s1-2014-304937-chapter1

5
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem stomatognasi merupakan suatu unit fungsional yang terdiri atas gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibuler, otot mastikasi, sistem saraf dan vaskuler (Soboleva dkk., 2005). Sistem stomatognasi memiliki peranan penting dalam proses fisiologis tubuh (Jurczyk, 2013), berperan menjalankan fungsi mastikasi, penelanan, berbicara serta respirasi (Prekumar, 2008). Pengunyahan merupakan salah satu fungsi penting dalam rongga mulut yang berperan dalam menghancurkan makanan sehingga dapat dicerna oleh tubuh (Ferraz-Pereira dkk., 2013). Pengunyahan dikendalikan oleh aktivitas gigi-geligi, otot rahang, sendi temporomandibuler dan struktur lainnya seperti bibir, palatum, lidah, dan kelenjar ludah (Fritsch dan Kuehnel, 2008; Ward dan Linden, 2013). Faktor yang mempengaruhi kemampuan fungsi pengunyahan antara lain kondisi gigi-geligi, pemakaian gigi tiruan serta mulut kering (Krall dkk., 1998; Cassolato dan Tumbull, 2003; Petersen dan Yamamoto, 2005). Adanya penyakit periodontal serta pemakaian gigi tiruan yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kunyah (Ikebe dkk., 2001). Hal tersebut mengakibatkan perubahan pilihan jenis makanan sehingga dapat mempengaruhi asupan makanan (Petersen, 2003). Makanan yang cenderung lunak tidak mampu menghilangkan debris dan material lain yang terbentuk pada permukaan dorsum lidah (Christensen, 1998; Mitchell, 2010; Lawande, 2013). Diet lunak mengakibatkan penurunan

Upload: grace-valencia

Post on 30-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sistem stomatognasi merupakan suatu unit fungsional yang terdiri atas

    gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibuler, otot mastikasi,

    sistem saraf dan vaskuler (Soboleva dkk., 2005). Sistem stomatognasi memiliki

    peranan penting dalam proses fisiologis tubuh (Jurczyk, 2013), berperan

    menjalankan fungsi mastikasi, penelanan, berbicara serta respirasi (Prekumar,

    2008).

    Pengunyahan merupakan salah satu fungsi penting dalam rongga mulut

    yang berperan dalam menghancurkan makanan sehingga dapat dicerna oleh tubuh

    (Ferraz-Pereira dkk., 2013). Pengunyahan dikendalikan oleh aktivitas gigi-geligi,

    otot rahang, sendi temporomandibuler dan struktur lainnya seperti bibir, palatum,

    lidah, dan kelenjar ludah (Fritsch dan Kuehnel, 2008; Ward dan Linden, 2013).

    Faktor yang mempengaruhi kemampuan fungsi pengunyahan antara lain kondisi

    gigi-geligi, pemakaian gigi tiruan serta mulut kering (Krall dkk., 1998; Cassolato

    dan Tumbull, 2003; Petersen dan Yamamoto, 2005). Adanya penyakit periodontal

    serta pemakaian gigi tiruan yang tidak sesuai dapat mempengaruhi kemampuan

    fungsi kunyah (Ikebe dkk., 2001). Hal tersebut mengakibatkan perubahan pilihan

    jenis makanan sehingga dapat mempengaruhi asupan makanan (Petersen, 2003).

    Makanan yang cenderung lunak tidak mampu menghilangkan debris dan

    material lain yang terbentuk pada permukaan dorsum lidah (Christensen, 1998;

    Mitchell, 2010; Lawande, 2013). Diet lunak mengakibatkan penurunan

  • 2

    kemampuan knocked off keratin. Penurunan knocked off keratin dapat

    mengganggu keseimbangan jumlah keratin pada dorsum lidah. Kondisi ini

    menyebabkan permukaan lidah tampak lapisan berwarna putih hingga coklat tua

    (Anonymus, 2005). Kondisi ini mengacu pada terminologi coated tongue. Coated

    tongue merupakan suatu kondisi dengan permukaan lidah terlihat berwarna putih

    atau berwarna lain yang merupakan tumpukan dari debris, sisa-sisa makanan,

    metabolit darah, epitel yang telah terdeskuamasi dari mukosa oral, nutrien dan

    plak bakteri yang terdapat pada permukaan dorsal lidah (Danser dkk., 2003; Kaur

    dan Lubis, 2013). Beberapa kondisi seperti gangguan pada sistem gastrointestinal,

    demam, stomatitis dan mouth breathing dapat menyebabkan coated tongue (Dayal,

    2005). Kondisi lain yang dapat menyebabkan coated tongue adalah adanya

    perubahan kebiasaan makan, merokok, oral hygiene yang buruk, rendahnya aliran

    saliva serta beberapa obat-obatan yang dikonsumsi oleh usia lanjut (Danser dkk.,

    2003; Kaur dan Lubis, 2013).

    Kondisi sistemik usia lanjut berbeda dengan dewasa muda karena pada

    proses menua terdapat perubahan degeneratif dan fisiologis (Kobylarek, 2011).

    Proses penuaan yang terjadi dapat menyebabkan individu lansia rentan terhadap

    kondisi patologis (Irfan dan Bagchi, 2013). Kondisi ini diantaranya adalah

    gangguan pembuluh darah (hipertensi sebesar 40% dan penyakit jantung sebesar

    25%), gangguan metabolik (diabetes melitus sebesar 8%), gangguan persendian

    (artritis sebesar 46%), pendengaran sebesar 28% dan penglihatan sebesar 14%

    (Shay, 2012).

  • 3

    Rongga mulut pada usia lanjut mengalami perubahan, baik pada jaringan

    keras maupun pada jaringan lunak. Perubahan tersebut selain karena proses

    menua, juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik yang bermanifestasi di

    rongga mulut (Dayal, 2005). Permasalahan gigi dan mulut yang terjadi akibat

    proses penuaan antara lain adalah meningkatnya jumlah gigi yang hilang,

    penyakit periodontal, karies gigi serta kanker mulut (Petersen, 2003; Petersen dan

    Yamamoto, 2005). Permasalahan gigi dan mulut yang terjadi akibat penyakit

    sistemik pada lansia lebih banyak dikarenakan adanya pemakaian obat-obatan.

    Kondisi yang sering terjadi adalah xerostomia, penyakit jaringan periodontal

    serta akumulasi bakteri pada rongga mulut. Adapun perubahan fungsional yang

    terjadi pada rongga mulut adalah kemampuan perasa serta kemampuan fungsi

    pengunyahan (Shay, 2012; Saunders dan Yeah, 2013).

    Penurunan kemampuan fungsi kunyah merupakan salah satu gangguan

    pada rongga mulut yang paling sering terjadi pada lansia (Athia dkk., 2012). Hal

    ini karena pada lansia terdapat perubahan pada sendi temporomandibuler, gigi,

    serta otot mastikasi yang berperan penting dalam fungsi pengunyahan. Otot

    mastikasi mengalami atrofi seiring dengan peningkatan usia sehingga

    menyebabkan kekuatan gigit menurun dan memperlambat kemampuan fungsi

    pengunyahan (Mckenna dan Burke, 2010; Saunders dan Yeh, 2013). Gangguan

    kemampuan fungsi pengunyahan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia

    oleh karena adanya kekurangan asupan beberapa nutrien dari makanan yang susah

    dikunyah sehingga berdampak pada risiko gangguan nutrisi (MacEntee, 2011).

  • 4

    B. Perumusan Masalah

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara

    kemampuan fungsi kunyah dengan coated tongue pada individu lansia

    Yogyakarta?

    C. Keaslian Penelitian

    Sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian yang membahas

    mengenai hubungan antara kemampuan fungsi kunyah dengan coated tongue pada

    individu usia lanjut di Yogyakarta. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

    kemampuan fungsi kunyah adalah penelitian Shinkawa dkk. (2009), yang

    menghubungkan antara kemampuan fungsi kunyah yang buruk berhubungan

    dengan kelembaban mukosa yang rendah pada lansia. Penelitian Kikutani dkk.

    (2009), membahas mengenai hubungan antara fungsi motor oral lingual pada usia

    lanjut dan derajat coated tongue. Adapun penelitian yang telah dilakukan di

    Indonesia oleh Astari (2010) membahas mengenai hubungan coated tongue

    dengan candida sp. dan faktor-faktor risiko lainnya pada lansia di panti jompo di

    Sumatera Utara.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara

    kemampuan fungsi kunyah dengan coated tongue pada lansia di panti jompo

    Yogyakarta.

  • 5

    E. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

    1. Memberikan informasi mengenai hubungan antara kemampuan fungsi

    kunyah dengan coated tongue pada usia lanjut di panti jompo Yogyakarta.

    2. Memberikan edukasi bagi usia lanjut di panti jompo Yogyakarta mengenai

    pentingnya menjaga kesehatan mulut, terutama kebersihan lidah.

    3. Menambah ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi khususnya tentang

    hubungan antara kemampuan fungsi kunyah dengan coated tongue.