ruas jalan tingkir tengah bendosari … · gambar 2.8. diagram superelevasi spiral – spiral ......

217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI KOTAMADYA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : ANDIKA INDRA CAHYADI I 8208020 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: buidan

Post on 29-May-2018

242 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL

PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

RUAS JALAN TINGKIR TENGAH – BENDOSARI

KOTAMADYA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

ANDIKA INDRA CAHYADI

I 8208020

PROGRAM DIPLOMA III

TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

ALLAH SWT.

Engkau terlalu banyak membari sedangkan aku seringkali lupa dan lalai dari

mengingatMu. Terimakasih atas segala sesuatu yang telah Engkau berikan sehingga aku

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.

Dengan kerja keras, semangat dan doa, akhirnya Tugas Akhir ini terselesaikan juga.

Dengan rendah hati, sebuah karya kecilku ini kupersembahkan ........

Teruntuk yang Tersayang :

1. Bapak dan Ibu,

Untuk kasih sayang yang slalu tercurah, walaupun

Dika belum bisa membuat bapak dan ibu bangga,

tapi bapak dan ibu tetap memberikan dukungan.

Terima kasih atas semangat, nasehat dan doanya

selama ini. Maaf jika dalam pengerjaan TA agak

molor.

2. Saudara-saudariku,

Adikku Desty, saudara- saudaraku semua, terima

kasih atas (materi,dukungan,nasehat dan do’anya).

Page 6: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad, hidayah serta inayahnya-Nya, sehingga Tugas Akhir “PERENCANAAN

GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN

BIAYA RUAS JALAN TINGKIR TENGAH – BENDOSARI KOTAMADYA

SALATIGA” dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih

gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Achmad Basuki, ST, MT selaku Ketua Program D3 Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. SJ Legowo, ST, MT, Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

5. Ir Joko Sarwono, MT dan Ir Djumari, MT , selaku penguji Tugas Akhir.

6. Ir. Agus Sumarsono, MT , Selaku Dosen Pembimbing Akademik

7. Bapak, Ibu, Adikku, dan semua pihak yang selalu memberi semangat dan

motivasi dalam penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini.

Page 7: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Sahabat, orang–orang terdekat dan teman-teman D3 Teknik Sipil Transportasi

2008 .

Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun, akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, amin.

Surakarta, Juli 2011

Penyusun

ANDIKA INDRA CAHYADI

Page 8: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR NOTASI ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Tujuan .......................................................................................... 2

1.4.Teknik Perencanaan ........................................................................ 2

1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan ........................................... 3

1.4.2 Perencaan Tebal Perkerasan Lentur .................................. 4

1.4.3 Rencana Anggaran Biaya .................................................. 4

1.5.Bagan Alir/ Flow Chart Perencanaan ............................................. 5

BAB II DASAR TEORI

2.1. Klasifikasi Jalan ........................................................................... 9

2.2. Kecepatan Rencana ..................................................................... 10

2.3. Bagian – bagian Jalan ................................................................. 10

2.4. Alinemen Horisontal ................................................................... 13

2.4.1. Panjang Bagian Lurus ...................................................... 13

2.4.2. Tikungan .......................................................................... 13

2.4.3. Diagram Superelevasi ...................................................... 22

Page 9: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

2.4.4. Jarak Pandang .................................................................. 27

2.4.5. Daerah Kebebasan Samping Di Tikungan ....................... 30

2.4.6. Pelebaran Perkerasan ....................................................... 32

2.4.7. Kontrol Overlapping ........................................................ 33

2.4.8. Perhitungan Stationing ..................................................... 35

2.5. Alinemen Vertikal ....................................................................... 40

2.6. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur ........................................ 44

2.6.1. Lalu Lintas ....................................................................... 44

2.6.2. Koefisien Distribusi Kendaraan ....................................... 46

2.6.3. Angka Ekivalen (E) .......................................................... 46

2.6.4. Daya Dukung Tanah ........................................................ 48

2.6.5. Faktor Regional ................................................................ 49

2.6.6. Indeks Permukaan ............................................................ 49

2.6.7. Koefisien Kekuatan Relative ............................................ 51

2.6.8. Batas – Batas Minimum Tebal Perkerasan ....................... 52

2.6.9. Analisa Komponen Perkerasan ........................................ 53

2.7. Rencana anggaran Biaya (RAB) ................................................. 54

BAB III PERENCANAAN JALAN

3.1. Penetapan Trace Jalan ................................................................. 57

3.1.1. Gambar Perbesaran Peta .................................................. 57

3.1.2. Penghitungan Trace Jalan ................................................ 57

3.1.3. Penghitungan Azimuth ..................................................... 59

3.1.4. Penghitungan Sudut PI ..................................................... 60

3.1.5. Penghitungan Jarak Antar PI ............................................ 60

3.1.6 Perhitungan Kelandaian melintang ................................... 64

3.2. Penghitungan Alinemen Horizontal ............................................ 69

3.2.1. Tikungan PI1 ..................................................................... 70

3.2.2. Tikungan PI2 . ................................................................... 79

3.2.3. Tikungan PI3 .................................................................... 87

3.3. Penghitungan Stationing ............................................................. 96

Page 10: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

3.4. Kontrol Overlapping .................................................................. 100

3.5. Penghitungan Alinemen Vertikal ............................................... 105

3.5.1. Perhitungan Kelandaian Memanjang ............................... 112

3.5.2. Penghitungan Lengkung Vertikal ................................... 113

3.5.2.1. PV 1 .................................................................... 113

3.5.2.2. PV 2 .................................................................... 116

3.5.2.3. PV 3 .................................................................... 119

3.5.2.4. PV 4 .................................................................... 122

3.5.2.5. PV 5 .................................................................... 125

3.5.2.6. PV 6 .................................................................... 128

BAB IV PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN

4.1. Data Perencanaan Tebal Perkerasan .......................................... 131

4.2. Perhitungan Volume Lalu Lintas ............................................... 132

4.2.1. Perhitungan Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata .......... 132

4.2.2. Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan ............ 134

4.2.3. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan (C) ............... 135

4.2.4. Penghitungan Lintas Ekivalen ......................................... 135

4.3. Penentuan CBR Desain Tanah Dasar ......................................... 137

4.4. Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT) ..................................... 140

4.5. Penentuan Faktor Regional (FR) ................................................. 141

4.6. Penentuan Indeks Permukaan (IP) ............................................. 142

4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo) ........................................ 142

4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt) ........................................ 143

4.7. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) ................................. 143

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE

5.1. Typical Potongan Melintang ...................................................... 147

5.2. Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan . ................................... 147

5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah ........................ 147

5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase ..................... 157

Page 11: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan ........ 159

5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan ................. 177

5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap .................. 179

5.3. Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan proyek ....................... 178

5.3.1. Pekerjaan Umum ............................................................. 181

5.3.2. Pekerjaan Tanah .............................................................. 181

5.3.3. Pekerjaan Drainase .......................................................... 182

5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan ............................................. 184

5.3.5. Pekerjaan Perkerasan ...................................................... 186

5.3.6. Pekerjaan Pelengkap ....................................................... 187

5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan ............................ 190

5.4.1. Bobot Pekerjaan .............................................................. 190

5.4.2. Persen(%) Bobot Pekerjaan ............................................ 190

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 194

6.2. Saran ............................................................................................ 195

PENUTUP ......................................................................................................... 196

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 197

Page 12: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Alinemen Horisontal ............................... 5

Gambar 1.2. Diagram Alir Perencanaan Alinement Vertikal .............................. 6

Gambar 1.3 Diagarm Alir Perencanaan Tebal Perkerasan ................................. 7

Gambar 1.4 Diagram Alir RAB dan Time Schedule ........................................... 8

Gambar 2.1. DAMAJA, DAMIJA, DAWASJA ................................................. .11

Gambar 2.2 Lengkung Full Circle ..................................................................... 17

Gambar 2.3. Lengkung Spiral – Circle – Spiral .................................................. 19

Gambar 2.4. Lengkung Spiral – Spiral .............................................................. 21

Gambar 2.5. Superelevasi .................................................................................. 22

Gambar 2.6. Diagram Superelevasi Full Circle .................................................. 23

Gambar 2.7. Diagram Superelevasi Spiral – Circle – Spiral ............................. 25

Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ........................................... 26

Gambar 2.9. Jarak Pandangan Pada Lengkung Horizontal untuk Jh .................. 30

Gambar 2.10. Jarak Pandangan Pada Lengkung Horizontal ................................ 31

Gambar 2.11. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan ......................................... 32

Gambar 2.12. Kontrol Overlaping ..................................................................... 34

Gambar 2.13. Stationing .................................................................................... 35

Gambar 2.14. Diagram Alir Tikungan Full Circle ............................................. 37

Gambar 2.15. Diagram Alir Tikungan S-C-S ..................................................... 38

Gambar 2.16. Diagram Alir Tikungan S-S .......................................................... 39

Gambar 2.17. Lengkung Vertikal Cembung ...................................................... 41

Gambar 2.18. Lengkung Vertikal Cekung .......................................................... 42

Gambar 2.19. Susunan Lapis Kontruksi Perkerasan Lentur ............................... 44

Gambar 2.20. Korelasi DDT dan CBR ............................................................... 48

Gambar 3.1. Azimuth .......................................................................................... 58

Gambar 3.2. Cara Menghitung Kemiringan Jalan ............................................... 65

Gambar 3.3. Lengkung Spiral - Spiral ................................................................. 77

Gambar 3.4. Diagram Superelevasi Tikungan PI1 .............................................. 78

Page 13: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

Gambar 3.5. Tikungan PI2 .................................................................................... 84

Gambar 3.6. Diagram Superelevasi Tikungan PI2 .............................................. 86

Gambar 3.7. Lengkung Spiral - Spiral ................................................................. 94

Gambar 3.8. Diagram Superelevasi Tikungan PI3 .............................................. 95

Gambar 3.9. Stasioning ....................................................................................... 103

Gambar 3.10. Kontrol Over Lapping ................................................................. 104

Gambar 3.11. Lengkung Vertikal PVI1 ............................................................... 113

Gambar 3.12. Lengkung Vertikal PVI2 ............................................................... 116

Gambar 3.13. Lengkung Vertikal PVI3 .............................................................. 119

Gambar 3.14. Lengkung Vertikal PVI4 .............................................................. 122

Gambar 3.15. Lengkung Vertikal PVI5 .............................................................. 125

Gambar 3.16. Lengkung Vertikal PVI6 .............................................................. 128

Gambar 4.1. Korelasi DDT dan CBR ................................................................ 140

Gambar 4.2. Grafik Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan (ITP) ................ 144

Gambar 4.3. Susunan Perkerasan ....................................................................... 146

Gambar 4.4. Typical Cross section ..................................................................... 146

Gambar 5.1. Potongan Melintang Jalan ............................................................. 147

Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82 ........................................... 148

Gambar 5.3. Typical Cross section STA 0 + 050 .............................................. 149

Gambar 5.4. Sket Volume Galian Saluran ......................................................... 157

Gambar 5.5. Sket Volume Pasangan Batu ......................................................... 157

Gambar 5.6. Detail Plesteran Pada Drainase ..................................................... 158

Gambar 5.7. Sket Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan ..................... 159

Gambar 5.8.Detail Plesteran pada Dinding Penahan .......................................... 171

Gambar 5.9. Sket Lapis Pondasi Bawah ............................................................ 177

Gambar 5.10. Sket Lapis Pondasi Atas .............................................................. 177

Gambar 5.11. Sket Lapis Permukaan ................................................................. 178

Gambar 5.12. Sket Marka Jalan ......................................................................... 179

Page 14: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Ketentuan Klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan Jalan .............. 9

Tabel 2.2. Kecepatan Rencana (Vr) .................................................................... 10

Tabel 2.3. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu ....................................................... 12

Tabel 2.4. Panjang Bagian Lurus Maksimum ..................................................... 13

Tabel 2.5. Panjang jari – Jari Minimum ............................................................. 15

Tabel 2.6. Landai relatif Maksimum .................................................................. 16

Tabel 2.7. Jari – Jari Tikungan Yang tidak Perlu LS ........................................... 18

Tabel 2.8. Jarak Pandang henti (Jh) Minimum .................................................. 28

Tabel 2.9. panjang Jarak Pandang Mendahului Berdasar Vr .............................. 30

Tabel 2.10 Panjang Minimum Lengkung Vertikal ............................................. 41

Tabel 2.11 Kelandaian Maksimum yang Diiinkan ............................................. 43

Tabel 2.12 Panjang Kritis .................................................................................... 43

Tabel 2.13 Koefisien Distribusi Kendaraan ........................................................ 46

Tabel 2.14 Angka Ekivalen Sumbu Kendaraan .................................................. 47

Tabel 2.15 Prosentase Kendaraan Berat ............................................................. 49

Tabel 2.16 Indeks Permukaan Akhir UR (Ipt) .................................................... 50

Tabel 2.17 Indeks Permukaan Awal UR (IPo) ................................................... 50

Tabel 2.18 Koefisien Kekuatan Relatif ............................................................... 51

Tabel 2.19 Lapis Permukaan ............................................................................... 52

Tabel 2.20 Lapis Pondasi Atas ............................................................................ 53

Tabel 3.1. Rekapitulasi Panjang jarak Trace ....................................................... 63

Tabel 3.2. Penghitungan Kelandaian Melintang .................................................. 66

Tabel 3.3. Elevasi Tanah Asli ............................................................................. 107

Tabel 3.4. Data Titik PVI .................................................................................... 112

Tabel 4.1. Nilai LHRs ........................................................................................ 132

Tabel 4.2. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata ........................................ 133

Tabel 4.3. Perhitungan Lintas Ekivalen ............................................................. 134

Page 15: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman

Tabel 4.4. Perhitungan Lintas Ekivalen ............................................................. 136

Tabel 4.5. Data CBR Tanah Dasar ..................................................................... 137

Tabel 4.6. Perhitungan Jumlah dan Prosentase CBR ......................................... 138

Tabel 4.7. Faktor Regional (FR) ........................................................................ 142

Tabel 5.1. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan ................................ 151

Tabel 5.2. Hasil perhitungan volume galian pondasi pada dinding penahan ...... 161

Tabel 5.3. Hasil perhitungan volume pasangan batu pada dinding penahan ...... 167

Tabel 5.4. Hasil Perhitungan Luas Siaran pada Dinding Penahan...................... 172

Tabel 5.5. Rekapitulasi perkiraan waktu pekerjaan ........................................... 189

Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ............................................. 191

Page 16: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR NOTASI

a : Koefisien Relatif

a` : Daerah Tangen

A : Perbedaan Kelandaian (g1 – g2) %

α : Sudut Azimuth

B : Perbukitan

C : Perubahan percepatan

Ci : Koefisien Distribusi

CS : Circle to Spiral, titik perubahan dari lingkaran ke spiral

CT : Circle to Tangen, titik perubahan dari lingkaran ke lurus

d : Jarak

D : Datar

D` : Tebal lapis perkerasan

Δ : Sudut luar tikungan

Δh : Perbedaan tinggi

Dtjd : Derajat lengkung terjadi

Dmaks : Derajat maksimum

DDT : Daya dukung tanah

e : Superelevasi

E : Daerah kebebasan samping

Ec : Jarak luar dari PI ke busur lingkaran

Ei : Angka ekivalen beban sumbu kendaraan

em : Superelevasi maksimum

en : Superelevasi normal

Eo : Derajat kebebasan samping

Es : Jarak eksternal PI ke busur lingkaran

Ev : Pergeseran vertical titik tengah busur lingkaran

f : Koefisien gesek memanjang

fm : Koefisien gesek melintang maksimum

Fp : Faktor Penyesuaian

Page 17: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g : Kemiringan tangen ; (+) naik ; (-) turun

G : Pegunungan

h : Elevasi titik yang dicari

i : Kelandaian melintang

I : Pertumbuhan lalu lintas

ITP : Indeks Tebal Perkerasan

Jd : Jarak pandang mendahului

Jh : Jarak pandang henti

k : Absis dari p pada garis tangen spiral

L : Panjang lengkung vertikal

Lc : Panjang busur lingkaran

LEA : Lintas Ekivalen Akhir

LEP : Lintas Ekivalen Permulaan

LER : Lintas Ekivalen Rencana

LET : Lintas Ekivalen Tengah

Ls : Panjang lengkung peralihan

Ls` : Panjang lengkung peralihan fiktif

Lt : Panjang tikungan

O : Titik pusat

p : Pergeseran tangen terhadap spiral

θc : Sudut busur lingkaran

θs : Sudut lengkung spiral

PI : Point of Intersection, titik potong tangen

PLV : Peralihan lengkung vertical (titik awal lengkung vertikal)

PPV : Titik perpotongan tangen

PTV : Peralihan Tangen Vertical (titik akhir lengkung vertikal)

R : Jari-jari lengkung peralihan

Rren : Jari-jari rencana

Rmin : Jari-jari tikungan minimum

SC : Spiral to Circle, titik perubahan spiral ke lingkaran

S-C-S : Spiral-Circle-Spiral

SS : Spiral to Spiral, titik tengah lengkung peralihan

Page 18: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

S-S : Spiral-Spiral

ST : Spiral to Tangen, titik perubahan spiral ke lurus

T : Waktu tempuh

Tc : Panjang tangen circle

TC : Tangen to Circle, titik perubahan lurus ke lingkaran

Ts : Panjang tangen spiral

TS : Tangen to Spiral, titik perubahan lurus ke spiral

Tt : Panjang tangen total

UR : Umur Rencana

Vr : Kecepatan rencana

Xs : Absis titik SC pada garis tangen, jarak lurus lengkung peralihan

Y : Factor penampilan kenyamanan

Ys : Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak

lurus ke titik

Page 19: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A SOAL TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B LEMBAR KOMUNIKASI DAN PEMANTAUAN

LAMPIRAN C FORM SURVEY LALU-LINTAS

LAMPIRAN D DAFTAR HARGA SATUAN (Upah, Bahan dan Peralatan)

LAMPIRAN E ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

LAMPIRAN F GAMBAR AZIMUTH

LAMPIRAN G GAMBAR TRACE JALAN

LAMPIRAN H GAMBAR LONG PROFIL

LAMPIRAN I GAMBAR CROSSECTION

LAMPIRAN J GAMBAR PLAN PROFIL

LAMPIRAN K GAMBAR NOMOGRAM

Page 20: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jaringan jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang

peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk

kesinambungan barang dan jasa.

Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan

ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat

menjangkau daerah – daerah terpencil yang merupakan sentra produksi barang

atau jasa.

Jalan raya direncanakan agar dapat menampung arus lalu lintas yang akan

melewatinya selama umur rencana. Atau dengan perkataan lain, lalu lintas

merupakan pembebanan yang harus dipikul oleh suatu konstruksi jalan. Sebagai

prasarana transportasi, Jalan raya dibuat untuk menyalurkan berbagai moda

transportasi jalan yang bergerak dari asalnya ke tujuannya. Moda transportasi

seperti mobil penumpang, bus, dan truk, merupakan alat untuk melakukan

perpindahan orang dan barang. Dalam kaitan ini, jalan direncanakan untuk

menyalurkan aliran kendaraan dari berbagai klasifikasi kendaraan sesuai

fungsinya.

Pembuatan Jalan yang menghubungkan Tingkir Tengah – Bendosari, Salatiga

yang bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi

pemakai jalan serta di harapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di

sekitar jalur jalan.

Page 21: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Tingkir Tengah

– Bendosari agar memperoleh jalan yang sesuai dengan fungsi dan kelas

jalannya?

Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan, Anggaran Biaya, dan Time

Schedule yang di butuhkan untuk membuat jalan tersebut?

1.3 Tujuan

Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :

a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri IIA

b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.

c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk

pembuatan jalan tersebut.

1.4 Teknik Perencanaan

Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan

disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan

kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :

Page 22: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan

Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Tata

Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) Tahun 1997 dan

Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh

Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik

ini akan membahas beberapa hal antara lain :

a. Alinemen Horisontal

Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :

Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.

Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :

a.) Full – Circle

b.) Spiral – Circle – Spiral

c.) Spiral – Spiral

Pelebaran perkerasan pada tikungan.

Kebebasan samping pada tikungan

b. Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau

proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi

rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.

c. Stationing

d. Overlapping

Page 23: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan

dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan

Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang

dipakai adalah sebagai berikut :

1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Laston MS 744

2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah Kelas A CBR 100%

3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu Kelas A CBR 70 %

1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule)

Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :

1. Volume Pekerjaan

2. Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan

3. Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.

Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan

perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / T / BM /

2009 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.

Page 24: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.5. Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan

Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow

Chart dibawah ini :

a. Alinemen Horisontal

Mulai

Data :

Jari – jari rencana (Rr)

Sudut luar tikungan (Δ)

Kecepatan Rencana (Vr)

Dicoba Tikungan Full

circle

Rr Rmin

FC Perhitungan data tikungan

Perhitungan Pelebaran perkerasan

Perhitungan daerah kebebasan

samping Dicoba Tikungan S – C - S

Perhitungan data tikungan

Perhitungan Pelebaran perkerasan

Perhitungan daerah kebebasan

samping

Lc 20 m

Perhitungan data tikungan

Perhitungan Pelebaran

perkerasan

Perhitungan daerah kebebasan

samping

Selesai

Tikungan S - S

YA

YA

YA

Tidak

Tidak

Gambar 1.1 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Horisontal

Page 25: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Alinemen Vertikal

Mulai

Data :

Stationing PPV

Elevasi PPV

Kelandaian Tangent (g)

Kecepatan Rencana (Vr)

Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)

Perhitungan Panjang Lengkung Vertikal

Berdasarkan

Syarat kenyamanan pengemudi

Syarat drainase

Syarat keluwesan bentuk

Pengurangan goncangan

Perhitungan :

Pergeseran vertikal titik tengah busur

lingkaran (Ev)

Perbedaan elevasi titik PLV dan titik

yang ditinjau pada Sta (y)

Stationing Lengkung vertikal

Elevasi lengkung vertikal

Selesai

Gambar 1.2. Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal

Page 26: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Perencanaan Tebal Perkerasan

Mulai

Data :

LHR

Pertumbuhan Lalu lintas (i)

Kelandaian Rata – rata

Iklim

Umur rencana (UR)

CBR Rencana

Menghitung Nilai LER

Berdasarkan LHR

Penentuan Nilai DDT

Berdasarkan Korelasi CBR 90%

Penentuan Faktor Regional (FR)

berdasarkan berdasarkan tabel 2.13

Menentukan ITP berdasarkan nilai LER dan

DDT dengan nomogram yang sesuai

Penentuan tebal perkerasaan

Selesai

Menentukan IPt

berdasarkan LER

Menentukan IPo

berdasarkan daftar VI

SKBI 2.3.26.1987

Menentukan nomor

nomogram berdasarkan IPt

dan IPo

Menentukan ITP berdasarkan

ITP dan FR dengan nomogram

Gambar 1.3. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan

Page 27: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan Time schedule

Mulai

Data Rencana Anggaran

Gambar Rencana

Daftar Harga Satuan Bahan ,

Upah Pekerja, dan Peralatan

Perhitungan

Volume Perkerasaan

Harga Satuan Pekerjaan

Rencana Anggaran Biaya

Time schedule

Selesai

Gambar 1.4. Diagram Alir Perencanaan Rencana Anggaran

Biaya dan Time Schedule

Page 28: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Klasifikasi Jalan

Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas :

1) Jalan Arteri

2) Jalan Kolektor

3) Jalan Lokal

Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Ketentuan klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan

FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL

KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC

Muatan Sumbu

Terberat, (ton)

> 10 10 8 8 8 Tidak

ditentukan

TIPE MEDAN D B G D B G D B G

Kemiringan

Medan, (%)

<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Administratif) sesuai PP.

No. 26 / 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya,

Jalan Desa dan Jalan Khusus

Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)

Page 29: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.2 Kecepatan Rencana

Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai

dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan – kendaraan

bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas

yang lenggang, dan tanpa pengaruh samping jalan yang berarti.

Tabel 2.2 Kecepatan Rencana (Vr) sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan

Fungsi

Kecepatan Rencana, Vr, km/jam

Datar Bukit Pegunungan

Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70

Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50

Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2.3 Bagian – Bagian Jalan

1 Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)

a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan

b. Tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan

c. Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan

2 Ruang Milik Jalan (RUMIJA)

Ruang daerah milik jalan (RUMIJA) dibatasi oleh lebar yang sama dengan

RUMAJA ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5m dan

kedalaman 1,5m.

Page 30: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA)

Ruang sepanjang jalan di luar RUMIJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar

tertentu, diukur dari sumbu jalan sesuai dengan fungsi jalan:

a. Jalan Arteri minimum 20 meter

b. Jalan Kolektor minimum 15 meter

c. Jalan Lokal minimum 10 meter

Gambar 2.1 RUMAJA, RUMIJA, RUWASJA, di lingkungan jalan antar kota

( TPGJAK )

a

m

b

a

n

g

selokan

bahu bahu

selokan

RUMIJA

RUMAJA

Jalur lalu lintas

+ 0.00m

+ 5.00m

Batas kedalaman RUMAJA - 1.50m

RUWASJA

Arteri min 40,00m

Kolektor min 30,00m

Lokal min 20,00m

-2% -2% -4% -4%

20 m

Page 31: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.3 Penentuan lebar jalur dan bahu

Page 32: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.4 Alinemen Horisontal

Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,

yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri

dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :

Lingkaran ( Full Circle = F-C )

Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )

Spiral-Spiral ( S-S )

2.4.1 Panjang Bagian Lurus

Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit

(Sesuai Vr), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.

Tabel 2.4 Panjang Bagian Lurus Maksimum

Fungsi Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )

Datar Bukit Gunung

Arteri

Kolektor

3.000 2.500 2.000

2.000 1.750 1.500

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2.4.2 Tikungan

a) Jari - Jari Tikungan Minimum

Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan

melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan

melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban

kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.

Page 33: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien

gesekan melintang (f).

Rumus penghitungan lengkung horizontal dari buku TPGJAK :

Rmin = )(127

2

fex

Vr

.................................................................................... (1)

Dd = Rd

4,1432 ............................................................................................ (2)

Keterangan : Rd : Jari-jari lengkung (m)

Dd : Derajat lengkung (o)

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat

dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan

maksimum.

fmak = 0,192 – ( 0.00065 x Vr ) ...................................................................... (3)

Rmin = )(127

2

maksmaks

r

fe

V

............................................................................... (4)

Dmaks = 2

)(53,181913

r

maksmaks

V

fe .................................................................. (5)

Keterangan : Rmin : Jari-jari tikungan minimum, (m)

Vr : Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)

emaks : Superelevasi maksimum, (%)

fmaks : Koefisien gesekan melintang maksimum

Dd : Derajat lengkung (°)

Dmaks : Derajat maksimum

Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel

Page 34: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.5 panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%

VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20

Rmin (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192

80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24

b). Lengkung Peralihan (Ls)

Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.

panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik

Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan

di bawah ini :

1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung :

Ls = 6,3

rVx T ........................................................................................ (6)

2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi

Shortt:

Ls = 0,022 xcRd

Vr

3

- 2,727 xc

edVr ............................................... (7)

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

Ls = e

nm

r

ee

6,3

)(xVr .............................................................................. (8)

4. Sedangkan Rumus Bina Marga

Ls = meeW

tjdn )(2

................................................................... (9)

Page 35: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

T = Waktu tempuh = 3 detik

Rd = Jari-jari busur lingkaran (m)

C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2

re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, sebagai berikut:

Untuk Vr 70 km/jam Untuk Vr 80 km/jam

re mak = 0,035 m/m/det re mak = 0,025 m/m/det

e = Superelevasi

em = Superelevasi Maksimum

en = Superelevasi Normal

m = Besarnya landai relatif maksimum yang dipengaruhi oleh kecepatan dan

tingkah laku pengemudi.

Tabel 2.6 Landai relatif maksimum berdasarkan empiris (AASHTO ’90)

Kecepatan Rencana

(Km/jam)

1/m

AASHTO 1990

32 1/33

48 1/150

64 1/175

80 1/200

88 1/213

96 1/222

104 1/244

112 1/250

Sumber : www.aanpiss.wordpress.com

Page 36: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Jenis Tikungan dan Diagram Superelevasi

1. Bentuk busur lingkaran Full Circle (F-C)

Gambar 2.2 Lengkung Full Circle

Keterangan :

= Sudut Tikungan

O = Titik Pusat Tikungan

TC = Tangen to Circle

CT = Circle to Tangen

Rd = Jari-jari busur lingkaran

Tt = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)

Lc = Panjang Busur Lingkaran

Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran

Tc

TC CT

Rc Rc

Ec

Lc

Page 37: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu

lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar

tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang

besar.

Tabel 2.7 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

Tc = Rc tan ½ .......................................................................................... (10)

Ec = Tc tan ¼ ........................................................................................... (11)

Lc = o

Rc

360

2 ............................................................................................... (12)

Page 38: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Circle-Spiral

Keterangan gambar :

Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC

Ys = Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung

Ls = Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST

Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)

Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

SC = Titik dari spiral ke lingkaran

Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran

s = Sudut lengkung spiral

Rd = Jari-jari lingkaran

p = Pergeseran tangen terhadap spiral

k = Absis dari p pada garis tangen spiral

Rumus-rumus yang digunakan :

Page 39: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- s = 22

360

Rd

Ls ........................................................................... (13)

- Δc = PI – (2 x s) ........................................................................... (14)

- Xs = Ls x

2

2

401

Rd

Ls ................................................................. (15)

- Ys = Rd

Ls

6

2

....................................................................................... (16)

- P = Ys – Rd x ( 1 – cos s ) .............................................................. (17)

- K = Xs – Rd x sin s ........................................................................ (18)

- Et =

RrCos

pRd

21

........................................................................ (19)

- Tt = ( Rd + p ) x tan ( ½ PI ) + K .................................................... (20)

- Lc = 180

Rdc .............................................................................. (21)

- Ltot = Lc + (2 x Ls) ........................................................................... (22)

Jika P yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang

digunakan bentuk S-C-S.

P = Rd

Ls

24

2

< 0,25 m ................................................................................... (23)

Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’

Untuk Ls = Ls maka P = p’ x Ls dan k = k’ x Ls

3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)

Tikungan yang disertai lengkung peralihan.

Page 40: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Spiral

Untuk bentuk spiral-spiral berlaku rumus sebagai berikut:

Lc = 0 dan s = ½ PI .............................................................................. (24)

Ltot = 2 x Ls ................................................................................................. (25)

Untuk menentukan s rumus sama dengan lengkung peralihan.

Lc = 90

Rdc .................................................................................... (26)

P, K, Ts, dan Es rumus sama dengan lengkung peralihan.

Page 41: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

As Jalan

Tt

Kanan = ka - Kiri = ki -

e = - 2% h = beda tinggi

e = - 2%

Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan

As Jalan

Tt

Kanan = ka -

Kiri = ki + emin

h = beda tinggi

emaks

As Jalan

Tt

Kanan = ka + +

Kiri = ki -

emaks h = beda tinggi emin

Kemiringan normal pada bagian jalan lurus

Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri

2.4.3 Diagram Superelevasi

Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk

bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut

lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri

maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk system drainase

aktif. Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan

di beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri

tanda (-).

Gambar 2.5 Superelevasi

Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk

menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan

Page 42: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melintang (Super Elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya

tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.

a) Diagam super elevasi Full-Circle menurut Bina Marga

Gambar 2.6. Diagram Super Elevasi Full Circle.

As Jalan As Jalan

en= -2% en= -2%

e = 0 %

en= -2%

e = +2%

e min

i

iv iii

ii

e maks

Page 43: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ls pada tikungan Full-Cirle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan

kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau

minimum.

dn eemW

Ls 2 ............................................................................... (27)

Keterangan : Ls = Lengkung peralihan.

W = Lebar perkerasan.

m = Kelandaian Relatif

ne = Kemiringan normal.

de = Kemiringan maksimum.

Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan

Jarak kemiringan = 2/3 Ls

Jarak kemiringan awal perubahan = 1/3 Ls

CT

TC

min

maks

CT

TC

Page 44: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Diagram super elevasi pada Spiral-Cricle-Spiral.

Gambar 2.7 Diagram super elevasi Spiral-Cirle-Spiral.

q

en-2% en-2%

q

en-2% 0 %

q

-2% +2%

1)

e min

q e maks

4) 3)

2)

-2%

0 %

1

Ts 2 3 4

Sc

emax

Lc Ls

en en

E = 0 %

4

Cs 3 2 1

Ts

Ls

Sisi dalam tikungan

Bagian lengkung penuh Bagian

lurus

Bagian

lurus

Sisi luar tikungan

Bagian lengkung

peralihan

Bagian lengkung

peralihan

Page 45: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V VII VI

c.) Diagram superelevasi Tikungan berbentuk Spiral – Spiral.

Gambar 2.8 Diagram Superelevasi Spiral-Spiral

As Jalan

en = -2% en = -2%

As Jalan

en = -2%

0 %

As Jalan

-2%

+2%

I

e min

As Jalan

e maks

IV III

II

en = - 2%

TS

0% 0%

en = - 2%

ST e min

e maks

I

Ts II III

IV

Ls Ls

Page 46: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.4.4 Jarak Pandang

Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada

saat mengemudi sedemikian rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatu

halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu (antisipasi)

untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.

Jarak pandang terdiri dari :

o Jarak pandang henti (Jh)

o Jarak pandang mendahului (Jd)

Menurut ketentuan Bina Marga, adalah sebagai berikut :

A. Jarak Pandang Henti (Jh)

1) Jarak minimum

Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk

menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan

didepan. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh.

2) Asumsi tinggi

Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm

dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan.

3) Rumus yang digunakan.

Jh dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus :

Jh = Jht + Jhr .............................................................................................. (28)

Page 47: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

6,3

6,3 fpg

Vr

TVr

Jh

......................................................................... (29)

Dimana : Vr = Kecepatan rencana (km/jam)

T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik

g = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9.8 m/det2

fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan

perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0.28–0.45 (menurut

AASHTO), fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin

tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)

Persamaan (29) dapat disederhanakan menjadi:

o Untuk jalan datar :

fp

VrTVrJh

254278.0

2

................................................................. (30)

o Untuk jalan dengan kelandaian tertentu :

)(254278.0

2

Lfp

VrTVrJh

.................................................... (31)

Dimana : L = landai jalan dalam (%) dibagi 100

Tabel 2.8 Jarak pandang henti (Jh) minimum

Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

B. Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Page 48: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Jarak adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului

kendaraan lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali

kelajur semula.

2) Asumsi tinggi

Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm

dan tinggi halangan 105 cm.

3) Rumus yang digunakan.

Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut :

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

Dimana : d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)

d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali

kelajur semula (m)

d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang

datang dari arah berlawanan setelah proses mendahului selesai

(m)

d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah

berlawanan.

Rumus yang digunakan :

2278.0 1

11

TamVrTd .............................................................. (32)

22 278.0 TVrd ..................................................................................... (33)

mantarad 100303 ................................................................................ (34)

Vr, km/jam 60-65 65-80 80-95 95-110

d3 (m) 30 55 75 90

24 32 dd ................................................................................................. (35)

Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0.026 x Vr

Page 49: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

garis pandang

E

Lajur

DalamLajur Luar

Jh

Penghalang

Pandangan

RR'R

Lt

T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6.56+0.048xVr

a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2.052+0.0036xVr

m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan

yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)

Tabel 2.9 Panjang jarak pandang mendahului berdasarkan Vr

Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2.4.5 Daerah Bebas Samping di Tikungan

Jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah

pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah

bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).

Gambar 2.9 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt

Page 50: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan :

Jh = Jarak pandang henti (m)

Lt = Panjang tikungan (m)

E = Daerah kebebasan samping (m)

R = Jari-jari lingkaran (m)

Maka: E = R’ ( 1 – cos '

65.28

R

Jh ) ....................................................... (36)

2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)

m = R’

'

65.28sin

2'

65.28cos1

R

JhLtJh

R

Jh ..................... (37)

Keterangan:

Jh = Jarak pandang henti

Lt = Panjang lengkung total

R = Jari-jari tikungan

R’ = Jari-jari sumbu lajur

PENGHALANG PANDANGAN

RR'

R

Lt

LAJUR DALAMJh

Lt

GARIS

PANDANG

E

LAJUR LUAR

d d

Gambar 2.10. Jarak pandangan pada lengkung horizontal

untuk Jh > Lt

Page 51: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.4.6 Pelebaran Perkerasan

Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar

kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah

disediakan.

Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 2.11 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan

1. Rumus yang digunakan :

B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................... (38)

b’ = b + b” ................................................... (39)

b” = Rd2 - 22 pRd ................................................... (40)

Td = RdApARd 22 ................................................... (41)

= B - W ................................................... (42)

p

Page 52: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah jalur lalu lintas

b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus

b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan

p = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk

A = Tonjolan depan sampai bumper

W = Lebar perkerasan

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi

c = Kebebasan samping

= Pelebaran perkerasan

Rd = Jari-jari rencana

2.4.7 Kontrol Overlapping

Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over

Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman

untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over

Lapping : λn > 3detik × Vr

Dimana : λn = Daerah tangen (meter)

Vr = Kecepatan rencana

Page 53: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Contoh :

Vr = 80 km/jam = 22,22 m/det.

Syarat over lapping a’ a, dimana a = 3 x V detik

= 3 x 22,22 =66,66 m

Gambar 2.12. Kontrol Over Lapping

Page 54: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bila d1 = d A-1 – TS 1 66,66 m (aman)

d2 = STA TS1 – STA sungai 2 – (0,5 L) 66,66 m (aman)

d3 = STA Sungai 3 – (0,5 L) – STA ST 1 ≥ 66,66 m (aman)

d4 = STA TC2 – STA sungai 3 – (0,5 L) ≥ 66,66 m (aman)

d5 = STA sungai 4 – (0,5 L) – STA CT 2 ≥ 66,66 m (aman)

2.4.8 Perhitungan Stationing

Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah

kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik

awal proyek menuju titik akhir proyek.

Contoh :

Contoh perhitungan stationing :

Sta A = 0+000

Sta PI1 = Sta A + d 1

Sta TS1 = Sta PI1 - Ts1

Sta SS1 = Sta TS1 + Ls1

Sta ST1 = Sta SS1 + Ls1

Sta PI2 = Sta ST1+ d 2 – Ts1

Sta TC2 = Sta PI2 – Tc2

Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2

Sta TS3 = Sta CT2 + d3 – Tc2 – Ts3

Sta SS3 = Sta TS3 + Ls3

Sta ST3 = Sta SS3 + Ls3

Sta B = Sta ST3 + d4 – Ts3

Page 55: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta Sungai1 = Sta A + (jarak A – Sungai1)

Sta Sungai2 = Sta Sungai1 + jarak Sungai1- Sungai2

Sta Sungai3 = Sta PI1 + jarak PI1-Sungai3

Sta Sungai4 = Sta PI2 + jarak PI2-Sungai4

Sta Sungai5 = Sta B – jarak Sungai5-B

Gambar 2.13. Stasioning

Page 56: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Flow chart gambar 2.14

Page 57: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Flow chart gambar 2.15

Page 58: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Flow chart gambar 2.16

2.5 Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang

ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat

kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif (Turunan), sehingga

kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua

lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (Datar).

Page 59: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rumus-rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal :

%100

awalStaakhirSta

awalelevasiakhirelevasig ........................................... (43)

A = g2 – g1 ........................................................................................... (44)

800

LvAEv

........................................................................................ (45)

Lv

xAy

200

2

....................................................................................... (46)

Panjang Lengkung Vertikal (PLV)

1. Berdasarkan syarat keluwesan

VrLv 6,0 ........................................................................................ (47)

2. Berdasarkan syarat drainase

ALv 40 .......................................................................................... (48)

3. Berdasarkan syarat kenyamanan

tVrLv .......................................................................................... (49)

4. Berdasarkan syarat goncangan

360

2 AVrLv ................................................................................... (50)

Panjang lengkun vertikal bisa ditentukan langsung dengan tabel di bawah ini yang

didasarkan pada penampilan, kenyamanan, dan jarak pandang.

Tabel 2.10 Panjang Minimum Lengkung Vertikal

Kecepatan Rencana

(km/jam)

Perbedaan Kelandaian

Memanjang (%)

Panjang Lengkung

(m)

<40 1 20 – 30

Page 60: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40 – 60

>60

0,6

0,4

40 – 80

80 - 150

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

1). Lengkung vertikal cembung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas

permukaan jalan

Gambar. 2.17 Lengkung Vertikal Cembung

Keterangan :

PLV = Titik awal lengkung parabola

PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g

g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun

A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %

EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter

Jh = Jarak pandang

1h = Tinggi mata pengaruh

2h = Tinggi halangan

2). Lengkung vertikal cekung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah

permukaan jalan.

PLV d1 d2

g2

PVI 1

Ev

m

g1

h2 h1

Jh PTV

L

Page 61: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.18. Lengkung Vertikal Cekung.

Keterangan :

PLV = Titik awal lengkung parabola

PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g

g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun

A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %

EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter

Lv = Panjang lengkung vertikal

V = Kecepatan rencana ( km/jam)

Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan

rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal

1) Kelandaian maksimum.

Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh

mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula

tanpa harus menggunakan gigi rendah.

Tabel 2.11 Kelandaian Maksimum yang diijinkan

PLV

EV

g2% EV

g1%

PV1

Jh PTV

LV

Page 62: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10

Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2) Kelandaian Minimum

Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat

kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena

kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.

3) Panjang kritis suatu kelandaian

Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum agar

pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr.

Tabel 2.12 Panjang Kritis (m)

Kecepatan pada awal

tanjakan (km/jam)

Kelandaian (%)

4 5 6 7 8 9 10

80 630 460 360 270 230 230 200

60 320 210 160 120 110 90 80

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2.6 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan

Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –

2.3.26. 1987.

Surface Course

Base Course

Page 63: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.19. Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur

Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah sebagai berikut :

2.6.1 Lalu lintas

1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal

umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-

masing arah pada jalan dengan median.

- Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)

1

11n

SP iLHRLHR ................................................................ (51)

- Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)

2

21n

PA iLHRLHR ............................................................... (52)

2. Rumus-rumus Lintas ekivalen

- Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

ECLHRLEPn

mpj

Pj

............................................................... (53)

- Lintas Ekivalen Akhir (LEA)

ECLHRLEAn

mpj

Aj

............................................................... (54)

Subbase Course

CBR tanah dasar

Subgrade

Page 64: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Lintas Ekivalen Tengah (LET)

2

LEALEPLET

........................................................................ (55)

- Lintas Ekivalen Rencana (LER)

FpLETLER ............................................................................ (56)

10

2nFp ......................................................................................... (57)

Dimana: i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi

i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan

J = jenis kendaraan

n1 = masa konstruksi

n2 = umur rencana

C = koefisien distribusi kendaraan

E = angka ekivalen beban sumbu kendaraan

2.6.2 Koefisien Distribusi Kendaraan

Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat

pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini:

Tabel 2.13 Koefisien Distribusi Kendaraan

Jumlah Lajur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 Lajur

2 Lajur

3 Lajur

4 Lajur

1,00

0,60

0,40

-

1,00

0,50

0,40

0,30

1,00

0,70

0,50

-

1,00

0,50

0,475

0,45

Page 65: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 Lajur

6 Lajur

-

-

0,25

0,20

-

-

0,425

0,40

*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.

**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer.

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 9

2.6.3 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban umum (Setiap kendaraan)

ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:

-

4

8160.

kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbuE .................. (58)

-

4

8160086.0.

kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbuE ............... (59)

Page 66: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.14 Angka Ekivalen (E) Sumbu Kendaraan

Beban Sumbu Angka Ekivalen

Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda

1000 2205 0.0002 -

2000 4409 0.0036 0.0003

3000 6614 0.0183 0.0016

4000 8818 0.0577 0.0050

5000 11023 0.1410 0.0121

6000 13228 0.2923 0.0251

7000 15432 0.5415 0.0466

8000 17637 0.9238 0.0794

8160 18000 1.0000 0.0860

9000 19841 1.4798 0.1273

10000 22046 2.2555 0.1940

11000 24251 3.3022 0.2840

12000 26455 4.6770 0.4022

13000 28660 6.4419 0.5540

14000 30864 8.6647 0.7452

15000 33069 11.4184 0.9820

16000 35276 14.7815 1.2712

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 10

Page 67: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.6.4 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan

CBR.

Gambar 2.20. Korelasi DDT dan CBR

Catatan : Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh

nilai DDT

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 13

100 90

80 70 60 50

40

30

20

10 9

8 7 6

5

4

3

2

1

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

DDT CBR

Page 68: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.6.5 Faktor Regional (FR)

Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan

perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan

lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung

tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini

Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( Kelandaian dan Tikungan)

Tabel 2.15 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim

Kelandaian 1

(<6%)

Kelandaian II (6–

10%)

Kelandaian III

(>10%)

% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%

Iklim I

< 900

mm/tahun

0,5 1,0 –

1,5 1,0

1,5 –

2,0 1,5 2,0 – 2,5

Iklim II

≥ 900

mm/tahun

1,5 2,0 –

2,5 2,0

2,5 –

3,0 2,5 3,0 – 3,5

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

2.6.6 Indeks Permukaan (IP)

Indeks Permukaan ini menyatakan nilai dari pada kerataan / kehalusan serta

kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu – lintas

yang lewat.

Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah sebagai berikut :

IP = 1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat

sehingga sangat menggangu lalu lintas kendaraan.

Page 69: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IP = 1,5 : adalah tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin (jalan tidak

terputus ).

IP = 2,0 : adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang mantap

IP = 2,5 : adalah menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.

Tabel 2.16 Indeks permukaan Pada Akhir Umur Rencana ( IPt)

LER= Lintas Ekivalen

Rencana *)

Klasifikasi Jalan

Lokal Kolektor Arteri Tol

< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -

10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -

100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -

> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5

*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 15

Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu

diperhatikan jenis lapis permukaan jalan ( kerataan / kehalusan serta kekokohan)

pada awal umur rencana menurut daftar di bawah ini:

Tabel 2.17 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo)

Jenis Lapis Perkerasan IPo Rougnes *) mm/km

LASTON ≥ 4 ≤ 1000

3,9 – 3,5 > 1000

LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000

3,4 – 3,0 > 2000

HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000

3,4 – 3,0 < 2000

BURDA 3,9 – 3,5 < 2000

BURTU 3,4 – 3,0 < 2000

LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000

2,9 – 2,5 > 3000

LATASBUM 2,9 – 2,5

BURAS 2,9 – 2,5

LATASIR 2,9 – 2,5

JALAN TANAH ≤ 2,4

JALAN KERIKIL ≤ 2,4

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

Page 70: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2.6.7 Koefisien kekuatan relative (a)

Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis

permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test

(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan dengan

semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah).

Tabel 2.18 Koefisien Kekuatan Relatif

Koefisien

Kekuatan Relatif

Kekuatan

Bahan Jenis Bahan

a1 a2 a3 Ms (kg) Kt

kg/cm2

CBR

%

0,4 - - 744 - -

LASTON 0,35 - - 590 - -

0,32 - - 454 - -

0,30 - - 340 - -

0,35 - - 744 - -

LASBUTAG 0,31 - - 590 - -

0,28 - - 454 - -

0,26 - - 340 - -

0,30 - - 340 - - HRA

0,26 - - 340 - - Aspal Macadam

0,25 - - - - - LAPEN (mekanis)

0,20 - - - - - LAPEN (manual)

- 0,28 - 590 - -

LASTON ATAS - 0,26 - 454 - -

- 0,24 - 340 - -

- 0,23 - - - - LAPEN (mekanis)

- 0,19 - - - - LAPEN (manual)

- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan

semen - 0,13 - - 18 -

- 0,15 - - 22 - Stab. Tanah dengan

kapur - 0,13 - - 18 -

- 0,14 - - - 100 Pondasi Macadam

(basah)

- 0,12 - - - 60 Pondasi Macadam

- 0,14 - - - 100 Batu pecah (A)

- 0,13 - - - 80 Batu pecah (B)

- 0,12 - - - 60 Batu pecah (C)

- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (A)

- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (B)

- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (C)

- - 0,10 - - 20 Tanah / lempung

kepasiran

Page 71: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

2.6.8 Batas – batas minimum tebal perkerasan

1. Lapis permukaan :

Tabel 2.19 Lapis permukaan

ITP Tebal Minimum

(cm) Bahan

< 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burda)

3,00 – 6,70 5 Lapen /Aspal Macadam, HRA, Lasbutag,

Laston

6,71 – 7,49 7,5 Lapen / Aspal Macadam, HRA, Lasbutag,

Laston

7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag, Laston

≥ 10,00 10 Laston

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

2. Lapis Pondasi Atas :

Tabel 2.20 Lapis Pondasi atas

ITP

Tebal

Minimum

( Cm )

Bahan

< 3,00 15 Batu pecah,stbilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur.

3,00 –

7,49

20 *) Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur

10 Laston atas

7,50 –

9,99

20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam.

15 Laston Atas

10 – 12,14 20

Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,

Lapen, Laston atas.

≥ 12,25 25

Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,

stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,

Lapen, Laston atas.

*) batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah

digunakan material berbutir kasar.

Page 72: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

3. Lapis pondasi bawah :

Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10

cm

2.6.9 Analisa komponen perkerasan

Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan

dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Rumus:

332211 DaDaDaITP ................................................................... (60)

D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)

Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi

bawah

2.7 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus

diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat

jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan

timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan

volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section.

Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari

volume dari pekerjaan lainnya yaitu:

Page 73: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Volume Pekerjaan

a. Pekerjaan persiapan

- Peninjauan lokasi

- Pengukuran dan pemasangan patok

- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan

- Pembuatan Bouplank

b. Pekerjaan tanah

- Galian tanah

- Timbunan tanah

c. Pekerjaan perkerasan

- Lapis permukaan (Surface Course)

- Lapis pondasi atas (Base Course)

- Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)

- Lapis tanah dasar (Sub Grade)

d. Pekerjaan drainase

- Galian saluran

- Pembuatan talud

e. Pekerjaan pelengkap

- Pemasangan rambu-rambu

- Pengecatan marka jalan

- Penerangan

Page 74: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta

Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Surakarta Tahun anggaran 2009.

3. Kurva S

Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan

dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan

Kurva S. Kurva S sendiri dibuat dengan cara membagi masing – masing bobot

pekerjaan dalam (Rp) dengan jumlah bobot pekerjaan keseluruhan dikali 100%

sehingga hasilnya adalah dalam (%), kemudian bobot pekerjaan (%) tersebut

dibagi dengan lamanya waktu pelaksanaan tiap jenis pekerjaan setelah itu hasil

perhitungan dimasukkan dalam tabel time schedule. Dari tabel tersebut dapat

diketahui jumlah (%) dan % komulatif tiap minggunya, yang selanjutnya

diplotkan sehingga membentuk Kurva S.

Page 75: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

PERENCANAAN JALAN

3.1. Penetapan Trace Jalan

3.1.1 Gambar Perbesaran Peta

Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat

Azimut menjadi 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace

jalan digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada.

3.1.2 Penghitungan Trace Jalan

Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth

(skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 76: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Azimuth gb 3.1

Page 77: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.1.3 Penghitungan Azimuth

Diketahui koordinat:

A = ( 0 ; 0 )

PI – 1 = (-875 ; 450)

PI – 2 = (-1700 ; 550)

PI – 3 = (-2525 ; 725)

B = (-3400 ; 650)

"'

1

11

5812297

3600450

0875

360

ArcTg

YY

XXArcTg

A

AA

"'

12

1212

42,4054276

360450550

8751700

360

ArcTg

YY

XXArcTg

"'

23

23

23

08,3458281

360550725

17002525

360

ArcTg

YY

XXArcTg

"'

34

34

3

27,36265

180725650

25253400

360

ArcTg

YY

XXArcTgB

Page 78: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.1.4 Penghitungan Sudut PI

"'

"'"'

2111

6,171820

42,40542765812297

A

"'

"'"'

21322

7,5335

42,405427608,3458281

"'

"'"'

3323

81,305216

27,36265 08,3458281

B

3.1.5 Penghitungan jarak antar PI

1) Menggunakan rumus Phytagoras:

m

YYXXd AAA

93,983

)0450()0875(

)()(

22

2

1

2

11

m

YYXXd

04,831

)450550()8751700(

)()(

22

2

12

2

1221

m

YYXXd

36,843

)550725()17002525(

)()(

22

2

23

2

2332

m

YYXXdB

21,878

)725650()25253400(

)()(

22

2

34

2

343

Page 79: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Menggunakan rumus Sinus:

m

Sin

Sin

XXd

A

A

A

93,983

5812297

0875"'

1

1

1

m

Sin

Sin

XXd

04,831

42,4054276

8751700"'

21

12

21

m

Sin

Sin

XXd

36,843

08,3458281

17002525"'

32

23

32

m

Sin

Sin

XXd

B

21,878

27,36265

25253400"'

43

34

3

Page 80: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Menggunakan rumus Cosinus:

m

Cos

Cos

YYd

A

A

A

93,983

5812297

0450"'

1

1

1

m

Cos

Cos

YYd

04,831

42,4054276

450550"'

21

12

21

m

Cos

Cos

YYd

36,843

08,3458281

550725"'

32

23

32

m

Cos

Cos

YYd

B

21,878

27,36265

725650"'

43

34

3

Page 81: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.1 Rekapitulasi Panjang Jarak Trace

No

Rumus

d

∑d A-1 1-2 2-3 3-B

1

Rumus Phytagoras :

22 )()( YXd 983,93 831,04 843,36 878,21

3536,54

2 Rumus Sinus :

Sin

Xd 983,93 831,04 843,36 878,21

3536,54

3 Rumus Cosinus :

Cos

Y

983,93 831,04 843,36 878,21 3536,54

Jadi panjangnya jarak dari A ke B adalah:

m

ddddd BABA

3536,54

21,87836,84304,83193,983

332211

Page 82: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang

Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis

kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :

1. Kelandaian dihitung tiap 50 m

2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan dan kiri

Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan

pada awal proyek, STA 0+000 m

Page 83: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A

Contoh perhitungan:

a. Elevasi Titik A Kanan

b. Elevasi Titik A Kiri

Gambar 3.2 Cara Menghitung Kemiringan Jalan

m

b

a

78,677

5,128,9

18,2675

5,121

1675kanan titik elevasi

675 m

678,5 m

a1

b1

12,5 m

(Beda tinggi

antara 2 garis

kontur)

m

b

a

87,678

5,121,7

2,2675

5,122

2675kiri titik elevasi

675 m

678,5 m

a2

b2

12,5 m

(Beda tinggi

antara 2 garis

kontur)

Kiri

1

+675

+687,5

3 2

a1 b1

a2

b2

Kanan

0

Page 84: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Perhitungan Kelandaian Melintang

STA JARAK

ELEVASI

KANAN

ELEVASI

KIRI ∆H L I (%)

KELAS

MEDAN

0+000 0 677.78 678.87 1.09 200 0.55 D

0+050 50 676.48 677.11 0.64 200 0.32 D

0+100 100 675.23 675.35 0.13 200 0.06 D

0+150 150 672.93 675.07 2.14 200 1.07 D

0+200 200 673.40 678.26 4.86 200 2.43 D

0+250 250 673.54 678.77 5.23 200 2.61 D

0+300 300 673.88 679.21 5.33 200 2.66 D

0+350 350 673.72 679.30 5.58 200 2.79 D

0+400 400 673.58 679.29 5.72 200 2.86 D

0+450 450 673.24 678.90 5.67 200 2.83 D

0+500 500 672.66 675.78 3.12 200 1.56 D

0+550 550 670.18 674.79 4.61 200 2.31 D

0+600 600 669.49 673.11 3.62 200 1.81 D

0+650 650 670.08 674.34 4.26 200 2.13 D

0+700 700 671.47 676.06 4.59 200 2.30 D

0+750 750 672.69 678.66 5.97 200 2.98 D

0+800 800 670.79 676.86 6.07 200 3.03 B

0+850 850 670.58 676.16 5.58 200 2.79 D

0+900 900 672.42 676.91 4.48 200 2.24 D

0+950 950 675.05 678.16 3.10 200 1.55 D

1+000 1000 678.14 679.15 1.00 200 0.50 D

1+050 1050 676.92 678.52 1.60 200 0.80 D

1+100 1100 677.10 685.12 8.02 200 4.01 B

1+150 1150 678.08 683.88 5.81 200 2.90 D

1+200 1200 677.23 682.72 5.50 200 2.75 D

1+250 1250 676.89 680.43 3.54 200 1.77 D

1+300 1300 676.08 678.83 2.74 200 1.37 D

1+350 1350 671.56 682.71 11.15 200 5.58 B

1+400 1400 670.58 676.87 6.30 200 3.15 B

1+450 1450 677.88 674.34 3.54 200 1.77 D

1+500 1500 678.79 674.47 4.32 200 2.16 D

1+550 1550 674.49 682.57 8.08 200 4.04 B

1+600 1600 672.89 683.94 11.06 200 5.53 B

1+650 1650 674.89 681.80 6.91 200 3.46 B

1+700 1700 672.80 682.29 9.49 200 4.75 B

1+750 1750 671.50 680.91 9.41 200 4.70 B

1+800 1800 673.55 682.21 8.66 200 4.33 B

1+850 1850 674.28 682.65 8.37 200 4.19 B

(Bersambung ke halaman berikutnya)

Page 85: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1+900 1900 673.38 681.33 7.95 200 3.98 B

1+950 1950 672.00 680.56 8.56 200 4.28 B

2+000 2000 670.67 679.32 8.65 200 4.32 B

2+050 2050 669.26 679.54 10.28 200 5.14 B

2+100 2100 670.69 681.60 10.92 200 5.46 B

2+150 2150 672.55 684.48 11.93 200 5.97 B

2+200 2200 674.30 680.78 6.48 200 3.24 B

2+250 2250 669.02 677.86 8.84 200 4.42 B

2+300 2300 673.77 681.01 7.24 200 3.62 B

2+350 2350 674.47 684.92 10.45 200 5.22 B

2+400 2400 672.11 684.07 11.96 200 5.98 B

2+450 2450 673.58 685.46 11.88 200 5.94 B

2+500 2500 674.56 685.76 11.19 200 5.60 B

2+550 2550 675.72 685.03 9.32 200 4.66 B

2+600 2600 676.03 683.58 7.55 200 3.78 B

2+650 2650 673.34 683.09 9.75 200 4.87 B

2+700 2700 669.59 682.46 12.87 200 6.43 B

2+750 2750 670.21 678.14 7.92 200 3.96 B

2+800 2800 668.36 678.48 10.12 200 5.06 B

2+850 2850 663.80 678.86 15.05 200 7.53 B

2+900 2900 656.33 677.97 21.64 200 10.82 B

2+950 2950 660.16 671.42 11.26 200 5.63 B

3+000 3000 663.68 671.94 8.26 200 4.13 B

3+050 3050 665.26 672.34 7.07 200 3.54 B

3+100 3100 665.97 674.72 8.76 200 4.38 B

3+150 3150 665.22 675.28 10.06 200 5.03 B

3+200 3200 663.97 675.21 11.24 200 5.62 B

3+250 3250 662.94 676.28 13.34 200 6.67 B

3+300 3300 660.84 677.66 16.82 200 8.41 B

3+350 3350 661.70 678.98 17.28 200 8.64 B

3+400 3400 663.66 680.34 16.68 200 8.34 B

3+450 3450 663.55 677.69 14.14 200 7.07 B

3+500 3500 663.01 678.57 15.56 200 7.78 B

3+536,54 3550 663.30 680.23 16.92 200 8.46 B

(Lanjutan Tabel 3.2)

Page 86: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

+

Dari data kelandaian melintang didapat :

DATAR = 32 Titik

BUKIT = 40 Titik

GUNUNG = 0 Titik

72 Titik

Dari data diatas diketahui kelandaian rata – rata adalah :

%06,4

72

%61,292

int

potonganJumlah

angMelKelandaian

Dalam penentuan desain kecepatan rencana Vr, yang digunakan adalah kelandaian

melintang. Jadi menurut perhitungan kelandaian melintang, kategori medan

masuk dalam kategori medan BUKIT.

Menurut tabel II.6 TPGJAK, hal 11 klasifikasi fungsi jalan arteri IIA dengan

medan datar dapat direncanakan dengan kecepatan 60 - 80 km/jam.

Diambil kecepatan rencana Vr 80 km/jam.

Page 87: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

2

2

maxmaxmax

822,6

80

14,01,053,181913

53,181913

x

Vr

fexD

3.2 Perhitungan Alinemen Horizontal

Data dan klasifikasi desain :

Peta yang di pakai adalah peta Kotamadya Salatiga.

Jalan rencana kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton.

Klasifikasi medan:

Vr = 80 km

/jam

emax = 10 %

en = 2 %

Lebar perkerasan (W) = 2 x 3,5 m

Untuk emax = 10 %, maka fmax = 0,14

Sumber: Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan atau

menggunakan rumus:

14,0

24,08000125,0

24,000125,0max

Vf

mm

fe

VrR

210974,209

14,01,0127

80

127

2

maxmax

2

min

Page 88: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.2.1 Tikungan PI 1

Diketahui: PI2 = 200 18’17,6”

Direncanakan Rr = 250 m > Rmin = 210 m. Dengan Vr = 80 km/jam berdasarkan

(TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk FC = 900 m > Rd. Sehingga tikungan

jenis Full Circle tidak dapat digunakan.

a) Menentukan superelevasi desain:

073,5

250

4,1432

4,1432

Rr

Dd

%74,9

0974,0

82,6

73,510,02

82,6

73,510,0

2

2

2

max

max

max

2

max

D

Dde

D

Ddeetjd

b) Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung:

m

TVr

Ls

33,33

36,3

40

6,3

2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:

m

c

eVr

cRd

VrLs

tjd

51,59

4,0

097,080727,2

4,0250

80022,0

727,2022,0

3

3

Page 89: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Vrre

eeLs nm

6,3

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≤ 60 km

/jam, re max = 0,025 m/m/det.

m

Ls

11,71

80025,06,3

02,01,0

4. Berdasarkan rumus Bina Marga:

m

eenmw

Ls tjd

18,82

097,002.02002

25,3

2

Dipakai nilai Ls yang memenuhi dan efisien 71,11 m dibulatkan 75 m.

c) Penghitungan Өs, c, dan Lc

'''0 14,145985

25014,34

36075

4

360

Rd

Lss

'''0

'''0'''0

2

2,1140151

)14,1459852(6,171820

)2(

sPIc

m

RdcLc

45,661

180

25014.312,1141151

180'''0

Page 90: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Syarat tikungan jenis S-C-S

c > 0° = -1510

40’ 11,2” < 0°……………………….(tidak memenuhi)

Lc > 20 = -661,45 < 20 m..................................(tidak

memenuhi)

Tikungan jenis SCS tidak memenuhi syarat, maka di coba jenis

tikungan S – S

d) Perhitungan besaran-besaran tikungan

'''0

'''0

2

8,8910

6,1718202

1

21

PIs

m

RdsLs

55,88

90

25014,38,8910

90''''0

m

sRdRd

LsP

31,1

8,8910cos12502506

55,88

cos16

'''02

2

m

sxRdRd

LsLsK

21,44

8,8910sin25025040

55,8858,51

sin40

'''0

2

3

2

3

m

KPIPRdTs

21,89

21,448,8910/tan31,1250

/tan

'''0

2

1

12

1

Page 91: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

m

RdPI

PRdEs

31,5

2508,8910

21cos

31,1250

21cos

'''0

1

Kontrol perhitungan tikungan jenis S – S :

Ts > Ls

89,21 > 88,55 ................ (Tikungan jenis S – S bisa digunakan)

e) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan:

Jalan kelas arteri II dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga

direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan besar.

Vr = 80 km/jam

Rd = 250 m

n = 2

c = 0,8 (Kebebasan samping)

b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)

p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)

A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan besar)

Secara analitis :

ZTdncbnB 1'

dimana :

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah lajur Lintasan (2)

b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan

Page 92: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c = Kebebasan samping (0,8 m)

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

Perhitungan :

m

PRdRdb

715,0

9,18250250 22

22''

m

bbb

32,3

715,06,2

'''

m

RdAPARdTd

09,0

2502,19,1822,1250

2

2

2

m

Rd

VrZ

53,0

250

80105,0

105,0

m

ZTdncbnB

86,8

53,009,0128,032,32

1'

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m

Ternyata B > 7

8,86 m > 7

8,86 – 7 = 1,86 m

karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar

1,86 m

Page 93: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 2

Data-data:

Vr = 80 km

/jam

Rr = 255 m

W = 2 x 3,5m = 7 m (lebar perkerasan)

Ls = 88,55 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 120 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 21)

Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 22)

Lebar penguasaan minimal = 40 m

Perhitungan :

m

WRrR

5,246/250

/'

2

7

2

1

m

wjalanpenguasaandaerahlebarMo

5,16

)740(5,0

)(5,0

m

x

xLs

horisontallengkungtotalpanjangL

1,177

55,882

2

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 177,1 m

m

R

JhRm

27,7

)5,24614,3

12090cos1(5,246

)'

90cos1('

Page 94: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan jarak pandang menyiap untuk Jm > L → 550 > 177,1 m

m

R

LLJm

R

LRm

33,81

5,24614,3

1,17790sin1,177550/

5,24614,3

1,17790cos15,246

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

g) Hasil Perhitungan

Tikungan PI1 menggunakan tipe S – S ( Spiral – Spiral ) dengan hasil

penghitungan sebagai berikut:

Δ1 = 200 18’17,6”

Rr = 250 m

Ls = 88,55 m

Dtjd = 5,73 m

E tjd = 9,74 m

m = 200 m

Ts = 89,21 m

Es = 5,31 m

P = 1,31 m

k = 44,21 m

emax = 10 %

etjd = 9,74 %

en = 2 %

B = 7.64 m

E = 0.64 m

Jh = 120 m

Jd = 550 m

Page 95: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.3 Lengkung Spiral-Spiral

Page 96: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.4. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 1 (belok kiri)

( Spiral – Spiral )

- 2%

TS

0% 0%

- 2%

ST

II III III II

IV

Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus

emax = 9,74 %

emin = -9,74%

Kanan

Kiri Ls = 88,55 m Ls = 88,55 m

q

en-2% en-2%

q

en-2% 0 %

q

-2%

+2% q

emax = +9,74 %

emin = -9,74 %

Page 97: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.2.2 Tikungan PI 2

Diketahui: PI2 = 50 3’ 53,7”

Direncanakan Rd = 1100 m > Rmin = 210 m. Dengan Vr = 80 km/jam berdasarkan

(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 900 m < Rd, sehingga tikungan

jenis Full Circle dapat digunakan.

a) Menentukan superelevasi desain:

030`,1

1100

4,1432

4,1432

Rd

Dd

%4,3

034.,0

82,6

30,110,02

82,6

30,110,0

2

2

2

max

max

2

max

2

max

D

Dtjde

D

Dtjdeetjd

b) Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung:

m

TVr

Ls

66,66

36,3

80

6,3

Page 98: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:

m

c

eVr

cRd

VrLs

tjd

06,7

4,0

034,080727,2

4,01100

80022,0

727,2022,0

3

3

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Vrre

eeLs nm

6,3

Dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≥ 80 km

/jam, re max = 0,025 m/m/det.

m

Ls

11,71

80025,06,3

02,01,0

4. Berdasarkan rumus Bina Marga :

m

eenmw

Ls tjd

8,37

)034,002.0(2002

25,3

)(2

Dipakai nilai Ls yang memenuhi dan efisien 71,11 m dibulatkan 75 m

c) Penghitungan Besaran- Besaran Tikungan

m

RLc rPI

19,97360

11002"7,53'35

360

2

0

0

0

2

m

RrTc PI

65,48"7,53'3521tan1100

21tan

0

2

m

TcEc PI

08,1"7,53'3541tan65,48

41tan

0

2

2Tc > Lc

Page 99: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2(48,65) > 97,19

97,3 > 97,19....................................( Tikungan F-C bisa digunakan )

h) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan:

Jalan kelas arteri II dengan muatan sumbu terberat 10 ton. Namun

dalsehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan

besar.

Vr = 80 km/jam

Rd = 1100 m

n = 2

c = 0,8 (Kebebasan samping)

b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)

p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)

A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan besar)

Secara analitis :

ZTdncbnB 1'

dimana :

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah lajur Lintasan (2)

b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan

c = Kebebasan samping (0,8 m)

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

Page 100: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan :

m

PRdRdb

16,0

9,1811001100 22

22''

m

bbb

76,2

16,06,2

'''

m

RdAPARdTd

021,0

11002,19,1822,11100

2

2

2

m

Rd

VrZ

253,0

1100

80105,0

105,0

m

ZTdncbnB

394,7

253,0021,0128,076,22

1'

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m

Ternyata B > 7

7,394 m > 7

7,394 – 7 = 0,394 m

karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI2 sebesar

0,394 m

Page 101: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i) Penghitungan kebebasan samping pada PI 2

Data-data:

Vr = 80 km

/jam

Rr = 1100 m

W = 2 x 3,5m = 7 m (lebar perkerasan)

Lc = 97,19 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 120 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 21)

Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 22)

Lebar penguasaan minimal = 40 m

Perhitungan :

m

WRrR

5,1096/1100

/'

2

7

2

1

m

wjalanpenguasaandaerahlebarMo

5,16

)740(5,0

)(5,0

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh > Lc → 120 > 97,13 m

m

R

JhRm

64,1

)5,109614,3

12090cos1(5,1096

)'

90cos1('

Berdasarkan jarak pandang menyiap untuk Jd > L → 550 > 97,19 m

m

R

JdLcJd

R

JdRm

54,90

5,109614,3

55090sin19,97550/

5,109614,3

55090cos15,1096

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

Page 102: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

j) Hasil perhitungan

Tikungan PI2 menggunakan tipe F-C (Full Circle ) dengan hasil penghitungan

sebagai berikut:

1. ΔPI2 = 50

3’ 53,7”

2. Rr = 1100 m

3. Tc = 48,65 m

4. Ec = 1,08 m

5. Lc = 97,19 m

6. Ls’ = 75 m

7. emax = 10 %

8. etjd = 3,4 %

9. en = 2 %

Tc

TC CT

Rc Rc

Ec

Lc

Gambar 3.5. Tikungan PI2

Page 103: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan Kelandaian Melintang Jalan Potongan III-III

Nilai x adalah :

6,3

75

50.4,5

50

754,5

x

x

x

Jadi besar kelandaian pada potongan III-III adalah :

Kelandaian Pot. III-III = x – 2%

= +1,6 %

LS = 75

2/3 LS = 50 1/3 LS = 25

5,4 %

x

2%

Page 104: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tikungan PI2 Full Circle ( belok kanan

Potongan I – I Potongan II – II Potongan III – III Potongan IV – IV

-2% -2%

0%

-2% -2%

+1,6% +3,4%

-3,4%

2/3 Ls 1/3 Ls

en = - 2% en = - 2%

emaks = + 3,4% ( kiri )

emin = - 3,4% (kanan)

Ls’ = 75m

Lc = 97,19 m

Ls’ = 75m

e = 0% e = 0%

IV I III II

2/3 Ls 1/3 Ls

IV I III II

IV III II I

TC1 CT1

IV III II I

Page 105: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

3.2.2 Tikungan PI 3

Diketahui: PI3 = 160 52’ 30,8”

Direncanakan Rr = 275 m > Rmin = 210 m. Dengan Vr = 80 km/jam berdasarkan

(TPGJAK 1997 Tabel II.18), Rmin untuk FC = 900 m > Rr. Sehingga tikungan

jenis Full Circle tidak dapat digunakan.

a) Menentukan superelevasi desain:

021,5

275

4,1432

4,1432

Rr

Dd

%4,9

0944,0

82,6

21,51,02

82,6

21,510,0

2

2

2

max

max

max

2

max

D

Dde

D

Ddeetjd

b) Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung:

m

TVr

Ls

66,66

36,3

80

6,3

2. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:

m

c

eVr

cRr

VrLs

tjd

13,51

4,0

094,080727,2

4,0275

80022,0

727,2022,0

3

3

Page 106: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Vrre

eeLs nm

6,3

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≥ 60 km

/jam, re max = 0,025 m/m/det.

m

Ls

11,71

80025,06,3

02,01,0

4. Berdasarkan rumus Bina Marga:

m

eenmw

Ls tjd

8,79

094,002.02002

25,3

2

Dipakai nilai Ls yang memenuhi dan efisien 71,11 m dibulatkan 75 m.

c) Penghitungan Өs, c, dan Lc

'''0 29,1497

27514,34

36075

4

360

Rd

Lss

'''0

'''0'''0

2

22,28141

)29,14972(8,30'5216

)2(

sPIc

m

RdcLc

95,5

180

27514.322,28141

180'''0

Page 107: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Syarat tikungan jenis S-C-S

c > 0° = 10

14’ 28,22” > 0°…………………………….(ok)

Lc > 20 = 5,95 < 20 m, tidak memenuhi syarat tikungan jenis S – C

– S maka di coba jenis tikungan S – S .

d) Perhitungan besaran-besaran tikungan

'''0

'''0

2

4,15268

8,3052162

1

21

PIs

m

RdsLs

95,80

90

27514,34,15268

90''''0

m

sRdRd

LsP

99,0

4,15268cos12752756

95,80

cos16

'''02

2

m

sxRrRd

LsLsK

42,40

41,15268sin27527540

95,8095,80

sin40

'''0

2

3

3

m

KPIPRrTs

36,81

42,408,305216/tan99,0275

/tan

'''0

2

1

12

1

m

RrPI

PRrEs

01,4

2758,305216

21cos

99,0275

21cos

'''0

1

Page 108: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontrol perhitungan tikungan jenis S – S :

Ts > Ls

81,36 > 80,95 ................ (Tikungan jenis S – S bisa digunakan)

e) Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan:

Jalan kelas II arteri dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga

direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan besar.

Vr = 80 km/jam

Rr = 275 m

n = 2

c = 0.8 (Kebebasan samping)

b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)

p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)

A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan besar)

Secara analitis :

ZTdncbnB 1'

dimana :

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah lajur Lintasan (2)

b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan

c = Kebebasan samping (0,8 m)

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

Page 109: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan :

m

PRrRrb

650,0

9,18275275 22

22''

m

bbb

25,3

650,06,2

'''

m

RrAPARrTd

085,0

2752,19,1822,1275

2

2

2

m

Rr

VrZ

51,0

275

80105,0

105,0

m

ZTdncbnB

695,8

51,0085,0128,025,32

1'

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m

Ternyata B > 7

8,695 m > 7

8,695 – 7 = 1,695 m

karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI3 sebesar

1,695 m.

f) Penghitungan kebebasan samping pada PI 3

Page 110: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data-data:

Vr = 80 km

/jam

Rr = 275 m

W = 2 x 3,5m = 7 m (lebar perkerasan)

Lc = Lt = 80,95 m

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 120 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 21)

Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK 1997 hal 22)

Lebar penguasaan minimal = 40 m

Perhitungan :

m

WRr

dalamjalanASjariJariR

5,2717./275

/

'

.2

1

2

1

m

wpengawasanMo

5,16

)740(5,0

)(/ 2

1

m

x

xLs

horisontallengkungtotalpanjangLt

9,161

95,802

2

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 161,9 m

m

R

JhRm

61,6

)5,27114,3

12090cos1(5,271

)'

90cos1('

Berdasarkan jarak pandang menyiap untuk Jd > L → 550 > 161,9 m

m

R

LLJm

R

LRm

16,68

5,27114,3

9,16190sin9,161550/

5,27114,3

9,16190cos15,271

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

Page 111: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

g) Hasil perhitungan

Tikungan PI3 menggunakan tipe S – S dengan hasil penghitungan sebagai

berikut:

ΔPI2 = 160 52’30,8”

Rr = 275 m

emax = 10 %

etjd = 9,44 %

en = 2 %

Өs = 8 0 26’ 15,4”

Ls = 80,95 m

P = 0.99 m

K = 40,42 m

Ts = 81,36 m

Es = 4,01 m

Page 112: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.7. Lengkung Spiral-Spiral

Page 113: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.8. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 3 (belok kiri)

( Spiral – Spiral )

- 2%

TS

0% 0%

- 2%

ST

II III III II

IV

Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus

emax = 9,44 %

emin = -9,44%

Kanan

Kiri Ls = 80,95 m Ls = 80,95 m

q

en-2% en-2%

q

en-2% 0 %

q

-2%

+2% q

emax = +9,44 %

emin = -9,44 %

Page 114: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.3. Perhitungan Stationing

Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 )

d A-1 = 983,93 m

d 1-2 = 831,04 m

d 2-3 = 843,36 m

d 3-B = 878,21 m

Sungai I = (-117 ; 60)

Sungai II = (-542 ; 280)

Sungai III = (-1290 ; 500)

Sungai IV = (-2115 ; 640)

Sungai V = (-2805 ; 700)

m

SungaiAJarak

49,131

060011722

1

m

SungaiSungaiJarak

57,478

6028011754222

21

m

PISungaiJarak

88,373

28045054287522

12

m

SungaiPIJarak

00,418

450500875129022

31

m

PISungaiJarak

04,413

5005501290170022

23

m

SungaiPIJarak

65,424

5506401700211522

42

Page 115: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

m

PISungaiJarak

72,418

6407252115252522

34

m

SungaiPIJarak

11,281

7257002525280522

53

m

BSungaiJarak

1,597

7006502805340022

5

1. Tikungan PI1 ( S - S )

Ts1 = 89,21 m

Ls1 = 88,55 m

2. Tikungan PI2 ( F - C )

Tc2 = 48,65 m

Lc2 = 97,19 m

3. Tikungan PI3 ( S - S )

Tt3 = 36,81 m

Ls3 = 80,95 m

Page 116: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta A = 0+000

Sta PI1 = Sta A + d 1

= (0+000) + 983,93

= 0+983,93

Sta TS1 = Sta PI1 - Ts1

= ( 0+983,93 ) –( 89,21 )

= 0+894,72

Sta SS1 = Sta TS1 + Ls1

= (0+894,72) + 88,55

= 0+983,27

Sta ST1 = Sta SS1 + Ls1

= ( 0+983,27 ) + 88,55

= 1+071,82

Sta PI2 = Sta ST1+ d 2 – Ts1

= (1+071,82) + 831,04 – 89,21

= 1+813,65

Sta TC2 = Sta PI2 – Tc2

= (1+813,65) – 48,65

=1+765

Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2

=(1+765) + 97,19

= 1+862,19

Page 117: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta TS3 = Sta CT2 + d3 – Tc2 – Ts3

= (1+862,19) + 843,36 - 48,65 – 81,36

= 2575,54

Sta SS3 = Sta TS3 + Ls3

= (2+575,54) + 80,95

= 2+656,49

Sta ST3 = Sta SS3 + Ls3

= (2+656,49) + 80,95

= 2+737,44

Sta B = Sta ST3 + d4 – Ts3

= (2+737,44) + 878,21 – 81,36

= 3534,29 < 3536,54 ........................(OK)

Sta Sungai1 = Sta A + (jarak A – Sungai1)

= (0+000) + 131,49

= 0+131,49

Sta Sungai2 = Sta Sungai1 + jarak Sungai1- Sungai2

= 0+131,49 + 478,57

= 0+610,05

Sta Sungai3 = Sta PI1 + jarak PI1-Sungai3

= 0+983,93 + 418,00

= 1+401,93

Sta Sungai4 = Sta PI2 + jarak PI2-Sungai4

= 1+813,65 + 424,65

= 2+238,3

Page 118: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta Sungai5 = Sta B – jarak Sungai5-B

= 3534,29 – 597,1

= 2+939,44

3.4 Kontrol Overlaping

Diketahui:

Diketahui :

det/22,22

3600

80000

/80

m

jam

km

renV

Syarat overlapping

66,66

22,223

3

renxVa

d > a Aman

d > 66,66 m Aman

Diketahui koordinat:

A = ( 0 ; 0 )

PI – 1 = (-875 ; 450)

PI – 2 = (-1700 ; 550)

PI – 3 = (-2525 ; 725)

B = (-3400 ; 650)

Panjang Jembatan (L) = 50 m

Page 119: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sehingga agar tidak overlaping dn > 66,66 m

1. A (Awal proyek) dengan Tikungan 1

d 1 = ( Jarak A - PI 1 ) – Ts 1

= 983,93 – 89,21

= 894,72 m > 66,66 m Aman

2. Tikungan 1 dengan jembatan 2

d2 = Sta TS1 – Sta sungai 2 – (0,5 L)

= (0+894,72) – (0+610,05) – 25

= 259,67 m > 66,66 m Aman

3. Tikungan 1 dengan jembatan 3

d3 = Sta sungai 3 – (0,5L) – Sta ST1

= (1+401,93) – 25 – (1+071,82)

=305,11 m > 66,66 m Aman

4. Tikungan 2 dengan jembatan 3

d4 = Sta TC2 – Sta sungai 3 – (0,5L)

= (1+765) – (1+401,93) – 25

= 338,07 m > 66,66 m Aman

5. Tikungan 2 dengan jembatan 4

d5 = Sta sungai 4 – (0,5L) – Sta CT2

= (2+238,3) – 25 – (1+862,19)

= 351,11 m > 66,66 m Aman

Page 120: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Tikungan 3 dengan jembatan 4

d6 = Sta TS3 – Sta sungai 4 – (0,5L)

= (2+575,54) – (2+238,3) – 25

= 312,24 m > 66,66 m Aman

7. Tikungan 3 dengan jembatan 5

d7 = Sta sungai 5 – (0,5L) – Sta ST3

= (2+939,44) – 25 – (2+737,44)

= 177 m > 66,66 m Aman

8. Akhir Proyek dengan jembatan 5

d8 = (jarak sungai5-B) – (0,5L)

= 597,1 – 25

= 572,1 m > 66,66 m Aman

9. Tikungan 1 dengan tikungan 2

d9 = Sta TC2 - Sta ST1

= (1+765) – (1+071,82)

= 693,18 m > 66,66 m Aman

10. Tikungan 2 dengan tikungan 3

d10 = Sta TS3 – Sta CT2

= (2+575,54) – (1+862,19)

= 713,35 m > 66,66 m Aman

Page 121: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sket stationing 3.9

Page 122: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Long profile gb 3.10

Page 123: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal

Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli

Stationing Elevasi

Stationing Elevasi

0+000 678.33

1+850 678.47

0+050 676.79

1+900 677.36

0+100 676.35

1+950 676.28

0+150 674.16

2+000 675.00

0+200 678.61

2+050 674.40

0+250 678.71

2+100 676.15

0+300 676.54

2+150 678.73

0+350 676.51

2+200 677.34

0+400 676.43

2+250 673.57

0+450 676.07

2+300 679.68

0+500 676.73

2+350 679.69

0+550 676.59

2+400 678.09

0+600 671.54

2+450 679.52

0+650 676.10

2+500 680.16

0+700 676.33

2+550 680.37

0+750 675.67

2+600 679.80

0+800 673.82

2+650 678.22

0+850 673.37

2+700 676.03

0+900 674.67

2+750 674.18

0+950 676.60

2+800 673.42

1+000 678.64

2+850 673.05

1+050 677.72

2+900 670.81

1+100 681.11

2+950 665.77

1+150 680.98

3+000 671.66

1+200 679.98

3+050 671.43

1+250 678.66

3+100 670.35

1+300 677.45

3+150 670.25

1+350 679.32

3+200 669.59

1+400 673.77

3+250 669.61

1+450 679.31

3+300 669.25

1+500 679.32

3+350 670.34

1+550 678.53

3+400 672.00

1+600 678.41

3+450 670.62

1+650 678.34

3+500 670.79

1+700 677.54

3+536,54 671.77

1+750 676.20

1+800 677.88

Page 124: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Elevasi Jembatan Rencana :

Jembatan 1

Elevasi dasar sungai = +673,46

Elevasi muka air sungai = +674,5

Elevasi muka air sungai saat banjir = +676

Ruang bebas = 1,5 m

Tebal plat jembatan = 1 m

Elevasi rencana jembatan minimum = +678,5

Elevasi rencana = +679

Page 125: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jembatan 2

Elevasi dasar sungai = +671,13

Elevasi muka air sungai = +672,5

Elevasi muka air sungai saat banjir = +674

Ruang bebas = 1,5 m

Tebal plat jembatan = 1 m

Elevasi rencana jembatan minimum = +676,5

Elevasi rencana = +677

Page 126: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jembatan 3

Elevasi dasar sungai = +673,67

Elevasi muka air sungai = +674,5

Elevasi muka air sungai saat banjir = +676

Ruang bebas = 1,5 m

Tebal plat jembatan = 1 m

Elevasi rencana jembatan minimum = +678,5

Elevasi rencana = +679,5

Page 127: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jembatan 4

Elevasi dasar sungai = +673,34

Elevasi muka air sungai = +675

Elevasi muka air sungai saat banjir = +676,5

Ruang bebas = 1,5 m

Tebal plat jembatan = 1 m

Elevasi rencana jembatan minimum = +679

Elevasi rencana = +679,5

Page 128: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jembatan 5

Elevasi dasar sungai = +665,45

Elevasi muka air sungai = +667

Elevasi muka air sungai saat banjir = +668,5

Ruang bebas = 1,5 m

Tebal plat jembatan = 1 m

Elevasi rencana jembatan minimum = +671

Elevasi rencana = +671,76

Page 129: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sket profil

Page 130: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang

Contoh perhitungan kelandaian g ( A – PVI1)

Elevasi A = 679 m STA A = 0+000

Elevasi PVI1 = 679 m STA PVI1 = 0+300

%0

100)0000()3000(

679679

1001

11

ASTAPVISTA

AElevasiPVIElevasig

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.4 Data Titik PVI

No Titik STA Elevasi

(m) Jarak (m)

Kelandaian

Memanjang

1 A 0+000 679

300 g1 = 0 %

2 PV1 0+300 679

150 g2 = 1,3 %

3 PV2 0+450 677

300 g3 = 0 %

4 PV3 0+750 677

500 g4 = 0,5 %

5 PV4 1+250 679,5

1150 g5 = 0 %

6 PV5 2+400 679,5

450 g6 = 1,72 %

7 PV6 2+850 671,757

686,54 g7 = 0 %

8 B 3+536,54 671,757

Page 131: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal

3.5.2.1 PV1 (STA 0+300)

Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI1

1. Perhitungan Lv

)%( 3,1 %0%1,3

12

cekung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

523.140

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.663222.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

11.23360

3.180

3602

2

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

PLV1 A1 PPV1

B1

PTV1

g1 = 0 %

g2 = 1,3 %

Page 132: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memenuhi)(tidak 54,71

3,1

40533,462

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 13,0800

803,1

8001

mLvX 20804

14

11

mXLv

AY 0325.020

80200

3,1

200

22

1

2. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV1 = Sta PVI1 – 1/2 Lv

= (0+300) – 8012

1

= 0+260

Sta A1 = Sta PVI1 – 1/4 Lv

= (0+300) – 804

1

= 0+280

Sta PPV1 = Sta PVI1

= 0+300

Sta B1 = Sta PVI1 + 1/4 Lv

= (0+300) + 804

1

= 0+320

Sta PTV1 = Sta PVI1 + 1/2 Lv

= (0+300) + 802

1

= 0+340

Page 133: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV1 = Elevasi PVI1 - 121 gLv

= 679 - %0802

1

= 679 m

Elevasi A1 = Elevasi PVI1 - 341 gLv - y

= 679 - %0804

1 - 0.0325

= 678,97m

Elevasi PPV1 = Elevasi PVI1 - Ev

= 679 – 0,13

= 678,87 m

Elevasi B1 = Elevasi PVI1 - 241 gLv - y

= 679 - % 32.1804

1 - 0.0325

= 678,70 m

Elevasi PTV1 = Elevasi PVI1 - 221 gLv

= 697 - % 3.1802

1

= 678,47 m

3.5.2.2 PV2 (STA 0+450)

Page 134: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI2

1. Perhitungan Lv

)%( 3,1 %3,1%0

23

cembung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

523.140

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.663222.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

11.23360

3.180

3602

2

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 54,71

3,1

40533,462

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

PLV2

A2

PPV2 B2 PTV2

g2 = 1,3 %

g3 = 0 %

Page 135: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 13,0800

803,1

8002

mLvX 20804

14

12

mXLv

AY 0325.020

80200

3,1

200

22

2

2. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV2 = Sta PVI2 – 1/2 Lv

= (0+450) – 802

1

= 0+410

Sta A3 = Sta PVI2– 1/4 Lv

= (0+450) – 804

1

= 0+430

Sta PPV2 = Sta PVI2

= 0+450

Sta B2 = Sta PVI2+ 1/4 Lv

= (0+450) + 1164

1

= 0+470

Sta PTV2 = Sta PVI2+ 1/2 Lv

= (0+450) + 1162

1

= 0+490

3. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV2 = Elevasi PVI2 + 221 gLv

= 677 + %3,1802

1

= 677,52 m

Page 136: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Elevasi A2 = Elevasi PVI2 + 241 gLv + y

= 677 + %3,1804

1 +0,0325

= 677,29 m

Elevasi PPV2 = Elevasi PVI2 + Ev

= 677 + 0,13

= 677,13 m

Elevasi B2 = Elevasi PVI2 + 341 gLv + y

= 677 + % 0804

1 + 0,0325

= 677,0325 m

Elevasi PTV2 = Elevasi PVI2 + 421 gLv

= 677 + % 0802

1

= 677 m

Page 137: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2.3 PV3 (STA 0+750)

Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI3

1. Perhitungan Lv

)%( 5,0 %0%0,5

34

cekung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

205,040

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.66322.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

89.8360

5.080

3602

2

PLV3 A3 PPV3

B3

PTV3

g3 = 0 %

g4 = 0,5 %

Page 138: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 570

5,0

4051202

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 05,0800

805,0

8003

mLvX 20804

14

13

m

Lv

xAY

0125.0

80200

205,0

200

. 22

3

2. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV3 = Sta PVI3 – 1/2 Lv

= (0+750) – 802

1

= 0+710

Sta A3 = Sta PVI3 – 1/4 Lv

= (0+750) – 804

1

= 0+730

Sta PPV3 = Sta PVI3

= 0+750

Sta B3 = Sta PVI3 + 1/4 Lv

= (0+750) + 804

1

= 0+770

Page 139: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta PTV3 = Sta PVI3 + 1/2 Lv

= (0+750) + 802

1

= 0+790

3. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV3 = Elevasi PVI3 + 321 gLv

= 677 + %0802

1

= 677 m

Elevasi A3 = Elevasi PVI3 + 341 gLv + y

= 667 + %0804

1 + 0,0125

= 677,01 m

Elevasi PPV3 = Elevasi PVI3 + Ev

= 677 + 0.05

= 677,05 m

Elevasi B3 = Elevasi PVI3 + 441 gLv + y

= 677 + % 5,0804

1 + 0,0125

= 677,11 m

Elevasi PTV3 = Elevasi PVI3 + 421 gLv

= 677 + % 5,0802

1

= 677,2 m

Page 140: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2.4 PVI4 (STA 1+250)

Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI4

1. Perhitungan Lv

)%( 5,0 %5,0%0

45

cembung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

205,040

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.66322.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

89.8360

5.080

3602

2

PLV4

A4

PPV4 B4 PTV4

g5 = 0 %

g4 = 0,5%

Page 141: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 570

5,0

4051202

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 05,0800

805,0

8004

mLvX 20804

14

14

m

Lv

xAY

0125.0

80200

205,0

200

. 22

4

2. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV4 = Sta PVI4 – 1/2 Lv

= (1+250) – 802

1

= 1+210

Sta A4 = Sta PVI4 – 1/4 Lv

= (1+250) – 804

1

= 1+230

Sta PPV4 = Sta PVI4

= 1+250

Sta B4 = Sta PVI4 + 1/4 Lv

= (1+250) + 804

1

= 1+270

Page 142: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta PTV4 = Sta PVI4 + 1/2 Lv

= (1+250) + 802

1

= 1+290

3. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV4 = Elevasi PVI4 - 421 gLv

= 679,5 - %5,0802

1

= 679,3 m

Elevasi A4 = Elevasi PVI4 - 441 gLv - y

= 679,5 - %5,0804

1 - 0,0125

= 679,39

Elevasi PPV4 = Elevasi PVI4 - Ev

= 677 - 0.05

= 679,45 m

Elevasi B4 = Elevasi PVI4 - 541 gLv - y

= 679,5 - % 0804

1 - 0,0125

= 679,48 m

Elevasi PTV4 = Elevasi PVI4 - 421 gLv

= 679,5 - % 0802

1

= 679,5 m

Page 143: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2.5 PV5 (STA 2+400)

Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI5

1. Perhitungan Lv

)%( 72,1 %0%1,72

12

cekung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

8,6872.140

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.663222.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

78,17360

72.180

3602

2

PLV5 A5 PPV5

B5

PTV5

g5 = 0 %

g6 = 1,72 %

Page 144: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diambil Lv terbesar, yaitu = 68,6 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 68,6 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 53,4

72,1

4051202

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 172,0800

8072,1

8005

mLvX 20804

14

15

mXLv

AY 043.020

80200

72,1

200

22

5

2. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV5 = Sta PVI5 – 1/2 Lv

= (2+400) – 8012

1

= 2+360

Sta A5 = Sta PVI5 – 1/4 Lv

= (2+400) – 804

1

= 2+380

Sta PPV5 = Sta PVI5

= 2+400

Sta B5 = Sta PVI5 + 1/4 Lv

= (2+400) + 804

1

= 2+420

Page 145: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta PTV5 = Sta PVI5 + 1/2 Lv

= (2+400) + 802

1

= 2+440

3. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV5 = Elevasi PVI5 - 521 gLv

= 679,5 - %0802

1

= 679,50 m

Elevasi A5 = Elevasi PVI5 - 541 gLv - y

= 679,5 - %0804

1 - 0.043

= 679,46 m

Elevasi PPV5 = Elevasi PVI5 - Ev

= 679,5 – 0,172

= 679,33 m

Elevasi B5 = Elevasi PVI5 - 641 gLv - y

= 679,5 - % 72.1804

1 - 0.043

= 679,11 m

Elevasi PTV5 = Elevasi PVI5 - 621 gLv

= 679,5 - % 72.1802

1

= 678,812 m

Page 146: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2.6 PV6 (STA 2+850)

Gambar 3.16 Lengkung Vertikal PVI6

1. Perhitungan Lv

)%( 72,1 %72,1%0

67

cembung

ggA

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

8,6872.140

40

Syarat kenyamanan

m

tVLv

67.663222.22

Pengurangan goncangan

m

AVLv

78,17360

72.180

3602

2

PLV6

A6

PPV6 B6 PTV6

g6 = 1,72 %

g7 = 0 %

Page 147: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diambil Lv terbesar, yaitu = 68,6 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 68,6 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 53,4

72,1

4051202

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 172,0800

8072,1

8006

mLvX 20804

14

16

mXLv

AY 043.020

80200

72,1

200

22

6

4. Stationing Lengkung Vertikal

Sta PLV6 = Sta PVI6 – 1/2 Lv

= (2+850) – 802

1

=2+810

Sta A6 = Sta PVI6– 1/4 Lv

= (2+850) – 804

1

= 2+830

Sta PPV6 = Sta PVI6

= 2+850

Sta B6 = Sta PVI6+ 1/4 Lv

= (2+850) + 1164

1

= 2+870

Page 148: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta PTV6 = Sta PVI6+ 1/2 Lv

= (2+850) + 1162

1

= 2+890

5. Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi PLV6 = Elevasi PVI6 + 621 gLv

= 671,757 + %72,1802

1

= 672,45 m

Elevasi A6 = Elevasi PVI6 + 641 gLv + y

= 671,757 + %72,1804

1 +0,043

= 672,14 m

Elevasi PPV6 = Elevasi PVI6 + Ev

= 671,757 + 0,172

= 671,93 m

Elevasi B6 = Elevasi PVI6 + 741 gLv + y

= 671,757 + % 0804

1 + 0,043

= 671,80 m

Elevasi PTV6 = Elevasi PVI6 + 421 gLv

= 671,757 + % 0802

1

= 671,757 m

Page 149: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN

4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan

Jenis jalan yang direncanakan = Jalan kelas II (jalan Arteri)

Tebal perkerasan = 2 lajur dan 2 arah

Jalan dibuka pada tahun = 2012

Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai tahun = 2011

Masa pelaksanaan = 1 tahun

Perkiraan pertumbuhan lalu lintas

selama pelaksaaan = 2 %

Umur rencana (UR) = 10 tahun

Perkiraan pertumbuhan lalu lintas

selama umur rencana = 7 %

Perkiraan curah hujan rata-rata = 100 - 400 mm/th

Susunan lapis perkerasan Surface course = Laston MS 744

Base course = Batu pecah (kelas A)

CBR 100%

Sub base course = Sirtu (kelas A)

CBR 70%

C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah

Page 150: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.1 Nilai LHRS

No Jenis kendaraan LHRS

( Kendaraan / hari / 2arah )

1 Mobil 3818

2 Bus 464

3 Pick-UP 1140

4 Truk 2 As (13 ton) 1036

5 Truk 3 As (20 ton) 608

Jumlah total 7066

(sumber : Survey lalu lintas daerah Tingkir Salatiga 5 Mei 2011)

4.2 Perhitungan Volume Lalu – Lintas

4.2.1. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata

Jalan direncanakan tahun 2011 maka LHRs ( LHR Survai) yang dipakai

LHR tahun 2011 dari tabel 4.1.

Jalan dibuka tahun 2012 maka LHR Awal Umur Rencana adalah LHR tahun

2011 dengan pertumbuhan lalu lintas 2 %, maka i1 = 2% dan masa kontruksi

(n1) = 1 tahun

Umur rencana adalah 10 th, maka LHR Akhir Umur Rencana adalah LHR

tahun 2022 dengan pertumbuhan lalu lintas ( i2 ) = 7 % dan umur rencana

(n2) = 10 tahun

Rumus LHR Awal Umur Rencana ( LHR 2012 ) : LHR2011 (1 + i1) n

1

Rumus LHR Akhir Umur Rencana ( LHR 2022 ) : LHR2012 (1 + i2) n

2

(Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan

Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Hal. 11)

Page 151: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Contoh Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata Pada Mobil Penumpang :

LHR Awal Umur Rencana (LHR 2012)

LHR 2012 = LHR2011 (1 + 0,02)1

= 3818 x (1 + 0,02)1

= 3894,36 ~ 3894

LHR Akhir Umur Rencana (LHR 2022)

LHR 2022 = LHR2012 (1 +0,06)10

= 3894 x (1 +0,07)10

= 7660,8 ~ 7661

Tabel 4.2 Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata

No Jenis Kendaraan LHR awal perencanaan

/ LHR Survai

LHR Awal Umur

Rencana (LHR 2012)

LHR Akhir Umur

Rencana (LHR 2022)

LHR2011 LHR2011 (1 + 0,02)1 LHR2012 (1 +0,07)

10

1 Mobil 3818 3894 7661

2 Bus 464 473 931

3 Pick-UP 1140 1163 2287

4 Truk 2 As (13 ton) 1036 1057 2079

5 Truk 3 As (20 ton) 608 620 1220

Page 152: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.2. Perhitungan Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan

Angaka Ekivalen (E) dari suatu sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan

perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban

sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu

lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).

Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar III Angka Ekivalen

(E) Beban Sumbu Kendaraan dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan Angka Ekivalen (E)

No Jenis Kendaraan Angka Ekivalen (E)

1 Mobil 2 ton (1+1) 0002,00002,0 = 0,0004

2 Bus 6 ton (2+4) 0577,00036,0 = 0,0613

3 Pick -UP 2 ton (1+1) 0002,00002,0 = 0,0004

4 Truk 2 as 13 ton (5+8) 9238,01410,0 = 1,0648

5 Truk 3 as 20 ton (6+7.7) 0,7452 + 0,2923 = 1,0375

Page 153: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.2.3. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )

Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar II Koefisien

distribusi kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5.

Jumlah

lajur

Kendaraan Ringan Kendaraan Berat

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 1.00 1.00 1.0 1.0

2 0.60 0.50 0.7 0.50

3 0.40 0.40 0.5 0.475

4 0.30 0.45

5 0.25 0.425

6 0.20 0.40

4.2.4. Perhitungan Lintas Ekivalen

Contoh perhitungan lintas Ekivalen untuk mobil:

LEP (Lintas Ekivalen Permulaan) :

Rumus LEP = C x E x LHR2012

= 0,5 x 0,0004 x 3894

= 0,7789

LEA (Lintas Ekivalen Akhir) :

Rumus LEA = C x E x LHR2022

= 0,5 x 0,0004 x 7661

= 1,5322

LET (Lintas Ekivalen Tengah) :

Rumus LET = ½ (LEP + LEA)

= ½ (0,7789+ 1,5322)

= 1,1555

Page 154: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LER (Lintas Ekivalen Rencana) :

Rumus LER = LET x10

UR

= 1,1555x 10

10

= 1,1555

Sumber : (Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987).

Tabel 4.4 Perhitungan Lintas Ekivalen

No Jenis Kendaraan LEP LEA LET LER

C x E x

LHR2012

C x E x

LHR2022

½ (LEP +

LEA)

LET x10

UR

1 Mobil O,7789 1,5322 1,1555 1,1555

2 Bus 14,506 28,5356 21,5208 21,5208

3 Pick-UP 0,2326 0,4575 0,3450 0,3450

4 Truk 2 As (13 ton) 562,5977 1106,7149 834,6563 834,6563

5 Truk 3 As (20 ton) 321,708 632,8483 477,2782 477,2782

Jumlah ( ∑ ) 899,8232 1770,0884 1334,9558 1334,9558

Page 155: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar

Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),

berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini

adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium.

Jika digunakan CBR lapangan dilakukan dengan tes DCP ( Dinamic Cone

Pnetrometer ) pada musim hujan ( keadaan terjelek tanah di lapangan), jika

digunakan CBR laboratorium maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan

dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya.

Dari pengujian DCP didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Data CBR Tanah Dasar

STA 0+000 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600

CBR (%) 7 6 8 6 7 6 5

STA 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100 1+200 1+300

CBR (%) 6 7 8 8 7 5 8

STA 1+400 0+500 1+600 1+700 1+800 1+900 2+000

CBR (%) 6 7 6 7 7 6 7

STA 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700

CBR (%) 5 6 8 7 7 5 8

STA 2+800 2+900 3+000 3+100 3+200 3+300 3+400

Page 156: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

CBR (%) 7 8 7 8 7 6 7

STA 3+500 3+536

CBR (%) 7 6

Tabel 4.6 Penghitungan jumlah dan prosentase CBR yang sama atau lebih

besar

No CBR Jumlah yang sama atau lebih

besar

Persen yang sama atau lebih

besar

1 5 37 37/37 x 100 % = 100 %

2 6 33 33/37x 100 % = 89,19 %

3 7 23 23/37x 100 % = 62,16 %

4 8 8 8/37 x 100 % = 21,62 %

Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar

dengan persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai

CBRnya. Yaitu nilai CBR 90%.

Page 157: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 4.1. Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang

sama atau lebih besar.

Page 158: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.4 Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT)

Gambar 4.1. Korelasi DDT dan CBR

Hubungan Nilai CBR Dengan Garis Mendatar Kesebelah Kiri Diperoleh Nilai

DDT = 5

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Korelasi DDT dan CBR

Hal 13

CBR DDT

100 90

80 70 60 50

40

30

20

10 9

8 7 6

5

4

3

2

1

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Page 159: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.5 Perhitungan Faktor Regional (FR)

Dari data – data dibawah ini dapat ditentukan Faktor Regional ( FR ) adalah :

% kendaraan berat = %1002011 LHR

berat kend.

Jumlah

= %1007066

2108

= 29,83 % ≤ 30 %

Curah hujan berkisar 100 - 400 mm / tahun

Sehingga dikategorikan < 900 mm/ tahun, termasuk pada iklim I

Kelandaian = %100B-AJarak

B titik Elevasi -A titik Elevasi

= %1003536,54

671,76 - 678,33

= 0,19 % < 6 %

Sehingga dikategorikan Kelandaian I

Maka berdasarkan pada Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur

Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar IV

Faktor Regional (FR) maka diperoleh nilai FR = 0,5

Page 160: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.7 Faktor Regional (FR)

Curah

Hujan

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III

(< 6 %) (6 – 10 %) (> 10 %)

% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

30 % > 30 % 30 % > 30 % 30 % > 30 %

Iklim I

0,5

1,0 –

1,5

1,0

1,5 –

2,0

1,5

2,0 –

2,5 < 900 mm/th

Iklim II

1,5

2,0 –

2,5

2,0

2,5 –

3,0

2,5

3,0 –

3,5 > 900 mm/th

4.6 Penentuan Indeks Permukaan (IP)

4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo)

Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness >1000 mm / tahun, Maka

berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya

dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar VI Indeks

Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) maka diperoleh IPo = 3,9 – 3,5

Page 161: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu

didapat nilai LER = 1334,9558 1335 maka berdasarkan Buku Petunjuk

Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar V Indeks Permukaan Pada Akhir Umur

Rencana (IPt) maka diperoleh Ipt = 2,5

4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dari Nomogram

Data :

IP o = 3,9 – 3,5

IPt = 2,5

LER = 1334,9558 1335

DDT = 5

FR = 0,5

Page 162: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.2 Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)

Dengan nomogram no.4 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan

Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar

Nomogram Lampiran 1 , didapat nilai ITP = 9,5

Dari nilai ITP = 9,5 berdasarkan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur

Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 Daftar VIII

Batas – batas Minimum Tebal Lapis Permukaan (D) , direncanakan susunan

lapisan perkerasan sebagai berikut :

Page 163: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lapis permukaan (Surface Course)

D1 = 7,5 cm

a1 = 0,40 (LASTON MS 744)

Lapis pondasi atas (Base Course)

D2 = 20 cm

a2 = 0,14 (Batu Pecah kelas A CBR 100 %)

Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)

D3 = ….

a3 = 0,13 (Sirtu / Pitrun kelas A CBR 70 %)

dimana :

a1,a2,a3 : Koefisien relative bahan perkerasan (SKBI 2.3.26 1987).

D1,D2,D3 : Tebal masing-masing lapis permukaan.

Maka tebal pondasi bawah (D3) dapat dicari dengan persamaan sbb :

ITP = (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)

9,5 = (0,40 x 7,5) + (0,14 x 20) + (0,13 x D3)

9,5 = 3 + 2,8 + (0,13 x D3)

D3 = 13,0

)8,23(5,9

D3 = 28,46 cm ~ 28,5 cm

Page 164: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Batu Pecah kelas A (CBR

100 %)

Sirtu/pitrun kelas A (CBR

70 %)

LASTON MS 744 7,5 cm

20 cm

28,5 cm cm

Gambar 4.4 Typical Cross Section

-2%-2% -4%-4%

0.5m 0.5m1.5 m

Drainase

0.5m 0.5m1.5 m

Drainase

2 m

Bahu jalan

2 m

Bahu jalan

3.5 m

Lebar perkerasan

3.5 m

Lebar perkerasan

2 : 1

2 : 1

Gambar 4.3 Susunan Perkerasan

Page 165: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE

5.1 Typical Potongan Melintang

Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan

5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan

5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah

1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.

Luas = p. Damija x (p. Jalan – p. Jembatan Total)

= 11 m x (3536.54 m – 250 m)

= 36.151,94 m²

2. Persiapan Badan Jalan ( m² ).

Luas = (Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan) – p. Jembatan

total

= (8.0714 m x 3536.54 m) – 250 m = 28.294,83 m²

RUWASJA

RUMIJA

RUMAJA

Page 166: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Galian Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 1+071,82

Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 1+071,82

H1 = 679,75 - 678,46

= 1,29

H2 = 679,77 – 678,46

= 1,31

H3 = 679,78 – 678,54

= 1,24

H4 = 679,81 – 678,61

= 1,2

H5 = 679,84 – 678,54

= 1,3

H6 = 679,86 – 678,46

= 1,4

H7 = 679,88 – 678,46

= 1,42

¤ Perhitungan Luas

24128,0

1̀2

11

m

xalasHLuas

225,3

5,22

212

m

HHLuas

255,2

22

323

m

HHLuas

Page 167: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

227,4

5,32

434

m

HHLuas

238,4

5,32

545

m

HHLuas

27,2

22

656

m

HHLuas

253,3

5,22

767

m

HHLuas

250,0

72

18

m

xalasxHLuas

2m 21,0928 Galian TotalL

4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 0+050

Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0+050

H1 = 678,85 – 676,77

= 2,08

H2 = 678,93 – 676,78

= 2,15

H3 = 679 – 676,79

= 2,21

H4 = 678,93 – 676,80

= 2,13

H5 = 678,86 – 676,81 = 2,0

Page 168: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

¤ Perhitungan Luas

208,1

12

11

m

xalasxHLuas

223,4

22

212

m

HHLuas

263,7

5,32

323

m

HHLuas

260,7

5,32

434

m

HHLuas

218,4

22

545

m

HHLuas

205,1

52

16

m

xalasHLuas

2m 25,77 Timbunan Ltotal

Page 169: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1

Tabel. 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan

NO STA JARAK LUAS (m2) Volume(m3)

Galian Timbunan Galian Timbunan

1 0+000

2.8628

50 715.82

2 0+050 25.77

50 1706.89

3 0+100 42.5056

6.5 307.2368

4 0+106,5 52.0288

0

5 0+156,5 56.6372

43.4 1984.26319

6 0+200 34.8035

50 1629.39

7 0+250 30.3721

10 298.9375

8 0+260 29.4154

20 559.9

9 0+280 26.5746

20 499.566

10 0+300 23.382

20 441.475

11 0+320 20.7655

20 390.823

12 0+340 18.3168

10 175.528

13 0+350 16.7888

50 659.9575

14 0+400 9.6095

10 89.464

15 0+410 8.2833

20 151.359

16 0+430 6.8526

20 142.996

17 0+450 7.447

20 187.572

18 0+470 11.3102

20 328.568

19 0+490 21.5466

10 254.7475

20 0+500 29.4029

50 2097.23 21 0+550 54.4863

Page 170: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35.05 2093.99215

22 0+585,05 64.9997

0

23 0+635,05 67.0964

14.95 941.280405

24 0+650 58.8274

50 2365.395

25 0+700 35.7884

10 297.854

26 0+710 23.7824

20 384.355

27 0+730 14.6531

20 259.668

28 0+750 11.3137

20 335.832

29 0+770 22.2695

20 562.432

30 0+790 33.9737

10 362.3385

31 0+800 38.494

50 2180.62

32 0+850 48.7308

44.72 1896.80998

33 0+894.72 36.0997

5.28 184.193592

34 0+900 33.6706

9.81 310.932855

35 0+909.81 29.7204

15.08 407.806178

36 0+924.89 24.3653

25.11 458.647961

37 0+950 12.1658

33.72 111.81552 205.115388

38 0+983.72 6.632

16.28 110.440264

39 1+000 6.9356

41.65 144.43387 54.82806

40 1+041.65 2.6328

8.35 30.0011325

41 1+050 4.5531

6.74 32.25427

42 1+056.74 5.0179

15.08 159.039712 37.834966

43 1+071.82 21.0928

28.18 894.809403 44 1+100 42.4139

Page 171: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 1945.7975

45 1+150 35.418

50 1223.765

46 1+200 13.5326

10 110.133

47 1+210 8.494

20 84.94 3.309

48 1+230 0.3309

20 45.898

49 1+250 4.2589

20 167.881

50 1+270 12.5292

20 308.364

51 1+290 18.3072

10 190.135

52 1+300 19.7198

50 1092.015

53 1+350 23.9608

27 889.79715

54 1+377 41.9501

0

55 1+427 46.8568

23 974.76645

56 1+450 37.9055

50 1713.61

57 1+500 30.6389

50 925.81

58 1+550 6.3935

50 355.96

59 1+600 7.8449

50 412.38

60 1+650 8.6503

50 681.33

61 1+700 18.6029

14.99 324.75835

62 1+714.99 24.7271

27.79 845.007751

63 1+742.78 36.0867

7.22 264.440442

64 1+750 37.1655

15 527.1225

65 1+765 33.1175

25 650.64

66 1+790 18.9337

10 169.524 67 1+800 14.9711

Page 172: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37.19 425.712071

68 1+837.19 7.9228

12.81 100.238891

69 1+850 7.7273

12.19 102.054071

70 1+862.19 9.0166

22.22 270.382959

71 1+884.41 15.3203

15.59 283.6125

72 1+900 21.0636

12.19 279.619096

73 1+912.19 24.8132

37.81 1140.91297

74 1+950 35.5366

50 2247.795

75 2+000 54.3752

50 2954.2325

76 2+050 63.7941

50 2529.945

77 2+100 37.4037

50 1098.7325

78 2+150 6.5456

50 628.0975

79 2+200 18.5783

13.3 479.88262

80 2+213.3 53.5845

0

81 2+263.3 67.6308

36.7 1617.51396

82 2+300 20.5171

50 118.12 512.9275

83 2+350 4.7248

10 40.0165 1.656

84 2+360 3.2785 0.3312

20 32.785 21.688

85 2+380 1.8376

20 114.958

86 2+400 9.6582

20 124.602

87 2+420 2.802

20 82.745 28.02

88 2+440 8.2745

10 122.24

89 2+450 16.1735

50 1475.5925 90 2+500 42.8502

Page 173: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 2651.7275

91 2+550 63.2189

25.54 1681.53955

92 2+575.54 68.46

14.15 970.105605

93 2+589.69 68.6574

10.31 703.955459

94 2+600 67.9004

3.84 259.897536

95 2+603.84 67.4629

46.16 2796.41896

96 2+650 53.6991

6.49 339.075566

97 2+656.49 50.7926

43.51 1741.78579

98 2+700 29.2711

9.14 242.969991

99 2+709.14 23.8952

14.15 293.31535

100 2+723.29 17.5628

14.15 225.28781

101 2+737.44 14.28

12.56 171.646216

102 2+750 13.0522

50 1069.67

103 2+800 29.7346

10 157.406 4.2525

104 2+810 1.7466 0.8505

20 114.229 8.505

105 2+830 9.6763

20 96.763 24.15

106 2+850 2.415

20 262.997

107 2+870 23.8847

20 697.727

108 2+890 45.888

10 511.2665

109 2+900 56.3653

14.4 910.34064

110 2+914.4 70.0709

0

111 2+964.4 62.061

35.6 1924.8297

112 3+000 46.0755

50 1949.305 113 3+050 31.8967

Page 174: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 1089.8825

114 3+100 11.6986

50 616.0125

115 3+150 12.9419

50 856.945

116 3+200 21.3359

50 1060.9675

117 3+250 21.1028

50 1175.36

118 3+300 25.9116

50 945.9375

119 3+350 11.9259

50 151.3325 298.1475

120 3+400 6.0533

50 151.3325 211.9675

121 3+450 8.4787

50 373.7375

122 3+500 6.4708

36.54 67.650156 128.538585

123 3+536.54 3.7028 0.5647

Total Volume Galian = 20542,7818 m3

Total Volume Timbunan = 64580,1161 m3

Contoh perhitungan Volume Galian STA 1+100 s.d 1+150

Jarak : (1+100) – (1+150) = 50 m

JarakLuasSTALuasSTA

V

2

)1501..()1001..( = 50

2

)418,35414,42(

= 1945,798 m3

Contoh perhitungan Volume Timbunan STA 0+000 s.d 0+050

Jarak : (0+000) – (0+050) = 50 m

JarakLuasSTALuasSTA

V

2

)0500..()0000..( = 50

2

)770,25863,2(

= 815,775 m3

Page 175: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase

1. Galian Saluran

1.5 m

0.5 m

1 m

Gambar 5.4 Sket Volume galian saluran

1

2

5,05,1Luas

21 m

V = [Luas x ( Panjang Jalan – Total Pangjang Jembatan)] x 2

= [1 x (3536,54 – 250)] x 2

= 6573,08 m

2. Pasangan Batu Dengan Mortar

I

II

I

0.2 m 0.2 m

1.5 m

0.3 m

0.2 m

0.8 m

0.5 m

Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu

Page 176: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2,02,08,02IuasL

= 0,32 m2

2,02

3,05,0

IIuasL

= 0,08 m2

08,032,0 totaluasL

= 0,4 m2

Volume = 2 x luas x (panjang Jalan – p. Jemb. total)

= (2 x 0,4) x ( 3536,54 – 250 )

= 2629,23 m3

3. Plesteran

Gambar 5.6 Detail Plesteran pada Potongan A-A

Luas = (0,25 + 0,1 + 0,05) x ( 3536,54 – 250 )x 2

= 2629,232 m2

4. Siaran

Luas = 0,707 x (p.jalan – p.jembatan) x 2

= 0,707 x ( 3536,54 - 250 ) x 2

= 4647,168 m2

10 cm 5 cm

Pasangan batu

25 cm

Plesteran

Page 177: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A A

H

(H/5)+0,3

25 cm

(H/6)+0,3

5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan

5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan

1. Galian Pondasi

a. Ruas Kiri

Sta 0+000 s/d 0+050

Sta 0+000

H Sta 0+200 = 0,5512 m

(H/5)+0,3 = 0,4102 m

(H/6)+0,3 = 0,3919 m

Luas galian pondasi = 0,4102 x 0,3919 = 0,1608 m2

Sta 0+050

H Sta 0+250 = 2,0803 m

(H/5)+0,3 = 0,7161 m

(H/6)+0,3 = 0,6467 m

Luas galian pondasi = 0,7161 x 0,6467 = 0,4631 m2

Volume (0+000 s/d 0+050) = 502

0,4631 0,1608

= 15,5962 m³

Page 178: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Ruas Kanan

Sta 0+000 s/d 0+050

Sta 0+200

H Sta 0+200 = 0,4884 m

(H/5)+0,3 = 0,3977 m

(H/6)+0,3 = 0,3814 m

Luas galian pondasi = 0,3977 x 0,3814 = 0,1517 m2

Sta 0+050

H Sta 0+250 = 2,0398 m

(H/5)+0,3 = 0,7080 m

(H/6)+0,3 = 0,6400 m

Luas galian pondasi = 0,7080 x 0,6400 = 0,4531 m2

Volume ( Sta 0+000 s/d 0+050) = 502

0,4531 0,1517

= 15,1186 m3

Page 179: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

STA Jarak KIRI KANAN

h (h/5)+0,3 (h/6)+0,3 Luas Volume h (h/5)+0,3 (h/6)+0,3 Luas Volume

0+000

0.5512 0.41024 0.391867 0.160759

0.4884 0.39768 0.3814 0.151675

50 15.59618 15.11865

0+050 2.0803 0.71606 0.646717 0.463088 2.0398 0.70796 0.639967 0.453071

50 34.21675 33.88991

0+100 3.5644 1.01288 0.894067 0.905582 3.5556 1.01112 0.8926 0.902526

6.5 6.653975 6.63238

0+106,5 4.2046 1.14092 1.000767 1.141795 4.1954 1.13908 0.999233 1.138207

50 60.90551 59.11521

0+156,5 4.5834 1.21668 1.0639 1.294426 4.4175 1.1835 1.03625 1.226402

43.5 45.13786 41.35027

0+200 3.1924 0.93848 0.832067 0.780878 2.8517 0.87034 0.775283 0.67476

50 36.6183 31.36534

0+250 2.8819 0.87638 0.780317 0.683854 2.5235 0.8047 0.720583 0.579853

10 6.732124 5.7032

0+260 2.8109 0.86218 0.768483 0.662571 2.4544 0.79088 0.709067 0.560787

20 12.63366 10.66283

0+280 2.5981 0.81962 0.733017 0.600795 2.2471 0.74942 0.674517 0.505496

20 11.34686 9.513151

0+300 2.3549 0.77098 0.692483 0.533891 2.0102 0.70204 0.635033 0.445819

20 10.15057 8.447683

0+320 2.1523 0.73046 0.658717 0.481166 1.8128 0.66256 0.602133 0.398949

20 9.147714 7.55764

0+340 1.9598 0.69196 0.626633 0.433605 1.6252 0.62504 0.570867 0.356815

10 4.205009 3.429561

0+350 1.8492 0.66984 0.6082 0.407397 1.4957 0.59914 0.549283 0.329098

50 17.24913 13.7132

0+400 1.2654 0.55308 0.5109 0.282569 0.9201 0.48402 0.45335 0.21943

10 2.717627 2.1043

0+410 1.152 0.5304 0.492 0.260957 0.8128 0.46256 0.435467 0.201429

20 4.996559 3.839021

0+430 1.0302 0.50604 0.4717 0.238699 0.6945 0.4389 0.41575 0.182473

20 4.865429 3.72732

0+450 1.0809 0.51618 0.48015 0.247844 0.7438 0.44876 0.423967 0.190259

20 5.582965 4.342042

0+470 1.4055 0.5811 0.53425 0.310453 1.0594 0.51188 0.476567 0.243945

20 8.10792 6.534205

0+490 2.2272 0.74544 0.6712 0.500339 1.8581 0.67162 0.609683 0.409476 10 5.705721 4.948036

Page 180: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0+500 2.7371 0.84742 0.756183 0.640805 2.5245 0.8049 0.72075 0.580132

50 47.91805 42.85334

0+550 4.5387 1.20774 1.05645 1.275917 4.1846 1.13692 0.997433 1.134002

35.05 49.56931 44.81696

0+585,05 5.1764 1.33528 1.162733 1.552575 4.8862 1.27724 1.114367 1.423314

50 79.44249 72.30211

0+635,05 5.334 1.3668 1.189 1.625125 4.9897 1.29794 1.131617 1.468771

14.95 22.53518 21.36643

0+650 4.8084 1.26168 1.1014 1.389614 4.8084 1.26168 1.1014 1.389614

50 54.7618 52.20576

0+700 3.2539 0.95078 0.842317 0.800858 2.9305 0.8861 0.788417 0.698616

10 6.748483 5.729378

0+710 2.4105 0.7821 0.70175 0.548839 2.0161 0.70322 0.636017 0.44726

20 9.198752 7.39847

0+730 1.6897 0.63794 0.581617 0.371037 1.3165 0.5633 0.519417 0.292587

20 6.8355 5.349094

0+750 1.4156 0.58312 0.535933 0.312513 1.0504 0.51008 0.475067 0.242322

20 8.301891 6.622946

0+770 2.2937 0.75874 0.682283 0.517676 1.9027 0.68054 0.617117 0.419973

20 12.9195 10.66023

0+790 3.1719 0.93438 0.82865 0.774274 2.755 0.851 0.759167 0.646051

10 8.288723 6.934695

0+800 3.5004 1.00008 0.8834 0.883471 3.0669 0.91338 0.81115 0.740888

50 50.50785 43.01903

0+850 4.1919 1.13838 0.99865 1.136843 3.7739 1.05478 0.928983 0.979873

44.72 43.46029 37.70561

0+894.72 3.2721 0.95442 0.84535 0.806819 2.956 0.8912 0.792667 0.706425

5.28 4.103336 3.6213

0+900 3.0878 0.91756 0.814633 0.747475 2.82 0.864 0.77 0.66528

9.81 6.87469 6.136522

0+909.81 2.7823 0.85646 0.763717 0.654093 2.5448 0.80896 0.724133 0.585795

15.08 8.954981 8.12715

0+924.89 2.3537 0.77074 0.692283 0.53357 2.1951 0.73902 0.66585 0.492076

25.11 10.15812 10.08804

0+950 1.2289 0.54578 0.504817 0.275519 1.4103 0.58206 0.53505 0.311431

91.65 19.63049 21.59315

1+041.65 0.4967 0.39934 0.382783 0.152861 0.5445 0.4089 0.39075 0.159778

8.35 1.414045 1.422384

1+050 0.7159 0.44318 0.419317 0.185833 0.6845 0.4369 0.414083 0.180913

6.74 1.141397 1.229571

1+056.74 0.4967 0.39934 0.382783 0.152861 0.7039 0.44078 0.417317 0.183945

- - -

1+250 0.7439 0.44878 0.423983 0.190275 0.5379 0.40758 0.38965 0.158814

20 5.078158 4.329714

1+270 1.4401 0.58802 0.540017 0.317541 1.2218 0.54436 0.503633 0.274158 20 7.378685 6.425496

Page 181: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1+290 1.9042 0.68084 0.617367 0.420328 1.6778 0.63556 0.579633 0.368392

10 4.305671 3.836014

1+300 1.9896 0.69792 0.6316 0.440806 1.8122 0.66244 0.602033 0.398811

50 26.04428 20.22881

1+350 2.5987 0.81974 0.733117 0.600965 1.8618 0.67236 0.6103 0.410341

27 21.23608 16.5329

1+377 3.7523 1.05046 0.925383 0.972078 3.2949 0.95898 0.84915 0.814318

50 51.7558 43.51579

1+427 4.0917 1.11834 0.98195 1.098154 3.6237 1.02474 0.90395 0.926314

23 21.32418 20.29298

1+450 3.1151 0.92302 0.819183 0.756123 3.3671 0.97342 0.861183 0.838293

50 33.74857 37.9624

1+500 2.5734 0.81468 0.7289 0.59382 2.8698 0.87396 0.7783 0.680203

50 20.96356 21.15274

1+550 1.0637 0.51274 0.477283 0.244722 0.586 0.4172 0.397667 0.165907

50 13.24802 8.420349

1+600 1.2789 0.55578 0.51315 0.285199 0.6193 0.42386 0.403217 0.170907

50 13.97912 9.281777

1+650 1.2208 0.54416 0.503467 0.273966 0.8063 0.46126 0.434383 0.200364

50 18.68078 13.32959

1+700 2.121 0.7242 0.6535 0.473265 1.5134 0.60268 0.552233 0.33282

14.99 8.058998 5.76477

1+714.99 2.6023 0.82046 0.733717 0.601985 1.9711 0.69422 0.628517 0.436329

27.79 20.59751 15.05028

1+742.78 3.4914 0.99828 0.8819 0.880383 2.7576 0.85152 0.7596 0.646815

7.22 6.467948 4.796956

1+750 3.5808 1.01616 0.8968 0.911292 2.8757 0.87514 0.779283 0.681982

15 12.97848 9.504552

1+765 3.3096 0.96192 0.8516 0.819171 2.543 0.8086 0.723833 0.585292

25 16.59346 11.34485

1+790 2.2579 0.75158 0.676317 0.508306 1.4631 0.59262 0.54385 0.322296

10 4.68472 2.921689

1+800 1.9391 0.68782 0.623183 0.428638 1.1578 0.53156 0.492967 0.262041

37.19 13.50907 8.00583

1+837.19 1.343 0.5686 0.523833 0.297852 0.6033 0.42066 0.40055 0.168495

12.81 3.753747 2.174359

1+850 1.2943 0.55886 0.515717 0.288213 0.6198 0.42396 0.4033 0.170983

12.19 3.61525 2.21817

1+862.19 1.3783 0.57566 0.529717 0.304937 0.7606 0.45212 0.426767 0.19295

22.22 7.921024 5.318304

1+884.41 1.8519 0.67038 0.60865 0.408027 1.2817 0.55634 0.513617 0.285745

15.59 7.215441 5.201408

1+900 2.2935 0.7587 0.68225 0.517623 1.7365 0.6473 0.589417 0.381529

12.19 6.745474 5.068627

1+912.19 2.5566 0.81132 0.7261 0.589099 2.0276 0.70552 0.637933 0.450075 37.81 27.05195 20.83466

Page 182: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1+950 3.3777 0.97554 0.86295 0.841842 2.7752 0.85504 0.762533 0.651997

50 54.52047 43.11635

2+000 4.6897 1.23794 1.081617 1.338977 4.0247 1.10494 0.970783 1.072657

50 74.53085 58.83515

2+050 5.3707 1.37414 1.195117 1.642258 4.5504 1.21008 1.0584 1.280749

50 63.696 48.67009

2+100 3.5644 1.01288 0.894067 0.905582 2.8226 0.86452 0.770433 0.666055

50 29.36109 20.43862

2+150 1.194 0.5388 0.499 0.268861 0.4871 0.39742 0.381183 0.15149

50 17.93237 12.60203

2+200 2.0209 0.70418 0.636817 0.448434 1.6058 0.62116 0.567633 0.352591

13.3 11.50319 9.557116

2+213.3 4.5519 1.21038 1.05865 1.281369 4.0561 1.11122 0.976017 1.084569

50 75.2863 62.19448

2+263.3 5.5559 1.41118 1.225983 1.730083 4.8399 1.26798 1.10665 1.40321

36.7 40.79451 32.72141

2+300 2.1989 0.73978 0.666483 0.493051 1.7296 0.64592 0.588267 0.379973

- - -

2+380 0.7204 0.44408 0.420067 0.186543 - - - -

20 5.087358 2.79494

2+400 1.4626 0.59252 0.543767 0.322193 0.739 0.4478 0.423167 0.189494

20 5.270847 2.963484

2+420 0.8338 0.46676 0.438967 0.204892 0.1467 0.32934 0.32445 0.106854

- - -

2+810 0.4941 0.39882 0.38235 0.152489 - - - -

20 3.640072 -

2+850 0.8735 0.4747 0.445583 0.211518 - - - -

20 8.493143 4.702211

2+870 2.7268 0.84536 0.754467 0.637796 1.7307 0.64614 0.58845 0.380221

20 18.40328 11.77748

2+890 4.3582 1.17164 1.026367 1.202532 3.2437 0.94874 0.840617 0.797527

10 14.16205 8.694745

2+900 5.3442 1.36884 1.1907 1.629878 3.6665 1.0333 0.911083 0.941422

14.4 26.72102 15.79836

2+914.4 6.2534 1.55068 1.342233 2.081374 4.4824 1.19648 1.047067 1.252794

50 92.25379 61.86675

2+964.4 5.2988 1.35976 1.183133 1.608777 4.4063 1.18126 1.034383 1.221876

35.6 48.32262 37.47639

3+000 4.1121 1.12242 0.98535 1.105977 3.5006 1.00012 0.883433 0.883539

50 46.10799 36.90866

3+050 3.0588 0.91176 0.8098 0.738343 2.5698 0.81396 0.7283 0.592807

50 26.8907 20.64159

3+100 1.5345 0.6069 0.55575 0.337285 0.9973 0.49946 0.466217 0.232857

50 17.64801 11.9083

3+150 1.6789 0.63578 0.579817 0.368636 1.0568 0.51136 0.476133 0.243476 50 22.84161 15.22085

Page 183: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3+200 2.3964 0.77928 0.6994 0.545028 1.6641 0.63282 0.57735 0.365359

50 27.60505 17.81145

3+250 2.4485 0.7897 0.708083 0.559173 1.5804 0.61608 0.5634 0.347099

50 31.56633 18.69803

3+300 2.9464 0.88928 0.791067 0.70348 1.8209 0.66418 0.603483 0.400822

50 27.62547 14.84951

3+350 1.824 0.6648 0.604 0.401539 0.7619 0.45238 0.426983 0.193159

- - -

3+450 1.4294 0.58588 0.538233 0.31534 0.5806 0.41612 0.396767 0.165103

50 15.10897 7.534106

3+500 1.2984 0.55968 0.5164 0.289019 0.3774 0.37548 0.3629 0.136262

36.54 7.69245 2.489501

3+536.54 0.3458 0.36916 0.357633 0.132024 - - - -

Volume galian dinding penahan Kiri = 1945,336 m³

Volume galian dinding penahan Kanan = 1566,761 m³

2. Pasangan Batu untuk Dinding Penahangfgfgfgfgfgfgf

Volume Total galian dinding penahan = 1945,336 + 1566,761

= 3512,097 m³

Page 184: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan

a. Ruas Kiri

Sta Sta 0+000 s/d 0+050

Sta 0+000

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+000 = 0,5512 m

(H/5)+0,3 = 0,4102 m

(H/6)+0,3 = 0,3919 m

Luas pasangan batu = 0,39190,4102 5512,02

0,391925,0

= 0,3377 m2

Sta 0+050

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+050 = 2,0803 m

(H/5)+0,3 = 0,7161 m

(H/6)+0,3 = 0,6467 m

Luas pasangan batu = 0,6467 x 0,7161 0803,22

0,646725,0

= 1,3958 m2

Volume = 502

3958,1 0,3377

= 43,3366 m³

Page 185: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Ruas Kanan

Sta Sta 0+000 s/d 0+050

Sta 0+000

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+000 = 0,4884 m

(H/5)+0,3 = 0,3977 m

(H/6)+0,3 = 0,3814 m

Luas pasangan batu = 0,38143977,04884,02

0,381425,0

= 0,3059 m2

Sta 0+050

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+050 = 2,0398 m

(H/5)+0,3 = 0,7080 m

(H/6)+0,3 = 0,6400 m

Luas pasangan batu = 6400,07080,00398,22

6400,025,0

= 1,3607 m2

Volume = 502

3607,1 0,3059

= 41,6653 m3

Page 186: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan

STA Jarak KIRI KANAN

h (h/5)+0,3 (h/6)+0,3 Luas Volume h (h/5)+0,3 (h/6)+0,3 Luas Volume

0+000

0.5512 0.41024 0.391867 0.337658

0.4884 0.39768 0.3814 0.305863

50 43.33664 41.66527

0+050 2.0803 0.71606 0.646717 1.395808 2.0398 0.70796 0.639967 1.360748

50 108.5086 107.3647

0+100 3.5644 1.01288 0.894067 2.944538 3.5556 1.01112 0.8926 2.93384

6.5 21.82641 21.75083

0+106,5 4.2046 1.14092 1.000767 3.771281 4.1954 1.13908 0.999233 3.758723

50 201.9193 195.6533

0+156,5 4.5834 1.21668 1.0639 4.30549 4.4175 1.1835 1.03625 4.067407

43.5 148.195 134.9385

0+200 3.1924 0.93848 0.832067 2.508073 2.8517 0.87034 0.775283 2.13666

50 116.914 98.52868

0+250 2.8819 0.87638 0.780317 2.168489 2.5235 0.8047 0.720583 1.804487

10 21.31244 17.7112

0+260 2.8109 0.86218 0.768483 2.093998 2.4544 0.79088 0.709067 1.737753

20 39.71781 32.8199

0+280 2.5981 0.81962 0.733017 1.877783 2.2471 0.74942 0.674517 1.544237

20 35.21401 28.79603

0+300 2.3549 0.77098 0.692483 1.643618 2.0102 0.70204 0.635033 1.335366

20 31.02699 25.06689

0+320 2.1523 0.73046 0.658717 1.459082 1.8128 0.66256 0.602133 1.171323

20 27.517 21.95174

0+340 1.9598 0.69196 0.626633 1.292618 1.6252 0.62504 0.570867 1.023851

10 12.46753 9.753462

0+350 1.8492 0.66984 0.6082 1.200888 1.4957 0.59914 0.549283 0.926842

50 49.12196 36.74621

0+400 1.2654 0.55308 0.5109 0.76399 0.9201 0.48402 0.45335 0.543007

10 7.261694 5.115049

0+410 1.152 0.5304 0.492 0.688349 0.8128 0.46256 0.435467 0.480003

20 12.98796 8.936575

0+430 1.0302 0.50604 0.4717 0.610447 0.6945 0.4389 0.41575 0.413654

20 12.529 8.545618

0+450 1.0809 0.51618 0.48015 0.642453 0.7438 0.44876 0.423967 0.440907

20 15.04038 10.69715

0+470 1.4055 0.5811 0.53425 0.861584 1.0594 0.51188 0.476567 0.628807

20 23.87772 18.36972

0+490 2.2272 0.74544 0.6712 1.526188 1.8581 0.67162 0.609683 1.208164

10 17.72002 15.06813

0+500 2.7371 0.84742 0.756183 2.017817 2.5245 0.8049 0.72075 1.805461

50 156.4632 138.7367 0+550 4.5387 1.20774 1.05645 4.240709 4.1846 1.13692 0.997433 3.744007

Page 187: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35.05 165.6063 148.9731

0+585,05 5.1764 1.33528 1.162733 5.209011 4.8862 1.27724 1.114367 4.756598

50 266.7987 241.8074

0+635,05 5.334 1.3668 1.189 5.462938 4.9897 1.29794 1.131617 4.915697

14.95 75.50937 71.41874

0+650 4.8084 1.26168 1.1014 4.63865 4.8084 1.26168 1.1014 4.63865

50 180.4163 171.4702

0+700 3.2539 0.95078 0.842317 2.578002 2.9305 0.8861 0.788417 2.220156

10 21.36969 17.80282

0+710 2.4105 0.7821 0.70175 1.695935 2.0161 0.70322 0.636017 1.340409

20 27.69563 21.39465

0+730 1.6897 0.63794 0.581617 1.073628 1.3165 0.5633 0.519417 0.799056

20 19.42425 14.22183

0+750 1.4156 0.58312 0.535933 0.868797 1.0504 0.51008 0.475067 0.623127

20 24.55662 18.68031

0+770 2.2937 0.75874 0.682283 1.586865 1.9027 0.68054 0.617117 1.244904

20 40.71824 32.81082

0+790 3.1719 0.93438 0.82865 2.484959 2.755 0.851 0.759167 2.036178

10 26.76053 22.02143

0+800 3.5004 1.00008 0.8834 2.867147 3.0669 0.91338 0.81115 2.368109

50 165.5275 139.3166

0+850 4.1919 1.13838 0.99865 3.753951 3.7739 1.05478 0.928983 3.204556

44.72 142.049 121.9076

0+894.72 3.2721 0.95442 0.84535 2.598866 2.956 0.8912 0.792667 2.247486

5.28 13.17368 11.48655

0+900 3.0878 0.91756 0.814633 2.391162 2.82 0.864 0.77 2.10348

9.81 21.85416 19.27058

0+909.81 2.7823 0.85646 0.763717 2.064325 2.5448 0.80896 0.724133 1.825282

15.08 27.94943 25.05203

0+924.89 2.3537 0.77074 0.692283 1.642497 2.1951 0.73902 0.66585 1.497268

25.11 29.90366 29.65839

0+950 1.2289 0.54578 0.504817 0.739316 1.4103 0.58206 0.53505 0.865009

91.65 48.08547 54.95476

1+041.65 0.4967 0.39934 0.382783 0.310012 0.5445 0.4089 0.39075 0.334222

8.35 3.070408 3.099593

1+050 0.7159 0.44318 0.419317 0.425415 0.6845 0.4369 0.414083 0.408196

6.74 2.478389 2.786998

1+056.74 0.4967 0.39934 0.382783 0.310012 0.7039 0.44078 0.417317 0.418807

- - -

1+250 0.7439 0.44878 0.423983 0.440963 0.5379 0.40758 0.38965 0.330847

20 13.27355 10.654

1+270 1.4401 0.58802 0.540017 0.886392 1.2218 0.54436 0.503633 0.734552

20 21.3254 17.98924

1+290 1.9042 0.68084 0.617367 1.246148 1.6778 0.63556 0.579633 1.064371

10 12.81985 11.17605 1+300 1.9896 0.69792 0.6316 1.317822 1.8122 0.66244 0.602033 1.170838

Page 188: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 79.90499 59.55082

1+350 2.5987 0.81974 0.733117 1.878378 1.8618 0.67236 0.6103 1.211195

27 68.25129 51.79015

1+377 3.7523 1.05046 0.925383 3.177274 3.2949 0.95898 0.84915 2.625113

50 169.8953 141.0553

1+427 4.0917 1.11834 0.98195 3.618539 3.6237 1.02474 0.90395 3.017098

23 69.45963 65.85042

1+450 3.1151 0.92302 0.819183 2.421429 3.3671 0.97342 0.861183 2.709026

50 106.87 121.6184

1+500 2.5734 0.81468 0.7289 1.853371 2.8698 0.87396 0.7783 2.155711

50 62.12247 62.78459

1+550 1.0637 0.51274 0.477283 0.631528 0.586 0.4172 0.397667 0.355673

50 35.11807 18.22122

1+600 1.2789 0.55578 0.51315 0.773195 0.6193 0.42386 0.403217 0.373176

50 37.67693 21.23622

1+650 1.2208 0.54416 0.503467 0.733882 0.8063 0.46126 0.434383 0.476273

50 54.13272 35.40357

1+700 2.121 0.7242 0.6535 1.431426 1.5134 0.60268 0.552233 0.93987

14.99 24.83374 16.80395

1+714.99 2.6023 0.82046 0.733717 1.881948 1.9711 0.69422 0.628517 1.302151

27.79 65.83853 46.42322

1+742.78 3.4914 0.99828 0.8819 2.856341 2.7576 0.85152 0.7596 2.038851

7.22 21.01332 15.16485

1+750 3.5808 1.01616 0.8968 2.964523 2.8757 0.87514 0.779283 2.161937

15 42.04966 29.89093

1+765 3.3096 0.96192 0.8516 2.642099 2.543 0.8086 0.723833 1.823521

25 52.45213 34.08198

1+790 2.2579 0.75158 0.676317 1.554071 1.4631 0.59262 0.54385 0.903037

10 14.14652 7.975911

1+800 1.9391 0.68782 0.623183 1.275233 1.1578 0.53156 0.492967 0.692145

37.19 38.91401 19.65266

1+837.19 1.343 0.5686 0.523833 0.817481 0.6033 0.42066 0.40055 0.364734

12.81 10.25586 4.728008

1+850 1.2943 0.55886 0.515717 0.783747 0.6198 0.42396 0.4033 0.373441

12.19 9.910625 5.020847

1+862.19 1.3783 0.57566 0.529717 0.842278 0.7606 0.45212 0.426767 0.450324

22.22 22.72409 13.61456

1+884.41 1.8519 0.67038 0.60865 1.203094 1.2817 0.55634 0.513617 0.775109

15.59 21.74629 14.69718

1+900 2.2935 0.7587 0.68225 1.586681 1.7365 0.6473 0.589417 1.110353

12.19 20.86641 14.99745

1+912.19 2.5566 0.81132 0.7261 1.836848 2.0276 0.70552 0.637933 1.350262

37.81 86.17458 64.41405

1+950 3.3777 0.97554 0.86295 2.721448 2.7752 0.85504 0.762533 2.056988

50 179.5716 139.6572 2+000 4.6897 1.23794 1.081617 4.461418 4.0247 1.10494 0.970783 3.529301

Page 189: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 249.608 194.673

2+050 5.3707 1.37414 1.195117 5.522902 4.5504 1.21008 1.0584 4.25762

50 211.686 159.0953

2+100 3.5644 1.01288 0.894067 2.944538 2.8226 0.86452 0.770433 2.106193

50 91.5138 60.28518

2+150 1.194 0.5388 0.499 0.716014 0.4871 0.39742 0.381183 0.305215

50 51.51329 32.85709

2+200 2.0209 0.70418 0.636817 1.344517 1.6058 0.62116 0.567633 1.009069

13.3 37.26865 30.45741

2+213.3 4.5519 1.21038 1.05865 4.259791 4.0561 1.11122 0.976017 3.570992

50 252.252 206.4307

2+263.3 5.5559 1.41118 1.225983 5.830291 4.8399 1.26798 1.10665 4.686235

36.7 134.5233 106.2674

2+300 2.1989 0.73978 0.666483 1.500679 1.7296 0.64592 0.588267 1.104906

- - -

2+380 0.7204 0.44408 0.420067 0.427901 - - - -

20 13.30575 5.282291

2+400 1.4626 0.59252 0.543767 0.902674 0.739 0.4478 0.423167 0.438229

20 13.94796 5.872194

2+420 0.8338 0.46676 0.438967 0.492122 0.1467 0.32934 0.32445 0.14899

- - -

2+810 0.4941 0.39882 0.38235 0.308711 - - - -

20 8.240253 -

2+850 0.8735 0.4747 0.445583 0.515314 - - - -

20 25.226 11.95774

2+870 2.7268 0.84536 0.754467 2.007286 1.7307 0.64614 0.58845 1.105774

20 59.91149 36.72117

2+890 4.3582 1.17164 1.026367 3.983863 3.2437 0.94874 0.840617 2.566343

10 47.31718 28.18161

2+900 5.3442 1.36884 1.1907 5.479572 3.6665 1.0333 0.911083 3.069978

14.4 90.28355 52.05426

2+914.4 6.2534 1.55068 1.342233 7.05981 4.4824 1.19648 1.047067 4.15978

50 311.6383 205.2836

2+964.4 5.2988 1.35976 1.183133 5.405721 4.4063 1.18126 1.034383 4.051565

35.6 161.1192 123.1574

3+000 4.1121 1.12242 0.98535 3.645918 3.5006 1.00012 0.883433 2.867388

50 150.128 117.9303

3+050 3.0588 0.91176 0.8098 2.359201 2.5698 0.81396 0.7283 1.849825

50 82.86744 60.99557

3+100 1.5345 0.6069 0.55575 0.955496 0.9973 0.49946 0.466217 0.589998

50 50.51805 30.42906

3+150 1.6789 0.63578 0.579817 1.065225 1.0568 0.51136 0.476133 0.627164

50 68.69562 42.02299

3+200 2.3964 0.77928 0.6994 1.6826 1.6641 0.63282 0.57735 1.053755

50 85.36766 51.09008 3+250 2.4485 0.7897 0.708083 1.732107 1.5804 0.61608 0.5634 0.989848

Page 190: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25 cm

30 cm 10 cm

H - 0,3

50 99.23215 54.19309

3+300 2.9464 0.88928 0.791067 2.237179 1.8209 0.66418 0.603483 1.177875

50 85.43916 40.72327

3+350 1.824 0.6648 0.604 1.180387 0.7619 0.45238 0.426983 0.451056

- -

3+450 1.4294 0.58588 0.538233 0.878691 0.5806 0.41612 0.396767 0.352859

50 41.6314 15.11937

3+500 1.2984 0.55968 0.5164 0.786566 0.3774 0.37548 0.3629 0.251916

36.54 18.70207 4.602504

3+536.54 0.3458 0.36916 0.357633 0.237084 - - - -

Volume pasangan batu pada dinding penahan kiri = 6189,189 m3

Volume pasangan batu pada dinding penahan kanan = 4868,285 m3

Volume Total pasangan batu pada dinding penahan = 6189,189 + 4868,285

= 11057,474 m3

3. Plesteran

Gambar 5.8 Detail plesteran pada Dinding Penahan

Ruas kiri

Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kiri

= (0,1+0,3+0,25) x 2753,28

= 1789,632 m2

Ruas kanan

Luas = (0,1+0,3+0,25)x p.dinding penahan kanan

Page 191: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

= (0,1+0,3+0,25) x 2656,74

= 1726,881 m2

Luas total = 1789,632 + 1726,881

= 3516,513 m2

3. Siaran

Ruas kiri

Sta 0+000 s/d 0+050

H Sta 0+000 = 0,5512 m H Sta 0+000 – 0.3 = 0,2512 m

H Sta 0+050 = 2,0803 m H Sta 0+050 – 0,3 = 1,7803 m

Luas = 502

7803,12512,0

= 50,7875 m

2

Ruas kanan

Sta 0+000 s/d 0+050

H Sta 0+000 = 0,4884 m H Sta 0+000 – 0.3 = 0,1884 m

H Sta 0+050 = 2,0398 m H Sta 0+050 – 0,3 = 1,7398 m

Luas = 502

7398,11884,0

= 48,205 m2

Page 192: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan.

STA Jarak KIRI KANAN

h h-0,3 Luas h h-0,3 Luas

0+000

0.5512 0.2512

0.4884 0.1884

50 50.7875 48.205

0+050 2.0803 1.7803 2.0398 1.7398

50 126.1175 124.885

0+100 3.5644 3.2644 3.5556 3.2556

6.5 23.29925 23.24075

0+106,5 4.2046 3.9046 4.1954 3.8954

50 204.7 200.3225

0+156,5 4.5834 4.2834 4.4175 4.1175

43.5 156.0737 145.0551

0+200 3.1924 2.8924 2.8517 2.5517

50 136.8575 119.38

0+250 2.8819 2.5819 2.5235 2.2235

10 25.464 21.8895

0+260 2.8109 2.5109 2.4544 2.1544

20 48.09 41.015

0+280 2.5981 2.2981 2.2471 1.9471

20 43.53 36.573

0+300 2.3549 2.0549 2.0102 1.7102

20 39.072 32.23

0+320 2.1523 1.8523 1.8128 1.5128

20 35.121 28.38

0+340 1.9598 1.6598 1.6252 1.3252

10 16.045 12.6045

0+350 1.8492 1.5492 1.4957 1.1957

50 62.865 45.395

0+400 1.2654 0.9654 0.9201 0.6201

10 9.087 5.6645

0+410 1.152 0.852 0.8128 0.5128

20 15.822 9.073

0+430 1.0302 0.7302 0.6945 0.3945

20 15.111 8.383

0+450 1.0809 0.7809 0.7438 0.4438

20 18.864 12.032

0+470 1.4055 1.1055 1.0594 0.7594

20 30.327 23.175

0+490 2.2272 1.9272 1.8581 1.5581

10 21.8215 18.913

0+500 2.7371 2.4371 2.5245 2.2245

50 166.895 152.7275 0+550 4.5387 4.2387 4.1846 3.8846

Page 193: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35.05 159.7421 148.4508

0+585,05 5.1764 4.8764 4.8862 4.5862

50 247.76 231.8975

0+635,05 5.334 5.034 4.9897 4.6897

14.95 71.32944 68.7558

0+650 4.8084 4.5084 4.8084 4.5084

50 186.5575 178.4725

0+700 3.2539 2.9539 2.9305 2.6305

10 25.322 21.733

0+710 2.4105 2.1105 2.0161 1.7161

20 35.002 27.326

0+730 1.6897 1.3897 1.3165 1.0165

20 25.053 17.669

0+750 1.4156 1.1156 1.0504 0.7504

20 31.093 23.531

0+770 2.2937 1.9937 1.9027 1.6027

20 48.656 40.577

0+790 3.1719 2.8719 2.755 2.455

10 30.3615 26.1095

0+800 3.5004 3.2004 3.0669 2.7669

50 177.3075 156.02

0+850 4.1919 3.8919 3.7739 3.4739

44.72 153.479 137.0646

0+894.72 3.2721 2.9721 2.956 2.656

5.28 15.20614 13.66464

0+900 3.0878 2.7878 2.82 2.52

9.81 25.84984 23.37134

0+909.81 2.7823 2.4823 2.5448 2.2448

15.08 34.20144 31.21485

0+924.89 2.3537 2.0537 2.1951 1.8951

25.11 37.44654 37.7328

0+950 1.2289 0.9289 1.4103 1.1103

91.65 51.58062 62.08371

1+041.65 0.4967 0.1967 0.5445 0.2445

8.35 2.557605 2.626075

1+050 0.7159 0.4159 0.6845 0.3845

6.74 2.064462 2.656908

1+056.74 0.4967 0.1967 0.7039 0.4039

- - -

1+250 0.7439 0.4439 0.5379 0.2379

20 15.84 11.597

1+270 1.4401 1.1401 1.2218 0.9218

20 27.443 22.996

1+290 1.9042 1.6042 1.6778 1.3778

10 16.469 14.45 1+300 1.9896 1.6896 1.8122 1.5122

Page 194: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 99.7075 76.85

1+350 2.5987 2.2987 1.8618 1.5618

27 77.6385 61.51545

1+377 3.7523 3.4523 3.2949 2.9949

50 181.1 157.965

1+427 4.0917 3.7917 3.6237 3.3237

23 75.9782 73.4942

1+450 3.1151 2.8151 3.3671 3.0671

50 127.2125 140.9225

1+500 2.5734 2.2734 2.8698 2.5698

50 75.9275 71.395

1+550 1.0637 0.7637 0.586 0.286

50 43.565 15.1325

1+600 1.2789 0.9789 0.6193 0.3193

50 47.4925 20.64

1+650 1.2208 0.9208 0.8063 0.5063

50 68.545 42.9925

1+700 2.121 1.821 1.5134 1.2134

14.99 30.90413 21.61933

1+714.99 2.6023 2.3023 1.9711 1.6711

27.79 76.33496 57.36829

1+742.78 3.4914 3.1914 2.7576 2.4576

7.22 23.36464 18.17021

1+750 3.5808 3.2808 2.8757 2.5757

15 47.178 36.14025

1+765 3.3096 3.0096 2.543 2.243

25 62.09375 42.57625

1+790 2.2579 1.9579 1.4631 1.1631

10 17.985 10.1045

1+800 1.9391 1.6391 1.1578 0.8578

37.19 49.87365 21.59065

1+837.19 1.343 1.043 0.6033 0.3033

12.81 13.04891 3.990955

1+850 1.2943 0.9943 0.6198 0.3198

12.19 12.6325 4.756538

1+862.19 1.3783 1.0783 0.7606 0.4606

22.22 29.22152 16.02395

1+884.41 1.8519 1.5519 1.2817 0.9817

15.59 27.63639 18.84987

1+900 2.2935 1.9935 1.7365 1.4365

12.19 25.90436 19.28519

1+912.19 2.5566 2.2566 2.0276 1.7276

37.81 100.8449 79.45393

1+950 3.3777 3.0777 2.7752 2.4752

50 186.685 154.9975 2+000 4.6897 4.3897 4.0247 3.7247

Page 195: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 236.51 199.3775

2+050 5.3707 5.0707 4.5504 4.2504

50 208.3775 169.325

2+100 3.5644 3.2644 2.8226 2.5226

50 103.96 67.7425

2+150 1.194 0.894 0.4871 0.1871

50 65.3725 37.3225

2+200 2.0209 1.7209 1.6058 1.3058

13.3 39.71912 33.66164

2+213.3 4.5519 4.2519 4.0561 3.7561

50 237.695 207.4

2+263.3 5.5559 5.2559 4.8399 4.5399

36.7 131.2906 109.5403

2+300 2.1989 1.8989 1.7296 1.4296

- - -

2+380 0.7204 0.4204 - -

20 15.83 1.39

2+400 1.4626 1.1626 0.739 0.439

20 16.964 2.857

2+420 0.8338 0.5338 0.1467 -

0.1533 - - -

2+810 0.4941 0.1941 - -

20 7.676 -

2+850 0.8735 0.5735 - -

20 30.003 11.307

2+870 2.7268 2.4268 1.7307 1.4307

20 64.85 43.744

2+890 4.3582 4.0582 3.2437 2.9437

10 45.512 31.551

2+900 5.3442 5.0442 3.6665 3.3665

14.4 79.18272 54.35208

2+914.4 6.2534 5.9534 4.4824 4.1824

50 273.805 207.2175

2+964.4 5.2988 4.9988 4.4063 4.1063

35.6 156.834 130.0628

3+000 4.1121 3.8121 3.5006 3.2006

50 164.2725 136.76

3+050 3.0588 2.7588 2.5698 2.2698

50 99.8325 74.1775

3+100 1.5345 1.2345 0.9973 0.6973

50 65.335 36.3525

3+150 1.6789 1.3789 1.0568 0.7568

50 86.8825 53.0225

3+200 2.3964 2.0964 1.6641 1.3641

50 106.1225 66.1125 3+250 2.4485 2.1485 1.5804 1.2804

Page 196: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50 119.8725 70.0325

3+300 2.9464 2.6464 1.8209 1.5209

50 104.26 49.57

3+350 1.824 1.524 0.7619 0.4619

- - -

3+450 1.4294 1.1294 0.5806 0.2806

50 53.195 8.95

3+500 1.2984 0.9984 0.3774 0.0774

36.54 19.07753 1.414098

3+536.54 0.3458 0.0458 - -

Luas Kiri = 6699,57 m2

Luas Kanan = 5372,22 m2

Luas Total = 12071,79 m2

Page 197: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan

1. Lapis Pondasi Bawah

Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah

L = 285,02

12,855,7

= 2,223 m²

V = Luas x ( p. Jalan – p. Jembatan total )

= 2,223 x (3536,54 m – 250)

= 7305,98 m³

2. Lapis Pondasi Atas

5.10. Sket lapis pondasi atas

L = 20,02

55,715,7

= 1,47 m²

V = Luas x (p. Jalan – p. Jembatan Total)

= 1,47 x (3536,54 m – 250 m )

= 4831,214 m³

0,285 m

0,285 m 7,55 m 0,285 m

0,20 m

0,20 m 7,15 m 0,20 m

Page 198: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Lapis Resap Pengikat (prime Coat)

Luas = Lebar pondasi atas x (Panjang Jalan – total panjang jembatan)

= 7,15 x (3536,54 – 250)

= 23498,761 m²

4. Lapis Permukaan

Gambar 5.11. Sket lapis permukaan

L = 075,02

15,77

= 0,5306 m²

V = Luas x Panjang Jalan

= 0,5306 x 3536,54

= 1876,488 m³

0,075 m 7 m 0,075 m

0,075 m

Page 199: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap

1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan

Ukuran marka

Gambar 5.12 Sket marka jalan

a. Marka ditengah (putus-putus)

Jumlah = Panjang Jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2+PI3)

5

=3536,54 – (177,5 + 97 + 162)

5

= 620,008 buah

Luas = 620,008 x (0,1x 2)

= 124,002 m²

b. Marka Tikungan (menerus)

Luas = Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3) x lebar marka

= (177,5 + 97 + 162) x 0,1

= 43,65 m²

c. Marka solid tepi jalan

Luas = Panjang Jalan x lebar marka x 2

= 3536,54 x 0,1 x 2

= 707,308

d. Luas total marka jalan

Luas = 124,002 + 43,65 + 707,308

= 874,96 m²

0,10m 0,10m

2 m 3 m 2 m

Page 200: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Rambu Jalan

Rambu kelas Jalan 2 buah , rambu batas kecepatan 2 buah , rambu melewati

Jembatan 10 buah, rambu memasuki tikungan 6 buah , rambu dilarang

menyiap 6 buah.

Jadi total rambu yang dugunakan adalah = 26 rambu jalan

3. Patok Jalan

Digunakan 35 buah patok setiap 100 m.

Digunakan 4 buah patok kilometer.

4. Rel Pengaman (Guardrail)

Agar aman pada setiap timbunan dan tikungan di pasang rel pengaman.

Jumlah Guardrail 1 sisi = Panjang tanah timbunan / 12

= 2753,28 / 12

= 229,44 ~ 230 buah.

Total Panjang Guardrail = 230 x 12 x 2 = 5520 m

Page 201: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek

5.3.1. Pekerjaan Umum

1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.

2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama

3 minggu.

3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 2 minggu.

4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu.

5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi dilakukan selama proyek berjalan.

5.3.2. Pekerjaan Tanah

1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :

Luas Lahan = 36151,94 m²

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja

diperkirakan 900 m²

Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5.400 m²

Dikerjakan oleh 3 regu pekerja, maka waktu yang dibutuhkan adalah

= minggu23,2400.53

36151,94

x 3 minggu

2. Pekerjaan persiapan badan jalan :

Luas Lahan = 28294,83 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller

adalah 7 / 0,004 = 1.750 m2

/ hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 1.750 m2

x 6 hari = 10.500 m2

Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan pembersihan :

Page 202: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

minggu3474,1500.102

28294,832 minggu

3. Pekerjaan galian tanah :

Volume galian = 20542,7818 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah

= 7 / 0.0035 = 2000 m3

/ hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 2000 m3

x 6 hari = 12.000 m3

Digunakan 10 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian :

= 12000

20542,78181,712 minggu ≈ 2 minggu

4. Pekerjaan timbunan tanah setempat :

Volume timbunan = 64580,1161 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja vibrator roller

= 7 jam / 0.01 = 700 m3 / hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 700 m3 x 6 hari = 4200 m

3

Digunakan 3 buah vibrator roller maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan timbunan :

= 42003

64580,11615,125 minggu ≈ 6 minggu

5.3.3. Pekerjaan Drainase

1. Pekerjaan galian saluran drainase :

Volume galian saluran = 6573,08 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja dump truck adalah

7 jam / 0,0223 = 313,90 m3 /hari

Page 203: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemampuan pekerjaan per minggu = 313,90 m3

x 6 hari = 1883,41 m3

Digunakan 3 buah dump truck maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian :

= 41,18832

08.65731,745 minggu ≈ 2 minggu

2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :

Volume pasangan batu = 2629,23 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja concrete mixer

adalah = 7 jam / 0,4016 = 17,43 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 17,43 x 6 = 106,58 m3

Digunakan 5 concrete mixer, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

pasangan batu :

= 58,1065

2629,23

x 4,934 minggu ≈ 5 minggu

3. Pekerjaan plesteran :

Luas plesteren = 2629,232 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,2 = 35 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 35 x 6 = 210 m2

Dikerjakan oleh 5 regu, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

plesteran :

= 2105

2629,232

x2,504 minggu ≈ 3 minggu

Page 204: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Pekerjaan siaran :

Luas siaran = 4647,168 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,12 = 58,33 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 58,33 x 6 = 350 m2

Dikerjakan oleh 5 regu, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :

= 3505

4647,168

x 2,6555 minggu ≈ 3 minggu

5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan

1. Pekerjaan Galian Pondasi

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja dump truck adalah

7 jam / 0,0223 = 313,90 m3 /hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 313,90 m3

x 6 hari = 1883,41 m3

Digunakan 1 buah dump truck maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian :

= 41,1883

3512.0971,8648 minggu ≈ 2 minggu

2. Pekerjaan Pasangan Batu pada Dinding Penahan

Volume pasangan batu = 11057,474 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja concrete mixer

adalah = 7 jam / 0,4016 = 17,43 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 17,43 x 6 = 106,58 m3

Page 205: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Digunakan 8 concrete mixer, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

pasangan batu :

= 58,1068

11057,474

x12,9685 minggu ≈ 13 minggu

3. Pekerjaan Plesteran

Luas plesteran= 3516,513 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,2 = 35 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 35 x 6 = 210 m2

Dikerjakan oleh 5 regu, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

plesteran :

= 2105

3516,513

x3,349 minggu ≈ 4 minggu

4. Pekerjaan Siaran

Luas siaran= 12071,79 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,12 = 58,33 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 58,33 x 6 = 350 m2

Dikerjakan oleh 5 regu, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :

= 3505

12071,79

x6,898 minggu ≈ 7 minggu

Page 206: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.3.5. Pekerjaan Perkerasan

1. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :

Volume = 7305,98 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja vibrator roller

= 7 jam / 0.0214 = 327,102 m3 / hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 327,102 m3

x 6 hari = 1962,61 m3

Digunakan 1 buah vibrator roller maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan LPB :

= 3,7225 61,1962

7305,98 4 minggu

2. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :

Volume = 4831,214 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja vibrator roller

= 7 jam / 0.0178 = 393,258 m3 / hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 393,258 m3

x 6 hari = 2359,55 m3

Digunakan 1 buah vibrator roller maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan LPA :

= 047,255,2359

4831,2143 minggu

3. Pekerjaan Prime Coat :

Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 23498,98 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer

= 7 jam / 0.0030 = 2333,33 m2

/hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 2.333,33 x 6 = 14000 /m2

Page 207: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :

= 678,114000

23498,982 minggu

4. Pekerjaan LASTON :

Volume = 1876,488 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher

= 7 jam / 0,0693 = 101,01

Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3

Maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LASTON =

0962,306,606

1876,4884 minggu

5.3.6. Pekerjaan Pelengkap

1. Pekerjaan marka jalan :

Luas = 874,98 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,225 = 31,11 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 31,11 x 6 = 186,67 m2

Dikerjakan oleh 3 regu, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan marka :

= 562,167,1863

874,98

x 2 minggu

2. Pekerjaan rambu jalan :

Jumlah = 26 buah

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,6 = 11,67 buah / hari

Page 208: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemampuan pekerjaan per minggu = 11,671 x 6 = 70 buah

Dikerjakan oleh 1 regu, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan rambu

= 371,070

26 ~ 1 minggu

3. Pembuatan patok kilometer :

Jumlah = 39 buah

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,333 = 21,02 buah / hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 21,02 x 6 = 126,13 buah

Dikerjakan oleh 1 regu, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan rambu

= 31,013,126

39 ~ 1 minggu

4. Pemasangan Guard Rill :

Panjang = 5520 m’

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja tukang adalah

= 7 jam / 0,4024 = 17,40 m’ / hari

Kemampuan pekerjaan per minggu = 17,40 x 6 = 104,4 m’

Dikerjakan oleh 10 regu, waktu yang dibutuhkan untuk pemasangan rambu

= 28,54,10410

5520

x ~ 6 minggu

Page 209: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan

No Nama Pekerjaan Volume

Pekerjaan

Kemampu

an Kerja

per hari

Kemampu

an Kerja

per

minggu

Waktu

Pekerja

an

(minggu

)

1 Pengukuran Ls - - 3

2 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 3

3 Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1

4 Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 1

5 Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 9

6 Pembersihan semak &

pengupasan tanah 36,151.94 m

2 900.00 m2

5,400.00

m2

3

7 Persiapan badan jalan

28,294.83 m2

1,750.00

m2

10,500.00

m2

2

8 Galian tanah 20,542.78 m3

2.000,00

m3

12,000.00

m3

2

9 Timbunan tanah 64,580.12 m3

700.00

m3

4,200.00

m3

6

10 Drainase :

a). Galian saluran 6573.08 m

3

313.90

m3

1883,41

m3

2

b). Pasangan batu dengan mortar 2,629.23 m3 17.43 m

3 106.58 m

3 5

c) Plesteran 2,629.32 m2 35.00 m

2 210.00 m

2 3

d). Siaran 4,647.17 m2 58.33 m

2 350.00 m

2 3

11 Dinding penahan :

a) Galian Pondasi Pada Dinding

Penahan 3,512.10 m

3

313.90

m3

1883.41

m3

2

b). Pasangan batu dengan mortar 11,057.47 m3 17.43 m

3 106.58 m

3 13

c). Plesteran 3,516.51 m2 35 m

2 210.00 m

2 4

d). Siaran 12,071.79 m2 58.33 m

2 350.00 m

2 7

Page 210: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 Lapis Pondasi Bawah (LPB) 7,305.98 m3

327.102

m3

1.962.61

m3

4

13 Lapis Pondasi Atas (LPA) 4,831.21 m3 393.26 m

3

2,359.55

m3

3

14 Lapis Permukaan (LASTON) 1,876.49 m3 101.01 m

3 606.06 m

3 4

15 Prime Coat 23,498.76 m

2

2333.33

m2

14,000.00

m2

2

16 Pelengkap

a). Marka jalan 874.96 m2 31.11 m

2 186.67 m

2 2

b). Rambu 26 buah 11.67

buah 70 buah 1

c). Patok Kilometer 4 buah 21.02

buah

126.13

buah 1

d). Rel Pengaman 5520 m’ 17.40 m’ 104.4 6

5.4 Analisa Perhitungan Harga

5.4.1 Bobot Pekerjaan

Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan mengalikan volume tiap pekerjaan

dengan harga satuan tiap pekerjaan.

Bobot = VolumeHarga satuan

Contoh perhitungan :

Bobot pekerjaan = Volume pekerjaan Harga satuan

= 5.000.000 1

= 5.000.000

Page 211: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5.4.2 Persen (%) Bobot Pekerjaan

Perhitungan persen (%) bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan bobot

tiap pekerjaan dengan bobot total pekerjaan dikalikan 100%

% Bobot pekerjaan = %100ker

totalBobot

jaanpeBobot

Contoh perhitungan :

% Bobot pekerjaan = %100ker

totalBobot

jaanpeBobot

= %100,023.2014,558,681

000.000.5

= 0,034 %

Page 212: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PROYEK : PROYEK PEMBANGUNAN RUAS JALAN TINGKIR TENGAH - BENDOSARI

PROPINSI : JAWA TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2010

PANJANG PROYEK : 3,536.54 Km

Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

NO. URAIAN

PEKERJAAN

KODE

ANALISA VOLUME SATUAN

HARGA

SATUAN (Rp.)

JUMLAH HARGA

(Rp.)

BOBOT

( % )

1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6

BAB I : UMUM

1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5,000,000.00 0.034

2

Mobilisasi dan

demobilisasi - 1 Ls 40.000.000,00 40,000,000.00 0.275

3

Papan nama

proyek - 1 Ls 500.000,00 500,000.00 0.003

4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1,000,000.00 0.007

5

Administrasi

dan

dokumentasi - 1 Ls 1.000.000,00 1,000,000.00 0.007

JUMLAH BAB 1 : UMUM 47,500,000.00 0.33

BAB II : PEKERJAAN TANAH

1

Pembersihan

semak &

pengupasan

tanah K-210 36,151.94 M2 1,877.26 67,866,590.88 0.466

2

Persiapan

badan jalan EI-33 28,294.83 M2 1,498.22 42,391,880.20 0.291

3 Galian tanah EI-331 20,542.78 M3 3,501.08 71,921,916.20 0.494

4

Timbunan

tanah EI-321 64,580.12 M3 34,395.54 2,221,268,100.66 15.257

JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 2,403,448,487.95 16.51

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE

1.00 Galian saluran EI-21 6,573.08 M3 3,326.84 21,867,585.47 0.150

2.00

Pasangan batu

dengan mortar EI-22 2,629.23 M3 275,202.66 723,571,089.75 4.970

3.00 Plesteran G-501 2,629.23 M2 13,507.65 35,514,718.61 0.244

4.00 Siaran EI-23 4,647.17 M2 6,343.93 29,481,308.49 0.202

JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 810,434,702.32 5.57

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN

1

Galian pondasi

pada dinding

penahan EI-21 3,512.10 M3 3,326.84 11,684,194.76 0.080

2

Pasangan batu

dengan mortar EI-22 11,057.47 M3 275,202.66 3,043,045,156.87 20.902

3 Plesteran G-501 3,516.51 M2 13,507.65 47,499,826.82 0.326

4 Siaran EI-23 12,071.79 M2 6,343.93 76,582,590.73 0.526

JUMLAH BAB 4 : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 3,178,811,769.19 21.83

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN

1 Konstruksi LPB EI-521 7,305.98 M3 141,648.71 1,034,882,642.29 7.108

2 Konstruksi LPA EI-512 4,831.21 M3 251,253.43 1,213,858,083.55 8.338

3

Pekerjaan

Prime Coat EI-611 23,498.76 M2 8,745.83 205,516,160.17 1.412

4

Pekerjaan

LASTON EI-815 1,876.49 M3 1,208,615.36 2,267,954,636.89 15.578

JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 4,722,211,522.89 32.44

BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAPAN

1 Marka jalan LI-841 874.96 M2 92,664.23 81,077,494.68 0.557

2

Pekerjaan

rambu jalan LI-842 26 Buah 302,327.74 7,860,521.24 0.054

3 Patok kilometer LI-844 4 Buah 352,131.23 1,408,524.92 0.010

4 Rel Pengaman LI-844 5520 M' 598,900.00 3,305,928,000.00 22.708

JUMLAH BAB 6 :

PEKERJAAN PELENGKAP 3,396,274,540.84 23.33

Page 213: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

REKAPITULASI

BAB I : UMUM 47,500,000.00

BAB II : PEKERJAAN

TANAH

2,403,448,487.95

BAB III : PEKERJAAN

DRAINASE

810,434,702.32

BAB IV : PEKERJAAN

DINDING PENAHAN

3,178,811,769.19

BAB V : PEKERJAAN

PERKERASAN

4,722,211,522.89

BAB VI : PEKERJAAN

PELENGKAP 3,396,274,540.84

JUMLAH 14,558,681,023.20 100.000

PPn 10%

1,455,868,102.32

JUMLAH TOTAL

16,014,549,125.52

Dibulatkan = (Rp.) 16,014,550,000.00

ENAM BELAS MILYAR EMPAT BELAS JUTA LIMA

RATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH

Page 214: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kurva S 5.13

Page 215: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jenis jalan dari Tingkir Tengah - Bendosari merupakan jalan arteri dengan

spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan m5,32 , dengan kecepatan

rencana Jam

Km80 , direncanakan 3 tikungan (2 tikungan Spiral-Spiral

dan 1 tikungan Full Circle) .

a. Pada 1PI , jenis tikungan Spiral – Spiral dengan jari-jari lengkung

rencana 250 m, sudut 1PI sebesar 200 18’17,6”

b. Pada 2PI , jenis tikungan Full Circle dengan jari-jari lengkung rencana

1100 m, sudut 2PI sebesar 50 3’ 53,7”.

c. Pada 3PI , jenis tikungan Spiral – Spiral dengan jari-jari lengkung

rencana 275 m, sudut 3PI sebesar 160 52’ 30,8”.

2. Pada alinemen vertical jalan Tingkir Tengah - Bendosari terdapat 6 PVI .

3. Perkerasan jalan Tingkir Tengah - Bendosari menggunakan jenis perkerasan

lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan :

a. Jenis bahan yag dipakai adalah :

1) Surface Course : LASTON ( MS 744 )

2) Base Course : Batu Pecah Kelas A ( CBR 100% )

3) Sub Base Course : Sirtu / Pitrun Kelas A ( CBR 70% )

Page 216: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-

masing lapisan :

1) Surface Course : 7,5 cm

2) Base Course : 20 cm

3) Sub Base Course : 28,5 cm

Perencanaan jalan Tingkir Tengah - Bendosari dengan panjang 3536,54 m

memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 16,014,550,000.00

dan dikerjakan selama 9 bulan.

6.2 Saran

1. Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian

di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat

terangkat.

2. Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan

keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa mengingat

medan yang begitu rumit, misal untuk pekerjaan lapangan galian dalam

penggunaan alat-alat berat harus ekstra hati-hati.

3. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah

pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.

4. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu

pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

5. Pelaksanaan lapngan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar rencana

maupun dokumen kontrak.

Page 217: RUAS JALAN TINGKIR TENGAH BENDOSARI … · Gambar 2.8. Diagram Superelevasi Spiral – Spiral ... Potongan Melintang Jalan ..... 147 Gambar 5.2. Typical Cross section STA 1+071,82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user