai. “Investigasi lebih lanjut ti-dak diperlukan mengingat dam paknya terhadap warga Je pang serta hubungan Jepang-China di masa depan,” kata

Toru Suzuki dari kantor jaksa Naha, Okinawa. Adapun 14 awak kapal Zhan sudah lebih dulu dipulangkan ke China.

Sebelumnya pada Kamis (23/9), China telah ganti me-nangkap empat warga Jepang yang dituduh mengambil gam-bar instalasi militer tanpa izin. Ada juga laporan China telah membatalkan pengiriman lo-gam yang diperlukan untuk in dustri manufaktur Jepang. Selasa (21/9), PM China Wen Jiabao mengancam akan me-lakukan ‘tindakan lebih lanjut’ jika Jepang tidak segera me-

lepaskan kapten kapal itu.Tindakan Jepang membebas-

kan Zhan dinilai beberapa pi-hak untuk menyelamatkan mu ka kedua negara. Apalagi sengketa Jepang-China mulai mengundang Amerika Serikat untuk ingin ikut campur. Na-mun pihak lainnya, termasuk Gubernur Tokyo Shintaro Ishi-hara yang dikenal bersikap ke ras, mengecamnya dan me-nyebut Jepang telah tunduk kepada tekanan China. “Peme-rintah telah mengambil kepu-tusan salah dalam kasus ini,” tegasnya. (*/AP/I-1)

PRESIDEN Iran Mah-moud Ahmadinejad secara gamblang me-nyatakan pemerintah

Amerika Serikat berada di balik serangkaian insiden pengebom-an bunuh diri pada 11 Septem-ber 2001.

Peristiwa yang dikenal de-ngan 9/11 tersebut mengaki-batkan menara kembar World Trade Center di New York run-tuh dan sebagian gedung Pen-tagon di Virginia rusak serta menewaskan sekitar 3.000 jiwa.

Saat berpidato pada sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis (22/9) atau ke-marin WIB, Ahmadinejad me-ngatakan hanya pejabat peme-rintah AS yang percaya kelom-pok militan Al-Qaeda sebagai pelaku pengeboman bunuh diri menggunakan pesawat.

Sejatinya, menurut Ah-madinejad, terdapat dua teori lain. “Teori kedua, ada bebera-pa bagian di dalam pemerin-tahan Amerika Serikat yang mendalangi serangan itu untuk membangkitkan ekonomi AS dan menguatkan cengkeraman-nya di Timur Tengah guna

menyelamatkan rezim Zio- nis,” cetusnya seraya merujuk Israel.

Adapun teori ketiga menge-nai 9/11 terkait dengan peker-jaan kelompok teroris yang didukung pemerintah AS.

Presiden keenam Iran sejak Revolusi Islam pada 1979 itu berargumen bahwa ada bukti utama yang menyokong teori ketiga. “Sejumlah paspor di-temukan di bawah reruntuh an dan sebuah rekaman video milik seseorang yang domisi-linya tidak diketahui. Belakang-an diketahui dia terlibat dalam kesepakatan mengenai minyak dengan beberapa pejabat Ame-rika.”

Ia menambahkan, fakta terse-but ditutupi pemerintah AS dengan alasan tidak ada pelaku pengebom bunuh diri yang di-temukan akibat dahsyatnya ledakan.

Saat Ahmadinejad hendak memaparkan teorinya yang terakhir, delegasi AS bangkit dari tempat duduk mereka dan meninggalkan ruang sidang. Aksi tersebut diikuti delegasi Uni Eropa, Kanada, Australia, Uruguay, Selandia Baru, dan Kosta Rika. Belakangan, se-orang diplomat dari Uni Eropa mengaku seluruh 27 negara

anggota blok ‘Benua Biru’ me-mang bersepakat untuk me-ning galkan ruang sidang jika Ahmadinejad melontarkan pernyataan negatif dalam pi-datonya.

Ketika Ahmadinejad berpi-dato, Presiden AS Barack Obama telah terlebih dulu ber-pidato dan meninggalkan ru-ang sidang. Namun, seba-gaimana dijelaskan juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs, Obama berpendapat pidato Ahmadinejad keterlaluan dan ofensif mengingat betapa dekat-nya gedung PBB dengan lokasi bekas WTC.

Lebih lanjut, Mark Kornblau

selaku juru bicara delegasi AS untuk PBB mengatakan Ah-madinejad tidak mewakili aspi-rasi dan itikad baik rakyat Iran. “Alih-alih, dia memilih melon-tarkan teori konspirasi dan ocehan anti-Semit yang menga-da-ada dan menimbulkan ke-bencian.”

Meski sejumlah delegasi dari 192 negara peserta sidang me-ninggalkan ruangan, Ahmadi-nejad tetap berpidato.

Ahmadinejad juga sempat menyentuh isu sensitif dengan memegang Al quran dan Injil. Saat mempertunjukkan dua kitab suci itu, Ahmadinejad menyayangkan kasus peleceh-an terhadap Alquran.

“Kitab suci Alquran merupa-kan buku yang Ilahi dan ke-ajaib an abadi bagi Islam,” kata Ahmadinejad. “Kita secara bi-jak harus mencegah jangan sampai masuk ke ta ngan-ta-ngan setan. Mewakili bangsa Iran, saya menaruh hormat kepada semua Kitab Ilahi dan para pengikutnya. Ini adalah Alquran dan ini adalah Alkitab. Saya menghormati keduanya,” tandasnya.(AP/Reuters/CNN/BBC/I-1)

[email protected]

Ahmadinejad Tuduh ASDalang di Balik 9/11

Ada tiga teori mengenai siapa dalang utama dalam insiden 11 September 2001.

Jerome E Wirawan

Jepang Bersedia Bebaskan Pelaut China

Suntik Mati untuk Teresa Lewis

TERESA Lewis akhirnya dihukum mati dengan cara disuntik di Negara

Bagian Virginia, Amerika Serikat, pada pukul 21.13 Kamis (23/9) waktu setempat.

Peristiwa itu terjadi setelah hakim menyatakan Lewis bersalah terlibat dalam pem- bunuhan suami dan anak lelaki tirinya untuk mendapat ganti rugi asuransi sebesar US$250 ribu atau sekitar Rp2,2 miliar.

Lewis, 41, menjadi perem-puan pertama yang diekseku-si di AS dalam lima tahun terakhir dan pertama di

Virginia dalam 100 tahun terakhir. Pelaksanaan hukum-an mati di Penjara Greensville, Jarratt, Virginia, ikut disaksi-kan keluarga dan pendukung terdakwa.

Eksekusi Lewis menarik perhatian warga AS karena faktor gender dan klaim bahwa dia tidak memiliki kecerdasan untuk melakukan pembunuhan. Belakangan, setelah vonis dijatuhkan, muncul pula bukti bahwa Lewis telah diperdaya salah seorang pelaku pembunuhan.

Melalui iming-iming seks, uang tunai, serta janji pem-

bagian bayaran asuransi, Lewis dinyatakan telah menyewa dua pria untuk menembak mati suaminya, Julian Clifton Lewis Jr, beserta anak Julian bernama Charles. Kejadian berlangsung saat kedua korban tidur pada Oktober 2002. Dua pembunuh bayaran itu sudah dihukum penjara seumur hidup.

Seperti dilansir Associated Press, Lewis terlihat ketakutan ketika digiring ke ruang hukuman mati. Dia melirik dengan tegang ke arah 14 petugas penjara yang mem-bawanya sebelum kemudian

diikat ke sebuah tempat tidur. Beberapa saat sebelum eksekusi, Lewis bertanya apakah putri dari suaminya berada di dekatnya. Kathy Clifton, anak tiri Lewis, memang berada di ruang saksi dan bisa melihat keja-dian itu dari kaca. “Saya ingin Kathy tahu bahwa saya menyayanginya dan saya minta maaf,” ungkap Lewis.

Kemudian, ketika obat mulai mengalir di dalam tubuhnya, kaki Lewis sedikit bergerak-gerak. Seorang petugas dengan perlahan menyentuh bahu Lewis saat perempuan itu meregang nyawa.

Lewis menikah dengan Julian pada 2000. Dua tahun kemudian, anak tirinya, Charles, bergabung dalam dinas tentara cadangan AS. Saat dipanggil di dinas aktif, Charles mendapat dana asuransi jiwa US$250 ribu dengan ayahnya sebagai ahli waris.

Lewis tergoda untuk mendapat uang tersebut. Perempuan itu lalu berseling-kuh dengan Matthew Shallen-berger serta Rodney Fuller yang kemudian menjadi pelaku pembunuhan. Pada 2002, Shallenberger dan Fuller datang dan menembak kedua korban memakai senapan yang dibeli Lewis.

Para pendukung Lewis sebelumnya telah meminta kepada pemerintah agar eksekusi dibatalkan. Mereka mengklaim Lewis telah bertobat dan pantas mendapat kesempatan kedua. (War/I-5)

MENENTANG HUKUMAN MATI: Para demonstran penentang hukuman mati memprotes hukuman mati terpidana Teresa Lewis di Greensville Correctional Center, Jarratt, Virginia, Amerika, Kamis (23/9).

REUTERS/MIKE SEGAR

BERPIDATO: Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memegang Alquran (kiri) dan Alkitab saat berpidato dalam acara pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-65 di kantor PBB di New York, Kamis (23/9).

AP PHOTO/STEVE HELBER