dokumen seleksi batang toru
TRANSCRIPT
DOKUMEN SELEKSI UMUM JASA KONSULTANSI
Pengadaan Jasa Konsultansi
Pekerjaan : SID PENGEMBANGAN D.I. BATANG TORU
KABUPATEN TAPANULI UTARA
Nomor Paket : 02
Kegiatan : Perencanaan dan Program
Satker : Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Tahun Anggaran : 2015
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1 UMUM ................................................................................................................................. 1 BAB II .................................................................................................................................. 4 INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ..................................................................................... 4 UMUM ................................................................................................................................. 4 DOKUMEN SELEKSI............................................................................................................. 7 PENYIAPAN PENAWARAN ................................................................................................... 9 PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN ........................................................................... 11 PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN .................................................................... 12 PENETAPAN PEMENANG ................................................................................................... 26 PENUNJUKAN PEMENANG SELEKSI .................................................................................. 30 SELEKSI GAGAL ................................................................................................................. 31 BAB III ............................................................................................................................... 35 LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) .................................................................................... 35 BAB IV ............................................................................................................................... 42 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)...................................................................................... 42 BAB V ................................................................................................................................ 45 BENTUK DOKUMEN PENAWARAN ................................................................................... 45 BAB VI ............................................................................................................................... 66 BENTUK RANCANGAN KONTRAK ..................................................................................... 66 BAB VII .............................................................................................................................. 74 BAB VIII ............................................................................................................................. 98 BAB IX ............................................................................................................................. 102 BENTUK DOKUMEN LAIN ............................................................................................... 102 LAMPIRAN 1: UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI ................................... 102
i
BAB I
UMUM
A. Dalam hal mengevaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Instruksi Kepada Peserta (IKP) dengan Lembar Data Pemilihan (LDP), maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B. Dokumen Seleksi ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan
dokumen penawaran.
C. Dalam dokumen ini digunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai
berikut :
- Jasa Konsultansi
- Kontrak
- Nilai Kontrak - Kontrak Lump
Sum
: adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware);
: Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak;
: total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak; : adalah kontrak pengadaan Jasa Konsultansi
didasarkanatas produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk menyelesaikan seluruh pekerjaandalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa, sedangkan pembayaran berbasis output; seperti pekerjaan : a. Studi: Pra Studi Kelayakan, Studi Kelayakan,
Baseline Study, Sistem Informasi, Studi Lingkungan / Kawasan, AMDAL, Identifikasi Program, Studi / Kajian/Telaah, Evaluasi, ProdukHukum, Pedoman, Petunjuk, Sertifikasi, dan lainnya.
b. Perencanaan Umum dan Perencanaan Teknis: Master Plan, Pra Design, Basic Design, Concept Design, Design Development, Detail Engineering Design, Final Engineering Design, Review Design, Quantity Surveyor.
c. Survei: Pemetaan / Foto Udara, Pengukuran Topografi, Bathymetri, Hydrologi, Soil Investigation / Geoteknik, Sosial Ekonomi, Survei Lalu Lintas dan O-D, Survei Kondisi Jalan/Jembatan, Leger Jalan, Survei lainnya.
Kontrak Lumpsum Pengadaan Jasa Konsultansi tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
1
- KAK
- HPS
- Kemitraan/ Kerja
Sama Operasi (KSO)
- PA
- KPA - ULP
- Pokja ULP
- LDP - Panitia/Pejabat
Penerima Hasil
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak
dimungkinkan penyesuaian harga (Price Adjustment);
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. total harga penawaran bersifat mengikat; dan f. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan
tambah/kurang. : Kerangka Acuan Kerja adalah uraian kegiatan yang
akan dilaksanakan antara lain meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sumber pendanaan, serta jumlah tenaga yang diperlukan;
: Harga Perkiraan Sendiri adalah hasil perhitungan
seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan keuntungan;
: adalah kerjasama usaha antar penyedia yang masing-
masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
: Pengguna Anggaran adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD;
: Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
: Unit Layanan Pengadaan adalah unit organisasi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
: Kelompok Kerja ULP adalah perangkat dari Unit
Layanan Pengadaan (ULP) yang berfungsi untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
: Lembar Data Pemilihan adalah data yang memuat
ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi penyusunan, penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian dokumen penawaran, pengumuman pemenang, sanggahan.
: panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
2
- APIP
- Penyedia
- PPK
- SPPJ
- SPMK - RK3K
: Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas
intern pada Institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;
: badan usaha yang menyediakan/melaksanakan
Pekerjaan Jasa Konsultansi; : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan : Surat Penunjukan Penyedia Jasa adalah surat yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia jasa konsultansi untuk melaksanakan pekerjaan
: Surat Perintah Mulai Kerja adalah surat yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia barang/jasa untuk memulai melaksanakan pekerjaan, jangka waktu penyelesaian, dan serah terima pekerjaan
: Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kontrak adalah dokumen rencana penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi bidang penyelenggaraan konstruksi yang dibuat oleh Penyedia Jasa dalam mengajukan penawaran
D. Seleksi Umum/seleksi sederhana dengan prakualifikasi ini dibiayai dari sumber
pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP. E. Seleksi Umum/seleksi sederhana ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta badan usaha tunggal (sendiri) dan kemitraan (KSO).
3
1. Lingkup Pekerjaan 2. Sumber Dana
3. Peserta Pemilihan 4. Larangan Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN), Penyalahgunaan Wewenang serta Penipuan
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
Umum
1.1. Pokja ULP mengundang para peserta untuk menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan jasa konsultansi sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.2. Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.3. Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai Kerangka Acuan Kerja dan biaya sesuai kontrak.
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan yang tercantum dalam LDP.
3.1. Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat diikuti oleh semua penyedia yang tercantum dalam Daftar Pendek.
3.2. Peserta kemitraan dilarang untuk mengubah
Perjanjian Kemitraan/KSO.
4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam
bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Seleksi, dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur hasil seleksi, sehingga
mengurangi/ menghambat/ memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan. Indikasi
persekongkolan antar Penyedia Barang/Jasa harus
dipenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi di
bawah ini :
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada: pengalaman
perusahaan, pendekatan dan metodologi,
dan/atau analisa pendekatan teknis;
2). seluruh penawaran dari Penyedia mendekati HPS;
3). adanya keikutsertaan beberapa Penyedia
4
Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali;
4). adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen
penawaran, antara lain kesamaan/kesalahan
pengetikan, susunan, dan format penulisan;
atau
5). terdapat kesamaan kepemilikan Tenaga Ahli tetap.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/
atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Seleksi.
4.2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam angka 4.1 di atas dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses seleksi, atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
4.3. Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP kepada
PA/KPA sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
Pertentangan perannya,dilarang memiliki/melakukan peran ganda Kepentingan atau terafiliasi.
5.2.Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara
lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan Usaha tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama; b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai konsultan perencana/konsultan pengawas untuk pekerjaan fisik yang direncanakan/diawasi; c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana/ pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/ diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi; d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat yang berwenang
5
menetapkan pemenang Pelelangan.
5.3. Afiliasi sebagaimana dimaksud pada 5.1 adalah
keterkaitan hubungan, baik antar peserta, maupun
antara peserta dengan PPK dan/atau anggota Pokja
ULP yang antara lain meliputi:
a. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
b. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah satu pengurusnya sama.
5.4. Pegawai Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/
Institusi dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi 6. Pendayagunaan 6.1. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
Produksi Dalam penawaran yang mengutamakan lokasi pekerjaan jasa Negeri konsultansi yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (mengutamakan tenaga ahli dalam negeri).
6.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi dimungkinkan menggunakan komponen berupa tenaga ahli dan perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-
mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia.
b. komponen berupa perangkat lunak yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan
7. Satu Penawaran Tiap 7.1. Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai
Peserta anggota kemitraan hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.
7.2. Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO dilarang menjadi peserta baik secara sendiri/tunggal maupun sebagai anggota kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.
7.3. Setiap peserta atas nama sendiri atau kemitraan/KSO apabila menawarkan tenaga ahli lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan yang sama dalam waktu yang
6
bersamaan, maka hanya mendapat memenangkan satu paket pekerjaan berdasarkan hasil klarifikasi tenaga ahli pilihan peserta.
7.4. Dalam hal tenaga ahli yang ditawarkan oleh lebih dari
1 (satu) peserta dalam satu paket pekerjaan maka tenaga ahli yang diklarifikasi dan harus memilih 1 (satu) peserta dan peserta yang lain gugur.
Dokumen Seleksi 8. Isi Dokumen Seleksi 8.1. Dokumen Seleksi terdiri atas:
a. Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi; b. Instruksi Kepada Peserta; c. Lembar Data Pemilihan (LDP); d. Kerangka Acuan Kerja (KAK); e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Sampul I a) Dokumen Penawaran Administrasi, dan b) Dokumen Penawaran Teknis.
2) Sampul II a) Dokumen Penawaran Biaya.
f. Bentuk Rancangan Kontrak: 1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian; 2) Syarat-Syarat Umum Kontrak; dan 3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Bentuk Dokumen Lain: 1) SPPBJ; 2) Jaminan Uang Muka; 3) Surat SPMK;
8.2. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi
Dokumen Seleksi. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang mengakibatkan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi sepenuhnya merupakan risiko peserta.
9. Pemberian Penjelasan 9.1. Pemberian penjelasan dilakukan di tempat dan pada waktu
yang tercantum dalam LDP, serta dihadiri oleh para peserta yang diundang.
9.2. Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/ menggugurkan penawaran.
9.3. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian
penjelasan menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
9.4. Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP menjelaskan
kepada peserta mengenai : a. Kerangka Acuan Kerja; b. metode pemilihan; c. cara penyampaian Dokumen Penawaran; d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama
Dokumen Penawaran;
7
e. jadwal pemasukan dan pembukaan Dokumen
Penawaran; f. metode dan tata cara evaluasi; g. hal-hal yang menggugurkan penawaran; h. jenis kontrak yang akan digunakan; i. ketentuan tentang penyesuaian harga; j. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian
pekerjaan kepada Usaha Kecil; k. risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan
termasuk kondisi dan bahaya (apabila diperlukan); l. perjanjian Kemitraan/ kerja sama operasi (apabila
bermitra); dan m. ketentuan tentang asuransi dan ketentuan lain
yang dipersyaratkan.
9.5. Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan keperluan peserta lapangan ditanggung oleh peserta masing-masing.
9.6. Pemberian penjelasan isi Dokumen Seleksi, pertanyaan
dari peserta, jawaban dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil peninjauan lapangan, serta keterangan lain dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) yang ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Seleksi dengan memperhatikan ketentuan 9.9.
9.7. Apabila tidak ada satu pun peserta yang hadir atau
yang bersedia menandatangani BAPP maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota pokja ULP yang hadir.
9.8. Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada
angka 9.6 di atas terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Seleksi.
9.9. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting
tersebut tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah yang tercantum dalam Dokumen Seleksi yang awal.
9.10. Pokja ULP akan menyampaikan salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Seleksi melalui website pu. 9.11. Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pemilihan yang disediakan oleh Pokja ULP atau mengunduhnya melalui alamat website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi
8
10. Perubahan Dokumen 10.1. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir Seleksi waktu pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen Seleksi, berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi substansi pekerjaan.
10.2. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Seleksi.
10.3. Peserta ULP menyampaikan Salinan Addendum Dokumen Seleksi melalui website : www. pu.go.id
10.4. Peserta dapat mengambil salinan Adendum Dokumen Seleksi yang disediakan oleh Pokja ULP atau mengunduhnya melalui alamat website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi.
11. Tambahan Waktu Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat Pemasukan Dokumen memberikan tambahan waktu untuk memasukkan Dokumen Penawaran Penawaran.
12. Biaya dalam
Penyiapan Penawaran
12.1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan
dan penyampaian penawaran. 12.2. Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian
apapun yang ditanggung oleh peserta. 13. Bahasa Penawaran 13.1. Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan
Bahasa Indonesia.
13.2. Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.
13.3. Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu
disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam halterjadi perbedaan penafsiran, maka yang berlakuadalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
14. Dokumen Penawaran 14.1. Penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari
2 (dua) sampul yang memuat Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul I) dan Penawaran Biaya (Sampul II).
14.2. Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul I)
meliputi:
a. SuratPenawaran, yang didalamnya mencantumkan: 1) tanggal; 2) masa berlaku penawaran; dan 3) tanda tangan:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
9
b) penerima kuasa dari direktur utama/
pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian/anggaran dasar;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
b. Surat Kuasa (apabila dikuasakan); c. Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(apabila bermitra) [dilampirkan apabila bermitradan lulus prakualifikasi sebagai penyedia jasa konsultansi tunggal]
d. Dokumen Penawaran Teknis: 1) data pengalaman perusahaan, terdiri atas:
a) data organisasi perusahaan; b) daftar pengalaman kerja sejenis selama
10 (sepuluh) tahun terakhir; c) Referensi dari pengguna jasa; dan d) uraian pengalaman kerja sejenis selama
10 (sepuluh) tahun terakhir, diuraikan secara jelas dengan mencantumkan informasi: nama pekerjaan yang dilaksanakan, lingkup dan data pekerjaan yang dilaksanakan secara singkat, lokasi, pemberi tugas, nilai, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun).
2) pendekatan dan metodologi, terdiri atas: a) tanggapan dan saran terhadap Kerangka
Acuan Kerja; b) uraian pendekatan, metodologi dan
program kerja, dan program kerja lain (apabila dipersyaratkan);
c) jadwal pelaksanaan pekerjaan; d) komposisi tim dan penugasan; dan e) jadwal penugasan tenaga ahli.
3) kualifikasi tenaga ahli, terdiri atas: a) Daftar Riwayat Hidup personil yang
diusulkan; b) Referensi dari pengguna jasa; dan c) surat pernyataan kesediaan untuk
ditugaskan. b. RK3K (bila disyaratkan); dan c. Dokumen lain yang disyaratkan.
14.3. Penawaran Biaya (Sampul II) ) meliputi:
a. rekapitulasi penawaran biaya; b. rincian penawaran biaya yang terdiri:
1) rincian Biaya Langsung Personil (remuneration);
2) rincian Biaya Langsung Non-Personil (direct
10
15. Harga Penawaran
16. Mata Uang
Penawaran dan Cara Pembayaran
reimbursable cost);
c. dokumen lain yang dipersyaratkan, seperti daftar kuantitas dan harga.
15.1. Peserta mencantumkan harga satuan dan biaya total
untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Rincian Biaya Langsung Personil dan Non-Personil.
15.2. Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), asuransi, dan keuntungan, serta semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan jasa konsultansi ini diperhitungkan dalam total biaya penawaran.
16.1. Semua biaya dalam penawaran harus dalam bentuk
mata uang yang ditetapkan dalam LDP. 16.2. Pembayaran atas prestasi pekerjaan jasa konsultansi
ini dilakukan sesuai dengan cara yang ditetapkan dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/ Khusus Kontrak.
17. Masa Berlaku
Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan
17.1. Masa berlakunya penawaran sesuai ketentuan dalam
LDP. 17.2. Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum
akhir masa berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentu.
17.3. Berkaitan dengan 17.2, maka peserta dapat:
a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran;
b. Menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan diri secara tertulis tanpa sanksi.
17.4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
dalam LDP. Pemasukan Dokumen Penawaran 18. Penyampulan dan 18.1. Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis
Penandaan Sampul dimasukkan dalam Sampul I1, sedangkan Dokumen Penawaran Penawaran Biaya dimasukkan dalam Sampul II2.
18.2. Peserta menyampaikan dokumen penawaran dengan
cara mengunggah pada sistem pengadaan secara elektronik melalui website Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan sesuai ketentuan dalam LDP.
1 Sampul 1 (dapat berupa sampul elektronik 1, file 1, folder 1, dan lainnya).
2 Sampul 2 (dapat berupa sampul elektronik 2, file 2, folder 2, dan lainnya).
11
19. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui Pemasukan sistem pengadaan secara elektronik melalui website Penawaran Kementerian/ Lembaga/ Daerah/ Institusi bersangkutan paling lambat pada waktu yang ditentukan dalam LDP.
20. Penawaran Terlambat Setiap Dokumen Penawaran dan/atau sebagian tambahan Dokumen Penawaran yang diterima oleh Pokja ULP setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran akan ditolak.
21. Pembukaan 21.1. Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta Penawaran Sampul I pada waktu dan tempat sesuai ketentuan dalam LDP, yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.
21.2. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal dan surat penugasan kepada Pokja ULP.
21.3. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.
21.4. Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen Penawaran tetap dilanjutkan dengan menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
21.5
Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) Peserta, pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya
21.6. Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila dokumen penawaran pokok/utama sebagaimana dimaksud pada 14.1 terpenuhi. Surat pengunduran
diri (misalnya) tidak termasuk sebagai penawaran.
21.7. Dokumen Penawaran yang akan di download saat pembukaan penawaran adalah dokumen penawaran yang terakhir di upload oleh penyedia jasa, apabila penyedia jasa mengupload penawaran lebih dari satu kali.
21.8. Pokja ULP Mendownload/buka Sampul I (dokumen administrasi dan teknis) di hadapan peserta kemudian dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis. Sampul II yang berisi data harga tidak boleh dibuka.
12
21.9. Pokja ULP memeriksa dihadapan peserta yang hadir
mengenai kelengkapan Sampul I, yang meliputi : a. surat penawaran administrasi dan teknis yang di
dalamnya mencantumkan:
1) tanggal; 2) masa berlaku penawaran; dan 3) tanda tangan:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan; b) penerima kuasa dari direktur utama/
pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian/anggaran dasar;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
b. surat kuasa dari direktur utama/pemimpin perusahaan kepada penerima kuasa (apabila dikuasakan)
c. Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila bermitra);
d. RK3K (apabila disyaratkan); e. dokumen penawaran teknis; f. dokumen lain yang dipersyaratkan; dan g. sampul II (tidak dibuka).
21.10. Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada
waktu pembukaan penawaran.
21.11. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan
penawaran, maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas di dalam Berita Acara.
21.12. Pokja ULP segera membuat Berita Acara Pembukaan
Penawaran yang sekurang-kurangnya memuat : a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk; b. jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan
tidak lengkap; c. kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen
Penawaran (apabila ada); d. keterangan lain yang dianggap perlu; dan e. tanggal pembuatan berita acara.
21.13. Berita Acara ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
21.14. Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui website : www.pu.go.id.
13
22. Klarifikasi Dan 22.1. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja ULP
Konfirmasi dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang Penawaran tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
22.2. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran, pokja ULP dapat melakukan konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan lapangan kepada pihak-pihak/instansi terkait.
23. Evaluasi Penawaran 23.1. Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi Sampul I dokumen penawaran adalah data yang diunggah (upload) pada sistem pengadaan secara elektronik, sesuai dengan data syarat-syarat yang tertulis dalam dokumen pengadaan.
23.2. Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen elektronik berbeda isi dan tidak saling melengkapi serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian, pengubahan, atau penambahan dokumen, maka dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah dokumen yang diupload paling akhir. Tetapi jika waktu uploadnya sama maka yang digunakan adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling akhir.
23.3. Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah
mendapat klarifikasi dari Pengelola Server) akibat kesalahan
pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang mengakibatkan dokumen tersebut tidak dapat dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat
23.4. Pokja ULP melakukan evaluasi terhadap sampul I yang meliputi : a. evaluasi administrasi; dan b. evaluasi teknis.
23.5. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai
berikut : a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Seleksi;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti dan/atau mengubah isi sampul I;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat- syarat, dan ruang lingkup serta kualifikasi tenaga ahli yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, tanpa ada penyimpangan yangbersifat
14
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah: 1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen Seleksi yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/ persekongkolan) antara peserta, Pokja ULP dan/atau PPK dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka: 1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam baik badan usahanya maupun pengurusnya;
2) Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat persengkongkolan diganti dan dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat (apabila ada);
4) apabila tidak ada peserta lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 3), maka seleksi dinyatakan gagal.
23.6. Evaluasi Administrasi :
a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi.
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila : 1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan Dokumen Seleksi dipenuhi/ dilengkapi;
2) surat penawaran : a) ditandatangani oleh:
(1) direktur utama / pimpinan perusahaan;
(2) penerima kuasa dari direktur
utama/ pimpinan perusahaan/ pengurus koperasi yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta pendirian/Anggaran Dasar;
15
(3) kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
(4) pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
b) Jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari waktu yang ditetapkan LDP, dengan ketentuan:
(1) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai yang tertulis dalam angka; atau
(3) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
c) Bertanggal. 3) surat kuasa (apabila dikuasakan), dengan
ketentuan: a) Dilampirkan apabila dikuasakan kepada
pihak yang berbeda pada saat prakualifikasi/surat kuasa sudah tidak berlaku);
b) Harus ditandatangani direktur utama/ pimpinan perusahaan;
c) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian/anggaran dasar ; dan
d) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja sama.
4) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut: a) mencantumkan nama kemitraan
sesuai dengan dokumen isian kualifikasi
b) mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
c) mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
d) mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
e) ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO.
16
[dievaluasi apabila bermitra dan lulus prakualifikasi sebagai penyedia jasa konsultansi tunggal]
c. untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil
yang dapat menggugurkan penawaran, maka syarat-syarat lainnya yang diperlukan agar diminta dan dievaluasi pada saat prakualifikasi dan tidak perlu dievaluasi pada Dokumen Penawaran;
d. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
e. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
f. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
g. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka seleksi dinyatakan gagal.
23.7. Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan administrasi.
b. Unsur-unsur yang dievaluasi harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi.
c. Evaluasi penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap kriteria yang dinilai dan bobot yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, kemudian membandingkan jumlah perolehan nilai dari para peserta, dengan ketentuan : 1) unsur-unsur pokok yang dinilai adalah:
a) pengalaman perusahaan (bobot nilai antara 10% s.d. 20%),
b) pendekatan dan metodologi (bobot nilai antara 20% s.d 40%),
c) kualifikasi tenaga ahli (bobot nilai antara 50% s.d 70%);
d) jumlah pembobotan a)+b)+c)= (100%); 2) penilaian dilakukan sesuai pembobotan dari
masing-masing unsur yang telah tercantum dalam LDP;
3) bobot masing-masing unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan;
d. Penilaian terhadap Pengalaman Perusahaan dilakukan atas: 1) pengalaman perusahaan peserta dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam KAK untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir;
17
2) pengalaman kerja pada kabupaten/kota
lokasi kegiatan mendapat tambahan nilai; 3) pengalaman tersebut diuraikan secara jelas
dengan mencantumkan informasi: nama pekerjaan yang dilaksanakan, lingkup dan data pekerjaan yang dilaksanakan secara singkat, lokasi, pemberi tugas, nilai, dan waktu pelaksanaan (menyebutkan bulan dan tahun);
4) penilaian juga dilakukan terhadap jumlah pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh peserta, disamping untuk mengukur pengalaman juga dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan/kapasitaspeserta yang bersangkutan dalam melaksanakan tugasnya;
5) pengalaman perusahaan peserta harus dilengkapi dengan referensi dari pengguna jasa, yang menunjukkan kinerja perusahaan peserta yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Pengalaman perusahaan peserta yang tidak memiliki referensi, tidak diberi nilai. Sub unsur Pengalaman Perusahaan yang dinilai adalah: a) pengalaman melaksanakan kegiatan
sejenis; b) pengalaman melaksanakan pada
kabupaten/kota lokasi kegiatan; c) pengalaman manajerial dan fasilitas
utama; dan d) kapasitas perusahaan dengan
memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap.
Bobot masing-masing sub unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam LDP.
6) Terhadap perusahaan baru yang berdiri kurang dari 3 tahun mendapat nilai minimum dari yang ditetapkan dalam LDP.
e. Penilaian terhadap Pendekatan dan Metodologi dilakukan atas: 1) pemahaman perusahaan peserta atas lingkup
pekerjaan/jasa layanan yang diminta dalam KAK, pemahaman atas sasaran/tujuan, kualitas metodologi, dan hasil kerja, sub unsur yang dinilai antara lain: a) pemahaman atas jasa layanan yang
tercantum dalam KAK, penilaian terutama meliputi: pengertian terhadap tujuan kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan (aspek-aspek utama yang diindikasikan
18
dalam KAK), dan pengenalan lapangan;
b) kualitas, metodologi, penilaian terutama meliputi: ketepatan menganalisa masalah dan langkah pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK, konsistensi antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan terhadap KAK khususnya mengenai data yang tersedia, orang bulan (person-month) tenaga ahli, uraian tugas termasuk Potensi bahaya, jenis bahaya, identifikasi bahaya dari pekerjaan konstruksi yang di desain, jangka waktu pelaksanaan, laporan-laporan yang disyaratkan, jenis keahlian serta jumlah tenaga ahli yang diperlukan, program kerja,jadwal pekerjaan, jadwal penugasan, organisasi, kebutuhan jumlah orang bulan,dan kebutuhan fasilitas penunjang;
c) hasil kerja (deliverable),penilaian meliputi antara lain: analisis, gambar-gambar kerja, spesifikasi teknis, perhitungan teknis, dan laporan laporan;
d) fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK;
Bobot masing-masing sub unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam LDP.
2) gagasan baru yang diajukan oleh peserta untuk meningkatkan kualitas keluaran yang
diinginkan dalam KAK diberikan nilai lebih; f. Kualifikasi Tenaga Ahli, penilaian dilakukan
atas:
1) tenaga ahli yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikan jenis keahlian, persyaratan, serta jumlah tenaga yang telah diindikasikan di dalam KAK. Seorang tenaga ahli yang diusulkan hanya untuk satu paket tertentu dalam periode waktu yang sama.
2) sub unsur Kualifikasi Tenaga Ahli yang dinilai adalah :
a) Tingkat pendidikan, yaitu lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi
19
luar negeri yang telah diakreditasi, dibuktikan dengan salinan ijazah;
b) pengalaman kerja profesional seperti yang disyaratkan dalam KAK, didukung dengan referensi dari pengguna jasa. Bagi tenaga ahli yang diusulkan sebagai pemimpin/wakil pemimpin pelaksana pekerjaan (team leader/co teamleader) dinilai pula pengalaman sebagai pemimpin/wakil pemimpin tim. Ketentuan penghitungan pengalaman kerja profesional dilakukan sebagai berikut : (1) tidak boleh terjadi tumpang
tindih (overlap), bila terjadi overlap yang dihitung hanya salah satu,
(2) apabila terdapat perhitungan bulan menurut Pokja ULP lebih kecil dari yang tertulis dalam penawaran, maka yang diambil adalah perhitungan Pokja ULP. Apabila perhitungan Pokja ULP lebih besar dibandingkan dengan yang tertulis dalam penawaran, maka yang diambil adalah yang tertulis dalam penawaran,
(3) apabila jangka waktu pengalaman kerja profesional ditulis secara lengkap tanggal, bulan, dan tahunnya, maka pengalaman kerja akan dihitung secara penuh (kecuali bila terjadi overlap, maka bulan yang overlap dihitung satu kali),
(4) apabila jangka waktu pengalaman kerja professional ditulis bulan dan tahunnya saja (tanpa tanggal), maka pengalaman kerja yang dihitung Adalah total bulannya dikurangi 1 (satu) bulan,
(5) apabila jangka waktu pengalaman kerja profesional ditulis tahunnya saja (tanpa tanggal dan bulan), maka pengalaman kerja yang dihitung hanya 25 % dari total bulannya,
(6) kesesuaian lingkup pekerjaan dan posisi pengalaman kerja profesional dibandingkan dengan yang dipersyaratkan dalam KAK, dinilai dengan kriteria sebagai berikut:
20
(a). lingkup pekerjaan: i. sesuai
ii. menunjang iii. terkait
(b). posisi :
i. sesuai
ii. tidak sesuai (c). Nilai masing-masing kriteria ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum
dalam LDP. (7) bulan kerja profesional yang
didapatkan dari angka (3), (4), dan (5) dikalikan dengan nilai kesesuaian lingkup pekerjaan dan posisi yang didapatkan dari angka (6),
(8) total seluruh bulan kerja profesional dibagi dengan angka 12 sehingga didapatkan jangka waktu pengalaman kerja profesional seorang tenaga ahli.
(9) Nilai jangka waktu pengalaman kerja profesional tenaga ahli dicantumkan dalam LDP
b). sertifikat keahlian/profesi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang mengeluarkan, sesuai dengan keahlian/profesi yang disyaratkan dalam KAK;
c). lain-lain: penguasaan bahasa Inggris, bahasa Indonesia (bagi konsultan Asing), bahasa setempat, aspek pengenalan (familiarity) atas tata- cara, aturan, situasi, dan kondisi (custom) setempat. Personil yang menguasai/memahami aspek-aspek tersebut di atas diberikan nilai lebih tinggi; Bobot masing-masing sub unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam LDP.
3) Tingkat pendidikan tenaga ahli yang kurang dari tingkat pendidikan yang dipersyaratkan dalam KAK tidak diberi nilai.
4) Kualifikasi dari tenaga ahli yang melebihi dari kualifikasi yang dipersyaratkan dalam KAK tidak mendapat tambahan nilai.
23.8. Ambang Batas (Passing Grade) a. Hasil evaluasi teknis harus ≥ ambang batas total
21
nilai teknis (passing grade) dan ≥ ambang batas masing-masing nilai unsure teknis seperti yang tercantum dalam LDP.
b. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka seleksi dinyatakan gagal.
c. Peserta yang lulus evaluasi teknis dilanjutkan evaluasi harga.
23.9. Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara
Hasil Evaluasi Sampul I yang paling sedikit memuat : a. nama seluruh peserta; b. hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis
termasuk alasan ketidaklulusan peserta; c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari nilai
tertinggi; d. ambang batas nilai teknis; e. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada
setiap tahapan evaluasi; f. tanggal dibuatnya Berita Acara; g. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
mengenai pelaksanaan seleksi; dan h. pernyataan bahwa seleksi gagal apabila tidak ada
penawaran yang memenuhi syarat.
24. Penetapan Peringkat Pokja ULP membuat Surat Penetapan Urutan Peringkat Teknis
Teknis berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Administrasi dan Teknis.
25. Pengumuman 25.1. Pokja ULP memberitahukan penetapan peringkat Peringkat Teknis teknis kepada seluruh peserta, serta diumumkan di
alamat website www.pu.go.id yang bersangkutan yang tercantum dalam LDP dan ditempel di papan
pengumu man resmi unt uk ma syarakat, yang
sekurang-kurangnya memuat: a. nama paket pekerjaan; b. nama dan alamat peserta; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. hasil evaluasi persyaratan administrasi; e. nilai teknis seluruh peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi; dan f. ambang batas nilai teknis.
25.2. Tidak ada masa sanggahan dalam pengumuman
penetapan peringkat teknis.
26. Undangan/Pemberita 26.1. Pokja ULP menyampaikan undangan/pemberitahuan
huan Pembukaan kepada seluruh peserta yang lulus evaluasi teknis Penawaran Sampul II untuk menghadiri acara pembukaan Dokumen
Sampul II segera setelah Pengumuman Peringkat Teknis diumumkan.
26.2. Undangan/pem beritahuan mencantu mkan te mpat,
22
hari, tanggal, dan waktu pembukaan Dokumen Sampul II.
27. Pembukaan 27.1. Penawaran Sampul II dibuka di hadapan peserta yang
Penawaran Sampul diundang/hadir pada waktu dan tempat sesuai II, dan Evaluasi undangan yang dihadiri paling kurang 2 (dua) Penawaran Sampul II peserta sebagai saksi.
27.2. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Dokumen Penawaran menunjukkan tanda pengenal dan surat penugasan kepada Pokja ULP.
27.3. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.
27.4. Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan sampul II, maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
27.5. Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Penawaran Sampul II menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
27.6. Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran dihadapan peserta yang diundang.
27.7. Pokja ULP menyebutkan ketentuan pembobotan nilai evaluasi penawaran teknis dan nilai evaluasi penawaran biaya sebagaimana tercantum dalam LDP.
27.8. Pokja ULP menyebutkan peserta yang lulus evaluasi Sampul I dan masing-masing nilai hasil evaluasinya.
27.9. Pokja ULP membuka, kelengkapan sampul II yang meliputi :
a. surat penawaran biaya yang di dalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan biaya penawaran
b. rekapitulasi penawaran biaya;
c. rincian penawaran biaya yang terdiri dari : 1) rincian Biaya Langsung Personil (remuneration); dan
2)rincian Biaya Langsung Non Personil (direct reimbursable cost).
d. dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam Dokumen Seleksi (apabila ada).
27.10. Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya yang sekurang- kurangnya memuat:
a. nama dan alamat peserta;
b. besaran usulan biaya;
23
c. keterangan lain yang dianggap perlu; d. tanggal pembuatan berita acara; dan e. tanda tangan anggota Kelompok Kerja ULP dan
wakil peserta.
27.11. Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya dilampiri
Dokumen Penawaran Biaya.
27.12. Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya
ditandatangani oleh Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) peserta yang ditunjuk oleh para peserta yang hadir.
27.13. Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang
hadir tanpa dilampiri Dokumen Penawaran Biaya dan Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui alamat website yang tercantum dalam LDP.
27.14. Pokja ULP melakukan koreksi aritmatik terhadap
penawaran biaya, dengan ketentuan:
a. Apabila ada perbedaan penulisan nilai biaya penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf;
b. Apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas sedangkan dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka; atau
c. Apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
27.15. Total penawaran biaya terkoreksi yang melebihi pagu
anggaran mengugurkan penawaran.
27.16. Total penawaran biaya terkoreksi yang melebihi HPS
tidak menggugurkan penawaran sepanjang penawaran biaya tersebut masih di bawah atau sama dengan pagu anggaran. Jika nilai total HPS sama dengan nilai pagu anggaran maka nilai total HPS tersebut dijadikan patokan untuk menggugurkan penawaran biaya terkoreksi apabila melebihi nilai total HPS.
27.17. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam
evaluasi penawaran biaya dilakukan terhadap : a. kewajaran biaya pada Rincian Biaya Langsug
Personil (remuneration); b. kewajaran penugasan tenaga ahli; c. kewajaran penugasan tenaga pendukung; dan d. kewajaran biaya pada Rincian Biaya Langsung
Non-Personil (direct reimbursable cost). 27.18. Pokja ULP melakukanperhitungan kombinasi
teknis dan biaya, dengan ketentuan sebagai berikut :
24
a. menghitung nilai kombinasi antara nilai
penawaran teknis dan nilai penawaran biaya terkoreksi dengan cara perhitungan sebagai berikut : NILAI AKHIR = {Nilai/skor Penawaran Teknis x
Bobot Penawaran Teknis} + {Nilai/skor Penawaran Biaya Terkoreksi x Bobot Penawaran Biaya}.
b. bobot masing-masing unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam LDP.
c. nilai penawaran biaya terendah diberikan nilai/skor tertinggi, sementara itu untuk nilai penawaran biaya yang lain secara proporsional. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: NBt = (PBt / PBt) x 100
NBn = (PBt / PBn) x 100
dimana:
NBt = nilai/skor untuk peserta dengan penawaran biaya terendah;
NBn = nilai/skor untuk peserta dengan penawaran biaya yang di atasnya; PBt = penawaran biaya terendah;
PBn = penawaran biaya di atasnya.
27.19. Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih peserta
mendapatkan nilai gabungan penawaran teknis dan penawaran biaya yang sama, maka penentuan peringkat peserta didasarkan pada perolehan nilai teknis yang lebih tinggi, dan hal ini dicatat dalam Berita Acara.
27.20. Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara
Hasil Evaluasi Penawaran Biaya dan Perhitungan Kombinasi Teknis dan Biaya yang sekurang-kurangnya memuat : a. nama dan alamat peserta; b. besaran usulan biaya dan biaya terkoreksi; c. nilai/skor penawaran :
1) teknis; dan 2) biaya
d. nilai/skor gabungan penawaran teknis dan penawaran biaya;
e. kesimpulan tentang kewajaran : 1) biaya pada Rincian Biaya Langsung Personil
(remuneration); 2) penugasan tenaga ahli; 3) penugasan tenaga pendukung; dan 4) biaya pada Rincian Biaya Langsung Non
Personil (direct reimbursable cost). f. keterangan lain yang dianggap perlu; g. tanggal pembuatan berita acara; dan
25
h. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta.
27.21. Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran Biaya.
27.22. Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang diundang tanpa dilampiri Dokumen Penawaran Biaya dan Pokja ULP dapat mengunggah salinan tersebut melalui alamat website yang tercantum dalam LDP. Penetapan Pemenang
28. Penetapan 28.1. Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang Seleksi Pemenang berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran, untuk
nilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
28.2. PA membuat Surat penetapan Pemenang Seleksi untuk nilai diatas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) setelah mendapat usulan dari Pokja ULP, dengan ketentuan :
a. usulan penetapan Pemenang Seleksi ditembuskan kepada PPK dan APIP Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan Pokja ULP dengan alasan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka PA secara tertulis memerintahkan evaluasi ulang atau menyatakan seleksi gagal.
28.3. Penetapan Pemenang Seleksi terdiri dari 1 (satu) pemenang dan paling banyak 2 (dua) pemenang cadangan yaitu peserta lain yang mendapatkan nilai kombinasi tertinggi berikutnya.
29. Pengumuman Pokja ULP memberitahukan penetapan pemenang kepada Pemenang seluruh peserta, serta diumumkan di alamat website
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi yang tercantum dalam LDP dan ditempel di papan pengumuman resmi untuk masyarakat umum, yang sekurang-kurangnya memuat:
1. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; 2. nama, NPWP, dan alamat Penyedia serta harga penawaran
atau harga terkoreksi; dan 3. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya
untuk seluruh peserta yang dievaluasi. 30. Sanggahan 30.1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat
menyampaikan sanggahan secara elektronik atas pengumuman pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu 5 (lima) hari kalender setelah pengumuman pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan melalui website, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP.
26
30.2. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama dengan peserta lain, ditanda tangani oleh: a. direktur utama/ pimpinan perusahaan; b. penerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan
perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan bukti otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kalender setelah menerima surat sanggahan.
30.3. Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi : a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan; b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya
persaingan usaha yang sehat; dan/atau c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya. 30.4. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP
menyatakan seleksi gagal. 30.5. Sanggahan yang disampaikan bukan dari peserta atau
tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud pada 31.2. dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses seleksi.
30.6. Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK atau
disampaikan dan diterima diluar masa sanggahan, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses seleksi.
27
31. Undangan 31.1. Pokja ULP segera mengundang peserta yang
Klarifikasi dan ditetapkan sebagai pemenang untuk menghadiri acara Negosiasi Teknis klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya, dengan dan Biaya ketentuan :
a. tidak ada sanggahan dari peserta; b. sanggahan terbukti tidak benar; atau
c. masa sanggah berakhir.
31.2. Undangan mencantumkan tempat, hari, tanggal, dan waktu klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
32. Klarifikasi dan/atau 32.1. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan oleh Negosiasi Pokja ULP, dengan memberi waktu yang cukup kepada: a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
32.2. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan untuk:
a. meyakinkan kejelasan teknis dan biaya dengan memperhatikan kesesuaian antara bobot pekerjaan dengan tenaga ahli dan/atau tenaga pendukung yang ditugaskan, serta mempertimbangkan
28
kebutuhan perangkat/ fasilitas pendukung yang proporsional guna pencapaian hasil kerja yang optimal; dan
b. memperoleh kesepakatan biaya yang efisien dan efektif dengan tetap mempertahankan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan penawaran teknis yang diajukan peserta.
32.3 Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi dan
dinegosiasi terutama: a. lingkup dan sasaran jasa konsultansi; b. cara penanganan pekerjaan dan rencana kerja; c. kualifikasi tenaga ahli; d. organisasi pelaksanaan; e. program alih pengetahuan; f. jadwal pelaksanaan pekerjaan; g. jadwal penugasan personil; dan h. fasilitas penunjang.
32.4 Aspek-aspek biaya yang perlu diklarifikasi dan
dinegosiasiterutama: a. kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran
biaya; b. volume kegiatan dan jenis pengeluaran; dan c. biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang
berlaku di pasaran.
32.5 Klarifikasi dan negosiasi terhadap unit biaya
personil dilakukan berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor pajak penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan, dengan ketentuan:
32.6 biaya satuan dari biaya langsung personil, maksimum 4,0 (empat koma nol) kali gaji dasar yang diterima oleh tenaga ahli tetap dan/atau maksimum 2,5 (dua koma lima) kali penghasilan yang diterima oleh tenaga ahli tidak tetap berdasarkan perhitungan dari daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor pajak penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan;
32.7 unit biaya personil dihitung berdasarkan satuan waktu yang dihitung berdasarkan tingkat kehadiran sebagaimana tercantum dalam LDP dengan ketentuan sebagai berikut:
32.7.1 1 (satu) bulan dihitung minimal 22 (dua puluh dua) hari kerja; dan
32.7.2 1 (satu) hari kerja dihitung minimal 8 (delapan) jam
kerja. 33 Klarifikasi dan negosiasi terhadap biaya tenaga
pendukung (tenaga teknik dan penunjang/ administrasi), seperti: tenaga survey, sekretaris, atau manajer kantor, dilakukan berdasarkan harga pasar tenaga pendukung tersebut.
29
33.7. Negosiasi biaya dilakukan terhadap total penawaran
biaya terkoreksi yang melebihi pagu anggaran, agar didapatkan total penawaran biaya hasil negosiasi yang memenuhi HPS, tanpa mengurangi kualitas penawaran teknis.
33.8. Harga satuan yang dapat dinegosiasikan yaitu Biaya
Langsung Non-Personil yang dapat diganti (directreimbursable cost) dan/atau Biaya LangsungPersonil (remuneration) yang dinilai tidak wajar berdasarkan ketentuan pada 34.5.
33.9. Apabila hasil evaluasi biaya serta klarifikasi dan
negosiasi teknis dan biaya tidak ditemukan hal- hal yang tidak wajar, maka total penawaran biaya dapat diterima sepanjang tidak melebihi pagu anggaran.
33.10. Apabila klarifikasi dan negosiasi dengan pemenang
seleksi tidak menghasilkan kesepakatan, maka Pokja ULP melanjutkan dengan mengundang pemenang cadangan pertama (apabila ada) untuk melakukan proses klarifikasi dan negosiasi sebagaimana di atur dalam angka 34.1 dan seterusnya.
33.11. Apabila dalam klarifikasi dan negosiasi dengan
pemenang cadangan pertama tidak menghasilkan kesepakatan, maka Pokja ULP melanjutkan dengan mengundang pemenang cadangan pertama (apabila ada), yang selanjutnya dilakukan proses klarifikasi dan negosiasi sebagaimana di atur dalam angka 34.1 dan seterusnya.
33.12. Apabila klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya
dengan 1 (satu) pemenang dan 2 (dua) pemenang cadangan tidak menghasilkan kesepakatan maka seleksi dinyatakan gagal.
33.13. Pokja ULP membuat Berita Acara Hasil Klarifikasi dan
Negosiasi.
Penunjukan Pemenang Seleksi
34. Kerahasiaan Proses 34.1. Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan
dilaksanakan oleh pokja ULP secara independen.
34.2. Informasi yang berhubungan dengan penelitian,
evaluasi, klarifikasi, konfirmasi; dan usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.
34.3. Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses evaluasi
30
dokumen penawaran atau keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.
34.4. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.
Seleksi Gagal
35. Seleksi Gagal 35.1. Pokja ULP menyatakan seleksi gagal, apabila: (terkait dengan kualifikasi dimasukkan dalam dokumen kualifikasi):
a. apabila dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan usaha yang tidak sehat;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan seleksi ternyata benar terhadap:
1) penyimpangan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Seleksi; 2) Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat; dan/atau
3) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang lainnya. d. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak hadir dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan alasan yang tidak dapat diterima;
e. Apabila pemenang dan pemenang cadangan akan ditunjuk sebagai penyedia mengundurkan diri, maka seleksi dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK.
f. Bagi calon penyedia yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima, dikenakan sanksi berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
g. klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.
35.2. PA/KPA menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena pelaksanaan seleksi tidak sesuai Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK, ternyata benar;
31
a. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Seleksi dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
b. sanggahan dari peserta yang memasukan penawaran atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Seleksi Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
c. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri dari penunjukan pemenang;
d. Dokumen Seleksi tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. pelaksanaan seleksi tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Seleksi.
35.3. Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Institusi menyatakan Seleksi gagal, apabila:
a. sanggahan banding dari peserta atas terjadinya penyimpangan ketentuan dan prosedur dalam pelaksanaan seleksi yang melibatkan KPA, PPK dan/atau Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN dan/atau terjadinya penyimpangan ketentuan dan prosedur dalam pelaksanaan seleksi yang melibatkan KPA, ternyata benar.
35.4. Kepala Daerah menyatakan Seleksi gagal, apabila:
a. sanggahan banding dari peserta ternyata benar; atau
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA ternyata benar.
35.5. Setelah seleksi dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh peserta.
35.6. Setelah pemberitahuan adanya seleksi gagal, maka Pokja ULP meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya seleksi gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya.
36. Penunjukan 36.1. Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Seleksi Penyedia Jasa (BAHS) kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Konsultansi Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2. PPK menerbitkan SPPBJ, apabila sependapat dengan Pokja
ULP, kepada peserta seleksi dengan peringkat teknis terbaik yang telah mencapai kesepakatan dengan Pokja ULP dalam acara klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya untuk melaksanakan pekerjaan.
36.3. SPPBJ diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
Pokja ULP menyampaikan BAHS kepada PPK.
32
36.4. Salah satu tembusan dari SPPBJ disampaikan (tanpa
lampiran surat perjanjian) sekurang-kurangnya kepada unit pengawasan internal.
36.5. Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,
maka dilakukan proses klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya kepada peringkat teknis kedua atau ketiga sesuai dengan urutan peringkatnya, selama masa surat penawarannya masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
37. Penandatanganan Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap
Kontrak rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
37.1. Penandatanganan Kontrak paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ.
37.2. PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan Penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.
37.3. Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatangan kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan
kontrak tahun jamak.
37.4. PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
37.5. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen
Kontrak dalam Surat Perjanjian dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut : a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b. pokok perjanjian; c. surat penawaran, beserta rincianpenawaran
biaya; d. syarat-syarat khusus Kontrak; e. syarat-syarat umum Kontrak; f. Kerangka Acuan Kerja; g. gambar-gambar; h. dokumen lainnya, seperti : SPPBJ, BAHS, BAPP.
37.6. Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai kebutuhan,
yaitu :
33
a. paling kurang 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari :
1). Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2). Kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh PPK.
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila diperlukan.
37.7. Penandatanganan Kontrak yang kompleks dan/atau
bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.
37.8. Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas
nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
34
BAB III LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A Penerapan IKP dan
LDP
Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).
B. Lingkup Pekerjaan Pokja : Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/ Jasa Konsultansi Pekerjaan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) Pada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Alamat Pokja ULP : Jalan Jenderal Besar DR. A.H.Nasution No. 30 PKL.
Mansyhur – Medan.
Nama Pekerjaan :SID Pengembangan D.I. Batang Toru Kabupaten
Tapanuli Utara Uraian singkat pekerjaan Daerah Irigasi Batang Toru terletak di Kabupaten Tapanuli Utaradan berada di sebelah selatan Kota Medan dan dapat ditempuh dengan
perjalanan darat sejauh 300 km dari Kota Medan. Secara Geografis,
daerah irigasi ini berada di antara 01°28’46.37”Lintang Utara dan
antara 99°04’02.26” Bujur Timur. Pada saat ini daerah irigasi ini dilayani dengan menggunakan beberapa
free intake yang mengambil air dari Sungai Batang Toru. Kondisi
geografis daerah irigasi ini adalah terhampar di sepanjang kiri dan kanan
Sungai Batang Toru yang luasnya bisa diperkirakan mencapai 3.200 ha.
Namun pada saat ini areal persawahan yang dapat dilayani
menggunakan air sungai hanya areal yang dekat dengan sungai saja,
sementara itu sebagian besar areal terletak jauh dari bendung sehingga
budi daya tanaman padi hanya bergantung kepada air hujan saja. Untuk
itu perlu hamparan sawah yang luas ini perlu dijadikan menjadi satu
sistem terintegrasi dengan mengalirkan air dari satu bangunan intake
dengan menggunakan bendung.
Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan A : Pendahuluan
2. Pekerjaan B : Survei dan Investigasi
3. Pekerjaan C : Sistem Planning
4. Pekerjaan D : Pekerjaan AMDAL
5. Pekerjaan E : Detail Desain
6. Pekerjaan F : Pekerjaan LARAP
7. Pekerjaan G : Penyusunan Laporan dan Diskusi
35
C. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2015
D. Pemberian
Penjelasan dan Peninjauan
Lapangan
Pemberian Penjelasan pada: Hari : Senin Tanggal : 21 September 2015 Pukul : 14.00 WIB Tempat :Balai Wilayah Sungai Sumatera II Jalan Jenderal Besar DR.
A.H.Nasution No. 30 PKL. Mansyhur – Medan Peninjauan Lapangan akan ditentukan saat Pemberian Penjelasan di Kantor (apabila diperlukan).
E. Dokumen Lain Yang
Dipersyaratkan
1. Ijazah (dilampirkan) ; 2. Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli /SKA (dilampirkan) bagi tenaga
ahli yang berubah dari Dokumen Prakualifikasi; 3. Referensi Pengalaman Perusahaan / Tenaga Ahli dari pengguna jasa (dilampirkan);
F. Mata Uang
Penawaran dan Cara
Pembayaran
1. Bentuk Mata uang penawaran : Rupiah murni 2. Pembayaran dilakukan dengan cara Termin
G. Masa Berlaku
Penawaran dan
Jangka Waktu
Pelaksanaan
1. Masa berlaku penawaran selama 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 14 (Empat Belas) bulan
H. Batas Akhir
Pemasukan Penawaran
Hari : Selasa Tanggal : 29 September 2015 Waktu : 09.00
I. Pembukaan Penawaan Sampul I
Hari : Rabu Tanggal : 30 September 2015 Waktu : 09.30
J. Evaluasi Penawaran
Sampul I
Bobot kombinasi teknis dan biaya ditetapkan: • bobot penawaran teknis sebesar 0,80 • bobot penawaran biaya sebesar 0,20
K. Evaluasi Teknis Bobot unsur-unsur pokok yang dinilai: 1. Unsur Pengalaman Perusahaan: Nilai max 10 dan Nilai min 5
a. Pengalaman perusahaan peserta dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam KAK untuk 10 (sepuluh) tahun terakhir.
b. Apabila tidak dilengkapi referensi maka tidak dinilai. c. Sub unsur pengalaman melaksanakan kegiatan sejenis,
dengan bobot sub unsur 60% dan ketentuan penilaian sub unsur : 1) Kegiatan yang sejenis adalah: Pekerjaan di Bidang SDA 2) Memiliki ≥ 10 Paket pekerjaan sejenis dalam waktu 10
(sepuluh) tahun diberi nilai 100% 3) Memiliki 6 s.d 10 paket pekerjaan sejenis dalam waktu
10 (sepuluh) tahun diberi nilai 75% 4) Memiliki ≤ 5 paket pekerjaan sejenis dalam waktu
10 (sepuluh) tahun diberi nilai 50% 36
5) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur pengalaman
melaksanakan kegiatan sub unsur pengalaman melaksanakan kegiatan sejenis.
d. Sub unsur pengalaman melaksanakan di lokasi Kab/Kota kegiatan yang sama, dengan bobot sub unsur 25% dan ketentuan penilaian sub unsur : 1) Memiliki ≥ 3 Paket pekerjaan di lokasi Kab/Kota
kegiatan yang sama dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 100%
2) Memiliki 2 Paket pekerjaan di lokasi Kab/Kota kegiatan yang sama dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 75%
3) Memiliki 1 Paket pekerjaan di lokasi Kab/Kota kegiatan yang sama dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 50% Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur pengalaman melaksanakan di lokasi Kab/Kota kegiatan yang sama = NILAI BOBOT sub unsur pengalaman melaksanakan di lokasi Kab/Kota kegiatan yang sama.
37
e. Sub unsur kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap, dengan bobot sub unsur 15% dan ketentuan penilaian sub unsur : 1) Memiliki ≥ 20 Orang tenaga ahli tetap yang digunakan
untuk melakukan pekerjaan sejenis dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 100
2) Memiliki 10 s.d 19 Orang tenaga ahli tetap yang digunakan untuk melakukan pekerjaan sejenis dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 75
3) Memiliki < 9 Orang tenaga ahli tetap yang digunakan untuk melakukan pekerjaan sejenis dalam waktu 10 (sepuluh) tahun diberi nilai 50
4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur kapasitas perusahaan dengan memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap = NILAI BOBOT sub unsur kapasitas perusahaan.
f. Total bobot seluruh sub unsur = 100% g. Total NILAI BOBOT seluruh sub unsur x bobot unsur
Pengalaman Perusahaan = NILAI PENGALAMAN PERUSAHAAN.
h. Dalam hal nilai unsur pengalaman perusahaan < Nilai minimal (< 5) maka peserta tidak memenuhi syarat teknis/gugur.
2. Unsur Pendekatan dan Metodologi Nilai max 30 dan Nilai min 15 a. Sub unsur pemahaman atas jasa layanan yang tercantum
dalam KAK, dengan bobot sub unsur 40% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai: 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai: 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai: 0 4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur pemahaman
atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK = NILAIBOBOT sub unsur pemahaman atas jasa layanan yang tercantum dalam KAK.
b. Sub unsur kualitas metodologi, dengan bobot sub unsur 35% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur kualitas
metodologi = NILAI BOBOT sub unsur kualitas metodologi.
c. Sub unsur hasil kerja (deliverable), dengan bobot sub unsur 10% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur hasil kerja
(deliverable) = NILAI BOBOT sub unsur hasil kerja (deliverable).
38
d. Sub unsur kualitas metodologi, dengan bobot sub unsur
35% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur kualitas
metodologi = NILAI BOBOT sub unsur kualitas metodologi.
e. Sub unsur hasil kerja (deliverable), dengan bobot sub unsur 10% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur hasil kerja
(deliverable) = NILAI BOBOT sub unsur hasil kerja (deliverable).
f. Sub unsur fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK, dengan bobot sub unsur 10% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur fasilitas
pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK = NILAI BOBOT sub unsur fasilitas pendukung dalam melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK.
g. Sub unsur gagasan baru yang diajukan oleh peserta untuk meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK, dengan bobot sub unsur 5% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, diberi nilai 100% 2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 50% 3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 4) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur gagasan baru
yang diajukan oleh peserta untuk meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK = NILAI BOBOT sub unsur gagasan baru yang diajukan oleh peserta untuk meningkatkan kualitas keluaran yang diinginkan dalam KAK.
h. Total bobot seluruh sub unsur = 100% i. Total NILAI BOBOT seluruh sub unsur x bobot unsur
Pendekatan dan Metodologi = NILAI PENDEKATAN DAN
39
METODOLOGI.
h. Dalam hal nilai unsur pendekatan dan metodologi < nilai minimal (< 15) maka peserta tidak memenuhi syarat teknis/gugur.
3. Unsur Kualifikasi Tenaga Ahli Nilai max 60 dan Nilai min 30 a. Sub unsur tingkat pendidikan,
dengan bobot sub unsur 40 % dan ketentuan penilaian sub unsur : 1) ≥ tingkat pendidikan yang
disyaratkan dalam KAK diberi nilai 100%
2) < tingkat pendidikan yang disyaratkan dalam KAK diberi nilai 0
3) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur tingkat pendidikan = NILAI BOBOT sub unsur tingkat pendidikan.
b. Sub unsur pengalaman kerja professional seperti yang disyaratkan dalam KAK, dengan bobot sub unsur 40% dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) Dukungan referensi: a) Apabila melampirkan
referensi dan dapat dibuktikan kebenarannya dengan menghubungi penerbit referensi, maka pengalaman kerja diberikan penilaian.
b) Apabila tidak dilengkapi referensi maka tidak diberikan penilaian.
2) Perhitungan bulan kerja tenaga ahli yang dihitung berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam IKP.
3) Lingkup pekerjaan: a) Sesuai, diberi nilai 100% b) Menunjang, diberi nilai 75% c) Terkait, diberi nilai 50% d) Lingkup pekerjaan yang:
(1) Sesuai adalah: di Bidang Irigasi, Lingkungan di Bidang Irigasi
40
(2) Menunjang adalah: di
luar Irigasi namun di Bidang SDA, Lingkungan di Luar Irigasi namun di Bidang SDA
(3) Terkait adalah: di luar SDA namun di Bidang Teknik Sipil, Lingkungan di luar SDA.
4) Posisi: a) Sesuai, diberi nilai 100% b) Tidak sesuai, diberi nilai 50% c) Posisi yang:
(1) Sesuai adalah: sesuai posisi yang diusulkan
(2) Tidak sesuai adalah: tidak sesuai posisi yang diusulkan
5) Perhitungan bulan kerja x nilai lingkup pekerjaan x nilai posisi = jumlah bulan kerja professional.
6) Nilai total seluruh jumlah bulan kerja professional dibagi angka 12 = jangka waktu pengalaman kerja professional
7) Nilai jangka waktu pengalaman kerja professional : a) Memiliki pengalaman kerja
professional ≥ dari yang dipersyaratkan dalam Dokumen Seleksi setiap personil diberi nilai 100%
b) Memiliki pengalaman kerja professional 50% s.d < 100% dari yang dipersyaratkan dalam Dokumen Seleksi setiap personil diberi nilai 75%
c) Memiliki pengalaman professional < 50% dari yang dipersyaratkan dalam Dokumen Seleksi untuk setiap personil diberi nilai 0
8) Nilai jangka waktu pengalaman kerja professional yang didapatkan x bobot sub unsur pengalaman kerja professional seperti yang disyaratkan dalam KAK = NILAI BOBOT sub unsur pengalaman kerja professional seperti yang disyaratkan dalam KAK.
c. Sub unsur sertifikat keahlian/profesi, dengan bobot sub unsur 10% dan ketentuan penilaian sub unsur : 1) Memiliki, diberi nilai: 100% 2) Tidak memeiliki, diberi nilai: 0 3) Nilai yang didapatkan x bobot sub unsur sertifikat
keahlian/profesi = NILAI BOBOT sub unsur sertfikat keahlian/profesi = NILAI BOBOT sub unsur sertifikat keahlian/profesi.
d. Sub unsur lain-lain yang dibutuhkan dalam KAK, dengan bobot sub unsur 10% dan ketentuan penilaian sub unsur: 1) Penguasaan bahasa asing [apabila dibutuhkan] diberi
nilai 50% 2) Aspek pengenalan (familiarity) atas tata-cara, aturan,
situasi, dan kondisi (custom) setempat, diberi nilai 50% 3) Total nilai yang didapatkan x bobot sub unsur lain-lain
=NILAI BOBOT sub unsur lain lain. e. Total bobot seluruh sub unsur = 100% f. Bobot tenaga ahli:
1) Ketua Tim diberi bobot (%) =15.90 2) Ahli Irigasidiberi bobot (%) =13.10 3) Ahli Struktur Bangunan Airdiberi bobot (%) =12.20 4) Ahli Geodesi diberi bobot (%) = 12.20 5) Ahli Geologi dan Mekanika Tanah diberi bobot (%)
=12.20 6) Ahli Lingkungan (Ketua Tim Amdal) diberi bobot (%)
=12.20 7) Ahli Lingkungan (Anggota Tim Amdal) 1 diberi bobot
(%) = 11.10 8) Ahli Lingkungan (Anggota Tim Amdal) 2 diberi bobot
(%) = 11.10 g. Nilai 1 (satu) Orang Tenaga Ahli x bobot tenaga ahli =
NILAI BOBOT tenaga ahli h. Total NILAI BOBOT seluruh tenaga ahli x bobot unsur
Kualifikasi Tenaga Ahli = NILAI KUALIFIKASI TENAGA AHLI.
i. Dalam hal nilai unsur kualifikasi total tenaga ahli < nilai minimum (< 30) maka peserta tidak memenuhi syarat teknis/gugur.
4. Nilai Evaluasi Teknis = NILAI PENGALAMAN PERUSAHAAN +
NILAI PENDEKATAN DAN METODOLOGI + NILAI KUALIFIKASI TENAGA AHLI
5. Ambang Batas (Passing Grade) a. Ambang Batas (Passing Grade) Nilai Total 70
42
b. Ambang Batas (Passing Grade) Nilai Sub Unsur
Unsur Pengalaman Perusahaan passing grade 5 Unsur Pendekatan dan Metodologi passing grade 15 Unsur Kualifikasi Tenaga Ahli passing grade 30
L. Evaluasi Biaya 1. Bobot Penawaran Teknis : 80 %
2. Bobot Penawaran Biaya : 20 % M. Unit Biaya Personil
Berdasarkan Satuan Waktu
N. Penetapan
Pemenang O. Sanggahan
Unit biaya personil berdasarkan satuan waktu dihitung sebagai
berikut : 1 (satu) bulan : 22 (dua puluh dua) hari kerja 1 (satu) hari kerja : 7 (tujuh) jam kerja Ditetapkan oleh Pokja ULP 1. Sanggahan ditujukan kepadaKelompok Kerja (Pokja) Pengadaan
Barang/ Jasa Konsultansi Pekerjaan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) Pada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
2. Tembusan sanggahan ditujukan kepada: a. PPK Perencanaan dan Program. b. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. c. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
43
BAB IV KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK) SID PENGEMBANGAN D.I. BATANG TORU KABUPATEN TAPANULI UTARA
Perencanaan dan Program
URAIAN PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Daerah Irigasi Batang Toru terletak di Kabupaten Tapanuli Utaradan
berada di sebelah selatan Kota Medan dan dapat ditempuh dengan
perjalanan darat sejauh 300 km dari Kota Medan. Secara
Geografis, daerah irigasi ini berada di antara 01°28‟46.37”Lintang
Utara dan antara 99°04‟02.26” Bujur Timur.
Pada saat ini daerah irigasi ini dilayani dengan menggunakan
beberapa free intake yang mengambil air dari Sungai Batang Toru.
Kondisi geografis daerah irigasi ini adalah terhampar di sepanjang
kiri dan kanan Sungai Batang Toru yang luasnya bisa diperkirakan
mencapai 3.200 ha. Namun pada saat ini areal persawahan yang
dapat dilayani menggunakan air sungai hanya areal yang dekat
dengan sungai saja, sementara itu sebagian besar areal terletak
jauh dari bendung sehingga budi daya tanaman padi hanya
bergantung kepada air hujan saja. Untuk itu perlu hamparan sawah
yang luas ini perlu dijadikan menjadi satu sistem terintegrasi dengan
mengalirkan air dari satu bangunan intake dengan menggunakan
bendung.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah:
1. Melakukan pekerjaan pengukuran dan pemetaan seluas ± 3.200 hektar dan
2. Membuat system planning untuk Daerah Irigasi Batang Toru seluas ± 3.200 hektar
3. Membuat detail desain bendung untuk mengairi areal seluas ± 3.200 hektar
4. Membuat detail desain jaringan Irigasi Batang Toru seluas ± 3.200 hektar
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Menentukan skala prioritas dalam pengembangan daerah irigasi. 2. Menyiapkan dokumen perencanaan bendung untuk mengairi
areal irigasi seluas ± 3.200 hektar 3. Menyiapkan dokumen perencanaan jaringan irigasi seluas ±
3.200 hektar
3. SASARAN Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah:
1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi teknis Daerah Irigasi Batang Toru
2. Optimasi pemanfaatan Sumber Daya air yang ada
3. Terwujudnya suatu jaringan irigasi teknis yang memadai dan efisien sehingga dapat menunjang program peningkatan produksi pangan.
4. Terselenggaranya kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P) secara efectif dan efisien di daerah irigasi ini, dimana diharapkan pengelolaannya dapat dilaksanakan secara bertahap oleh petani / P3A.
4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan :
Lokasi Pekerjaan Daerah Irigasi Batang Toru berada di Kabupaten
Tapanuli Utara , Provinsi Sumatera Utara. Lokasi dapat dicapai dari
ibu Kota provinsi yaitu Kota Medan lewat jalan darat dengan
kendaraan roda empat sejauh 300 Km, dari ibu kota Kabupaten
yaitu Kota Tarutung dengan kendaraan roda empat 35 Km.
5. SUMBER PENDANAAN
a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa
konsultansi bersumber dari APBN dengan Kontrak Tahun Jamak
(MYC).
b. Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pelaksanaan kegiatan
adalah sebesar Rp. 4,903,300,000,- (Empat Miliar Sembilan Ratus
Tiga Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).
Dengan Alokasi Dana yang tersedia setiap tahun adalah sebagai
berikut sebagai Berikut :
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 1,038,250,000-
Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 3,865,050,000,-
6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Perencanaan dan Program
DATA PENUNJANG
7. DATA DASAR Pengumpulan data eksisting termasuk rencana pengembangan
wilayah sungaidan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang
mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Peta dasar skala 1: 25.000
b. Peta citra satelit
c. Peta geologi permukaan
d. Peta tata guna lahan
e. Peta RTRW
f. Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA
g. Data Kawasan Strategis Nasional
h. Data Topografi, Geologi, dan Geoteknik ;
i. Data Hidrologi;
j. Data Sumber Material Konstruksi;
k. Data Bangunan Hidrolik eksisting ;
l. Kondisi Irigasi;
m. Transportasi ;
n. Agronomi dan Agro-ekonomi ;
o. Sosial Ekonomi ;
p. Lingkungan;
q. Infrastruktur ;
8. STANDARD TEKNIS
Standar dan pedoman yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan:
a. KP-01 Kriteria Perencanaan - Bagian Perencanaan Jaringan
Irigasi
b. KP-02 Kriteria Perencanaan- Bagian Bangunan Utama
c. KP-03 Kriteria Perencanaan-Bagian Saluran
d. KP-04 Kriteria Perencanaan - Bagian Bangunan
e. KP-05 Kriteria Perencanaan - Bagian Petak Tersier
f. KP-06 Kriteria Perencanaan - Bagian Parameter Bangunan
g. KP-07 Kriteria Perencanaan - Bagian Standar Penggambaran
h. PT-01 Persyaratan Teknis Bagian Perencanaan Jaringan
Irigasi;
i. PT -02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan Irigasi,
Ditjen Air 1986;
j. PT-03 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Geoteknik;
k. PT-04 Persyaratan Teknis Bagian Penyelidikan Model Hidrolis;
l. BI-01 Tipe Bangunan Irigasi
m. BI-02 Standar Bangunan Irigasi
n. Permen PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Jaminan
Mutu;
o. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal
dan SNI 19-6988, 2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol
Vertikal;
p. SNI 19-6502.2, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi
Skala 1 : 25000;
q. Standar Nasional Indonesia dan Pedoman Teknis terkait
lainnya yang masih berlaku.
Standar dan pedoman yang digunakan tidak terbatas seperti pada
daftar tersebut di atas tetapi juga menggunakan standar dan
pedoman lain yang terkait dan berlaku. Konsultan wajib memiliki
dan memahami seluruh standar dan pedoman tersebut diatas dan
menjadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
9. STUDI – STUDI TERDAHULU
Data – data hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan
ini harus dikumpulkan oleh penyedia jasa sebagai bahan acuan
10.
REFERENSI HUKUM
Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada : a. Undang – Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ;
b. Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
;
c. Undang – Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara ;
d. Undang – Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara ;
e. Undang – Undang No. 32 Tahun 2010, tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
f. Undang-undang No 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
g. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL ;
h. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah ;
i. Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Pertama Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;
j. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;
k. Peraturan Presiden No. 172 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;
l. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;
m. Peraturan Menteri PU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Standar
Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa
Konsultansi ;
n. Peraturan Menteri PU Nomor 14 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Menteri PU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Standar
Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa
Konsultansi.
RUANG LINGKUP
11.
LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan A : Pendahuluan
2. Pekerjaan B : Survei dan Investigasi
3. Pekerjaan C : Sistem Planning
4. Pekerjaan D : Pekerjaan AMDAL
5. Pekerjaan E : Detail Desain
6. Pekerjaan F : Pekerjaan LARAP
7. Pekerjaan G : Penyusunan Laporan dan Diskusi
A. PEKERJAAN A : PENDAHULUAN
I. Pekerjaan Persiapan administrasi Kantor dan Lapangan
Konsultan harus melakukan persiapan kegiatan awal sebelum dimulainya kegiatan utama berupa pengumpulan dan analisis data-data sekunder untuk kemudian disortir dan dianalisis guna bahan analisis selanjutnya. Pengumpulan data sekunder yang dimaksud adalah semua data dan hasil studi terdahulu yang ada di kantor PPK Perencanaan dan Program BWSS II dan berbagai instansipemerintah /lembaga terkait lainnyayang berkaitan dengan studi ini. a) Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Konsultan harus menyiapkan RMK sebagai dasar untuk pedoman
mutu kegiatan yang akan dikerjakan sesuai dengan KEPMEN No.
04 Tahun 2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen
Pekerjaan Umum, adapun beberapa ketentuan yang harus
dipenuhi dalam RMK ini adalah sbb:
- Informasi Kegiatan yaitu menguraikan penjelasan mengenai
nama paket kegiatan, kode dan nomor kontrak, sumber dana,
lokasi, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan dan penanggung
jawab Penyedia Barang/Jasa;
- Sasaran Mutu yang menguraikan target pencapaian mutu yang
terukur sesuai dengan KAK/RKS;
- Struktur Organisasi yang berkaitan dengan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dari pihak Organisasi Unit Pelaksana
Kegiatan (SNVT/SKS/PPK) berikut organisasi konsultan
pengawas pekerjaan (bila ada pada pekerjaan konstruksi) yaitu
bagan struktur organisasi yang menjelaskan keterkaitan pihak--
pihak dalam pelaksanaan kegiatan;
- Struktur Organisasi Penyedia Barang/Jasa yaitu bagan struktur
organisasi penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kontrak;
- Tugas, tanggungjawab dan wewenang yaitu uraian tugas,
tanggungjawab dan wewenang masing-masing kedudukan yang
ada dalam struktur organisasi;
- Bagan alir pelaksanaan Kegiatan yaitu menguraikan urutan
proses kegiatan dari tahap persiapan sampai dengan tahap
penyerahan akhir kegiatan, termasuk kegiatan verifikasi,
validasi, monitoring, evaluasi, inspeksi dan pengujian (sesuai
keperluannya);
- Jadwal pelaksanaan kegiatan yaitu menguraikan tahapan
pelaksanaan sesuai dengan perencanaan waktu, termasuk
perencanaan bobot pekerjaan;
- Jadwal Peralatan yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
peralatan yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
- Jadwal Material yaitu menguraikan perencanaan penggunaan
bahan/material yang diperlukan dalam setiap tahapan kegiatan;
- Jadwal Personil yaitu menguraikan perencanaan personil,
tenaga ahli dan staff pendukung dalam setiap kegiatan sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratkan;
- Jadwal Arus Kas yaitu menguraikan perencanaan penerimaan
dan pengeluaran Kas (keuangan) sesuai dengan nilai kontrak;
b) Melakukan Koordinasi, diskusi dengan pihak
institusi/instansi/lembaga terkait Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan koordinasi,
diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait baik didaerah
maupun di pusat yang berhubungan dengan pekerjaan ini,
koordinasi dimaksudkan untuk mendapatkan masukan, saran
klarifikasi terkait rencana, maupun hasil kajian yang akan dan/atau
yang telah dilaksanakan.
Didalam hal melakukan koordinasi serta diskusi tersebut Konsultan
diharuskan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sebagai
acuan untuk didiskusikan serta mendokumentasikan dan
menyiapkan notulensinya pada setiap kali melakukan kegiatan
koordinasi, diskusi dengan pihak intitusi/instansi/lembaga terkait.
II. Pengumpulan Data Sekunder
a. Inventarisasi peta rupa bumi dengan skala 1:50.000, foto udara
atau citra satelit untuk melihat lahan eksisting;
b. Inventarisasi Gambaran Umum dan Khusus tentang Daerah
Irigasi dan lingkungan sekitar rencana kegiatan ;
c. Inventarisasi Data Topografi, Geologi, dan Geoteknik eksisting
dari studi sebelumnya;
d. Inventarisasi Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA di
wilayah sungai tersebut
e. Inventarisasi data Kawasan Strategis Nasional
f. Inventarisasi ketersediaan air eksisting di wilayah sungai
tersebut
g. Inventarisasi data mengenai Material Konstruksi di sekitar area
rencana kegiatan yang memungkinkan untuk dapat digunakan
pada pembangunan ;
h. Inventarisasi data Hidrologi, meteorology, hidrometri dan
Hidrogeologi dari stasiun hujan atau alat ukur di sekitar rencana
kegiatan hidrometri (hujan harian, hujan harian rata-rata, data
banjir, ketersediaan sumber air dan alternatif sumber air);
i. Inventarisasi peta geologi regional (klasifikasi tanah dan formasi
geologinya);
j. Hasil-hasil survei dan investigasi yang pernah dilakukan di
lokasi atau yang ada disekitar lokasi proyek: elevasi referensi
topografi, lokasi, nomor, dan elevasi patok BM, peta topografi
dan tanah detail, registrasi elevasi muka air, informasi sosio
ekonomi dan penggunaan lahan yang ada.
k. Inventarisi data mengenai data nota perencanaan bangunan
eksisting;
l. Data Peta Tanah, Tata Guna Lahan, dan Tutupan Lahan serta
praktek pertanian eksisting dengan data sekunder;
m. Data Gambaran mengenai transportasi sebagai gambaran
aksesibilitas proyek;
n. Inventarisasi data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri dari
kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air, bahan
pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait lainnya;
o. Data mengenai Keadaan Lingkungan Infrastruktur baik yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
proyek;
p. Data mengenai Keadaan sosial politik di lokasi studi serta
identifikasi hambatan-hambatan yang mungkin timbul saat
proyek dilaksanakan.
III. Orientasi Lapangan
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan keyakinan terhadap data
sekunder yang telah diperoleh. Kegiatan ini termasuk dalam
peninjauan ke lapangan mengenai :
a. Memastikan kesesuaian foto udara dan peta citra satelit seperti
luasan, posisi lokasi koordinat, dan ketinggian.
b. Keadaan Daerah Irigasi dan lingkungan sekitar rencana
kegiatan ;
c. Memastikan Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA di
wilayah sungai tersebut.
d. Kondisi Topografi & Geologi serta geoteknik bedasarakan hasil
pengamatan visual di lapangan
e. Kondisi dan potensi pengembangan Kawasan Strategis
Nasional
f. Kondisi ketersediaan air eksisting di wilayah sungai tersebut
termasuk sumber – sumber air yang dapat dimanfaatkan
g. Keadaan Material Konstruksi di sekitar area rencana kegiatan
yang memungkinkan untuk dapat digunakan pada
pembangunan ;
h. Gambaran Hidrologi, kondisi stasiun curah hujan, stasiun
klimatologi dan peilscall
i. Gambaran geologi regional secara visual (klasifikasi tanah dan
formasi geologinya);
j. Kondisi/ gambaran studi yang pernah dilakukan di lokasi
(apakah titik BM atau patok dsb masih ada di lokasi kegiatan).
k. Kondisi data nota perencanaan bangunan eksisting;
l. Kesesuaian Peta Tanah, Tata Guna Lahan, dan Tutupan Lahan
serta praktek pertanian eksisting dengan data sekunder;
m. Gambaran mengenai transportasi sebagai gambaran
aksesibilitas proyek;
n. Inventarisasi data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri dari
kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air, bahan
pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait lainnya;
o. Keadaan Lingkungan Infrastruktur baik yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap proyek ;
p. Keadaan sosial politik di lokasi studi serta identifikasi hambatan-
hambatan yang mungkin timbul saat proyek dilaksanakan.
IV. Desk Study/ Kajian a) Identifikasi Peraturan Perundangan
Dalam Kegiatan ini Konsultan agar dapat menyimpulkan peraturan peraturan yang akan di gunakan dalam hal pengembangan Kawasan Daerah irigasi ini sehingga di kemudian hari tidak terjadi pertentangan ketentuen yang ada dalam peraturan perundangan dengan perencanaan Daerah Irigasi.
b) Identifikasi Hasil Studi Terdahulu
Dalam Kegiatan ini Konsultan agar dapat menyimpulkan dan menindaklanjuti hasil –hasil study terdahulu yang menjadi dasar dan pertimbangan dalam perencanaan selanjutnya sehingga diperoleh hasil perencanaan yang maksimal.
c) Identifikasi Sosial Ekonomi
i. Kajian Sosial Ekonomi dan Budaya
Dalam kegiatan ini, Konsultan Penyedia Jasa harus melakukan survey sosial ekonomi budaya masyarakat di lokasi studi, kegiatan tersebut dengan melakukan pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari Kantor Desa, Kecamatandan Badan PusatStatistik Kabupaten setempat.Dari kajian data sekunder, nantinya akan diketahui bahwa masyarakat yang akan diteliti apakah memiliki homogenitas tinggi, baik dalam hallatar belakang pendidikan, sosial budayamaupun mata pencaharian sehingga perlu atau tidaknya dilakukan stratifikasi. Penentuan responden di setiap desa dilakukan secara acak (random) dengan cara penunjukan secara berantai di mana responden terdahulu diminta menunjuk beberapa orang untuk menjadi koresponden berikutnya.. Hasil survey data tersebut diperlukanuntuk menganalisis masalah-
masalah sosial, ekonomi, persepsi masyarakat, budaya, serta kearifan lokal yang diperlukan dalam rencana pembangunan suatu proyek bahkan rencana penetapan tipe konstruksi, jenis material dan penetapan lokasi bangunan disamping pertimbangan pertimbangan teknis lainnya yang lebih dominan. Beberapa data penting yang diperlukan untuk kajian sosial ekonomi budaya masyarakat tersebut diantaranya;
o Demografi; Jumlah penduduk (jiwa), kepadatan penduduk,
jumlah dan persebaran penduduk dan struktur penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
o Perekonomian; Produk Domestik Regiaonal Bruto (PDRB), Atas
Dasar Harga Barang (ADHB), Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) Kabupaten setempat yang merupakan jumlah produksi
barang dan jasayang dihasilkan pada tahun tertentu dan
dihitung berdasarkan harga pada tahun yang bersangkutan.
o Pertumbuhan Ekonomi; Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah
dapat dilihat dari perkembangan nilai PDRB ADHK yang
disajikan secara berkala setiap tahunnya. Perbandingan nilai
PDRB ADHK tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
merupakan angka laju pertumbuhan ekonomi pada tahun
berjalan tersebut.
o Struktur Perekonomian: Struktur Perekonomian suatu daerah
dapat dilihat dan besarnya kontribusi yang diberikan oleh
masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentukan nilal
PDRB (ADHB maupun ADHK).
o Pendapatan Per Kapita Menurut konsep dan definisi yang
digunakan, Pendapatan per Kapita adalah hasil bagi antara
Pendapatan Regional atas dasar harga berlaku dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun.
Hasil analisis kajian sosial ekonomi masyarakat dan budayatersebut
nantinya akan memberikan gambaran atau dampak dukungan
masyarakat terkait dengan rencana pembangunan suatu proyek,
dengan harapan meningktanya pendapatan perkapita penduduk
disektor pertanian yang akan membantu perbaikan ekonomi
masyarakat sehingga tingkat kesejahteraan penduduk wilayah
kegiatan akan dapat dicapai.
ii. Kajian Aspek finansial
Kajian pada aspek ekonomi tujuannya adalah untuk mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh. Dalam kajian ini digunakan pendekatan analisis cost dan benefit dan effectiveness. Telah disebutkan diatas bahwa ASE Konsultan Penyedia Jasa harus mengkaji kelayakan proyek, lingkup penelitiannya meliputi kesuluruhan manfaat (benefit), beban (disbenefit), dan biaya (cost) serta pendapatan.
1) Benefit (keuntungan); Benefit adalah segala bentuk keuntungan atau manfaat yang diterima oleh masyarakat. Dapat berupa arus kas atau bentuk lain, diantaranya pembangunan D.I hasil proyek yang membuat Intensitas tanaman dari < 100 % menjadi > 200% hal ini tentunya diperlukan sumber air dan sistim irigasi yang baik sehingga
dampak manfaat langsung dapat dirasakan oleh masyarakat.
2) Disbenefit (kerugian); Disbenefit atau beban adalah kerugian yang ditanggung oleh masyarakat akibat adanya suatu proyek, misalnya terjadinya pencemaran permanen berupa pencemaran udara akibat asap yang dikeluarkan oleh instalasi industri hasil proyek.
3) Pendapatan; Pendapatan adalah semua arus kas masuk yang berasal pelayanan atau penjualan produk dari fasilitas publik yang dihasilkan dari proyek. Misalnya pendapatan yang berasal nilai jual hasil panen (swasembada) yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. d) Identifikasi Pertanian
Pengamatan Identifikasi, bertujuan untuk mengenal satuan taxonomi. Karakteristik yang diamati meliputi : warna, tekstur, keadaan batuan, batuan singkapan, kelerengan, relief, elevasi, macam vegetasi, dan penggunaan lahan. e) Identifikasi Kelembagaan
Dalam Hal ini Konsultan melakukan identifikasi tentang lembaga lembaga yang sudah ada di sekitar lokasi kegiatan dalam hubungannya dengan pengembangan Daerah Irigasi. Lembaga lembaga yang ada baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan pertanian maupun tidak langsung agar dilakukan evaluasi apakah sudah berjalan dengan baik atautidak. Hal ini menjadi dasar evaluasi dalam hal perencanaan kelembagaan nantinya. Hal yang dilakukan dalam Identifikasi kelembagaan ini yaitu Melakukan survey kelembagaan. Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh koordinasi ditingkat proyek dapat berjalan dan bagaimana peranan instansi-instansi yang terkait serta perkumpulan apasaja yang telah terbentuk dan berjalan dengan aktif. Kegiatan-kegiatannya meliputi : a. Mengadakan survey mengenai perkumpulan-perkumpulan atau
organisasi-organisasi yang ada didaerah proyek seperti KUD, kelompok tani, PKK, panitia irigasi, organisasi O&P, petugas penyuluhan seperti PPL dan lain-lain serta memberikan gambaran seberapa jauh organisasi-organisasi tersebut telah berperan/berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Mengidentifikasi dan meneliti permasalahan yang timbul yang mengakibatkan organisasi-organisasi tersebut belum dapat berjalan seperti yang diharapkan, kemudian mencari jalan keluarnya dengan memberikan saran-saran perbaikan.
f) Identifikasi Hidrologi Klimatologi
Dalam hal ini konsultan melakukan evaluasi tentang ke akuratan data dari setiap stasiun curah hujan dan stasiun klimatologi yang terdekat dengan lokasi. Evaluasi yang di lakukan berupa ke akuran data, lama pengamatan, kondisi stasiun curah hujan dan klimatologi. Dalam penentuan stasiun-stasiu curah hujan dan klimatologi agar melakukan evaluasi terhadap jumlah minim dan jauh dekat nya stasiun dari lokasi kegiatan.
g) Identifikasi Geologi Permukaan
Dalam hal ini konsulatan melakukan Evaluasi terhadap peta geologi permukaan dengan lokasi kegiatan terutama pada lokasi bangunan utama, sehingga diperoleh gambaran umum kondisii lokasi baik dari jenis batuan dan lapisan. Hasil evaluasi geologi ini menjadi dasar dalam penentuan sebaran penyelidikan geologi tanah termasuk jumlah kebutuhan penyelidikan seperti Bor Inti, Sondir, Bor tangan dan Tes pit.
V. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Maksud dan tujuan Laporan Pendahuluan : a. Menguraikan dengan jelas rencana kerja Konsultan dan
bagaimana Konsultan akan melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan;
b. Mendapatkan format – format pengambilan data primer (survei / investigasi) yang akan digunakan dalam pekerjaan selanjutnya
c. Menyusun garis garis besar seluruh laporan kegiatan. d. Menjadi dokumen yang akan digunakan oleh PPK dan
jajarannya untuk monitoring pekerjaan, memfasilitasi kegiatan Konsultan, dan hal hal lain yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
Hasil yang diharapkan : a. Dari Peta Topografi dan Citra dapat dipastikan koordinat lokasi
kegiatan termasuk ketinggian b. Dapat Diperoleh gambaran Geologi permukaan berdasarkan
peta Geologi dan orientasi lapangan c. Lahan pada lokasi proyek layak dikembangkan menjadi lahan
pertanian d. Pengembangan lokasi proyek sesuai dengan yang ditetapkan
dalam RT RW yang ada. e. Pengembangan lokasi proyek telah mengacu pada pola yang
ada f. Teridentifikasi apakah lokasi proyek termasuk kawasan strategis
atau tidak. g. Diperoleh gambaran apakah masyarakat di lokasi proyek
merasa tertarik dengan pengembangan dari daerah irigasi h. Dapat disimpulkan apakah data dengan Kondisi Iklim, Curah
Hujan, Klimatologi dan Freiskhal dapat digunakan dalam Evaluasi Hidrologi
i. Apakah data existing sebagai BM masing - masing dapat digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan pengukuran.
j. Apakah tersedia akses transportasi menuju lokasi proyek sebagai gambaran dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.
k. Gambaran umum apakah akan terjadi dampak sosial jika proyek dilaksanakan.
B. PEKERJAAN B : SURVEY DAN INVESTIGASI
A. Pengukuran Situasi
a. Metodologi Pengukuran
Secara garis besar, pengukuran dan pemetaan situasi meliputi pemasangan patok beton BM control horizontal dan vertikal.
Semua data penting yang digunakan untuk menentukan
korrdinat Bench Mark diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan.
Semua alat ukur (Theodolit, Waterpass dan kelengkapannya) yang digunakan dalam keadaan baik dan memenuhi syarat.
Sebelum pekerjaan dimulai, konsultan menyerahkan program kerja yang berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personil, daftar personil, daftar peralatan dan rencana keberangkatan untuk dibahas bersama dengan Direksi.
Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan jangka waktu tersisa.
b. Kontrol Horizontal
Koordinat awal untuk control horizontal diambil/diinterpolasi dari peta rupa bumi/topografi 1:50.000 dengan sistem grid, sedangkan azimuth awal diperoleh dengan pengukuran azimuth matahari. Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan poligon, poligon tertutup atau poligon terbuka tetapi diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran, poligon melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon utama dapat dibagi dalam beberapa kring tertutup (untuk pengukuran situasi). Usahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon utama dan titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Usahakan jalur poligon baik cabang atau utama melalui batas alam yang ada seperti jalan, sungai, batas kampung dan lain lain. Titik poligon lainnya selain benchmark adalah patok kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 60 cm. Patok ini di cat warna merah untuk memudahkan identifikasi. Azimuth untuk kontrol maupun untuk sudut jurusan awal dicari dengan pengamatan azimuth matahari. Pengamatan dilakukan setiap 2,5 km dan untuk target pengamatan dipasang Control Point (CP). Sudut diukur menggunakan Total Station atau Theodolit perbedaan B dan LB lebih kecil dari „2‟ dan ketelitian sudut lebih kecil dari 10Ѵn dimana „n‟ adalah jumlah titik poligon. Jarak titik – titik poligon utama dan poligon cabang didapat dari jarak datar Total Station (TS) atau dengan memakai pita ukur baja/linon dengan ketelitian linier poligon utama lebih kecil atau sama dengan 1:7.500 sedangkan poligon cabang lebih kecil atau sama dengan 1:5.000.
c. Kontrol Vertikal
Semua titik poligon diukur ketinggian (elevasinya), titik referensi awal untuk kontrol vertikal diambil dari Patok BM – TTG (Titik Tinggi Geodesi dari Bakosurtanal) terdekat dan atau titik titik lain yang telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal dilakukan pergi pulang atau double stand dengan selisih beda tinggi antara stand – I dengan stand – II tidak boleh lebih dari 2 mm, alat yang digunakan adalah alat ukur waterpass otomatis, sebelum dan sesudah pengukuran alat ukur diperiksa ketelitian garis bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah jarak muka dan jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih besar dari 60 m, kecuali menggunakan Total Station (TS). Sedangkan jarak terdekat dari alat rambu tidak boleh kurang dari 5 m. Ketelitian Pengukuran waterpass utama tidak boleh lebih dari 10ѴD dan waterpass utama tidak lebih 5ѴD, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuan kilometer.
d. Pengukuran Detail Situasi
Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang telah dipasang, dengan melakukan pengukuran
keliling serta pengukuran didalam daerah survey. Bila perlu jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk mengisi detail planimetris berikut spot height yang cukup (untuk pengukuran situasi pantai dan muara), sehingga diperoleh penggambaran kontur yang lebih menghasilkan informasi ketinggian yang memadai. Titik-titik spot height terlihat tidak lebih dari interval 2,50 cm pada peta skala 1:2.000. Interval ini ekivalen dengan jarak 25 m tiap penambahan satu titik spot height atau 10 -15 titik spot height untuk tiap 1 hektar diatas tanah. Beberapa titik spot height bervariasi tergantung kepada kecuraman dan ketidakteraturan terrain. Kerapatan titik spot height yang dibutuhkan dalam daerah pengukuran tidak hanya daerah sungai, muara dan pantai tetapi juga tambak, kampung, kebun, jalan setapak dan lain lain. Pengukuran Situasi dilakukan dengan metode Tachimetry menggunakan Theodolit (Wild – T.0) atau yang sejenis. Jarak dari alat rambu tidak boleh lebih dari 60 meter.
e. Data Pengukuran
Seluruh data lapangan ditulis dengan ball point hitam,dan penggunaan pensil dilarang keras. Tanggal pengukuran, tipe alat, nomor serinya dan keadaan cuaca dimasukkan pada buku ukur. Nama patok profil, patok poligon, dan nama monumen jelas tertulis didalam buku ukur sehingga tiap bagian dari pengukuran dapat dengan mudah untuk dicek. Buku ukur diberi indeks dengan benar untuk nantinya dicek silang dengan lemabaran hitungan dan lembaran abstrak.
f. Hitungan Data Ukur
Data lapangan ditabel dengan rapi. Hitungan pendahuluan dalam rangka pengecekan data dilaksanakan sedini mungkin begitu selesai pengamatan lapangan. Sumbu vertikal adalah arah utara sedangkan sumbu horizontal arah timur. Seluruh ketinggian untuk profil serta titik spot height juga diperlihatkan sampai tiga desimal di dalam peta tanah asli, peta rencana, potongan memanjang (long section) dan potongan melintang (cross section).
B. Pemetaan Situasi
a. Penggambaran Peta Seluruh hasil pengukuran diplot dengan format ukuran A1, berlaku bagi seluruh lembar gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar pada lembar A3 tetap menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran Topografi 1:2.000 direkam pada peta indeks berkoordinat penuh.
Seluruh peta mempunyai tanda tanda sebagai berikut : a) Garis kontur. b) Seluruh titik spot height yang diukur baik areal irigasi sungai,
kampung maupun kebun. c) Skala arah utara dan legenda. d) Grid berkoordinat pada interval 10 cm (200 m pada skala
1:2.000) e) Blok judul dan kotak revisi f) Catatan kaki pada peta g) Bila penggambaran dilakukan pada beberapa lembar, diagram
dari layout lembar disertakan untuk menunjukan hubungan antara satu lembar dengan lembar berikutnya (over lay)
b. Penggambaran Kontur
Untuk penggambaran Kontur dibuat apa adanya dan bagian luar daerah irigasi kontur diplot hanya berdasarkan titik titik spot height, efek artistik tidak diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut :
Kemiringan Tanah Interval Kontur
- Kurang dari 20 % - 2 % sampai 5 % - Lebih dari 5 %
- 0,25 m - 0,50 m - 1,00 m
Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 5.00 m digambarkan lebih tebal. Semua legenda lapangan ditampilkan, terutama : a) Seluruh alur, drainase, sungai. b) Jalan jalan desan dan jalan setapak. c) Petak petak sawah, jarinngan irigasi dan drainase, tambak,
batas kampung, rumah rumah, dan jembatan. d) Batas tata guna lahan (misalnya pohon, belukar berupa
rerumputan dan alang alang, sawah, kampoeng, kebun, dan lain lain).
e) Batas pemerintahan (kecamatan, desa dan lain lain). Nama kampung, kecamatan nama jalan dan lain lain yang dianggap diperlukan.
c. Ukuran Huruf dan Garis
Semua ukuran huruf dan garis dibuat mangacu pada standardrisasi dalam penggambaran peta peta/gambar gambar pengairan kriteria perencanaan irigasi. (Standar Penggambaran = KP-07) diterbitkan oleh subdit. Perencanaan Teknis, Direktorat Irigasi I, Dirjen Pengairan. Maka ukuran huruf dan garis dibuat seideal mungkin dengan tidak mengabaikan faktor artistiknya.
d. Legenda dan Penomoran Gambar
Informasi lebih lanjut tentang legenda dan simbol untuk penggambaran bangunan dan lain lain dapat dilihat pada buku Kriteria Perencanaan Irigasi. (Standar Penggambaran = KP – 07) diterbitkan oleh Subdit. Perencanaan Teknis, Direktorat Irigasi I, Dirjen Pengairan.
e. Catatan Tambahan Untuk Penyajian Peta Situasi 1:2000
1. Overlay Lembar Gambar a. Dengan banyaknya data ketinggian serta planimetris yang
diplotkan pada peta skala 1:2000, dan sering terjadi bahwa gambar tersebut menjadi tidak karuan, sehingga tidak mungkin membaca angka atau mengenali detail oleh karena bertumpuknya data.
b. Maka adalah wajar jika tidak seluruh titik titik spot height yang diperoleh dari lapangan dimasukkan ke dalam gambar akhir atau juga tidak semua semua data ketinggian dari hasil pengukuran jalur dimasukan.
c. Penyambungan gambar antara lembar satu dengan lainnya dibuat over lay dengan ukuran over lay setengah grid (5cm pada format skala A1 skala 1:2.000) dan dibuat diagram petunjuk lembarnya.
d. Semua lembar dengan jelas diberi judul dan referensi terhadap pasangan lembar 1:2.000.
2. Peta skala 1:5.000 dapat diperkecil dari hasil peta
skala 1:2.000
3. Peta Indeks/ Rencana
a. Dengan tidak mengabaikan apakah pengeplotan data hanya pada satu lembar atau beberapa lembar format A1, pada skala 1:2.000, maka peta Indeks/ikhtisar pada skala 1:10.000 tetap dibutuhkan, untuk menunjukan :
Daerah kerja (garis besar)
Kontur dengan interval 5 m (10 m pada daerah curam, seperti yang disepakati Direksi).
Spot height yang dipilih
Grid penuh dan berkoordinat, interval 10 cm pada peta indeks.
Nama Kampung dan batas batas administrasi.
b. Informasi ini dapat diperoleh dari tracing hasil reduksi pada kompilasi peta 1:2.000 atau dapat diperoleh dari pengeplotan kemabli hasil pengukuran.
f. Hasil yang di harapkan dari Pemetaan Situasi
Buku Ukur, Diskripsi BM.
Peta tata letak detail skala. Peta Situasi Skala 1:2.000 Peta Situasi Skala 1:5.000 Peta Situasi Skala 1:10.000
C. Survei Hidrologi
Kajian hidrologi merupakan salah satu aspek yang diperlukan untuk menunjang perancanganbangunan hidraulik yang merupakan satu kesatuan dari sistem pemberian air pada areal irigasi, Konsultan Penyedia Jasa diharuskan melakukan elaborasi kajian hidrologi terdahulu dalam satu system planning D.I, hal ini merupakan tuntutan dari kondisi kesesuaian luasan areal irigasi yang ada saat ini. Kajian menggunakan data curah hujan berdasarkan stasiun penakar hujan disekitar lokasi studi yang sangat diperlukan untuk kegiatan analisis hidrologi, dengan syarat data yang digunakan haruslah konsisten, homogen, independent, representative, menerus (continue) dan memiliki runtutan data yang panjang serta diharapkan memiliki ketersediaan data yang cukup. Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan penyaringan data atau diperiksa secara manual dan secara statistik.
Data-data hujan yang diperoleh dari stasiun-stasiun pengukuran berupa data hujan di suatu titik tertentu (point rainfall), sedangkan untuk keperluan analisis, yang diperlukan adalah data curah hujan daerah aliran (areal rainfall/catchment rainfall). Untuk mendapatkan data curah hujan daerah adalah dengan mengambil data curah hujan rata-ratanya.
Hasil kajian hidrologi akan dapat memastikan ketersedian terhadap rencana alokasi kebutuhan air irigasi secara keseluruhan serta untuk perkiraan debit banjir dilokasi studi.
Perimbangan antara air yang dibutuhkan dan debit (Q) sungai dipelajari dengan cara menganalisis data curah hujan yang tersedia dalam kurun waktu terstentu. Untuk kebutuhan air pada suatu daerah irigasi diperlukan penyelidikan pola tanam yang telah ada sehingga pemakaian kebutuhan air irigasi yang direncanakan untuk pola tanam merupakan kebutuhan bersih air disawah untuk padi (NFR).
i. Data Hidrologi dan Meteorologi
Berikut data jenis data yang harus dikumpulkan antara lain sebagai berikut:
a. Debit aliran sungai yang mencakup data debit minimum, rata-rata dan maksimum;
b. Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan; c. Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan
ketersedian air; d. Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersedian air; e. Kecepatan aingin, terkait dengan perhitungan ketersedian air
dan tinggi jagaan.
ii. Pemeriksaan Data Untuk analisis hidrologi syarat data yang digunakan harus konsisten dan homogen, independent, representative, menerus (continue) dan memiliki runtutan data yang panjangserta diharapkan memiliki ketersediaan data yang cukup. Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan penyaringan data atau diperiksa secara manual dan secara statistic untuk pemenuhannya terhadap syarat diatas.
iii. Cakupan Analisis
Analisis dilakukan untuk mendapatkan besaran mengenai: a) Kebutuhan air yang iirigasi;
Kebutuhan air untuk irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan air irigasi.Karena kondisi iklim yang ada di Indonesia adalah musiman yaitu musim hujan dan musim kemarau maka kebutuhan air irigasi akan dihitung dalam periode setengah bulanan. Perhitungan Kebutuhan Air dapat berpedoman kepada Petunjuk Perencanaan Irigasi
b) Ketersedian air irigasi debit andalan 80%;
Konsultan Perencana harus melakukan analisis ketersedian air untuk irigasi dalam luasan area sistem jaringan irigasi di lokasi studi dengan menggunakan data debit hujan atau bulanan dengan periode pencatatan minimal 10 tahun. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya diperoleh data series yang panjang. Data yang dipakai haruslah merupakan hasil rekaman pos duga air dilokasi bendung atau dekat disebelah hulu atau dihilirnya, bila ketersedian data terlalu pendek atau tidak tersedia debit bulanan disimulasi berdasarkan data hujan dan data evapotranspirasi potensial pada daerah studi dengan bantuan model matematik hubungan hujan limpasan. Tingkat keandalan ketersedian air di bendung, ditetapkan sesuai persyaratan kebutuhan area yang diirigasi
c) Menetukan hidrograf banjir dan tinggi jagaan;
Dari data Hidrologi yang diperoleh sesuai dengan hasil identifikasi stasiun curah hujan, perencana melakukan perhitungan debit banjir dengan beberapa metoda dengan menghitung Debit banjir dengan periode ulang Q1,Q2, Q5, Q10, Q25 ,Q50 , Q100 dan Debit PMF) . Hasil perhitungan agar di evaluasi terhadap data debit banjir yang diperoleh dari data file schala yang ada di sekitar sumber air yang ada ( Sungai Batang Toru). Hasil perhitungan debit menjadi dasar dalam perhitungan stabilitas bangunan Utama dan tanggul Banjir.
d) Perkiraan laju sedimentasi.
D. Penyelidikan Tanah Pertanian i. Pengamatan Lapangan.
1. Pengamatan detail, dilakukan hand bor dengan kedalaman 1.5
m, sebanyak 1 titik tiap 150 untuk 3.200 (22 titik) ha yang
selanjutnya dengan penyebaran merata atau sesuai kebutuhan
berdasarkan peta tata guna lahan.
2. Deskripsi profil penuh, dilakukan menurut pedoman yang
diterbitkan oleh FAO (1990), untuk mengetahui tingkatan tanah.
ii. Pengamatan Daerah Kunci.
1. Harus dapat mewakili daerah yang luas
2. Harus dibuat pada daerah dimana hubungan antara tanah
dengan kenampakan bentang alam dapat dipelajari dengan
mudah.
- Mencakup semua satuan peta
- Aksesibilitas mudah
iii. Pengambilan Sampel Tanah.
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk melihat dan menilai status kesuburan tanah, disesuaikan dengan keadaan fisiografi, bahan induk dan satuan taxonomi tanahnya serta bahan uji lanjutan di laboratorium.
Sampel tanah sebanyak 1 titik tiap 150 untuk 3.200 ha (22 Titik) selanjutnya dengan penyebaran merata atau sesuai kebutuhan berdasarkan peta tata guna lahan. Sampel tanah mencakup seluruh horison yang bersangkutan, dimasukkan ke dalam plastik sebanyak 1 – 1,5 kg dan diberi label yang sesuai.
i. Analisis Laboratorium
Analisa yang dilakukan antara lain : 1. pH (H2O) atau KCl
2. Salinitas/ EC
3. C-Organik
4. N-Total
5. P-Bray atau Olsen
6. P,K HCL 25 %
7. NTK (Ca, Mg, Na, K)
8. KTK/ CEC
9. Cu, Zn,, Mn, Fe
10. Pb, Cd, Co, Mo
11. B, S
12. Al-dd
13. Kebutuhan Kapur
14. Tekstur 3 Fraksi
ii. Penyelidikan Tanah Pertanian
Kegiatan survei tanah pertanian dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi kesesuaiain peruntukan lahan dengan cara pemetaan tanah dalam hubungannya dengan perencanaan
penggunaan lahan, penyelidikan berupa uraian tanah dan perbedaan tanah akiibat pengaruh faktor pembentukan tanah terhadapklasifikasi kesesuaian lahan untuk irigasi.
iii. Analisis Kesesuaian Lahan
Hasil interpretasi terhadap data sumberdaya lahan yang telah dikumpulkan dalam bentuk kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan mengandung pengertian tentang kecocokan dari sebidang lahan untuk penggunaan tertentu, sementara evaluasi lahan merupakan proses untuk menaksir tingkat kesesuaian lahan tersebut (FAO, 1976). Oleh karena itu, dalam rangka penataan lahan untuk memperbaiki fungsi ekologi dan hidrologi DAS, dilakukan evaluasi jenis tanaman yang sesuai di daerah survei. Evaluasi lahan dalam laporan ini hanya ditujukan untuk mengevaluasi setiap satuan peta tanah (SPT) yang terdapat di daerah survei. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan pada setiap satuan peta tanah untuk tiap-tiap tanaman yang diusulkan. Penilaian kesesuaian tanaman ini mengacu pada jenis karakteristik lahan dan jenis tanaman yang dievaluasi. Masing-masing tanaman memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda-beda, sehingga hasil evaluasi lahan akan muncul beberapa kelas kesesuaian lahan.Tujuan dari evaluasi kesesuaian lahan ini adalah untuk mendapatkan suatu kerangka yang digunakan sebagai dasar dalam membuat suatu model pengelolaan lahan dalam D.I serta untuk menghindari penggunaan lahan yang salah dan kerusakan sumberdaya lahan. Penilaian kesesuaian lahan dinilai berdasarkan karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh masing-masing tanaman. Kemudian dilakukan penilaian kelas kesesuaian pada tingkat ordo (sesuai = S dan tidak sesuai = N).
iv. Pendekatan Metode
Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain dengan perkalian parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum liebig, yaitu mencocokkan (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lain yang dievaluasi. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan yang dipakai adalah berdasarkan sistem yang telah dikembangkan oleh FAO (1976) dan telah dipakai secara luas dalam survei dan penilaian tanah di Indonesia (Puslit Tanah, 1983). Berdasarkan sistem klasifikasi ini, tingkat kesesuaian lahan dari suatu lahan ditunjukkan melalui tiga kategori kesesuaian lahan, yaitu a). Tingkat order, b). Tingkat kelas, dan c). Tingkat sub kelas.
a. Tingkat Order Tingkat kesesuaian lahan pada tingkat order merupakan klasifikasi keadaan lahan secara umum. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara keadaan lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan yang tergolong tidak sesuai (N).
i. Order Sesuai (S); Lahan yang dapat digunakan secara lestari
untuk suatu tujuan tertentu, tanpa atau sedikit resiko kerusakan
terhadap sumberdaya lahannya, keuntungan dari hasil
pengelolaan lahan ini akan memuaskan setelah diperhitungkan
dengan masukan yang diberikan.
ii. Order Tidak Sesuai (N); Lahan mempunyai pembatas
sedemikian rupa sehingga mencegah kegunaannya untuk suatu
tujuan tertentu, misalnya dalam segi pengawetan tanah, perlu
tingkat masukan yang belum terjangkau pada saat ini dan
sebagainya.
b. Tingkat Kelas
Kelas kesesuaian lahan merupakan suatu kelas yang menggambarkan tingkat kesesuaian lahan dalam tingkat ordo. Kelas-kelas diberi nomor yang berurutan, makin besar berarti semakin besar pula penghambatnya. Pada tingkat kelas, lahan yang tergolong sesuai dibedakan dalam tiga kelas, yaitu lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tidak sesuaitidak dibedakan ke dalam kelas-kelas.
i. Kelas Sangat Sesuai (S1) ii. Kelas Cukup Sesuai (S2) iii. Kelas Sesuai Marginal (S3)
Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2.
iv. Kelas Tidak Sesuai (N) Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.
c. Tingkat Sub Kelas
Kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas adalah pembagian lebih lanjut dari tingkat kelas, dimana pada tingkat ini ditunjukkan pembatas-pembatas utama yang menyebabkan satuan-satuan lahan tersebut mencapai kelas tertentu. Tingkat sub kelas ini ditunjukkan dengan huruf kecil dibelakang tanda kelas. Beberapa simbol yang dipakai dalam laporan ini adalah : tc : pembatas iklim (suhu, radiasi rendah, tinggi tempat) wa: ketersediaan air oa : ketersediaan oksigen rc : median perakaran nr : retensi hara tr : terrain (pengelolaan lahan) eh : bahaya erosi fh : bahaya banjir
Sebagai contoh terdapat kelas (S3oa) yaitu termasuk kelas sesuai marginal dengan subkelasnya (oa) atau ketersediaan oksigen tidak memadai, namun dengan upaya perbaikan drainase atau perbaikan ketersediaan oksigen yang mencukupi akan meningkatkan kelasnya sampai kelas terbaik. Usaha Budidaya Tanaman adalah semua usaha di bidang budidayatanaman secara terus menerus untuk tujuan komersial yang di mulaidari kegiatan penyiapan sumberdaya, sarana produksi, produksi,panen dan pascapanen sampai hasilnya siap dipasarkan.
E. Survei Sosio Ekonomi Pertanian
Survei data sosiologi dan sosial ekonomi yang terdiri dari kondisi demografi, mata pencaharian, penggunaan air, bahan pangan, data transmigrasi dan data statistik terkait lainnya; serta kondisi Agronomi dan Agro-ekonomi masyarakat;
Pekerjaan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengadakan survey dan inventarisasi perkembangan sosial penduduk.
2. Mengadakan survey dan inventarisasi keadaan agronomi. 3. Mengadakan survey dan inventarisasi keadaan ekonomi
masyarakat. 4. Melakukan survey kelembagaan. 5. Melaksanakan identifikasi lingkungan.
F. Inventarisasi Jaringan Irigasi
Semua bangunan dan saluran Irigasi yang ada di lokasi proyek harus di Inventarisasi dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Inventarisasi dilakukan pada setiap saluran pembawa,
pembuang dan kondisi bangunan sepanjang saluran di lokasi
tersebut dengan melakukan pencatatan kondisinya, merincikan
rencana perbaikan dan peningkatan yang dikerjakan harus
disertai dengan sket dimensi, ukuran & foto secara lengkap
sesuai dengan pekerjaan yang diperlukan. Data peninjauan
tersebut harus dimasukkan dalam form yang telah dibuat
(terlampir), rincian gambar untuk sket kontrol perencanaan.
b. Menggambar semua bangunan yang terdapat dalam sistim
irigasi yang ada sesuai dengan yang hasil inventarisasi dan
identifikasi di lapangan. Gambar-gambar tersebut merupakan
pedoman selama peninjauan, dan/atau pelaksanaan survey
yang terkait dengan dimensi untuk mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya pada bangunan dan dicatat dalam gambar.
c. Apabila gambar bangunan tidak tersedia maka sket kecil dengan dimensi yang lengkap harus dibuat di lapangan sampai dengan siapnya gambar yang definitif(terdimensi). Sketsa tersebut dibuat untuk tim perencana dan harus dibendel untuk selanjutnya diserahkan pada akhir pekerjaan inventarisasi dan identifikasi tersebut.
d. Mengatur kegiatan survey dan menyiapkan daftar (form standar)
yang berisikan ukuran lokasi dan bentuk sesuai dengan areal
yang dapat diairi oleh bangunan pengambilan yang ada.
Kegiatan ini akanmemudahkan tim perencanaan dalam
penjelasan lay out secara rinci.
e. Semua data inventarisasi dan identifikasi yang telah dilakukan
diskusi/asistensikan harus dijilid dan diserahkan ke Direksi
setelah semua bahan tersebut
Hasil yang diharapkan :
a. Diperolehnya gambar bangunan Existing sebagai acuan dalam
perencanaan.
b. Diperolehnya Inventarisasi Saluran termasuk panjang saluran,
bentuk saluran, kerusakan, kebocoran dan panjang saluran
pasangan yang ada sebagai acuan dalam perencanaan.
C. PEKERJAAN C : SISTEM PLANNING
i. Pembuatan Pralayout Penentuan Petak Tersier berpedoman kepada Kriteria Perencanaan KP. 05 dan Persyaratan Teknis PT-01.Peta layout untuk tersier disiapkan dengan menggunakan peta situasi 1 :
2.000. Layout yang diusulkan dikontrol di lapangan sebelum perhitungan hidrolika akhir dibuat.Selama tinjauan lapangan dengan para petani dan staf pengairan tingkat cabang/kecamatan atau ranting agar ikut dilibatkan. Peninjauan desain dikantor dan dilapangan diperlukan untuk menelusuri kesesuaian antara rencana layout dengan kondisi dilapangan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi dan penyajian akhir akan mencakup secara umum dalam satu lembar kertas print out ukuran A1 untuk sistim jaringan tersier dan drainasenya. Potongan melintang digunakan standar sesuai untuk perencanaan saluran-saluran tersier, desain didasarkan pada titik-titik ketinggian dalam peta topo berskala 1 : 2.000, volume pekerjaan tanah didasarkan pada panjang,jumlah dan bentuk bangunan.
ii. Pertemuan Konsultasi Masyarakat
Pertemuan Konsultasi Masyarakat di lakukan langsung dilapangan dengan mengundang masyarakat yang lahannya ada pada lokasi kegiatan, kepala Desa terkait, camat dan unsur unsur lain yang terkait. Dalam pertemuak konsulatasi masyarakat ini akan diperoleh masukan masukan dari peserta rapat untuk penyempurnaan pra lay out yang ditentukan. Lokasi pertemuan dipilih pada lokasi yang terdekat dapat di jangkau oleh para peserta rapat. Rapat Konsultasi Masyarakat (PKM) ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap tergantung pada jumlah peserta ratap dan lokasi. Untuk pelaksanaan PKM satu kali pertemuan pada satu kecamatan atau per satu Desa.
iii. Layout Defenitif
Layout defenitif adalah merupakan suatu layout yang telah disepakati bersama baik secara teknis, sosial dan pertanian antara masyarakat pengguna lahan pertanian dan tenaga ahli irigasi. Meskipun telah dinyatakan sebagai plan definitif tetapi dalam kenyataannya masih sering juga terjadi perubahan terutama setelah mendapatkan hasil ukuran trase saluran. Dalam hal demikian maka konsultan diwajibkan untuk memperbaiki kembali layout yang telah dibuat.
iv. Perencanaan Pendahuluan
Tujuan yang akan dicapai dalam tahap perencanaan pendahuluan adalah untuk menentukan lokasi dan ketinggian bangunan utama. saluran irigasi dan pembuang, bangunan serta daerah layanan pada taraf pendahuluan. Dari hasil perencanaan pendahuluan akan memungkinkan dirumuskannya secara tepat pengukuran dan penyelidikan detail yang diperlukan untuk perencanaan detail. Perencanaan pendahuluan disajikan dalam bentuk laporan perencanaan pendahulan dari tata letak yang sudah ditetapkan. Laporan tersebut berisi gambar-gambar perencanaan pendahuluan yang menunjukkan perkiraan dimensi bangunan-bangunan irigasi dan tata letaknya. Laporan ini serupa/ mirip dengan laporan perencanaan akhir dan menunjukkan dasar pembenaran rancangan irigasi pendahuluan serta menegaskan keandalan data-data yang dijadikan dasar. Uraian lengkap mengenai persyaratan perencanaan pendahuluan diberikan dalam Bagian PT - 01, Persyaratan Teknis untuk Perencanaan Jaringan Irigasi. Walaupun tahap ini disebut "tahap perencanaan pendahuluan". namun harus dimengerti bahwa hasil-hasilnya harus diusahakan tepat dan sepraktis mungkin. Seluruh informasi yang ada harus diolah dengan cermat dan dipakai dengan sebaik-baiknya. Usaha
yang sungguh-sungguh dalam taraf pendahuluan ini akan menghasilkan perencanaan akhir yang bagus, perencanaan pendahuluan yang jelek akan sulit diperbaiki dalam tahap perencanaan akhir. Perencanaan pendahuluan dimulai dengan tinjauan mengenai kesimpulan yang dihasilkan oleh Tahap Studi Dalam tinjauan ini informasi mengenai peta topografi dan kemampuan tanah digabungkan. Kesahihan kesimpulan-kesimpulan yang sudah ditarik sebelumnya akan diperiksa lagi. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain ialah: o konfigurasi/ gambar tata letak dicek lagi dengan peta topografi
yang baru; o lokasi bangunan utama dengan memperhatikan tinggi
pengambilan dan peta situasi yang diperlukan; o tipe-tipe saluran irigasi, saluran tanah atau pasangan. dengan
memperhatikan keadaan-keadaan tanah yang dijumpai;
o kecocokan daerah yang bersangkutan untuk irigasi pertanian; batas-batas administratif;
o konsultasi dengan lembaga pemerintahan desa dan petani di sepanjang trase saluran dan batas-batas daerah irigasi;
o jaringan irigasi yang ada; o perkampungan penduduk dan tanah-tanah lain yang tidak bisa
diairi seperti yang ditunjukkan pada peta topografi; o keadaan pembuang dan dibutuhkan/ tidaknya pembuang silang o perhitungan neraca air dengan data-data daerah irigasi dan
kebutuhan air irigasi yang lebih tepat; o pemilihan tipe-tipe bangunan dan bahan-bahan bangunan.
Pengecekan lapangan secara intensif diperlukan untuk membereskan hal-hal yang disebutkan di atas. Lokasi bangunan-bangunan penting dan trase saluran harus dikenali di lapangan. Pengecekan ini harus didasarkan pada hasil pengukuran trase elevasi saluran. Hasil-hasil pengukuran ini akan dicek di lapangan oleh ahli irigasi didampingi oleh ahli geoteknik dan ahli topografi. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan ketelitian garis tinggi dan akan menghasilkan tata letak akhir (definitif) jaringan itu. Perencanaan pendahuluan diselesaikan dengan rumusan-rumusan terinci mengenai pengukuran dan penyelidikan yang akan dilaksanakan untuk pekerjaan perencanaan akhir. lni berkenaan dengan: o Pengukuran trase saluran o Pengukuran lokasi bangunan-bangunan khusus o Penyelidikan geologi teknik untuk bangunan utama, bangunan
dan saluran o Perumusan Penyelidikan model hidrolis
v. Analisa Ekonomi Finansial
Analisis Finansial adalah memberikan keuntungan proyek dari pandangan individu seperti petani, perusahaan swasta, koperasi, proyek, dan sebagainya. Sedangkan Analisis Ekonomi adalah memperkirakan keuntungan proyek dari pandangan umum dan pandangan nasional secara keseluruhan. Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan manfaat dalam situasi tanpa proyek dan manfaat dalam situasi dengan proyek. Setelah manfaat dan biaya proyek diidentifikasi, dihitung, dan dinilai dari berbagai alternative usulan proyek, kemudian dapat ditentukan alternative usulan terbaik. Untuk memilih alternative terbaik dari
berbagai usulan proyek, artinya arus biaya dan manfaat yang berbeda-beda di masa yang akan dating, dilakukan dengan perhitungan diskonto dan berdasar pada 3 pendekatan yaitu : Manfaat Netto Sekarang (Net Present Value/ NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/ IRR), dan Rasio Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio)
vi. Penyusunan Laporan Interim
Setelah perencanaan pendahuluan selesai, hasil dan data-data berikut akan diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan 1. Peta-peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur
berskala 1:10.000 ; 1:5.000 dan 1:2.000 (khusus untuk lokasi bangunan-bangunan besar dengan skala 1:500)
2. Peta kemampuan tanah berskala 1:25.000 3. Gambar-gambar Perencanaan Pendahuluan
- Potongan memanjang/ melintang saluran irigasi dan pembuang
- Bangunan alternative pada sumber air - Tipe-tipe bangunan pengatur, pembawa dan pembagi
4. Analisis Hidrologi dan evaluasi neraca air, kebutuhan pembuang dan banjir rencana, termasuk data-data yang dipergunakan
5. Program Penyelidikan dan Pengukuran Detail D. PEKERJAAN D : PEKERJAAN AMDAL
1. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN AMDAL Penyusunan Kerangka Acuan AMDAL meliputi :
a. Pendahuluan
Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya AMDAL D.I Batang Toru, Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan AMDAL D.I Batang Toru tersebut dengan tata ruang, kebijakan pembangunan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Pelingkupan Proses Pelingkupanmerupakan suatu proses awal (dini) sangat penting untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatanAMDAL D.I Batang Toru;
c. Metode Studi
Metode ini berisikan metode pengumpulan data primer dan data sekunder yang sahih dan dapat dipercaya ( reliable ) untuk digunakan sebagai masukan dalam
melakukan prakiraan besaran dan sifat penting dampak. Metode pengumpulan dan analisis data yang dipakai relevan dengan metode prakiraan dampak yang digunakan, sehingga data yang dikumpulkan relevan dan representatif dengan dampak penting hipotetik yang akan dianalisis dalam proses prakiraan dampak.
d. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat buku- buku, referensi-referensi yang dijadikan bahan acuan / pedoman, masukan-masukan dalam pengumpulan data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
e. Lampiran
Lampiran yang dimaksud memuat dokumen dokumen yang terkait dengan kajian lingkungan hidup yang dikaji, baik berupa data-data primer, foto-foto, dan dokumen pendukung lainnya.
Setelah Kerangka Acuan AMDAL selesai disusun, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yakni :
a. Persentasi Kerangka Acuan
Presentase Kerangka Acuan di tingkat Tim Teknis Setelah Kerangka Acuan AMDAL selesai disusun, kemudian dokumen diajukan kepada Tim Teknis untuk dipresentasikan dan dinilai.
b. Notulensi Hasil Presentasi
Pertanyaan, saran, masukan, kritik dan ide-ide yang diberikan oleh Tim Teknis dituangkan dalan sebuah notulen Hasil Persentase sebagai bahan perbaikan dalam penyempurnaan Kerangka Acuan AMDAL
c. Perbaikan Hasil Presentasi
Apabila ada kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan dalam penyusunan Kerangka Acuan AMDAL, harus segera diperbaiki dan mengacu pada notulen hasil persentasi berupa pertanyaan, saran, masukan, kritik dan ide-ide yang diberikan oleh Tim Teknis.
d. Pemeriksaan Hasil Perbaikan
Kerangka Acuan AMDAL yang telah diperbaiki, harus diperiksa kembali untuk menyempurnakan penyusunan Dokumen Kerangka Acuan AMDAL.
e. SK Kesepakatan Hasil Kerangka Acuan AMDAL
Setelah Kerangka Acuan AMDAL yang telah diperbaiki, dianggap telah memenuhi syarat kelengkapan dokumen baik isi dan substansinya, maka Hasil penilaian Kerangka Acuan AMDAL adalah terbitnya Surat Kesepakatan Kerangka Acuan AMDAL yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan AMDAL, RKL dan RPL.
2. PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA DATA
KOMPONEN LINGKUNGAN
1. Pengambilan data-data komponen lingkungan
Komponen lingkungan dan parameter yang diamati, diukur dan dicatat beserta metode pengumpulan dan analisis datanya antara lain diuraikan sebagai berikut :
a) Komponen Geo-Fisik-Kimia
Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini antara lain meliputi : 1. Iklim (suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin,
curah hujan dan intensitas penyinaran matahari), kualitas udara ambien, kebisingan, kebauan dan getaran
2. Fisiografi dan geologi
3. Hidrologi, kualitas dan kuantitas air 4. Hidro Oceanografi 5. Ruang, lahan dan tanah
b) Iklim, Kualitas Udara Ambien, Kebisingan dan Getaran
Iklim Komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah antara lain : suhu, kelembaban, curah hujan, arah dan kecepatan angin. Pengambilan data iklim dilakukan pada Stasiun Klimatologi yang ada di daerah wilayah studi dengan periode pencatatan selama minimal 10 tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama minimal 10 tahun terakhirpencatatan data iklim tersebut hasil analisisnya dapat digunakan untuk mengetahui kondisi iklim daerah penelitian. Parameter-parameter iklim yang dikumpulkan antara lain meliputi : - Suhu Udara : Data suhu udara dikumpulkan dari stasiun
meteorologi terdekat, selain itu suhu udara dapat juga diukur langsung di beberapa lokasi kegiatan.
- Kelembaban : Data kelembaban akan dikumpulkan dari data sekunder hasil pencatatan stasiun meteorologi terdekat. Selain itu pengukuran akan dilakukan langsung dilokasi kegiatan.
- Angin : Data arah dan kecepatan angin dalam serangkaian waktu (time series) akan dikumpulkan dari stasiun meteorologi terdekat. Data yang diperoleh kemudian akan diolah untuk memperoleh pola wind rose di wilayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan digunakan untuk memprakirakan arah dan tingkat pencemaran udara.
- Curah hujan : Data curah hujan dikumpulkan dari stasiun-stasiun penakar hujan yang ada di wilayah studi untuk periode minimal 10 tahun terakhir untuk mengetahui hujan rata-rata tahunan dan tipe curah hujannya.
- Analisis data suhu udara dan kelembaban akan
dilakukan dengan menetapkan suhu rata-rata, suhu maksimum dan minimum, kelembaban rata-rata dan kelembaban maksimum dan minimum dihitung secara aritmatik.
- Data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pengukuran arah dan kecepatan angin kemudian diolah untuk memperoleh pola wind rose di wilayah studi.
- Perhitungan rerata tebal curah hujan harus memperhatikan topografi pada daerah studi. Penetapan bulan kering dan bulan basah, dapat menggunakan metoda penggolongan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson atau Oldeman Metode.
Kualitas Udara dan Kebisingan
Menentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan kecepatan angin yang dihubungkan dengan rencana kegiatan. Data kualitas udara, kebisingan, dan kebauan merupakan data primer yang akan dikumpulkan langsung di lapangan.
Parameter yang dikumpulkan untuk kualitas udara dan kebisingan antara lain meliputi : - Kualitas Udara Ambien
Parameter kualitas udara ambien yang akan diteliti sesuai dengan Peraturan Pemerintah/Peraturan No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Meliputi paramater diantaranya ; SO2 (sulfur dioksida), CO (karbon monoksida), NO2 (nitrogen dioksida), O3, dan TSP (debu).
- Kebisingan Kebisingan akan diukur secara langsung dilokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel udara ambien. Baku mutu tingkat kebisingan diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/ 1996 Analisis kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai peraturan yang berlaku. Hasil perhitungan dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan.
c) Fisiografi dan Geologi
Fisiografi
Data kondisi fisiografi mencakup konfigurasi permukaan bumi yang lebih menekankan data bentuk lahan dan proses geomorfologi yang terjadi dilokasi studi. Pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi yakni melakukan pengamatan, pengukuran dan pencatatan parameter-parameter bentuk lahan mencakup topografi, lereng, material dan proses geomorfologi yang bekerja. Selain itu data sekunder konfigurasi permukaan bumi disadap dari peta topografi sebagai sumber data untuk digunakan dalam mengkaji fisiografi daerah studi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional.
Geologi
Data sekunder berupa data dari laporan hasil penelitian terdahulu/studi terdahulu dan dari peta-peta geologi daerah setempat. Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik mendeskripsikan kondisi geologi setempat.
d) Hidrologi dan Kualitas Air
Hidrologi
Lingkup studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen antara lain sebagai berikut: Air Permukaan
- Karakteristik fisik Sungai - Pola alur sungai - Kondisi dasar sungai - Kedalaman sungai rata rata - Kemiringan - Kondisi banjir - Debit aliran - Kualitas air - Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air - Tingkat erosi dan kondisi daerah resapan.
Masing-masing komponen dan paramerter lingkungan yang diprakirakan terkena dampak
tersebut akan dikumpulkan baik dari lapangan maupun instansi terkait, kemudian rencana lokasi pengambilan sampel disajikan pada Peta Rencana Lokasi Pengambilan Sampel, yang selanjutnya akan dianalisis untuk menentukan skala Kualitas Lingkungannya.
Kualitas Air Tanah
Untuk mengetahui kualitas air tanah pada lokasi studi, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air tanah/sumur penduduk. Jumlah lokasi pengambilan sampel didiskusikan kepada Direksi Pekerjaan.
Kualitas Air Permukaan
Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi studi, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air permukaan. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air sungai berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Kep.Men LH No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan. Pengambilan sampel air permukaan untuk penelitian ini dilakukan di D.I Batang Toru dan anak-anak sungainya. Lokasi pengambilan sampel ditetapkan pada lokasi tapak proyek dan sekitarnya yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan AMDAL D.I Batang Toru
e) Hidro-Oseanografi
Pengumpulan data lingkungan dilakukan melalui pemetikan data data sekunder terdahulu. Pengumpulan data primer dilakukan di perairan laut muara D.I Batang Toru dengan pengambilan sampel yang kemudian diuji di laboratorium. - Pasang surut, Arus dan Gelombang diperoleh dari data
sekunder hasil pengukuran terdahulu. - Temperatur Air
Parameter temperatur air diukur pada saat pengambilan sampel dengan thermometer lapangan.
- Kualitas Air Laut Untuk mengetahui kualitas air laut di lokasi studi maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air laut. Pengambilan sampel air laut untuk penelitian ini dilakukan di sekitar muara D.I Batang Toru.
- Salinitas Salinitas pada saat pengambilan sampel diukur dengan salinometer.
f) Ruang, Lahan dan Tanah
Tata Ruang
Dua pendekatan akan digunakan dalam studi tata ruang ini, yaitu : - Kajian data sekunder
Kegiatan utama dalam kajian data sekunder ini adalah pengumpulan berbagai peta yang memuat data tata ruang wilayah studi. Dalam metode ini akan dikaji keberadaan rencana tata ruang yang ada dan kajian terhadap kebijakan-kebijakan pengembangan ruang di
wilayah studi (bila ada). Inventarisasi tata guna lahan dan sumberdaya lainnya serta kemungkinan pengembangan serta peruntukkannya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Rencana tata ruang, dan tata guna lahan dilokasi studi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui persebaran, kepadatan dan pola penggunaan lahan di masing-masing fungsi ruang. Hasil kajian ini akan digunakan untuk memberikan masukan/rekomendasi bagi kajian tata ruang di wilayah studi.
Tanah Pengumpulan data tanah dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel tanah, adalah jenis tanah di daerah studi dan sekitarnya pengambilan sampel tanah harus dapat mewakili seluruh karakteristik tanah (sifat fisik, kimia dan kesuburan). Unsur-unsur yang dikaji dalam analisis laboratorium tersebut meliputi unsur-unsur fisika dan kimia tanah.
g) Komponen Biologi
Komponen biologi yang diamati antara lain meliputi: - Biota Air Tawar
Pengamatan biota sungai dilakukan di lokasi perairan di sekitar lokasi rencana kegiatan. Dasar pengambilan sampel adalah media hidup biota sungai berada di sekitar lokasi kegiatan sehingga apabila kegiatan berlangsung diprakirakan dapat berpengaruh terhadap biota sungai.
- Vegetasi Alami dan Budidaya Pengamatan vegetasi di dalam dan sekitar kegiatan beradasarkan azas keterwakilan vegetasi, seperti hutan, mangrove, perkebunan, persawahan, pekarangan. Dasar pengambilan sampel di sekitar lokasi kegiatan adalah hilangnya flora di sekitar kawasan tersebut apabila rencana kegiatan telah berlangsung. Pengamatan terhadap tanaman budidaya dilakukan dengan inventarisasi, pengamatan langsung dan wawancara tentang jenis tanaman yang dibudidayakan masyarakat di wilayah studi. Setelah data-data kemudian dianalisis untuk mengetahui indeks diversitas, frekuensi, kerapatan dan nilai penting.
h) Komponen Sosial
Data yang diperlukan adalah komponen sosial ekonomi dan budaya dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara secara terarah/terfokus dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guidance). Responden ditentukan dengan metode purposive random sampling. Responden yang diambil meliputi anggota masyarakat dari berbagai kelompok, seperti tokoh formal dan informal, para pemuda, wanita dan ibu rumah tangga serta kelompok-kelompok profesi atau matapencaharian. Adapun data sekunder diperoleh dari instansi terkait di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten. Penentuan lokasi sampel untuk
pelaksanaan wawancara dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan mempertimbangkan pada kategori-kategori wilayah yang diprakirakan akan terkena dampak baik pada aspek fisik, biologi, maupun social budaya dari adanya rencana kegiatan AMDAL D.I Batang Toru. Parameter, metode pengumpulan dan analisis data demografi, sosial ekonomi dan budaya adalah sebagai berikut. - Demografi
Data kependudukan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada masyarakat yang diprakirakan terkena dampak kegiatan. Adapun parameter kependudukan yang diteliti meliputi antara lain : Struktur penduduk (kelompok umur menurut jenis
kelamin, mata pencaharian dan tingkat pendidikan) serta kepadatan penduduk.
Perkembangan penduduk khususnya pertumbuhan penduduk
Pola persebaran penduduk Tenaga kerja, meliputi angkatan kerja dan tingkat
pengangguran
- Sosial Ekonomi
Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan melalui data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi data monografi, data statistik pada instansi terkait di daerah rencana kegiatan. Data primer diperoleh dengan cara wawancara secara langsung terhadap masyarakat di daerah sekitar rencana pembangunan dan pada kegiatan-kegiatan ekonomi di lapangan. Adapun parameter social ekonomi yang akan diteliti meliputi antara lain : Ekonomi rumah tangga terdiri dari:
- tingkat pendapatan, - pola nafkah ganda.
Ekonomi sumber daya alam yang terdiri dari: - pola pemanfaatan sumberdaya alam, - pola penggunaan lahan.
Perekonomian lokal yang terdiri dari : - kesempatan kerja dan berusaha, - jenis dan jumlah aktivitas ekonomi nonformal, - pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, - pendapatan Asli Daerah (PAD), - aksesibilitas wilayah, - fasilitas umum dan fasilitas sosial.
- Sosial Budaya
Pengumpulan data sosial budaya dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh melalui penelitian di lapangan yang meliputi observasi dan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guidance) terhadap responden dan melakukan wawancara secara mendalam yang terarah/terfokus (indepth interview) terhadap beberapa informan kunci (key person) seperti tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama yang dianggap
sangat berpengaruh dalam masyarakat. Adapun parameter sosial budaya yang akan diteliti adalah : Kebudayaan masyarakat setempat yang meliputi : (a)
adat istiadat, (b) nilai dan norma budaya. Proses sosial dalam masyarakat yang meliputi : (a)
proses asosiatif (kerjasama), (b) proses disosiatif (konflik sosial), (c) akulturasi, (d) asimilasi dan integrasi, (e) kohesi sosial.
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana AMDAL D.I Batang Toru.
Secara rinci jenis komponen lingkungan sosial yang akan diteliti beserta metode pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis.
i) Komponen Kesehatan Masyarakat
Data komponen kesehatan masyarakat meliputi data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dan pengamatan lapangan. Jumlah dan kriteria responden ditetapkan sama dengan komponen sosial ekonomi dan budaya. Sementara itu data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait seperti Puskesmas dan Rumah Sakit setempat.
2. Pengumpulan Data-Data Sekunder
Pengumpulan data data Sekunder diperlukan untuk melengkapi data data primer yang telah diperoleh untuk menyempurnakan Penyusunan Dokumen AMDAL yang akan disusun.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dan analisis data serta melaksanakan orientasi lapangan dan survei pendahuluan dengan tujuan :
- Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek,
- Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan pembangunan,
- Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya,
- Memprakirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan pembangunan;
3. PENYUSUNAN AMDAL Pendahuluan
Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya AMDAL D.I Batang Toru, Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan AMDAL D.I Batang Toru tersebut dengan tata ruang, kebijakan pembangunan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Deskripsi Rinci
Deskripsi rencana kegiatan AMDAL D.I Batang Toru yang memungkinkan untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah ditetapkan, termasuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan;
Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi; Kajian dampak lingkungan akibat rencana kegiatan tersebut yang mencakup seluruh isu penting dan dampak hipotetik; Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Prakiraan Dampak Penting
a. Prakiraan Besaran Dampak
Metode prakiraan dampak pada prinsipnya adalah untuk memprakirakan besaran dampak magnitude) dan tingkat kepentingan (important) dampak. Metode prakiraan besaran dampak untuk masing-masingParameter Lingkungan pada Jenis-Jenis Dampak Hipotetik akan menghasilkan kondisi masing-masing parameter lingkungan terprediksi yang lanjutnya dikonversi dalam bentuk skala. Besaran dampak setiap parameter yang dikaji diperoleh dengan menghitung selisih kualitas lingkungan hidup setiap kegiatan (proyek) berlangsung (KLp) dengan kualitas lingkungan hidup saat rona lingkungan hidup awal (mula-mula sebelum adanya proyek (KLRLA) atau besaran prakiraan dampak. Analisa prakiraan besaran dampak dilakukan terhadap rencanakegiatan Pra Konstruksi; Konstruksi; Operasi dan Pasca Operasi.
b. Prakiraan Sifat Penting Dampak
Dampak besar dan penting merupakan satu kesatuan makna “dampak penting”. Hal ini berarti bahwa tidak selalu yang hanya mempunyai dampak besar saja yang bersifat penting, tetapi dampak yang kecil pun dapat bersifat penting. Untuk mengetahui apakah dampak-dampak tersebut mempunyai sifat penting tertentu, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penentu dampak penting untuk selanjutnya dievaluasi bersama-sama dengan besaran dampak-dampak tersebut, untuk mengambil keputusan apakah dampak tersebut merupakan dampak besar dan penting agar dapat disimpulkan menjadi dampak lingkungan besar dan penting pada tahap prakonstruksi,tahap Konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah dampak tersebut penting (P) atau tidak penting (TP) didasarkan pada criteria yang berlaku.
Evaluasi Secara Holistik
Berdasarkan hasil telaahan secara holistik atas jenis dampak besar dan penting dapat ditentukan berbagai alternatif atau arahan pengelolaannya dengan mempertimbangkan sumber penyebab dampak, lokasi atau kondisi lingkungan berlangsungnya dampak, dan besaran dampaknya
Lampiran Lampiran yang dimaksud memuat dokumen dokumen yang terkait dengan kajian lingkungan hidup yang dikaji, baik berupa data-data primer, foto-foto, dan dokumen pendukung lainnya.
4. PENYUSUNAN RKL - RPL a. RKL
Dokumen RKL secara mendasar harus mencakup upaya-upaya dan rencana rencana untuk menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola, serta mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Dokumen ini secara umum harus memuat hal-hal sebagai berikut: a. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak lingkungan hidup;
b. Sumber dampak yang telah dikaji pada dokumen AMDAL;
c. Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan hidup;
d. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja pengelolaan lingkungan dampak lingkungan hidup;
e. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup.
b. RPL
Dokumen RPL secara medasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang
dipantau; b. Sumber dampak; c. Parameter lingkungan hidup yang dipantau; d. Tujuan pemantauan lingkungan hidup; e. Metode pemantauan lingkungan hidup; f. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan; g. Lokasi pemantauan lingkungan hidup;
Setelah RKL-RPL selesai disusun, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan yakni :
c. Presentasi di Tim Teknis AMDAL, RKL-RPL RKL-RPLyang telah selesai disusun, kemudian dokumen diajukan kepada Tim Teknis AMDAL, RKL,RPL untuk dinilai.
d. Perbaikan Hasil di Tim Teknis AMDAL, RKL-RPL
Apabila ada kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan dalam penyusunan RKL-RPL, harus segera diperbaiki dan mengacu pada notulen hasil persentasi berupa pertanyaan, saran, masukan, kritik dan ide-ide yang diberikan oleh Tim Teknis AMDAL, RKL-RPL.
e. Presentasi di Tim Komisi AMDAL Setelah Dokumen RKL-RPL diperbaiki, dan ditingkat Tim
Teknis AMDAL, RKL-RPL dianggap telah memenuhi syarat kelengkapan dokumen, maka selanjutnya dilakukan penilaian di tingkat Tim Komisi AMDAL. Sidang Komisi Penilai AMDAL dilakukan untuk mendapatkan persetujuan/ pengesahan dokumen AMDAL.
f. Perbaikan Hasil di di Tim Komisi AMDAL Selanjutnya apabila terdapat kekurangan-kekurangan maupun kesalahan-kesalahan dalam penyusunan RKL-RPL,
harus segera diperbaiki untuk selajutnya dilakukan permohonan penerbitan SK Gubernur.
g. Penerbitan SK Gubernur
Setelah Selesai Sidang Komisi AMDAL, dan Dokumen RKL-RPL telah diperbaiki dan dianggap telah memenuhi syarat kelengkapan dokumen baik isi dan substansinya, dan permohonan pengajuan penerbitan SK Gubernur telah dilakukan, maka selanjutnya akan diterbitkannya SK Gubernur.
h. Pengurusan Ijin Lingkungan Setelah SK Gubernur terbit, maka selanjutnya dilakukan Pengurusan Ijin Lingkungan.
a. Diskusi/Pembahasan/Seminar Hasil Kerja
- Expose Laporan Pendahuluan Pembahasan laporan pendahuluan mengenai landasan teori, metode pelaksanaan, analisis yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan hasil peninjauan lapangan.Diskusi dilakukan 1 (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan dan dibahas bersama PPK Perencanaan dan Program, Direksi dan staf. - Seminar di kantor BAPEDAL
Seminar teknis Kerangka Acuan (KA) ANDAL di Kantor BAPEDAL
Seminar teknis Laporan ANDAL, RKL dan RPL di Kantor BAPEDAL
Sidang Komisi Laporan ANDAL, RKL dan RPL di Kantor BAPEDAL
E. PEKERJAAN E : DETAIL DESAIN 1. Pengukuran Trase
Hasil perencanaan umum yang telah disepakati dan disosialisasikan pada masyarakat melalui diskusi dengan P3A, dilanjutkan dengan pengukuran Trace Saluran dan Site Bangunan. Pelaksanaan Kegiatan ini adalah melakukan pengukuran site bangunan utama dan saluran primer,sekunder dan tersier pembawa dan penyambung dengan ketentuan dan tahapan pekerjaan sbb: a. Pembuatan BM dan CP, pada kegiatan ini:
- Menetapkan dan memasang BM pada bangunan utama
(bendung)
- Menetapkan dan memasang patok CP pada rencana dan lokasi
bangunan Bagi/ sadap
- Alat yang digunakan, pengukuran sudut menggunakan
Theodolite T-0 atau yang sederajat, pengukuran jarak dengan
meteran.
b. Pengukuran tampang memanjang dan melintang saluran yang
baru dan existing:
- Mengukur tampang memanjang dan melintang saluran
pembawa pembuang dengan jarak profil melintang (patok)
setiap 50m untuk daerah yang lurus dan 25 m untuk daerah
tikungan.
- Lebar pengukuran profil melintang minimal 25m ke kiri dan ke
kanan dari as saluran
- Alat yang digunakan adalah sipat datar otomatik Ni2, NAKI,
NAK2, atau sejenis dan sederajat. Apabila kondisi tdk
memungkinkan dapat diukut dengan T-0.
- Jarak diukur dengan meteran dan dikontrol dengan optis
- Setiap perubahan trase penampang saluran harus diukur.
c. Penggambaran tampang memanjang dan melintang
- Ukuran kertas gambar adalah A1
- Tampang memanjang dengan skala panjang 1:2000 dan skala
tinggi 1: 100
- Tampang melintang digambar dengan skala 1:100 atau 1:200
untuk tampang yang besar (skala horizontal dan vertikal sama).
2. Pengukuran memanjang dan melintang sungai
a. Pengukuran
Khusus untuk rencana lokasi bangunan utama (bendung) dilakukan pengukuran memanjang dan melintang sungai sepanjang:
- Ke arah hulu dari lokasi rencana bendung sepanjang 2000m
atau sejauh pengaruh back water.
- Ke arah hilir dari lokasi rencana bendung sepanjang 1000m
Pengukuran profil melintang sungai pada setiap jarak 50m dan
batas kiri dan kanan pengukuran minimal 100 m dari tepi sungai
atau sepanjang rencana kebutuhan tanggul.
Penggalian dilakukan untuk profil memanjang dan skala horizontal
1:2000 vertikal 1:100 atau 1:200 sesuai kebutuhan dan profil
melintang dengan skala 1:100 atau 1:200 (skala vertikal dan
horizontal sama).
- Alat yang dipergunakan sama dengan yang dipakai pada
pengukuran situasi trace saluran.
- Pengukuran site survey dilakukan utk bangunan utama dan
bangunan silang jika ada pengukuran lebih detail untuk
pembuatan skala 1:500
- Dalam pengukuran site survey titik-titik spot height interval
dengan jarak maksimum 15 m, atau minimal 30 titik spot height
untuk tiap 1 hektar di atas tanah
b. Pemetaan
1) Penggambaran Peta
Seluruh hasil pengukuran diplot dengan format ukuran A1, berlaku bagi seluruh lembar gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar pada lembar A3 tetap menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran situasi dipetakan dalam skala 1:500 direkam pada peta indeks berkoordinat penuh.
Seluruh peta mempunyai tanda tanda sebagai berikut : h) Garis kontur. i) Seluruh titik spot height yang diukur baik areal irigasi sungai,
kampung maupun kebun. j) Skala arah utara dan legenda. k) Grid berkoordinat pada interval 10 cm (50 m pada skala 1:500)
l) Blok judul dan kotak revisi m) Catatan kaki pada peta n) Bila penggambaran dilakukan pada beberapa lembar, diagram
dari layout lembar disertakan untuk menunjukan hubungan antara satu lembar dengan lembar berikutnya (over lay)
2) Penggambaran Kontur
Untuk penggambaran Kontur dibuat apa adanya dan bagian luar daerah irigasi kontur diplot hanya berdasarkan titik titik spot height, efek artistik tidak diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut :
Kemiringan Tanah Interval Kontur
- Kurang dari 20 % - 2 % sampai 5 % - Lebih dari 5 %
- 0,25 m - 0,50 m - 1,00 m
Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 5.00 m digambarkan lebih tebal. Hasil yang diharapkan:
Penggambaran profil memanjang dan melintang
Ploting trase saluran pembawa dan penghubung dalam peta
situasi.
3. Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah
Kegiatan investigasi geologi dan mekanika tanah dilakukan setelah diperoleh hasil layout yang diplot pada peta situasi. Kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan geologi dan mekanika tanah adalah : A. Bor Inti
Pemboran inti dilaksanakan pada Bangunan Utama (Bendung), Bangunan Silang dan Bangunan lain yang cukup besar yang memerlukan penyelidikan tanah yang cukup dalam
Rencana saluran primer dan sekunder pada rencana jaringan irigasi sesuai dengan kebutuhan teknis di lapangan dengan kedalaman 160 (Seratus) meter (tersebar).
Standar Penetration Test (SPT) Uji Penetrasi Standar (SPT) dimaksudkan untuk mengetahui
kepadatan relatif dari tanah/batuan pada kedalaman tertentu di lapangan sekaligus untuk mendapatkan sampel yang representatif untuk mendapatkan identifikasi tanah bersangkutan.
SPT dilakukan pada lubang bor dengan penyebaran dan interval titik uji setiap 3 m‟ atau ditentukan berdasarkan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat. Dalam hal ini konsultan akan meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau sesuai TOR .
Tes Permeabilitas a. Tes permeabilitas harus dilakukan di setiap lubang bor,
mencakup seluruh kedalaman lubang. b. Metode yang akan dipakai bisa dipilih dari metode – metode
yang ada (seperti tes packer, falling head, constant head dan tes open end) sesuai dengan karakteristik formasi yang akan dites. Metode tes dan analisis hasil – hasilnya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai. Untuk uji bertekanan disebut Uji Packer / Lugeon, dilakukan bila kondisi bawah permukaan terbentuk dari batuan yang cukup keras. Sedangkan uji tidak
bertekanan seperti constant head, falling head dan open end constandend tes, dilakukan dikondisi bawah permukaan yang terbentuk dari tanah dan pasir serta batuan yang melapuk tinggi dan hancur.
c. Tes akan dilakukan sekali per (1 ½ - 3) m dari kedalaman lubang, dengan metode tahap turun (descending stage method). Sebagai prinsip, panjang masing – masing tahap harus kurang dari 5,0 m dan tahap – tahap selanjutnya harus dibor setelah tes sebelumnya selesai.
d. Peralatan yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum mulai dilaksanakan dipakai.
Pengambilan Undisturbed Sampel : Untuk melakukan penelitian sample tanah di laboratorium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya.Agar parameter sifat-sifat tanah masih dapat digunakan (tidak terganggu), maka hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini adalah sebagai berikut : Undisturbed Sample, UDS (contoh tak terganggu) diambil dari
lubang pemboran/SPT dan bor tangan (hand auger). Jumlah pengambilan sampel sebanyak3 sampel dari setiap titik
pengeboran Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS
disesuaikan dengan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat.
Penentuan rencana penyebaran dan interval titik pengambilan UDS diperhitungkan dengan cermat, didiskusikan dan meminta persetujuan Direksi Pekerjaan.
Untuk mendapatkan sample yang baik, Konsultan harus menugaskan well site geologist yang selektif dan cermat dalam menentukan kedalaman pengambilan sampel tersebut.
Pengambilan sampel harus menggunakan sampler tube yang mampu mengambil sampel sepanjang 30 - 45 cm (shelby tube).
Tabung contoh yang telah terisi harus segera ditutup rapat kedua ujungnya dengan lilin/parafin secara baik dan benar serta diberi label/inisial yang mencantumkan nama proyek, lokasi, nomor titik bor dan interval kedalaman pengambilan.
Sampel UDS yang sudah diambil harus segera di analisa di laboratorium.
Pengujian laboratorium dilakukan terhadap contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Pengujian laboratorium Mekanika Tanah untuk contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) yang diambil meliputi pengujian index properties dan structure/engineering properties B. Hand Bor Cara pengeboran ini termasuk cara pengeboran yang paling
sederhana dalam pembuatan lubang didalam tanah dengan menggunakan alat bor.
Alat bor ini hanya dapat digunakan bila tanah mempunyai kohesi yang cukup, sehingga lubang bor dapat stabil disepanjang lubangnya dan alat jenis ini tidak dapat digunakan pada pasir yang terendam air.
Penetrasi mata bor terbatas pada kekuatan tangan yang memutarnya, oleh sebab itu tanah harus tidak mengandung batu atau lapisan tanah keras lainnya.
Bor tangandilakukan di 32titik
Kedalaman pemboran dengan bor Tangan adalah 5-6 meter. Pada tiap titik pemboran diambil 1 (satu) sample undisturbed.
C. Sondir
Untuk lokasi rencana bangunan yang memerlukan data daya dukung penyondiran untuk mengetahui nilai perlawanan konus perlapisan tanah dan variasi kedalaman pada lapisan yang cukup keras. Penyelidikan Sondir/cone Penetration Test (CPT) Dutch Cone dengan Biconus type Begemann. Pembaca tekanan dilakukan dengan 2 (dua) buah Manometer masing-masing dengan skala bacaan 200 Kg/Cm2, mata sondir yang digunakan adalah Biconus sehingga akan diperoleh hasil dari perlawanan konus dan nilai letak nya (local friction). Pengujian tersebut dilakukan pada setiap interval 20 cm melalui pembacaan tekanan konus dan tekanan total yaitu tekanan konus ditambah gaya gesek selimut konus. Peralatan yang dipakai harus benar – benar sesuai dengan lokasi dan ukuran yang dipakai (2.5 – 5 ton) Laju penetrasi harus dijaga konstan 2cm/ detik. Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan lekat telah mencapai angka 150kg/cm² untuk sondir dengan kapasitas 2.5 Ton dan bila bila pembacaanya belum tercapai, maka kedalaman maksimumnya adalah 20 meter. Sedangkan untuk sondir dengan kapasitas 5 Ton pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan lekat telah mencapai angka 250 kg/cm² dan bila bila pembacaanya belum tercapai, maka kedalaman maksimumnya adalah 30 meter. Pekerjaan sondir tersebut dlakukan sesuai kebutuhan Lapangan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pihak Direksi. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung didokmentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan gambar berupa data dan grafik sondir. Pekerjaan sondir dilakukan sebanyak 32 titik. D. Sumuran Uji / Test Pit
Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan tebal lapisan dibawah permukaan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi bangunan maupun untukbahan timbunan pada daerah sumber galian bahan (borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai jenis lapisan dan tebalnya, juga volume bahan galian yang tersedia dapat dihitung. Pekerjaan Test Pit dilakukan sebanyak 10 titik. E. Pengambilan Contoh Tanah
Untuk mengadakan penelitian tanah di laboraturium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan contoh tanah ini dilakukan. 1. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample) Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan , pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut : struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan. Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi pelumas
(oil) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga struktur tanahnya yang beda, atau pada kedalaman-kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan menyimpan tabung sample supaya dihindarkan penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup panas. Pengambilan contoh tanah asli di lakukan pada bor inti, untuk setiap lapisan tanah, atau minimal 3 sampel setiap titik pengeboran atau sesuai kebutuhan lapangan atas persetujuan direksi pekerjaan. 2. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample) Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari Hand Bor, Bor Inti dan Tes. Contoh – contoh tanah ini akan dikenakan percobaan tanah laboraturium dengan cara proctor. Untuk pengukuran kadar air aslinya dengan menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan paraffin. Dari hasil masing – masing karung dan tabung PVC dicatat dengan symbol dengan kedalaman dimana sample terambil. 3. Penyelidikan Laboraturium
Pada contoh – contoh tanah yang terambil, baik tanah asli (tidak terganggu) maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan dilaboraturium, sehingga data parameter dan sifat- sifat tanahnya dapat diketahui. Penelitian Indeks Properties Sampel diambil sebanyak 74 sampel, 2 sampel dari dari tiap pekerjaan bor tangan dan 1 sampel dari pekerjaan test pit Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk mengetahui kondisi fisik jenis tanah yang akan kita evaluasi, sehingga penilaian (judgement) yang dibuat selaras dengan data teknis yang diperoleh. Pengujian tersebut antara lain:
a. Soil Properties i. Berat isi (זn) ii. Berat jenis (Gs) iii. Kadar air (Wn)
b. Analisis ukuran butir (m%) c. Batas-batas Atterberg (WI,Wp,Ip)
a. Soil Propertis
i. Berat Isi(זn) Untuk memperoleh jenis nilai berat isi tanah, maka tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli;
ii. Spesific Gravity/ Berat Jenis (Gs) Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu botol picnometer dan perlengkapannya. Prosedur penentuan berat jenis tanah ini mengikuti cara : ASTM – D.854 atau ASSHO.T.100.
iii. Kadar Air/ Moisture Content (Wn) Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli, prosedurnya mengikuti ASTM.D.2216.
b. Grain size analysis (Analisa Ukuran Butir)
Pada tanah yang berbutir kasar dengan diameter butir lebih besar dari pada 75 mm, lolos melalui ayakan no. 200 akan ditentukan
dengan cara Hydrometer Analysis. Hasil dari pengujian ini akan digambar dengan sumbu mendatar adalah skala logaritma merupakan nilai diameter dalam mm dari butir dan sumbu tegak adalah skala biasanya merupakan prosentase kehalusan. Pembagian butir tanahnya digunakan USSR dengan prosedur yang sesuai dengan ASTM.D.42. c. Atterberg Limit (Batas Batas Atterberg)
i. Liquit Limit Batas cair/Liquit limit ini adalah nilai kadar air yang dinyatakan dalam proses dari contoh tanah yang dikeringkan dalam oven pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis. Nilai batas cair ini dapat ditentukan dengan cara menentukan nilai kadar air pada contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan sebanyak 25 kali dijatuhkan setinggi 1 cm pada kecepatan ketukan 2 kali setiap detiknya, dan panjang leren saluran percobaan ini adalah 12,7 mm. prosedurnya dapat mengikuti SATM.D.423.
ii. Plastic Limit (Wp) Batas plastic limit ini adalah kadar air pada batas bawah daerah plastic. Kadar air ini ditentukan dengan menggiling-giling tanah yang melewati ayakan No.40 (425 mm) pada alat kaca sehingga membentuk diameter 3,2 mm dan memperlihatkan retak-retak. Prosedur ini dapat mengikuti ASTM.D.424.
iii. Plasticity Indek (Pi) Platicity indek tanah adalah selisih nilai kadar air dari batas cair dengan batas plastic.
iv. Shrinkage Limit Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan dimana volume dari tanah ini tidak berubah, prosedur penentuan nilai batas susut ini dapat mengikuti ASTM.D.427. Penelitian Engineering Properties Sampel diambil sebanyak 56 sampel, 3sampel dari dari tiap titik pekerjaan bor inti dan 1 sampel dari pekerjaan bor tangan Setelah data sifat-sifat indeks diketahui, maka pengujian untuk data teknis disesuaikan dengan sistem pengujian yang sesuai dengan kondisi fisiknya. Sifat-sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui cara: a. Direct shear test (c,D) b. Unconfined Compression test (qun,qur) c. Triaxial Test, B.P. sistem consolidated undrained atau
unconsolidated undrained (C, C”, D, D‟) d. Tes Konsolidasi (Cc, Cv, Es) a. Direct Shear Test
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kuat geser tanah setelah mengalami konsolidasi akibat suatu beban dengan drainase 2 arah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan single shear atau double shear. Pemeriksaan dapat dibuat pada semua jenis tanah dan pada contoh tanah asli (undistrub) atau contoh tanah tidak asli (disturb). Dalam perhitungan mekanika tanah, kuat geser ini biasa dinyatakan dengan kohesi ( C ) dan sudut gesek dalam (φ).
b. Unconfined Compression Test
Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan olehbenda uji silindris(dalam hal ini sampel
tanah)sebelum mengalami keruntuhan geser.Derajat kepekaan/sensitivitas (St) adalah rasio antara kuat tekan bebas dalam kondisi asli (undisturbed) dan dalam kondisi teremas(remolded). Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur kuat tekan bebas (unconfined compressive strength) dari lempung/lanau. Dari kuat tekan bebas dapat diketahui : 1.Kekuatan geser undrained (Cu) 2.Derajat kepekaan (degree of sensitivity)
c. Trixial Test
Contoh tanah dengan pembebanan atau tekanan kecil yang berlainan dengan atau disesuaikan dengan rencana bangunan yang ada. Kecepatan perubahan tinggi, contoh tanah agar disesuaikan dengan macam percobaan dan sifat dari jenis tanahnya. Prosedur dari percobaaan triaxial ini agar disesuaikan dengan literature (The Measurement of Soil Properties in The Triaxial Test by Beshop & Henkel USBR Earth manual & Engineering Properties of Soil dan Their Measurement of Bowles). Dari hasil-hasil gambar yang diperoleh dengan mengikuti prosedur ASTM.D.565. d. Consolidation Test Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat tanah sehubungan dengan pembebanan yang telah dilakukan. Dengan demikian maka perkiraan besar penurunan yang terjadi pada lapisan ini dapat diketahui. Besarnya increment ratio 1 dengan niali pembebanan adalah : 1/4,
1/2,1,2,4,8, dan 16 kg/cm2 pada setiap 24 jam dan pengurangan pembebanan seperti nilai compression index (cc) dan coefficient of consolidation (cv) perlu diperoleh. Prosedur percobaan penetapan ini dapat mengikuti cara Measurement of Bowles.
F. Penelitian Tanah Timbunan
Guna mengetahui suatu jenis tanah yang baik untuk bahan timbunan, terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan terhadap data fisik dan teknik. Ada 3 jenis material timbunan yang perlu diuji, yaitu:
a. Tanah / lempung b. Pasir c. Batu
4. Perencanaan rinci (detail desain) mencakup pekerjaan sbb.
A. Bangunan Utama
Perencanaan detail untuk bangunan utama meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis tubuh bendung, pembilas bendung, pengambilan, kantong lumpur, pembilas pengambilan, saluran bilas, pengambilan saluran primer dan alat ukur
- Memastikan efek terhadap morfologi sungai dan muka banjir di sebelah hulu dan hilir bendung, serta merencana fasilitas yang baik guna menguarangi efek negative yang timbul terhadap lingkungan termasuk bangunan-bangunan yang sudah ada.
- Memastikan dimensi bangunan dari hal-hal tersebut diatas.
- Mencek stabilitas bendung, lendutan, erosi bawah tanah, penggerusan, degradasi dan agradasi.
- Membuat tabel-tabel debit untuk tubuh bendung, pembilas, pengambilan di sungai dan pengambilan di saluran primer.
- Membuat rincian volume dan biaya. - Membuat buku petunjuk eksploitasi dan pemeliharaan - Metode Pelaksanaan
B. Perencanaan Bangunan dan perencanaan Saluran
Pembawa dan Pembuang
Perencanaan Bangunan dan saluran dilakukan untuk Saluran
Induk, sekunder termasuk saluran pembuang primer dengan
kegiatan sebagai berikut:
1. Desain Saluran
Perencanaan detail saluran irigasi dan pembuang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Memastikan as saluran dan lokasi bangunan dalam titik-titik koordinat, nomor titik dan kurve data.
- Penyelesaian potongan memanjang - Pembuatan potongan melintang - Perhitungan hidrolik dan stabilitas secara mendetail - Memastikan banyaknya galian, tanggul yang dipadatkan,
pembersihan tempat kerja, pembabatan semak belukar, sisa galian, bahan yang akan dipakai dan lokasi sumber bahan galian
- Memastikan pembebasan tanah yang diperlukan 2. Desain Bangunan
Perencanaan detail untuk bangunan-bangunan jaringan irigasi dan pembuang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis - Menentukan kehilangan tinggi energi yang diperlukan - Menentukan dimensi bangunan - Menentukan dimensi bangunan
- Membuat kurve-kurve debit untuk alat-alat pengukur dan
pengatur 3. Penyusunan Laporan Perencanaan
Laporan Perencanaan bagian 1 akan disertai dengan : - Daftar isi - Daftar gambar - Daftar tabel - Deskripsi dan lokasi pekerjaan - Penjelasan mengenai kriteria perencanaan yang digunakan - Peta-peta acuan/referensi - Hasil-hasil penyelidikan dan evaluasi tanah pertanian - Hasil-hasil penyelidikan hidrologi - Hasil-hasil penyelidikan geoteknik - Frekuensi tanam dan pola tanam - Debit sungai bulanan rata-rata dan bulanan minimum - Tata letak dan perencanaan saluran irigasi - Tata letak dan perencanaan saluran pembuang - Perencanaan fasilitas pengelakan/diversi - Perencanaan bangunan-bangunan pengatur saluran irigasi - Perencanaan bangunan-bangunan pembawa air irigasi - Perencanaan bangunan-bangunan pengatur saluran
pembuang
Laporan Perencanaan bagian 2(Gambar) akan disertai dengan : a. Kontrol elevasi bangunan (elevasi dasar, level puncak/ambang
dan lainnya) harus disesuaikan pada gambar potongan
memanjang saluran dan gambar-gambar bangunan.
b. Penggambaran, bangunan dan saluran serta potongan
memanjang, potongan melintang dilakukan dari hasil desain
note dengan program AutoCad dan dicetak dalam 2 (dua)
ukuran kertas yaitu :
o Untuk ukuran kertas A1 skala gambar :
- Peta lokasi /Site Survei 1:500 - Peta Daerah Aliran Sungai - Denah umum daerah irigasi - Skema jaringan dan bangunan irigasi - Skema jaringan pembuang - Gambar long section saluran Pembawa & Pembuang skala
vertikal 1 : 100 dan skala horizontal 1 : 2000; - Gambar cross section saluran Pembawa dan Pembuang skala
vertikal dan horizontal = 1 : 100 untuk Tampang yang kecil atau 1 :200 untuk tampang yang besar atau sesuai kebutuhan ;
- Gambar bangunan Utama dan bangunan pelengkap lainnya skala 1 : 100; apabila Denah tidak muat dalam satu lembar uk A1 penambahan penggambaran dengan skala 1 : 200
- Gambar Detail bangunan intake, bangunan pengatur dan pengukur, saluran pembawa dan pengatur saluran pembuang,bangunan pembuang silang, bangunan perlintasan saluran irigasi, bangunan pembuang di bawah jalan, pintu – pintu pekerjaan baja dll. dengan skala 1: 5, 1 : 10 , 1: 20 atau sesuai kebutuhan
- Peta ikhtisar 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 (sesuai ukuran kertas
A1 yang mudahdibaca).
o Untuk ukuran kertas A3 skala gambar, hanya untuk gambar
asistensi dengan skala yang disesuaikan.
5. Model Test Bendung
Untuk melaksanakan uji model hidrolik diperlukan model fisik tiga dimensi. Model bangunan bendung dan bagian-bagian bangunan lainnya yang dibuat dari berbagai kombinasi material bahan yang digunakan dan sebagainya. Pelaksanaan pekerjaan uji model fisik ini dilakukan di laboratorium hidrolika yang dilengkapi dengan : a. Ruangan yang cukup besar untuk mensimulasikan model
dengan skala yang memadai; b. Peralatan penyupalai dan pengaturan debit atau sedimen
yang otomatis; c. Peralatan pengatur tinggi muka air; d. Ruang kerja/analisis dan lain-lain. Bagian-bagian lapangan (prototype) yang dimodel antara lain : a. Bagian sungai di hulu dan di hilir bendung; b. tubuh bendung dengan bagian-bagiannya; c. bangunan kantong lumpur (sandtrap); d. dan bangunan-bangunan lain yang diperlukan untuk
penyelidikan.
a. Pelaksanaan Pekerjaan Model. Untuk pelaksanaan pekerjaan model (uji model hidrolik) dibuat/dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu : 1. Model Seri Dasar (MSD) yaitu model yang dibuat/dibangun
berdasarkan hasil desain awal (original desagn). 2. Model Seri 1, 2 dan seterusnya yaitu model yang mengalami
perubahan dari original desain yang diterapkan pada setiap seri.
Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam model tersebut dimaksudkan untuk melakukan/mendapatkan perbaikan-perbaikan desain/konstruksi dari segi hidrolis. Dari sekian seri model yang telah dilakukan maka diambil seri yang dianggap memberikan hasil yang baik sebagai dasar rekomendasi desain.
b. Batas Model (Boundary Condition).
Batas-batas pemodelan antara lain : a. Bangunan bendung dengan lingkup tubuh bendung termasuk
penampang sungai di sebelah hulu dan hilir yang dianggap mempengaruhi aliran air pada tubuh bendung (awal dan akhir sudetan) dan sand trap.
c. Skala Model.
Skala model adalah perbandingan antara nilai masing-masing parameter yang ada di prototype dengan nilai masing-masing parameter yang ada dimodel sehingga kejadian hidrolik yang ada di model sebangun dengan kondisi di prototypenya. Dalam penelitian uji model ini akan menggunakan skala model tak distorsi (undistrorted model) 1 : 20 atau skala yang disesuaikan dengan media laboratorium yang tersedia. Skala model tak distorsi (undistrorted model) adalah model skala geometri horizontal sama dengan skala geometri vertikal. Besar skala diambil dengan mempertimbangkan : a. Lingkup kegiatan, maksud dan tujuan; b. Ketelitian yang diperlukan; c. Ruang uji; d. Besaran-besaran prototip yang harus dimodel antara
lainbesarnya debit maximum dan minimum yang harus dialirkan, lebar sungai, kedalaman air, diameter material, dasar sungai dan lain sebagainya. Besaran-besaran lain untuk model tak distorsi dapat dihitung dengan mempergunakan rumus-rumus yang telah baku/lazim dipergunakan.
e. Rancangan Percobaan (experimental set up)
Dalam uji model ini akan dilakukan beberapa variasi banjir rencana untuk beberapa kondisi banjir rancangan seperti pada tabel berikut :
NO
KALA
ULANG DEBIT BANJIR KETINGGIAN AIR DIATAS MERCU
(TAHUN) PROTOTYPE MODEL PROTOTYPE MODEL
(M3/det ) (M3/det ) (Ltr/det) (M) (Cm) (Cm)
1 2
2 10
3 25
4 50
5 100
f. Perlengkapan. Perlengkapan yang digunakan dalam pengujian/penyelidikan model antara lain : g. Alat ukur debit dan alat pengatur debit; h. Alat pengukur tinggi muka air; i. Alat pengukur ketinggian/elevasi; j. Water pumb; k. Stop watch dan lain-lain.
g. Pengujian Hidrolik dengan Model Fisik.
Pengujian hidrolik dengan model pisik hal-hal yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Menyelidiki kesempurnaan bangunan bendung ditinjau dari
segi lokasi, tata letak dan dimensi hidroliknya (hidroulic dimension);
b. Mempelajari dan menyelidiki parameter dan karasteristik pola aliran di bangunan (bendung dan sand trap), seta mempelajari pola aliran dengan/akibat adanya bangunan bendung;
c. Mempelajari pengaruh degradasi dan suposi di bangunan bendung;
d. Mempelajari gejala pergerakan angkutan sedimen, serta mempelajari pengendapan fraksi-fraksi sedimen di kolam olak/peredam energi maupun di bangunan sandtrap.
e. Mempelajari back water efek dihulu bendung f. Hal-hal lain yang dianggap mempengaruhi kestabilan
bangunan, Kegiatan C : Perhitungan dan Analisa. Perhitungan dan analisa dilakukan selama berlangsungnya pengujian terhadap beberapa variasi/seri model berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam uji medel antar lain :
a. Pola aliran yang terjadi dihulu dan dihilir bendung, diatas mercu, peredam energi, sandtrap dan lain-lain.
b. Bahaya kavitasi; c. Efektifitas pada peredam energi; d. Serta bahaya-bahaya yang kemungkinan terjadi. Setelah dilakukan perhitungan dan analisa kemudian penyajian hasil pengujian berupa laporan dan gambar
6. Perhitungan Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
Konsultan Penyedia Jasa setelah mendapat masukan, saran dan persetujuan pemilik pekerjaan cq. Direksi pekerjaan menyiapkan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dijelaskan dalam perhitungan volume rinci (BOQ) serta menyiapkan metode dan tata cara pelaksanaannya. Dokumen RAB ini diperlukan sebagai platform dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan tersebut secara rinci meliputi :
a. Perhitungan volume;
b. Perhitungan analisa harga satuan;
c. Menyusun spesifikasi teknis pelaksanaan fisik konstruksi;
d. Membuat prioritas pelaksanaan dalam bentuk paket-paket
pekerjaan (schedule pelaksanaan);
e. Menyusun metode kerja setiap konstruksi yang direncanakan
yang akan dikerjakan;
f. Menyusun dokumen pelelangan termasuk estimate
engineering untuk pelaksanaan.
Selain itu penyedia jasa juga termasuk melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Analisa ekonomi yang dilakukan menyangkut indicator-indikator
antara lain: Benefit/ Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan
Economic Internal Rate of Return (EIRR), berdasarkan
beberapa alternative umur ekonomis bangunan utama, jaringan
irigasi dan interest rate (bunga) yang berlaku. Economic
Sensitivity (sensitivitas ekonomi juga dilakukan dengan
pertimbangan/ asumsi adanya beberapa alternative peningkatan
biaya (cost) dana tau penurunan keuntungan (benefit) yang
mungkin akan terjadi, atau diperkirakan akan terjadi.
b. Dalam perhitungan biaya(cost) pembangunan daerah irigasi
harus meliputi biaya-biaya: perencanaan, konstruksi, O&P
pembebasan tanah, produksi dan lain-lainnya yang dikeluarkan
selama umur ekonomis. Sedangkan keuntungan (benefit) yang
diperhitungkan berdasarkan produksi sesuai cropping patern &
intensity yang diharapkan dan asumsi harga komoditas produksi
yang dikeluarkan pemerintah. Dalam perhitungan benefit ini
akan tercermin perbedaan benefit tanpa adanya proyek
(rehabilitasi) dan dengan adanya proyek.
7. Manual OP
Pembuatan pedoman O&P harus meliputi hal-hal sbb: a. Prosedur operasi meliputi:
- Prosedur perencanaan tanam (luas, jenis, intensitas tanaman,
kebutuhan air tanaman, ketersediaan debit andalan, dll)
- Rencana tata tanam dan persetujuannya (melibatkan P3A dan
dinas PU dari pengairan sampai dengan cabang dinas)
- Rencana pembagian air
- Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan lebat
dll)
- Operasi musim kemarau
- Prosedur operasi bangunan utama (operasi pintu pengambilan,
pintu penguras, kantong lumpur dll)
- Prosedur operasi pengatur besar (operasi pintu, pengukur debit,
dll)
b. Prosedur pemeliharaan meliputi:
- Inspeksi pemeliharaan
- Pemeliharaan rutin (uraian pekerjaan dan penugasan,
perencanaan pemeliharaan rutin, dll)
- Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan, rencana
jangka panjang, pembuangan lumpur, perawatan periodic pintu
dan bangunan ukur dll)
- Prosedur perbaikan darurat
- Sarana operasi dan pemeliharaan yang dipelihara
c. Tindakan darurat (kriteria keadaan darurat banjir,
pemberitahuan darurat dan penugasan pegawai, system
komunikasi, logistic, prosedur penutupan saluran dll)
d. Organisasi dan personalia (organisasi O & P, daftar personalia,
batas wilayah,alokasi tugas, jadwal inspeksi, dll)
e. Catatan dan laporan ( catatan yang harus ditata dan laporan
yang harus disusun meliputi operasi dan pemeliharaan,formulir-
formulir lainnya, alur data & pengolahan data, dll)
f. Panitia irigasi (struktur organisasi,kegiatan dan panitia irigasi)
g. Perkumpulan petani pemakai air |(struktur organisasi, data yang
harus disusun untuk rapat, tugas kaitan dengan P3A,
pembagian tugas dll)
h. Penyusunan anggaran tahunan (data yang akan disusun,
program dan anggaran pemeliharaan dll)
8. Penyusunan Program Pelaksanaan dan Dokumen Lelang
meliputi:
a. Penyusunan program pelaksanaan
Setelahdapat diketahui biaya secara keseluruhan dari pekerjaan-pekerjaan yangdiusulkan, konsultan akan menyusun program pelaksanaan ang didasarkan atas prioritas penanganan serta kemampuan penyediaan dana oleh pemerintah. Untuk keperluan ini konsultan akan selalu berkonsultasi dengan pihak Direksi.
9. Pengadaan dokumen pelelangan
1. Dokumen pelelangan tdd:
- Syarat-syarat teknik dan persyaratan lain yang ditentukan oleh
Direksi
- Gambar tender (pelelangan)
- Ketentuan lain yang ditentukan oleh Direksi
2. Gambar tender adalah sebagian atau seluruh gambar terencana
yang telah disetujui oleh Direksi untuk dijadikan gambar tender.
Format gambar tender adalah yang ditetapkan oleh direksi
3. Konsultan akan melengkapi gambar tender dengan gambar-
gamabr yang belum/ tidak tercantum dalam gambar rencana.
Hasil yang diharapkan:
- Laporan hasil perencanaan (Design Note)
- Gambar perencanaan
- Laporan Akhir Perencanaan
- Buku Pedoman O&P
- Hasil perhitungan B&Q
- Rencana anggaran biaya (RAB)
- Dokumen Lelang
10. Penyusunan Data Base
Kegiatan penyusunan database bertujuan untuk membentuk input dasar bagi seluruh referensi di masa mendatang dan akan menjadi bagian dari pola data spasial yang terhubung dengan data atribut non-spasial. Database ini berisi: a. Studi dan kajian informasi eksisting pada sumber daya di air
dan lahan termasuk identifikasi kelemahan data, kecukupan jumlah data dan konsistensi untuk pengecekan dan
penyesuaian; b. Hasil inventarisasi dan penafsiran atas Peta Topografi, Citra
Satelit, dan Foto Udara atau citra untuk pembangkitan multi-lapis peta geografis digital pada GIS dengan input dasar informasi eksisting. Data yang telah dikumpulkan harus bisa dihubungkan dengan kumpulan data awal untuk memberikan informasi pada aspek yang dibutuhkan. Ketika suatu kumpulan data tidak menunjukkan rincian yang dibutuhkan, maka kumpulan data tambahan harus dikumpulkan, dianalisis, dan dihubungkan dengan data awal. Peta komprehensif ini harus meliputi aspek-aspek berikut ini:
Geomorfologi ; Unsur Geologi dan Struktur termasuk ciri khasnya Jenis tanah, tekstur, dan kedalaman ; Peta kemiringan lahan (sudut dan aspek) ; Analisis Drainase Hidrogeologi bersama dengan zona potensial Air
Tanah ; Penampang Air Permukaan dan daerah rawa Analisis banjir ; Dampak kerusakan akibat banjir dan penilaian risiko ; Pola Tata Tanam, area tanam, dan perkiraan produksi ; Peta Tutupan Hutan dan Sebaran Hutan (Tanam 2 kali)
; Pola Tata Guna dan Tutupan Lahan ; Material konstruksi yang ada di sekitar area
pembangunan ; Borrow Area ; Pola populasi dan pemukiman di sekitar area
konstruksi ; Data Spasial dan Data Temporal lainnya; Penggunaan lain dari remote sensing dalam
penyusunan Laporan Detail Proyek ditetapkan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing situasi dan kondisi eksisting lapangan.
c. Data hasil pencitraan satelit harus terhubung dengan pemodelan GIS untuk memudahkan akses dan pengembangan dalam pengambilan keputusan ;
d. Data hasil pencitraan satelit harus dapat digunakan untuk memperoleh dan memperbarui informasi saat ini untuk tujuan persiapan penyusunan Peta skala 1:25.000 di lokasi manapun yang dibutuhkan. Seluruh hasil pencitraan satelit harus diambil dari / melalui kementerian / lembaga pemerintahan terkait ;
e. Data hasil pencitraan satelit harus bisa digunakan sebagai sumber karakteristik peta seperti tutupan lahan dan tata guna lahan termasuk lahan yang bisa ditanami dan lahan pertanian, lahan perkebunan, pola tata tanam termasuk area beririgasi teknis, area dengan 1 musim tanam atau lebih ;
f. Lapisan yang lain dari peta harus memasukkan unsur air permukaan, tipe tanah, kondisi geologi dan geomorfologi serta geomorfologi ;
g. Peta Tematik turunan dari peta utama harus juga bisa dipersiapkan berdasarkan ketersediaan informasi tentang praktek irigasi dan pertanian di masyarakat.
F. PEKERJAAN F : PEKERJAAN LARAP
Pada tahapan kegiatan pembuatan gambar desain Pra Lay Out dan
Final Lay Out Sistem Jaringan Irigasi dan kegiatan AMDAL berjalan
secara bersamaan tersebut Konsultan dapat melakukan kegiatan
LARAPdimana kegiatan ini dimulai dengan Inventarisasi lapangan
berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder.
a. Melakukan Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder
a) Survey Pendahuluan
Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan juga untuk orientasi/pengenalan lokasi studi, dalam tahap ini penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan berdiskusi yang erat kaitannya dengan peraturan maupun kebijakan yang berlaku di daerah dalam kaitannya dengan LARAP tersebut. Adapun beberapa peraturan maupun kebijakan yang berlaku meliputi; a. Pengelolaan penampungan penduduk (jika ada relokasi
penduduk) dan monitoring; b. Hak-hak kaum minoritas dan penduduk asli; c. Tata cara mendapat informasi dan keterlibatan penduduk
setempat; d. Proses pembebasan tanah dan tata caranya (Surat keputusan
tingkat nasional dan daerah). Peraturan serta kebijakan tersebut diatas khususnya yang terkait dengan LARAP sangat diperlukan dengan melakukan pengumpulan data dan peta wilayah lokasi yang akan dibebaskan termasuk daerah dan/atau lokasi baru untuk replaceman.
b) Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data
Sekunder 1) Inventarisasi Lapangan
Penyedia Jasaharus menginventarisasi setiap permasalahan yang ada di wilayah tersebut, baik permalahan yang ada saat ini maupun potensi yang yang dapat dikembangkan dikemudian hari di wilayah yang direlokasi (jika ada relokasi penduduk). Beberapa aspek penting yang terdapat dan harus diidentifikasi meliputi;
i) Inventarisasi data/informasi mengenai kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah jaringan irigasi.
ii) Inventarisasi dan analisis evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan masyarakat dilokasi studi.
iii) Inventarisasi infrastruktur yang ada di sekitar daerah Jaringan Irigasi.
iv) Inventarisasi data demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan jumlah kepela keluarga) terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan pemilik lahan.
v) Inventarisasi kegiatan ekonomi (Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan) di daerah Jaringan Irigasi.
vi) Inventarisasi pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah Jaringan Irigasi.
vii)Inventarisasi pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan Jaringan Irigasi serta relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah ditetapkan.
b. Melakukan Sosialisasi Masyarakat
Penyedia jasa diharuskan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk Pertemuan Konsultasi Publik untuk memperoleh berbagai masukan, saran dan tanggapan dengan melibatkan masyarakat yang terkena dampak, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat. c. Melakukan Pengukuran dan Pengumpulan Data
Kepemilikan Tanah dan Aset lainnya, Pemetaan Rencana Pembebasan Tanah, serta data SOSBUD
1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknis / informasi pada instansi-instansi terkait untuk keperluan penyelidikan yang terdiri dari: - Peta tata guna dan kepemilikan lahan serta peta lainnya
yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengukuran lapangan.
2. Melaksanakan pengukuran KADASTRAL pembebasan lahan (land acquisition) dilokasi rencana jaringan irigasi serta relokasi Penduduk (bila ada). Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap kegiatan ini diantaranya adalah: - Penyusunan tim yang dipimpin oleh tenaga ahli dibidangnya; - Melakukan orientasi dan survei lapangan; - Inventarisasi, identifikasi permasalahan, analisis dan
evaluasi. Secara garis besar pengukuran dan pemetaan Persil Kepemilikan meliputi :
Pemasangan patok batas persil Kontrol horizontal dan vertikal. Pengukuran detail batas persil kepemilikan dilokasi
rencana jaringan irigasi Penggambaran.
Lingkup Kegiatan Survey
Pengukuran Kerangka Utama Pengukuran batas Persil kepemilikan Pengukuran rencana relokasi Penduduk (bila ada).
d. Pemetaan Rencana Pembebasan Lahan/KADASTRAL dan
Relokasi Penduduk (bila ada)
Survey dan Pemetaan
Kegiatan survey dan pemetaan Rencana Pembebasan
Lahan/KADASTRAL dan Relokasi Penduduk (bila ada) meliputi :
1. Pemetaan rencana pembebasan lahan diukur berdasarkan jaringan kerangka utama dan kerangka cabang yang telah dipasang, dengan melakukan pengukuran petak persil kepemilikan danbatas-batas persil kepemilikan pada rencana jaringan irigasi dan relokasi (bila ada).
2. Pemetaan relokasi penduduk pengukuran dilakukan detail meliputi pengukuran kontrol horizontal, kontrol vertikal dan pengukuran situasi yang mengambarkan kondisi existing di relokasi penduduk. Pemetaan relokasi penduduk dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis kontour.
3. Pengukuran petak persil kepemilikan dan batas persil
kepemilikan dilakukan dengan pembacaan sudut horizontal dengan alat theodolite untuk pembacaan Jarak datar.
4. Pengukuran petak persil kepemilikan dan batas persil kepemilikan harus diketahui oleh masing-masing kepemilikan lahan dan aparat desa setempat.
5. Melakukan pengambaran hasil pengukuran batas persil kepemilikan tanah dan relokasi (bila ada) dengan skala 1 : 2.000, dan skala 1 : 5000 atau dengan skala disesuaikan dan /atau dengan petunjuk lain atas persetujuan Direksi.
6. Nomor persil serta luasan masing-masing kepemilikan ditampilkan pada gambar skala 1 : 2.000 dan skala 1 : 5000 atau dengan skala disesuaikan.
7. Pada kolom keterangan gambar ditampilkan nomor persil, nama kepemilikan dan luasan untuk masing-masing kepemilikan yang terdapat pada setiap lembar gambar.
8. Melakukan analisis/telaah terhadap upaya dan rencana pembebasan dan relokasi Penduduk (bila ada) maupun lahan. Dalam melakukan kajian ini para tenaga ahli tersebut memerlukan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:
- Kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah - Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan
masyarakat dilokasi studi termasuk issue ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah untuk: a. hak atas tanah;
b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
- Infrastruktur yang ada di sekitar daerah Jaringan Irigasi. - Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur, pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan jumlah kepela keluarga) terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan dan pemilik lahan.
- Kegiatan ekonomi (Pertanian, kehutanan, perikanan) di daerah Jaringan Irigasi Batang Toru.
- Pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan di daerah Jaringan Irigasi Batang Toru.
Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan Jaringan Irigasi D.I Batang Toru serta relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah ada, dan bagi daerah yang belum menetapkan RUTR pengadaan tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah ada (KEPPRES No.55 Tahun 1993, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum).
e. MelakukanAnalisis Inventarisasi dan Identifikasi LARAP
Studi LARAP terutama untuk masyarakat yang diperkirakan terkena dampak langsung yang disusun sebagai laporan LARAP. Analisa dan pengumpulan data akan dilakukan pada lingkungan sekitar Wilayah Study yang telah ditentukan, dengan ukuran menurut peraturan yang berlaku di Indonesia. Analisis yang dilakukan oleh tim konsultan diantaranya berupa:
1. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum, termasuk peraturan dasar pokok-popok pertanahan nasional (BAKOSURTANAL)
2. Pokok-pokok kebijakan pengadaan tanah;
3. Panitia, Musyawarah, dan ganti kerugian. Hasil analisis tersebut akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan LARAP. f. Menyusun Program Persiapan Rencana Lokasi (bila ada
relokasi penduduk)
Hasil inventarisasi dan identifikasi yang telah dilakukan, Penyedia jasa harus melakukan analisis dan menyusun program persiapan rencana lokasi untuk bantuan usaha dan penampungan bagi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak langsung pembangunan Jaringan Irigasi tersebut. g. Menyusun Tata Cara Pembebasan Tanah/Lahan (land
Acquisition)
Penyedia jasa harus melakukan analisis dan menyusun rekomendasi atau tata cara pembebasan tanah dan penanda tanganan persetujuan ganti rugi dan perbaikan. Rekomendasi tata cara dan mekanisme pembebasan/pengadaan tanah ini sangat diperlukan oleh pemangku kebijakan dalam rangka untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut dalam upaya rencana pembangunan Jaringan Irigasi Batang Toru. h. Menyusun Tata Cara Ganti Rugi dan Alternatif Peluang
Usaha Ganti kerugian adalah penggantian atas nilai tanah berikut bangunan, tanaman dan/atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah sebagai akibat pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. Penyedia jasa diharuskan melakukan analisis dan menyusun tata cara ganti rugi termasuk alternatif peluang usaha dan rekomendasi pelatihan bagi masyarakat yang terkena dampak langsung proyek pembangunan Jaringan Irigasi tersebut. Penyusunan tata cara ganti rugi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut dimana pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah. Untuk dasar dan tata cara perhitungan ganti kerugian tanah ditetapkan atas dasar :
- Harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya, dengan memperhatikan nilai jual objek Pajak Bumi dan Bangunan yang terakhir untuk tanah yang bersangkutan;
- Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab dibidang bangunan;
- Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian.
i. Penyusunan dan Pendataan Permasalahan Berdasarkan Urgensi Masyarakat
Penyedia jasa harus melakukan analisis terhadap hasil pendataan permasalahan yang ditemui dilokasi kegiatan, serta menyusun konsep tingkatan permasalahan yang dihadapi berdasarkan urgensi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak langsung akibat pembangunan Jaringan Irigasi Batang Toru.
j. Membuat Skenario Penyelesaian Permasalahan LARAP Penyedia jasa harus membuat skenario terhadap penyelesaian permasalahan yang akan timbul sebagai akibat rencana relokasi dalam tingkatan urgensitas masyarakat yang terkena dampak nyata. Penyusunan skenario ini diperlukan oleh pengambil kebijakan dalam rangka upaya merelokasikan penduduk dari tempat asalnya ketempat yang lain, dan juga skenario ini diperlukan oleh panitia ganti rugi tanah dalam rangka pelaksanaan ganti rugi/pengadaan tanah untuk keperluan pembangunan Jaringan Irigasi Batang Toru, agar tepat sasaran didalam pelaksanaan tugasnya. k. Menyusun dan menyiapkan Data Kepemiilikan Tanah
Penyedia jasa berdasarkan pendataan/inventarisasi kepemilikan tanah harus menggambarkan setiap petak (blok) kepemilikan tanah serta menyiapkan data inventarisasi kepemilikannya secara lengkap. Data ini sangat diperlukan oleh tim pembebasan tanah pada saat akan dilkukannya proses ganti rugi atas hak atas tanah, bangunan, tanaman serta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. l. Menyusun rekomendasi penyelesaian masalah dengan
metode skala perioritas. Penyedia jasa berdasarkan penyusunan skenario yang telah dilakukan maka selanjutnya diharuskan menyusun rekomendasi tata cara penyelesaian masalah ganti rugi dan relokasi (LARAP) dengan membuat metode skala perioritas. m. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (EE) Pembebasan dan
Pengadaan tanah serta relokasi penduduk Penyedia jasa diharuskan menyusun perkiraan biaya (EE) yang diperlukan dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan relokasi penduduk(bila ada relokasi penduduk) sesuai dengan tingkat urgensinya. Besarnya biaya perkiraan pembebasan dan pengadaan tanah didasari pada hasil inventarisasi atau pendataan yang telah dilakukan oleh tim. Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan didalam penyusunan perkiraan biaya tersebut diantaranya adalah;
- Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.
- Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.
- Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian secara keseluruhan dengan nilai biaya pada saat ini atau atas petunjuk lain akibat fluktuasi.
- Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut.
n. MelaksanakanLokakarya LARAP
Untuk menampung aspirasi para pihak yang berkepentingan, kosultan harus melakukan kegiatan Lokakarya LARAP tingkat Pemerintahan Daerah/Kabupaten khusunya melibatkan para pemangku kepentingan, serta masyarakat di lokasi Jaringan Irigasi Batang Toru. Tujuan dilaksanakan kegiatan Lokakarya LARAP ini dilakukan adalah untuk memperoleh masukan, tanggapan, koreksi dari
masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan terhadap data keseluruhan yang di inventarisasi, identifikasi kondisi lingkungan dan identifikasi masalah yang telah dilakukan untuk dibangun suatu kesepakatan-kesepakatan dari semua para pihak yang berkepentingan dalam upaya pembebasan lahan dan relokasi pembangunan Jaringan Irigasi Batang Toru. Penyedia jasa memfasilitasi kegiatan lokakarya tersebut dari baerbagai Instansi Lintas Sektor terkait melalui BAPPEDA Kabupaten, unsur Kecamatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perangkat Desa (Geuchik Gampong dan masyarakat) didalam memperoleh masukan, tanggapan masyarakat, seluruh pemangku kepentingan/kebijakan. o. MenyusunLaporan Hasil Studi LARAP
Penyedia jasa diharuskan menyusun laporan hasil studi LARAP beserta laporan daftar identifikasi/pendataan masyarakat yang terkena dampak terhadap rencana pembangunan Jaringan Irigasi Batang Toru terkait dengan ganti rugi aset serta gambar-gambar lokasi pembebasan dan relokasinya. Hasil yang akan diicapai dalam pekerjaan Studi LARAP ini adalah : 1. Rekomendasi batas-batas (base line) lokasi pembebasan tanah
dan relokasi dari hasil inventarisasi, identifikasi serta analisis dan evaluasi lapangan.
2. Usulan metode tata cara penyelesaian masalah ganti rugi berdasarkan hasil analisis dengan beberapa metode skala perioritas.
3. Usulan biaya rencana pelaksanaan (RAB) pembebasan dan pengadaan tanah serta relokasi penduduk.
4. Usulan pengadaan tanah unutk merelokasi penduduk yang tepat untuk rencana pengembangan permukiman yang sesai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang ada.
5. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Dalam dokumen ini harus meliputi : a. Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah c. Letak Tanah d. Luas Tanah yang dibutuhkan e. Gambaran Umum Status Tanah f. Perkiraan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah g. Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan h. Perkiraan Nilai Tanah i. Rencana Penganggaran
G. PEKERJAAN G : PENYUSUNAN LAPORAN DAN DISKUSI
- Konsultan wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang
telah didiskusikan kepada pihak direksi.
- Konsultan mengadakan diskusi dengan direksi, dan
melaksanakan pemaparan di hadapan direksi dan tim
perencanaan.
- Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/ diundang oleh pihak
pengguna.
- Konsultan bertanggung jawab penuh atas mutu data/
perencanaan yang dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah,
tidak realistis dan atau kurang memadai, kurang memuaskan
menurut direksi maka konsultan wajib memperbaikinya.
- Konsultan wajib membuat notulen rapat dalam setiap diskusi
yang dilakukan, baik dengan direksi tim teknis balai ataupun
dengan tim teknis di direktorat Pembina di Jakarta
KELUARAN Laporan-laporan yang harus diserahkan sebagai berikut :
No Uraian Ukuran Jumlah
(set)
1 Rencana Mutu Kontrak (RMK) A4 3
2 Laporan Pendahuluan A4 10
3 Laporan Bulanan A4 111
4 Laporan Studi Kelayakan A4 5
5 Laporan Sistem Planning A4 5
6 Laporan Antara A4 5
7 Laporan Survey Tanah Pertanian A4 5
8 Laporan Hidrologi A4 5
10 Laporan Topografi termasuk Deskripsi BM
A4 5
11 Laporan Geologi & Mekanika Tanah A4 5
12 Laporan Sosek dan Lingkungan A4 5
13 Laporan Manual OP A4 5
14 Laporan Nota Perencanaan A4 5
15 Uji Model Hidrolis (Model Test) A4 5
16 Spesifikasi Umum & Teknis A4 5
17 BQ, Metode Kerja dan RAB A4 5
18 Laporan Inventarisasi A4 5
19 Laporan LARAP A4 5
20 Laporan Akhir A4 5
21 Laporan Ringkasan (Executive Summary) A4 20
22 Konsep Laporan KA- Andal A4 35
23 Laporan Akhir KA-Andal A4 30
24 Konsep Laporan Andal A4 35
25 Konsep Laporan RKL - RPL A4 35
26 Laporan Akhir Andal A4 30
27 Laporan Akhir RKL - RPL A4 30
28 Gambar A1 A1 1
29 Gambar A3 A3 5
30 Eksternal Hardisk 3
31 Dokumentasi 1
Semua Laporan harus diserahkan berupa softcpy dalam bentuk format asli (docx, xlsx, dwg, dll) dan dalam format pdf
13.
PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
- PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi/expose, PPK akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping.
- PPK menyediakan data yang ada di Perencanaan dan Program dan data yang dianggap perlu oleh pelaksana pekerjaan sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan yang akan dilakukan.
14 PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
. DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA
dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan:
- Mobil ( sewa )
- Sepeda motor ( sewa )
- Komputer ( sewa )
- Peralatan Survey ( sewa )
- Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa yang melaksanakan kegiatan ini harus mempunyai kantor di Kota Medan dan personilnya bekerja di kantor tersebut
15.
LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
Penyedia Jasa mempunyai kewenangan untuk mempertanggungjawabkan produk hasil pekerjaan sesuai dengan data data yang di dapat dari lapangan dan berdasarkan hasil perhitungan teknis dan pembahasan dengan Tim Unit Perencanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II
16.
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 14 (empat belas) bulan.
17.
PERSONIL Tenaga ahli dan klasifikasi yang dibutuhkan :
No Uraian Jlh OB
Sertifikat Keahlian
Klasifikasi Pendidikan Pengalaman
Minimal
A Tenaga Ahli
1 KETUA TIM
Ahli Teknik
Irigasi/ Ahli SDA
AHLI
MADYA
S.1 Teknik
Sipil / Pengairan
6 Tahun
2 AHLI IRIGASI
Ahli Teknik Irigasi/
Ahli SDA
AHLI
MUDA
S.1 Teknik Sipil /
Pengairan 3 Tahun
4
AHLI
STRUKTUR
BANGUNAN AIR
Ahli
Teknik Irigasi/
Ahli SDA
AHLI
MUDA
S.1 Teknik Sipil /
Pengairan 3 Tahun
5 AHLI GEODESI Ahli Geodesi
AHLI
MUDA
S.1 Teknik Geodesi/
Teknik Sipil/ Teknik
Pengairan
2 Tahun
6
AHLI GEOLOGI
DAN MEKANIKA
TANAH
Ahli Geoteknik
AHLI
MADYA
S.1 Teknik
Sipil /Geologi
2 Tahun
7
AHLI
LINGKUNGAN
(KETUA TIM
AMDAL)
KTPA AHLI
MUDA
S.1 S.1 Semua
Jurusan
2 Tahun
8
AHLI
LINGKUNGAN
(ANGGOTA TIM
AMDAL) 1
ATPA AHLI
MUDA
S.1 Semua Jurusan
1 Tahun
9
AHLI
LINGKUNGAN
(ANGGOTA TIM
AMDAL) 2
ATPA AHLI
MUDA
S.1 Semua Jurusan
1 Tahun
B Tenaga Sub Profesional
1 AHLI TANAH
PERTANIAN
S.1
Pertanian
3 Thn
2 AHLI SOSIAL
EKONOMI
S.1 FISIPOL/
Ekonomi
3 Thn
3 AHLI BIOLOGI
(AMDAL)
S.1 MIPA 3 Thn
4
AHLI
KESEHATAN
MASYARAKAT
(AMDAL)
S.1 FKM 3 Thn
5 ASS AHLI
IRIGASI
S.1 Teknik Sipil /
Pengairan 3 Thn
C Tenaga Pendukung
1 ESTIMATOR (2
Orang)
S.1 Teknik
Sipil / Pengairan
4 Thn
2 CHIEF
DRAFTMAN
S.1 Teknik Sipil /
Pengairan 3 Thn
3 CHIEF
SURVEYOR
D3/ S1 (Teknik Sipil/ Pengairan)
3 Thn
4
CAD
PERENCANAAN
(4 Orang)
D3/ S1
(Teknik Sipil/ Pengairan)
5 Tahun/
1 Tahun
5
SURVEYOR (3
Orang)
6
CAD
PENGUKURAN
(2 Orang)
7 PEMBANTU
SURVEYOR
8 ADMINISTRASI
D3/ S1
(Semua Jurusan)
5 Thn
9 OPERATOR
KOMPUTER
D3/ S1 (Semua Jurusan)
3 Thn
10 TENAGA LOKAL
SURVEY
11 OFFICE BOY
18.
JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyedia Jasa diminta untuk membuat jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang diusulkan dalam penawaran
19.
LAPORAN RMK
RMK yaitu suatu bentuk dokumen penjaminan mutu (Quality Assurance) yang berisi tabel – tabel dan jadwal kegiatan yang menjelaskan proses – proses pencapaian mutu dalam suatu pekerjaan, RMK dibuat pada awal kegiatan setelah terikat kontrak.
20.
LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan setidaknya memuat : 1. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan ini 2. Rencana kerja bulan berikutnya 3. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk bulan berikutnya 4. Jadwal kegiatan penyedia jasa dilengkapi dengan realisasi pada
bulan tersebut. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir bulan setiap tanggal 25, sebanyak 3 (tiga) buku laporan setiap bulannya.
21.
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan setidaknya berisikan : 1) Latar Belakang Menjelas kondisi kondisi yang menjadi permasalahan atau kondisi bagaimana yang diinginkan oleh Penggunan Jasa sehingga diperlukan kegiatan ini. 2) Maksud Pekerjaan Menjelaskan secara umum apa yang menjadi tugas Konsultan. 3) Tujuan Pekerjaan Menjelaskan apa produk yang diharapkan oleh Pengguna Jasa dalam kegiatan ini sebagai hasil kerja dari Konsultan. 4) Data Data Sekunder Menjelaskan tentang data data sekunder yang telah terkumpul beserta kondisi dari data data sekunder tersebut. 5) Hasil Orientasi dan Survei Pendahuluan Menjelaskan hasil orientasi dan survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh Konsultan serta informasi awal yang didapat dari data data sekunder yang telah diperoleh Konsultan, terutama tentang hal hal yang erat kaitannya dengan metode kerja, rencana kerja, dan program pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Konsulan dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaanya. 6) Metode Kerja Secara Umum Menjelaskan tentang bagaimana cara Konsultan dalam melaksanakan dan menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sesuai dengan kontrak. Metode kerja dilengkapi dengan tahapan-tahapan kerja secara detail, mulai dari awal pekerjaan sampai penyelesaian pekerjaan. Tahapan tahapan kegiatan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk diagram / Flow Chart. Diagram / Flow chart agar menunjukan dengan jelas :
- Tahap tahap pelaksanaan - Tahap tahap asistensi atau diskusi - Tahap pemeriksaan
- Tahap permintaaan persetujuan - Tahap penyampaian bahagian dari hasil pekerjaan konsultan - Tahap penyampain hasil penyelesaian pekerjaan 7) Rencana Kerja Menjelaskan secara detail bagaimana cara Konsultan dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan yang ada dalam diagram / flow chart tersebut di atas (item no.6). Penjelasan tersebut setidaknya mencakup :
Pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
Kuantitas pekerjaan yang akan dilakukan
Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
Standar dalam melaksanakan pekerjaan (diuraikan secara ringkas untuk uraian lengkapnya cukup dengan menunjuk identitas dokumen pendukungnya)
Dokumen yang dibutuhkan dan atau yang perlu dipersiapkan
Alat dan atau piranti yang akan digunakan
Produk dan atau dokumen yang akan dihasilkan berikut bentuknya
8) Program Pelaksanaan Pekerjaan Menjelaskan dengan detail jadwal pelaksanaan setiap tahapan yan diuraikan dlam diagram / flow chart. Jadwal pelaksanaan ini jauh lebih detail dari jadwal pelaksanaan yang ada dalam kontrak. Jadwal pelaksanaan agar mencantumkan tanggal mulai dan tanggal selesai setiap tahapan kegiatan. Lebih disukai apabila dapat ditampilkan dalam bentuk Gantt Chart dan menyampaikan soft copy nya kepada PPK dan timnya. Program pelaksanaan agar juga menampilkan secara detail jadwal tenaga ahli, jadwal penyediaan material dan peralatan serta jadwal lainnya yang dinilai perlu. 9) Dokumen Lain Dokumen yang dapat dianggap sebagai bahagian dari dan terkait dengan Laporan Pendahuluan adalah dokumen KAK dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) atay dokumen lainnya. Dengan demikian, apabila hal hal dalam laporan pendahuluan tersebut di atas ternyata telah tertuang dengan lengkap dalam RMK dan KAK maka dokumen laporan pendahuluan cukup menampilkan secara ringkas (pointer) dan selanjutnya menunjuk pada dokumen RMK dan KAK tersebut tanpa perlu mengulanginya kemabli dalam laporan pendahuluan. 10) Tanggapan Terhadap KAK Menjelaskan tanggapan dan saran Konsultan terhadap KAK. Tanggapan tersebut dapat menyangkut tentang hal hal yang dinilai kurang jelas atau saling bertentangan atau hal hal yang dinilai kurang sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan sesuai dengn hasil survei pendahuluan atau hal hal lain menyangkut acuan kerja. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan , sebanyak 5 (Lima) buku laporan.
22.
LAPORAN PENUNJANG
Laporan penunjang berupa data – data yang diperoleh, Survei lapangan dan analisa. Laporan ini dilengkapi dengan foto pelaksanaan survei.
23.
LAPORAN ANTARA
Laporan antara berisi kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan pertengahan kegiatan.
24.
LAPORAN AKHIR
Laporan akhir berisi hasil keseluruhan kegiatan. Laporan akhir harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir pelaksanaan kontrak. Laporan yang diserahkan sebanyak 5 ( lima) buku laporan dan didiskusikan kepada Tim Unit Perencanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II
25.
PRODUKSI DALAM NEGERI
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia (kecuali ditetapkan lain dalam angka 4) KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
26.
PERSYARATAN KERJA SAMA
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut; b. Apabila akan ditetapkan sebagai pemenang, maka perjanjian Kerja
Sama Operasi/Kemitraan harus disahkan oleh notaris.
27.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi standard – standard yang berlaku di Indonesia
28.
ALIH PENGETAHUAN
Penyedia Jasa Konsultansi wajib untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja. Penyedia Jasa wajib membuat notulen berbentuk daftar pertemuan dengan personil satuan kerja yang berisikan detail setiap pembahasan yang ditandatangani oleh personil satuan kerja. Apabila diminta untuk diskusi ke Direktorat Pembina di Jakarta, maka Penyedia Jasa bersedia tanpa meminta tambahan anggaran.
29.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Penyedia Jasa diminta untuk membuat Dokumen Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diusulkan.
LAMPIRAN 1 KONSTRUKSI BENCH MARK
KONSTRUKSI CONTROL POINT
LAMPIRAN 2 DESKRIPSI BM
NAMA PROYEK DESA KECAMATAN DIUKUR OLEH
: : : :
NO. OF BENCHMARK KABUPATEN PROVINSI TANGGAL
: : : :
BM berupa patokbeton dengan dimensi 1.0 x 0.2 x 0.2 m Tinggi patok beton dari permukaan tanah sekitar 0.20 m
Nomor Timur/
East (m) Utara/ North
(m) Elev (m) Catatan
BENCH MARK (BM) AZIMUT MARK PREMARK
SKETSA SEKITAR LOKASI SKETSA DETAIL LOKASI
PENJELASAN DAN CATATAN :
25
cm
75
cm
6 cm
Beton 1:2:3Nail
Pipa paralonplastic drainpipe
A12Nomor TitikStation Number
Betonconcrete
Tanah Asliground level
nomor titik ditandai pada pipa paralonstation number to be marked on drain pipe
setiap penanda azimut tertentu harus terlihat dari titik tetap ybsone azimuth mark to visible from every benchmark
Ukuran dalam cmdimensions in cm
65
20
15
1010 20
20
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
LAMPIRAN 1 A (SAMPUL I) : SURAT PENAWARAN
A. BENTUK SURAT PENAWARAN
B. ADMINISTRASI DAN TEKNIS
C O N T O H
[KOP PERUSAHAAN]
………………, ………………….. 20…. Nomor : ………………….. Lampiran : ………………….. Kepada Yth.: Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/ Jasa Konsultansi Pekerjaan Kontrak Tahun Jamak(Multi Years Contract) Pada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera II di Medan
Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis…..(Diisi sesuai dengan LDP)
Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi Nomor………….. tanggal ………….. dan setelah kami pelajari Dokumen Seleksi, Berita Acara Pemberian Penjelasan [dan Adendum Dokumen Seleksi], dengan ini kami mengajukan penawaran Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan……(Diisi sesuai dengan LDP).
Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan …………… (sesuai yang tertera dalam
LDP).
Penawaran ini berlaku selama ………. (sesuai yang tertera dalam LDP) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran Sampul I.
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat Penawaran Administrasi dan Teknis ini kami lampirkan : 1. [Surat Kuasa, apabila dikuasakan] 2. Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri atas: 1) Data Organisasi Perusahaan; 2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir; dan 3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir disertai
referensi dari pengguna jasa. b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri atas:
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja; 2) Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja; 3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; 4) Komposisi tim dan penugasan;
45
5) Jadwal penugasan tenaga ahli;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri atas: 1) Daftar Riwayat Hidup Tenaga Ahli yang diusulkan; 2) Pengalaman Tenaga Ahli disertai Referensi dari pengguna jasa 3) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari Tenaga Ahli yang
diusulkan; d. [Dokumen lain yang dipersyaratkan]
3. Sampul II (Penawaran Biaya)
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi. Dalam hal proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan mendahului pengesahan DIPA/DPA dan alokasi anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai Pengadaan Barang/Jasa yang diadakan, proses pemilihan Penyedia Barang/jasa dilanjutkan ke tahap penandatanganan kontrak setelah dilakuikan revisi DIPA/DPA atau proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa dibatalkan
PT/CV/Firma/Kemitraan………….………….. [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
.......................................... Jabatan
46
B. BENTUK SURAT KUASA C O N T O H - 1
[kop surat badan usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ………….………….. Pada hari ini ………….………….., tanggal……..bulan……tahun……., yang bertandatangan di bawah ini: Nama : ………….…… Alamat Perusahaan : ………………. Jabatan : …………… [direktur utama /pimpinan perusahaan]
………..…… [nama PT/CV/Firma] dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No.……… [no. akta notaris] tanggal …………. [tanggal penerbitanakta],Notaris ………………[nama notaris penerbit akta]beserta perubahannya,yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa. Memberi kuasa kepada:
Nama : ………….…………………………......7 Alamat : ………………………………………… Jabatan : ………….…………………………….. berdasarkan Akta Pendirian No.……… [no. akta notaris] tanggal …………. [tanggal penerbitan akta], Notaris ……………… [nama notaris penerbit akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
K H U S U S Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa mewakili untuk: 1. [Menandatangani Surat Penawaran], 2. [Menandatangani Pakta Integritas], 3. [Menandatangani Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya], 4. [Menandatangani Surat Sanggahan], 5. [……………….dst sesuai keperluan….]. Surat Kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
................................ ................................ [nama dan jabatan] [nama dan jabatan]
7 Penerima kuasa dari pemimpin /direktur utama perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya.
[kop surat badan usaha] C O N T O H - 2
SURAT KUASA
Nomor : ………….………….. Pada hari ini ………….………….., tanggal……..bulan……tahun……., yang bertandatangan di bawah ini: Nama : ………….…………… Alamat Perusahaan : ………………………. Jabatan : ……………………... [direktur utama/ pemimpin
perusahaan/ kepala cabang/ wakil kemitraan (KSO)] ………………..…… [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ………….. [perusahaan/ kemitraan(KSO)] berdasarkan Akta PendirianNo.……… [no. akta notaris] tanggal …………. [tanggal penerbitan akta], Notaris ……………… [nama notaris penerbitakta] beserta perubahannya atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi No…….. tanggal ……………, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa. Memberi kuasa kepada:
Nama : ………….……………8 Alamat : ……………………..... Jabatan : ………….………….... berdasarkan Akta Pendirian No.……… [no. akta notaris] tanggal …………. [tanggal penerbitan akta],Notaris ……………… [nama notaris penerbit akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
K h u s u s Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa mewakili untuk : 1. [Menandatangani Surat Penawaran], 2. [Menandatangani Pakta Integritas], 3. [Menandatangani Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya], 4. [Menandatangani Surat Sanggahan], [……………….dst sesuai keperluan….].
Surat Kuasa ini berlaku selama ….... (……………………) hari kalender sejak dikeluarkan dan tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
................................ ................................ [nama dan jabatan] [nama dan jabatan]
8 Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
48
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................
yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada
tanggal .................... 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya] bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO). Kami menyetujui dan memutuskan bahwa: 1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ......................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO
adalah: ............................... [nama peserta 1] sebesar ……...% (…………….. persen) ............................... [nama peserta 2] sebesar …….. % (…………….. persen) ............................... [nama peserta 3] sebesar ……...% (…………….. persen) ............................... [dan seterusnya] sebesar ……...% (…………….. persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota
kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
49
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO diberikan kepada .................................. [nama wakilpeserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap …… (…………) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Dengan kesepakatan ini, semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di …………….. pada hari …………….. tanggal …………….. bulan …………….., tahun ……………..
[Peserta 1] [Peserta 2]
(………………....) (………………....)
[Peserta 3] [dst]
(………………....) (………………....)
50
LAMPIRAN 1 B (SAMPUL I) : DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
A. BENTUK DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
C O N T O H
DATA ORGANISASI …………………………….[ PT/CV/Firma/Kemitraan]
[cantumkan uraian kegiatan mengenai latar belakang dan organisasi peserta dan penanggung jawab yang ditugaskan untuk mengelola pekerjaan jasa konsultansi ini].
51
B. BENTUK DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN
TERAKHIR
C O N T O H
DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
Pengguna Nama
Jasa/ Lingkup Orang Nilai Mitra
No. Paket Periode
Sumber Layanan Bulan Kontrak Kerja
Pekerjaan
Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan isi kolom : 1. Nomor urut 2. Nama instansi pengguna jasa dan sumber dana 3. Nama paket pekerjaan 4. Jenis lingkup layanan jasa konsultansi 5. Jangka waktu layanan 6. Jumlah orang bulan yang digunakan 7. Nilai kontrak pekerjaan 8. Mitra kerja dan posisinya dalam kemitraan (apabila ada)
52
C. BENTUK URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
C O N T O H
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERKAHIR 1. Pengguna Jasa :
2. Nama Paket Pekerjaan :
3. Lingkup Produk Utama :
4. Lokasi Proyek :
5. Nilai Kontrak :
6. No. Kontrak :
7. Waktu Pelaksanaan :
1. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) : Alamat :
Negara Asal :
2. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ….. Orang Bulan Tenaga Ahli Indonesia ….. Orang Bulan
3. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli Asing Indonesia a. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan........ Orang Bulan b. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan........ Orang Bulan c. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan........ Orang Bulan d. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan........ Orang Bulan
dst. 4. Tenaga ahli tetap yang terlibat:
Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. .................................. ......................................
.................................. b. .................................. ......................................
.................................. c. .................................. ......................................
.................................. d. .................................. ......................................
.................................. e. .................................. ......................................
.................................. dst.
53
D. BENTUK TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK
C O N T O H
A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
[cantumkan dan jelaskan modifikasi atau inovasi yang peserta usulkan terhadap Kerangka Acuan Kerja untuk meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi ini, misalnya meniadakan kegiatan yang dianggap tidak perlu, atau menambahkan kegiatan lain, atau mengusulkan pentahapan kegiatan yang berbeda. Saran tersebut di atas harus disampaikan secara singkat dan padat.]
B.TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
[tanggapi perihal penyediaan peralatan/material/personil/fasilitas pendukung oleh Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan Dokumen Seleksi ini meliputi antara lain (jika ada): dukungan administrasi, ruang kerja, transportasi lokal, peralatan, data, dan lain-lain]
54
E. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
C O N T O H [Pendekatan teknis, metodologi dan program kerja adalah kriteria pokok dari Penawaran Teknis. Peserta disarankan untuk menyajikan detil penawaran teknis (misalnya 50 (lima puluh) halaman, termasuk gambar kerja dan diagram) yang dibagi menjadi tiga bab berikut: 1. Pendekatan Teknis dan Metodologi
Dalam bab ini jelaskan pemahaman peserta terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan, metodologi kerja dan uraian detil mengenai keluaran. Peserta harus menyoroti permasalahan yang sedang dicarikan jalan keluarnya, dan menjelaskan pendekatan teknis yang akan diadopsi untuk menyelesaikan permasalahan. Peserta juga harus menjelaskan metodologi yang diusulkan dan kesesuaian metodologi tersebut dengan pendekatan yang digunakan.
2. Program Kerja
Dalam bab ini usulkan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K), kegiatan utama dari pelaksanaan pekerjaan, substansinya dan jangka waktu, pentahapan dan keterkaitannya, target, dan tanggal jatuh tempo penyerahan laporan-laporan. Program kerja yang diusulkan harus konsisten dengan pendekatan teknis dan metodologi, dan menunjukkan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja dan kemampuan untuk menerjemahkannya ke dalam rencana kerja. Daftar hasil kerja, termasuk laporan, gambar kerja, tabel, harus dicantumkan. Program kerja ini harus konsisten dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
3. Organisasi dan Personil
Dalam bab ini usulkan struktur dan komposisi tim. Peserta harus menyusun bidang-bidang pokok dari pekerjaan, tenaga ahli inti sebagai penanggung jawab, dan tenaga pendukung.]
55
F. BENTUK JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
C O N T O H
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
No. Kegiatan1 Bulan ke-2
Keterangan
I II III IV V dst.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Cantumkan semua kegiatan, termasuk penyerahan laporan (misalnya laporan pendahuluan, laporan antara, dan laporan akhir), dan kegiatan lain yang memerlukan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk paket pekerjaan yang ditahapkan maka kegiatan seperti penyerahan laporan, dan kegiatan lain yang memerlukan persetujuan dicantumkan secara terpisah berdasarkan tahapannya 2 Jangka waktu kegiatan dicantumkan dalam bentuk diagram balok.
56
G. BENTUK KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
C O N T O H
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN (DAFTAR PERSONIL)
Tenaga Ahli (Personil Inti)
Nama
Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian Jumlah
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
Tenaga Pendukung
(Personil lainnya)
Nama
Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian Jumlah
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
57
H. BENTUK JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI1 C O N T O H
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Nama Masukan Personil (dalam bentuk diagram balok)2
No. Orang Bulan
Personil
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n
Nasional 1 2 n
Subtotal Asing
1 2 n
Subtotal Total
Masukan Masukan Paruh-Waktu
Penuh-Waktu
1 Untuk Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung pengisian masukan harus mencantumkan nama personil, kecuali tenaga lokal dicantumkan kemudian. 2 Masukan personil dihitung dalam bulan dimulai sejak penugasan.
58
I. BENTUK DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONIL YANG DIUSULKAN
C O N T O H
Daftar Riwayat Hidup
1. Posisi yang diusulkan : ....................
2. Nama Perusahaan : ....................
3. Nama Personil : ....................
4. Tempat/Tanggal Lahir : ....................
5. Pendidikan1 : .................... 6. Pendidikan Non Formal : ....................
7. Penguasaan Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia : ....................
8. Pengalaman Kerja2
Tahun ini ........ a. Nama Proyek : .................... b. Lokasi Proyek : .................... c. Pengguna Jasa : .................... d. Nama Perusahaan : .................... e. Uraian Tugas : .................... f. Waktu Pelaksanaan : .................... g. Posisi Penugasan : .................... h. Status Kepegawaian pada Perusahaan : .................... i. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : ....................
Tahun sebelumnya
a. Nama Proyek : .................... b. Lokasi Proyek : .................... c. Pengguna Jasa : .................... d. Nama Perusahaan : .................... e. Uraian Tugas : .................... f. Waktu Pelaksanaan : .................... g. Posisi Penugasan : .................... h. Status Kepegawaian pada Perusahaan : .................... i. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : .................... dst.
9. Status kepegawaian pada perusahaan ini : .................... Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan yang tidak benar 1 Lembaga pendidikan, tempat dan tahun tamat belajar, dilampirkan rekaman ijazah.
2 Setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari pengguna jasa yang bersangkutan.
59
secara sengaja atau sepatutnya diduga maka saya siap untuk digugurkan dari proses seleksi atau dikeluarkan jika sudah dipekerjakan.
........................,..........20....
Yang membuat
pernyataan,
(....................) [nama jelas]
Mengetahui: ....................[nama Penyedia Jasa Konsultansi] (....................) [nama jelas wakil sah]
60
J. BENTUK SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN
C O N T O H
PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN1 Yang bertanda tangan dibawah ini : N a m a : .................................................................................... Alamat : ....................................................................................
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk melaksanakan paket pekerjaan jasa konsultansi .......................... untuk Penyedia Jasa Konsultansi .......................... sesuai dengan usulan jadwal penugasan saya dari bulan .................... tahun .................... sampai dengan bulan.................... tahun .................... dengan posisi sebagai tenaga ahli ...................................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.
........................,..........20....
Yang membuat
pernyataan,
(....................) [nama jelas]
Menyetujui: ....................[nama Penyedia Jasa Konsultansi]
(....................) [nama jelas wakil sah]
1 Apabila badan usaha pernah atau ditetapkan sebagai pemenang agar dilakukan klarifikasi
kepada tenaga ahli yang bersangkutan.
61
LAMPIRAN 2 (SAMPUL II) : DOKUMEN PENAWARAN BIAYA A. BENTUK SURAT PENAWARAN BIAYA
C O N T O H
[KOP PERUSAHAAN]
............................,..........................20.... Nomor : .......................................... Lampiran : ..........................................
Kepada Yth. Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/ Jasa Konsultansi Pekerjaan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) Pada Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Di Lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera II di Medan
Perihal : Penawaran Biaya……..(nama pekerjaan diisi sesuai dengan LDP)]
Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi Nomor............ tanggal............................................. dan setelah kami pelajari Dokumen Seleksi, Berita Acara Pemberian Penjelasan [dan Adendum DokumenSeleksi], serta menunjuk Surat Penawaran Administrasi dan Teknis kami nomor .......................... tanggal .......................... perihal Penawaran Administrasi dan Teknis.......................................... [nama pekerjaan diisi sesuai LDP],dengan ini kami mengajukan Penawaran Biaya untuk pekerjaan....................... [diisi oleh sesuai LDP] sebesar Rp…………..(………… dalam huruf …………)termasuk PPN.
Penawaran Biaya ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat Penawaran Biaya ini kami lampirkan : 1. Rekapitulasi Penawaran Biaya 2. Rincian Biaya Langsung Personil (remuneration) 3. Rincian Biaya Langsung Non-Personil (direct reimburseable cost) 4. [Dokumen lain yang dipersyaratkan]
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Jasa Konsultansi dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan.................................. [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................................
Jabatan
62
B. BENTUK REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA C O N T O H
REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA1
No. Uraian Total Harga
(Rp)
I Biaya Langsung Personil ……………………………..
II Biaya Langsung Non-Personil ……………………………..
Sub-total ……………………………..
PPN 10% ……………………………..
Total ……………………………..
Terbilang: …………………………………………………………………………..
1 Dalam hal peserta bermitra/KSO, maka masing-masing mengajukan penawaran harga
sesuai dengan porsinya.
63
C. BENTUK RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)
C O N T O H
RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL
NO NAMA
PERSONIL POSISI
HARGA SATUAN (ORANG BULAN)
SATUAN OB
2015 JUMLAH
2015 OB
2016 JUMLAH
2016
Org Bulan Jumlah
Org Bulan Jumlah
1
TENAGA AHLI
1
KETUA TIM ORG 1 2,00 2,00 1 12,00 12,00
2
AHLI IRIGASI ORG 1 1,00 1,00 1 10,00 10,00
3
AHLI STRUKTUR BANGUNAN AIR
ORG 1 - - 1 3,00 3,00
4
AHLI GEODESI ORG 1 1,00 1,00 1 6,00 6,00
5
AHLI GEOLOGI DAN MEKANIKA TANAH
ORG 1 - - 1 3,00 3,00
6
AHLI LINGKUNGAN (KETUA TIM AMDAL)
ORG 1 - - 1 5,00 5,00
7
AHLI LINGKUNGAN
(ANGGOTA TIM AMDAL) 1
ORG 1 - - 1 3,00 3,00
8
AHLI LINGKUNGAN (ANGGOTA TIM AMDAL) 2
ORG 1 - - 1 3,00 3,00
TENAGA SUB PROFESIONAL
1
AHLI TANAH PERTANIAN ORG 1 - - 1 4,00 4,00
2
AHLI SOSIAL EKONOMI ORG 1 - - 1 8,00 8,00
3
AHLI BIOLOGI (AMDAL) ORG 1 - - 1 3,00 3,00
4
AHLI KESEHATAN MASYARAKAT (AMDAL)
ORG 1 - - 1 3,00 3,00
5
ASS AHLI IRIGASI 1 ORG 1 - - 1 11,00 11,00
2
TENAGA PENDUKUNG
- - 0 - -
1
ESTIMATOR 1 ORG 1 - - 1 4,50 4,50
2
ESTIMATOR 2 ORG 1 - - 1 4,00 4,00
3
CHIEF DRAFTMAN ORG 1 - - 1 7,00 7,00
4
CHIEF SURVEYOR ORG 1 1,00 1,00 1 6,00 6,00
5
CAD PERENCANAAN 1 ORG 1 - - 1 7,00 7,00
6
CAD PERENCANAAN 2 ORG 1 - - 1 7,00 7,00
7
CAD PERENCANAAN 3 ORG 1 - - 1 7,00 7,00
8
CAD PERENCANAAN 4 ORG 1 - - 1 4,00 4,00
9
SURVEYOR 1 ORG 1 1,00 1,00 1 9,00 9,00
10
SURVEYOR 2 ORG 1 1,00 1,00 1 8,00 8,00
11
SURVEYOR 3 ORG 0 - - 1 7,00 7,00
12
CAD PENGUKURAN 1 ORG 1 1,00 1,00 1 6,00 6,00
13
CAD PENGUKURAN 2 ORG 1 - - 1 5,00 5,00
18
PEMBANTU SURVEYOR ORG BLN 3 2,00 6,00 3 24,00 72,00
19
ADMINISTRASI ORG 1 2,00 2,00 1 12,00 12,00
20
OPERATOR KOMPUTER ORG 1 2,00 2,00 1 12,00 12,00
21
TENAGA LOKAL SURVEY ORG BLN 3 2,00 6,00 3 24,00 72,00
22
OFFICE BOY ORG 1 2,00 2,00 1 12,00 12,00
TOTAL
1Untuk Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung pengisian harus mencantumkan nama personil, kecuali
tenaga lokal dicantumkan kemudian.
D. BENTUK RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECTREIMBURSEABLE
COST)1
C O N T O H
RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL
NO URAIAN BIAYA Satuan
HARGA SATUAN
2015 2016
RP VOLUME TOTAL
(Rp) VOLUME
TOTAL (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
A BIAYA KANTOR
1 Data Hidrologi LS 500.000,00 1,00
2 Pengadaan Peta - Peta Data Sekunder LS 5.000.000,00 1,00
3 Sewa Kantor Bln 2,00 12,00
4 Sewa Base Camp Bln 1,00 6,00
5 OPERASIONAL KANTOR Bln 2,00 12,00
6 PENGADAAN DATA SEKUNDER LS 3.000.000,00 1,00
7 KOMUNIKASI (TELEPON, FAX) Bln 2,00 12,00
8 KOMPUTER + PRINTER Unit Bulan 4,00 24,00
9 LAPTOP Unit Bulan 4,00 34,00
B BIAYA PERJALANAN LAPANGAN
1 PERJALANAN DINAS MEDAN - JOB SITE
OH 24,00 60,00
C BIAYA TRANSPORTASI
1 KENDARAAN RODA 4 BULAN 2,00 12,00
2 SEPEDA MOTOR Unit Bulan 2,00 24,00
3 BBM Liter 528,00 3.696,00
D BIAYA PERALATAN
1 DIGITAL CAMERA Bln 2,00 12,00
2 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Topografi & Geologi
Ls 10.000.000,00 1,00
3 TOTAL STATION (TS) Unit Bulan 2,00 24,00
4 WATERPASS Unit Bulan 2,00 24,00
5 Alat dan Bahan Pengukuran (meteran, patok, dll)
LS 8.800.000,00
1,00
6 Perpindahan Titik Peralatan Bor Titik
12,00
7 Perancah Peralatan Bor LS 20.000.000,00
1,00
8 Pekerjaan Bor Inti M
160,00
9 BOR TANGAN TITIK
32,00
10 SONDIR TITIK
32,00
11 TEST PIT TITIK
10,00
12 Hand Bor (Survei Tanah Pertanian) TITIK
22,00
13 Lab Tanah Pertanian Sampel
22,00
14 BM BH
16,00
15 CP & IP BH
94,00
16 ANALISA LABORATORIUM AIR (AMDAL)
Sampel
3,00
17 ANALISA LABORATORIUM UDARA (AMDAL)
Sampel
2,00
18 ANALISA LABORATORIUM BIOLOGI (AMDAL)
Sampel
2,00
19 ANALISA SEDIMENTASI LS 5.000.000,00 1,00
20 Uji Lab Index Properties Sampel 0,00 74,00
21 Uji Lab Engineering Properties Sampel 0,00 56,00
22 MODEL TEST LS 450.000.000,00
1,00
E BIAYA LAPORAN
1 Rencana Mutu Kontrak (RMK) Buku 3
2 Laporan Pendahuluan Buku 5
3 Laporan Bulanan Buku 6 36,00
4 Laporan Studi Kelayakan Buku
5
5 Laporan Sistem Planning Buku
5
6 Laporan Antara Buku
5
LAPORAN PENUNJANG
7 Laporan Survey Tanah Pertanian Buku
5
8 Laporan Hidrologi Buku 5
9 Laporan Topografi termasuk Deskripsi
BM Buku
5
10 Laporan Geologi & Mekanika Tanah Buku
5
11 Laporan Sosek dan Lingkungan Buku
5
12 Laporan Manual OP Buku
5
13 Laporan Nota Perencanaan Buku
5
14 Uji Model Hidrolis (Model Test) Buku
5
15 Spesifikasi Umum & Teknis Buku
5
16 BQ, Metode Kerja dan RAB Buku
5
17 Laporan Inventarisasi Buku
5
18 Laporan LARAP Buku 5
19 Laporan Akhir Buku
5
20 Laporan Ringkasan (Executive Summary)
Buku
20
21 Konsep Laporan KA- Andal Buku
35
22 Laporan Akhir KA-Andal Buku
30
23 Konsep Laporan Andal Buku
35
24 Konsep Laporan RKL - RPL Buku
35
25 Laporan Akhir Andal Buku
30
26 Laporan Akhir RKL - RPL Buku
30
27 Gambar A1 Set
1
28 Gambar A3 Set
5
29 Eksternal Hardisk Buah
3
30 Dokumentasi Set
1
F BIAYA PRESENTASI
1 DISKUSI LAP. PENDAHULUAN Kali 2,00
2 DISKUSI LAP. PERTENGAHAN Kali
2,00
3 DISKUSI LAP. AKHIR Kali
2,00
4 PERTEMUAN KONSULTASI
MASYARAKAT Lokasi
2,00
5 ASISTENSI KE JAKARTA Kali 1,00 2,00
6 SOSIALISASI PERICIKAN Lokasi
2,00
7 PERSENTASI KA AMDAL LS 5.000.000,00
1,00
8 PERSENTASI TIM TEKNIS AMDAL LS 5.000.000,00
1,00
9 PERSENTASI TIM KOMISI AMDAL LS 5.000.000,00
1,00
JUMLAH
1 Biaya langsung non-personil adalah biaya yang benar-benar diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan. Biaya keuntungan (profit) dan biaya umum (overhead cost) tidak diperkenankan.
2 Biaya langsung non-personil dapat berupa harga satuan tetap atau penggantian biaya atas bukti tagihan dengan pagu biaya (lump sum). Pilih salah satu cara penghitungan penggantian biaya. Dalam hal penggantian dengan pagu biaya, Pokja ULP harus menetapkan pagu biaya dan mengosongkan kolom Satuan.
65
BAB VI
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
SURAT PERJANJIAN
(Kontrak Lump Sum)
untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi :
............................................ Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ........................ pada hari ......................
tanggal …. bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.…… tanggal……. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. tanggal ……., antara:
Nama : ...................... [nama PPK] NIP : ...................... [NIP PPK] Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan] Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama satuan kerja PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
Nama : ...................... [nama wakil penyedia] Jabatan :....................... [sesuai akta notaris] Berkedudukan di : ...................... [alamat penyedia] Akta Notaris
Nomor :...................... [sesuai akta notaris] Tanggal :...................... [tanggal penerbitan akta] Notaris : ...................... [nama Notaris penerbit akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan Usaha] selanjutnya disebut “Penyedia”
Dan dengan memperhatikan : 1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi; 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan); 3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............
66
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA: (a) telah diadakan proses seleksi penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Seleksi; (b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Jasa Konsultansi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili; (e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut; 3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini; 4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1 ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan dalam kontrak ini terdiri dari : 1. ................ 2. ................ 3. Dst.
Pasal 3 NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Total harga Kontrak atau nilai Kontrak setelah Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Hasil Evaluasi Seleksi adalah sebesar Rp...................... (.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
67
Pasal 4 DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Data Penawaran Biaya;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Kerangka Acuan Kerja;
g. Data Teknis selain Kerangka Acuan Kerja;
h. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu Surat Jaminan, Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, dan Berita-Berita Acara Seleksi.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PPK mempunyai hak dan kewajiban:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia; b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia; c. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; dan
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia.
(2) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK; d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan dalam Kontrak; f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK; g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; dan
68
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6 MASA KONTRAK
Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak. Dengan demikian, PPK dan penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.
Untuk dan atas nama ...................... Penyedia
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk proyek/satuan kerja Pejabat untuk Penyedia Jasa Konsultansi maka Pembuat Komitmen maka rekatkan rekatkan materai Rp 6.000,-)] materai Rp 6.000,-)]
[nama lengkap] [nama lengkap] [jabatan] [jabatan]
69
Untuk dan atas nama ...........
PPK
SURAT PERJANJIAN
(Lump Sum) [Apabila Penyedia Berbentuk Kemitraan/KSO]
Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi :
.......................... Nomor: ........................
Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal …. bulan ...................... tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara :
Nama : ....................... [nama Pejabat Pembuat Komitmen] NIP : ...................... [NIP Pejabat Pembuat Komitmen] Jabatan : PPK .............. [SKPengangkatan]
Berkedudukan di : ..................... [alamat Pejabat Pembuat Komitmen]
yang bertindak untuk dan atas nama
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. [nama proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat ......... No. .............tanggal ..................... , yang selanjutnya disebut “PPK” dengan:
Kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut: 1. Nama Penyedia Jasa: PT / CV....................... : [nama penyedia jasa]
Alamat....................... : [alamat Penyedia Jasa] 2. Nama Penyedia Jasa..................... : [jabatan wakil penyedia]
Alamat................... : [alamat Penyedia] 3. ..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ................ tanggal ...................... (selanjutnya disebut “Penyedia”).”
Dan dengan memperhatikan : 6. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi; 7. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan); 8. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
9. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............
70
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA: (f) telah diadakan proses seleksi penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen
Seleksi; (g) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Jasa Konsultansi”;
(h) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(i) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili; (j) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
5) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
6) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut; 7) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini; 8) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1 ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan dalam kontrak ini terdiri dari : 4. ................ 5. ................ 6. Dst.
Pasal 3 NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(3) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Hasil Evaluasi Seleksi adalah sebesar Rp...................... (.........dalamhuruf............. rupiah).
71
(4) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas
nama penyedia : ...............;
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK (3) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
i. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada); j. Pokok Perjanjian;
k. Surat Penawaran berikut Data Penawaran Biaya;
l. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
m. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
n. Kerangka Acuan Kerja;
o. Data Teknis selain Kerangka Acuan Kerja;
p. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu Surat Jaminan, Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, dan Berita-Berita Acara Seleksi. (4) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PPK mempunyai hak dan kewajiban:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia; b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia; c. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; dan
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia.
(2) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK; d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
72
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK; g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak; dan h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
Pasal 6 MASA KONTRAK
Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak. Dengan demikian, PPK dan penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.
Untuk dan atas nama ...................... Untuk dan atas nama.................... Penyedia/Kemitraan (KSO) PPK
[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk Penyedia maka rekatkan asli ini untuk satuan kerja PPK maka
materai Rp 6.000,- )] rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap] [nama lengkap] [jabatan] [jabatan]
73
BAB VII
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)
A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut :
1.1 Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
1.2 Kontrak Lump Sum adalah pengadaan Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (Output based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa.
1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD.
1.4 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
1.5 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
1.6 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
1.7 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.8 Penyedia adalah adalah badan usaha yang menyediakan Jasa Konsultansi dan telah ditetapkan sebagai pemenang oleh Pokja ULP.
74
1.9 Sub Penyedia adalah badan usaha yang mengadakan
perjanjian kerja sama dengan penyedia, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antara
penyedia nasional maupun dengan penyedia asing yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan,
adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/ Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta semua dokumen lain yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam
Kontrak. 1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Rincian Biaya Langsung Personil adalah remunerasi
atau upah yang diterima oleh personil inti, yang telah memperhitungkan biaya umum (overhead), biaya sosial (social charge), keuntungan (profit) maksimal 10%, tunjangan penugasan, dan biaya–biaya kompensasi lainnya, dihitung menurut jumlah satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari, atau jam).
1.16 Rincian Biaya Langsung Non Personil adalah biaya
yang sebenarnya dikeluarkan penyedia untuk pengeluaran-pengeluaran yang sesungguhnya (atcost), yang meliputi antara lain biaya untuk pembelianATK, sewa peralatan, biaya perjalanan, biaya pengiriman dokumen, biaya pengurusan surat ijin, biaya komunikasi, biaya pencetakan laporan, biaya penyelenggaraan seminar/workshop/lokakarya, dan lain-lain.
1.17 Jadwal Waktu Pelaksanaan adalah jadwal yang
75
menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
1.18 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang
akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.19 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya
kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatangan kontrak sampai dengan tanggal penyelesaian pekerjaan.
1.20 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal mulai kerja
penyedia yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
1.21 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal
penyelesaian pekerjaan Jasa Konsultansi ini oleh penyedia yang tercantum dalam SPMK.
1.22 Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya disebut KAK
adalah yang disusun oleh PPK untuk menjelaskan tujuan, lingkup jasa konsultansi serta keahlian yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Kontrak ini.
1.23 Penawaran Biaya adalah rincian yang memuat setiap
komponen pekerjaan Jasa Konsultansi yang harus dilaksanakan oleh penyedia berikut harga satuannya (mata pembayaran) dan merupakan bagian dari Dokumen Penawaran penyedia.
1.24 Penawaran Teknis adalah data teknis yang memuat
pendekatan teknis, metodologi, dan program kerja penyedia dalam pelaksanaan Jasa Konsultansi ini. Penawaran Teknis merupakan bagian dari penawaran penyedia.
1.25 Syarat-Syarat Khusus Kontrak yang selanjutnya disebut
SSKK adalah syarat yang berisikan ketentuan-ketentuan tambahan yang dapat mengubah atau menambah SSUK.
1.26 Syarat-Syarat Umum Kontrak yang selanjutnya disebut
76
SSUK adalah syarat yang berisikan ketentuan-ketentuan umum dalam pelaksanaan kontrak.
1.27 Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disebut
SPP adalah surat yang diterbitkan oleh PPK dan merupakan salah satu tahapan dalam mekanisme pelaksanaan pembayaran atas beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah.
1.28 Tenaga Ahli adalah bagian dari Personil dengan
keahlian, kualifikasi, dan pengalaman di bidang tertentu.
2. Penerapan Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) diterapkan secara luas
dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak menggunakan Bahasa Indonesia Hukum [kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris].
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia [kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara pemerintah dan negara pemberi hibah)].
4. Keutuhan Kontrak ini memuat semua ketentuan dan persyaratan yang Kontrak telah disetujui oleh Para Pihak. Para Pihak tidak diperbolehkan untuk mengikatkan diri atau bertanggung jawab atas pernyataan, janji, atau persetujuan yang tidak tercantum dalam Kontrak ini.
5. Pemisahan Jika salah satu atau beberapa ketentuan dalam Kontrak ini berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi tidak sah, tidak berlaku, atau tidak dapat dilaksanakan maka ketentuan-ketentuan lain tetap berlaku secara penuh.
6. Perpajakan Ketentuan mengenai perpajakan adalah seluruh ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
77
7. Korespondensi Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan
berdasarkan Kontrak ini akan dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak, atau jika disampaikan melalui surat, e-mail, dan/atau faksimili yang ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.
8. Asal Jasa 8.1 Pekerjaan Jasa Konsultansi ini dikerjakan terutama
Konsultansi oleh tenaga Indonesia pada lokasi- lokasi yang tercantum dalam KAK. Jika lokasi untuk bagian pekerjaan tertentu tidak tercantum maka lokasi akan ditentukan oleh PPK.
8.2 Jika dalam proses pekerjaan Jasa Konsultansi digunakan komponen berupa barang, jasa, atau gabungan keduanya yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) maka penggunaan komponen impor harus sesuai dengan yang dicantumkan dalam Dokumen Penawaran.
8.3 Tindakan pencantuman komponen impor yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat
dipersamakan dengan tindakan penipuan dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
9. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dokumen- Dokumen dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang Kontrak dan berhubungan dengan kontrak oleh pihak lain, misalnya Informasi Kerangka Acuan Kerja, gambar-gambar, pola, serta informasi lain yang berkaitan dengan kontrak tanpa ijin tertulis dari PPK.
10. Hak Atas Penyedia wajib membebaskan PPK dari segala tuntutan atau Kekayaan klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan HAKI Intelektual oleh penyedia.
11. Layanan Penyedia wajib menyediakan layanan tambahan lainnya Tambahan seperti pembuatan maket/model dari hasil desain sesuai dengan lingkup pekerjaannya.
12. Surat Perintah 12.1 PPK menyerahkan seluruh/sebagian lokasi pekerjaan Mulai Kerja dan/atau dokumen tertentu yang dibutuhkan kepada (SPMK) penyedia sebelum diterbitkannya SPMK.
78
12.2 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
12.3 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
13. Program Mutu 13.1 Program mutu disusun oleh penyedia, yang paling sedikit
berisi : a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan; b. organisasi kerja penyedia; c. jadwal pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga
pendukung; e. prosedur pelaksanaan pekerjaan; f. prosedur instruksi kerja; dan g. pelaksana kerja.
13.2 Program mutu dapat direvisi sesuai kondisi lokasi
pekerjaan.
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, PERUBAHAN, DAN PEMUTUSAN KONTRAK 14. Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan
15. Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak
14.1 tanggal mulai berlaku kontrak dan jangka waktu
penyelesaian pekerjaan tercantum dalam SSKK; 14.2 tanggal mulai dilaksanakannya pekerjaan tercantum
dalam SPMK; 14.3 tanggal penyerahan hasil pekerjaan dari penyedia
kepada PPK tercantum dalam SPMK.
15.1 PPK bersama penyedia dapat menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan kontrak.
15.2 Dalam rapat persiapan, PPK dapat mengikutsertakan
Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung. 15.3 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan kontrak adalah : a. program mutu; b. organisasi kerja; c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi
peralatan dan personil (apabila diperlukan); dan e. rencana pelaksanaan pemeriksaan lapangan
bersama. 15.4 Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak
79
dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani oleh seluruh peserta rapat.
16. Mobilisasi 16.1 Penyedia melakukan mobilisasi setelah tanggal dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
16.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan tenaga ahli;
b. mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau c. menyiapkan peralatan pendukung;
16.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. 17. Pengawasan 17.1 Pemeriksaan Bersama
dan a. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak dan Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan, PPK atau pihak lain yang
ditunjuk oleh PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan bersama yang mencakup antara lain pemeriksaan kesesuaian personil dan/atau peralatan dengan persyaratan kontrak. Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
b. Jika dalam pemeriksaan bersama ditemukan hal- hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi kontrak maka perubahan tersebut akan dituangkan dalam amandemen kontrak.
c. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa personil dan/atau peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan kontrak maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat personil dan/atau peralatan yang belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama dengan memperhatikan Pasal tentang Personil Konsultan dan Subkonsultan.
17.2 Pemeriksaan Personil dan Peralatan
a. Pemeriksaan (inspeksi) personil dan peralatan harus dilaksanakan setelah personil dan peralatan tiba di lokasi pekerjaan serta dibuatkan Berita AcaraHasilInspeksi/Pemeriksaanyang ditandatangani oleh PPK dan penyedia. b. Dalam pemeriksaan personil dan peralatan, PPK dapat dibantu Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung.
c. Bila hasil inspeksi/pemeriksaan personil dan peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan, maka penyedia dapat melaksanakan pekerjaan dengan syarat personil dan peralatan yang belum
80
memenuhi syarat harus diganti sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
d. Apabila dalam pemeriksaan personil dan peralatan mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka harus dituangkan dalam bentuk adendum Kontrak. 17.3 Pemeriksaan Lapangan
a. Apabila diperlukan, PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lapangan untuk melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.
b. Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat dibantu Tim Teknis dan/atau Tim Pendukung.
c. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh PPK dan penyedia.
d. Apabila dalam pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
18. Jaminan Jaminan Uang Muka : 18.1 Sampai dengan Rp. 2.500.000.000 (Dua Milyar Lima
Ratus Juta Rupiah) maka Jaminan dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi/ Perusahaan Penjamin.
18.2 Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan dengan nilai
>Rp. 2.500.000.000 (Duas Milyar Lima Ratus Juta Rupiah)maka Jaminan harus diterbitkan oleh Bank Umum.
18.3 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam
rangka pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus persen) dari besarnya uang muka.
18.4 Nilai jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara
proporsional sesuai dengan pengembalian uang muka.
18.5 Masa berlakunya jaminan uang muka sekurang-
kurangnya sejak tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
18.6 Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum,
perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi.
18.7 Bentuk surat jaminan Uang Muka: memuat nama dan
alamat PPK, penyedia yang ditunjuk, dan hak penjamin, nama paket kontrak, nilai jaminan uang muka dalam angka dan huruf, kewajiban pihak-pihak penjamin untuk mencairkan Surat Jaminan Uang Muka selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat kepada PPK, masa berlaku jaminan uang muka dan tanda tangan penjamin.
81
19. Pembayaran 19.1 Uang Muka:
a. Uang Muka dapat diberikan kepada penyedia untuk: 1) mobilisasi alat dan tenaga kerja; 2) pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
barang/material; dan/atau 3) persiapan teknis lain yang diperlukan bagi
pelaksanaan pengadaan. b. Uang Muka dapat diberikan kepada penyedia
dengan ketentuan sebagai berikut: 1) untuk usaha kecil paling tinggi 30% (tiga
puluh perseratus) dari nilai Kontrak; atau 2) untuk usaha non kecil paling tinggi 20% (dua
puluh perseratus) dari nilai Kontrak. c. Besarnya Uang Muka untuk Kontrak Tahun Jamak,
yaitu: 1) 20% (dua puluh perseratus) dari Kontrak
tahun pertama; atau 2) 15% (lima belas perseratus) dari total nilai
Kontrak. d. Ketentuan mengenai pemberian uang muka beserta
besarannya ditetapkan dalam SSKK. e. Penyedia dapat mengajukan permintaan
pembayaran uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.
f. PPK mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut setelah Jaminan Uang Muka diterima dari penyedia.
g. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100 % (seratus perseratus).
h. Untuk kontrak tahun jamak, nilai Jaminan Uang Muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
19.2 Pembayaran prestasi pekerjaan
a. Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk : pembayaran bulanan/pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan (termin)/pembayaran secara sekaligus, sesuai dengan yang ditetapkan dalam SSKK.
b. Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada penyedia setelah dikurangi angsuran pengembalian Uang Muka dan denda apabila ada, serta pajak.
c. Permintaan pembayaran kepada PPK untuk
82
Kontrak yang menggunakan subkontrak, harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontrak sesuai dengan perkembangan (progress) pekerjaannya.
d. Pembayaran bulanan/termin, dilakukan senilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
19.3 Cara-cara dan tahapan pembayaran serta mata uang
yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan dalam SSKK.
19.4 Penangguhan Pembayaran
a. PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya.
b. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia.
c. Penangguhan dilakukan dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada penyedia yang memuat: 1) alasan penangguhan pembayaran; dan 2) persyaratan kepada penyedia untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemberitahuan diterima.
d. Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada penyedia.
20. Harga 20.1 PPK membayar kepada atas pelaksanaan pekerjaan.
20.2 Harga kontrak telah memperhitungkan: biaya umum
(overhead), biaya sosial (social charge), keuntungan (profit) maksimal 10 %, tunjangan penugasan, dan biaya–biaya kompensasi lainnya, yang dihitung menurut jumlah satuan waktu tertentu.
20.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang
tercantum dalam Rincian Biaya Personil dan Rincian Biaya Non Personil sesuai dengan Berita Acara Hasil Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya.
20.4 Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi ini dibiayai dari
sumber pendanaan yang disebut dalam SSKK.
83
21. Perubahan 21.1 Perubahan kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui
Kontrak oleh para pihak, yang meliputi : a. perubahan lingkup pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan lingkup pekerjaan; dan/atau c. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan lingkup pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan pekerjaan.
22. Perubahan 22.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara Lingkup kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan Pekerjaan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditentukan dalam
Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi antara lain :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan; c. mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah/kurang yang belum tercantum dalam Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
22.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran dan tidak boleh melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari biaya yang tercantum dari nilai Kontrak awal.
22.3 Perintah perubahan lingkup pekerjaan dibuat oleh
PPK secara tertulis kepada penyedia, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan biaya dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.
22.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita
Acara sebagai dasar penyusunan adendum Kontrak.
22.5 Dalam hal penilaian perubahan lingkup pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada 22.1 sampai dengan 22.4, PPK dapat dibantu oleh Tim Pendukung yaitu Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
84
23. Perpanjangan 23.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan
Waktu oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar Pelaksanaan untuk hal-hal sebagai berikut :
a. pekerjaan tambah; b. perubahan ruang lingkup pekerjaan;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul diluar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.
23.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar.
23.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.
23.4 PPK dapat menugaskan Tim Pendukung yaitu Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
23.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum Kontrak.
24. Perubahan 24.1 Perubahan Nilai Kontrak sebagai akibat perubahan dan/atau lingkup pekerjaan dengan ketentuan perubahan Nilai penyesuaian Kontrak hanya dapat dilakukan sampai setinggi- Biaya tingginya 10% (sepuluh persen) dari Nilai Kontrak
awal.
24.2 Penyesuaian biaya dapat diberlakukan terhadap kontrak yang lebih dari 12 (dua belas) bulan.
25. Kerjasama 25.1 Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia antara penyedia harus diatur dalam kontrak dan disetujui terlebih dengan sub dahulu oleh PPK.
penyedia
25.2 Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia.
25.3 Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama dengan sub penyedia harus mengacu kepada harga yang
tercantum dalam Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.
85
26. Personil 26.1 Umum
Konsultan dan a. Personil inti yang dipekerjakan harus sesuai Subkonsultan dengan kualifikasi dan pengalaman yang
ditawarkan dalam Dokumen Penawaran.
b. Penggantian personil inti dan/atau peralatan (apabila ada) tidak boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK.
c. Penggantian personil inti dan/atau peralatan dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat hidup/ pengalaman kerja Personil Inti dan/atau spesifikasi Peralatan yang diusulkan beserta alasan perubahan.
d. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil inti menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
e. Jika PPK menilai bahwa Personil Inti :
1) tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik
2) berkelakuan tidak baik; atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diminta oleh PPK.
f. Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan, tanpa biaya tambahan apapun.
26.2 Personil Inti
a. nama personil dan uraian pekerjaan, kualifikasi minimum, perkiraan waktu pelaksanaan dilampirkan dalam Lampiran SSKK;
b. penyesuaian terhadap perkiraan waktu pekerjaan personil akan dibuat oleh penyedia melalui pemberitahuan secara tertulis kepada PPK;
c. jika terdapat pekerjaan tambah, maka perkiraan waktu pelaksanaan harus ditentukan secara tertulis oleh para pihak.
26.3 Persetujuan Personil
Personil inti dan subkonsultan yang telah disetujui oleh PPK harus memberikan data dirinya dan surat
86
keterangan tidak mengidap penyakit berbahaya/menular (medical certificate) serta terdaftar atau tertera dalam daftar personalia penyedia.
26.4 Waktu kerja dan lembur
a. jam kerja dan waktu cuti untuk personil inti ditentukan dalam Lampiran SSKK;
b. waktu kerja tenaga kerja asing yang dimobilisasi ke Indonesia dihitung sejak kedatangannya di Indonesia sesuai dengan surat perintah mobilisasi;
c. tenaga kerja tidak berhak untuk dibayar atas pekerjaan lembur atau sakit atau liburan, karena perhitungan upah sudah mencakup hal tersebut.
27. Perubahan 27.1 Perubahan personil dan peralatan yang diajukan oleh
Personil penyedia a. Penyedia dapat mengajukan penggantian personil dan/atau peralatan kepada PPK.
b. Penyedia tidak dibenarkan melakukan penggantian personil dan/atau peralatan tanpa persetujuan PPK. c. PPK meneliti permohonan perubahan personil dan/atau peralatan, dengan ketentuan: 1) menyetujui permohonan perubahan personil dan/atau peralatan bila alasan yang diajukan dianggap sesuai;
2) tidak mengurangi kualifikasi tenaga ahli yang ditawarkan, dan tidak menambah nilai kontrak. Untuk kontrak biaya satuan (time based), biaya langsung personil harus disesuaikan dengan gaji dasar tenaga ahli yang menggantikan.
3) menolak permohonan perubahan personil dan/atau peralatan bila alasan yang diajukan dianggap tidak sesuai.
d. untuk mengajukan permohonan penggantian personil, penyedia diwajibkan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil yang diusulkan dan disertai alasan penggantian personil yang bersangkutan.
e. Dalam rangka penilaian usulan penggantian personil dan/atau peralatan, PPK dapat dibantu Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.
27.2 Penggantian personil penyedia atas perintah PPK a. Personil dari penyedia yang dianggap tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik atau berkelakuan tidak baik, harus segera dilakukan perintah penggantian personil kepada
87
penyedia dengan kualifikasi keahlian personil yang sama atau lebih tinggi.
b. Dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari sejak perintah penggantian personil, harus sudah menerima personil pengganti dari penyedia.
28. Keterlambatan 28.1 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian
Pelaksanaan bukan akibat Keadaan Kahar atau karena kesalahan Pekerjaan AtaukelalaianpenyediamakaPPK dapat
menghentikan Kontrak dan menangguhkan pemenuhan hak-hak penyedia atau menangguhkan pembayaran.
28.2 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK maka PPK dikenakan Ganti Rugi atau memberikan Kompensasi.
28.3 Penghentian Kontrak atau Ganti Rugi atau Kompensasi tidak dilakukan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal penyerahan setiap hasil kerja dan tanggal penyelesaian semua pekerjaan dengan penyerahan laporan akhir sebagaimana ditetapkan dalam SPMK.
29. Denda dan 29.1 Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan Ganti Rugi kepada penyedia, sedangkan ganti rugi merupakan
sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK, karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang tercantum dalam Kontrak.
29.2 Besarnya denda kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah:
a. 1/1000 (satu perseribu) dari sisa biaya bagian kontrak yang belum selesai dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas bagian pekerjaan yang dapat dinilai terpisah dan bukan merupakan kesatuan sistem, serta hasil pekerjaan tersebut telah diterima oleh PPK;
b. 1/1000 (satu perseribu) dari biaya kontrak, apabila bagian pekerjaan belum diterima oleh PPK.
29.3 Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
88
diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam SSKK.
29.4 Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam
hal sebagai berikut : a. PPK memodifikasi atau mengubah jadwal yang
dapat mempengaruhi pekerjaan penyedia; b. keterlambatan penerbitan SPP; c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sebagaimana
yang diperjanjikan dalam kontrak; e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia
untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak diketemukan kerusakan/ kegagalan/penyimpangan;
f. kompensasi lain yang dirinci dalam syarat khusus kontrak.
g. jika kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan;
h. ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa kompensasi;
i. perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa kompensasi.
29.5 Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam SSKK.
89
30. Laporan Hasil 30.1 Penyedia wajib menyerahkan laporan dan dokumen Pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
SSKK. Atas penerimaan laporan dan dokumen tersebut dibuatkan tanda terima.
30.2 PPK bersama penyedia melakukan pembahasan dan penilaian terhadap laporan dan dokumen yang diserahkan oleh penyedia.
30.3 PPK dan penyedia membuat berita acara hasil pembahasan dan penilaian laporan. 30.4 Jika terdapat kekurangan-kekurangan maka penyedia harus memperbaiki dan menyelesaikan kekurangan- kekurangan sesuai yang diinstruksikan oleh PPK dan menyerahkan laporan hasil perbaikan kepada PPK.
30.5 PPK menerima kembali penyerahan laporan yang telah diperbaiki oleh penyedia (bila ada), dan
membuat berita acara serah terima laporan hasil perbaikan.
90
30.6 Laporan Akhir dibuat dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan/atau file (softcopy).
30.7 Menyerahkan semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan kontrak ini dan menjadi hak milik PPK.
30.8 Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir masa kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK.
30.9 Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut setelah mendapatkan persetujuan PPK.
30.10 Jika dikemudian hari penyedia dan pihak ketiga akan melakukan pengembangan terhadap piranti lunak tersebut dan untuk itu diperlukan lisensi maka penyedia harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari PA. Untuk tujuan ini PA berhak untuk mendapatkan penggantian biaya atas pengembangan piranti lunak tersebut.
30.11 Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.
31. Penghentian 31.1 Penghentian Kontrak: dan Pemutusan a. Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena Kontrak pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar;
b. Dalam hal Kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai; dan
c. PPK dengan pemberitahuan tertulis kepada penyedia dapat memerintahkan penghentian Kontrak jika penyedia gagal untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam Kontrak ini. Pemberitahuan tertulis tersebut harus memuat: 1) alasan penghentian Kontrak; dan 2) persyaratan kepada penyedia untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah pemberitahuan diterima.
31.2 Pemutusan Kontrak :
a. Oleh PPK:
Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
91
Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan Kontrak ini melalui pemberitahuan tertulis kepada penyedia setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut: 1) penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya; 2) penyedia tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah diberitahu atau dalam jangka waktu lain yang disetujui secara tertulis oleh PPK;
3) penyedia berada dalam keadaan pailit; 4) karena Keadaan Kahar, penyedia tidak dapat
melaksanakan bagian pokok pekerjaan Jasa Konsultansi ini selama sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari kalender;
5) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
6) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
7) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggararan persaingan usaha yang sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
b. Oleh penyedia: Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, penyedia dapat memutuskan Kontrak ini melalui pemberitahuan tertulis kepada PPK setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut: 1) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK; atau
2) karena Keadaan Kahar, penyedia tidak dapat melaksanakan bagian pokok pekerjaan Jasa Konsultansi ini selama sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari kalender.
c. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan penyedia, maka: 1) sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia
atau Jaminan Uang Muka dicairkan; 2) penyedia membayar denda; dan/atau
3) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam. d. Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan karena
PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan
92
KKN dan/atau pelanggararan persaingan usaha yang sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
e. Pada saat Kontrak diputuskan, maka PPK berkewajiban untuk melakukan pembayaran
sebagai berikut: 1) pembayaran prestasi pekerjaan sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak; dan 2) biaya langsung personil (termasuk biaya demobilisasi) yang dikeluarkan oleh penyedia sehubungan dengan pemutusan Kontrak.
32. Penyelesaian 32.1 PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan Pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila
terdapat kekurangan-kekurangan, penyedia wajib menyelesaikannya.
32.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
32.3 PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh
hasil pekerjaan dilaksanakan dan diterima oleh dari Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
32.4 Membuat berita acara serah terima laporan akhir,
setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK 33. Hak dan 33.1 mengawasi dan memeriksapekerjaan Yang
kewajiban PPK dilaksanakan oleh penyedia;
33.2 meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penyedia;
33.3 membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia;
33.4 memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
33.5 ketentuan peralatan dan bahan yang disediakan oleh PPK untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan Oleh
93
penyedia. Pada saat berakhirnya kontrak, Penyedia harus menyerahkan peralatan dan bahan sisa sesuai dengan instruksi PPK.
34. Hak dan 34.1 menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan
Kewajiban sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam Penyedia kontrak;
34.2 berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari pihak PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
34.3 melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodic kepada pihak PPK;
34.4 melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
34.5 memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan pihak PPK;
34.6 menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
34.7 penyedia harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, akibat kegiatan penyedia;
34.8 melaksanakan perjanjian dan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung- jawab, ketekunan, efisien dan ekonomis serta memenuhi kriteria teknik profesional dan melindungi secara efektif peralatan-peralatan, mesin, material yang berkaitan dengan pekerjaan dalam kontrak;
34.9 melaksanakan jasa konsultansi sesuai dengan hokum yang berlaku di Indonesia. PPK secara tertulis akan memberitahukan kepada penyedia Mengenai kebiasaan-kebiasaan setempat;
34.10 penyedia tidak akan menerima keuntungan untuk
mereka sendiri dari komisi usaha (trade commision),
94
rabat (discount) atau pembayaran-pembayaran lain yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan jasa konsultansi;
34.11 penyedia setuju bahwa selama pelaksanaan kontrak,
penyedia dinyatakan tidak berwenang untuk melaksanakan jasa konsultansi maupun mengadakan barang yang tidak sesuai dengan kontrak;
34.12 penyedia dilarang baik secara langsung atau tidak
langsung melakukan kegiatan yang akan menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict ofinterest) dengan kegiatan yang merupakan tugaspenyedia;
34.13 tanggungjawab penyedia adalah ketentuan
mengenai hal-hal pertanggung-jawaban penyedia sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia;
34.14 pemeriksaan keuangan adalah ketentuan mengenai kewajiban penyedia untuk merinci setiap biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan keuangan. Selain itu, dengan sepengetahuan penyedia atau kuasanya, PPK dapat memeriksa dan menggandakan dokumen pengeluaran yang telah diaudit sampai 1 (satu) tahun setelah berakhirnya kontrak;
34.15 ketentuan mengenai tindakan yang perlu mendapat
persetujuan PPK meliputi : 34.15 memobilisasi personil yang terdapat dalam daftar; 34.16 membuat subkontrak dengan pengaturan: (i) cara
seleksi, waktu, dan kualifikasi dari subkonsultan harus mendapat persetujuan tertulis sebelum pelaksanaan, (ii) Penyedia bertanggung-jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh subkonsultan dan personilnya.
34.17 ketentuan mengenai dokumen-dokumen yang
disiapkan oleh penyedia dan menjadi hak milik PPK: mengatur bahwa semua rancangan, gambar-gambar, spesifikasi, disain, laporan dan dokumen-dokumen lain serta software yang disiapkan oleh penyedia jasa menjadi hak milik PPK. Penyedia, segera setelah pekerjaan selesai atau berakhirnya kontrak harus menyerahkan seluruh dokumen dan data pendukung lainnya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan salinan dari dokumen-dokumen tersebut.
34.18 Kewenangan anggota penyedia adalah ketentuan
yang mengatur mengenai apabila penyedia adalah
95
sebuah joint venture yang beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota joint venture tersebut memberi kuasa kepada salah satu anggota joint venture untuk bertindak dan mewakili hak-hak dan kewajiban anggota penyedia lainnya terhadap PPK.
35. Asuransi Pihak penyedia mengasuransikan :
35.1 semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak atas segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan- kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
35.2 pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat
kerjanya;
35.3 hal-hal lain yang ditentukan berkaitan dengan asuransi.
36. Usaha Mikro, 36.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah Penyedia
Usaha Kecil, Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka dan Koperasi pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia Kecil yang ditunjuk dan dilarang diserahkan atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
36.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah penyedia bukan
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka: a. wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, antara lain dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas, penyedia terpilih tetap bertanggung-jawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di atas.
36.3 apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka
penyedia dikenakan sanksi yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
96
D. KEWAJARAN DAN ITIKAD BAIK
37. Itikad Baik 37.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
37.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Jika selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
37.3 Masing-masing Pihak dalam Kontrak berkewajiban untuk bertindak dengan itikad baik sehubungan dengan hak-hak Pihak lain, dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan terpenuhinya tujuan Kontrak ini.
38. Pelaksanaan Jika dalam pelaksanaan Kontrak ditemukan kesulitan yang Kontrak menghambat pemenuhan tujuan Kontrak maka masing-
masing Pihak berkewajiban untuk tetap berupaya bertindak wajar diantara mereka tanpa merugikan kepentingan satu sama lain. Jika Pihak yang satu menganggap pelaksanaan Kontrak tidak wajar dan adil maka kedua belah Pihak harus mengupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi situasi tersebut.
E. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
39. Perdamaian 39.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh- sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi ini.
39.2 Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat secara langsung antara Para Pihak atau melalui perantaraan pihak ketiga yang disepakati oleh Para Pihak dalam bentuk antara lain mediasi atau konsiliasi.
40. Lembaga Dalam hal penyelesaian perselisihan melalui perdamaian Pemutus tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan tersebut Sengketa dapat dilakukan melalui;
a. Arbitrase; b. alternatif penyelesaian sengketa; atau b. pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
97
BAB VIII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut :
Satuan Kerja PPK: U.P. : ............................ Alamat : ............................ Telepon : ............................ Faksmili : ............................ email : ............................ Penyedia: U.P. : ............................ Alamat : ............................ Telepon : ............................ Faksmili : ............................ email : ............................
B. Wakil Sah Para Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut : Pihak
Untuk PPK : ....................
Untuk Penyedia : ....................
C. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak : .................... Kontrak
D. Waktu Jangka waktu penyelesaian pekerjaan Jasa Konsultansi ini Penyelesaian adalah selama: ...... (.................... ) hari kalender/bulan/tahun
Pekerjaan
E.
Tindakan penyedia yang mensyaratkan persetujuan PPK
Tindakan lain oleh penyedia yang memerlukan persetujuan PPK adalah: Perencanaan dan Program
F. Pelaporan Penyedia berkewajiban untuk menyampaikan laporan- laporan berikut secara periodik selama Masa Kontrak: .................................... [uraikan secara rinci jenis laporan dan waktu penyerahan laporan dihitung sejak ditandatanganinya kontrak]
G. Serah Terima Ketentuan serah terima Laporan Akhir berlaku untuk Laporan Akhir penyerahan setiap hasil kerja Jasa Konsultansi: (YA/TIDAK)
H. Pembatasan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan Penggunaan piranti lunak yang dihasilkan dari pekerjaan Jasa Konsultansi Dokumen ini dengan pembatasan sebagai berikut: ....................................
I. Tanggung Jawab [untuk konsultan perencana konstruksi] Profesi Umur konstruksi bangunan direncanakan : .... (.................... )
98
tahun
J. Peralatan, PPK akan memberikan peralatan/material/personil/fasilitas
Material, berupa :
Personil dan ............................ [sebutkan dan uraikan, apabila ada]
Fasilitas
K. Sumber Dana Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi ini dibiayai dari
..............................................................
L. Pembayaran 1. Uang muka diberikan sebesar 30 % ( tiga puluh perseratus)
darinilai pekerjaan untuk usaha kecil dan 20% (dua puluh perseratus) untuk usaha non kecil[untuk kontrak tahun jamak diubah : “Kontraktahun pertama” atau “total nilai Kontrak”]
2. untuk kontrak tahun jamak, uang muka dapat diberikan : - 20% (dua puluh perseratus) dari kontrak tahun pertama,
atau - 15 % (lima belas perseratus) dari nilai kontrak
Uang Muka
M. Pembayaran 1. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan
Prestasi cara:.......... [bulanan/termin/sekaligus].
Pekerjaan 2. Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut: ...................... [uraikan
bila pembayaran dilakukan secara bulanan atau termin]
Misal : pembayaran secara termin, laporan pendahuluan
20%, laporan antara 40%, dan laporan akhir 40%.
3. Perhitungan tagihan untuk biaya langsung personil
diperhitungkan berdasarkan jumlah Orang Bulan nyata yang telah dilaksanakan. Tagihan biaya langsung non personil diperhitungkan berdasarkan semua pengeluaran nyata yang telah dilaksanakan.
4. Mata uang pembayaran : .......................... [untuk pengadaan yang sumber dananya PHLN]
N. Batas akhir Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh waktu PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah .... penerbitan SPP (.................... ) hari kalender terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
O. Dokumen yang 1. Dokumen utama yang disyaratkan untuk mengajukan
disyaratkan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan :
untuk a. Berita Acara Prestasi Pekerjaan;
mengajukan b. Berita Acara Serah Terima Produk dan Produk tagihan Laporannya.
pembayaran c. ……. [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan sesuai kontrak lumpsum]
2. Dokumenpenunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan : a. Absensi pembahasan;
b. Notulensi Pembahasan Rapat;
c. Dokumentasi / Foto kegiatan; d. Dokumen lain yang disyaratkan dalam KAK.
e. …… [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan sesuai 99
kontrak lumpsum]
3. Dokumen yang disyaratkan tersebut di atas tidak perlu dilampirkan rincian bukti-bukti pengeluaran biaya.
P. Pembayaran ................................................................ Denda
Q. Pembayaran ................................................................ Ganti Rugi
R. Kompensasi ................................................................ S. Penyelesaian [Apabila BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus
Perselisihan Sengketa] Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak
tidak dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator.
100
LAMPIRAN: PERSONIL INTI, SUBPENYEDIA DAN PERALATAN
1 – PERSONAL INTI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
[cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan. Cantumkan juga waktu kerja (termasuk jam kerja) dan cuti]
2 – PERALATAN KHUSUS
[cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]
3 – SUBPENYEDIA
[cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian personilnya seperti uraian personil penyedia di atas]
101
BAB IX
BENTUK DOKUMEN LAIN
LAMPIRAN 1: UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI
CONTOH
[contoh undangan untuk Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya 2 Sampul]
[kop surat]
UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI
Nomor : …………… ………., …………… 20…. Lampiran : …………… Kepada Yth.: …………………. di ………………. Perihal : Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi paket pekerjaan ....................
sesuai dalam dokumen anggaran] Pokja ……[nama sesuai SK Pokja] pada.............. [nama Satker] ................ Tahun Anggaran ........
Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara termasuk dalam Daftar Pendek paket pekerjaan tersebut di atas. Sebagai kelanjutan proses pemilihan kami mengundang Saudara untuk mengambil Dokumen Seleksi dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada tempat
dan waktu yang ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan (LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan;
2. penawaran meliputi kelengkapan persyaratan Administrasi, Teknis, dan
Biaya dengan masa berlaku sebagaimana tercantum dalam LDP. 3. jadwal pelaksanaan pengadaan:
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement] 4. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk cetakan, dan/atau
softcopy dengan diunduh melalui website K/L/D/I Demikian disampaikan untuk diketahui.
Kelompok Kerja ULP........................
[tanda tangan] ........................
[nama lengkap]
102
LAMPIRAN 1: JAMINAN UANG MUKA
C O N T O H
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK sebagai
JAMINAN UANG MUKA No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : .............................................................. dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ........................................ [nama bank] berkedudukan di ........................................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada: Nama : ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ................................................................................
(ter bil ang ..................................................................................................... ) sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ........... dalam bentuk garansi bank, apabila :
Nama : ........................................ [nama penyedia]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa: Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak. Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Garansi Bank berlaku selama …………. (…….…dalam huruf……....) hari
kalender, dari tanggal …………. s.d. …………. untuk pekerjaan .........................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
103
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri …………..
Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mencocokkan Jaminan ini ke Bank ................ [bank]
Dikeluarkan di : .................... Pada tanggal : ....................
[Bank] ........................
Pemimpin
104
C O N T O H
( Hanya Untuk Usaha Kecil )
[Kop Asuransi/Perusahaan Penjaminan Penerbit Jaminan]
SURAT JAMINAN UANG MUKA Nomor Jaminan : ............................. Nilai : Rp.............................
1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................ [nama], ........................................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan........................................ [nama penerbit jaminan], ........................................ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ..................................... . [nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp.................................................................. (terbilang ................................. )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................... tanggal .................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (............ dalam huruf................. ) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan tanggal ........................................
4. Jaminan ini berlaku apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
105
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
TERJAMIN PENJAMIN
(..........................................) (..........................................) Nama Jelas Nama Jelas
Untuk keyakinan, pemegang Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke ………[Penerbit Jaminan]
106