sabtu, 22 oktober 2011 kematian khadafi kontroversial · permainan atau sesuatu di balik semua...

1
SABTU, 22 OKTOBER 2011 11 I NTER NASIONAL Kematian Khadafi Kontroversial JEROME E WIRAWAN K ESIMPANGSIURAN mengenai proses ke- matian mendiang Moamar Khadafi mendorong Perserikatan Bang- sa-Bangsa (PBB) untuk angkat bicara. Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyerukan pengge- laran investigasi menyeluruh guna mengusut detik-detik menjelang mantan pemimpin Libia tersebut mangkat. “Tidak jelas bagaimana dia meninggal. Karena itu, diper- lukan sebuah investigasi,” kata juru bicara Komisaris Tinggi untuk HAM di Jenewa, Swiss, Rupert Colville. Hingga kini kronologi ke- matian Khadafi belum jelas. Namun, berdasarkan laporan sejumlah kantor berita, Khadadiketahui berencana melarikan diri dari Kota Sirte pada Kamis (20/10) dini hari. Bersama kepala pengawal- nya, Abu Bakr Younis Jabr, Khadabertolak ke arah barat dengan diiringi sekitar 80 ken- daraan. Di tengah jalan, sekitar pukul 08.30 waktu setempat, keberadaan konvoi itu dilacak armada pesawat Mirage 2000 milik militer Prancis yang ter- gabung dengan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Akibatnya, 15 truk pikap hangus dihantam serang- an udara dan sekitar 50 loyalis Khadatewas. Meski demikian, Khadafi lolos dari maut. Menurut Man- sour Daou, seorang penga- wal Khadafi yang ditangkap pejuang Dewan Transisi Na- sional (NTC), majikannya turun dari kendaraan lalu berlari. Belakangan, Khadabersem- bunyi di dalam gorong-gorong untuk menghindari sergapan pasukan NTC. Tapi, lokasi itu telanjur diketahui. Gorong-gorong “Semula kami menembaki mereka dengan senjata antipe- sawat, tapi sia-sia. Lalu kami mengejar mereka,” tutur Salem Bakeer, salah satu pejuang NTC. Bakeer dan rekan-rekan- nya masuk ke gorong-gorong dan mengeluarkan Khadafi. “Dia berkata, ‘Ada apa? Ada apa? Apa yang sedang terjadi?’ Kami lalu menempatkannya di mobil.” Kala itu, sambung Bakeer, Khadafi sudah kena tembak di bagian kaki dan punggung. Keji Yang terjadi kemudian ada- lah rangkaian adegan keji yang ditangkap sejumlah kamera telepon seluler dan beredar di dunia maya. Para pejuang NTC menyeret Khadayang bersim- bah darah ke kap sebuah truk pikap sembari memukulinya. Khadafi lalu diarak ke keru- munan orang yang bersorak dan melepaskan tembakan ke udara sebagai luapan kegembiraan. Dari belakang, seorang pria berteriak, “Kita ingin dia hi- dup.” Namun, permohonan itu sia-sia. “Saat dia dibawa, mereka (pejuang NTC) memukuli dan membunuhnya (Khada),” kata seorang pejabat senior NTC. Pengakuan itu sejalan de- ngan keterangan dokter Ibra- him Tika yang menangani jenazah Khada. Dia menga- takan Khadafi tewas akibat peluru yang menembus perut- nya. Lalu ada peluru lain yang menembus kepalanya. Mendiang Khadadijadwal- kan dimakamkan beberapa hari lagi. (AP/Reuters/I-3) [email protected] Ketidakjelasan proses kematian Moamar Khadafi mendorong PBB untuk menggelar investigasi menyeluruh. MENDIANG PEMIMPIN: Mendiang pemimpin Libia Moamar Khadafi tertawa lepas dalam sebuah acara, beberapa dekade silam. Pria yang pernah menyebut para pejuang oposisi sebagai ‘tikus-tikus’ ini, mendekati ajal pada Kamis (20/10) di sebuah gorong-gorong di Kota Sirte. Sang Pemimpin di Mata Seorang Pilot S OSOK mantan pemimpin Libia Moamar Khadasering diidentikkan dengan seorang diktator yang kejam dan selalu menindas rakyatnya. Akan tetapi, cerita seram tentang Khadatidak berlaku bagi Kapten Ganahadi Ratnuatmadja, warga Indonesia yang sejak 2002 hingga 2009 menjadi pilot pesawat kepresidenan Libia. “Secara personal, dia orangnya baik dan kebapakan. Tidak ada sikap garang seperti yang dicitrakan. Dari yang saya alami sehari-hari, ngobrol pun secara langsung tidak pakai protokol,” kata Ganahadi saat ditemui Media Indonesia, kemarin. “Dia (Khada) menganggap dirinya itu sebagai pemimpin rakyatnya. Dia tidak mau dibilang presiden atau disebut raja. Hanya pemimpin rakyat,” tambahnya. Ganahadi menilai sikap Khadayang anti-Barat memang terbilang keras. Pria itu bahkan lebih memilih mati daripada harus meninggalkan negara yang dicintainya. “Yang saya lihat dia orangnya keras dan berprinsip. Sampai saya meninggalkan Libia pun sikap anti-Barat-nya sangat keras. Jadi waktu dia bilang, ‘Lebih baik mati di negara sendiri karena saya bukan penakut, ini negara saya, saya layak mati di sini’, itu benar- benar terjadi.” Bagi Ganahadi, sikap dan pembawaan pria kelahiran Kota Sirte, Juni 1942 itu terbilang biasa saja. “Tidak ada kesan di saya bahwa dia pemimpin yang besar. Secara personal, dia itu biasa-biasa saja. Dia bisa membawa dirinya sebagai Khadadan pemimpin. Nah, saya selalu kebagian sebagai Khada-nya, bukan sebagai pemimpinnya,” seloroh pilot berdarah Sunda itu. Penilaian Ganahadi terhadap Khadatidak berbeda jauh dengan penilaiannya terhadap keluarga mantan penguasa Libia selama 42 tahun itu. Anak-anak Khadabahkan memperlakukan semua orang dengan baik. “Sama, mereka baik sama kami. Mereka tidak membeda- bedakan apakah seseorang itu berpangkat sersan atau kopral.” Menurut Ganahadi, dari delapan anak Khada, yang memiliki pembawaan paling santai ialah Saadi (Khada). “Dia itu glamor, perlente, dan senang main sepak bola. Kalau Saif al-Islam lebih pendiam, benar- benar dicalonkan sebagai penggantinya (Khada). Mutassim orangnya agak sombong. Tapi, Mutassim tetap saja baik sama kita. Dia kerap menegur, ‘Hai Kapten’,” paparnya. Selama mengabdi kepada Khada, Ganahadi tidak merasakan adanya ke- gundahan dari rakyat Libia tentang pemimpin mereka. Itu disebabkan ekonomi Libia boleh dibilang makmur. Lebih lanjut, Ganahadi mengung- kapkan pemikiran Khadayang mencurigai adanya kon- spirasi asing di balik rangkai- an demonstrasi di Libia. “Dia tidak percaya kalau rakyatnya berbuat begitu. Dia yakin pasti ada permainan atau sesuatu di balik semua ini. Karena itu, dia memilih bertahan,” lanjut pilot penerbang pesawat kepresidenan Libia jenis Airbus 330-340 itu. Ganahadi mengaku terkejut dan sedih mengetahui kabar tewasnya Khada. Ia mengaku banyak menerima ucapan belasungkawa dari rekan-rekannya. “Menyedihkan, apalagi hampir tujuh tahun saya bersama beliau jadi seperti ada ikatan emosional, ada ikatan batin, seperti keluarga yang meninggal,” pungkas Ganahadi. (Rizki Syarief/I-5) Ganahadi Ratnuatmadja Mantan pilot pesawat Khadafi MI/AGUS M AP

Upload: trananh

Post on 16-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SABTU, 22 OKTOBER 2011 11INTERNASIONALKematian Khadafi Kontroversial

JEROME E WIRAWAN

KESIMPANGSIURAN mengenai proses ke-matian mendiang Moamar Khadafi

mendorong Perserikatan Bang-sa-Bangsa (PBB) untuk angkat bicara. Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyerukan pengge-laran investigasi menyeluruh guna mengusut detik-detik menjelang mantan pemimpin Libia tersebut mangkat.

“Tidak jelas bagaimana dia meninggal. Karena itu, diper-lukan sebuah investigasi,” kata juru bicara Komisaris Tinggi untuk HAM di Jenewa, Swiss, Rupert Colville.

Hingga kini kronologi ke-matian Khadafi belum jelas. Namun, berdasarkan laporan sejumlah kantor berita, Khadafi diketahui berencana melarikan diri dari Kota Sirte pada Kamis (20/10) dini hari.

Bersama kepala pengawal-nya, Abu Bakr Younis Jabr, Khadafi bertolak ke arah barat dengan diiringi sekitar 80 ken-daraan. Di tengah jalan, sekitar pukul 08.30 waktu setempat, keberadaan konvoi itu dilacak armada pesawat Mirage 2000 milik militer Prancis yang ter-gabung dengan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Akibatnya, 15 truk pikap hangus dihantam serang-an udara dan sekitar 50 loyalis Khadafi tewas.

Meski demikian, Khadafi lolos dari maut. Menurut Man-sour Daou, seorang penga-wal Khadafi yang ditangkap pejuang Dewan Transisi Na-sional (NTC), majikannya turun dari kendaraan lalu berlari. Belakang an, Khadafi bersem-bunyi di dalam gorong-gorong untuk menghindari sergapan pasukan NTC. Tapi, lokasi itu telanjur diketahui.

Gorong-gorong“Semula kami menembaki

mereka dengan senjata antipe-sawat, tapi sia-sia. Lalu kami mengejar mereka,” tutur Salem Bakeer, salah satu pejuang NTC. Bakeer dan rekan-rekan-nya masuk ke gorong-gorong dan mengeluarkan Khadafi.

“Dia berkata, ‘Ada apa? Ada apa? Apa yang sedang terjadi?’ Kami lalu menempatkannya di mobil.” Kala itu, sambung Bakeer, Khadafi sudah kena tembak di bagian kaki dan punggung.

KejiYang terjadi kemudian ada-

lah rangkaian adegan keji yang ditangkap sejumlah kamera te lepon seluler dan beredar di du nia maya. Para pejuang NTC menyeret Khadafi yang bersim-bah darah ke kap sebuah truk pikap sembari memukulinya. Khadafi lalu diarak ke keru-munan orang yang bersorak dan melepaskan tembakan ke udara sebagai luapan kegembiraan.

Dari belakang, seorang pria berteriak, “Kita ingin dia hi-dup.” Namun, permohonan itu sia-sia. “Saat dia dibawa, me reka (pejuang NTC) memukuli dan membunuhnya (Khadafi ),” kata seorang pejabat senior NTC.

Pengakuan itu sejalan de-ngan keterangan dokter Ibra-him Tika yang menangani jenazah Khadafi . Dia menga-takan Khadafi tewas akibat peluru yang menembus perut-nya. Lalu ada peluru lain yang menembus kepalanya.

Mendiang Khadafi dijadwal-kan dimakamkan beberapa hari lagi. (AP/Reuters/I-3)

[email protected]

Ketidakjelasan proses kematian Moamar Khadafi mendorong PBB untuk menggelar investigasi menyeluruh.

MENDIANG PEMIMPIN: Mendiang pemimpin Libia Moamar Khadafi tertawa lepas dalam sebuah acara, beberapa dekade silam. Pria yang pernah menyebut para pejuang oposisi sebagai ‘tikus-tikus’ ini, mendekati ajal pada Kamis (20/10) di sebuah gorong-gorong di Kota Sirte.

Sang Pemimpindi MataSeorang Pilot

SOSOK mantan pemimpin Libia Moamar Khadafi sering

diidentikkan dengan seorang diktator yang kejam dan selalu menindas rakyatnya. Akan tetapi, cerita seram tentang Khadafi tidak berlaku bagi Kapten Ganahadi Ratnuatmadja, warga Indonesia yang sejak 2002 hingga 2009 menjadi pilot pesawat kepresidenan Libia.

“Secara personal, dia orangnya baik dan kebapakan. Tidak ada sikap garang seperti yang dicitrakan. Dari yang saya alami sehari-hari, ngobrol pun secara langsung tidak pakai protokol,” kata Ganahadi saat ditemui Media Indonesia, kemarin.

“Dia (Khadafi ) menganggap dirinya itu sebagai pemimpin rakyatnya. Dia tidak mau dibilang presiden atau disebut raja. Hanya pemimpin rakyat,” tambahnya.

Ganahadi menilai sikap Khadafi yang anti-Barat memang terbilang keras. Pria itu bahkan lebih memilih mati daripada harus meninggalkan negara yang dicintainya. “Yang saya lihat dia orangnya keras dan berprinsip. Sampai saya meninggalkan Libia pun sikap anti-Barat-nya sangat keras. Jadi waktu dia bilang, ‘Lebih baik mati di negara sendiri karena saya bukan penakut, ini negara saya, saya layak mati di sini’, itu benar-benar terjadi.”

Bagi Ganahadi, sikap dan pembawaan pria kelahiran Kota Sirte, Juni 1942 itu terbilang biasa saja. “Tidak ada kesan di saya bahwa dia pemimpin yang besar. Secara personal, dia itu biasa-biasa saja. Dia bisa membawa dirinya sebagai Khadafi dan pemimpin. Nah, saya selalu kebagian sebagai Khadafi -nya, bukan sebagai pemimpinnya,” seloroh pilot berdarah Sunda itu.

Penilaian Ganahadi terhadap Khadafi tidak berbeda jauh dengan penilaiannya terhadap keluarga mantan penguasa Libia selama 42 tahun itu. Anak-anak Khadafi bahkan memperlakukan semua orang

dengan baik. “Sama, mereka baik sama

kami. Mereka tidak membeda-bedakan apakah seseorang itu berpangkat sersan atau kopral.”

Menurut Ganahadi, dari delapan anak Khadafi , yang memiliki pembawaan paling santai ialah Saadi (Khadafi ).

“Dia itu glamor, perlente, dan senang main sepak bola. Kalau Saif al-Islam lebih pendiam, benar-benar dicalonkan sebagai penggantinya (Khadafi ). Mutassim orangnya agak sombong. Tapi, Mutassim tetap saja baik sama kita. Dia kerap menegur, ‘Hai Kapten’,” paparnya.

Selama mengabdi kepada Khadafi , Ganahadi tidak merasakan adanya ke-gundahan dari rakyat Libia tentang pemimpin mereka. Itu disebabkan ekonomi Libia boleh dibilang makmur. Lebih lanjut, Ganahadi mengung-kapkan pemikiran Khadafi yang mencurigai adanya kon-spirasi asing di balik rangkai-an demonstrasi di Libia.

“Dia tidak percaya kalau rakyatnya berbuat begitu. Dia yakin pasti ada permainan atau sesuatu di balik semua ini. Karena itu, dia memilih bertahan,” lanjut pilot penerbang pesawat kepresidenan Libia jenis Airbus 330-340 itu.

Ganahadi mengaku terkejut dan sedih mengetahui kabar tewasnya Khadafi . Ia mengaku banyak menerima ucapan belasungkawa dari rekan-rekannya.

“Menyedihkan, apalagi hampir tujuh tahun saya bersama beliau jadi seperti ada ikatan emosional, ada ikatan batin, seperti keluarga yang meninggal,” pungkas Ganahadi. (Rizki Syarief/I-5)

Ganahadi RatnuatmadjaMantan pilot pesawat Khadafi

MI/AGUS M

AP