modul.mercubuana.ac.id... · web viewsedangkan, presiden amerika serikat ke-40 yaitu ronald wilson...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
ETIK UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pokok BahasanTUJUAN HIDUP DAN MOTIVASI
PENCAPAIAN PRESTASIMenetapkan tujuan, Pencapaian tujuan, Motivasi berprestasi (E-LEARNING)
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2017/2018 (2 SKS)
Fakultas Program Studi Elearning Kode MK90004 (A31195EL) Disusun Oleh
DESAIN DAN SENI KREATIF
DESAIN PRODUK 03 Jum’at , 19.30-21.10 @ E-503-2 CUNTOKO, SE., MM.
Abstract Kompetensi
Mahasiswa diharapkan dapat menetapkan tujuan hidup dan pencapaian motivasi
Mahasiswa mampu menetapkan tujuan hidup dan pencapaian motivasi berprestasi.
berprestasi.
Pembahasan
Siapa yang tidak kenal dengan Agnes Monica ? Dia adalah Bintang Iklan, artis sinotron, juga
seorang penyanyi, namun mereka pernah mengalami masa yang tidak menyenangkan dengan
pacarnya, tetapi tidak membuat mereka patah semangat dan tetap meroket Agnes tetap mengejar
semua impiannya. Agnes Monica sebagai penyanyi cantik dan kreatif memiliki pendirian yang sangat
kuat bahwa kerja keras dan disiplin tinggi memang sangat diperlukan untuk mencapai mimpi, cita-
cita dan tujuan hidup yang ingin dicapai.
Ketika itu sampai dalam situs www.agnes-monica.net diuraikan bahwa ambisi Agnes dengan
melebarkan sayap keartisannya dan go internasional. Terkait dengan semangat Agnes tersebut terus
didengungkan semenjak 2005, selain itu Agnes juga bermain salah satu film Taiwan sebagai bintang
pendukung, sehingga langkah Agnes semakin mendunia. Namun menurut beberapa pengamat
gerakan Agnes seolah-olah Agnes jalan di tempat, tetapi kenyataannya gadis muda energik tersebut
tidak pernah menyerah untuk mengejar mimpinya tersebut.
Kemudian menjadi host American Music Award pada tahun 2010, di mana semangat Agnes
terus berkembang semakin terpacu, maka Agnes menularkan semangat kepada generasi muda
Indonesia melalui beberapa wawancara dengan infotainment tanah air. Menurut Agnes sebagai
generasi muda dengan semangat sumpah pemuda, maka remaja Indonesia harus berani untuk
bermimpi dan bertindak untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kemudian seberapa mimpinya apabila
remaja Indonesia memiliki semangat berjuan wewujudkan, maka tidak ada yang tidak mungkin
untuk tercapai.
Untuk itu, semangat sumpah pemuda perlu didengungkan agar generasi muda tetap
memiliki keinginan untuk maju dan berkembang serta keinginan dimaksud harus dibarengi dengan
semangat untuk memperjuangkan dan memajukan negara.
Selanjutnya, semangat yang berapi-api Agnes Monica tersebut patut menjadi contoh oleh
generasi muda, walaupun rencana go internasional sering didengungkan oleh Agnes Monica dan
berulang kali Agnes Monica mengalami sandungan serta ada omongan miring terhadap tekatnya
tersebut. Namun Agnes Monica tetap semangat dan tidak putus asa, bahkan tampak Agnes semakin
gigih untuk membuktikan kepada dunia bahwa artis tanah air dengan cita-citanya akan menjadi artis
kelas dunia.
Kemudian Agnes Monica menyatakan bahwa untuk menjadi maju tidak boleh menyerah dan
berpikir sempit seperti rencana melebarkan sayap keartisan menuju go internasional, namun bukan 201
72
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
hanya semata-mata menuju ke amerika tetapi dapat ke negara lainnya seperti Taiwan, Jepang, Cina
dan sebagainya. Semangat Agnes Monica dengan menggebu-gebu dibarengi dengan pikiran positif
untuk mewujudkan mimpinya tersebut.
Selain itu, masih ingatkah dengan Ibu Sri Mulyani Indrawati ? Ya betul ... bahwa beliau salah
satu mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada waktu itu. Ketika itu Ibu Sri Mulyani
Indrawati semakin diakui pada kancah dunia Internasional karena beliau pada tahun 2012 meraih
Madhuri and Jagdish N Sheth Internasional Alumni ward for Exceptional Achievement dari University
of Illinois di Urbana – Champaign (UIUC) Amerika Serikat.
Sehubungan dengan hal tersebut, merupakan penghargaan merupakan salah satu syarat
alumnus dari UIUC, maka Sri Mulyani mendapatkan Gelar Master dan PhD jurusan Ekonomi dari
UIUC pada tahun 1992 dan harus menunjukkan prestasi menonjol secara profesional, baik
internasional maupun domestik. Untuk itu, Sri Mulyani mendapatkan penghargaan dari UIUC karena
atas prestasinya secara profesional dengan dibuktikan menjadi Menteri Keuangan Indonesia pada
periode 2005-2010 serta menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia atau Managing Director World
Bank tahun 2010 sampai sekarang.
Ketika Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan telah menciptakan dan menerapkan kebijakan
ekonomi yang dinilai membantu Indonesia melewati krisi ekonomi. Dismaping itu, Sri Mulyani telah
menerapkan beberapa informasi penting di bidang keuangan, memerangi korupsi dan meningkatkan
foreign direct investment di Indonesia, hal itu dinyatakan oleh Konsulat Jenderal RI di Chicago seperti
dilansir Kemenlu.go.id.
Selanjutnya, perjalanan Sri Mulyani Indrawati tidak pernah menghadapi kesulitan?. Padahal
tidak mudah untuk mengubah birokrasi yang tidak efektif menjadi efektif, termasuk birokrasi di
Kementerian Keuangan. Pernyataan Sri Mulyani Indrawati memiliki prinsip bahwa segala sesuatu
dapat dilakukan apabila dikerjakan dengan semangat yaitu telah ditunjukkan melalui Kementerian
yang dipimpinnya. Adapun keinginan hanya satu yaitu untuk menyejajarkan bahwa Indonesia
dengan negara lain, maka beliau sadar bahwa birokrasi harus dibenahi dan ditata terlebih dahulu.
Alasannya apabila birokrasi ditata dengan bagus, maka dapat menopang roda pertumbuhan
ekonomi dan dapat meningkatkan kepercayaan publik. Sehingga keinginan besarnya tersebut
dengan terus memotivasi memberikan yang terbaik bagi Indonesia.
Adapun “Work with passion” disampaikan atau dipesankan oleh Sri Mulyadi kepada
karyawannya, yaitu bekerja itu ala kadarnya akan menjadi “disconection” (tidak terhubung) dengan
tujuan organisasi/institusi Kemenkeu. Menurutnya bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh agar hasilnya optim dan memberikan value lebih. Untuk itu, karyawan Kemekeu
2017
3
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
memaknai sebagai sebuah totalitas dalam bekerja, mengeluarkan kemampuan yang ada untuk
memperoleh hasil yang terbaik.
Sedangkan, Presiden Amerika Serikat ke-40 yaitu Ronald Wilson Reagan, ketika berumur 7
tahun pernah diajak orangtuanya mengujungi Kantor Kepresidenan Amerika Serikat (White House),
di mana Reagan bertanya kepada ayahnya, “tempat apakah ini” kemudian ayahnya menjawab “ini
Kantor Presiden Amerika Serikat”. Ketika itu Reagan mengatakan, bahwa “saya akan bekerja disini
kelak”. Itulah suatu mimpi, namun mimpi tersebut tidak mudah untuk dicapai. Reagan pernah kalah
dalam pencalonan menjadi nominasi presiden dari Partai Republik pada tahun 1968 maupun tahun
1976. Namun dengan semangat untuk memajukan Amerika Serikat, maka Reagan terus berjuan
sampai Reagan dapat memenangkan nominasi dan pemilihan dengan mengalahkan Persiden
bertahan Jimmy Carter pada tahun 1980, di mana Reagan merupakan Presiden Amerika Serikat
terpilih tertua pada usia 69 tahun.
Akhirnya, masih banyak contoh lainnya dari orang sukses yang memiliki mimpi yang menjadi
tujuan hidupnya, sebagaimana ditulis oleh Putra (2007) seperti Glenn Cunningham pelari tangguh
untuk jarak satu mill pada tahun 1936 dengan catatan prestasi 4.06 menit dan merupakan rekor
dunia dan seterusnya. Berikut ini kita membahas tujuan hidup dan motivasi pencapaian prestasi
sebagaimana uraian tersebut di atas sebagai berikut :
1. Mengapa Tujuan Penting ?
Umur seseorang mulai 17 tahun keatas dapat dikategorikan dewasa, maka sesuai umur
semakin lama akan menjalani hidup harus menentukan arah perjalanan hidup langkah demi
langkah yang anda ayunkan, coba berhenti sebentar kemana arah anda yang dituju.
Langkah yang telah anda ayunkan selama ini, kemana arahnya ?. Coba anda berhenti
sebentar, saat ini anda dimana berada saat ini. Apakah sudah benar arah yang anda tuju ?.
Sudahkah anda menetapkan tujuan? Bremer (1995) dalam Srijanti dkk (2006) menyatakan bahwa
“bagaimana kita bisa berharap sampai, apabila kita tidak tahu kemana kita akan pergi” dan
Benyamin Disraeli juga menyatakan bahwa “rahasia sukses terletak pada ketetapan dalam
tujuan”. Pendapat ahli tersebut menunjukkan bahwa agar sukses, kita harus mengetahui
tujuannya. Sehingga tujuan kita tidak pernah sampai pada apa yang akan diinginkan atau dicita-
citakan.
2017
4
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Selanjutnya apa yang anda inginkan? Tahukah anda, apa keinginan anda? Apa cita-cita
hidup anda?. Untuk itu, untuk mendapatkan jawaban tersebut tubuh kita dan pikiran anda rileks.
Selanjutnya ketika pikiran tenang, mulailah membayangkan diri anda sebagaimana yang
diinginkan kedepan. Adapun kuncinya adalah merasakan dan melihat diri anda sebagaimana yang
diinginkan, sehingga visualisasi keiinginan tersebut adalah visualisasi tujuan hidup anda.
Apabila hidup tanpa tujuan seperti halnya kapal tanpa kemudi, akibatnya kapal dapat
oleng dan terapung-apung di tengah samudera kehidupannya. Untuk itu, tujuan hidup harus
ditetapkan sejak sekarang, disamping itu anda harus mengetahui siapa diri anda juga keunikan
dan potensi yang dimiliki, maka gunakan potensi dan keunikan anda untuk meraih kesusksesan,
di mana kesuksesan adalah hak setiap orang.
2. Manfaat dan macam-macam Tujuan
Menurut pendapat ahli Srijanti, dkk 2006) definisi tujuan adalah sebagai sesuatu yang
ingin diwujudkan atau dicapai oleh manusia. Adapun tujuan merupakan pedoman dan arah bagi
manusia untuk bekerja dan mengisi kehidupannya. Untuk itu, dalam kehidupan manusia
diciptakan Allah sebagai mahkluk yang digerakkan oleh sejumlah tujuan agar hidupnya menjadi
bermakna.
Adapun semua orang yang sukses dan menonjol pada bidangnya memiliki karakteristik
yang sama yaitu :
a. Mengetahui tujuan hidup;
b. Mempunyai strategi dan program kegiatan untuk mencapai tujuannya;
c. Mempunyai tekad kuat untuk mencapai tujuan.
Sedangkan, untuk menjawab apa tujuan hidup anda, Apakah jawaban anda?, Benarkah
itu keinginan anda? adalah tentunya secara sukarela segala daya, upaya, pikiran dan perasaan,
maka fokuskan untuk mencapai keinginan tersebut.
Selanjutnya, dapatkah tujuan hidup anda dibagi menjadi tujuan hidup jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang ?. Kemudian apakah strategi dan program yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut?.
Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas, anda termasuk orang sukses yaitu tahu apa
yang diinginkan, sedini mungkin kemana akan menuju, maka anda harus menyiapkan alat dan
2017
5
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
senjata yaitu strategi dan program untuk menuju cita-cita. Sedangkan berdasarkan waktu
pencapaian tujuan dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Tujuan jangka pendek : < 1 tahun.
2. Tujuan jangka menengah : 1-3 tahun.
3. Tujuan jangka panjang : 3-5 tahun.
Tujuan dapat dirumuskan untuk periode lebih panjang dari 5 tahun, namun pencapaian
tujuannya akan mudah dicapai dan dievaluasi apabila dibagi dalam periode yang relatif pendek.
Ketika tujuan telah menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam waktu satu, tiga atau lima tahun
ke depan, maka mulai membuat catatan-catatan terkait dengan langkah-langkah yang sudah
dicapai dan perlu dilakukan untuk mewujudkannya.
3. Menetapkan tujuan
Tujuan merupakan pagar yang menjaga Anda tetap berada dalam jalur menuju cita-cita
Anda. Buat tujuan yang realistis. Tujuan yang terlalu ambisius seringkali tidak dapat tercapai. Jika
itu terjadi, dapat mengikis kepercayaan diri Anda. Sebaiknya, di awal buatlah tujuan kecil dan
dapat diraih kemudian tingkatkan secara bertahap (Greenwald, 2010).
Menyusun tujuan yang berkualitas perlu SMART. Clements (2006) menguraikan unsur-
unsur tujuan yang berkualiatas, yaitu:
1. Specific (khusus)
Rumuskan tujuan secara spesifik. Maksudnya tujuan tidak bermakna ganda terhadap apa yang
ingin Anda capai. Tujuan perlu fokus pada definisi spesifik bidang-bidang perilaku kinerja.
2. Measurable (terukur)
Tujuan yang terukur berarti mengandung alat ukur. Jika tujuan tidak dapat diukur, kita akan
sulit mengevaluasi pencapaiannya. Pengukuran merupakan cara untuk memantau
kemajuan, apakah tujuan telah tercapai atau belum.
Contohnya: saya ingin meningkatkan indeks prestasi saya. Pernyataan tujuan tersebut belum
terukur. Agar terukur maka seharusnya, “saya ingin meningkatkan indeks prestasi saya
menjadi di atas 3.0” (karena sebelumnya 2,50).
3. Achievable (dapat dicapai)
2017
6
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan dicapai dengan kemampuan yang ada. Oleh karena itu tujuan yang baik berada dalam
batas kemampuan orang yang membuat tujuan. Tujuan selanjutnya ditingkatkan secara
bertahap sehingga memberi tantangan namun dapat dicapai. Tujuan yang sangat tinggi
menyebabkan sulit dijangkau dan bisa menimbulkan frustasi.
4. Realistic (realistis)
Tujuan yang realistis adalah tujuan yang layak dan dapat dicapai dengan kondisi yang ada.
5. Relevant (relevan)
Tujuan dibuat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tujuan yang relevan akan membantu
seseorang mencapai misi-nya atau mencapai tujuan yang lebih besar.
6. Time framed (batas waktu)
Tujuan dicanangkan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan yang baik ditetapkan awal
dan akhirnya, sehingga jelas kapan diadakan penilaian.
4. Langkah Mencapai Tujuan
Setiap orang sering terjebak rencana jangka panjang dan akhirnya tidak dapat fokus
untuk mengerjakan jangka pendek, sehingga mimpi besar dan keyakinan diri yang luar biasa
secara instan untuk mewujudkan mimpi besarnya. Akibatnya mengabaikan langkah-langkah kecil
yang sangat diperlukan dalam kegiatan sehariannya, padahal rencana jangka pendek diperlukan
untuk mendukung penyelesaian rencana jangka panjang.
Menurut pendapat Djajendra (2001) bahwa jangka panjang sebagai gambaran besar
melalui visi yang jelas adalah hal baik, tetapi berfokus dan bertindak atas dasar rencana jangka
jangka panjang akhirnya menimbulkan frustasi. Untuk itu, cara yang terbaik untuk mewujudkan
rencana jangka panjang adalah melalui jangka pendek dengan langkah-langkah kecil yang
menghubungkan bakat, potensi dan sumber daya ke dalam gairah dan keyakinan untuk
menyelesaikan rencana jangka pendek secara sempurna.
Dalam hal ini, perlu memiliki disiplin dan integritas untuk fokus kepada keberhasilan kecil
dalam setiap lagkah kecil untuk menuju mimpi keberhasila besar, maka tidak perlu khawatir
gagal, sebab setiap hari energi anda akan berfokus membangun jembatan dengan pondasi
terkuat agar anda dapat sampai dengan sukses pada misi jangka panjang. Untuk itu, jangan
2017
7
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
menganggap remeh terhadap pekerjaan kecil yang dilakukan setiap hari, karena dengan melalui
pekerjaan kecil akan menuju pekerjaan besar yang sempurna.
Selanjutnya, kesadaran tidak datang dengan mudah, maka terpenting dalam mengerjakan
rencaa jangka pendek adalah memiliki kesadaran tentang apa yang akan diinginkan dan yang
tidak diinginkan. Untuk itu, mulai sejak dini anda perlu menyatukan pikiran, hati, dan jiwa untuk
memahami apa yang sedang dikerjakan saat ini, sebab setiap tindakan dan pikiran hati anda akan
menjadikan rangsangan untuk menuju kesuksesan misi jangka panjang. Terkait dengan hal itu,
maka perlu memahami panggilan hati apa yang sedang anda lakukan. Apabila jiwa dan raga anda
mampu mengetahui apa yang dinginkan dan sedang anda lakukan, maka seberapa keras dan
menguras energi perjalanan menuju misi rencana jangka panjang antara lain adalah hal-hal yang
indah dan penuh gairah.
Sehubungan dengan hal tersebut, jangan gentar dengan resiko, karena setiap rencana
pasti ada resikonya yang dapat membuat anda sukses atau belum sukses (gagal). Apabila resiko
tidak diawasi, maka resiko dapat membuat teror dalam setiap langkah sekecilpun. Untuk itu,
memiliki kesadaran diri yang utuh untuk memulai perjalanan panjang menuju misi jangka
panjang, keterampilan dan kecerdasan untuk mencegah resiko dari awal. Kemudian jangan
pernah membiarkan resiko tumbuh menjadi besar dan kuat, dan akhirnya dapat menjadikan
ancaman dan bencana dalam perjalanan menuju misi jangka panjang.
Menurut pendapat Djajendra menyarankan agar merangsang dalam tujuan, mempunyai
informasi dan data sebanyak mungkin dan sebaik mungkin untuk merangsang tujuan jangka
pendek agar dapat tersambung dengan misi jangka panjang. Untuk itu, pastikan bahwa anda
bekerja melalui rencana jangka pendek yang efektif dan perlu dievaluasi setiap penggalan waktu
jangka pendek seperti secara mingguan. Adapun untuk memperkuat integritas, disiplin dan
tindakan melalui nilai-nilai yang dapat menciptakan motivasi semua sumber daya yang
mendukung misi anda. Untuk itu, anda perlu jelas bersama mimpi dan rencana anda agar mimpi
dan rencana dapat mengantarkan kepada misi anda yang telah direncanakan.
Mimipi ....
Adalah kunci .....
Untuk kita menaklukkan dunia ....
(Lagu Laskar Pelangi, Nidji 2008)
Selanjutnya rencana yang sempurna tanpa melalui kesadaran diri yang kuat akan
membuat rencana membuat kehilangan kekuatan untuk mengeksekusikannya. Metode yang
sempurna dan ide-ide yang berlian tanpa kesadaran diri yang kuat akan menjadi ilusi saja yang
membawa diri menjauh dari mimpi dan harapan. Untuk itu, pastikan anda selalu mulai perjalanan
2017
8
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
menuju cita-cita dengan kesadaran diri yang sempurna dan mampu memahami makna ide-ide
serta mau menjadi pembelajar sejati yang berdisiplin dengan tujuan dan ihklas menyesuaikan
tujuan sesuai dengan tujuan.
5. Motivasi Berprestasi
Apa Itu Motivasi Berprestasi (Achievement Motivation)?
Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Dorongan itu
memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak. Sedangkan motivasi berprestasi ialah
motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi
sebelumnya. Adapun Motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dapat
digolongkan menjadi tiga bagian, adalah :
a. Motivasi fisik – material.
Manusia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan karena keinginan untuk
mendapatkan imbalan fisik material, misalnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani, baik
berupa barang atau uang. Motivasi seperti ini sangat lemah dan sifatnya sangat sementara.
Contoh orang yang melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat makanan guna menutupi
rasa lapar, maka ketika sudah kenyang ia akan kehilangan motivasi. Sebaliknya, ia pasti akan
kehilangan motivasi untuk melakukan perbuatan yang justru membuat ia lapar, misalnya
berpuasa. Apalagi memperjuangkan suatu kebenaran, yang mungkin akan membuatnya
menderita. Jadi, motivasi fisik material sekalipun ada dan memang perlu, tapi sulit untuk
dikembangkan untuk menjadi pendorong utama bagi manusia dalam berusaha
b. Motivasi psiko-emosional
Motivasi psiko-emosional akan menggerakkan manusia untuk berbuat karena suatu
kondisi kejiwaan yang ingin dimiliki seseorang ini seperti rasa kebahagiaan, kehormatan,
kebanggaan dan sebagainya. Orang sering menyebutnya kepuasan batin. Misalnya, seseorang
berani melakukan perlawanan keras terhadap orang yang dinilai telah merusak nama baiknya.
Atau berjuang mati-matian dengan mempertaruhkan harta dan jiwa demi menjaga
2017
9
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
kemerdekaan. Dan sebagainya. Motivasi ini meski lebih kuat bila dibandingkan dengan
motivasi fisik – material, sebenarnya juga masih lemah dan sementara sifatnya.
c. Motivasi spiritual atau ruhiyah
Motivasi ini terkuat yang terdapat pada diri manusia, di mana motivasi ini dibangun
oleh kesadaran seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT sebagai Dzat yang
menciptakan manusia, menghidupkan, memberi rizki dan mematikan serta akan meminta
pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi ibadah dan
pertanggungan inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa
saja, meski harus mengorbankan harta, tenaga dan nyawa sekalipun, selama berjalan dalam
batas yang diperintahkan Allah SWT. Inilah konsep lillahi Ta’ala (demi Allah semata). Bila
ditanamkan, dibina dan dijaga dengan sebaik-baiknya, motivasi ini akan mampu membentuk
pribadi yang konsisten, teguh dan berani.
Pada masa Rasulullah, motivasi ini mampu menggetarkan musuh pada Perang Badar
meski pasukan musuh berjumlah tiga kali lipat dari pasukan kaum Muslimin. Pada masa
sekarang, kita dapati pada pejabat yang jujur. Mereka berani menolak uang suap milyaran
rupiah meski sesungguhnya dari segi materi uang sebanyak itu tentu sangat menggiurkan. Tapi
keimanannya kepada Allah mencegahnya untuk berbuat seperti itu.
Untuk itu, motivasi yang harus dibangun oleh setiap manusia dalam mewujudkan
aktivitas kehidupannya adalah motivasi spiritual semata. Dengan motivasi ini, seseorang akan
terpacu untuk berikhtiar terus-menerus disertai dengan sikap tawakal dan pantang berputus
harapan hingga akhirnya meraih keberhasilan dengan izin Allah Yang Maha Pemurah lagi
Penyayang. Inilah motivasi berprestasi yang sesungguhnya.
Adapun fitrah jika kondisi manusia itu labil, keimanan seseorang itu fluktuatif,
Motivasi juga cenderung naik turun dan ada kalanya kita merasa di puncak motivasi.
Terkumpul bola semangat yang sangat besar di atas tangan kita. Namun kadangkala kita juga
merasa sangat malas, maka menjadi tidak ada gairah untuk melakukan sesuatu, sehingga
motivasi kita turun.
Sedangkan kehidupan menuntut kita untuk senantiasa berprestasi. Lingkungan akan
memberi kita penghargaan apabila kita berprestasi. Tapi lingkungan juga akan menghina kita
jika tidak produktif. Islam pun mengajarkan demikian. Jika hari ini tidak berbeda dengan hari
kemarin, merugilah kita. Jika lebih buruk? Parah lagi, kita termasuk orang-orang celaka. Dan
jika hari ini lebih baik dari sebelum-sebelumnya, masuklah kita ke dalam golongan orang-
orang yang beruntung.
2017
10
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk itu, kondisi di atas cukup bertentangan, satu sisi kita dituntut prestatif, tetapi di
sisi lain kita juga mempunyai rasa malas. Lantas, bagaimana cara kita menghilangkan rasa
malas? Atau bagaimana caranya meningkatkan motivasi?. Jawabannya adalah yang paling
berhak meningkatkan motivasi kita adalah diri kita sendiri. Kitalah yang lebih menentukan
keberhasilan kita. Dan kita pun bisa mengusahakan peningkatan motivasi itu melalui beberapa
cara.
Adapun menurut pendapat Anis Matta dalam bukunya, Model Manusia Muslim,
motivasi atau kemauan dapat dibangun dengan pemantapan tujuan hidup. Sedini mungkin,
cobalah kita merumuskan tujuan hidup kita sebenarnya. Karena orang yang tidak punya
tujuan akan mudah terombang-ambing oleh masalah.
Sedangkan rumusan tujuan hidup ini hendaknya sejelas mungkin. Tidak cukup kita
hanya bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa, agama, dan keluarga. Tetapi
labih jauh lagi, rumuskan dengan cara apa kita akan menjadi orang berguna. Misalnya kita
ingin berguna dengan menjadi seorang entrepreneur. Alasannya ingin memberi kesempatan
kerja bagi orang lain. Setidaknya itu lebih jelas dari cira-cita sebelumnya.
Selanjutnya cobalah visualisasikan tujuan itu secara detil kemudian bayangkan
gagahnya kita menjadi seorang entrepreneur. Disamping itu, jalan-jalan sambil menggenggam
handphone dan bolak-balik pergi ke luar negeri karena urusan bisnis dengan berakaian rapi,
rambut klimis, wangi, dan segar, namun tidak lupa akan kewajiban sebagai seorang hamba
seperti mendirikan shalat, shaum, tilawah, infaq, nikah, da’wah, dan berakhir dengan meraih
gelar syuhada, sehingga gambaran cita-cita yang detil ini akan membuat kita lebih
bersemangat.
Namun sebaliknya, apabila kita masih merasa malas, cobalah analisis. Mengapa rasa
malas itu muncul? Apakah karena kita merasa tidak cocok terhadap jenis aktivitas tertentu?
Jika itu alasannya, kita pun bisa menyiasatinya dengan cara cobalah cintai pekerjaan itu
dengan cara mencari tahu beribu manfaatnya. Kemudian dengan mengetahui manfaat, maka
kita akan lebih bersemangat dalam bekerja, karena kecenderungan manusia menyukai
sesuatu yang dapat memberikan manfaat. Sebagaimana Rasulullah SAW sendiri sering
menjelaskan pahala-pahala yang akan didapat jika mengamalkan amalan tertentu.
Selain hal itu, rasa cinta dapat dimunculkan dengan mencintai Sang Pemilik Cinta Yang
Kekal, yaitu Allah, kemudian niatkan setiap aktivitas kita dengan harapan mendapat cinta dan
ridha dari Allah, maka sebaik-baiknya tujuan. Adapun rasa malas dapat dihilangkan dengan
mulai bergerak, di mana bergerak di sini artinya memulai berbuat, karena kita sering merasa
malas sebelum mencoba bekerja dan sering belum berbuat apa-apa, namun di benak kita
2017
11
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
muncul anggapan-anggapan penghambat. Untuk itu, abaikan anggapan itu dan mulailah
bekerja dan dengan harapan setelah bekerja ternyata menemukan ritme yang baik, sehingga
akan larut dalam aktivitas.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan orang-orang yang begitu aktif
dan penuh vitalitas dalam bekerja, maka apabila kita seorang karyawan akan ditemukan
teman-teman (atau Anda sendiri) yang berlainan intensitas dan cara kerjanya dalam
menyelesaikan tugasnya, namun ada yang bekerja sangat giat untuk mencapai sukses, ada
yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah.
Kemudian mencuat pertanyaan, apa sih gerangan yang melatar belakanginya?
Pertanyaan ini telah lama digeluti oleh para ahli pendidikan, ekonomi, sosiologi, psikologi,
antropologi, sejarah dan disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan manusia.
Jawaban adalah mereka bermacam-macam tergantung dari mana mereka memandang.
Namun demikian David Mc Clelland Guru besar psikologi dari Harvard University,
Massachussett itu secara brillian mengupas kelemahan teori-teori para ahli antropologi,
sosiologi, sejarah geografi, dan bahkan psikoanalisis Freud sendiri yang menurutnya tidak
mampu menerangkan mengapa ada perbedaan intensitas kerja dan prestasi yang dicapai oleh
manusia satu dengan manusia lain, oleh bangsa satu dengan bangsa lain.
Selanjutnya kritik Me Clelland tersebut terutama dialamatkan kepada
ketidakmampuan teori tersebut dalam menjelaskan perbedaan secara individual antara si
Amir dengan si Anton, si Tiara dengan si Nur. Kemudian sebagai puncak penelitiannya selama
lima tahun (Januari 1947 - Januari 1952), ia mengemukakan konsep Motif Berprestasi
(Achievement Motive). Dalam buku-bukunya secara bergantian menggunakan teori ini
dengan kebutuhan berprestasi (need for Achievement disingkat n-Ach), sehingga motif
berprestasi ini yang menjadi motor penggeraknya.
Sedangkan untuk mengetahui hal itu Clelland menyusun alat untuk skala motif, namun
ia tidak secara konsisten menentukan istilah yang digunakan antara “Achievement motive”
dan “need for Achievement”. Hal tersebut mungkin karena keduanya mempunyai pengertian
yang tidak jauh berbeda atau sama saja bahwa Motif berprestasi adalah keinginan untuk
berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial,
melainkan demi kepuasan pribadinya. Untuk sementara n-Ach ia beri pengertian dorongan
untuk meraih sukses gemilang, hasil yang sebaik-baiknya menurut “standard” of exellence”
yang akan lebih nampak dalam suasana rivalitas-kompetitif.
Adapun “Standard kesempurnaan” itu lebih besar ditentukan atas dasar pertimbangan
individu itu sendiri ketimbang standar menurut ukuran lingkungan sosial. Kendatipun dalam
2017
12
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
kenyataannya mungkin, bahkan pasti, merupakan hasil internalisasi diri, atau dibentuk oleh
ukuran-ukuran sosial dengan siapa orang itu berinteraksi.la menemukan, bahwa seseorang
yang abilitasnya inferior tapi memiliki n-Ach yang tinggi, akan lebih baik prestasinya
dibandingkan dengan mereka yang abilitasnya superior dengan n-Ach yang rendah.
Untuk itu, dalam mengetahui faktor-faktor yang membentuk besar kecilnya atau
tinggi-rendahnya motif berprestasi tergantung kepada diri seseorang, di mana terbentuknya
motif berprestasi sangat kompleks, yaitu perkembangan kepribadian manusia, maka motif ini
tidak lepas dari perkembangan kepribadian tersebut dan tidak pernah berkembang dalam
kondisi vakum seperti kita ketahui, betapa besarnya peranan kehidupan keluarga dalam
perkembangan kepribadian individu. Hubungan orang tua-anak sedikit demi sedikit
menampakan pola-pola kepribadian dan kemudian berkembang dengan segala
karakteristiknya mencakup sikap, kebiasaan, cara berfikir, motif-motif, dan sebagainya.
Selanjutnya, pada saat seseorang telah meninggalkan masa kanak-kanak, maka motif
itu dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas lagi. Orang tua tidak lagi dianggap sebagai
sumber nilai atau figure ideal (Freud), atau satu-satunya “significant person” (Sullivan),
melainkan nilai-nilai sosial di luar keempat dinding rumah. Di rumah, motif berprestasi anak
bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan orang tua,
hubungan dengan saudara-saudaranya, dan sebagainya.
Sedangkan motif di luar, “dibentuk melalui hubungan yang penuh tantangan dengan
teman-teman sekerja rekan sekantor, hubungan dengan direktur, dan sebagainya, sehingga
tantangan mengandung konotasi persaingan, kondisi dianggap sebagai stimulan utama n—
Ach. Sehingga Me Clelland dan juga para ahli psikologi lain mendalami motif, namun bertolak
dari teori “Seleksi Alam” dan “Lestasi bagi yang kuat”, dari Charles Darwin (1809 - 1882).
Pada kenyataan anda boleh cek sendiri, apabila anda merasa motif berprestasi di
tempat kerja kecil, umpamanya, apa yang melatarbelakanginya? apakah ekonomi yang serba
cukup, pimpinan yang kurang menghargai prestasi, atau lingkungan tempat anda bekerja?
Sebaliknya dengan motif berprestasi, bekerja akan bertambah semangat. Secara sederhana
besar kecilnya motif dapat dilihat dari upaya yang dilakukan dalam menggapai “standard of
excellence”. Berikut ciri-ciri dapat diidentifikasi dari segi kognisi, konasi, dan afeksi/emosi,
sebagai beikut :
Segi Kognisi :
1. Menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin;
2. Bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling);
2017
13
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
3. Berfikir dan berorientasi ke masa depan berusaha mengantisipasi hasil kerjanya secara
logic;
4. Lebih mementingkan prestasi daripada upah yang akan diterimanya;
5. Realistis menilai dirinya;
6. Tidak boros, konsumtif, melainkan produktif;
7. Menghargai hadiah yang diterimanya; dan
8. Cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap
stimulasi lingkungan.
Kemudian segi konasi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Bersemangat bekerja keras dan penuh vitalitas;
2. Tidak mudah menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin;
3. Tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya;
4. Dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan
petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya; dan
5. Lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi
bukan yang monoton.
Adapun segi afeksi atau emosi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Gembira secara wajar manakala memenangkan persaingan kerja dengan rekan-rekannya;
2. Selalu menjadikan pekerjaannya yang lalu sebagai umpan balik bagi penentuan tindakan
lanjutan;
3. Segan bekerja dalam suasana bersaing (dalam arti positif) dan berusaha meninggalkan
rekan-rekannya jauh di belakang;
4. Merasa menyesal kalau hasil kerjanya jelek, apalagi kalau diperlukan orang lain;
5. Berprinsip bahwa upah yang diterima hendaknya sepadan dengan kualitas dan prestasi
kerjanya; dan
6. Memperhitungkan risiko yang sedang dengan hasil yang dapat diduga daripada risiko besar
walaupun hasilnya besar.
d. Pentingnya Motivasi Berprestasi
Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan,
pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah
2017
14
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.
Pengertian prestasi menurut Murray (J. Winardi, 2004) :
...Melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau
mengorganisasi objek-objek fiskal, manusia atau ide-ide untuk melaksanakan hal-hal tersebut
secepat mungkin dan seindependen mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mencapai
perporman puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
Pengertian kebutuhan untuk berprestasi menurut Mc Clelland (dalam Alex Sabur,
2003:285) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang
lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan
sebelumnya. Ini disebabkan oleh virus mental.
Berdasarkan pendapat tersebut Alex Sabur mengartikan bahwa dalam psikis manusia,
ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat sehingga dengan
daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya pendorong tersebut
dinamakan virus mental, karena apabila berjangkit di dalam jiwa manusia, daya tersebut akan
berkembang biak dengan cepat. Dengan kata lain, daya tersebut akan meluas dan
menimbulkan dampak dalam kehidupan.
Mc Clelland juga berpendapat tentang motivasi berprestasi, di mana McClelland dan
Atkinson menyebutkan : “Setiap orang mempunyai tiga motif yakni motivasi
berprestasi (achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation) dan motif
berkuasa (power motivation)”.
Menurut pendapat Mc Clelland dan Atkinson bahwa Achiement motivation should be
characterzed by high hopes of success rather than by fear of failure, artinya motivasi
berprestasi merupakan ciri seorang yang mempunyai harapan tinggi untuk mencapai
keberhasilan dari pada ketakutan kegagalan. Selanjutnya dinyatakan McClelland bahwa
motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan
mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar
prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang
menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Selanjutna menurut pendapat Ahli lain yakni Gellerman menyatakan bahwa orang
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil
memenangkan suatu persaingan. Ia berani menanggung segala risiko sebagai konsekuensi dari
usahanya untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi berprestasi menurut Tapiardi
2017
15
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
(1996:105) adalah sebagai suatu cara berfikir tertentu apabila terjadi pada diri seseorang
cenderung membuat orang itu bertingkah laku secara giat untuk meraih suatu hasil atau
prestasi.
Adapun menurut pendapat Komarudin (1994) menyebutkan bahwa motivasi
berprestasi meliputi :
Pertama kecenderungan atau upaya untuk berhasil atau mencapai tujuan yang dikehendaki;
Kedua keterlibatan ego individu dalam suatu tugas;
Ketiga harapan suatu tugas yang terlihat oleh tanggapnya subjek;
Keempat motif untuk mengatasi rintangan atau berupaya berbuat sesuatu dengan cepat dan
baik.
Sepanjang masa kehidupan, yaitu sejak masa kanak-kanak hingga masa dewasa
seseorang selalu punya harapan atau cita-cita. Antara individu yang satu dengan yang lainnya
belum tentu mempunyai harapan atau cita-cita yang sama. Misalnya waktu seseorang
menginginkan menjadi seorang dokter, tapi setelah dewasa menginginkan menjadi orang yang
sukses dan kaya. Salah satu faktor yang berperan dalam mewujudkan cita-cita adalah motif
berprestasi atau motivasi berprestasi.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan
yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap
optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai
tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang
mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam
menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang
rendah.
Pada jaman dahulu, motivasi berprestasi pada remaja pada umumnya sangat tinggi
karena pada jaman dahulu fasilitas-fasilitas umum tidak selengkap saat ini. Belum banyaknya
sarana-sarana dan tempat-tempat hiburan yang banyak didatangi para remaja sebagai tempat
bergaul seperti halnya pada keadaan jaman dulu juga menyebabkan mereka lebih
memfokuskan diri dan berkosentrasi pada pelajaran sehingga motivasi berprestasi mereka
jauh lebih tinggi bila dibandingkan pada saat ini dimana fasilitas-fasilitas umum semakin
banyak sehingga remaja lebih banyak menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-
senang atau mungkin hanya untuk sekedar bergaul dengan teman.
Untuk mendapatkan sesuatu jauh lebih sulit dibandingkan dengan saat ini, dimana
remaja lebih mudah mendapatkan semua yang diinginkannya karena semakin canggihnya
teknologi. Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh, dalam hal ini teman. Atau mungkin
2017
16
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
keluarga tidak memberikan perhatian dan dorongan terhadap prestasi remaja, keluarga
kurang menghargai prestasi yang diraih oleh remaja sehingga mereka merasa prestasi yang
diraihnya hanyalah sia-sia. Selain itu mungkin keluarga hanya memanjakan remaja dengan
uang sehingga mereka berpikir tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkan uang karena
mereka bisa mengandalkan pada orang tua, yang akhirnya menyebabkan
motivasi berprestasi mereka rendah. Untuk itu, kita diharapkan mampu
meningkatkan motivasi berprestasisecara efektif dan efisien
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat di pahami bahwa dengan adanya
motivasi berprestasi dalam diri individu akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat akan
menumbuhkan individu-individu yang bertanggung jawab dan dengan motivasi berprestasi
yang tinggi juga akan membentuk individu menjadi pribadi yang kreatif.
e. Aspek Motivasi Berprestasi
Menurut pendapat Mc Clelland (dalam Marwisni Hasan 2006) menyatakan bahwa
orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai Tanggung Jawab Pribadi.
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap
pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.
2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan.
Siswa menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai itu lebih tinggi dari nilai sendiri (internal)
atau lebih tinggi dengan nilai yang dicapai oleh orang lain (eksternal). Untuk mencapai nilai
yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi
pelajaran.
3. Berusaha bekerja kreatif.
Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk
menyelesaikan tugas sekolahnya. Siswa mempergunakan beberapa cara belajar yang
2017
17
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
diciptakannya sendiri, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran dan akhirnya
memperoleh prestasi yang tinggi.
4. Berusaha mencapai cita-cita
Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam belajar atau
mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar. Siswa akan rajin mengerjakan tugas,
belajardengan keras, tekun dan ulet dan tidak mundur waktu belajar. Siswa akan
mengerjakan tugas sampai selesai dan bila mengalami kesulitan ia akan membaca kembali
bahan bacaan yang telah diterangkan guru, mengulangi mengerjakan tugas yang belum
selesai. Keberhasilan pada setiap kegiatan sekolah dan memperoleh hasil yang baik akan
memungkinkan siswa mencapai cita-citanya.
5. Memiliki tugas yang moderat.
Memiliki tugas yang moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Siswa dengan motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus mengerjakan tugas yang
sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi
beberapa bahagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya.
6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya
Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan
belajar sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa membuat kegiatan
belajar dari mentaati jadwal tersebut. Siswa selalu mengikuti kegiatan belajar dan
mengerjakan soal-soal latihan walaupun tidak disuruh guru serta memperbaiki tugas yang
salah. Siswa juga akan melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan
perlengkapan belajar yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan belajar sendiri atau
bersama secara berkelompok.
7. Mengadakan antisipasi.
Mengadakan atisipasi maksudnya melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau
kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan
semua keperluan atau peralatan sebelum pergi ke sekolah. Siswa datang ke sekolah lebih
cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk latihan. Siswa
menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca materi pelajaran yang akan di
berikan guru pada hari berikutnya
2017
18
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
f. Hubungan Motivasi dengan Perilaku
Handoko (1992), menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat
dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku. Lewin
(dalam Petri) mengungkapkan bahwa perilaku merupakan fungsi dari faktor personal dan
faktor lingkungan dalam pengertian bahwa perilaku itu timbul karena adanya dorongan faktor
internal dan kekuatan faktor eksternal. Sementara itu Watson (dalam As’ad) menegaskan
bahwaperilaku pada dasarnya bersifat mekanistis, yaitu timbulnya disebabkan karena adanya
stimulus. Perilaku dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.
Woodhworth (dalam Petri, 1981) mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena
adanya motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan
ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku.
Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan
dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme
perilaku.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya perilaku
menurut konsep Woodworth (dalam As’ad, 1982) mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu : (a)
intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan individu
berperilaku tertentu; (b) pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau
melakukan suatu perilaku tertentu; dan (c) persistensi;kecenderungan untuk mengulang
perilaku secara terus menerus.
Pandangan lain dikemukakan oleh Hull (dalam As’ad) yang menegaskan bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan
pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari
kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini
dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai
motivasional factor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu :
kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar;
serta interaksi antara keduanya.
Berdasarkan uraian di atas, konsep motivasi yang dikemukakan dalam kaitannya
dengan perilaku dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu konstruk yang dimulai dari
2017
19
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
adanya need atau kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan
timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah,
dan membuat persisten (perilaku berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk mengatasi atau
memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.
g. Strategi Sukses dalam Bekerja
Mencari Pekerjaan di saat sekarang ini memang dianggap sebagian orang tidak
mudah, maka apabila salah melangkah sedikit saja anda akan gagal meraih kesuksesan. Jangan
pernah anda ragu-ragu dalam mengirimkan surat lamaran kerja pada perusahaan yang anda
minati. Cermati hal-hal penting seputar dunia kerja, terutama bagi anda yang masih belum ada
pengalaman kerja atau pemula. Promosikan diri anda sebaik-baiknya surat lamaran kerja anda
pada saat anda mengirimkan lamaran pekerjaan tadi. Sebelum melangkah dan melaju ke
depan buatlah analisa pada diri anda sendiri. Kenali jenis pekerjaan yang anda inginkan, serta
posisi dan gaji yang ingin anda dapatkan. Coba anda jujur pada diri sendiri saat anda
melakukan analisa tersebut.
Mungkin yang paling penting saat ini dalam menapaki dunia kerja adalah mencari
informasi pekerjaan sebanyak-banyaknya. Dengan cara Membuka pergaulan seluas-luasnya
adalah sebuah resep untuk mencari informasi kerja yang bermutu. Selain itu cobalah sarana
alternatif berikut untuk mencari informasi kerja :
a. Rajinlah membaca koran karena disana tiap hari selalu ada lowongan kerja.
b. Ikutan mailling list kampus . Biasanya di milis ini anda akan dapat info lowongan kerja dari
almamater.
c. Bergabunglah dengan Head hunter untuk mendapatkan informasi secara gratis
tentang info lowongan kerja. Mereka ini mengkhususkan diri sebagai penemu,
pengevaluasi dan penyeleksi kandidat tenaga kerja bagi perusahaan yang membutuhkan.
Jika telah mendapatkan info kerja yang sesuai dan anda telah mengirimkan surat lamaran
kerja dan anda telah sampai pada sesi wawancara maka inilah tips dalam memulai
wawancara :
1) Datang tepat waktu;
2) Kenakan Pakaian yang sopan. Untuk pria silakan memakai kemeja sedangkan untuk
wanita jangan sampai memakai rok mini.
3) Jabat erat tangan si pewawancara agar anda terkesan tegas namun bersahabat.
4) Aktif dalam percakapan dan ciptakan hubungan yang baik.
2017
20
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
5) Percaya diri dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
6) Tatap mata lawan bicara anda.
7) Tunjukkan karakter, kompetensi dan kemampuan anda di sesi wawancara ini. Karena
disinilah perusahaan menilai pribadi anda.
8) Jangan mengkritik, dan menjatuhkan perusahaan, atasan anda maupun rekan kerja
anda. Karena hal ini akan menjatuhkan kredibilitas anda.
Sukses, banyak orang yang menginginkan untuk menjadikan hidupnya menjadi seperti
itu, sukses. Sukses dalam berbagai bidang; sukses dalam asmara, sukses dalam studi/sekolah,
atau sukses dalam mengejar karier/bekerja. Tapi bagaimana menjadi sukses itu? sukses
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang kita inginkan dan sukses bukan
merupakan akhir dari proses karena sukses merupakan awal dari proses sebelumnya.
Sukses adalah dambaan setiap orang, dan berikut ini beberapa tips untuk sukses
dalam bekerja. Dalam dunia kerja, seperti halnya pada pertandingan sepak bola/olah raga,
dimana mengenal kompetisi atau persaingan untuk mencapai kesuksesan dalam berkarir.
Berikut beberapa tips untuk meraih sukses dalam bekerja:
1. Selalu bersikap dan berfikir positif dan optimis;
2. Menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja lainnya;
3. Bersikaplah “dewasa” dengan mengakui kesalahan jika hal itu memang kesalahan dari kita
tanpa menyalahkan orang lain;
4. Pahami aturan-aturan tertulis maupun tak tertulis dalam perusahaan kita bekerja, sebelum
berkompetisi mencapai target karier tertentu;
5. Kembangkan terus sikap bertoleransi dan saling menghormati rekan kerja;
6. Meskipun ada perbedaan dengan rekan kerja, tetap hargai mereka meskipun hal itu
merupakan kelemahan dan kekuatan mereka;
7. Ciptakan suasana dan kondisi yang rapi di dalam tempat bekerja agar bisa lebih
konsentrasi;
8. Buatlah prioritas dalam setiap tindakan/proses;
9. Jangan pernah ragu-ragu di dalam membantu rekan kerja ketika mereka mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas;
10. Jangan pernah iri/dengki hati ketika rekan kerja meraih kesuksesan tetapi jadikan sebagai
pemicu untuk lebih berusaha dalam mencapai sukses;
11. Disiplin, rencana dan pengaturan waktu sesuai yang dijadwalkan;
12. Ketika mengalami kegagalan, introspeksi diri dan selalu optimis untuk mencapai
kesuksesan di masa depan.
2017
21
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Evaluasi Diri
Setiap mahasiswa wajib mengerjakan Evaluasi Diri sebagaimana lembar terlampir dan diserahkan
kepada Dosen pengampu secepat mungkin.
Daftar Pustaka----------Ir. Primi Artiningrum, M.Arch., DR. Augustina Kurniasih, ME. dan DR. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM., Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Universitas Mercu Buana, Edisi Cetakan Pertama, 2013, Graha Ilmu.----------Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi (2011), Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.----------Sumber Internet : http://www.geschool.net/ditaputriliana/blog/post/pengertian-iq-eq-dan-sq.----------http://www.bimbingan.org/hidup-sederhana-menurut-islam.htm.
2017
22
Mata Kuliah Etik UMBPusat Bahan Ajar dan eLearning
Semester Gasal 2017/2018Dosen Penyusun Cuntoko, SE. MM.
http://www.mercubuana.ac.id