bab 2 landasan teori menurut romney & steinbart...

33
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2015:3) Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar Menurut James A. Hall (2011:5) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang menyajikan tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2016:4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa, Sistem adalah kumpulan dua komponen atau lebih yang saling terkait dan bekerja satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. 2.1.2. Pengertian Informasi Menurut James A. Hall (2016:10) Informasi adalah data yang telah di proses yang hasilnya dapat berguna bagi user. Sebuah informasi dapat berguna buka di nilai dari isinya, tetapi dinilai dari user tersebut apakah isi tersebut dapat berguna bagi user tersebut atau tidak. Menurut Romney & Steinbart (2015:4) Informasi adalah data yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sistem Informasi

    2.1.1. Pengertian Sistem

    Menurut Romney & Steinbart (2015:3) Sistem adalah

    serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan

    berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari

    subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar

    Menurut James A. Hall (2011:5) Sistem adalah kelompok dari

    dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang menyajikan

    tujuan tertentu.

    Menurut Mulyadi (2016:4) Sistem adalah suatu jaringan

    prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

    kegiatan pokok perusahaan.

    Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa,

    Sistem adalah kumpulan dua komponen atau lebih yang saling terkait

    dan bekerja satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

    2.1.2. Pengertian Informasi

    Menurut James A. Hall (2016:10) Informasi adalah data yang

    telah di proses yang hasilnya dapat berguna bagi user. Sebuah

    informasi dapat berguna buka di nilai dari isinya, tetapi dinilai dari

    user tersebut apakah isi tersebut dapat berguna bagi user tersebut atau

    tidak.

    Menurut Romney & Steinbart (2015:4) Informasi adalah data

    yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki

    proses pengambilan keputusan.

  • 10

    Menurut Krismiaji (2015:14) Informasi adalah data yang telah

    di organisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.

    Dapat disimpulkan, informasi adalah hasil pemrosesan data

    yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur dalam pembuatan

    suatu keputusan.

    Gambar 2.1. Alur Aliran Informasi Perusahaan.

    2.1.3. Pengertian Sistem Informasi

    Menurut James A. Hall (2016:5) Sistem Informasi adalah

    sebuah kumpulan prosedur formal dimana sebuah data dikumpulkan,

    disimpan, di proses menjadi sebuah informasi dan di distribusikan

    kepada users.

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016:4) “Sistem

    Informasi merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling

    terkait untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

    menyediakan sebagai keluaran informasi yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

    Menurut Kadir (2014:8) Sistem Informasi adalah sejumlah

    komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur

    kerja), ada sesuatu yang di proses (data menjadi informasi), dan

    dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

    Dapat disimpulkan dari pengertian para ahli diatas bahwa

    sistem informasi adalah kumpulan komponen (baik sistem, manusia,

  • 11

    dan hal lainnya) yang saling terkait dan bekerja sama untuk

    memproses data ataupun informasi yang nantinya akan digunakan

    dalam menyelesaikan sebuah masalah.

    Menurut Mujilan (2012:2) ada beberapa jenis sistem informasi

    berbasis komputer diantaranya adalah :

    - Electronic Data Processing (EDP) adalah pemanfaatan

    teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data

    transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi

    sistem informasi akuntansi paling dasar dalam setiap

    organisasi.

    - Management Information Systems (MIS) adalah penggunaan

    teknologi informasi untuk menyediakan informasi bagi

    pengambilan keputusan para manajer.

    - Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang

    melayani permintaan informasi tertentu, khusus, dan tidak rutin

    dari manajemen, seperti penggunaan spreadsheet untuk

    melakukan analisis “what-if” dari sebuah data operasi atau

    anggaran.

    - Expert Systems (ES) adalah sistem informasi berbasis

    pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang

    bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang

    konsultan ahli bagi pemakainya.

    - Executive Information Systems (EIS) adalah sistem yang dibuat

    untuk kebutuhan stratejik management tingkat puncak.

    - Accounting Information Systems (AIS) adalah sistem berbasis

    komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi

    menjadi sebuah informasi.

    2.2. Sistem Informasi Akuntansi

    2.2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

  • 12

    Menurut L. Turner, A. Weickgennant, & Mary K. Copeland (2017:4)

    Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang terdiri dari proses, prosedur,

    dan sistem yang menangkap data akuntansi dari sebuah proses bisnis;

    mencatat data akuntansi yang sesuai; memproses detail tentang data akuntansi

    dengan cara pengklasifikasian, peringkasan, dan penggabungan; serta

    pelaporan ringkasan data akuntansi kepada internal dan external users.

    Menurut Romney & Steinbart (2015:10) Sistem Informasi Akuntansi

    adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan

    mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.

    Menurut Mujilan (2012:3) Sistem Informasi Akuntansi adalah

    kumpulan sumberdaya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk

    mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada

    beragam pengambil keputusan.

    Dapat di simpulkan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem

    yang dapat memproses data akuntansi sehingga menghasilkan sebuah

    informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan.

    2.2.2. Subsistem Pada Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut James A. Hall (2016:8-9) Sistem Informasi Akuntansi

    memiliki tiga subsistem utama, diantaranya adalah :

    1. Transaction Processing System (TPS) yang menjadi pusat dari

    semua fungsi sistem informasi yang mengubah kejadian atau

    transaksi harian menjadi sebuah transaksi finansial. Mencatat

    transaksi tersebut ke dalam jurnal dan buku besar dan

    mendistribusikannya kepada bagian operasi untuk membantu

    operasi harian mereka.

    2. General Ledger / Financial Reporting System (GLS & FRS)

    yang merupakan sebuah sistem yang mengikhtisarkan aktivitas

    siklus transaksi dalam hal memperbaharui buku besar serta

    menghasilkan laporan keuangan seperti laporan laba rugi,

    neraca, perubahan modal, arus kas, serta segala laporan

    keuangan lainnya yang digunakan oleh perusahaan..

  • 13

    3. Management Reporting System (MRS) yang menyediakan

    informasi keuangan internal yang dibutuhkan untuk mengelola

    sebuah bisnis, serta merencanakan dan mengontrol operasi

    mereka dalam hal menyediakan informasi yang dapat

    digunakan dalam pembuatan keputusan. MRS dapat

    menghasilkan laporan seperti anggaran, laporan kinerja, serta

    laporan pertanggungjawaban.

    2.2.3. Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi

    Menurut Romney & Steinbart (2015:6-7) terdapat 5 kelompok siklus

    transaksi pada sistem informasi akuntansi, diantaranya adalah :

    1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) dimana barang atau jasa

    dijual untuk mendapatkan uang atau piutang.

    2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) dimana perusahaan

    membeli persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku

    untuk digunakan dalam memproduksi barang yang nantinya

    akan dijual untuk mendapatkan uang atau piutang.

    3. Siklus Produksi atau Konversi (Production or Convertion

    Cycle) dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi yang

    siap di jual.

    4. Siklus Sumberdaya atau Penggajian (Humanresource or

    Payroll Cycle) dimana karyawan di pekerjakan, dilatih, di

    kompensasikan, di evaluasi, di promosi, dan di berhentikan.

    5. Siklus Pendanaan/Pembiayaan (Financing Cycle) dimana

    perusahaan menjual saham yang dimiliki kepada investor dan

    meminjam uang. Kemudian investor akan mendapatkan

    dividen dan bunga atas pinjamannya tersebut.

    2.2.4. Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi

  • 14

    Menurut Romney & Steinbart (2015:10) Sistem Informasi

    Akuntansi memiliki beberapa komponen, yaitu:

    1. Orang yang menggunakan sistem.

    2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,

    memproses, dan menyimpan data.

    3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.

    4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data.

    5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer,

    perangkat lainnya, dan perangkat jaringan komunikasi yang

    digunakan dalam sistem informasi akuntansi.

    6. Pengendalian internal and pengukuran keamanan yang

    menjaga penyimpanan data sistem informasi akuntansi.

    Menurut L. Turner, A. Weickgennant, & Mary K. Copeland

    (2017:4-5) Sistem Informasi Akuntansi memiliki lima komponen

    penting dalam sistem informasi akuntansi, yaitu:

    1. Langkah kerja dalam bisnis proses yang bertujuan untuk

    menangkap data akuntansi sebagai terjadinya proses bisnis.

    2. Pencatatan manual atau secara komputerisasi untuk

    mencatat data akuntansi dari sebuah bisnis proses.

    3. Langkah kerja yang merupakan internal control dalam

    proses bisnis untuk melindungi aset dan memastikan

    akurasi dan kelengkapan data.

    4. Langkah kerja dalam memproses, mengklasifikasikan,

    mengringkas, dan mengkonsolidasi data mentah akuntansi.

    5. Langkah kerja dalam menghasilkan laporan internal dan

    external.

    2.2.5. Fungsi dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

  • 15

    Menurut Romney & Steinbart (2015:10-11) sistem informasi

    akuntansi memiliki tiga fungsi utama yaitu :

    1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas

    organisasi, sumber daya, dan personil organisasi.

    Organisasi memiliki beberapa proses bisnis, seperti

    penjualan atau pembelian bahan baku dimana hal tersebut

    dilakukan secara berulang-ulang.

    2. Mengubah data menjadi informasi, sehingga manajemen

    perusahaan dapat merencanakan, menjalankan,

    mengontrol, dan mengevaluasi aktivitas, sumberdaya, dan

    personil organisasi.

    3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk

    mengamankan aset dan data organisasi.

    Adapun Sistem Informasi Akuntansi yang baik akan memberikan

    value terhadap organisasi berupa :

    1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dari produk

    atau jasa.

    2. Meningkatkan efisiensi.

    3. Memberikan atau berbagi pengetahuan.

    4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas supply chain.

    5. Meningkatkan struktur pengendalian internal.

    6. Meningkatkan pengambilan keputusan.

    2.3. Gaji

    Gambar 2.2 Pemrosesan Data Menjadi Informasi Menggunakan SIA

  • 16

    Menurut Soemarso (2014:307) Gaji merupakan imbalan kepada

    pegawai yang diberi tugas-tugas administratif dan pimpinan yang jumlahnya

    biasanya tetap secara bulanan atau tahunan

    Menurut Sujarweni (2015:127) Gaji Merupakan pembayaran atas

    jasa-jasa yang dilakukan oleh karyawan yang dilakukan perusahaan setiap

    bulan.

    Menurut Mulyadi (2013:373) Gaji adalah pembayaran jasa yang

    dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager.

    Umumnya gaji dibayarkan secara tetap perbulan.

    Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gaji adalah bayaran

    atas jasa yang diberikan oleh karyawan yang bekerja disebuah perusahaan

    atau organisasi, serta biasanya besarannya tetap dan diberikan setiap bulan.

    2.4. Cuti

    Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976, Cuti adalah

    keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu.

    Setiyanto A. (2013). “Pembuatan Sistem Informasi Cuti pada Kantor

    Pelayanan Perbendaharaan Negara dengan Menggunakan PHP dan MySQL”.

    Jurnal Teknik Pomits. 2, 1-4 mengemukakan bahwa ada beberapa jenis cuti

    diantaranya adalah :

    - Cuti Tahunan

    Setiap pekerja yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu

    tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti

    tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja. Cuti tahunan tersebut dapat

    diambil secara terpecah-pecah, dengan ketentuan setiap bagian tidak

    boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja.

    - Cuti Besar

    Cuti besar adalah cuti yang dapat diambil oleh seorang PNS

    setelah bekerja 6 tahun berturut-turut. Lama cuti besar adalah

    maksimal 90 hari kalender.

    - Cuti Sakit

    Cuti sakit adalah cuti yang bisa diambil oleh seorang pekerja

    ketika sakit dan membutuhkan waktu istirahat untuk pemulihan

    kondisinya.

    - Cuti Bersalin

  • 17

    Cuti bersalin adalah cuti yang dapat diambil oleh pekerja

    wanita untuk melahirkan anak pertama, kedua, dan ketiga. Lama cuti

    bersalin adalah maksimal 90 hari kalender.

    - Cuti Karena Alasan Penting

    Pekerja dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 60

    hari kalender. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya

    ditetapkan sedemikian rupa, sehingga benar-benar hanya untuk waktu

    yang diperlukan saja. Dalam kondisi tertentu, cuti alasan penting

    hanya bisa diambil setelah hak cuti pegawai yang bersangkutan tidak

    mencukupi lagi/habis.

    2.5. Lembur

    Dalam Keputusan Menteri Nomor 102/MEN/VI/2004 tentang Waktu

    Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi Republik Indonesia, yang dimaksud dengan Waktu Kerja

    Lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat

    puluh) jam untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan)

    jam sehari dan 40 (empat puluh) jam untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)

    minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari

    libur resmi yang ditetapkan Pemerintah.

    2.5.1. Perhitungan Lembur

    Terdapat 2 (dua) cara menghitung lembur karyawan:

    1. Untuk lembur pada hari kerja, rate upah lembur adalah 1,5 x

    upah sejam pada jam pertama lembur dan 2x upah sejam pada

    jam seterusnya.

    2. Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari libur

    nasional:

    - Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja, rate adalah 2x upah

    sejam untuk 8 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-9,

    dan 4x upah sejam untuk jam ke-10 dan ke-11

    - Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja, rate adalah 2x upah

    sejam untuk 7 jam pertama, 3x upah sejam untuk jam ke-8,

    dan 4x upah sejam untuk jam ke-9 dan ke-10

    - Untuk hari libur yang jatuh pada hari kerja terpendek

    (misalnya Jumat), rate adalah 2x upah sejam untuk 5 jam

  • 18

    pertama, 3x upah sejam pada jam ke-6, dan 4x upah sejam

    pada jam ke-7 dan ke-8

    Keterangan: upah 1 jam dihitung dengan rumus 1/173 x upah sebulan,

    yaitu upah pokok sebulan 100% beserta tunjangan tetap atau 75%

    upah pokok apabila Anda mendapatkan tunjangan tetap dan tidak

    tetap (Peraturan Kemenakertrans No. KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal 8

    Ayat (2)).

    2.6. Tunjangan

    Menurut Simamora dalam Kadarisman (2012: 229) Tunjangan

    karyawan (employee benefit) adalah pembayaran-pembayaran dan jasa-jasa

    yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar

    semua atau sebagian dari tunjangan ini.

    Menurut Simamora dalam Kadarisman (2012: 242) tujuan dari

    tunjangan yang diberikan organisasi adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan moral karyawan

    2. Memotivasi karyawan

    3. Meningkatkan kepuasan kerja

    4. Mengikat karyawan baru

    5. Mengurangi perputaran karyawan

    6. Menjaga agar serikat pekerja tidak campur tangan

    7. Menggunakan kompensasi secara lebih baik

    8. Meningkatkan keamanan karyawan

    9. Mempertahankan posisi yang menguntungkan

    10. Meningkatkan citra perusahaan dikalangan karyawan

    Jenis-Jenis Tunjangan :

    - Tunjangan Tetap

    Tunjangan yang tidak terkait dengan kehadiran dan besarannya

    tetap, contoh nya adalah tunjangan pendidikan, tunjangan

    kematian, tunjangan perumahan, dll.

    - Tunjangan Tidak Tetap

  • 19

    Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang besarannya

    berbeda sesuai dengan status jabatan dan atau tugas tambahan yang

    diterima. Contohnya adalah tunjangan jabatan, tunjangan makan,

    tunjangan transportasi, dll.

    2.7. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

    2.7.1. BPJS Ketenagakerjaan

    BPJS Ketenagakerjaan adalah sebuah jaminan sosial dan

    proteksi ( perlindungan ) bagi pekerja Indonesia maupun pekerja asing

    yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya enam bulan.

    Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

    Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

    tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS Ketenagakerjaan

    menyelenggarakan 4 Program yakni

    a. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

    b. Jaminan Hari Tua (JHT),

    c. Jaminan Pensiun (JP), dan

    d. Jaminan Kematian (JK).

    Kewajiban masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

    Pemberi Kerja

    - Jaminan Kecelakaan Kerja : 0.24%-1.74% (sesuai dengan

    rate kecelakaan kerja berdasarkan lampiran Peraturan

    Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

    Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian).

    - Jaminan Kematian : 0.3%

    - Jaminan Hari Tua : 3.7%

    - Jaminan Pensiun : 2%

    Pekerja

    - Jaminan Hari Tua : 2%

    - Jaminan Pensiun : 1%

    2.7.2. BPJS Kesehatan

  • 20

    BPJS Kesehatan merupakan Badan Hukum Publik yang

    bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas

    untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh

    rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima

    Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta

    keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

    Besaran yang di tanggung oleh pekerja adalah sebesar 1%

    untuk 5 orang tanggungan (karyawan, istri/suami, dan 3 orang anak)

    jika ada tanggungan lebih dari itu akan dikenakan 1% per tanggungan.

    Besaran yang ditanggung oleh pemberi kerja adalah sebesar

    4%

    2.8. PPh Pasal 21

    Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

    32/PJ/2015 PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

    honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk

    apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang

    dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.

    2.8.1. Wajib Pajak Pph 21

    Menurut Resmi (2014:184), penerima penghasilan yang dipotong

    PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan:

    1. Pegawai;

    2. Penerima uang pesangon, pension atau uang manfaat

    pension, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua,

    termasuk ahli warisnya;

    3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh

    penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa, meliputi:

    a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang

    terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,

    konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;

    b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,

    bintang film, bintang sinetron, bintang iklan,

  • 21

    sutradara, kru film, foto model,

    peragawan/peragawati, pemain drama, penari,

    pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;

    c. Olahragawan;

    d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,

    penyuluh, dan moderator;

    e. Pengarang, peneliti dan penerjemah;

    f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik

    komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi,

    elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta

    pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

    g. Agen iklan;

    h. Pengawas atau pengelola proyek;

    i. Pembawa pesan atau yang menemukan langganan

    atau yang menjadi perantara;

    j. Petugas penjaja barang dagangan;

    k. Petugas dinas luar asuransi;

    l. Distributor perusahaan multilevel marketing atau

    direct selling dan kegiatan sejenis lainnya

    4. Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang

    tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan

    yang sama;

    5. Mantan pegawai;

    6. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh

    penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam

    suatu kegiatan, antara lain meliputi:

    a. Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara

    lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan perlombaan lainnya;

    b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau

    kunjungan kerja;

    c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan

    sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

    d. Peserta pendidikan dan pelatihan;

    e. Peserta kegiatan lainnya.

  • 22

    2.8.2. Objek Pajak PPh 21

    Menurut Resmi (2014: 187), penghasilan yang dipotong

    PPh Pasal 21 adalah:

    1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap,

    baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak

    teratur;

    2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima

    pensiun secara teratur berupa uang pension atau

    penghasilan sejenisnya;

    3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas,

    berupa upah harian, upah mingguan, upah 22 satuan, upah

    borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan;

    4. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa

    honorarium, komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan

    pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan;

    5. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang

    saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah

    atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun,

    dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

    6. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pension,

    tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan

    sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2

    tahun sejak pegawai berhenti bekerja;

    7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat

    tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan

    komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap

    sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama;

    8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi,

    bonus, atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang

    diterima atau diperoleh mantan pegawai;

    9. Penghasilan berupa penrikan dana pension oleh peserta

    program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai,

    dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

    Menteri Keuangan;

  • 23

    10. Semua jenis penghasilan no. 1 s.d. 9 yang diterima dalam

    bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama

    dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh: 23 b. Wajib

    Pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final; atau c.

    Wajib Pajak yang dikenakan PPH berdasarkan norma

    perhitungan khusus (deemed profit).

    2.8.3. Tarif Pajak Pph 21 Yang Memiliki NPWP

    Tarif PPh 21 dijelaskan pada Pasal 17 ayat (1) huruf a

    Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015. Tarif

    PPh 21 berikut ini berlaku pada Wajib Pajak (WP) yang memiliki

    Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP):

    a. WP dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp 50 juta

    adalah 5%.

    b. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 50 juta – Rp

    250 juta adalah 15%

    c. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 250 juta – Rp

    500 juta adalah 25%

    d. WP dengan penghasilan tahunan di atas Rp 500 juta adalah

    30%

    e. Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai

    tarif PPh 21 sebesar 20% lebih tinggi dari mereka yang

    memiliki NPWP.

    2.8.4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

    Menurut Siti Resmi (2013:96) Penghasilan Tidak Kena

    Pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu yang tidak

    kena pajak untuk menghitung besar penghasilan kena pajak wajib

    pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi

    dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak.

    2.8.4.1. Tarif PTKP Terbaru

  • 24

    Penetapan tarif PTKP terbaru didasarkan pada PMK No.

    101/PMK.010/2016 yang dikeluarkan oleh menteri

    keuangan yaitu sebagai berikut :

    Wajib Pajak Rp. 54.000.000

    WP Kawin Rp. 4.500.000 (+)

    Anak, Max.3 Rp. 4.500.000 (+)

    Penghasilan Suami/Istri Digabung Rp. 54.000.000 (+)

    2.8.5. Contoh Perhitungan Pph 21

    Bapak Budi Setiawan bekerja pada berusahaan PT. XYZ dan

    memiliki gaji bulanan sebesar 5.500.000 dan uang lembur sebesar

    1.000.000. Pak Budi telah menikah dan memiliki 1 orang anak.

    Pak Budi mengikuti bpjs dan berikut rincian pembayarannya :

    Jaminan kecelakaan kerja (dibayarkan perusahaan) 0,24 %

    Jaminan kematian (dibayarkan perusahaan) 0,3%

    Jaminan hari tua dibayarkan oleh perusahaan sebesar 3,7% dan

    2% dibayarkan oleh Pak Budi dan langsung dipotong dari gaji

    Jaminan pensiun dibayarkan oleh perusahaan sebesar 2% dan 1%

    dibayarkan oleh Pak Budi melalui gaji

    Berikut adalah perhitungan pajak penghasilan Pak Budi

    Gaji Pokok 5.500.000

    Tunjangan

    Lembur 1.000.000

    Jaminan Kecelakaan Kerja (0,24%) 13.200

    Jaminan Kematian (0,3%) 16.500

    Total Penghasilan Kotor 6.527.700

  • 25

    Pengurangan :

    - Biaya Jabatan 5% x 6.527.700 326.485

    - Jaminan Hari Tua (2% gaji pokok) 110.000

    - Jaminan Pensiun (1% gaji pokok) 55.000

    Total Pengurang 491.485

    Penghasilan Netto Sebulan 6.036.215

    Penghasilan Netto Setahun 72.434.580

    PTKP

    - Pribadi 54.000.000

    - Kawin 4.500.000

    - Anak 4.500.000

    Total PTKP 63.000.000

    Penghasilan Kena Pajak Setahun 9.434.580

    Pembulatan Ke Atas 9.435.000

    Pph Terutang setahun :

    5% x 9.435.000 471.750

    Pph 21 terutang per bulan

    471.750 : 12 Bulan 39.312

    2.8.6. Contoh Pencatatan Jurnal Pph 21

    Berikut adalah contoh pencatatan pembayaran gaji dan pph 21

    milik karyawan :

    Kas/Bank (Dr) xxx.xxx

    Hutang Pph 21 (Cr) xxx.xxx

    2.9. Siklus Pengeluaran dan Penggajian

    2.9..1. Siklus Pengeluaran

  • 26

    Siklus pengeluaran merupakan salah satu dari 5 siklus

    transaksi dalam perusahaan. Kegiatan dalam siklus pengeluaran

    meliputi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembelian

    barang atau jasa yang diperlukan perusahaan untuk dapat berfungsi.

    Adapun Romney & Steinbart (2015:463) mendefinisikan

    siklus pengeluaran sebagai serangkaian aktivitas bisnis dan operasi

    pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan

    dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Terdapat 4

    aktivitas siklus pengeluaran dasar dalam siklus pengeluaran, yaitu :

    1. Memesan bahan baku, perlengkapan, dan jasa

    2. Menerima bahan baku, perlengkapan, dan jasa

    3. Menyetujui faktur pemasok

    4. Pengeluaran kas

    Pengeluaran kas merupakan aktivitas terakhir dalam siklus

    pengeluaran, dimana perusahaan akan membayarkan sejumlah uang

    atas pembelian barang atau jasa yang dilakukan kepada vendor.

    Transaksi keuangan ini menyebabkan aset berupa kas yang dimiliki

    oleh perusahaan berkurang.

    2.9..2. Siklus Penggajian

    Siklus Penggajian dan kepegawaian dimulai dengan

    memperkerjakan karyawan dan berakhir dengan pembayaran kepada

    karyawan untuk jasa yang dilakukan dan kepada pemerintah dan

    lembaga lain untuk pajak dan benefit.

    Menurut Romney & Steinbart (2015:469) pengertian siklus

    penggajian adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan

    pengolahan data yang terkait yang berhubungan dengan pengolahan

    pengelolaan karyawan perusahaan secara efektif.

    Beberapa kegiatan penting yang tercakup didalamnya adalah :

    1. Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan

    baru.

    2. Pelatihan.

    3. Penempatan atau penugasan karyawan baru.

  • 27

    4. Penggajian atau penetuan gaji, upah, dan insentif

    lainnya.

    5. Evaluasi kinerja karyawan.

    6. Pemberhentian karyawan.

    2.10. Accrual Basis Accounting

    Menurut Kieso (2013 : 98) accrual basis accounting merupakan

    metode pengakuan yang mencatat segala transaksi yang mempengaruhi

    perubahan laporan keuangan dalam periode ketika suatu peristiwa terjadi.

    Accrued revenue dan Accrued Expense merupakan pengakuan yang

    berdasarkan accrual basis. Adapun pengertian accrued revenue menurut

    Kieso (2013:109-110) adalah segala pendapatan dari jasa yang telah

    dilakukan tetapi belum dicatat penerimaan kasnya pada tanggal laporan.

    Sedangkan pengertian accrued expense menurut Kieso adalah segala beban

    yang terjadi atau diakui tetapi belum dibayarkan atau dicatat pembayarannya

    pada tanggal laporan.

    2.11. Teori Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi

    2.11.1. Metodologi Pengembangan Sistem

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 301)

    sebuah metodologi pengembangan sistem memberikan

    panduan untuk setiap fase dalam siklus pengembangan sistem,

    dimana metodologi pengembangan sistem memiliki tiga

    komponen yaitu teknik(techniques), model(models), dan alat

    (tools). Menurut Satzinger, Jackson, & Burd, ketiga komponen

    ini saling mendukung satu sama lain untuk menciptakan

    metodologi yang komperehensif dan terintegrasi.

  • 28

    Gambar 2.3. Metodologi Pengembangan Sistem

    Penjelasan mengenai komponen metodologi

    pengembangan sistem menurut Satzinger, Jackson, & Burd

    (2016 : 302-303) yaitu :

    1. Models, merupakan representasi dari aspek penting

    didunia nyata. Models yang digunakan dalam

    pengembangan sistem meliputi representasi masukan,

    keluaran, proses, data, objek, interaksi objek, lokasi,

    jaringan, dan perangkat, dan lain-lainnya. Sebagian besar

    models adalah model grafis yang menggunakan simbol dan

    ketentuan yang disepakati untuk merepresentasikan aspek

    penting dalam dunia nyata.

    Contoh Models Komponen Sistem : Flowchart, Data

    Flow Diagram (DFD), Entity-relationship Diagram (ERD),

    structured chart, use case diagram, class diagram, sequence

    diagram, dan lain sebagainya

    2. Tools, yaitu merupakan perangkat lunak (software)

    pendukung yang membantu dalam membuat models atau

    komponen yang dibutuhkan dalam projek.

    Contoh tipe tools yang digunakan dalam

    pengembangan sistem yaitu, Project management

    application, Word Processor, Visual modelling tool,

    Integrated development environment (IDE), Reverse-

    engineering tool, Code generator tools dan lain sebagainya.

  • 29

    3. Techniques yaitu merupakan kumpulan panduan untuk

    menentukan sebuah metode yang akan digunakan untuk

    kegiatan atau tugas pengembangan.

    Contoh teknik yang digunakan dalam

    pengembangan sistem yaitu, user-interviewing techiques,

    data-modelling techniques, relational database design

    techniques, domain modelling techniques, use case

    modelling techniques, object-oriented programming

    techniques, user-interface design tecniques, dan lain

    sebagainya

    2.11.2. Konsep Object-Oriented Approach

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012 : 241)

    pendekatan object oriented merupakan pendekatan dimana

    sebuah sistem informasi dilihat sebagai kumpulan objek yang

    saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk

    meyelesaikan tugas. Pendekatan object oriented dalam

    pengembangan sistem dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

    1. Object Oriented Analysis (OOA), menentukan sebuah

    objek yang melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dan

    menentukan interaksi user yang dibutuhkan untuk

    menyelesaikan tugas atau pekerjaan tersebut.

    2. Object Oriented Design (OOD), mendefinisikan semua

    tipe objek tambahan yang dibutuhkan untuk

    berkomunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem,

    OOD menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk

    menyelesaikan tugas, dan memperjelas definisi dari setiap

    objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa

    atau lingkungan tertentu.

    3. Object Oriented Programming (OOP), merupakan

    penulisan statement dalam bahasa pemograman untuk

    mendefinisikan apa yang setiap jenis objek lakukan.

  • 30

    2.11.3. Unified Modelling Language (UML)

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 59) model

    analisis dan desain dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

    model text, model grafis, dan model matematika. Dalam

    pengembangan sistem, banyak model grafis yang digambarkan

    sesuai dengan notasi yang ditentukan oleh Unified Modelling

    Language (UML). Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

    (2016 : 59) UML merupakan seperangkat konstruksi model

    dan notasi standar yang didefinisikan oleh Object Management

    Group (OMG), yaitu organisasi standar untuk pengembangan

    sistem.

    Model-model grafis yang termasuk dalam UML adalah

    sebagai berikut:

    1) Use case diagram

    2) Domain model Class Diagram

    3) Activity Diagram

    4) System Sequence Diagram

    5) Design Class Diagram

    6) Interaction Class Diagram(sequence diagrams)

    7) Design State Machine Diagram / Communication Diagram

    8) Package Diagram

    2.11.4. Activity Diagram

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 60) activity

    diagram merupakan diagram UML yang mendeskripsikan berbagai

    aktivitas user (atau sistem), orang atau komponen yang

    menyelesaikan setiap aktivitas, dan alur yang terurut dari aktivitas

    tersebut.

    Gambar 2.4. Contoh Simbol Pada Activity Diagram

  • 31

    Dalam menggambarkan UML activity diagram, terdapat

    simbol-simbol yang harus diketahui, yaitu :

    1. Swimlane heading merepresentasikan pihak yang

    menjalankan aktivitas.

    2. Starting Activity digambarkan dengan lingkaran

    berwarna hitam pada awal diagram yang

    merepresentasikan awal dari alur kerja.

    3. Transition Arrow merepresentasikan arah alur kerja

    atau urutan dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya .

    4. Activity digambarkan dengan bentuk oval yang

    merepresentasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.

    5. Ending Activity digambarkan dengan 2 lingkaran yang

    berwarna putih dan hitam pada akhir diagram yang

    merepresentasikan akhir dari alur kerja .

    6. Synchronization Bar (Split) merepresentasikan adanya

    pemecahan alur.

    7. Synchronization Bar (Join) merepresentasikan adanya

    penyatuan alur.

    8. Decision Activity merepresentasikan adanya poin

    pilihan antara ya dan tidak, dimana selanjutnya alur

    akan mengikuti hasil pilihan tersebut. Pada umumnya

    descision activity digambarkan dengan bentuk wajik.

    9. Another way to show decision merupakan cara lain

    untuk merepresentasikan adanya poin pilihan selain

    dalam bentuk wajik.

  • 32

    2.11.5. Domain Class Diagram

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 :103) domain

    model class diagram adalah class diagram yang hanya menyertakan

    berbagai kelas dari area spesifik yang dibutuhkan untuk bisnis user

    yang berada dalam ruang lingkup sistem baru.

    Gambar 2.5. Contoh Penggambaran Domain Class Diagram

    Class adalah prototype, atau blueprint, atau rancangan yang

    mendefinisikan variable dan method pada seluruh objek tertentu.

    Class berfungsi untuk menampung isi dari program yang akan di

    jalankan, di dalamnya berisi atribut / tipe data dan method untuk

    menjalankan suatu program.

    Class merupakan suatu blueprint atau cetakan untuk

    menciptakan suatu instant dari object. Class juga merupakan grup

    suatu object dengan kemiripan attributes/properties, behaviour dan

    relasi ke object lain. Contoh : Class Person, Vehicle, Tree, Fruit dan

    lain-lain.

    Notasi multiplicity, merepresentasikan asosiasi antara 1 kelas

    dengan kelas lainnya. Notasi ini terdiri dari 6 notasi UML yaitu zero

    or one, one and only one, one and only one alternate, zero or more,

    zeroor more alternate, one and more.

    Gambar 2.6. Notasi UML untuk hubungan multiplicity

  • 33

    2.11.6. Use Case Diagram

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016 : 81) use case

    diagram adalah model UML yang digunakan untuk

    mengilustrasikan use case dan hubungannya dengan aktor. Dalam

    penggambarannya, use case diagram memiliki simbol-simbol yang

    perlu dipelajari, antara lain :

    1. Simple stick figure, mewakili seorang actor.

    2. Connecting line, di gambarkan di antara aktor dan use case yang

    menunjukkan adanya hubungan antara aktor dengan use case

    tersebut.

    3. Automation Boundary, yaitu merupakan batasan antara bagian

    komputerisasi aplikasi dan orang yang mengoperasikan aplikasi

    digambarkan dengan sebuah kotak yang berisi use case.

    4. relationship, merupakan hubungan diantara use

    case dimana satu use case dianggap bagian dari use case lain.

    Gambar 2.7. Notasi Use Case Diagram

    2.11.7. Fully Developed Use Case Description

    Rincian informasi mengenai setiap use case dideskripsikan di

    dalam use case description. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd

    (2016:133) use case description adalah model textual yang berisi

    daftar dan deskripsi rincian proses untuk sebuah use case. Penulisan

    use case description cenderung ditulis sesuai dengan tingkat

    detailnya, yaitu brief use case description, dan fully developed use

    case description.

  • 34

    Fully developed use case descriptions merupakan metode

    dokumentasi use case yang sangat formal. Dalam membuat fully

    developed use case descriptions, terdapat komponen yang perlu

    dimengerti yaitu :

    1) Scenario, secara ringkas menunjukkan aktivitas yang akan

    dilakukan.

    2) Triggering Events, merupakan suatu pemicu yang dapat memicu

    terjadinya suatu kejadian atau aktivitas.

    3) Brief Description, secara ringkas menjelaskan aktivitas yang

    akan dilakukan.

    4) Actor, merujuk pada seseorang yang melakukan aktivitas

    tersebut

    5) Related use case, menunjukkan use case lainnya yang memiliki

    hubungan dengan use case tersebut.

    6) Stakeholders, merujuk pada pihak-pihak yang memiliki

    kepentingan atas aktivitas tersebut.

    7) Preconditions, merujuk pada keadaan yang harus terpenuhi

    untuk melakukan aktivitas tersebut.

    8) Postconditions, merujuk pada keadaan yang harus terpenuhi

    setelah aktivitas selesai dilaksanakan.

    9) Flow of Activities, merujuk pada alur aktivitas yang terjadi

    antara antara actor dengan system.

    10) Exception Condition, merujuk pada keadaan-keadaan yang

    dikecualikan sehingga menyebabkan kegagalan dalam

    melakukan aktivitas.

  • 35

    Gambar 2.8. Contoh Use Case Description

    2.11.8. System Sequence Diagram (SSD)

    Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2016:139)

    mengungkapkan SSD adalah diagram yang menujukkan urutan

    pesan antara seorang aktor dengan bagian automatis dari sistem

    dalam suatu use case. Notasi yang digunakan dalam

    menggambarkan SSD adalah sebagai berikut :

    1) Stick Figure, merepresentasikan aktor yang berinteraksi dengan

    sistem

    2) The box labeled :system, merepresentasikan sistem yang

    terotomatisasi

  • 36

    3) Lifeline or object lifeline, menunjukkan urutan pesan dari awal

    sampai akhir

    4) An input message, merepresentasikan pesan atau masukkan data

    yang dikirimkan oleh aktor

    5) A returned value, merepresentasikan nilai keluaran yang

    dberikan oleh sistem sebagai respon atas masukkan data yang

    dikirimkan oleh aktor

    6) Loop frame, merepresentasikan adanya kegiatan yang dilakukan

    secara berulang-ulang

    7) Alt frame, notasi dalam sequence diagram yang menunjukkan

    adanya logika if-else

    Gambar 2.9. Systems Sequence Diagram

    2.11.9. Multi-Layer Sequence Diagram

    Satzinger (2016:417) mengatakan bahwa ada kalanya penting

    untuk melihat gambaran secara keseluruhan serta mengidentifikasi

    kebutuhan dan penggunaan view layer class dan data access layer

    class, meskipun desain diagram tidak didokumentasikan karena

    seiring waktu sistem akan berubah, sehingga diagram tidak dapat

    digunakan kembali. Meskipun begitu, pengembang sistem harus

    mengetahui bagaimana cara mendesain diagram ketika dibutuhkan.

  • 37

    Gambar 2.10. Sequence Diagram dengan View Layer

    Multi-Layer sequence diagram terdiri dari 2 kelas layer yaitu :

    1. View layer class yang merepresentasikan masukan dan keluaran

    layar untuk aplikasi. Diagram ini dapat membantu untuk

    memberikan gambaran integrasi antara UI dengan kelas objek

    pada sistem. Penggambaran Multi-Layer sequence diagram

    dengan view layer dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    2. Data access layer class yang digunakan ketika logika bisnis

    cukup rumit dan harus menggunakan SQL statement yang

    terhubung dengan database.

  • 38

    Gambar 2.11. Sequence Diagram dengan Data Access Layer

    2.11.10. User Interface

    Satzinger (2016 : 219) mengungkapkan user interface sebagai

    sebuah kumpulan input dan output yang secara langsung melibatkan

    pengguna aplikasi, atau dapat dikatakan user interface merupakan

    bagian sistem dimana user dapat melihat dan berinteraksi dengan

    sistem. Dalam pembuatan User Interface, Satzinger (2016 : 223)

    mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dalam merancang sebuah user

    interface, yaitu :

    1) Human-Interface Objects

    Sebuah user interface dapat dikatakan sangat baik apabila

    memiliki HIO (Human-Interface Objects) yang digambarkan

    dengan sebuah ikon menggambarkan fungsinya, atau HIO juga

    dapat dicapai apabila perancang dapat menggunakan sebuah

    ikon dengan fungsinya yang tidak asing atau sudah dikenali oleh

    user

  • 39

    sebelumnya. Selain itu HIO juga harus menyediakan gambaran

    umpan balik kepada user agar user dapat mengetahui bahwa

    sebuah button telah diaktifkan.

    2) Consistency

    Keefektifan user experience sangatlah bergantung pada

    kekonsistenan user interface dalam sebuah aplikasi. User juga

    tidak hanya mengharapkan sebuah kekonsistenan dari sebuah

    aplikasi tetapi kekonsistenan lintas aplikasi. Untuk itu

    perancang harus mampu untuk merancang sebuah aplikasi

    dimana menunjukkan kekonsistenan dalam penggunaan tipe

    huruf, warna, bahasa yang digunakan dan sebagainya dalam

    sebuah user interface.

    3) Discoverbility

    Dalam merancang user interface, seorang perancang tentu harus

    memikirkan tata letak sebuah fungsi atau sebuah perintah yang

    dapat digunakan oleh user dalam mengendalikan sistem yang

    digunakan. Tetapi tidak semua fungsi dapat ditunjukkan dalam

    sebuah interface, perancang mungkin meletakkan fungsi

    tersebut secara tersembunyi. Dalam hal ini perancang harus

    memikirkan bagaimana membuat fitur user interface yang

    menyediakan petunjuk untuk membantu user menemukan fitur

    tersembunyi. Petunjuk yang dirancang juga harus efektif, seperti

    menggunakan diagram visual yang dapat membantu user dalam

    menemukan fitur tersembunyi dengan cepat.

    4) Closure

    Dalam banyak kasus, terutama dalam prosedur kegiatan

    perusahaan atau organisasi, sebuah use case memerlukan

    beberapa tahapan untuk dapat dikatakan selesai. User interface

    dapat dikatakan sebagai user interface yang baik apabila

    memiliki tahapan awal dan akhir yang didefinisikan dengan

    jelas. Pemakaian kotak dialog untuk memberikan pemberitahuan

  • 40

    kepada user apabila sebuah fungsi telah dijalankan menjadi

    sebuah nilai tambah dalam membuat user interface. Selain itu

    dalam merancang sebuah user interface yang baik, perancang

    juga harus dapat menjaga pekerjaan user dimana user interface

    dapat menangkap dan mengingat data yang sudah dimasukkan

    oleh user, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam menginput

    sebuah data, data yang sudah benar yang sebelumnya sudah

    dimasukkan oleh user tidak hilang begitu saja. Kemudian hal

    lainnya yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang adalah

    memastikan adanya fitur yang dapat membatalkan suatu fungsi

    yang ingin dijalankan. Hal ini diperlukan agar user tidak takut

    dalam mempelajari sebuah fitur atau fungsi yang dimiliki oleh

    sebuah aplikasi, ataupun user secara tidak sengaja menjalankan

    sebuah fungsi dan ingin membatalkannya.

    5) Readibility and Navigation

    Dalam merancang sebuah user interface, seorang perancang

    perlu memperhatikan dan memastikan tipe dan ukuran huruf

    yang akan digunakan dalam sebuah user interface dapat terbaca

    oleh user. Selain itu, seorang perancang dituntut untuk dapat

    membuat sebuah navigasi yang jelas agar dapat dimengerti oleh

    user, serta menyediakan jalan keluar dari sebuah user-interface

    untuk user tanpa harus keluar dari aplikasi tersebut.

    6) Usability and Efficiency

    Salah satu pertimbangan utama dalam merancang user interface

    adalah bagaimana meningkatkan keefektifan dan keefesiensian

    user ketika berinteraksi dengan sistem. Oleh karena itu, seorang

    perancang perlu memperhatikan 3 hal berikut yaitu,

    menyediakan shortcut keys untuk mendukung kefisiensian user,

    merancang pesan error yang menyediakan pilihan solusi

    sehingga dapat memudahkan user dalam mengatasi error yang

    terjadi, dan yang terakhir adalah merancang user interface

    sesederhana mungkin sehingga tampilan user interface tidak

    membingungkan user.

  • 41

    2.12. Kerangka Berpikir

    LATAR BELAKANG “Mengapa Perusahaan Membutuhkan Sistem?”

    Menetukan : - Latar Belakang - Ruang Lingkup - Tujuan dan Manfaat - Metodologi - Sistematika Penulisan

    Mengumpulkan : Teori-teori yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian.

    ANALISIS SISTEM BERJALAN “Bagaimana prosedur proses berjalan?” “Dokumen apa saja yang dibutuhkan?”

    “Apakah tujuan perusahaan telah tercapai?”

    Mengidentifikasi : - Sistem berjalan - Sejarah, tujuan, visi

    dan misi perusahaan - Prosedur dan proses

    bisnis

    Mengumpulkan dan menganalisa : - Semua data dan informasi terkait

    dengan proses penggajian - Menganalisa masalah yang terjadi

    dalam perusahaan terkait dengan proses penggajian

    - Memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.

    ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN “Seperti apa behavior masing-masing objek?”

    “Seperti apa perancangan sistem yang akan dibuat?”

    Analisis : Permodelan analisis dan requirement berbasis object oriented (OOA).

    Merancang : Permodelan desain atau rancangan berbasis object oriented (OOA).

    RANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PT. SINAR ELANG PERKASA