rs1 2018 1 471 bab2library.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/rs1_2018_1... · 2019. 5. 13. ·...

21
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Jenis – Jenis Sepeda Motor Kendaraan roda dua (Sepeda Motor) merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, karena nilai ekonomis dan efisiensi yang dimiliki oleh sepeda motor tersebut. Nilai ekonomis dapat kita lihat dengan harga sepeda motor yang relatif lebih terjangkau dibandingkan kendaraan roda empat, dan penggunaan bahan bakar yang relatif lebih hemat dibandingkan kendaraan roda empat. Sedangkan nilai efisiensi dapat kita lihat dengan kemudahan dan kelincahan sepeda motor bila digunakan pada jalanan yang memiliki tingkat volume tinggi. Terdapat beberapa jenis sepeda motor yang beredar di jalan raya, yaitu: a) Sepeda Motor Kopling Manual Sepeda motor kopling manual adalah mekanisme pemutusan tenaga mesin menggunakan plat kopling yang dioperasikan secara manual melalui sebuah tuas, biasanya tuas kopling terletak di handle stang sebelah kiri (Gambar 2.2). Sepeda motor jenis ini memiliki kekuatan yang cukup besar, hal ini membuat sepeda motor ini mampu melewati berbagai lintasan dengan mudah. Gambar 2.1 Sepeda Motor Kopling Manual (Sumber: Google, 2018) Gambar 2.2 Tuas Kopling Manual (Sumber: Google, 2018)

Upload: others

Post on 08-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Jenis – Jenis Sepeda Motor

Kendaraan roda dua (Sepeda Motor) merupakan alat transportasi yang banyak

digunakan oleh penduduk Indonesia, karena nilai ekonomis dan efisiensi yang

dimiliki oleh sepeda motor tersebut. Nilai ekonomis dapat kita lihat dengan harga

sepeda motor yang relatif lebih terjangkau dibandingkan kendaraan roda empat, dan

penggunaan bahan bakar yang relatif lebih hemat dibandingkan kendaraan roda

empat. Sedangkan nilai efisiensi dapat kita lihat dengan kemudahan dan kelincahan

sepeda motor bila digunakan pada jalanan yang memiliki tingkat volume tinggi.

Terdapat beberapa jenis sepeda motor yang beredar di jalan raya, yaitu:

a) Sepeda Motor Kopling Manual

Sepeda motor kopling manual adalah mekanisme pemutusan tenaga mesin

menggunakan plat kopling yang dioperasikan secara manual melalui sebuah

tuas, biasanya tuas kopling terletak di handle stang sebelah kiri (Gambar 2.2).

Sepeda motor jenis ini memiliki kekuatan yang cukup besar, hal ini membuat

sepeda motor ini mampu melewati berbagai lintasan dengan mudah.

Gambar 2.1 Sepeda Motor Kopling Manual

(Sumber: Google, 2018)

Gambar 2.2 Tuas Kopling Manual

(Sumber: Google, 2018)

Page 2: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

8

b) Sepeda Motor Kopling Ganda

Sepeda motor kopling ganda yaitu memiliki dua unit kopling sekaligus,

kopling centrifugal dan kopling manual. Dengan memiliki dua unit kopling,

maka sepeda motor ini menggunakan sistem transmisi manual yang artinya

tidak membutuhkan tuas kopling. Sepeda motor jenis ini memiliki kekuatan

tidak begitu besar, tetapi banyak dari sepeda motor jenis ini memiliki

keunggulan yaitu hemat bahan bakar.

Gambar 2.3 Sepeda Motor Kopling Ganda

(Sumber: Google, 2018)

c) Sepeda Motor Kopling Centrifugal

Sepeda motor kopling centrifugal disebut juga sebagai kopling otomatis,

karena memang jenis kopling ini bekerja secara otomatis tanpa perlu tuas

kopling. Awal mula pembuatan sepeda motor ini ditujukan untuk kalangan

wanita, akan tetapi para pembeli pria sangat tertarik dengan sepeda motor ini

karena memiliki kecepatan dan penggunaan yang mudah. Sepeda motor jenis

ini biasa disebut motor matic.

Gambar 2.4 Sepeda Motor Kopling Centrifugal

(Sumber: Google, 2018)

Page 3: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

9

2.2 Umur Kendaraan Sepeda Motor

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling diminati masyarakat di

Indonesia, hal ini terbukti bahwa populasi sepeda motor dari data 5 tahun terakhir

mencapai 73,92%. Devianti dkk (2015) menjelaskan bahwa umur kendaraan

berpengaruh terhadap konsentrasi emisi gas buang yang dihasilkan, hal ini

disebabkan oleh komponen – komponen mesin telah banyak mengalami proses

keausan, maka dari itu kendaraan seharus nya melakukan pengecekan berkala. Selain

itu, banyak kotoran – kotoran yang menempel di saringan udara. Pembatasan usia

kendaraan akan menekan tingkat kemacetan lalu lintas dan akan mengurangi emisi

gas buang, karena jika terjadi kemacetan lalulintas akan memperbesar emisi gas

buang karena terjadi pembakaran yang tidak sempurna. PT Yamaha Indonesia Motor

Manufacturing (YIMM, 2015) mengatakan pada dasarnya umur sepeda motor yang

beredar di Indonesia bisa mencapai lima tahun atau lebih, maka dari itu setelah pajak

5 tahun-an motor tersebut akan menurun harga jualnya.

2.2.1 Peraturan Batas Umur Sepeda Motor di Berbagai Negara

Singapura adalah merupakan negara maju urutan kedua setalah negara

Jepang. Meskipun memiliki luas wilayah terbilang kecil yaitu 721,5 km2 dengan 5,6

juta penduduk, Singapura berhasil menjadi negara maju dengan menetapkan

peraturan-peraturan yang efektif. Di kutip dari buku Monang Siahaan pada tahun

2015 “Rentenir Penolong Pedagang Kecil?”, bahwa pemerintah Singapura telah

menetapkan peraturan untuk batas umur kendaraan bermotor yaitu selama 15 tahun.

Bahkan pemerintah juga menetapkan peraturan kepada masyarakat untuk membayar

pajak kendaraan bermotor mereka sebesar dua kali lipat dari pajak awal, peraturan itu

dibuat agar jumlah banyaknya kendaraan yang melintas tidak melebihi dari kapasitas

jalan dan upaya untuk meminimalisir polusi udara yang dikeluarkan dari emisi gas

buang kendaraan bermotor. Peraturan ini adalah salah satu faktor yang menjadikan

Singapura menjadi negara maju seperti sekarang.

Indonesia sampai saat ini belum menetapkan peraturan tersebut, karena

pemerintah belum dapat memastikan apakah peraturan tersebut nanti nya akan

berdampak baik bagi masyarakat Indonesia. "Kendaraan pribadi kami sampai detik

ini belum ada regulasi yang menyatakan pembatasan usia kendaraan pribadi. Dinas

Perhubungan sekali lagi kami tidak bicara pengaturan kepemilikan kendaraan, kami

hanya mengatur penggunaannya saja," kata Wakil Kepala Dishub DKI Sigit

Page 4: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

10

Widjatmoko di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis

(15/2/2018).

2.3 Pengertian Kapasitas Mesin

Istilah “cc” merupakan singkatan dari cubic centimeters yang merupakan

satuan metric untuk mengukur kapasitas mesin. Kapasitas mesin juga dikenal sebagai

“Engine Displacement” atau pemindahan mesin yang berarti perpindahan piston di

dalam silinder dari top dead centre (TDC) ke bottom dead centre (BDC) di dalam

siklus lengkap mesin. Kapasitas mesin juga diukur dalam liter yang sesuai dengan

cubic centimeters. Kapasitas mesin memaikan peran penting dalam menentukan

output mesin seperti tenaga mesin, torsi dan jarak tempuh. Kapasitas mesin adalah

volume atau ruang yang tersedia di dalam silinder untuk mengakomodasi campuran

udara dari bahan bakar sebuah kendaraan. (Carbiketech Community, 2018)

2.3.1 Menentukan Kapasitas Mesin

Pada penelitian ini, peneliti menentukan kapasitas mesin kendaraan sepeda

motor menggunakan data dari AISI. Data yang diambil adalah data kapasitas mesin

dari berbagai merk sepeda motor yang akan diteliti, yaitu:

a) Menentukan dari tipe kendaraan

• Honda

Tabel 2.1 Tipe Kapasitas Mesin Sepeda Motor Honda

Tipe Kapsitas Mesin Scoopy 108 BaAT 110

Vario 110 125 150

Supra 110 125 150

Spacy 110 Revo 110 Blade 125

Mega Pro 150 Verza 150

CBR 150 250

(Sumber: AISI, 2018)

Page 5: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

11

• Yamaha

Tabel 2.2 Tipe Kapasitas Mesin Sepeda Motor Yahama

Tipe Kapasitas Mesin

Mio 110 125

Soul GT 115 125

Nouvo 110 Vega R 115

Fino 125 X-Ride 125 Xeon 125 Lexi 125

Jupiter 135 Byson 150 Vixion 150 Aerox 150 Nmax 150

(Sumber: AISI, 2018)

• Suzuki

Tabel 2.3 Tipe Kapasitas Mesin Sepeda Motor Suzuki

Tipe Kapasitas Mesin Shogun 110 Smash 115 Nex II 115 Hayate 125 Thunder 125 Skywave 125 Satria FU 150

(Sumber: AISI, 2018)

2.4 Pengertian Bahan Bakar

Bahan bakar merupakan suatu bahan organik yang apabila dibakar akan

menghasilkan panas dan energy (Munir, 2008). Bahan bakar adalah satu parameter

yang mempengaruhi hasil kadar emisi gas buang dari kendaraan (Kishor Shrestha,

Pramen P. Shrestha, and Geeta Shrestha, 2017) Pada umumnya, bahan bakar

merupakan suatu senyawa yang mengandung unsur hidrokarbon.

Bahan bakar yang digunakan dalam motor bakar dapat dibedakan menurut

wujudnya menjadi 3 kelompok, yaitu gas, cair, dan padat. Bahan bakar gas pada saat

ini biasanya berasal dari gas alam, sedangkan bahan bakar cair berasal dari hasil

Page 6: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

12

penyulingan minyak bumi. Bahan bakar padat biasanya berupa batu bara. Adapun

kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor

bakar adalah sebagai berikut:

a) Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan

panas yang dihasilkan harus tinggi,

b) Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau deposit

setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada

dinding silinder,

c) Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepaskan ke atmosfer.

2.4.1 Jenis Bahan Bakar

Fuad (2017) menjelaskan bahwa bahan bakar yang digunakan pada kendaraan

bermotor dan didapatkan dari Pom Bensin (SPBU) terbagi menjadi 3 kelompok,

diantaranya adalah:

1. Bensin

Bahan bakar bensin dibagi menjadi beberapa jenis dengan perbedaan nilai

oktan dan kandungan timbal (Pb). Timbal pada bensin berfungsi untuk

menaikkan nilai oktan dengan senyawa organik yang dapat menghasilkan

partikel debu timbal. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar lebih

lambat terbakar, sehingga tidak meninggalkan residu pada mesin yang bisa

mengganggu kinerjanya.

a. Bensin (Premium)

Bahan bakar ini yang banyak di konsumsi kendaraan yang menggunakan

mesin/motor bensin 4 langkah, 2 langkah dan dengan nilai oktan 88.

Bahan bakar ini memiliki warna kuning cerah. Bahan bakar jenis ini

sudah mulai menghilang dari pom bensin (SPBU) karena dinilai kurang

baik untuk kualitas kendaraan bermotor.

b. Bensin (Pertamax)

Bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4

langkah dan dengan nilai oktan 92, hal ini disebabkan tuntutan teknologi

mekanisme engine dan sistem pendukung lainnya, sehingga engine dapat

beroperasi dengan baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi engine

tersebut. Bahan bakar ini memiliki warna biru kehijauan.

Page 7: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

13

c. Bensin (Pertamax Plus)

Bahan bakar jenis Pertamax Plus mempunyai nilai oktan 95, bahan bakar

ini dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin yang

menggunakan sistem engine management yang mengintegrasikan kerja

sistem pendukung dan menggunakan katalisator yang menekan emisi gas

buang sekecil mungkin. Bahan bakar ini memiliki warna merah

d. Bensin (Pertalite)

Bahan bakar jenis Pertalite awal diluncurkan pada tanggal 24 Juli 2015,

dan dengan target kendaraan yang sama dengan bahan bakar jenis

Premium. Bahan bakar jenis ini memiliki nilai oktan 90 dan berwarna

hijau terang yang didapatkan dari campuran bahan bakar Premium dan

Pertamax.

2. Solar

Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor

diesel baik 2 langkah dan 4 langkah membutuhkan nilai cetana yang tinggi,

nilai cetane yang dipersyaratkan untuk motor-motor diesel adalah 45. Untuk

motor diesel dengan high performance atau dengan diesel engine

management menuntut nilai cetane mencapai 50.

3. Gas

Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota besar

yangdapat dikonsumsi motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba) terdiri

dari CNG (Compressed Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas).

2.5 Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Menurut Aden (1996), gas merupakan gabungan antara asap kotor dan bau

yang tidak sedap, dan banyak diantaranya merupakan sumbangan dari emisi gas

buang kendaraan bermotor. Emisi dari kendaraan bermotor berkontribusi besar

dalam polusi udara di wilayah metropolitan (John, 2012). Sedangkan Polusi menurut

Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 192 adalah

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain

ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

Page 8: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

14

dengan peruntukan nya, salah satu sumbernya adalah sumber bergerak yaitu

kendaraan bermotor.

Di Indonesia khususnya di Jakarta, kemajuan di bidang transportasi semakin

mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena saat ini jumlah kendaraan

bermotor semakin bertambah. Kemajuan di bidang transportasi mengakibatkan

beberapa dampak negatif yaitu semakin padatnya volume kendaraan bermotor di

jalan raya dan menimbulkan tingkat kadar polusi udara yang terus meningkat.

Penggunaan bahan bakar sebagai penggerak kendaraan dan juga sebagai sistem

ventilasi mesin yang menyebabkan gas buangan dari knalpot yang merupakan

gabungan dari ratusan gas dan aerosol yang menjadi penyebab utama terjadinya

polusi udara. Polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor diantaranya adalah

karbon monoksida (CO), Hidrokarbon (HC) nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida

(SO2), karbon dioksida (CO2) dan timbal (Pb). Pada penelitian ini hanya

memfokuskan meneliti gas CO dan HC, karena gas tersebut paling berbahaya yang

akan berdampak ke lingkungan dan kesehatan manusia.

2.5.1 Karbon Monoksida (CO)

CO atau karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau, berwarna dan juga

tidak terasa. Sumber utama yang dapat menghasilkan karbon monoksida (CO)

tersebut berasal dari asap knalpot kendaraan terutama yang mesin yang berbahan

bakar bensin (Depkes RI, 2009). CO terdiri dari satu atom karbon yang secara

kovalen terikat dengan satu atom oksigen lainnya. Di dalam ikatan ini, terdapat 2

ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dengan

oksigen. CO memainkan peran penting dalam teknologi modern yaitu sebagai

prekursor senyawa karbon. Karbon monoksida berasal dari pembakaran tak

sempurna dari senyawa karbon yang sering juga terjadi pada pembakaran yang

nantinya menyebabkan pencemaran kualitas udara. Pencemaran kualitas udara dari

kendaraan bermotor memberikan 70% karbon monoksida (CO) yang sudah tersebar

di daerah perkotaan (Ramli, Hanami, Pasra, Hustim, 2018). Oleh sebab itu, karbon

monoksida (CO) merupakan salah satu gas yang berbahaya baik bagi lingkungan

maupun bagi makhluk hidup.

(Tugaswati, 2007) Karbon monoksida dapat terikat dengan hemoglobin darah

lebih kuat dibandingkan dari oksigen membentuk karboksihemoglobin (COHb),

sehingga menyebabkan terhambatnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Gas CO

Page 9: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

15

diketahui dapat mempengaruhi kerja jantung, sistem syaraf pusat, janin, dan semua

organ tubuh yang peka terhadap kekurangan oksigen.

2.5.2 Hidrocarbon (HC)

Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas

buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dan terbuang

bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna

(bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah

karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan

bensin (AFR=Air-to-Fuel-Ratio) sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar

mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari bensin

seolah-olah tetap dapat bersembunyi dari api saat terjadi proses pembakaran dan

menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi. (Hindawi, 2017)

Hidrokarbon (HC) merupakan salah satu gas buang berbahaya yang dihasilkan oleh

kendaraan bermotor, karena dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru.

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Emisi Gas Buang

Ismiyati (2014) menjelaskan bahwa terdapat faktor penting yang

menyebabkan dominan nya pengaruh sektor transportasi terhadap kualitas udara

perkotaan di Indonesia antara lain:

a) Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).

b) Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada

(misalnya jalan yang sempit).

c) Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya

kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat kota.

d) Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada,

misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.

e) Kesamaan waktu aliran lalu lintas.

f) Umur dan kapasitas mesin kendaraan bermotor.

g) Faktor perawatan kendaraan.

h) Jenis bahan bakar yang digunakan.

i) Jenis permukaan jalan dan struktur pembangunan jalan.

j) Siklus dan pola mengemudi (driving pattern).

Page 10: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

16

Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi emisi gas buang, pada penelitian ini

peneliti memilih 3 faktor yang memfokuskan pada objek yang akan diteliti, dimana

didalam penelitian ini adalah kendaraan sepeda motor. Dan dalam hal pengambilan

variabel yang akan teliti juga meninjau dari penelitian terdahulu yang menguji pada

kendaraan kendaraan umum dan kendaraan mobil yang meninjau variabel serupa

yang akan digunakan untuk validasi hasil. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor

kapasitas mesin, jenis bahan bakar, dan umur kendaraan.

2.7 Dampak Emisi Gas Buang

Emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dapat

meningkatkan kadar tercemarnya udara. Dampak yang ditimbulkan dari emisi gas

buang kendaraan bermotor berupa uap dan asap yang dapat mempengaruhi

pernafasan, penglihatan dan IQ yang berkurang. Emisi dari gas buang kendaraan

bermotor juga dapat berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Tugaswati

(2007) menjelaskan bahwa beberapa senyawa yang telah terkandung dalam emisi gas

buang kendaraan bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi setelah

berada di udara. Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat

itu juga di jalan raya, ada juga yang berlangsung dengan lambat. Bahaya gas buang

kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari toksitas (daya racun)

masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat terekspos olehnya.

Dampak bahan pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan

bermotor digolongkan sebagai berikut:

a) Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang

termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen,

ozon dan oksida lainnya.

b) Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti

hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.

c) Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti

hidrokarbon.

d) Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.

Page 11: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

17

2.8 Uji Emisi Gas Buang

Uji emisi gas buang kendaraan bermotor adalah proses pengukuran kadar dari

senyawa-senyawa yang terkadung di dalam emisi gas buang kendaraan bermotor. Uji

emisi gas buang dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari emisi gas buang

kendaraan bermotor, Selanjutnya hasil dari uji emisi gas buang ini dapat digunakan

untuk pengendalian dan penyusunan regulasi terhadap emisi buang kendaraan

bermotor. Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan

yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa

HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar

emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa

HC, CO, CO2 dan O2, termasuk Indonesia. (Gunandi, 2010). Di Indonesia, cara uji

emisi gas buang kendaraan bermesin bensin kategori M, N dan O pada kondisi idle

menggunakan SNI 19-7118.3-2005. Kondisi idle yang dimaksud yaitu:

a) Sistem kontrol bahan bakar (misal: choke, akselerator) tidak bekerja;

b) Posisi transmisi netral untuk kendaraan manual atau semi otomatis;

c) Posisi transmisi netral atau parkir untuk kendaraan otomatis;

d) Perlengkapan atau asesoris kendaraan yang dapat mempengaruhi putaran

tidak dioperasikan atau dapat dijalankan atas rekomendasi manufaktur.

Pengujian idle dilakukan dengan cara menguji kadar gas buang kendaraan

bermotor dengan alat uji gas analyser yang mengukur kandungan karbon monoksida

(CO) dan hidrokarbon (HC).

2.9 Metode Observasi

Arikunto (2006) menjelaskan bahwa observasi merupakan salah satu metode

dalam pengumpulan data yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha

pengamatan secara langsung ke tempat yang akan diteliti. Metode observasi ini

memungkinkan peneliti untuk menggambarkan situasi yang ada sesuai dengan

kejadian sebenarnya (Erlandson, David, Harris, Edward, Skipper, Barbara, Allen,

Steve, 1993). Pengamatan yang dilakukan saat berada di lapangan pun tidak hanya

melihat-lihat saja, melainkan perlu menggunakan semua panca indera untuk

meresapi apa yang benar-benar terjadi saat itu. Pada saat melakukan metode

observasi ini, peneliti diharuskan untuk memiliki catatan yang dinamakan panduan

observasi. Catatan tersebut dapat berupa tulisan, rekaman, maupun video yang berisi

subjek dan gejala-gejala yang harus diamati.

Page 12: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

18

Hasyim (2017) menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam melakukan

proses observasi, yaitu:

a) Pertama adalah pemilihan (selection). Pemilihan (selection) di dalam hal ini

memfokuskan pengamatannya baik secara sengaja atau tidak sengaja. Pada

tahap ini, peneliti diharuskan sudah memilih data apa saja yang akan diamati,

dicatat dan juga disimpulkan.

b) Kedua adalah pengubahan (provacation). Pada tahap ini, observasi yang

dilakukan bersifat aktif, dimana peneliti dapat mengubah perilaku dengan

kesengajaan berdasarkan kondisi di lapangan.

c) Ketiga adalah pencatatan (recording). Pada tahap ini, peneliti diharuskan

untuk mencatat dan juga merekam segala kejadian di lapangan.

d) Keempat adalah pengkodean (encoding). Pada tahap ini, peneliti diharuskan

untuk menyederhanakan catatan-catatan melalui metode reduksi data (Miles

dan Huberman, 1992). Sehingga dengan melakukan tahapan ini dapat

memudahkan peneliti dalam mengolah data.

Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara kapasitas mesin

terhadap emisi gas buang yang dihasilkan oleh sepeda motor, dengan objek yang

diobservasi berupa faktor kapasitas mesin, jenis bahan bakar, dan umur kendaraan.

2.10 Metode Teknik Sampling

Cochran (1977) menjelaskan bahwa teori dasar dalam teknik sampling

merupakan rancangan sampling yang dapat menghemat tenaga, biaya dan juga waku

tetapi tetap tidak mengurangi keakuratan data yang diambil dan juga informasi yang

diperoleh dengan menggambarkan karakteristik populasi dengan baik. Pengambilan

sampel memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran yang representative

tentang populasi tanpa harus mempelajari seluruh populasiSehingga sample yang

sudah didapat tersebut dapat menggambarkan populasinya.

2.10.1 Teknik Pengambilan Sampling

Terdapat beberapa cara dalam melakukan teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel tersebut di bagi atas 2 kelompok besar:

Page 13: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

19

1. Probability Sampling (Random sample)

Teknik pengambilan sample dengan metode dilakukan dimana pengambilan

sampel dipilih secara random. Sehingga setiap unit dari sampel yang diambil

dari suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai

sampel. Teknik pengambilan sampel dengan metode ini sangat menghindari

pemilihan atau penunjukan sampel atas pertimbingan peneliti agar tidak

terjadi bias. Beberapa keuntungan yang didapat dengan melakukan Teknik

pengambilan sampel dengan metode ini diantaranya adalah besar sampel yang

dipilih dapat dihitung secara statistik, derajat kepercayaan terhadap sampel

dapat ditentukan dan dapat diketahui perbedaan parameter populasi dengan

statistik sampel.

Terdapat 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random:

a. Sampel Random Sederhana (Simple random sampling)

Metode ini dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap

anggota populasi untuk menjadi anggota sampel

b. Sampel Random Sistematik (Systematic random sampling)

Metode ini dilakukan dengan proeses pengambilan sampel yang diambil

dari titik awal yang dipilih secara random.

c. Sampel Random Berstrata (Tratified random sampling)

Metode dilakukan dimana populasi dibagi strata-strata yang kemudian

pengambilan sampel dilakukan dalam strata. Metode ini dapat dilakukan

baik secara simple random sampling maupun systematic random

sampling.

d. Sampel Random Berkelompok (Cluster sampling)

Metode ini dilakukan dengan proses pengambilan sampel terhadap

sampling unit, sampling unit di dalam hal ini terdiri dari satu kelompok.

Sehingga setiap individu di dalam kelompok yang terpilih akan diambil

sebagai sampel.

e. Sampel Bertingkat (Multi stage sampling)

Metode ini dilakukan dengan proses pengambilan sampel bertingkat dua

maupun lebih.

Page 14: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

20

2. Non probability sampling (Non random sample)

Teknik pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan dengan tidak

menghiraukan prinsip probability, dimana metode ini dilakukan dengan tidak

memilih sampel secara random. Sehingga hasil yang diharapkan dengan

metode ini merupakan gambaran kasar yang nyata dari suatu keadaan yang

ingin diteliti.

Terdapat 3 cara pengambilan sampel yang termasuk tidak secara random:

a. Sampel dengan Maksud (Purposive sampling)

Metode ini dilakukan atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang sudah

menganggap bahwa unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel

yang sudah diambil

b. Sampel tanpa sengaja (Accidental sampling)

Metode ini dilakukan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Sehingga hasil

sampel yang dipilih juga tidak berdasarkan pertimbangan yang dapat

dipertanggung jawabkan. Hasil yang didapat dengan menggunakan metode

ini bersifat kasar dan sementara

c. Sampel berjatah (Quota sampling)

Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel yang berdasarkan dari

pertimbangan penliti. Kriteria dan jumlah dari ukuran sampel telah

direncanakan dan ditentukan terlebih dahulu. Cara ini dipergunakan ketika

peneliti sudah memahami situasi daerah yang akan ditelitinya.

Pada penelitian ini menggunakan Teknik Sampling Non Probability Sampling

dengan tipe sampel berjatah. Karena proses pengambilan sampel dilakukan secara

tidak acak dan diharapkan merupakan gambaran kasar yang nyata dari suatu

keadaan, dan objek yang diteliti telah direncanakan yaitu beberapa kapasitas mesin

dari 3 merk sepeda motor dengan jenis bahan bakar Pertamax, Pertalite, dan

Premium.

2.11 Metode Analisis Korelasi dan Regresi

Ghozali (2016) menyatakan bahwa, “Hasil analisis regresi adalah berupa

koefesien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini di peroleh dengan

cara memprediksi nilai variable dependen dengan suatu persamaan. Koefesien

Page 15: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

21

regresi di hitung dengan dua tujuan sekaligus: pertama, meminimumkan

penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan

data yang ada. Ghozali (2016) juga mengatakan bahwa, “Analisis korelasi bertujuan

untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel. Korelasi

tidak menunjukkan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak

membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Metode ini digunakan untuk mengnalisa hubungan antara tingkat kadar polusi

(CO) dan (HC) dengan faktor kapasitas mesin, jenis bahan bakar, dan umur

kendaraan sepeda motor. Dalam hal ini, untuk mengetahui hubungan antara tingkat

kadar polusi (CO) dan (HC) dengan faktor kapasitas mesin, jenis bahan bakar, dan

umur kendaraan sepeda motor adalah dengan menggunakan metode analisis Korelasi

dan Regresi. Hubungan antar variabel dapat berbentuk searah (+) atau terbalik (-).

Sementara nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi

bernilai + (searah), dalam model regresi bermakna semakin tinggi nilai X maka

semakin tinggi nilai Y. Koefisien korelasi bernilai - (terbalik), dalam model regresi

bermakna semakin tinggi nilai X maka semakin rendah nilai Y. Bila nilai koefisien

korelasi signifikan, usaha selanjutnya yaitu melihat bentuk hubungan antara kedua

variabel tersebut (dependen – independent). Koefisien regresi bertujuan untuk

mendapatan persamaan garis yang dibentuk dari kedua variabel. (Saragih, dan

Yusandy 2013).

Dalam melakukan analisis korelasi akan dilihat nilai correlation yang didapat

dari hasil program spss termasuk dalam tingkat yang mana di dalam pedoman derajat

hubungan. Tabel 2.2 menunjukan nilai pedoman derajat kolerasi.

Tabel 2.2 Pedoman Derajat Korelasi

Nilai Pearson Correlations Tingkat Hubungan 0,00 s/d 0,20 Tidak Ada Korelasi 0,21 s/d 0,40 Korelasi Lemah 0,41 s/d 0,60 Korelasi Sedang 0,61 s/d 0,80 Korelasi Kuat 0,81 s/d 1,00 Korelasi Sempurna

(Sumber: Raharjo, 2014)

Kemudian analisis regresi menggunakan uji signifikasnsi keseluruhan dari

regresi sampel (uji statistik F). Menurut Ghozali (2016) uji ini dilakukan bertujuan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan atau simultan

Page 16: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

22

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini

digunakan statistik f dengan kriteria pengambilan keputusan dengan cara.

Membandingkan nilai f hasil perhitungan yang didapat dari hasil program spss

dengan nilai f menurut Tabel. Bila nilai f hitung lebih besar daripada nilai f Tabel,

maka hipotesis diterima. Atau nilai sig lebih kecil dari nilai α maka hipotesis

diterima.

Lalu melakukan uji signifikan parameter individual (uji statistik T). Menurut

Ghozali (2016) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Dengan cara membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis

menurut Tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan

nilai t Tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Atau nilai

sig lebih kecil dari nilai α maka hipotesis diterima.

2.12 Menentukan Jumlah Sampel

Sugiyono (2011:73) menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian dari

jumlah dua karakteristik yang dimiliki oleh populasi, sehingga sampel yang tersebut

harus benar-benar mewakili representative dari populasinya.

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan rumus Slovin

karena dalam penarikan sampel, jumlah dari sampel tersebut harus representative

agar hasil penelitian digeneralisasikan. Rumus slovin adalah sebuah rumus yang

diformulasikan untuk menghitung jumlah sampel minimal apabila letak atau jumlah

populasi tidak diketahui secara pasti (Sevilla, 2007)

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel ini berdasarkan rumus

Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2011:78), yaitu

Dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e = nilai error

Page 17: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

23

2.13 Alat Uji Emisi Gas Buang

Gas Analyzer Brain Bee AGS-688 adalah adalah penganalisis gas yang

digunakan untuk mengukur konsentrasi gas dalam pembuangan mesin bensin. Ini

dapat digunakan baik untuk pemeriksaan knalpot dalam tes wajib secara berkala dan

untuk layanan dan pemeliharaan biasa operasi pada mesin bensin. Alat untuk

pengujian emisi gas buang yang memfokuskan untuk mengukur kadar emisi gas

buang CO dan HC. Adapun beberapa fungsi lainya yaitu:

a) Mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan

cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC)

yang terkandung di dalam gas buang.

b) Kerusakan kendaraan bisa terdeteksi dari hasil uji emisi, dengan cara melihat

tingginya kandungan hidrokarbon (HC). Hal itu terjadi bisa karena berbagai

faktor, seperti:

1. Kebocoran pada sistem vakum;

2. Sistem pengapian yang tidak bekerja dengan baik;

3. Kerusakan pada engine control unit;

4. Kerusakan pada oksigen sensor;

5. Gangguan pada sistem pasokan udara;

6. Adanya kerusakan pada catalytic converter;

7. Kerusakan mekanis pada bagian dalam mesin seperti klep, mesin, ring,

atau silinder:

c) Tingginya kandungan Karbon Monoksida (CO) mampu mendeteksi

kerusakan kendaraan. Hal itu juga terjadi karena berbagai faktor:

1. Bisa karena karburator tidak bekerja dengan baik;

2. Filter udara kotorKerusakan pada sistem choke karburator;

3. Kerusakan pada sistem Thermostatic Air Cleaner:

Page 18: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

24

Gambar 2.5 Alat Uji Emisi Gas Buang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 2.6 Ambang Batas Gas CO dan HC

(Sumber: PERMENLH, 2006)

2.14 Roadmap Penelitian

Pada penelitian ini, tentunya referensi dibutuhkan. Sehingga penulis membuat

suatu rangkuman dari beberapa jurnal yang sudah meneliti beberapa jenis material

yang serupa. Hal ini juga menjadikan acuan dasar dan pembanding dengan penelitian

sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa jurnal yang diteliti yang ada pada Tabel 2.2

dan Tabel 2.3.

Page 19: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

25

Tabel 2.3 Roadmap Penelitian Terdahulu

Indikator Penelitian P.N. Ndoke and O. D. Jimoh

(2005)

F. I. Abam

(2009)

Sandri Linna Sengkey

(2011)

Iin Irawati

(2015)

Irwinsyah Marsudi

Gorahe

(2015)

Topik

Impact of Traffic Emission

on Air Quality in A

Developing City of Nigeria

Vehicular Emissions and

Air Quality Standards in

Nigeria

Tingkat Pencemaran

Udara CO Akibat Lalu

Lintas Dengan Model

Prediksi Polusi Udara

Skala Mikro

Analisis Emisi Gas

Buang Kendaraan

Bermotor Pada Kawasan

Pasar Traditional Dengn

Pendekatan

Mikrosimulasi

Pemodelan Hubungan

Antara Arus Lalu Lintas

Dan Polusi Udara (CO)

Lokasi Minna, Nigeria Calabar, Nigeria Jalan Sam Ratulangi,

Manado

Pasar Mranggen,

Semarang

Jalan Sam Ratulangi,

Manado

Jenis Kendaraan Mobil, Motor Mobil, Motor Mobil, Motor Mobil, Motor Mobil, Motor

Metode Kuesioner, Eksperimental Survey, Eksperimental Survey, Dispersi Survey, Mikrosimulasi Survey, Regresi Linear

Berganda

Hasil

Kota Minna masih aman dari

polusi udara oleh kendaraan

bermotor

Gas buang kendaraan

bermotor menjadi

sumber dominan yang

membuat kesehatan

masyarakat terganggu

Keseluruhan konsentrasi

polutan CO yang

ada di udara, 80,22% -

92,00% berasal dari

kendaraan bermotor.

Nilai polutan CO dan

NOx berada di atas

ambang batas kadar

normal

Untuk mengurangi kadar

polusi (CO), perlu

ditanami pohon-pohon

rindang

Page 20: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

26

Tabel 2.4 Roadmap Penelitian Terdahulu

Indikator

Penelitian

Devianti Muziansyah, Rahayu

Sulistyorini & Syukur Sebayang

(2015)

Rudatin Ruktiningsih

(2014)

Zairipan Jaya

(2017)

M.Raditya Wibowo

(2018)

Topik

Model Emisi Gas Buangan

Kendaraan Bermotor Akibat

Aktivitas

Transportasi

Kajian Hubungan Volume

Lalu Lintas Terhadap

Emisi Gas Buang

Kendaraan DI Ruas Jalan

Majapahit Semarang

Analisis Pengaruh Lalu

Lintas Kendaraan

Bermotor Di Jalan

Pelabuhan Terhadap Mutu

Udara Ambien

Analisis Pengaruh

Kapasitas Mesin Sepeda

Motor Terhadap Emisi

Gas Buang Di Wilayah

Jakarta Barat

Lokasi Terminal pasar bawah Ramayana,

Bandar Lampung Jalan Majapahit, Semarang

Pelabuhan Krueng

Geukuh, Aceh Wilayah Jakarta Barat

Jenis Kendaraan Mobil, Motor Mobil, Motor Mobil, Motor Motor

Metode Survey, Regresi Linear Berganda Survey, Kuantitatif Survey, Prediksi

Observasi, Teknik

Sampling, Korelasi

Regresi

Hasil

Emisi gas buang kendaraan sangat

dipengaruhi oleh perawatan, dan

kapasitas mesin

Konsentrasi CO berkisar

antara 5.5-8 ppm, masih di

bawah ambang batas di

Jawa Tengah

Prediksi polutan CO dan

NO2 tahun 2014-2017

pada jalan tersebut berada

dibawah baku mutu udara

ambien nasional

Mengetahui hubungan

antara kapasitas mesin,

jenis bahan bakar, dan

umu kendaraan terhadap

emisi gas buang

Page 21: RS1 2018 1 471 Bab2library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2018_1... · 2019. 5. 13. · setelah proses pembakaran, karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder,

1