rpjm kota palangka raya tahun 2013 - 2018

401
R R E E N N C C A A N N A A P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N J J A A N N G G K K A A M M E E N N E E N N G G A A H H D D A A E E R R A A H H ( ( R R P P J J M M D D ) ) K K O O T T A A P P A A L L A A N N G G K K A A R R A A Y Y A A T T A A H H U U N N 2 2 0 0 1 1 3 3 - - 2 2 0 0 1 1 8 8 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014

Upload: mellianae-merkusi

Post on 13-Jul-2015

989 views

Category:

Government & Nonprofit


1 download

TRANSCRIPT

RREENNCCAANNAA PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN JJAANNGGKKAA MMEENNEENNGGAAHH DDAAEERRAAHH ((RRPPJJMMDD))

KKOOTTAA PPAALLAANNGGKKAA RRAAYYAA TTAAHHUUNN 22001133--22001188

PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN 2014

Diperbanyak Oleh :

Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

NOMOR 19 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, yang mengamanatkan

bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD);

b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan

bahwa Kepala Daerah terpilih wajib menyusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan

Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018.

Mengingat

:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang

Pembentukan Kotapradja Palangka Raya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2753);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

75, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa

kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4725);

11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5059);

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001

tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor

41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4090);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001

tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4124);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005

tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005

tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006

tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4664);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008

tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4815);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008

tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4816);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2010-2014;

29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010

tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara

Republik Indonesia Nomor 5103);

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah,

dan terakhir diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian,

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67

Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam

Penyusunan atau Evaluasi Rencana

Pembangunan Daerah;

33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis

Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah

Kota Palangka Raya Tahun 2008 Nomor 11,

Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka

Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kota Palangka Raya

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga

Teknis Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran

Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011 Nomor

2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka

Raya Nomor 04);

34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor

06 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2028;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN PERWAKILAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

dan

WALIKOTA PALANGKA RAYA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

TAHUN 2013-2018.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Palangka Raya.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai

unsure penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD,

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka Raya.

4. Walikota adalah Walikota Palangka Raya.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya.

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya

disebut Bappeda, adalah SKPD Daerah yang bertanggung jawab

terhadap Pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan

di Kota Palangka Raya.

7. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,

adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab

terhadap Pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang tertentu.

8. Instansi Vertikal adalah Perangkat Kementerian atau Lembaga

Pemerintah Pusat di Daerah

9. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang, termasuk

masyarakat hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan

dengan kegiatan dan hasil pembangunan.

10. Dunia Usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah

dan usaha besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

11. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan

masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan

memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

12. Perencanaan Pembangunan Tahunan adalah proses penyusunan

rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan untuk

menghasilkan dokumen perencanaan selama periode 1 (satu)

tahun.

13. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat

RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)

tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka

panjang Kota Palangka Raya.

14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang

selanjutnya disingkat RPJMD, adalah dokumen perencanaan untuk

periode 5 (lima) tahun.

15. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut

RKPD adalah Rencana kerja tahunan daerah yang merupakan

dokumen perencanaan Pembangunan daerah untuk periode 1 (satu)

tahun.

16. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palangka Raya yang selanjutnya

disebut RTRW Kota Palangka Raya adalah hasil perencanaan tata

ruang wilayah yang mengatur struktur dan pola ruang Kota

Palangka Raya untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

17. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah

yangselanjutnya disebut Renja-SKPD, adalah dokumen

perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk periode

1 (satu) tahun.

18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat

Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra-SKPD, adalah dokumen

perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

19. Pembangunan Daerah adalah perubahan yang dilakukan secara

terus menerus dan terencana oleh seluruh komponen di daerah

untuk mewujudkan visi daerah.

20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan.

21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

22. Isu-isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan

atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah

karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan

karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka

panjang dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan

daerah dimasa yang akan datang.

23. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

24. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah

Pusat/Daerah untuk mewujudkan visi dan misi.

25. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh

alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan

oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

26. Indikator Kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif

dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses,

keluaran, hasil, manfaat dan/atau dampak yang menggambarkan

tingkat capaian kinerja suatu kegiatan.

27. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program

atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut

APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang

dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Perda.

BAB II

KEDUDUKAN

Pasal 2

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2013-2018 merupakan :

a. Penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas Kepala

Daerah dan arah kebijakan keuangan daerah dengan

mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028; dan

b. Dokumen perencanaan daerah yang memberikan arah sekaligus

acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam

mewujudkan pembangunan daerah yang berkesinambungan.

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3

Maksud dan tujuan penetapan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) adalah untuk menetapkan pedoman

perencanaan sebagai acuan dalam :

a. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat

Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah, Rencana Kerja (Renja)

Satuan Kerja Perangkat Daerah dan perencanaan penganggaran;

dan

b. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan

terpadu antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan

Kabupaten.

Pasal 4

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk

menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala

Daerah yang sedang menjabat pada tahun terakhir jabatannya harus

menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk tahun

pertama periode jabatan Kepala Daerah berikutnya.

BAB IV

SISTEMATIKA PENULISAN

Pasal 5

Sistematika penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 terdiri atas:

a. Pendahuluan;

b. Gambaran Umum Kondisi Daerah;

c. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka

Pendanaan;

d. Analisis Permasalahan dan Isu Strategis;

e. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;

f. Strategi dan Arah Kebijakan;

g. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;

h. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan

Pendanaan;

i. Indikator Kinerja Daerah; dan

j. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

Pasal 6

Isi dan uraian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal

5, tercantum pada lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

BAB V

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 7

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya 2013-

2018 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengacu pada

peraturan yang berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Hal–hal yang berkaitan dengan pendanaan dan target indikator kinerja

daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini bersifat indikatif

sehingga apabila terjadi penyesuaian dituangkan dalam Rancangan

Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara

(PPAS) untuk mendapat persetujuan dan penetapan DPRD.

Pasal 9

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kota Palangka Raya.

Ditetapkan di Palangka Raya

pada tanggal 25 Agustus 2014

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

H. M. RIBAN SATIA

Diundangkan di Palangka Raya

pada tanggal

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA PALANGKA RAYA,

KANDARANI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014 NOMOR 19

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA

NOMOR TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013-2018

I. UMUM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Palangka Raya merupakan penjabaran Visi, Misi Kepala

Daerah yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah dan memperhatikan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi. Selain itu, RPJMD tersebut

memuat Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah,

Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah, Kebijakan Umum dan

Program Pembangunan, Indikasi Rencana Program Prioritas

Daerah, Indikasi Rencana Program Prioritas dan Indikator Kinerja

Daerah.

Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2013-2018, sangat tergantung dari kesepakatan,

kesepahaman dan komitmen bersama antara Pemerintah Kota

Palangka Raya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan

Pemerintah Pusat, serta pemangku kepentingan di Kota Palangka

Raya.

Dalam rangka menjaga kontinuitas pembangunan dan

menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, Kepala

Daerah yang sedang memerintah pada tahun terakhir

pemerintahannya diwajibkan menyusun Rencana Kerja

Pembangunan Daerah pada tahun pertama periode pemerintahan

Kepala Daerah berikutnya, yaitu pada tahun 2019 sebagai bahan

penyusunan KUA dan PPAS dan RAPBD. Dengan demikian Kepala

Daerah terpilih pada periode berikutnya tetap mempunyai ruang

gerak yang luas untuk menyempurnakan Kebijakan Umum APBD

dan PPAS pada tahun pertama pemerintahannya sebagaimana

diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Istilah-istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal dalan Peraturan Daerah ini.

Pasal 2 Cukup Jelas.

Pasal 3 Cukup Jelas.

Pasal 4 Ayat (1)

Cukup Jelas.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disusun oleh Kepala Daerah yang sedang menjabat (masa bakti tahun 2013-2018). Namun demikian Kepala Daerah terpilih periode berikutnya (masa bakti tahun 2018 - 2023) tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) pada tahun pertama pemerintahannya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun pertama tersebut (tahun 2019) berpedoman pada RPJMD sebelumnya (Tahun 2013-2018) dan berlaku sampai dengan ditetapkannya RPJMD yang disusun oleh Kepala Daerah periode berikutnya.

Pasal 5 Cukup Jelas.

Pasal 6 Cukup Jelas.

Pasal 7 Ayat (1)

Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2018 dilakukan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dikoordinir oleh Bappeda.

Ayat (2) Cukup Jelas.

Pasal 8 Hal ini dimaksudkan bahwa dana dan target indikator kinerja yang tercantum dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ini bersifat indikatif terhadap kondisi yang ada dan selanjutnya memproyeksikan sampai dengan tahun 2018 sehingga ada kekhawatiran asumsi akan dapat berubah terhadap kondisi obyektif yang berkembang. Atas dasar hal tersebut, maka dimungkinkan terjadi perubahan dana dan target indikator kinerja dengan alasan yang jelas dan terukur serta dituangkan dalam Kebijakan Umum APBD dan PPAS untuk mendapat persetujuan dan penetapan DPRD.

Pasal 9 Cukup Jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 19

i

DAFTAR ISI

Halaman

Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 19 Tahun 2014 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2013-2018

DAFTAR ISI ................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... .......... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan ...................................................... 2

1.3 Hubungan Antar Dokumen ...................................................... 7

1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 8

1.5 Maksud dan Tujuan ................................................................. 10

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ................................. ......... 11

2.1 Aspek Geografis dan Demografis ........................................... 11

2.1.1 Luas dan Batas Administrasi ................................................... 11

2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan ................................ 12

2.1.3 Geologi dan Tanah ................................................................. 13

2.1.4 Hidrologi .................................................................................. 14

2.1.5 Klimatologi .............................................................................. 15

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah ............................................ 16

2.1.6.1 Kawasan Lindung ................................................................ 17

2.1.6.2 Kawasan Budidaya .............................................................. 19

2.1.6.3 Kawasan Peruntukan Perumahan ........................................ 19

2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa ...................... 21

2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran ....................................... 21

2.1.6.6 Kawasan Peruntukan Industri .............................................. 22

2.1.6.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata .......................................... 22

2.1.6.8 Kawasan Peruntukan Bandara ............................................. 23

2.1.6.9 Kawasan Peruntukan lainnya ............................................... 23

2.1.6.10 Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor

Informal .............................................................................. 24

2.1.6.11 Kawasan Peruntukan Militer ............................................... 24

2.1.6.12 Kawasan Peruntukan Pertanian ......................................... 24

2.1.7 Potensi Rawan Bencana ......................................................... 25

2.1.8 Demografi ............................................................................... 27

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................ 28

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ............................... 28

ii

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional .......................................... 28

2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian ............. 29

2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita ........................................... 31

2.2.2 Inflasi ...................................................................................... 32

2.2.3 Pemerataan Pendapatan ........................................................ 33

2.3 Fokus Kesejahteraan Sosial .................................................... 34

2.4 Fokus Seni dan Budaya ........................................................... 36

2.5 Aspek Pelayanan Umum .......................................................... 37

2.5.1 Urusan Wajib .......................................................................... 37

2.5.1.1 Pendidikan ........................................................................... 38

2.5.1.2 Kesehatan ............................................................................ 41

2.5.1.3 Pekerjaan Umum ................................................................. 54

2.5.1.4 Perumahan .......................................................................... 66

2.5.1.5 Penataan Ruang .................................................................. 68

2.5.1.6 Perencanaan Pembangunan ................................................ 71

2.5.1.7 Perhubungan ....................................................................... 71

2.5.1.8 Lingkungan Hidup ................................................................ 79

2.5.1.9 Kependudukan dan Catatan Sipil ......................................... 84

2.5.1.10 Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana .......... 85

2.5.1.11 Sosial ................................................................................. 87

2.5.1.12 Ketenagakerjaan ................................................................ 87

2.5.1.13 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ................................. 88

2.5.1.14 Penanaman Modal ............................................................. 89

2.5.1.15 Kebudayaan ........................................................................ 91

2.5.1.16 Kepemudaan dan Olah Raga ............................................. 94

2.5.1.17 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ....................... 94

2.5.1.18 Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah ...................... 95

2.5.1.19 Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan

Utama ................................................................................ 97

2.5.1.20 Pemberdayaan Masyarakat ............................................... 98

2.5.1.21 Statistik dan Kearsipan ...................................................... 99

2.5.1.22 Komunikasi dan Informatika ............................................... 100

2.5.1.23 Perpustakaan ..................................................................... 106

2.5.2 Urusan Pilihan ......................................................................... 107

2.5.2.1 Pertanian Tanaman Pangan ................................................ 107

2.5.2.2 Kehutanan dan Perkebunan ................................................. 110

2.5.2.3 Perikanan dan Peternakan ................................................... 112

2.5.2.4 Energi dan Sumber Daya Mineral ........................................ 114

2.5.2.5 Kepariwisataan .................................................................... 116

2.5.2.6 Perdagangan ....................................................................... 117

2.5.2.7 Perindustrian ........................................................................ 118

2.5.2.8 Ketransmigrasian ................................................................. 118

iii

2.6 Aspek Daya Saing Daerah ....................................................... 118

2.6.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................ 120

2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur ............................... 121

2.6.3 Fokus Iklim Berinvestasi ......................................................... 123

2.6.4 Fokus Sumber Daya Manusia ................................................. 124

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN ..................................................... .......... 127

3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu .......................... 127

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ..................................................... 131

3.1.1.1 Pendapatan Daerah ............................................................. 131

3.1.1.2 Realisasi Belanja ................................................................. 137

3.1.2 Neraca Daerah ........................................................................ 141

3.2 Analisis Pembiayaan Daerah ................................................... 144

3.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil ....................................... 144

3.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran .............. 146

3.2.3 Analisis Proyeksi Belanja Daerah ........................................... 149

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ....... ............... 154

4.1 Pendahuluan ............................................................................ 154

4.2 Analisis Permasalahan ............................................................ 154

4.3 Isu Strategis ............................................................................. 168

4.4 Isu Strategis Eksternal ............................................................. 171

4.5 Strategi Umum ......................................................................... 176

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ...................................... ......... 181

5.1 Visi ........................................................................................... 181

5.2 Misi .......................................................................................... 181

5.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................. 182

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ....................................... ......... 188

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH ...................................................................................... 210

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN ............................ ......... 284

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH................... ........ 353

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...... ......... 370

10.1 Pedoman Transisi ............................................................... 371

10.2 Kaidah Pelaksanaan ........................................................... 371

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya Tahun

2012 ...................................................................................... 12

Tabel 2.2 Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya

Tahun 2010 ............................................................................ 14

Tabel 2.3 Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka

Raya Tahun 2007 .................................................................. 15

Tabel 2.4 Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang

Wilayah Kota Palangka Raya ................................................ 16

Tabel 2.5 Areal dan Lokasi RTH yang ada di Wilayah Terbangun

Kota palangka Raya .............................................................. 18

Tabel 2.6 Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota

Palangka Raya Tahun 2030 .................................................. 19

Tabel 2.7 Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi

Kalimantan Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun

2012 ...................................................................................... 28

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-

2012 ...................................................................................... 30

Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008-

2012 (persen) ........................................................................ 31

Tabel 2.10 Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga

Berlaku dan Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2008-

2012 (Rupiah) ....................................................................... 32

Tabel 2.11 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .......... 33

Tabel 2.12 Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 Berdasarkan Indeks Gini ..................................... 34

Tabel 2.13 Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang

Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .............. 35

Tabel 2.14a Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang

Kesehatan Tahun 2009-2012 ................................................ 36

Tabel 2.14b Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan

Ketenaga Kerjaan Tahun 2009-2012 ..................................... 36

Tabel 2.15 Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan

Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 .................... 37

Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ................................. 39

Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Berdasarkkan Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2012 ........................................................................... 39

v

Tabel 2.18 Rasio Murid terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 40

Tabel 2.19 Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah setiap

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ................... 40

Tabel 2.20 Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota

Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 41

Tabel 2.20.a Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2013 ........................................................................... 41

Tabel 2.21 Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota

Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 42

Tabel 2.22 Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya

Tahun 2013 ........................................................................... 43

Tabel 2.23 Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan

Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013 ......................... 44

Tabel 2.24 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat

Kerja di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ............................. 48

Tabel 2.25 Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut

Pendidikan Kota Palangka Raya Tahun 2012 ....................... 48

Tabel 2.26 Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM

Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka

Raya Tahun 2012 .................................................................. 49

Tabel 2.27 Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012 .............. 50

Tabel 2.28 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 56

Tabel 2.29 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Kota

Palangka Raya Tahun 2009-2012 ......................................... 57

Tabel 2.30 Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......... 58

Tabel 2.31 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Kota

Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 59

Tabel 2.32 Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun

2012 ...................................................................................... 60

Tabel 2.33 Rasio Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Kota

Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 61

Tabel 2.34 Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan

Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................ 61

Tabel 2.35 Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahunn 2008-

2012 ...................................................................................... 63

Tabel 2.36 Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2012 .................................................................. 63

vi

Tabel 2.37 Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah

Penduduk Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya

Tahun 2012 .......................................................................... 64

Tabel 2.38 Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya .................... 65

Tabel 2.39 Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah

di Kota Palangka Raya Tahun 2010 ...................................... 66

Tabel 2.40 Tingkat Kepadatan Pemukiman Kota Palangka Raya ........... 67

Tabel 2.41 Indikator Perumahan Kota Palangka Raya ............................ 68

Tabel 2.42 Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Wilayah Kota

Palangka Raya Tahun 2013 .................................................. 70

Tabel 2.43 Kondisi Sarana Prasarana dan Infrastruktur

Perhubungan ......................................................................... 71

Tabel 2.44 Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka

Raya Tahun 2013 .................................................................. 74

Tabel 2.45 Traffic Light dan warning Light Kota Palangka Raya

Tahun 2013 ........................................................................... 74

Tabel 2.46 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 75

Tabel 2.47 Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka

Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 76

Tabel 2.48 Lama waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka

Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 76

Tabel 2.49 Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 .................................................................. 77

Tabel 2.50 Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 .................................................................. 77

Tabel 2.51 Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 78

Tabel 2.52 Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-

2012 ...................................................................................... 80

Tabel 2.53 Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka

Raya Tahun 2008-2012 ......................................................... 80

Tabel 2.54 ISPU di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 .................... 82

Tabel 2.55 Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2012 .................................................................. 82

Tabel 2.56 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2012 ........ 84

Tabel 2.57 Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka

Raya Tahun 2009-2013 ......................................................... 85

Tabel 2.58 Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka

Raya Tahun 2011-2013 .......................................................... 86

vii

Tabel 2.59 Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 ................................ 86

Tabel 2.60 Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka

Raya Tahun 2010-2013 ......................................................... 87

Tabel 2.61 Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan

Pengangguran Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 ......... 87

Tabel 2.62 Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun

2009-2013 ............................................................................. 88

Tabel 2.63 Rencana PMDN yan Disetujui Pemerintah Menurut

Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2012 .................. 89

Tabel 2.64 Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut

Sektor di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2013 .................. 90

Tabel 2.65 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal

Asing (PMA) di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ........ 90

Tabel 2.66 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta

RP) 2009-2013 ...................................................................... 91

Tabel 2.67 Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013 .................................................................. 92

Tabel 2.68 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota

Palangka Raya tahun 2010-2013 .......................................... 93

Tabel 2.69 Organisasi Pemuda dan Sarana Olah Raga Kota

Palangka Raya Tahun 2010-2013 ......................................... 94

Tabel 2.70 Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan

Politik Dalam Negeri Tahun 2009-2013 ................................. 95

Tabel 2.71 Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah

tentang Perangkat Daerah ................................................... 95

Tabel 2.72 Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota

Palangka Raya Tahun 2010-2012 ......................................... 98

Tabel 2.73 Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2013 .................................................................. 99

Tabel 2.74 Layanan Komunikasi dan Informasi Tahun 2010-2013 ........... 101

Tabel 2.75 Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya

Tahun 2012 ........................................................................... 102

Tabel 2.76 Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota

Palangka Raya Tahun 2012 ................................................. 103

Tabel 2.77 Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku

di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 ............................. 106

Tabel 2.78 Produksi dan Produktivitas Padi Ladang dan Palawija

di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ............................. 107

Tabel 2.79 Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 ............................................................................. 108

viii

Tabel 2.80 Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 (Ton) ................................................................... 108

Tabel 2.81 Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 109

Tabel 2.82 Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 ............................................................................. 112

Tabel 2.83 Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka

Raya Tahun 2008-2013 ......................................................... 112

Tabel 2.84 Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 2008-

2012 ...................................................................................... 113

Tabel 2.85 Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-

2012 ...................................................................................... 113

Tabel 2.86 Jumlah Keluarga yang menggunakan Listrik PLN Kota

Palangka Raya Tahun 2009-2013 ......................................... 115

Tabel 2.87 Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2013 .................................................................. 115

Tabel 2.88 Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun

2009-2013 ............................................................................. 115

Tabel 2.89 Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-

2013 ...................................................................................... 116

Tabel 2.90 Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa Menurut

Klasifikasi Tahun 2008-2012 ................................................. 117

Tabel 2.91 Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 118

Tabel 2.92 Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan Kota Palangka

Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011 ................................ 120

Tabel 2.93 Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2011 .................................................................. 122

Tabel 2.94 Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya tahun 2008-

2012 ...................................................................................... 123

Tabel 2.95 Kejadian Kriminal, demo, Lama Perijinan Kota

Palangka Raya ..................................................................... 124

Tabel 2.96 Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 ............................................................................. 125

Tabel 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 134

Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan

Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam

persen) ................................................................................. 135

Tabel 3.3 Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun

2008-2012 (dalam persen) .................................................... 137

ix

Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................ 139

Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun

2010-2012 (dalam persen) .................................................... 143

Tabel 3.6 Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 145

Tabel 3.7 Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 (dalam persen) ........................................ 145

Tabel 3.8 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 (dalam persen) ................ 148

Tabel 3.9 Nilai Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung

dengan Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah) ................. 149

Tabel 3.10 Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja Tidak

Langsung (dalam Juta) ......................................................... 149

Tabel 3.11 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ........................................ 150

Tabel 3.12 Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota palangka

Raya Tahun 2008-2012 (dalam Rupiah) ............................... 151

Tabel 3.13 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................ 152

Tabel 3.14 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................................ 153

Tabel 4.1 Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota

Palangka Raya ...................................................................... 177

Tabel 4.2 Keterkaitan antara Strategi Umum dan Visi Misi Wali

Kota dan Wakil Wali Kota terpilih ........................................... 179

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota

Palangka Raya ...................................................................... 182

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi

Pertama ............................................................................... 189

Tabel 6.2 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi

Kedua .................................................................................... 195

Tabel 6.3 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi

Ketiga .................................................................................... 200

Tabel 6.4 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi

Keempat ................................................................................ 205

Tabel 6.5 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya Misi

Kelima ................................................................................... 208

Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka

Raya ..................................................................................... 212

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai

Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya ........................ 285

x

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ................... 354

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya ............... 8

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Palangka Raya ................................. 11

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan

Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2008-2012 ..................... 29

Grafik 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2012 ......................................... 45

Grafik 2.3 Posyandu Balita dan Posyandu Lansia di Kota

Palangka Raya Tahun 2012 .................................................. 46

Grafik 2.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis

Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2012 ......................... 47

Grafik 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012 .................................................................. 51

Grafik 2.6 AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ....................... 52

Grafik 2.7 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 ................ 53

Grafik 2.8 Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya

Tahun 2007-2011 .................................................................. 54

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial

Kota Palangka Raya .............................................................. 156

Diagram 4.2 Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka

Raya ..................................................................................... 158

Diagram 4.3 Permasalahan Terkait dengan Kinerja Kesehatan di

Kota Palangka Raya .............................................................. 160

Diagram 4.4 Permasalahan Terkait dengan Pelayanan Umum di

Kota Palangka Raya .............................................................. 162

Diagram 4.5 Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota

Palangka Raya ...................................................................... 164

Diagram 4.6 Permasalahan Degrasasi Lingkungan Hidup di Kota

Palangka Raya ...................................................................... 166

Diagram 4.7 Permasalahan Terkait dengan Daya Saing Daerah ............... 168

Diagram 4.8 Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya .......... 170

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 serta Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu

disusun perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan nasional, maka Pemerintah Kota Palangka

Raya perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.

Penyusunan RPJMD tersebut diawali dengan proses teknokratik

dan proses politik yang ditempuh dalam kerangka pelaksanaan

perencanaan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Daerah (Musrenbang) RPJMD. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan

adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang

melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/kota

dalam jangka waktu tertentu.

Penyusunan RPJMD dilakukan dengan tiga pendekatan penting,

pertama pendekatan teknokratik yakni proses penyusunan berdasarkan

analisis-analisis data teknis dari masing-masing bidang kewenangan serta

memadukan berbagai dokumen perencanaan yang sudah ada, kedua

2

pendekatan partisipatif yakni dengan memberikan kesempatan kepada

stakeholder untuk memberikan masukan, saran dan kritikan atas

rancangan RPJMD, dan ketiga pendekatan politis yakni menetapkan

RPJMD melalui proses legislasi daerah dalam bentuk peraturan daerah.

RPJMD Kota Palangka Raya merupakan penjabaran dari visi,

misi, dan program kepala daerah berfungsi sebagai dokumen perencanaan

yang mengakomodir berbagai aspirasi masyarakat Kota Palangka Raya

untuk jangka waktu lima tahun ke depan guna mengarahkan semua

sumber daya yang dimiliki dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan

dan mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

RPJMD ini merupakan tahapan kedua dari RPJPD Kota Palangka

Raya Tahun 2008-2028. Untuk mewujudkan keterkaitan program

pembangunan kota, provinsi, maupun pusat, maka RPJMD juga disusun

dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan

dokumen dalam perencanaan pembangunan daerah dan landasan hukum

dalam penyusunannya adalah sebagai berikut:

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965 tentang Pembentukan

Kotapradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2753);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

4

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5043);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4124);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

5

19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4741);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4816);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

6

2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4833);

28. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

29. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran negara

Republik Indonesia Nomor 5103);

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keungan Daerah, dan

terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam

Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

33. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis

Daerah Kota Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka

7

Raya Nomor 04) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

Kota Palangka Raya Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kota

Palangka Raya (Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2011

Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Palangka Raya Nomor

04);

34. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 06 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota

Palangka Raya Tahun 2008-2028.

1.3.HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata

cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rangkaian rencana

pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di

tingkat pusat maupun daerah. Penyusunan RPJMD tidak dapat dilepaskan

dari berbagai dokumen perencanaan terkait, baik yang dihasilkan oleh

komponen vertikal maupun horisontal. Dari komponen vertikal, RPJM

Nasional menjadi acuan terutama dalam pengenalan dan penyelarasan

program pembangunan. Bagi pemerintahan daerah, RPJM Nasional

menjadi dokumen yang harus diperhatikan dan prioritas-prioritas nasional

perlu dijabarkan ke dalam program-program pembangunan daerah

sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia. RPJM Daerah

Provinsi Kalimantan Tengah 2010-2015 digunakan untuk menyelaraskan

strategi pembangunan Kota Palangka Raya dengan pembangunan

regional Provinsi kalimantan Tengah. Keterkaitan berbagai dokumen

perencanaan yang disebutkan digambarkan sebagai berikut:

8

Gambar 1.1 Sistem Perencanaan RPJMD Kota Palangka Raya

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan RPJMD Kota Palangka Raya periode 2013-

2018 ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

RPJP Nasional

Pedoman RPJM

Nasional Dijabarkan

RKP Pedoman

RAPBN APBN

Diacu

RPJPD Kalteng

Pedoman RPJPMD Kalteng

Diperhatikan

RKP Daerah

RAPBD APBD

Diserasikan melalui Musrenbang

PUSAT

Renstra KL

Renja KL

Pedoman RKA-

KL RincianAPBN

Pedoman

Dijabarkan

Renstra SKPD

Pedoman Pedoman Renja SKPD

RKA SKPD

Rincian APBD

RPJPMD

Palangka Raya

RKP Daerah

RAPBD

Dijabarkan

Diacu

APBD

Visi – Misi Walikota

Palangka Raya

Diacu

Kajian

PROV INS I

KOTA

Renstra SKPD

Pedoman

Pedoman

Renja SKPD

RKA SKPD

Rincian APBD 1. Komitmen

Stakeholders 2. Permasalahan

pembangunan daerah 3. Isu-isu Strategis 4. Tata Ruang

Diserasikan melalui Musrenbang

Diperhatikan

9

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang dijabarkan

lebih lanjut ke dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan Sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, berisikan latar belakang, dasar hukum

penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan,

maksud dan tujuan.

Bab II. Gambaran Umum Kondisi Daerah, menguraikan aspek

geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,aspek

pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

Bab III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka

Pendanaan, mencakup gambaran kinerja keuangan masa lalu,

kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dan kerangka

pendanaan.

Bab IV. Analisis Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Kota Palangka

Raya, menguraikan tentang permasalahan pembangunan dan

isu strategis.

Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisikan visi, misi, tujuan dan

sasaran.

Bab VI. Strategi dan Arah Kebijakan, menguraikan tentang strategi

dan arah kebijakan yang tempuh dalam rangka mewujudkan visi

dan misi.

Bab VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah,

menguraikan tentang kebijakan umum dan program

pembangunan daerah.

Bab VIII. Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai

Kebutuhan Pendanaan, berisi tentang program prioritas untuk

pencapaian visi misi, serta program prioritas untuk pencapaian

visi misi dan layanan urusan pemerintahan daerah yang disertai

dengan kebutuhan pendanaan.

10

Bab IX. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, menguraikan tentang

indikator kinerja daerah yang meliputi aspek kesejahteraan

masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing

daerah.

Bab X. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, menguraikan

tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2018 adalah:

1. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun

anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.

2. Memberikan arah pembangunan dalam jangka lima tahun ke depan.

3. Untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar

pelaku pembangunan di Kota Palangka Raya.

4. Untuk menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efektif,

efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.

5. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan kota, antar

wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.

6. Memberikan tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi

kinerja tahunan setiap satuan kerja perangkat kota.

Sedangkan tujuan penyusunan RPJMD adalah tersedianya

dokumen perencanaan kota untuk periode 5 (lima) tahun yang selanjutnya

dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan: (a) arah

kebijakan keuangan Kota Palangka Raya, (b) strategi pembangunan Kota

Palangka Raya, (c) kebijakan umum, (d) program SKPD dan lintas SKPD,

serta (e) program kewilayahan yang disertai dengan rencana kerja dalam

kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif.

11

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

2.1.1 Luas dan Batas Administrasi

Kota Palangka Raya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu Kota

Propinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Secara geografis

Kota Palangka Raya terletak pada 113030’ - 114004’ Bujur Timur dan 1030’ -

2030’ Lintang Selatan. Secara administrasi berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas

Sebelah Timur : Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Barat : Kabupaten Katingan

Berdasarkan Perda No. 32 tahun 2002 secara administratif Kota

Palangka Raya dibagi menjadi 5 kecamatan dan 30 kelurahan. Peta batas

wilayah Kota Palangka Raya disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Palangka Raya

12

2.1.2 Luas Wilayah, Topografi dan Kemiringan

Kota Palangka Raya mempunyai luas wilayah 2.678,51 Km2. Tabel

2.1 menyajikan pembagian luas wilayah Kota Palangka Raya berdasar

kecamatan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Rakumpit yang memiliki

luas hampir 10 kali lipat luas Kecamatan Pahandut yang memiliki luas paling

kecil.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangka Raya 2013

No Kecamatan Kelurahan Luas (Km2) %Wil.Kota

1. Pahandut Ibu kota: Pahandut

Pahandut 9,50 0,35

Panarung 23,50 0,88

Langkai 10,00 0,37

TumbangRungan 23,00 0,86

Tanjung Pinang 44,00 1,64

Pahandut Seberang 7,25 0,27

Luas KecamatanPahandut 117,25 4,38

2. Sabangau Ibu kota: Kalampangan

KerengBangkirai 270,50 10,10

Sabaru 152,25 5,68

Kalampangan 46,25 1,73

KamelohBaru 53,50 2,00

BerengBengkel 18,50 0,69

DanauTundai 42,50 1,59

Luas KecamatanSabangau 583,5 21,78

3. JekanRaya Ibu kota: Palangka

Menteng 31,00 1,16

Palangka 24,75 0,92

BukitTunggal 237,12 8,85

PetukKatimun 59,75 2,23

Luas KecamatanJekanRaya 352,62 13,16

4. BukitBatu Ibukota: Tangkiling

Marang 124,00 4,63

TumbangTuhai 44,84 1,67

Banturung 56,44 2,11

Tangkiling 78,64 2,94

Sei Gohong 89,00 3,32

Kanarakan 105,50 3,94

Habaring Hurung 73,58 2,75

Luas KecamatanBukitBatu 572 21,36

5. Rakumpit Ibukota:

PetukBukit 283,67 10,59

PagerJaya 193,35 7,22

13

Mungku Baru Panjehang 39,43 1,47

GaungBaru 59,08 2,21

PetukBarunai 147,10 5,49

MungkuBaru 187,25 6,99

BukitSua 143,26 5,35

Luas KecamatanRakumpit 1 053,14 39,32

(Sumber: Bagian Administrasi Pemerintahan,Setda 2013)

Sebagian besar Kota Palangka Raya relatif datar (0-3%), di wilayah

Bukit Tangkiling Kecamatan Bukit Batu terdapat bukit berbatu dengan

kemiringan lahan > 40%. Berdasarkan peta topografi skala 1 : 250.000,

morfologi wilayah perencanaan merupakan daerah dataran rendah, dengan

ketinggian rata-rata kurang dari 60 m dari muka laut. Daerah morfologi

pegunungan rendah dengan ketinggian antara 30-60 meter membentang

dengan arah Utara-Selatan dan membagi lembah aliran Sungai Kahayan

dan Sungai Rungan dibagian barat.

2.1.3 Geologi dan Tanah

Geologi wilayah Kota Palangka Raya termasuk di dalam peta geologi

lembar Palangka Raya skala 1: 250.000 dan lembar Banjarmasin skala 1 :

1.000.000. Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati oleh formasi

batuan yang relatif berumur muda, yaitu plistosen hingga holosen. Struktur

geologi Kota Palangka Raya sebagian besar disusun dari batuan kwarsa dan

dari endapan kuarter. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut

sehingga kurang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan perkotaan.

Lahan jenis ini terletak di wilayah selatan Kota Palangka Raya yaitu di

Kecamatan Sabangau.

Wilayah utara Kota Palangka Raya struktur batuannya terbentuk dari

endapan mineral batu kwarsa, kaolin dan granodiarit (batu gunung) yang

memiliki sifat daya tekan yang kuat dan kestabilan tanah dan batuan yang

tinggi. Sebaran batuan ini sebagian besar berada di Kecamatan Bukit Batu

dan merupakan kawasan pertambangan dan galian. Jenis tanah yang

terdapat di wilayah Kota Palangka Raya meliputi podsol, regosol, organosol,

14

aluvial, litosol, dan podsolik merah kuning yang menyebar di sekitar bentaran

sungai dan danau.

Berdasarkan peta geologi (tahun 2010) sebaran bahan galian di

wilayah Kota Palangka Raya, potensi bahan galian yang terdapat di setiap

formasi batuan dijelaskan oleh tabel 2.2.

Tabel 2.2 Susunan Stratigrafi Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2010

Formasi/Satuan

Batuan Penjelasan Batuan Luas Ha

Aluvium Terdiri dari lempung kaolit, pasir, kerakal, lanau dan gambut. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi satuan ini adalah lempung kaolinit, pasir dan kerakal

110.610,35

Formasi Dahor Terdiri dari batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung, setempatlignit dan imonit. Bahan galian industri yang diharapkan dari formasi ini adalah batu pasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batu lempung dan gambut

1.862,45

Granit Terdiri dari granit, granodiorit dan diorit. Semua jenis batuan tersebut merupakan bahan galian industri C untuk keperluan industri bangunan

171.777,20

Jumlah 284.250,00

(Sumber: Peta Geologi Lembar Palangka Raya, Direktorat Geologi di Bandung, 2010)

Jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur

batuan induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan

membentuk jenis tanah tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis

akan menentukan kesuburan tanah dan kemudian berpengaruh terhadap

kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.

2.1.4 Hidrologi

Kota Palangka Raya memiliki 3 Sungai yakni Kahayan, Rungan dan

Sabangau. Pola aliran sungai tersebut memperlihatkan pola aliran meranting

dengan stadium aliran dewasa hingga tua, yang ditandai oleh pola meander

yang sangat kuat hingga membentuk danau-danau kecil sebagai akibat

meander terpotong. Sungai Kahayan, Rungan dan Sabangau dengan anak-

15

anak sungainya adalah prasarana transportasi alam yang sangat penting,

karena sungai-sungai tersebut menghubungkan wilayah Kota Palangka Raya

dengan wilayah sekitarnya.

Sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya memanfaatkan air

permukaan dangkal (sumur) sebagai air untuk kebutuhan hidupnya (minum,

memasak dan mencuci), dan sebagian lagi memanfaatkan air sungai

sebagai sumber air bersih. Tabel di bawah ini menjelaskan tentang deskripsi

kondisi Hidrologis Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007.

Tabel 2.3

Sebaran Potensi Air Tanah Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2007

Potensi AirTanah

Luas (Ha)

(%)

Deskripsi

Air Tanah Dangkal

193.752,79

72,34

Daerah dengan aquater sistem yang masih dipengaruhi oleh keberadaan jalur sungai, baik sungai utama Rungan / Kahayan, Sabangau dan sungai-sungai lainnya yang tersebar pada daerah sekitar Kahayan, baik sebagai anak-anak sungai maupun alur-alur drainase alam lainnya yang pembuangannya langsung ke sungai besar yang terdekat.

Air Tanah Menengah Datar

74.098,21

27,66

Daerah dengan aquater sistemnya sangat dipengaruhi oleh kondisi rawa gambut baik yang dangkal maupun yang sepanjang tahun tetap basah.

Total Luas 284.250,00 100,00

(Sumber: Peta Geohidrologis lembar Palangka Raya, Dir.Jend Geologi Umum Bandung, 2007)

2.1.5 Klimatologi

Kondisi iklim di Kota Palangka Raya menurut sistem iklim Schmid

dan Ferguson, termasuk ke dalam kelas Af (iklim tropis, tanpa musim

kemarau yang nyata atau pada bulan terkering>32˚C). Sedangkan menurut

klasifikasi Oldeman, iklim di Kota Palangka Raya termasuk ke dalam kelas

B1 karena pada bulan basah selama 7 bulan berturut-turut sedangkan bulan

kering hanya terjadi 4 bulan.

16

2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah Kota Palangka Raya dapat dilihat

pada pola ruang wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Palangka

Raya tahun 2009-2030. Tabel 2.4 menyajikan struktur pola ruang kota

Palangka Raya dan kondisi pemanfaatan ruang saat ini. Tabel itu

menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara recana RTRW dengan

kondisi eksisting sekitar 0,1%, sebuah perbedaan yang sangat kecil.

Kekurangan kawasan ada pada peruntukan kawasan lindung dengan

kelebihan pada kawasan peruntukan lainnya.

Tabel 2.4 Pola Ruang Eksisting dan Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Palangka Raya

Peruntukkan Lahan

Eksisting(2010) Rencana(2030) Beda

% Luas (Ha)

%

Luas (Ha)

%

Kawasan Lindung

a. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Bawahannya

120.834 42,51 137.807 48,40 5,89

b. Kawasan Perlindungan Setempat

11.832

4,16

18.563

6,50

2,34

c. Kawasan RTH, Hutan Kota 1.450 0,51 1.810

0,60 0,09

d. Kawasan Cagar Budaya 281 0,10 352 0,10 0,00

Kawasan Budidaya

a. Kawasan Perumahan 43.040 15,14 62.148 21,90 6,76

b. Kawasan Perdagangan, Jasa 305 0,11 489 0,20 0,09

c. Kawasan Perkantoran 450 0,16 527 0,20 0,04

d. Kawasan Industri - - 2.738 1,00 1,00

e. Kawasan Pariwisata 848 0,30 13.353 4,70 4,40

f.Kawasan Bandara Tjilik Riwut 200 0,07 217 0,10 0,03

g. Kawasan Peruntukkan lainnya

105.010 36,94 46.247 16,30 (20,64)

284.250 100 284.250 100 0,10

(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

17

2.1.6.1 Kawasan Lindung

Kawasan lindung berfungsi memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya di Kota Palangka Raya yang meliputi: area sempadan

Sungai Rungan/Kahayan dan Sungai Sabangau, kawasan resapan air dan

atau kawasan yang mempengaruhi terhadap tata air di daerah utara kota di

wilayah Kecamatan Rakumpit, kawasan hutan rawa gambut di Kelurahan

Kereng Bangkirai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Bereng Bengkel,

Kelurahan Sabaru, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kameloh Baru,

Kelurahan Tanjung Pinang, Kelurahan Petuk Katimpun, Kelurahan Marang,

Kelurahan DanauTahai, Kelurahan Hambaring Hurung, kelurahan Tangkiling,

Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Petuk Bukit,

Kelurahan Pager Jaya, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Panjehang,dan

Kelurahan Petuk Barunai.

Kawasan perlindungan setempat di wilayah Kota Palangka Raya

sebagian besar terkonsentrasi di kawasan sempadan Sungai Rungan, dan

beberapa danau (sungai mati), yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan kelestarian fungsi sungai dan danau. Perlindungan

terhadap sempadan sungai dan danau dilakukan untuk melindungi fungsi

sungai dan danau dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu,

merusak kondisi sungai sekaligus mengamankan aliran sungai.

Rencana pengembangan Kawasan Cagar Budaya di wilayah Kota

Palangka Raya diarahkan pada kawasan Bukit Tangkiling dan sekitarnya

dengan cakupan luas 352 ha atau 0,1% dari luas keseluruhan wilayah Kota

Palangka Raya. Pengelolaan kawasan cagar budaya di wilayah Kota

Palangka Raya dapat dilakukan melalui: mempertahankan keberadaannya

dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan

lingkungan, membangun infrastruktur pendukung yang berfungsi menjaga

kelestarian kawasan, menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung

kegiatan budi daya di sekitar kawasan cagar budaya, menetapkan kegiatan-

kegiatan budi daya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya.

Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palangka Raya

18

dilengkapi fasilitas RTH yang dibutuhkan terdiri dari tempat bermain, taman,

lapangan olah raga. Pengaturan RTH di wilayah Kota Palangka Raya

berpedoman pada jumlah penduduk. Pada setiap unit lingkungan kecil akan

dibangun taman dan tempat bermain, sedangkan setiap 2-3 unit lingkungan

besar akan dibangun sebuah lapangan olah raga dan tempat rekreasi.

Dengan berpedoman kepada hal-hal tersebut, maka pengembangan

ruang terbuka hijau di wilayah Kota Palangka Raya adalah taman dan

lapangan olah raga melalui penataan lansekap yang lebih baik, sehingga

mempunyai daya tarik yang tinggi. Dan areal lokasinya menyebar ke setiap

unit lingkungan kelurahan dan kecamatan di wilayah Kota Palangka Raya.

Hutan Kota di wilayah Kota Palangka Raya yang akan

direncanakan, umumnya memusat di bagian Kelurahan Tumbang Rungan

yakni sempadan sungai Rungan. Luasan ini direncanakan sebagai luasan

untuk RTH secara keseluruhan di wilayah Kota Palangka Raya, dengan

lokasi yang menyebar ke setiap kecamatan hingga ke setiap kelurahan.

Tabel 2.5 menyajikan jenis RTH yang ada di kota Palangka Raya.

Tabel 2.5

Areal dan Lokasi RTH yang Ada di Wilayah Terbangun Kota Palangka Raya

No Jenis RuangTerbuka Hijau Luas

(Ha) (%)

1.

Taman Kota di areal bundaran besar,bundaran burung dan areal bundaran-bundaran simpul jalan utama kota

34

0,06

2.

Taman Kota di areal residu lahan pengembangan jalan utama kota dan taman kota yang telah direncanakan sebagaimana dalam RTDTR Kawasan “perkotaan” seperti di sebagian wilayah Kelurahan Palangka, Panarung dan Kelurahan Langkai

32

0,05

3.

Hutan Kota dan ruang yang dicanangkan sebagai RTH sebagaimana yang diusulkan pemerintah Kota Palangka Raya di sebagian wilayah Kelurahan Tumbang Rungan

1.810

3,04

4.

Areal Garis Sempadan Jalan terhadap Bangunan (GSB)

Pada jalan Utama Kota di Jalur Jln Tjilik Riwut

100

0,17

5. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln Yos Sudarso 180 0,30

6. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln George Obos 125 0,21

7. Areal GSB pada Jalur atau ruas Jln RTA Milono 185 0,31

Total 2,466 4,14

(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

19

2.1.6.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam,

sumber daya manusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya

merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan

penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya. Kawasan ini terdiri atas perumahan, perdagangan

dan jasa, perkantoran, industri, pariwisata, bandara dan peruntukan lainnya.

Tabel 2.6 menyajikan rencana kawasan Budidaya kota Palangka Raya tahun

2030.

Tabel 2.6 Rencana Luas Kawasan Budidaya di Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2030

No

Kawasan

Eksisting 2010 Rencana 2030

Luas (Ha) (%) Luas(Ha) (%)

1. Perumahan

a.Perumahan Kepadatan Tinggi 790 0,28 9.324 3,28

b.Perumahan Kepadatan Sedang 1.430 0,50 17.400 6,12

c.Perumahan Kepadatan Rendah 2.920 1,03 35.424 12,46

2. Perdagangan dan Jasa 385 0,14 489 0,17

3. Perkantoran 482 0,17 527 0,19

4. Industri 0 0 2.738 0,96

5. Pariwisata 12.553 4,42 13.353 4,70

6. Bandara 118 0,04 217 0,08

7. Peruntukan lainnya - - -

a.Fasilitas Pelayanan Umum 583 0,21 694 0,24

b.Peruntukan Kegiatan Informal 403 0,14 509 0,18

c.Peruntukan Evakuasi Bencana 0 0 0 0

d.Peruntukan Militer 230 0,08 230 0,08

e.Peruntukan Pertanian 97.574 34,33 36.489 12,84

f.Peruntukan Pertambangan 8.250 2,90 8.324 2,93

Kawasan Budidaya 125.718 44,23 125.718 44,23

(Sumber: Laporan Akhir Rencana Penyusunan Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palangka Raya, 2012)

2.1.6.3. Kawasan Peruntukan Perumahan

Rencana pengembangan perumahan dan permukiman kota tidak di

lakukan di kawasan cagar budaya, kawasan dengan kapasitas prasarana

yang terbatas, atau tingkat pelayanan jalannya rendah. Pengembangan

20

kawasan peruntukan permukiman berkepadatan tinggi diarahkan pada

sekitar wilayah pengembangan di Kelurahan Panarung (Kecamatan Pahadut)

Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya atau pusat wilayah

pengembangan dengan luas rata-rata 200m²/unit persil rumah hunian.

Rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan

kepadatan sedang di wilayah pengembangan ini adalah minimal 200 m2 per

unit persil rumah hunian. Arahan pengembangan yang diprioritaskan untuk

pengembangan permukiman dengan tingkat kepadatan sedang ini, selain

tetap mengisi lahan kosong yang ada pada kawasan permukiman yang ada,

juga pengembangan kawasan permukiman baru yang seiring dengan

realisasi rencana jalur jalan lingkar luar mulai dari intensifikasi kawasan

permukiman di Kelurahan Palangka hingga ke kawasan permukiman baru di

Kelurahan Bukit Tunggal dan sekitarnya.

Pengembangan kawasan peruntukan permukiman berkepadatan

rendah diarahkan pada pinggiran kota yang direncanakan, dengan rata-rata

luas 200m² per persil unit hunian perumahan. Wilayah pengembangan di

Kecamatan Bukit Batu mencakup ( Kelurahan Marang, Tumbang Tuhai,

Banturung, Tangkiling, Sei Gohong, Kanarakan, dan Habaring Hurung),

Kecamatan Rakumpit meliputi Kelurahan Petuk Bukit, Pager, Gaung Baru,

Panjehang, Mungku Baru, Petuk Barunai, dan Bukit Sua.

Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman Khas Perairan

Sungai (Lanting) Kawasan permukiman lanting dalam penertibannya erat

kaitannya dengan penetapan areal sempadan sungai dan danau. Untuk itu

kawasan lanting yang sebagian besar berada di pusat-pusat lingkungan

kelurahan yang linier dengan jalur sungai Rungan, Kahayan dan sungai

Sabangau masih tetap di berlakukan ketentuan lebar sempadannya 10-50 m

dari air pasang tertinggi kedaratan, atau dari tepian sungai dengan kedalam

minimal 3 m ke arah daratan yang mencapai tingkat kedalaman kurang dari

3 minimal.

21

2.1.6.4 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa melayani kebutuhan

akan barang dan jasa yang dilakukan untuk perdagangan eceran dan grosir.

Perdagangan eceran dilakukan di Kelurahan Langkai dan Perdagangan

grosir dilakukan di Kelurahan Pahandut dan sekitarnya. Rencana

pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa adalah sebagai

berikut:

1. Pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk menyediakan

ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

serta pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang;

2. Pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi

kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian yang ada

di sekitar wilayah Kota Palangka Raya, kegiatan perdagangan grosir

skala regional dilakukan ke Kelurahan Palangka dan Panarung

3. Pengembangan jasa berupa jasa keuangan (bank, asuransi, keuangan

non-bank, pasar modal), jasa pelayanan (komunikasi,

konsultan,kontraktor), jasa profesi (pengacara, dokter praktek, psikolog),

jasa perdagangan (ekspor-impor dan perdagangan berjangka), serta

jasa pariwisata (agen, biro perjalanan, dan penginapan) di arahkan ke

wilayah Kota Palangka Raya bagian selatan Kalampangan dan Kereng

Bangkirai serta sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai

dengan peruntukannya.

2.1.6.5 Kawasan Peruntukan Perkantoran

Tumbuh dan berkembangnya kawasan perkantoran di Kota

Palangka Raya terkonsentrasi di jalur jalan utama kota yakni jalan Tjilik

Riwut dan jalan Yos Sudarso. Jalur jalan utama kota ini merupakan jalur

yang melintasi pada sub kawasan di sebagian wilayah Administrasi

Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut. Jalan Tjilik Riwut merupakan jalur

jalan regional penghubung Palangka Raya ke Kabupaten Katingan, dan

kawasan ini merupakan kawasan baru untuk pengembangan pusat Kota

Palangka Raya bagian Barat. Sementara jalan Yos Sudarso merupakan

22

salah satu jalur jalan yang memiliki nilai historis yaitu jalan utama kota yang

terbentuk seiring dengan sejarah terbentuknya Kota Palangka Raya.

2.1.6.6. Kawasan Peruntukan Industri

Sektor perindustrian yang akan dikembangkan di wilayah Kota

Palangka Raya adalah sektor industri kecil dan menengah yang

berwawasan lingkungan. Kawasan Industri menengah tersebut di

kembangkan pada Kelurahan Kalampangan di Kecamatan Sabangau.

Sedangkan industri kecil yang di kembangkan di pusat lingkungan pada

Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau dan Kelurahan Tanjung

Pinang Kecamatan Pahandut. Pengembangan kawasan kegiatan industri di

rencanakan menempati kawasan di Kalampangan, Bereng Bengkel dan

Tanjung Pinang bagian selatan.

2.1.6.7. Kawasan Peruntukan Pariwisata

Kawasan peruntukan pariwisata yang dikembangkan mencakup

destinasi dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan ruang

kegiatan pariwisata baik lokal, regional dan nasional yang meliputi:

1. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian tradisional dan budaya

Dayak yang ada di wilayah Kota Palangka Raya maupun yang mewakili

dayak pada umumnya di Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan

pariwisata ini berada di bagian wilayah Kelurahan Marang;

2. Pariwisata tepian sungai dan danau Rungan dikembangkan di

Kelurahan Tumbang Rungan, pariwisata yang memanfaatkan daerah

sungai mati (danau) dan tepian sungai Rungan;

3. Pariwisata yang memiliki tujuan kelestarian alam dan lingkungan, serta

upaya penangkaran hewan primateoa berupa kebun binatang di

Kecamatan Sabangau;

4. Pariwisata kuliner dikembangkan di daerah ikon Kota Palangka Raya

pada daerah Jembatan di Kelurahan Pahandut Seberang;

5. Pariwisata minat khusus (olahraga otomotif) dikembangkan di

Kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau;

23

2.1.6.8. Kawasan Peruntukan Bandara

Kota Palangka Raya sebagai pusat kegiatan regional mempunyai

fungsi dan peranan yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional sebagai

Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Fungsi dan peran kota ini selain telah

didukung oleh infrastruktur lainnya, maka badara Tjilik Riwut merupakan

sarana penunjang yang sudah ada. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut ke

depannya direncanakan dengan lahan kurang lebih 217 Ha atau 0,10% dari

luas keseluruhan wilayah Kota Palangka Raya.

Pengembangan yang dilakukan adalah penambahan panjang

landasan pacu pesawat yang ada hingga panjang landasan pacu yang

sesuai bagi berbagai maskapai penerbangan lingkup nasional maupun

internasional. Dan pengembangan sarana lainnya termasuk perkantoran,

lahan parkir,dan kawasan kegiatan lainnya yang terkait dengan aktivitas di

BandaraTjilik Riwut.

2.1.6.9. Kawasan Peruntukan Lainnya

- Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum meliputi :

1. Kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum terdiri dari fasilitas

pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Kawasan pendidikan

dikembangkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kegiatan

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Rencana

pengembangan kawasan peruntukan pendidikan tinggi dikembangkan di

Kelurahan Pahandut Seberang Kecamatan Pahandut.

2. Kawasan peruntukan kesehatan dikembangkan untuk melayani

kebutuhan kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya dan/atau

Provinsi Kalimantan Tengah. Kawasan peruntukan kesehatan ini

dikembangkan di Kelurahan Menteng dan Palangka,

KelurahanTangkiling,dan Kelurahan Petuk Bukit.

3. Pengembangan kawasan peruntukan peribadatan dikembangkan di

Kalampangan, Kereng Bangkirai, Tangkiling, Petuk Bukit dan Mungku

Baru.

24

2.1.6.10. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal

Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan

sektor informal, khususnya Pedagang Kaki Lima (PK5) di Kota Palangka

Raya dilakukan dengan menetapkan lokasi-lokasi kegiatan perdagangan

informal yang tidak mengganggu kepentingan umum sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku. Kawasan-kawasan yang ditetapkan

untuk kegiatan sektor informal adalah di Kawasan Taman dan Kawasan

Kampus UNPAR, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan G.Obos. Rencana

pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor

informal perdagangan dan jasa di Kota Palangka Raya dapat dilakukan

melalui pengaturan setiap kegiatan perdagangan dan jasa untuk

menyediakan ruang parkir yang mencukupi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang, pengembangan

perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada

dan mendukung sektor pertanian yang ada di sekitar Kota Palangka Raya.

2.1.6.11. Kawasan Peruntukan Militer

Kawasan peruntukan militer ditetapkan untuk kegiatan bidang

pertahanan dan keamanan Kota Palangka Raya berada di wilayah Kelurahan

Pahandut dan Kelurahan Bukit Tunggal.

2.1.6.12. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian (termasuk perkebunan dan

kehutanan rakyat) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian,termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat bermukim di pinggiran Kota Palangka Raya.

Pertanian yang sedang dikembangkan sekarang adalah pertanian tanaman

pangan lahan basah di wilayah Kecamatan Rakumpit. Pengembangan

perkebunan, khususnya perkebunan karet rakyat juga saat sekarang sedang

dikembangkan pada areal kurang lebih 8.200 Ha di Kelurahan Pager dan

Petuk Bukit Kecamatan Rakumpit.

Pertanian untuk pengembangan komoditi Jagung dan kacang-

kacangan pada lahan +5.700 Ha di Kelurahan Kameloh Baru,

25

Kalampangan, Sabaru dan Bereng Bengkel Kecamatan Sabangau. Lahan

pertanian yang dipertahankan umumnya berada di Kecamatan Rakumpit,

Bukit Batu dan Sabangau. Mengingat lapangan usaha di sektor pertanian

dan perkebunan mencapai lebih dari 18%, bahkan hingga 20 tahun

mendatang lapangan usaha di sektor pertanian (perkebunan dan kehutanan)

akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk

sehingga penyediaan lapangan usaha di sektor pertanian ini jadi orientasi

penggalian nilai ekonomi yang efektif dan perlu dilakukan konversi lahan

pertanian.

Upaya pengembangan kawasan peruntukan pertanian di wilayah

Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: pengembangan lahan

pertanian untuk budidaya komoditas jagung, kacang-kacangan, mete,

mangga, dan jenis komoditi holtikultura lainnya; pengembangan pertanian

lahan kering dan basah untuk peningkatan ketahanan pangan; membatasi

alih fungsi lahan pertanian yang produktif untuk kegiatan budidaya yang

sifatnya terbangun; mempertahankan jaringan prasarana irigasi di

kawasan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

geografis; inventarisasi lahan dan pemilik lahan pertanian serta potensi

kebutuhan air baku bagi pertanian.

2.1.7 Potensi Rawan Bencana

Kejadian kebakaran akibat titik api gambut kering pada musim

kemarau dan banjir yang terjadi pada musim hujan di Kota Palangka Raya

tercatat sebagai bencana sepanjang tahun belakangan ini, dimana tanah

gambut yang dulunya tidak mudah terbakar karena selalu tergenang air, kini

sudah menjadi bagian yang sulit dihindarkan dari api. Wilayah-wilayah yang

masuk dalam klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran sangat tinggi adalah

wilayah pusat kegiatan kota di wilayah Kecamatan Pahandut. Atas dasar

gambaran lokasi-lokasi rawan bencana karena alam tersebut, maka jalur

evakuasi yang diarahkan guna menyelamatkan dari bencana tersebut adalah

jalur jalan terdekat dan ke daerah-daerah yang memiliki elevasi tanah lebih

tinggi atau ke arah utara kota (Tangkiling dan sekitarnya).

26

Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk

melayani kebutuhan evakuasi bencana. Bencana yang terjadi sebagaimana

yang telah dialaminya di wilayah Kota Palangka Raya adalah bencana banjir,

karena meluapnya arus air Sungai Rungan atau Kahayan dan sungai

Sabangau, serta bencana kebakaran hutan atau kebakaran bangunan kota.

Untuk itu kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana direncanakan

sebagai berikut: memanfaatkan ruang bangunan/fasilitas publik dan

bangunan privat untuk kepentingan evakuasi korban bencana yang dapat

diatur oleh pemerintah kota melalui kerjasama dan atau sesuai dengan

kesepakatan, menyediakan tenda-tenda darurat pada lokasi-lokasi yang

dekat dengan fasilitas kesehatan, yaitu yang ada di setiap kelurahan dan

atau kecamatan.

Secara terperinci kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana

ditetapkan berdasarkan jenis bencananya adalah sebagai berikut:

1. Bencana Banjir

Peruntukan ruang evakuasi bencana alam direncanakan pada kawasan

yang dekat dengan lokasi rawan/lokasi sepanjang sungai Rungan dan

Sungai Kahayan (Kelurahan Kameloh Baru, Bereng Bengkel, Danau

Tundai, Tanjung Pinang, Pahandut, Pahandut Seberang, Tumbang

Rungan, Petuk Katimpun, Marang, Tumbang Tahai, Sei Gohong,

Kanarakan, Petuk Bukit, Sabaru, dan Kereng Bangkirai), seperti banjir

dievakuasi pada kawasan yang memiliki bangunan-bangunan tinggi,

seperti rumah sakit, gedung- gedung pemerintahan dan fasilitas sosial

yang berlantai dua atau lebih, dan bangunan-bangunan fasilitas umum

lainnya yang terdekat atau yang dapat dijangkau untuk pelaksanaan

evakuasi bencana banjir.

2. Bencana Kebakaran

Bencana kebakaran pada kawasan padat dapat dievakuasi pada

bangunan tempat ibadah, ruang serba guna kantor kelurahan, dan lain-

lain yang memungkinkan untuk menampung korban. Untuk bencana

kebakaran rencana pengembangannya adalah menempatkan hidran

umum dan pos pemadam kebakaran dengan pertimbangan kepadatan

27

penduduk; kepadatan bangunan; kondisi bangunan; proporsi kegiatan

terbangun dengan luas lahan; ketersedian air.

2.1.8 Demografi

Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang

tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah

kependudukan di Indonesia umumnya, dan di Kota Palangka Raya

khususnya. Penyebaran penduduk yang tidak merata per kecamatan akan

mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif.

Jumlah penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012 sebanyak 229.599 jiwa,

dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 85,72 jiwa/Km2.

Dibandingkan dengan kepadatan rata-rata penduduk Propinsi Kalimantan

Tengah wilayah ini termasuk sangat tinggi, pada tahun 2011 kepadatan

penduduk Kalimantan Tengah hanya 14,64 jiwa per km2, dibandingkan kota

Palangka Raya yang telah mencapai angka 83,88 jiwa per km2 pada tahun

yang sama. Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2012

meningkat dibanding tahun 2011. Peningkatan jumlah penduduk tahun 2012

dibandingkan dengan 2011 sebesar 2,20 persen. Angka tersebut lebih tinggi

jika dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk dari tahun 2011 ke

2010, yaitu sebesar 1,67 persen.Tahun 2012 rasio jenis kelamin di Kota

Palangka Raya sebesar 105, yang berarti bahwa diantara 105 orang

penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Selama 3

tahun terakhir (2010-2012) jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.

Tabel 2.7 menyajikan struktur penduduk Kota Palngka Raya

dibandingkan dengan propinsi Kalimantan Tengah. Dibandingkan dengan

Propinsi, maka Kota Palangka Raya memiliki lebih banyak penduduk

produktif, artinya di kota ini angka ketergantungannya relatif lebih redah

dibadingkan propinsi. Dengan tabel tersebut dapat dihitung bahwa angka

ketergantungan Kota Palangka Raya adalah 30,50 % dibandingkan dengan

propinsi yang mencapai angka 33,84 %.

28

Tabel 2.7 Proporsi Penduduk Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalimantan

Tengah berdasar Kelompok Umur Tahun 2012

No Umur Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan

Tengah

1. Kurang dari 15 tahun 28,05 30,94

2. 15-64 tahun 69,48 66,15

3. Diatas 65 tahun 2,45 2,90

4. Jumlah 100 100 (Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan Tengah, 2012)

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat

merupakan gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama

periode 5 tahun terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup

kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial. Hasil

evaluasi pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat

selama periode 2008-2013 diuraikan sebagai berikut:

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya merupakan gambaran

makro mengenai hasil dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan

oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat Kota Palangka Raya

menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangka

Raya juga merupakan suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang

berakibat pada peningkatan kemakmuran dan taraf hidup Kota Palangka

Raya. Karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan pertumbuhan

ekonomi Kota Palangka Raya selama 5 tahun belakangan menunjukkan

kecenderungan yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan propinsi Kalimantan Tengah (lihat grafik 1).

29

Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan karena

adanya peningkatan pada kelompok usaha sekunder (6,05%) dan tersier

(8,27%) terutama pada sektor usaha listrik, gas dan air serta sektor usaha

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Grafik 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng

Tahun 2008-2012

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012 dan BPS Propinsi Kalimantan Tengah, 2012)

2.2.1.2 Pertumbuhan Sektoral dan Struktur Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi di Palangka Raya berkaitan erat dengan

pertumbuhan masing-masing sektor perekonomian yang ada. Tabel 2.8

menyajikan pertumbuhan sektoral ekonomi Kota Palangka Raya. Sektor

yang tumbuh dengan kecepatan sangat tinggi adalah sektor kuangan,

persewaan dan jasa perusahaan dan sektor perdagangan hotel dan restoran.

Sebagai kota yang berada di jalur lintasan kota-kota lain di Kalimantan

Tengah memang kota ini memiliki potensi yang sangat besar di sektor

tersier. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa sektor tersier memiliki peran

yang sangat tinggi dalam perekonomian kota ini (lihat tabel 2.9).

6,095,55

6,95 6,997,55

6,17

5,57

6,496,74

2008 2009 2010 2011 2012

Palangkaraya Propinsi Kalteng

30

Sektor primer, pertanian dan pertambangan kurang memiliki peran di

wilayah ini. Untuk sektor pertambangan, kota ini memang kurang memiliki

sumber daya tambang, sementara itu untuk sektor pertanian perannya

semakin berkurang dan dengan pertumbuhan yang relatif lambat. Cepatnya

pertumbhan sektor lain yang tidak dibarengi oleh kecepatan pertumbuhan

sektor pertanian menjadikan sektor ini tertinggal di belakang. Lambatnya

pertumbuhan sektor pertanian terkait dengan jenis tanah yang memang

kurang mendukung (lihat analisis sektor pertanian).

Sektor sekunder, industri pengolahan juga menunjukkan kinerja yang

makin lama makin berkurang (lihat tabel 2.9), dengan pertumbuhan yang

juga terus melambat. Melambatnya sektor industri ini terkait dengan kurang

berkembangnya usaha disektor industri terutama industri rumah tangga

yang disebabkan antara lain semakin berkembangnya sektor tersier misalnya

keuangan, persewaan, jasa perusahaan, perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012

Lapangan Usaha (Sektor) 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 5,58 2,45 -2,13 0,30 2,48

2. Pertambangan dan Penggalian 5,66 9,48 6,12 1,30 3,33

3. Industri Pengolahan 4,90 3,85 2,57 2,02 2,04

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,91 3,13 4,25 3,99 7,22

5. Bangunan 5,84 9,13 6,94 8,89 8,35

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,41 8,51 7,90 10,12 10,52

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,00 3,06 5,08 5,66 4,23

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

32,21 12,51 22,46 10,76 14,78

9. Jasa – jasa 5,07 4,09 7,06 7,03 7,59

T o t a l 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

31

Tabel 2.9 Struktur Ekonomi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012 (persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 6,99 6,84 6,17 5,72 5,46

2. Pertambangan dan Penggalian 1,63 1,73 1,62 1,49 1,40

3. Industri Pengolahan 5,37 5,35 4,92 4,52 4,28

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,91 2,81 2,66 2,62 2,64

5. Bangunan 6,91 7,16 6,62 6,44 6,53

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,64 16,26 15,84 16,20 16,69

7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,63 20,05 18,85 18,08 17,70

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

6,18 6,55 8,58 9,43 9,87

9. Jasa – jasa 33,72 33,25 34,74 35,50 35,43

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

2.2.1.3 Pendapatan Regional Perkapita

Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Palangka Raya

tidak dapat dilepaskan dari perkembangan besaran PDRB dan

perkembangan jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan pendapatan

perkapita ini menunjukkan perkembangan kemakmuran dimana masyarakat

akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih

banyak atau lebih tinggi kualitasnya. Sejalan dengan pertumbuhan PDRB

yang meningkat maka pertumbuhan pendapatan perkapita pun mengalami

peningkatan (lihat tabel 2.10). Dibandingkan dengan pendapatan per kapita

rata-rata Propinsi Kalteng capaian Kota Palangka Raya ini jauh lebih rendah.

Pada tahun 2011, pendapatan per kapita propinsi Kalteng berdasar harga

konstan tahun 2000 adalah Rp 8.923.910,47. Rendahnya pendapatan

perkapita Kota Palangka Raya Tahun 2012 (Rp.5.793.423,26) dibandingkan

dengan pendapatan perkapita Provinsi Kalimantan Tengah dikarenakan

adanya penyebaran PDRB/pendapatan yang tidak merata antar

Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Tengah.

32

Tabel 2.10

Pendapatan Regional Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Rupiah)

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000

Pend. Reg. Per kapita (Rp)

Laju Pertumbuhan

(%)

Pend. Reg Per kapita (Rp)

Laju pertumbuhan

( % )

2008 10.452.485,45 14,29 5.064.939,73 0,23

2009 11.373.407,81 8,81 5.238.448,65 3,43

2010 12.743.627,89 12,05 5.412.587,59 3,32

2011 14.403.287,35 13,02 5.550.433,09 2,55

2012 16.054.403,04 11,46 5.793.423,26 4,38

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

2.2.2 Inflasi

Inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya merupakan indikator

penting sebagai bahan analisis ekonomi karena kenaikan harga barang dan

jasa secara umum yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi dengan

adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) di Kota Palangka

Raya. Indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan inflasi di Kota

Palangka Raya adalah perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota

Palangka Raya.Tabel 2.11 menyajikan perkembangan inflasi tahun 2008

sampai 2011 di Kota Palangka Raya dan kota lain di sekitarnya.

Sejalan dengan perkembangan inflasi nasional, inflasi Kota Palangka

Raya cukup fluktuatif. Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi kota

Palangka Raya relatif lebih tinggi, namun jika dibandingkan dengan kota-

kota lain di Kalteng, kondisi inflasi Kota Palangka Raya relatif lebih rendah,

walaupaun pada tahun 2010 relatif lebih tinggi. Kota Palangka Raya yang

terletak cukup strategis dengan jaringan transportasi yang relatif terbuka,

menjadikan inflasi di kota ini cukup terjaga.

33

Tabel 2.11 Tingkat Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Palangka Raya 11,65 1,39 9,49 5,28 6,73 6,45

Sampit 8,89 2,85 9,53 3,60 4,69 7,25

Banjarmasin 11,62 3,86 9,06 3,98 5,96 6,98

Pontianak 11,19 4,91 8,52 4,91 6,62 9,48

Singkawang - 1,15 7,10 6,72 4,21 6,15

Samarinda 12,69 4,06 7,00 6,23 4,81 10,37

Balikpapan -0,14 3,60 7,38 6,45 6,41 8,56

Tarakan 19,85 7,21 7,92 6,43 5,99 10,35

Nasional 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 8,38

(Sumber: BPS Kalimantan Tengah, 2013)

2.2.3 Pemerataan pendapatan

Adalah upaya untuk mengukur apakah pertumbuhan (pendapatan)

yang dihasilkan terbagi secara merata kepada seluruh penduduk. Untuk itu

terdapat 2 ukuran yang biasa digunakan yakni gini indeks dan ukuran

kemerataan versi bank dunia. Pemerataan pembangunan di Kota Palangka

Raya akan menciptakan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat dan pertumbuhan ekonomi tinggi serta stabilitas ekonomi yang sehat

dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi tinggi diikuti dengan tingkat pemerataan

pendapatan merupakan tujuan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Palangka Raya.

Berdasar ukuran Gini Indeks maka Kota Palangka Raya memiliki

tingkat ketidak merataan sedang, sedangkan menurut kriteria Bank Dunia

kota ini berada dalam kategori ketidak merataan tinggi. Tingkat ketimpangan

pendapatan dikatakan rendah apabila nilai Indeks Gini lebih kecil dari 0,3;

ketimpangan sedang apabila Indeks Gini bernilai antara 0,3 - 0,4 dan

ketimpangan tinggi apabila nilai Indeks Gini lebih besar dari 0,4. Menurut

kriteria Bank Dunia kelompok pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok

yakni: 40% penduduk berpenghasilan rendah, 40% penduduk

berpenghasilan menengah, dan 20% penduduk berpenghasilan tertinggi.

Berdasarkan pengelompokan tersebut ketidak merataan sebaran

pendapatan diukur dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 40%

34

penduduk berpendapatan rendah. Bila kelompok ini menerima kurang dari

12% dari total pengeluaran, maka tingkat ketidakmerataan pendapatannya

tinggi. Selanjutnya bila menerima 12% - 17% maka ketidakmerataan

pendapatannya sedang dan bila diatas 17% ketidakmerataan

pendapatannya rendah. Tabel 2.12 menyajikan gini Indeks Kota Palangka

Raya dan proporsi penghasilan yang diterima penduduk berpengahasilan

rendah.

Tabel 2.12 Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

Berdasarkan Indeks Gini

No Tahun

Palangka Raya Provinsi

KalimantanTengah Nasional

Indeks Gini

Penghasilan 40% Penduduk Berpenghasilan

Rendah

Indeks Gini

Penghasilan 40% Penduduk Berpenghasilan

Rendah

Indeks Gini

Penghasilan 40%

Penduduk Berpenghasil

an Rendah

1. 2008 0,28 22,52 0,29 24,20 0,35 19,56

2. 2009 0,32 19,77 0,29 24,02 0,37 18,96

3. 2010 0,32 20,15 0,30 22,17 0,38 18,05

4. 2011 0,31 20,86 0,34 20,25 0,41 16,85

5. 2012 0,32 20,07 0,33 20,60 0,41 16,88

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

Ketidakmerataan pendapatan yang cenderung tinggi menunjukan

masih adanya kesenjangan pendapatan pada kelompok masyarakat yang

diduga bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebagian besar

disumbangkan pada sektor-sektor usaha padat modal pada kelompok sektor

usaha sekunder dan tersier antara jasa, persewaaan, keuangan dan lain-lain.

2.3. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi tiga aspek

yakni pendidikan, kesehatan dan pertanahan serta ketenagakerjaan.

Indikator kesejahteraan sosial bidang pendidikan disajikan pada tabel 2.13.

Berdasar tabel tersebut dapat dilihat bahwa baik rata-rata lama sekolah

maupun angka melek huruf terus mengalami peningkatan walaupun dengan

porsi yang cukup kecil. Mengamati angka partisipasi kasar dan murni terlihat

35

bahwa makin tingggi tingkat sekolahnya maka makin rendah APK dan APM,

ini sebuah kecenderungan yang biasa. Namun demikian perbedaan yang

sangat besar antara tingkat SD, SMP dan SMA, menunjukkan terdapat

permasalahan di bidang pendidikan misalnya fasilitas pendidikan dan tenaga

pengajar yang masih terkonsentrasi pada daerah perkotaan.

Tabel 2.13 Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Pendidikan

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Angka Melek Huruf 99,48 99,48 99,52 97,55 97,55

2. Angka rata-rata lama sekolah

10,54 10,55 10,57 10, 57 10, 56

3. Angka Partisipasi Kasar SD

106,51 100,77 121,39 128,22 126,84

4. Angka Partisipasi Kasar SMP

120,12 129,88 105,79 111,86 108,02

5. Angka Partisipasi Kasar SMA

87,41 95,72 88,23 98,56 102,60

6. Angka Partisipasi Murni SD

97,13 98,08 96,47 91,52 92,56

7. Angka Partispasi Murni SMP

95,23 90,91 98,41 95,81 98,09

8. Angka Partispasi Murni SMA

87,56 65,69 86,21 95,50 90,36

(Sumber :BPS Kota Palangka Raya, 2012)

Indikator kesejahteraan sosial bidang kesehatan disajikan pada tabel

2.14a. Dalam bidang kesehatan, kinerja angka kematian bayi cenderung

meningkat tetapi angka harapan hidup juga meningkat. Namun demikian

dibandingkan standar nasional atas angka kematian bayi, angka ini masih

dalam toleransi. Secara makro kota capaian bidang kesehatan cukup baik

namun demikian dari analisis mendalam bidang kesehatan dapat dideteksi

bahwa terjadi ketidak merataan capian indikator kinerja kesehatan ini (lihat

analisis urusan wajib bidang kesehatan).

36

Tabel 2.14a Indikator Fokus Kesejahteraan Sosial Bidang Kesehatan

Tahun 2009-2013

No Indikator

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Angka kematian bayi 1,39 4,6 10,8 10,1 13,5

2. Angka usia harapan hidup 72,1 73 73 73 73

3. Jumlah balita gizi buruk 2 1 1 2 2

Indikator kesejahteraan sosial bidang pertanahan dan ketenaga kerja

disajikan pada tabel 2.14.b. Dari tabel presentase yang memiliki lahan tidak

sampai setengah dari penduduk yang ada di Kota Palangka Raya. Dan rasio

penduduk yang bekerja masih sedikit dibandingkan dengan jumlah

penduduk.

Tabel 2.14.b Indikator Kesejahteraan Sosial Pertanahan dan Ketenaga Kerjaan

Tahun 2009-2012

No

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Persentase penduduk yang memiliki lahan

37,01 37,29 35,28 36,04 36,24

2. Rasio penduduk yang bekerja 2,6 1,8 2,4 2,1 2,60

2.4 FOKUS SENI DAN BUDAYA

Untuk mengukur kinerja fokus kesenian digunakan indikator jumlah

grup kesenian per 1.000 penduduk, jumlah gedung kesenian per 1.000

penduduk, jumlah klub olah raga per 1.000 penduduk dan jumlah gedung

olah raga per 1.000 penduduk.Tabel 2.15 menyajikan indikator bidang seni

dan budaya di Kota Palangka Raya. Pada jumlah grup kesenian cenderung

tetap dan pada jumlah gedung kesenian cenderung menjadi lebih besar.

Meningkatnya rasio gedung kesenian terhadap jumlah penduduk disebabkan

penambahan penduduk setiap tahun lebih cepat dibandingkan

perkembangan group kesenian. Ketika telah ada fasilitas untuk berkesenian

pertanyaan pemanfaatannya belum maksimal.

37

Tabel 2.15 Indikator Fokus Kesejahteraan Bidang Seni dan Budaya

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah grup kesenian per 1.000 penduduk

147 147 147 91 91

2. Jumlah gedung kesenian per 1.000 penduduk

1 1 1 2 2

3. Jumlah klub olahraga per 1.000 penduduk

0,77 0,77 0,76 0,80 0,81

4. Jumlah gedung olah raga per 1.000 penduduk

0,004 0,004 0,007 0.009 0,009

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

2.5. ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan umum dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh pemerintah,

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5.1. Urusan Wajib

Kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yaitu

bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan,

penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan

hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga

sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah,

penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan

persandian, ketahan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,

kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

38

2.5.1.1. Pendidikan

Hak untuk memperoleh pendidikan bermutu adalah hak setiap warga

negara sehingga negara berkewajiban untuk menyediakan fasilitas

pendidikan dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Hal ini

telah diamanahkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.Selain itu, dalam kerangka Tujuan Pembangunan Millenium

(Milllennium Development Goals/MDGs),Pemerintah Republik Indonesia

telah menetapkan bidang pendidikan sebagai salah satu tujuan utama

khususnya pada bidang pendidikan dasar.

Pada tahun 2008, program wajib belajar 9 tahun sudah dapat

dituntaskan selanjutnya tahun 2009 mencanangkan wajib belajar 12 tahun.

Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan masyarakat Kota Palangka

Raya usia 16-18 tahun semua dapat mengenyam pendidikan minimal

setingkat SMA.

Tahun 2009/2010 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga

menetapkan Kota Palangka Raya sebagai tuan rumah penerima peserta

Indonesia-Canada Youth Exchange Program (Program Pertukaran Pemuda

Indonesia-Kanada). Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Gohong yang

diikuti oleh 19 orang pemuda dan pemudi yang berasal dari Indonesia dan

Kanada. Program pertukaran ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011.

Guna meningkatkan mutu pendidikan di Kota Palangka Raya,

Pemerintah Kota Palangka Raya menerima bantuan dana hibah dari Bank

Dunia melalui Program BEC-TF selama 3 (tiga) tahun berturut-turut mulai

tahun 2010. Pada tahun 2010 sudah terpasang school-net pada 111 sekolah

tingkat SD, SMP dan SMA negeri/swasta, sehingga anak didik dapat dengan

mudah mengakses berbagai hal terkait dunia pendidikan melalui internet.

Sejak tahun ajaran 2011/2012, dalam rangka transparansi dan guna

lebih memudahkan orang tua dan peserta didik baru telah ada terobosan

lebih maju khususnya dalam hal pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik

Baru (PPDB) yaitu dengan menggunakan sistem online-real time. Layanan

ini masih belum diikuti oleh semua sekolah yang ada dan baru pertama kali

dilakukan di Kota Palangka Raya, namun dalam pelaksanaannya cukup

39

berhasil dan hampir tidak ada mengalami kendala yang berarti. Diharapkan

sistem PPDB online ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan bisa

diikuti oleh semua sekolah yang ada di Kota Palangka Raya.

Kinerja bidang pendidikan diindikasikan oleh beberapa aspek, yakni

angka partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan angka kelulusan serta

tingkat melek huruf.

Tabel 2.16 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Palangka

Raya Tahun 2009-2013

No Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Angka Partisipasi Sekolah SD/MI

107,65 101,50 121,07 121,35 129,90

2. Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs

124,33 132,39 99,70 109,08 107,01

3. Angka Partisipasi Sekolah SMA/MA/SMK

99,40 100,49 95,74 100,42 100,57

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.17 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Berdasarkan

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA

1. Pahandut 658,44 580,40 246,13

2. Jekan Raya 910,08 433,37 397,55

3. Sabangau 344,98 419,33 549,76

4. Bukit Batu 632,76 225,17 1202,49

5. Rakumpit 841,60 560,78 1333,33

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Kinerja pedidikan yang dicapai itu secara langsung terkait dengan

ketersediaan infrastruktur pendidikan. Dari tabel 2.18 dapat dilihat bahwa

rasio murid terhadap gedung sekolah tidak mengalami perubahan dari tahun

ke tahun, dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah rasio

murid terhadap gedung. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan fasilitas

gedung sekolah semakin baik. Fasilitas ini sebagian besar disediakan oleh

pemerintah, terbukti dari ditutupnya 5 sekolah swasta di Kota Palangka Raya

karena makin besarnya daya tampung sekolah negeri.

40

Tabel 2.18 Rasio Murid Terhadap Jumlah Gedung Sekolah di Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2013

No. Jenjang Pendidikan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Rasio murid per gedung sekolah SD/MI

Sekolah Dasar 103 103 103 103 103

Madrasah Ibtidaiyah 19 19 19 19 19

2. Rasio murid per gedung sekolah SMP/MTS

SMP 38 38 38 38 38

MTs 13 13 13 13 13

3. Rasio murid per gedung sekolah SMA/SMK/MA

SMA/ SMK 28 28 28 28 23

MA 7 7 7 7 7

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Dilihat dari wilayah kecamatan dalam Kota Palangka Raya secara

umum Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau dan Bukit Batu adalah

kecamatan yang cukup padat dengan anak sekolah. Secara lebih detail

untuk anak SD padat di wilayah Pahandut, SMP di wilayah Pahandut dan

Sabangau dan SMA di wilayah Sabangau dan Bukit Batu.

Tabel 2.19 Rasio Murid terhadap Gedung Sekolah Setiap Kecamatan

di Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan Rasio Murid/Gedung Sekolah

SD/MI SMP SMA/SMK

1. Pahandut 125,02 136,5 80,24

2. Jekan Raya 193,3 69,6 26

3. Sabangau 91,84 123,53 185,07

4. Bukit Batu 86,69 42,43 169,25

5. Rakumpit 67,89 28,6 16

Jumlah 110 56 111 (Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Berdasarkan tabel 2.20, rasio guru terhadap murid di Kecamatan

Rakumpit memiliki rasio guru SD/MI terbanyak sedangkan Kecamatan Jekan

Raya memiliki rasio guru SD/MI terkecil. Rasio guru SMP/MTs terbanyak ada

di Kecamatan Rakumpit dan rasio guru SMP/MTs terkecil berada di Kematan

Jekan Raya. Sementara Rasio guru SMA/MA terbanyak ada di Kecamatan

Sabangau dan guru SMA/MA terkecil berada di Kecamatan Rakumpit.

Adanya deviasi rasio guru terhadap murid tersebut menunjukkan bahwa

penyebaran guru di berbagai jenjang pendidikan tidak merata. Hal ini

disebabkan karena demografi yang dilalui harus melalui jalur sungai dan

41

sarana prasarana yang terbatas sehingga sebagian besar guru kurang minat

ditempatkan pada daerah-daerah terpencil.

Tabel 2.20 Rasio Guru terhadap Murid per Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2013

No Kecamatan Rasio Guru/Murid

SD/MI SMP/MTs SMA/MA

1. Pahandut 1:9 1:9 1:9

2. Jekan Raya 1:13 1:11 1:9

3. Sabangau 1:10 1:6 1:4

4. Bukit Batu 1:7 1:5 1:6

5. Rakumpit 1:3 1:2 1:21

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.20.a Data Sekolah Per Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Jenjang Sekolah

Kecamatan

TOTAL Pahandut Jekan Raya Sabangau Bukit Batu Rakumpit Jumlah Total

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

Jumlah

1. SD 23 5 35 6 8 - 14 1 9 - 98 12 110 129

2. MI 2 9 - 5 2 - 1 - - - 5 14 19

3. SMP 7 9 6 10 4 - 5 1 5 - 27 20 47 60

4. MTs 1 7 1 2 - 1 - 1 - - 2 11 13

5. SMA 2 8 3 4 1 1 1 2 2 - 9 15 24 31

6. MA - 4 1 1 - 1 - - - - 1 6 7

7. SMK 4 3 - 6 2 - 1 - 1 - 8 9 17 17

8. SLB - 1 1 - 1 - - - - - 2 1 3 3

JUMLAH 39 46 47 34 18 3 22 5 17 - 152 88 240 240

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

2.5.1.2. Kesehatan

Kinerja bidang kesehatan dapat diketahui dari 15 indikator,

diantaranya rasio fasilitas kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit)

dibandingkan penggunanya, rasio tenaga medis terhadap penduduk dan

cakupan pelayanan kesehatan.

Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 9 Tahun 2013

menetapkan 3 (tiga) puskesmas yaitu Puskesmas Menteng, Puskesmas

Panarung dan Puskesmas Pahandut sebagai pilot project tempat pengaduan

masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Melalui Keputusan Walikota

Palangka Raya Nomor 144 Tahun 2013 telah ditetapkan 4 (empat)

42

Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergenci Dasar) yaitu

Puskesmas Pahandut, Puskesmas Kalampangan, Puskesmas Tangkiling

dan Puskesmas Kereng Bangkirai.

Pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan kawasan tanpa rokok

yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan,tempat proses belajar

mengajar,tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas olahraga, angkutan

umum, tempat kerja, tempat umum.

Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya

adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah, sarana pelayanan

kesehatan swasta dan sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

(UKBM) yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan. Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya

adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu,

poskesdas dan polindes. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat

dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Tabel di

bawah ini dijelaskan puskesmas menurut karakteristik wilayah Kota Palangka

Raya.

Tabel 2.21 Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah

Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Nama

Puskesmas

Tipe Puskesmas Karakteristik Wilayah

Perawatan Non Perawatan

Sangat Terpencil

Terpencil Biasa

1. Pahandut

2. Panarung

3. Bukit Hindu

4. Menteng

5. Kayon

6. Jekan Raya

7. Kalampangan

8. Kereng Bangkirai

9. Tangkiling

10. Rakumpit

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

43

Tabel di atas menunjukan bahwa puskesmas non perawatan

sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas perawatan

dibangun di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas

ini terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui

angkutan darat. Puskesmas pembantu terdapat di hampir semua kelurahan,

kecuali di Puskesmas Kereng Bangkirai yang sebelumnya adalah

puskesmas pembantu yang fungsinya ditingkatkan karena kunjungan pasien

yang cukup tinggi. Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah

mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu atau

polindes atau poskedes. Tabel di bawah ini dijelaskan puskesmas dan

jaringannya di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.22 Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2013

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

Pemerintah Kota Palangka Raya belum memiliki rumah sakit daerah.

Alur rujukan dari puskesmas langsung ke rumah sakit type B milik

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Selain rumah sakit milik pemerintah

provinsi, di Palangka Raya juga terdapat rumah sakit milik TNI dan Polri, 1

rumah sakit swasta, 1 rumah sakit ibu dan anak. Ratio sarana kesehatan

(termasuk rumah sakit) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya

pada tahun 2012 mencapai 33,14 atau 1 sarana pelayanan kesehatan

melayani 3.017 jiwa. Secara keseluruhan rasio Puskesmas terhadap luas

wilayah dan penduduk untuk setiap kecamatan disajikan pada tabel 2.23.

No Puskesmas Jejaring Puskesmas

Pustu Poskesdes Polindes Posyandu

1. Pahandut 4 - - 15

2. Panarung 8 1 - 27

3. Bukit Hindu 4 - - 14

4. Menteng 6 - - 8

5. Kayon 3 - - 13

6. Jekan Raya 4 1 - 10

7. Kalampangan 2 - 3 8

8. Kereng Bangkirai - - - 9

9. Tangkiling 9 - 3 17

10. Rakumpit 5 1 5 8

Jumlah 45 3 11 129

44

Tabel 2.23 Rasio Puskesmas terhadap Luas Wilayah dan Penduduk

Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan Puskesmas per 1.000

Km2 Puskesmas per 100.000

penduduk

1. Pahandut 16-20 2,55

2. Jekan Raya 10-15 3,43

3. Sabangau 3,43 6,87

4. Bukit Batu Kurang dari 3 8,42

5. Rakumpit Kurang dari 3 33,3

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2013)

Konsep pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah telah

terpenuhi, semua kecamatan terdapat puskesmas dan puskesmas

pembantu. Penjelasan di atas menunjukan bahwa dengan wilayah

administratif yang sangat luas, Kota Palangka Raya memerlukan cukup

banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit.

Dengan jumlah penduduk yang terkonsentasi di perkotaan, maka sarana

kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan

daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih

memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).

Berdasarkan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana

pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2012

mencapai 112 buah mencakup klinik/poliklinik, apotek, toko obat,

laboratorium klinik, dan optik. Pengawasan terhadap sarana kesehatan

swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana

kesehatan swasta. Jumlah izin kegiatan dan usaha sarana kesehatan swasta

yang diproses pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada

grafik di bawah ini.

45

Grafik 2.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta

Di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)

Tahun 2012 jumlah klinik menurun dikarenakan satu klinik masih

dalam proses perijinan menjadi rumah sakit dan satu klinik lagi masih dalam

proses perpanjangan ijin. Dari jumlah keseluruhan rumah sakit swasta, salah

satunya masih ijin mendirikan rumah sakit. Berdasarkan pembinaan dan

pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah sarana

kesehatan swasta secara kumulatif mencapai 105 buah mencakup rumah

bersalin, klinik/balai pengobatan, apotik, laboratorium swasta, dan lain-lain.

Sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan

pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan

untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta

sumberdayanya. UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu.

Posyandu menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi,

Imunisasi, dan penanggulangan diare. Jumlah posyandu di Kota Palangka

Raya pada tahun 2012 sebanyak 129 buah posyandu balita, dengan

perincian 49 (38%) posyandu pratama, 68 (53%) posyandu madya, 8 (6%)

posyandu purnama dan 4 (3%) posyandu mandiri.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Klinik RS swasta Lab. Klinik Apotik Tk.Obat Optik

17

06

48

24

510

1

8

58

106

10

1

9

66

1188

3

14

75

31

10

2008 2009 2010 2012

46

Selain posyandu balita, juga ada Posyandu Usia Lanjut (Posyandu

Usila) dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus

memantau kesehatan usia lanjut. Posyandu Usila ini merupakan upaya

kesehatan pengembangan di beberapa puskesmas di Kota Palangka Raya

yang mempunyai kelompok Usila binaan di wilayah kerjanya. Kegiatan

posyandu ini antara lain : penimbangan, pengukuran tekanan darah,

pemberian vitamin bagi usia lanjut (>60 tahun), dan senam bagi usia lanjut.

Hingga tahun 2012 terdapat 25 posyandu usila, stratifikasi posyandu usila

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 2.3 Posyandu Balita dan Posyandu Lansia

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012, 2012)

Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah

tenaga kesehatan profesi dan non-profesi serta tenaga

pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta

mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat.

Tenaga kesehatan profesi merupakan tenaga kesehatan yang telah

melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi di bidang

kesehatan. Sedangkan tenaga kesehatan non profesi adalah tenaga

kesehatan yang telah melalui pendidikan vokasi atau pendidikan akademis

49

11

53

128

24

0

10

20

30

40

50

60

Posy. Balita Posy. Lansia

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

47

tanpa melalui pendidikan profesi dalam bidang kesehatan. Tenaga

pendukung/penunjang kesehatan adalah setiap tenaga yang telah memiliki

ijazah pendidikan vokasi atau pendidikan akademis dan profesi pendidikan di

luar kesehatan dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan sesuai

keahliannya serta tenaga lainnya yang telah mengikuti pelatihan di bidang

kesehatan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam mendukung

pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan menurut jenis

kelamin di Kota Palangka Raya seperti tampak pada grafik di bawah ini.

Grafik 2.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Kelamin

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Gambar di atas menunjukan sumber daya manusia kesehatan yang

bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya pada tahun 2012

menurut jenis kelamin yang berjumlah 592 orang dengan proporsi

perempuan sebesar 79,9% dan laki-laki sebesar 20,1%. Sumber daya

manusia kesehatan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Palangka

Raya terdistribusi di Dinas Kesehatan dan puskesmas beserta jaringannya

seperti puskesmas pembantu, polindes dan poskesdes serta POPPK.

Sebanyak 84,3% tenaga kesehatan bekerja di puskesmas dan jaringannya.

Tabel di bawah ini menunjukan sumber daya manusia kesehatan menurut

unit kerja.

10

694142

379

52

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Nakes Profesi Nakes Non Profesi Tenaga Penunjang

Ju

mla

h (o

rg)

Laki-lakiPerempuan

48

Tabel 2.24 Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Tempat Kerja

Di Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Unit Kerja Jenis Kepegawaian

1. Dinas Kesehatan 87

2. UPTD Puskesmas 497

3. UPTD POPPK 8 Jumlah 592

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Besarnya jumlah sumber daya manusia kesehatan yang ada di Kota

Palangka Raya belum diimbangi dengan distribusi jenis ketenagaan

kesehatan di puskesmas, baik jumlah dan jenis. Sebagai contoh :

Puskesmas Rakumpit, belum memiliki dokter gigi maupun perawat gigi dan

tenaga analis. Puskesmas Jekan Raya belum memiliki dokter gigi dan

tenaga farmasi. Puskesmas Kereng Bangkirai belum memiliki dokter gigi dan

tenaga kesehatan masyarakat. Tabel berikut menunjukan distribusi tenaga

kesehatan menurut pendidikan.

Tabel 2.25 Distribusi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Pendidikan

Kota Palangka Raya Tahun 2012

Unit Kerja

JENIS KETENAGAAN

Jml Medis Keperawatan

Kefar masian

Gizi

Teknis Medis Kes mas

Tek fis

Nonkes

dr/drg Sp

Dr Drg Bidan Perawat

Prwt gigi

Ana lis

Gigi

Elek tro

I. Dinas Kes. 1 - 3 10 1 5 3 - - 1 23 - 40 87

II. Puskesmas

Pahandut 5 2 16 20 3 3 2 3 1 - 2 1 8 66

Panarung 3 1 26 27 2 1 1 1 1 - 2 1 2 67

Menteng 1 5 2 22 25 7 1 3 2 - - 3 - 10 81

Bukit Hindu 5 3 13 19 4 2 1 3 - - 4 - 3 57

Kayon 1 2 1 12 14 5 2 3 2 1 - 2 - 8 53

Jekan Raya 2 - 14 13 4 - 2 1 - - 3 - 3 42

Kalampangan 3 1 18 9 2 2 1 1 - - 1 - 7 45

K. Bangkirai 3 - 3 2 1 1 1 - - - - - 4 15

Tangkiling 3 - 13 23 2 2 2 1 - - 4 - 4 54

Rakumpit - - 7 6 - 1 1 - - - 1 - 1 17

UPTD POPPK 4 1 3 8

Jumlah 2 32 10 147 168 31 24 20 14 3 2 45 1 93 592

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan adalah upaya

peningkatan kemampuan tenaga kesehatan sesuai jenis, kualifikasi dan

kebutuhan pembangunan kesehatan. Pada umumnya hasil pendidikan dan

pelatihan tenaga kesehatan masih terbatas. Kemandirian, akuntabitilitas dan

49

daya saing tenaga kesehatan masih lemah. Upaya yang ditempuh oleh

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dalam rangka meningkatkan kualitas

tenaga kesehatan adalah melalui ijin belajar/tugas belajar serta berbagai

pelatihan.

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya memberikan kesempatan

kepada tenaga baik di dinas maupun di puskesmas untuk melanjutkan

pendidikan. Pendidikan yang ditempuh merupakan respon terhadap tuntutan

untuk peningkatan kualitas sumber daya dan akselerasi pendidikan

kesehatan.

Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak

bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.

Salah satu contoh upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi

petugas adalah program khusus/ akselerasi bagi profesi perawat dan bidan

agar melanjutkan pendidikan minimal Diploma III. Namun hal ini masih belum

diimbangi dengan dukungan yang optimal dari pemerintah dimana petugas

dalam menempuh pendidikan dengan biaya mandiri/swadaya. Tabel berikut

ini menjelaskan jenis bidang studi yang ditempuh oleh tenaga kesehatan

umumnya linier dengan pendidikan sebelumnya, ataupun masih terkait

dalam lingkup kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan jenis bidang studi

yang ditempuh oleh SDM kesehatan.

Tabel 2.26

Jenis Bidang Studi yang ditempuh oleh SDM Kesehatan di Lingkungan Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2012

No Status Belajar

Bidang Studi

Jml D-III D-IV

S-1 S-2 Spesialis Kebid. Farm Analis

kes Gizi

Bidan Mitra Sp

Prwt

1. Ijin Belajar 25 2 2 3 7 5 4 48

2. Tugas Belajar

- - - - - - 8 3 5 16

3. Jumlah 25 2 2 3 7 - 13 7 5 64

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Selain pendidikan yang ditempuh melalui jenjang akademik,

peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan juga diupayakan

melalui waktu yang lebih singkat seperti : mengirimkan tenaga kesehatan

50

untuk mengikuti kursus/pelatihan/seminar dan pendidikan berkelanjutan.

Pelatihan yang diikuti oleh tenaga kesehatan baik di dinas kesehatan

maupun di puskesmas adalah pelatihan teknis fungsional, manajemen dan

penunjang. Berikut adalah upaya peningkatan pengetahuan dan

keterampilan dalam jangka waktu pendek yang diikuti oleh tenaga

kesehatan.Tabel berikut ini menjelaskan kegiatan pelatihan sumber daya

manusia kesehatan.

Tabel 2.27

Kegiatan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012

No

Nama Diklat

Sasaran Peserta

Jenis Diklat

Lama

Kegiatan

Jml

Peserta

Akreditasi

Tempat

JPL Hari

1. Pelatihan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatus bagi Bidan Puskesmas Kota Palangka Raya

Bidan

Teknis

40

JPL

5 Hari

20 orang

Baik

Palangka Raya

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Pada tahapan akhir dari pembangunan kesehatan ini diharapkan

menjadi salah satu upaya penanggulangan kemiskinan penduduk dalam

jangka panjang. Derajat kesehatan masyarakat Kota Palangka Raya yang

optimal, akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa indikator

penting yang menjadi acuan antara lain : Angka Kematian Bayi (AKB),

Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Kematian Balita (AKABA), Umur

Harapan Hidup (UHH).

Angka Kematian Bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal

setiap 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan

indikator yang paling penting dalam menentukan status kesehatan

masyarakat karena indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar

yang paling awal dan juga menentukan kualitas pelayanan kebidanan yang

juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang.

Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2012 tercatat

10,1/1000 KH. Penyebab kematian antara lain adalah : aspiksia,

BBLSR,Placenta Previa Totalis, IUFD, kelainan bawaan, ruptur uteri. Angka

tersebut sedikit menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2011

51

tercatat 10,8/1.000 KH dan meningkat dibandingkan tahun 2010 tercatat

4,6/1000 KH, dan tahun 2009 tercatat 1,398/1000 KH.

Dalam rangka pencapaian MDGs, target AKB secara nasional pada

tahun 2015 sebesar 23/1000KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih

dalam toleransi dan merupakan peringatan bagi pengelola program

kesehatan anak/bayi. Kemampuan teknis tenaga kesehatan dalam

pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan,

disamping pemantapan supervisi dan bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan

Kota Palangka Raya. Berikut ini disampaikan Grafik Angka Kematian Bayi

(AKB) dari tahun 2008-2012.

Grafik 2.5 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Angka Kematian Ibu didefenisikan sebagai jumlah ibu yang

meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas setiap 100.000

kelahiran hidup. Sama halnya dengan angka kematian bayi, angka kematian

ibu (AKI) juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menentukan

status kesehatan masyarakat. Kedua indikator ini menjadi primadona dalam

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian maternal di

Kota Palangka Raya pada tahun 2012 adalah 19,1/100.000 KH, angka ini

mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang mencapai 122,1/100.000

KH, tahun 2010 tercatat 100/100.000 KH dan tahun 2009 yaitu

1,4

1,394,6

10,8

10,1

0

2

4

6

8

10

12

2008 2009 2010 2011 2012

Per

1.

000

KH

Angka Kematian Bayi

AKB

52

200,4/100.000 KH. Angka tersebut juga lebih baik jika dibandingkan dengan

target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional dalam rangka pencapaian MDGs

pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH. Penurunan angka kematian ibu

mencerminkan mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin

dan melahirkan yang sudah lebih baik. Adapun penyebab kematian ibu

adalah intoksikasi obat penggugur kandungan. Berikut ini disampaikan Grafik

Angka Kematian Ibu dari tahun 2008-2012.

Grafik 2.6 AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya tahun 2012 mencapai

10,7/1000 KH sedikit menurun dibanding tahun 2011 mencapai 11,39/1000

KH, tahun 2010 mencapai 1,60/1000 KH, tahun 2009 mencapai

0,4445/1000KH, tahun 2008 mencapai 0,607/1000 KH. Penyebab kematian

balita pada tahun 2012 di Kota Palangka Raya adalah akibat infeksi penyakit

menular.Berikut ini disampaikan Gambar Angka Kematian Balita dari tahun

2008-2012.

40,49

200,4

100122,1

19,1

10

50

100

150

200

250

2008 2009 2010 2011 2012

per

100

.000

KH

AKI

53

Grafik 2.7 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2008- 2012

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

Selain ketrampilan tenaga kesehatan dan kompetensi teknis dalam

pelayanan kesehatan anak yang berkualitas perlu mendapat perhatian, juga

penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu ditingkatkan,

mengingat target MDGs pada tahun 2015 AKABA harus mencapai 32/1000

KH.

Umur harapan hidup dianggap sebagai indikator umum bagi taraf

hidup, maka tingginya umur harapan hidup menunjukkan taraf hidup suatu

negara atau daerah yang juga tinggi, begitu juga sebaliknya jika umur

harapan rendah maka taraf hidup suatu daerah tersebut juga rendah. Selain

indikator bagi taraf hidup, umur harapan hidup juga memperlihatkan derajat

kesehatan masyarakat di suatu daerah bahkan negara. Umur harapan hidup

juga merupakan salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

Angka harapan hidup di Kota Palangka Raya dihitung berdasar angka

kematian penduduk secara global selama lima tahun (untuk mengetahui

jumlah penduduk yang masih hidup dalam kurun waktu tersebut),

dibandingkan dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Berdasarkan

perhitungan umur harapan hidup masyarakat Kota Palangka Raya dari tahun

2007-2011 diatas 72 tahun. Umur Harapan Hidup Kota Palangka Raya

dijelaskan pada gambar berikut ini.

0,607 0,445 1,6

11,3910,7

10

2

4

6

8

10

12

2008 2009 2010 2011 2012

Per

10

00

KH

AKABA

54

Grafik 2.8 Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Palangka Raya Tahun 2007-2011

(Sumber : Profil Kesehatan Kota Palangka Raya 2012)

2.5.1.3. Pekerjaan Umum

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu sektor

pembangunan yang paling dibutuhkan di Kota Palangka Raya karena ada

banyak ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan

dengan pembangunan infrastruktur itu sendiri. Penyediaan infrastruktur

dasar yang merata di seluruh wilayah Kota Palangka Raya merupakan hal

mutlak untuk mewujudkan kota yang madani, dengan pengelolaan

pembangunan fisik kota yang meliputi sistem transportasi yang memiliki

interkoneksi antar wilayah. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, air bersih,

listrik dan telekomunikasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya perlu

diidentifikasi dalam bentuk indikator antara lain : perkembangan

pembangunan jalan, perkembangan pembangunan jaringan irigasi,

perkembangan pembangunan infrastruktur sosial dan kebersihan.

Sarana dan Prasarana Jalan

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting

untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan yang

meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas

penduduk dan kelancaran distribusi barang dari dan ke suatu daerah. Kinerja

jaringan jalan sebagai hasil dari manajemen pengelolaan didasarkan kepada

beberapa indikator makro yaitu berdasarkan: (1) kemantapan; (2) kondisi

dan; (3) pemanfaatan jalan yang ada.

72,1

73 73

71

72

73

74

2007 2009 2011

UHH

55

Kondisi umum jalan raya Kota Palangka Raya terdiri dari jaringan

jalan regional di Kalimantan Tengah yang menunjukkan ruas-ruas utama

yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan kota-kota regional ke

Barat dan Selatan. Jalur utama dari pusat kota adalah arah Sampit sampai

ke Pangkalan Bun, arah Kuala Kapuas sampai ke Kalimantan Selatan.

Dengan melihat pola jaringan jalan tersebut mengindikasikan bahwa

Palangka Raya tidak hanya melayani arus lalu lintas internal tetapi juga lintas

eksternal. Lalu lintas eksternal adalah lalu lintas yang masuk dan keluar kota

Palangka Raya.

Berdasarkan status jalan, Kota Palangka Raya memiliki 3 (tiga)

status jalan yakni: (1). Jalan Nasional di Kota Palangka Raya, dimulai dari

Kecamatan Sabangau yang berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau

sampai dengan Kecamatan Bukit Batu yang berbatasan dengan Kabupaten

Katingan dan Jalan dari simpang tiga Sie Asem menuju ke arah Tumbang

Talaken Kabupaten Gunung Mas, serta jalan menuju Bandara Tjilik Riwut

dan dengan panjang ruas 134 Km (2). sedangkan panjang jalan Nasional

seluruhnya di Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1.714,83 Km yang

berarti panjang jalan Nasional yang melintasi Kota Palangka Raya sebesar

7,81% dari total jalan yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah. Jalan

Propinsi, jalan provinsi dimulai dari Kecamatan Pahandut sampai dengan

batas Kabupaten Pulang Pisau (arah ke Kabupaten Gunung Mas) dan dari

kecamatan Bukit Batu sampai dengan batas Kabupaten Gunung Mas serta

jalan Provinsi yang tersebar di dalam Kota Palangka Raya yaitu jalan yang

menuju ke arah Kabupaten Pulang Pisau tepatnya sampai batas keluar

Kelurahan Tumbang Rungan dan jalan-jalan yang melintasi dalam Kota

Palangka Raya dengan panjang ruas 86,31 Km, sedangkan jalan propinsi

yang melintasi Propinsi Kalimantan Tengah sepanjang 1100 Km sehingga

jalan propinsi yang berada di Kota Palangka Raya sebesar 7,85 %(3). Jalan

Kota, jalan merupakan jalan yang bukan nasional dan bukan jalan provinsi.

Jalan ini merupakan jalan yang berada di dalam kota yang menghubungkan

dari kota ke kecamatan dan kelurahan sepanjang 911,83 Km. Untuk jalan

56

lingkungan termasuk jalan titian yang ada dalam Kota Palangka Raya

sepanjang 500 Km.

Berdasar pada standar pelayanan minimal (SPM) bidang jalan

bahwa basis pengembangan SPM dibagi atas : kondisi jalan yang baik (tidak

ada lubang), tidak Macet (lancar sepanjang waktu), dapat digunakan

sepanjang tahun (tidak banjir waktu musim hujan). Tabel 2.28 menyajikan

kondisi jalan di Kota Palangka Raya. Secara umum jalan dalam kondisi baik

terus bertambah dan yang rusak semakin berkurang walaupun dengan

pertumbuhan yang lambat. Selama 5 tahun jalan dalam kondisi baik hanya

bertambah dengan 75 km, artinya setiap tahun hanya bertambah dengan 15

km. Itupun dengan catatan bahwa jalan baik dari tahun 2010 ke tahun 2012

justru mengalami penurunan. Sementara jalan kondisi rusak berat setiap

tahun hanya berkurang sekitar 4 km. Sebuah prestasi yang mungkin harus

mendapatkan perhatian yang sangat baik.

Tabel 2.28 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No. Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)

2008 2009 2010 2011 2012

1. Kondisi Baik 224,74 316,36 330,91 323,33 300,33

2. Kondisi Sedang 167,56 146.76 167,92 151,30 175,41

3. Kondisi Rusak 227,24 198,09 183,09 210,00 220,20

4. Kondisi Rusak Berat 239,43 223,32 223,32 227,20 216,00

5. Jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan /kota)

858,97 884,53 905,69 911,83 911,83

(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)

Secara umum kondisi jalan di Kota Palangka Raya sudah dapat

menghubungkan hampir seluruh kelurahan yang ada kecuali untuk kelurahan

yang berada di jalur Sungai Kahayan dan Rungan. Pada wilayah tertentu

kondisi jalan yang ada masih belum memadai khususnya pada waktu musim

penghujan. Wilayah-wilayah tersebut umumnya berada jauh dari pusat

pertumbuhan seperti Kecamatan Rakumpit. Kondisi jalan beraspal pada

tahun 2012 di Kota Palangka Raya tidak terjadi peningkatan dibandingkan

pada tahun 2011 panjang jalan tetap sama sebesar 483 Km dari total jalan

57

panjang jalannya (jalan nasional, provinsi dan kota) yang tersebar di 5

kecamatan. Dimana pada 2011 dan 2012 dibandingkan dengan 2 tahun

sebelumnya (2010, 2009) kondisi jalan beraspal mengalami peningkatan

yang signifikan.

Peningkatan lapis permukaan jalan juga dilaksanakan pada wilayah

permukiman yang padat penduduk. Dengan semakin baiknya kondisi jalan

semakin memicu tersebarnya kantong-kantong permukiman baru dan

perluasan permukiman yang ada, sehingga penduduk tidak terkonsentrasi

pada wilayah hamparan permukiman saja. Adanya persebaran penduduk

akibat semakin baiknya pelayanan jalan ini dapat dilihat dengan mulai

tumbuh permukiman baru mengikuti badan jalan yang telah ditingkatkan

tersebut.

Pada wilayah pusat-pusat produksi pertanian, perikanan, peternakan,

perkebunan dan kehutanan seperti Kelurahan Kalampangan, Habaring

Hurung dan sentra pertanian lainnya dilakukan peningkatan. Dengan

semakin baiknya kondisi jalan diwilayah pertanian, secara tidak langsung

memudahkan akses bagi petani untuk dapat mengangkut hasil pertaniannya

sehingga memperkecil ongkos angkut yang berdampak pada peningkatan

pendapatan.

Jumlah kendaraan di Kota Palangka Raya cenderung meningkat,

dengan penambahan jumlah jalan yang tidak terlalu cepat membuat rasio

kendaraan terhadap jalan cenderung tetap (lihat tabel 2.29).

Tabel 2.29 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012

No Uraian 2009 2010 2011 2012

1. Panjang Jalan 884,53 905,69 911,83 911,83

2. Jumlah Kendaraan 67.775 93.147 120.826 90.108

3. Rasio 13 : 1000 10 : 1000 7 : 100 10 : 1000

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2012)

58

Jaringan Irigasi

Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Kebutuhan

akan sumber daya air untuk pengairan di Kota Palangka Raya disuplai air

dari tadah hujan. Ketika musim hujan air melimpah namun pada musim

kemarau petani kesulitan mendapatkan air. Untuk itu perlu manajemen

pengelolaan air yang baik agar pada musim penghujan air tidak meluap dan

mengganggu lahan pertanian, sementara pada musim kemarau petani tidak

kekurangan air.

Untuk mengatasi permasalahan di atas Pemerintah kota telah

berupaya membangun prasarana dan sarana dan jaringan irigasi yang

tersebar di wilayah sentra pertanian seperti di Kelurahan Kalampangan,

Habaring Hurung, Sei Gohong, Kameloh Baru dan sebagian Kelurahan di

sepanjang Sungai Kahayan misalnya Kelurahan Tanjung Pinang, Sabangau,

Petuk Katimpun serta Sungai Rungan seperti Kelurahan Petuk Bukit, Gaung

Baru, Mungku Baru. Jaringan irigasi ini merupakan satu kesatuan sistem

pengairan yang terintegrasi yang dibagi berdasarkan saluran primer,

sekunder dan tersier. Agar operasi dan pemeliharaan dapat berjalan dengan

baik, kegiatan pengelolaan dibagi berdasarkan kewenangan masing-masing

yang terdiri dari pemerintah provinsi untuk saluran primer, Pemerintah Kota

Palangka Raya untuk saluran sekunder dan masyarakat melalui P3A

mengelola saluran tersier. Data tentang jaringan irigasi yang tersedia

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.30 Jaringan Irigasi Kota Palangka Raya Tahun 2008 - 2012

No Jaringan

Irigasi

Panjang Jaringan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jaringan Sekunder 9.100 4.047 8.578 7.060 20.320 20.320

2. Luas lahan budidaya

1.000 500 378 586 1.300 1.300

3. Rasio 9,10 8,09 22,70 12,05 15,63 15,63

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2012)

Dilihat per kecamatan, maka kecamatan yang sangat rendah jaringan

irigasinya adalah wilayah Pahandut dan Jekan Raya dan wilayah dengan

59

jaringan cukup panjang adalah wilayah Bukit Batu dan Sabagau dikarenakan

daerah tersebut merupakan sentra pertanian.

Tabel 2.31 Rasio Jaringan Irigasi menurut Kecamatan

Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan

Irigasi (Meter)

Luas Lahan

Budidaya (Ha)

Rasio

Primer (Meter)

Sekunder (Meter)

Tersier (Meter)

1 2 3 4 5 (6=3+4+5) 7 (8=6/7)

1. Kecamatan Sabangau 14.500 26.014 40.514 1.482 27,33

2. Kecamatan Pahandut 12.656 12.656 273 46

3. Kecamatan Jekan Raya 13.151 13.151 289 45,50

4. Kecamatan Bukit Batu 13.511 13.511 894 15,11

5. Kecamatan Rakumpit 5.617 5.617 168 33,43

T O T A L 14.500 70.949 85.449 3.115 27,43

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)

Jaringan irigasi di Kota Palangka Raya sangat penting untuk

membantu menangani banjir yang bersifat rutin. Namun jaringan irigasi yang

ada belum sepenuhnya terintegrasi dengan konsep penangan banjir itu,

akibatnya penanganan banjir masih bersifat sporadis. Hal ini disebabkan

Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya Bidang Pengairan belum

mempunyai masterplan sistem drainase dan data base pendukung bidang

pengairan sebagai bahan mengambil kebijakan dalam pengelolaan dan

pengembangan penanggulangan banjir dan pengelolaan jaringan irigasi yang

terintegrasi dengan bidang-bidang lainnya. Namun demikian sudah banyak

lokasi-lokasi yang telah tertangani dengan dibangunnya saluran drainase

khususnya di wilayah perkotaan misalnya di Kelurahan Bukit Tunggal.

Sarana dan Prasarana Sosial

Sarana dan prasarana sosial dalam analisa ini meliputi pembahasan

mengenai ketersediaan tempat ibadah, tempat pemakaman. Bidang ini untuk

menunjukkan kinerja dan bukti pelayanan umum yang diberikan oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di

bidang sarana dan prasarana sosial. Ketersediaan tempat ibadah beserta

rasionya per penduduk dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

60

Tabel 2.32 Rasio Tempat Ibadah Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Bangunan tempat

Ibadah

Tahun 2013

Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk

Rasio

1. Masjid/Musholla/langgar 137 216.884 1:1.583

2. Gereja 128 92.443 1:722

3. Pura 6 4.950 1:825

4. Vihara 4 528 1:132

5 Lain-lain - 2.094 -

Jumlah 275 316.899 1.152

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Tempat ibadah baik masjid/musholla/langgar, gereja, pura, vihara

dan tempat ibadah lainnya untuk penduduk sudah mencapai proporsi yang

layak. Berdasarkan standar rasio rumah ibadah per jumlah penduduk

diisyaratkan bahwa 1 rumah ibadah dapat mencakup 2.500 orang dan

kondisi rumah ibadah pada umumnya sudah terkelola dengan baik

khususnya rumah ibadah yang berada ditengah permukiman penduduk.

Upaya meningkatkan sarana ibadah tersebut Pemerintah Kota Palangka

Raya telah memberikan bantuan berupa dana pembangunan atau rehabilitas

sarana ibadah. Bantuan ini diberikan cuma-cuma, tidak terus menerus dan

mengikat dengan besaran yang bervariasi disesuaikan dengan keadaan

kerusakan dan kemampuan dana. Diharapkan dengan bantuan ini kondisi

rumah ibadah menjadi lebih baik dan layak.

Dilihat dari persebarannya, maka ketersediaan tempat ibadah belum

cukup merata. Persebaran yang kurang merata itu terkait dengan jumlah

pemeluk yang mungkin juga tidak merata. Jekan Raya adalah wilayah

dengan rasio yang cukup tinggi sedangkan wilayah Bukit Batu adalah

wilayah dengan rasio yang cukup rendah.

61

Tabel 2.33 Rasio Tempat Ibadah

Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan Masjid/Mushala/Langgar Gereja Pura Vihara

1. Pahandut 1:1818 1:959 - -

2. Jekan Raya 1:1660 1:842 1:2902 1:257

3. Sabangau 1:1744 1:397 1: 242 1:4

4. Bukit Batu 1:725 1:317 1:141 1:6

5. Rakumpit 1:414 1:208 - -

6. Jumlah 1:1.583 1:722 1:825 1:132

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Untuk ketersediaan tempat pemakaman umum, Pemerintah Kota

Palangka Raya masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan

pemerataan tempat pemakaman bagi seluruh masyarakat dimana terdapat 2

lokasi tempat pemakaman umum yaitu terdapat di Jl. Tjilik Riwut Km 2 dan

Km 12 yang masuk wilayah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya. Tetapi

bagi masyarakat Kota Palangka Raya yang berada di Kecamatan Sabangau,

Bukit Batu, dan Rakumpit hampir di setiap kelurahan terdapat tempat

pemakaman yang merupakan swadaya dari masyarakat setempat. Tabel di

bawah ini menyajikan data tempat pemakaman yang ada di wilayah Kota

Palangka Raya.

Tabel 2.34 Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk

Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No

Tahun Tempat Pemakaman Umum Rasio terhadap

penduduk Jumlah Luas (Ha)

Daya Tampung

1. 2008 2 76,77 35.000 1:40,47

2. 2009 2 76,77 34.560 1:39,39

3. 2010 2 76,77 34.120 1:8,07

4. 2011 2 76,77 33.670 1:8,42

5. 2012 2 76,77 33.230 1:6,04

6. 2013 2 76,77 33.230 1:6,04

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya, 2013)

62

Terlihat bahwa rasio jumlah penduduk terhadap tempat pemakaman

umum mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat

berdasarkan daya tampung maka angka tersebut sudah mencukupi untuk 5

(lima) tahun yang akan datang, namun berdasarkan tingkat penyebarannya,

lokasi pemakaman yang ada masih belum merata. Sebagian wilayah

permukiman sudah memiliki rasio yang berlebih tetapi beberapa wilayah lain

masih kurang.

Untuk mengantisipasi pertambahan jumlah penduduk 5 tahun

kedepan perlu dipersiapkan lokasi-lokasi pemakaman baru yang sesuai

dengan proporsi jumlah penduduk, tingkat dan jangkauan pelayanan yang

ada disetiap wilayah.

Sarana kebersihan (drainase dan tempat sampah)

Sistem drainase Kota Palangka Raya mengacu pada saluran primer

yang sudah ada. Dalam rangka perawatan atau normalisasi sistem drainase

Kota Palangka Raya dilakukan rehabilitasi saluran, pembangunan saluran

baru, pembersihan saluran secara rutin. Berdasarkan arah aliran saluran

primer yang sudah, maka sistem drainase Kota Palangka Raya dapat dibagi

menjadi 4 blok yang terdiri dari Blok I meliputi Kelurahan Bukit Tunggal, Blok

II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian Kelurahan Menteng, Blok III

meliputi Kelurahan Menteng dan Blok IV meliputi Kelurahan Langkai,

Panarung dan Pahandut.

Blok I yang berada di Kelurahan Bukit Tunggal prioritas drainase

berada di jalan Hiu Putih, Rajawali, Badak, Tingang, Garuda dan daerah

banjir disekitarnya. Pada Blok II meliputi Kelurahan Palangka dan sebagian

Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan Beliang, Bukit Hindu,

Sangga Buana, Argo Puro, Yos Sudarso, Galaksi dan daerah banjir Sundoro.

Pada Blok III meliputi Kelurahan Menteng prioritas drainase berada di jalan

G.Obos, T. Tilung, Nyai Embang dan daerah banjir sekitar T. Tilung. Berikut

ini tabel yang menjelaskan jaringan drainase Kota Palangka Raya.

63

Secara keseluruhan panjang jaringan drainase Kota Palangka Raya

dari tahun ke tahun terus menerus menurun karena drainase sudah

terbangun di seluruh pemukiman penduduk perkotaan, drainase yang ada

saat sekarang lebih banyak bersifat pemeliharaan dan sebagian kecil yang

membangun drainase baru. (lihat tabel 2.35).

Tabel 2.35 Jaringan Drainase Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

No Kota Panjang Jaringan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Palangka Raya 11.520 16.954 6.489 2.689 2.689 2.689

(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangka Raya, 2013)

Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Palangka Raya juga

mengakibatkan volume sampah bertambah, dari tahun ke tahun terus

menunjukkan peningkatan. Namun demikian pertumbuhan produksi sampah

itu tidak diikuti oleh kemampuan untuk mengelola sampah. Jika tahun 2009

kapasitas daya tampung TPS masih diatas jumlah produksi, namun tahun

2009 telah terlampau dan deviasinya semakin besar. Penurunan daya

tampung TPS juga disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang melakukan

penutupan TPS didekat permukimannya. Akibat langsung yang ditimbulkan

tentu adalah proporsi sampah yang tidak tertangani semakin meningkat (lihat

tabel 2.36).

Tabel 2.36 Informasi Pengelolaan Sampah Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Penduduk 200.998 220.962 224.663 229.599 229.599

2. Jumlah Produksi sampah (ton) 500 552 562 693 693

3. Produksi sampah per penduduk (kg)

2,48 2,49 2,50 3,01 3,01

4. Daya tampung TPS (ton) 540 540 477 477 477

5. Rasio daya tampung TPS per penduduk (kg)

2,68 2,44 2,12 2,07 2,07

6. Persentase sampah yang tak tertangani

31,20 33,88 35,77 31,94 31,94

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013)

64

Penempatan TPS dipermukiman didasarkan pada jumlah penduduk

di daerah tersebut serta juga dilihat dari kondisi dan jarak. Dilihat dari

persebarannya, kecamatan Jekan Raya adalah kecamatan yang memiliki

tempat sampah terbanyak, bahkan sangat banyak. Sementara itu kecamatan

Rakumpit yang sebagian besar wilayahnya dialiri sungai serta memiliki

jumlah penduduk yang tidak banyak sehingga diwilayah ini tidak memiliki

TPS (lihat tabel 2.37). Rentang kendali pelayanan yang sangat jauh ini

menyebabkan pada wilayah tersebut kegiatan pengangkutan sampah belum

tertangani. Kondisi dan jarak jalan yang ada juga menjadi masalah tersendiri,

yang berakibat terbatasnya pelayanan persampahan di Kecamatan tersebut.

Tabel 2.37 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Terhadap Jumlah Penduduk

Menurut Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

TPS

Rasio Jumlah (Unit)

Jumlah Daya Tampung

(Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)

1. Kecamatan Pahandut

277.300

19 57

0,0015 2. Kecamatan Jekan Raya 117 351

3. Kecamatan Sabangau 6 18

Total 1+2+3 142 426

4. Kecamatan Bukit Batu 28.049

2 6

0,0002 5. Kecamatan Rakumpit 0 0

Total 4+5 2 6

(Sumber : Hasil Perhitungan Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013)

Dari sisi pengelolaan akhir di TPA, masih menggunakan open

dumping padahal sarana prasarana yang digunakan sudah sesuai dengan

standar sanitary landfill. Disamping itu, kegiatan persampahan juga

terkendala pada masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah dan

mereduksi sampah serta membuang sampah sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan yaitu mulai jam 4 sore sampai jam 4 pagi sehingga kegiatan

pengelolaan angkutan sampah dapat berjalan dengan maksimal, dengan

pada pagi hari mulai beraktifitas sampai pada siang hari tidak ada lagi

65

sampah yang menumpuk di Bak Penampung Sampah/TPS (Tempat

Penampungan Sampah).

Fasilitas sosial ekonomi yang sangat penting adalah pasar. Pasar

pemerintah yang rutin beroperasi saat ini adalah Pasar Kahayan, Pasar

Datah Manuah,blok mini Pasar Besar, Pasar Kalimantan Urban Development

Project (KUDP) dan Pasar Kameloh dengan pengelolaan yang bersifat

tradisional modern.Tabel 2.38 menyajikan kondisi pasar di Kota Palangka

Raya.

Tabel 2. 38 Tabel Jumlah Pasar Pemerintah Kota Palangka Raya Tahun 2013

NO NAMA PASAR ALAMAT

Kondisi Berfungsi

(BH)

Tdk Berfungsi

(BH) Kecamatan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

1. Blok Mini Pasar Besar

Jl. Jawa- Halmahera

65 65 65 65 65

--- - -

Pahandut

2. Pasar Kameloh Jl. A. Yani 85 85 85 85 85 18 18 18 18 18 Pahandut

3. Pasar Kahayan Jl. Tjilik Riwut

Km 1,5 433 433 433 433 433 159 159 159 159 159 Jekan Raya

4.

Tradisonal Modern Blok Pertokoan Pasar Kahayan

Jl. Tjilik Riwut Km 1,5

Jekan Raya

a. Bertingkat

46 20 23

b. Tidak Bertingkat

145 30 32

c. Blok Toko Buah

20 10 12

d. Blok Babi

18 18 18

e. Los PKL

5 20 22

5.

Kalimantan Urban Development Project (KUDP)

Jl. Tjilik Riwut Km 1,5

118

118 118

118

118

-

-

Jekan Raya

6.

Pasar Datah Manuah

Jl. Yos Sudarso

Jekan Raya

1. a. Bertingkat

---

50 50 50 50

b. Blok Sayur dan Ikan

---

64 64 64 64

c. Blok Babi

---

16 16 16 16

2. Blok Sementara

65 65 65 65 65 15 15 15 15

7.

Pasar Tangkiling

Tangkiling

Bukit Batu

a. Toko 10 10 10 10 10 10 ---

b. Lapak Mingguan

46 46 46 46 46 46 ---

8.

Pasar Mingguan Banturung - Toko

Banturung

9

9

9

9

9

4

4

4

4

4 Bukit Batu

- Lapak/ - - - - - 6 6 6 6 6

66

9. Pasar Takaras Betuk Barunai

5 5 5 5 5 Rakumpit

10. Pasar Burung Temanggung

Tilung 36 36 36 36 36 Jekan Raya

11.

Pasar Kalampangan

Kalampangan

Sabangau

a. Dibangun Pemkot

16 16 16 16

b. Disperindagkop

26 26 26 26

c. LKK Kelurahan

85 85 85 85 85

--- --- --- ---

(Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Palangka Raya, 2013 )

2.5.1.4. Perumahan

Analisis atas perumahan meliputi kondisi lingkungan dan fasilitas

dasar di perumahan. Perumahan yang ada di Kota Palangka Raya

diidentifikasi berdasarkan atas stok permukiman yang tersedia, kepadatan

rumah, kondisi fisik rumah. Di bawah ini disajikan jumlah stok perumahan

berdasarkan fungsi rumah yang terbagi menjadi dua jenis fungsi yaitu rumah

tinggal yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga dan rumah

campur yang berfungsi sebagai tempat tinggal sekaligus digunakan untuk

fungsi yang lain misalnya untuk kegiatan ekonomi keluarga.

Tabel 2.39 Jumlah Stok Perumahan Berdasarkan Fungsi Rumah

di Kota Palangka Raya Tahun 2010

No Fungsi Rumah Jumlah (unit)

1 . Rumah Tinggal 62.526

2 . Rumah Campur 5.451

Total 67.977 (Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033, 2013)

Di Kota Palangka Raya setiap kecamatan mempunyai karakteristik

perumahan yang berbeda dengan tingkat kepadatan tinggi sampai rendah

dan permanen-semi permanen dengan kondisi baik sampai buruk. Di

Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya secara umum memiliki kondisi

perumahan yang sedang sampai baik. Sementara untuk tiga kecamatan

yang lain kepadatannya cukup rendah tetapi dengan kondisi yang kurang

baik.

Perumahan yang berkembang cenderung memiliki tipologi

perumahan dengan jenis perumahan kampung kota, sebagian besar

67

penduduk merupakan penduduk asli kota yang telah berdomisili sejak awal

pembangunan Kota Palangka Raya. Pada beberapa bagian Kecamatan

Pahandut terdapat perumahan yang termasuk dalam tipologi perumahan

pinggir sungai, dibangun di sepanjang rawa pinggiran Sungai Kahayan, yang

terletak pada pinggiran Kelurahan Pahandut dan Pahandut Seberang. Di

bawah ini disajikan tabel tingkat kepadatan permukiman Kota Palangka

Raya.

Tabel 2.40 Tingkat Kepadatan Permukiman Kota Palangka Raya

No Kecamatan Tingkat kepadatan

Kondisi Rumah

1 . Pahandut Sedang Rumah dengan kategori permanen dengan kondisi baik

2 . Jekan Raya Tinggi Rumah dengan kategori permanen dengan kondisi sedang

3. Sabangau Rendah Rumah masih dalam kategori non permanen dengan kondisi relatif sedang

4. Bukit Batu Rendah Rumah masih dalam kategori non permanen dengan kondisi buruk

5. Rakumpit Rendah Rumah dengan kategori non permanen dengan kondisi buruk

(Sumber : Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2033, 2013)

Kecamatan Jekan Raya merupakan perumahan dengan tingkat

kepadatan tinggi, bangunan permanen dengan kondisi sedang. Kecamatan

Jekan Raya memiliki beberapa tipologi perumahan yang beragam, antara

lain perumahan kampung kota, developer, sekitar kawasan pendidikan dan

perkantoran, dan perumahan pinggir kota. Hal ini dikarenakan penggunaan

lahan pada Kecamatan Jekan Raya yang beragam, antara lain kawasan

perkantoran dan pendidikan yang dikelilingi oleh perumahan penduduk.

Kecamatan Sabangau, Bukit Batu dan Rakumpit perumahan yang

berkembang saat ini merupakan perumahan dengan tingkat kepadatan

rendah, Bangunan non permanen dengan kondisi relatif sedang sampai

dengan buruk. Kecamatan Sabangau merupakan salah satu arah

pembangunan Kota Palangka Raya, namun sejauh ini kondisi perumahan

yang ada di Kecamatan Sabangau dapat dikatakan beragam, walaupun

dalam jumlah yang relatif tidak begitu besar. Tipologi perumahan yang

68

banyak ditemukan di kecamatan ini merupakan perumahan developer yang

persebarannya di Kelurahan Kereng Bangkirai, selain pada Kelurahan

Kereng Bangkirai jenis perumahan penduduk adalah perumahan pinggir kota

yang dapat di kategorikan juga sebagai perumahan kampung desa.

Kecamatan Bukit Batu terpusat pada Kelurahan Tangkiling yang

tipologi merupakan perumahan kampung kota dan pada kelurahan lain jenis

perumahan cenderung termasuk dalam tipologi perumahan kampung desa.

Sedangkan Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan yang sebagian

besarnya terdiri atas kumpulan desa-desa yang kondisi perumahannya

bersifat non permanen dan termasuk dalam tipologi perumahan kampung

desa. Dibawah ini disajikan tabel kondisi perumahan di Kota Palangka Raya.

Perumahan dengan kondisi yang bervariasi tersebut tetap harus

memiliki fasilitas dasar perumahan yang cukup. Tabel 2.41 menyajikan

fasilitas perumahan yang dimiliki oleh Kota Palangka Raya.

Tabel 2.41 Tabel Indikator Perumahan Kota Palangka Raya

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Persentase rumah tangga pengguna air bersih terhadap total rumah tangga

24,1 30,42 30,02 30,02

2. Persentase rumah tangga pengguna listrik terhadap total rumah tangga

99,13 99,13 99,16 99,28

3. Persentase rumah tangga pengguna yang memiliki sanitasi terhadap total rumah tangga

84,8 84,5 87 87

4. Persentase luas pemukiman kumuh terhadap luas pemukiman

28,9 9,3 5,7 5,7

5. Persentase rumah layak huni terhadap total seluruh rumah

66 76 86 86

(Sumber : dari Berbagai Sumber yang diolah oleh Bappeda Kota Palangka Raya,

2013)

2.5.1.5. Penataan Ruang

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Perencanaan tata ruang terkait dengan upaya untuk menentukan struktur

ruang dan pola ruang termasuk penetapan rencana tata ruang. Pemanfaatan

69

ruang terkait dengan upaya mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan

program. Terakhir, pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang. Salah satu cakupan penting dalam penataan

ruang wilayah adalah penentuan dan penataan ruang terbuka hijau.

Penataan di Kota Palangka Raya dilakukan berdasarkan pada

Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2001 Tentang Rencana Detail Tata Ruang

Kota (RDTRK), Kota Palangka Raya dibagi dalam beberapa zoning kawasan

yang menunjukan fungsi pemanfaatan ruang antara lain : kawasan

perkantoran pemerintah; kawasan pelayanan kesehatan, kawasan

perkantoran dan jasa, kawasan kegiatan olah raga, kawasan kegiatan utilitas

kota, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perumahan,

kawasan terbuka hijau, kawasan pendidikan, kawasan tanah cadangan,

kawasan lapangan terbang.

Pengaturan bangunan meliputi pengaturan kepadatan bangunan dan

luas terbangun. Pengaturan kepadatan bangunan merupakan rumusan

kebijakan perbandingan luas lahan yang dimanfaatkan bagi bangunan

dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan bangunan dirinci

menjadi :

1. Kawasan bangunan berkepadatan tinggi, mempunyai rata-rata

kepadatan bangunan sebanyak 40 bangunan setiap hektar.

2. Kawasan bangunan berkepadatan sedang, mempunyai rata-rata

bangunan sebanyak 24 bangunan setiap hektar.

3. Kawasan bangunan berkepadatan rendah, mempunyai rata-rata

kepadatan bangunan sebanyak 11 bangunan setiap hektar.

Pengaturan luas kawasan terbangun untuk setiap petaknya berkisar

antara 30 % - 70 %. Selain itu Rencana Detail Tata Ruang Kota Palangka

Raya, juga mengatur tentang arahan garis sempadan jalan terhadap

bangunan dan pagar, yaitu jarak garis sempadan as jalan terhadap

bangunan, di mana besarannya disesuaikan dengan fungsi jaringan jalan

dimaksud. Pengaturan lainnya yang terdapat dalam Rencana Detail Tata

Ruang Kota, mencakup pula pada aspek rencana ketinggian bangunan.

70

Namun dalam perjalanan waktu, berbagai aturan yang telah tercantum dalam

Rencana Detail Tata Ruang Kota, banyak yang tidak diikuti dan menjadi

pedoman dalam pelaksanaannya, di mana kondisi tersebut berakibat saat ini

pada beberapa ruas jalan ditemukan adanya bangunan yang secara fisik

melanggar GSB, KLB dan KDB.

Dalam penyusunan RPJMD terdapat indikator untuk aspek tata

ruang yakni ruang terbuka hijau, bangunan ber-IMB dan ruang Publik. Tabel

2.24 menyajikan informasi mengenai indikator tata ruang. Di Kota Palangka

Raya luas ruang terbuka hijau bila dibandingkan dengan keseluruhan luas

wilayah ada kecenderungan atau trend meningkat setiap tahun dan pada

tahun 2012 dan 2013 telah mencapai lebih dari 30 persen artinya telah

memenuhi syarat ideal untuk ruang terbuka hijau.

Tabel 2.42 Ruang Terbuka Hijau (RTH) per Satuan Luas Wilayah

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Uraian Luas

2009 2010 2011 2012 2013

1. Persentase Ruang Terbuka Hijau terhadap total wilayah

29,50 29,67 29,98 30,56 30,98

2. Jumlah bangunan ber IMB terhadap total bangunan (unit)

1.799 2.122 1.576 1.480 2.351

3. Ruang publik yang telah berubah peruntukannya (%)

- - - - 25

(Sumber: Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pertamanan Kota Palangka Raya setelah diolah, 2013)

Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota

Palangka Raya telah menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada

tahun 2012 berkisar pada angka 2.255 izin. Bagi masyarakat awam,

pembangunan bangunan di tanah sendiri seharusnya tidak memerlukan izin

kepada pemerintah. Rendahnya kesadaran ini terkait dengan masih

kurangnya upaya sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya memiliki izin

mendirikan bangunan yang dilaksanakan oleh pemerint ah daerah.

Sedangkan data dampak dari keadaan ini adalah sulitnya mendeteksi

ketaatan terhadap dokumen tata ruang yang telah ada.

71

2.5.1.6. Perencanaan Pembangunan

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan perencanaan

pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) yang dijadikan Peraturan

Daerah No. 06 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, telah menyiapkan dokumen-dokumen pendukung seperti

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-

2013 yang diatur menjadi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009, RKPD,

Renstra SKPD, dan RENJA SKPD. Berdasarkan evaluasi terhadap RPJMD

periode 2008-2013 terdapat beberapa persoalan terkait dengan perencanaan

di wilayah Kota Palangka Raya diantaranya adalah koordinasi dan

sinkronisasi antar SKPD yang cukup lemah.

Kondisi ini bermula dari lemahnya pemahaman masing-masing

SKPD terhadap pentingnya perencanaan yang bersifat komprehensif,

sehingga dokumen RPJMD menjadi semacam kumpulan dari Renstra, bukan

sebuah perencanaan komprehensif atas tujuan dari Kota Palangka Raya.

Lemahnya pemahanam itu berdampak sangat luas baik pada perencanaan

tahunan maupun masing-masing SKPD. Dari evaluasi RPJMD tersebut

didapati ketidak terkaitan antara SKPD yang satu dengan SKPD yang lain,

ketidaktepatan tujuan dan program dari masing-masing SKPD dan adanya

persoalan yang tidak tercover oleh SKPD manapun.

2.5.1.7. Perhubungan

Tabel 2.43 Kondisi Sarana Prasarana dan Infrastruktur Perhubungan

No Perhubungan 2011 2012 2013

1. Jumlah arus pemumpang angkutan umum

- Darat (terminal antar kota) 12.351 24.649 11377

- Pelabuhan laut - - -

- Pelabuhan udara

Berangkat

Datang

Transit

304 .077 302 081

6.059

330.930 354.488 45.497

326.683 368.257 52.927

2. Rasio ijin trayek terhadap jumlah penduduk

0,191 0,187 0,176

3. Jumlah uji KIR kendaraan per tahun 7703 10388 10400

4. Lama pelayanan uji KIR kendaraan 30 30 30

72

(menit)

5. Biaya uji KIR kendaraan : A. Mobil Penumpang Umum 1. Roda 4 2. Roda 3 B. Bus 1. Kurang dari 12 Kursi 2. 13 sampai 25 Kursi 3. lebih dari 26 Kursi C. Mobil Barang 1. JBB 3,5 Ton 2. JBB 3,5 sampai 8 Ton 3. JBB 8 sampai 14 Ton 4. JBB 14 Ton D. Kereta Gandeng E. Kereta Tempelan F. Kendaraan Khusus

35.000 20.000

50.000 60.000

100.000

50.000 60.000

100.000 150.000 100.000 100.000 100.000

35.000 20.000

50.000 60.000 100.000

50.000 60.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000

35.000 20.000

50.000 60.000 100.000

50.000 60.000 100.000 150.000 100.000 100.000 100.000

6. Jumlah fasilitas perhubungan

- Terminal angkutan umum 6 4 4

- Pelabuhan laut - - -

- Dermaga 14 14 14

7. Rasio rambu terhadap jumlah rambu yang seharusnya ada (1500 rambu)

0,114 0,114 0,114

8. Fasilitas angkutan kota (halte) 13 10 10

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka

Raya, 2013)

Angkutan umum yang beroperasional di Kota Palangka Raya terdiri

dari Bus AKAP/AKDP, angkutan kota, taksi kota, taksi bandara, taksi agro

dan angkutan perintis. Angkutan umum tersebut berkembang pesat karena

telah terbukanya dan semakin baiknya akses jalan kabupaten sekitar

misalnya Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Timur, Barito Utara, Barito

Selatan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan daerah lainnya yang

ada di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi lain.

Perusahaan Bus AKAP pada tahun 2012 mulai berkembang dengan

jumlah sebanyak 7 perusahaan dan Bus AKAP sebanyak 8 perusahaan.

Selain antar kabupaten, pemerintah juga memperhatikan armada angkutan

pedesaaan, angkutan kota, taksi argo dan taksi bandara yang melayani

kelurahan-kelurahan, jalur kota, bandara, hotel, jasa dan perdagangan yang

ada di wilayah Kota Palangka Raya. Namun demikian jumlah penumpang

sepi dikarenakan masyarakat Kota Palangka Raya lebih banyak

memanfaatkan kendaraan pribadi dengan kemudahan kredit yang

73

ditawarkan pembiayaan yang telah berkembang pesat di Kota Palangka

Raya.

Perkembangan angkutan dan jumlah penumpang oleh Pemerintah

Kota Palangka Raya telah diantisipasi dengan keberadaan tiga terminal yaitu

terminal AKAP WA GARA, Terminal Mihing Manasa dan Terminal Beringin

Pahandut Seberang. Meski demikian pemanfaatan ketiga terminal tersebut

kurang optimal hal ini beberapa sarana dan prasarana pendukung perlu

penambahan.

Selain itu, di Kota Palangka Raya berkembang travel liar (kendaraan

pribadi) mangkal di jalan-jalan strategis yang ada di Kota Palangka Raya

misalnya Jl. Yos Sudarso, Jl. Pierre Tendean, Jl. Tjlik Riwut, RTA. Milono

dan jalan strategis lainnya. Berkembangnya taksi liar (kendaraan pribadi)

tersebut karena kurangnya kesadaran dari pemilik untuk mengurus ijin

operasional dan kemudahan untuk memperoleh kredit kendaraan serta

kurangnya pembinaan dan pengawasan oleh pihak teknis terkait misalnya

dari Organda. Maka perlu dilakukan penertiban agar taksi-taksi liar tersebut

ada ijin operasional dan memanfaatkan terminal yang ada di Kota Palangka

Raya. Sebenarnya Pemerintah Kota Palangka Raya melakukan program-

program untuk memudahkan dengan menggratiskan pengurusan perijinan

sebagai persyaratan ijin di dinas terkait Provinsi.

Lalu lintas di Kota Palang Raya didukung 13 (tiga belas) halte yang

menyebar di jalan-jalan strategis misalnya di jalan Tjilik Riwut, RTA Milono,

S.Parman, G. Obos, Rajawali, Tingang dan jalan strategis lainnya.

Sedangkan fasilitas rambu lalu lintas yang merupakan tanda petunjuk lalu

lintas sudah menyebar di seluruh wilayah Kota Palangka Raya dari

Kecamatan Rakumpit sampai dengan Kecamatan Sabangau. Fasilitas rambu

lalu lintas yang ada lebih banyak terpasang di jenis jalan nasional, propinsi

dan kota sedangkan di jalan-jalan lingkungan, gang dan jalan kecil kurang

banyak terpasang. Berikut ini disampaikan fasilitas rambu-rambu di Kota

Palangka Raya tahun 2013.

74

Tabel 2.44 Fasilitas Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Jenis Jalan Kondisi

Jumlah Baik Tidak Baik

1. Nasional 116 13 129

2. Propinsi 117 28 145

3. Kota 86 4 90

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Fasilitas traffic light telah terpasang sebanyak 6 (enam) buah di

persimpangan jalan nasional, propinsi dan kota dan warning light telah

terpasang sebanyak 3 (tiga) di persimpangan jenis jalan nasional yaitu

sepanjang Jalan Tjilik Riwut. Pemasangan sarana tersebut karena jalan

tersebut merupakan jalan yang ramai, padat dan berada di persimpangan.

Traffic light dan warning light yang di wilayah Kota Palangka Raya dari sisi

ketinggian tidak kondisi ideal dimana persyaratan kondisi ideal ketinggian

harus di atas 3 meter dari permukaan jalan. Kondisi traffic light dan warning

light tersebut dikarena adanya penambahan tinggi jalan dengan aspal.

Berikut ini disampaikan traffic light dan warning light Kota Palangka Raya

tahun 2013.

Tabel 2.45 Traffic Light dan Warning Light Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Lokasi

Keterangan Traffic Light Warning Light

1. Jalan Garuda Jalan Tjilik Riwut Km 4 Ketinggian ideal harus di atas 3 meter dari permukaan jalan

2. Jalan Antang Jalan Tjilik Riwut Km 5

3. Jalan DI Panjaitan Jalan Tjilik Riwut Km 28

4. Jalan Irian

5. Jalan Tambun Bungai

6. Jalan RTA. Milono

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Jumlah penumpang dari tahun 2008 sampai dengan 2012

mengalami peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Jumlah

penumpang bis mengalami peningkatan, kemungkinan besar hal ini

disebabkan karena semakin terbukanya akses infrastruktur jalan nasional

75

dan atau kota sebagai akses penghubung antar kabupaten/kota kondisi

dalam provinsi. Sedangkan jumlah penumpang ASDP dari tahun 2008-2012

mengalami penurunan hal ini disebabkan karena akses darat di Kota

Palangka Raya terbuka, infrastruktur jalan kota jalan lingkungan antar

kecamatan, kelurahan sudah banyak dilakukan pembangunan. Hal ini dapat

dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum Kota Palangka Raya

tahun 2008-2012 yang terus meningkat.

Tabel 2.46 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah penumpang Bis 7.724 12.351 24.649 39.632 39.632

2. Kendaraan Bermotor 259.777 283.912 414.165 310.721 310.721

3. Jumlah penumpang ASDP 14.994 14.259 14.027 10.755 10.755

4. Jumlah penumpang Klotok 10982 10900 10042 9947 9947

5. Jumlah penumpang Speed boat 4012 3359 3985 808 808

6. Total Jumlah Penumpang 22.718 14.259 14.027 50.387 50.387 (Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Palangka Raya umum

wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam hal

penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga

dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan

umum. Badan Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Terpadu Kota

Palangka Raya mempunyai data hanya tahun 2012 dimana izin trayek yang

telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya sampai dengan

tahun 2012 sebanyak 89 izin.

Jumlah izin trayek hingga tahun 2012 tidak terlalu banyak ini

menunjukkan peran angkutan publik di Kota Palangka Raya yang belum

signifikan dalam menunjang kehidupan masyarakat. Ini dikarenakan

mengingkat luas dan kondisi wilayah dengan penyebaran yang tidak merata

serta tipologi mobilitas masyarakat yang masih minim, menyebabkan masih

banyak daerah yang belum terlayani oleh angkutan umum yang rutin

beroperasi.

76

Wilayah-wilayah tersebut umumnya merupakan wilayah yang jauh

dari akses jalan nasional atau jalan propinsi. Mengingat masih ada wilayah

kecamatan yang belum terakses angkutan umum lewat darat, sehingga

masyarakat umumnya menggunakan sarana sungai seperti di wilayah

Kecamatan Rakumpit.

3. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum

Seluruh angkutan umum diwajib memiliki sertifikat pengujian

kendaraan bermotor (uji Kir). Berdasarkan data yang ada di UPTD Pengujian

Kendaraan Bermotor dari tahun 2008-2013, pengujian kendaraan masih

menggunakan sistem manual. Sesuai dengan PP No. 55 Tahun 2012

tentang Kendaraan diamanahkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan

Bermotor harus memiliki peralatan uji. Dengan melihat keadaan tersebut

maka Kota Palangka Raya akan memaksimalkan sarana, prasarana serta

alat uji agar uji kendaraan yang dulunya menggunakan manual akan diganti

dengan peralatan uji otomatis. Tabel di bawah ini menyajikan persentase

kendaraan, lama uji dan biaya serta peralatan melakukan Uji Kir.

Tabel 2.47 Persentase Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2013

No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Mobil penumpang umum

634 538 485 577 608 608

2. Mobil bus 130 192 147 116 135 135

3. Mobil barang 3.324 4.227 5.021 7.009 9.639 9.639

4. Kereta tempelan - - 2 1 6 6

5. Kereta gandengan - - - - - -

Jumlah 4.088 4.957 5.655 7.703 10.388 10.388

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.48 Lama Waktu Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Semua Jenis Kendaraan (menit)

30 30 30 30 30 30

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

77

Tabel 2.49 Biaya Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

No Angkutan umum 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Mobil penumpang umum 30.000 30.000 30.000 35.000 35.000 35.000

2. Mobil bus 40.000 40.000 40.000 60.000 60.000 60.000

3. Mobil barang 45.000 45.000 45.000 60.000 60.000 60.000

4. Kereta tempelan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

5. Kereta gandengan 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.50 Peralatan Uji Kir Angkutan Umum Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Peralatan Uji Kir Manual Manual Manual Manual Manual Manual

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Jumlah kendaraan dari berbagai jenis yang ada yang melakukan uji

Kir mengalami peningkatan dari 4.0888 di tahun 2008 menjadi 10.388 di

tahun 2012. Ini artinya terjadi peningkatan kinerja uji Kir terhadap kendaraan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelayanan semaksimal

mungkin khususnya wilayah-wilayah yang jauh dari Kota dan wilayah yang

mempunyai aksesibilitas yang masih minim karena kondisi jalan yang belum

mantap. Selain itu, waktu lama pengujian kelayakan angkutan umum (Uji Kir)

yang tidak terlalu lama sekitar ± 30 menit/unit kendaraan dan biaya yang

murah.

4. Jumlah Pelabuhan /Udara/Terminal Bis

Kota Palangka Raya telah memiliki 1 terminal bis antar propinsi WA.

GARA dan memiliki satu pelabuhan udara Tjilik Riwut yang lumayan

representatif. Hal ini cukup dimengerti karena Kota Palangka Raya

merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pusat pemerintahan

yang menghubungkan kabupaten/kota di Wilayah Provinsi Kalimantan

Tengah.

Kota Palangka Raya memiliki pada tahun 2008-2009 sebanyak 18

pelabuhan/terminal sedangkan pada tahun 2010-2012 mengalami penurunan

sebanyak 16 pelabuhan/dermaga/terminal. Untuk terminal mengalami

78

penurunan karena direncanakan semua penumpang darat akan difokuskan

pada terminal AKAP WA. GARA.

Tabel 2.51 Jumlah Pelabuhan Udara/Dermaga/Terminal Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1 1

2. Dermaga Sungai 14 14 14 14 16 16

3. Terminal 3 3 1 1 1 1

4. Jumlah 18 18 16 16 16 16

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Sedangkan dermaga sungai terjadi peningkatan jumlah karena telah

operasionalnya dermaga di Bereng bengkel dan Marang. Dermaga tersebut

tersebar dibeberapa lokasi dari Kecamatan Sabangau sampai dengan

Rakumpit. Dermaga sungai yang ada umumnya merupakan dermaga untuk

melayani bongkar muat barang dan penumpang. Dermaga ini digunakan

untuk kepentingan umum adalah dermaga klotok dan speedboat. Namun

demikian ada beberapa kondisi dermaga kurang maksimal, baik dari sisi

pelayanan maupun kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar bagi

kenyamanan dan keselamatan penumpang karena tidak dilengkapi dengan

sarana penunjang yang layak. Walaupun dengan fasilitas pendukung yang

sangat minim, masyarakat masih menggunakan klotok sebagai sarana

utama untuk menyeberang ke atau sebaliknya. Hal ini disebabkan karena

masyarakat Kota Palangka Raya yang tinggal di pinggiran sungai masih

banyak menggunakan transportasi sungai untuk kehidupan dan

perdagangan mengangkut kebutuhan sehari-hari.

Kota Palangka Raya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan

Tengah, kota yang berkembang cepat sebagai kota transit, perdagangan,

jasa, juga penghubung kabupaten-kabupaten yang ada di Kalimantan

Tengah. Di bidang perpakiran, pihak Pemerintah Kota Palangka Raya telah

melakukan upaya dalam bentuk restribusi tempat parkir untuk menggali

potensi pendapatan asli daerah. Penertiban parkir dilakukan dengan

melibatkan instansi terkait telah dilakukan secara rutinitas untuk penertiban.

79

Perpakiran ini perlu dilakukan langkah-langkah terobosan dalam

manajemen misalnya menata lahan parkir di beberapa jalan strategis dan

pusat perdagangan yang ramai misalnya di Jalan Yos Sudarso dan Pasar

Besar dan jalan ramai lainnya. Sebenarnya untuk pusat pertokoan modern di

beberapa tempat telah melakukan digitalisasi atau penggunaan teknologi

sedangkan untuk fasilititas umum masih menggunakan manual sehingga

perlu dilakukan pembenahan dengan menggunakan sistem informasi

digitalisasi. Sedangkan dari aspek sumberdaya manusia perlu dilakukan

peningkatan kapasitas sumberdaya manusia merupakan sebuah kebutuhan

melalui bimbingan teknis bagi petugas parkir, pegawai dan aparat lainnya

sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

2.5.1.8.Lingkungan Hidup

Ada beberapa macam bidang yang mencakup analisa penguatan

kualitas lingkungan hidup yakni pelestarian pengendalian, pencegahan,

pengawasan lingkungan.

Pencemaran Status Mutu Air

Kota Palangka Raya terdiri dari beberapa sungai, anak sungai,

danau maka tidak lepas dari permasalahan pencemaran air yang diakibatkan

oleh aktivitas rumah tangga penduduk yang mendiami di pinggiran sungai.

Untuk mengendalikan pencemaran telah dilakukan uji pencemaran air di

beberapa titik sampel yang ada di Sungai Kahayan dan Sungai Rungan.

Sampel diambil dari air permukaan, air tengah sedangkan air dasar sungai

belum dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Titik tersebut diambil

dengan memperhatikan keterwakilan atau representatif titik sampel dari hulu

sampai dengan hilir misalnya di Dermaga Takaras, Pelabuhan Tangkiling,

Jembatan Kahayan, Pelabuhan Rambang, Terusan Tuwan, Bereng Bengkel

dan Kameloh Baru. Tabel di bawah ini menyajikan kondisi penanganan atau

uji pencemaran air.

80

Tabel 2.52 Uji Pencemaran Air Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Uji pencemaran air 2 Uji 3 Uji 2 Uji 3 Uji 2 Uji 2 Uji

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.53 Polutan Indeks Kualitas Air Sungai di Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2013

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Dermaga Takaras

5,4 2,1 4,9 4,6 0,3 1,2 1,8 2,4 2,5 - 2,3 1,0 2,3 3,5

2. Pelabuhan Tangkiling

5,5 3,5 5,1 5,0 0,3 0,5 1,8 2,9 2,1 - - 0,9 - 2,7

3. Kelurahan Marang

1,8 - 5,3 3,3 0,3 0,3 2,4 2,4 2,8 - - 0,9 - 5,6

4. Terusan Tuwan

4,6 1,8 5,5 4,1 4,1 1,0 2,1 2,1 3,2 3,8 2,1 3,0 2,1 2,1

5. Pelabuhan Rambang

5 2,9 5 8,5 8,5 0,9 2,1 3,0 3,4 3,5 3,4 2,2 3,4 2

6. Jembatan Kahayan

5,7 1,8 5 3,4 3,4 0,6 2,1 3,0 3,5 3,5 3,5 1,0 3,5 4,1

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Dari sungai dan rawa yang dimiliki Kota Palangka Raya, hanya

terdapat 6 lokasi pengambilan sampel yang kualitasnya dipantau. Hasil

pemantauan status mutu air dan pencemaran status mutu air di sungai Kota

Palangka Raya masih dalam ambang pengendalian, artinya air sungai yang

ada masih dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan minum dengan

memasak kembali. Kondisi air masih dalam batas ambang baku mutu.

Penanganan Pencemaran air, tanah dan udara

Pengelolaan air limbah sampai saat ini belum sepenuhnya mampu

ditangani oleh Pemerintah Kota Palangka Raya terutama dalam sarana dan

prasarana. Penanganan air limbah selama ini diusahakan oleh masyarakat

secara swadaya untuk membuat septick tank yang sederhana dan cubluk.

Akan tetapi penduduk Kota Palangka Raya tidak semuanya memiliki septick

tank dan cubluk, mereka membuang air limbah langsung kedalam badan air

Sungai Kahayan, Sungai Rungan-Manuhing dan Sungai Sabangau.

Penggunaan kawasan sungai sebagai tempat pembuangan tinja

masih tinggi terutama yang tinggal di bentaran sungai. Secara umum

masyarakat Kota Palangka Raya yang mempunyai akses terhadap jamban

81

keluarga, jamban umum atau jamban bersama dilengkapi dengan bangunan

pengolah seperti cubluk dan tangki septic masih belum berkembang,

kalaupun tersedia hanya terbatas di kawasan pusat perdagangan.

Untuk memulai keterlibatan Pemerintah dalam penanganan air

limbah di Kota Palangka Raya hanya terbatas pada tempat-tempat umum

seperti penyediaan WC umum. Pada beberapa tempat telah dibangun MCK

Plus, akan tetapi tempatnya tidak melalui studi dan sosialisasi yang baik

sehingga pembangunan air limbah tersebut tidak berjalan optimal. Oleh

karena itu diperlukan suatu studi yang dapat memberikan informasi tentang

pembangunan pengelolaan limbah secara komunal, seperti pembangunan

MCK Plus, memperbaiki IPLT dan pembangunan IPAL. Cakupan layanan

Pengolahan limbah tinja di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) saat ini

sekitar 146.000 jiwa penduduk dengan jumlah volume tinja yang diolah 248,5

m3/minggu.

Pencemaran udara menjadi masalah yang penting juga dikarenakan

setiap tahun di Kota Palangka Raya pada musim kemarau terjadi kebakaran

lahan yang dilakukan oleh perorangan atau perusahaan untuk

membersihkan lahannya dan juga diakibatkan oleh asap dari cerobong

pabrik. Untuk itu Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya melakukan

pemadaman di titik kebakaran api dengan kerjasama instansi terkait

sedangkan pencemaran asap dari pabrik dengan melihat dampaknya

selanjutnya dilakukan rekomendasi pabrik untuk mengurangi pencemaran

tersebut. Tahun 2011-2012 tidak banyak pencemaran udara yang terjadi di

Kota Palangka Raya. Berikutnya disampaikan ISPU yang terjadi di Kota

Palangka Raya tahun 2008-2012 dan kebakaran hutan-lahan tahun 2009-

2012.

82

Tabel 2.54 ISPU di Kota Palangka Raya tahun 2010-2013

No Kategori 2010 2011 2012 2013

1. Tidak ada Nilai 152 47 4 -

2. Baik 195 249 321 339

3. Sedang 18 58 32 19

4. Tidak sehat - 11 9 2

5. Sangat Tidak sehat - - - -

6. Berbahaya - - - -

Jumlah 365 365 366 360

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.55 Kebakaran Hutan dan Lahan di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Kecamatan Luas Lahan (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013

1. Sabangau 114 - 56,4 - -

2. Pahandut 242 - 15,5 22,05 22,05

3. Jekan Raya 357,5 - 271 72,72 72,72

4. Bukit Batu 11 - 16,1 21 21

5. Rakumpit 11,5 - - 5 5

(Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, 2013)

Kasus lingkungan akan ditangani jika ada laporan dari masyarakat

sebagai contoh misalnya pencemaran tanah dan akan dilakukan pengecekan

lapangan jika ada laporan dari masyarakat tetapi di Kota Palangka Raya

jarang terjadi. Badan Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, dalam rangka

menangani permintaan uji laboratorium oleh pihak pemrakarsa baik

perorangan, perusahaan, pabrik telah memberlakukan Perda Kota Palangka

Raya Nomor 10 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah. Hal ini bertujuan mengendalikan pencemaran air, tanah dan udara

serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Dalam rangka pelestarian lingkungan sudah dilakukan langkah

kongkret misalnya dalam bentuk Adiwiyata yang dilakukan di sekolah dari

jenjang SD sampai dengan SMA yang ada di Kota Palangka Raya. Pada

tahun 2012 telah membina sekolah sebanyak 13 sekolah yang ada di Kota

Palangka Raya. Pembinaan ini meliputi sejak dini memanfaatkan lingkungan

83

bersih dengan memilah sampah lewat pembelajaran sekolah, kurikulum,

tenaga pengajar.

Pengelolaan sampah

Penanganan sampah selama ini hanya terbatas atau terkonsentrasi

pada Kecamatan Pahandut, Jekan Raya dan sebagian kecil Kecamatan

Sabangau sedangkan Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit belum

tertangani dan volume sampah relatif kecil. Sampah yang terdapat di

Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya ini banyak ditemukan berserakan dan

meluber di luar dari bak sampah atau kontainer yang berada di jalan-jalan

strategis dan lingkungan. Hal ini menimbulkan tidak bagusnya

pemandangan, kebersihan lingkungan.

Sedangkan Rakumpit, sampah masih dianggap belum menjadi

permasalahan terkait dengan luas wilayahnya, dengan demikian pencatatan

tentang jumlah sampah yang diproduksipun belum tersedia. Indikasi ini harus

menjadi perhatian mengingat sampah yang saat ini diproduksi semakin lama

semakin menuju pada sampah plastik yang memiliki daya rusak tinggi bagi

lingkungan.

Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat.

Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Palangka Raya

berasal dari air tanah dalam dan air permukaan. Pemenuhan kebutuhan air

bersih untuk rumah tangga di Kota Palangka Raya sebagian besar

bergantung pada air hujan, air sungai dan sumur bor serta tentunya air

ledeng atau PDAM.

Penyediaan kebutuhan sarana air bersih di Kota Palangka Raya

terbatas hanya pada daerah perkotaan terutama pada pusat kota (Kelurahan

Pahandut, Langkai, dan Kelurahan Palangka). Pelayanan sarana air bersih

untuk masa mendatang diharapkan akan lebih luas lagi cakupannya,

sehingga lebih banyak penduduk yang dapat menikmati pelayanan air bersih.

Pelayanan jaringan air bersih yang disediakan baru menjangkau sebagian

kecil kebutuhan penduduk. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,

84

sebagian besar penduduk masih memanfaatkan sumur galian, pompa dan

sungai.

Tabel 2.56 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Tahun 2009-2013

No Uraian

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Rumah Tangga 14.531 14.656 15.235 15.026 15.026

Jumlah 16.086 16.347 17.087 17.056 17.056

(Sumber : PDAM Kota Palangka Raya, 2013)

Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal dan Kasus Lingkungan Hidup

Jumlah perusahaan di Kota Palangka Raya tidak banyak misalnya

perusahaan karet, perhotelan dan usaha lainnya yang telah melakukan wajib

amdal. Perusahaan tersebut yang kegiatannya diawasi, pengawasan

terhadap perusahaan yang telah melakukan amdal wajib dilakukan

mengingat hal ini dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi.

Sedangkan dari jumlah kasus lingkungan yang telah ditangani oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya dilakukan jika ada laporan dari masyarakat

untuk ditindaklanjuti dengan melihat langsung dan menganalisis kondisi

lapangan. Pemerintah Kota Palangka Raya memberikan rekomendasi

terhadap kasus tersebut.

2.5.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya

melayani dokumen kependudukan terdiri (1). Dokumen kependudukan dan

(2). Surat Keterangan Kependudukan. Selain pelayanan administrasi

kependudukan tersebut diatas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Palangka Raya juga melayani: (1). Pelayanan pengolahan data

kependudukan. (2). Pelayanan perpindahan penduduk masal (3).

Penyusunan daftar penduduk potensial pemilih pemilu.

Mengingat luas wilayah dan kondisi geografis sehingga untuk

memperpendek jarak pelayanan bagi penduduk yang berada di wilayah yang

jauh dari pusat pemerintahan, Pemerintah Kota Palangka Raya telah

85

mengambil kebijakan terkait pembuatan KTP dapat dilaksanakan di 5(lima)

Kantor Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya.

Dalam rangka pelayanan yang dilakukan, kinerja kependudukan

dapat dikatakan perlu adanya perbaikan baik pelayanan, sumberdaya

manusia, sarana dan prasarana sehingga pelayanan KTP, akte kelahiran,

akte nikah, KTP Nasional berbasis NIK yang ada di Kota Palangka Raya

dapat berlangsung optimal. Lemahnya kinerja ini juga disebabkan karena

masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen

kependudukan. Kota Palangka Raya pada tahun 2009-2013 belum

mempunyai database kependudukan sehingga untuk tahun mendatang perlu

dilakukan kegiatan database kependudukan dalam rangka memperkuat

sistem informasi dan data kependudukan yang akurat.

Tabel 2.57 Capaian Indikator Kinerja Pelayanan Kependudukan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No. Indikator Kinerja Capaian(Persen)

2009 2010 2011 2012 2013

1. Rasio penduduk ber KTP 81 95 34 42 44

2. Rasio bayi berakte kelahiran 77 47 37 27 25

3. Rasio pasangan berakte nikah 26 26 30 19 13

4. Kepemilikan KTP 87 95 34 30 44

5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

64 96 46 12 12

6. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

0 0 52 59 61

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya Tahun, 2013)

2.5.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Pemberdayaan Perempuan

Dilaporkan kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia khususnya

pada Polres Kota Palangka Raya. Kejadian Kekerasan dalam Rumah

Tangga (KDRT) di Kota Palangka Raya sebagian besar disebabkan

pemukulan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel 2.58 di bawah ini.

86

Tabel 2.58 Indikator Pemberdayaan Perempuan Kota Palangka Raya

No Indikator Pemberdayaan Perempuan 2011 2012 2013

1. Prosentase Perempuan yang aktif di lembaga pemerintahan

62,45 62,73 62,45

2. Jumlah Perempuan yang aktif di lembaga swasta 265 300 367

3. Jumlah kejadian KDRT 64 37 45

4. Tenaga kerja dibawah umur 0 0 0

5. TPAK perempuan ( %) 36,85 33,37 33,37

6. Upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak

45 45 48

(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya Tahun 2013)

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tabel 2.59

Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No. Indikator Kinerja Capaian

2009 2010 2011 2012 2013

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga

3,016 3,016 3,016 2,6 2,6

2. Rasio akseptor KB 78,26 78,3 76,8 78,3 78,40

3. Cakupan peserta KB aktif 25.602 26.233 26.966 35.385 31.232

4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

12.044 12.044 10.698 11.305 11.236

(Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Palangka Raya, 2013)

Jumlah peserta keluarga berencana Aktif yang menggunakan

metode kontrasepsi jangka pendek (pil, suntik, kondom) selalu meningkat

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Salah satu faktor meningkatnya

peserta program KB adalah dengan penambahan jumlah pelayanan

posyandu dan penyuluh keluarga berencana yang aktif dalam melakukan

sosialisasi dan memberikan pemahaman arti pentingnya program keluarga

berencana.

87

2.5. 1.11. Sosial

Pelayanan sosial merupakan suatu bentuk aktivitas yang bertujuan

untuk membantu individu, kelompok, ataupun kesatuan masyarakat agar

mereka mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, yang pada akhirnya

mereka diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang ada melalui

tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui pemanfaatan sumber-sumber

yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya.

Tabel 2.60 Indikator Pelayanan Urusan Sosial Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

No. Indikator Kinerja Capaian

2010 2011 2012 2013

1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

2 2 2 2

2. PMKS yang memperoleh bantuan social 2.461 1.976 2.089 1.839

3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan social

2.886 3.215 3.725 4.596

(Sumber: Dinas Sosial Kota Palangka Raya, 2013)

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial di Kota

Palangka Raya selama periode 2009-2013 dapat diamati terhadap PMKS

yang memperoleh bantuan sosial dan penanganan penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

2.5. 1.12. Ketenagakerjaan

Tabel 2.61 Keadaan Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Pengangguran

Kota Palangka Raya Tahun 2009-2012 No

Karakteristik Tahun

2009 2010 2011 2012

1. Angka partisipasi angkatan kerja 87.692 99.736 110.326 94.054

2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

- - - -

3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 60,34 62,51 67,02 57,79

4. Pencari kerja yang ditempatkan 1.581 1.546 390 408

5. Tingkat pengangguran terbuka 9,17 8,48 3,82 6,38

6. Keselamatan dan perlindungan - - - -

7. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

- - - -

(Sumber:Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya, 2013)

88

Peningkatan jumlah penduduk Kota Palangka Raya berdampak

pada jumlah angkatan kerja yang juga mengalami peningkatan. Menurunnya

jumlah tenaga kerja di perusahaan dan jumlah pencari kerja mengindikasikan

dua hal penyebab yaitu meningkatnya jumlah wirausahawan, data yang

ditunjukkan di atas tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini

dikarenakan tidak semua para pencari kerja mendaftarkan dirinya di Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palangka Raya sehingga jumlah

mereka tidak dapat terdeteksi secara baik.

2.5. 1.13. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kinerja Pembangunan pada pelayanan urusan Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah di Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013 pada masing-

masing indikator sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 2.62 Jumlah Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

1. Persentase koperasi aktif 95,77 65,71 65,71 87,40 87,78

2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 8.988 9.985 10.005 10.374 10.374

3. Jumlah BPR/LKM 9 9 11 11 11

4. Usaha Mikro dan Kecil 8.997 9.994 10.016 10.385 10.385

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel di atas menunjukkan jumlah koperasi aktif dari tahun 2009

sampai dengan tahun 2013 mengalami fluktuasi. Sebagai badan usaha yang

penting dan jumlah koperasi yang aktif banyak maka perlu dilakukan

pengembangan koperasi baik di sisi masyarakat maupun pembina. Dampak

dari aktifnya koperasi ini maka pemahaman pola-pola pembinaan koperasi

oleh pemerintah selama ini sudah bisa dirasakan sesuai dengan kebutuhan

dan kepentingan anggota. Program-program yang dibiayai oleh pemerintah

telah sesuai sasaran atau bisa dinikmati oleh warga koperasi seluruhnya.

Contohnya penyaluran dana bergulir oleh pemerintah melalui koperasi.

Pemerintah melalui perbankan menyalurkan dana bergulir pada

koperasi untuk memperkuat permodalan koperasi, terutama unit simpan

pinjam. Selanjutnya, koperasi juga harus diberi kesempatan yang seluas-

luasnya untuk menciptakan jalinan kerjasama melalui jaringan usaha

89

koperasi, menggalang solidaritas serta melakukan joint venture antar

koperasi dan dengan non koperasi.

Usaha mikro dan kecil juga ditopang dengan semakin banyaknya

jumlah BPR yang berkembang di Kota Palangka Raya. Jumlah BPR dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dari 9-11

BPR.

2.5. 1.14. Penanaman Modal

Dukungan dalam peningkatan penanaman modal di Kota Palangka

Raya terlihat dari kemudahan prosedur administrasi dalam mengurus

investasi melalui pelayanan perizinan satu atap melalui Badan Pelayanan

Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu. Rencana penanaman modal

asing sampai dengan tahun 2012 menunjukkan peningkatan tetapi untuk

rencana penanaman modal dalam negeri di Kota Palangka Raya tidak ada

peningkatan alias stagnan/tetap.

Peningkatan investasi yang terjadi pada rencana PMA ada pada

sektor jasa lainnya, hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran sektor usaha

yang terjadi di Kota Palangka Raya dan berakibat pada meningkatnya

penanaman modal, khususnya dari investasi luar negeri (asing). Untuk

rencana PMDN belum terlihat rencana penambahan investasinya di Kota

Palangka Raya ini selama tahun 2013, investasi ini hanya meneruskan

investasi yang sedang berjalan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.

Tabel 2.63 Rencana PMDN yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor

di Kota Palangka RayaTahun 2011-2012

Sektor /Sub Sektor

2011 2012 2013

Jumlah investasi

Nilai

(Rp.Juta)

Jumlah investasi

Nilai

Rp. (Juta)

Jumlah investasi

Nilai

Rp. (Juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4. Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 0 0,00

6. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

8. Jasa Angkutan 1 6.250,00 1 6.250,00 1 6.250,00

9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 0 0,00

90

10.Jasa Lainnya 5 136.388,63 5 136.388,63 5 136.388,63

11. Industri Karet Remah

0 0,00 0 0,00 1 65.000

Jumlah 6 142.638,63 6 142.638,63 7 207.638.63

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.64 Rencana PMA yang disetujui Pemerintah Menurut Sektor di Kota

Palangka RayaTahun 2011-2013

Sektor /Sub Sektor

2011 2012 2013

Jumlah investasi

Nilai (000 US

$)

Jumlah investasi

Nilai (000 US

$)

Jumlah investasi

Nilai Rp. (Juta)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Perkebunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2. Perikanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

3. Kehutanan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

4. Pertambangan 0 0,00 0 0,00 0 0,00

5. Industri Kayu 0 0,00 0 0,00 2 666,94

6. Industri Kimia 0 0,00 0 0,00 0 0,00

7. Perhotelan 0 0,00 0 0,00 1 600,00

8. Jasa Angkutan 1 0,00 0 0,00 0 0,00

9. Real Estate 0 0,00 0 0,00 1 400,00

10.Jasa Lainnya 0 0,00 0 0,00 22 47.293,59

Rp. 104.312,57

11. Industri Karet Remah

0 0,00 0 0,00 0 0,00

Jumlah 0 0,00 0 0,00 26 48.960,53

Rp. 104.312,57

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya , 2013)

Tabel 2.65 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di

Kota Palangka Raya (Ribu US$) 2009-2013

No Tahun Jumlah Investasi

Rencana (Rp)

Realisasi %

1. 2009 11 34.098,03 1.206,00 3,54

2. 2010 21 38.900,53 606,00 1,56

3. 2011 25 43.900,53 1.424,94 3,25

4. 2012 26 47.700,53 1.495,31 3,13

5. 2013 26 48.900,53 1.450.17 2,96

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

91

Tabel 2.66 Rencana dan Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) di Kota Palangka Raya (Juta Rp.) 2009-2013

No Tahun Jumlah Investasi Rencana Realisasi %

1. 2009 10 453.745,11 320.376,70 70,61

2. 2010 4 132.738,63 29.894,00 22,52

3. 2011 5 142.638,63 993,48 0,70

4. 2012 5 142.638,63 384.126,74 269,30

5. 2013 7 207.638,63 384.126,74 185

(Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013)

Berdasarkan data yang berasal dari Badan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Tengah dalam Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya

2012 Tenaga kerja yang direncanakan untuk mengerjakan investasi PMA di

kota Palangka Raya pada tahun 2012 sebanyak 3.212 orang tenaga kerja

indonesia dan 84 orang tenaga kerja asing, tidak sesuai dengan realisasi

yang terjadi didalam pengerjaan investasi tersebut yaitu tenaga kerja

indonesia hanya 255 orang dan tenaga kerja asingnya 12 orang saja.

2.5. 1.15. Kebudayaan

Melalui Perpres No. 92 tahun 2011 fungsi kebudayaan diintegrasikan

dengan pendidikan. Berikut diuraikan kinerja kebudayaan di Kota Palangka

Raya.

- Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya

Seni dan budaya Kota Palangka Raya pun tidak terlepas dari

kebudayaan suku Dayak. Dalam tiga tahun terakhir ini telah diselenggarakan

festival seni dan budaya diantaranya experimentasi seni tari tradisional

Dayak, rekaman Karungut dan musik tradisional, ukiran dan seni patung

khas Dayak, Tatto Dayak, anyaman rotan dan purun, benang bintik, mandau

talawang, festival kesenian daerah dan luar daerah, tiwah, kuntau, pagelaran

dialog seni. Experimentasi seni yang dilaksanakan tersebut sebagai upaya

untuk memunculkan, mengembangkan daya dan kreativitas dari seniman,

sanggar, budayawan yang ada di Kota Palangka Raya dan sebagai ajang

pameran pembangunan kepada masyarakat. Rekaman karungut yang

92

merupakan lagu dan musik asli Suku Dayak dilakukan dalam rangka

memberdayakan rekaman pemusik lokal baik perorangan maupun kelompok

dan perakam lokal. Rekaman karungut tersebut saat ini telah dilakukan

pendistribusian hasil rekaman dalam jumlah yang terbatas ke masyarakat,

hotel, pertemuan, pameran regional ataupun nasional.

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan Dialog Seni dengan

menghadirkan tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, ahli kebudayaan

baik dari lokal maupun nasional. Tema dalam dialog Budaya tersebut

disesuaikan dengan kondisi kelokalan sebagai bentuk kepedulian dan

perhatian pemerintah secara menyeluruh terhadap pembangunan dan

pelestarian seni budaya yang ada di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.67 Jumlah Festival Seni Budaya Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013

No Uraian 2010 2011 2012 2013

1. Experimentasi Seni 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi 1 experimentasi

2. Rekaman karungut dan Musik Tradisional

1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman 1 Rekaman

3. Festival Kesenian dalam dan

1 festival 1 festival 1 festival 1 festival

4. Festival Kesenian luar Daerah

1 festival 1 festival 1 festival 1 festival

5. Pagelaran Dialog Seni 1 dialog 1 dialog 1 dialog 1 dialog

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)

Walaupun pagelaran atau festival seni dan budaya dari frekuensi

tidak terlalu banyak namun pelaksanaan festival seni di Kota Palangka Raya

telah berjalan dengan baik bahkan melewati target yang ditetapkan.

Alangkah baiknya jika festival seni dan budaya dapat dilaksanakan dengan

frekuensi yang lebih sering karena dapat memberikan ruang bagi kearifan

lokal sehingga akan memperkuat ciri khas bangsa Indonesia di tengah

gempuran kebudayaan asing.

Di sisi lain, pelaksanaan festival seni dan budaya tentunya akan

terkait dengan perkembangan ekonomi. Festival seni dan budaya dapat

menunjang kegiatan pariwisata sehingga dapat menggerakkan roda ekonomi

masyarakat. Pada tahun 2013, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Palangka Raya melaksanakan Festival Budaya Isen Mulang dan menyeleksi

93

Pemilihan Putra Putri Pariwisata yang merupakan agenda tahunan dan

bertujuan untuk mencari bibit-bibit siswa berprestasi bidang pariwisata,

kebudayaan, kesenian, baik pelajar di tingkat Sekolah Dasar/MI, SMP/MTs

hingga SMA/MA serta SMK maupun generasi muda.

- Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya

Sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya yang ada di Kota

Palangka Raya sangat terbatas. Terkait dengan hal ini maka perlu

diupayakan peningkatan jumlah sarana penyelenggaraan festival seni dan

budaya sehingga masyarakat umum khususnya generasi muda, budayawan,

seniman dapat lebih terintegrasi dengan kebudayaan lokal. Pada tahun

2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada bengkel kesenian, keberadaan

bengkel kesenian ini diharapkan sebagai sarana sebagai tempat praktek bagi

generasi muda, budayawan, seniman mengaktualisasi seni dan budaya lokal

sehingga degradasi seni dan budaya di era globalisasi dapat terkendali.

Pada tahun 2010-2013 di Kota Palangka Raya belum ada dewan

kesenian. Dewan kesenian ini nantinya dapat memperkuat kelembagaan

seni dan budaya yang ada di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.68 Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

No Uraian 2010 2011 2012 2013

1. Bengkel kesenian - - - -

2. Dewan Kesenian - - - -

3. Sanggar 14 set 14 set 14 set 14 set

(Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013)

- Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

Cagar budaya yang dilindungi di Kota Palangka Raya adalah

Sandung Ngabeh Soekah, Tugu Tiang Pancang Pembangunan Pertama

Provinsi Kalimantan Tengah, Rumah Tradisional Tjilik Riwut, Sandung Bawik

Kuwuh Mungku Baru, Rumah Tradisional Sei Gohong. Kondisi cagar budaya

tersebut dalam kondisi terawat dan baik kecuali Rumah Tradisional Sei

Gohong yang perlu ada perbaikan. Sandung, tugu dan rumah tradisional

94

tersebut dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang

agama. Hindu Kaharingan yang merupakan agama nenek moyang Suku

Dayak dan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa ini.

2.5. 1.16. Kepemudaan dan Olahraga

Organisasi kepemudaan di Kota Palangka Raya ada yang

merupakan organisasi nasional, organisasi regional dan organisasi

kedaerahan. Ini tentunya dapat menunjang peran pemuda dalam proses

pembangunan di Kota Palangka Raya. Disamping itu, menggambarkan

kapasitas pemerintah kota dalam memberdayakan masyarakat untuk

berperan serta dalam pembangunan dan dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin baiknya kesadaran masyarakat Kota Palangka Raya untuk

melakukan olahraga dan menjaga kesehatan.

Tabel 2.69 Organisasi Pemuda dan Sarana Olahraga Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah organisasi pemuda 9 15 20 25 30

2. Jumlah organisasi olahraga 20 35 45 55 63

3. Jumlah kegiatan kepemudaan 8 8 9 10 12

4. Jumlah kegiatan olahraga 9 11 12 15 14

5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)

2 4 7 12 15

6. Lapangan olahraga 20 30 45 55 60

(Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, 2013)

2.5. 1.17. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan

politik dalam negeri di Kota Palangka Raya selama periode 2009-2013 pada

masing-masing indikator disajikan pada tabel di bawah ini.

95

Tabel 2.70 Aspek Pelayanan Umum Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri Tahun 2009-2013

No Indikator Tahun (Persen)

2009 2010 2011 2012 2013

1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

100 100 100 100 100

2. Kegiatan pembinaan politik daerah 100 100 100 100 100

(Sumber: Badan Kesbangpol Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel di atas menggambarkan bahwa peran serta masyarakat dalam

pembangunan semakin meningkat seperti kegiatan pembinaan terhadap

LSM, Organisasi Masyarakat dan OKP. Selama tiga tahun yaitu 2009 hingga

tahun 2013 kegiatan pembinaan sebanyak 100%. Hal tersebut ditunjukkan

dengan semakin baiknya hubungan antara pemerintah dengan LSM, Ormas

dan OKP serta partai politik.

2.5. 1.18.Otonomi Daerah tentang Perangkat Daerah

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah

terkait dengan perangkat daerah di Kota Palangka Raya selama periode

2009-2013 ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.71 Aspek Pelayanan Umum Bidang Otonomi Daerah tentang

Perangkat Daerah

No Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

9,55 8,69 8,32 8,06 8.71

2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

39,80 40,73 40,06 39,19 47,04

3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan 23,33 23,33 20,00 20,00 31,00

4. Pertumbuhan ekonomi 6,09 5,55 6,95 6,99 7,55

5. Kemiskinan 4,76 5,24 4,69 4,24 -

6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

1 1 1 1 1

7. Penegakan PERDA 12 Perda 12 Perda 12

Perda 12

Perda 12

Perda

96

No Indikator Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

8. Cakupan patroli petugas Satpol PP

3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec

9.

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di kota

4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali

10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di kota

800

Orang 900

Orang 900

Orang 1.080 Orang

1.150 Orang

11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota (kecamatan) 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec

12.

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

15 menit 15 menit 15

menit 15

menit 15

menit

(Sumber:Dari berbagai sumber setelah diolah, 2013)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rasio Satpol PP terus

menurun, artinya cakupan pelayanan oleh petugas menjadi semakin kurang

baik. Hal ini berdampak kurang berdampak baik dalam membantu mengatasi

masalah keamanan masyarakat.

Selain polisi pamong praja, perlindungan masyarakat (Linmas) juga

berperan aktif dalam peningkatan upaya menjaga keamanan masyarakat.

Selama lima tahun terakhir, tercatat terjadi penambahan jumlah Linmas

sebanyak 180 orang. Bentuk pengamanan lain adalah berupa keberadaan

pos sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang berada di setiap

desa/kelurahan. Selama tiga tahun yaitu 2011-2013, jumlah siskamling yang

ada sampai pada tahun 2013 yang pembangunannya difasilitasi oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya sebanyak 27 unit diluar siskampling yang

dibangun masyarakat secara swadaya. Idealnya siskamling harus ada di

setiap RT (Jumlah RT di Kota Palangka Raya sebanyak 666 RT).

Kualitas pelayanan pemerintahan dan perizinan dapat ditunjukkan

oleh kesediaan sistem informasi pelayanan perizinan dan administrasi

pemerintah dan jumlah penegakan perda. Pada tahun 2013, sistem informasi

pelayanan perizinan dan administrasi pemerintah telah dibentuk dan

dioperasikan. Pada tahun 2013, penegakan perda telah dilakukan sebagai

97

upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalankan perda.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penegakan perda dan

pelanggaran K3 (Ketertiban, ketentraman, keindahan) masih kurang dapat

dilihat dari jumlah pelanggaran perda dan pelanggaran K3 (Ketertiban,

ketentraman, keindahan) yang terus meningkat.

2.5. 1.19. Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama

Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun 2010-2012

ketersediaan pangan antara 25.319,88 ton/tahun dalam bentuk beras. Dari

aspek jumlah menunjukkan bahwa pangan yang ada telah mencukupi

kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya yang memerlukan pangan

dalam bentuk beras sebesar antara 23.018,07-23.765,59 ton/tahun.Dengan

demikian kalau dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan beras yang ada

masih ada kelebihan beras sebesar antara 2301,81- 2376,56 ton/tahun.

Melihat kondisi yang demikian itu maka Kota Palangka Raya tidak

kekurangan beras, tetapi beras yang beredar justru sebagian besar bukan

berasal dari Kota Palangka Raya atau didatangkan dari luar misalnya dari

Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Kalimantan Selatan bahkan dari Pulau

Jawa.

Kondisi ini disebabkan karena produksi di Kota Palangka Raya

belum mampu mencukupi kebutuhan pangan utama masyarakat. Kontradiktif

dengan luasnya Kota Palangka Raya, kurangnya produksi beras tersebut

disebabkan karena untuk menanam padi dan memeliharanya memerlukan

biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh oleh

petani.

Sebagai kota yang berkembang cepat, tentu memiliki jumlah

penduduk yang terus bertambah dengan areal pertanian yang pemanfaatan

untuk sektor lain misalnya jasa, perdagangan tentu berakibat makin

sempitnya lahan pertanian. Sebuah tantangan ke depan diharapkan Kota

Palangka Raya mampu secara mandiri memproduksi beras. Berikut ini

dijelaskan produksi padi dan jumlah jiwa yang ada di Kota Palangka Raya

selama 4 tahun terakhir dari 2010-2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

98

Tabel 2.72 Produksi, Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan Kota Palangka Raya

Tahun 2010-2013

No Tahun Jumlah

Jiwa

Kebutuhan Pangan

(Ton)

Produksi (kg)

Ketersediaan Pangan

Berdasarkan Produksi

(kg)

Ketersediaan Pangan dari Luar Daerah

(ton)

Ketersediaan Pangan

(ton)

1. 2010 220.962 23.765,59 275,26 154,75 25.987,40 26.142,15

2. 2011 224.663 23.018,07 439,27 246,96 25.072,92 25.319,88

3. 2012 231.959 23.659,82 12,00 6,75 26.019,05 26.025,80

4. 2013 244.500 30.690,00 90,00 50,40 33.707,00 33.759,00

(Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Palangka Raya, 2013)

2.5. 1.20. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya melalui

LKK/LPM, PKK, LSM, posyandu serta karang taruna. Aspek penting dalam

suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun

sendiri oleh masyarakat dan mampu menjawab kebutuhan dasar

masyarakat.

Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) merupakan Lembaga

yang dibentuk oleh masyarakat kelurahan sebagai wujud partisipasi

masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian. Selama 5 (lima)

tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 LKK yang di Kota Palangka

Raya tetap sama jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah

30 (tiga puluh) dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang

merupakan mitra kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan

pembangunan. Demikian juga, PPK di Kota Palangka Raya selama 5 (lima)

tahun mulai tahun 2009 sampai dengan 2013 PPK yang tetap sama

jumlahnya tidak mengalami penambahan yaitu berjumlah 30 (tiga puluh)

dimana setiap kelurahan terdapat 1 (satu) LKK yang merupakan mitra

kelurahan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan. Ditambah

dengan PKK Kecamatan sebanyak 5 (lima) serta PPK kota sebanyak 1

(satu).

99

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah Organisasi/Lembaga

yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia

secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak dibidang

kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai wujud

partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian

secara swadaya.

LSM dapat pula mengembangkan programnya sendiri dan bersinergi

dengan program pemerintah. Besarnya jumlah LSM aktif akan

menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk mewujudkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Besarnya posyandu yang aktif juga menunjukkan ketersediaan

fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk

meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan

bidang kesehatan ibu, balita di Kota Palangka Raya. Untuk mengetahui

secara detail keberadaan peran LKK, PKK, LSM dan posyandu dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.73 Pemberdayaan Masyarakat Kota Palangka RayaTahun 2009-2013

No Pemberdayaan Masyarakat 2009 2010 2011 2012 2013

1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

30 30 30 30 30

2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

30 30 30 30 30

3. Jumlah LSM 285 296 308 314 317

4. LPM Berprestasi - - - - -

5. PKK aktif 30 30 30 30 30

6. Posyandu aktif 105 120 120 124 124

(Sumber : Berbagai Sumber setelah diolah, 2013)

2.5. 1.21. Statistik dan Kearsipan

Sejalan dengan tugas penyediaan data, Badan Statistik Kota

Palangka Raya telah bekerja sama dengan instansi terkait telah menerbitkan

100

dokumen resmi yang harus tersedia pada suatu wilayah. Dokumen dalam

Angka sebagai dokumen data resmi tersedia di Kota Palangka Raya secara

lengkap misal Selayang Pandang Kota Palangka Raya, Kota Palangka Raya

Dalam Angka, Kecamatan Pahandut Dalam Angka, Kecamatan Sabangau

Dalam Angka, Indikator Ekonomi Kota Palangka Raya dan PDRB Kota

Palangka Raya dan sebagainya. Sejalan dengan kelengkapan yang

diharuskan ada dalam sebuah dokumen, Kota Palangka Raya dalam Angka

telah memenuhi standar isi yang ditetapkan.

Namun demikian masih terdapat data detail yang memang tidak

tersedia dalam Statistik tetapi tersedia di SKPD yang mengampu. Aspek

penting lain dari data statistik adalah terjadinya perbedaan data yang ada di

SKPD dengan yang ada di dokumen Statistik. Hal ini terjadi akibat dari

metode pengumpulan data yang berbeda. Perbedaan itu muncul diakibatkan

dari tujuan pengumpulan yang memang berbeda. Statistik memiliki standar

metodologi yang telah baku demi mendapatkan data yang dapat

diperbandingkan secara regional maupun nasional. Sementara itu data di

SKPD lebih berkaitan dengan tujuan pengambilan kebijakan yang mendesak

dan detail.

2.5. 1.22. Komunikasi dan Informatika

- Komunikasi dan Informasi

Layanan komunikasi dan informasi merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan intelektual masyarakat dan diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal perkembangan teknologi yang

semakin pesat, Keberadaan layanan komunikasi dan informasi ini dapat

mendukung kemajuan usaha diberbagai sektor bagi masyarakat Kota

Palangka Raya.

101

Tabel 2.74 Layanan komunikasi dan informasi Tahun 2010-2013

No Indikator 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah jaringan telepon seluler/ dibandingkan telepon stasioner

350/7 370/8 406/10 470/12

2. Rasio wartel terhadap penduduk 1/90 1/90 2/100 2/96

3. Rasio surat kabar nasional terhadap surat kabar lokal

4/5 4/7 4/9 5/10

4. Rasio penyiaran radio lokal terhadap jaringan televisi yang masuk ke daerah

16/4 16/5 23/04 20/15

5. Ada tidaknya website milik pemerintah

1 1 1 1

6. Jumlah pameran/ ekspo yang dilakukan setiap tahun

0 0 0 0

(Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Palangka

Raya, 2013)

2. Jaringan Komunikasi

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang efektif dan

efisien kepada masyarakat dalam program pembinaan, pengembangan dan

pemberdayaan layanan jasa akses telekomunikasi sangat diperlukan

keterlibatan berbagai unsur seperti pemerintah, kalangan pengusaha,

maupun masyarakat. Perkembangan jaringan komunikasi di Kota Palangka

Raya terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang tinggi ini dengan

banyaknya jaringan komunikasi yang dibedakan menjadi seluler dan telepon

stationer. Jumlah operator jaringan seluler (telpon genggam) di Kota

Palangka Raya sebanyak 7 operator sedangkan operator jaringan telepon

stationer sebanyak 1 operator. Di Kota Palangka Raya jaringan komunikasi

yang ada diantaranya AXIS, 3 (Tri), Indosat, Star One, Telkomsel, XL, Flexy.

Jaringan komunikasi seluler tersebut tidak semua dapat dimanfaatkan di 5

(lima) kecamatan di Kota Palangka Raya hanya jaringan Indosat (Mentari)

dan Telkomsel (HALO, SimPATI dan AS) yang dapat dimanfaatkan di 4

kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sabangau, Bukit Batu) dan

Kecamatan Rakumpit sebagian wilayah yang terjangkau oleh operator.

102

Sedangkan jaringan komunikasi dalam bentuk telepon dengan

operator dari Telkom Indonesia yang dapat dimanfaatkan di 2 (dua)

kecamatan (Kecamatan Pahandut, Jekan Raya).Dengan banyaknya jaringan

komunikasi di Kota Palangka Raya membuka peluang usaha dari berbagai

sektor baik dari sektor Perbankan, Pertanian, perdagangan, perindustrian,

jasa karena memberikan kemudahan dalam melakukan interaksi di

masyarakat, kita bisa tepat berkomunikasi tanpa harus memperhitungkan

ruang dan waktu. Berikut ini data menara telekomunikasi di Kota Palangka

Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.75 Data Menara Telekomunikasi Kota Palangka Raya Tahun 2013

No Operator Jumlah Menara

1. PT. Telkomsel 59

2. PT. Indosat 18

3. PT. XL Axiata 9

4. PT. Hutchinson Cp Tel. (Three) 17

5. PT. Telkom (Flexy) , 8

6. PT. Indosat-Star One DMA 9

7. PT. Mobile 8 (fren) -

Jumlah 120

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

Perkembangan menara telekomunikasi tersebut diatas oleh

Pemerintah Kota Palangaka Raya dilakukan restribusi pengendalian menara

komunikasi sesuai dengan Perda Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun

2011 yang bertujuan untuk menggali pendapatan asli daerah guna

pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah.

Restribusi dilakukan terhadap orang pribadi atau badan yang menggunakan

atau menikmati pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi sebesar 2

% (dua persen) dari nilai jual obyek pajak bangunan yang digunakan sebagai

dasar perhitungan pajak bumi dan bangunan terhadap bangunan menara

telekomunikasi seluler.

103

3. Rasio Wartel/Warnet Terhadap Penduduk

Angka rasio warnet/wartel per 1000 penduduk pada tahun 2012 di

Kota Palangka Raya sebesar 0,45 dengan jumlah wartel/warnet sebanyak

100 buah. Di setiap kecamatan tidak merata, berdasarkan rasio

warnet/wartel per 1000 penduduk di Kecamatan Pahandut, Bukit Batu dan

Jekan Raya lebih mudah mendapatkan layanan wartel/warnet dibandingkan

dengan Kecamatan Sabangau dan Rakumpit. Sejalan dengan banyaknya

jaringan telekomunikasi di Kota Palangka Raya maka akan membuka

peluang usaha bagi para wirausahawan dengan memanfaatkan jaringan

komunikasi. Namun demikian, wartel atau warnet yang berkembang di Kota

Palangka Raya didominasi oleh game online ini dikawatirkan berdampak

negatif terhadap penggunanya yang kebanyakan usia remaja. Berikut ini

rasio warnet/wartel per 1000 penduduk Kota Palangka Raya tahun 2012

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.76 Rasio Warnet/Wartel per 1000 Penduduk Kota Palangka Raya

Tahun 2013

No Kecamatan Jumlah Wartel Jumlah Penduduk Rasio Wartel

terhadap 1000 Penduduk

1. Pahandut 60 78.504 0,76

2. Jekan Raya 30 116.478 0,26

3. Sabangau 1 14.546 0,07

4. Bukit Batu 9 12.132 0,74

5. Rakumpit - 3.003 0,00

Jumlah 100 224.663 0,45

(Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kota Palangka Raya, 2013)

4. Surat Kabar Nasional/Lokal

Surat kabar yang ada beredar dibedakan media nasional dan lokal di

kalangan masyarakat Kota Palangka Raya. Media nasional yang beredar

diantaranya Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Banjarmasin Post

sedangkan media lokal diantaranya Palangka Pos, Kalteng Pos, Tabengan,

Palangka Raya Ekspress, Megapos, Radar Palangka, Borneo News, Fattala,

Media Kalimantan. Kesemuanya itu memberikan informasi yang terjadi di

dalam dan luar negeri sehingga masyarakat dapat memilih dengan bijak

104

informasi yang dibutuhkan untuk keperluan informasi baik bisnis maupun

sosial.

5. Penyiaran Televisi Nasional dan Lokal

Tedapat 11 stasiun televisi nasional yang salurannya dapat

ditangkap di Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya TVRI, TV

ONE, Metro TV, RCTI, SCTV, Trans TV, MNCTV, Global TV, ANTV, Trans 7,

Fiesta TV, Sindo TV. Stasiun televisi lokal yang salurannya dapat ditangkap

melalui antena di Kota Palangka Raya melalui diantaranya Borneo TV,

Camar TV, Kalaweit Media, Duta Televisi Kalteng, Kalimantan Citra Televisi,

TVRI Kalteng. Sedangkan untuk stasiun televisi kabel yang salurannya dapat

ditangkap di Kota Palangka Raya sebanyak tiga saluran diantaranya oleh

PT. Citra Ilham Mandiri, PT. Provision Mandiri Netlink, PT. Permata Citra

Kahayan.

6. Penyiaran Radio Nasional dan Lokal

Tedapat 4 stasiun radio nasional yang salurannya dapat ditangkap di

Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya RRI PRO I Palangka Raya

FM 89.2 MHz, RRI PRO II Palangka Raya FM 92.4 MHz, RRI PRO III

Palangka Raya FM 95.1 MHz, RRI PRO IV Palangka Raya FM 95.9 MHz.

Sedangkan untuk stasiun radio lokal yang salurannya dapat ditangkap di

Kota Palangka Raya melalui antena diantaranya Radio Sangkakala, Radio

Garantung, Radio Suara Duhup Haduhup (Sarita), Radio Kidung Shaloom,

Radio Dian Mandiri Barigas, Radio Evella Cahnnel, Radio Swara PKBI,

Radio Kalaweit, Radio Kalteng Pos, Radio Cinderanada Awigra, Radio

Cahaya Niki Sae, Radio Swara Navaria, Radio Borneo Citra Vokalia, Radio

Duta Swara Indah, Radio Ozonindo, Radio Wahana Suara Ewanglion (LPK).

7. Web Site Milik Pemerintah

Web Site yang dimilik oleh Pemerintah Kota Palangka Raya

diantaranya :

- www.Palangka Raya.go.id

- bappeda.Palangka Raya.go.id

105

- www.blh.Palangka Raya.go.id

- www.kppt.Palangka Raya.go.id.

- www.dinkes.Palangka Raya.go.id

- www.kemenagkota.Palangka Raya.go.id

- www.lpse.Palangka Raya.go.id

Dengan adanya web site milik pemerintah dapat dengan mudah memberikan

informasi yang cepat kepada masyarakat tanpa dibatasi dengan ruang dan

waktu, namun informasi yang disampaikan tersebut tentunya harus Up to

date.

- Jumlah Pameran atau Expo

Dimulai dari peringatan HUT Koperasi dan Hari Jadi Kota Palangka

Raya dan Pemerintah Kota Palangka Raya yang dilaksanakan di beberapa

tempat yang berbeda Lapangan Mantikei, Gedung Tambun Bungai, Gedung

KONI berkembang menjadi Palangka Raya Fair yang merupakan agenda

tahunan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kegiatan Pameran ini bertujuan

memberikan informasi hasil pembangunan, pengembangan ekonomi

kerakyatan untuk peluang investasi atau permodalan bagi pengembangan

UMKM, sarana promosi agribisnis dan industri, menarik investor untuk

menamkan investasi di Kota Palangka Raya.

Pada tahun 2013 Kota Palangka Raya melaksanakan Palangka

Raya Fair dengan mengundang pelaku usaha yang ada di Palangka Raya

dengan konsep menggunakan stand untuk pelaku usaha dan pasar rakyat

untuk masyarakat umum. Akan tetapi total pameran yang dilaksanakan di

Kota Palangka Raya hanya sebanyak 1 kegiatan dan angka ini terus sama

dari tahun 2010 hingga tahun 2013.

Diharapkan pada saat mendatang jumlah peserta pameran dapat

bertambah dengan mengundang pelaku usaha dari luar daerah dan instansi

teknis provinsi atau nasional. Diharapkan mampu menggerakkan roda

ekonomi masyarakat melalui pemberian ruang bagi usaha mikro, kecil dan

menengah dalam memasarkan produknya melalui penjualan produk maupun

transaksi bisnis.

106

2.5. 1.23. Perpustakaan

Jumlah perpustakaan yang berada di Kota Palangka Raya pada

tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada

Tahun 2009-2013 jumlah perpustakaan masing-masing sebanyak 3 (tiga), 9

(sembilan), 23 (dua puluh tiga), 30 (tiga puluh), 49 (empat puluh sembilan)

perpustakaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah perpustakaan maka

koleksi buku yang tersedia juga ditambah dan selalu meningkat setiap tahun.

Dengan adanya penambahan perpustakaan dan koleksi buku maka

disertai dengan peningkatan pengunjung perpustakaan umum kota dimana

pada tahun 2009 jumlah pengunjung 242 orang, tahun 2010 jumlah

pengunjung 300 orang, tahun 2011 jumlah pengunjung 406 orang, tahun

2012 jumlah pengunjung 613 orang, tahun 2013 jumlah pengunjung

sebanyak 286 orang atau menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,

dikarenakan perhitungan untuk tahun 2013 dicatat pada semester pertama

saja. Berikut ini disajikan jumlah perpustakaan, pengunjung dan koleksi buku

di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.77 Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku

di Kota Palangka Raya Tahun 2009 - 2013 No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

(Semester 1)

1. Pengelolaan Arsip Secara Baku (Lembar)

- - - 400 700

2. Jumlah Perpustakaan 3 9 23 30 49

3. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya

242 300 406 613 286

4. Jumlah Pengunjung Mobil Perpustakaan Keliling

- 10200 20494 19739 9773

5.

Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya (Jumlah Judul)

727 990 3264 4159 5973

6.

Koleksi Buku yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Palangka Raya (Jumlah Buku)

3041 3998 9002 12499 17704

(Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Palangka Raya, 2013)

107

2.5.2. Urusan Pilihan

2.5.2.1. PertanianTanaman Pangan

- Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam membangun

perekonomian. Dengan dikembangkannya kegiatan pertanian di wilayah

Kota Palangka Raya maka akan lancar pula kegiatan jasa dan bisnis yang

berbasis agribisnis. Pertanian yang maju akan terlihat pada meningkatnya

produktivitas pertanian. Di sisi lain, meningkatnya produktivitas pertanian

akan menjadi penyangga ketahanan pangan di Kota Palangka Raya.

Permasalahan produktivitas pertanian bersumber dari kualitas lahan. Di Kota

Pangka Raya hampir tidak dapat menghasilkan padi sawah, sehingga untuk

tanaman pangan bertumpu pada padi ladang dan palawija. Tabel 2.79

menyajikan luas produksi dan produktivitas padi ladang dan palawija.

Tabel 2.78 Produksi dan Produktivitas Padi dan Palawija

di Kota Palangka Raya No Tahun Padi Palawija

Luas tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (ton/Ha)

Luas tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (ton/Ha)

1. 2009 418 688 1,64 1.390 4.490 3,23

2. 2010 213 275 1,29 1.272 3.610 2,83

3. 2011 235 439 1,86 1.267 3.478 2,74

4. 2012 36 12 0,33 528 1.256 2,37

5. 2013 193 82 0,42 820 2.171 2,64

Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya,

2013)

Penurunan produksi padi dan palawija tersebut sangat dipengaruhi

oleh penurunan luas panen tiap komoditi. Hal ini disebabkan lahan di Kota

Palangka Raya kebanyakan gambut, rawa, berpasir sehingga petani tidak

menanam komoditi tersebut karena biaya produksi yang besar mulai dari

penanaman, pasca panen dan pemasaran.

Bahan pangan lain yang mulai berkembang di Kota Palangka Raya

adalah buah-buahan (lihat tabel 2.79) dan sayur-sayuran (lihat tabel 2.80).

Pada saat musim panen buah-buahan banyak sekali atau over produksi.

Tetapi buah-buahan yang ada tersebut di Kota Palangka Raya belum

108

memasuki industriasi yang bersifat komersil atau pengolahan. Produksi

buah-buahan bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.79 Produksi Buah-Buahan Kota Palangka Raya 2008-2012 (Ton)

No Jenis Buah-

buahan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Sawo 27,87 35,32 39,13 45,41 59 59

2. Pepaya 62,58 62,52 84,80 114,85 177 177

3. Pisang 718,19 757,89 999,00 1.012,00 907,00 907,00

4. Nenas 633,41 434,01 873,00 980,82 1.121,00 1.121,00

5. Salak 8,00 12,33 10,94 10,95 10,00 10,00

6. Nangka 694,36 696,21 941,00 939,41 1.187 1.187

7. Rambutan 108,07 118,13 138,6 147,61 272,00 272,00

8. Duku/Langsat 79,65 83,00 121,40 133,24 87,00 87,00

9. Cempedak 278,02 286,87 406,30 463,05 504,00 504,00

10. Jeruk 32,54 60,51 90.40 110,33 184,00 184,00

11. Durian 34,55 121,78 175,70 213,02 303,00 303,00

12. Jambu 65,47 83,76 92,70 115,13 131,00 131,00

13. Alpukat 10,20 15,55 15,80 13,65 13,00 13,00

14. Buah-buahan lainnya 279,00 298,00 387,00 406,50 410,00 410,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

Sayur-sayuran tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar

di Kota Palangka Raya.

Tabel 2.80 Produksi Sayur-Sayuran Kota Palangka Raya 2008-2013 (Ton)

No Jenis Buah-

buahan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Tomat 117,70 92,00 247,00 23,15 447,00 447,00

2. Lombok 209,80 231,00 317,00 357,75 587,00 587,00

3. Terong 509,72 687,10 709,00 747,21 907,00 907,00

4. Sawi 1.120,10 1.136,55 1.1558,00 1.496,50 1.190,00 1.190,00

5. Kacang-kacangan

1.628,42 1.648,00 2.265,00 2.378,5 1.941,00 1.941,00

6. Ketimun 410,06 410,06 570,70 581,72 904,00 904,00

7. Bayam 524,65 546,55 729,90 816,08 1.016,00 1.016,00

8. Kangkung 874,60 972,05 1.216,00 1.224,15 922,00 922,00

9 Lainnya 869,83 880,00 1.100,00 1.155,00 972,00 972,00

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

109

Kesulitan petani umumnya adalah memperoleh akses permodalan

dari sektor perbankan karena status kepemilikan lahan petani yang masih

belum bersertifikat, sehingga lahan belum bisa dijadikan sebagai jaminan

untuk memperoleh modal usaha melalui perbankan. Selain itu juga

keterbatasan akses permodalan disebabkan oleh kurangnya informasi

tentang permodalan melalui perbankan. Namun pemerintah Kota Palangka

Raya berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada kelompok petani

yang berada di Kota Palangka Raya ini. Pelayanan ini dapat terlihat pada

upaya untuk membantu kelompok petani.

Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan

jumlah kelompok petani dan regu proteksi tanaman yaitu pada tahun 2008

terdapat 149 kelompok petani dan regu proteksi tanaman berkembang

selama 5 (lima) tahun menjadi 181 kelompok petani dan regu proteksi

tanaman pada tahun 2012. Sebagaian kelompok petani dan regu proteksi

tanaman tersebut mendapatkan bantuan atau hibah dalam bentuk jasa,

modal, barang dari Pemerintah Kota, Provinsi atau Pusat. Kelompok Tani

dan Regu Proteksi Tanaman di Kota Palangka Raya bisa dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2.81 Kelompok Tani dan Regu Proteksi Tanaman Kota Palangka Raya

2008-2012

No Jenis Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Kelompok Tani 149 157 144 180 181 181

2. Regu Proteksi Tanaman 149 157 144 180 181 181

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah kota terhadap petani

cukup tinggi terutama petani yang masih memiliki modal yang terbatas.

Pengembangan teknologi tepat guna bagi pertanian tentunya banyak

dilaksanakan diberbagai institusi baik instansi teknis pemerintah dan

penelitian pengembangan (litbang). Namun yang tidak kalah pentingnya

adalah bagaimana mentransfer dan mensosialisasikan berbagai inovasi

110

kepada para petani. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya

manusia pelaku usaha tani yaitu petani itu sendiri. Rendahnya kualitas

sumber daya manusia ditandai oleh tingkat pendidikan dan keterampilan

yang rendah sehingga dapat mempengaruhi tingkat keberdayaan petani

pada khususnya.

2.5.2.2. Kehutanan dan Perkebunan

- Kehutanan

Sumber daya kehutanan merupakan potensi yang sangat strategis

untuk wilayah Kota Palangka Raya dan memiliki peranan yang sangat besar

bagi perkembangan daerah Kota Palangka Raya, yang diindikasikan dengan

peranan kehutanan dan perkebunan dalam memberikan kontribusi bagi

daerah dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penyerapan

tenaga kerja, dan sebagai penunjang kehidupan masyarakat. Luas kawasan

yang memungkinkan untuk diusahakan dan dimanfaatkan di Kota Palangka

Raya seluruhnya seluas 248.754,72 Ha.

Kota Palangka Raya berupaya mengembalikan dan meningkatkan

kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan

indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota

ditetapkan suatu kawasan hutan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang

pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota

melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal

17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota yang terbesar di dunia.

Kawasan tersebut terbagi dalam wilayah pengembangan

berdasarkan zonasi-zonasi berdasarkan jenis tumbuhan dan vegetasi antara

lain: Zonasi Vegetasi Alami merupakan kawasan yang tetap dipertahankan

menjadi lokasi dengan vegetasi/tumbuhan alami dan khas rawa gambut,

Zonasi Vegetasi Non Alami (perkayaan) dengan jenis Anggrek lokal

Kalimantan Tengah dan tanaman adaptif lainnya. Zonasi ini akan

ditempatkan pada kawasan yang kurang memiliki vegetasi alami.

Untuk memberikan manfaat secara maksimal, maka kawasan Hutan

Kota akan dibangun dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain

111

halaman parkir, bangunan pusat informasi kawasan, rest room, ruang

pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan kecil, dan

sebagainya. Selain itu pada kawasan ini akan dikembangkan sarana

pengembangan perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi,

akuarium air tawar yang berisi berbagai jenis ikan air tawar serta didukung

dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya.

Hutan kota dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan meliputi

penelitian dasar dan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan

penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.

- Perkebunan

Terdapat beberapa tanaman perkebunan penting di Kota Palangka

Raya, yaitu karet, kopi, kelapa sawit dan kelapa serta jambu mete. Luas

areal kelapa sawit meningkat dengan sangat cepat sedangkan untuk

komoditi lain relatif tidak mengalami perubahan (lihat tabel 2.82).

Meningkatnya kerjasama lintas sektoral terutama dalam penanaman modal

di bidang perkebunan, jenis tanaman perkebunan karet luas arealnya dari

tahun ke tahun terus meningkat. Untuk perkebunan terdapat 4 (empat)

perusahaan perkebunan besar swasta kelapa sawit dengan luas lokasi

secara keseluruhan berjumlah sekitar 55.800 Ha, dimana 2 (dua)

perusahaan masih berstatus arahan lokasi, 1 (satu) perusahaan sedang

dalam proses pengajuan permohonan arahan lokasi, dan 1 (satu) lagi dalam

proses permohonan persetujuan prinsip perkebunan kelapa sawit.

Dilihat dari produktivitasnya maka karet adalah tanaman perkebunan

yang memiliki potensi sangat baik. Sebagai tanaman tradisional rakyat karet

memang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Karet tidak diragukan

adalah tanaman tradisional yang telah menjadi bagian dari masyarakat. Dari

perspektif lingkungan karet juga lebih baik. Secara ekonomi karet juga lebih

tahan terhadap gejolak pasar. Namun sangat disayangkan bahwa karet

belum dimanfaatkan secara baik, belum ada upaya yang sungguh-sungguh

untuk meningkatkan nilai tambahnya.

112

Tabel 2.82 Tanaman Perkebunan Kota Palangka Raya 2008-2013

NO Jenis

Tanaman

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

Luas (Ha)

Produksi (Ton)

1. Karet 4.308,8 371,

7 1.700,

21 365,73

4.249,8

1.003,7

4.391

802,9

4.483,5

2.931,1

4.483,5

2.931,1

2. Kopi 2,20 0,2 2,20 - 2,20 0,2 2,20 - - - - -

3. Kelapa 193,30 31,1

6 193,40 40,85

193,50

63,60

193,70

59,80

193,70

65,60

193,70 65,6

0

4. Jambu Mete

27,40 3,43 27,40 1,96 27,40 4,50 22,2

0 3,50

14,20

2,00 14,20 2,00

5. Coklat 1,00 - - - 1,00 - - - -

6. Kelapa Sawit

69,00 - 110,90 - 168,4

0 -

168,40

13,55

732,40

151,00

732,40 151,00

(Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya, 2013)

2.5.2.3. Perikanan dan Peternakan

Produksi perikanan di Kota Palangka Raya berasal dari perikanan

darat (rawa, danau, sungai) dan budidaya perikanan dengan menggunakan

kolam, karamba dan jaring apung. Produksi ikan yang dihasilkan Kota

Palangka Raya cukup fluktuatif (lihat tabel 2.83), sehingga nilai

produksinyapun fluktuatif. Produksi yang fluktuatif terkait hal ini disebabkan

belum dikelolanya usaha budidaya perikanan secara optimal dan sebagian

besar masih ketergantungan dengan hasil tangkapan dari perairan umum

sehingga produksinya ditentukan oleh lamanya musim kering /kemarau

setiap tahun.

Tabel 2.83 Produksi dan Nilai Ikan, Konsumsi Ikan Kota Palangka Raya Tahun

2008-2013

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Produksi Ikan (ton)

1.892,2 1.847,65 1.868,4 1.968,51 1.344,90 2.219,75

2. Nilai Produksi (juta)

37.844 36.953 46.710 49.212,75 40.347 66.592,5

3. Konsumsi Ikan (kg/kap/th)

25 28 29 36 36 36,50

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

113

- Peternakan

Pembangunan sub sektor peternakan yang dilaksanakan merupakan

upaya mewujudkan peternakan yang tangguh dan profesional, diarahkan

pada usaha peningkatan populasi dan produksi ternak, serta hasil ikutannya

yang merupakan sumber protein hewani sehingga dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Di pinggiran kota dikembangkan ternak

berupa babi, ayam buras dan bebek sedangkan di Kelurahan di luar Kota

Palangka Raya dikembangkan ternak sapi potong, kambing dan ayam buras.

Perkembangan ternak besar, sapi dan kerbau terlihat menunjukkan

penurunan sedangkan ternak kecil seperti unggas menunjukan peningkatan

yang cukup signifikan. Sapi dan kerbau sesungguhnya cukup potensial untuk

dikembangkan di Kota Palangka Raya mengingat luasnya lahan, namun

demikian ternak sapi dan kerbau membutuhkan modal besar dan tidak

mudah dijadikan uang kas. Itulah sebabnya maka peternak lebih memilik

ternak kecil yang modalnya cukup fleksibel dan mudah dijadikan uang kas.

Potensi ini sangat baik untuk ditangkap oleh pemerintah daerah jika hendak

menjadikan Palangka Raya sebagai lumbung ternak besar.

Tabel 2.84 Populasi Ternak Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No Jenis Ternak

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Sapi 3.236 3.300 3.369 1.707 1.919 1.919

2. Kerbau 49 60 42 37 37 37

3. Kambing 1.703 1.890 1.909 2.308 2.308 2.308

4. Domba - - - - - -

5. Babi 11.313 7.888 12.124 13.080 13.080 13.080

6. Kuda - - 3 3 - -

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.85 Populasi Unggas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No Jenis Ternak

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Ayam Ras Petelor - - 1 000 9.000 27.000 27.000

2. Ayam Kampung 140.774 147.813 153.641 172.454 172.577 172.577

3. Ayam Broiler 988.449 1.008.218 1.066.450 1.110.109 1.262.993 1.262.993

4. Itik 2.841 3.567 3.954 4.202 4.554 4.554

5. Kelinci - - 19 189 189 189

(Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2013)

114

2.5.2.4. Energi dan Sumber Daya Mineral

Usaha tambang perorangan maupun badan usaha pada tahun 2012

yang aktif berproduksi atau memiliki ijin adalah sebanyak 14 (empat belas)

usaha pertambangan terdiri dari eksplorasi Batu Bara, eksploitasi dan

eksplorasi pasir (golongan C), produksi zirkon. Eksploitasi pasir dilakukan

untuk memenuhi permintaan pasar, terutama kebutuhan material bangunan

untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Palangka Raya,

Kabupaten Katingan dan Pulang Pisau serta daerah sekitarnya.

Selain potensi di atas terdapat jenis mineral lainnya yaitu: pasir

kuarsa, kaolin, emas dan batu bara. Endapan batubara yang terdapat di

wilayah Kecamatan Rakumpit yang tersebar di setiap kelurahan. Di

Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan

0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei

Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m,

dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar

anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga

sekitar 40 miring ke arah timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam

hingga kecoklatan, dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa

tanaman berupa ranting atau kayu.

Pemanfaatan pertambangan di Kota Palangka Raya berorientasi

pada kelestarian alam, memperhatikan kerusakan hutan, keanekaragaman

hayati dan pencemaran lingkungan, meningkatkan peluang usaha

pertambangan skala kecil di wilayah terpencil, meningkatkan manfaat

pertambangan dan nilai tambah dan menerapkan good mining practice di

lokasi tambang yang sudah ada. Terdapat pertambangan yang tanpa ijin

beroperasi di Kota Palangka Raya. Dengan demikian perusahaan yang ada

kurang memiliki kesadaran tentang hukum, terutama untuk mengurus ijin

pertambangan.

Pada aspek energi, jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik

dibedakan menjadi 2 bagian yaitu energi PLN dan Non PLN.

115

Tabel 2.86 Jumlah Keluarga Yang Menggunakan Listrik PLN Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2013

No Jangkauan Pelayanan

Energi Listrik 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah keluarga yang menggunakan listrik PLN

158.135 238.743 366.389 -

2. Jumlah keluarga yang menggunakan listrik Non PLN

214 294 287 213 285

(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

Sedangkan sarana pelayanan bahan bakar di Kota Palangka Raya

dibedakan menjadi 3 yaitu SPBU, Depo/Agen Minyak Tanah, UPPDN

Pertamina. Dari ketiga sarana pelayanan bahan bakar tersebut jumlahnya

selalu meningkat dari tahun ke tahun selama 5 (lima) tahun terakhir.

Barangkali ini disebabkan karena permintaan bahan bakar yang meningkat

baik dipergunakan atau konsumsi rumah tangga, alat transportasi,

perdagangan, perhotelan, industri bahkan untuk fasilitas-fasilitas lainnya.

Tabel di bawah ini disampaikan secara rinci sarana pelayanan bahan bakar

dan konsumsi bahan bakar di Kota Palangka Raya dari tahun 2009-2013.

Tabel 2.87 Sarana Pelayanan Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Sarana Pelayanan Bahan

Bakar 2009 2010 2011 2012 2013

1. SPBU 6 6 7 9 10

2. Depo/Agen Minyak Tanah 702 751 928 970 970

3. UPPDN Pertamina 1.942 2.859 2.704 2.717 2.903

(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

Tabel 2.88 Konsumsi Bahan Bakar Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Konsumsi Bahan

Bakar 2009 2010 2011 2012 2013

1. Bensin (liter) 64.325 64.339 64.911 65.668 65.705

2. Minyak Tanah (liter) 13.203 13.210 13.216 13.247 13.450

3. Solar (liter) 21.087 21.458 21.864 22.024 26.425

4. Elpiji 12 kg 188.679 202.731 213.442 230.860 102.060

5. Elpiji 12 kg 5.672 9.114 11.935 2.851

(Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Palangka Raya, 2013)

116

2.5.2.5. Kepariwisataan

Obyek Wisata di Palangka Raya berorientasi pada alam dan cagar

budaya misalnya Taman Nasional Sabangau, Kapal Wisata Susur Sungai,

Pulau Kaja, Danau Tundai, Makam Kubah Kuning, Tajahan Tjilik Riwut,

Desa Wisata Sei Gohong, Arboretum Nyaru menteng dan Taman Wisata

Bukit Tangkiling, Batu Banama, Kum-Kum, Bukit Carmel, Fantacy Beach,

Hutan Ulin Mungku Baru, Sandung Bawi Kuwu, Tugu Tiang Pancang

Pembangunan Pertama Kota Palangka Raya, Jembatan Kahayan, Betang

Mandala Wisata, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, Kalawa Water

Park, Pengrajin Anyaman Rotan, Sirkuit Sabaru. Kesemua obyek wisata

perlu penanganan, pengelolaan dan manajemen yang baik agar wisatawan

domestik dan non domestik tertarik dan menikmati obyek wisata tersebut.

Pembangunan sarana dan prasarana terhadap obyek-obyek wisata

di Kota Palangka Raya telah dilakukan dalam bentuk pintu gerbang, perahu

wisata, Gazebo, cafe dan lainnya. Namun, sarana dan prasarana tersebut

belum maksimal dikarenakan pendapatan asli daerah yang diperoleh dari

kepariwisataan masih kecil dan sedikit sekali peran dari swasta atau investor

dari dalam dan luar daerah untuk mengembangkan obyek wisata di Kota

Palangka Raya.

Dari sisi infrastruktur, Kota Palangka Raya sebenarnya telah siap

untuk menerima wisatawan lokal atau domestik dan non domestik dibuktikan

dengan adanya Bandara Tjilik Riwut yang telah mengalami perbaikan dari

landasan pacu, sampai dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Di lain

pihak, perkembangan jasa perdagangan baik hotel, bank swasta dan

pemerintah, supermaket, pertokoan besar dan kecil di Kota Palangka Raya

dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang pesat.

Tabel 2.89 Sektor Pariwisata Kota Palangka Raya Tahun 2009-2013

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Kunjungan wisata 94.927 95.394 95.794 99.337 99.337

2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB

14,85 11,34 13,51 11,53 11,53

(Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palangka Raya, 2013

117

2.5.2.6. Perdagangan

Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi memiliki posisi yang

sangat strategis dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah dan

merupakan pusat pertumbuhan ekonomi, walaupun sebagian besar

barang/jasa yang diperdagangkan didatangkan dari daerah luar daerah.

Pengembangan dan pembinaan terhadap sektor perdagangan dan jasa

ditujukan untuk meningkatkan dan menjamin lancarnya distribusi barang-

barang kebutuhan pokok dan barang strategis lainnya ke penjuru wilayah

Kota Palangka Raya dan daerah lainnya.

Posisi strategis sebagai transit perdagangan barang dan jasa,

pengembangan infrastruktur difokuskan pada pembangunan pasar-pasar

tradisional semi modern dan pembangunan depo sembako yang dilakukan di

beberapa tempat yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan

pokok dan barang-barang strategis lainnya untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat di samping untuk menstabilkan harga pasar dan menekan laju

inflasi. Dalam pelayanan perizinan bidang perdagagan perkembangannya

mengalami fluktuasi seperti terlihat pada tabel 2.90 berikut :

Tabel 2.90 Jumlah SIUP Perdagangan dan Jasa menurut klasifikasi

Tahun 2008-2013

No Klasifikasi

SIUP 2008 2009 2010 2011 2012

2013

1. Besar 68 98 74 4 4 4

2. Menengah 185 152 149 96 73 73

3. Kecil 734 921 692 784 941 941

Jumlah 987 1.171 915 884 1.018 1.018

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)

Dari tabel diatas terlihat bahwa volume pemberian SIUP untuk usaha

skala besar, menengah dan kecil selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2009 sebanyak 1.171, pada tahun 2010 menurun

menjadi 915, sedangkan pada tahun 2011 menurun kembali menjadi 884,

selanjutnya pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1.018,

peningkatan juga terjadi pada tahun 2013 dimana pelayanan pemberian

SIUP mencapai 1.048 SIUP.

118

2.5.2.7. Perindustrian

Jumlah industri yang berada di Kota Palangka Raya pada tahun

2009 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun.

Tabel 2.91 Kontribusi Sektor dan Pertumbuhan Industri Kota Palangka Raya

Tahun 2009-2012

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

82.115.690.000 84.227.500.000 85.928.900.000 86.829.812.000 86.829.812.000

2.

Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri

1.2311.735.400 2.105.687.500 3.437.156.000 341.490.600 341.490.600

3. Pertumbuhan Industri (Unit Usaha)

713 883 955 988 988

4. Cakupan bina kelompok pengrajin

5 dari 9 kelompok

5 dari 9 kelompok

6 dari 9 kelompok

7 dari 9 kelompok

7 dari 9 kelompok

(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palangka Raya, 2013)

Dalam rangka pembinaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi Kota Palangka Raya melakukan pembinaan kepada kelompok

pengrajin dengan jumlah yang terbatas dan setiap tahun melakukan

penambahan jumlah pembinaan kelompok pengrajin. Pada tahun 2009

sebanyak 5 kelompok, tahun 2010 sebanyak 5 kelompok, dan tahun 2011

sebanyak 6 kelompok, serta tahun 2012 sebanyak 7 kelompok.

2.5.2.8. Ketransmigrasian

Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Palangka Raya telah

merencanakan program transmigrasi dan masyarakat setempat menyambut

baik program tersebut hal ini dibuktikan dengan merelakan tanahnya untuk

program transmigrasi di Kecamatan Rakumpit. Namun sampai sekarang

program tersebut belum berjalan.

2.6. ASPEK DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan

dengan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan atau kota

lainnya yang berdekatan, persaingan dalam lingkup nasional, atau

119

persaingan dalam lingkup internasional. Sebagaimana yang diuraikan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pada

pasal 2 ayat (3), disebutkan bahwa daya saing merupakan kombinasi antara

faktor ekonomi daerah, kualitas kelembagaan publik, sumber daya manusia

dan teknologi, yang secara keseluruhan membangun kemampuan daerah

untuk bersaing dengan daerah lain.

Isu penguatan daya saing daerah dalam mendukung otonomi

daerah, menjadi isu yang strategis bagi daerah. Permasalahan yang krusial

dalam membangun daya saing daerah adalah bagaimana daerah dapat

mengungkit sumber daya yang dimilikinya (baik yang bersifat

tangible/intangible) untuk dapat dikembangkan menjadi distinctive capability

yang mengarahkan pada suatu kompetensi inti dan dengan sendirinya

diharapkan daerah memiliki suatu daya saing yang bersifat unik. Kunci dari

proses membangun daya saing ini adalah pada identifikasi sumber daya dan

mengungkit sumber daya baru jika daerah tidak memiliki sumber daya yang

dapat diungkit menjadi daya saing daerah.

Beranjak dari pemahaman di atas, sebagaimana yang telah

diuraikan pada aspek-aspek sebelumnya, bahwa Kota Palangka Raya

memiliki potensi daya saing daerah yang cukup tinggi karena memiliki

keberadaan sumber daya alam (natural resources) melimpah seperti

pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, serta kehutanan. Dengan

ditunjang oleh posisi strategis Kota Palangka Raya yang secara geografi

berada pada jalur lintas transportasi Kalimantan. Posisnya itu menjadikan

Palangka Raya menjadi jalur penghubung antar Kabupaten dalam Propinsi

Kota Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Palangka Raya

merupakan kota berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang

Propinsi Kalimantan Tengah dengan keunggulan infrastruktur khususnya

dibidang transportasi udara, infrastruktur yang pada akhirnya semakin

memperkuat daya saing Kota Palangka Raya dalam hal aksesibilitas

informasi dan transportasi.

Daya saing daerah di Kota Palangka Raya dapat dicermati dari

kemampuan ekonomi daerah. Kemampuan ekonomi daerah ini sendiri dapat

120

dianalisa dari empat (4) aspek penting. Aspek yang pertama adalah

kemampuan ekonomi daerah, aspek kedua infrastruktur, aspek ke tiga iklim

investasi dan aspek ke empat sumber daya manusia.

2.6.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Fokus Kemampuan Ekonomi Kota Palangka Raya dapat dilihat dari

indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita (dan nilai tukar

petani serta produktivitas total daerah. Pengeluaran rumah tangga yang

terdiri dari pengeluaran makanan (pangan) dan bukan makanan (non

pangan) dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan

kebutuhan rumah tangganya meliputi perkotaan dan perdesaan. Dari tabel

2.92 dapat dilihat bahwa pengeluaran pengeluaran rumah tangga di atas

Rp 500.000 per bulan lebih banyak dibandingkan dengan Propinsi Kalteng

dan makin tinggi pengeluaran makin tinggi pula proporsi rumah tangganya.

Angka ini setidaknya mengindikasikan bahwa, Kota Palangka Raya memiliki

daya saing yang tinggi sehingga mengakibatkan wilayahnya mampu

mengoptimalkan kegiatan bisnis dan ekonomi. Di sisi lain, pengeluaran yang

tinggi menandakan permintaan yang tinggi dan hal ini berdampak pada

kemauan investasi yang juga rendah. Secara tidak langsung, hal ini

berdampak pada tingginya daya saing Kota Palangka Raya bila

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Propinsi Kalimantan

Tengah.

Tabel 2.92 Pengeluaran Rumah Tangga per Bulan

Kota Palangka Raya dan Propinsi Kalteng Tahun 2011

No Golongan Pengeluaran Per

kapita Sebulan (Rp)

Persentase Penduduk Kota Palangka Raya

Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah

1. Di bawah 100.000 - -

2. 100.000-149.999 - 0,37

3. 150.000 - 199.999 0,66 1,71

4. 200.000-299.999 2,65 12,81

5. 300.000-499.999 28,35 33,02

6. 500.000-749.999 27,20 25,31

7. 750.000-999.999 15,81 13,99

8. Diatas 1.000.000 25,34 12,79

Jumlah 100 100 (Sumber: Hasil Survey Sosial Ekonomi Kalimantan Tengah 2011)

121

2.6.2 Fokus Fasilitas Wilayah atau Infrastruktur

Fokus infrastruktur bisa digambarkan dari sarana dan prasarana

perhubungan, aspek tata ruang dan aspek pendukung seperti bank,

pertokoan, perhotelan serta lingkungan hidup. Ketimpangan pengembangan

wilayah yang terjadi antara bagian Utara (Kecamatan Rakumpit dan Bukit

Batu), Selatan (Kecamatan Sabangau) yang relatif tertinggal terhadap bagian

Tengah Kota Palangka Raya (Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut),

diantaranya disebabkan oleh keterkaitan yang rendah antara satu kawasan

dengan kawasan lainnya serta keterisolasian wilayah akibat minimnya

dukungan transportasi (darat).

Masih terkonsentrasinya kegiatan ekonomi hanya di Kecamatan

Pahandut dan Jekan Raya, yang kurang memberikan dampak pemerataan

pada wilayah lainnya. Hal ini tercermin dari ada beberapa wilayah yang

belum tersambung langsung melalui jalan darat dengan Kota Palangka

Raya, keterbatasan sambungan listrik, telepon, air bersih.

Masih kurangnya perhatian terhadap sektor distribusi akibat

pelayanan dan kapasitas prasarana dan sarana outlet terutama pelabuhan

yang kurang memadai sehingga mengakibatkan ketergantungan

pengangkutan dan distribusi barang masih berorientasi keluar daerah yaitu

Banjarmasin dan Sampit (lihat juga analisis Perhubungan dan PU).

Sarana pengembangan daya saing didukung pula oleh keberadaan

institusi pendukung seperti perbankan. Jumlah bank tercatat 11 unit kantor

bank yang terpusat di dalam Kota Palangka Raya. Bank yang beroperasi

diantaranya adalah Bank Pembangunan Kalimantan Tengah, Bank Nasional

Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Tabungan Negara,

Bank Mega, Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank BTPN dan Bank Rakyat

Indonesia. Dana perbankan (tabungan) yang tersedia di Kota Palangka Raya

pada tahun 2011 sejumlah Rp. 4.105 milyar yang tersedia pada bank swasta

nasional dan bank pemerintah. Berikut ini disampaikan tabel bank

pemerintah/swasta di Kota Palangka Raya.

122

Tabel 2.93 Bank Pemerintah/Swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2011

No Tahun

Bank Pemerintah / Swasta Bank Pembangunan

Kantor Cabang

Cab. Pembantu

Kantor Kas/

Kantor Unit

Kantor Pusat dan

Cabang Pembantu

Kantor Kas/

Kantor Unit

Jumlah

1. 2008 10 6 - 5 4 25

2. 2009 10 6 1 5 4 26

3. 2010 10 8 1 5 4 28

4. 2011 12 11 2 5 4 34 (Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2012)

Pada tahun 2012 jumlah restoran, rumah makan, cafe yang

beroperasi di Palangka Raya sebanyak 141 rumah makan yang kebanyakan

lebih banyak terpusat pada 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut

dan Jekan Raya, sedangkan di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan

Sabangau, Bukit Batu, Rakumpit tidak terlalu banyak Restoran, rumah

makan, cafe. Restoran, rumah makan, cafe tersebut menghidangkan

berbagai macam menu/masakan internasional, european food, steak,

masakan nasional/nusantara, masakan cepat saji, masakan daerah (banjar,

jawa, sulawesi, padang, batak, sunda dan berbagai daerah lainnya),

masakan khas Kalimantan Tengah (Dayak), chinese food.

Pada tahun 2012, jumlah hotel dan penginapan sebanyak 48 buah

yang terdiri dari 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 5 (lima) yaitu

Swiss-Belhotel Danum, 1 (satu) hotel merupakan hotel berbintang 4 (empat)

yaitu Aquarius Boutique Hotel, 2 (dua) hotel merupakan hotel berbintang 3

(tiga) yaitu Hotel Luwansa dan Rungan Sari Resort dan 4 (empat) hotel

merupakan hotel berbintang 2 (dua) Hotel Batu Suli, Hotel Dandang Tingang,

Hotel Amaris, Grand Global Hotel serta hotel yang lain merupakan hotel

berkelas melati yang berjumlah 40 hotel. Pada tahun 2013 dimungkin terjadi

penambahan jumlah hotel dan penginapan yang dibangun di tempat atau

jalan strategis di Kota Palangka Raya. Hal ini seiring dengan perkembangan

perekonomian yang semakin membaik di Kota Palangka Raya maka tingkat

kebutuhan akan hotel dan penginapan juga meningkat.

123

Untuk pengembangan investasi daerah, kota Palngka Raya juga

telah memiliki dokumen RTRW yang menjadi dasar penetapan berbagai

kawasan strategsi yang siap dikembangkan.

2.6.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Iklim investasi terutama didukung oleh faktor keamanan dan

peraturan tentang perijinan dan perpajakan. Pada aspek keamanan, rasio

tindak kriminal menunjukkan kondisi keamanan di Kota Palangka Raya

relatif tidak mengalami fluktuasi, sebagaimana uraian pada tabel di bawah

ini.

Tabel 2.94 Angka Kriminalitas Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Kriminal

45 38 22 20 15

2. Jumlah Penduduk

191.014 200.998 220.962 224.663 229.599

3. Rasio 0,00024 0,00019 0,000099 0,000089 0,000065

(Sumber: Kantor Kepolisian Resort Kota Palangka Raya, 2013)

Kondisi keamanan di Kota Palangka Raya pada tahun 2008-2012

tidak mengalami fluktuasi yang signifikan. Jumlah tindakan kriminalitas

tersebut akan berkorelasi dengan angka ekonomi atau kesejahteraan

masyarakat Kota Palangka Raya. Rendahnya kesejahteraan ekonomi

menjadi salah satu faktor pendorong bagi terjadinya tindak kejahatan. Angka

kriminalitas di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 2012 yang kecil atau

tidak besar berdampak secara positif pada iklim investasi di Kota Palangka

Raya. Kecil angka kriminalitas di Kota Palangka Raya tentunya akan

mempengaruhi keputusan para investor untuk menanamkan modalnya di

wilayah tersebut. Ini dikarenakan kondisi keamanan akan berpengaruh pada

kegiatan ekonomi dan bisnis dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat

kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kota Palangka Raya.

Jumlah demonstrasi sebagai pendeteksi keamanan yang lain

menunjukkan bahwa keamanan di Kota Palangka Raya relatif baik. Hanya

terdapat beberapa demonstrasi kecil selama 5 tahun. Aksi demontrasi yang

terjadi umumnya dilakukan oleh perwakilan kelompok masyarakat yang

menentang kebijakan pemerintah atau oleh buruh yang tidak puas dengan

124

perlakukan majikannya. Namun demikian, demonstrasi yang terjadi tidak

sampai merugikan banyak pihak karena dilakukan secara terkendali dan

tidak sampai terjadi secara anarkis dan berlebihan. Berbagai aksi unjuk rasa

yang selama ini di Kota Palangka Raya relatif dapat berjalan dengan tertib

sehingga tidak sampai menimbulkan berbagai kerugian sebagaimana terjadi

pada berbagai peristiwa demonstrasi yang terjadi di kota-kota besar di

Indonesia.

Pada aspek perijinan, Kota Palangka Raya telah memulai pelayanan

perijinan yang lebih baik yakni melalui perijinan satu atap. Perijinan yang

dipermudah itu diikuti dengan beban yang relatif ringan bagi pelaku usaha di

Kota Palangka Raya dengan sedikitnya pungutan pajak dan retribusi.

Terdapat 11 (sebelas) macam pajak yaitu pajak hotel, restoran, hiburan,

reklame, penerangan jalan umum, parkir, air tanah, sarang burung walet,

mineral bukan logam dan batuan, dan bumi bangunan perdesaan dan

perkotaan serta BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) di

Kota Palangka Raya. Sedangkan restribusi terdapat 3 (tiga) macam yaitu

restribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu.

Tabel 2.95 Kejadian Kriminal, Demo, Lama Perijinan Kota Palangka Raya

No Indikator Tahun

2011 2012 2013

1 Jumlah kejadian kriminal 28 8 14

2 Jumlah demo yang terjadi 409 229 217

3 Lama proses perijinan 7 Hari 7 Hari 8 Hari

4 Perda pendukung investasi 11 11 11

2.6.4. Fokus Sumber Daya Manusia

- Rasio Tingkat Pendidikan Penduduk

Kemampuan atau kualitas tenaga kerja di Kota Palangka Raya

sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya,

artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota

Palangka Raya maka semakin baik kualitas tenaga kerja Kota Palangka

Raya. Data terakhir yang dijadikan acuan bagi penghitungan rasio tingkat

pendidikan penduduk adalah data pada tahun 2012, dimana telah di

verifikasi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya,

125

sebagaimana hasil penerapan KTP elektronik (e-KTP). Jumlah lulusan

S1/S2/S3 pada tahun 2012 adalah sebanyak 31.315 orang dengan jumlah

penduduk sebanyak 229.599, sehingga diperoleh rasio lulusan sebesar

254,64 atau dapat diartikan bahwa pada setiap 10.000 penduduk di Kota

Palangka Raya terdapat 1363,9 orang yang berpendidikan S1/S2/S3 (Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Palangka Raya, 2013).

- Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan sebagai salah satu indikator demografi yang

penting, dimana semakin tinggi persentase rasio ketergantungan

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk

yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur

besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia

produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Rasio ketergantungan

digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi

suatu daerah apakah tergolong maju atau sedang berkembang.

Rasio ketergantungan ini hasil dari perbandingan jumlah penduduk

usia <15 tahun dan >64 tahun terhadap jumlah penduduk usia 15 - 64

tahun.Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk

membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan

demikian, semakin besar beban yang ditanggung, maka semakin kecil

peluang menyisihkan pendapatan.

Tabel 2.96 Rasio Ketergantungan di Kota Palangka Raya Tahun 2008-2012

No URAIAN Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Penduduk Usia <15

thn 54.905 59.999 61.352 64.473

63.657

2. Jumlah Penduduk Usia > 64 5.117 5.772 5.453 5.745 5. 715

3. Jumlah Penduduk 15 s/d 64 130.992 135.277 154.157 154.445 160. 227

4. Rasio Ketergantungan 49 49 43 45 43

(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2012)

126

Demografi penduduk Kota Palangka Raya, sejak tahun 2008

sampai 2012 mengalami fluktuasi nilai rasio ketergantungan yang artinya

mengalami fluktuasi beban penduduk yang ditanggung. Pada tahun 2008

dan 2009 tidak mengalami fluktuasi yang signifikan selanjutnya pada tahun

2010 dengan nilai rasio ketergantungan 43 dan naik lagi pada tahun 2011

nilai rasio ketergantungan 45. Pada tahun 2012 dengan nilai rasio

ketergantungan sebesar 43 menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk

di Kota Palangka Raya (dianggap produktif), mempunyai tanggungan

sebanyak 43 orang (dianggap belum dan tidak produktif).

Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia, Kota Palangka Raya

pada tahun 2012 mencapai nilai sebesar 79,30 mengalami peningkatan

tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 78,78 atau bahkan lebih besar

dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan

Tengah yang pada tahun 2012 sebesar 75,46. Kota Palangka Raya

menempati peringkat ke-satu dari 14 (empat belas) kota/kabupaten se-

Provinsi Kalimantan Tengah.

127

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka

pendanaan berfungsi untuk mencari kapasitas riil yang digunakan untuk

membiayai pembangunan Kota Palangka Raya selama lima tahun ke

depan. Penghitungan kapasitas riil dihitung dengan mempertimbangkan

terlebih dahulu kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan masa

yang akan datang, dan kerangka pendanaan.

Pengelolaan keuangan daerah berdasarkan pada Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan pada upaya peningkatan

efisiensi, efektifitas, akuntabilitas, dan transparansi pengelolaan keuangan

publik baik dari sisi pendapatan maupun belanja. Esensi pengelolaan

keuangan daerah dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah

yang menyangkut penjabaran terhadap hak dan kewajiban daerah dalam

mengelola keuangan publik meliputi mekanisme penyusunan,

pelaksanaan dan penatausahaan, pengendalian dan pengawasan, serta

pertanggungjawaban keuangan daerah.

Dalam pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya

dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kota

Pradja Palangka Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1965 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2753);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara

128

Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3569);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

129

Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5049);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan

Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4416), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

Pemerintah nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4502);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4503);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

136 ,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4570);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negeri/Daerah;

16. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dalam Permendagri

Nomor 59 Tahun 2007;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Teknis Pengelolaan Barang Daerah;

130

18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Penetapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4575);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Keuangan Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4576);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4577);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

131

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Gambaran pelaksanaan keuangan daerah merupakan

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan

keuangan daerah. Selama kurun waktu tahun 2008-2013, proses

pembangunan daerah yang dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Palangka Raya mengalami peningkatan

pendanaan setiap tahunnya. Kemajuan tersebut ini dapat dilihat dari

perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota

Palangka Raya dari program dan kegiatannya yang telah dilaksanakan.

Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah Kota Palangka Raya

tidak terlepas dari kebijakan yang ditempuh, baik dari sisi efektivitas

pengelolaan penerimaan pendapatan maupun dilihat dari efisiensi dan

efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja

langsung. Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah APBD dapat diketahui dari rencana anggaran dan realisasinya,

baik dari aspek pendapatan, belanja dan pembiayaan. Sub bab berikut

dijelaskan melalui penghitungan kinerja pelaksanaan pendapatan, kinerja

pelaksanaan belanja, kinerja pelaksanaan pembiayaan dan neraca daerah

berdasarkan data tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.

3.1.1.1 Pendapatan Daerah

Komposisi pendapatan di Kota Palangka Raya berasal dari

elemen pendapatan asli daerah (PAD) dan dana alokasi umum serta lain-

lain pendapatan daerah yang sah. Komposisi ini didominasi oleh dana

perimbangan. Angka dana perimbangan yang begitu tinggi di Kota

Palangka Raya yakni sebesar lebih besar dari 70% dari total pendapatan.

Gambaran ini menjelaskan bahwa daerah-daerah yang berada di Kota

Palangka Raya masih sangat menyandarkan pendapatan daerahnya pada

132

sektor dana perimbangan yang berasal dari dana alokasi umum (lihat

tabel 3.1).

Di Kota Palangka Raya besarnya transfer pusat yang berasal dari

dana alokasi umum yang mencapai rata-rata lebih dari 60% dari total

pendapatan. Besarnya transfer Dana Alokasi Umum dari pemerintah ini

ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk, indeks pembangunan

manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang terjadi di Kota Palangka

Raya.

Besaran presentase dana transfer dalam bentuk dana alokasi

umum sebesar lebih dari 60% merupakan besaran persentase yang

diberikan kembali oleh pemerintah pusat kepada pemerintah Kota

Palangka Raya. Artinya, semakin banyak jumlah penduduk, semakin tinggi

indeks pembangunan manusia dan indeks kemahalan konstruksi yang

terjadi di Kota Palangka Raya, maka akan semakin tinggi pula dana

alokasi umum yang akan diberikan oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah. Melihat skema pembagian bagi dana alokasi umum

yang demikian, maka dapat dikatakan bahwa pendapatan Kota Palangka

Raya bertumpu pada hasil kualitas (kapabilitas, kompetensi, kemampuan)

dan kuantitas (banyaknya) sumberdaya manusia.

Besarnya proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan Kota

Palangka Raya mengalahkan besaran pendapatan asli daerah yang

berasal dari pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang sah. Hal ini menunjukkan belum optimalnya pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena peranan pajak daerah dan

pemanfaatan kekayaan daerah masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan

upaya untuk melakukan ekstensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak

tanpa harus menambah beban kepada masyarakat. Pemanfaatan

kekayaan daerah merupakan peluang yang sangat besar bagi daerah

untuk meningkatkan kemampuan keuangan tanpa membebani

masyarakat. Penguatan kinerja pemanfaatan Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) di Kota Palangka Raya juga penting untuk memperkuat basis

133

pendapatan asli daerah melalui hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Pemantapan rencana-rencana bisnis serta penguatan

manajemen kelembagaan dan Sumer Daya manusia (SDM), diharapkan

mampu meningkatkan kinerja pemanfaatan kekayaan daerah sehingga

mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada pembentukan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya.

Memang, kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke

tahun memang selalu mengalami kenaikan, tetapi saat ini belum

mendekati kondisi ideal dimana belanja tidak langsung di luar gaji

Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa dibiayai dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Kenyataan ini menunjukan bahwa keuangan daerah masih sangat

tergantung dari transfer dana dari Pemerintah Pusat. Hal ini berarti bahwa

untuk menjalankan kegiatan administrasi pemerintahan belum mampu

mandiri, dimana untuk membiayai anggaran belanja keseluruhan masih

tetap bergantung dari dana perimbangan. Akibatnya rentan terhadap

kondisi ekonomi makro nasional dan global. Dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah cukup

memberikan warna baru dalam menentukan kerangka pendanaan dalam

rencana kinerja pembangunan Kota Palangka Raya. Diharapkan,

ketergantungan Kota Palangka Raya dari dana pusat semakin berkurang

yang artinya Kota Palangka Raya dapat lebih mandiri dalam pendanaan

pembangunan.

134

Tabel 3.1 Komposisi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Persen)

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pendapatan 100 100 100 100 100 100

1.1. Pendapatan Asli Daerah 4,70 4,31 4,87 5,44 7,02 7,26

1.1.1 Hasil Pajak Daerah 1,86 1,94 2,23 3,61 4,83 4,99

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 1,71 1,55 1,88 1,35 1,37 1,24

1.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan 0,07 0,11 0,08 0,09 0,11 0,11

1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 1,06 0,71 0,68 0,39 0,71 0,93

1.2. Dana Perimbangan 81,14 78,59 76,27 72,59 76,74 72,99

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 5,75 6,21 7,14 6,27 8,52 6,31

1.2.2 Dana Alokasi Umum 66,92 63,95 64,34 60,14 63,87 61,67

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 8,48 8,43 4,79 6,18 4,35 5

1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 14,16 17,10 18,87 21,97 16,24 19,75

1.3.1 Pendapatan Hibah - 5,68 0,05 0,46 0,11 -

1.3.2 Dana Darurat - 0,57 - - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

4,36 5,64 5,94 6,21 7,04 8,48

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 9,07 3,79 5,86 4,62 0,06 -

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

0,28 0 0 0,02 0 0,95

1.3.6 Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND

0,44 1,42 6,28 6,34 9,03 10,32

1.3.7 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - 2,07 - -

1.3.8 Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - - 0,74 2,24 - -

135

Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Kemampuan Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam persen)

No. Uraian 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 Rata-rata

Pertumbuhan

1 Pendapatan 5,99 1,48 21,12 12,03 21,53 12,43

1.1. Pendapatan Asli Daerah -2,81 14,56 35,51 44,40 25,77 23,49

1.1.1. Hasil Pajak Daerah 10,39 16,68 96,26 49,85 25,54 39,74

1.1.2. Hasil Retribusi Daerah -4,02 23,19 -13,35 14,24 9,57 5,92

1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan 64,68 -27,47 40,11 33,22 19,17 25,94

1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah -28,78 -3,38 -29,21 100,23 59,94 19,76

1.2. Dana Perimbangan 2,66 -1,52 15,28 18,45 15,59 10,09

1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 14,49 16,67 6,35 52,35 9,98 15,98

1.2.2. Dana Alokasi Umum 1,30 2,10 13,21 18,99 17,35 10,59

1.2.3. Dana Alokasi Khusus 5,36 -42,36 56,47 -21,22 39,83 7,61

1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 28,04 11,97 41,01 -17,18 47,81 22,33

1.3.1. Pendapatan Hibah 100 -99,24 1105,82 -74,32 -100 186,45

1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya

37,01 6,89 26,57 27 46,41 28,78

1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus -55,74 56,97 -4,40 -98,54 100 40,34

1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya

-100 - - -100 - -40

1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND

241,48 348,52 22,20 59,67 38,87 142,15

1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - -100 - -20

1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah - - 265,38 -100 - 33,08

136

Dari tabel 3.2 di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan

pendapatan Kota Palangka Raya Tahun Anggaran 2008-2013

menunjukkan pertumbuhan positif. Terutama pertumbuhan sektor

pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan sektor lain-lain

pendapatan daerah yang sah yang mencapai rata-rata pertumbuhan

sebesar 23,39%, 10,09% dan 22,33%. Pertumbuhan positif dari ketiga

sektor ini disebabkan karena meningkatnya realisasi pendapatan.

Sektor pendapatan asli daerah yang terdiri dari pajak, restribusi

daerah serta hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan selama

5 tahun cenderung meningkat dengan rata-rata pertumbuhan pertahun

masing-masing sebesar 39,74%, 5,92% dan 25,94%. Berdasarkan pada

angka rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah ini, maka dapat

diketahui bahwa kinerja pengelolaan pendapatan asli daerah Kota

Palangka Raya masih relatif bagus. Namun demikian, Pemerintah Kota

Palangka Raya harus mampu, berinovasi, menggali potensi pendapatan

asli daerah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Dana perimbangan cenderung meningkat karena dana bagi hasil

pajak/bagi hasil bukan pajak setiap tahun mengalami pertumbuhan rata-

rata setiap tahun 15,98%, dana alokasi umum mengalami pertumbuhan

rata-rata setiap tahun sebesar 10,59%, demikian juga dana alokasi

khusus yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7,61% setiap tahun.

Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah juga cenderung

meningkat sebesar 22,33% karena pendapatan hibah, dana bagi hasil

pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan

otonomi khusus, dana tambahan penghasilan bagi guru PNSD dan

tunjangan profesi guru PND, dana percepatan pembangunan infrastruktur

daerah masing-masing setiap tahun mengalami pertumbuhan rata-rata

sebesar 186,45%, 28,78%, 40,34% dan 142,15% serta 33,08%

sedangkan lainnya misalnya bantuan keuangan dari provinsi atau

pemerintah daerah lainnya, dana bantuan operasional sekolah (BOS)

137

setiap tahun mengalami penurunan pertumbuhan rata-rata masing-masing

sebesar 40% dan 20%.

3.1.1.2 Realisasi Belanja

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan

perubahannya disampaikan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam

rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan

dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang

dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah

atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan

perundang-undangan.

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam melaksanakan belanja

penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kota Palangka Raya dalam

upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang layak.

Realisasi Belanja pada Kota Palangka Raya menunjukan fase

fluktuasi kadang mengalami kenaikan dan juga mengalami penurunan.

Fluktuasi ini disebabkan oleh adanya penurunan dan atau kenaikan

belanja langsung ataupun tidak langsung yang dipengaruhi oleh belanja

yang merupakan elemen belanja.

Tabel 3.3 Proporsi Belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

(dalam persen)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

A. Belanja Langsung 49,82 44,40 42,94 35,64 34,27 38,88

- Belanja Pegawai 2,69 2,81 10,72 3,07 3,46 3,78

- Belanja Barang dan Jasa 18,46 15,28 15,23 15,12 15,07 14,71

- Belanja Modal 28,68 26,31 16,98 17,45 15,74 20,39

B. Belanja tidak Langsung 50,18 55,60 57,06 64,36 65,73 61,12

- Belanja Pegawai 44,41 52,11 53,89 60,53 61,02 55,78

- Belanja Bunga 0,04 0,03 0,03 0,31 0,29 0,20

- Belanja Subsidi 0,29 0,09 - - - -

- Belanja Hibah 1,03 0,71 1,32 1,97 3,11 4,59

- Belanja Bantuan Sosial 2,90 2,20 1,27 1,43 1,08 0,42

- Belanja Bagi Hasil - - - - - -

138

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

- Belanja Bantuan Keuangan 0,42 0,41 0,51 0,12 0,21 0,13

- Belanja tidak Terduga 1,08 0,03 0,04 0 0,02 -

Jumlah Belanja 100 100 100 100 100 100

Tabel 3.3 menunjukkan terjadi kenaikan belanja langsung pada

tahun 2012 dari angka 34,27%. pada tahun 2013 menjadi angka 38,88%,

artinya terdapat kenaikan sebesar 4,61% dari tahun 2012. Jika

dibandingkan pada tahun 2011, maka angka belanja langsung ini

mengalami kenaikan sebesar 3,24%. Hal yang perlu dicermati pada sektor

belanja langsung adalah kenaikan pada belanja pegawai pada tahun

anggaran 2013 sebesar 0,32% dari tahun 2012 dan angka ini mengalami

kenaikan sebesar 0,71% dari tahun 2011.

Kenaikan belanja pegawai ini menunjukkan makin meningkatnya

efisiensi pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola realisasi

belanja bagi pegawai daerah. Hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya

proporsi belanja pegawai di Kota Palangka Raya masih berada pada

kisaran angka 5%. Peningkatan efisiensi pada belanja pegawai di Kota

Palangka Raya ini bisa disebabkan oleh makin efisiennya pemberian

honor pegawai dan moratorium (penghentian sementara) pengadaan

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berdampak pada rightsizing

struktur pegawai.

Disamping itu, juga terjadi penurunan proporsi pada belanja

barang dan jasa. Penurunan ini juga menunjukkan kinerja yang baik bagi

Pemerintah Kota Palangka Raya dalam mengelola keuangan daerah

untuk realisasi belanja pegawai. Di sisi lain, terjadi kenaikan proporsi

belanja modal pada tahun 2013 sebesar 4,65% dibandingkan dengan

tahun 2012 yang mencapai 15,74%. Walaupun demikian, Pemerintah

Kota Palangka Raya berusaha memprioritaskan pengalokasian belanja

pembangunan untuk kepentingan masyarakat Kota Palangka Raya.

Pada sektor belanja tidak langsung, terjadi penurunan pada tahun

anggaran 2013 sebesar 4,61% dibandingkan dengan tahun 2012 dan

mengalami penurunan sebesar 3,24% dari tahun 2011. Proporsi belanja

paling besar pada sektor belanja tidak langsung didominasi oleh belanja

139

pegawai dengan rata-rata proporsi sebesar antara 44,41%-61,02% pada

tahun 2008 sampai dengan 2013.

Walaupun pada sektor belanja langsung, Pemerintah Kota

Palangka Raya telah berhasil menerapkan prinsip efisiensi pada belanja

pegawai, namun pada sektor belanja tidak langsung, belanja pegawai

menjadi pengeluaran paling besar dibandingkan dengan pengeluaran

yang lain. Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang tidak

efisien pada sektor belanja tidak langsung karena pendapatan daerah

diprioritaskan pada belanja pegawai. Seharusnya belanja pegawai dapat

terpakai dan terserap secara efisien. Proporsi penggunaan belanja hibah

mengalami peningkatan setiap tahun pada tahun 2008, 2010, 2011 dan

2012 serta 2013 masing-masing sebesar 1,03%, 1,32%, 1,97%, 3,11%,

4,59% kecuali pada tahun 2009 sebesar 0,71%. Sedangkan belanja

bantuan sosial mengalami penurunan yang relatif signifikan selama 5

(lima) tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan 2013 masing-masing

sebesar 2,90%, 2,20%, 1,27%, 1,43% 1,08% dan 0,42%. Rendahnya ini

dikhawatirkan berdampak pada menurunnya kemampuan Kota Palangka

Raya dalam menekan angka kemiskinan, angka pengangguran,

pemberdayaan tenaga kerja.

Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Palangka Raya

Tahun 2008-2013 (dalam Persen) Uraian 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013

Rata-rata Pertumbuhan

A. Belanja Langsung -9,22 -3,24 -5,78 11,50 37,53 6,16

- Belanja Pegawai 6,52 281,86 -67,47 30,61 32,10 56,72

- Belanja Barang dan Jasa -15,68 -0,24 12,65 15,58 18,35 6,13

- Belanja Modal -6,54 -35,43 16,66 4,60 57,09 7,27

B. Belanja tidak Langsung 12,86 2,69 28,03 18,45 12,72 14,95

- Belanja Pegawai 19,54 3,47 27,49 16,92 10,79 15,64

- Belanja Bunga -14,04 -15,34 1.148,9 8,4 -13,06 222,97

- Belanja Subsidi -68 -100 - - - -33,60

- Belanja Hibah -29,57 85,29 69,19 82,8 78,68 57,28

- Belanja Bantuan Sosial -22,72 -42,48 27,94 -12,09 -52,41 -20,35

- Belanja Bagi Hasil -100 - - - - -20

- Belanja Bantuan Keuangan 0,63 23,67 -73,39 102,05 -19,11 6,77

- Belanja tidak Terduga -97,35 50 -100 - -100 -49,47

Jumlah Belanja 1,86 0,06 13,51 15,97 21,22 10,53

140

Tabel 3.4 menunjukkan rata-rata pertumbuhan sektor belanja baik

belanja langsung maupun tidak langsung yang terjadi di Kota Palangka

Raya. Rata-rata pertumbuhan sektor belanja langsung disebabkan oleh

tingginya realisasi belanja pegawai yang mengalami fluktuasi yang

signifikan setiap tahun. Belanja pegawai selama enam tahun dari tahun

2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan

sebesar 56,72 % peningkatan ini mengindikasikan tidak efisiennya

pembelanjaan langsung di Kota Palangka Raya.

Pada belanja barang dan jasa, enam tahun dari tahun 2008

sampai dengan 2013 mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan

sebesar 6,13% peningkatan ini tidak sebanding dengan rata-rata

pertumbuhan sektor belanja langsung. Sedangkan pada belanja modal

mengalami fluktuasi selama 6 (enam) tahun dengan rata-rata

pertumbuhan negatif sebesar 7,27% dimana pada tahun 2008-2010 terjadi

rata-rata pertumbuhan negatif menurunnya rata-rata pertumbuhan

belanja modal berakibat pada rendahnya belanja pembangunan yang

digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana ekonomi

masyarakat. Sedangkan pada tahun 2010-2013 rata-rata pertumbuhan

positif artinya pemerintah Kota Palangka Raya kembali memprioritaskan

belanja daerah untuk peningkatan infrastruktur pembangunan dan

penggerakaan roda ekonomi daerah.

Angka rata-rata pertumbuhan belanja pegawai relatif besar juga

terjadi pada sektor belanja tidak langsung, angka rata-rata pertumbuhan

pegawai cukup besar sampai dengan tahun anggaran 2013. Puncak

tertinggi rata-rata pertumbuhan belanja pegawai di Kota Palangka Raya

terjadi pada tahun anggaran 2010 ke 2011. Total rata-rata pertumbuhan

belanja pegawai di Kota Palangka Raya pada tahun 2008 sampai dengan

tahun 2013 sebesar 15,64%.

Angka pertumbuhan belanja pegawai baik belanja langsung dan

tidak langsung di Kota Palangka Raya masih jauh lebih tinggi dari angka-

angka belanja yang lain. Berkaca pada tingginya angka belanja pegawai

pada sektor belanja langsung dan tidak langsung, maka pemerintah Kota

141

Palangka Raya berusaha memperbaiki pengelolaan belanja daerah

melalui penurunan belanja pegawai pada tahun yang akan datang.

Selain belanja pegawai, hal menarik yang perlu dicermati adalah

rata-rata pertumbuhan belanja bantuan sosial pada enam tahun dari tahun

2008 sampai dengan 2013 terjadi rata-rata pertumbuhan belanja bantuan

sosial yang negatif sebesar 20,35%. Pada tahun 2012 rata-rata

pertumbuhan belanja bantuan sosial yang mengalami puncak penurunan

yang sangat signifikan sebesar 52,41%. Perlu diperhatikan bahwa belanja

bantuan sosial masih memegang peranan penting menurunkan

persentase atau jumlah penduduk miskin, meningkatnya kualitas

kesehatan serta makin tingginya pendapatan per kapita dimana Kota

Palangka Raya yang mempunyai wilayah yang luas dengan tingkat

kemajuan yang berbeda. Pemerataan kesejahteraan diperlukan agar

seluruh masyarakat Kota Palangka Raya dapat menikmati hasil

pembangunan.

3.1.2 Neraca Daerah

Pengelolaan aset daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang kemudian

ditindaklanjuti dengan Permendagri No.17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lingkup pengelolaan aset dimaksud

meliputi (1) perencanaan kebutuhan penganggaran, (2) pengadaan, (3)

penggunaan, (4) pemanfaatan, (5) pengamanan dan pemeliharaan, (6)

penilaian, (7) penghapusan, (8) pemindahtanganan, (9) penatausahaan,

dan (10) pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Pengelolaan aset

daerah di tahun-tahun mendatang diharapkan dapat mendukung

tercapainya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan

Keuangan Pemerintah Kota Palangka Raya, dari banyak permasalahan

yang menjadi penghambat, ternyata masalah penyajian aset daerah

merupakan salah satu faktor penyebab. Dilihat dari Neraca Daerah,

ternyata lebih dari 34% dari nilai kekayaan daerah berupa aset tetap.

Namun demikian jika dicermati sebagian besar dari aset tersebut tidak

142

jelas asal usulnya, nilainya maupun status kepemilikannya. Penyebab

terjadinya kondisi tersebut adalah:

1. Kebanyakan Pengelola Aset di daerah (sesuai istilah dalam

Permendagri 17 tahun 2007), belum memahami perbedaan definisi aset

atau barang daerah dengan barang inventaris.

2. Orientasi pengadaan barang selama ini hanya membeli dan bukan

mengelola, sehingga tidak pernah dilakukan pengadministrasian dan

pengendalian secara layak (misalnya tidak pernah dilakukan

pengecekan atau inventarisasi secara periodik).

3. Konsepsi penyajian aset atau barang daerah tidak sama dengan

membuat laporan barang inventaris. Biasanya nilai yang dicantumkan

dalam neraca bukan nilai perolehan tetapi nilai pasar atau taksiran.

Sementara menurut kaidah akuntansi sesuai Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang

boleh disajikan dengan menggunakan nilai wajar atau taksiran hanya

saat menyusun neraca awal saja (khususnya untuk aset yang lama).

4. Pada saat merencanakan anggaran tidak dilakukan verifikasi secara

memadai sehingga menyebabkan kesalahan dalam memberikan kode

rekening atas Belanja Modal (BM). Seharusnya setiap Belanja Modal

(BM) harus menambah aset tetap, namun karena belanja barang yang

dilakukan tidak digunakan atau dimiliki untuk operasional oleh

pemerintah daerah sendiri namun disumbangkan atau dihibahkan

kepada pihak ketiga, sehingga BM tersebut tidak menambah jumlah

aset daerah.

Kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kota Palangka Raya dalam

mengoptimalkan pengelolaan barang daerah adalah:

1. Melakukan kegiatan penataan aset;

2. Melakukan penghapusan barang daerah;

3. Melakukan instalasi program SIMBADA (Sistem Informasi Manajemen

Barang Daerah) di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

4. Mengikutsertakan pengelola aset dalam diklat aset daerah;

5. Menaikkan insentif pengurus barang daerah;

143

6. Melakukan inventarisasi dan klarifikasi aset daerah sebagai tindak

lanjut dari hasil temuan BPK.

7. Optimalisasi pemanfaatan aset daerah dalam rangka meningkatkan

daya dukung pembiayaan daerah dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan

adalah rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio

lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek,

sedang rasio cepat adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan

kewajiban jangka pendek. Berdasarkan formula tersebut, maka rasio

likuiditas neraca keuangan Kota Palangka Raya tahun 2008-2012 adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kota Palangka Raya Tahun 2010-2013

(dalam persen)

No Uraian 2010 2011 2012 2013

% % % %

1 Rasio lancar (current ratio) 4,44 44,03 42,91 66,48

2 Rasio quick (quick ratio) 4,08 43,31 41,09 64,81

3 Rasio total hutang terhadap total aset

0,01 26,10 70,88 0,01

4 Rasio hutang terhadap modal 0,01 1,04 1,01 0,01

5 Rata-rata umur piutang - - - -

6 Rata-rata umur persediaan - - - -

Pada tabel 3.5 dapat terlihat bahwa rasio lancar Kota Palangka

Raya pada tahun 2010 sebesar 4,44%. Pada tahun 2011 mengalami

kenaikan yang lumayan sebesar 44,03% artinya terdapat selisih sebesar

39,59% dibandingkan dengan tahun 2010 selanjutnya pada tahun 2012

mencapai 42,91% terjadi penurunan sebesar 1,12% dan pada tahun 2013

mengalami kenaikan sebesar 66,48 paling tinggi dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan besaran rasio cepat pada tahun

2010 sampai dengan 2013 masing-masing sebesar 4,08%, 43,31%,

41,09% dan 64,81 artinya pada tahun 2013 mengalami kenaikan jika

dibandingkan dengan tahun 2010-2012. Dari angka ini dapat

memperlihatkan kecepatan Kota Palangka Raya dalam membayar atau

melunasi utang lancarnya. Rasio lancar dan rasio cepat tidak terlalu naik

144

dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pemerintah Kota Palangka Raya

efisien dalam mengelola aktiva lancar dan persediannya. Dengan kata

lain, Pemerintah Kota Palangka Raya memiliki kesehatan keuangan yang

cukup baik.

3.2 Analisis Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik

pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

berikutnya. Tujuan pembiayaan daerah adalah untuk menutup defisit

penerimaan daerah ataupun mempergunakan surplus anggaran untuk

tujuan yang produktif. Pemerintah Kota Palangka Raya selama jangka

waktu 6 tahun sejak tahun anggaran 2008 sampai dengan 2013 berusaha

agar pengelolaan pembiayaan daerah bisa berjalan efektif dana efisien

sehingga pembiayaan tersebut dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Analisis pembiayaan daerah bertujuan untuk memperoleh

gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun

anggaran sebelumnya terhadap surplus atau defisit belanja daerah

sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang

akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan

pembangunan daerah.

3.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang

kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Kota

Palangka Raya. Selama 6 tahun guna mencukupi kebutuhan belanja

Pemerintah Kota Palangka Raya yang meningkat maka mempergunakan

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Lalu (SILPA).

145

Tabel 3.6 Surplus Defisit Pembiayaan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

(dalam Rupiah) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

A. Pendapatan 493.186.660.270,21 522.746.717.814,55 530.483.262.820,08 642.334.754.924,06 719.835.769.566,81 874.865.012.605,33

B. Belanja 522.554.807.423,08 532.269.506.970,49 532.578.866.640,58 604.542.273.757,64 701.107.450.180,78 849.908.281..664,32

- Belanja Tidak Langsung

262.218.532.746,35 295.934.898.091,81 303.897.907.373 389.074.816.014,33 460.867.872.762,78 519.501.555.915,60

- Belanja Langsung

260.336.274.676,73 236.334.608.878,68 228.680.959.267,58 215.467.457.743,31 240.239.577.418 330.406.725.748,72

Surplus (Defisit) (A-B)

(29.368.147.152,87) (9.522.789.155,94) (2.095.603.820,50) 37.792.481.166,42 18.728.319.386,03 24.956.730.941,01

Pada tabel 3.6 dapat terlihat pembiayaan netto Kota Palangka

Raya. Pada tahun anggaran 2008, terjadi defisit sebesar

29.368.147.152,87. Demikian juga, pada tahun anggaran 2009 dan 2010

terjadi penurunan atau defisit sebesar 9.522.789.155,94 dan

2.095.603.820,50. Defisit anggaran ini menandakan kekurangan dalam

kas keuangan disebabkan adanya ketimpangan antara jumlah anggaran

belanja pembangunan dan pendapatan Kota Palangka Raya. Defisit pada

tahun 2008 sampai dengan 2010 diakibatkan oleh meningkatnya belanja

pegawai pada sektor belanja langsung dan belanja tidak langsung. Artinya

pemerintah Kota Palangka Raya memiliki pengeluaran lebih banyak

daripada penghasilan. Namun pada tahun anggaran 2011 dan 2012,

terjadi surplus kembali yakni sebesar 37.792.481.166,42 dan

18.728.319.386,03. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan belanja yang

dilakukan oleh pemerintah Kota Palangka Raya memiliki ekuitas yang

positif yakni belanja yang dilakukan tidak besar dari total pendapatan yang

diterima.

Tabel 3.7 Realisasi Pembiayaan APBD Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

(dalam Rupiah)

No

Tahun Penerimaan Pembiayaan

Daerah

Pengeluaran Pembiayaan

Daerah

Pembiayaan Netto

1 2008 63.179.691.368,19 240.105.554,27 62.939.585.813,92

2 2009 33.571.438.661,05 490.105.554,27 33.081.333.106,78

3 2010 21.666.355.225,24 2.240.105.555 19.426.249.670,24

4 2011 17.328.415.849,74 4.043.305.514,27 13.285.110.335,47

5 2012 51.077.591.501,89 7.626.869.763,75 43.450.721.738,14

6 2013 35.815.691.366,38 4.552.106.000 31.263.585.366,38

146

Pada tabel 3.7 dapat terlihat realisasi pembiayaan APBD Kota

Palangka Raya tahun 2008 hingga tahun 2013. Pembiayaan netto yang

merupakan hasil dari formula penerimaan pembiayaan daerah dikurangi

pengeluaran pembiayaan daerah. Pembiayaan netto yang dimiliki

pemerintah Kota Palangka Raya mengalami surplus selama 5 (lima)

tahun pada tahun 2008 sampai dengan 2013. Pembiayaan netto pada

tahun 2008 sebesar 62.939.585.813,92, tahun 2009 pembiayaan netto

sebesar 33.081.333.106,78, tahun 2010 pembiayaan netto sebesar

19.426.249.670,24, tahun 2011 pembiayaan netto sebesar

13.285.110.335,47 dan pada tahun 2012 pembiayaan netto sebesar

43.450.721.738,14, serta pada tahun 2013 pembiayaan netto sebesar

31.263.585.366,38. Artinya penerimaan pembiayaan daerah Kota

Palangka Raya lebih besar dari pengeluaran pembiayaan daerah.

3.2.2 Analisis Realisasi Sisa lebih Perhitungan Anggaran

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi

sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui sisa lebih

pembiayaan anggaran SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya,

dapat diketahui kinerja APBD Kota Palangka Raya tahun sebelumnya

yang lebih rasional dan terukur.

Pada anggaran 2008 sampai dengan 2013 terlihat bahwa SILPA

mengalami surplus yang cukup besar dan setiap tahun cenderung

mengalami peningkatan yakni pada tahun 2008 SILPA sebesar

33.571.438.661,05 kemudian pada tahun 2009 SILPA sebesar

23.558.543.950,84 selanjutnya pada tahun 2010 SILPA sebesar

17.330.645.849,74 dan pada tahun 2011 SILPA sebesar

51.077.591.501,89, pada tahun 2012 SILPA sebesar 62.179.041.124,17

serta pada tahun 2013 SILPA sebesar 83.596.912.617,92.

Adanya sisa lebih pembiayaan anggaran menunjukkan

pengelolaan keuangan pemerintah Kota Palangka Raya yang baik.

Namun demikian, adanya SILPA yang tinggi justru mengindikasikan

buruknya kinerja pengelolaan keuangan daerah. Tingginya SILPA

membuktikan bahwa penyerapan anggaran di daerah itu sangat rendah.

147

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya penyerapan

anggaran yakni lemahnya pelaksanaan program dan kegiatan pada

masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kinerja birokrasi

yang menurun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

148

Tabel 3.8 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Palangka Raya Tahun 2008-2014 (dalam Rupiah)

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

33.571.438.661,05 23.558.543.950,84 17.330.645.849,74 51.077.591.501,89 62.179.041.124,17 62.179.041.124,17

2. Pencairan Dana Cadangan - - - - - 4.000.000.000

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

- - - - - -

4. Penerimaan Pinjaman Daerah

- - - - - -

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

- - - - - -

6. Penerimaan Piutang Daerah

- - - - - -

7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

33.571.438.661,05 23.558.543.950,84 17.330.645.849,74 51.077.591.501,89 62.179.041.124,17 83.596.912.617,92

149

3.2.3 Analisis Proyeksi Belanja Daerah

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan

belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat

wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan

proyeksi 5 (lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka

pendanaan pembangunan daerah. Analisa proyeksi belanja daerah hanya

memperhitungkan belanja langsung dan belanja tidak langsung.

Tabel 3.9 Nilai Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung dengan

Rata-Rata Pertumbuhan (dalam Rupiah)

No Uraian 2013 Rata-rata

Pertumbuhan Nilai

1. Belanja tidak langsung

519.501.555.915,60 14,95 77.678.030.708,80

2. Belanja langsung 330.406.725.748,72 6,16 20.348.424.803,09

Tabel 3.10

Proyeksi Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung (dalam Juta)

No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018

1. Belanja tidak langsung

597.563.376.248,48 634.373.280.225,39 673.450.674.287,27 714.935.235.823,37 758.975.246.350,09

2. Belanja langsung 414.767.013.140,34 440.316.661.149,79 467.440.167.476,61 496.234.481.793,37 526.802.525.871,63

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa proyeksi belanja

langsung Kota Palangka Raya mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan

rata-rata pertumbuhan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja

modal Kota Palangka Raya cenderung naik. Sedangkan pada sektor

belanja tidak langsung mengalami rata-rata pertumbuhan yang positif

disebabkan peningkatan yang cukup signifikan ada belanja pegawai,

belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan keuangan.

Belanja langsung tersebut akan digunakan untuk belanja program

prioritas seperti pada tabel 8.1 dan program-program pendukung yang

didasarkan bahwa indikator kinerja program tersebut berupa output dan

berfungsi sebagai pendukung (belanja rutin) terhadap program prioritas

pembangunan daerah.

150

Tabel 3.11 Realisasi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam rupiah)

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pendapatan 493.186.660.270,21 522.746.717.814,55 530.483.262.820,08 642.512.979.205,89 719.835.769.566,81 874.865.012.605,33

1.1. Pendapatan Asli Daerah 23.187.580.441,21 22.535.680.868,55 25.815.783.567,08 34.982.609.248,89 50.515.952.309,27 63.556.113.907,34

1.1.1. Pajak Daerah 9.173.436.279 10.126.423.952 11.815.006.914 23.188.668.150,26 34.747.573.390,40 43.622.345.363,94

1.1.2. Retribusi Daerah 8.446.860.418 8.107.139.926 9.987.337.084 8.653.971.962 9.885.999.588 10.831.917.077

1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan

360.957.259 594.421.943,25 431.134.172,32 604.076.873,84 804.770.016,49 959.030.316,10

1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 5.206.326.485,21 3.707.695.047,30 3.582.305.396,76 2.535.892.262,79 5.077.609.314,38 8.142.821.150,30

1.2. Dana Perimbangan 400.181.824.645 410.817.454.127 404.576.494.333 466.395.161.314 552.429.551.513 638.529.004.050

1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

28.343.152.645 32.449.320.127 37.858.714.333 40.263.238.314 61.341.367.513 55.219.938.050

1.2.2. Dana Alokasi Umum 330.018.672.000 334.308.134.000 341.320.280.000 386.393.123.000 459.782.814.000 539.535.616.000

1.2.3. Dana Alokasi Khusus 41.820.000.000 44.060.000.000 25.397.500.000 39.738.800.000 31.305.370.000 43.773.450.000

1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 69.817.255.184 89.393.582.819 100.090.984.920 141.135.208.643 116.890.265.744,54 172.779.894.647,99

1.3.1. Pendapatan Hibah - 29.680.454.056 247.600.000 2.985.600.000 766.800.000 38.922.514.090

1.3.2. Dana Darurat - 3.000.000.000 - - - -

1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya

21.525.513.184 29.492.957.056 31.524.611.302 39.899.143.163 50.671.733.744,54 74.190.106.647,99

1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus

44.716.140.000 19.790.971.707 31.066.163.218 29.700.000.000 433.384.000 -

1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya

1.400.000.000 - - 150.000.000 - 8.299.600.000

1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND

2.175.602.000 7.429.200.000 33.321.410.400 40.719.651.480 65.018.348.000 90.290.188.000

1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

- - - 13.316.925.000 - -

1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

3.931.200.000 14.363.889.000 -

151

Tabel 3.12 Prediksi Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2014-2018 (dalam rupiah)

No. Uraian 2014 2015 2016 2017 2018

1 Pendapatan 946.131.533.298,38 1.063.750.000.000 1.196.000.000.000 1.344.700.000.000 1.512.000.000.000

1.1. Pendapatan Asli Daerah 72.655.800.300 95.150.000.000 124.700.000.000 150.800.000.000 193.000.000.000

1.1.1. Pajak Daerah 51.080.000.000 71.000.000.000 99.000.000.000 122.000.000.000 161.000.000.000

1.1.2. Retribusi Daerah 12.470.550.300 13.000.000.000 13.700.000.000 14.300.000.000 15.000.000.000

1.1.3. Hasil Pengelolaan Keuangan daerah yang dipisahkan

1.180.000.000 1.650.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000

1.1.4. Lain-lain PAD yang Sah 7.925.250.000 9.500.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 14.000.000.000

1.2. Dana Perimbangan 691.846.430.423 751.700.000.000 807.600.000.000 875.000.000.000 923.000.000.000

1.2.1. Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

60.167.412.423 69.700.000.000 80.800.000.000 93.000.000.000 107.000.000.000

1.2.2. Dana Alokasi Umum 589.449.668.000 636.600.000.000 678.000.000.000 730.000.000.000 760.000.000.000

1.2.3. Dana Alokasi Khusus 42.229.350.000 45.400.000.000 48.800.000.000 52.000.000.000 56.000.000.000

1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 181.629.302.575,38 216.900.000.000 263.700.000.000 318.900.000.000 396.000.000.000

1.3.1. Pendapatan Hibah - - - - -

1.3.3. Dana Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya

80.239.552.575,38 88.200.000.000 97.000.000.000 106.000.000.000 117.000.000.000

1.3.4. Dana Penyesuaian dan otonomi Khusus - - - - -

1.3.5. Bantuan Keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya

7.100.000.000 4.300.000.000 2.500.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000

1.3.6. Dana Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PND

94.289.750.000 124.400.000.000 164.200.000.000 211.400.000.000 278.000.000.000

1.3.7. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) - - - - -

1.3.8. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah

- - - - -

152

Tabel 3.13 Belanja Langsung dan Tidak Langsung Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013 (dalam Rupiah)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013

A. Belanja Langsung 260.336.274.676,73 236.334.608.878,68 228.680.959.267,58 215.467.457.743,31 240.239.577.418 330.406.725.748,72

- Belanja Pegawai 14.042.299.440 14.957.300.000 57.116.682.996,58 18.578.750.330 24.265.540.452 32.053.961.370

- Belanja Barang dan Jasa 96.447.474.097,73 81.327.733.919,68 81.134.345.229 91.395.096.419,31 105.629.950.368 125.018.151.949,84

- Belanja Modal 149.846.501.157 140.049.574.959 90.429.930.042 105.493.610.994 110.344.086.598 173.334.612.428,88

B. Belanja tidak Langsung 262.218.532.746,35 295.934.898.091,81 303.897.907.373 389.074.816.014,33 460.867.872.762,78 519.501.555.915,60

- Belanja Pegawai 232.055.826.606,66 277.390.995.474,08 287.006.021.308 365.910.400.792 427.831.480.562,27 474.001.519.695

- Belanja Bunga 207.948.917,69 178.756.917,73 151.333.460 1.890.000.000 2.048.710.587,08 1.781.151.504,63

- Belanja Subsidi 1.500.000.000 480.000.000 - - - -

- Belanja Hibah 5.397.014.608 3.801.300.000 7.043.573.787 11.917.048.400 21.783.790.987 38.922.514.090

- Belanja Bantuan Sosial 15.179.793.000 11.730.328.200 6.746.978.818 8.632.366.822,33 7.589.000.000 3.611.480.000

- Belanja Bagi Hasil 24.000.000 - - - - -

- Belanja Bantuan Keuangan

2.189.790.000 2.203.517.500 2.725.000.000 725.000.000 1.464.890.626,43 1.184.890.625,98

- Belanja tidak Terduga 5.664.159.614 150.000.000 225.000.000 - 150.000.000 -

Jumlah Belanja 522.554.807.423,08 532.269.506.970,49 532.578.866.640,58 604.542.273.757,64 701.107.450.180,78 849.908.281.664,32

153

Tabel 3.14 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Palangka Raya Tahun 2008-2013

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

A. Belanja Tidak Langsung 301.140.124.211 368.791.530.027 412.126.635.045 490.346.702.304,74 519.501.555.915,60

1. Belanja Gaji dan Tunjangan - - 291.642.637.212 327.141.797.448 340.209.690.638

2. Belanja Tambahan Penghasilan**) - - 86.968.974.833 122.937.478.856 130.045.155.657

3. Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

- - 1.623.200.000 1.352.000.000 1.631.544.000

4. Belanja pemungutan Pajak Daerah**) - - 2.267.000.000 2.440.969.000 -

B. Belanja Langsung 252.133.664.159,05 209.956.438.218,12 250.180.820.520,74 266.223.161.829,78 32.053.961.370

1. Belanja Honorarium PNS**) - - 3.734.515.000 6.619.488.250 8.375.915.540

2. Belanja Uang Lembur**) - - 738.271.200 714.015.016 376.452.750

3. Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - 210.250.000 182.750.000 369.499.450

4. Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS**)

- - 3.543.004.090 5.315.513.024 3.071.126.500

5. Belanja premi asuransi kesehatan - - 848.499.980 2.104.402.205 834.225.749

6. Belanja makanan dan minuman pegawai***) - - 9.346.790.135 8.404.933.523 10.496.144.950

7. Belanja pakaian dinas dan atributnya**) - - 404.701.600 736.829.250 834.458.000

8. Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu*)

- - 698.511.350 2.512.343.580 1.129.393.150

9. Belanja perjalanan dinas**) - - 16.211.417.612 25.152.331.910 25.765.533.928

10. Belanja perjalanan pindah tugas - - - - -

11. Belanja Pemulangan Pegawai - - 2.340.000.000 1.650.000.000 1.350.000.000

12. Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)

144.566.409.435 100.302.489.333 128.927.376.596,74 119.715.884.480 173.334.612.428,88

TOTAL 553.273.788.370,05 578.747.968.245,12 662.307.455.565,74 756.569.864.134,52 849.908.281.664,32

154

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

4.1. Pendahuluan

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap

expectation” antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan

yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai dimasa datang

dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan

pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum

didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang

yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.

Berdasar analisis atas data dan informasi yang disajikan pada bab

2 dan bab 3, bab ini menguraikan permasalahan dan isu strategis Kota

Palangka Raya.Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan

daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi

keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah. Identifikasi faktor-

faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal.

Selanjutnya diuraikan pula isu strategis eksternal, baik nasional,

propinsi maupun luar negeri yang memiliki pengaruh pada Kota Palangka

Raya. Berdasar berbagai isu strategis yang berpengaruh terhadap

pembangunan kota itu kemudian disusun rencana dan strategi umum

untuk mencapai tujuan pembangunan lima tahun ke depan.

4.2. Analisis Permasalahan

Uraian atas permasalahan dilakukan berdasar kelompok masalah

penting yang dihadapi Kota Palangka Raya, melalui analisis mendalam

pada bab 2 dan bab 3 analisis itu terbagi atas 7 poin yaitu kesejahteraan

sosial, pendidikan, kesehatan, pelayanan umum, ketahanan pangan,

lingkungan hidup dan daya saing.

Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial

Pada aspek kesejahteraan dibandingkan dengan kabupaten dan

kota lain di Palangka Raya secara umum telah cukup baik. Namun

demikian jika dilihat lebih detail akan terlihat bahwa kesejahteraan itu

155

belum dinikmati secara merata oleh seluruh wilayah maupun seluruh

sektor yang ada. Sektor pertanian yang meliputi wilayah paling luas dan

penduduk cukup banyak memiliki pertumbuhan yang jauh lebih lambat

dibandingkan dengan sektor lainnya, terutama jasa dan perdagangan.

Ketidak merataan kesejahteraan ini kemudian dikonfirmasi oleh angka

Gini Indeks yang cenderung tidak berkurang.

Kesejahteraan yang tidak merata itu bersumber dari 4 aspek

penting yakni, pertama, produktivitas sektor pertanian dan perkebunan

yang memang rendah. Rendahnya produktivitas pertanian itu bermula dari

kondisi lahan yang memang kurang cocok untuk tanaman pangan, tetapi

pada umumnya penduduk mengusahakan tanaman pangan sementara

sektor perkebunan rakyat yang sangat potensial juga masih diusahakan

secara tradisional. Kedua, sektor perdagangan dan jasa yang

berkembang dengan cepat tidak terkait langsung dengan sektor pertanian

yang menghidupi sebagian besar penduduk. Ketiga, sektor industri

furniture dan home industri yang seharusnya menjadi pengungkit

pertumbuhan untuk sektor pertanian belum berkembang. Keempat,

ketersediaan infrastruktur untuk sektor pertanian dan pedesaan sangat

kurang dibandingkan dengan yang dibutuhkan.

Akibat dari ketimpangan kesejahteraan ini maka timpang pula

aspek pendidikan dan kesehatan untuk penduduk. Disamping itu

rendahnya kinerja sektor pertanian juga berdampak pada tingginya tingkat

kemiskinan di daerah pedesaan dan sektor pertanian. Ketika tingkat

pendidikan masih lemah dengan kesehatan yang juga lemah dengan

tingkat kemiskinan yang tinggi, dampak selanjutnya adalah bahwa aspek

sosial maupun budaya tidak berkembang. Kemiskinan dan pendidikan

yang buruk ditambah dengan terus bertambahnya jumlah penduduk juga

akan mengancam lingkungan hidup.

Secara singkat analisis masalah kesejahteraan itu digambarkan

oleh diagram 4.1.

156

Diagram 4.1 Analisis Aspek Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial

Kota Palangka Raya

Pendidikan

Sejalan dengan persoalan kesejahteraan, persoalan pendidikan di

kota Palangka Raya juga terkait dengan variasi capaian kinerja pendidikan

yang cukup tinggi antar kecamatan. Teridentifikasi 4 kelompok persoalan

yang menjadi penyebabnya, yakni sisi sumber daya manusia, sistem

pendidikan, sarana dan prasarana juga ada masalah pada sisi

masyarakat. Persoalan yang muncul disini lebih erat terkait dengan

kondisi di wilayah remote (wilayah yang jauh dari jangkauan ibukota).

Di wilayah remote, seperti Rakumpit dan Sebangau pinggir kondisi

sarana dan prasarana pendidikan relatif rendah dibandingkan dengan

kecamatan yang berada di pusat kota seperti Pahandut. Hal ini dapat

dicermati dari rasio gedung murid terhadap jumlah sekolah yang relatif

tinggi. Selain jumlahnya terbatas kondisi sarana pendidikan di wilayah

remote ini juga dalam keadaan yang kurang baik. Kondisi ini menjadi

semakin buruk ketika penduduk yang berdiam di wilayah remote itu

umumnya sangat terpencar. Dalam kondisi demikian, sekalipun fasilitas

pendidikan ada tetapi untuk menjangkau fasilitas pendidikan yang ada

terhalang oleh sarana transportasi yang juga kurang memadai.

157

Pada wilayah yang demikian kondisi masyarakatnya pada

umumnya berbasis pendidikan rendah dengan kondisi kesejahteraan yang

kurang. Pada masyarakat yang seperti ini, terlalu mahal untuk memikirkan

anak untuk investasi, sehingga anak harus menjadi tenaga kerja untuk

mencukupi kebutuhan hidup. Disamping itu memang masih ada bagian

dari masyarakat yang kurang berpendidikan sehingga belum memahami

makna pentingnya pendidikan.

Kondisi semacam ini masih diperburuk oleh kenyataan bahwa

sumber daya pendidikan juga terdistribusi secara tidak merata. Pada

wilayah remote, jumlah tenaga kependidikan relatif terbatas, akibat dari

infrastruktur yang kurang. Kurangnya tenaga kependidikan itu masih

ditambah persoalan adanya tenaga kependidikan yang memiliki

ketrampilan terbatas. Pada aspek tenaga kependidikan ini juga terdapat

persoalan komitmen yang rendah dari tenaga pendidik, sehingga proses

pendidikan tidak dapat dijalankan dengan baik.

Aspek penting lainnya adalah pola dan sistem kependidikan yang

seragam kadang kurang sesuai dengan kondisi dan budaya lokal. Ketika

hal ini terjadi maka masyarakat akan melihat bahwa pendidikan tidak

sesuai dengan yang dibutuhkan dan tidak ada manfaatnya, itulah

sebabnya maka tingat partisipasi pendidikan menjadi rendah.

Kompleksitas kondisi pendidikan secara sederhana digambarkan

oleh diagram 4.2.

158

Diagram 4.2 Kompleksitas Pelayanan Pendidikan di Kota Palangka Raya

Kesehatan

Sebagai sebuah kota, tingkat kesehatan Kota Palangka Raya

sudah baik, namun demikian secara kewilayahan capaian kinerja

kesehatan masih belum merata. Terdapat 4 kelompok aspek yang

diidentifikasi menjadi penyebabnya, yaitu aspek kebijakan, perilaku dan

budaya serta sarana dan ketenagakerjaan (lihat diagram 4.3).

Pada aspek kebijakan terdapat kebijakan yang kurang mendukung

tercapainya kinerja pelayanan kesehatan yang optimal. Kurang adanya

insentif bagai tenaga medis dan paramedis adalah yang pertama.

Selanjutnya penempatan tenaga medis dan paramedis yang kurang tepat,

pada wilayah yang belum ada tenaga paramedis swasta ditempatakan

tenaga paramedis dengan jumlah yang sama dengan wilayah yang telah

ada tenaga medis swastanya. Aspek selanjutnya dari kebijakan adalah

pembangunan kawasan pemukiman yang kurang memperhatikan aspek

kesehatan, misalnya kawasan perumahan tanpa drainase yang cukup

tanpa jaringan air bersih yang cukup, tanpa ruang terbuka maupun

pengelolaan sampah yang cukup. Pembangunan kawasan yang buruk

seringkali bersumber dari adanya konflik antar kebijakan yang dibawa oleh

159

masing-masing SKPD/KL. Tuntutan capaian MDG’s seringkali juga

menjadi beban berlebih bagi institusi kesehatan karena selain harus

menyelesaikan persoalan persoalan yang ada di Kota Palangka Raya

sendiri, institusi kesehatan daerah juga masih harus melakukan usaha

untuk mencapai tuntutan MDG’s. Akibatnya upaya untuk penanganan

kesehatan internal terbengkelai. Kondisi ini semakin sulit ketika anggaran

yang dimiliki oleh dinas kesehatan terbatas, sehingga untuk mencapai

keberhasilan, hanya wilayah yang mudah dijangkau yang dapat dikelola.

Sarana kesehatan yang ada di seluruh wilayah telah sesuai dengan

rasio yang dipersyaratkan, namun demikian lokasi penduduk yang sangat

terpencar membuat sarana yang tersedia belum dapat dimanfaatkan

secara optimal oleh penduduk. Disamping itu fasilitas yang langsung

berhubungan dengan kesehatan penduduk, di wilayah remote juga

kurang, seperti air bersih. Pada aspek sumber daya manusia kesehatan,

penempatan tenaga kesehatan yang kurang pas juga masih ditambah

dengan ketrampilan teknisi yang kurang memadai. Sejalan dengan tenaga

kependidikan, tenaga kesehatan juga masih banyak yang komitmennya

terhadap tugas dan tanggungjawab masih rendah.

160

Diagram 4.3 Permasalahan terkait dengan Kinerja Kesehatan

di Kota Palangka Raya

Pada sisi masyarakat, terdapat dua hal yang menghambat capaian

kinerja kesehatan yang baik, yakni aspek budaya dan perilaku. Secara

budaya masyarakat masih sangat percaya kepada pelayan kesehatan

tradisional seperti dukun bayi. Masalahnya banyak dukun bayi yang belum

mendapatkan pendidikan kesehatan secara memadai, padahal cara

kesehatan tradisional menjadi kurang memadai berhadapan dengan

perkembangan penyakit yang ada. Disamping itu budaya patriarkhi yang

kental menghalangi pelayanan tenaga kesehatan karena pasien, dalam

hal ini ibu tidak memiliki keputusan atas kondisi kesehatannya sendiri.

Pada sisi lain perilaku masyarakat tradisional masih erat melekat

pada sebagian besar penduduk, dimana perilaku itu mungkin tidak

menimbulkan masalah ketika penduduk belum banyak dan penyakit belum

berkembang seperti saat ini. Namun saat ini dengan perkembangan

penduduk dan penyakit yang semakin beraneka ragam kebiasaan itu

cukup menjadi sumber penyakit dan penyebarannya. Kebiasaan seperti

buang air besar, membuang sampah di sungai, memanfaatkan air sungai

yang telah tercemar, tidak menjaga kebersihan lingkungan adalah

161

beberapa kebiasaan yang cukup menghambat upaya pelayanan

kesehatan agar terselenggara secara optimal.

Pelayanan Umum

Pelayanan umum disini terkait dengan pelayanan pemerintah Kota

yang bersifat langsung kepada masyarakat. Pelayanan dokumen pribadi,

seperti KTP, KK dan akte kelahiran, pelayanan perijinan, pelayanan

transportasi sampai persampahan dan data. Pada aspek ini kinerja yang

dicapai juga belum optimal. Jumlah penduduk ber-KTP, Ber-KK, ber-akte

kelahiran, tanah yang bersertifikat, ijin trayek dan sebagainya adalah

indikator yang digunakan untuk mendeteksi kinerja pelayanan. Kinerja

pelayanan yang belum optimal itu terkait dengan beberapa penyebab

diantaranya sisi sarana dan prasarana, sisi kelembagaan, sisi aparat

pelayanan maupun pada sisi masyarakatnya itu sendiri (lihat diagram 4.3).

Terkait dengan aspek sarana dan prasarana. Sarana gedung dan

tempat pelayanan dirasakan belum memenuhi syarat pelayanan yang

baik, misalnya kondisi gedung kearsipan yang belum representatif.

Disamping gedung, sarana penunjang pelayanan, seperti alat uji

kendaraan, alat survey, buku perpustakaan maupun ketersediaan rambu

lalu lintas masih terbatas. Sarana pelayanan yang juga penting adalah

sarana untuk mobilitas petugas pelayanan, pada aspek ini juga masih

terbatas. Namun demikian segala bentuk kekurangan fisik ini bukanlah

yang utama, jika aparat pelayanan cukup berkualitas.

Sumber daya pelayanan, petugas pelayanan sangat disayangkan

sampai saat ini masih bermasalah. Pertama terkait dengan jumlahnya

yang kurang mencukupi, hal ini masih ditambah dengan kualifikasi yang

rendah, akibat dari penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan

bidangnya. Ketidaksesuaian keahlian dengan bidang kerja membawa

dampak pada kurangnya tanggungjawab para petugas ini pada tugas dan

pekerjaannya. Hal ini masih diperlemah oleh rendahnya upaya untuk

meningkatkan keahlian melalui pelatihan ataupun training yang

dibutuhkan. Maka itu semua berdampak pada buruknya kinerja

pelayanan.

162

Rendahnya kinerja aparat pelayanan itu masih ditambah dengan

aspek kelembagaan yang juga lemah. Secara kelembagaan, untuk setiap

pelayanan yang diberikan pada masyarakat belum memiliki Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. Ketidakjelasan SOP itu masih

ditambah dengan keberadaan SOTK yang belum sempurna.

Permasalahan kelembagaan ini seperti berputar putar dengan sumber

daya pelayanan yang ada. SDM kurang baik ditambah sistem kerja yang

juga kurang baik, atau sistem kerja yang kurang baik menyebabkan SDM

yang kurang baik. Apapun yang menjadi penyebab tetap berdampak pada

buruknya kinerja pelayanan.

Diagram 4.4 Permasalahan terkait dengan Pelayanan Umum di

Kota Palangka Raya

Masyarakat juga berperan dalam menciptakan kinerja pelayanan yang

kurang optimal. Kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen

administrasi, baik terkait dengan pribadi seperti KTP, kepemilikan seperti

tanah maupun perijinan seperti IMB atau ijin usaha masih rendah. Terkait

dengan pelayanan transportasi, masyarakat masih lebih memilih

kendaraan pribadi tetapi dengan kesadaran berlalu lintas yang aman

masih rendah. Pelanggaran terhadap rambu, pengabaikan pada aspek

163

keselamatan berkendara masih sangat sering terjadi. Untuk pelayanan

data maupun buku dan arsip, sebagaimana wilayah lain di Indonesia, rata-

rata minat bacanya masih rendah.

Ketahanan Pangan

Sebagai daerah perkotaan dengan sumber daya alam yang

sebagain besar berdasar rawa dan tingkat teknologi pertanian masih

belum maju, Kota Palangka Raya kurang dapat menghasilkan padi

sebagai makanan pokok. Akibatnya untuk memenuhi kebutuhan beras,

kota ini harus mendatangkan dari luar daerah. Ketika pangan utama

adalah beras maka kondisi ini dapat dikatakan bahwa kota ini rentan

dalam aspek ketahanan pangan. Kerentanan itu selain terkait dengan

produksi yang rendah juga terkait dengan kurangnya tingkat diversifikasi

pangan.

Diversifikasi pangan yang rendah terkait dengan kurangnya upaya

untuk memanfaatkan potensi pangan lokal non beras yang ada.

Kurangnya upaya industrialisasi produk pertanian menyebabkan pangan

lokal pengganti beras kurang tersedia. Ketika pangan pengganti tidak

tersedia, maka masyarakat tetap bergantung pada beras. Analisis ini

secara sederhana disajikan pada diagram 4.5.

164

Diagram 4.5 Permasalahan Rentannya Ketahanan Pangan di Kota Palangka Raya

Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup terkait dengan kondisi lingkungan

pendukung kehidupan. Kondisi lingkungan hidup di Kota Palangka Raya

masih cukup baik, dalam pengertian masih dalam batas aman baik untuk

pencemaran air maupun pencemaran udara. Namun demikian secara

keseluruhan ancaman terhadap degradasi lingkungan sudah sangat

nyata. Banjir, sampah tidak terkelola, sungai membawa sampah,

pendangkalan sungai dan danau maupun kebakaran hutan adalah

beberapa indikator yang menunjukkan ancaman terhadap linkungan

hidup. Kualitas lingkungan yang cenderung memburuk itu terkait dengan

tiga kelompok besar masalah yakni sarana dan prasarana, penegakan

hukum lingkungan dan sisi masyarakat (lihat digaram 4.6).

Pegelolaan lingkungan yang baik membutuhkan sarana dan

prasarana. Terkait dengan aspek tersebut, teridentifikasi bahwa sarana

untuk pengelolaan lingkungan yang tersedia belum memadai. Tempat

penumpukan sampah, truk pengangut sampah masih terbatas, akibatnya

belum semua sampah yang dihasilkan dapat dikelola. Pada sisi lain

pertambahan penduduk dan peningkatan ekonomi menyebabkan jumlah

sampah per kapita semakin tinggi yang secara keseluruhan produksi

165

sampah total akan bertambah dengan cepat. Tidak hanya sarana untuk

sampah yang terbatas, namun juga sarana pengelolaan kebersihan

lainnya, misalnya toilet umum yang memadai dan sehat.

Kurangnya fasilitas ini masih ditambah dengan sistem pengelolaan

yang belum baik. Sampah hanya berakhir dengan penumpukan dan

pembuangan terbuka, belum ada upaya untuk melakukan pengolahan

agar tidak menjadi gunung. Pada sisi lain juga belum diupayakan

pendidikan kepada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan

bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan melalui pola

pengelolaan sampah 3R. Pada kasus hutan, pegelolaan berdasar sistem

kesatuan berdasar fungsinya juga belum dijalankan, sehingga

pencegahan terhadap terjadinya kerusakan hutan belum dapat dilakukan

secara optimal.

Pelanggaran terhadap hukum lingkungan belum dapat diketahui

secara cepat, akibat dari kurangnya tenaga pelaksana dan minimnya

sarana pendukung. Kasus kejahatan terjadap lingkungan hanya dapat

diketahui ketika ada laporan dari masyarakat. Ketika laporan telah ada

dan penegakan aturan hendak dijalankan, seringkali terhalang oleh

kepemilikan lahan pribadi, sehingga hukum lingkungan sulit untuk

ditegakkan. Misalnya pada kasus lahan yang telah ditetapkan sebagai

kawasan penyangga air, seharsunya tidak diperbolehnya untuk dijadikan

perkebunan, tetapi ketika aturan ini dilanggar penegakan tidak dapat

dilakukan sebab lahan tersebut adalah lahan pribadi. Pada kasus

penegakan hukum dapat dilakukan, monitoring terhadap keberlangsungan

penegakan itu tidak pernah dilakukan, kembali persoalan prasarana

menjadi penghambat dan penghalangnya. Kesulitan monitoring maupun

penegakan lingkungan itu menjadi semakin sulit karena adanya kenyataan

ego sektoral yang sangat kental. Ego sektoral itu cukup banyak yang

berasal dari kebijakan pusat, yang kemudian menjadi buah simalakama di

daerah. Ketika terdapat konflik kepentingan antara keharusan dari K/L dan

kepentingan daerah, maka umumnya urusan daerah yang terabaikan.

166

Diagram 4.6 Persamalahan Degradasi Lingkungan Hidup di Kota Palangka Raya

Aspek yang tidak kalah penting pada degradasi lingkungan ini

adalah sikap dan perilaku masyarakat. Penduduk yang terus bertambah

adalah aspek pertama yang menjadi ancaman terhadap lingkungan.

Setiap pertabahan penduduk artinya kebutuhan akan tempat tinggal dan

makanan serta kepentingan lainnya. Pada sisi lain, lingkungan tidak akan

pernah bertambah jumlahnya maupun luasnya. Ketika tidak dilakukan

pengelolaan lingkungan yang benar maka daya dukung lingkungan jelas

menjadi ancamannya. Faktor kedua dari masyarakat adalah kebiasaan

yang telah berlangsung lama, misalnya membuang sampah di sungai.

Ketika penduduk belum banyak hal ini tidak akan berpengaruh buruk

terhadap lingkungan apalagi sampah yang dihasilkan juga masih sampah

organik yang akan dengan mudah terurai. Namun demikian bertambahnya

penduduk dan perkembangan ekonomi membuat sampah bertambah

banyak dan beraneka ragam. Sampah anorganik yang membutuhkan

waktu lama untuk hancur menjadi ancaman serius bagi lingkungan.

Perilaku lain yang kurang ramah terhadap lingkungan misalnya bertempat

tinggal di daerah aliran sungai. Sekali lagi kebiasaan ini mungkin aman

167

ketika penduduk masih sedikit, namun menjadi ancaman berat ketika

penduduk semakin bertambah.

Daya Saing Investasi

Pada aspek daya saing, Kota Palangka Raya termasuk dalam

kategori baik dibandingkan dengan kabupaten atau kota lain di Kalimantan

Tengah. Posisinya yang strategis dengan infrastruktur pendukung yang

cukup baik, menjadikan kota ini adalah pintu gerbang bagi akses ke

Kalimantan Tengah yang lain. Namun demikian daya saing yang tinggi itu

belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari petumbuhan

investasi yang tinggi pada bidang jasa dan perdagangan tetapi sektor

lainnya hampir belum tersentuh. Ketersediaan infrastruktur yang sangat

kurang memadai untuk mendukung investasi bidang pertanian menjadi

penyebab pertama. Sementara itu sektor industri juga tidak berkembang

baik industri pengolah bahan baku lokal maupun industri lainnya.

Terhambatnya pengembangan sektor petanian juga terkait dengan

kepastian usaha yang rendah. Konflik kepemilikan lahan masih cukup

sering ditemukan, ini tentu menjadi penghambat investasi di bidang yang

membutuhkan lahan. Disamping itu kebijakan pemerintah untuk

mengembangkan potensi pertanian rakyat misal perkebunan juga sangat

kurang.

Diagram 4.7 mendeskripsikan persoalan terkait dengan daya saing

investasi di Kota Palangka Raya. Aspek lain daya saing kurang

termanfaatkannya potensi daya saing ini adalah masih kurangnya

infrastruktur pendukung, misalnya kebutuhan akan listrik. Listrik menjadi

sumber energi bagi pengembangan sektor insdustri, ketika listrik kurang

tersedia maka kurang menarik pula daerah ini.

Perlu dicermati pada aspek daya saing ini untuk persoalan

keberpihakan pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam

memanfaatkan potensi yang ada. Sebagai daerah dengan perkebunan

karet rakyat perlu ada upaya lebih maksimal lagi untuk membangun atau

mendorong pengembangan industri pengolah karet misalnya.

168

Diagram 4.7 Persoalan terkait dengan Daya Saing Daerah

4.3. Isu Strategis

Berdasar analisis permasalahan, dapat dilihat dan dicermati, bahwa

secara makro persoalan yang dihadapi Kota Palangka Raya adalah

adanya ketidak merataan antar sektor dalam perekonomian, yang itu

bermakna ketidak merataan kesejahteraan. Ketidak merataan

kesejahteraan itu kemudian berdampak luas pada aspek pendidikan,

kesehatan, kemiskinan maupun kehidupan sosial budaya yang juga tidak

merata. Selanjutnya kemiskinan adalah “musuh” besar dari lingkngan

hidup.

Ketidak merataan kesejahteraan itu bersumber dari 5 (lima) pokok

persoalan yakni adanya ketimpangan pola investasi. Pertanian sebagai

sektor yang menghidupi sebagian besar penduduk kurang mendapat

perhatian untuk investasi, akibatnya pertanian (pedesaan) menjadi

sumber kemiskinan.

Penyebab berikutnya adalah adanya ketimpangan kualitas sumber

daya manusia. Sebagai sektor yang kurang menarik dan kurang

mendapat dorongan maka sektor ini juga kurang dapat menghasilkan

tenaga kerja yang berkualitas. Berbeda dengan mereka yang bergerak di

169

sektor jasa dan perdagangan yang didorong terus untuk menciptakan

inovasi mengikuti perkembangan dunia perdagangan dan jasa.

Selanjutnya adalah kurang adanya keterkaitan antar sektor yang

berkembang di kota ini. Sektor perdagangan dan jasa adalah sektor yang

sangat berkembang dengan baik, namun demikian sektor ini kurang

memiliki keterkaitan dengan sektor pertanian maupun industri.

Perkembangan sektor perdagangan lebih banyak didorong oleh

keberadaan kota ini yang terletak pada pintu masuk ke Kalimantan

Tengah. Artinya perdagangan bukan memperdagangkan hasil produk

(baik pertanian maupun industri) dari Kota Palangka Raya, melainkan

memperdagangkan produk dari luar Kota Palangkaraya untuk

diperdagangkan ke sekitar Kalimantan Tengah.

Kurang berkembanganya sektor pertanian dan pedesaan juga

terkait dengan lemahnya inftrastruktur di daerah pedesaan dan sentra

sentra produksi pertanian. Sebagai sebuah kota yang sangat strategis,

kota ini masih memiliki kecamatan yang cukup terpencil dengan

aksesibilitas yang sulit. Pertanian hanya akan berkembang jika

transportasi memadai. Transportasi yang buruk hanya akan menekan

harga produk pertanian, hal ini di satu sisi akan menjadi disinsentif bagi

pengembangan pertanian dan pada sisi lain akan membuat pertanian dan

pedesaan menjadi kantong kemiskinan.

Terakhir ketidakmerataan pembangunan itu juga bersumber dari

ketidak merataan pelayanan dasar yang harus diberikan kepada

penduduk. Sulitnya akses ke beberapa wilayah membuat tenaga

berkualitas baik pendididkan, kesehatan maupun pelayanan umum

lainnya enggan untuk ditugaskan di tempat tersebut. Akibatnya wilayah

wilayah yang terpencil itu akan tetap tinggal dalam kesulitan untuk

berkembang. Penduduk atau petugas dari luar suatu wilayah adalah salah

satu pendorong bagi munculnya perubahan, maka ketika aspek ini tidak

ada, sementara penduduk lokal juga kurang memiliki akses keluar maka

perubahan itu datangnya pasti akan sangat lambat.

170

Akibat dari masalah inti itu adalah aspek sosial, ekonomi maupun

budaya tidak berkembang dengan baik di kota ini. Pada bidang pendidikan

dan kesehatan terjadi ketidak merataan. Di sektor perkotaan kinerja

pendidikan dan kesehatan relatif lebih baik dari pada di pedesaan.

Kurangnya berbagai fasilitas di sektor pertanian dan pedesaan berdampak

pada tingginya penduduk miskin di wilayah pedesaan (sektor pertanian).

Akibat dari semua itu adalah kurang berkembangnya kehidupan sosial

budaya. Dalam keadaan miskin, tidak berpendidikan dan kurang sehat

maka hal terpenting yang dikejar baru taraf kebutuhan dasar, sementara

itu kehidupan sosial apalagi budaya menjadi cukup sulit untuk dipikirkan.

Tanpa pengetahuan yang cukup ditekan oleh kemiskinan maka penduduk

akan memanfaatkan lingkungannya untuk segera memenuhi kebutuhan

pokoknya, dengan demikian aspek keberlanjutan lingkungan kurang

mendapat perhatian.

Diagram 4.8 Permasalahan Pembangunan di Kota Palangka Raya

171

4.4. Isu Strategis Eksternal

Isu-isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan

sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis

lingkungan eksternal. Berbagai isu strategis itu mampu menciptakan

peluang, juga ancaman bagi tujuan pembangunan yang hendak

dilaksanakan oleh daerah. Analisis lingkungan eksternal dapat bersumber

dari berbagai informasi regional, nasional dan internasional (MDGs) dan

lain-lain yang langsung berdampak pada pembangunan Pemerintah Kota

Palangka Raya selama 5 (lima) tahun kedepan. Berikut diuraikan isu

strategis eksternal yang berpengaruh besar pada Kota Palangka Raya.

1. Kebijakan Provinsi ( RPJMD Provinsi )

Berdasarkan isu-isu strategis Provinsi Kalimantan Tengah dapat

diidentifikasi permasalahan pembangunan untuk masing-masing

aspek dan urusan antara lain adalah :

a. Masalah Penyediaan Infrastuktur Pembangunan

Permasalahan paling utama adalah menyangkut ketersediaan

infrastruktur dasar bagi berjalannya roda pembangunan

daerah meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi

teknis, dan kelistrikan.

b. Masalah pengembangan ekonomi lokal

Permasalahan pengembangan ekonomi menyangkut upaya

optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan lapangan kerja,

pengangguran, pengembangan industri hilir, penanganan

budidaya perikanan, kesejahteraan nelayan, pengembangan

tata niaga komoditas, pemanfaatan potensi tambang, dan

masih rendahnya investasi.

c. Masalah kualitas dan keterjangkauan pendidikan

Berbagai kendala dan permasalahan penyelenggaraan

pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah antara lain keadaan

topografi dan luasnya wilayah, kesenjangan pelayanan

pendidikan ditingkat pedesaan, relevansi dan daya saing

172

lulusan pendidikan, rendahnya kualitas dan kuantitas serta

kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan.

d. Masalah Kesejahteraan Sosial

Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping

untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga berfungsi

melakukan pelayanan publik, seperti pelayanan bidang

kesehatan, penanggulangan kemiskinan serta pengembangan

budaya dan wisata

e. Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam Kalimantan Tengah khususnya

dan pulau Kalimantan pada umumnya cukup tersedia yaitu

berupa wilayah yang luas, sumber daya hutan, pertanian,

perikanan, kelautan, perkebunan, pertambangan, kawasan

gambut, dan lain-lain belum sepenuhnya dapat dikelola

secara optimal. Selain itu pendayagunaan sumber daya alam

tersebut masih berupa produk primer yang memiliki nilai

tambah yang rendah.

f. Isu Pemekaran Wilayah

Rencana pemerintah propinsi untuk melakukan pemekaran

Kalimantan Tengah menjadi Propinsi Kota Waringin Raya dan

Barito Raya. Ini adalah peluang bagi kota Palangka Raya

(rentang kendali, perencanaan lebih detail).

g. Kepastian Hukum Pemanfaatan Ruang dan Lahan

Revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Kalimantan

Tengah secara legal formal belum ditetapkan. Hal ini

berdampak luas pada kabupaten (kota) dibawahnya termasuk

Kota Palangka Raya. Pola pemanfaatan ruang adalah hal

yang paling luas akan terpengaruh oleh hal ini.

173

2. Kebijakan Nasional

Terdapat cukup banyak kebijakan Nasional yang berpengaruh

terhadap Kota Palangka Raya, berikut adalah uraian masing

masing.

a. Demokratisasi yang cenderung melebihi porsinya dimana

masyarakat menuntut peran yang lebih besar dalam berbagai

aspek pembangunan. Dengan ketimpangan sosial dan

ekonomi yang ada di masyarakat yang belum terjawab

sepenuhnya oleh keberhasilan pembangunan memunculkan

bahaya laten setiap waktu dapat dipicu baik oleh isu nasional

maupun isu lokal.

b. Keterbatasan sumberdaya energi listrik dalam pengembangan

ekonomi lokal. Keterbatasan pasokan tersebut sudah sangat

mendesak untuk ditingkatkan seiring dengan permasalahan

kebutuhan listrik secara nasional. Permasalahan listrik bukan

saja menyangkut kebutuhan di masa yang akan datang untuk

menggenjot aktivitas ekonomi daerah, untuk kebutuhan dalam

skala normal saja hingga kini belum dapat terpenuhi sehingga

masih terjadi pemadaman bergilir.

c. Masalah kelestarian lingkungan hidup akan tetap menjadi

fokus perhatian nasional ke depan. Adanya pencemaran dan

kerusakan lingkungan hidup perlu pengelolaan lingkungan

hidup termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan

pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan menuntut

dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program

serta kegiatan yang di dukung oleh sistem pendukung

pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem tersebut mencakup

pemantapan kelembagaan, SDM, dan Kemitraan Lingkungan,

disamping perangkat hukum dan perundangan, informasi serta

pendanaan.

d. Kawasan kalimantan sebagai lumbung energi dan ketahanan

pangan. Berdasarkan masterplan perluasan dan percepatan

174

pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) Pulau Kalimantan

diarahkan untuk pembangunan dan pengembangan lumbung

energi (fosil dan nabati) serta lumbung pangan. Isu tersebut

mempengaruhi kebijakan pembangunan infrastruktur, ekonomi

dan investasi di daerah.

e. Untuk mendukung program kemandirian dan kedaulatan

pangan pemerintah pusat melalui kementerian kehutanan akan

melakukan pelepasan kawasan hutan di Kalimantan Tengah

dari hutan yang dapat dikonversi (HPK) menjadi areal

penggunaan lainnya (APL) seluas kurang lebih 178.572 Ha.

3. Kebijakan Internasional

Isu-isu strategis dari dunia internasional yang memiliki kualitas

dan kemungkinan tinggi untuk berdampak pada perencanaan

pembangunan 5 (lima) tahun mendatang antara lain :

a. Meningkatnya kerjasama ekonomi yang ditadai dengan lahirnya

Forum Kerjasama Regional dalam bidang ekonomi seperti

APEC, EEC, ASEAN, AFTA, WTO, ACFA, G-8 dan lain

sebagainya.

Berbagai kerjasama regional pada umumnya adalah untuk

menghapuskan hambatan terhadap arus barang dan jasa antar

negara dalam bentuk penghapusan berbagai beban pajak dan

ketentuan lain yang menghambat. Hal yang menjadi sentral

adalah munculnya ancaman terhadap sektor-sektor industri

atau perdagangan regional yang masih kalah kualitas dan

efisien produksinya. Hampir dapat dipastikan akan berakibat

matinya komoditas lokal.

b. Penghormatan terhadap hak-hak individu terlalu ditonjolkan

sehingga dapat mengorbankan hak-hak masyarakat secara

keseluruhan.

Merebaknya berbagai sarana yang memudahkan masyarakat

mengakses internet dan sarana informasi lainnya menciptakan

175

kebebasan individu yang perlu diwaspadai dapat menggerus

hak dan kepatutan umum serta kearifan lokal yang makin

terabaikan. Kebijakan publik perlu menyeimbangkan dua aspek

tersebut dengan tetap menjaga keberpihakan pada pelestarian

budaya lokal.

c. Adanya kesadaran masyarakat dunia untuk menjaga dan

memelihara planet bumi karena ada indikasi telah terjadinya

degredasi lingkungan yang mengglobal.

Kebijakan pembangunan harus lebih bijaksana (prudent)

menyangkut penggunaan lahan hutan bagi pembangunan

daerah karena akan berpotensi mendapat sorotan dunia

internasional. Pengembangan aktivitas ekonomi harus selalu

dalam konteks menjaga kelestarian alam dan khususnya

vegetasi hutan dan ekosistem di dalamnya.

d. Komitmen MDG’s yang ditetapkan pada UN Summit tahun

1990 oleh PBB.

Dengan telah diadopsinya komitmen MDG’s secara nasional

dan regional maka tak ada pilihan lain bagi Kota Palangka

Raya kecuali turut mencermati indikator yang harus dicapai

sampai akhir tahun 2018. Capaian-capaian penting itu

menyangkut penanggulangan kemiskinan dan kelaparan

ekstrem, peningkatan persamaan gender dan pemberdayaan

kaum wanita, penurunan tingkat kematian anak, antisipasi

terjadinya penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya

yang menjadi masalah internasional, dan memastikan

keberlangsungan lingkungan (environment sustainability)

sesuai target yang harus dicapai.

e. Komitmen internasional terhadap adaptasi dan mitigasi

perubahan ilkim global

Dalam berbagai forum internasional yang diikuti oleh bangsa-

bangsa di dunia seperti Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim

Tahun 2009 atau yang lebih dikenal dengan copenhangen

176

summit yang berlangsung pada bulan Desember 2009,

masyarakat internasional menyadari perlunya adaptasi dan

mitigasi terhadap dampak perubahan ilkim global. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah melalui penurunan emisi karbon.

Pemerintah Indonesia telah menargetkan penurunan emisi

karbon sebesar 26 persen sampai pada tahun 2020 dan

meningkat menjadi 41 persen apabila ada dukungan dari

negara-negara lain.

4.5. Strategi Umum

Tujuan dari sebuah proses pembangunan adalah peningkatan

kesejahteraan. Berdasar isu strategis yang dihadapi oleh Kota Palangka

Raya, sub bab ini melakukan analisis dalam menyusun strategi umum

untuk mencapai tujuan yang diharapkan itu. Untuk menyusun strategi

yang tepat digunakan analisis SWOT, Melalui analisis SWOT daerah

dapat menyusun strategi untuk memanfaatkan semua kelebihan dan

potensi yang ada untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Tabel 4.1

menyajikan kerangka analisis SWOT untuk menentukan strategi

pembangunan 5 tahun ke depan agar kesejahteraan yang diharapkan

dapat dicapai.

177

Tabel 4.1 Analisis SWOT untuk menyusun Strategi Umum Kota Palangka Raya

Kekuatan (S) 1. Posisi Strategi Kota

Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi yang terletak pada persimpangan Kabupaten/Kota lain di Kalimantan Tengah

2. Potensi sungai dan danau

3. Potensi gambut untuk perikanan dan air bersih

4. Potensi obat dan pengobatan tradisional

5. Sebagai pusat pendidikan, jasa dan pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah

Kelemahan (W) 1. Ketimpangan antara

sektor pedesaan dan perkotaan (infrastruktur maupun ekonomi)

2. Lemahnya keterkaitan antar sektor

3. Pelayanan umum kurang optimal

4. Belum optimalnya kelembagaan dan kompetensi aparatur

5. Melemahnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang

Peluang (O)

1. Kebijakan pelepasan kawasan hutan untuk menjadi APL

2. Peluang pangsa pasar produk perikanan/perairan (sungai dan danau) di wilayah Kalimantan Tengah

3. Kebijakan perdagangan dan jasa yang adil terhadap lingkungan

4. Kalimantan sebagai koridor MP3EI lumbung pangan dan energi

5. Komitmen Nasional maupun dunia dalam pencapaian target MDG’s

6. Perkembangan sektor industri dan pariwisata di Provinsi Kalimantan Tengah

Memanfaatkan kelebihan untuk meraih peluang 1. Pengembangan sektor

pertanian, perikanan dan pariwisata yang ramah lingkungan

2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor pertanian dan pariwisata serta pendidikan

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata

Menggunakan peluang untuk mengurangi kelemahan 1. Mengatasi

ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)

2. Peningkatan sektor jasa dan perdagangan berbasis perikanan dan pariwisata

3. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha

4. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur

5. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang sebagai falsafah dalam pembangunan

Tantangan (T) 1. Perubahan iklim yang

menyulitkan petani

Menggunakan kekuatan untuk mengurangi tantangan

Membalik kelemahan dan tantangan menjadi peluang

178

untuk menentukan pola tanam dan memicu bencana

2. Berlakunya AFTA akan menggilas daerah yang belum siap

3. Belum disahkannya RTRW Propinsi

1. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan

2. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

3. Peningkatan kualitas SDM

4. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi lokal

1. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

2. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat

3. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar

4. Pemerataan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah

Dari analisis SWOT yang telah dilakukan, teridentifikasi sejumlah

strategi besar yang mungkin dilakukan dalam 5 tahun ke depan bagi Kota

Palangka Raya. Strategi yang dikembangkan sejauh mungkin

mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, dalam pengertian bahwa

apapun aspek yang dikembangkan mestilah ramah lingkungan dan tidak

melanggar RTRW yang telah disusun oleh Kota Palangka Raya. Berikut

adalah uraian strategi besar yang dijalankan dengan konsep ramah

lingkungan.

1. Pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang

ramah lingkungan

2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan

pariwisata serta pendidikan

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan

sektor pendidikan, jasa dan pariwisata

4. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan

pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau

dan sungai)

5. Pengembangan sektor jasa dan perdagangan berbasis perikanan

dan pariwisata

6. Pengembangan regulasi terkait pengembangan usaha

7. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur

8. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan budaya Huma Betang

sebagai falsafah dalam pembangunan

179

9. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan

10. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

11. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi

lokal

12. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada

masyarakat

13. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar

14. Ketersediaan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah

Strategi merupakan cara yang direkomendasikan oleh analisis

permasalahan dan isu strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebagai sebuah dokumen perencanaan yang komprehensif, strategi itu

sudah semestinya sejalan dengan visi dan misi walikota dan wakil

walikota. Tabel 4.2 menyajikan keterkaitan antara rekomendasi strategi

yang dihasilkan dengan visi dan misi walikota dan wakil terpilih.

Tabel 4.2 Keterkaitan antara Strategi Umum dan

Visi Misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan berdasarkan Falsafah Budaya Betang”

Strategi Umum

Misi

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata

2. Peningkatan ketersediaan infrastruktur dasar

Pertama: Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas

1. Pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata yang ramah lingkungan

2. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan pariwisata serta pendidikan

3. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan

Kedua: Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi wisata menuju kemandirian ekonomi masyarakat

180

pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)

4. Peningkatan sektor industri dan perdagangan berbasis perikanan

5. Pengembangan regulasi terkait pengembangan usaha

6. Pengembangan sektor ekonomi yang berkelanjutan

7. Pemerataan pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antar wilayah

8. Pengembangan industri obat tradisional untuk peningkatan ekonomi lokal

1. Pengembangan infrastruktur dasar

2. Mengatasi ketimpangan antar wilayah dengan peningkatan pertumbuhan sektor ekonomi pedesaan berbasis perikanan (danau dan sungai)

3. Pengembangan infrastruktur pendukung sektor perikanan dan pariwisata serta pendidikan

Ketiga: Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan

1. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha

2. Peningkatan efektifitas kelembagaan dan kompetensi aparatur

3. Pengembangan regulasi terkait dengan pengembangan usaha

4. Peningkatan pelayanan publik yang bersifat langsung kepada masyarakat

Keempat: Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)

1. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan Budaya Huma Betang sebagai falsafah dalam pembangunan

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan sektor pendidikan, jasa dan pariwisata

Kelima: Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai berbasis filosofi huma betang.

181

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Selama Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan Kota Palangka

Raya adalah “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,

Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan Berdasarkan Falsafah

Budaya Betang”. Bersama visi ini, kepada seluruh stakeholder di Kota

Palangka Raya diharapkan bahu membahu dalam mengoptimalkan

seluruh kapasitas yang dimiliki guna terwujudnya Kota Palangka Raya

sebagai kota pendidikan, jasa dan pariwisata.

5.2. Misi

Sesuai dengan harapan terwujudnya “Tewujudnya Kota Palangka

Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan

Lingkungan berdasarkan Falsafah Budaya Betang”, maka ditetapkanlah

“Misi Pembangunan Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018”. Adapun misi

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat

pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas;

2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi

wisata menuju kemandirian ekonomi masyarakat;

3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang

berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya alam yang

berkelanjutan;

4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good

and clean governance);

5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan

damai berdasarkan filosofi huma betang.

182

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Palangka Raya

Visi : “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan,

Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi

Tujuan

Sasaran

1. Mewujudkan Kota

Palangka Raya

sebagai kota

pendidikan dan

pusat

pengembangan

sumber daya

manusia yang

berkualitas

Mewujudkan lembaga

pendidikan yang

berstandar nasional

dan internasional

Terwujudnya lembaga

pendidikan dasar dan

menengah yang berstandar

nasional dan internasional

Meningkatnya kualitas dan

kuantitas pendidikan menengah,

budaya pembelajaran dan

perpustakaan

Penurunan jumlah penduduk

yang buta aksara

Meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat

Terwujudnya kualitas pelayanan

kesehatan yang terjangkau oleh

masyarakat

Menurunnya angka kematian

(AKB,AKI, AKABA) menjadi

AKB: 7/1000KH ; AKI:

15/100.000KH, AKABA :

8/1000KH pada tahun 2018

Menurunnya angka kesakitan

penyakit menular dan tidak

menular

Terpenuhinya Kebutuhan

Tenaga Medis dan Paramedis

Menurunnya angka gizi buruk

menjadi 0 (nol) pada tahun 2018

Meningkatkan kualitas

SDM yang dapat

menunjang

pengembangan

pariwisata, jasa dan

Meningkatnya kompetensi

penduduk usia kerja sesuai

potensi daerah

183

Misi

Tujuan

Sasaran

investasi di daerah

Mengendalikan laju

pertumbuhan

penduduk

Terkendalinya laju pertumbuhan

penduduk

Menurunkan jumlah

penduduk miskin

Menurunnya jumlah penduduk

miskin

Meningkatkan

ketahanan pangan

Meningkatnya konsumsi pangan

sesuai PPH

Meningkatnya kelembagaan

penyuluhan

Tercukupinya ketersediaan bahan pangan

Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan

Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana sektor perikanan

Menurunkan tingkat

permasalahan sosial

Meningkatnya jumlah pekerja

sosial dan penyuluh

kesejahteraan sosial

Meningkatnya akses kualitas

kesejahteraan sosial bagi

penyandang masalah

kesejahteraan sosial ( PMKS)

Meningkatnya sarana dan

prasarana bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial

2. Mewujudkan Kota

Palangka Raya

sebagai kota jasa

dan destinasi

wisata menuju

kemandirian

ekonomi

masyarakat

Meningkatkan

pengembangan

ekonomi kerakyatan

untuk mendukung

perdagangan, jasa dan

pariwisata

Meningkatnya kegiatan ekonomi

kerakyatan

Meningkatnya kualitas dan

kreatifitas SDM pariwisata dan

UKM

Meningkatnya kelancaran

distribusi barang dan jasa dan

penggunaan produk dalam

negeri

Meningkatkan

lapangan kerja

Meningkatnya ketersediaan

lapangan kerja.

Menurunnya angka

184

Misi

Tujuan

Sasaran

ketergantungan

Meningkatkan

pertumbuhan sektor

industri dan jasa

berbasis pariwisata

yang ramah

lingkungan

Meningkatnya unit usaha

industri kecil dan menengah

Meningkatnya kontribusi hasil

industri kecil dan jasa berbasis

pariwisata yang ramah

lingkungan terhadap

perekonomian daerah

Terbangunnya kawasan hutan

dan kebun yang berbasis

pariwisata

Meningkatkan dan

menciptakan jaringan

pasar produk unggulan

Meningkatnya kontribusi sektor

perdagangan dan jasa terhadap

perekonomian daerah

Terwujudnya peningkatan daya

saing koperasi,usaha mikro,kecil

dan menengah yang mandiri

dan inovatif berdasarkan

ekonomi kerakyatan

Meningkatkan iklim

investasi yang

kondusif

Meningkatnya jumlah investasi

Terbentuknya iklim yang

kondusif bagi penanaman modal

untuk kegiatan pembangunan

sesuai dengan potensi

sumberdaya alam serta pola

tata ruang daerah

Meningkatkan

pengembangan sektor

pertanian untuk

mendukung ketahanan

pangan, perdagangan,

jasa dan pariwisata

Meningkatnya produksi dan

produktifitas pertanian

Meningkatkan

pendapatan asli

daerah (PAD) untuk

mewujudkan

kemandirian daerah

Meningkatnya pendapatan asli

daerah (PAD)

3. Mewujudkan

pemerataan

Meningkatkan

ketersediaan

Tersedianya pembangunan

infrastruktur

Terwujudnya sarana dan

185

Misi

Tujuan

Sasaran

sarana dan

prasarana publik

yang berkualitas

berdasarkan tata

kelola sumber

daya alam yang

berkelanjutan

pembangunan

infrastuktur

prasarana publik sektor Pertanian

Meningkatkan

pemerataan sarana

dan prasarana

pendukung

pertumbuhan ekonomi

dan industri

Meningkatnya pemerataan

sarana dan prasarana

pendukung pertumbuhan

ekonomi dan industri berbasis

pariwisata dan jasa

Meningkatkan mutu

lingkungan

Menurunnya kejadian bencana

kebakaran (pemukiman,

pekarangan, lahan dan hutan)

Meningkatnya kualitas air sesuai

dengan standar baku mutu

lingkungan air bersih

Meningkatknya penegakan

hukum lingkungan

Menurunnya tingkat

pencemaran

Meningkatnya pengelolaan

sampah yang tertangani

Meningkatnya kemampuan

tanggap bencana

Meningkatkan peran

masyarakat dalam

konservasi lingkungan

Berkurangnya kerusakan hutan

Meningkatnya inventarisasi dan

dokumentasi sumber daya

hutan

Meningkatnya pemanfatan

lahan kritis untuk konservasi

Meningkatnya pemberdayaan

masyarakat dalam konservasi

lingkungan

Meningkatkan

keterpenuhan dan

ketahanan energi

Meningkatnya keterpenuhan

energi

Meningkatkan ruang

terbuka hijau dan

ruang publik

Meningkatnya luas ruang

terbuka hijau dan ruang publik

lainnya

Meningkatnya jumlah bangunan

ber IMB

186

Misi

Tujuan

Sasaran

Menciptakan

pelayanan prima di

sektor pelayanan

publik, jasa

perhubungan yang

selamat, tertib dan

lancar

Terwujudnya pelayanan

angkutan

Terwujudnya pelayanan

pengujian kendaraan bermotor

Terwujudnya data jaringan

sarana dan prasarana

perhubungan

Terwujudnya sarana dan

prasarana perhubungan yang

terpelihara

Terwujudnya sarana dan

prasarana perhubungan yang

berkeselamatan

Terwujudnya keamanan dan

kenyamanan pengguna lalu

lintas

Terwujudnya aparatur yang siap

pakai

Meningkatkan dan

mengendalikan sarana

dan prasarana

komunikasi informasi

publik

Terpenuhinya pemerataan,

pengendalian sarana prasarana

komunikasi dan informasi

4. Mewujudkan tata

kelola

kepemerintahan

yang baik dan

bersih (good and

clean governance)

Mewujudkan

akuntabilitas dan

transparansi dalam

penyelenggaraan

pemerintahan

Meningkatnya mutu pelayanan

publik kepada masyarakat

Terwujudnya mutu pelayanan

aparatur

Meningkatnya dan berkembangnya sistem pengelolaan keuangan daerah

Terwujudnya akuntabilitas yang

baik dalam penyelenggaraan

pemerintahan

Meningkatkan

manajemen organisasi

Pemerintahan Kota

Palangka Raya

Penataan kelembagaan sesuai

visi misi daerah

Meningkatkan

akuntabilitas kinerja

Tertibnya administrasi

kependudukan dan pencatatan

187

Misi

Tujuan

Sasaran

yang baik dalam

penyelenggaraan

pemerintahan

sipil

Meningkatnya SDM Korp ASN

Meningkatnya Kinerja Korp ASN

Meningkatnya kapasitas

Lembaga Perwakilan Rakyat

Meningkatkan kapasitas

pemerintah daerah dari

segi kelembagaan,

sumber daya aparat dan

keuangan daerah dalam

rangka pelayanan publik

yang prima

Meningkatnya pelayanan

keperpustakaan daerah

Meningkatnya mutu pelayanan

administrasi kearsipan kepada

masyarakat

Meningkatkan

perencanaan dan

pelaporan pelaksanaan

pembangunan

Tersedianya dokumen

perencanaan pembangunan

Tersedianya data informasi dan

pelaporan pembangunan

5. Mewujudkan

masyarakat yang

berbudaya,

harmonis, dinamis,

dan damai

berdasarkan

filosofi huma

betang

Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam

pembangunan

Meningkatnya pemberdayaan

masyarakat dan desa/kelurahan

Meningkatnya peran pemuda

dalam pembangunan

Meningkatkan

pengarusutamaan

gender dan perlindungan

anak

Pengarustamaan gender dalam

pembangunan

Terwujudnya perlindungan anak

Meningkatkan kehidupan

sosial dan budaya

dengan menjunjung

tinggi filosofi Huma

betang

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam pengamalan

dan pelestarian nilai seni dan

budaya daerah

Meningkatnya prestasi seni,

budaya, dan olah raga.

Terciptanya kehidupan masyarakat

yang harmonis

Terwujudnya kehidupan masyarakat Kota Palangka Raya yang aman tentram dan tertib

Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat

188

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi, tujuan serta

pembangunan 5 (lima) tahun ke depan tersebut akan ditempuh melalui

strategi dan arah kebijakan pembangunan. Strategi ini merupakan cara

untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang dikehendaki dalam pembangunan

di Kota Palangka Raya dan kebijakan adalah tindakan yang diambil oleh

Pemerintah Kota Palangka Raya untuk mencapai tujuan pada 5 (lima) tahun

ke depan. Strategis dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan

suatu cara pandang untuk menentukan tindakan masa depan, dengan

memperhitungkan sumber daya yang tersedia di Kota Palangka Raya.

Strategi dan arah kebijakan Kota Palangka Raya merupakan

terjemahan terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal Kota Palangka

Raya yang disesuaikan dengan arahan kebijakan pembangunan nasional

dan regional Provinsi Kalimantan Tengah. Strategi dan arah kebijakan erat

kaitannya dengan ke mana arah Kota Palangka Raya akan diarahkan

pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun ke

depan, bagaimana mencapainya dan langkah-langkah apa yang perlu

dilakukan untuk mencapai tujuan.

Strategi dan arah kebijakan ini merupakan hasil analisis situasi dan

identifikasi isu strategis dan kecenderungan perkembangannya serta

melakukan analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi dalam pembangunan daerah sehingga dengan demikian melahirkan

pemahaman terhadap subtansi permasalahan yang dihadapi, dan kesadaran

terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki seperti yang dijelaskan

pada bab IV sebelumnya. Strategis dan arah kebijakan tersebut dapat

digambarkan pada tabel berikut ini :

189

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya

Misi Pertama

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi 1. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota pendidikan dan pusat pengembangan sumber daya manusia

yang berkualitas.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan

lembaga pendidikan

yang berstandar

nasional dan

internasional

Terwujudnya lembaga

pendidikan dasar dan

menengah yang

berstandar nasional dan

internasional

Meningkatkan angka partisipasi

pendidikan anak usia

dini,pendidikan dasar dan

pendidikan menengah

Peningkatan angka partisipasi

pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar dan pendidikan

menengah

Meningkatkan jumlah,

kualifikasi dan kompetensi guru

Peningkatan kualifikasi guru

Pemerataan distribusi guru

Menyelenggrakan pendidikan

luar biasa (inklusif )

untuk anak penyandang

disabilitas (cacat)

- Peningkatan pemerataan dan

perluasan akses terhadap

pendidikan anak berkebutuhan

khusus

- Peningkatan mutu kompetensi dan

kualifikasi tenaga pendidik dan

kependidikan luar biasa

Meningkatnya kualitas

dan kuantitas

pendidikan menengah,

budaya pembelajaran

Meningkatkan mutu pendidikan

menengah yang berbasis

kompetensi sesuai potensi

daerah

Pengembangan kelembagaan

sekolah menengah kejuruan sesuai

keunggulan daerah

190

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

dan perpustakaan

Mengembangkan budaya baca

masyarakat

Peningkatan budaya baca melalui

program pengembangan budaya

baca dan pembinaan perpustakaan

Penurunan jumlah

penduduk yang buta

aksara

Menyelenggarakan

pemberantasan buta aksara

Penyelenggaraan program

pemberantasan buta aksara

Meningkatkan derajat

kesehatan

masyarakat

Terwujudnya kualitas

pelayanan kesehatan

yang terjangkau oleh

masyarakat

Meningkatkan upaya

kesehatan masyarakat

Peningkatan program upaya

kesehatan masyarakat

Meningkatkan pelayanan

kesehatan yang terjangkau,

bermutu dan berkeadilan, serta

dengan pengutamaan pada

upaya promotif dan preventif

- Peningkatan penyelenggaraan

jaminan kesehatan daerah

- Peningkatan penyelenggaraan

pencegahan dan pengendalian

penyakit

Menurunnya angka

kematian (AKB,AKI,

AKABA) menjadi AKB:

7/1000KH ; AKI:

15/100.000KH, AKABA :

8/1000KH pada tahun

2018

Meningkatkan akses dan

jangkauan pelayanan

kesehatan

- Distribusi nakes sesuai proporsi

ke daerah terpencil

- Sistem insentif bagi nakes

- Peningkatan peran serta

masyarakat

Meningkatkan mutu kelayanan

kesehatan

- Peningkatan kapasitas SDM

kesehatan

- Penyediaan tenaga kesehatan

sesuai dengan standar

kompetensi

- Peningkatan pengawasan thd

standart yankes di puskesmas

191

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

dan yankes swasta

- Peningkatan sarana kesehatan

sesuai standart

- Peningkatan obat dan perbekalan

kesehatan

Meningkatan pembiayaan

pelayanan kesehatan

- Ketersediaan anggaran

pemeliharaan kesehatan

- Sistem jaminan kesehatan

terpadu

Meningkatkan pelayanan

kegawatdaruratan

- Optimalisasi PONED

- Peningkatan sistem rujukan

Menurunnya angka

kesakitan penyakit

menular dan tidak

menular

Meningkatkan upaya promotif

dan preventif penyakit menular

dan tidak menular

- Penguatan SKD KLB

- Penguatan imunisasi

- Penyebarluasan informasi

- Perbaikan kualitas lingkungan

Meningkatkan upaya

penanggulangan penyakit

menular dan tidak menular

- Penanggulangan penyakit berbasis

surveilance epidemiologi

- Kemitraan sektor pemerintah, swasta

dan masyarakat

- Kecukupan logistik dan perbekalan

kesehatan termasuk prasarana

penanggulangan penyakit.

Terpenuhinya

Kebutuhan tenaga

medis dan paramedis

Memenuhi kebutuhan tenaga

medis dan paramedis

Terpenuhinya kebutuhan tenaga

medis dan paramedis

192

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Menurunnya angka gizi

buruk menjadi 0 (nol)

pada tahun 2018

Pemantauan status gizi

masyarakat

- Peningkatan peran serta

masyarakat

- Revitalisasi Posyandu

- Peningkatan sistem kewaspadaan

dini

Penanggulangan gizi buruk - Peningkatan sistem tata laksana

penanggulangan

- Penyuluhan gizi mayarakat

- Diversivikasi bahan pangan dan

penggunaan bahan pangan lokal

Meningkatkan

kualitas SDM yang

dapat menunjang

pengembangan

pariwisata, jasa dan

investasi di daerah

Meningkatnya

kompetensi penduduk

usia kerja sesuai

potensi daerah

Meningkatkan kompetensi usia

kerja

Peningkatan pelatihan dan

keterampilan tenaga kerja

Mengendalikan laju

pertumbuhan

penduduk

Terkendalinya laju

pertumbuhan penduduk

Revitalisasi program keluarga

berencana

Pengendalian pertumbuhan

penduduk dan peningkatan

kesadaran Keluarga Berencana

Menurunkan jumlah

penduduk miskin

Menurunnya jumlah

penduduk miskin

Optimalisasi penanggulangan

kemiskinan terpadu

Peningkatan penanggulangan

kemiskinan secara terpadu dan

berkelanjutan

Meningkatkan

ketahanan pangan

- Meningkatnya

Konsumsi pangan

sesuai PPH

- Meningkatkan pola pangan

harapan,konsumsi energi dan

protein

- Peningkatan pengetahuan

masyarakat tentang pangan dan

gizi

193

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

- Meningkatnya

kelembagaan

penyuluhan

- Tercukupinya

ketersediaan bahan

pangan

- Meningkatnya

aksesibilitas

masyarakat terhadap

bahan pangan

- Terwujudnya

penyediaan sarana

prasarana sektor

perikanan

- Meningkatkan kelembagaan

penyuluhan

- Meningkatkan ketersediaan

pangan

- Meningkatkan industri

pengolahan produk pangan

- Menjaga stabilitas harga dan

pasokan bahan pangan

- Peningkatan pemanfaatan

dan pengembangan

perikanan pada perairan

umum

- Peningkatan distribusi akses

cadangan hasil produksi pangan

- Peningkatan kesejahteraan petani

- Pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan

- Peningkatan distribusi, akses,

cadangan hasil produksi pangan

- Peningkatan industri pengolahan

produk pangan

- Peningkatan ketahanan dan

stabilitas harga pangan daerah

- Optimalisasi dan revitalisasi

perairan umum yang potensial

untuk perikanan terpadu

Menurunkan tingkat

permasalahan sosial

Meningkatnya jumlah

pekerja sosial dan

penyuluh kesejahteraan

sosial

Meningkatkan jumlah pekerja

sosial dan penyuluh

kesejahteraan sosial

Pengembangan diklat calon pekerja

sosial dan penyuluh kesejahteraan

sosial

Meningkatnya akses

kualitas kesejahteraan

sosial bagi penyandang

masalah kesejahteraan

sosial (PMKS)

- Meningkatkan perlindungan

dan jaminan sosial

masyarakat

- Meningkatkan bantuan

sosial kepada penyandang

masalah kesejahteraan

sosial

- Peningkatan perlindungan dan

jaminan sosial

- Peningkatan pemberdayaan sosial

dan penanggulangan kemiskinan

194

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatnya sarana

dan prasarana bagi

penyandang masalah

kesejahteraan sosial

Meningkatkan sarana dan

prasarana penanggulangan

permasalahan sosial

Peningkatan pelayanan dan

rehabilitasi kesejahteraan sosial

195

Tabel 6.2 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya

Misi Kedua

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi 2. Mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai kota jasa dan destinasi wisata menuju kemandirian ekonomi

masyarakat.

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatkan

pengembangan

ekonomi

kerakyatan untuk

mendukung

perdagangan,

jasa dan

pariwisata

Meningkatnya kegiatan

ekonomi kerakyatan

Mengembangkan industri

pariwisata dengan mendorong

perbaikan dan peningkatan

kualitas jaringan prasarana

dan sarana pendukung

pariwisata

Membangun sarana dan prasarana

daerah wisata

Meningkatkan pemasaran Meningkatkan hubungan /

membangun kemitraan dengan

semua pemangku kepentingan.

Pengembangan destinasi

pariwisata

Peningkatan jumlah ODTW (Obyek

Daya Tarik Wisata)

Peningkatan pengelolaan ODTW

Meningkatnya kualitas dan

kreatifitas SDM pariwisata

dan UKM

Peningkatan kualitas dan

kreatifitas SDM seni, budaya

dan pariwisata

Penyiapan sumber daya manusia

yang memiliki kompetensi

196

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Meningkatnya kelancaran

distribusi barang dan jasa

dan penggunaan produk

dalam negeri

Peningkatan kelancaran

distribusi barang dan jasa dan

penggunaan produk dalam

negeri

Pengembangan produk wisata

secara kreatif dan inovatif ditunjang

dengan pemasaran yang baik

Meningkatkan

lapangan kerja

Meningkatnya ketersediaan

lapangan kerja

Meningkatkan tumbuhnya

industri kecil dan menengah

Penguatan modal pengembangan

industri kecil dan menengah dan

jasa berbasis pariwisata

Menurunkan angka

ketergantungan

- Meningkatkan perluasan

lapangan kerja

- Meningkatkan kompetensi

penduduk usia produktif

- Peningkatan fasilitasi penduduk

usia kerja terhadap lapangan

kerja

- Peningkatan pelatihan dan

pengembangan usia kerja

Meningkatkan perlindungan

dan kesejahteraan tenaga

kerja

Peningkatan kualitas perlindungan

terhadap hak dan kewajiban tenaga

kerja

Meningkatkan

pertumbuhan

sektor industri

dan jasa berbasis

pariwisata yang

ramah lingkungan

Meningkatkan unit usaha

industri kecil dan menengah

Meningkatkan kualitas dan

kuantitas IKM dan mutu

produk IKM

Peningkatan pertumbuhan kualitas

dan kuantitas IKM

Meningkatnya kontribusi

hasil industri kecil dan jasa

berbasis pariwisata yang

ramah lingkungan terhadap

perekonomian daerah

Meningkatkan unit usaha

industri kecil dan menengah

Meningkatnya program revitalisasi

dan penumbuhan industri kecil

menengah

197

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

Terbangunnya kawasan

hutan dan kebun yang

berbasis pariwisata

Mempertahankan kawasan

hutan dan kebun yang memiliki

nilai eksotis

- Peningkatan pemanfaatan sumber

daya hutan

- Peningkatan perencanaan

pembangunan kehutanan dan

perkebunan

Meningkatkan

dan menciptakan

jaringan pasar

produk unggulan

Meningkatnya kontribusi

sektor perdagangan dan jasa

terhadap perekonomian

daerah

Meningkatkan kerjasama

dengan sektor swasta untuk

peningkatan perekonomian

daerah

- Peningkatan program efisiensi

perdagangan dalam negeri

- Peningkatan program perlindungan

konsumen dan pengamanan

perdagangan

Terwujudnya Peningkatan

Daya Saing Koperasi ,Usaha

Mikro Kecil dan Menengah

yang mandiri dan inovatif

berdasarkan ekonomi

kerakyatan

- Mengembangkan produk-

produk UMKM dan

Koperasi yang berdaya

saing.

- Meningkatkan akses

permodalan koperasi dan

UMKM.

- Meningkatkan

pengembangan kualitas

kelembagaan koperasi dan

UMKM

- Peningkatan program

pengembangan promosi produk

UMKM dan koperasi

- Peningkatan program perluasan

sumber pembiayaan

- Peningkatan program peningkatan

pengembangan kualitas

kelembagaan koperasi dan UMKM

- Manajemen pengembangan

koperasi

Meningkatkan

iklim investasi

yang kondusif

Meningkatnya jumlah

investasi

Meningkatkan kerjasama

investasi di daerah

- Peningkatan daya tarik investasi

dan realisasi investasi

- Peningkatan promosi dan

198

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

kerjasama investasi

- Peningkatan pengawasan dan

pengendalian investasi

- Peningkatan pelayanan perizinan

dan investasi

Terbentuknya iklim yang

kondusif bagi penanaman

modal untuk kegiatan

pembangunan sesuai

dengan potensi

sumberdayaalam serta pola

tata ruang daerah

Memberdayakan koperasi

dan usaha mikro kecil dan

menengah serta

mengembangkan

kewirausahaan

- Peningkatan program revitalisasi

dan penumbuhan industri kecil

menengah

- Peningkatan program peningkatan

kualitas kelembagaan koperasi

Meningkatkan

pengembangan

sektor pertanian

untuk mendukung

ketahanan

pangan,

perdagangan,

jasa dan

pariwisata

Meningkatnya produksi dan

produktifitas pertanian

Meningkatkan produksi dan

produktivitas tanaman pangan

Peningkatan produksi dan

produktifitas tanaman pangan

Meningkatkan populasi dan

produksi ternak

Peningkatan populasi dan produksi

ternak

Meningkatkan produksi

perikanan

Peningkatan produksi perikanan

Vaksinasi,surveliance dan

pengawasan produk asal

ternak

Pencegahan dan penanggulangan

penyakit ternak

Meningkatkan

pendapatan asli

daerah (PAD)

Meningkatnya pendapatan

asli daerah ( PAD)

Meningkatkan potensi

sumber-sumber pendapatan

asli daerah

Intensifikasi dan ekstensifikasi

potensi sumber-sumber pendapatan

asli daerah

199

Tujuan

Sasaran

Strategi

Arah Kebijakan

untuk

mewujudkan

kemandirian

daerah

Pengembangan sistem

pelayanan dan informasi pajak

daerah berbasis IT

Penerapan pelayanan dan

pengelolaan berbasis IT

200

Tabel 6.3

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya

Misi Ketiga

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi 3. Mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana publik yang berkualitas berdasarkan tata kelola sumber daya

alam yang berkelanjutan.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan

ketersediaan

pembangunan

infrastruktur

Tersedianya

pembangunan infrastruktur

Memenuhi kebutuhan

infrastruktur untuk

meningkatkan

perekonomian masyarakat

berbasis pariwisata,

gender, anak dan jasa

- Peningkatan sarana dan prasarana

infrastruktur

- Pembangunan jalan dan jembatan,

infrastruktur perdesaan, dan

lingkungan perumahan

- Pembangunan saluran drainase dan

gorong-gorong

- Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan

jembatan

- Pengembangan dan pengelolaan

irigasi,rawa dan jaringan pengairan

- Pengendalian banjir

Terwujudnya sarana dan prasarana publik sektor Pertanian

Pembangunan dan pengadaan sarana prasarana publik sektor pertanian yang merata

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pertanian, perikanan dan peternakan

Meningkatkan Meningkatnya pemerataan Meningkatnya standar Peningkatan manajemen

201

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

pemerataan sarana dan

prasarana pendukung

pertumbuhan ekonomi

dan industri

sarana dan prasarana

pendukung pertumbuhan

ekonomi dan industri

berbasis pariwisata dan

jasa

pelayanan pasar secara modern

pengelolaan pasar

Memenuhi kebutuhan ruang pedagang kreatif lapangan

Peningkatan pembinaan dan penataan pedagang kreatif lapangan

Meningkatkan mutu

lingkungan

Menurunnya kejadian bencana kebakaran (pemukiman, pekarangan, lahan dan hutan)

Pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran

Peningkatan sarana dan prasarana pemadam kebakaran

Meningkatkan kualitas air

sesuai dengan standar

baku mutu lingkungan air

bersih

- Meningkatkan kinerja

penyediaan air bersih

dan pengolahan air

limbah

- Meningkatkan kinerja

pengelolaan air minum

dan air limbah

- Peningkatan kinerja penyediaan air

bersih dan pengolahan air limbah

- Optimalnya kinerja pengelolaan air

minum dan air limbah

- Meningkatnya

penegakan hukum

lingkungan

- Menurunnya tingkat

pencemaran

- Penegakan hukum

sesuai dengan

peraturan Perundang-

undangan yang belaku

- Meningkatkan

pengendalian

lingkungan hidup

- Peningkatan pencegahan,

pengendalian dan pengawasan

kerusakan lingkungan

- Optimalnya pengendalian

pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup

Meningkatnya pengelolaan

sampah yang tertangani

Meningkatkan kinerja

pengelolaan persampahan

- Optimalnya pengembangan kinerja

pengelolaan Persampahan

202

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

- Peningkatan sarana dan prasarana

penanganan sampah

- Peningkatan kepedulian serta

partisipasi masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingkungan

dan kualitas lingkungan

Meningkatnya kemampuan

tanggap bencana

Meningkatkan tanggap

bencana dan identifikasi

dini

Peningkatan kesiapsiagaan dan

pencegahan bencana

Meningkatkan peran

masyarakat dalam

konservasi lingkungan

Berkurangnya kerusakan

hutan

Meningkatkan kegiatan

perlindungan hutan

Peningkatan pengawasan,

pengendalian dan pemanfaatan

kawasan hutan

Meningkatnya inventarisasi

dan dokumentasi sumber

daya hutan

Inventarisasi dan

pemetaan sumber daya

hutan

Peningkatan inventarisasi dan

pemetaan sumber daya hutan

Meningkatnya

pemanfaatan lahan kritis

untuk konservasi

Meningkatkan

pemanfaatan lahan hak

millik dan hutan rakyat

dengan konservasi lahan

yang bernilai ekonomi

Optimalisasi rehabilitasi lahan dan

perlindungan lahan/kebun

Meningkatnya

pemberdayaan

masyarakat dalam

konservasi lingkungan

Mendorong lahirnya

gerakan konservasi dan

kearifan lokal terhadap

pengelolaan sumber daya

alam

Peningkatan pemanfaatan lahan

kurang produktif dan gerakan

pemberdayaan mayarakat

Terwujudnya Peningkatan Kesadaran

Masyarakat Terhadap Pengelolaan

203

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Lingkungan

Meningkatkan pembinaan,

pengawasan, penertiban,

pertambangan dan pemulihan

cadangan sumber daya alam

Meningkatnya kualitas dan akses

lingkungan informasi sumber daya

dan lingkungan hidup

Meningkatkan

keterpenuhan dan

ketahanan energi

Meningkatnya

keterpenuhan energi

Meningkatkan pemenuhan

energi rumah tangga

Peningkatan ketahanan energi,

mendorong terciptanya energi

alternatif

Meningkatkan ruang

terbuka hijau dan

ruang publik

Meningkatnya luas ruang

terbuka hijau dan ruang

publik lainnya

Meningkatkan dan

mempertahankan luas

ruang terbuka hijau dan

ruang publik lainnya

- Peningkatan pengelolaan ruang

terbuka hijau dan publik lainnya

- Peningkatan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan ruang

Meningkatnya jumlah

bangunan ber-IMB

Meningkatkan jumlah

bangunan ber IMB melalui

perijinan pemanfaatan

ruang

Peningkatan perizinan pemanfaatan

ruang

Menciptakan

pelayanan prima

disektor pelayanan

publik jasa

perhubungan yang

Terwujudnya pelayanan

angkutan

Meningkatkan pelayanan

angkutan

Pengembangan pelayanan angkutan

Terwujudnya pelayanan

pengujian kendaraan

bermotor

Meningkatkan pelayanan

pengujian kendaraan

bermotor

Peningkatan pelayanan pengujian

kendaraan bermotor

204

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

selamat, tertib dan

lancar

Terwujudnya data jaringan

sarana dan prasarana

perhubungan

Meningkatkan data

jaringan sarana dan

prasarana perhubungan

Peningkatan data jaringan sarana

dan prasarana perhubungan

Terwujudnya sarana dan

prasarana perhubungan

yang terpelihara

Meningkatkan sarana dan

prasarana perhubungan

Peningkatan sarana dan prasarana

perhubungan

Terwujudnya sarana dan

prasarana perhubungan

yang berkeselamatan

Meningkatnya sarana dan

prasarana perhubungan

yang berkeselamatan

Peningkatan pemenuhan sarana dan

prasarana perhubungan yang

berkeselamatan

Terwujudnya keamanan

dan kenyamanan

pengguna lalu lintas

Meningkatkan

pengendalian dan

pengawasan lalu lintas

Peningkatan keamaanan dan

kenyamanan pengguna lalu lintas

Terwujudnya aparatur

yang siap pakai

Meningkatkan fasilitas dan

SDM aparatur

Peningkatan fasilitas dan SDM

aparatur

Meningkatkan dan

mengendalikan sarana

dan prasarana

komunikasi informasi

publik

Terpenuhinya pemerataan,

pengendalian sarana

prasarana komunikasi dan

informasi

Meningkatkan

pemerataan,

pengendalian sarana

prasarana komunikasi

dan informasi

Peningkatan pengawasan sarana

prasarana pelayanan komunikasi,

informatika yang merata dan

terkendali

205

Tabel 6.4

Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya

Misi Keempat

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi 4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Mewujudkan akuntabilitas

dan transparansi dalam

penyelenggaraan

pemerintahan

Meningkatnya mutu

pelayanan publik

kepada masyarakat

Meningkatkan kualitas SDM

aparatur pelayanan publik

Prioritas ketersediaan SDM

berkualitas

Meningkatkan sarana dan

prasarana pelayanan

Prioritas ketersediaan sarana dan

prasarana unit pelayanan terpadu

Terwujudnya mutu pelayanan aparatur

Meningkatkan kualitas SDM Aparatur

- Pengembangan ketersedian SDM Aparatur

- Peningkatan pelayanan kepegawaian

Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur

Pengembangan sarana dan prasarana aparatur

- Meningkatnya dan

berkembangnya

sistem pengelolaan

keuangan daerah

- Terwujudnya

akuntabilitas yang

baik dalam

- Meningkatkan kinerja

perangkat daerah

- Meningkatkan efektifitas dan

produktifitas kelembagaan

- Meningkatkan

penyelenggaraan e-gov

- Penilaian akuntabilitas kinerja

dan pengelolaan keuangan

daerah yang baik

- Penataan Kelembagaan daerah

- Terselenggaranya aplikasi e-

gov dalam penyelenggaraan

206

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

penyelenggaraan

pemerintahan

dalam pemerintahan pemerintahan yang akuntabel

dan transparansi

Menerapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah

Penyiapan regulasi pengelolaan keuangan daerah

Meningkatkan manajemen

organisasi pemerintahan

Kota Palangka Raya

Penataan

kelembagaan sesuai

visi misi daerah

Meningkatkan efektifitas dan

produktifitas kelembagaan

Penataan kelembagaan daerah

Meningkatkan

akuntabilitas kinerja yang

baik dalam

penyelenggaraan

pemerintahan

Tertibnya administrasi

kependudukan dan

pencataan sipil

Peningkatan dan pengembangan

serta pemeliharaan peralatan

secara berkesinambungan guna

terciptanya sarana dan prasarana

pelayanan E-KTP yang memadai

Penataan pelayanan administrasi

kependudukan

Meningkatnya kualitas

SDM Korp ASN

Meningkatkan kualitas SDM

Korp ASN

Pengembangan SDM Korp ASN

Meningkatnya kinerja

Korp ASN

Meningkatkan kinerja Korp ASN Peningkatan kinerja Korp ASN

Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Meningkatkan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Meningkatkan kapasitas

pemerintah daerah dari

segi kelembagaan,

sumberdaya aparat dan

keuangan daerah dalam

Meningkatnya mutu

pelayanan administrasi

kearsipan kepada

masyarakat

Meningkatkan penyelenggaraan

kearsipan yang handal

- Perbaikan sistem administrasi

kearsipan

- Pelestarian dokumen dan arsip

daerah

Meningkatnya pelayanan Pengadaan buku-buku baru Pengembangan budaya baca dan

207

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

rangka pelayanan publik

yang prima

keperpustakaan daerah yang up to date pembinaan perpustakaan

Meningkatkan

perencanaan dan

pelaporan pelaksanaan

pembangunan

Tersedianya dokumen

perencanaan

pembangunan

Penataan dan pengelolaan

dokumen perencanaan daerah

Pengembangan perencanaan

pembangunan daerah

Tersedianya data,

informasi dan

pelaporan

pembangunan

Pengembangan data, informasi

dan pelaporan pembangunan

Penataan pengelolaan data,

informasi dan pelaporan

pembangunan

208

Tabel 6.5 Strategi, Arah dan Kebijakan Kota Palangka Raya

Misi Kelima

Visi: “Tewujudnya Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Pariwisata yang Berwawasan Lingkungan

berdasarkan Falsafah Budaya Betang”.

Misi 5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya, harmonis, dinamis, dan damai berdasarkan filosofi huma betang.

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam

pembangunan

Meningkatnya

pemberdayaan

masyarakat dan

desa/kelurahan

Mengembangkan dan

memberdayakan

masyarakat pedesaan/

kelurahan

Peningkatan Pemberdayaan dan

partisipasi masyarakat dalam

pembangunan

Meningkatnya peran

pemuda dalam

pembangunan

Meningkatkan pembinaan

dan peran serta pemuda

dalam pembangunan

Optimalisasi pembinaan organisasi

kepemudaan

Meningkatkan

pengarusutamaan gender

dan perlindungan anak

Pengarusutamaan gender

dalam pembangunan

Meningkatkan indeks

kesetaraan gender

Optimalisasi kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan

Terwujudnya

perlindungan anak

Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya

membangun Kota

Palangka Raya menuju

kota layak anak (KLA)

Optimalisasi keserasian kebijakan

dalam peningkatan kualitas

kehidupan anak

Meningkatkan kehidupan

sosial dan budaya dengan

menjunjung tinggi filosofi

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam

pengamalan dan

Meningkatkan sarana

kesenian serta

pembinaan dan

Peningkatan pelestarian seni dan

budaya melalui program

pengembangan nilai-nilai budaya,

209

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Huma Betang pelestarian nilai seni dan

budaya daerah

perlindungan seni budaya

daerah

seni dan perfilman

Meningkatan jumlah

benda, situs dan kawasan

cagar budaya yang

dilestarikan

Peningkatan

pengembangan kemitraan

dan pengelolaan kekayaan budaya

Meningkatnya prestasi

seni, budaya, dan olah

raga.

Menyelenggarakan ajang

peningkatan prestasi seni,

budaya, dan olah raga.

Penyelenggaraan pembinaan dan

perlombaan bidang seni, budaya,

dan olah raga

Tercipta kehidupan

masyarakat yang

harmonis

Meningkatkan pembauran

kebangsaan

Meningkatnya pengetahuan

masyarakat tentang nilai-nilai

kebangsaan

Terwujudnya kehidupan

masyarakat Kota

Palangka Raya yang

aman, tentram dan tertib

Terkendalinya stabilitas

keamanan dan

ketentraman masyarakat

Meningkatkan stabilitas

keamanan dan

ketentraman masyarakat

Tercapainya stabilitas keamanan,

ketertiban dan ketentraman

masyarakat

210

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Sebagai tahapan awal dalam pembangunan, perencanaan

pembangunan perlu disinergikan dengan langkah-langkah berikutnya

seperti pengganggaran, pelaksanaan pembangunan, pengendalian dan

evaluasi serta akuntabilitasnya. Sebagai suatu sistem perencanaan

pembangunan, perencanaan jangka menengah perlu didukung dengan

kebijakan-kebijakan dan program pembangunan untuk

pengimplementasiannya. Kebijakan yang dirumuskan dalam bab ini

merupakan kebijakan umum dan program pembangunan, meskipun di

dalam tindak lanjut penjabaran visi dan misi telah diuraikan strategi dan

arah kebijakannya.

Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah

bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan

pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang

menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah

daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui

kebijakan umum diperoleh alur strategi melalui program-program yang

saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan

target sasaran yang ditetapkan. Keberhasilan capaian satu program

mendukung atau memicu keberhasilan program lainnya.

Beberapa kebijakan umum yang dijalankan untuk mengoptimalkan

pencapaian visi dan misi dengan mengerahkan seluruh sumber daya dan

kemampuan daerah adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi permasalahan pembangunan : Pembangunan

diutamakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

pembangunan yang secara riil terjadi di masyarakat maupun

permasalahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

2. Pemerataan : Pembangunan selama lima tahun berjalan diutamakan

pada pemerataan penyelenggaraan pembangunan dan hasil-hasilnya

untuk mengatasi disparitas di wilayah Kota Palangka Raya;

211

3. Fokus pada Pendidikan, Pariwisata dan Jasa : Fokus

pembangunan diarahkan pada pendidikan, pariwisata dan jasa

sebagai core daerah untuk menjadi daya ungkit peningkatan

kesejahteraan dan daya saing daerah;

4. Pertumbuhan : Pertumbuhan yang diharapkan mampu memicu

peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah pertumbuhan yang

berbasis sektor pariwisata dan jasa selain pertumbuhan dalam tolak

ukur perekonomian, juga didukung pertumbuhan dalam bentuk

prestasi-prestasi daerah;

5. Berlandaskan Budaya Betang dan Berwawasan Lingkungan

Hidup : Seluruh proses pembangunan yang dijalankan

mengedepankan religiusitas masyarakat yang dan berlandaskan

falsafah budaya Betang serta didasarkan pada pemanfaatan

lingkungan secara bijak dan lestari. Kebijakan khusus dalam

eksploitasi sumberdaya alam oleh pemerintah maupun swasta harus

dibatasi dan dikendalikan untuk kualitas kehidupan generasi

berikutnya.

Kebijakan umum sebagaimana tersebut di atas dioperasionalisasikan

ke dalam strategi, arah kebijakan dan program pembangunan sebagai

berikut :

212

Tabel 7.1 Sasaran dan Program Pembangunan Kota Palangka Raya

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1. Terwujudnya lembaga pendidikan dasar dan menengah yang berstandar nasional dan internasional

Meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak usia dini,pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Peningkatan angka partisipasi pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah

APK PAUD 98,33 % 99,00% Program Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan

Disdikpora, dan SKPD terkait

APM PAUD 94,00 97,00

APS PAUD NA 80,00

APK SD/MI 126,84 130 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

APM SD/MI 92,56 % 100%

APS SD/MI 129,90 135 Menurunnya Angka Putus Sekolah SD/MI

0,07% 0,05%

Menurunnya Angka Putus Sekolah SMP/MTS

0,11% 0,09%

APK SMP/MTs 108,02 140

APM SMP/MTs 98,09 100

APS SMP/MTs 107,01 115,70

Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI

100 100

Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs

56,10 100

Angka kelulusan SD/MI

100 100

Angka kelulusan SMP/MTs

98,75 100

Rasio ketersediaan sekolah per

7,23 8,50

213

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

penduduk usia sekolah SD/MI

Rasio Ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTS

5,6 7,50

Menurunnya Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA

0,40% 0,30% Program Pendidikan Menengah

Rasio ketersediaan sekolah per per penduduk usia sekolah SMA/SMK/MA

4,23 6,50

APK SMA/ SMK/MA

102,60 120

APM SMA/ SMK/MA

90,36 100

APS SMA/ SMK/MA

100,57 110

Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMA/SMK/MA

98 100

Angka kelulusan SMA/SMK/MA

95,4 100

Meningkatkan jumlah, kualifikasi, dan kompetensi

Peningkatan kualifikasi guru

Persentase guru berkualifikasi S1/DIV

90,17 100 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Persentase guru yang

50,14 60

214

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

guru telah mengikuti uji kompetensi guru

Kependidikan

Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi

30% 90%

Jumlah guru yang mahir berbahasa asing

NA 20

Pemerataan distribusi guru

Rasio guru terhadap murid PAUD

14,27 15,00

Rasio guru terhadap murid SD/MI

8,82 10,00

Rasio guru terhadap murid SMP/MTs

12,04 13,50

Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA

12,28 14,00

Menyelenggarakan pendidikan

Peningkatan pemerataan dan perluasan akses

Persentase anak berkebutuhan

Program Pendidikan Luar Biasa

215

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

luar biasa (inklusif) untuk anak-anak Penyandang disabilitas (cacat)

terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus

Khusus yang sekolah - TK/RA - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/

MA - SLB

29,00% 17,20% 58,97% 48,27% 100%

50,00% 45,00% 75,00% 60,00% 100%

Peningkatan mutu Kompetensi dan Kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan luar biasa

Jumlah Guru regular yang dilatih untuk mengajar anak berkebutuhan Khusus (ABK):

- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs - SMA/SMK/MA

- SLB

NA NA NA NA NA

130 133 63 50 11

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pendidikan menengah, budaya pembelajaran dan perpustakaan

Meningkatkan mutu pendidikan menengah yang berbasis kompetensi sesuai potensi daerah

Pengembangan kelembagaan Sekolah Menengah Kejuruan sesuai keunggulan daerah

Jumlah SMK yang dijadikan unggulan daerah

17 Sekolah

25 sekolah

Program Pendidikan Menengah

Mengembangkan budaya baca masyarakat

Peningkatan budaya baca masyarakat melalui program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Jumlah perpustakaan

49 54 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

216

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

1320 Orang

4752 Orang

3. Penurunan jumlah penduduk yang buta aksara

Menyelenggaraan pemberantasan buta aksara

Penyelenggaraan program pemberantasan buta aksara

Angka melek huruf

97,55% 98,75% Program Pemberantasan Buta Aksara/ Program Pendidikan Non Formal

4. Terwujudnya kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat

- Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat

- Meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif

- Peningkatan Program Upaya Kesehatan

- Peningkatan penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah

- Peningkatan penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit

- Presentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan

- Ketersediaan obat per-kapita per-tahun di sarana pelayanan kesehatan

75

75 %

85 85 %

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Kesehatan

Dinas Kesehatan, BKPP

5. Menurunnya angka kematian (AKB,AKI, AKABA) menjadi AKB: 7/1000KH ; AKI: 15/100.000KH,

Meningkatkan Akses dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan

- Distribusi Tenaga Kesehatan sesuai proporsi ke daerah terpencil

- Sistem Insentif bagi Tenaga Kesehatan

- Peningkatan Peran serta Masyarakat

- Angka Kematian Ibu per-100.000KH

- Angka Kematian Bayi per-1000KH

53,9

13,5

15

7

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan BKPP-KB BPM Dukcapil BPKAD PU Setda

217

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

AKABA : 8/1000KH pada tahun 2018

Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan

- Peningkatan Kapasitas SDM Kesehatan

- Penyediaan Tenaga Kesehatan sesuai dengan standar kompetensi

- Peningkatan pengawasan terhadap standar yankes di puskesmas dan yankes swasta

- Peningkatan sarana kesehatan sesuai standart

- Peningkatan obat dan perbekalan kesehatan

- Angka Kematian Balita per-1000KH

- Cakupan kunjungan ibu hamil (k4)

- Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompetensi kebidanan

- Cakupan pelayanan ibu Nifas

- Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

- Cakupan pelayanan kesehatan bayi

10,7

92,4

80

80

75

17,6

90

6

95

80

80

97

40

90

Dinas Sosial dan SKPD terkait

Meningkatan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

- Ketersediaan anggaran pemeliharaan kesehatan

- Sistem Jaminan Kesehatan Terpadu

Meningkatkan Pelayanan Kegawatdaruratan

- Optimalisasi PONED

- Peningkatan sistem rujukan

218

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

- Cakupan Universal Child Immunization ( UCI) desa/kelurahan

- Cakupan pelayanan anak balita

- Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan Gakin

- Jumlah kasus Balita Gizi Buruk

- Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

- Cakupan peserta KB aktif

- Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat

67 %

83,8

80%

2

91,5%

61,93%

63

85 %

90

100%

0

100%

100

100

219

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

miskin - Cakupan

penanganan masalah kesehatan akibat bencana

- Cakupan Pelayanan kesehatan masyarakat, dan kepada kelompok khusus (haji,sosial, kes,OR, dll )

60

100

100

100

Cakupan sarana produksi pangan yang tersertifikasi

70 75 Program Pengawasan Obat dan Makanan

Cakupan inventarisasi dan pengembangan obat tradisional

40 50 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

Persentase rumah tangga yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

38 50 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Cakupan desa 30 100

220

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

siaga aktif

Cakupan PMT pada Balita

80 100 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Cakupan Rumah Sehat

65 95 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Cakupan

penduduk yang mempunyai akses terhadap air minum yang berkualitas

65 85

Peresentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

100 100

Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

85% 95%

6. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular

Meningkatkan upaya promotif dan preventif penyakit menular dan tidak menular

- Penguatan SKD KLB

- Penguatan Imunisasi

- Penyebarluasan informasi

- Perbaikan kualitas lingkungan

- Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk

- Angka Kesakitan Malaria per 1000 penduduk

- Prevalensi penderita

41

3

6,6

36

2

<0,5

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Dinas Kesehatan, SKPD terkait

Meningkatkan upaya penanggulang

- Penanggulangan penyakit berbasis surveilance

221

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

an penyakit menular dan tidak menular

epidemiologi

- Kemitraan sektor Pemerintah, Swasta dan masyarakat

- Kecukupan logistik dan perbekalan kesehatan termasuk prasarana penanggulangan penyakit

HIV-AIDS per- 1000 penduduk

- Penemuan penderita Diare

- Persentase penyelidikan Epidimologi ( PE) <24 jam pada desa/kelurahan mengalami KLB

- Prevalensi TB- BTA (+) per-100.000 penduduk

- Non-Polio AFP Rate anak usia <15 tahun per-100.000 penduduk

- Cakupan penemuan pneumonia balita (%)

100

100

26

3

10

100

100

110

2

2

7. Terpenuhinya Kebutuhan Tenaga Medis dan Paramedis

Memenuhi kebutuhan tenaga medis dan paramedis

Terpenuhinya kebutuhan tenaga medis dan paramedis

Rasio tenaga medis per 100.000 penduduk:

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan, BKPP, SKPD

222

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

- Dokter - Dokter

Spesialis - Dokter Gigi - Bidan - Perawat

15 0

4,8 69,7 75,8

37,3 1,4

11

75,4 95,8

terkait

Tingkat kepatuhan petugas terhadap standar Yankes

89 100 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

88 100

Cakupan pelayanan kesehatan

38 45

Tingkat penanganan keluhan pelanggan

80 100

Cakupan penjaringan kasus katarak

2 2,5 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Yutilisasi

pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin

40 100

223

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Rasio puskesmas , poliklinik,

pustu per 100.000 penduduk

4,3 5 Program Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah/swasta yang sesuai standar kesehatan

75 80

Rumah sakit tipe C (4 pelayanan kesehatan spesialis dasar)

0 1 Program Pengadaan ,Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

Rasio Rumah Sakit terhadap 100.000 pddk

0 0,04

Peresentase penduduk ( termasuk seluruh penduduk miskin yang

48,90 91,40 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

224

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

memiliki jaminan kesehatan

Tingkat yutilisasi pelayanan kesehatan oleh asuransi kesehatan (%)

84,86 85

8. Menurunnya angka gizi buruk menjadi 0 (nol) pada tahun 2018

Pemantauan Status Gizi Masyarakat

- Peningkatan peran serta masyarakat

- Revitalisasi Posyandu

- Peningkatan sistem kewaspadaan dini

Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita (%)

30 50 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Dinas Kesehatan, BPPKP, BPM, SKPD terkait

Penanggulangan gizi buruk

- Peningkatan sistem tata laksana penanggulangan

- Penyuluhan gizi mayarakat

- Diversifikasi bahan pangan dan penggunaan bahan pangan lokal

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (%)

50 59 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Cakupan pangan jajanan anak sekolah yang

75 80 Program Pengawasan dan Pengendalian

225

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

memenuhi syarat kesehatan (%)

Makanan

Persentase ibu yang ditolong oleh Nakes terlatih

80 80 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

9. Meningkatnya kompetensi penduduk usia kerja sesuai potensi daerah

Meningkatkan kompetensi usia kerja

Peningkatan pelatihan dan ketrampilan tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

208 Org 756 org

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan

Disnakertrans, SKPD terkait

Jumah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat (orang)

1.216

1.972

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan Kewirausahaan

(orang)

60 160

Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan (orang)

500 3.000 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Jumlah tenaga kerja yang

535 3.035

226

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

terserap (orang)

Perencanaan Tenaga Kerja daerah

5,12 5,07

Rasio Ketergantungan

0,43 0,10

Jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (kasus)

5 19 Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan

Jumlah pekerja /buruh yang menjadi peserta program BPJS (orang)

6.342 43.084

Jumlah perusahaan yang diperiksa oleh pengawas ketenaga kerjaan (perusahaan)

377 1.127

10. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk

Revitalisasi program KB

Pengendalian pertumbuhan penduduk dan

Rata-rata jumlah anak per keluarga

2,6 2,1 Program Keluarga Berencana

Keluarga

Berencana

dan

BPP-KB,

SKPD

terkait Persentase 76,8 88

227

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

meningkatkan kesadaran keluarga berencana

akseptor KB Keluarga

Sejahtera Cakupan peserta KB aktif (%)

100 100

Keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1

11.236 10.986 - Program Kesehatan Reproduksi Remaja

- Program Pelayanan Kontrasepsi

- Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Kb/Kr Yang Mandiri

- Program Promosi Kesehatan Ibu,Bayi dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan di Masyakat

- Program Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR

- Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, Pms termasuk HIV/AIDS

- Program Pengembangan

228

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak

- Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga

- Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-Padu

11. Menurunnya jumlah penduduk miskin

Optimalisasi penanggulangan kemiskinan terpadu

Peningkatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan

Menurunnya Angka kemiskinan (%)

3,90 2,19 Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

BPM, SKPD terkait

12. Meningkatnya jumlah pekerjaan sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial

Meningkatkan jumlah pekerjaan sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial

Pengembangan diklat calon pekerja sosial dan penyuluh kesejahteraan sosial

Jumlah tenaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial yang telah mengikuti diklat serifikasi bidang kesejahteraan sosial

4 orang 18 orang Program Peningkatan SDM Aparatur

Sosial Dinas Sosial, SKPD terkait

13. Meningkatnya akses kualitas kesejahteraan sosial bagi penyandang

- Meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial masyarakat

- Peningkatan perlindungan dan jaminan sosial

Rasio penyandang ODK, LU serta PKH yang menerima

- 40/120

120/120

Program Perlindungan dan Jaminan Sosial (ODK, LU & PKH)

229

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

masyarakat - Meningkatkan

bantuan sosial kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial

- Peningkatan

pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan

jaminan social

Penurunan jumlah PMKS

10.500 500 Program Pendataan dan Verifilasi PMKS

Persentasie PMKS Skala Kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama ( KUBE) atau kelompok sosial sejenis lainnya

20 100 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial lainnya

Terbinanya anak terlantar yang terdapat di Kota Palangka Raya

20 100 Program Pembinaan Anak Terlantar

Meningkatnya jumlah penerima program pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial

20 80 Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya jumlah penerima program

20 80 Program Pembinaan para Penyandang

230

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pembinaan penyandang cacat dan eks trauma

Cacat dan Eks Trauma

14. Meningkatnya sarana dan prasarana bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan permasalahan sosial

Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial

Rasio panti sosial yang mendapat pembinaan pemerintah ( panti sosial yang dibina /jumlah panti sosial)

2/26 26/26 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

15. Meningkatnya konsumsi pangan sesuai PPH

Meningkatkan pola pangan harapan, konsumsi energi, dan protein

- Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi

- Peningkatan distribusi akses cadangan hasil produksi pangan

- Skor PPH (Pola Pangan Harapan )

- Konsumsi energi

- Konsumsi protein

77

1794

57,2

90

2150

58

- Program Peningkatan Ketahanan Pangan

- Peningkatan Kesejahteraan Petani

- Pameran dan Promosi

Ketahanan Pangan

BPPKP, SKPD terkait

Pelaksanaan pameran dan promosi

1 1

16. Meningkatnya kelembagaan penyuluhan

Meningkatkan kelembagaan penyuluhan

- Peningkatan kesejahteraan petani

- Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan

- Kelas kemampuan kelompok tani • Belum

dikukuhkan • Pemula

- Gapoktan - Pos

Penyuluhan - Kompetensi

penyuluh • Penyuluh

pratama

58

68 19 14

13

20 Pemula 5 Lanjut

22 15

10 Penyuluh

- Peningkatan Kesejahteraan Petani

- Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

231

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

• Penyuluh

muda

10

muda 1

Penyuluh madya

17. Tercukupinya ketersediaan bahan pangan

Meningkatkan ketersediaan pangan

Peningkatan distribusi,akses, cadangan hasil produksi pangan

- Pangan utama (ton)

- Ketersediaan energi ( kkal/kap/hr)

- Ketersediaan protein (gr/kap/hr)

- Lumbung pangan (buah)

30.007

2665

86 1

39.109

3000

90 6

18. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan

Meningkatkan industri pengolahan produk pangan

Peningkatan industri pengolahan produk pangan

Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk pangan (kelompok Tani)

NA 10 - Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian

- Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

- Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

- Pertanian

- Kelautan dan perikanan

- Ketahanan Pangan

Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan,BPPKP, SKPD terkait

Menjaga stabilitas harga dan pasokan

Peningkatan ketahanan dan stabilitas harga pangan daerah

Presentase data informasi harga pangan daerah

80 100 Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan

232

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

bahan pangan

19. Terwujudnya penyediaan sarana dan prasarana sektor perikanan

Peningkatan, pemanfaatan dan pengembangan perikanan pada perairan umum

Optimalisasi dan revitalisasi perairan umum yang potensial untuk perikanan terpadu

Jumlah rumah tangga perikanan pada kawasan minapolitan (RTP)

250 RTP 400 RTP - Program Pengembangan Budidaya Perikanan

- Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan

Kelautan dan Perikanan Kelautan

20. Meningkatnya kegiatan ekonomi kerakyatan

Mengembangkan industri pariwisata dengan mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata

Membangun sarana dan prasarana daerah wisata

Jumlah Kunjungan Wisata

99.337 Orang

655.000 Orang

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Pariwisata

- Disbudpar - Dinas PU

- Dishubkominfo, SKPD terkait

Meningkatkan pemasaran

Meningkatkan hubungan / membangun kemitraan dengan semua pemangku kepentingan

Jumlah promosi

3 Kali

38 Kali Program Pengembangan Pemasaran

Disbudpar, SKPD terkait

Pengembangan destinasi pariwisata

Peningkatan jumlah ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata)

Jumlah obyek wisata yang dikembangkan

6 ODTW 16 ODTW

Program Pengembangan Destinasi

- Disbudpa - Dinas PU

- Dishubkom

233

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

dan dilestarikan Pariwisata info, SKPD terkait

Peningkatan Pengelolaan ODTW

Jumlah sarana/prasarana fasilitas pendukung pariwisata

18 Fasilitas

93 Fasilitas

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Kebudayaan - Disbudpar - Dinas PU - Dishubkom

info, SKPD terkait

21. Meningkatnya kualitas dan kreatifitas SDM pariwisata dan UKM

Peningkatan kualitas dan kreatifitas SDM seni, budaya dan pariwisata

Penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

Jumlah SDM Pariwisata

165 Orang

365 orang

Program Pengembangan Kemitraan

Pariwisata Disbudpar, SKPD terkait

22. Meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa dan penggunaan produk dalam negeri

Peningkatan kelancarnya distribusi barang dan jasa dan penggunaan produk dalam negeri

Pengembangan produk unggulan daerah secara kreatif dan inovatif ditunjang dengan pemasaran yang baik

Penurunan tingkat inflasi

6,45

5,45

Program Pengembangan Perluasan Perdagangan Dalam Negeri

Perdagangan Disperindagkop, SKPD terkait

23. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja

Meningkatkan tumbuhnya industri kecil dan menengah

Penguatan Modal dan pengembangan industri kecil dan menengah serta jasa berbasis pariwisata

Jumlah kelompok Usaha IKM pendukung pariwisata

1 Kelompok

6 Kelompok

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Perindustrian Disperindagkop, SKPD terkait

24. Menurunkan angka ketergantungan

- Meningkatkan perluasan lapangan kerja

- Meningkatkan kompetensi penduduk usia

Peningkatan fasilitasi penduduk usia kerja terhadap lapangan kerja

Rasio Ketergantungan

0,43 0,10 Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Ketenagakerjaan

Disnakertrans, SKPD terkait Peningkatan

pelatihan dan

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan

208 org

656 org

Program Peningkatan

234

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

produktif pengembangan usia kerja

pelatihan berbasis kompetensi

Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat

1216 2.416

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan

200 300

Jumlah warga eks transmigrasi yang memperoleh pelatihan pengembangan usaha kerakyatan

200 org 400 org Program Transmigrasi Lokal

Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja

Peningkatan kualitas perlindungan terhadap hak dan kewajiban tenaga kerja

Jumlah

pekerja/buruh

yang menjadi

peserta

program BPJS

8.342 Orang

36.742 Orang

Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Ketenaga kerjaan

Jumlah Perusahaaan yang diperiksa oleh pengawas ketenagakerjaan (perusahaan)

307 634

25. Meningkatknya Meningkatkan Peningkatan Jumlah 228 278 Program Perindustri Disperind

235

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

usaha industri kecil dan mengah

kualitas dan kuantitas IKM dan mutu produk IKM

pertumbuhan kualitas dan kuantitas IKM

Industri Kecil dan Menengah

Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

an

agkop, SKPD terkait

Jumlah IKM yang mendapatkan pelatihan industri pendukung UKM

900 1300

Jumlah IKM yang difasilitasi mengikuti pameran

95 163 Program Fasilitasi Peningkatan Promosi Bagi IKM

26. Meningkatnya kontribusi hasil industri kecil dan jasa berbasis pariwisata yang ramah lingkungan terhadap perekonomian daerah

Meningkatkan unit usaha Industri Kecil dan Menengah

Meningkatnya Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah

Kontribusi pertumbuhan sektor industri terhadap PDRB (%)

4,38 5, 23 Program Pembinaan dan Pengawasan IKM

Peningkatan tenaga terampil dalam industri (orang)

35 Org 208 org Program Tindak Lanjut Kerjasama dengan Daerah /Kota lain

27. Terwujudnya peningkatan daya saing koperasi, usaha mikro kecil,menengah yang mandiri dan

- Mengembangkan produk-produk UMKM dan koperasi yang berdaya saing

- Meningkatkan

- Peningkatan program pengembangan promosi produk UMKM

- Peningkatan

Jumlah KUKM yang difasilitasi mengikuti pameran skala nasional dan skala lokal

20 Orang 150 orang

40 orang 300 Orang

Program Pengembangan Promosi Produk UMKM

Koperasi dan UKM

236

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

inovatif berdasarkan ekonomi kerakyatan

akses permodalan koperasi dan UKM

- Meningkatkan pengembangan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM

program perluasan sumber pembiayaan

- Peningkatan program pengembangan kualitas kelembagaan koperasi dan UMKM

- Manajemen pengembangan koperasi

Jumlah UMKM dan koperasi yang mendapat bantuan dari pemerintah/ Pemda

10 Koperasi

35 koperasi

Peningkatan Program Perluasan Sumber Pembiayaan

Jumlah peserta diklat perkoperasian

150 orang 600 orang Program Peningkatan Pengembangan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM

Jumlah UMKM dan koperasi yang mengikuti Diklat kewirausahaan

300 0rg 450 org Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dan Koperasi

28. Terbangunnya kawasan hutan dan kebun yang berbasis pariwisata

Mempertahankan kawasan hutan dan kebun yang memiliki nilai eksotis

- Peningkatan pemanfaatan sumber daya hutan

- Peningkatan perencanaan pembangunan kehutanan dan perkebunan

Luas potensi kawasan hutan desa

0 2.200 ha

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Kehutanan Dishutbun, SKPD terkait

Luas kawasan hutan kota

0 3.638 ha

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

29. Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dan jasa terhadap perekonomian

Meningkatkan kerjasama dengan sektor swasta untuk peningkatan perekonomian

Peningkatan Program Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

Kontribusi PDRB sektor perdagangan

10,52 12,52 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

Perdagangan

Disperindagkop, SKPD terkait

Kontribusi restribusi sektor

950.000.000

1.140.000.000

237

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

daerah daerah perdagangan terhadap PAD

Peningkatan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Persentase penyelesaian pengaduan konsumen.

50 70 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Jumlah Alat

UTTP yang diterra ulang

200 buah 250 buah

30. Meningkatnya jumlah investasi

Meningkatkan kerjasama investasi di daerah

Peningkatan Daya Tarik Investasi dan Realisasi Investasi

Jumlah Nilai Investasi - PMDN - PMA

Rp.384,13Milyar US $1,45 juta

Rp. 585,65 Milyar US $ 2,2 Juta

- Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

- Program Promosi dan Kerjasama Investasi

- Program Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi

- Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Terpadu

- Program Optimalisasi

Penanaman Modal

BPPTPM, SKPD terkait

Persentase kenaikan/penurunan nilai realisasi investasi - PMDN - PMA

0,00 % ( - 0,32%)

44,32 % 43,45 %

Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Jumlah investor - PMDN - PMA

7 26

25 45

Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Persentase Laporan kegiatan penanaman modal ( LKPM)

15 100

Peningkatan Persentase Kurang 100 %

238

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Pelayanan Perizinan dan Investasi

perizinan sesuai SOP

dari 75 % Pemanfatan Teknologi Informasi Aplikasi

perizinan dan penanaman modal ( banyaknya sistem aplikasi)

0 15

Peserta pelatihan sistem aplikasi perizinan dan penanaman modal

2 Org 44 org

Jumlah Perda yang mendukung investasi

11 19

31. Terbentuknya iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan sesuai dengan potensi sumberdaya alam serta pola tata ruang daerah

Memberdayakan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Mengembangkan kewirausahaan

Peningkatan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah

Persentase koperasi Aktif

65

80

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Koperasi dan UMKM

Disperindagkop, SKPD terkait

Persentase koperasi yang melaksanakan RAT

25

50

Peningkatan Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Jumlah Koperasi, Sehat dan Berprestasi

40 Kop 15 Kop

60 Kop 30 Kop

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

32. Meningkatnya mutu pelayanan

Meningkatkan kualitas SDM

Prioritas kesediaan SDM yang

Rasio Jumlah Polisi Pamong

5.87

9.29

Program Peningkatan

Kesatuan bangsa dan

Kesbangpol,

239

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

publik kepada masyarakat

aparatur pelayanan publik

berkualitas Praja per 10.000 penduduk

Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

politik dalam negeri

Satpol PP, SKPD terkait Persentase

Jumlah Satpol.PP yang Mengikuti Diklat Dasar Pol.PP

15.46 32.70

Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan

Prioritas ketersediaan sarana dan prasarana unit pelayanan terpadu

Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk

0,01

0,012

Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Rasio pos kamling per jumlah RT

92/666 1322/666 - Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

- Program pendidikan politik masyarakat

33. Terkendalinya

stabilitas

keamanan dan

ketertiban

masyarakat

Meningkatkan

stabilitas

keamanan

dan ketertiban

masyarakat

Tercapainya stabilitas

keamanan, ketertiban

dan ketentraman

masyarakat

Jumlah demo

yang

dikendalikan

8

0

Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA

48.44 86.50

Persentase Jumlah Kasus/Pengaduan yang ditangani

88.65 100

240

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Persentase Penurunan Konflik di Masyarakat

89

100

Cakupan patroli petugas Satpol PP

3 Kec 5 Kec

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3(ketertiban,ketentraman, keindahan) (%)

100 100

34. Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian

Meningkatkan Produksi dan produktivitas tanaman pangan

Peningkatan Produksi dan produktivitas tanaman pangan

• Produksi tanaman pangan

Program Peningkatan Produksi Pertanian

Pertanian Distankannak, SKPD terkait

- Padi ( ton/ha) 82 130

-Jagung (ton/ha) 916 1.515

- Kedelai(ton/ha) 6 100

-Ubikayu(ton/ha) 1000 1.150

- Ubijalar(ton/ha) 242 300

-Kacang tanah (ton/ha)

8 30

-Sayuran (ton/ha)

8.894 9.435

-Buah-buahan (ton/ha)

5.904 6.035

Produktivitas tanaman pertanian

- Padi ( ton/ha) 2,05 2,08

-Jagung (ton/ha) 2,256 2,261

- Kedelai(ton/ha) 1,2 1,226

-Ubikayu(ton/ha) 8 8,098

241

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

- Ubijalar(ton/ha) 7,56 8,108

-Kacang tanah (ton/ha)

1 1,200

-Sayuran (ton/ha)

1,980 1,986

-Buah-buahan (ton/ha)

3,452 3,458

Jumlah jalan usaha tani (kelompokTani)

14 50 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian

Jumlah Embung (buah)

2 23

Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP)

NA 115 % Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Meningkatkan populasi dan produksi ternak

Peningkatan populasi dan produksi ternak

• PopulasiTernak (ekor)

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Pertanian

- Sapi 1.036 2.210 - Ternak

Kerbau 3 44

- Ternak Kambing

2.793 3.730

- Ternak Babi 14.420 21.189

- Ternak Ayam Buras

197.433 256.790

- Ternak Ayam Broiler

1.183.304 1.801.775

- Ternak Ayam Ras Layer

42.000 100.000

- Ternak Itik 4.811 6.141

242

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

• Produksi produk asal ternak Daging (Kg)

- Sapi 674.520 1.540.050

- Kerbau 2.184 21.450

- Kambing 12.647 28.224

- Babi 116.760 352.800

- Ayam Buras 272.108 682.201

- Ayam Broiler 3.504.000 6.495.591

- Itik 28.744 54.699

- Telur Ayam Ras (Kg)

551.880 609.319

- Ayam Buras (Kg)

360.333 388.181

- Itik (Kg) 21.072 24.989

Persentase pengembangan kawasan pusat pembibitan dan inkubator usaha sapi potong

10 100 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

Penyediaan sarana prasarana inseminasi buatan

1 6

Meningkatkan produksi perikanan

Peningkatkan produksi perikanan

Produksi Perikanan Budidaya(Ton)

8.411 16.772,79 Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Kelautan dan Perikanan

Jumlah Produksi benih ikan (ekor)

3.000.000 5.500.000

Program Pengembangan

243

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Luas sarana dan prasarana perikanan budidaya (ha/unit)

NA 350 Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap (umum) (Ton)

1.340 3.150

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP)

804 920

Berkurangnya illegal fishing (kelompok)

NA 6 Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan

Jumlah PosMasWas bertambah

NA 29

Vaksinasi surveillance penyakit dan pengawasan produk asal ternak

Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Jumlah Hewan Yang di vaksin (ekor)

5.000 6.500

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Pertanian

Surveilance Avian Influenza (Sampel Unggas)

450

550

Sampel Produk Asal Ternak

65

200

Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana

NA 10 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

244

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pengolahan produk pangan (kelompok tani)

Pertanian

Keikutsertaan dalam kegiatan pameran ( jumlah pameran /promosi)

NA 30

Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan peternakan (kelompok peternak)

2 6 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk perikanan ( kelompok tani)

NA 14 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Prouksi Perikanan

35. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Meningkatkan potensi sumber-sumber pendapatan Asli Daerah

Intensifikasi dan ekstensifikasi potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah

Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD)

63.556.113.907,34

193.000.000.000

- Program Peningkatan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

- Program Penyelenggaraan Akuntansi dan Evaluasi Penerimaan Pendapatan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Dispenda,SKPD terkait

Persentase PAD terhadap APBD

7,48 11,50

Persentase ketergantungan atas DAU

56,91 53,23

245

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Daerah

Persentase Jumlah Keberatan yang Diselesaikan

NA 100 Program

Mengintesifkan

Penanganan

Pengaduan

Masyarakat

Pengembangan Sistem pelayanan dan Informasi Pajak Daerah berbasis IT

Penerapan pelayanan dan pengelolaan berbasis IT

Persentase jumlah wajib pajak yang dilayani

NA 100 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

36. Tersedianya Pembangunan Insfrastruktur

Memenuhi kebutuhan Insfrastruktur untuk meningkatkan perekonomian masyarakat berbasis pariwisata,gender,anak dan jasa

Peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur

Jumlah gedung kantor Pemerintah Kota

3 71 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pekerjaan Umum

Dinas PU, SKPD terkait

Jumlah tempat ibadah

1.011 1.022

Pembangunan jalan dan jembatan, infrastruktur perdesaan dan lingkungan perumahan

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

33 58

Pembangunan Jalan dan Jembatan

Panjang jalan dilalui roda empat (km)

5

20

Panjang jalan kota dalam kondisi baik (Km)

300,22 316

Jalan lingkungan kondisi baik (Km)

400 444

246

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Jumlah Jembatan (buah)

0

3

Pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota (m2)

0

450 Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong

Rumah layak huni yang terbangun

294 303 Program Pengembangan Perumahan

Jumlah rumah tangga pengguna air bersih setiap tahun

15.026 15.600 Program Infrastruktur Perdesaan

Jumlah rumah tangga bersanitasi setiap tahun

45.000

45.500 Program Pembangunan Lingkungan Sehat Perumahan

Pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong

Drainase dalam kondisi baik (km)

1.632,14 1.729,14 Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Panjang

trotoar (Km) 0 10

Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan

Rasio kerusakan

0,42 0,19 Program Rehabilitasi

247

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

jembatan jalan per tahun

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pengembangan dan pengelolaan irigasi,rawa dan jaringan pengairan

Luas irigasi kota dalam kondisi baik ( ha)

2.050 4.750 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

Pengendalian banjir Panjang pengendali banjir dalam kondisi baik (Km)

17 50 Program Pengendali Banjir

37. Terwujudnya sarana dan prasarana publik sektor Pertanian

Pembangunan dan pengadaan Sarana Prasarana Publik sektor pertanian, yang merata

Peningkatan kualitas sarana dan prasarana produksi pertanian,perikanan dan peternakan

Restocking

Danau

2 Danau 12 Danau Program

Pengembangan

Perikanan

Tangkap

Kelautan dan Perikanan

Distankanak, SKPD terkait

Jumlah Karamba dan Perlengkapannya

4 Unit 24 Unit Program Pengembangan Budidaya Perikanan

38. Meningkatnya kualitas air sesuai dengan standar baku mutu lingkungan air bersih

- Meningkatkan kinerja penyediaan air bersih dan pengolahan air limbah

- Meningkatka

- Peningkatan kinerja penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah

- Optimalisasi kinerja penyediaan air bersih dan

Jumlah taman hijau

0

10 Program Peningkatan pengendalian Polusi

Lingkungan Hidup

BLH,DinasPU,Dinas Pasar dan Kebersihan, SKPD terkait

Jumlah IPAL non komunal

2 Unit 6 Unit

Peningkatan Mutu Udara/ ISPU (hari/tahun)

321 365

248

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

n kinerja air minum dan air limbah

pengolahan air limbah

Jumlah IPAL komunal

2 Perumahan

5 Perumahan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Sanitasi berbasis masyarakat

2 Unit MCK

10 Unit MCK

Tersedianya DED pengelolaan air limbah

NA 1 DED Pengelolaan Air Limbah

Meningkatnya pelayanan IPLT (%)

50 100

39. Meningkatnya penegakan hukum lingkungan

Penegakan hukum sesuai dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku

Peningkatan pencegahan pengendalian dan pengawasan kerusakan lingkungan

Persentase penegakan hukum lingkungan

90 100 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

BLH,Distamben,Ditakobangman, SKPD terkait

40. Berkurangnya kerusakan hutan

Meningkatkan kegiatan perlindungan hutan

Peningkatan, pengawasan,pengendalian dan pemanfaatan kawasan hutan

Luas lahan kritis yang dihijaukan

90.872 ha 91.432 ha

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

- Kehutanan - Pertanian

Dishutbun, SKPD terkait

Menurunya kerusakan kawasan hutan

234.922,70 ha

234.362,70 ha

Cakupan pembinaan dan Pengawasan kawasan

1 Kecamatan

5 Kecamatan

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya

249

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

hutan Hutan Cakupan Wilayah pencegahan kebakaran hutan (kecamatan)

1 5 Program Perlindungan Kebun dan Tanaman

Cakupan wilayah kebakaran lahan dan kebun (kecamatan)

1 3

Jumlah TSAK

23 60 Program Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Lingkungan Hidup

BLH,Dishutbun,SKPD terkait

41.

Meningkatnya inventarisasi dan dokumentasi sumber daya hutan

Inventarisasi dan pemetaan sumber daya hutan

Peningkatan inventarisasi dan pemetaan sumber daya hutan

Pemantapan status kawasan hutan

0

100 %

Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

- Kehutanan

- Pertanian

Dishutbun,Distankanak,SKPD terkait

Data/Dokumentasi sumber daya hutan dan lahan

1 Dokumen

11 Dokumen

Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Pertanian/Perkebunan

Cakupan wilayah pencegahan kebakaran hutan (kecamatan)

1 5 Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

250

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Cakupan pembinaan pengawasan kawasan hutan (kecamatan)

1 5 Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan

42.

Meningkatnya pemerataan sarana dan prasarana pendukung pertumbuhan ekonomi dan industri berbasis pariwisata dan jasa

Meningkatnya standar pelayanan pasar secara modern

Peningkatan Manajemen Pengelolaan Pasar

Jumlah pasar modern

1 2 Program

Perlindungan

Konsumen dan

Pengamanan

Perdagangan

Lingkungan Hidup

DPK,BLH,Dinas PU, SKPD terkait

Memenuhi Kebutuhan ruang pedagang kreatif lapangan

Peningkatan pembinaan dan penataan pedagang kreatif lapangan

Jumlah PKL yang dibina per tahun

587 PKL 850 PKL

Program

Pembinaan dan

Penataan PKL

43. Meningkatnya pengelolaan sampah yang tertangani

Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan

Optimalnya pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

Persentase sampah yang tertangani

61,18

90

Program

Pengembangan

Kinerja

Pengelolaan

Persampahan

DPK,BLH,Dinas PU, SKPD terkait

Terwujudnya masterplan pengelolaan sampah

NA 1 Masterplan

Pengelolaan sampah di TPA

Metode open dumping 1 TPA

Metode Sanitary Landfill ( 1 TPA)

Program

Kebersihan dan

Pengelolaan

Limbah

Jumlah jalan yang di sapu

21 Jalan ( 24.700 m)

30 Jalan ( 32.700 m)

251

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tersedianya lahan TPS permanen

1 Unit 10 Unit

Peningkatan sarana dan prasarana penanganan sampah

Jumlah tempat pengolahan sampah terpadu

1 Unit 5 Unit

Jumlah TPS terhadap penduduk (unit)

158 193

Peningkatan kepedulian serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kualitas lingkungan

Pemilahan sampah berbasis lingkungan (sekolah)

7 84 Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan

BLH,Dinas Pasar dan Kebersihan, SKPD terkait

Jumlah sekolah peduli lingkungan (sekolah)

3 9 Program Ruang Terbuka Hijau

BLH, SKPD terkait

44. Menurunnya tingkat pencemaran

Meningkatkan pengendalian LH

Optimalisasi Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL (%)

84,6 100 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

BLH,Distamben, Dishutbun, Distakobangman, SKPD terkait

Jumlah izin gangguan lingkungan

200 Usaha

300 Usaha

BLH, SKPD terkait

45. Meningkatnya kemampuan

Meningkatkan Tanggap

Peningkatan kesiap siagaan dan

Persentase korban

80 100 Program Peningkatan

Sosial Dinas Sosial,

252

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

tanggap bencana bencana dan identifikasi dini

pencegahan bencana

bencana yang menerima bantuansosial selama masa tanggap darurat

Kesiapsiagaan dan Pencegahan Pencana

SKPD terkait

Persentase korban bencana skala kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap

100 100 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi

46. Meningkatnya pemanfaatan lahan kritis untuk konservasi

Meningkatkan pemanfaatan lahan hak milik dan hutan rakyat dengan konservasi lahan yang bernilai ekonomi

Optimalisasi perlindungan lahan/kebun

Luas Demplot kebun bersih

0 ha 16 ha Program Perlindungan Kebun dan Tanaman

Pertanian Dishutbun, SKPD terkait

47. Meningkatnya

pemberdayaan

masyarakat dalam

konservasi

lingkungan

Mendorong

lahirnya

gerakan

konservasi

dan kearifan

lokal terhadap

pengelolaan

sumber daya

Peningkatan

pemanfaatan lahan

kurang produktif dan

gerakan

pemberdayaan

mayarakat

Jumlah petani/pekebun yang mendapat pelatihan/ sosialisasi

90 Org 440 Org Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan

- Pertanian - Kehutanan

Dishutbun, SKPD terkait

Data/dokumentasi sumber daya hutan/lahan

1 Dok 7 Dok Program Perencanaan dan pengembangan hutan

Jumlah promosi

1 6

253

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

alam /pameran sektor kehutanan (kali)

Jumlah petani /pekebun yang mendapat pelatihan sosialisasi

30 180

Jumlah petani/pekebun yang mendapatkan pelatihan / sosialisasi (orang)

30 360 Program Peningkatan kesejahteraan petani

Luas perkebunan rakyat (Ha)

5.423,80 6.143,80 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Cakupan wilayah penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (kecamatan)

1 3 Program Perlindungan Kebun dan Tanaman

Luas dan pengelolaan kebun Entres (ha)

2 3 Program Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan

Jumlah promosi/pamer

1 Kali 11 Kali Program Peningkatan

254

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

an sektor perkebunan

Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

Tewujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan

Pengolahan komposer skala rumah tangga per tahun (KK)

1 82 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Meningkatkan

pembinaan,

pengawasan,

penertiban

pertambangan dan

pemulihan cadangan

SDA

Pengawasan Pertambangan tanpa izin (%)

4,47 50 Progam Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

Energi dan

sumberdaya

mineral

Distamben

dan Energi,

BLH,

SKPD

terkait

Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB

3,3 5,8

Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertambangan

24 48

Penambangan sesuai ketentuan teknis Pertambangan

50 90 Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan

Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya mineral (%)

30 70 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

255

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Lingkungan Hidup

Terlaksananya Reklamasi

20 60 Program Perlindungan dan Konservasi SDA

Penanganan lahan pasca tambang

20 60 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA

Meningkatnya kualitas dan akses informasi sumber daya dan lingkungan hidup

Jumlah pengambilan sampel (kali/ tahun)

4 32 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

BLH, Distamben, Dishutbun, SKPD terkait

Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya

mineral (%)

30 70 Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Energi dan Sumber daya Mineral

Distamben

Tersedianya data potensi air tanah (%)

10 20

Penghargaan adipura diperoleh

- 4

48. Meningkatnya keterpenuhan energi

Meningkatkan pemenuhan energi rumah tangga

Peningkatan ketahanan energi dan mendorong terciptanya energi alternatif

Ketersediaan daya listrik (%)

92,52 100 Program

Pembinaan dan

Pengembangan

Bidang Ketenaga

Energi

dan

sumber

daya

Distamben,

SKPD

terkait Persentase rumah tangga yang

99 100

256

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

menggunakan listrik

Listrikan mineral

49. Meningkatnya luas ruang terbuka hijau dan ruang publik lainnya

Meningkatkandan mempertahankan luas ruang terbuka hijau dan ruang publik lainnya

Peningkatan pengelolaan ruang terbuka hijau dan publik lainnya

Meningkatnya jumlah taman kota yang harus dikelola dan dipelihara secara profesional

38 Lokasi taman

43 Lokasi taman

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

Penataan Ruang

Distakobangman, PU,Bappeda, Dishutbun,BLH, SKPD terkait

Meningkatnya jumlah tenaga kerja khusus di bidang pertamanan sehingga penanganan lebih optimal

36 Org

70 Org

Rasio Ruang Terbuka Hujau per satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB

0,34 0,39

Jumlah Perda

Perencanaan

Tata Ruang

NA 2 Program Perencanaan Tata Ruang

Jumlah data/dokumentasi hasil survey pemetaan

1 6

Jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (Titik Lampu)

5.147 Titik

7.647 Titik

Program Penerangan Jalan Umum

Peningkatan pengawasan dan

Pengawasan dan

3 Kecamat

4 Kecama

Program Pengendalian

257

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pengendalian pemanfatan ruang

pengendalian terhadap bangunan, tempat usaha dan reklame

an tan Pemanfaatan Ruang

Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pelayanan pemakaman yang dapat berfungsi optimal.

2 Pendopo, 2 Tempat Parkir

5Pendopo, 5 Tempat parkir

Program Pengelolaan Areal Pemakaman

50. Meningkatnya jumlah bangunan ber-IMB

Meningkatkan jumlah bangunan ber IMB melalui perijinan pemanfaatan ruang

Peningkatan perizinan pemanfaatan ruang

Jumlah bangunan ber IMB

25.141 Bangunan

35.141 Bangunan

Program Pemanfaatan Ruang

Distakobangman, SKPD terkait

51. Menurunnya kejadian bencana kebakaran (pemukiman, pekarangan, lahan dan hutan)

Pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran

Peningkatan sarana dan prasarana pemadam kebakaran

Meningkatnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran yang berfungsi sesuai standar penanggulangan kebakaran

3 unit mobil damkar 1 unit mobil Pick up

5 unit mobil damkar 1 unit mobil Pick up

Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakarn

Lingkungan Hidup

Distakobangman,BLH, Dishutbun, SKPD terkait

Meningkatnya jumlah personil damkar tanggap bencana kebakaran

25 Org Damkar 1 3 Org damkar 2

40 Org Damkar 1 40 org Damkar 2

Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

Jangkauan 60 80 Peningkatan

258

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

wilayah kesiap siagaan dan penanggulangan bahaya

kebakaran (%)

Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

52. Terwujudnya pelayanan angkutan

Meningkatkan pelayanan angkutan

Pengembangan pelayanan angkutan

Tersedianya pelayanan angkutan pada wilayah yang tersedia jaringan jalan

120 /206 Bus 178/430 Angkot

200/230 Bus 300/430 Angkot

Peningkatan Pelayanan Angkutan

Perhubungan

Dishubkominfo, SKPD terkait

53. Terwujudnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Meningkatkan pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor

Jumlah uji KIR angkutan umum (uji)

12.256 Kir

24.845 Kir

Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

54. Terwujudnya aparatur yang siap pakai

Meningkatkan fasilitas dan SDM aparatur

Peningkatan fasilitas dan SDM Aparatur

Tersedianya SDM dengan kebutuhan fasilitas sesuai dengan bidang teknis

- 40/75 PNS

- Komputer 10 Unit

- 60/90 PNS

- Komputer 40 Unit

Program Pembangunan Prasarana dan fasilitas Perhubungan

55 Terwujudnya data jaringan sarana dan prasarana perhubungan

Meningkatkan data jaringan sarana dan prasarana perhubungan

Peningkatan data jaringan sarana dan prasarana perhubungan

Tersedianya jaringan sarana dan prasarana perhubungan

Inventarisasi LLAJ, sungai dan danau, parkir, terminal kelengkapan data 15 %

Inventarisasi LLAJ, sungai dan danau, parkir, terminal kelengkapan data 75 %

259

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

56. Terwujudnya sarana dan prasarana perhubungan yang terpelihara

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan

Terpeliharanya sarana dan prasana fasilitas perhubungan

- Dermaga 2/16

- Terminal 2/4

- TL berfungsi baik 10/15 Unit

- Marka 2/15 lokasi

- Rambu-rambu 30/150

- 8/16

- 4/5 - 18/20

- 8/20

- 90/150

Program Rehap / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perhubungan

57. Terwujudnya sarana dan prasaran perhubungan yang berkeselamatan

Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan yang berkeselamatan

Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana perubungan yang berkeselamatan

Tersediannya sarana dan prasana perhubungan yang berkeselamatan

- Dermaga wisata 1/3

- Fasilitas keselamatan jalan 171/250

- 4/5

- 225/325

Program Pembangunan Sarana dan Prasaran Pehubungan

58. Terwujudnya keamanan dan kenyamanan pengguna lalu lintas

Meningkatkan pengendalian dan pengawasan lalu lintas

Peningkatan keamanan dan kenyamanan pengguna lalu lintas

Terpenuhinya ketertiban keamanan, kelancaran bagi pengguna lalu lintas

Petugas kontrak/158 / 26 lokasi pelayanan publik

Petugas kontrak per 130/28 lokasi pelayanan publik

Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

59. Terpenuhinya pemerataan, pengendalian sarana prasarana

Meningkatkan pemerataan, pengendalian sarana

Peningkatan pengawasan terhadap sarana prasarana

Terpenuhinya Pemerataan dan Pengendalian

0 posting/Tahun 1 website

1.080 /Tahun 1 websit

Program pengembangan komunikasi, informasi dan

260

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

komunikasi dan informasi

prasarana komunikasi dan informasi

pelayanan komunikasi dan informatika yang merata serta terkendali

Sarana Komunikasi dan Informasi Aplikasi E-Gov

resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain penertiban 5 petugas kontrak

e resmi Pemerintah Kota dan 30 subdomain penertiban 5 petugas kontrak

media massa

Tersedianya layanan komunikasi dan informasi publik

- Media sosialisasi 4/12 - Desimin

asi 0 - KIM 0

- 20/30 - 12/15

- 30

Program Kerjasama Informasi dan media massa

61. Terwujudnya mutu pelayanan aparatur

Meningkatkan kualitas SDM Aparatur

Pengembangan ketersedian SDM Aparatur

Jumlah PNS yang mengikuti diklat/Bimtek

451 Orang

2.012 Orang

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Otonomi Daerah pemerintahan umum dan administrasi keuangan perangkat daerah, kepegawaian,dan persandian

BKPP, SKPD terkait

Jumlah PNS yang mengikuti pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi

1.001 Org 1.476 Org

Jumlah PNS yang di

157 Orang

1242 Orang

Program

261

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

assessment sesuai dengan jabatan yang tersedia

Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Jumlah PNS yang direkruitment sesuai dengan formasi yang terisi

56 Orang

506 Orang

Menurunya jumlah kasus indisipliner yang tertangani

16 kasus 12 kasus

Jumlah laporan absensi yang disampaikan unit kerja /SKPD

3900 3900 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Peningkatan pelayanan kepegawaian

Jumlah cakupan aplikasi kepegawaian

1 SKPD

35 SKPD Program Peningkatan Pelayanan Kepegawaian

Jumlah pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat

3820 SK

8710 SK

Terbitnya jumlah KPE dan SK konversi NIP

3128 KPE 6636 KPE

Penyelesaian SK Pensiun

984 SK 1461SK Fasilitasi Pindah/Purna

262

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tugas

Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur

Pengembangan sarana dan prasarana aparatur

Jumlah sarana dan prasarana diklat

0 1 Gedung Diklat

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

62. Meningkatnya dan berkembangnya sistem pengelolaan keuangan daerah

Menerapkansistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah

Penyiapan regulasi pengelolaan keuangan daerah

Tersedianya regulasi pengelolaan keuangan daerah (Perda/Perkada)

21

Regulasi 71 Regulasi

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

BPKAD, SKPD terkait

Opini Pengelolaan Keuangan Daerah

Tidak Wajar ( Disclaimer)

WTP Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

Inspektorat, SKPD terkait

Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Nilai evaluasi kinerja

D A Program Peningkatan Profesionalisme

263

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat

63. Terwujudnya akuntabilitas yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan

Meningkatkan kinerja perangkat daerah

Penilaian akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan daerah yang baik

Penyelenggaraan pemerintah daerah

7 Kegiatan

35 Kegiatan

Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

SETDA, Kecamatan, Instansi terkait

Sertifikasi tanah milik pemerintah daerah (%)

50 50 Program Pembangunan sistem pendaftaran tanah Persentase

penduduk yang memiliki lahan

25,68 75

Persentase 3,35 13,35

264

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

luas tanah bersertifikat

Persentase penyelesaian izin lokasi

100 100

Penyelesaian kasus tanah Negara (%)

75 76 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan

Peraturan Walikota tentang pembakuan nama rupa bumi (%)

75 65 Program Pembakuan Nama Rupa Bumi

Koordinasi Pembimbingan supervise, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, perencanaan, penelitian dan pengembangan, fasilitas, monitoring dan evaluasi

5 Kegiatan

45 Kegiatan

Program Peningkatan pembinaan kedamangan di Kota Palangka Raya

Penyelenggaraan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahanan, dan tugas pembangunan tertentu (kegiatan)

7 47 Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah

Cakupan 4 24 Program

265

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

administrasi kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan (kegiatan)

Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Kegiatan Pengembangan kesawdayaan

1 12 Program Pengembangan keswadayaan

Kegiatan Pembinaan kemasyarakatan

6 38 Program Pembinaan kemasyarakatan

Jumlah kerjasama daerah

1 11 Program Pembinaan kerjasama daerah

Cakupan administrasi perekonomian dan sumber daya alam

(kegiatan)

10 58 Program Perencanaan pengembangan ekonomi

Kegiatan Pengembangan Data/ Informasi

4 24 Program Pengembangan data/informasi

Cakupan administrasi pembangunan (kegiatan)

4 24 Program Perencanaan pengembangan pembangunan

Cakupan hubungan kemasyarakatan dan

12 64 Program Optimalisasi pemanfaatan teknologi

266

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

protokoler pemerintahan daerah (kegiatan)

informasi

Cakupan peningkatan kebijakan/regulasi (kegiatan)

6 46 Program Penataan peraturan perundang-undangan

Cakupan administrasi pimpinan, manajemen keuangan, asset, dan kerumahtanggaan (kegiatan)

5 32 Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Cakupan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (kegiatan)

7 35 Program Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah

Persentase Kualitas Regulasi kebijakan pemerintah daerah

NA 100 Program Peningkatan Kinerja Sekretaris Daerah

Persentase koordinasi

NA 100

267

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pelaksanaan tupoksi dan peran SKPD Persentase koordinasi dan penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan

NA 100

Persentase koordinasi dan pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah

NA 100

Persentase koordinasi dan pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis, operasional, dan manajemen pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

NA 100

Persentase koordinasi dan fasilitasi ururan pemerintah di daerah

NA 100

268

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah

NA 100 Program Peningkatan Kinerja Asisten Setda

Persentase koordinasi Pelaksanaan tugas SKPD sesuai tupoksi asisten

NA 100

Penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan

NA 100 %

Pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah

NA 100 %

Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis pemerintahan dan

NA 100 % Program Peningkatan Kinerja Staf Ahli Walikota

269

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Pembangunan

Mewujudkan SDM Aparatur Sipil Negara dan masyarakat yang inovatif, berkualitas, berkompeten, profesional dan berbudaya kerja

NA 144 Program Pendidikan kedinasan

Cakupan Pembinaan dan pengembangan aparatur

NA 200 Program Pembinaan dan pengembangan aparatur

Cakupan Pembinaan dan pengembangan non aparatur

NA 250 Program Pembinaan dan pengembangan non aparatur

Mningkatkan efektifitas dan produktifitas kelembagaan

Penataan kelembagaan daerah

Penataan organisasi perangkat daerah

7 35 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah

SETDA,

Cakupan 5 25 Program

270

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pembinaan dan pengembangan aparatur (kegiatan)

Pembinaan dan Pengembangan aparatur

Meningkatkan penyelenggaraan e-gov dalam pemerintahan

Tenyelenggaranya aplikasi e-gov dalam penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparansi

Tersedianya layanan komunikasi dan informasi publik aplikasi e-gov

- 0 kontens

- 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 Sub Domain

- 1080 posting /tahun

- 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 30 Sub Domain

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Komunikasi dan Informatika

Dishubkominfo, Setda, BPKAD, SKPD terkait

64. Penataan

kelembagaan

sesuai visi misi

daerah

Meningkatkan

efektifitas dan

produktifitas

kelembagaan

Penataan

kelembagaan

daerah

Cakupan

perangkat

kelembagaan

dan

kewenangan

(kegiatan)

5 25 Program Perangkat Kelembagaan dan kewenangan

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan

Umum,Admini

strasi

Keuangan

Daerah,

Perangkat

Daerah,

Kepegawaian

dan

Persandian

SETDA

65. Meningkatnya Kualitas SDM Korp ASN

Meningkatkan Kualitas SDM

Aparatur Korp ASN

Pengembangan

SDM Korp ASN

Cakupan kegiatan Pembinaan Aparatur Sipil Negara

140 140 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

Sekretariat KORPRI, SKPD terkait 66. Meningkatnya

Kinerja Aparatur Korp ASN

Meningkatkan Kinerja

Aparatur Korp

Peningkatan kinerja

aparatur Korp ASN

Persentase tingkat penyelesaian pekerjaan

80 100

271

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

ASN

67. Meningkatnya kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Meningkatkan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Produk Hukum Daerah (legislasi)

4 40 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Sekretariat DPRD

68. Tertibnya administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Peningkatan dan pengembangan serta pemeliharaan peralatan secara berkesinambungan guna terciptanya sarana dan prasarana pelayanan e-KTP yang

memadai

Penataan pelayanan administrasi kependudukan

Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk

0,97

1,00 Program Penataan Administrasi Kependudukan

Kependudukan dan catatan sipil

Disdukcapil,Kecamatan Kepemilikan

KTP (%) 99 100

Jumlah Penduduk

yang Ber-KK dan

KTP di Kecamatan

Pahandut

4.750 13.715

Jumlah Penduduk

yang Ber-KTP di

Kecamatan

Sabangau

7.000 11.000

Jumlah Penduduk

yang Ber KTP di

Kecamatan Bukit

Batu

6.200 6.200

Jumlah Penduduk

yang Ber KTP di

Kecamatan Jekan

Raya

57.850 136.042

Jumlah penduduk

yang wajib KTP yang

belum melakukan

perekaman e-KTP di

Kecamatan

Rakumpit

1.021 1.021

Ketersediaan laporan data base

0

100

Program Penataan Pengelolaan Informasi

272

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

kependudukan skala kota (%)

Kependudukan

Tersedianya laporan data kependudukan (%)

90 100

Tersedianya data perkembangan penduduk (%)

95 100 Program Analisa dan Perkembangan Penduduk

Rasio bayi yang memiliki akte kelahiran (%)

0,95 1,00 Program Pencatatan Sipil

Rasio pasangan yang berakte nikah/perkawinan

(%)

0,85 1,00

69. Meningkatnya

pelayanan

keperpustakaan

daerah

Pengadaan

buku-buku

baru yang up

to date

Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan

Jumlah Koleksi

buku yang

tersedia di

perpustakaan

daerah

12.499

buku

19.999

Buku

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Perpustakaan

Kantor Perpustakaan,kearsipan dan dokumentasi, SKPD terkait

70. Meningkatnya mutu pelayanan administrasi kearsipan kepada masyarakat

Meningkatkan penyelenggaraan kearsipan yang handal

Perbaikan sistem administrasi kearsipan

Pengelolaan arsip secara baku (%)

2,86

5,71 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

Kearsipan

Peningkatan SDM Pengelola kearsipan

11 orang 35 Orang

Jumlah berkas arsip daerah yang dikelola

26.299 berkas

35.000 berkas

Pelestarian Jumlah 11 16 Program

273

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

dokumen dan arsip daerah

Bibliografi daerah, leaflet/booklet

Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

71. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan

Penataan dan pengelolaan dokumen perencanaan daerah

Pengembangan perencanaan pembangunan daerah

PERDA RPJPD 1 1 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan pembangunan

Bappeda

PERDA RPJMD 1 2

PERKADA RKPD

5 5

Program RPJMD dalam RKPD (%)

100 100

PERDA Dokumen perencanaan pembangunan (RTRWK, RP3KP)

0

2

72. Tersedianya data, informasi dan pelaporan pembangunan

Pengembangan data, informasi dan pelaporan pembangunan

Penataan, pengelolaan data, informasi dan pelaporan pembangunan

Tersedianya Aplikasi e-Perencanaan setiap tahun

0

1

Program Pengembangan Data/Informasi

Tersedianya Aplikasi e-Evaluasi setiap tahun

0 4

Tersedianya Aplikasi e-Pelaporan setiap tahun

1 1

Jumlah Dokumen yang dipublikasikan - Kajian Sosial

Ekonomi - Profil Ekonomi

0 1

1 5

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

274

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

- Kajian Ekonomi 0 5

Jumlah Dokumen Statistik Ekonomi /Dokumen sejenisnya yang dipublikasikan

1

5 Program Kerjasama Pembangunan

Jumlah Dokumen Sosial Budaya yang dipublikasikan

4 20 Program Perencanaan Sosial dan Budaya

Jumlah Buletin Litbang yang dipublikasikan

1 5 Program Penguatan Kelembagaan Litbang

Jumlah Dokumen perumusan kebijakan yang dipublikasikan

1

5

Program Perencanaan Pembangunan Kota-Kota Menengah dan Besar

Jumlah Kajian perencanaan pembangunan daerah yang dipublikasikan

1

5 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Jumlah Kajian Litbang yang dipublikasikan

1

5 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK

Dokumen koordinasi perencanaan bidang prasarana

1 5

Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA

275

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

wilayah dan sumber daya alam

73. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan

Mengembangkan dan memberdayakan masyarakat pedesaan/Kelurahan

Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

129 Kelompok

229 Kelompok

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

Pemberday

aan

Masyarakat

dan Desa

BPM, Kecamatan

, SKPD terkait

Jumlah LSM Aktif

92 217

Jumlah LPM Berprestasi

4 9

Jumlah Kegiatan TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Rakumpit

1 TP-PKK Kecamatan,

7 PKK Kelurahan, 1

Dharma Wanita

Persatuan, 7 LKK

Kelurahan

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

Jumlah Kegiatan PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Pahandut

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Kelurahan

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK dan

Posyandu di

Kecamatan

Sabangau

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan 27

Posyandu di

Kecamatan

Sabangau

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

30

Posyandu

di

Kecamatan

276

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Sabangau

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK dan

Posyandu di

Kecamatan Jekan

raya

1 PKK

Kecamatan,

4 PKK

Kelurahan, 1

Dharma

Wanita, 4

LKK dan 50

Posyandu

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK, GSI,

Posdaya,

Posyandu di

Kecamatan Bukit

Batu

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1

GSI, 8

Posdaya,

21

Posyandu

Persentase partisipasi masyarakat dalam membangun desa/kelurahan

5 13,75

Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa/Kelurahan

Jumlah Mantir Kecamatan, Mantir Kelurahan, RW, RT, Musrenbang, Gerakan Sayang Ibu

di Kecamatan Rakumpit

3 org Mantir Kecamatan, 21

org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD

Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan

3 org Mantir Kecamatan, 21

org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT,

dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD

Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org,

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6

277

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Pahandut

Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

Kelurahan dan 1 Kecamatan

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Sabangau

Damang dan Mantir Adat 6 org, RT/RW 88 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kecamatan Jekan Raya

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, Poskamling di Kecamatan Bukit Batu

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14

Poskamling

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

Jumlah kelompok binaan PKK

42 Kelompok

167 Kelompok

Program

Peningkatan

Peran

Perempuan di

Pedesaan/

Kelurahan

Jumlah PKK yang aktif

36 36

Jumlah Posyandu aktif

128 Pos

128 Pos

278

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Jumlah aparatur pemerintah desa / kelurahan terlatih

60

400

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/Keurahan

Jumlah Lembaga keuangan mikro kelurahan

0

10 lembaga

Program Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro dan Usaha Ekonomi Masyarakat

Jumlah pengelola keuangan mikro terlatih

0 24 Org

Jumlah kelompok usaha ekonomi produktif

55 106

Jumlah kelompok pemanfaatan sumber daya alam dan lahan terlantar

5

30

Program Rehabilitasi dan konservasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Jumlah kelompok masyarakat pengawas sumber daya alam perairan

0 20

Jumlah 3 24 Program

279

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

kelompok pencipta dan pemanfaat Teknologi Tepat Guna

Peningkatan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG)

74. Pengarustamaan gender dalam pembangunan

Meningkatkan Indeks kesetaraan gender

Optimalisasi Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Indeks Kesetaraan Gender

NA 0,04% Program Peningkatan Peran Serta dan Keseteraan Gender dalam Pembangunan

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

BPP-KB, SKPD terkait

Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

75. Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan

Meningkatkan pembinaan dan peran serta pemuda dalam pembangunan

Optimalisasi pembinaan organisasi kepemudaan

- Jumlah Organisasi pemuda

- Jumlah Organisasi Olah Raga

- Jumlah Kegiatan Kepemudaan

- Jumlah Kegiatan Olah Raga

- Gelanggang/ Balai Remaja

- Lapangan Olah Raga

- Prestasi pemuda,

30 63 12 14 15 60 90

40 68 20 25 25 75 100

- Program Pembinaan Generasi Muda dan Olah Raga

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga

- Program Kepemudaan dan Olah Raga

Kepemudaan dan olah raga

Disdikpora, SKPD terkait

280

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

pelajar tingkat regional dan internasional

76. Terwujudnya perlindungan anak

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya membangun Kota Palangka Raya menuju KLA

Optimalisasi keserasian kebijakan dalam peningkatan kualitas kehidupan anak

Persentase anak yang telah memperoleh akte kelahiran

43 80 Program

Peningkatan

Kualitas Hidup dan

Perlindungan

Perempuan dan

Anak

Pemberdaya

an

Perempuan

dan

Perlindunga

n Anak

BPP-KB, SKPD terkait

Jumlah kasus kekerasan terhadap anak

53 0

Jumlah Forum Anak

1 36

Jumlah sekolah ramah anak

2 30

Jumlah puskesmas ramah anak

2 6

Jumlah Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak

1 6

Jumlah Tempat Penitipan Anak

NA 6

Jumlah taman cerdas

NA 6

Jumlah kasus 53 0

281

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

kekerasan terhadap anak

Jumlah pusat pelayanan keluarga sejahtera

NA

6

Persentase jumlah rumah tangga yang ramah anak

NA 30

77. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengamalan dan pelestarian nilai seni dan budaya daerah

Meningkatkan sarana kesenian serta pembinaan dan perlindungan seni budaya daerah

Peningkatan pelestarian seni dan budaya melalui program pengembangan nilai-nilai budaya, seni dan perfilman

Cakupan kajian seni

8 Kajian Seni

45 Kajian Seni

Program Pengembangan Nilai Budaya

Kebudayaan

Disbudpar, SKPD terkait

Cakupan fasilitasi seni

4 Fasilitasi

seni

20 Fasilitasi seni

Cakupan sumber daya manusia

100 org 500 org

Jumlah sarana penyelengaraan seni dan budaya (tempat kesenian)

1 Tempat 5 Tempat

Cakupan gelar seni

91 Grup 4 gelar seni

116 Grup 20

gelar seni

Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Meningkatan jumlah Benda, Situs

Peningkatan, pengembangan kemitraan dan

Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya

4 BCB 29 BCB Program Pengelolaan Kekayaan

282

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

dan Kawasan Cagar Budaya Yang Dilestarikan

Pengelolaan Kekayaan Budaya

yang dilestarikan

Budaya

Cakupan organisasi kesenian yang dikembangkan

1 5 Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

Jumlah grup kesenian yang dikelola

91 116 Program Pengelolaan Keragaman Budaya Jumlah atraksi

budaya yang yang memadukan keragaman

1 Kali 6 Kali

Jumlah kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru kedalam budaya

1 Produk hukum daerah

4 Produk hukum daerah

78. Meningkatnya prestasi seni, budaya, dan olah raga

Menyelenggarakan ajang peningkatan prestasi seni, budaya, dan olah raga

Penyelenggaraan, pembinaan dan perlombaan bidang seni, budaya, dan olah raga

Jumlah penyelenggara festival seni budaya

1 Kali 21 Kali Program Pengembangan Nilai Budaya

Jumlah penyelenggaraan olah raga seni/budaya

6 Kali 11 Kali Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

79. Terciptanya Meningkatnya Meningkatnya Kegiatan 10 110 Program Kesatuan Kesbanglin

283

No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja

(Outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD Penanggungjawab

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

kehidupan masyarakat yang harmonis

pembauran kebangsaan

pengetahuan masyarakat tentang nilai nilai kebangsaan

pembinaan politik daerah

Pengembangan Kemitraan Wawasan Kebangsaan

Bangsa dan Politik Dalam Negeri

mas, Satpol PP, Dinsos,

SKPD

terkait

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

10

110

Angka kriminalitas

229 0 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)

Sosialisasi/ pelatihan penanggulangan korban bencana alam

4 24 Program Pencegahan Dini Penanggulangan Korban Bencana Alam

284

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI

KEBUTUHAN PENDANAAN

Sesuai arsitektur perencanaan yang memisahkan antara aspek strategis dan

operasional program prioritas dipisahkan pula menjadi 2 (dua) yaitu program

prioritas untuk perencanaan strategis dan program prioritas untuk perencanaan

operasional. Suatu program prioritas yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan

urusan pemerintahan daerah pada dasarnya adalah perencanaan operasional.

Suatu urusan menjadi strategis di satu tahun atau periode dan sebaliknya, menjadi

operasional diperiode berikutnya. Prioritas pembangunan di Kota Palangka Raya

dijalankan dengan kebijakan umum yang berfokus pada upaya : Mengatasi

permasalahan pembangunan, Pemerataan pembangunan, Fokus pada Pendidikan,

Pariwisata dan Jasa, dengan optimalisasi pertumbuhan ekonomi dan daya saing

daerah serta berlandaskan budaya Betang dan berwawasan Lingkungan Hidup

Prioritas pembangunan tersebut dijabarkan dalam program-program prioritas

dan disesuaikan dengan program yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

Urusan atau program prioritas atau strategis dalam proses perencanaan,

pengendalian, dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding

program operasional, sehingga dalam penganggarannya, diprioritaskan terlebih

dahulu, mengingat suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan karena

pengaruhnya yang sangat luas dan sangat urgent untuk dilaksanakan.Sedangkan

program pendukung (belanja rutin) tidak dicantumkan, hal ini didasarkan bahwa

indikator kinerja program tersebut berupa output dan berfungsi sebagai pendukung

terhadap program prioritas pembangunan daerah. Adapun program pendukung yang

ada di setiap SKPD adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Disiplin

Aparatur, Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS, Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan yang akan dioperasionalkan atau

dijabarkan setiap tahun dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota

Palangka Raya.

285

Tabel 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai

Kebutuhan Pendanaan Kota Palangka Raya

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Urusan Wajib

1 01 Pendidikan

1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini

150.000.000

701.500.000

725.757.000

1.463.680.750

2.307.597.500

5.348.535.250

Disdikpora, SKPD terkait APK PAUD

APM PAUD APS PAUD

98,33 94,00 NA

98,45 94,4 74

98,60 94,9 74

98,70 95,5 76

98,80 96,2 78

99,00 97 80

99,00 97 80

1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

11.949.944.00

0

14.550.000.00

0

15.050.000.00

0

24.261.600.000

24.570.000.000

90.381.544.00

0

Disdikpora, SKPD terkait APK SD/MI 126,84 127,50 128,32 128,75 129,50 130,00 130,00

APK SMP/MTs 108,02 110,75 115,89 120,00 130,00 140,00 140,00

APM SD/MI 92,56 94,05 95,54 97,03 98,52 100,00 100,00

APM SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 100,00 100,00

APS SD.MI 129,90 130,90 131,92 132,92 133,99 135,00 135,00

APS SMP/MTs 107,01 108,75 110,49 112,23 113,97 115,70 115,70

Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI

100 100 100 100 100 100 100

Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTs

56,10 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100

Angka Kelulusan SD/MI

100 100 100 100 100 100 100

286

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Angka Kelulusan SMP/MTs

98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100

Angka Putus Sekolah SD/MI

0,070 0,065 0,060 0,058 0,055 0,050 0,050

Angka Putus Sekolah SMP/MTs

0,110 0,105 0,100 0,095 0,093 0,090 0,09

Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI

7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,50 8,50

Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTs

5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,50 7,50

1 01 17 Program Pendidikan Menengah

22.438.293.30

0

25.800.000.00

0

26.011.000.00

0

27.664.000.000

28.128.000.000

130.041.293.3

00

Disdikpora, SKPD terkait APK SMA/SMK/

MA 102,60 106,08 109,58 113,08 116,58 120,00 120,00

APM SMA/SMK/ MA

90,36 92,29 94.22 96,15 98,08 100,00 100,00

APS SMA/SMK/ MA

100,57 102,46 104,35 106,24 108,13 110,00 110,00

Rasio guru per siswa pada jenjang SMA/ SMK/MA

12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 14,00

Angka Pendidikan yang Ditamatkan

98 98,20 98,40 99,30 99,70 100 100

287

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

SMA/SMK/MA

Angka Kelulusan SMA/SMK/MA

95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100

Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA

0,40 0,38 0,36 0,34 0,32 0,30 0,30

Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMA/SMK/MA

4,23 4,56 4,87 5,50 5,80 6,50 6,50

Jumlah SMK 17 17 19 21 23 25 25

1 01 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2.529.100.000

2.680.8

46.000

2.841.6

96.760

3.012

.198.

565

3.192

.930.

479

14.256.

771.80

4

Disdikpora, SKPD terkait

Persentase guru berkualifikasi S1/DIV

90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 100 100

Persentase guru yang telah mengikuti uji kompetensi guru

50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 60 60

Jumlah guru yang telah mengikuti program guru, kepala sekolah, dan pengawas berprestasi

30 40 50 60 70 90 90

Jumlah Guru yang Mahir Berbahasa Asing

- - 5 10 15 20 20

288

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Rasio Guru terhadap murid PAUD

14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 15 15

Rasio guru terhadap murid SD/MI

8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 10,00 10,00

Rasio guru terhadap murid SMP/MTS

12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,50 13,50

Rasio guru terhadap murid SMA/SMK/MA

12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 13,87 14,00

1 01 19 Program Pendidikan Luar Biasa

- 200.000.000

205.000.000

1.432.500.000

1.580.000.000

3.417.500.000

Disdikpora, SKPD terkait Presentase

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :

- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs

- SMA/MA/SMK - SLB

- 29 - 17,2

- 58,97

- 48,27 - 100

33 22,4

61,97 50,47 100

37,1 27,7

65,07 52,77 100

41,3 33,1

68,27 5100 100

45,6 39,0

71,77 57,67 100

50 45 75 60 100

50 45 75 60

100

Jumlah guru reguler yang dilatih untuk mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :

- TK/RA - SD/MI - SMP/MTs

- SMA/MA/SMK - SLB

_

_

127 130 60 47 8

128 131 61 48 9

129 132 62 49 10

130 133 63 50 11

130 133 63 50 11

289

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 01 18 Program pendidikan nonformal

Angka melek huruf

97,55 97,77 550.000.000

97,98 555.800.000

98,20 560.000.000

98,43 608.621.50

0 98,75

770.320.00

0 98,75

3.044.741.500

Disdikpora

1 02 Kesehatan

1 02 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1.780.118.000

1.800.000.000

1.830.000.000

1.783.940.000

2.057.950.000

9.252.008.000

Dinkes

Persentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar

75 77 79 81 83 85 85

Ketersediaan Obat per-kapita per-tahun di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar

75% 77% 79% 81% 83% 85% 85%

1 02 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

7.676.796.719,

50

7.700.000.000

7.730.000.000

7.859.650.000

8.050.110.000

39.016.556.72

0

Dinkes

Angka Kematian Ibu (AKI) per-100.000 KH

53,9% 50% 45% 35% 25% 15% 15%

Angka Kematian Bayi (AKB) per-100.000 KH

13,5% 13% 12% 10,5% 9% 7% 7%

Angka Kematian Balita (AKABA) per-100.000 KH

10,7% 10% 10% 8% 8% 6% 6%

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)

92,4% 95% 95% 95% 95% 95% 95%

Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani

80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%

290

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan

80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

75% 96% 96% 97% 97% 97% 97%

Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

17,6% 20% 25% 30% 35% 40% 40%

Cakupan pelayanan kesehatan bayi

90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

67% 68% 70% 75% 80% 85% 85%

Cakupan Pelayanan Anak Balita

83,8% 90% 90% 90% 90% 90% 90%

Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6 – 24 bulan gakin

80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk

2 0 0 0 0 0 0

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat

91,52% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

291

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Cakupan Peserta KB Aktif

61,93% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

63% 70% 78% 85% 92% 100% 100%

Cakupan penanganan masalah kesehatan akibat bencana

60% 100% 100 % 100% 100% 100% 100%

Tingkat ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan sesuai standar kesehatan :

- Rasio Dokter terhadap 100.000 penduduk

- Rasio Dokter Spesialis terhadap 100.000 penduduk

- Rasio Dokter Gigi terhadap 100.000 penduduk

- Rasio Bidan terhadap 100.000 penduduk

- Rasio

15

0

4,8

69,7

75,8

19,3

0

6

70,85

79,8

23,8

0

7,3

72

83,8

28,3

0

8,5

73,15

87,8

32,8

1,4

9,8

74,3

91,8

37,3

1,4

11

75,45

95,8

37,3

1,4

11

75,4

95,8

292

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Perawat terhadap 100.000 penduduk

Cakupan Pelayanan Kesehatan masyarakat, dan kepada kelompok khusus (haji, sosial, kes.OR, dll)

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

1 02 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan

Cakupan sarana produksi pangan yang tersertifikasi

70% 71% 80.701.

000 72%

81.000.000

73% 81.000.

000 74%

100.000.00

0 75%

119.000.00

0 75%

461.701.000

Dinkes

1 02 18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

Cakupan inventarisasi dan pengembangan obat tradisional

40% 42% 10.228.

000 44%

12.000.000

46% 13.000.

000 48%

14.000.000

50% 15.000.000

50% 64.228.

000

Dinke

s

1

02

19

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

85.073.400

170.000.000

172.000.000

190.000.00

0

214.200.00

0

831.273.400

Dinkes,

BPM

Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

38 40 40 50 50 50 50

Cakupan Desa Siaga Aktif 30% 30% 60% 60% 90% 90% 100%

1

02

20

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Cakupan PMT pada balita 80% 100%

102.090.100

100% 105.000.000

100% 107.000.000

100% 115.000.00

0 100%

140.000.00

0 100%

569.090.100

Dinkes

1 02 21 Program Pengembangan

42.175.000

42.000.

000

45.000.000

50.000.000

62.000.000

241.175.000

Dinkes

293

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Lingkungan Sehat Cakupan Rumah Sehat

65% 85% 87% 89% 91% 95% 95%

Cakupan Penduduk yang mempunyai akses thd air minum yg berkualitas

65% 67% 68% 73% 78% 85% 85%

Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

85% 85% 87% 89% 91% 95% 95%

1 02 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

471.872.700

473.000.000

475.000.000

504.240.00

0

531.900.00

0

2.456.012.700

Dinkes

Penemuan Kasus Non-Polio AFP Rate per 100.000 anak usia <15 tahun

3 2 2 2 2 2 2

Cakupan Penemuan Pnemonia Balita

10% 2% 2% 2% 2% 2% 2%

Prevalensi TB-BTA(+) per-100.000 pddk

26 30 50 70 90 110 110

Angka Kesakitan DBD per-100.000 penduduk

41 40 39 38 37 36 36

Angka Kesakitan Malaria per-

3 3 3 3 3 2 2

294

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1000 penduduk Pervalensi Penderita HIV-AIDS per-100.000 penduduk

6,6 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5

Penemuan Penderita Diare

100 100 100 100 100 100 100

Persentase Penyelidikan Epidemiologi (PE) < 24 jam pada Desa/ Kelurahan mengalami KLB

100 100 100 100 100 100 100

1 02 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

548.910.600

560.000.000

564.000.000

601.650.00

0

667.850.00

0

2.942.410.600

Dinkes

Tingkat Kepatuhan Petugas thd Standar yankes

89%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

Tingkat Kepuasan Pelanggan

88% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Cakupan Pelayanan Kesehatan

38% 42% 42% 45% 45% 45% 45%

Tingkat Penanganan Keluhan Pelanggan

80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

1 02 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

15.320.000

15.000.

000

17.000.000

20.000.000

30.000.000

97.320.

000 Dinke

s Cakupan

penjaringan kasus Katarak

2% 2,1% 2,2% 2,3% 2,4% 2,5% 2,5%

Utilisasi 40% 40% 60% 70% 80% 90% 100%

295

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Miskin

1 02 25 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya

3.389.077.700

3.425.000.000

3.430.000.000

3.438.000.000

3.895.000.000

17.577.077.70

0

Dinkes

Rasio

Puskesmas , poliklinik, pustu per-100.000 pddk

4,3 5 5 5 5 5 5

Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah/swasta yang sesuai standar kesehatan

75% 76% 77% 78% 79% 80% 80%

1 02 26 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

76.000.000.00

0

80.429.000.00

0

85.000.000.00

0

18.000.000.000

10.000.000.000

269.429.000.0

00

Dinkes

Rumah Sakit Type C (4 pelayanan kesehatan spesialis dasar)

0 ½

(Tahap I)

½ (lanjutan Tahap I)

Tahap

II 1 1 1

Rasio RS terhadap 100.000 penduduk

0 - - 0,04 0,04 0,04 0,04

1 02 28 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

174.999.100

178.500.000

180.000.000

200.000.00

0

212.400.00

0

945.899.100

Dinke

s Persentase penduduk

48,90 57,40 65,90 74,40 82,9 91,4 91,4

296

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kesehatan

(termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan

Tingkat Utilisasi pelayanan kesehatan oleh asuransi kesehatan

84,86% 85% 85% 85% 85% 85% 85%

1 02 29 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita

30% 40% 32.294.

400 45%

35.000.000

45% 36.000.

000 50%

40.000.000

50% 46.000.000

50% 189.294..400

Dinkes

1 02 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

30% 40% 15.000.

000 45%

17.000.000

45% 18.000.

000. 50%

23.000.000

50% 25.000.000

50% 98.000.

000

Dinkes

1 02 31 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

Cakupan pangan jajanan anak sekolah yang memenuhi syarat kesehatan

75% 76% 17.564.

000 77%

18.250.000

78% 19.200.

000 79%

22.300.000

80% 25.600.000

80% 102.914.000

Dinkes

1 02 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih

80% 80% 37.084.

000 80%

37.000.000

80% 39.000.

000 80%

42.000.000

80% 41.600.000

80% 196.684.000

Dinkes

1 14 Tenaga Kerja

1 14 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

540.000.000

602.246.000

620.000.000

820.000.00

0

820.000.00

0

3.402.246.000

Disnakertrans

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan

208 org 48 org 80 org 100 org 120 org 200 org 756 org

297

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) pelatihan berbasis Kompetensi setiap tahun

Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat setiap tahun

1.216 Org 96 org

120 org

160 org

180 org

200 org

1.972 org

Jumlah tenaga

kerja yang

mendapatkan

pelatihan

kewirausahaan

setiap tahun

60 Orang 20 org 20 org 20 org 20 org 20 org 160 org

1 14 16 Program Peningkatan Kesempatan kerja

365.021.500

463.654.000

572.000.000

680.000.00

0

695.000.00

2.775.675.500

Disnakertrans

Jumlah pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan (orang) setiap tahun

500 500 500 500 500 500 3.000

Jumlah Tenaga kerja Yang terserap (orang) setiap tahun

535 500 500 500 500 500 3.035

Perencanaan Tenaga Kerja Daerah

5,12 5,11 5,10 5,09 5,08 5,07 5,07

Rasio Ketergantungan

0,43 0,36 0,28 0,21 0,16 0,10 0,10

1 14 17 Program perlindungan pengembangan Lembaga

140.000.000

145.427.000

176.562.000

213.638.40

0

260.000.00

0

935.627.400

Disnakertrans

Jumlah kasus 5 0 2 3 4 5 19

298

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

ketenagakerjaan yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (kasus) setiap tahun

Jumlah pekerja/buruh yang menjadi peserta program BPJS (Orang) setiap tahun

6.342 6.500 6.900 7.300 7.700 8.342 43.084

Jumlah Perusahaan yang diperiksa oleh pengawas ketenagakerjaan (perusahaan) setiap tahun

377 0 100 150 200 300 1.127

1 03 02 Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

27.263.

401.00

0

21.337.

245.00

0

21.477.

611.24

0

25.43

6.780

.607

28.11

9.171

.296

123.63

4.209.1

43

Dinas

PU

Jumlah gedung

kantor

Pemerintah Kota

3 19 35 51 61 71 71

Jumlah tempat ibadah yang dibangun/rehab

1.011 1.014 1.016 1.018 1.020 1.022 1.022

1 03 15 Program Pembangunan jalan dan jembatan

35.820.

607.70

0

32.639.

794.97

0

33.057.

753.90

0

71.19

8.374

.280

62.66

9.422

.465

235.38

5.953.3

15

Dinas

PU

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik (%)

33 47.2 50 52 55 58 58

299

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Panjang jalan dilalui roda 4 (km) 5 - - 5 10 15 20

Panjang jalan kota dalam kondisi baik (km)

300.22 - - 307 311 316 316

Jalan lingkungan kondisi baik (km) 400 408 416 425 434 444 444

Jumlah jembatan (buah)

- - - 1 2 3 3

1 03 17 Program Pembangunan turap/talud/bronjong

Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota (m

2)

- - - - - 100 150.00

0.000 150

496.6

00.00

0

200

979.2

00.00

0

450 1.625.8

00.000

Dinas

PU

1 03 30 Program infrastruktur perdesaan

Jumlah rumah tangga pengguna air bersih setiap tahun

15.026 15.126

1.950.6

00.000 15.250

2.010.0

00.000 15.360

2.040.0

00.000 15.450

2.005

.500.

000

15.600

2.240

.000.

000

15.600

10.246.

100.00

0

Dinas

PU

1 03 16 Program Pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong Jembatan

7.350.0

00.000

7.380.0

00.000

7.400.0

00.000

16.03

1.585

.000

14.74

8.560

.000

52.910.

145.00

0

Dinas

PU

Drainase dalam

kondidi baik

(km)

1.632,14 1.642,14 1.659,14 1.679,14 1.704,14 1.729,14 1.729,14

Panjang trotoar (km)

- - - 2 6 10 10

1 03 18 Program Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

Rasio kerusakan

jalan per tahun 0.42 0,42

23.319.

200.00

0

0,53

29.245.

370.00

0

0,29

33.972.

896.00

0

0,23

40.92

8.717

.680

0,19

42.85

4.662

.500

0,19

170.32

0.846.1

80

Dinas

PU

300

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 03 24 Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan irigasi. rawa dan jaringan pengairan lainnya

Luas irigasi kota

dalam kondisi

baik (ha)

2.050 2.550 4.044.4

36.000

3.050 3.700.0

00.000

3.500 4.100.0

00.000

3.950 5.096

.835.

000

4.750 5.950

.040.

000

4.750 22.891.

311.00

0

Dinas

PU

1 03 28 Program Pengendalian Banjir

Panjang

pengendali banjir

dalam kondisi baik

(km)

17 20 1.781.2

89.580

26 2.130.6

60.000

33 2.250.2

26.000

41 2.445

.514.

913

50 2.528

.400.

000

50 11.136.

090.49

3

Dinas

PU

1 04 Perumahan

1 04 15 Program pengembangan perumahan

Rumah layak huni yang terbangun

294 - - - - 2 350.00

0.000 2

382.0

00.00

0

5

864.0

00.00

0

303 1.596.0

00.000

Dinas

PU

1 04 16 Program pembangunan lingkungan sehat perumahan

Jumlah rumah tangga bersanitasi setiap tahun

45.000 45.100

1.291.5

00.000 45.200

1.260.0

00.000 45.300

1.300.0

00.000 45.400

1.432

.500.

000

45.500

2.400

.000.

000

45.500 7.684.0

00.000

Dinas

PU,

Bapp

eda

1 05 Penataan Ruang

1 05 15 Program

Perencanaan Tata

Ruang

3.298.542.311

3.700.923.592

3.970.000.000

4.012.910.000

4.313.600.000

19.295.975.90

3

Jumlah Perda

Perencanaan

Tata Ruang

N/A 1 Perda 2 Perda - - - 2

Perda

Dista

kobng

man

Jumlah

Data/Dokumen

Hasil Survey

dan Pemetaan

1 data 1

dokumentasi

1 data 1

dokumentasi

1 data 1

dokumentasi

1 data 1

dokumentasi

1 data 1

dokumentasi

1 data 1

dokumentasi

6 data 6

dokumentasi

1 05 16 Program Pemanfaatan Ruang

Jumlah Bangunan Ber- IMB

25.141 27.141 980.072.350

29.141 1.010.000.000

31.141 1.070.000.000

33.141 1.112.575.000

35.141 1.148.000.000

35.141 5.320.647.350

Distakobngman

301

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 05 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Bangunan Tempat Usaha dan Reklame

3 Kec. 4 Kec. 614.930.000

3 Kec. 620.000.000

3 Kec. 645.000.000

4 Kec. 686.645.00

0 4 Kec.

720.800.00

0 4 Kec.

3.287.375.000

Distakobngman

1 05 18 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

3.506.937.110

3.558.000.000

3.844.000.000

4.075.940.000

4.108.000.000

18.892.877.11

0

Dista

kobng

man Meningkatnya sarana dan prasarana pemadam kebakaran yang berfungsi sesuai standar penanggulangan kebakaran

3 Unit mobil

damkar I unit mobil

pick up

1 Unit mobil

damkar

1 Unit mobil

damkar (Tangg

a)

- - -

5 Unit Mobil

Damkar 1 Unit mobil

Pick Up

Meningkatnya jumlah personil damkar tanggap bencana kebakaran

- 25 org damkar

1

- 3 orang damkar

2

- 28 orang

damkar 1

- 9 orang damkar

2

- 31 orang

damkar 1

- 16 orang

damkar 2

- 34 orang

damkar 1

- 23 orang

damkar 2

- 37 orang

damkar 1

- 30 orang

damkar 2

- 40 orang

damkar 1

-40 orang

damkar 2

-40 orang

damkar 1

-40 orang

damkar 2

Jangkauan wilayah kesiap siagaan dan penanggulangan bahaya kebakaran (%)

60 64 68 72 76 80 80

1 05 19 Program Pengelolaan Areal Pemakaman

Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pelayanan pemakaman yang dapat berfungsi optimal

2 Tempat Parkir, 2 Pendopo

2 Tempat Parkir,

2 Pendop

o

809.925.600

- 820.000.000

3 Tempat Parkir,

3 Pendop

o

850.000.000

4 Tempat Parkir,

4 Pendop

o

1.030.445.000

5 Tempat Parkir,

5 Pendop

o

1.186.000.000

5 Tempat Parkir, dan 5

Pendhopo

4.696.370.600

Distakobngman

302

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 05 20 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

Meningkatnya jumlah taman kota yang harus dikelola & dipelihara secara professional

38 Lokasi

Taman Kota

Taman Bahu

Jalan dan

Taman

Median

Jalan

39

Lokasi

Taman

Kota dan

Taman

Median

Jalan

9.434.3

80.839

40

Lokasi

Taman

Kota

dan

Taman

Median

Jalan

9.480.0

00.000

41

Lokasi

Taman

Kota

dan

Taman

Median

Jalan

9.516.0

00.000

42

Lokasi

Taman

Kota

dan

Taman

Median

Jalan

10.082.890.000

43

Lokasi

Taman

Kota

dan

Taman

Median

Jalan

10.549.560.000

43

Lokasi

Taman

Kota

dan

Taman

Median

Jalan

49.062.830.83

9

Distakobngman

Rasio Ruang Terbuka Hijau per satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB

0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,39

Meningkatnya

jumlah tenaga

kerja khusus di

bidang

pertamanan

sehingga

penanganan lebih

optimal.

36 Orang 42 Orang

48

Orang

54 Orang

60

Orang

66 Orang

70

Orang

Jumlah Sekolah

Peduli Lingkungan 3 5

1.014.125.000

6 1.030.000.000

7 1.045.000.000

8 1.136.450.000

9 1.350.000.000

9 5.575.575.000

BLH

Jumlah Taman

Hijau 0 2 4 6 8 10 10

1 05 21 Program Penerangan Jalan Umum

Jumlah Lampu

Penerangan

Jalan Umum

(Titik Lampu)

5 147 titik lampu

5.647 titik

lampu

8.757.421.000

6.147 titik

lampu

8.780.000.000

6.647 titik

lampu

8.900.000.000

7.147 titik

lampu

9.136.485.000

7.647 titik

lampu

9.457.600.000

7.647 titik

lampu

45.031.506.00

0

Dista

kobng

man

1 06 Perencanaan Pembangunan

1 06 15 Program Pengembangan Data/Informasi

285.000.000

299.250.000

314.212.500

329.923.12

5

346.419.28

1

1.574.804.906

Bappeda

- Tersedianya 0 0 1 1 1 1 1

303

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Aplikasi e-Perencanaan setiap tahun

- Tersedianya Aplikasi e-Evaluasi setiap tahun

- Tersedianya Aplikasi e-Pelaporan setiap tahun

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 1

1

1

1 06 16 Program Kerjasama Pembangunan

Jumlah Dokumen Statistik Ekonomi /Dokumen sejenisnya yang dipublikasikan

1 2 110.000.000

3

115.500.000

4

121.275.000

5

127.338.75

0

6

133.705.68

8

6

607.819.438

Bappeda

1 06 19 Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar

Jumlah Dokumen perumusan kebijakan yang dipublikasikan

1

2

979.000.000

3

315.000.000

4

330.750.000

5

347.287.50

0

6

364.651.87

5

6

2.336.689.375

Bappeda

1 06 20 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

Jumlah Kajian perencanaan pembangunan daerah yang dipublikasikan

1 2

90.000.000

3

100.550.000

4

232.627.500

5

244.258.87

5 6

630.9

20.68

8 6

1.298.357.063

Bapp

eda

1 06 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

2.420.479.000

1.849.2 01.143

2.042.5 00.700

2.039.626.260

2.441.607.575

10.793.414.67

8

Bapp

eda

- PERDA RPJPD

- PERDA RPJMD

- PERKADA

1

1

5

-

1

6

- -

7

- -

8

- -

9

- -

10

1

1

10

304

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

RKPD

- Program RPJMD dalam RKPD (%)

- PERDA Dokumen perencanaan pembangunan (RTRWK, RP3KP)

100

0

100

2

100

-

100

-

100

-

100

-

100

2

1 06 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Jumlah Dokumen yang dipublikasikan - Kajian Sosial Ekonomi

- Profil Ekonomi - Kajian ekonomi

0 5 0

1 6 1

588.875.000

-

7 2

661.500.000

-

8 3

694.575.000

-

9 4

729.303.750

-

10 5

1.015.768.938

1

10 5

3.690.022.688

Bapp

eda

1 06 23 Program Perencanaan Sosial dan Budaya

Tersedianya Dokumen Sosial Budaya yang dipublikasikan

4 8 278.000.000

12 433.40.

000 16

455.112.000

20 477.867.60

0 24

501.760.98

0 24

2.146.180.580

Bappeda

1 06 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

Tersedianya Dokumen koordinasi perencanaan bidang prasarana wilayah dan sumber daya alam

1 2

45.000.000

3

47.250.000

4

49.612.500

5

52.093.125

6

54.697.781

6

248.653.406

Bappeda

1 06 26 Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK

Tersedianya jumlah Kajian litbang yang dipublikasikan

1

2 670.000.000

3 1.080.000.000

4 1.134.000.000

5 1.190.700.000

6 1.250.235.000

6 5.324.935.000

Bapp

eda

1 06 27 Program Penguatan kelembangan litbang

Tersedianya buletin Litbang yang dipublikasikan

1 1 505.000.000

1 351.750.000

1 369.337.500

1 387.804.37

5 1

407.194.59

4 5

2.021.086.469

Bapp

eda

305

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 07 Perhubungan

1 07 17 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

Tersedianya pelayanan Angkutan pada wilayah yang tersedia jaringan jalan

120 /206 Bus

178/430 Angkot

120 /206 Bus

178/430 Angkot

2.844.639.000

120 /206 Bus

200/430 Angkot

2.880.000.000

120 /206 Bus

250/430 Angkot

3.100.000.000

120 /206 Bus

280/430 Angkot

3.371

.150.

000

120 /206 Bus

290/430 Angkot

3.784

.000.

000

200/230 Bus

300/430 Angkot

15.979.789.00

0

Dishub

Kominfo

1 07 20 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

Tersedianya pengujian kendaraan bermotor bagi kabupaten kota dengan standar minimal

12.256 Kir 18.860

Kir

210.000.000

19.600 Kir

250.000.000

20.256 Kir

300.000.000

23.256 Kir

556.287.50

0

24.845 Kir

832.000.00

0 24.845 Kir

2.148.287.500 Dishu

b Kominfo

1 07 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

1.278.759.700

1.297.000.000

1.450.000.000

1.362

.140.

943

1.339

.113.

192

6.727.013.835

Dishub

Komi

nfo Tersedianya Sumber Daya Manusia dengan Kebutuhan Fasilitas Sesuai dengan Bidang Teknis

40 / 75 PNS Kendaraan Bus 3 Unit Kendaraan

Mobil Operasional

6 Unit Speed boat

2 Unit Sepeda Motor 11

Unit Komputer 10

Unit

45/75 PNS

Kendaraan Bus 3

Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komputer 12 Unit

50/75 PNS

Kendaraan Bus 3

Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komput

er 22

Unit

55/75

PNS Kendaraan Bus 3

Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komput

er 32 Unit

58/80

PNSKendaraan Bus 3 Unit

Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komput

er 32 Unit

60/85 PNS

Kendaraan Bus 3

Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komput

er 35 Unit

60 / 90 PNS

Kendaraan Bus 3

Unit Kendaraan Mobil Operasional 6 Unit

Speed boat 2 Unit

Sepeda Motor 11

Unit Komput

er 40 Unit

306

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Tersedianya

jaringan sarana

dan prasarana

perhubungan

Inventarisasi

LLAJ,Sungai

dan Danau,

Parkir,

Terminal

kelengkapan

data 15%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengka

pan data

15%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengk

apan

data

25%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengk

apan

data

45%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengk

apan

data

55%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengk

apan

data

65%

Inventari

sasi

LLAJ,Su

ngai dan

Danau,

Parkir,

Terminal

kelengk

apan

data

75%

1 07 16 Program Rehab/Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Perhubungan

Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Fasilitas Perhubungan

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl berfungsi 10/15 Unit Marka 2/15

Lokasi Rambu-rambu 30/150

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl

berfungsi 10/15

Unit Marka 2/15

Lokasi Rambu-rambu 40/150

1.124.18

1.500

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl

berfungsi 10/15

Unit Marka 4/15

Lokasi Rambu-rambu 50/150

1.160.000.000

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl

berfungsi 10/15

Unit Marka 6/15

Lokasi Rambu-rambu 60/150

1.300.000.000

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl

berfungsi 10/15

Unit Marka 6/20

Lokasi Rambu-rambu 70/150

1.461.150.000

Dermaga 2/16

Terminal 2/4 Tl

berfungsi 10/15

Unit Marka 7/20

Lokasi Rambu-rambu 80/150

1.624.000.000

Dermaga

8/16 Terminal

4/5 TL 18/20 MArka 8/20

Lokasi Rambu-Rambu 90/ 150

6.669.331.500

Dishub Kominfo

1 07

18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Tersedianya sarana dan prasarana fasilitas perlengkapan perhubungan yang berkeselamatan

Dermaga Wisata 1/3 Fasilitas

Keselamatan Jalan 171/250

Dermaga Wisata

1/3 Fasilitas Keselam

atan Jalan

180/250

1.961.500.000

Dermaga Wisata

2/3 Fasilitas Keselam

atan Jalan

183/280

2.000.000.000

Dermaga Wisata

2/3 Fasilitas Keselam

atan Jalan

185/290

2.200.0

00.000

Dermaga Wisata

2/3 Fasilitas Keselam

atan Jalan

190/300

2.154

.217.

375

Dermaga Wisata

3/4 Fasilitas Keselam

atan Jalan

200/300

2.353

.800.

000

Dermaga Wisata

4/5 Fasilitas Keselam

atan Jalan

225/325

10.669.517.37

5

Dishub Kominfo

1 07 19 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu

Terpenuhinya ketertiban, keamanan, kelancaran bagi

Petugas Kontrak/ 158/26 lokasi

155/26 Lokasi

1.503.073.300

150/26

Lokasi

1.575.943.500

150/26

Lokasi

1.800.968.500

150/28

Lokasi

2.612.849.918

130/28 Lokasi

2.701.091.020

Petugas Kontrak/ 130/28 lokasi

10.193.926.23

8

Dishub Komi

307

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Lintas

pengguna lalu lintas

pelayaan publik

pelayaan publik

nfo

1 08 Lingkungan Hidup

1 08 20 Program Peningkatan Pengendalian Polusi

102.666.500

550.000.000

600.00

0.000

816.5

25.00

0

1.285

.000.

000

3.354.1

91.500

BLH

Jumlah IPAL Non Komunal

2 Unit 0 3 Unit 4 Unit 5 Unit 6 Unit 6 Unit

Peningkatan Mutu Udara/ ISPU

(hari/tahun)

321 365 365 365 365 365 365

1 08 22 Program

Pengendalian

Kebakaran Hutan

dan Lahan

Jumlah Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK)

23 30 153.639.000

37 160.000.000

44 170.000.000

51 300.825.00

0 60

350.000.00

0 60

1.134.464.000

BLH

1 08 19 Program

Peningkatan

Kualitas dan

Akses Informasi

Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

Hidup

292.692.100

310.000.000

336.000.000

420.200.00

0

728.000.00

0

2.086.892.100

BLH

Jumlah Pengambilan Sampel

(Kali/tahun)

4 4 6 6 6 6 32

Penghargaan Adipura yang diperoleh

- - 1 2 3 4 4

1 08 16 Program

Pengendalian

Pencemaran dan

448.598.450

440.000.000

450.000.000

496.600.00

0

612.750.00

0

2.447.948.450

BLH

308

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Perusakan

Lingkungan Hidup

Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal (%)

84,6 100 100 100 100 100 100

Jumlah Ijin Gangguan Lingkungan (ijin usaha)

200 220 240 260 280 300 300

Persentase Penegakan Hukum Lingkungan

90 100 100 100 100 100 100

1

08 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

11.712.701.65

2

17.554.050.49

3

20.579.242..56

7

23.371.878.952

28.487.660.795

101.705.534.4

59

DPK

Persentase Sampah yang Tertangani

61,18 70 75 80 85 90 90

Terwujudnya Masterplan Pengelolaan Sampah

N/A 1

master

plan

-

-

1

master

plan

Pemilahan

sampah

berbasis

lingkungan

7 sekolah 7

sekolah 0

21

sekolah

42 sekolah

63

sekolah

84

sekolah

84

sekolah

Pengolahan

komposer skala

rumah tangga

per tahun

1 kk 2 kk 22 kk 42 kk 62 kk 82 kk 82 kk

Pengolahan

sampah di TPA

(Metode

open

Metode

open

Metode

controld

Metode

conreoll

Metode

sanitary

Metode

sanitary

Metode

sanitary

309

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

dumping)1

TPA

dumping

/ 1TPA

landfill/

1TPA

de lanfill/

1TPA

landfill/

1TPA

landfill/

1TPA

landfill/

1TPA

Jumlah jalan

yang disapu 21 jalan

(24.700 m)

21 jalan

(24.700

m)

25 jalan

(26.700

m)

27 jalan

(30.700

m)

27 jalan

(30.700

m)

30 jalan

(32.700

m)

30 jalan

(32.700

m)

Jumlah Tempat

Pengolahan

Sampah Terpadu 1 unit - 2 unit 3 unit 4 unit 5 unit 5 unit

Jumlah TPS

terhadap

penduduk (unit) 158 162 167 177 188 197 197

Tersedianya

lahan TPS

Permanen 1 unit 2 unit 4 unit 6 unit 8 unit 10 unit 10 unit

1 08 35 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air limbah

806.767.500

2.702.036.980

3.054.859.252

3.829.131.406

4.874.251.117

15.267.046.25

5

DPK

Jumlah IPAL komunal

2 perumahan

- 3

perumahan

4

perumahan

- 5

perumahan

5

perumahan

Tersedianya Masterplan Pengelolaan Air Limbah

N/A -

1

master

plan

- - -

1

master

plan

Tersedianya DED

Pengelolaan Air

Limbah N/A - -

1 DED

Pengelola

an Air

Limbah

- -

1 DED

Pengelola

an Air

Limbah

Meningkatnya

Pelayanan IPLT

(%)

50 50 70 85 100 100 100

310

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Sanitasi berbasis

masyarakat

(sanimas) per

tahun

2 MCK 2 MCK 4 MCK 6 MCK 8 MCK 10

MCK

10

MCK

1 08 34 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

Jumlah Pasar modern

1 1 2.782.425.047

2 3.199.788.804

2 3.679.757.125

2 4.231.720.693

2 4.996.478.797

2 18.890.170.46

6

DPK

1 08 36 Program Pembinaan dan Penataan PKL

Jumlah PKL yang Dibina Per Tahun

587 PKL 587 PKL

198.459.780

650 PKL

228.228.747

700 PKL

262.463.059

800 PKL

301.832.51

8

850 PKL

347.107.39

6

850 PKL

1.338.091.500

DPK

1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil

1 10 15 Program

Penataan

Administrasi

Kependudukan

Rasio penduduk

berKTP

persatuan

penduduk

0,97 1,00

273.94

5.400

1,00 233.94

5.400

1,00 358.43

2.000

1,00 525.6

19.77

6

1,00 889.1

40.73

6

1,00 2.281.0

83.312

Disdukcapil

Kepemilikan KTP (%)

99 100 100 100 100 100 100

Jumlah Penduduk

yang Ber-KK dan

KTP di Kecamatan

Pahandut

4.750 2.165 62.000.

000 2.000

67.000.000

1.800 73.000.

000 1.600

80.000.000

1.400 87.000.000

13.715 369.000.000

Keca

matan

Pahan

dut

Jumlah Penduduk

yang Ber-KTP di

Kecamatan

Sabangau

7.000 2.000 13.000.000

500 100.000.000

500 110.000.000

500 120.000.000

500 130.000.000

11.000 473.000.000

Keca

matan

Saban

gau

Jumlah Penduduk

yang Ber KTP di

Kecamatan Bukit

Batu

6.200 1.240 22.500.000

1.240 30.000.000

1.240 37.500.000

1.240 42.500.000

1.240 50.000.000

6.200 182.500.000

Keca

matan

Bukit

Batu

Jumlah Penduduk 57.850 15.000 80.600 15.000 82.000 15.000 83.000 15.000 84.0 18.192 85.0 136.042 414.60 Keca

311

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) yang Ber KTP di

Kecamatan Jekan

Raya

.000 .000 .000 00.000

00.000

0.000 matan

Jekan

Raya

Jumlah penduduk

yang wajib KTP

yang belum

melakukan

perekaman e-KTP

di Kecamatan

Rakumpit

1.021 200 10.00.000

200 16.000.000

200 23.000.000

200 30.000.000

221 37.000.000

1.021 116.000.000

Keca

matan

Raku

mpit

1 10 31 Program Penataan Pengelolaan Informasi Kependudukan

Tersedianya laporan data base kependudukan skala kota (%)

NA 100 173.900.000

100 175.000.000

100 285.

500.000

100 335.921.25

0 100

573.540.00

0 100

1.543.861.250

Disdukcapil

1 10 32 Program Analisa dan Perkembangan Penduduk

Tersedianya Data Perkembangan Penduduk (%)

95 100 92.998.

000 100

120.148.000

100 108.296.000

100 143.632.32

3 100

132.352.29

7 100

597.426.620

1 10 33 Program Pencatatan Sipil

172.574.700

232.550.000

300.350.000

243.006.92

5

213.846.09

4

1.162.227.719

Rasio bayi yang memiliki akte kelahiran

0,95 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Rasio pasangan berakte nikah

0,85 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk (%)

90 100 100 100 100 100 100

1 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1 11 15 Program 545.49 2.020.0 2.055.0 2.150 2.200 8.970.4 BPP-

312

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak

8.700 00.000 00.000 .000.000

.500.000

98.700 KB

Persentase anak yang memiliki kelahiran

43 70 75 80 80 80 80

Jumlah forum anak

1 31 36 36 36 36 36

Jumlah sekolah yang ramah anak

2 7 12 18 24 30 30

Jumlah puskesmas yang ramah anak

2 3 4 6 6 6 6

Jumlah kasus kekerasan terhadap anak

53 43 31 21 10 0 0

Jumlah tempat penitipan anak

NA - 1 2 3 6 6

Jumlah taman cerdas

NA 1 2 3 4 6 6

Jumlah pusat pelayanan keluarga sejahtera

NA 1 2 3 4 6 6

Persentase jumlah rumah tangga yang ramah anak

NA 10 15 20 25 30 30

1 11 17 Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak

Jumlah pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

1 3 221.322.100

5 300.000.000

6 350.000.000

6 400.000.00

0 6

450.000.00

0 6

1.721.322.100

BPP-KB

313

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 11 18 Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Indeks Kesetaraan

Gender NA 0.01

308.600.000

0.01 320.000.000

0.02 350.000.000

0.03 400.000.00

0 0.04

450.000.00

0 0.04

1.828.600.000

BPP-KB

1 11 16 Program penguatan kelembagaan PUG dan anak

70.000.000

75.000.

000

80.000.000

85.000.000

90.000.000

400.000.000

1 12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1 12 15 Program Keluarga Berencana

1.123.150.700

220.750.000

242.000.000

237.500.00

0

344.250.00

0

2.167.650.700

BPP-KB

Rata-rata jumlah

anak per keluarga

2,6 2,5

2,4

2,3

2,2

2,1

2,1

Persentase Akseptor KB 76,8 79 80 83 86 88 88

Cakupan peserta KB aktif (%)

100 100 100 100 100 100 100

1 12 15 Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Keluarga

Prasejahtera

dan Keluarga

Sejahtera 1

11.236.0000

11.186 0 11.136 0 11.086 35.000.

000 11.036

40.000.000

10.986 45.000.000

10.986 120.000.000

BPP-KB

1

12 17 Program Pelayanan Kontrasepsi

0 0 25.000.

000

30.000.000

35.00.0000

90.000.

000

BPP-KB

1 12 18 Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam pelayanan

254.674.400

265.107.000

270.300.000

307.175.75

0

473.450.00

0

1.570.707.150

BPP-KB

314

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

KB/KR yang mandiri

1 12 19 Program promosi kesehatan ibu,bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat

0 0 30.000.

000

32.000.000

35.000.000

97.000.

000

BPP-KB

1 12 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

0 0 25.000.

000

25.000.000

25.000.000

75.000.

000

BPP-KB

1 12 21 Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS

-

-

20.000.

000

25.000.000

20.000.000

65.000.

000

BPP-KB

1 12 22 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak

137.500.000

148.125.000

151.840.000

179.000.00

0

240.300.00

0

856.765.000

BPP-KB

1 12 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

- - 20.000.

000

20.000.000

22.000.000

62.000.

000 BPP-KB

1 12 24 Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU

- - 45.000.

000

50.000.000

53.000.000

148.000.000

BPP-KB

315

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 13 Sosial

1 13 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial yang telah mengikuti diklat sertifikasi bidang Kesejahteraan Sosial

4 Orang 7 Org 25.000.

000 10 org

35.000.000

13 Org 40

.000.000

16 Org 50

.000.000

20 org 100

.000.000

20 org 250.000.000

Dinsos

1 13 13 Program Pendataan dan Verifikasi data PMKS

Penurunan Jumlah PMKS

10.500

8.000

300.000.000

6.000

325.000.000

4.000

340.000.000

2.000

360.000.00

0

500

430.000.00

0

500 1.755.000.000

Dinsos

1 13 14 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial (ODK, LU & PKH)

Rasio penyandang ODK, LU serta PKH yang menerima jaminan sosial

40/120 15/120 6.750.000.000

20/120 6.

.800.000.000

15/120 6.75

0.000.000

20/120 6.685.000.000

10/120 4.500.000.000

120/120

31.485.000.00

0

Dinsos

1 13 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial lainnya

Persentase (%) PMKS skala kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya

20 35 294.000.000

55 160.000.000

70 150.000.000

90 181.450.00

0 100

90.000.000

100 975.450.000

Dinsos

1 15 17 Program Pembinaan Anak Terlantar

terbinanya anak terlantar yang terdapat di Kota Palangka Raya

20 35 177.00

0.000 55

170.000.000

70 180.00

0.000 90

191.000.00

0 100

200.0

00.00

0

100 918.000.000

Dinsos

316

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 15 16 Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya jumlah penerima program pelayanan rehabilitasi kesejahteraan sosial

20 35 53.000.

000 55

210.000.000

70 200.00

0.000 90

229.200.00

0 100

232.0

00.00

0

100 924.200.000

Dinsos

1 15 18 Program Pembinaan Para Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma

Meningkatnya jumlah penerima program pembinaan penyandang cacat dan eks trauma

20 35 158.10

0.000 55

160.000.000

70 150.00

0.000 90

181.450.00

0 100

150.0

00.00

0

100 799.550.000

Dinsos

1 15 21 Program Pemberdayaan kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Rasio Panti sosial yang mendapat pembinaan pemerintah (panti sosial yang dibina/jumlah panti sosial)

2/26 6/26 324.000.000

10/26

250. 000.00

0 14/26

250. 000.00

0 18/26

238.750.00

0 22/26

270.000.00

0 22/26

1.332.750.000

Dinsos

1 15 28 Program Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana

Presentase korban bencana skala kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

80 100 345.400.600

100 315

.000.000

100 340

.000.000

100 382.000.00

0 100

495.000.00

0 100

1.887.400.600

Dinsos

1 15 29 Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Presentase (%) korban bencana skala kota yang dievakuasi dengan menggunakan

100 100 42.000.

000 100

200.000.000

100 230.000.000

100 286.500.00

0 100

320.000.00

0 100

1.078.500.000

Dinsos

317

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

sarana prasarana tanggap darurat lengkap

1 15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 15 19 Program Pengembangan Promosi Produk UMKM dan Koperasi

Jumlah KUKM yang difasilitasi mengikuti Pameran - Skala

Nasional - Skala Lokal

20 150

24 180

142.750.000

28 210

170 .000.00

0

32 240

190 .000.00

0

36 270

210.100.00

0

40 300

315.000.00

0

40 300

1.027.850.000

Disperindagkop

1 15 20 Program Peningkatan Perluasan Sumber pembiayaan

Jumlah UMKM dan Koperasi yang mendapat bantuan dari Pemerintah / Pemda

10 15 41.384.

250 20

180

.000.000

25

200

.000.000

30 210.100.00

0 35

315.000.00

0 35

946.484.250

Disperindagkop

1 15 21 Program Peningkatan Pengembangan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan UMKM

Jumlah peserta Diklat Perkoperasian 150 240

249.372.000

330 260.000.000

420 270.000.000

510 300.0000.0

00 600

330.000.00

0 600

1.409.372.000

Dispe

rinda

gkop

1 15 18 Program peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

230 .000.00

0

230 .000.00

0

250 .000.00

0

248.300.00

0

270 .000.000

1.228.300.000

Dispe

rinda

gkop Jumlah Koperasi Sehat

40 44 48 52 56 60 60

Jumlah Koperasi Berkualitas

15 18 21 24 27 30 30

Persentase Koperasi Aktif

65 68 71 74 77 80 80

Persentase 25 30 35 40 45 50 50

318

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

koperasi yang melaksanakan RAT

1 15 16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah dan Koperasi

Jumlah UMKM dan Koperasi yang mengikuti Diklat kewirausahaan

300 330 34.000.

500 360

45

.000.00

0

390

55

.000.00

0

420 57.30

0.000 450

65 .000.000

450 256.300.500

Disperindagkop

1 16 Penanaman Modal

1 16 16 Program

Peningkatan Iklim

Investasi dan

Realisasi

Investasi

60 .000.00

0

85 .000.00

0

75 .000.00

0

81 .175.000

95.000.000

396.175.000

BPPTPM

Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA)

PMDN = Rp. 384.130.000.000 PMA = US$ 1.450.000

PMDN = Rp. 400.000.000.000 PMA = US$ 1.500.000

PMDN = Rp. 440.000.000.000 PMA = US$ 1.650.000

PMDN = Rp. 484.000.000.00 PMA = US$ 1.815 .000

PMDN = Rp. 532.4000.000.000 PMA = US$ 2.00.000

PMDN = Rp. 585.65 0.000.000 PMA = US$ 2.200.000

PMDN = Rp. 585.650.000.000 PMA = US$ 2.200.000

Persentase Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN/ PMA

PMDN = 0,00% PMA = -3,02%

PMDN = 4,13% PMA = 3,45%

PMDN = 10,00% PMA = 10,00%

PMDN = 10,00% PMA = 10,00%

PMDN = 10,19% PMA = 10,00%

PMDN = 44,32% PMA = 43,45%

PMDN = 44,32% PMA = 43,45%

1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Jumlah Investor (PMDN/PMA)

PMDN = 7 PMA = 26

PMDN =9 PMA = 28

140 .000.000

PMDN = 10 PMA = 30

115 .000.000

PMDN = 15 PMA = 35

120 .000.000

PMDN = 20 PMA = 40

191.000.000

PMDN = 25 PMA = 45

444.000.000

PMDN =25 PMA = 45

1.010.000.000

BPPTPM

319

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 16 03 Program Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian Investasi

Persentase Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara berkala (Per 3 dan 6 Bln)

Kurang dari 15% Perush yang telah menyampaikan LKPM-nya secara berkala

60% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

20 .000.000

75% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

145 .000.000

85% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

230.000.000

95% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

243.525.000

100% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

256.500.000

100 % Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

895.025.000

BPPTPM

1 17 Kebudayaan Disbu

dpa 1 17 15 Program Pengembangan Nilai Budaya

1.858.760.000

3.200.000.000

3.230.000.000

5.204.750.000

5.795.000.000

19.288.510.00

0

Cakupan Kajian seni

8 Kajian seni

17 Kajian seni

26

Kajian seni

35

Kajian seni

44

Kajian seni

53

Kajian seni

53

Kajian seni

Cakupan Fasilitasi seni

4 Fasilitasi seni

8 Fasilitasi seni

12

Fasilitasi seni

16

Fasilitasi seni

20

Fasilitasi seni

24

Fasilitasi seni

24

Fasilitasi seni

Cakupan Sumber Daya Manusia

100 Orang 200

Orang

300 Orang

400

Orang

500 Orang

600

Orang

600 Orang

Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya (Tempat kesenian)

2 Tempat 1

Tempat

2 Tempat

3

Tempat

4 Tempat

5

Tempat

7 Tempat

Jumlah penyelenggara festival seni budaya

1 5 9 13 17 21 21

1 17 16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

4 BCB 7 BCB 908.600.000

11 BCB 1.025.000.000

16 BCB 1

.050.000.000

22 BCB 1.432.500.000

29 BCB 2.400.000.000

29 BCB 6.816.100.000

Disbudpar

320

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 17 17 Program Pengelolaan keragaman Budaya

Cakupan gelar seni

4 Gelar seni

8 Gelar seni

878.100.000

12 Gelar seni

910.000.000

16 Gelar seni

930.000.000

20 Gelar seni

955.000.00

0

24 Gelar seni

950.000.00

0

24 Gelar seni

4.623.100.000

Disbudpar

Jumlah atraksi budaya yang yang memadukan keragaman

1 2 3 4 5 6 6

Jumlah kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru kedalam budaya

1 - - 2 3 4 4

1 17 18 Program kerjasama Pengelolaan kekayaan Budaya

Cakupan misi kesenian 1 Misi

kesenian

2 Misi kesenia

n

429.740.000

3 Misi kesenia

n

810 .000.000

4 Misi kesenia

n

830.000.000

5 Misi kesenia

n

859.500.00

0

6 Misi kesenia

n

900.000.00

0

6 Misi kesenia

n

3.829.240.000

Disbudpar

1 17 18

Program pengembangan kerjasama Pengelolaan kekayaan Budaya

84

.000.000

90

.000.000

120

.000.000

305.600.00

0

342.000.00

0

941.600.000

Disbudpar

Cakupan organisasi kesenian yang dikembangkan

1 2 3 4 5 6 6

Jumlah grup

kesenian yang

dikelola

91 96 101 106 111 116 116

Jumlah penyelenggaraan olah raga seni/budaya

6 Kali 7 8 9 10 11 11

1 18 23 Program Pembinaan generasi muda

- Jumlah organisasi

30

32

924.000.000

34

1.668.140.000

36

1.700.000.000

38

1.814.500

40

2.610.000.000

40

8.716.640.000

Disdik

pora

321

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

dan olahraga pemuda

- Jumlah organisasi olahraga

- Jumlah kegiatan kepemudaan

- Jumlah kegiatan olahraga

- Jumlah gelanggang/ Balai Remaja

- Jumlah lapangan olahraga

- Prestasi pemuda, pelajar tingkat regional, nasional dan internasional

63

12

14

15

60

90

64

13

16

17

63

90

65

15

18

19

66

90

66

17

20

21

69

90

67

19

22

23

72

90

68

20

25

25

75

100

68

20

25

25

75

100

1 18 21 Program Peningkatan sarana dan prasarana olahraga

125.000.000

240.000.000

260.000.000

286.500.00

0

351.000.00

0

1.262.500.000

Disdik

pora

1 18 22 Program Kepemudaan dan Olahraga

1.029.000.000

1.800.000.000

1.950.000.000

2.005.500.000

2.720.000.000

9.504.500.000

Disdikpora

1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

1 19 15 Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Rasio pos kamling per jumlah Rukun Tetangga

92/666 340/666

1.409.791.600

588/666

500.000.000

836/666

520.000.000

1.084/666

515.700.00

0

1.332/6

66

561.000.00

0

1.332/6

66 3.506.491.600

Kesbangpol, satpol PP

1 19 19 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

Jumlah linmas per jumlah 10.000 penduduk

0,01 0.01 - 0.01

300.000.000

0.01 315.000.000

0.01 330.000.00

0

0,012 310.500.00

0

0,012 1.255.500.000

Kesbangpol, Sapol PP

322

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 19 18 Program kemitraan Pengembangan wawasan kebangsaan

204.000.000

724.174.200

740.000.000

744.900.00

0

850.000.00

0

3.263.074.200

Kesbangpol, Sapol PP

- Kegiatan Pembinaan politik daerah

- Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

10

10

30 30

50 50

70 70

90 90

110

110

110

110

1 19 21 Program pendidikan politik masyarakat

Jumlah demo yang dikendalikan

8 8

1.294.158.000

6 1.300.000.000

4 1.300.000.000

2 1.300.000.000

0 1.350.000.000

0 6.544.158.000

Kesba

ngpol,

Sapol

PP

1 19 20 Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)

Angka kriminalitas

229 229 - 172

150.000.000

115 170.000.000

58 296.050.00

0

0 360.000.00

0

0 976.050.000

Kesbangpol

1 19 22 Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Terlaksanya Sosialisasi,Pelatihan penanggulangan korban bencana alam

4 4

100.000.000

10 100.000.000

16 110.000.000

20 143.250.00

0

24 240.000.00

0

24 693.250.000

Kesbangpol, Sapol PP

1 19 15 Program

Peningkatan

Keamanan dan

Kenyamanan

Lingkungan

2.641.684.000

3.236.229.000

3.238.693.000

3.019.050.000

3.095.298.900

15.230.954.90

0

Satpo

l.PP

Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk

5.87 6,39 7,07 7,77 8,51 9,29 9,29

323

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase Jumlah Kasus Pengaduan yang ditangani

88,65 90,65 92,92 95,22 97,57 100 100

Cakupan Patroli Petugas Satpol.PP

3 Kec 4 Kec 4 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

5 Kec

Persentase Menurunnya Konflik di Masyarakat

89 91 93.2 95,4 97,7 100 100

Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA

48.44 54.94 62.16 69.75 77.60 86.50 86,50

Persentase Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

100 100 100 100 100 `100 100

Persentase Jumlah Satpol PP yang mengikuti Diklat Dasar Pol.PP

15.46 19.78 23.01 26.24 29.47 32.70 32.70

1 20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian,

324

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

dan Persandian

1 20 48 Program

Peningkatan

Pelayanan

Perizinan Terpadu

326.400.000

324

.600.000

335

.000.000

382.000.00

0

680.000.00

0

2.048.000.000

BPPTPM

Persentase Perizinan Sesuai SOP

Kurang dari 75%

75% sesuai SOP

85%

sesuai SOP

90%

sesuai SOP

95%

sesuai SOP

100% sesuai SOP

100% Sesuai SOP

Jumlah Perda yang mendukung investasi

11 0 2 2 2 2 19

1 20 23 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

171 .000.00

0

200 .000.00

0

220 .000.00

0

224.425.00

0

280.000.00

0

1.095.425.000

BPPTPM

Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal (banyaknya sistem aplikasi)

0 3 3 3 3 3 15

Peserta Pelatihan Sistem Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal

2 Org 20 Org 7 Org 5 Org 5 Org 5 Org 44 Org

1 20 43 Program Pembinaan dan pengembangan aparatur

Cakupan pengembangan aparatur

NA NA

252.500.000

50 Org

555.000.000

100 Org

570.000.000

150 Org

609.700.00

0

200 Org

818.000.00

0

200 Org

2.805.200.000

Setda

Cakupan pembinaan dan pengembangan aparatur (kegiatan)

5 5 10 15 20 25 25

Setda

Cakupan kegiatan pembinaan 140 172

395.000.000

204 422.000.000

236 440.000.000

268 501.375.00

300 580.000.00

300 2.338.375.000

Sekretariat

325

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) KORPRI/ASN 0 0 Korpri

/ASN

Persentase Tingkat Penyelesaian Pekerjaan

80 80 85 90 95 100 100

1 20 17 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

Tersedianya

Regulasi

pengelolaan

keuangan

daerah ( Perda/

Perkada)

21 regulasi 31

9.972.4

24.471,

38

41

10.000.

000.00

0

51

10.166.

633.61

0

61

10.76

5.998

.607

71

10.88

0.501

.334

71

regulasi

51.785.

558.02

3

BPKA

D

1 20 05 Program

Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

2.435.7

35.150

2.900.0

00.000

3.007.3

55.000

3.208

.661.

525

3.353

.457.

250

14.905.

208.92

5

BKPP

Jumlah PNS

yang mengikuti

diklat / bimtek

451 orang 606 892 1.272 1.657 2.012 2.012

BKPP

Jumlah PNS

yang mengikuti

pendidikan

formal ke

jenjang yang

lebih tinggi

1.001 orang

1.072 1.173 1.274 1.375 1.476 1.476

BKPP

1 20 27 Program

Pembinaan dan

Pengembangan

Aparatur

1.616.1

63.200

4

2.000.0

00

50.200

0.000

989.1

41.25

0

528.2

50.00

0

3.226.7

54.450

BKPP

Jumlah PNS yang di assesment

157 orang 357 607 857 1.127 1.242 1.242

326

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

sesuai dengan jabatan yang tersedia

Jumlah PNS yang di rekruitment sesuai dengan formasi yang terisi

56 orang 56 56 206 356 506 506

Menurunnya Jumlah kasus indisipliner yang tertangani

16 kasus 13 10 8 6 4 4

1 20 03 Program Peningkatan disiplin aparatur

Jumlah Laporan Absensi yang disampaikan Unit Kerja/SKPD

3.900 0 49.205.

000 4.680

8.000.000

5.460 8.050.0

00 6.240

8.500.000

7.020 8.500.000

7.02 82.255.

000

BKPP

1 20 xx Program

Peningkatan

pelayanan

kepegawaian

99.807.400

116.880.000

127.000.000

114.600.00

0

98.800.000

557.087.400

BKPP

Jumlah cakupan aplikasi kepegawaian

1 0 0 35 0 0 35

Jumlah pegawai yang mendapatkan kenaikan pangkat

3.820 4.820 5.645 6.890 7.760 8.710 8.710

Terbitnya jumlah KPE dan SK Konversi NIP

3.128 0 5.636 6.636 0 0 6.636

1 20 04 Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas

Penyelesaian SK Pensiun 984 1.184

35.254.300

1.239 30.000.

000 1.295

30.000.000

1.292 28.650.000

1.499 40.000.000

1.499 163.904.300

BKPP

1 20 02 Program Jumlah sarana - - 80.695. - - 1 3.000.0 - - - - 1 3.080.6 BKPP

327

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Diklat 800 00.000 95.800

1 20 12 Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan

Opini Pengelolaan Keuangan Daerah

Tidak Wajar (Disclaimer )

WTP

-

WDP

-

WTP

950.000.000

WTP

1.050.500.000

WTP

1.200.000.000

WTP

3.200.500.000

-

1 20 18 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan

- - 950.000.000

1.050.500.000

1.520.000.000

3.520.500.000

1 20 20 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

1.267.5000.00

0

1.300.000.000

1.332.000.000

1.528.000.000

2.392.000.000

7.819.500.000

1 20 21 Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Nilai evaluasi kinerja

D C+

342.700.000

C+

365.000.000

A

380.000.000

A

382.000.00

0

A

520.000.00

0

A

1.989.700.000

Inspe

ktorat

dan

SKPD

terkait

1 20 22 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

- - 310.0000.000

329.475.00

0

740.000.00

0

1.379.475.000

Inspe

ktorat

dan

SKPD

terkait

1 20 24 Program mengintensifikan penanganan

- - 310.0000.000

329.475.00

0

740.000.00

0

1.379.475

Inspe

ktorat

dan

328

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

pengaduan masyarakat

SKPD

terkait

1 20 20 Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah

Penyelenggaraan pemerintah daerah

7 Kegiatan 14

Kegiatan

390.000.000

21 Kegiatan

430.000.000

28 Kegiatan

460.000.000

35 Kegiatan

573.000.00

0

42 Kegiatan

800.000.00

0

42 Kegiatan

2.653.000.000

Setda

Penataan organisasi perangkat daerah (kegiatan)

7 7 14 21 28 35 35

1 09 15 Program Pembangunan sistem pendaftaran tanah

Sertifikasi tanah milik pemerintah daerah (%)

50 10 1.000.000.000

20 1.025.000.000

30 1.050.000.000

40 1.074.375.000

50 1.170.000.000

50 5.319.375.000

Setda

Persentase penduduk yang memiliki lahan

25,68 35 45 55 65 75 75

Persentase luas tanah bersertifikat

3,35 5,35 7,35 9,35 11,35 13,35 13,35

Persentase penyelesaian izin lokasi

100 100 100 100 100 100 100

1 20 34 Program Penyelesaian konflik-konflik pertanahan

Persentase Penyelesaian kasus tanah Negara

75 75 100.000.000

75 120.000.000

75 150.000.000

76 191.000.00

0 76

360.000.00

0 76

921.000.000

Setda

1 20 46 Program Pembakuan nama rupa bumi

Peraturan Walikota tentang pembakuan nama rupa bumi (%)

75 15 45.000.000

30 50.000.000

45 70.000.000

60 95.500.000

75 200.000.000

75 460.500.000

Setda

1 20 36 Program Peningkatan

Koordinasi pembimbingan,

5 9 65.000.

000 18

75.000.000

27 86.000.

000 36

105.050.00

35 200.000.00

45 531.050.000

Setda

329

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

pembinaan kedamangan di Kota Palangka Raya

supervise, konsultasi,pendidikan dan pelatihan, perencanaan,penelitian dan pengembangan, fasilitas,monitoring dan evaluasi (kegiatan)

0 0

1 20 39 Program kelembagaan kesejahteraan sosial

Cakupan administrasi kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan (kegiatan)

4 4 177.580.000

9 190.000.000

14 215.000.000

19 238.750.00

0 24

320.000.00

0 24

1.141.330.000

Setda

1 20 44 Program Pengembangan keswadayaan

Kegiatan Pengembangan keswadayaan

1 1 103.810.000

3 110.000.000

6 140.000.000

9 190.000.00

0 12

280.000.00

0 12

823.810.000

Setda

1 20 45 Program Pembinaan kemasyarakatan

Kegiatan Pembinaan kemasyarakatan

6 6 690.280.000

14 700.000.000

22 725.000.000

30 760.000.00

0 38

765.000.00

0 38

3.640.280.000

Setda

1 20 xx Program Pembinaan kerjasama daerah

Jumlah kerjasama daerah

1 1 60.000.

000 2

80.000.000

4 100.000.000

7 191.000.00

0 11

520.000.00

0 11

951.000.000

Setda

1 20 37 Program Perencanaan Pengembangan ekonomi

Cakupan administrasi perekonomian dan sumber daya alam (kegiatan)

10 10 920.526.950

22 960.000.000

34 990.000.000

46 997.500.00

0 58

1.040.000.000

58 4.908.026.950

Setda

1 20 38 Program Pengembangan Data/Informasi

Kegiatan Pengembangan Data/Informasi

4 4 184.105.000

9 200.000.000

14 220.000.000

19 285.500.00

0 24

320.000.00

0 24

1.210.605.000

Setda

1 20 23 Program Optimalisasi pemanfaatan

Cakupan hubungan kemasyarakatan

12 12 1.450.969.600

26 1.500.000.000

40 1.525.000.000

54 1.528.000.000

68 1.600.000.000

68 7.603.969.600

Setda

330

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

teknologi informasi

dan protokoler pemerintahan daerah (kegiatan)

1 20 26 Program penataan peraturan perundang-undangan

Cakupan Peningkatan kebijakan/regulasi (kegiatan)

6 6 480.000.000

16 500.000.000

26 520.000.000

36 573.000.00

0 46

800.000.00

0 46

2.873.000.000

Setda

1 20 17 Program peningkatan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Cakupan administrasi pimpinan, manajemen keuangan, asset, dan kerumahtanggaan (kegiatan)

5 5 639.100.000

11 650.000.000

18 675.000.000

25 686.000.00

0 32

720.000.00

0 32

3.370.100.00

Setda

1 20 16 Program Peningkatan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Cakupan Pelayanan kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (kegiatan)

7 Kegiatan 7 4.319.000.000

14 5.000.000.000

21 5.375.000.000

28 5.780.000.000

35 6.212.000.000

35 26.686.000.00

0

Setda

1 20 41 Program peningkatan kinerja sekretaris daerah

Persentase koordinasi dan penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah

NA NA NA 25 750.000.000

50 770.000.000

75 955.000.00

0 100

1.500.000.000

100 3.975.000.000

Setda

Persentase koordinasi pelaksanaan tupoksi dan peran SKPD

NA NA NA 25 50 75 100 100

Persentase koordinasi dan

NA NA NA 25 50 75 100 100

331

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan

Persentase koordinasi dan pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah

NA NA NA 25 50 75 100 100

Persentase koordinasi dan pelaksanaan pelayanan administrasi, teknis, operasional, dan manajemen pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

NA NA NA 25 50 75 100 100

Persentase Koordinasi dan fasilitasi urusan pemerintah di daerah

NA NA NA 25 50 75 100 100

1 20 xx Program peningkatan kinerja asisten Setda

Penguatan kualitas regulasi/kebijakan pemerintahan daerah

NA NA 1.194.000.000

25 % 750.000.000

50 % 800.000.000

75 % 1.122.125.000

100 % 1.940.000.000

100 % 5.806.125.000

Setda

Persentase koordinasi

NA NA NA 25 50 75 100 100

332

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

pelaksanaan tugas SKPD sesuai tupoksi asisten

Penyelenggaraan tugas operasional, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan serta evaluasi dan pelaporan

NA NA NA 25 % 50 % 75 % 100 % 100 %

Pembinaan manajemen dan administratif pemerintahan daerah

NA NA NA 25 50 75 100 100

1 20 32 Program Peningkatan kinerja Staf Ahli Walikota

Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis pemerintahan dan pembangunan

NA NA 250.000.000

25 % 200.000.000

50 % 220.000.000

75 % 286.500.00

0 100 %

360.000.00

0 100 %

1.316.500.000

Setda

1 20 xx Program Pembinaan dan pengembangan non aparatur

Cakupan Pembinaan dan pengembangan non aparatur

NA NA NA 25 Org 150.000.000

75 Org 160.000.000

150 Org

315.000.00

0

250 Org

750.000.00

0

250 Org

1.375.000.000

Setda

1 20 42 Program Perangkat Kelembagaan dan kewenangan

Cakupan perangkat kelembagaan dan kewenangan (kegiatan)

5 5 167.500.000

10 180.000.000

15 190.000.000

20 225.000.00

0 25

320.000.00

0 25

1.082.500.000

Setda

1 20 17 Program Jumlah 63.556.000 72.655. 2.864.9 95.150. 4.035.0 3.000.0 3.662.0 150.80 4.233 193.00 4.547 636.30 19.341. Dispe

333

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Peningkatan

pengembangan

pengelolaan

keuangan daerah

Pendapatan Aslli Daerah (PAD)

.000

800.300

26.100 000.000

00.000

00.000 00.000 0.000.000

.000.000

0.000.000

.000.000

5.800.300

926.100

nda

Persentase PAD terhadap APBD

7,48 8,00 9 10 11 11,5 11,5

Persentase ketergantungan atas DAU (%)

56,91 56 55 54 53 52 52

1 20 51 Program

Penyelenggaraan

akuntansi dan

evaluasi

penerimaan

pendapatan

daerah

361.173.000

361.173.000

Dispenda

Persentase ketepatan pembukuan dan pelaporan pendapatan daerah

NA

100

-

-

-

-

100

Persentase pengendalian sarana pungutan

100

100

- - - - 100

1 20 24 Program

Mengintensifkan

Penanganan

Pengaduan

Masyarakat

Persentase Jumlah Keberatan yang Diselesaikan

NA 100 263.000.000

100 335.000.000

100 355.000.000

100 365.000.00

0 100

375.000.00

0 100

1.693.000.000

Dispenda

1 20 23 Program

Optimalisasi

Pemanfaatan

Teknologi

Persentase Jumlah Wajib Pajak yang dilayani

NA

- - 100 295.000.000

100 305.000.000

100 315.000.00

0 100

325.000.00

0 100

1.240.000.000

Dispenda

1 20 15 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat

Produk Hukum Daerah (legislasi)

4 6 4.762.781.200

6 4.838.996.000

8 4.900.970.900

8 5.083.467.990

8 7.241.814.789

40 26.828.030.87

9

Sekretariat DPRD

334

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 21 Ketahanan Pangan

-

1 01 16 Program

Peningkatan

Ketahanan

Pangan

726.305.401

800.000.000

860.000.000

983.650.00

0

1.170.000.000

4.539.955.401

BPPK

P

Skor PPH (Pola Pangan Harapan)

77 80 82 85 87 90

90

Konsumsi Energi

1.794 1.864 1.934 2.005 2.076 2.150 2.150

Konsumsi Protein

57,2 57,36 57,52 57,68 57,84 58 58

Pangan Utama (ton)

30.007 31.827 33.647 35.467 37.287 39.109 39.109

Ketersediaan Energi (kkal/kap/ hr)

2.665 2.732

2.799 2.866 2.933 3.000 3.000

Ketersediaan Protein (gr/kap/hr)

86 86 87 88 89 90 90

Lumbung (buah) 1 2 3 4 5 6 6

1 21 15 Program

Peningkatan

Kesejahteraan

Petani

470.655.400

500.000.000

525.000.000

637.558.00

0

960.830.00

0

3.094.043.400

BPPK

P

Kelas kemampuan kelompok tani: - Belum dikukuhkan menjadi pemula

- Pemula menjadi lanjut

58 68

- -

5 1

10 2

15 3

20 5

20 5

335

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Gabungan kelompok tani yang dibina (Gapoktan)

19 - - 20 21 22 22

Tersedianya pos penyuluhan bagi petani

14 - 15 - - - 15

1 21 20 Program

Pemberdayaan

Penyuluh

Pertanian/

Perkebunan

Lapangan

230.810.300

250.000.000

255.000.000

249.000.00

0

538.680.00

0

1.523.490.300

BPPKP

Peningkatan Kompetensi penyuluh :

- Penyuluh Pertama menjadi Penyuluh Muda

- Penyuluh Muda menjadi penyuluh madya

13

10

- -

2 -

4 -

6

1

10 -

10

1

1 21 21 Program Pameran dan Promosi

Pelaksanaan pameran dan promosi

1 1 82.105.

000 - - - - - - - - 1

82.105.000

BPPK

P

1 22 Pemberdayaan Masyarakat Desa

1 22 15 Program

Peningkatan

Keberdayaan

Masyarakat

Pedesaan

120.000.000

752.000.000

770.000.000

800.000.00

0

850.000.00

0

3.292.000.000

BPM

Jumlah Kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

129 Kelompok

149 Kelomp

ok

169 Kelomp

ok

189 Kelomp

ok

209

Kelompok

229

Kelompok

229

Kelompok

Jumlah LSM 92 117 142 167 192 217 217

336

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Aktif

Jumlah LPM Berprestasi 4 5 6 7 8 9 9

Jumlah Kegiatan TP-PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan Rakumpit

1 TP-PKK Kecamatan, 7

PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan, 7

LKK Kelurahan

1 TP-PKK Kecamatan,

7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

450.000.00

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

480.000.000

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

490.000.000

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

560.012.00

0

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

588.931.20

0

1 TP-PKK Kecamatan

, 7 PKK Kelurahan, 1 Dharma

Wanita Persatuan,

7 LKK Kelurahan

2.568.943.200

Kecamatan Rakumpit

Jumlah Kegiatan PKK, Dharma Wanita Persatuan, dan LKK di Kecamatan

Pahandut

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6

LKK, 6 Kelurahan

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

1.446.980.000

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

1.500.678.000

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

1.500.845.000

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

1.552.763.150

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

1.600.000.000

7 PKK, 1 Dharma

Wanita, 6 LKK, 6

Keluarahan

7.601.266.150

Kecamatan Pahan

dut

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK dan

Posyandu di

Kecamatan

Sabangau

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6 LKK

dan 27

Posyandu di

Kecamatan

Sabangau

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

27

Posyandu

di

Kecamatan

Sabangau

52.680.000

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan 30

Posyandu di

Kecamatan

Sabangau

350.893.050

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

30

Posyandu

di

Kecamatan

Sabangau

369.527.007

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

30

Posyandu

di

Kecamatan

Sabangau

398.193.035

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

30

Posyandu

di

Kecamatan

Sabangau

475.599.574

7 PKK, 1

Dharma

Wanita, 6

LKK dan

30

Posyandu

di

Kecamatan

Sabangau

1.646.892.66

6

Kecamatan Saban

gau

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK dan

Posyandu di

Kecamatan Jekan

raya

1 PKK

Kecamatan, 4

PKK

Kelurahan, 1

Dharma

Wanita, 4 LKK

dan 50

Posyandu

1 PKK

Kecamatan,

4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

21.262.500

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

22.000.000

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

23.000.000

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

24.000.000

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

25.000.000

1 PKK

Kecamatan

, 4 PKK

Kelurahan,

1 Dharma

Wanita, 4

LKK dan

50

Posyandu

115.262.500

Kecamatan Jekan Raya

Jumlah Kegiatan

PKK, Dharma

Wanita, LKK, GSI,

Posdaya, Posyandu

di Kecamatan Bukit

Batu

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI, 8

Posdaya, 21

Posyandu

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

22.500.500

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

55.600.000

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

65.600.000

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

75.600.000

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

85.600.000

8 PKK, 1

Dharma

Wanita, 7

LKK, 1 GSI,

8 Posdaya,

21

Posyandu

304.900.000

Kecamatan Bukit Batu

1

22

17

Program Persentase Partisipasi

5 1,75% Jumlah

496 .000.00

1,75% Jumlah

430 .000.00

1,75% Jumlah

450 .000.00

1,75% Jumlah

470 .000.

1,75% 696.000.00

13,75% Jumlah

2.542.000.000

BPM

337

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Peningkatan

Partisipasi

Masyarakat dalam

Membangun

Desa/Kelurahan

Masyarakat Dalam Membangun Desa/Kelurahan

Penduduk Kelurahan

0 Penduduk Keluraha

n

0 Penduduk Keluraha

n

0 Penduduk Keluraha

n

000 0 Penduduk Keluraha

n

Jumlah Mantir Kecamatan, Mantir Kelurahan, RW, RT, Musrenbang, Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Rakumpit

3 org Mantir Kecamatan, 21

org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD

Tingkat Kota dan 7 GSI Kelurahan

3 org Mantir Kecamatan,

21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan

Musrenbang 7 Kelurahan, 1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

370. 785.50

0

3 org Mantir Kecamatan,

21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,

1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

380.400.000

3 org Mantir Kecamatan,

21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,

1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

390.000.000

3 org Mantir Kecamatan, 21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,

1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

397.280.00

0

3 org Mantir Kecamatan,

21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,

1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

467.320.00

0

3 org Mantir Kecamatan,

21 org Mantir Kelurahan, 8 org RW, 19 org RT, dan Musrenbang 7 Kelurahan,

1 Musrenbang

Kecamatan, 1 Musrenbang Forum SKPD Tingkat Kota

dan 7 GSI Kelurahan

2.005.385.500

Keca

matan

Raku

mpit

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Pahandut

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

477.330.000

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

500.063.000

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

522.796.000

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

544.855.19

5

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

855.430.80

0

Damang dan Mantir Adat 21 org, RT/RW 299 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan

2.900.474.995

Keca

matan

Pahad

ut

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kelurahan dan Kecamatan Sabangau

Damang dan Mantir Adat 6 org, RT/RW 88 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling

968.681.000

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 23 Poskamling

975.000.000

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 24 Poskamling

1.000.000.000

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 24 Poskamling

1.050.043.109

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling

1.094.425.878

Damang dan Mantir Adat 18 org, RT/RW 95 org, Musrenbang 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 25 Poskamling

5.088.149.987 Keca

matan

saban

gau

Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang dan Poskamling di Kecamatan Jekan Raya

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

1.124.814.880

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

1.130.814.880

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

1.135.814.880

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

1.146.814.880

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

1.156.814.880

Damang dan Mantir Adat 16 org, RT/RW 355 org, Musrenbang 4 Kelurahan dan 1 Kecamatan, dan 94 Poskamling

5.695.0

74.400 Keca

matan

Jekan

Raya

338

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Jumlah Damang dan Mantir Adat, RT/RW, Musrenbang Kelurahan dan Kecamatan, Poskamling di Kecamatan Bukit Batu

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14

Poskamling

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

788.000.000

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

808.000.000

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

833.000.000

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

863.000.000

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

903..000.000

1 Damang, 3 Mantir Adat, 70 RT/RW, Musrenbang di 6 Kelurahan dan 1 Kecamatan dan 14 Poskamling

4.195.000.000

Keca

matan

Bukit

Batu

1 22 19 Program

Peningkatan

Peran Perempuan

di Pedesaan/

Kelurahan

30.000.000

550.000.000

600.000.000

650.000.00

0

700.000.00

0

2.530.000.000

BPM ,Kecamatan

Jumlah kelompok Binaan PKK

42 67 92

117 142 167

167

Jumlah PKK Aktif

36 36 36 36 36 36 36

Jumlah Posyandu Aktif

128 128 128 128 128 128 128

1 22 43 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan

Jumlah Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan Terlatih

60 120

250 .000.00

0

190

271 .000.00

0 260

300.000.000

330

350.000.00

0 400

400.000.00

0

400

1.571.000.000

BPM , Kecamatan

1 22 23 Program Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Menurunnya

Angka kemiskinan

3,90 3,56 276

.470.000

3,22 440

.000.000

2,87 480.000.000

2,53 496.600.00

0 2,19

615.000.00

0 2,19

2.308.070.000

BPM

1 22 16 Program

Pengembangan

Lembaga

Ekonomi

532 .000.00

0

550. 000.00

0

612.000.000

816.525.00

0

1.027.500.000

3.538.025.000

BPM , Kecamatan

Jumlah lembaga

0 0 2

Lemba

4 Lemba

6

Lemba

8 Lemba

8

Lemba

339

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Pedesaan keuangan mikro kelurahan

ga Mikro

ga Mikro

ga Mikro

ga Mikro

ga Mikro

Jumlah pengelola keuangan Mikro terlatih

0 0 6 orang 12

orang

18 orang

24

orang

24 orang

Jumlah Kelompok Usaha Ekonomi produktif

55

66 76 86 96 106 106

1 22 28 Program

Rehabilitasi dan

Konservasi

Pemanfaatan

Sumberdaya alam

175 .000.00

0

200 .000.00

0

225 .000.00

0

286.500.00

0

536.250.00

0

1.422.750.000

BPM

- Jumlah Kelompok pemanfaatan sumberdaya alam dan lahan terlantar

- Jumlah kelompok masyarakat pengawas sumberdaya alam perairan

5

0

10

0

15

5

20

10

25

15

30

20

30

20

1 22 26 Program

Peningkatan

Pendayagunaan

Teknologi Tepat

Guna

Jumlah kelompok pencipta dan pemanfaat Teknologi Tepat Guna

3 4 528.000.000

9 560

.000.000

14 600

.000.000

19 660

.000.000

24 710.000.00

0 24

3.058.000.000

BPM

1 24 Kearsipan

1 24 15 Program

Perbaikan sistem

117.960.000

151.552.000

181.863.000

162.235.00

0

347.745.60

0

961.355..600

KPKD

340

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

administrasi

kearsipan

Pengelolaan Arsip Secara Baku (%)

2,86 2,86 2,86 2,86 5,71 5,71 5,71

Peningkatan SDM pengelola kearsipan

11 Orang

15 Orang

19

Orang

24 Orang

28

Orang

35 Orang

35

Orang

Jumlah berkas arsip daerah yang dikelola dengan baik

26.299 Berkas

28.300 Berkas

29.000 Berkas

30.000 Berkas

33.000 Berkas

35.000 Berkas

35.000 Berkas

1 24 16 Program Penyelamatan dan Pelestarian dokumen/arsip daerah

Jumlah bobliografi daerah, leaflet /booklet

11 12 77.460.

000

13 92.952.

000 14

111.543.000

15 127.827.70

5 16

128.496.80

0 16

538.279.505

KPKD

1 25 Komunikasi dan Informatika

1 25 15 Program Pengembangan Komunikasi, informasi dan media massa

Tersedianya

Layanan

Komunikasi dan

Informasi Publik

Aplikasi E-Gov

0 Posting/ Tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 15 subdomain

538.820.000

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 18 subdomain

368.00

0.000

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 20 subdomain

398.00

0.000

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 25 subdomain

447.0

70.64

4

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain

568.9

93.92

0

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 30 subdomain

2.320.8

84.564

Dishub kominfo

1 25 18 Program Kerjasama Informasi dan media massa

Terpenuhinya Pemerataan dan Pengendalian Sarana Komunikasi dan Informasi

Media 4/12 Diseminasi 0

Kim 0 Penertiban 5

Petugas Kontrak

Media 4/12

Diseminasi 0

Kim 10 Penertiba

n 15 Petugas Kontrak

N/A

Media 8/12

Diseminasi 5/15 Kim 15

Penertiban 5

Petugas Kontrak

211.132.008

Media 12/12

Diseminasi 7/15 Kim 17

Penertiban 5

Petugas Kontrak

231.532.008

Media 16/12

Diseminasi 8/15 Kim 20

Penertiban 5

Petugas Kontrak

344.436.66

7

Media 20/12

Diseminasi 10

Kim 15 Penertiba

n 5 Petugas Kontrak

600.000.00

0

Media 20/30

Diseminasi 12/15 Kim 30

Penertiban 5

Petugas Kontrak

1.387.100.683

Dishubkominfo

1 26 Perpustakaan

1 26 01 Program

pengembangan

1.812.561.648

1.886.975.000

2.091.570.000

2.798.896.500

3.248.895.000

11.838.898.14

8

KPKD

341

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

budaya baca dan

pembinaan

perpustakaan

Jumlah perpustakaan

49 50 51 52 53 54 54

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

1.320 1.848 2.374 3.168 3.960 4.752 4.752

Jumlah Koleksi Buku Yang Tersedia di Perpustakaan Daerah

12.499 13.799 15.199 16.749 18.349 19.999 19.999

2 Urusan Pilihan

2 01 Pertanian

2 01 19 Program

Peningkatan

Produksi

Pertanian

Produksi Tanaman Pangan :

3.771.016.400

1.484. 000.00

0

1.602.000.000

1.638.780.000

1.791.800.000

10.287.596.400

Dista

nkana

k

Padi (ton) 82 90 113 118 124 130 130

Jagung (ton) 916 1.098 1.324 1.383 1.442 1.515 1.515

Kedelai (Ton) 6 78 89 92 95 100 100

Ubikayu (ton) 1000 1.030 1.060 1.090 1.120 1.150 1.150

Ubi jalar (ton) 242 252 264 276 288 300 300

Kacang Tanah (Ton)

8 14 18 22 26 30 30

Sayuran (Ton) 8.894 8.995 9.105 9.215 9.325 9.435 9.435

Buah-buahan (Ton)

5.904 5.935 5.960 5.985 6.010 6.035 6.035

Produktivitas Tanaman Pertanian

Padi (ton/ha) 2,05 2,068 2,07 2,07 2,08 2,08 2,08

Jagung (ton/ha) 2,256 2,259 2,259 2,26 2,26 2,261 2,261

Kedelai (Ton/ha) 1,2 1,21 1,22 1,22 1.225 1,226 1,226

Ubi kayu (ton/ha)

8 8,047 8,06 8,07 8,086 8,098 8,098

Ubi jalar(ton/ha) 7,56 7,63 7,76 7,88 8,00 8,108 8,108

342

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kacang Tanah (Ton/ha)

1 1,037 1,046 1,100 1,130 1,200 1,200

Sayuran (Ton/ha)

1,980 1,981 1,982 1,983 1,984 1,986 1,986

Buah-buahan (Ton/ha)

3,452 3,454 3,455 3,456 3,457 3,458 3,458

2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Nilai Tukar Petani (%)

NA 105 4.776.041.969,

50 108

120. 000.00

0 110

127. 000.00

0 112

167. 125.0

00 115

200. 000.0

00 115

5.390.166.970

Dista

nkana

k

2 01 16 Program

Peningkatan

Ketahanan

Pangan

133.966.000

275. 000.00

0

290. 000.00

0

310.375.00

0

350. 000.0

00

1.359.341.000

Persentase Data

Informasi Harga

Pangan Daerah

80 85 90 100 100 100 100

BPPK

P

Jumlah Kelembagaan Petani untuk Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Gapoktan)

18 21 22 23 23 23 23

2 01 XX Program

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Pertanian

3.614. 000.00

0

3.700. 000.00

0

3.800. 000.00

0

3.650.

000.000

3.000.

000.000

17.764. 000.00

0

Dista

nkana

k

Jumlah Jalan

Usaha tani

(Kelompok Tani)

14 25 35 43 48 50 50

Jumlah Embung

(buah) 2 4 8 13 18 23 23

2 01 22 Program 612.16 700.00 750.00 764.0 960.0 3.786.1 Dista

343

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Peningkatan

Produksi Hasil

Peternakan

7.200 0.000 0.000 00.000

00.000

67.200 nkana

k Populasi ternak

(ekor)

-Sapi 1.036 1.813 1.904 2.000 2.105 2.210 2.210

-Kerbau 3 39 40 42 43 44 44

-Kambing 2.793 3.072 3.226 3.384 3.553 3.730 3.730

-Babi 14.420 15.574 16.820 18.166 19.619 21.189 21.189

-Ayam Buras 197.433 211.264 221.827 232.918 244.562 256.790 256.790

-Ayam Broiler 1.183.304

1.230.636

1.353.7

00

1.489.070

1.637.9

77

1.801.775

1.801.7

75

-Ayam Ras

Layer 42.000 50.000 60.000 70.000 80.000 100.000 100.000

-Itik 4.811 5.052 5.305 5.570 5.849 6.141 6.141

Produksi Produk Asal Ternak

1. Daging (kg)

-Sapi 674.520

993.150

1.171.9

50

1.289.100

1.401.4

50

1.540.050

1.540.0

50

-Kerbau 2.184 14.550 16.050 17.700 19.500 21.450 21.450

-Kambing 12.647 19.272 21.204 23.328 25.656 28.224 28.224

-Babi 116.760 240.900 265.020 291.540 320.700 352.800 352.800

-Ayam Buras 272.108 465.953 512.548 563.803 620.183 682.201 682.201

-Ayam Broiler 3.504.000

4.336.575

4.880.2

33

5.368.257

5.905.0

83

6.495.591

6.495.5

91

-Itik 28.744 37.359 41.095 45.205 49.726 54.699 54.699

2. Telur (kg)

-Ayam Ras 551.880 562.017 574.175 585.659 597.372 609.319 609.319

-Ayam Buras 360.333 365.738 371.224 376.792 382.444 388.181 388.181

-Itik 21.072 23.807 24.164 24.256 24.620 24.989 24.989

2 01 24 Program Peningkatan

287.460.200

135.000.000

155.000.000

243.525.00

312.000.00

1.132.985.200

Dista

344

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Penerapan Teknologi Peternakan

0 0 nkana

k Persentase

Pengembangan

kawasan Pusat

Pembibitan dan

Inkubator Usaha

Sapi Potong

10 20 40 60 80 100 100

Penyediaan sarana, prasarana Inseminasi buatan.

1 2 3 4 5 6 6

2 05 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan

4.315.636.000

4.426.000.000

4.700.000.000

4.806.450.000

4.963.750.000

23.211.836.00

0

Dista

nkana

k Produksi

Perikanan

Budidaya(Ton)

8.411 8.545 9.673,4

3

11.029,32

12.628,

33

16.772,79

16.772,

79

Jumlah Produksi

Benih Ikan

(ekor)

3.000.000 3.500.0

00

4.000.000

4.500.0

00

5.000.000

5.500.0

00

5.500.000

Luas sarana dan

prasarana

perikanan

budidaya

(ha/unit)

NA 100 250 300 350 350 350

Jumlah Karamba

dan Perlengkapan

nya (Unit)

4 8 12 16 20 24 24

2 05 21 Program

Pengembangan

Perikanan

795.164.000

850.000.000

880.000.000

940.675.00

0

1.007.250.000

4.473.089.000

Dista

nkana

k Produksi 1.340 2.230 2.840 2.910 3.021 3.150 3.150

345

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Tangkap Perikanan

Tangkap

(umum) (Ton)

Jumlah Rumah

Tangga

Perikanan (RTP)

804 879 904 910 915 920 920

Jumlah

restocking

danau

2 4 6 8 10 12 12

2 05 16 Program

Pemberdayaan

Masyarakat dalam

Pengawasan dan

Pengendalian

Sumberdaya

Perikanan

95.000.000

100.000.000

115.000.000

191.000.00

0

202.500.00

0

703.500.000

Dista

nkana

k Berkurangnya

Illegal fishing

(Kelompok)

NA 2 3 4 5 6 6

Jumlah

PokMasWas

bertambah

NA 1 5 11 19 29 29

2 01 21 Program

Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit Ternak

313.212.500

342.000.000

343.000.000

382.000.00

0

387.000.00

0

1.767.212.500

Jumlah Hewan

Tervaksin 5.000 5.300 5.600 5.900 6.200 6.500 6.500

Distankanak Surveilance

Avian Influenza (Sampel Unggas)

450 450 500 500 550 550 550

Sampel Produk Asal Ternak

65 65 100 150 150 200 200

2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

248.000.000

550.000.000

590.000.000

596.875.00

0

585.000.00

0

2.569.875.000

Dista

nkana

k Jumlah kelompok NA 2 4 6 8 10 10

346

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Pertanian

penerima bantuan

sarana dan

prasarana

pengolahan

produk pangan

(kelompok Tani)

Keikutsertaan

dalam kegiatan

pameran (jumlah

pameran/promosi)

NA 6 12 18 24 30 30

2 01 23 Program

Peningkatan

Pemasaran Hasil

Produksi

Peternakan

Jumlah kelompok

penerima bantuan

sarana dan

prasarana

pengolahan

Peternakan

(kelompok

Peternak)

NA 2 338.000.000

4 350.000.000

6 380.000.000

8 386.775.00

0

10

391.5

00.00

0

10 1.846.275.000

Dista

nkana

k

2 01 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Jumlah kelompok

penerima bantuan

sarana dan

prasarana

pengolahan

produk Perikanan

(kelompok Tani)

NA 2 80.000.

000 5

95.000.000

8 110.000.000

11 162.350.00

0 14

185.000.00

0 14

632.350.000

Distankanak

2 02 Kehutanan

2 02 15 Program

Pemanfaatan

Potensi Sumber

Daya Hutan

Luas Potensi

Kawasan Hutan

Desa

0 Ha 330 Ha 575.59

5.000 660 Ha

605.00

0.000

1.100

Ha

635.00

0.000

1.650

Ha

666.0

00.00

0

2.200

Ha

699.0

00.00

0

2.200

Ha

3.180.5

95.000

Dishutbun

2 02 16 Program

Rehabilitasi Hutan

2.158.3

60.000

2.266.0

00.000

2.379.0

00.000

2.498

.000.

000

2.623

.000.

000

11.924.

360.00

0

Dishu

tbun

347

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

dan Lahan Luas Lahan

Kritis yang

dihijaukan

90.872 Ha 90.952

Ha

91.132

Ha

91.232

Ha

91.332

Ha

91.432

Ha

91.432

Ha

Dishu

tbun

Menurunnya

Kerusakan

Kawasan Hutan

234.922,70 Ha

235.00

2,7 Ha

235.18

2,7 Ha

235.28

2,7 Ha

235.38

2,7 Ha

235.48,

7 Ha

235.48,

7 Ha

2

02

17

Program

Perlindungan dan

Konservasi

Sumber Daya

Hutan

433.10

0.000

454.00

0.000

477.00

0.000

501.0

00.00

0

526.0

00.00

0

2.391.1

00.000

Dishu

tbun

Cakupan Wilayah

Pencegahan

Kebakaran Hutan

dan lahan

1 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec

Cakupan Wilayah

Penanggulangan

Kebakaran Lahan

dan kebun

1 Kec 3 Kec - 3 Kec - 3 Kec 3 Kec

Cakupan

Pembinaan dan

pengawasan

Kawasan Hutan

1 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec 5 Kec

2 02 19 Program Pembinaan

dan Penertiban

Industri Hasil Hutan

Jumlah

masyarakat yang

mendapat

pelatihan

/sosialisasi

90 Orang 160

Orang

345.77

7.500

230

Orang

363.00

0.000

300

Orang

381.00

0.000

370

Orang

400.0

00.00

0

440

Orang

420.0

00.00

0

440

Orang

1.909.7

77.500

Dishu

tbun

2

02

20

Program

perencanaan dan

pengembangan

Hutan

1.441.1

50.000

1.441.1

50.000

1.484.7

45.000

1.522

.000.

000

1.490

.000.

000

7.379.0

45.000

Dishu

tbun

Data/Dokumentasi

Sumberdaya

Hutan/Lahan

1 Dok 2 Dok 3 Dok 5 Dok 6 Dok 7 Dok 7 Dok

Jumlah 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 5 Kali 6 Kali 6 Kali

348

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Promosi/pameran

Sektor Kehutanan

Pemantapan

Status Kawasan

hutan

0% 20% 40% 60% 80% 100% 100%

Jumlah

Petani/Pekebun

yang mendapat

pelatihan

/sosialisasi

kehutanan

30 orang 60

orang

90

orang

120

orang

150

orang

180

orang

180

orang

Luas Kawasan

Hutan Kota 0 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha 727 Ha

3.638

Ha

2 02 21 Program

Peningkatan

Kesejahteraan

Petani

Jumlah

Petani/Pekebun

yang mendapat

pelatihan

/sosialisasi

perkebunan

30 orang 60

Orang

90.400.

000

120

Orang

95.000.

000

210

Orang

99.000.

000

270

Orang

104.0

00.00

0

360

Orang

109.0

00.00

0

360

Orang

497.40

0.000

Dishu

tbun

2 02 22 Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan

Data/Dokument

asi Sumberdaya

perkebunan

1 Dok 4 Dok 291.68

0.000 6 Dok

306.00

0.000 8 Dok

321.00

0.000 10 Dok

337.0

00.00

0

11 Dok

354.0

00.00

0

11 Dok 1.609.6

80.000

Dishu

tbun

2 02 23 Program

Peningkatan

Produksi Pertanian/

Perkebunan

Luas

Perkebunan

Rakyat

5.423.80 Ha

5.543,8

0 Ha

1.557.2

55.000

5.693,8

0 Ha

1.003.0

00.000

5.843,8

0 Ha

1.408.0

00.000

5.593,8

0 Ha

1.410

.000.

000

6.143,8

0 Ha

1.414

.000.

000

6.143.80 Ha

6.792.2

55.000

Dishu

tbun

2

02

25

Program

Perlindungan

Kebun dan

Tanaman

87.000.

000

90.000.

000

126.60

0.000

153.6

00.00

0

190.0

00.00

0

647.20

0.000

Dishu

tbun

Cakupan Wilayah

Penanggulangan

Kebakaran Lahan

1 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec

349

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) dan kebun

Luas demplot

kebun bersih 0 Ha - 4 Ha 8 Ha 12 Ha 16 Ha 16 Ha

2 02 26 Program

Pembangunan

Kehutanan dan

Perkebunan Rakyat

Luas dan

Pengelolaan

Kebun Entres 2 Ha 2 Ha

1.044.1

64.000 2 Ha

400.00

0 .000 3 Ha

420.00

0 .000 3 Ha

441.0

00

.000

3 Ha

463.0

00.00

0

3 Ha 2.768.1

64.000

Dishu

tbun

2 02 27 Program Peningkatan

Pemasaran Hasil

Produksi

Pertanian/Perkebunan

Jumlah Promosi/

pameran Sektor

perkebunan

1 Kali 3 Kali 147.00

0 .000 5 Kali

154.35

0 .000 7 Kali

160.00

0 .000 9 Kali

165.0

00

.000

11 Kali

170.0

00

.000

11 Kali 796.35

0.000

Dishu

tbun

2 03 Energi dan Sumber daya Mineral

2 03 15 - Program

pembinaan dan

pengawasan

bidang

pertambangan

- Pertambangan Tanpa Ijin (%)

- Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB (%)

- Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertamban

4,47

3,3

24

10,5

3,8

24

139.790.000

23,5

4,3

24

287.437.400

35,4

4,8

44

396.432.392

45,5

5,3

44

439.440.36

9

50

5,8

48

743.166.99

4

50

5,8

48

2.006.267.154

Dista

mben

2 03 16 Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

Penambangan

yang sesuai

ketentuan

Teknis Tambang

50 50 257.200.000

60 250.652.080

70 270.344.246

80 349.388.45

6 90

357.319.92

9 90

1.484.904.711

Distamben

Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Tersedianya data potensi geologi dan sumber daya mineral

30 30 374.307.900

40 390.418.060

50 417.051.480

60 546.370.57

5 70

753.508.03

8 70

2.481.656.053

Distamben

350

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Program perlindungan dan konservasi sumberdaya alam

- Terlaksananya reklamasi

- Penanganan lahan pasca tambang

- - - 20 99.600.

000 30

109.600.000

40 162.892.44

0 60

262.992.09

6 60

635.084.536

Distamben

Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam

- - - 20 83.400.

000 30

103.400.000

40 276.071.40

0 60

508.965.12

0 60

971.836.520

Distamben

2 3 17 Program

pembinaan dan

pengembangan

bidang

ketenagalistrikan

93.000.000

354.224.320

381.659.378

380.994.14

8

543.296.24

3

1.753.174.089

Dista

mben

Ketersediaan daya listrik (%)

92,52 93,82 95,22 96,72 98,32 100 100

Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik (%)

99 99,2 99,4 99,6 99,8 100 100

2 04 Pariwisata

2 04 16 Program

pengembangan

destinasi

pariwisata

1.553.088.500

2.425.000.000

1.350.000.000

7.482.000.000

7.905.000.000

20.715.088.50

0

Disbudpar

Jumlah kunjungan wisata

99.337 Orang

120.000 Orang

250.000 Orang

383.000 Orang

518.000 Orang

655.000

Orang

655.000 Orang

Jumlah sarana/prasarana fasilitas pendukung pariwisata

18 Fasilitas 33 fasilitas 48

Fasilitas

65 Fasilitas

78

Fasilitas

93 Fasilitas

93

Fasilitas

Jumlah obyek wisata yang dikembangkan dan dilestarikan

6 ODTW

8 ODTW

10

ODTW

12

ODTW

14

ODTW

16

ODTW

16

ODTW

2 04 15 Program Pengembangan

Jumlah promosi 3 Kali 8 Kali

884.000.000

13 Kali 900.000.000

18 Kali 900.000.000

23 Kali 869.050.00

28 Kali 912.000.00

28 Kali 4.465.050.000

Disbudpar

351

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Pemasaran Pariwisata

0 0

2 04 17 Program pengembangan kemitraan

Jumlah SDM Pariwisata 165 Orang

240 Orang

785.875.500

290 Orang

850 .000.00

0

340 Orang

870 .000.00

0

390 Orang

849.950.00

0

440 Orang

900.000.00

0

440 Orang

4.255.825.500

Disbudpar

2 06 Perdagangan

2 06 20 Program Pengembangan Perluasan Perdagangan Dalam Negeri

Penurunan tingkat Inflasi (%)

6,45 6,25 162.000.000

6,05 180.000.000

5,85 190.000.000

5,65 214.875.000

5,45 315.000.000

5,45 1.061.875.000

Disperindagkop

2 06 18

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

- Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan (%)

- Kontribusi retribusi Sektor Perdagangan terharap PAD (jt)

10,52

950

10,92

988

597.437.300

11,32

1.026

700 .000.00

0

11,72

1.064

720 .000.00

0

12,12

1.102

740.125.00

0

12,52

1.140

850.000.00

0

12,52

1.140

3.607.562.300

Disperindagkop

2 06 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

- Persentase penyelesaian pengaduan konsumen,

- Jumlah Alat UTTP yang di Tera Ulang

50

200

54

210

317.400.000

58

220

350 .000.00

0

62

230

370 .000.00

0

66

240

477.500.00

0

70

250

520.000.00

0

70

250

2.034.900.000

Disperindagkop

2 07 Perindustrian

2 07 16 Program Pengembangan Industri kecil dan menengah

Jumlah kelompok usaha IKM pendukung pariwisata dan Industri Riil

1 2 263.000.000

3 450 .000.000

4 470

.000.000

5 573.000.00

0 6

840.000.00

0

6

2.596.000.000

Disperindagkop

2 07 19

Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial

- Jumlah industri kecil dan menengah

- Jumlah IKM yang

228

900

238

980

450 .000.00

0

248

1.060

450.000.000

258

1.140

460 .000.00

0

268

1.220

1.125.000.000

278

1.300

1.215.000.000

278

1.300

3.700.000.000

Disperindagkop

352

Kode

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (Outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD 2013

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan SKPD Penanggung Jawab

2014 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

Target Rp. Target Rp. Target Rp. target Rp. target Rp. Target Rp.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

mendapatkan pelatihan industri pendukung pariwisata

2 07 23 Program Fasilitasi Peningkatan Promosi Bagi IKM.

Jumlah IKM yang difasilitasi mengikuti pameran

95 109 173.500.000

123 160

.000.000

137 170

.000.000

151 210.100.00

0 165

440.000.00

0 165

1.153.600.000

Disperindagkop

2 07 24 Program Pembinaan dan Pengawasan Iindustri kecil dan menengah

Kontribusi pertumbuhan sektor industri

terhadap PDRB (%)

4,38 4,55 31.300.

000 4,72

65 .000.00

0 4,89

65 .000.00

0 5,06

67 .000.000

5,23 70

.000.000

5,23 298.300.000

Disperindagkop

2 07 25 Program Tindak Lanjut Kerjasama Dengan Daerah /Kota Lain

Peningkatan tenaga terampil dalam industri (org)

35 70 61.954.

000 105

120 .000.00

0 140

130 .000.00

0 175

189.090.00

0 208

280.000.00

0 208

781.044.000

Disperindagkop

2 08 Transmigrasi

2 08 16 Program Transmigrasi Lokal

Jumlah warga eks transmigrasi yang memperoleh pelatihan pengembangan usaha kerakyatan setiap tahun

40 Org 40

120.00

0.000 40 125.000.000

40 216.990.500

40 265.000.00

0 40

280.000.00

0 240

1.006.990.500

Disnakertrans

400.24

0.912.2

58

421.64

3.242.6

27

449.17

7.030.5

04

478.6

38.49

3.028

502.8

85.75

2.428

2.252.5

85.430.

845

353

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Kebijakan umum dan pogram pembangunan secara nyata harus

bisa terukur dan dirasakan keberhasilannya oleh masyarakat dan seluruh

pelaku pembangunan. Tolok ukur tersebut berupa indikator-indikator

kinerja pembangunan. Indikator yang ingin dicapai ditetapkan target-target

capaiannya. Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Walikota

dan Wakil Walikota dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan

daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan,

layanan, dan daya saing.Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian

indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau

indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi

kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Indikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan dengan

mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan

(outcomes) atau kompositnya (impact).

Indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD ini

merupakan Indikator Kinerja Utama Kota Palangka Raya tahun 2013-

2018. Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan telah mengakomodir

Indikator Kinerja yang menjadi tanggung jawab penyelenggaraan

pemerintahan Kota Palangka Raya baik Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan

Standar Pelayanan Minimum (SPM). Penetapan indikator kinerja daerah

terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan diuraikan

pada tabel berikut ini :

354

Tabel 9.1 Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap

Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI

1. Otonomi Daerah, Pemerintah Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Pertumbuhan Ekonomi 7,55 7,57 7,65 7,73 7,90 8,08 8,08

1.2 Laju Inflasi 6,45 6,25 6,05 5,85 5,65 5,45 5,45

1.3 PDRB per Kapita 5.793.423,26 5.949.000 6.109.000 6.273.000 6.442.000 6.616.000 6.616.000

1.4 Angka Kemiskinan (%) 3,90 3,56 3,22 2,87 2,53 2,19 2,19

1.5 Indeks Gini 0,32 0,31 0,30 0,29 0,28 0,27 0,27

1.6 Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia 20,07 20,09 20,11 20,13 20,15 20,17 20,17

1.7 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 79,30 80,00 80,36 80,72 81,08 81,44 81,44

FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1. Pendidikan

1.1 Angka Melek Huruf 97,55 97,77 97,98 98,20 98,43 98,75 98,75

1.2 Angka Partisipasi Murni

1.2.1 Angka Partisipasi Murni (APM) PAUD 94 94,4 94,9 95,5 96,2 97 97

1.2.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI 92,56 94,05 95,54 97,03 98,52 100 100

1.2.3 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 98,09 98,23 98,40 98,65 98,89 100 100

1.2.4 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 90,36 92,29 94,22 96,15 98,08 100 100

1.3 Angka Partisipasi Kasar

1.3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 98,33 98,45 98,60 98,70 98,80 99,00 99,00

1.3.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 126,84 127,5 128,32 128,75 129,5 130 130

1.3.3 Angka partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 108,02 110,75 115,89 120 130 140 140

355

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1.3.4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA 102,60 106,08 109,58 113,08 116,58 120 120

1.3.5 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100

1.3.6 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTS 56,1 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100

1.3.7 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMA/SMK/MA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 100 100

2. Kesehatan

2.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 53,9 50 45 35 25 15 15

2.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (%) 80 80 80 80 80 80 80

2.3 Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 13,5 13 12 10,5 9 7 7

2.4 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup 10,7 10 10 8 8 6 6

2.5 Jumlah Balita Gizi Buruk 2 0 0 0 0 0 0

2.6 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani (%) 17,6 20 25 30 35 40 40

2.7 Cakupan Pelayanan Balita (%) 83,8 90 90 90 90 90 90

2.8 Cakupan Rumah Sehat (%) 65 85 87 89 91 95 95

2.9 Persentase Penduduk yang Mempuyai Akses Terhadap Air Minum Berkualitas (%)

65 67 68 73 78 85 85

2.10 Cakupan UCI Desa (%) 67 68 70 75 80 85 85

2.11 Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk 41 40 39 38 37 36 36

2.12 Angka Kesakitan Malaria (API) per 1000 Penduduk 3 3 3 3 3 2 2

2.13 Pervalensi Penderita HIV-AIDS per-100.000 Penduduk 6,6 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5

2.14 Prevalensi TB-BTA(+) per-100.000 Penduduk 26 30 50 70 90 110 110

2.15 Non-Polio AFP Rate Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Penduduk 3 2 2 2 2 2 2

2.16 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita (%) 10 2 2 2 2 2 2

2.17 Tingkat Kepuasan Pelanggan (%) 88 100 100 100 100 100 100

2.18 Tingkat Kepatuhan Petugas Terhadap Standart Pelayanan Kesehatan (%) 89 100 100 100 100 100 100

3. Pertanahan

3.1 Persentase Penduduk yang Memiliki Lahan 25,68 35 45 55 65 75 75

4. Ketenagakerjaan

4.1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis 208 48 80 100 120 200 756

356

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kompetensi setiap tahun

4.2 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat setiap tahun

1.216 96 120 160 180 200 1.972

4.3 Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap 535 500 500 500 500 500 3.035

4.4 Perencanaan Tenaga Kerja Daerah 5.12 5,11 5,10 5,09 5,08 5,07 5,07

FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA

1. Kebudayaan

1.1 Jumlah Atraksi Budaya yang Memadukan Keragaman (Kali) 1 2 3 4 5 6 6

1.2 Jumlah Penyelenggaraan Olah Raga Seni/Budaya (Kali) 6 7 8 9 10 11 11

1.3 Jumlah Kebijakan Daerah tentang Penerapan Nilai Baru ke dalam Budaya (Produk Hukum Daerah)

1 1 1 2 3 4 4

2. Pemuda dan Olahraga

2.1 Jumlah Organisasi Olahraga 63 64 65 66 67 68 68

2.2 Jumlah Gelanggang/ Balai Remaja 15 17 19 21 23 25 25

2.3 Jumlah Lapangan Olahraga 60 63 66 69 72 75 75

ASPEK PELAYANAN UMUM

FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB

1. Pendidikan

1.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) PAUD NA 74 74 76 78 80 80

1.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI 129,9 130,9 131,9 132,9 133,9 135 135

1.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMP/MTS 107,01 108,75 110,49 112,23 113,97 115,7 115,7

1.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS)SMA/SMK/MA 100,57 102,46 104,35 106,24 108,13 110,00 110,00

1.5 Angka Putus Sekolah SD/MI 0,07 0,065 0,060 0,058 0,055 0,050 0,050

1.6 Angka Putus Sekolah SMP/MTS 0,11 0,105 0,100 0,095 0,093 0,090 0,090

1.7 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,40 0,38 0,36 0,34 0,32 0,30 0,30

1.8 Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100

1.9 Angka Kelulusan SMP/MTS 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100

1.10 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100

357

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1.11 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,5 8,5

1.12 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMP/MTS 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,5 7,5

1.13 Rasio Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,80 6,5 6,5

1.14 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100

1.15 Angka Pendidikan yang Ditamatkan SMP/MTs 56,10 68,15 75,80 85,78 95,30 100 100

1.16 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA 98 98,2 98,4 99,3 99,7 100 100

1.17 Rata-Rata Lama Sekolah 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80 10,80

1.18 Rasio Guru terhadap Murid SMA/SMK/MA 12,28 12,45 12,78 13,10 13,59 14 14

1.19 Rasio Guru terhadap Murid SMP/MTS 12,04 12,16 12,34 12,68 12,88 13,50 13,50

1.20 Rasio Guru terhadap Murid SD/MI 8,82 9,25 9,55 9,73 9,85 10 10

1.21 Rasio Guru terhadap Murid PAUD 14,27 14,30 14,45 14,55 14,75 15 15

1.22 Rasio Ketersediaan Sekolah Penduduk Usia Sekolah (per 1000 Penduduk)

- SD/MI 7,23 7,35 7,58 7,75 7,98 8,50 8,50

- SMP/MTs 5,6 5,8 6,2 6,5 6,8 7,50 7,50

- SMA/SMK/MA 4,23 4,56 4,87 5,5 5,8 6,50 6,50

1.23 Persentase Guru Berkualifikasi S1/DIV 90,17 92,5 94,7 96,8 98,67 100 100

1.24 Persentase Guru yang telah Mengikuti Uji Kompetensi Guru 50,14 52,45 54,36 56,5 58,7 60 60

1.25 Jumlah Guru yang telah Mengikuti Program Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi

30 40 50 60 70 90 90

1.26 Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100 100 100 100 100

1.27 Angka Kelulusan SMP/MTs 98,75 98,85 98,95 99,65 99,75 100 100

1.28 Angka Kelulusan SMA/SMK/MA 95,4 96,7 97,6 98,15 98,76 100 100

1.29 Jumlah SMK Berdasarkan Jenisnya 17 17 19 21 23 25 25

2. Kesehatan

2.1 Angka Usia Harapan Hidup 72,9 73 73 73 73 73 73

2.2 Presentase Desa/Kelurahan yang Terkena KLB dan telah Dilaksanakan Epidemologi <24 Jam

100 100 100 100 100 100 100

2.3 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 Penduduk 4,3 5 5 5 5 5 5

358

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

2.4 Rasio Rumah Sakit per 100.000 Penduduk 0 0 0 0.04 0,04 0,04 0,04

2.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (%) 63 100 100 100 100 100 100

2.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan bagi Usia Lanjut (USILA) (%) 30 40 45 45 50 50 50

2.7 Presentase Desa yang Melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) (%)

38 40 40 50 50 50 50

2.8 Rasio Dokter per 100.000 Penduduk 15 19,3 23,8 28,3 32,8 37,3 37,3

2.9 Rasio Dokter Spesialis per 100.000 Penduduk 0 0 0 0 1,4 1,4 1,4

2.10 Rasio Dokter Gigi per 100.000 Penduduk 4,8 6 7,3 8,5 9,8 11 11

2.11 Rasio Perawat per 100.000 Penduduk 75,8 79,8 83,8 87,8 91,8 95,8 95,8

2.12 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 69,7 70,85 72 73,15 74,3 75,45 75,45

3. Pekerjaan Umum

3.1 Jumlah Gedung Kantor Pemerintah Kota 3 19 35 51 61 71 71

3.2 Jumlah Tempat Ibadah 1.011 1.014 1.016 1.018 1.020 1.022 1.022

3.3 Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik (%) 33 47,20 50 52 55 58 58

3.4 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 (Km) 5 0 0 5 10 15 20

3.5 Panjang Jalan Kota dalam Kondisi Baik (Km) 300,22 300,22 300,22 307 311 316 316

3.6 Jalan Lingkungan Kondisi Baik (Km) 400 408 416 425 434 444 444

3.7 Jumlah Jembatan (Buah) 0 0 0 1 2 3 3

3.8 Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor Lingkup Kewenangan Kota (M

2)

0 0 0 100 150 200 450

3.9 Drainase dalam Kondisi Baik (Km) 1632,14 1642,14 1659,14 1679,14 1704,14 1729,14 1729,14

3.10 Panjang Trotoar (Km) 0 0 0 2 6 10 10

3.11 Rasio Kerusakan Jalan per Tahun 0,42 0,42 0,35 0,29 0,23 0,19 0,19

3.12 Luas Irigasi Kota dalam Kondisi Baik (Ha) 2050 2550 3050 3500 3950 4750 4750

3.13 Panjang Pengendali Banjir dalam Kondisi Baik (Km) 17 20 26 33 41 50 50

4. Perumahan

4.1 Rumah Layak Huni yang Terbangun 294 - - 2 2 5 303

4.2 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Setiap Tahun 15.026 15.126 15.250 15.360 15.450 15.600 15.600

359

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

4.3 Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi Setiap Tahun 45.000 45.100 45.200 45.300 45.400 45.500 45.500

5. Penataan Ruang

5.1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber HPL/HGB 0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,39

5.2 Ruang Publik yang Berubah Peruntukannya (%) 25 20 15 10 5 0 0

5.3 Jumlah Bangunan ber IMB (Bangunan) 25.141 27.141 29.141 31.141 33.141 35.141 35.141

5.4 Jangkauan Wilayah Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bahaya

Kebakaran (%) 60 % dari

Jangkauan

Wilayah

64% dari

Jangkaua

n Wilayah

68% dari

Jangkaua

n Wilayah

72% dari

Jangkaua

n Wilayah

76% dari

Jangkaua

n Wilayah

80% dari

Jangkauan

Wilayah

80 % dari Jangkauan

Wilayah

5.5 Jumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (Titik Lampu) 5.147 5.647 6.147 6.647 7.147 7.647 7.647

6. Perencanaan Pembangunan

6.1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah Ditetapkan dengan PERDA

1 0 0 0 0 0 1

6.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah Ditetapkan dengan PERDA

1 1 0 0 0 0 1

6.3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah Ditetapkan dengan PERKADA

1 2 3 4 5 6 6

6.4 Persentase Program dalam RPJMD terhadap Program dalam RKPD 100 100 100 100 100 100 100

6.5 Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan yang telah Ditetapkan dengan PERDA (RTRWK, RP3KP)

0 1 2 0 0 0 2

7. Perhubungan

7.1 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum (uji) 12.256 18.860 19.600 20.256 23.256 24.845 24.845

7.2 Rasio Ijin Trayek (%) 0,187 0,184 0,176 0,169 0,162 0,156 0,156

7.3 Pemasangan Rambu-Rambu (%) 0,114 0,160 0,210 0,264 0,320 0,377 0,377

7.4 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum (Orang) 59.250 59.350 60.156 61.160 59.250 63.130 63.130

7.5 Lama Pengujian Kelayakan Angkutan Umum (KIR) (Menit) 30 30 30 30 30 30 30

8. Lingkungan Hidup

8.1 Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Amdal (%) 84,6 100 100 100 100 100 100

8.2 Jumlah Ijin Gangguan Lingkungan ( HO ) (Ijin Usaha) 200 220 240 260 280 300 300

8.3 Presentase Penegakan Hukum Lingkungan 90 100 100 100 100 100 100

360

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

8.4 Jumlah Pengambilan Sampel (Kali/Tahun) 4 8 14 20 26 32 32

8.5 Peningkatan Mutu Udara/ ISPU (Hari/ Tahun) 321 365 365 365 365 365 365

8.6 Persentase Sampah yang Tertangani 61,18 70 75 80 85 90 90

8.7 Jumlah TPS terhadap Penduduk (Unit) 158 162 167 177 187 197 197

8.8 Jumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (Unit) 1 1 2 3 4 5 5

8.9 Jumlah PKL yang Dibina per Tahun 587 587 650 700 800 850 850

9. Pertanahan

9.1 Persentase Luas Lahan Bersertifikat 3,35 5,35 7,35 9,35 11,35 13,35 13,35

9.2 Persentase Penyelesaian Kasus Tanah Negara 75 75 75 75 76 76 76

9.3 Persentase Penyelelaian Izin Lokasi 100 100 100 100 100 100 100 10. Kependudukan dan Catatan Sipil

10.1 Rasio Penduduk BerKTP Per Satuan Penduduk (%) 97 100 100 100 100 100 100

10.2 Rasio Bayi yang Memiliki Akte Kelahiran (%) 95 100 100 100 100 100 100

10.3 Rasio Pasangan Berakte Nikah (%) 85 100 100 100 100 100 100

10.4 Kepemilikan KTP (%) 99 100 100 100 100 100 100

10.5 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 Penduduk 90 100 100 100 100 100 100

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

11.1 Rasio KDRT 4,5 4,3 4,1 3,8 3,6 3,4 3,4

11.2 Persentase Jumlah Tenaga Kerja di bawah Umur 33,37 33,35 33,2 33,0 33,0 33,0 33,0

11.3 Partisipatif Angkatan Kerja Perempuan 48 51 55 59 63 68 68

11.4 Penyelesaian Pengaduan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan 85 100 100 100 100 100 100

11.5 Persentase Partisipatif Perempuan di Lembaga Pemerintah 62,45 62,47 62,49 62,50 62,52 62,54 62,54

11.6 Partisipasif Perempuan di Lembaga Swasta 238 244 248 252 256 256 256

11.7 Jumlah Forum Anak 1 31 36 36 36 36 36

11.8 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Anak 53 43 31 21 10 0 0

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12.1 Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2,1

361

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

12.2 Persentase Akseptor KB 78,6 79 80 83 86 88 88

12.3 Cakupan Peserta KB Aktif (%) 100 100 100 100 100 100 100

12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 11.236 11.186 11.136 11.086 11.036 10.986 10.986

12.5 Jumlah Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera NA 1 2 3 4 6 6

13. Sosial

13.1 Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial, Pekerja Sosial yang telah Mengikuti Diklat Sertifikasi Bidang Kesejahteraan Sosial (Org)

4 7 10 13 16 20 20

13.2 Penurunan Jumlah PMKS 10.500 8.500 6.500 4.500 2.500 500 500

13.3 Persentase PMKS Skala Kota Yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok Sosial Ekonomi Sejenis Lainnya.

20 35 55 70 90 100 100

13.4 Rasio Penyandang ODK, LU serta PKH yang Menerima Jaminan Sosial

40/120 55/120 75/120 90/120 110/120 120/120 120/120

13.5 Rasio Panti Sosial yang Mendapat Pembinaan Pemerintah (Panti Sosial yang Dibina/Jumlah Panti sosial)

2/26 6/26 10/26 14/26 18/26 22/26 22/26

15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

15.1 Jumlah KUKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran - Skala Nasional - Skala Lokal

20

150

24

180

28 210

32

240

36

270

40

300

40 300

15.2 Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mendapatkan Bantuan dari Pemerintah Daerah

10 15 20 25 30 35 35

15.3 - Jumlah Koperasi Sehat - Jumlah Koperasi Berkualitas

40 15

44 18

48 21

52 24

56 27

60 30

60 30

15.4 Persentase Koperasi Aktif 65 68 71 74 77 80 80

15.5 Jumlah UMKM dan Koperasi yang Mengikuti Diklat Kewirausahaan 300 330 360 390 420 450 450

16. Penanaman Modal

16.1 Jumlah Nilai Investasi PMA/PMDN PMDN = Rp. 384.130.000.00

PMDN = Rp. 400.000. 000.000

PMDN = Rp. 440.000. 000.000

PMDN = Rp. 484.000. 000.000

PMDN = Rp. 532.400.000. 000

PMDN = Rp. 585.650.000.000

PMDN = Rp. 585.650.000.000

362

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

0 PMA = US$ 1.450.000

PMA = US$ 1.500.000

PMA = US$ 1.650.000

PMA = US$ 1.815.000

PMA = US$ 2.000.000

PMA = US$ 2.20 0.000

PMA = US$ 2.20 0.000

16.2 Persentase Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN/PMA PMDN =0,00% PMA = -3,02%

PMDN = 4,13% PMA = 3,45%

PMDN = 10,00% PMA = 10,00%

PMDN = 10,00% PMA = 10,00%

PMDN = 10,19% PMA = 10,00%

PMDN = 44,32% PMA = 43,45%

PMDN = 44,32% PMA = 43,45%

16.3 Jumlah investor PMA/PMDN PMDN = 7 PMA = 26

PMDN = 9 PMA = 28

PMDN = 10 PMA = 30

PMDN = 15 PMA = 35

PMDN = 20 PMA = 40

PMDN = 25 PMA = 45

PMDN = 25 PMA = 45

16.4 Persentase Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) secara Berkala (Per 3 dan 6 Bulan)

Kurang dari 15% Perush yang telah menyampaikan LKPM-nya secara berkala

60% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

75% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

85% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

95% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

100% Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

100 % Perush menyampaikan LKPM-nya secara berkala

17. Kebudayaan

17.1 Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya (Tempat Kesenian) 2 3 4 5 6 7 7

17.2 Jumlah Grup Kesenian yang Dikelola 91 96 101 106 111 116 116

17.3 Jumlah Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan (BCB/Benda Cagar Budaya)

4 7 11 16 22 29 29

17.4 Jumlah Penyelenggara Festival Seni Budaya (Kali) 1 5 9 13 17 21 21

18. Kepemudaan dan Olahraga

18.1 Jumlah Organisasi Pemuda Yang Dibina 30 32 34 36 38 40 40

18.2 Prestasi Pemuda Pelajar Tingkat Regional (Orang) 90 90 90 90 90 100 100

18.3 Jumlah Kegiatan Kepemudaan 12 13 15 17 19 20 20

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

19.1 Kegiatan Pembinaan Politik Daerah 10 30 50 70 90 110 110

363

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

19.2 Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 10 30 50 70 90 110 110

19.3 Rasio Pos Kamling per Jumlah Rukun Tetangga 92/666 340/666 588/666 836/666 1.084/666 1332/666 1332/666

19.4 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,012 0,012

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20.1 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk 5,87 6,39 7,07 7,77 8,51 9,29 9,29

20.2 Persentase Jumlah Kasus/Pengaduan yang Ditangani 88.65 90,65 92,92 95,22 97,57 100 100

20.3 Cakupan Patroli Petugas Satpol PP (Kecamatan) 3 4 4 5 5 5 5

20.4 Persentase Penurunan Angka Pelanggaran PERDA 48.44 54,94 62,16 69,75 77,60 86,50 86,50

20.5 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Keindahan) (%) 100 100 100 100 100 100 100

20.6 Persentase Menurunnya Konflik di Masyarakat 89 91 93,2 95,4 97,7 100 100

20.7 Jumlah Sarana Prasarana Diklat (Gedung) 0 0 0 1 0 0 1

20.8 Opini Pengelolaan Keuangan Daerah Tidak Wajar (Disclaimer)

WDP WTP WTP WTP WTP WTP

20.9 Nilai Evaluasi Kinerja D C+ C+ A A A A

20.10 Produk Hukum Daerah (Legislasi) 4 10 16 24 32 40 40

21. Ketahanan Pangan

21.1 Ketersediaan Pangan Utama dan Bahan Makanan Pokok (Ton/Kab/Tahun)

30.007 32.177 33.785 35.474 37.247 39.109 39.109

21.2 Skor PPH/Pola Pangan Harapan (%) 77 80 82 85 87 90 90

22.3 Persentase Konsumsi Ikan(Kg/Kapita/Tahun) 36,50 38,10 39,50 41,00 43,00 44,50 44,50

21.4 Konsumsi Energi 1.794 1.864 1.934 2.005 2.076 2.150 2.150

21.5 Konsumsi Protein 57,2 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 58

21.6 Pangan Utama (Ton) 30.007 31.827 33.647 35.467 37.287 39.109 39.109

21.7 Ketersediaan Energi (Kkal/Kap/Hr) 2.665 2.732 2.799 2.866 2.933 3.000 3.000

21.8 Ketersediaan Protein (Gr/Kap/Hr) 86 86 87 88 89 90 90

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22.1 Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 129 149 169 189 209 229 229

364

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

22.2 Jumlah Kelompok Binaan PKK 42 67 92 117 142 167 167

22.3 Jumlah LSM Aktif 92 117 142 167 192 217 217

22.4 Jumlah LPM Berprestasi 4 5 6 7 8 9 9

22.5 Jumlah PKK Aktif 36 36 36 36 36 36 36

22.6 Jumlah Posyandu Aktif (pos) 128 128 128 128 128 128 128

23. Statistik

23.1 Tersedianya Buku Kota dalam Angka 1 2 3 4 5 6 6

23.2 Tersedianya Buku PDRB Kota 1 2 3 4 5 6 6

24. Kearsipan

24.1 Pengelolaan Arsip Secara Baku (%) 2,86 2,86 2,86 2,86 5,71 5,71 5,71

24.2 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan 11 15 19 24 28 35 35

25. Komunikasi dan Informatika

25.3 Tersedianya Layanan Komunikasi dan Informasi Publik Aplikasi E-Gov

0 Posting/ Tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 10 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 15 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 18 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 20 subdomain

1080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 25 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain

1.080 posting /tahun 1 Website Resmi Pemerintah Kota dan 28 subdomain

26. Perpustakaan

26.1 Jumlah Perpustakaan 49 50 51 52 53 54 54

26.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun 1.320 1.848 2.376 3.158 3.600 4.752 4.752

26.3 Jumlah Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah 12.499 13.999 15.199 16.749 18.349 19.999 19.999

FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN

1. Pertanian

1.1 Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar

365

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

(Ton/Ha)

- Padi 2,05 2,068 2,07 2,07 2,08 2,08 2,08

- Jagung 2,256 2,259 2,259 2,26 2,26 2,261 2,261

- Kedelai 1,2 1,21 1,22 1,22 1.225 1,226 1,226

- Ubikayu 8 8,047 8,06 8,07 8,086 8,098 8,098

- Ubi Jalar 7,56 7,63 7,76 7,88 8,00 8,108 8,108

- Kacang Tanah 1 1,037 1,046 1,100 1,130 1,200 1,200

- Sayuran 1,980 1,981 1,982 1,983 1,984 1,986 1,986

- Buah-buahan 3,452 3,454 3,455 3,456 3,457 3,458 3,458

1.2 Populasi Ternak (Ekor)

- Sapi 1.036 1.813 1.904 2.000 2.105 2.210 2.210

- Kerbau 3 39 40 42 43 44 44

- Kambing 2.793 3.072 3.226 3.384 3.553 3.730 3.730

- Babi 14.420 15.574 16.820 18.166 19.619 21.189 21.189

- Ayam Buras 197.433 211.264 221.827 232.918 244.562 256.790 256.790

- Ayam Broiler 1.183.304 1.230.636 1.353.700 1.489.070 1.637.977 1.801.775 1.801.775

- Ayam Ras Layer 42.000 50.000 60.000 70.000 80.000 100.000 100.000

- Itik 4.811 5.052 5.305 5.570 5.849 6.141 6.141

1.3 Produksi Peternakan (Kg/Tahun)

- Daging Sapi 674.520 993.150 1.171.950 1.289.100 1.401.450 1.540.050 1.540.050

- Daging Kerbau 2.184 14.550 16.050 17.700 19.500 21.450 21.450

- Daging Kambing 12.647 19.272 21.204 23.328 25.656 28.224 28.224

- Daging Babi 116.760 240.900 265.020 291.540 320.700 352.800 352.800

- Daging Ayam Buras 272.108 465.953 512.548 563.803 620.183 682.201 682.201

- Daging Ayam Broiler 3.504.000 4.336.575 4.880.233 5.368.257 5.905.083 6.495.591 6.495.591

- Daging Itik 28.744 37.359 41.095 45.205 49.726 54.699 54.699

- Telur Ayam Ras 551.880 562.017 574.175 585.659 597.372 609.319 609.319

- Telur Ayam Buras 360.333 365.738 371.224 376.792 382.444 388.181 388.181

- Telur Itik 21.072 23.807 24.164 24.256 24.620 24.989 24.989

366

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1.4 Kontribusi Sektor Tanaman Bahan Pangan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

6.038,35 6.159,02 6.282,19 6.407,84 6.535,99 6.666,72 6.666,72

1.5 Kontribusi Sektor Peternakan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

53.970,88 55.050,30 56.151,30 57.274,33 58.419,82 59.588,21 59.588,21

1.6 Penanganan dan Penanggulangan Penyakit Hewan/Ternak

- Jumlah Hewan yang Divaksin (Ekor) 5.000 5.300 5.600 5.900 6.200 6.500 6.500

- Surveilance Avian Influenza (Sampel Unggas) 450 450 500 500 550 550 550

- Sampel Produk Asal Ternak 65 65 100 150 150 200 200

2. Kehutanan

2.1 Menurunnya Luas Lahan yang Mengalami Kerusakan (Ha) 234.922,70 234.842,70

234.622,70

234.562,70

233.462,70

233.362,70

233.362,70

2.2 Luas Lahan Kritis yang Dihijaukan (Ha) 90.872 90.952 91.132 91.232 91.332 91.432 91.432

2.3 Kontribusi Sektor Kehutanan terhadap PDRB(Juta Rupiah) 732,12 710,60 689,70 669,42 649,42 630,64 630,64

2.4 Kontribusi Sektor PerkebunantTerhadap PDRB (Juta Rupiah) 1.476,97 1.513,00 1.549,92 1.587,74 1.626,48 1.666,17 1.666,17

2.5 Luas Perkebunan Rakyat (Ha) 5.423,80 5.543,80 5.693,80 5843,80 5.993,80 6.143,80 6.143,80

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

3.1 Bertambahnya Jumlah Pemanfaat Sumber Daya Perairan (%) NA 0 5 10 15 20 20

3.2 Luas Wilayah/Areal Peruntukan Permukiman dan Usaha per Wilayah/Areal Peruntukan Lain (APL) (%)

NA 0 5 10 15 20 20

3.3 Cakupan Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (%) NA 0 58,5 64,5 69,5 76 76

3.4 Jumlah Peraturan Daerah 1 1 2 2 4 5 5

3.5 Jumlah Potensi Bahan Galian dan Sumber Energi yang telah Dimanfaatkan

0 0 5 6 6 8 8

3.6 Pertambangan Tanpa Ijin (%) 4,47 10,5 23,5 35,4 45,5 50 50

3.7 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB (%) 3,3 3,8 4,3 4,8 5,3 5,8 5,8

3.8 Jumlah Pemegang Izin Usaha Pertambangan 24 24 24 44 44 48 48

3.9 Rasio Ketersediaan Daya Listrik (%) 64,4 64,4 69,2 74,9 79,5 100 100

367

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

4. Pariwisata

4.1 Jumlah Kunjungan Wisata (Orang) 99.337 120.000 130.000 133.000 135.000 137.000 655.000

4.2 Jumlah Obyek Wisata yang Dikembangkan dan Dilestarikan (ODTW) 6 8 10 12 14 16 16

4.3 Jumlah Sarana/Prasarana Fasilitas Pendukung Pariwisata 18 33 48 63 78 93 93

4.4 Jumlah Promosi (Kali) 3 18 23 28 33 38 38

4.5 Jumlah SDM Pariwisata (Orang) 165 205 245 285 325 365 365

5. Kelautan dan Perikanan

5.1 Produksi Perikanan (Ton/Tahun)

- Perikanan Budidaya 8.411 8.545 9.673,43 11.029,32 12.628,33 16.772,79 16.772,79

- Perikanan Tangkap 1.340 2.230 2.840 2.910 3.021 3.150 3.150

5.2 Persentase Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/Tahun) 36,50 38,10 39,50 41,00 43,00 44,50 44,50

5.3 Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

30.851,91 31.468,95 32.098,33 32.740,29 33.395,10 34.063,00 34.063,00

5.4 Restocking Danau (Jumlah) 2 4 6 8 10 12 12

5.6 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (Rtp) 804 879 904 910 915 920 920

6. Perdagangan

6.1 - Peningkatan Kontribusi PDRB Sektor Perdagangan (%) - Retribusi Sektor Perdagangan terhadap PAD (juta)

10,52 950

10,92 988

11,32 1.026

11,72 1.064

12,12 1.102

12,52 1.140

12,52 1.140

6.2 Persentase Penyelesaian Pengaduan Konsumen 50 54 58 62 66 70 70

7. Perindustrian

7.1 Jumlah Kelompok Usaha IKM Pendukung Pariwisata dan Industri Riil 1 2 3 4 5 6 6

7.2 Jumlah Industri Kecil dan Menengah 228 10 10 10 10 10 278

7.3 Kontribusi Pertumbuhan Sektor Industri terhadap PDRB (%) 4,38 4,55 4,72 4,89 5,06 5,23 5,23

7.4 Jumlah IKM yang Difasilitasi Mengikuti Pameran 95 109 123 137 151 165 165

8. Bencana Alam

8.1 Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap Darurat

80 100 100 100 100 100 100

8.2 Presentase Korban Bencana Skala Kota yang Dievakuasi dengan 100 100 100 100 100 100 100

368

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Menggunakan Sarana Prasarana Tanggap Darurat Lengkap

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) 63.556.113.907,34

72.655.800.300

95.150.000.000

124.700.000.000

150.800.000.000

193.000.000.000

636.305.800.300

1.2 Persentase PAD terhadap APBD 7,48 8,00 9,00 10,00 11,00 11,50 11,50

1.3 Persentase Ketergantungan atas DAU 56,91 56,00 55,00 54,00 53,00 52,00 52,00

2. Pertanian

2.1 Nilai Tukar Petani (%) NA 105 108 110 112 115 115

2.2 Jalan Usaha Tani (Kelompok Tani) 14 25 35 43 48 50 50

2.3 Jumlah Embung (buah) 2 4 8 13 18 23 23

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

1. Perhubungan

1.1 Jumlah Angkutan Darat (%) 40 40 40 40 40 40 40

4. Lingkungan Hidup

4.1 Jumlah Sekolah Peduli Lingkungan 3 5 6 7 8 9 9

4.2 Jumlah Taman Hijau 0 2 4 6 8 10 10

4.3 Jumlah TSAK (Tim Serbu Api Kelurahan) 23 30 37 44 51 60 60

5. Komunikasi dan Informatika

5.1 Ketersediaan Daya Listrik (%) 92,52 93,82 95,22 96,72 98,32 100 100

5.2 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik 99 99,2 99,4 99,6 99,8 100 100

Fokus Iklim Berinvestasi

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Jumlah Demo yang Dikendalikan 8 8 6 4 2 0 0

369

No

Aspek/Fokus/ Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja

Sasaran Awal RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir

RPJMD 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1.2 Angka Kriminalitas 229 229 172 115 58 0 0

1.3 Persentase Perijinan Sesuai SOP Kurang dari 75% 75% sesuai SOP

85% sesuai SOP

90% sesuai SOP

95% sesuai SOP

100% sesuai SOP

100% sesuai SOP

1.4 Jumlah Perda yang Mendukung Investasi 11 0 2 2 2 2 19

1.5 Aplikasi Perizinan dan Penanaman Modal (Banyaknya Sistem Aplikasi) 0 3 3 3 3 3 15

2. Ketenagakerjaan

2.2 Rasio Ketergantungan 0,43 0,36 0,28 0,21 0,16 0,10 0,10

370

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 disusun dengan

mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Palangka Raya Tahun 2008-2028, yang memuat visi, misi

dan arah pembangunan Kota Palangka Raya selama 20 (dua puluh) tahun

ke depan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi

Kalimantan Tengah 2010-2015 dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini pada dasarnya menjabarkan

suatu perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan ke mana

pembangunan Kota Palangka Raya akan diarahkan; apa yang hendak

dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya; dan

langkah-langkah strategis apa yang dilakukan agar tujuan tercapai sesuai

visi, misi, dan program kepala daerah terpilih.

Seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta menjaga

konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) beserta implementasi tahunannya agar rencana pembangunan

daerah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Sesuai

dengan perannya seluruh komponen masyarakat, pemerintah dan swasta

harus bersungguh sungguh memperhatikan dan mengacu pada visi, misi,

tujuan dan sasaran yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun yang

tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Upaya

tersebut diperlukan untuk menjaga agar arah pembangunan dalam rangka

mewujudkan masyarakat Kota Palangka Raya yang sejahtera, damai,

bermartabat dapat tercapai.

371

10.1 PEDOMAN TRANSISI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini selanjutnya menjadi pedoman

bagi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) mulai

tahun 2014 hingga 2018. Setelah periode Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya berakhir tahun

2018 (masa transisi pada tahun 2019), perencanaan dapat berpedoman

pada RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini. Hal ini bertujuan

untuk menjembatani kekosongan perencanaan jangka menengah pada

akhir masa jabatan kepala daerah, menyelesaikan masalah-masalah

pembangunan daerah sampai akhir tahun 2018.

Masa transisi pada tahun 2019, perencanaan masih berpedoman

pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 agar menjaga kesinambungan

pembangunan di Kota Palangka Raya dan mencegah terjadinya

kekosongan perencanaan pembangunan daerah pada tahun 2019

sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD) Tahun 2019 yang selanjutnya menjadi pedoman penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun

2019 serta mengingat waktu yang sangat sempit bagi Kepala Daerah

terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2019 mendatang

untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2019-2023 serta Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2019.

10.2 KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Palangka Raya (RPJMD) Tahun 2013-2018 ini hendaknya dapat

dilaksanakan secara konsisten, jujur, transparan, profesional, partisipatif,

dan penuh tanggung jawab dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai

berikut:

372

1. Pemerintah, masyarakat, swasta mempunyai kewajiban

melaksanakan program-program dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun

2013-2018 ini dengan sebaik-baiknya.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 merupakan penerjemahan visi dan

misi Kepala Daerah terpilih. Dengan demikian setelah dokumen ini

tersusun dan ditetapkan Peraturan Daerah, maka diterjemahkan

dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintahan Kota

Palangka Raya.

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah

Kota Palangka Raya berkewajiban menyusun Rencana Strategis

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Tahun 2013-2018

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program

pembangunan sesuai tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat

(SKPD) masing-masing, yang berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka

Raya Tahun 2013-2018.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 sebagai pedoman untuk

penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang

merupakan program dan kegiatan tahunan. Untuk itu, kegiatan-

kegiatan yang diusulkan didalam Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) harus memiliki hubungan dan keterkaitan yang erat

dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018.

5. Sumber pembiayaan yang ada saat ini masih bersumber pada

pemerintah, nantinya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

diharapkan bekerja dengan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi dan

diterjemahkan dalam kegiatan-kegiatan nyata.

373

6. Konsepsi prioritas program tidak berimplikasi pada besaran

pengalokasian belanja, tetapi lebih pada logika alur berpikir

mengenai skala prioritas pentingnya program dalam mewujudkan

sasaran pembangunan yang diagendakan.

7. Merupakan dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja

lima tahunan dan tahunan. Kepala daerah dapat melihat sejauh

mana capaian dari kebijakan yang sudah dilakukan serta

penerjemahan visi dan misi yang telah ditetapkan.

8. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib melakukan

evaluasi pelaksanaan program yang meliputi evaluasi terhadap

pencapaian sasaran program yang ditetapkan, maupun

kesesuaiannya dengan rencana alokasi anggaran yang ditetapkan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta

kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang mengatur pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) dan peraturan-peraturan lainnya.

9. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palangka

Raya Tahun 2013-2018, perlu dilaksanakan evaluasi tahunan dan

lima tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 menjadi pedoman penyusunan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun pertama dibawah

kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil

pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode

berikutnya.

374

11. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan masyarakat termasuk

dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program-program

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan sebaik-baiknya.

12. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban untuk

menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan menjadi pedoman

dalam menyusun Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

setiap tahun.

13. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban menjamin

konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 dengan

Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Tahun 2013-2018.

14. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah wajib mempublikasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Palangka Raya Tahun 2013-2018 kepada Masyarakat.

Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018 ini disusun dan

ditetapkan dalam Peraturan Daerah untuk dipedomani dalam penyusunan

dan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah.

Ditetapkan di Palangka Raya

pada tanggal 25 Agustus 2014

WALIKOTA PALANGKA RAYA,

H. M. RIBAN SATIA