pt. karma manggala yudha

Upload: echa-magung

Post on 12-Mar-2016

90 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

walk through survey PT Karma Manggala Yudha

TRANSCRIPT

WALK THROUGH SURVEY DI PT. KARMA MANGGALA YUDHATANGGAL 11 JUNI 2015

KELOMPOK IIINama Kelompok:

dr. Agustina Marielsadr. Andravina Pranatania Sdr. Debby Adelayde

dr. Rayi Vialita Poetridr. Trinda Paramitha

dr. Hendricus Maubere

dr. Antonius Verdy T

dr. Nyoman Arya Adi W

dr. Shella PratiwiPELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PERIODE 8 JUNI 15 JUNI 2015

JAKARTABAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan.

Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.

Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat K3 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan ke perusahaan PT. Karma Manggala Yudha pada tanggal 11 Juni 2015 yang memiliki jenis usaha dalam bidang konstruksi bangunan yang berlokasi di kawasan Pramuka, Jakarta Timur. Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil inspeksi secara objektif dan subjektif pada PT. Karma Manggala Yudha beserta hasil analisa data dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di perusahaan tersebut.

B. Dasar HukumSistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1 tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996.

C. Profil Perusahaan

PT. Karma Manggala Yudha adalah sebuah perusahaan jasa konstruksi nasional berdiri sejak tahun 1983.

1. Kegiatan Perusahaan PT. Karma Manggala Yudha bergerak dibidang sipil, arsitektur, mekanikal, dan sedang melaksanakan proyek high class building seperti Green Park City Pramuka yang kami kunjungi ini.

Proyek ini dimulai sejak bulan Desember 2011 yang rencananya akan dibangun sebanyak 17 tower apartemen di atas tanah seluas 12.6 Ha. Saat ini terdapat 3 buah tower yang sudah selesai dan telah dihuni, dan terdapat 2 buah tower yang sedang dalam proses pembangunan.

2. Sertifikasi PT Karma Manggala Yudha

Sampai saat ini, PT Karma Manggala Yudha belum memiliki sertifikasi, dan sedang dalam proses pengajuan.

3. Jumlah Pegawai

Kurang lebih ada 600 tenaga kerja lepas4. Jam Kerja

Pekerjaan dilakukan pada hari Senin-Sabtu pk. 08.30 17.30 WIB Waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB

Tidak terdapat sistem pembagian shift, waktu lembur dimulai pk.18.00 22.00 WIB. Untuk pengeboran dan pengecoran diberlakukan sistem 24 jam yang di bagi 3 shift 07.00-16.00 WIB, 16.00-22.00 WIB, 22.00-07.00 WIB5. Asuransi Pegawai

Asuransi pegawai PT Karma Manggala Yudha menggunakan Jamsostek.

6. Alamat

Alamat proyek The Green Pramuka berlokasi di Jl. Ahmad Yani Kav. 49 Jakarta PusatD. Landasan Teori

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan.

Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1 tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996. Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.

Menurut perkiraan ILO (International Labour Organization), setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. ILO berpendapat bahwa apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan dan kesehatan pekerja adalah hak asasi manusia yang mendasar.

BAB II

PELAKSANAAN

A. Tanggal dan Waktu Pengamatan

Kamis, 11 Juni 2015, Pukul 13.45-17.45 WIB.

B. Lokasi Pengamatan

Jl. Ahmad Yani Kav. 49 Jakarta Pusat. C. Dokumen Pengamatan

Pengamatan secara langsung dan wawancara dengan Bpk. Zaidan Amri selaku Petugas K3 PT. Karma Manggala Yudha.BAB III

HASIL PENGAMATAN

Mesin, Pesawat dan Alat Kerja yang DigunakanBerdasarkan hasil wawancara dan pengamatan secara langsung. Alat-alat yang digunakan dalam pembangunan gedung tersebut berupa alat-alat berat diantaranya: excavator sebanyak 3 buah, Towing crane sebanyak 3 buah, truk pengangkut tanah sebanyak 5 buah, dan truk pengaduk semen sebanyak 3 buah. Dan ada yang masih dalam perencanaan seperti gondola dan lift passenger. Setiap mesin dan pesawat yang digunakan dalam pengerjaan proyek pembangunan apartemen ini dijalankan oleh 2 operator pada setiap mesin dan pesawat,dimana jam kerja masing-masing operator bekerja selama 8 jam setiap hari, kecuali jika tenaga kerja bekerja lembur.Bahan dan Proses Kerja Terkait K3Dari hasil wawancara dengan divisi safety perusahaan dan kunjungan perusahaan pada 11 Juni 2015 didapatkan informasi bahwa perusahaan melakukan safety talk setiap ada tenaga kerja baru melamar pekerjaan dan tiap anggota divisi safety selesai pelatihan K3 akan tetapi dalam pelaksanaannya, ada tenaga kerja lapangan yang tidak menggunakan APD yang sesuai dengan standar keselamatan kerja walaupun telah dibagikan, umumnya tenaga kerja beralasan APD yang digunakan mengurangi keleluasaan dan kenyamanan saat bekerja. Adapun bahan yang ditemukan sering menyebabkan kecelakaan kerja dari catatan yang dimiliki divisi safety adalah paku dan kabel kawat. Hingga saat ini kasus kecelakaan kerja yang ditemukan adalah kaki tertusuk paku dan anggota tubuh tergores kabel kawat yang ditangani di ruang P3K first aid dengan diberikan wound treatment tanpa terapi obat. Untuk saat ini tidak didapatkan kasus fatality incident. Sedangkan untuk bahan material kimia berbahaya belum banyak dipakai perusahaan untuk tahap pembangunan sampai saat ini, namun telah direncanakan tempat khusus untuk penyimpanan bahan bahan berbahaya tersebut.

Landasan kerja dan SOP KerjaProyek pembangunan Apartemen Green Pramuka yang berada di bawah naungan PT. Karma Manggala Yudha pada dasarnya dibangun diatas rawa yang kemudian dikeruk dan ditimbun dengan tanah sehingga permukaan tanahnya tidak rata.PT. Karma Manggala Yudha telah memiliki SOP yang telah disetujui oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. SOP tersebut harus dilaksanakan oleh setiap pekerja. Sosialisasi SOP tersebut menjadi tanggung jawab supervisor agar setiap pekerjanya tahu tentang SOP perusahaan dan melaksanakannya.

Instalasi ListrikSumber listrik berasal dari dua gardu utama, dan menggunakan lampu PLN. Instalasi listrik di PT. Karma Manggala Yudha tidak baik, dikarenakan ada kabel yang terbuka dan tidak tersusun rapi, namun pengamatan ini hanya terbatas pada beberapa ruangan saja. Tidak terdapat pelindung pada sumber listrik, hal tersebut dapat menimbulkan potensi bahaya. Ketika terjadi arus pemadaman listrik, perusahaan ini menyediakan Genset sebagai cadangan energy listrik yang disimpan di luar ruangan sehingga dapat mencegah terjadinya keracunan gas bagi pekerja perusahaan.

Prasarana Kerja LainnyaMenurut pengamatan dan wawancara, tersedia lift pengangkut pekerja, penangkal petir pada tower crane dan dipasang limit suite pada tower crane sebagai tanda jika melebihi kapsitas beban, alarm kebakaran dan pemadam kebakaran. Namun pada prakteknya, alat pemadam kebakaran tidak diletakan pada area kerja, tetapi disimpan di kantor manajemen, Prasarana kerja lainnya adalah Ekskavator atau Mesin pengeruk merupakan alat berat yang terdiri dari batang, tongkat, keranjang dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalian (ekskavasi) di proyek konstruksi, semua operator memiliki sertifikat resmi sebagai operator. Perusahaan juga meyediakan Batching plant alat yang berfungsi untuk memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besarKonstruksi Tempat KerjaDari hasil pengamatan secara langsung bahan yang digunakan berupa semen adukan beton, pasir, besi, batu, serta bahan-bahan lain. Tetapi semua data yang didapat sangat terbatas sekali sehingga tidak ada data lain yang dapat dikemukakan.

Sarana Penanggulangan Kebakaran

Sarana pengangguangan yang harus dipenuhi pada suatu gedung berdasarkan Standar Nasional dan Internasional , antara lain :

1. Sistem deteksi dan alarm kebakaran

2. Sistem pemadam kebakaran

3. Sistem pengendalian kebakaran

Pada pembangunan Green Park City terdapat sarana penanggulangan kebakaran sesuai dengan informan antara lain :

1. Sistem deteksi dan alarm kebakaran

Apabila terjadi kebakaran pekerja akan melapor ke bagian safety lalu petugas safety membunykan alarm dan mengumumkan lewat pengeras suara. Tombol alarm berada di ruangan safety. Alarm panjang menandakan evakuasi full. Simulasi peringatan dilakukan setiap 3 bulan sekali.

2. Sistem pemadam kebakaran

Terdapat 30 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di lokasi pembangunan yang tersebar di lokasi rawan kebakaran, yaitu panel istrik, bedeng pekerja, tempat makan, dan gudang/tempat penyimpanan

Terdapar macam APAR yaitu : CO2 dan Powder

Pemeliharaan APAR dilakukan setiap 2 minggu sekali

3. Sistem pengendalian kebakaran

tenaga listrik cadangan : 1 buah jenset

paduan dan panduan tanggap darurat : terdapat tim tanggap darurat yang terdiri dari HSE dan seluruh supervisor, panduan arah menuju Asembly pointAlat Pelindung DiriAlat pelindung diri (APD) standard yang digunakan oleh tenaga kerja di PT. Green Pramuka selama proses produksi berlangsung diantaranya ialah :Penutup kepala ( helm)

Rubber boot

Vest dengan scootch line yang dapat menyala saat keadaan gelap

Namun apabila pekerja bekerja diketinggian tinggi , yaitu ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan lantai maka pekerja akan diberikan tambahan berupa body harmless. Tambahan ini akan diberikan 2 jam sebelum pekerja melakukan pekerjaaan di tempat tinggi.Pekerja di tempat wheelding atau pengelasan akan diberian alat pelindung diri tambahan berupa sarung tangan dan googles.Setiap pekerja akan dibnerikan helm, sepatu boot dan rompi dengan scooth line. Seluruh alat pelindung diri menjadi hak milik dari setiap pekerja. Bila terdapat kerusakan pada alat pelindung diri, seperti helm yang pecah maka dapat melapor pada departemen safety dan akan mendapatkan penganti.Setiap akan memasuki tempat kerja maka setiap pekerja wajib memakai alat pelindung diri dan apabila ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri saat berada di tempat kerja maka akan mendapat sanksi berupa dikeluarkan dari pekerjaan.Tanggap Darurat dan Jalur EvakuasiTim tanggap darurat terdiri dari satu orang ketua dari departemen HSE, dan supervisor dari semua bagian sebagai anggotanya.

Sebagai tindakan antisipasi, dilakukan simulasi bencana setiap 3 bulan sekali, yang melibatkan seluruh pekerja. Simulasi bencana yang dilakukan yaitu bencana kebakaran dan gempa bumi.

Apabila terjadi keadaan darurat, maka mandor atau supervisor di lokasi kejadian akan memberi tahu pihak departemen HSE melalui Handy Talky (HT), lalu petugas HSE akan menyalakan alarm panjang yang akan disiarkan melalui pengeras suara yang dipasang di tower crane. Evakuasi akan dipimpin oleh masing-masing supervisor menuju assembly hall. Setelah berkumpul di assembly hall, para pekerja akan diberi tahu tentang kondisi darurat yang sedang terjadi, dan dilakukan pendataan untuk mengetahui apakah ada pekerja yang masih terjebak di lokasi proyek. Selanjutnya, tim tanggap darurat bekerja sama dengan tim pemadam kebakaran dan tim SARS setempat untuk melakukan penyelamatan dan penanganan bencana.Kejadian Kecelakaan KerjaSistem keselamatan kerja digunakan oleh PT. KARMA MANGGALA YUDHA mengacu pada keputusan UU no.1 tahun 1970. Oleh karena itu PT. KARMA MANGGALA YUDHA terdapat departement safety health environ yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan target zero fatality.

Kegiatan pokok departement safety memfasilitasi beberapa kegiatan agar mencapai zero fatality

1. Memberikan pre test pada para pekerja untuk memberikan penempatan para tenaga kerja, untuk menghindari kecelakaan kerja sesuai dengan pemahaman pekerja.

2. Melakukan pencegahan kecelakaan dan ketidaktahuan akan kondisi yang tidak aman dan tindakan yang tidak aman setiap karyawan atau orang lain yang berada pada tempat kerja dengan memberikan Introduction kepada para pekerja baru atau tamu yang masuk kedalam lingkungan kerja.

3. Memfasilitasi para tenaga kerja untuk berdiskusi masalah keadaan tempat kerja, faktor dan potensi yang ada serta kelengkapan alat pelindung diri yang dibutuhkan baik internal maupun eksternal seminggu sekali

4. Memberikan tanda dan rambu pada daerah area lingkungan kerja berbahaya

5. Memberikan limit suite pada alat alat berbahaya

6. Menyiapkan dan memberikan Alat perlengkapan diri kepada tenaga kerja

7. Mengadakan pemeriksaan berkala baik hariaan dan pertiga bulan pada mesin dan peralatan.

8. Mengadakan kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran tentang K3 .

9. Memberlakukan surat izin mengenai segala sesuatu mengenai segala aktivitas berbahaya yang ada

10. Melaksanakan statistik kecelakaan kerja.tiap mesin dan peralatahn berbahay sudah disertifikasi dan rutin dilakukan pengecekan. Begitu juga untuk pekerja yang bertugas menggunakan mesin dan alat alat berbahaya wajib mempunyai SIO

Berdasarkan penjelasan departement safety, selama ini Pelaksanaan dilapangan terdapat beberapa kecelakaan kerja. Data 6 bulan terakhir tahun 2015 , terjadi kecelakaan kerja accident kurang lebih 10 kasus, berupa tertusuk paku dan luka gores yang dapat ditangani dengan bagian P3K dan sudah diberikan pelatihan kepada masing masing human resourche development. Kejadian kecelakaan kerja yang lain hingga saat ini tidak terdapat fatal accident. Data kecelakaan kerja hingga saat ini belum ada dan dibuat oleh departement safety. Bagian safety dapertement sudah berusaha dan menekan dan menimalisir kejadian kecelekaan kerja dengan kegiatan diatas. Tetapi masih banyak kesadaran para tenaga kerja yang kurang walau berbagai pelatihan telah dilakukan.Personil Keselamatan Kerja

Personil keselamatan kerja di proyek pembangunan Green Pramuka City terdapat 5 orang yang tergabung dalam tim HSE. Dimana ke 5 orang tersebut terdiri dari:

1. Seorang Manager HSE dengan sertifikasi Ahli Madya K3

2. Asisten Manager HSE dengan sertifikasi ahli muda K3 konstruksi

3. 3 orang staff dengan sertifikasi ahli K3 Umum

Kegiatan Yang Dilakukan Pada Proyek:

Safety Induction

Safety Induction dilakukan untuk memberikan penjelasan K3 kepada Pekerja terhadap

pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Namun kegiatan ini hanya dilakukan 1x pada pekerja baru yang baru masuk proyek.

Safety morning

Dilaksanakan setiaphari sebelum menuju ke lokasi kerja. Safety morning dilakukan oleh anggota K3 membahas tentang progres kerja dan potensi bahaya.

Safety Patrol

Safety patrol tidak dilakukan oleh petugas K3 namun diserahkan pada mandor proyek. Hal ini dikarenakan jumlah personil K3 yang hanya 5 orang saja tidak cukup mampu untuk melakukan patroli dengan jumlah pekerja proyek yang sekitar 1000 orang dan luas area proyer sekitar 14 hektar.Namun pada kenyataannya dilapangan, pak mandor hanya lebih mementingkan kepada hal tentang progres kerja saja.BAB IV

PEMECAHAN MASALAHSecara umum PT. Karma Manggala Yudha belum menjalankan program K3 dengan baik. Kecelakaan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh kelalaian dan ketidakpatuhan tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya, oleh karena itu perlu ditingkatkan kesadaran dan kedisiplinan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara peningkatan pengawasan terhadap tenaga kerja dan pemberian sanksi yang mendidik tenaga kerja. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di PT. Karma Manggala Yudha dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum menerapkan standar K3 yang telah diatur oleh undang-undang, diantaranya:

1. Perusahaan belum sepenuhnya melaksanakan program K3 dengan baik.2. Karyawan baru diberikan pelatihan sebelum mulai bekerja, sehingga dapat mencegah kecelakaan kerja.3. Tenaga kerja hanya sebagian menggunakan APD.4. Terdapat jalur evakuasi khusus dan tanggap darurat.B. SARAN

1. Perlu dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja (safety induction).2. Perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap tenaga kerja dan pemberian sanksi yang mendidik tenaga kerja agar lebih disiplin dalam menjalankan aturan yang berlaku di PT. Karma Manggala Yudha.3. Pimpinan agar lebih memperhatikan tenaga kerja terutama mengenai keselamatan kerja. BAB VI

PENUTUP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan. PT. Karma Manggala Yudha sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang belum sepenuhnya menerapkan K3, sehingga pelaksanaannya belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan keselamatan kerja.LAMPIRAN

mesin 1

mesin 2

penaggulangan kebakaran

Alat Pelindung Diri (APD)

SOP 1

SOP 2 0

A

E

D

B

C

TEORI DOMINO(William W. Heinrich 1930)

LINGKUNGANSOSIAL

SIFAT INDIVIDU

PERBUATAN/KONDISI BERBAHAYA

KECELAKAAN

CIDERA/RUSAK

PERSYARATAN PENGENDALIAN :~ MENGENDALIKAN DAN MENIADAKAN PERBUATAN/KONDISI BERBAHAYA

(Diluar perusahaan)

(Dalam perusahaan)

88 % dari kecelakaan disebabkan oleh pekerja, 10 % disebabkan oleh pekerjaan dan 2 % karena takdir Tuhan.

Structure kecelakaan kerja

Immediate Causes

Unsafe Acts -Tidak ada alat pengaman,-Sikap dan cara kerja kurang baik, -Penggunaan peralatan tidak aman, gerakan berbahaya.

Unsafe Condition -Perlengkapan safety tidak efektif,- House keeping-Pakaian yang tidak sesuai Factor lingkungan kerja tidak memenuhi syarat.

Contributing Causes

Safety Manajemen SistemInstruksi tidak jelas,Tdk taat peraturan keselamatan, -Tdk ada sosialisasi keselamatan kerja, - Factor bahaya tidak dipantau,

Kond. mental TK -Kesadaran KK kurang, -Tdk kooperatif dan koordinatif-Sikap yang buruk / kebiasaan buruk

Kond. fisik TK, Kesehatan tdk memenuhi syarat, Sering kejang,Tuli, Mata rabun dan lain-lain

Tipe kecelakaan

Terjepit, jatuh, terpeleset, terbakar, ledakan, terpotong dll

akibat

Cacat , kematian, kerusakan materi, kegagalan proses produksi

8

FAKTOR-FAKTORRISIKO KECELAKAAN KERJA

BAHAN

ALAT

TENAGA KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN

LINGKUNGAN

PROSES

APD APM

PAK Kec. Kerja

POLUSI

NAB

drs/Kebjk_K3

34

34