rsud ibnu sina - kualitas air

8
 STUDI AMDAL Renovasi dan Pengembang an RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik ANALISIS DAN PRAKIRAAN DAMPAK ANALISIS DAN PRAKIRAAN DAMPAK PERUBAHAN KUALITAS AIR PERUBAHAN KU ALIT AS AI R Parameter Yang Dianalisis Parameter yang digunakan untuk memprakirakan dampak penurunan kualitas udara pada kegiatan mobilitas material dan peralatan tahap konstruksi adalah CO CO! "O# dan $C% Metode Analisis Dan Prakiraan Dampak &nalisis kualitas air ini bertu'uan untuk mengetahui perubahan kualitas air akibat kegiatan operasional rumah sakit% Dalam tahap operasional kegiatan ini memberikan kontribusi berupa air limbah yang berasal dari masing(masing unit pelayanan% Sebelum dialirkan ke badan air penerima )sungai atau saluran drainase* dilakukan pengelolaan air limbah melal ui IP&+ untuk mereduksi konsentrasi polutan yang masuk ke badan air% Bean Pen!emaran Pendekatan yang digunakan dalam analisis perubahan kualitas air adalah dengan menga,u pada Keputusan -enteri +ingkungan $idup "o%../ 0ahun !//1 tentang Pedoman Penetapan Daya 0ampung 2eban Pen,emaran &ir Pada Sumber &ir% 2eban pen,emaran dide3nisikan sebagai 'umlah suatu unsur pen,emar yang terkandung dalam air atau air limbah% Unsur pen,emar yang dimaksud yaitu 2OD COD dan 0SS% 2eban pen,emaran dirumuskan sebagai berikut 4 L " # $ % Keterangan 4 + 5 2eban pen,emaran a tau Load C 5 Konsentrasi p en,emar 65 Debit limbah ,air Data dan As&msi .% &ir limba h dari RSUD I bnu Sina dialirk an ke sa luran dr ainas e kota )dibelakang kantor Pemkab% Gr esik*% &liran air li mbah RSUD Lampiran – Analisis dan Prakiran Dampak Perubahan Kualitas Air .

Upload: arya-pratama

Post on 04-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perubahan kualitas air akibat opeasional RSUD Ibnu Sina

TRANSCRIPT

STUDI AMDAL Renovasi dan Pengembangan RSUD Ibnu Sina Kabupaten GresikANALISIS DAN PRAKIRAAN DAMPAKPERUBAHAN KUALITAS AIRParameter Yang DianalisisParameter yang digunakan untuk memprakirakan dampak penurunan kualitas udara pada kegiatan mobilitas material dan peralatan tahap konstruksi adalah CO, CO2, NOx, dan HC.Metode Analisis Dan Prakiraan DampakAnalisis kualitas air ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kualitas air akibat kegiatan operasional rumah sakit. Dalam tahap operasional, kegiatan ini memberikan kontribusi berupa air limbah yang berasal dari masing-masing unit pelayanan. Sebelum dialirkan ke badan air penerima (sungai atau saluran drainase), dilakukan pengelolaan air limbah melalui IPAL untuk mereduksi konsentrasi polutan yang masuk ke badan air.Beban PencemaranPendekatan yang digunakan dalam analisis perubahan kualitas air adalah dengan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air. Beban pencemaran didefinisikan sebagai jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah. Unsur pencemar yang dimaksud yaitu BOD, COD, dan TSS. Beban pencemaran dirumuskan sebagai berikut :L = C . Q Keterangan :L=Beban pencemaran atau LoadC=Konsentrasi pencemar Q=Debit limbah cair

Data dan Asumsi1. Air limbah dari RSUD Ibnu Sina dialirkan ke saluran drainase kota (dibelakang kantor Pemkab. Gresik). Aliran air limbah RSUD bercampur dengan air limbah dari aktivitas kantor Pemkab Gresik, dan selanjutnya menuju Waduk Bunder.2. Debit air limbah RSUD Ibnu Sina pada kondisi eksisting sebesar 171,1 m3/hari. Sedangkan debit air limbah RSUD Ibnu Sina pada saat puncak (peak) direncanakan sebesar 308,6 m3/hari. Debit air limbah dari aktivitas kantor Pemkab Gresik diprakirakan sebesar 80 m3/hari. Sehingga debit gabungan antara air limbah rumah sakit dan air limbah kantor Pemkab Kab. Gresik sebesar 388,6 m3/hari.3. Hasil pemantauan kualitas air limbah RSUD Ibnu Sina pada outlet IPAL, untuk BOD = 12,63 mg/L, COD = 37,75 mg/L, dan TSS = 9,6 mg/L. Pada saat pemantauan ini kinerja IPAL masih belum optimal dan diprakirakan mengalami penurunan kinerja hingga 50%.4. Hasil pemantauan kualitas air badan air pada saluran drainase Pemkab Gresik, untuk BOD = 14,58 mg/L, COD = 51,29 mg/L, dan TSS = 32 mg/L.5. Baku mutu yang digunakan untuk air limbah mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013, sedangkan baku mutu air badan air mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008.Analisis Dan Prakiraan DampakKondisi Tanpa KegiatanDebit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Outlet (Lo)Debit air limbah rumah sakit sebesar 171,1 m3/hari (308.600 L/hari). Konsentrasi BOD = 12,63 mg/L, COD = 37,75 mg/L, dan TSS = 9,6 mg/L. Sehingga beban pencemaran untuk masing-masing polutan di outlet limbah rumah sakit adalah sebagai berikut : Lo BOD=Co BOD . Qo =(12,63 mg/L) . (171.100 L/hari)=2.160.993 mg/hari Lo COD=Co COD . Qo =(37,75 mg/L) . (171.100 L/hari)=6.459.025 mg/hari Lo TSS=Co TSS . Qo =(9,6 mg/L) . (171.100 L/hari)=1.642.560 mg/hari

Debit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Saluran Drainase (Ls)Debit air limbah pada saluran drainase di belakang kantor Pemkab Gresik sebesar 80 m3/hari (80.000 L/hari). Konsentrasi BOD = 14,58 mg/L, COD = 51,29 mg/L dan TSS = 32 mg/L. Beban pencemaran masing-masing polutan pada saluran drainase ini adalah : Ls BOD=Cs BOD . Qs =(14,58 mg/L) . (80.000 L/hari)=1.166.400 mg/hari Ls COD=Cs COD . Qs =(51,29 mg/L) . (80.000 L/hari)=4.103.200 mg/hari Ls TSS=Cs TSS . Qs =(3,2 mg/L) . (80.000 L/hari)=2.560.000 mg/hariDebit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Titik Percampuran (Lc)Air limbah rumah sakit dan air limbah dari kantor Pemkab Gresik selanjutnya bertemu di titik percampuran, dengan besar debitnya menjadi 251,1 m3/hari (251.100 L/hari). Konsentrasi masing-masing parameter di titik percampuran ini adalah sebagai berikut : Qc BOD=Lc BOD / Qc=(Lo BOD + Ls BOD) / (Qo + Qs) =(2.160.993 + 1.166.400) / (171.100 + 80.000) mg/L=(3.115.209) / (251.100) mg/L=13,25 mg/L Qc COD=Lc COD / Qc=(Lo COD + Ls COD) / (Qo + Qs) =(6.459.025 + 4.103.200) / (171.100 + 80.000) mg/L=(10.562.225) / (251.100) mg/L=42,06 mg/L Qc TSS=Lc TSS / Qc=(Lo TSS + Ls TSS) / (Qo + Qs) =(1.642.560 + 2.560.000) / (171.100 + 80.000) mg/L=(4.202.560) / (251.100) mg/L=16,74 mg/LMenurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008, baku mutu untuk BOD = 6 mg/L, COD = 50 mg/L dan TSS = 400 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu air badan air tersebut, konsentrasi BOD telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Untuk COD memiliki tingkat kritis sebesar 84,13% (kritis tinggi), dan TSS memiliki tingkat kritis sebesar 4,18% (kritis rendah).Kondisi Dengan KegiatanDebit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Outlet (Lo)Hasil pemantauan kualitas air limbah dilaksanakan pada saat kondisi IPAL sudah mengalami penurunan kinerja yang diprakirakan hingga 50%. Salah satu perencanaan dalam renovasi dan pengembangan RSUD Ibnu Sina adalah pembangunan IPAL yang tujuan untuk meningkatkan kinerja IPAL. Sehingga pada masa mendatang diharapkan IPAL dapat bekerja dengan optimal, dan direncanakan konsentrasi parameter air limbah mengalami penurunan menjadi BOD = 6,32 mg/L, COD = 18,88 mg/L, dan TSS = 4,80 mg/L. Sehingga beban pencemaran untuk masing-masing polutan di outlet limbah rumah sakit adalah sebagai berikut : Lo BOD=Co BOD . Qo =(6,32 mg/L) . (308.600 L/hari)=1.948.809 mg/hari Lo COD=Co COD . Qo =(18,88 mg/L) . (308.600 L/hari)=5.824.825 mg/hari Lo TSS=Co TSS . Qo =(4,8 mg/L) . (308.600 L/hari)=1.481.280 mg/hariDebit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Saluran Drainase (Ls)Debit air limbah pada saluran drainase di belakang kantor Pemkab Gresik sebesar 80 m3/hari (80.000 L/hari). Konsentrasi BOD = 14,58 mg/L, COD = 51,29 mg/L dan TSS = 32 mg/L. Beban pencemaran masing-masing polutan pada saluran drainase ini adalah : Ls BOD=Cs BOD . Qs =(14,58 mg/L) . (80.000 L/hari)=1.166.400 mg/hari Ls COD=Cs COD . Qs =(51,29 mg/L) . (80.000 L/hari)=4.103.200 mg/hari Ls TSS=Cs TSS . Qs =(3,2 mg/L) . (80.000 L/hari)=2.560.000 mg/hariDebit, Konsentrasi, Beban Pencemaran di Titik Percampuran (Lc)Air limbah rumah sakit dan air limbah dari kantor Pemkab Gresik selanjutnya bertemu di titik percampuran, dengan besar debitnya menjadi 388,6 m3/hari (388.600 L/hari). Konsentrasi masing-masing parameter di titik percampuran ini adalah sebagai berikut : Qc BOD=Lc BOD / Qc=(Lo BOD + Ls BOD) / (Qo + Qs) =(1.948.809 + 1.166.400) / (308.600 + 80.000) mg/L=(3.115.209) / (388.600) mg/L=8,02 mg/L Qc COD=Lc COD / Qc=(Lo COD + Ls COD) / (Qo + Qs) =(5.824.825 + 4.103.200) / (308.600 + 80.000) mg/L=(9.928.025) / (388.600) mg/L=25,5 mg/L Qc TSS=Lc TSS / Qc=(Lo TSS + Ls TSS) / (Qo + Qs) =(1.481.280 + 2.560.000) / (308.600 + 80.000) mg/L=(4.041.280) / (388.600) mg/L=10,40 mg/LJika dibandingkan dengan baku mutu air badan air tersebut, konsentrasi BOD telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Untuk COD memiliki tingkat kritis sebesar 51,10% (kritis menengah), dan TSS memiliki tingkat kritis sebesar 2,60% (kritis rendah).Besar PerubahanBesar perubahan kualitas air antara kondisi tanpa kegiatan dan kondisi dengan kegiatan dapat dirinci seperti pada tabel berikut ini.Tabel 1. Perubahan Kualitas Air di Titik PencampuranParameterBaku mutu(mg/L)Kondisi Tanpa Kegiatan (mg/L)Kondisi Dengan Kegiatan (mg/L)Perubahan(mg/L)

CoCsCcCoCsCc

BOD612,6314,5813,256,3214,588,02-5,23

COD5037,7551,2942,0618,8851,2925,55-16,52

TSS4009,603216,744,803210,40-6,34

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Angka negatif tersebut menunjukkan bahwa perubahan kualitas air bermakna sebagai peningkatan kualitas air. Terjadinya peningkatan kualitas air tersebut disebabkan oleh peningkatan kinerja IPAL, serta penambahan debit air limbah yang merupakan zat pengencer bagi polutan yang dilepaskan dari outlet limbah.KesimpulanPada kondisi rona awal dan kondisi tanpa proyek, kualitas air limbah yang dialirkan menuju saluran saluran drainase kota telah memenuhi baku mutu lingkungan, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013. Artinya hasil pengolahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan baku mutu yang dipersyaratkan. Tetapi pada saat air limbah tersebut dialirakan ke saluran drainase kota dan bercampur dengan air limbah dari sumber lainnya, konsentrasi BOD telah melebihi baku mutu menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008. Pada kondisi dengan proyek, air limbah yang dihasilkan RSUD Ibnu Sina juga masih memenuhi baku mutu air menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013. Dan pada saat air limbah ini dialirkan ke saluran drainase, konsentrasi BOD masih melebihi baku mutu lingkungan menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.2 Tahun 2008. Pada kondisi dengan proyek ini, konsentrasi masing-masing parameter mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi sekarang.Dengan adanya renovasi dan pengembangan RSUD Ibnu Sina, terjadi perubahan kualitas air badan air yang cenderung mengarah pada peningkatan kualitas air akibat peningkatan kinerja IPAL. Perubahan konsentrasi masing-masing parameter untuk BOD = 5,23 mg/L, COD = 16,52 mg/L, dan TSS = 6,34 mg/L.

Lampiran Analisis dan Prakiran Dampak Perubahan Kualitas Air 1