rks plkb tebas

36
140 Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Kegiatan : Pembangunan Balai Penyuluhan KB Pekerjaan : Pembangunan Balai Penyuluhan KB di Kec. Jawai Selatan Lokasi : Kecamatan Jawai Selatan Tahun Anggaran : 2013 Sumber Biaya : APBD X. SYARAT-SYARAT TEKNIS (UMUM) Pasal 1 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN 1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999. b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi c. Keppres No. 80 tahun 2003, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan lampiran-lampirannya. d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 339/KPTS/M/2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah; e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene VoorwaardenVoor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941. f. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI). g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1993 (PBI 1973). h. Peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977. i. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi. j. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembangunan dari Perusahaan Air Minum. k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) Tahun 1961. l. Peraturan Cat Indonesia. m. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. n. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1983. o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08. p. Peraturan Muatan Indonesia (NI - 18) tahun 1970 q. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan. r. Standar Nasional Indonesia (SNI) 1.2. Untuk melaksanakan pekerjaan berlaku dan mengikat pula:

Upload: kevin-nelson

Post on 30-Nov-2015

125 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

RENCANA KERJA DAN SYARAT PKLB

TRANSCRIPT

Page 1: Rks Plkb Tebas

140

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Kegiatan : Pembangunan Balai Penyuluhan KB Pekerjaan : Pembangunan Balai Penyuluhan KB di Kec. Jawai Selatan Lokasi : Kecamatan Jawai Selatan Tahun Anggaran : 2013 Sumber Biaya

: APBD

X. SYARAT-SYARAT TEKNIS (UMUM)

Pasal 1 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN

1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya. a. Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999. b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi c. Keppres No. 80 tahun 2003, tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah dengan lampiran-lampirannya. d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :

339/KPTS/M/2003, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;

e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene VoorwaardenVoor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.

f. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).

g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1993 (PBI 1973). h. Peraturan umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977. i. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi. j. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta

Instalasi Pembangunan dari Perusahaan Air Minum. k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) Tahun 1961. l. Peraturan Cat Indonesia. m. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen

Tenaga Kerja. n. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun

1983. o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08. p. Peraturan Muatan Indonesia (NI - 18) tahun 1970 q. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh

Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

r. Standar Nasional Indonesia (SNI)

1.2. Untuk melaksanakan pekerjaan berlaku dan mengikat pula:

Page 2: Rks Plkb Tebas

141

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

a. Bestek tertulis dan Gambar kerja yang telah dibuat dan telah disahkan oleh Pemberi Tugas.

b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. c. Surat Keputusan Pengguna Anggaran tentang penunjukan

Kontraktor. d. Surat Perjanjian Kerja (SPK). e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). f. Surat Penyerahan Lapangan (SPL). g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya. h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang telah

disetujui Direksi. i. Struktur organisasi kontraktor.

Pasal 2 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

2.1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan bestek tertulis atau Rencana Kerja & Syarat-syaratnya (RKS) termasuk tambahannya dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

2.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar kerja dengan bestek tertulis atau (Rencana Kerja dan Syarat-syaratnya (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah sesuai petunjuk Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang besar yang lebih jelas yang berlaku atau sesuai petunjuk Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

2.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas dan harus mengikuti keputusannya.

Pasal 3 : PERSIAPAN DI LAPANGAN

3.1. Kontraktor harus membuat kantor Direksi (Direksi Keet) semi permanen.

Pondasi rangka dan dinding dibuat dari kayu, atap ijuk / seng gelombang dan dicat.

3.2. Kantor Direksi dilengkapi dengan : a. Meja dan kursi Direksi Kegiatan b. Kursi dan meja rapat c. Papan Tulis. d. Perlengkapan lainnya yang dibutuhkan oleh Direksi Kegiatan atau

Pemberi Tugas. 3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja (barak kontraktor) dan

gudang penyimpanan barang-barang yang dapat dikunci, tempat akan ditentukan oleh Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

3.4. Direksi keet dan bangsal kerja diatas setelah pekerjaan selesai, harus dibongkar dan pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi, tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 4 : JADWAL PELAKSANAAN

Page 3: Rks Plkb Tebas

142

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

4.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan curva-S.

4.2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui akan diserahkan kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

4.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja yang telah

disahkan oleh Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, dalam 4 (empat) rangkap kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas dan satu salinan harus ditempel di Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (Prestasi Kerja).

4.4. Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik Rencana Kerja tersebut.

Pasal 5 : SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

5.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Pelaksana, yang cakap untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ini harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Kontraktor ditujukan kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

5.2. Pelaksana harus berpendidikan minimum Sarjana Teknik Sipil atau Sarjana Teknik Arsitektur atau sederajad dengan pengalaman kerja lapangan minimum 3 (tiga) tahun atau Sarjana Muda Teknik Sipil dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

5.3. Selain Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, Kontraktor diwajibkan pula memberikan tembusan surat kepada susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing.

5.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, Pelaksana kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan memberitahu secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 6 : KEAMANAN PROYEK 6.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang

milik proyek, Kontraktor, Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.

6.2. Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengaman dari kayu atau bahan lain terhadap barang atau peralatan yang dilindungi.

6.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat

Page 4: Rks Plkb Tebas

143

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.

6.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai, ditempatkan ditempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

Pasal 7 : JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

7.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.

7.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan serius, kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

7.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja, baik yang berada dibawah kekuasaannya maupun yang berada dibawah Pihak Ketiga, dan untuk tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.

7.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

7.5. Selain untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, kecuali untuk para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dan dengan ijin tertulis dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

7.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 8 : ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun yang besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan dimulai antara lain :

1. Mesin pengukur tanah (bila diperlukan).. 2. Teodolit dan waterpass. 3. Pompa air. 4. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar. 5. Mesin Pemadat/compactor. 6. Alat merger alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat diperlukan. 7. Peralatan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur. 8. Alat pemancang cerucuk kayu. 9. Kendaraan Pick Up

PASAL 9 : TEMPAT TINGGAL KONTRAKTOR DAN PELAKSANA.

9.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor wajib

Page 5: Rks Plkb Tebas

144

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telpon kantor kontraktor.

9.2. Alamat kontraktor diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pelaksanaan pekerjaan.

9.3. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

II. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN DAN BAHAN

PASAL 10 : URAIAN PEKERJAAN.

10.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan ini adalah Pembangunan Balai Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Sambas di Sambas.

10.2. Sarana Kerja

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia : 1. Tenaga kerja trampil dan tenaga kerja ahli yang sudah cukup

memadai dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton), vibrator, pompa air, alat-alat penarik, pengangkat dan pengangkut horizontal dan vertikal, mesin giling/gilas, mesin pemadat, alat-alat gali, alat penyipat datar / Theodolit, waterpass, dan lain-lain) atau peralatan lain yang benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan.

3. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan yang akan dilaksanakan paling lambat 4 (empat) hari sebelu pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.

10.3. Cara Pelaksanaan

Semua jenis pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Bestek tertulis / Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), gambar kerja, Berita Acara Aanwijzig, petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari produsen untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu serta petunjuk dari Pengawas Kegiatan.

10.4. Jenis dan Mutu bahan

Jenis dan mutu bahan yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menpan No.472/Kpb/XII/1680, Nomor 64/MENPAN/1680 tanggal 20 Desember 1980.

PASAL 11 : SITUASI DAN UKURAN.

11.1. Situasi 1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 10 terletak di Sambas Kecamatan

Sambas Kabupaten Sambas.

Page 6: Rks Plkb Tebas

145

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

2. Kondisi tanah bangunan di mana bangunan akan dibangun adalah lahan Tanah Milik Pemda Kabupaten Sambas.

3. Kontraktor wajib meneliti situasi medan, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.

4. Kelalaian dan kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.

11.2. Ukuran

Satuan ukuran-ukuran yang digunakan dinyatakan dalam meter (m)

11.3. Peil Lantai a) Peil lantai + 0.50 m dari peil jalan lingkungan/Kompleks untuk

bangunan. b) Di bawah pengamatan Direksi / Pengawas, Kontraktor di wajibkan

membuat titik duga di atas tanah dengan tiang-tiang dari kayu mutu klas I yang panjangnya minimum 200 cm, berpenampang 8 x 8 cm, semua sisinya diketam rata. Titik duga ini harus dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak boleh dibongkar sebelum pekerjaan selesai/mendapat ijin dari Direksi/Pengawas.

11.4. Memasang Papan Bangunan (Bouwplank) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengamatan Direksi/Pengawas dengan piket/patok yang dipancang kuat-kuat, dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.

Pasal 12 : SHOP DRAWING & AS-BUILD DRAWING

12.1. Shop Drawing 1. Pemborong yang bersangkutan wajib membuat shop drawing

untuk persetujuan perencanaan yang dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan, pengakeran konstruksi dan pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuran-ukuran. Pemborong harus memeriksa atas kualitas bahan yang dipakai apakah dimensi yang ditunjukkan dalam gambar rencana memenuhi ketentuan struktural dan ketahanan.

2. Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.

Page 7: Rks Plkb Tebas

146

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

3. Pemborong harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, untuk mendapatkan kepastian.

4. Pemborong harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan.

12.2. As-Built Drawing

1. Pemborong yang bersangkutan wajib membuat as-built drawing untuk pelengkap dokumen pekerjaan setelah serah terima pekerjaan kepada pemberi tugas. As-built drawing dibuat berdasarkan kondisi terbangun aktual lapangan dengan mencantumkan catatan atas revisi terhadap gambar rencana awal jika ada perubahan.

2. As-built drawing diserahkan dalam jilid buku ukuran A3 seperti gambar perencanaan dengan mencantumkan persetujuan dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

PASAL 13 : PEKERJAAN PERSIAPAN.

13.1. Ijin Bangunan 1. Ijin bangunan dan Perijinan lain secara administratif akan diurus

oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya dibebankan kepada kontraktor selama tersedia di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), pengurusan ijin bangunan ini harus diusahakan sejak pelaksanaan kegiatan dimulai.

2. Tanpa ijin dari penguasa daerah setempat, kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun didalam lingkungan kegiatan

13.2. Papan Nama Proyek Atas biaya kontraktor sendiri, kontraktor harus membuat/memasang papan nama proyek dengan ketentuan yang telah disyaratkan oleh Pemberi Tugas, baik mengenai ukuran papan maupun besar hurufnya.

13.3. Pembersihan Halaman

Kontraktor harus membersihkan halaman dari segala sesuatu yang akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujuan Direksi/Pengawas.

13.4. Pembongkaran

1. Apabila didalam lokasi pembangunan masih terdapat sisa-sisa akar pohon baik yang berada diatas ataupun di didalam tanah harus dibongkar dan disingkirkan.

2. Barang-barang bongkaran yang akan dipakai atau dipasang kembali, agar disimpan ditampat yang aman atau sesuai dengan petunjuk dari Direksi/Pengawas dan diadakan perawatan serta perbaikan bila diperlukan sebelum dipasang kembali.

Page 8: Rks Plkb Tebas

147

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

3. Semua benda-benda berharga yang termasuk benda peninggalan bersejarah yang ditemukan dalam pembongkaran harus diamankan dan menjadi milik Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku kecuali ditentukan lain dalam RKS ini.

4. Kontraktor harus menyingkirkan dan membuang semua benda-benda yang dibongkar, sesuai dengan peraturan setempat.

PASAL 14 : PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN.

14.1. Lingkup Pekerjaan 1. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-

bahan untuk pekerjaan galian sesuai gambar kerja dan persyaratan.

2. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yaitu pekerjaan plat pondasi, balok sloof, pekerjaan cerucuk pondasi dan pekerjaan-pekerjaan lainya yang berkaitan erat dengan pekerjaan tanah dan galian.

14.2. Persyaratan

Pekerjaan galian : 1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai seperti dinyatakan

dalam gambar-gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian lubang pondasi, saluran pembuangan septictank dan lain sebagainya.

2. Dasar dari semua galian masih terdapat akar-akar pohon, lain-lain sisa jasad atau bagian-bagian yang gembur maka ini harus digali keluar, sedang lobang-lobang tadi diisi kembali dengan pasir urug yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.

3. Dalamnya semua galian harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas. Pemborong wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai kepada Direksi Lapangan sebelum dimulainya dengan pekerjaan pondasi. Penyimpangan dari ketetapan ini akan menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong.

4. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air di dalam galian-galian, baik pada waktu menggali maupun pada waktu mengerjakan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari terkumpulnya air tersebut.

5. Pemborong harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberi suatu dinding pengaman atau penunjang-penunjang sementara.

6. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat instruksi Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Page 9: Rks Plkb Tebas

148

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

7. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari segala kotoran. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan.

Pasal 15 : PEKERJAAN PONDASI

15.1. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua

tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan konstruksi pondasi.

2. Pelaksanaan pemancangan cerucuk memerlukan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan pelaksanaan yang baik, karenanya Pemborong harus mempu menyediakan peralatan yang baik, lengkap dan pekerja atau pengawas peralatan yang terampil dan berpengalaman.

15.2. Sifat Pekerjaan Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah memungkinkan bagi terlaksananya pekerjaan tersebut dengan baik.

15.3. Persyaratan dan Bahan

Syarat-syarat pelaksanaan : 1. Semua pekerjaan pondasi harus dilaksanakan sesuai dengan

gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan. 2. Cerucuk kayu sebagai dasar pondasi harus dari mutu baik dengan

dimensi & jarak pancang sesuai gambar perencanaan. 3. Bila suatu alat pelayanan yang masih berfungsi ditemui di

lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun yang diperlukan untuk perlindungan.

4. Luas daerah pengurugan adalah sesuai gambar rencana. 5. Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada

bagian atas urugan, di bawah plat-plat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi harus terdiri dari urugan pasir setebal 10 cm padat.

6. Di bawah lapisan pasir atau di samping pondasi, urugan yang dipakai adalah jenis tanah ”silty clay” yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecahkan.

7. Pemborong wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan yang terbaik.

Pasal 16 : PEKERJAAN BETON

16.1. Lingkup Pekerjaan

Page 10: Rks Plkb Tebas

149

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi :

1. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, dan beton parcetakbekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan tidak terbatas pada struktur dan sub struktur saja, tetapi juga termasuk pekerjaan beton untuk pondasi/alas/dudukan alat-alat listrik, mekanikal elektrikal, plumbing, septictank, trotoir dan site struktur lainnya.

2. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan pembetonan.

16.2. Persyaratan

Persyaratan dalam pekerjaan pasal ini meliputi :

1. Standar Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam : a) NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB. b) NI 3/1071 PBI, kecuali ditentukan lain. Persyaratan diatas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar rencana dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton akan ditolak kecuali dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuata, mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas secara keseluruhan.

2. Mutu beton Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225, danharus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971. Dibuktikan dengan pengujian kekuatan laboratorium mengguanakan kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 Cm3 untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.

16.3. Campuran/Adukan Beton

1. Macam adukan Macam adukan dengan campuran agregat kasar, atau halus dengan banyaknya tiap 50 Kg portland semen dan ukuran nominal agregat halus dan kasar menurut tabel. Tabel berikut dibawah ini sebagai pedoman :

Jenis Beton

Campuran Agregat Halus

Agregat Kasar

Ukuran dan

Nominal

B1 1 : 1,5 : 2,5 0,060 m3 0,100 m3 10 mm

B2 1 : 2 : 3 0,080 m3 0,120 m3 20 mm

B3 1 : 2,5 : 5 0,100 m3 0,200 m3 38 mm

B4 1 : 3 : 5 0,120 m3 0,240 m3 38 mm

Page 11: Rks Plkb Tebas

150

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

2. Pemakaian jenis adukan beton a) Jenis beton B1 digunakan untuk tutup septictank, slab beton

dan beton lantai toilet dengan mutu beton K-225 kedap air. b) Jenis beton B2 digunakan untuk semua beton

bertulang,dengan mutu K-225. c) Jenis beton B3 digunakan untuk jalan setapak, rabat beton

campuran dengan mutu tidak ditentukan. d) Jenis beton B4 digunakan untuk lantai kerja, tebal 5 cm

dengan campuran 1 : 3 : 5. 3. Campuran tambahan untuk beton (Concrete Admixture)

Bilamana dianggap perlu tambahan untuk beton dapat digunakan Concrete Admixture dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Staf Direksi/Pengawas.

4. Pengadukan a) Pengadukan semua jenis pekerjaan beton harus dilakukan

dengan mesin pengaduk (mollen) berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata dari warna hingga kekentalannya sama.

b) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan cara memeriksa slump pada setiap campuran baru, pengujian slump minumum 5 Cm dan maksimum 10 Cm.

5. Takaran perbandingan campuran Semua perbandingan bahan-bahan harus ditakar menurut berat atau volumenya sesuai dengan gambar rencana, rencana anggaran biaya dan syarat-syarat yang telah ditentukan.

6. Pengecoran beton a) Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan persiapan dengan

membersihkan dan menyiram cetakan/bekisting sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran hanya dapat dilakukan atas persetujuan dari Staf Direksi/Pengawas dan harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk mejamin beton cukup padat dan harus dihindarkan cacat pada beton yang dapat memperlemah konstruksi.

b) Apabila pengecoran akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Staf Direksi/Pengawas.

c) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat, persiapan perlindungan dari cuaca seperti hujan harus diperhatikan, dan harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.

16.4. Syarat-syarat pelaksanaan dan bahan-bahan

1. Semen Semen yang digunakan harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan dalam segala hal memenuhi syarat seperti tercantum dalam PBBI untuk beton klas I – Z 475. Kontraktor harus memperhatikan semen agar terlindung dari hujan, dalam kondisi baik dan belu pernah terbuka serta disimpan

Page 12: Rks Plkb Tebas

151

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

di tempat yang cukup ventilasinya dan terlindung dari air dan disimpan pada tempat ydng ditinggikan minimal 30 Cm dari lantai. Semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 m tinggi tumpukannya.

2. Agregat Agregat harus bersifat kekal, keras dan bersih serta tidak mengandung bahan-bahan yang dapat merusak dan mempengaruhi kekuatan dan kekalnya konstruksi betonpada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap berat dari tulangan besi beton. Catatan : pasir/kerikil yang mengandung garam atau asam tidak boleh dipergunakan.

3. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari zat/bahan yang dapat merusak dan mempengaruhi kualitas beton dan daya lekat semen.

4. Bahan tambahan Bahan tambahan yang akan digunakan harus disetujui oleh Staf Direksi/Pengawas.

5. Baja tulangan a) Jenis penulangan

Jenis besi tulangan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi, ukuran dan syarat yang tercantum dalam rencana anggaran biaya dan gambar rencana.

b) Penyimpanan Tulangan besi haru sdisimpan ditempat yag kering dan tidak menyentuh tanah, serta tidak boleh disimpan dalam waktu yang panjang karena dapat menyebabkan korosi pada tulangan yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kualitas mutu beton.

c) Pemasangan Sebelum beton dicor, tulangan besi harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas, kulit giling, dan bahan-bahan lain yangd apat merusak kualitas dan mutu beton nantinya. Semua tulangan harus dipasang sesuai dan dalam posisi yang tepat sesuai dengan gambar rencana dan diikat dengan kawat dendrad agar kuat dan menjamin besi tidak berubah tempat selama proses pengecoran. Perakitan tulangan besi untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait dan pembuatan sengkang harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI-1971.

d) Selimut beton Ukuran selimut beton harus sesuai dengan gambar kerja.

6. Cetakan (Bekisting) a. Bahan

Bahan bekisting yang digunakan adalah kayu klas III yang cukup kering dan sesuai dengan ukuran finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian, dan dimensi dari beton seperti terlihat dalam gambar rencana.

Page 13: Rks Plkb Tebas

152

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Bekisting harus mampu menahan dan tidak mengalami perubahan bentuk dalam proses pengecoran dan pekerjaan beton.

b. Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga kokoh dan dapat menahan getaran yang dapat merusak bentuk akibat tekanan adukan beton, dan cetakan harus dibuat sedemikian ruma sehingga memudahkan proses pemadatan beton saat pengecoran tanpa mengurangi bentuk, ukuran dan dimensi beton sesuai gambar rencana.

c. Alat untuk membersihkan Pada cetakan harus diadakan alat-alat untuk menyingkirkan kotoran, serbuk gergaji, dan bahan-bahan lain yangd apat mengganggu kualitas beton nantinya.

d. Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat dan sesuai dengan gambar rencana.

e. Steiger/perancah Perancah cetakan minimal terbuat dari kayu dolken dan tidak diperkenankan menggunakan bambu.

f. Pelapis cetakan Untuk mempermudah menyingkirkan penutup, pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui oleh Staf Direksi/Pengawas daoat digunakan minyak pelumas.

g. Cacat beton Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor harus diplester dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna texture dan rupanya dengan permukaan yang berdekatan.

h. Pengankeran Pada semua sambungan-sambungan vertikal dari kolom beton kedinding, Kontraktor harus memberi batang tulangan dari baja lunak dengan diameter 8 mm, panjang 50 Cm dan dibengkokkan. Ujung yang satu dimasukan ke beton sepanjang 15 Cm dan ujung yangsatunya sepanjang 35 Cm dibiarkan menjorok untuk dimasukan sambungan dinding tembok. Anker-anker ini ditempatkan dengan jarak 50 Cm, 150 Cm, 250 Cm dan seterusnya diukur dari atas sloof pondasi beton bertulang.

i. Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pengecoran, Kontraktor harus terlebih dahulu memberitahu Staf Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Staf Direksi /Pengawas, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar pekerjaan tersebut dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Page 14: Rks Plkb Tebas

153

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

j. Pengangkutan adukan

Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan.

k. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibersihkan dari cetakan dan sekitar tempat pengecoran. Permukaan cetakan dan pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

l. Pengecoran Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya 30 menit. Pengecoransuatu unit atau bagian dari pekerjaan haris dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Staf Direksi/Pengawas.

m. Pemadatan beton Adukan beton dipadatkan dengan baik memakai alat penggetar. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Tidak boleh menggetarkan suatau bagian adukan beton lebih dari 24 detik.

n. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut mengeras dengan baik semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan itu dibongkar, dan setelah pengecoran beton tersebut harus terus menerus dibasahi selama 7 hari berturut-turut.

o. Pembongkaran cetakan Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan khusus yang cukup memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban yang lebih tinggi dari beban rencana maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluhnya terletak pada Kontraktor. Kontraktor harus meminta ijin dari Staf Direksi/Pengawas saat akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama, dengan meminta persetujuan tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab.

p. Perubahan konstruksi beton Meskipun hasil pengujian kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti :

Page 15: Rks Plkb Tebas

154

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

a) Konstruksi beton yang sangat keropos b) Konstruksi beton yang tidak sesuai bentuk, dimensi, dan

posisi seperti ditunjukan dan direncanakan dalam gambar rencana.

c) Konstruksi beton tidak tegak lurus atau rata. d) Konstruksi beton berisikan kayu atau material lainnya yang

merusak kualitas beton. Pasal 17 : PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS LANTAI

17.1. Referensi Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan menurut petunjuk-petunjuk dari

pabrik pembuat dan perintah-perintah dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

17.2. Lingkup Pekerjaan Meliputi pengadaan dan pemasangan lantai pada bagian-bagian yang

ditunjukkan dalam gambar atau persyaratan teknis yang akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pekerjaan Plesteran

a) Kecuali disebutkan lain (luar maupun dalam) maka bahan finishing penyelesaian akhir penutup tambah adalah plesteran.

b) Semen yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan beton.

c) Adukan yang dipakai, 1 pc : 3 pasir untuk plesteran beton, dinding transraam dan sudut dinding. 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa.

d) Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, permukaan dinding yang akan diplester harus dibersihkan dan dibasahkan. Plesteran diselesaikan dikerjakan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop saja.

Sudut-sudut harus siku dan semua sambungan-sambungan harus mulus.

2. Pekerjaan Keramik a) Keramik yang dipakai adalah keramik mutu kualitas 1. b) Untuk lantai ukuran yang dipakai disesuaikan dengan gambar. c) Untuk lantai km/wc ukuran yang dipakai disesuaikan dengan

gambar. d) Pemborong harus memasukkan contoh-contoh untuk

persetujuan mutu dan warna serta harus mengajukan contoh pemasangan kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas untuk persetujuan.

3. Pekerjaan Skirting (Plin) a) Yang dimaksud pekerjaan Skirting adalah pekerjaan

penyelesaian antara dinding dan lantai. b) Bahan skirting atau plin dipasang sesuai dengan gambar

rencana, dengan warna sesuai dengan keramik lantai. c) Skirting atau plin keramik dan Homogenous Tile dipasang

sesuai dengan gambar rencana, cara pemasangan dan

Page 16: Rks Plkb Tebas

155

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

pengerjaannya lihat cara pemasangan keramik dan Homogenous Tile.

17.3. Material Bahan : seuai dengan gambar rencana. Ukuran : sesuai dengan gambar rencana.

Warna : Standard/sesuai desain permintaan.

Lantai dipasang dengan perekat keramik atau adukan 1 Pc : 3 Pasir dan harus terpasang cukup kuat, naat dibuat rapat dan lurus maksimal 1 mm.

17.4. Pemasangan

Pemotongan lantai harus menggunakan alat yang telah dianjurkan oleh pabrik harus mendapatkan persetujuan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas. Bahan lantai yang telah terpasang dihindarkan dari injakan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

Pasal 18 : PEKERJAAN PASANGAN

18.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-

bahan untuk pemasangan semua dinding pasangan batako atau lainnya, sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan.

2. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan pasangan batako.

18.2. Persyaratan dan Bahan

Persyaratan dan bahan dalam pekerjaan pasal ini meliputi : 1. Hanya dapat dipergunakan batako dari mutu terbaik yang dibuat

dari campuran semen Portland dan Agregat halus yang sesuai serta diperuntukan bagi pembuatan konstruksi-konstruksi dinding bangunan baik yang memikul maupaun tidak memikul beban, dengan bentuk yang presisi dan siku.

2. Ukuran Batako (tebal x tinggi x panjang) yang dipergunakan sesuai dengan gambar rencana dan Rencana Anggaran Biaya.

3. Daya tekan rata-rata tidak boleh kurang dari 40 kg/cm² jika dari 10 contoh percobaan bahan-bahan tersebut terdapat satu saja yag berdaya tekan kurang dari 40 kg/cm², maka bahan tersebut keseluruhannya akan ditolak.

4. Seluruh Batako yang akan dipasang harus utuh dan bukan material pecah. Demikian juga pengiriman Batako, dimana jumlah yang patah lebih dari 10% supaya dikembalikan karena mutu rata-rata sudah diragukan.

5. Pada saat diserahkan, batako tidak boleh mengandung air lebih dari 40% berat penyerapan air maksimum batako.

18.3. Cara Pelaksanaan

Page 17: Rks Plkb Tebas

156

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Tata cara pelaksanaan pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Pasangan diding batako :

a) Seluruh dinding dalam bangunan, pasangan batako sesuai seperti yang dinyatakan dalam gambar.

b) Kecuali bagian-bagian yang ditetapkan dalam gambar dan persyaratan teknis yang mempergunakan pasangan Batako dengan adukan kuat.

c) Pasangan Batako harus dikerjakan secara sempurna sehingga menghasilkan pasangan dinding yang rata, tegak lurus, tidak bergelombang, kokoh dan tidak menunjukkan adanya retak-retak.

d) Batako harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh, dan semua siar vertikal dan siar-siar antara tembok dan struktrur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh. Tebal siar harus maksimum 1 cm. Tali pelurus harus dipakai pada pemasangan Batako.

e) Tembok harus terpasang vertikal dan terletak dalam bidang yang sejajar dengan bidang struktur beton bertulang yang mengelilinginya.

f) Batako yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik press mesin serta sesuai dengan contoh yag disetujui sebelumnya.

g) Sebagai penguat pasangan Batako dipasang kolom dan balok praktis beton bertulang. Pelaksanaan beton dan baja tulangan untuk beton praktis mengikuti ketetapan PBI 1971 dan secara khusus ”Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang Biasa Untuk Gedung” tahun 1983.

h) Pada saat pekerjaan pasangan Batako dalam pelaksanaan semua siar harus dikorek sedalam 1 cm agar pekerjaan plesteran, adukan dapat melekat dengan baik kuat.

i) Untuk pasangan Batako dapat dipergunakan adukan sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

j) Pasir yang dipergunakan harus pasir pasang dan memenuhi ketentuan yang ada.

k) Pemborong harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepda Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.

l) Pertemuan antara kolom dengan Batako, kolom lurus dipasang stek-stek besi beton dengan ukuran dan jarak sesuai kebutuhan.

m) Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.

n) Pemborong harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing, harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, untuk

Page 18: Rks Plkb Tebas

157

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

mendapatkan kepastian. Pemborong harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan.

2. Pasangan Batako dengan adukan kuat/Trasraam a) Pasangan Batako dengan adukan kuat dilaksanakan untuk

dinding bagian luar gedung dan area yang berpotensi basah. b) Pada semua pasangan Batako mulai dari sloof (tie beam)

beton hingga 20 cm di atas permukaan lantai. c) Pada pasangan bagian pekerjaan lainnya yang ditetapkan

dalam gambar maupun atas petunjuk Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas seperti bak-bak kontrol dan lain sebagainya.

d) Pada semua dinding-dinding dimana terdapat bak cucian dan dinding yang terkena air secara langsung, yaitu dinding atap di gedung dan parapet.

e) Untuk pemasangan ini digunakan adukan sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

Pasal 19 : PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

19.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan dan pekerjaan semua tenaga kerja, peralatan,

bahan-bahan adukan dan plesteran dengan berbagai komposisi campuran, sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

2. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan lain yang berhubungan erat dengan pekerjaan plesteran.

19.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi : 1. Semen Portland (PC). Bahan semen yang digunakan dalam pekerjaan adukan dan

plesteran sama dengan bahan semen yang digunakan dalam pekerjaan beton atau sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

2. Pasir. Bahan pasir yang digunakan harus berbutir, tajam, dan keras.

Kadar lumpur yang terkandung didalam bahan pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi persyaratan NI 3 PUBB 1970.

3. Air. Air yang dipergunakan untuk pekerjaan adukan dan plesteran

sama dengan persyaratan yang digunakan untuk pekerjaan beton.

19.3. Persyaratan Adapun persyaratan pekerjaan adukan dan plesteran dalam pasal ini meliputi : 1. Untuk semua jenis pekerjaan pelesteran, adukan pelesteran tidak

diperkenankan memakai kapur.

Page 19: Rks Plkb Tebas

158

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

2. Pelaksanaan pekerjaan pelesteran harus mendapatkan hasil yang baik dan sempurna dalam arti bidang permukaan harus betul-betul rata tidak bengkok atau bergelombang, tegak lurus dan padat.

3. Jika hasil pelesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok atau bergelombang, tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok atau bergelombang, tidak padat serta keropos, adanya retak, maka bagian tersebut sebagian atau keseluruhan harus diulangi kembali.

4. Untuk dapat mencapai tebal yang rata dari suatu pelesteran, harus diadakan pemeriksaan secara silang. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan menggunakan garisan panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal (silang).

5. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin pengaduk sehingga campuran benar tercampur, baru kemudian diaduk dengan air hingga merata dalam warna dan konsestensi. Adukan yang telah mengeras tidak diperbolehkan digunakan untuk pekerjaan.

6. Proporsi adukan plesteran harus mengikuti proporsi campuran seperti tercantum dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

7. Tertundanya waktu penyelesaian pekerjaan akibat adanya kesalahan pelaksanaan seperti yang disebutkan di atas adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

19.4. Cara Pelaksanaan 1. Permukaan Batako yang akan diplester, siar-siar sebelumnya

(pada saat pemasangan batako) harus dikorek sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada pelesteran, kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air sampai jenuh, kemudian barulah pelesteran dapat dilaksanakan. Termasuk dalam pelesteran adalah pekerjaan acian halus.

2. Tebalnya pelesteran Batako tidak boleh kurang dari 15 mm atau lebih dari 25 mm.

3. Pelesteran dengan adukan kuat / trasraam dilaksanakan pada dinding-dinding atau pada bagian pekerjaan pasangan Batako pada ruang toilet, dinding luar dan dinding-dinding selasar.

4. Pelesteran dengan adukan biasa (1PC : 4 psr) dilaksanakan pada dinding Batako atau bagian-bagian pekerjaan pasangan dinding lainnya dengan adukan yang sama.

5. Bidang pasangan Batako yang tidak diplester halus adalah seluruh bidang yang akan difinish dengan bahan penutup/salut dinding.

6. Seluruh pasangan Batako harus diplester tanpa kecuali seperti pasang Batako yang berada dalam plafond dan pasangan Batako pada dinding dalam shaft.

Page 20: Rks Plkb Tebas

159

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

7. Pada pertemuan antara pasangan Batako dengan pekerjaan beton baik pada kolom maupun balok dibuat naad/alur 1 cm dan difinishing halus.

8. Semua permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dan dibersihkan dari segala macam kotoran, kemudian pada tahap pertama dibuat basah, selanjutnya dikamprot dengan adukan 1 pc : 2 psr yang tajam. Kamprotan ini dibiarkan sampai mengering dahulu. Pada saat pelaksanaan pekerjaan plesteran beton, permukaan bidang beton yang telah dikamprot dibasahi disiram terlebih dahulu dengan air secara cukup untuk selanjutnya pekerjaan plesteran dilaksanakan.

9. Adukan plesteran beton yang dipergunakan adalah campuran dari 1 pc : 2 pasir beton. Plesteran beton tidak boleh melebihi ketebalan 2,5 cm dan penyimpangan dari ini akan menjadi resiko Pemborong bila perlu diadakan perbaikan/penyelesaiannya.

Pasal 20 : PEKERJAAN PINTU, JENDELA

20.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi penyediaan dan pemasangan, pengerjaan, tenaga kerja

perlatan dan bahan-bahan sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan pintu, jendela sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar rencana.

2. Mengadakan koordinasi dan hubungan kerja dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan pintu, jendela.

20.2. Persyaratan dan Bahan

Persyaratan dan bahan dalam pekerjaan pintu, jendela mengikuti persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan rencana anggaran biaya. Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar kerja dan rencana anggaran biaya, semua persyaratan umum yang dipakai sama dengan persyaratan pada pekerjaan kayu dan pekerjaan lain yang sudah dijelaskan secara khusus.

20.3. Cara Pelaksanaan

Cara pelaksanaan pekerjaan pintu dan jendela adalah : 1. Periksalah semua ukuran-ukuran yang kritis dilapangan sebelum

memulai pekerjaan ini. Perbedaan-perbedaan dan hal-hal yang tidak memuaskan, akan mempengaruhi pekerjaan ini supaya dapat dilaporkan dan diajukan cara pemecahannya kepada staf direksi/pengawas untuk disetujui.

2. Pintu-pintu harus mempunyai kerenggangan pada tepi samping, atas dan bawah sebesar 1,58 mm.

3. Semua pekerjaan pintu, jendela dan ventilasi harus menggunakan mesin dengan hasil baik sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk dari staf direksi/pengawas.

Pasal 21 : PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

Page 21: Rks Plkb Tebas

160

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

21.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan, pemasangan seluruh alat-alat penyambung,

pengunci dan penutup pegas dengan kelengkapannya yang berkualitas baik, sesuai sistem, daftar perincian, gambar rencana dan persyaratan lainnya.

2. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan alat pengunci dan penggantung.

21.2. Persyaratan dan Bahan

Persyaratan dan bahan dalam pasal ini adalah : 1. Pengadan semua atau sebagian perlatan harus produksi dalam

negeri. 2. Semua penutup pegas, mortice cylinder dead lock, lock set,

handle dan back plate harus merupakan hasil dari suatau kelompok produk perusahaan yang terkenal baik.

3. Semua cylinder dari kunci-kunci harus dilengkapi dengan 2 (dua) buah anak kunci pengganti.

4. Semua bahan-bahan pekerjaan pengunci penggantung harus sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya, apabila ada perubahan dalam bahan pekerjaan pengunci penggantung harus dengan persetujuan staf direksi/pengawas dan Kontraktor wajib mengajukan contoh-contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari staf direksi/pengawas.

5. Untuk alat-alat gantung dan kunci-kunci khusus, Kontraktor wajib mengajukan contoh-contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan staf direksi/pengawas.

21.3. Cara Pelaksanaan

Pelaksanaan pemasangan alat penggantung dan pengunci adalah sebagai berikut : 1. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan perlatan yang

sesuai serta baik, rapi, dan memenuhi syarat-syarat teknis dari pabrik, sehingga pintu dan jendela dapat dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.

2. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci dan penutup-penutup pegas terlindungi dari goresan, kerusakan dan cacat-cacat lain.

3. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan daun pintu dan jendela maupun tingkap cahaya, seperti yang dinyatakan dalam gambar yang bersangkutan.

4. Kunci-kunci harus lengkap terpasang atas bagian-bagiannya. Semua anak kunci dari pintu harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari plat dengan cincin dan ditandai dengan nomor sesuai penempatannya di lapangan.

Pemborong wajib menyampaikan 3 copy daftar index penempatan kunci kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Page 22: Rks Plkb Tebas

161

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Untuk anak kunci harus disediakan sebuah lemari dengan kaian-kaitan untuk menggantung anak-anak kunci dilengkapi dengan nomor pengenal.

5. Pemasangan/penyetelan kunci-kunci pintu harus benar dan cermat dalam arti pembuatan rumah kunci, lubang pada rangka daun pintu harus tepat ukurannya, tidak terpasang miring, tidak goyah serta lancar bila dikunci dan dibuka.

6. Untuk mendapatkan keseragaman bentuk, warna, penggunaan dan sebagainya maka Kontraktor wajib untuk menyampaikan contoh kepada Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.

7. Untuk ukuran, dimensi, dan jumlah kunci dan penggantung harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

8. Sebelum penyerahan pekerjaan, semua pekerjaan kunci dan alat gantungan (hardware) harus diminyaki sehingga dapat bekerja dengan baik.

Pasal 22 : PEKERJAAN KACA

22.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan dan pemasangan bahan, alat-alat pemotong,

pembersih, penggosok tepi dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca.

2. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bagianpekerjaan lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan kaca.

22.2. Persyaratan dan Bahan-bahan

Persyaratan dan bahan-bahan dalam pasal ini meliputi : 1. Kaca yang dipergunakan dalam setiap pekerjaan kaca harus

Kontraktor serahkan terlebih dahulu contohnya kepada Staf Direksi/Pengawas untuk mendapat persetujuan.

2. Semua kaca yang digunakan dalam pekerjaan kaca diutamakan produksi dalam negeri, kualitas baik, dengan ketentuan tebal dan ukuran sesuai persyaratan dan ketentuan dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

3. Kaca buram/susu (obscure glass), dan kaca es digunakan pada ruang toilet/WC atau sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana dan rencana angggaran biaya.

4. Dempul dan karet yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen kayu belian, daun jendela, dan pintu harus tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, berkualitas baik, produksi pabrik yang terlebih dahulu disetujui oleh Staf Direksi/Pengawas. Dempul untuk memasang kaca pada waktu diterima dan akan digunakan tidak boleh dalam keadaan kering dan sudah keras.

5. Bahan pembersih kaca harus diajukan dan mendapat persetujuan Staf direksi/Pengawas.

Page 23: Rks Plkb Tebas

162

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

22.3. Cara Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan kaca dan pemasangannya adalah sebagai berikut : 1. Pasangan kaca pada kusen-kusen kayu harus sempurna dalam

arti terpasang teguh, tidak bergetar (didempul), dan tidak pecah pada waktu kaca mengembang.

2. Kaca yang cacat seperti retak, pecah, tergores, tidak rata/bergelombang harus segera diganti atas perintah Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas hingga sempurna. Seluruh akibat tersebut termasuk pemakaian kaca yang tidak rata/bergelombang adalah menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

3. Tidak diizinkan memberi tanda pada kaca dengan bahan yang dapat merusak permukaan kaca seperti kapur, pakai bahan cat, dan lain sebagainya.

4. Kaca-kaca pada saat penyerahan sudah harus bersih dari segala kotoran yang melekat secara cermat dan tidak meninggalkan goresan-goresan pada permukaannya.

5. Kaca yang dipergunakan adalah kaca seperti yang tercantum dalam gambar.

Pasal 23 : PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

23.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengerjaan bahan, tenaga

kerja dan peralatan yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan langit-langit/plafond.

2. Mengadakan hubungan dan koordinasi kerja dengan bagianpekerjaan lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan langit-langit/plafond.

23.2. Persyaratan dan Bahan Persyaratan dan bahan dalam pasal ini meliputi : 1. GRC Board yang digunakan harus dari kualitas terbaik dengan

ketebalan 4 mm. 2. Konstruksi rangka langit-langit GRC Board terbuat dari kayu klas

II yang cukup kering, dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana dan fungsinya.

3. Bidang kayu yang menempel dengan plafond harus diserut, terpasang waterpass dan pada tempat-tempat dimana bentangan rusuk utama melebihi 2 m harus digantung memakai besi penggantung.

4. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera diperbaiki atas perintah Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas dan seluruh akibat dari hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.

Page 24: Rks Plkb Tebas

163

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

5. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar-gambar bersangkutan.

6. Pemborong berkewajiban untuk membuat gambar kerja detail (shop drawing) rangka penggantung untuk disetujui Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

23.3. Cara Pelaksanaan Cara pelaksanaan pekerjaan langit-langit/plafond adalah :

1. Plafond GRC Board sebelum dipasang harus terlebih dahulu dibuatkan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

2. Sebelum plafond dipasang Pemborong wajib memeriksa kerataan dari rangka-rangka penggantung plafon.

3. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan gambar kerja. 4. Pemasangan rangka harus sudah diperhitungkan. 5. Plafon baru boleh dipasang apabila seluruh keperluan,

kepentingan yang akan ditutupi selesai terpasang seperti kabel-kabel, pipa-pipa, ducting dll.

6. Hasil pemasangan harus rata baik permukaan maupun nat harus bersih.

7. Pekerjaan ini harus disertai dengan sample pemasangan dan mendapat persetujuan Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.

Pasal 24 : PEKERJAAN KAYU

24.1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pada pasal ini meliputi : 1. Meliputi pengadaan, pemasangan dan pengerjaan bahan, tenaga

kerja, alat-alat dan bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan kayu kasar, kayu halus, dan mill work sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam gambar rencana.

2. Melaksanakan pekerjaan kayu kasar seperti pengadaan dan pemasangan rangka kuda-kuda, langit-langit, rangka lambrisering, kelos-kelos dan pekerjaan kayu lain yang tidak diisyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.

3. Melaksanakan pekerjaan halus seperti pengadaan dan pemasangan kusen-kusen kayu, list plafond, lisplank, jalusi seperti ditunjukan pada gambar rencana dan pekerjaan kayu halus lain yang tidak diisyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.

4. Melakukan koordinasi dan hubungan yang baik dengan pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan ini.

24.2. Persyaratan dan Bahan

Persyaratan dan bahan dalam pasal ini meliputi :

1. Kayu yang digunakan dalam pekerjaan kayu harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

2. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpan ditempat yang kering, terlindung dari hujan

Page 25: Rks Plkb Tebas

164

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

dan panas terutama kayu untuk kusen dan rangka pintu, jendela yang sudah distel.

3. Kayu kasar yang belum dikerjakan harus menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar dimana ukuran-ukuran nominal telah disebutkan kecuali sedikit variasi atau perubahan dalam menggergaji dapat diterima. Untuk kayu yang sudah dikerjakan harus menurut ukuran-ukuran dan bemtuk yang tertera dalam gambar dimana ukuran-ukuran nominal telah disebutkan.

4. Semua pekerjaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya yang sudah jadi (finish) harus dikerjakan pada permukaannya dengan baik, kecuali jika ada penetuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk dikerjakan.

5. Kayu yang digunakan harus bebas dari cacat seperti retak, terpuntir dan mata kayu.

6. Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus sedemikian rupa hingga susut dibagian mana dan kearah manapun tidak akan mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.

7. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan seperti mempasak, memahat, menyetal (memasang), membuat lidah-lidah, lobang pasak, spooning dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan menyambung kayu dengan baik. Ia juga harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain pasangan pekerjaan kayu halus yang ditentukan dengan baik. Pemborong juga harus melakukan segala persiapan-persiapan yang diperlukan untuk konstruksi semua rangka, lapis-lapis dan sebagainya pada bangunan.

8. Jika ada perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dan ukuran gambar rencana, hendaknya dilaporkan kepada Staf Direksi/Pengawas untuk disetujui cara-cara penyelesaiannya.

9. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi mengkerut atau bengkok atau kelihatan kasar sebelum masa pemeliharaan terakhir maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas merasa puas dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tergantung akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Pemborong.

10. Bersihkan semua tatal-tatal, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari seluruh bangunan sewaktu-waktu secara teratur dan sampah harus disingkirkan serta dimusnahkan.

11. Semua kayu yang akan terpasang harus diawetkan terhadap penyusutan (oven) dan rayap (digunakan termite control) untuk kayu kamper dengan sertifika minimal 3 tahun.

24.3. Cara Pelaksanaan Cara pelaksanaan pekerjaan kayu adalah :

Page 26: Rks Plkb Tebas

165

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

1. Sebelum memulai pekerjaan, perisa terlebih dahulu pekerjaan ini dilapangan dan semua bagian bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

2. Setiap perbaikan, pemindahan atau bongkaran dari pekerjaan ini akibat ketidak cocokan dalam pekerjaan dilapangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. Semua pekerjaan kayu yang tampak, dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata, benar-benar rata, licin dan diselesaikan dengan baik dan rapi.

4. Semua sambungan-sambungn kusen dan rangka, harus dikerjakan dengan penuh keahlian, rapat dan rapi. Semua sambungan kayu memanjang, lobang dan pen harus dimeni dan diberi baut minimal 2 buah.

5. Semua pekerjaan kayu kasar yang dalam penyelesaiannya akan tersembunyi seperti bagian dalam kusen yang menempel di tembok harus diberi meni/cat dasar sebelim dipasang.

Pasal 25 : PEKERJAAN CAT 25.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pengerjaan, penyediaan tenaga kerja serta finishing pada semua permukaan sesuai gambar rencana, daftar-daftar dan persyaratan.

25.2. Persyaratan dan Bahan 1. Semua cat yang akan dipakai harus dari kualitas baik,

diutamakan produksi dalam negeri dan harus diajukan terlebih dahulu contohnya dan mendapat persetujuan dari Staf Direksi/Pengawas

2. Plamur dan dempul untuk pekerjaan pengecatan tembok, kayu dan besi diutamakn menggunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih untuk digunakan dalam pekerjaan cat.

3. Demikian pula untuk cat meni dan bahan pengencer diutamakan juga digunakan dari produksi pabrik/merk yang sama dengan cat yang dipilih.

4. Untuk plitur, teak oil dan varnish yang akan digunakan harus dari kualitas baik, diutamakan produksi dalam negeri yang terlebih dahulu disetujui oleh Staf Direksi/Pengawas.

5. Staf Direksi/Pengawas berhak meminta melalui Kontraktor pernyataan tertulis dari distributor/Agen cat bahwa cat yang digunakan dalam pekerjaan cat adalah asli.

25.3. Macam Pekerjaan 1. Mengecat dengan cat tembok acrylic emulsion semua bidang

dinding exterior dan interior, langit-langit dan bidang-bidang lain seperti dinyatakan dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

2. Mengecat dengan cat kayu semua bidang permukaan kayu, serta bidang-bidang lain yang harus dicat sesuai denga gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

Page 27: Rks Plkb Tebas

166

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

3. Memelitur, varnish, teak oil semua bidang-bidang kayu seperti panil daun pintu, jendela kusen-kusen dan bagian lain sesuai dengan gambar rencana kecuali ditentukan dengan cat kayu.

4. Memeni dengan meni kayu semua bidang kayu yang akan dicat dengan cat kayu termasuk bidang sambungan, potongan kayu dan semua bidang kayu yang akan ditanam dalam tembok, memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat dengan cat besi termasuk beugel, anker, baut, bidang besi yang akan ditanam dalam tembok dan sebagainya sesuai dengan gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

5. Warna dari semua jenis cat dan daftar bahan akan ditentukan kemudian oleh Staf Direksi/Pengawas.

25.4. Cara Pengerjaan 1. Seluruh pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai dengan

persyaratan yang tercantum dalam PTI 1961. 2. Untuk cat tembok permukaan bidang dinding dengan plesteran

sbelumnya harus dibersihkan dengan menggosoknya memakai kain yang dibasahi air. Setelah bersih baru bidang yangakan dicar di dempul pada tempat-tempat yang berlobang sehingga tertutup dan permukaannya rata, baru digosok dengan ampelas kemudain dicat paling sedikit 2 (dua) kali sampai baik atau dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh pabrik.

3. Untuk pengecatan cat kayu dilakukan sesuai petunjuk dari pabrik atau Staf Direksi/Pengawas.

4. Semua bidang yang akan dipelitur, teak-oli, varnish harus digosok sampai halus dengan ampelas. Untuk pekerjaan plitur harus dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan hasil yang sempurna.

5. Apabila tidak ditentukan lain, pengecatan dan penyelesaian sampai rata dengan minimum schedule seperti anjuran pabrik pembuatnya, atau sebagai berikut : a) Exterior difinishing dengan cat tembok. b) Kayu kusen pintu, jendela dan bahan kayu lainnya difinishing

sesuai gambar rencana dan rencana angggaran biaya atau sesuai petunjuk Staf Direksi/Pengawas.

c) Interior difinishing dengan cat tembok. Pasal 26 : PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP 26.1. Lingkup Pekerjaan

1. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua jenis rangka atap terdiri dari kuda-kuda, skor, makelar, balok tarik, gording kasau, reng dan bahan penutup atap seperti yang tertera dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

2. Mengadakan koordinasi dengan pekerjaan lain yang berkaitan erat dengan pekerjaan rangka atap dan penutup atap.

26.2. Persyaratan dan Bahan

1. Semua bahan rangka atap dan penutup atap harus bermutu baik, diutamakan buatan dalam negeri dan haus terlebih dahulu

Page 28: Rks Plkb Tebas

167

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

diajukan contohnya kepada Staf Direksi/Pengawas untuk mendapat persetujuan.

2. Bahan talang sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat yang tercantum dalam gambar rencana dan rencana anggaran biaya.

3. Bahan penutup atap 4. Bahan penutup atap dari genteng metal dengan kualitas baik

sesuai dengan gambar rencana spesifikasi dan syarat-syaratnya. 5. Penutup atap dilengkapi dengan tutup perabung dari bahan

metal dan sesuai dengan warna atap dan unsure atap lain yang nyata berkaitan.

26.4. Cara Pengerjaan

1. Sebelum penutup atap dipasang, pelaksana harus memeriksa apakah permukaan atas semua gording atau rangka sudah satu bidang, jika belum harus dibuat rata terlebih dahulu dengan cara menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpunya. Dalam keadaan apaun pengganjal untuk menyetel atap tidak boleh dipasang langsung dibawah pelat kait.

2. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal jarak antara perletakan pertama dan terakhir sedikitnya 75 mm.

Pasal 27 : PEKERJAAN PIPA 26.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Pipa ini meliputi sebagai berikut : 1. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit

peralatan utama yang diperlukan dalam penghantaran air dari bendungan ke rumah turbin berupa pipa-pipa pesat beserta perlengkapannya.

2. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi pemipaan Bendungan, pemipaan pada pipa pesat dan pemipaan pada turbin.

26.2. Penjelasan Persyaratan Teknis Umum

1. Waktu Pelaksanaan

Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Material

Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas dari defective material, improper material dan menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.

3. Gambar-gambar dan Spesifikasi

Page 29: Rks Plkb Tebas

168

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Pemborong harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya tambahan.

4. Gambar-gambar Perencanaan

Didalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifikasi harus disesuaikan dan dipasang oleh Pemborong, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

5. Gambar-gambar Kerja

Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan atau site. Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-ususlan dan lain sebagainya. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, Pemborong harus memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada set gambar atas segala perubahan, penghapusan atau penambahan pada instalasi tersebut.

6. Gambar Pelaksanaan Pemborong harus membuat gambar instalasi secara mendetail untuk disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan gambar pelaksanaan atau ”As Bulit Drawing” yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail peralatan dari seluruh instalasi digambar di kertas kalkir. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.

7. Contoh-contoh Material Pemborong harus mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan

digunakan dalam pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan atau brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.

Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirim ke Kantor Penyediaan Bahan-bahan atas biaya Pemborong.

Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada di lapangan.

8. Tenaga Pelaksanaan

Page 30: Rks Plkb Tebas

169

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya, agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

Untuk pelaksanaannya, maka Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-tukang yang melaksanakan pekerjaan memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.

9. Pengamanan Pemborong bertanggung jawab atas kehilangan bahan-bahan,

peralatan-peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau kerusakan.

Bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Pemborong tersebut tanpa biaya tambahan.

10. Koordinasi Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan

mengadakan koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, listrik, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali.

26.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Khusus Pekerjaan Plumbing 1. Peraturan-peraturan

Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenaan dengan pasal sebagai berikut :

a. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi

air. b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan

oleh Direktorat Teknik Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

c. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 1956, NI – 3 1963, PUBB 1969.

d. Peraturan Beton Indonesia PBI – NI – 2 /1955, PBI – NO – 2 /1971.

e. Peraturan Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan borongan. Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.

26.4. Pengujian

a. Pengujian sistem pipa pesat harus dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana sampai sistem tersebut telah terpasang dengan baik. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut

Page 31: Rks Plkb Tebas

170

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

diatas, minimum 1 jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 cm, atau dengan pengujian hydrostatic sebesar 10 kg/cm² untuk pipa induk. Apabila Pemilik menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya tanpa tambahan biaya.

b. Pada prinsipnya pengujian dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimum 400 meter. Biaya pengujian serta alat-alat yang dipergunakan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Pengujian pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas, selanjutnya apabila telah memenuhi syarat akan dibuatkan berita acaranya.

26.5. Sistem Pemipaan

1. Sistem Penyambungan Pipa a. Pipa Pesat Digunakan sambungan menggunakan sambungan Flanged CI

yang dilaskan pada kedua ujung pipa dan diberi Packing karet diantaranya .

b. Accesories Pipa Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow dan lain-

lainnya dari bahan yang sama, sedangkan untuk bahan penyambungnya menggunakan Flanged Ci yang dilaskan pada kedua ujungnya dan diberi packing karet diantaranya.

2. Pemasangan Fixture, Fitting dan sebagainya a. Semua fixture harus dipasang dengan baik dan didalamnya

bebas dan kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

b. Semua fixture, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan rapi tidak mengganggu waktu pemasangan dinding keramik dan sebagainya.

c. Dengan pemasangan fixture yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya.

d. Pemborong bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.

e. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

3. Penggantung/Penumpu/Pipa a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan

penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.

b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak lebih 2,5 m.

c. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.

Page 32: Rks Plkb Tebas

171

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

d. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m.

4. Valve-valve Water valve yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan mendapat persetujuan dari Staf Direksi/Pengawas untuk ukuran dan dimensinya.

26.6. Pekerjaan Air Kotor 1. Pemipaan Air Kotor

Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dengan air buangan dari floor drain serta saluran tersendiri untuk air buangan dari sink laboratorium (sistem terpisah). Pembuangan air kotor dari closet dan floor drain ditampung/disalurkan ke septic tank yang dilengkapi filter di luar bangunan.

2. Air hujan dari talang beton disalurkan melalui pipa PVC diameter 3” dengan pemasangan di luar bangunan sesuai gambar arsitektur. Pembuangan dialirkan ke saluran drainase.

3. Beerput Beerput dibuat dari bak papan belian sebagaimana tercantum

dalam gambar rencana, dimana bahan-bahan dan pekerjaannya harus memenuhi persyaratan pekerjaan sipil.

Pasal 27 : PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

27.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : 1. Pengadan semua tenaga, bahan, ijin-ijin serta pengerjaan–

pengerjaan untuk pemasangan sistem elektrikal yang lengkap sesuai spesifikasi, persyaratan, gambar rencana dan bestek sehingga dapat beroperasi dengan memuaskan.

2. Pengadaan kabel feeder dari : a. Sumber daya listrik utama kepanel induk. b. Panel induk ke Sub-sub panel c. Pengadaan dan pemasangan kabel –kabel untuk instalasi

penerangan. d. Pengadaan dan pemasangan lampu-lampu, baik didalam

maupun diluar bangunan. e. Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak. f. Pengadaan dan pemasangan sistem pertanahan g. Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.

3. Pemborong wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah dipasang dan diuji dengan baik, didapatkan mutu instalasi yang siap pakai.

Page 33: Rks Plkb Tebas

172

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

4. Pemborong wajib mengadakan koordinasi kerja dengan bidang-bidang lain yang berhubungan dan berkaitan erat dengan pekerjaan instalasi listrik.

27.2. Persyaratan Umum Pekerjaan Listrik

1. Umum

a. Gambar dan spesifikasi merupakan satu kesatuan yang saling mengikat dan melengkapi.

b. Kontraktor harus memiliki pas PLN sesuai golongan pekerjaan, dari PLN setempat dan masih berlaku pada saat dan hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan.

c. Ijin dan Pemeriksaan d. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas mutu instalasi dan

peralatan yang digunakan, semua ijin dan pemeriksaaan dari badan pemerintah merupakan tanggung jawab Kontraktor, baik secara biaya maupun cara yang diperlukan untuk itu.

e. Kontraktor waib melengkapi segala keperluan yang diperlukan guna terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari badan/jawatan pemerintah tersebut.

f. Kontraktor wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahan semua pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi syarat dan standar dalam spesifikasi maupun peraturan pemerintah.

2. Label a. Kontraktor wajib mengadakan label untuk setiap panel b. Koordiansi dengan pekerjaan lain c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memeriksa

gambar-gambar yang diterima , dengan gambar-gambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan supaya didapat mutu pakerjaan yang baik.

d. Bila terdapat kelalaian, baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaan dangan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Staf Direksi/Pengawas.

3. Sub Kontraktor a. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang

berlaku, Kontraktor dapat menggunakan tenaga pembantu sebagai sub Kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas.

b. Pemborong wajib melaporkan kepada Staf Direksi/Pengawas, sub-sub Kontraktor yang digunakan.

c. Pengawasan kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.

d. Kontraktor wajib menempatkan tenaga-tenaga pengawas untuk mengawasi pekerjaannnya.

e. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat pekerjaan dan dapat mengambil keputusan-keputusan atas dasar persetujuan Staf Direksi/Pengawas demi kelancaran pekerjaan.

Page 34: Rks Plkb Tebas

173

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

27.3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Listrik

1. Penjelasan Umum a. Seluruh instalasi daya di dalam bangunan mengunakan jenis

kabel yang sesuai dengan spesifikasi, syarat-syarat dan peraturan yang berkaitan dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar rencana atau atas petunjuk dari Staf Direksi/Pengawas.

b. Seluruh instalasi penerangan mempergunakan jenis kabel yang sesuai dengan spesifikasi, syarat-syarat, gambar kerja dan bestek.

c. Seluruh instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung dengan tanah harus menggunakan kabel khusus sesuai dengan syarat-syarat, spesifikasi dan gambar kerja serta bestek, atau menurut petunjuk dari Staf Direksi/Pengawas.

d. Sambungan kabel dibawah tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuajn Staf Direksi/Pengawas.

e. Penanaman kabel harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi dengan petunjuk seperti tersebut dalam bagian ini.

f. Sebelum kabel diletakkan dalam galian sedalam 60 Cm, lebar minimum 30 Cm , harus diurug terlebih dahulu setebal 10 Cm.

g. Setelah kabel diletakkan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ada, dilakukan pengurugan setebal 10 Cm dari kabel terbesar, kemudaian dipadatkan.

h. Kabel-kabel yang dipasang harus diberi label-label dari timah yang memberi petunjuk jurusannya, yang dipasang pada setiap jarak 1 m dari ujung-ujungnya.

i. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Staf Direksi/Pengawas turut menyaksikan dan menyetujui bahwa semua petunjuk diatas dipenuhi.

j. Pengurugan berikutnya adalah dengan tanah. k. Pada setiap jarak 30 m dari belokan Kontraktor wajib

membuat patok yang terbuat dari beton diatas galian tersebut dengan ukuran 20 x 20 x 60 Cm, dan tertulis ”KABEL TANAH”,”L”,”I”. Patok-patok ini dicat dnegan warna kuning dan tulisan merah.

l. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan seluruh biaya menjadi tanggungan Kontaktor.

m. Pekerjaan penanaman kabel tidak boleh dilakukan pada malam hari.

n. Pada penyebrangan jaln, kabel dimasukkan dalam pipa GIP yang ditanam minimum 60 Cm dibawah aspal.

2. Bahan Bahan kabel yang digunakan dalam pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi teknis, syarat-syarat, gambar rencana, bestek dan sesuai dengan petunjuk dari pemberi Tugas/Staf Direksi/Pengawas.

3. Pelaksanaaan

Page 35: Rks Plkb Tebas

174

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

a. Pemilihan penampang kabel dihitung cukup aman, bagi besarnya arus yang mengalir secara montinyu.

b. Kawat arde dilindungi dengan pipa PVC, untuk diatas lantai/tanah dan menggunakan pipa GIP untuk didalam tanah.

c. Sebagai keseragaman warna, isolasi kabel harus sesuai standar berikut : 1) Phasa R, warna isolasi : Merah 2) Phasa S, warna isolasi : kuning 3) Phasa T, warna isolasi : Hitam 4) Netral , warna isolasi : Biru 5) Pentanahan, warna isolasi : Kuning Strip Hijau

27.4. Instalasi Daya dan Penerangan

1. Instalasi penerangan a. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah titik

lampu dan stop kontak, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana.

b. Letak lampu-lampu secara pasti dilapangan disesuaikan dengan keadaan dilapangan atau sesuai dengan petunjuk dari Staf Direksi/Pengawas.

c. Tinggi lampu pada bangunan mempunyai ketinggian sama dan sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk dari Stafd Direksi/Pengawas.

2. Instalasi sakelar a. Sakelar dibuat dari plastik putih untuk sambungan instalasi b. Tingi sakelar umumnya 1,5 m dari lantai kecuali atas

permintaan dari pemilik yang mengijinkan ketinggian yang lain.

c. Sakelar diutamakan buatan dalam negeri, untuk kemampuan sakelar sesuai dengan petunjuk dari Staf Direksi/Pengawas.

d. Letak pasti sakelar harus disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

3. Stop kontak biasa a. Stop kontak dibuat dari plastik putih, untuk sistem yang

disesuaikan dengan gambar dan petunjuk dari Staf Direksi/Pengawas dengan terminal untuk pentanahan.

b. Tinggi stop kontak ini disesuaikan dengan keadaan dilapangan.

4. Peralatan instalasi a. Yang dimaksud peralatan instalasi adalah material-material

untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta memenuhi persyaratan.

b. Semua kabel yang terlihat mata harus diberi penahan dengan klem, sehingga kabel tersebut terlihat lurus dan indah dipandang.

Page 36: Rks Plkb Tebas

175

Metode e-Lelang [Umum] dengan Pascakualifikasi

c. Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimum berdiameter 10 Cm.

d. Setelah terpasang, dood-doos ini harus ditutup dengan baik dengan penutup khusus untuk itu.

Pasal 28 : PEMBERSIHAN

1. Kontraktor diwajibkan memelihara kebersihan halaman tempat pekerjaan baik berupa sampah-sampah, gundukan tanah maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan lain sebagainya.

2. Pembersihan dan kebersihan halaman setelah proyek selesai sampai dengan penyerahan kedua, menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

P E N U T U P

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini pada penjelasan kerja ternyata diperlukan akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Kerja.

2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi/Pengawas dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Pemberi Tugas.

Sambas, Juni 2013