rom

20
Kelompok 8 Cahaya Intani Putri (1210321004) Sri ratna dewi (1210321009) Putri desna sari (1210321017) Rahmaning hanoom (1210322007) Nurul azura (1210322019) Yoka mutia (1210322028) Syerli lidya (1210323009) Khairani heri putri (1210323012) Indah sari rahayu(1210323018) Luthvi (1210323025)

Upload: syerli-lidya

Post on 18-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ROM

TRANSCRIPT

Slide 1

Kelompok 8Cahaya Intani Putri (1210321004)Sri ratna dewi(1210321009)Putri desna sari(1210321017)Rahmaning hanoom(1210322007)Nurul azura(1210322019)Yoka mutia (1210322028)Syerli lidya (1210323009)Khairani heri putri(1210323012)Indah sari rahayu(1210323018)Luthvi (1210323025)

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormalROM (range of motion)

TUJUAN ROM Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot2. Memelihara mobilitas persendian3. Merangsang sirkulasi darah4. Mencegah ke lainan bentuk

PERINSIP DASAR LATIHAN ROM 1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari 2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. 4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit. 6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan.

MANFAAT ROM 1. Meningkatkan mobilisasi sendi2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan3. Meningkatkan massa otot4. Mengurangi kehilangan tulang5. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan6. Mengkaji tulang sendi, otot7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi8. Memperlancar sirkulasi darah9. Memperbaiki tonus otot

1. ROM PasifLatihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.2. ROM AktifLatihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif

JENIS-JENIS LATIHAN ROM

Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuksudut persendian.Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuksudut persendianPronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak kebawah.Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak keatas.Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tanganyang sama.

Macam-macam gerakan ROM

Dasar-dasar pengukuran sendiCara dari pengukuran/pencatatan pergerakan sendi di dasarkan , Netral Zero metodeSmua gerakan sendi dari suatu sendi di ukur dari posisi permulaan 0 derajat dari gerak sendi, di tambahkan sesuai dengan sendi tersebtu bergerak dari posisi permulaan sendi 0Gerakan dari anggota yang akan di ukur di bandingkan dengan anggota yang normal. Perbedaan yang mungkin ada akan di nyatakan dengan suatu derajat atau persentase.Apabila anggota tubuh berlawanan tidak normal maka gerakan persendian akan dibandingkan dengan gerakan rata-rata yang di peroleh pada usia dan bentuk tubuh yang sama sebagai patokanGerakan-gerakan dapat dilaksanakan secara aktif dan pasifKeraguan-raguan yang sering di dapat antara istilah ekstensi dan hiperekstensi seperti yang terdapat pada sendi siku dan sendi lutut

Pengukuran ROM

Pengurangan dari jarak gerak sendi, dapat dilaksanakan pengukuran secara sederhana, misalnya pada sendi elbow, posisi permulaan 30 derajat, bergerak flexi sampai 90 derajat, maka ROM = 90 30 = 60 derajat.Gerakan dari persendian mungkin di sertai rasa sakit maka harus hati-hati di dalam melaksanakan pengukuran secara pasif dan penderita dalam posisi yang enak.Kekakuan sendi di nyatakan apabila persendian tersebut betul-btul sama sekali gerakannyaMempergunakan alat geneometrik untuk mengukur sendi, sehingga mendapat angka pengukuran yang tepat agar dapat digunakan sebagai pencatatan untuk mengetahui kemajuan serta bahan pertimbangan dalam pengobatan atau pembedahan.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran sendi yaitu:Faktor alatAda faktor yang merupakan penyebab dari pemakaian alat yaitu:Faktor menempatan alatFaktor posisi penderitaKedua faktor ini memunyai pengaruh yang lebih besar pada alat khusus dibandingkan dengan alat goniometer universal. Murdala 1956 mencatat bahwa pengukuran sendi paha dengan X-ray dibandingkan dengan pengukuran dari luar dengan menggunakan goniometri universal mempunyai nilai perbedaan plus-minus 5 derajat lebih kecil.OperatorSuatu hal yang wajar bila sebaiknya operator yang sama, biasanya fisioterapis dapat melakukan pengukuran RGS yang sama dari pasien yang sama pula, secara berulang agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan ketelitiannya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terapi yang berbeda, tempat yang berbeda ditemukan hasil 95% plus-minus 5 derajat nilai kesalahan.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pengukuran

SendiUntuk sendi anggota atas harus diukur dengan teliti dan berulang-ulang. Faktor kesalahannya tidak terlepas dari faktor variabel penempatan alat dari posisi penderita yang biasanya susah dikontrol bagi sendi-sendi tertentu. Variasi dalam usia dan berkurangnya RGS sesuai dengan perkembangan usia merupakan faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sendi tersebut.

Pemindahan penderita dapat secara :1. EmergensiPemindahan emergensia. Tarikan bajuKedua tangan penderita harus diikat untuk mencegah naik kearah kepala waktu baju ditarik. Bila tidak sempat, masukkan kedua tangan dalam celananya sendiri.b. Tarikan selimut Penderita ditaruh dalam selimut, yang kemudian ditarikc. Tarikan lenganDari belakang penderita, kedua lengan paramedik masuk dibawah ketiak penderita, memegangd. Ekstrikasi cepatDilakukan pada penderita dalam kendaraan yang harus dikeluarkan secara cepat.

Transport pasien

2. Non emergensiPemindahan Non-emergensiDalam keadaan ini dapat dilakukan urutan pekerjaan normal, seperti kontrol TKP, survai lingkungan, stabilisasi kendaraan dan sebagainya.a. Pengangkatan dan pemindahan secara langsungOleh 2 atau 3 petugas, harus diingat bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip pengangkatan tetap harus diindahkan.b. Pemindahan dan pengangkatan memakai sepereiSering dilakukan dirumah sakit. Juga tidak boleh dilakukan bila ada dugaan fraktur vertikal.

Kesejajaran tubuh / Postur Tubuh (Body Alignment)Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian-bagian tubuh dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi berdiri, duduk dan berbaring.Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan mendorong lebih mudah. Postur tubuh berdiri yang baik : Kedua kaki diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci Lengan berada di samping . Punggung lurus Otot-otot perut dikencangkan

Body Aligment

Prinsip Body Alignment : 1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.7. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment :1. GravityGravity adalah atraksi timba balik antara tubuh dan bumi.2. Pontural refleks dan Apposing Muscles Group.Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity. 3. Perubahan postur4. Struktur anatomy individu yang berbeda

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik :BerjalanBerenang Body Alignment yang baik dapat:Meningkatkan fungsi tangan yang baikMengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.Mengurangi kelelahanMemperlyas ekspansi paruMeningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinalBody alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.Mekanikan tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim perawat kesehatan. Ketika pasien tidak megangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk pasien berarti berdiri, berjalan dengan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman. Pasien-pasien yang tirah baring terkadang sukar menahan posisi karena pmereka cenderung tueun ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur dinaikkan.Pasien-pasien yang tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu membantu anda merubah posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan bantuan ekstra untuk memperoleh dan mempertahankan kesejajaran tubuh.

Mekanika Tubuh (Body Mechanics)

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh juga bertujuan untuk, menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien dan menggerakkan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien (Owen dan Garg, 1991) Perawat juga menggabungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.

Prinsip Body Mechanic

Terimakasih