sabda sathya sai tentang karma
DESCRIPTION
Wacana Sathya Sai Baba terkait dengan karma yg diungkapkan dengan indah dan mudah dipahami.TRANSCRIPT
Halaman | 1
TEORI TENTANG KARMA, KEMATIAN DAN ATMA
Apakah yang dimaksud dengan Karma? Karma adalah sebuah tindakan yang harus
dilakukan oleh semua umat manusia sampai kematian melepaskan mereka dari penjara
tubuh phisik ini. Manusia tidak dapat hidup sesaatpun tanpa melakukan Karma. Bahkan
tertidur dan proses bernafas juga merupakan sebuah karma. Karma merupakan
penyebab dari keterikatan manusia dalam putaran kelahiran dan kematian. Kehidupan
telah dianugrahkan kepada manusia untuk membebaskan diri mereka dari akibat karma
yang telah dilakukan pada kehidupan yang lampau dan juga pada kehidupan saat
sekarang. Manusia tidak dapat mencapai kebebasan kecuali dia telah menghilangkan
dan menetralkan semua akibat dari karma yang dulu dan sekarang dan membuatnya
menjadi nol. Sering sekali kriya (tindakan yang secara alami) juga dikategorikan
sebagai karma. Kriya merupakan tindakan yang dilakukan secara alami yang kita
lakukan setiap harinya tanpa harus berpikir, menanyakan atau meminta nasehat yang
lainnya untuk melakukannya. Sebagai contoh jika kalian mendapatkan panggilan
secara alami, maka kalian akan pergi ke toilet dengan segera tanpa harus berpikir atau
berdiskusi dengan yang lainnya. Setiap pagi kita bangun, menggosok gigi, memakai
pakaian dan pergi bekerja atau pergi ke kebun, melakukan beberapa kegiatan, dan
melakukan banyak tindakan yang lainnya. Semua kegiatan itu disebut dengan Kriya.
Semuanya itu tidak bersifat mengikat kita pada “hukum karma”. Karma adalah sebuah
tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara bebas oleh pelaku dengan penuh
kesadaran dan perhatian dan juga bersifat mengharapkan hasil tertentu. Jenis karma ini
yang bersifat mengikat manusia pada sebab dan akibat dari “hukum karma”. Ada tiga
jenis karma; yang pertama adalah karma yang dapat dinikmati hasilnya dengan segera
(karma instant). Contoh untuk karma ini adalah, ketika engkau memukul wajah
seseorang dan dia akan memukulmu kembali atau jika engkau menawarkan segelas air
pada seseorang dan orang lain memberikanmu segelas air, maka contoh ini adalah aksi
yang dengan segera menimbulkan reaksi dan tidak meninggalkan sisa pada akhir
tindakan. Karma yang kedua adalah karma besar (bencana alam yang sangat besar
seperti jatuhnya pesawat terbang, kecelakaan kereta api, gempa bumi, banjir atau
angin topan, dsb). Karma yang ketiga adalah karma yang tertunda yang membuat
Halaman | 2
manusia menjadi sangat menderita karena akibat dari tindakan yang telah dilakukan
tidak datang dengan segera namun memerlukan banyak waktu untuk dapat muncul.
Benih harus ditanam, tanah juga harus digemburkan, dan pohon dapat tumbuh sebelum
buahnya menjadi matang. Pada waktunya nanti seluruh proses ini akan selesai, dan
tindakan yang terdahulu telah hilang dari ingatan dan manusia menjadi bingung ketika
dia mendapatkan buah dari tindakan yang terdahulu. Namun tetaplah yakin bahwa
apapun yang kalian tabur itulah yang akan kalian dapatkan. Teori yang sama juga
berlaku pada “hukum karma”, ketika kalian menabur benih-benih karma dan kapanpun
karma ini menghasilkan buahnya, apakah buah ini terasa manis atau pahit, semuanya
pasti adalah hanya untukmu sendiri dan engkau sendiri yang harus menikmatinya,
apakah engkau suka atau tidak, dan tidak ada seorangpun yang akan mampu
menggantikanmu untuk menikmatinya, walaupun orang itu telah rela untuk
melakukannya untukmu. Kebanyakan orang salah mengartikan bahwa setelah
melakukan karma yang buruk dan saat bersamaan melakukan karma yang baik, maka
hasil dari karma buruk dapat dikurangi. Jika seseorang melakukan sesuatu yang buruk
terhadap yang lainnya maka dia pasti akan mendapatkan hasil yang buruk dengan cara
yang sama baik dari orang itu sendiri atau dari orang lain dan itu bisa terjadi sekarang
ataupun besok. Sama halnya jika melakukan kebaikan pada orang lain, maka dia juga
akan mendapatkan kebaikan dengan cara yang sama. Karma bukanlah seperti
tabungan yang ada di Bank. Kalian menabung sekarang sebanyak Rp 500.000, esok
harinya engkau menarik uang sejumlah Rp 300.000 dan saldonya menjadi Rp 200.000,
jadi ketika engkau menyimpan kembali Rp 100.000 maka uang kalian menjadi Rp
300.000. Teori karma tidak seperti menambahkan dan mengurangi seperti halnya
sistem tabungan yang berlaku di Bank. Teori karma bersifat “pukulan dibalas dengan
pukulan”, “tamparan dibalas dengan tamparan”, “pertolongan dibalas dengan
pertolongan”. Hal ini seperti bunyi hukum ketiga Newton yaitu “aksi dan reaksi yang
selalu bersifat sama dan berlawanan”. Di dalam Bhagavad Gita, Sri Krishna telah
dengan jelas sekali menyatakan tentang hukum karma. Beliau menjelaskan,”Lakukan
tindakan tapi jangan berhasrat terhadap hasil dari tindakanmu”. Beliau lebih lanjut
menambahkan “Persembahkan semua tindakan kepada-Ku”. Bhagavan Sri Sathya Sai
Baba juga menjelaskan hal yang sama namun, sedikit perbedaan. Swami bersabda,”
Halaman | 3
dengan melakukan berbagai jenis perbuatan, engkau mungkin memiliki keinginan,
namun keinginan itu seharusnyalah untuk menemukan Tuhan dan juga untuk
menyadari dan mengetahui bahwa engkau juga adalah Tuhan”. Swami lebih lanjut juga
membimbing kita dengan menjelaskan bahwa apapun jenis kegiatan yang sedang kita
lakukan dan apapun kapasitas kita melakukannya maka kita harus tetap mengingat-
ingat bahwa semua tindakan ini adalah Tuhan, dilakukan untuk kepentingan Tuhan dan
dipersembahkan kepada Tuhan dan apapun hasilnya nanti akan kita terima dengan hati
senang. Dengan memiliki perasaan yang seperti ini, maka kita tidak akan terikat
terhadap sebab dan akibat dari hukum karma. Baba akan mengambil semuanya untuk
diri-Nya sendiri dan membuat kita bebas dan membantu kita untuk terus melangkah
maju untuk mencapai kebebasan. Baba telah memberikan kepada kita dua jalan yang
dapat memurnikan pikiran kita dan membuatnya menjadi suci dan halus sehingga kita
mampu memahami jalan yang paling mudah untuk mencapai kebebasan. Baba
menunjukkan kepada kita untuk melakukan Namasmarana (melantunkan kemuliaan
dan kebesaran Tuhan) setiap hari dengan pikiran yang murni dan terpusat. Jalan yang
kedua adalah dengan melakukan Seva (pelayanan) kepada mereka yang miskin dan
membutuhkan, mereka yang cacat phisik dan mengalami kelumpuhan, menderita sakit
dan menderita, mereka yang sehat dan rendah hati, mereka yang baik dan saleh.
Kegiatan ini akan menerangi pikiran kita dan kita akan mampu memahami diri kita
sendiri dengan lebih jelas. Baba mengatakan bahwa manusia memiliki potensi yang
tidak terbatas untuk menyadari dan mengetahui tentang dirinya sendiri. Dalam salah
satu wejangan Swami dalam perayaan Ugadi, Beliau berkata, ”Perwujudan kasih:
kalian tidak akan dapat menemukan di seluruh alam semesta ini satu tempat atau satu
objek dimana Tuhan tidak ada. Tuhan ada diatas gunung. Tuhan juga hadir di
pedesaan dan kota. Tuhan adalah ada dimana-mana. Hanya mereka yang menyadari
kebenaran ini dapat menyelamatkan kehidupan mereka; hanya mereka sendiri yang
dapat mencapai tujuan dari kehidupan sebagai manusia. Kekuatan Tuhan adalah tanpa
batas. Setiap makhluk hidup di dunia ini diatur oleh batasan yang ada. Burung-burung,
binatang buas dan serangga semuanya dijaga oleh kekuatan Tuhan sesuai dengan
kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan minuman. Diantara semua makhluk
hidup, bagaimanapun juga kehidupan sebagai manusia adalah yang paling tinggi
Halaman | 4
karena diatur oleh moralitas dan tingkah laku yang baik. Tuhan telah memberikan
beberapa batasan pada kekuatan phisik manusia namun tidak memberikan batasan
pada kekuatan batin atau rohani. Manusia dapat mencapai apapun yang mereka
putuskan untuk diraih. Manusia bahkan dapat menyadari Tuhan. Kekuatan Tuhan ini
hanya diberikan kepada manusia. Dengan mengabaikan dan tidak ingin tahu terhadap
kekuatannya yang tidak terbatas, manusia mengalami berbagai jenis bentuk
penderitaan karena menganggap dirinya sendiri sebagai manusia biasa. Manusia pada
saat sekarang terbang diangkasa seperti burung dan menyelam di kedalaman laut
seperti ikan. Bahkan manusia telah mampu mendarat diatas bulan. Namun sangat
disayangkan manusia tidak mampu untuk hidup sebagai manusia yang sejati di bumi.
Ini adalah sesuatu yang memalukan. Manusia dapat melakukan apapun juga jika dia
berserah diri kepada Tuhan. Ketika dia menyerahkan semuanya kepada kehendak
Tuhan, maka tidak akan ada tugas yang tidak dapat dia selesaikan. Dengan tidak
menyadari sifat dasar dari prinsip TUhan, manusia telah menyia-nyiakan waktunya
dalam ritual dan berbagai jenis kegiatan keagamaan. TUhan tidak akan dapat disadari
dengan melakukan berbagai kegiatan ini. Hanya dengan mencintai Tuhan dan semakin
mendekati-Nya maka seseorang dapat menyadari tujuan kelahirannya. Swami
bukannya tidak setuju terhadap berbagai jenis latihan sadhana. Semuanya itu adalah
kegiatan yang baik untuk mempergunakan waktu dengan suci. Namun tanpa adanya
melakukan pelayanan kepada orang-orang yang baik, maka semua kegiatan itu tidak
akan berguna untuk menyadari kebebasan dari perputaran hidup duniawi ini. Orang-
orang menharapkan untuk mendapatkan kebebasan (Mukti). Mereka tidak memiliki
pengertian apapun tentang apa yang menyusun kebebasan. Manusia mencari
kebebasan dari tubuh phisik yang sakit-sakitan, indria, pikiran, kecerdasan dan
Antahkarana (dorongan dari dalam). Semuanya ini tidak diragukan sangat dibutuhkan.
Namun kebebasan dalam pengertian yang sesungguhnya adalah terkandung dalam
bebas dari perputaran proses kelahiran dan kematian. Hal ini berarti bahwa seseorang
harus menyucikan kehidupannya sekarang sehingga dapat bebas dari kelahiran.
Manusia seharusnya berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan kebebasan dari
perputaran kelahiran dan kematian sehingga mereka tidak perlu lagi mendapatkan
tubuh phisik ini yang pasti terikat oleh penderitaan dan rasa sakit. Kebanyakan orang
Halaman | 5
tidak memiliki pandangan yang jelas tentang pengertian apa itu Dharma, Artha, Kama
dan Moksha (empat tujuan hidup manusia). Mereka berpikir bahwa Moksha
(kebebasan) adalah sesuatu yang dapat dicapai setelah meninggal. Namun,
sesungguhnya kebebasan dapat diraih disini dan sekarang. Moksha berarti “Moha
Kshayam” pembersihan “Moha” (keterikatan). Kebanyakan orang tidak siap untuk tidak
terikat kepada istri, anak-anak, kekayaan, dsb, kalian memiliki kewajiban untuk
melindungi keluargamu. Namun kalian seharusnya tidak membenamkan diri dalam
memperhatikan mereka. Sadarilah bahwa kasih adalah kualitas yang paling penting
dalam kehidupan manusia. Ini bukanlah kasih atau cinta kepada sanak keluarga yang
paling berharga. Kasih kepada Tuhan adalah lebih bernilai.
(disarikan dari Sanathana Sarathi, April 1998)
KARMA DAN RAHMAT
Ada tiga jenis karma : karma masa lalu, karma masa sekarang dan karma masa yang
akan datang. Karma saat sekarang harus berlanjut. Ini seperti kereta kuda yang
berjalan di jalan kecil yang berdebu. Jika kereta kuda ini berhenti maka debu
menyulitkan kereta tersebut. Sebuah keraguan akan muncul bahwa kereta tersebut
selamanya tidak bisa berjalan terus sehingga kereta itu harus ada di depan debu.
Namun kereta tidak perlu selalu berjalan di jalan kecil yang berdebu. Kereta dapat
berjalan diatas jalan raya besar yang mana tidak ada debu yang beterbangan. Jalan
raya besar ini sama dengan rahmat Tuhan dan keuntungan dari bhakti. Seorang pasien
yang menderita karena rasa sakit yang tidak tertahankan diberikan obat pereda nyeri
yang bersifat mengurangi rasa sakit. Namun rahmat Tuhan adalah sebuah tindakan
operasi yang bersifat mengangkat dan menghilangkan semua rasa sakit dan juga
penyakitnya. Janganlah membuat kesalahan; Rahmat Tuhan juga menghilangkan
semua akibat karma. Hal ini seperti obat yang berisi label kadaluwarsa, baik digunakan
sampai 1968. Jika obat ini digunakan pada tahun 1973 maka obat ini tidak akan
memiliki khasiat apapun dan menjadi tidak efektif. Tubuh phisik ini dapat diibaratkan
sebagai botolnya, karma yang terikat pada tubuh adalah obat, Tuhan memberikan
tanggal kadaluwarsa pada “obat”itu; sehingga obat ini menjadi tidak efektif jika lewat
dari tanggal pemakaian.
(disarikan dari Sanathana Sarathi, April 1998)
Halaman | 6
APAKAH KEMATIAN ITU?
Kata “kematian” dapat menciptakan sebuah ketakutan mental di dalam pikiran dan
benak manusia. Ketika kalian mengatakan bahwa orang yang seperti ini telah
meninggal dunia, maka berita ini akan menghasilkan gelombang goncangan di dalam
pikiran yang mendengarkan. Ketika kematian terjadi di dalam keluarga, berita ini
ditampilkan dalam berita duka. Menurut pemahaman penulis sendiri bahwa kematian itu
adalah:
a. Kematian adalah bersatunya kembali dengan Tuhan. kematian adalah seperti
mengganti pakaian dan memakai pakaian yang baru. Kematian adalah menyatu
dengan Tuhan. kematian adalah mencapai keabadian. Kematian adalah sebuah
kesadaran bahwa seseorang bukanlah tubuh phisik, namun merupakan atma.
b. Kematian adalah bentuk perjalanan menuju keadaan yang penuh dengan
kebahagiaan (Sat – Chit – Ananda). Kematian bersifat menghancurkan segala
jenis ikatan yang membelenggu dan menjadi terlepas. Hanya kematian yang
bersifat pasti. Kematian adalah memahami dan mengalami perbedaan antara
sesuatu yang bersifat sementara dan kekal.
Siapapun dan setiap orang yang mengalami kelahiran ke dunia ini dalam berbagai
bentuk harus mengalami kematian cepat atau lambat. Karena itu, kematian seharusnya
diterima dengan senang dan berani sama halnya ketika kita menerima kehidupan. Cara
ini akan membantu kita dalam mengurangi ketakutan akan kematian, yang mana
ketakutan ini telah mengikat kebanyakan dari kita begitu kuat dalam cengkramannya
sehingga membuat kita sangat sulit untuk bernafas. Sesungguhnya, setiap manusia
yang telah mengalami kelahiran ke dunia ini mungkin dapat tidak dilahirkan kembali,
jika dia dapat mencapai Moksha (kebebasan) di kehidupannya sekarang. Namun
sebaliknya, setiap manusia yang lahir ke dunia ditakdirkan untuk meninggal. Jadi
kematian adalah sesuatu yang sudah pasti. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba telah
datang dengan mengambil tubuh manusia untuk menjelaskan kepada orang-orang dan
membuat mereka mengerti rahasia dari kehidupan dan kematian, dengan menegaskan
bahwa setiap manusia tanpa tergantung dengan kasta, keyakinan atau warna
semuanya adalah Atma (jiwa yang abadi) dan bukanlah badan jasmani, Beliau lebih
Halaman | 7
lanjut mengatakan bahwa Atma tidak mengalami kematian. Tubuh jasmanilah yang
mengalami kehancuran dan disebutkan dengan nama kematian, ketika Atma
meninggalkan tubuh ini. Atma tidaklah dilahirkan dan tidak juga mengalami kematian,
Atma selalu ada. Sebaliknya, tubuh yang selalu mengalami perubahan akan mengalami
kehncuran dan mati. Segala sesuatu yang mengalami perubahan adalah tidak nyata.
Segala sesuatu yang bersifat kekal adalah kebenaran. Atma bersifat kekal dan abadi.
Baba lebih lanjut menjelaskan alasan mengapa seseorang dilahirkan dan Atma
mengambil tubuh yang baru. Swami berkata bahwa karma dan keinginan merupakan
sebab dari kelahiran kembali manusia. Atma mengambil tubuh yang baru untuk
kepentingan keinginan yang belum terpenuhi dan dalam upaya mengatur dan
menyeimbangkan akibat dari karma atau perbuatan yang telah dilakukan pada berbagai
kehidupan sebelumnya. Kecuali jika manusia telah berhasil memisahkan semua akibat
karmanya, dia tidak akan bisa dibebaskan dan menjadi bebas dari perputara kelahiran
dan kematian. Baba berkata,”Manusia tanpa keinginan = Tuhan”. Baba mengajarkan
kepada kita dalam berbagai cara, bagaimana mengendalikan keinginan kita dan
menjadi tanpa keinginan. Beliau menambahkan,”Satu-satunya keinginan yang boleh
dimiliki oleh seseorang adalah keinginan untuk mengetahui dirinya sendiri – siapakah
Aku? Darimana aku berasal? Kemana aku harus pergi? Pertanyaan-pertanyaan ini
akan memberikan seseorang kesadaran akan dirinya yang sejati”. Baba mengatakan
bahwa pikiran adalah sebab dari semua keinginan yang ada dan penyebab jatuhnya
manusia. Jika seseorang dapat belajar seni mengendalikan pikiran dengan baik
daripada menjinakkannya, maka orang itu telah memenangkan setengah pertempuran.
Keinginan yang tidak terpenuhi akan memunculkan rasa marah dan kemarahan akan
mempertinggi rasa ego dalam diri manusia dan dengan demikian manusia kehilangan
jati dirinya. Sering sekali Baba menyebut pikiran (Mind) dengan sebutan pikiran monyet
(Monkey Mind). Baba berkata,”jika kalian mampu membuat pikiran kalian menjadi tidak
terikat (die mind) maka kalian akan bersinar cemerlang seperti permata (diamond).
Beliau bahkan memberikan sebuah terapi bagaimana membuat pikiran kalian menjadi
tidak terikat. Beliau berkata,”Jika seseorang benar-benar telah meninggal, apakah dia
akan merasa terganggu jika dia diberikan kalung bunga atau dipukul dengan sandal.
Dia tidak tidak terpengaruh sama sekali. Sama halnya ketika kalian masih hidup,
Halaman | 8
biarkan pikiran kalian menjadi tidak terpengaruh atau terganggu dalam berbagai
keadaan. Jadilah tetap tenang dan hening. Bertindaklah seperti ‘sooka patta (daun
kering) yang didorong kesana dan kemari oleh tiupan angin. Ini akan memungkinkan
bagi kalian untuk dapat menjadi penguasa pikiran dan pikiran akan berhenti
memerintahmu, malahan pikiran akan mematuhimu”. Baba berkata,”ego manusia,
keinginan, keterikatan dan indria penerima dari objek duniawi adalah penyebab dari
perbudakan manusia dalam perputaran kelahiran dan kematian”.
Seorang ilmuwan membuat sebuah kandang yang begitu bagus sekali dengan semua
kesenangan modern di dalamnya dan menaruh beberapa ekor tikus jantan dan betina
di dalam kandang, namun pintu kandang itu dibiarkan terbuka agar tikus bisa keluar
dengan bebas. Ilmuwan itu menaruh dua peralatan listrik di dalamnya, satu berwarna
merah dan satunya lagi berwarna hijau. Tikus-tikus tersebut bermain dan jika mereka
menyentuh tombol yang berwarna merah maka mereka akan kesetrum sebentar, dan
jika mereka menyentuh tombol yang hijau maka mereka mendapatkan keju. Semua
tikus itu merasa sangat senang sekali dan mereka menari-nari, bersenang-senang,
kadang-kadang mendapat keju dan kadang-kadang kesetrum. Yang mengejutkan
walaupun pintu kandang dibiarkan terbuka, tidak ada satupun tikus yang berusaha
keluar dari kandang dan mendapatkan kebebasan!
Sama halnya dengan kita semua yaitu manusia. Kita begitu asyik dan terpikat dalam
keseharian aktifitas kita yang mana kita menerima keduanya baik itu kesenangan
maupun kesedihan, namun kita tidak ingin keluar dari penjara tubuh ini untuk
membebaskan diri kita sekalipun Baba telah ada bersama kita yang telah membukakan
pintu untuk kita agar kita bisa mencapai kebebasan, namun kita masih melekat pada
badan jasmani kita dan mencintai kehidupan begitu besar sehingga takut akan
kematian. Betapa bodohnya kita!
Baba telah memberikan kepada kita dua cara yang sederhana untuk mencapai Moksha
(kebebasan) di jaman kali yuga ini. Beliau berkata bahwa Namasamarana (Mengulang-
ulang nama TUhan) dan melakukan seva (Pelayanan) kepada sesama (Manava seva
adalah Madhava seva) akan memberikan kepada kita persyaratan untuk mendapatkan
Moksha dalam kehidupan saat sekarang. Marilah kita mengambil keuntungan dari
jaminan yang diberikan oleh Swami dan bertindak sesuai dengan kehendak dan
Halaman | 9
perintah-Nya dan mendaptkan rahmat-Nya untuk memudahkan bagi kita mencapai
tujuan yaitu Moksha (kebebasan) yang merupakan satu-satunya tujuan kita lahir
sebagai manusia.
APA ITU JIWA (ATMA) Banyak orang yang dibingungkan ketika mereka mencoba untuk memahami makna dari
kata “Jiwa atau Atma”. Kebingungan mereka berasal dari keyakinan dan anggapan
yang salah dari makna yang dihasilkan oleh pikiran mereka.
Definisi dari Jiwa atau Atma adalah:
Jiwa = secara spiritual berorientasi cahaya universal
Atma = aspek yang bergerak secara otomatis dan tepat waktu
Sejatinya, Atma adalah kekuatan supernatural yang diciptakan oleh Tuhan dengan
Sankalpa-Nya (Kehendak dan perintah) yang selalu ada dan akan selalu ada. Atma
tidak akan pernah hancur ataupun mengalami kematian. Atma selalu ada karena ini
adalah kebenaran. Atma adalah Tuhan. Listrik dialirkan dari sumber pembangkit
listrik ke benda-benda yang mati di seluruh dunia seperti; oven, rice cooker, kulkas,
AC, mesin cuci, televisi, bioskop, komputer dan masih banyak lagi. Walaupun
penyuplai tenaga dari semuan peralatan ini adalah sama yaitu listrik namun fungsi
dari setiap peralatan adalah berbeda satu dengan yang lainnya. Sama halnya, Atma
merupakan kekuatan supernatural atau energi yang diciptakan oleh Tuhan dan
disediakan oleh Tuhan, tidak hanya diperuntukkan bagi manusia diseluruh dunia ini
namun juga untuk burung, lebah, tumbuhan, dan benda mati, planet, seluruh alam
akan menjadi berhenti ketika listrik diputuskan alirannya, tidak ada yang dapat
berfungsi dan akan timbul kekacauan dan huru hara dimana-mana. Sekarang
perbedaan antara persediaan listrik dari pembangkit listrik dengan kekuatan Atma
yang bersumber dari Tuhan adalah; listrik yang dialirkan dan dihasilkan dari
kemampuan serta kecerdasan manusia dapat dirusak oleh kemampuan manusia
yang lainnya, seperti terjadinya perang, operasi pengrusakan. Namun kekuatan
Atma tidak dapat dihancurkan, kecuali atas kehendak Tuhan sendiri untuk
menariknya kembali. Karena Atma adalah Tuhan.
Halaman | 10
Banyak orang selalu mengutip dan benar-benar yakin bahwa ,”Bahkan daun yang
jatuhpun adalah kehendak Tuhan”. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba juga menyatakan
kalimat ini. Namun kebanyakan orang mencoba dengan salah mengartikan
pernyataan tersebut dan menyalahkan Tuhan atas segala yang telah mereka
lakukan apakah itu baik atau buruk. Tuhan hanyalah saksi saja dari setiap keadaan.
Beliau bukanlah pelaku dari semua tindakan yang dilakukan oleh manusia.
Kenyataan dari pernyataan diatas bahwa kekuatan Atma atau Tuhan yang
bersemayam di dalam diri kita mendorong kita melalui energi-Nya untuk melakukan
tindakan dengan cara ini atau itu. Tanpa adanya energi ini, kita tidak akan mampu
untuk melakukan kegiatan apapun dan kita hanya seperti sebatang kayu. Jadi,
kekuatan Atma adalah kehendak Tuhan, dan bukannya perbuatan yang dilakukan
dengan bebas oleh manusia dapat dianggap sebagai kehendak Tuhan. Khayalan ini
membuat kesalahan yang sangat fatal bagi manusia. Tuhan adalah kasih. Tuhan
tidak bisa menyakiti siapapun. Tuhan bersifat memperhatikan, menghibur dan
menyembuhkan semua luka yang dialami. Bagaimana mungkin Tuhan memiliki
dendam? Ini merupakan penilaian yang buruk dan jahat pada pihak manusia
dengan memberikan tanggung jawab kepada Tuhan atas semua tindakan dan
perbuatan yang dilakukannya. Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh manusia
pada saat sekarang adalah,”Mengapa Tuhan menciptakan alam semesta ini,
dengan penuh penderitaan, rasa sakit, kebencian dan kebingungan?” Jawabannya
adalah “Tuhan tidak pernah mempunyai kehendak seperti ini. Ini adalah kita, umat
manusia yang menyebabkan semua kekacauan di atas alam yang indah ini yang
diciptakan oleh Tuhan yang dengan penuh kasih dan maha sempurna”.
Konon, Tuhan sendirian dan Beliau merasakan dorongan untuk mencintai diri-Nya
sendiri. Beliau tidak bisa melakukannya dengan sendiri. Jika seseorang ingin
mengungkapkan kasihnya atau mengalami kasih, maka dia harus setidaknya dua
orang. Jadi, Tuhan berkata,”Baiklah Aku akan menjadi banyak”. Ini dilakukan-Nya agar
Beliau bisa mencintai diri-Nya sendiri. Sesuai dengan kehendak-Nya maka Beliau
menjadi banyak. Kemudian Beliau memikirkan kesenangan dan kenyamanan bagi
banyak orang yang Beliau ciptakan. Sehingga Beliau menciptakan seluruh alam
Halaman | 11
semesta ini dengan tujuan untuk menyediakan semua kenyamanan dan kesenangan
bagi ciptaan-Nya, karena setiap orang adalah Beliau dan kasih adalah sumbernya.
Beliau kemudian menanamkan rahasia pengetahuan di dalam pikiran manusia yang
memungkinkan bagi mereka untuk kembali kepada-Nya, ketika mereka
menginginkannya. Bersama dengan pengetahuan sejati ini Beliau juga memberikan
mereka sedikit kebebasan berkehendak, yang memungkinkan mereka untuk
mengetahui dan memahami tujuan dari penciptaan mereka dan pada akhirnya kembali
kepada sumbernya yang terakhir yaitu Tuhan. Umat manusia menyalah gunakan
kemampuan kebebasan berkehendak untuk keuntungan dirinya sendiri dan untuk
mengejar kesenangan badan jasmani dan terjerat di dalamnya sehingga mereka lupa
jalan kembali ke rumah mereka yang sejati dan mengembara kesana kemari tanpa
tujuan dan secara terus menerus menyalahkan Tuhan karena telah mengambil ingatan
mereka sehingga mereka tidak menemukan jalan kembali ke rumah asal mereka.
Tuhan yang penuh dengan kasih dan maha pemurah sekarang telah terjebak dalam
keadaan-Nya sendiri menciptakan alam semesta yang indah ini kini telah menjadi suatu
lingkaran setan. Beliau sendiri bahkan tidak dapat membatalkan apa yang telah Beliau
sudah kehendaki untuk dilakukan. Namun karena rasa belas kasih-Nya, Beliau begitu
baik dan bermurah hati untuk datang dengan mengambil wujud manusia sebagai Sri
Sathya Sai Baba dan sedang melakukan dengan sekuat tenaga untuk menghidupkan
kembali semua ingatan manusia di seluruh dunia dan secara pribadi menuntun dan
memperlihatkan kepada mereka cara untuk mencapai tujuan sejati mereka yaitu naik
menuju kedamaian yang abadi yaitu Bhagavan Baba itu sendiri. Beliau berkata,”ketika
engkau makan yang bergizi untuk memelihara tubuhmu dan tetap menjaganya agar
sehat sehingga engkau bisa menikmati kehidupan, selain itu engkau juga harus
memberikan makanan yang pantas bagi jiwamu (Atma) untuk tetap mebuatnya fit dan
seimbang dan makanan yang cocok untuk Atma adalah melakukan Namasmarana
setiap hari. Ini akan memelihara jiwamu dan tetap membuatnya menjadi sehat”. Beliau
lebih lanjut menjelaskan bahwa hanya dengan tubuh yang sehat dan jiwa yang suci
sehinggan engkau bisa mencapai tujuan akhirmu – itulah mencapai Moksha
(kebebasan). Marilah kita memutuskan dengan ketetapan hati sekarang untuk
melakukan usaha dalam membimbing hidup kita dan bergerak pada jalan yang telah
Halaman | 12
ditunjukkan oleh Bhagavan Baba, sehingga kita sebagai Atma tersendiri dapat menyatu
dengan Parmatma (kekuatan dari semua Atma). Saya tidak bisa menahan diri untuk
menceritakan sebuah cerita singkat tentang kasih Tuhan yang pernah say abaca dan
tidak bisa hilang dari ingatan saya. Ada seorang laki-laki yang selalu percaya kepada
Tuhan. sejak dari usia muda, dia telah yakin kepada Tuhan dan dia juga merasa
percaya bahwa Tuhan selalu berjalan, berbicara bersamanya dan menuntunnya
sepanjang waktu. Ketika dia menjadi tua, dia mencoba untuk mengingat kembali
kenangannya terdahulu. Dia dapat melihat hutan yang begitu luas dan selalu dapat
melihat dua pasang jejak kaki tercetak di atas pasir yang ada di hutan; hanya untuk
mengetahui tindakan yang dilakukannya ketika dia melewati masa-masa sulit dalam
hidupnya, dia hanya menemukan satu pasang jejak kaki diatas pasir. Dia kemudian
menangis dan berdoa kepada Tuhan dan berkata bagaimana mungkin Tuhan yang
merupakan maha pemurah dan penyayang meninggalkannya sendirian ketika dia
sangat membutuhkan-Nya. Kemudian terdengar jawaban dari TUhan,”Oh, anak-Ku
yang terkasih, ketika engkau melihat hanya satu pasang jejak kaki diatas pasir maka itu
adalah jejak kaki-Ku karena selama masa sulit itu engkau begitu lelah sehingga Aku
harus menggendongmu”. Jawaban ini menenangkan hatinya dan air mata menetes di
pipinya.
Marilah kita juga belajar untuk menangis dan meminta akan kemurahan Tuhan. Kita
telah banyak menangis dalam kehidupan kita; ketika keinginan tidak terpenuhi, atau
ketika sesuatu yang kita inginkan tidak kita terima. Namun pernahkah kita menangis
untuk Tuhan sendiri? Menangis untuk kasih Bhagavan Sri Sathya Sai Baba. Katakan
kepada-Nya bahwa matamu sangat berhasrat untuk dapat melihat-Nya, dan
mendapatkan darshan-Nya. Katakan kepada-Nya bahwa engkau tidak bisa hidup
tanpa-Nya. dan lihatlah setiap keajaiban yang terjadi.