sabda sathya sai tentang karma

12
Halaman | 1 TEORI TENTANG KARMA, KEMATIAN DAN ATMA Apakah yang dimaksud dengan Karma? Karma adalah sebuah tindakan yang harus dilakukan oleh semua umat manusia sampai kematian melepaskan mereka dari penjara tubuh phisik ini. Manusia tidak dapat hidup sesaatpun tanpa melakukan Karma. Bahkan tertidur dan proses bernafas juga merupakan sebuah karma. Karma merupakan penyebab dari keterikatan manusia dalam putaran kelahiran dan kematian. Kehidupan telah dianugrahkan kepada manusia untuk membebaskan diri mereka dari akibat karma yang telah dilakukan pada kehidupan yang lampau dan juga pada kehidupan saat sekarang. Manusia tidak dapat mencapai kebebasan kecuali dia telah menghilangkan dan menetralkan semua akibat dari karma yang dulu dan sekarang dan membuatnya menjadi nol. Sering sekali kriya (tindakan yang secara alami) juga dikategorikan sebagai karma. Kriya merupakan tindakan yang dilakukan secara alami yang kita lakukan setiap harinya tanpa harus berpikir, menanyakan atau meminta nasehat yang lainnya untuk melakukannya. Sebagai contoh jika kalian mendapatkan panggilan secara alami, maka kalian akan pergi ke toilet dengan segera tanpa harus berpikir atau berdiskusi dengan yang lainnya. Setiap pagi kita bangun, menggosok gigi, memakai pakaian dan pergi bekerja atau pergi ke kebun, melakukan beberapa kegiatan, dan melakukan banyak tindakan yang lainnya. Semua kegiatan itu disebut dengan Kriya. Semuanya itu tidak bersifat mengikat kita pada “hukum karma”. Karma adalah sebuah tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara bebas oleh pelaku dengan penuh kesadaran dan perhatian dan juga bersifat mengharapkan hasil tertentu. Jenis karma ini yang bersifat mengikat manusia pada sebab dan akibat dari “hukum karma”. Ada tiga jenis karma; yang pertama adalah karma yang dapat dinikmati hasilnya dengan segera (karma instant). Contoh untuk karma ini adalah, ketika engkau memukul wajah seseorang dan dia akan memukulmu kembali atau jika engkau menawarkan segelas air pada seseorang dan orang lain memberikanmu segelas air, maka contoh ini adalah aksi yang dengan segera menimbulkan reaksi dan tidak meninggalkan sisa pada akhir tindakan. Karma yang kedua adalah karma besar (bencana alam yang sangat besar seperti jatuhnya pesawat terbang, kecelakaan kereta api, gempa bumi, banjir atau angin topan, dsb). Karma yang ketiga adalah karma yang tertunda yang membuat

Upload: nyoman-sumantra

Post on 13-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Wacana Sathya Sai Baba terkait dengan karma yg diungkapkan dengan indah dan mudah dipahami.

TRANSCRIPT

Page 1: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 1

TEORI TENTANG KARMA, KEMATIAN DAN ATMA

Apakah yang dimaksud dengan Karma? Karma adalah sebuah tindakan yang harus

dilakukan oleh semua umat manusia sampai kematian melepaskan mereka dari penjara

tubuh phisik ini. Manusia tidak dapat hidup sesaatpun tanpa melakukan Karma. Bahkan

tertidur dan proses bernafas juga merupakan sebuah karma. Karma merupakan

penyebab dari keterikatan manusia dalam putaran kelahiran dan kematian. Kehidupan

telah dianugrahkan kepada manusia untuk membebaskan diri mereka dari akibat karma

yang telah dilakukan pada kehidupan yang lampau dan juga pada kehidupan saat

sekarang. Manusia tidak dapat mencapai kebebasan kecuali dia telah menghilangkan

dan menetralkan semua akibat dari karma yang dulu dan sekarang dan membuatnya

menjadi nol. Sering sekali kriya (tindakan yang secara alami) juga dikategorikan

sebagai karma. Kriya merupakan tindakan yang dilakukan secara alami yang kita

lakukan setiap harinya tanpa harus berpikir, menanyakan atau meminta nasehat yang

lainnya untuk melakukannya. Sebagai contoh jika kalian mendapatkan panggilan

secara alami, maka kalian akan pergi ke toilet dengan segera tanpa harus berpikir atau

berdiskusi dengan yang lainnya. Setiap pagi kita bangun, menggosok gigi, memakai

pakaian dan pergi bekerja atau pergi ke kebun, melakukan beberapa kegiatan, dan

melakukan banyak tindakan yang lainnya. Semua kegiatan itu disebut dengan Kriya.

Semuanya itu tidak bersifat mengikat kita pada “hukum karma”. Karma adalah sebuah

tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara bebas oleh pelaku dengan penuh

kesadaran dan perhatian dan juga bersifat mengharapkan hasil tertentu. Jenis karma ini

yang bersifat mengikat manusia pada sebab dan akibat dari “hukum karma”. Ada tiga

jenis karma; yang pertama adalah karma yang dapat dinikmati hasilnya dengan segera

(karma instant). Contoh untuk karma ini adalah, ketika engkau memukul wajah

seseorang dan dia akan memukulmu kembali atau jika engkau menawarkan segelas air

pada seseorang dan orang lain memberikanmu segelas air, maka contoh ini adalah aksi

yang dengan segera menimbulkan reaksi dan tidak meninggalkan sisa pada akhir

tindakan. Karma yang kedua adalah karma besar (bencana alam yang sangat besar

seperti jatuhnya pesawat terbang, kecelakaan kereta api, gempa bumi, banjir atau

angin topan, dsb). Karma yang ketiga adalah karma yang tertunda yang membuat

Page 2: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 2

manusia menjadi sangat menderita karena akibat dari tindakan yang telah dilakukan

tidak datang dengan segera namun memerlukan banyak waktu untuk dapat muncul.

Benih harus ditanam, tanah juga harus digemburkan, dan pohon dapat tumbuh sebelum

buahnya menjadi matang. Pada waktunya nanti seluruh proses ini akan selesai, dan

tindakan yang terdahulu telah hilang dari ingatan dan manusia menjadi bingung ketika

dia mendapatkan buah dari tindakan yang terdahulu. Namun tetaplah yakin bahwa

apapun yang kalian tabur itulah yang akan kalian dapatkan. Teori yang sama juga

berlaku pada “hukum karma”, ketika kalian menabur benih-benih karma dan kapanpun

karma ini menghasilkan buahnya, apakah buah ini terasa manis atau pahit, semuanya

pasti adalah hanya untukmu sendiri dan engkau sendiri yang harus menikmatinya,

apakah engkau suka atau tidak, dan tidak ada seorangpun yang akan mampu

menggantikanmu untuk menikmatinya, walaupun orang itu telah rela untuk

melakukannya untukmu. Kebanyakan orang salah mengartikan bahwa setelah

melakukan karma yang buruk dan saat bersamaan melakukan karma yang baik, maka

hasil dari karma buruk dapat dikurangi. Jika seseorang melakukan sesuatu yang buruk

terhadap yang lainnya maka dia pasti akan mendapatkan hasil yang buruk dengan cara

yang sama baik dari orang itu sendiri atau dari orang lain dan itu bisa terjadi sekarang

ataupun besok. Sama halnya jika melakukan kebaikan pada orang lain, maka dia juga

akan mendapatkan kebaikan dengan cara yang sama. Karma bukanlah seperti

tabungan yang ada di Bank. Kalian menabung sekarang sebanyak Rp 500.000, esok

harinya engkau menarik uang sejumlah Rp 300.000 dan saldonya menjadi Rp 200.000,

jadi ketika engkau menyimpan kembali Rp 100.000 maka uang kalian menjadi Rp

300.000. Teori karma tidak seperti menambahkan dan mengurangi seperti halnya

sistem tabungan yang berlaku di Bank. Teori karma bersifat “pukulan dibalas dengan

pukulan”, “tamparan dibalas dengan tamparan”, “pertolongan dibalas dengan

pertolongan”. Hal ini seperti bunyi hukum ketiga Newton yaitu “aksi dan reaksi yang

selalu bersifat sama dan berlawanan”. Di dalam Bhagavad Gita, Sri Krishna telah

dengan jelas sekali menyatakan tentang hukum karma. Beliau menjelaskan,”Lakukan

tindakan tapi jangan berhasrat terhadap hasil dari tindakanmu”. Beliau lebih lanjut

menambahkan “Persembahkan semua tindakan kepada-Ku”. Bhagavan Sri Sathya Sai

Baba juga menjelaskan hal yang sama namun, sedikit perbedaan. Swami bersabda,”

Page 3: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 3

dengan melakukan berbagai jenis perbuatan, engkau mungkin memiliki keinginan,

namun keinginan itu seharusnyalah untuk menemukan Tuhan dan juga untuk

menyadari dan mengetahui bahwa engkau juga adalah Tuhan”. Swami lebih lanjut juga

membimbing kita dengan menjelaskan bahwa apapun jenis kegiatan yang sedang kita

lakukan dan apapun kapasitas kita melakukannya maka kita harus tetap mengingat-

ingat bahwa semua tindakan ini adalah Tuhan, dilakukan untuk kepentingan Tuhan dan

dipersembahkan kepada Tuhan dan apapun hasilnya nanti akan kita terima dengan hati

senang. Dengan memiliki perasaan yang seperti ini, maka kita tidak akan terikat

terhadap sebab dan akibat dari hukum karma. Baba akan mengambil semuanya untuk

diri-Nya sendiri dan membuat kita bebas dan membantu kita untuk terus melangkah

maju untuk mencapai kebebasan. Baba telah memberikan kepada kita dua jalan yang

dapat memurnikan pikiran kita dan membuatnya menjadi suci dan halus sehingga kita

mampu memahami jalan yang paling mudah untuk mencapai kebebasan. Baba

menunjukkan kepada kita untuk melakukan Namasmarana (melantunkan kemuliaan

dan kebesaran Tuhan) setiap hari dengan pikiran yang murni dan terpusat. Jalan yang

kedua adalah dengan melakukan Seva (pelayanan) kepada mereka yang miskin dan

membutuhkan, mereka yang cacat phisik dan mengalami kelumpuhan, menderita sakit

dan menderita, mereka yang sehat dan rendah hati, mereka yang baik dan saleh.

Kegiatan ini akan menerangi pikiran kita dan kita akan mampu memahami diri kita

sendiri dengan lebih jelas. Baba mengatakan bahwa manusia memiliki potensi yang

tidak terbatas untuk menyadari dan mengetahui tentang dirinya sendiri. Dalam salah

satu wejangan Swami dalam perayaan Ugadi, Beliau berkata, ”Perwujudan kasih:

kalian tidak akan dapat menemukan di seluruh alam semesta ini satu tempat atau satu

objek dimana Tuhan tidak ada. Tuhan ada diatas gunung. Tuhan juga hadir di

pedesaan dan kota. Tuhan adalah ada dimana-mana. Hanya mereka yang menyadari

kebenaran ini dapat menyelamatkan kehidupan mereka; hanya mereka sendiri yang

dapat mencapai tujuan dari kehidupan sebagai manusia. Kekuatan Tuhan adalah tanpa

batas. Setiap makhluk hidup di dunia ini diatur oleh batasan yang ada. Burung-burung,

binatang buas dan serangga semuanya dijaga oleh kekuatan Tuhan sesuai dengan

kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan minuman. Diantara semua makhluk

hidup, bagaimanapun juga kehidupan sebagai manusia adalah yang paling tinggi

Page 4: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 4

karena diatur oleh moralitas dan tingkah laku yang baik. Tuhan telah memberikan

beberapa batasan pada kekuatan phisik manusia namun tidak memberikan batasan

pada kekuatan batin atau rohani. Manusia dapat mencapai apapun yang mereka

putuskan untuk diraih. Manusia bahkan dapat menyadari Tuhan. Kekuatan Tuhan ini

hanya diberikan kepada manusia. Dengan mengabaikan dan tidak ingin tahu terhadap

kekuatannya yang tidak terbatas, manusia mengalami berbagai jenis bentuk

penderitaan karena menganggap dirinya sendiri sebagai manusia biasa. Manusia pada

saat sekarang terbang diangkasa seperti burung dan menyelam di kedalaman laut

seperti ikan. Bahkan manusia telah mampu mendarat diatas bulan. Namun sangat

disayangkan manusia tidak mampu untuk hidup sebagai manusia yang sejati di bumi.

Ini adalah sesuatu yang memalukan. Manusia dapat melakukan apapun juga jika dia

berserah diri kepada Tuhan. Ketika dia menyerahkan semuanya kepada kehendak

Tuhan, maka tidak akan ada tugas yang tidak dapat dia selesaikan. Dengan tidak

menyadari sifat dasar dari prinsip TUhan, manusia telah menyia-nyiakan waktunya

dalam ritual dan berbagai jenis kegiatan keagamaan. TUhan tidak akan dapat disadari

dengan melakukan berbagai kegiatan ini. Hanya dengan mencintai Tuhan dan semakin

mendekati-Nya maka seseorang dapat menyadari tujuan kelahirannya. Swami

bukannya tidak setuju terhadap berbagai jenis latihan sadhana. Semuanya itu adalah

kegiatan yang baik untuk mempergunakan waktu dengan suci. Namun tanpa adanya

melakukan pelayanan kepada orang-orang yang baik, maka semua kegiatan itu tidak

akan berguna untuk menyadari kebebasan dari perputaran hidup duniawi ini. Orang-

orang menharapkan untuk mendapatkan kebebasan (Mukti). Mereka tidak memiliki

pengertian apapun tentang apa yang menyusun kebebasan. Manusia mencari

kebebasan dari tubuh phisik yang sakit-sakitan, indria, pikiran, kecerdasan dan

Antahkarana (dorongan dari dalam). Semuanya ini tidak diragukan sangat dibutuhkan.

Namun kebebasan dalam pengertian yang sesungguhnya adalah terkandung dalam

bebas dari perputaran proses kelahiran dan kematian. Hal ini berarti bahwa seseorang

harus menyucikan kehidupannya sekarang sehingga dapat bebas dari kelahiran.

Manusia seharusnya berdoa kepada Tuhan untuk mendapatkan kebebasan dari

perputaran kelahiran dan kematian sehingga mereka tidak perlu lagi mendapatkan

tubuh phisik ini yang pasti terikat oleh penderitaan dan rasa sakit. Kebanyakan orang

Page 5: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 5

tidak memiliki pandangan yang jelas tentang pengertian apa itu Dharma, Artha, Kama

dan Moksha (empat tujuan hidup manusia). Mereka berpikir bahwa Moksha

(kebebasan) adalah sesuatu yang dapat dicapai setelah meninggal. Namun,

sesungguhnya kebebasan dapat diraih disini dan sekarang. Moksha berarti “Moha

Kshayam” pembersihan “Moha” (keterikatan). Kebanyakan orang tidak siap untuk tidak

terikat kepada istri, anak-anak, kekayaan, dsb, kalian memiliki kewajiban untuk

melindungi keluargamu. Namun kalian seharusnya tidak membenamkan diri dalam

memperhatikan mereka. Sadarilah bahwa kasih adalah kualitas yang paling penting

dalam kehidupan manusia. Ini bukanlah kasih atau cinta kepada sanak keluarga yang

paling berharga. Kasih kepada Tuhan adalah lebih bernilai.

(disarikan dari Sanathana Sarathi, April 1998)

KARMA DAN RAHMAT

Ada tiga jenis karma : karma masa lalu, karma masa sekarang dan karma masa yang

akan datang. Karma saat sekarang harus berlanjut. Ini seperti kereta kuda yang

berjalan di jalan kecil yang berdebu. Jika kereta kuda ini berhenti maka debu

menyulitkan kereta tersebut. Sebuah keraguan akan muncul bahwa kereta tersebut

selamanya tidak bisa berjalan terus sehingga kereta itu harus ada di depan debu.

Namun kereta tidak perlu selalu berjalan di jalan kecil yang berdebu. Kereta dapat

berjalan diatas jalan raya besar yang mana tidak ada debu yang beterbangan. Jalan

raya besar ini sama dengan rahmat Tuhan dan keuntungan dari bhakti. Seorang pasien

yang menderita karena rasa sakit yang tidak tertahankan diberikan obat pereda nyeri

yang bersifat mengurangi rasa sakit. Namun rahmat Tuhan adalah sebuah tindakan

operasi yang bersifat mengangkat dan menghilangkan semua rasa sakit dan juga

penyakitnya. Janganlah membuat kesalahan; Rahmat Tuhan juga menghilangkan

semua akibat karma. Hal ini seperti obat yang berisi label kadaluwarsa, baik digunakan

sampai 1968. Jika obat ini digunakan pada tahun 1973 maka obat ini tidak akan

memiliki khasiat apapun dan menjadi tidak efektif. Tubuh phisik ini dapat diibaratkan

sebagai botolnya, karma yang terikat pada tubuh adalah obat, Tuhan memberikan

tanggal kadaluwarsa pada “obat”itu; sehingga obat ini menjadi tidak efektif jika lewat

dari tanggal pemakaian.

(disarikan dari Sanathana Sarathi, April 1998)

Page 6: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 6

APAKAH KEMATIAN ITU?

Kata “kematian” dapat menciptakan sebuah ketakutan mental di dalam pikiran dan

benak manusia. Ketika kalian mengatakan bahwa orang yang seperti ini telah

meninggal dunia, maka berita ini akan menghasilkan gelombang goncangan di dalam

pikiran yang mendengarkan. Ketika kematian terjadi di dalam keluarga, berita ini

ditampilkan dalam berita duka. Menurut pemahaman penulis sendiri bahwa kematian itu

adalah:

a. Kematian adalah bersatunya kembali dengan Tuhan. kematian adalah seperti

mengganti pakaian dan memakai pakaian yang baru. Kematian adalah menyatu

dengan Tuhan. kematian adalah mencapai keabadian. Kematian adalah sebuah

kesadaran bahwa seseorang bukanlah tubuh phisik, namun merupakan atma.

b. Kematian adalah bentuk perjalanan menuju keadaan yang penuh dengan

kebahagiaan (Sat – Chit – Ananda). Kematian bersifat menghancurkan segala

jenis ikatan yang membelenggu dan menjadi terlepas. Hanya kematian yang

bersifat pasti. Kematian adalah memahami dan mengalami perbedaan antara

sesuatu yang bersifat sementara dan kekal.

Siapapun dan setiap orang yang mengalami kelahiran ke dunia ini dalam berbagai

bentuk harus mengalami kematian cepat atau lambat. Karena itu, kematian seharusnya

diterima dengan senang dan berani sama halnya ketika kita menerima kehidupan. Cara

ini akan membantu kita dalam mengurangi ketakutan akan kematian, yang mana

ketakutan ini telah mengikat kebanyakan dari kita begitu kuat dalam cengkramannya

sehingga membuat kita sangat sulit untuk bernafas. Sesungguhnya, setiap manusia

yang telah mengalami kelahiran ke dunia ini mungkin dapat tidak dilahirkan kembali,

jika dia dapat mencapai Moksha (kebebasan) di kehidupannya sekarang. Namun

sebaliknya, setiap manusia yang lahir ke dunia ditakdirkan untuk meninggal. Jadi

kematian adalah sesuatu yang sudah pasti. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba telah

datang dengan mengambil tubuh manusia untuk menjelaskan kepada orang-orang dan

membuat mereka mengerti rahasia dari kehidupan dan kematian, dengan menegaskan

bahwa setiap manusia tanpa tergantung dengan kasta, keyakinan atau warna

semuanya adalah Atma (jiwa yang abadi) dan bukanlah badan jasmani, Beliau lebih

Page 7: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 7

lanjut mengatakan bahwa Atma tidak mengalami kematian. Tubuh jasmanilah yang

mengalami kehancuran dan disebutkan dengan nama kematian, ketika Atma

meninggalkan tubuh ini. Atma tidaklah dilahirkan dan tidak juga mengalami kematian,

Atma selalu ada. Sebaliknya, tubuh yang selalu mengalami perubahan akan mengalami

kehncuran dan mati. Segala sesuatu yang mengalami perubahan adalah tidak nyata.

Segala sesuatu yang bersifat kekal adalah kebenaran. Atma bersifat kekal dan abadi.

Baba lebih lanjut menjelaskan alasan mengapa seseorang dilahirkan dan Atma

mengambil tubuh yang baru. Swami berkata bahwa karma dan keinginan merupakan

sebab dari kelahiran kembali manusia. Atma mengambil tubuh yang baru untuk

kepentingan keinginan yang belum terpenuhi dan dalam upaya mengatur dan

menyeimbangkan akibat dari karma atau perbuatan yang telah dilakukan pada berbagai

kehidupan sebelumnya. Kecuali jika manusia telah berhasil memisahkan semua akibat

karmanya, dia tidak akan bisa dibebaskan dan menjadi bebas dari perputara kelahiran

dan kematian. Baba berkata,”Manusia tanpa keinginan = Tuhan”. Baba mengajarkan

kepada kita dalam berbagai cara, bagaimana mengendalikan keinginan kita dan

menjadi tanpa keinginan. Beliau menambahkan,”Satu-satunya keinginan yang boleh

dimiliki oleh seseorang adalah keinginan untuk mengetahui dirinya sendiri – siapakah

Aku? Darimana aku berasal? Kemana aku harus pergi? Pertanyaan-pertanyaan ini

akan memberikan seseorang kesadaran akan dirinya yang sejati”. Baba mengatakan

bahwa pikiran adalah sebab dari semua keinginan yang ada dan penyebab jatuhnya

manusia. Jika seseorang dapat belajar seni mengendalikan pikiran dengan baik

daripada menjinakkannya, maka orang itu telah memenangkan setengah pertempuran.

Keinginan yang tidak terpenuhi akan memunculkan rasa marah dan kemarahan akan

mempertinggi rasa ego dalam diri manusia dan dengan demikian manusia kehilangan

jati dirinya. Sering sekali Baba menyebut pikiran (Mind) dengan sebutan pikiran monyet

(Monkey Mind). Baba berkata,”jika kalian mampu membuat pikiran kalian menjadi tidak

terikat (die mind) maka kalian akan bersinar cemerlang seperti permata (diamond).

Beliau bahkan memberikan sebuah terapi bagaimana membuat pikiran kalian menjadi

tidak terikat. Beliau berkata,”Jika seseorang benar-benar telah meninggal, apakah dia

akan merasa terganggu jika dia diberikan kalung bunga atau dipukul dengan sandal.

Dia tidak tidak terpengaruh sama sekali. Sama halnya ketika kalian masih hidup,

Page 8: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 8

biarkan pikiran kalian menjadi tidak terpengaruh atau terganggu dalam berbagai

keadaan. Jadilah tetap tenang dan hening. Bertindaklah seperti ‘sooka patta (daun

kering) yang didorong kesana dan kemari oleh tiupan angin. Ini akan memungkinkan

bagi kalian untuk dapat menjadi penguasa pikiran dan pikiran akan berhenti

memerintahmu, malahan pikiran akan mematuhimu”. Baba berkata,”ego manusia,

keinginan, keterikatan dan indria penerima dari objek duniawi adalah penyebab dari

perbudakan manusia dalam perputaran kelahiran dan kematian”.

Seorang ilmuwan membuat sebuah kandang yang begitu bagus sekali dengan semua

kesenangan modern di dalamnya dan menaruh beberapa ekor tikus jantan dan betina

di dalam kandang, namun pintu kandang itu dibiarkan terbuka agar tikus bisa keluar

dengan bebas. Ilmuwan itu menaruh dua peralatan listrik di dalamnya, satu berwarna

merah dan satunya lagi berwarna hijau. Tikus-tikus tersebut bermain dan jika mereka

menyentuh tombol yang berwarna merah maka mereka akan kesetrum sebentar, dan

jika mereka menyentuh tombol yang hijau maka mereka mendapatkan keju. Semua

tikus itu merasa sangat senang sekali dan mereka menari-nari, bersenang-senang,

kadang-kadang mendapat keju dan kadang-kadang kesetrum. Yang mengejutkan

walaupun pintu kandang dibiarkan terbuka, tidak ada satupun tikus yang berusaha

keluar dari kandang dan mendapatkan kebebasan!

Sama halnya dengan kita semua yaitu manusia. Kita begitu asyik dan terpikat dalam

keseharian aktifitas kita yang mana kita menerima keduanya baik itu kesenangan

maupun kesedihan, namun kita tidak ingin keluar dari penjara tubuh ini untuk

membebaskan diri kita sekalipun Baba telah ada bersama kita yang telah membukakan

pintu untuk kita agar kita bisa mencapai kebebasan, namun kita masih melekat pada

badan jasmani kita dan mencintai kehidupan begitu besar sehingga takut akan

kematian. Betapa bodohnya kita!

Baba telah memberikan kepada kita dua cara yang sederhana untuk mencapai Moksha

(kebebasan) di jaman kali yuga ini. Beliau berkata bahwa Namasamarana (Mengulang-

ulang nama TUhan) dan melakukan seva (Pelayanan) kepada sesama (Manava seva

adalah Madhava seva) akan memberikan kepada kita persyaratan untuk mendapatkan

Moksha dalam kehidupan saat sekarang. Marilah kita mengambil keuntungan dari

jaminan yang diberikan oleh Swami dan bertindak sesuai dengan kehendak dan

Page 9: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 9

perintah-Nya dan mendaptkan rahmat-Nya untuk memudahkan bagi kita mencapai

tujuan yaitu Moksha (kebebasan) yang merupakan satu-satunya tujuan kita lahir

sebagai manusia.

APA ITU JIWA (ATMA) Banyak orang yang dibingungkan ketika mereka mencoba untuk memahami makna dari

kata “Jiwa atau Atma”. Kebingungan mereka berasal dari keyakinan dan anggapan

yang salah dari makna yang dihasilkan oleh pikiran mereka.

Definisi dari Jiwa atau Atma adalah:

Jiwa = secara spiritual berorientasi cahaya universal

Atma = aspek yang bergerak secara otomatis dan tepat waktu

Sejatinya, Atma adalah kekuatan supernatural yang diciptakan oleh Tuhan dengan

Sankalpa-Nya (Kehendak dan perintah) yang selalu ada dan akan selalu ada. Atma

tidak akan pernah hancur ataupun mengalami kematian. Atma selalu ada karena ini

adalah kebenaran. Atma adalah Tuhan. Listrik dialirkan dari sumber pembangkit

listrik ke benda-benda yang mati di seluruh dunia seperti; oven, rice cooker, kulkas,

AC, mesin cuci, televisi, bioskop, komputer dan masih banyak lagi. Walaupun

penyuplai tenaga dari semuan peralatan ini adalah sama yaitu listrik namun fungsi

dari setiap peralatan adalah berbeda satu dengan yang lainnya. Sama halnya, Atma

merupakan kekuatan supernatural atau energi yang diciptakan oleh Tuhan dan

disediakan oleh Tuhan, tidak hanya diperuntukkan bagi manusia diseluruh dunia ini

namun juga untuk burung, lebah, tumbuhan, dan benda mati, planet, seluruh alam

akan menjadi berhenti ketika listrik diputuskan alirannya, tidak ada yang dapat

berfungsi dan akan timbul kekacauan dan huru hara dimana-mana. Sekarang

perbedaan antara persediaan listrik dari pembangkit listrik dengan kekuatan Atma

yang bersumber dari Tuhan adalah; listrik yang dialirkan dan dihasilkan dari

kemampuan serta kecerdasan manusia dapat dirusak oleh kemampuan manusia

yang lainnya, seperti terjadinya perang, operasi pengrusakan. Namun kekuatan

Atma tidak dapat dihancurkan, kecuali atas kehendak Tuhan sendiri untuk

menariknya kembali. Karena Atma adalah Tuhan.

Page 10: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 10

Banyak orang selalu mengutip dan benar-benar yakin bahwa ,”Bahkan daun yang

jatuhpun adalah kehendak Tuhan”. Bhagavan Sri Sathya Sai Baba juga menyatakan

kalimat ini. Namun kebanyakan orang mencoba dengan salah mengartikan

pernyataan tersebut dan menyalahkan Tuhan atas segala yang telah mereka

lakukan apakah itu baik atau buruk. Tuhan hanyalah saksi saja dari setiap keadaan.

Beliau bukanlah pelaku dari semua tindakan yang dilakukan oleh manusia.

Kenyataan dari pernyataan diatas bahwa kekuatan Atma atau Tuhan yang

bersemayam di dalam diri kita mendorong kita melalui energi-Nya untuk melakukan

tindakan dengan cara ini atau itu. Tanpa adanya energi ini, kita tidak akan mampu

untuk melakukan kegiatan apapun dan kita hanya seperti sebatang kayu. Jadi,

kekuatan Atma adalah kehendak Tuhan, dan bukannya perbuatan yang dilakukan

dengan bebas oleh manusia dapat dianggap sebagai kehendak Tuhan. Khayalan ini

membuat kesalahan yang sangat fatal bagi manusia. Tuhan adalah kasih. Tuhan

tidak bisa menyakiti siapapun. Tuhan bersifat memperhatikan, menghibur dan

menyembuhkan semua luka yang dialami. Bagaimana mungkin Tuhan memiliki

dendam? Ini merupakan penilaian yang buruk dan jahat pada pihak manusia

dengan memberikan tanggung jawab kepada Tuhan atas semua tindakan dan

perbuatan yang dilakukannya. Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh manusia

pada saat sekarang adalah,”Mengapa Tuhan menciptakan alam semesta ini,

dengan penuh penderitaan, rasa sakit, kebencian dan kebingungan?” Jawabannya

adalah “Tuhan tidak pernah mempunyai kehendak seperti ini. Ini adalah kita, umat

manusia yang menyebabkan semua kekacauan di atas alam yang indah ini yang

diciptakan oleh Tuhan yang dengan penuh kasih dan maha sempurna”.

Konon, Tuhan sendirian dan Beliau merasakan dorongan untuk mencintai diri-Nya

sendiri. Beliau tidak bisa melakukannya dengan sendiri. Jika seseorang ingin

mengungkapkan kasihnya atau mengalami kasih, maka dia harus setidaknya dua

orang. Jadi, Tuhan berkata,”Baiklah Aku akan menjadi banyak”. Ini dilakukan-Nya agar

Beliau bisa mencintai diri-Nya sendiri. Sesuai dengan kehendak-Nya maka Beliau

menjadi banyak. Kemudian Beliau memikirkan kesenangan dan kenyamanan bagi

banyak orang yang Beliau ciptakan. Sehingga Beliau menciptakan seluruh alam

Page 11: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 11

semesta ini dengan tujuan untuk menyediakan semua kenyamanan dan kesenangan

bagi ciptaan-Nya, karena setiap orang adalah Beliau dan kasih adalah sumbernya.

Beliau kemudian menanamkan rahasia pengetahuan di dalam pikiran manusia yang

memungkinkan bagi mereka untuk kembali kepada-Nya, ketika mereka

menginginkannya. Bersama dengan pengetahuan sejati ini Beliau juga memberikan

mereka sedikit kebebasan berkehendak, yang memungkinkan mereka untuk

mengetahui dan memahami tujuan dari penciptaan mereka dan pada akhirnya kembali

kepada sumbernya yang terakhir yaitu Tuhan. Umat manusia menyalah gunakan

kemampuan kebebasan berkehendak untuk keuntungan dirinya sendiri dan untuk

mengejar kesenangan badan jasmani dan terjerat di dalamnya sehingga mereka lupa

jalan kembali ke rumah mereka yang sejati dan mengembara kesana kemari tanpa

tujuan dan secara terus menerus menyalahkan Tuhan karena telah mengambil ingatan

mereka sehingga mereka tidak menemukan jalan kembali ke rumah asal mereka.

Tuhan yang penuh dengan kasih dan maha pemurah sekarang telah terjebak dalam

keadaan-Nya sendiri menciptakan alam semesta yang indah ini kini telah menjadi suatu

lingkaran setan. Beliau sendiri bahkan tidak dapat membatalkan apa yang telah Beliau

sudah kehendaki untuk dilakukan. Namun karena rasa belas kasih-Nya, Beliau begitu

baik dan bermurah hati untuk datang dengan mengambil wujud manusia sebagai Sri

Sathya Sai Baba dan sedang melakukan dengan sekuat tenaga untuk menghidupkan

kembali semua ingatan manusia di seluruh dunia dan secara pribadi menuntun dan

memperlihatkan kepada mereka cara untuk mencapai tujuan sejati mereka yaitu naik

menuju kedamaian yang abadi yaitu Bhagavan Baba itu sendiri. Beliau berkata,”ketika

engkau makan yang bergizi untuk memelihara tubuhmu dan tetap menjaganya agar

sehat sehingga engkau bisa menikmati kehidupan, selain itu engkau juga harus

memberikan makanan yang pantas bagi jiwamu (Atma) untuk tetap mebuatnya fit dan

seimbang dan makanan yang cocok untuk Atma adalah melakukan Namasmarana

setiap hari. Ini akan memelihara jiwamu dan tetap membuatnya menjadi sehat”. Beliau

lebih lanjut menjelaskan bahwa hanya dengan tubuh yang sehat dan jiwa yang suci

sehinggan engkau bisa mencapai tujuan akhirmu – itulah mencapai Moksha

(kebebasan). Marilah kita memutuskan dengan ketetapan hati sekarang untuk

melakukan usaha dalam membimbing hidup kita dan bergerak pada jalan yang telah

Page 12: Sabda Sathya Sai tentang Karma

Halaman | 12

ditunjukkan oleh Bhagavan Baba, sehingga kita sebagai Atma tersendiri dapat menyatu

dengan Parmatma (kekuatan dari semua Atma). Saya tidak bisa menahan diri untuk

menceritakan sebuah cerita singkat tentang kasih Tuhan yang pernah say abaca dan

tidak bisa hilang dari ingatan saya. Ada seorang laki-laki yang selalu percaya kepada

Tuhan. sejak dari usia muda, dia telah yakin kepada Tuhan dan dia juga merasa

percaya bahwa Tuhan selalu berjalan, berbicara bersamanya dan menuntunnya

sepanjang waktu. Ketika dia menjadi tua, dia mencoba untuk mengingat kembali

kenangannya terdahulu. Dia dapat melihat hutan yang begitu luas dan selalu dapat

melihat dua pasang jejak kaki tercetak di atas pasir yang ada di hutan; hanya untuk

mengetahui tindakan yang dilakukannya ketika dia melewati masa-masa sulit dalam

hidupnya, dia hanya menemukan satu pasang jejak kaki diatas pasir. Dia kemudian

menangis dan berdoa kepada Tuhan dan berkata bagaimana mungkin Tuhan yang

merupakan maha pemurah dan penyayang meninggalkannya sendirian ketika dia

sangat membutuhkan-Nya. Kemudian terdengar jawaban dari TUhan,”Oh, anak-Ku

yang terkasih, ketika engkau melihat hanya satu pasang jejak kaki diatas pasir maka itu

adalah jejak kaki-Ku karena selama masa sulit itu engkau begitu lelah sehingga Aku

harus menggendongmu”. Jawaban ini menenangkan hatinya dan air mata menetes di

pipinya.

Marilah kita juga belajar untuk menangis dan meminta akan kemurahan Tuhan. Kita

telah banyak menangis dalam kehidupan kita; ketika keinginan tidak terpenuhi, atau

ketika sesuatu yang kita inginkan tidak kita terima. Namun pernahkah kita menangis

untuk Tuhan sendiri? Menangis untuk kasih Bhagavan Sri Sathya Sai Baba. Katakan

kepada-Nya bahwa matamu sangat berhasrat untuk dapat melihat-Nya, dan

mendapatkan darshan-Nya. Katakan kepada-Nya bahwa engkau tidak bisa hidup

tanpa-Nya. dan lihatlah setiap keajaiban yang terjadi.