rks bank aceh
DESCRIPTION
aturan untuk pengadaanTRANSCRIPT
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB I
DATA PROYEK
Pasal 1
Nama Proyek
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH CABANG SYARIAH
MEDAN
Pasal 2
Tempat dan Lokasi Proyek
Jalan S. Parman
Medan
Pasal 3
Data Bangunan Rencana
1. Luas Lantai Bangunan Keseluruhan 432 m2
2. Luas Lantai Dasar 8 m x 16 m = 128 m2
3. Jumlah Lantai 4 lantai
1
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
Pasal 1
Penanggung Jawab Pelaksanaan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Pemilik Proyek (Penyedia Dana) dengan
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak
Kerja.
2. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja.
3. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang disebutkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
Tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja Fisik.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi pelaksana lapangan proyek
kepada Owner yang didalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana
dengan posisi minimal seperti berikut :
a. Project Manager
b. Site Manager
c. Supervisor Lapangan
d. Surveyor
e. Draftmen
f. Tenaga Administrasi dan Operator Computer
g. Kepala Tukang
5. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi lapangan proyek yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam
kerja.
6. Penggantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses pelaksanaan pekerjaan
harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. Konsultan Supervisi berhak
mengajukan kepada Owner untuk pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada
2
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
dilokasi pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu
menjalankan tugasnya dengan baik.
7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana harus
mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis dan administratif di lokasi pekerjaan.
Pasal 2
Gambar Pelaksanaan ( Shop Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) untuk pekerjaan tertentu.
2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana.
3. Shop Drawing tidak boleh merubah disain, mengurangi kuantitas, dan mengurangi kualitas
pekerjaan.
Pasal 3
Gambar Hasil Pelaksanaan ( As Built Drawing )
1. Kontraktor harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing) yang sesuai
dengan pelaksanaan dilapangan sebelum serah terima tahap pertama.
2. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan Konsultan Perencana. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As
Built Drawing yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana,
Owner, dan Pemilik/Pengguna Bangunan.
3. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di tempat yang baik pada
bangunan oleh Owner atau pengguna bangunan.
Pasal 4
Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan ( Operation Hand-Book )
1. Kontraktor harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system operasi (Operation
Hand-Book) sebelum masa serah terima untuk semua peralatan yang ada dalam bangunan
seperti :
a. Instalasi Listrik
b. Instalasi Air Bersih
c. Instalasi Pengkondisian Udara
d. Instalasi Sound System
3
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
e. Instalasi TV - set
2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan pengguna bangunan dengan
memberikan penjelasan yang diperlukan. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik
dalam bangunan pada tempat yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.
Pasal 5
Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat
1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri semua kesalahan dan cacat
pekerjaan. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan kurangnya kontrol terhadap pekerja
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaiki dengan biaya
sendiri.
2. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya. Kerusakan dan cacat pada bangunan
akibat pemakaian atau sebab-sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat
dibuktikan dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan cacat. Hasil perbaikan terhadap kesalahan
pekerjaan dan pekerjaan cacat harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 6
Rencana Waktu Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time
schedule) keseluruhan kepada Owner sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali
ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu
penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.
3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan
yang telah disetujui oleh Owner kepada Konsultan Supervisi. Kontraktor Pelaksana juga
harus mengajukan rencana waktu penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.
4
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
4. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana penyelesaian pekerjaan
mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam
menyelesaikan pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian pekerjaan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
Request Material dan Request Pekerjaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan material bangunan
(request material) sebelum material bangunan tersebut dipakai. Request Material yang
diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai dengan contoh material dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner.
2. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dianggap sah dan
diakui apabila disetujui minimal oleh Konsultan Supervisi atau Konsultan Perencana.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set contoh material yang
telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.
3. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan
Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan dan harus dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request pekerjaan) untuk
pekerjaan yang akan dikerjakan. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
5. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika request pekerjaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Request Pekerjaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 8
Metode Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan terhadap pekerjaan yang akan
dikerjakan. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi.
5
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika Metode Pelaksanaan yang
diajukan belum disetujui oleh Konsultan Supervisi. Item-item pekerjaan yang memerlukan
Metode Pelaksanaan ditentukan oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 9
Rencana Material Dan Peralatan
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan peralatan mingguan yang akan
digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.
2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan peralatan mingguan yang
diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan.
3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material dan peralatan mingguan
yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
Pasal 10
Rencana Tenaga Kerja
1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga kerja mingguan yang
akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.
2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh
Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi pekerjaan. Konsultan Supervisi berhak untuk
tidak menyetujui rencana penggunaan tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis.
Pasal 11
Pekerjaan Diluar Jam Kerja
1. Pekerjaan-pekerjaan di luar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana
dengan alasan mempercepat proses penyelesaian pekerjaan harus atas persetujuan Konsultan
Supervisi.
2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi untuk pengawasan
pekerjaan di luar jam kerja normal yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
6
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan
di luar jam kerja normal atau pada malam hari.
Pasal 12
Laporan Pelaksanaan
1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan
kepada Konsultan Supervisi tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Laporan harian, laporan mingguan, dan
laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi serta diketahui oleh Owner.
3. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung kelapangan akan
kebenaran data yang ada dalam laporan harian, laporan minnguan, dan laporan bulanan yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
4. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4 (empat).
Salah satu tembusan laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada
pada lokasi pekerjaan.
Pasal 13
Surat Menyurat Dan Komunikasi
1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan harus melalui dan diketahui oleh Konsultan Supervisi kecuali
ditentukan lain oleh Owner.
Pasal 14
Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)
1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan, dipimpin
oleh Owner atau Konsultan supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan diwakili minimal oleh
Supervisor lapangan.
3. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap
minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.
7
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
4. Kosumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana kecuali ditentukan lain
oleh Owner.
Pasal 15
Penanggung Jawab Pengawasan
1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia Jasa Konsultasi, maka
Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah
Perusahaan seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.
2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang disebutkan dalam Keputusan
Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21
Agustus 2002 Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut perubahannya jika
ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam Kontrak Kerja konsultan Supervisi.
3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi pengawasan lapangan proyek
kepada Owner dimana di dalamnya tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi
dengan posisi minimal seperti berikut :
Site Engineer
Inspector
Tenaga Administrasi Dan Operator Computer
4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur organisasi pengawasan lapangan
proyek yang diajukan oleh Konsultan Supervisi harus berada dilokasi pekerjaan minimal
selama jam kerja.
5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi pengawasan lapangan proyek
yang telah disetujui oleh Owner kepada Kontraktor Pelaksana.
6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses pelaksanaan pekerjaan harus
diketahui dan disetujui oleh Owner. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner
untuk pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi pekerjaan jika tenaga
ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.
7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan Supervisi harus mampu
memberikan keputusan yang bersifat teknis di lokasi pekerjaan.
8
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 16
Instruksi Konsultan Supervisi
1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi atau perintah yang
dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus dalam bentuk tulisan.
Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan harus diikuti oleh
Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-alasan yang jelas dan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
3. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti disebutkan dibawah ini :
a. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi
konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang
dari Spesifikasi Teknis dan Gambar Bestek.
b. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.
c. Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor Pelaksana yang
dianggap kurang mampu.
d. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan alasan untuk mempercepat
proses pelaksanaan pekerjaan.
e. Perintah untuk melakukan perubahan-perubahan pada metode pelaksanaan Kontraktor
Pelaksana yang dianggap tidak tepat sehingga dapat mengurangi kualitas dan
memperlambat proses penyelesaian pekerjaan.
Pasal 17
Perubahan-Perubahan Disain
1. Atas instruksi dan persetujuan Owner Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi berhak
mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis. Perubahan-
perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis harus disampaikan secara tertulis
kepada Kontraktor Pelaksana untuk dilaksanakan.
2. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana, dan Owner secara lisan atau tidak tertulis tidak
wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi
tidak tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
9
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis tidak boleh menambah
biaya pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam
Kontrak Kerja. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan Gambar
Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Konsultan Perencana dan disetujui oleh
Owner.
4. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya
yang dilakukan oleh Konsultan Perencana. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan
ketidak sesuaian antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan Bill of Quantity Konsultan
Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak tetapi harus
mendiskusikannya dengan Konsultan Perencana kecuali ditentukan lain dalam Kontrak
Kerja. Konsultan Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan acuan mana yang
harus dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of
Quantity kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.
Pasal 18
Lain-Lain
Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang
mengikat dan wajib diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.
10
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 1
Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik
Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air bersih dan Instalasi
listrik selama berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan
keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
Pasal 2
Perlengkapan Keamanan Kerja Dan P3K
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan perlengkapan keamanan kerja untuk semua pekerja
yang berada dalam lokasi pekerjaan. Perlengkapan keamanan kerja seperti berikut ini :
Helm Pelindung Kepala
Sepatu untuk melindungi kaki
Pemadam Kebakaran
Kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
Pasal 3
Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tempat/pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan beserta
minimal 2 orang penjaga keamanan yang bekerja selama 24 jam.
Pasal 4
Perlindungan Lokasi Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya pekerjaan
konstruksi dari gangguan luar.
11
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB IV
PEKERJAAN AWAL
Pasal 1
Pembersihan Lapangan
1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat
menggangu pelaksanaan pekerjaan.
2. Hasil bongkaran bangunan lama tidak boleh diolah kembali untuk dipakai sebagai material
bangunan. Kecuali untuk bongkaran keramik lantai 1 (satu) yang akan di atur kemudian.
Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ke tempat yang tidak menggangu
lingkungan hidup.
Pasal 2
Penentuan Letak Partisi Bangunan
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengukuran kembali akan kebenaran posisi partisi
bangunan yang akan dibuat seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada Gambar
Bestek.
2. Hasil pekerjaan pengukuran kembali tidak boleh berbeda dengan Lay Out bangunan yang
ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana. Jika ada
perubahan-perubahan posisi bangunan maka harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Owner.
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan Seeting Out dan disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
12
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB V
PEKERJAAN GALIAN & TIMBUNAN
Pasal 1
Galian Pondasi
1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana harus memastikan lokasi
disekitar penggalian bersih. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
tapak pondasi dan ini harus dibuktikan dengan pekerjaan pengukuran posisi perletakan
pondasi dengan cara manual dan disetujui Konsultan Supervisi.
2. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur bangunan eksisting. Bentuk galian dan
kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar Bestek. Pengalian pondasi harus
mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan rangka/beskiting
yang diperlukan dan juga untuk mengadakan pembersihan.
3. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk kemudahan pekerjaan
pengalian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Kesalahan pengalian sehingga
kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman
tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
4. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan alat pemadat
sehingga mencapai kepadatan yang cukup.
5. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi harus ditempatkan
dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam lubang galian dan tidak
menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus
tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Kontraktor
Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah
tanah agresif, labil, dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian. Hasil
pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 2
Urugan Galian Pondasi
1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan. Untuk
urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang disetujui
oleh Konsultan supervisi.
2. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan.
13
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Galian Pipa Dan Instalasi Listrik
1. Yang dimaksud dengan galian pipa adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan
Instalasi Air Kotor dan Instalasi Air Bersih. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai
dengan Gambar Bestek.
2. Kedalaman galian pipa minimal 40 cm dari muka tanah dasar kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Bestek. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan lain
yang ada disekitarnya.
Pasal 4
Pasir Urug
Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta alas pekerjaan Lantai Kerja
Beton ( Line Concrete ). Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan
beton non struktural. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.
14
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VI
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 1
Pondasi Tapak Menerus Beton Bertulang
1. Sebelum pondasi tapak dikerjakan Kontraktor Pelaksana harus memastikan galian
pondasi sudah selesai 100%.
2. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian pondasi sebelum
memulai pekerjaan pondasi tapak. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh
dikerjakan dalam kondisi galian pondasi tergenang air. Pada bagian paling dasar pondasi
dilapisi dengan pasir urug dengan ketebalan minimal 10 cm. Lapisan pasir urug harus
dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.
3. Di atas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (land concrete) dengan
ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr. Pekerjaan lantai kerja tidak
boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang air.
4. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai kerja atau dapat juga
dilakukan di bengkel kerja Kontraktor pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi
tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan
Gambar Bestek.
5. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam arah horizontal dan
tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan pekerjaan theodolit atau pengukuran
manual. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu K-250.
6. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
15
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VII
PEKERJAAN BETON
Pasal 1
Pasir Beton
1. Pasir beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam. Tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan.
2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton.
3. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
Pasal 2
Kerikil Beton
1. Kerikil beton terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan.
2. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material
beton. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Kerikil
Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural atau beton dengan mutu
dibawah K-125. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI).
Pasal 3
Batu Pecah
1. Batu pecah yang digunakan hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil
pekerjaan manual (manusia). Batu pecah berasal dari batuan kali. Terdiri dari butiran yang
keras dan bersifat kekal. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%. Jumlah
butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang
dapat merusak beton seperti zat alkali. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran
butiran terbesar maksimal 3 cm.
16
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau beton dengan mutu
K-125 sampai mutu K-250.
Pasal 4
Semen Portland
1. Semen portland terdaftar dalam merk dagang. Merk semen Portland yang dipakai harus
seragam untuk semua pekerjaan beton structural maupun beton non struktural. Mempunyai
butiran yang halus dan seragam. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
2. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk bangunan gedung
berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
Pasal 5
Air
Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa. Tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang dapat merusak beton. Air setempat dari sumur
dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus
mendapat persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
Pasal 6
Zat Additive
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
2. Jika menggunakan zat additive Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan
syarat yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai. Kerusakan dan
kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat dibuktikan secara teknis
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
Tulangan Beton
1. Tulangan beton bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan
oleh Konsultan Supervisi.
17
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3000 kg/cm2 atau 300
MPa. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan
atau sesuai Gambar Bestek. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga
terlindung dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan
3. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku juga pada
spesifikasi teknis ini.
Pasal 8
Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton dengan mutu K-175 sampai mutu K-250
Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain). Mutu
beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti berikut :
a. Kolom Gawangan Pintu Brankas K-250
b. Dinding Ruang Brankas K-250
c. Pondasi Tapak K-250
d. Sloof K-175
e. Plat Lantai Brankas K-250.
2. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton. Semua beton
dengan mutu K-175 sampai K-250 harus menggunakan batu pecah dan tidak diizinkan
menggunakan kerikil beton.
Pasal 9
Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)
1. Berdasarkan Job Mix Disain Kontraktor Pelaksana membuat Rencana Campuran Lapangan
(Job Mix Formula) beton struktural dengan mutu K-175 sampai mutu K-250. Job Mix
Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi komposisi material
beton. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau timba-
timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material berdasarkan perhitungan Job
Mix Formula. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak standar
dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda dengan komposisi material beton
yang ada dalam Job Mix disain.
18
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam perhitungan
Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 10
Beton Ready Mix ( Beton Siap Curah )
1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Supervisi terhadap semua mutu beton yang menggunakan Beton Ready Mix. Job
Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum digunakan.
3. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
Pasal 11
Perakitan Tulangan dan Penyambungannya dengan Konstruksi Eksisting
1. Perakitan tulangan dapat dilakukan di bengkel kerja oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung
pada lokasi konstruksi.
2. Dimensi, model, bengkokan, dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai dengan Gambar
Bestek atau standar yang ada dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI). Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan gambar dan daftar bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran
tulangan pada bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.
3. Pada tulangan kolom, dinding brankas, pondasi tapak, dan plat lantai harus diberi balok-
balok beton tahu dengan tebal yang disesuaikan dengan tebal selimut beton. Beton tahu harus
ditempatkan pada semua sisi tulangan yang bersentuhan dengan bekisting. Mutu beton beton
tahu minimal sama dengan mutu beton konstruksi penempatan.
4. Penyambungan tulangan baru dengan konstruksi eksisting menggunakan metode chemical
stick
5. Penggunaan jenis bahan zat additive pada chemical stick harus melalui persetujuan
Konsultan Supervisi
19
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 12
Acuan / Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 12 mm yang diperkuat oleh balok-balok kayu
penyangga dari kayu kelas kuat III.
2. Kontraktor pelaksana harus mengajukan gambar-gambar rencana pelaksanaan untuk
bekisting kolom, dan dinding brankas serta konstruksi lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan supervisi.
3. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan Residu atau
cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel pada bekisting waktu akan dibuka
sehingga dapat menghasilkan permukaan beton yang rapi. Bentuk bekisting harus
menghasilkan konstruksi akhir sesuai rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga
pada waktu diisi dengan campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
4. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,kelurusannya terhadap
arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan
secara manual tidak dibenarkan. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.
5. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari terhitung sejak waktu
pengecoran kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena alasan penggunann zat
additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton. Pekerjaan membuka bekisting
tidak boleh merusak permukaan beton jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus
memperbaikinya.
Pasal 13
Pengecoran Beton ( Casting Concrete )
1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus memastikan
Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian konstruksi
sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton. Pengecoran dalam kondisi cuaca
hujan tidak dibenarkan kecuali Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil
pengecoran tidak berhubungan langsung dengan air hujan. Pengecoran beton harus dilakukan
20
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125.
3. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan batu pecah, pasir beton, semen, air, dan zat
additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Lama
pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali ditentukan lain
oleh Konsultan Supervisi. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan
oleh Konsultan supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah
disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.
4. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh pekerja
kelokasi bekisting untuk dituang. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan
tidak boleh dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak
tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan
beton segar terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Untuk pengecoran pada daerah tinggi , Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan
dengan Concrete Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.
5. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter. Penuangan beton
dalam dinding brankas dan kolom tidak boleh menciptakam sangkar kerikil atau
penumpukan kerikil pada posisi tententu pada saat bekisting dibuka. Jika terjadi sangkar
kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu dengan mempergunakan beton
campuran zat kimia khusus untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.
6. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor Pelaksana harus
membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 5 Kr sehingga air semen tidak meresap
dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan. Antara
pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama tidak boleh lebih
dari 1 hari.
7. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat untuk pengecoran seperti
Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air Pump, dan Concrete Vibrator harus tersedia
dilapangan. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
21
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 14
Perawatan Beton ( Curing )
1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap beton yang
telah selesai dituang dalam bekisting.
2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian menyiram
air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur satu minggu. Penggunaan metode
lain untuk perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 15
Quality Kontrol
a. Slump Test
1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan dari
Concrete Mixer atau minimal setiap 5 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai slump
yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job Mix Disain.
b. Benda Uji Beton
1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan slinder
standar. Ukuran kubus adalah 20 x 20 cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter
15 cm.
2. Benda uji beton harus diambil untuk setiap mutu beton yang berbeda. Benda uji beton
harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai berumur 28 hari. Pada benda uji
beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji dan tanggal pengambilan benda uji
yang tidak mudah hilang dan luntur.
Pasal 18
Sambungan Antar Beton
1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton baru sebaiknya dihindari
pada konstruksi beton.
2. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih dari 3 hari harus
dilakukan dengan Bonding Agent hal ini harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
3. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.
22
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB VIII
PEKERJAAN LANTAI
Pasal 1
Bongkaran Keramik Eksisting
1. Pekerjaan bongkaran lantai keramik eksisting harus benar-benar bersih dan hanya
meninggalkan lantai kerja eksisting.
2. Hasil bongkaran keramik bangunan lama boleh diolah kembali untuk dipakai sebagai
material bangunan (khusus pekerjaan keramik). Hal ini berdasarkan kesamaan motif dan
warna material yang akan digunakan untuk pekerjaan sisipan lantai keramik di lantai 2 dan
lantai 3 pada area bukaan pintu yang baru. Sisa material yang dihasilkan dari bongkaran
bangunan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi
pekerjaan atau ke tempat yang tidak menggangu lingkungan hidup.
Pasal 2
Water Proofing Membran
1. Pekerjaan water proofing membran di lantai 4 harus dikerjakan dengan benar,
pemasangannya harus sampai ke dinding penyekat dengan ketinggian minimal 10 cm.
Kondisi dinding penyekat yang dipasang water proofing membran harus sudah bersih dari
plesteran eksisting, sehingga lapisan water proofing melekat sempurna di media batu bata.
2. Untuk pemasangan lapisan water proofing di area floor drain harus dilakukan dengan benar
sehingga mengurangi resiko kebocoran, dan harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
Pasal 3
Keramik Lantai
1. Keramik lantai yang dipakai adalah keramik dari material yang berkualitas baik (KW-1)
Keramik lantai mempunyai permukaan yang rata dengan bentuk yang benar-benar siku pada
setiap sisi-sisinya. Ukuran keramik lantai harus mengikuti ukuran yang ditentukan pada
Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek.
2. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran keramik untuk
minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Perencana untuk disetujui. Warna, corak,
dan motif keramik lantai ditentukan dalam Gambar Bestek atau oleh Konsultan Perencana
pada masa pelaksanaan konstruksi.
23
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Warna keramik lantai dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap pelaksanaan
dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar Bestek sulit didapatkan atau tidak
dikeluarkan lagi oleh pabrik. Warna keramik lantai harus seragam untuk setiap jenis warna
yang sama.
4. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan keramik dan sebagai tempat
isian perekat antar keramik dalam bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm. Pemasangan
lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus mengikuti elevasi
lantai pada Gambar Bestek. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak
bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil masangan harus
diperiksa kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing.
24
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB IX
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN
Pasal 1
Batu Bata
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan
Bangunan yang berlaku.
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang 20 cm, dan tebal 5 cm
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan. Batu bata adalah dari hasil
pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak
mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan. Batu bata bentuknya
harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya.
3. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2. Perubahan-perubahan pada dimensi
dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah
tertentu harus disetujui oleh Konsultan supervisi. Toleransi hanya diperbolehkan untuk
dimensi dan bukan untuk kualitas.
Pasal 2
Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps
1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada semua dinding kecuali
dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air.
2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan maksimal
1,5 cm dan minimal 1 cm. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum
dipasang. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan
tidak satu garis sambungan.
3. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah horizontal.
Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk ketepatan
elevasi dan kedataran permukaan. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc
: 4 Ps harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
25
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps
1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram
dengan air dengan merata.
2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps . Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. Plesteran
campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang
diplester.
3. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan
plesteran baru yang tidak rata. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh
lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
4. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan
pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui
oleh Konsultan supervisi.
26
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB X
PEKERJAAN PARTISI ALUMINIUM DAN KACA
Pasal 1
Deskripsi Sistem
a. Umum
Pekerjaan Partisi aluminium untuk interior termasuk pekerjaan yang berkaitan, seperti :
angkur yang ditanam, struktur penguat dan komponen pelengkap yang lainnya.
b. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Keamanan
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian alumunium termasuk ketahan kaca, memenuhi
faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau
tahan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
3. Pergerakan Karena Temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara
maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak
merekat, dan hal-hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan
ini.
Pasal 2
Persyaratan Struktur
a. Defleksi
1. AAMA = Yang dijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
2. JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2 cm.
3. SII = yang diijinkan maksimum L/175 untuk double dan L/125 untuk
single glazed.
4. SS = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk double glazed dan L/125
untuk single glazed.
b. Beban Hidup
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu perawatan, seperti : meja
(stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat dan angkur dengan kemampuan 62 kg
dengan beban terpusat, horizontal dan tanpa terjadi kerusakan.
27
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Kebocoran Udara
1. ASTM E 283 = Kebocoran udara tidak melebihi 2 ft3 / min setiap ft unit panjang
penampang bidang bukaan pada 1,57 lb / ft2 tekanan differensial.
2. SS 212 = Untuk jendela hidup besarnya kebocoran udara tidak boleh melebihi 10
m3/h/m pada 20% dari tekanan angin (Design Wind Load) atau 200 Pa.
Kondisi ini berlaku untuk gedung non air condition sedangkan untuk
gedung air condition kebocoran udara maksimum mengikuti grafik
A&B.
Pasal 4
Kekedapan Udara
Faktor pengurangan kebisingan suara (Sound Transmission) sebesar 22,5 dB pada frekwensi 124
– 4000 Hz (hanya berlaku untuk produk-produk khusus).
A. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
B. Billet Yang Dipakai
Dari billet utama (primery) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komponen (%) :
Mg : 0.45 – 0.9
Si : 0.2 – 0.6
Ti : 0.1 max
Mn : 0.1 max
Zn : 0.1 max
Fe : 0.35 max
Cu : 0.1 max
Cr : 0.1 max
Aluminium : Sisanya
C. Kaca
Kaca tebal minimal 5 mm produk Asahima atau yang setaranya dengan warna clear
D. Back – UP Material
1. Bahan : polyurenthane Foam
28
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Sifat material : Tidak menyerap air
3. Kepadatan : 65 – 96 kg/m3
4. Ukuran Penampang : 25% - 50 -% lebih besar dari celah yang
terjadi
E. Gasket
1. Bahan : PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
2. Kepadatan : Tahan terhadap perubahan cuaca
3. Kekerasan : 60 – 80 Durometer.
4. Jenis bahan : Extrusion
F. Setting Block Untuk Kaca
1. Bahan : EPDM
2. Kekerasan : 80 – 90 Durometer
G. Sealant Dinding
1. Single Komponen
2. Type : Silicon Sealant
H. Screw
1. Bahan : Stainless Steel
I. Hardware Dan Part
1. Engsel Pintu Butt-Hinge: Tipe K-6311D, bahan Stainless Steel (SUS
304)
2. Crescent Lock : Tipe 2K-19338, bahan Staenless Steel (SUS
304), ZDC2, dan Pollyamid 66.
3. Handle : Type K-11571, material SUS 304.
4. Door Closer : P-182 KY atau yang setara
5. Flush Bold : Type K-6312A, bahan Aluminium Casting.
6. Friction Stay : Bahan = Stainless Steel
J. Angkur & Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
K. Joint Sealer
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat guna menutup
celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara.
Bahan = Butyl Sheet
29
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 5
Warna Aluminium
a. Kozen : Silver Metalic.
b. Frame Daun Pintu : Silver Metalic.
c. Daun Pintu KM/WC : Silver metalic
Pasal 6
Data Pelengkap
a. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Kontraktor Pelaksana harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi jika dalam Gambar Bestek tidak diberikan oleh Konsultan
Perencana, yang menjelaskan
a. Tipe dan tampak setiap jenis pintu aluminium / curtain wall.
b. Detail sambungan.
c. Detail pemasangan.
d. Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang berhubungan.
e. Kelengkapan ukuran-ukuran.
b. Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria desian yang ada (kalau diperlukan).
Pasal 7
Fabrikasi Dan Assembling
1. Semua jenis jendela dan pintu aluminium difabrikasi di Work Shop/ Pabrik. Semua
sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk sambungan
yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari
bagian yang tidak terlihat mata. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di
Shop Drawing yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi.
2. Perakitan pintu aluminium dilaksanakan di Work Shop/Pabrik sehingga selain kwalitas
perakitan sesuai standard yang disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di
lapangan.
3. Hardware yang dipasang menggunakan back plate. Standar toleransi assembling dijelaskan
dalam table berikut :
30
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
STANDARD TOLERANSI ASSEMBLING
No. Keterangan Toleransi ( mm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan hardware lain dari
tempat yang ditentukan
Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertikal dan
horizontal)
Gap (celah) antar sambungan bahan tahan air (Gasket)
Perbedaan ukuran dalam, dari rangka aluminium dan daun
jendela aluminium, baik untuk tinggi maupun lebar.
Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang bersebelahan.
Sambungan las
Sealant
+ / -3
< 0,5
< 3
+ / - 1,5
< 2
Tidak terlihat pada
bagian yang terlihat
mata langsung
Sesuai ukuran di Shop
Drawing
Pasal 8
Pengiriman dan Penyimpanan Di Site
1. Semua profil dilapisi PVC plastic atau polythilene film. Pengiriman barang-barang harus
hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
2. Setiap unit pintu, maupun curtain wall yang dikirim ke lapangan harus ada tanda / bukti
sudah diperiksa kwalitasnya oleh QC pabrik. Material yang disimpan di lapangan (site)
harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerusakan / cacat.
31
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 9
Pemasangan Pada Struktur Bangunan
1. Semua unit aluminium harus terpasang dengan hubungan siku-siku, tegak lurus dan
mengikuti patokan (bench mark) dari Kontraktor Pelaksana.
2. Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan koordinasi
dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai dengan Shop Drawing.
Pasal 10
Pekerjaan Kaca & Cermin
1. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian
pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara
penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis.
2. Persyaratan Bahan.
Bahan yang dipakai adalah :
Kaca lembaran bening (Clear Float Glass)
Kaca tempered (Tempered Glass)
Kaca cermin
Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai ketebalan yang sama
dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus cahaya.
Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang dihasilkan
dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu.
Kedua permukaan rata licin dan bening.
Untuk cermin, pelindung belakang adalah non-paperback, yaitu menggunakan cat bahan
tembaga (copper back)
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Batas Toleransi :
Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan cacat mengikuti
pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3 m
double active achesive) dan dilaksanakanoleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan
dijamin kerapihannya.
32
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna
ditentukan kemudian. Atau warna tsb. Diajukan terlebih dulu ke Konsultan Supervisi,
Perencana dan Pemberi Tugas.
Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan
profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.
Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U
dengan kaca, diberi silicone sealant warna putih atau bening.
Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah
diterima oleh Konsultan Supervisi diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau
orang lain
33
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XI
PEKERJAAN DINDING PARTISI
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum, termasuk pemasangan
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi.
Pasal 2
Persyaratan Bahan
a. Rangka
Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3 mm
Rangka horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel galvanized, berupa profil
kanal C (C-Channal).
b. Penutup partisi
Digunakan GRC yang bermutu baik, tebal = 4 mm.
c. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400 atau produk lain
yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead
berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Supervisi, Perencana dan Pemberi
Tugas.
Pasal 3
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga
terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang
terkait dengan partisi GRC, diantaranya adalah :
Pekerjaan Instalasi pada dinding
Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan ini.
34
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
b. GRC yang dipasang adalah GRC yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang
lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan
Supervisi dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila
dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
g. Sambungan partisi GRC diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus
GRC. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit
gypsum board hilang.
h. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner
bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
i. Setelah panel GRC terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku, dan antara
unit-unit GRC tidak terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain,
misal : permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
k. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi GRC, dilakukan dengan menggunakan
waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan Supervisi.
35
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XII
PEKERJAAN PLAFOND
Pasal 1
Gypsum Board
1. Material utama plafond adalah Gypsum Board ukuran standard 1200 mm x 2400 mm, tebal 9
mm dengan warna dasar putih.
2. Gypsum Board adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai
Merk Dagang. Gypsum board yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam
keadaan cacat dan rusak.
Pasal 3
Rangka Plafond
1. Rangka plafond adalah rangka alumunium – furring. Penggunaan rangka plafond dengan
material baja ringan anti karat harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Cara
pemasangan rangka plafond sesuai dengan denah rangka plafond Gambar Bestek atau sesuai
petunjuk Konsultan Supervisi.
2. Rangka plafond harus digantung pada konstruksi plat lantai beton bertulang atau balok lantai.
Setiap 2 m2 luas plafond harus dipasang minimal 4 pengantung plafond.
Pasal 4
Pemasangan Plafond
1. Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka dengan alat sambung
paku gypsum.
2 Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan harus dirapikan dengan dempul Gypsum dan
Stiker Gypsum untuk menghindari penampakan sambungan. Pada sudut-sudut ruangan
dipasang list profil gypsum ukuran 9,5/15 cm.
3. Pada posisi tertentu atau sesuai dengan Gambar Bestek dipakai list plafond dari bahan
Stainless Steel Siku ukuran 10x10x 5 mm. Cara pemasangan harus mengikuti denah rangka
plafond yang ada dalam Gambar Bestek.
4. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik,
instalasi air bersih, dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak
dibongkar kembali.
36
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XIII
PEKERJAAN DINDING PANEL EKSTERIOR ALUMUNIUM COMPOSITE
Pasal 1
Alucabon (Alumunium Carbonat Board)
1. Material utama dinding panel eksterior adalah alucabon ukuran standard 1220 mm x 2440
mm, tebal 4 mm dengan warna.
2. Alucabon adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai Merk
Dagang. Alucabon yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan cacat
dan rusak.
Pasal 2
Sambungan Alucabon
Sambungan alucabon 2mm-5mm yang diisi dengan lem khusus sealant – rubber silicon dengan
warna bening.
Pasal 3
Rangka Alucabon
1. Rangka alucabon adalah besi siku. Penggunaan rangka plafond dengan material besi siku
harus dengan persetujuan Konsultan Supervisi. Cara pemasangan rangka alucabon sesuai
dengan Gambar Bestek atau sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.
2. Rangka alucabon harus dipasang pada dinding yang dijangkarkan dengan baut atau paku
sesuai dengan Gambar Bestek.
3. Hasil pemasangan alucabon harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak
melendut.
37
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XIV
PEKERJAAN BAJA PROFIL
Pasal 1
Baja Profil
1. Bebas dari karatan dan harus dicat meni besi sebelum dirangkai sebagai satu kesatuan
konstruksi utuh.
2. Ukuran dan dimensi baja profil sesuai dengan Gambar Bestek. Baja profil mempunyai
bentuk penampang yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pasal 2
Pemasangan Baja Profil
1. Bentuk rangka baja, baik bentang, dan tingginya sesuai dengan Gambar Bestek
dirakit/dipasang menurut bentuknya pada Bengkel kerja.
2. Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokan
sehingga dapat dibaut dengan mudah. Pengunaan drip untuk penyetelan lubang harus
dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak baja atau memperbesar lubang.
38
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XV
PEKERJAAN CAT
Pasal 1
Referensi
Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut yang diajukan oleh
pabrik pembuat dan menurut standar NI-3 1970 dan NI-4
Pasal 2
Persyaratan Material
Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik. Cat harus
dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.
Cat yang dipakai adalah dari Merk NIPPONT PAINT atau merk lain yang setara dengannya.
Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua merk yang
berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana. Jenis cat dan warna yang akan dipakai pada
semua posisi bangunan kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek adalah seperti dalam table
berikut ini :
Tabel. Penempatan dan warna cat.
Konstruksi Merek
Cat
Type Warna
Dinding Luar Cat Tembok Exterior
Permukaan Beton Luar Cat Tembok Exterior
Dinding Dalam dan Partisi GRC Cat Tembok Interior
Plafond Gypsum Cat Tembok Interior
Pasal 3
Pelaksanaan
1. Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton harus benar-
benar kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan. Semua pekerjaan pengecatan
dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli.
39
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Dinding dan permukaan beton harus didempul atau diplamur terlebih dahulu sebelum
dilakukan pekerjaan cat dasar. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan
rata permukaanya dengan kertas amplas.
3. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of Quantity
atau Konsultan Supervisi :
a. Cat Tembok Exterior : 1 Kali Sealler, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna.
b. Cat Tembok Interior : 1 Kali Plamur Tembok, 1 Kali Cat dasar, dan 2 Kali Cat warna.
c. Cat Plafond Interior : 1 Kali Dempul Gypsum, dan 2 Kali Cat warna.
40
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XVI
PEKERJAAN LISTRIK
A. Pekerjaan Elektrikal
Pasal 1
Umum
1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila ada klausul lain dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-
klausul yang ada atau menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor Pelaksana harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.
Pasal 2
Gambar-Gambar
1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan
fixture secara terpirinci. Semua baguian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik.
2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan denan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar Arsitektur dan struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk Kontraktor
Pelaksana dan detail ”finishing” dari proyek. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail (working drawing) yang harus
diajukan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing
yang diajukan Kontraktor Pelaksana untuk disetujui Konsultan Supervisi dianggap bahwa
Kontraktor Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan
instalasi lainnya.
41
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan
dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada
Konsulatan Supervisi segera setelah pekerjaan selesai 100 %.
Pasal 3
Koordinasi
Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Kontraktor Pelaksana bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Koordinasi yang baik perlu diadakan
untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
Pasal 4
Daftar Bahan Dan Contoh
1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan
Supervisi, Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum
nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu oleh Konsulatan Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan diberikan atas
dasar di atas. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Konsultan Supervisi . Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana . Bahan-
bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini
dan harus dalam keadaan barn. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya masing-masing.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/ kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor
Pelaksana , harus segera menghubungi Konsultan Supervisi untuk berkonsultasi.
3. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Supervisi , apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
42
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
menjadi beban tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Untuk itu pemeliharaan equipment
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsulian Supervisi .
Pasal 5
Commision Dan Testing
1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang
berlaku.
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus
yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Kontraktor Pelaksana .
Pasal 6
Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya
1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut diatas.
2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Konsultan
Supervisi.
Pasal 7
Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
Pasal 8
Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang
disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan Supervisi . Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
43
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 9
Pengetesan
Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Supervisi.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggungjawab Kontraktor Pelaksana .
Pasal 10
Pengujian
Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika
sudah ditest dan temyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik
dengan dilampirkan berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Supervisi.
Pasal 11
Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan
1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari penyerahan
kedua. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
2. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pemyataan baik yang ditandata- ngani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Supervisi lapangan serta
dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
3. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa garansi, maka Konsultan Supervisi lapangan berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor Pelaksana yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
44
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
4. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor Pelaksana harus mengadakan
semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer). Training
tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating
maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan
dan melaksanakan pemeliharaan.
B. Persyaratan Teknik Khusus Sistem Elektrikal
Pasal 1
Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan , pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik dan benar.
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi kabel utama dari panel distribusi
menuju ke ruang panel disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk
armature, saklar dan stop kontak. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type
dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah dan panel
kapasitor sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak,
meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai
gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa, stop kontak daya dan
stop kontak khusus.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar tukar.
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable tray dan cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta
berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box,
fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
45
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
3. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)
a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang, pondasi,
armature dan accessories lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan
accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap dengan tiang armature dan
accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar lengkap dengan conduit,
pelindung kabel dan accessories lainnya.
4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap dengan box kontrol,
elektroda pentanahan dan accessories lainnya. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan
sistem penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya. Pengadaan, pemasangan
pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti
pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan accessories lainnya. Setiap
pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya,
harus dilengkapi dan dipasang.
Pasal 3
Standar-Standar
Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan
tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional Indonesia (SNI).
d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard penerangan buatan. 46
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan bangunan.
g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC, VDE, DIN, NEMA, JIS,
NFPA, dan lain-lain.
Pasal 4
Pekerjaan Terkait
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Penerangan dan stop kontak serta sistem pembumian
b. Daftar merk/produk material
Pasal 5
Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi
a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sbb :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan
(instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta detail-
detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada mangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan (mesin-mesin)
berat, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatan-
peralatan utama.
b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu
yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Supervisi.
Pasal 6
Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi
1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar instalasi
terpasang (As Built Drawing) yang telah disetujui Konsultan Supervisi, kepada Pemberi
47
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparent dan 2 set cetak bim. Bila pekerjaan
telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.
2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari selumh instalasi, dan peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari
kalender setelah serah terima pertama.
3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemberi
tugas, sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh
sistem dengan baik.
Pasal 7
Masa Pemeliharaan Dan Garansi
1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus memberikan garansi
terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan service / pemeliharaan selama
masa yang ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.
c. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :
2. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan. Memelihara dan
merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas, sehingga petugas tersebut mahir
dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.
Pasal 8
Persyaratan Bahan Dan Material
a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang 48
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter dan kontaktor serta relay protection.
b. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast, dan kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box, dan lain-lain.
d. Kabel.
b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor Pelaksana wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang produksi.
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material-material Listrik utama, maka Kontraktor Pelaksana wajib melakukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka
dapat dipikirkan penggantian merk/type yang setara
C. Panel Tegangan Rendah
49
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 1
Persyaratan Bahan Dan Material
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-
tambahan lainnya.
Pasal 2
Persyaratan Bahan Dan Material
1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti
yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380
V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC,
VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing
untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel Genset
b. LVMDP
c. LV-SDP
3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed). Wall mounting
untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan dan stop kontak
b. Panel-panel daya plumbing
c. Panel-panel daya air conditioning
d. Panel-panel lain.
4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed untuk pasangan
luar (Outdoor Use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).
5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam
mgambar rencana.
Pasal 3
50
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Karakteristik Panel
a. Tegangan kerja : 400 volt
b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz
Pasal 4
Konstruksi Panel
1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
seperti pengoperasian sakelar daya (MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali
indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat dibuka
bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah off /mati.
3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interiock harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang
dibuat oleh petugas.
4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi
siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas
dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan
baut setelah switchgear dimatikan.
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan
sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila
bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.
c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
51
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven wama abu-abu atau wama lain
yang disetujui Direksi.
7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB) dengan
breaking capacity minimal 8 -10 KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No
Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking
capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneous
magnetic unit.Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan
kabel control harus tahan api.
10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan hubungan
ketanah (Earth/GroundFoult Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over
Current Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada gambar.
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum konduktivitas 99,99 .
Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;
a. Phasa : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.
13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contactor
harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10 tegangan
lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempuma pada 85 tegangan nominal. Magnetic
Contactor harus dari Telemekanik dan yang setaraf.
52
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
14. Pemberian Tanda Pengenal harus dipasang dan menunjukkan hal-hal berikut:
a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
D. Kabel Daya Tegangan Rendah
Pasal 1
Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
Pasal 2
Instalasi Dan Pemasangan Kabel
a. Bahan
1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL
2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara disiplin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit Hight Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan taman dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis
53
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
NYY.
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant, pressurization fan,
panel lift menggunakan kabel jenis FRC.
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli.Pyrotenax.
4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton, ail) harus
berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan ukurannya.
b. "Splice" / Pencabangan
1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accessible).
2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara electric, dengan cara-cara "Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-konduktor dengan
baik, sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector yang terbuat dari temaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diametemya disesuaikan dengan diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus
memberikan brosur - brosur mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh
54
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
pabrik kepada Perencana.
3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi.
4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus
dan ukuran yang sesuai.
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen
yang khusus untuk listrik.
6. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila periu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
7. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
8. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau minimal 2,5 mm.
d. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan
tidak membebani ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standansasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diametemya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
55
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak
50 cm.
e. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas merah, dan
diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi pipa Galvanized.
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau
pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang
dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-
bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. Kemudian
kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus
mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.
Pasal 3
Pengujian Testing
56
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil
Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai
berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor
b. Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut
terdiri dari test sebagai berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test
- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)
2. Site Test
1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
dielektrik/insulation test.
2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat
dihapus.
E. Penerangan Dan Kotak Kontak
Pasal 1
Lampu Dan Armature
1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar elektrikal.
a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan
57
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga
diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian di
finish dengan cat akhir dengan oven wama putih.
g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau Surface Mounted harus
mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis "High-Frequency Electronic
light regulating ballast", yang dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik ballast untuk satu lampu
fluorescent).
k. Tabung Fluorescent harus dari type TLD, untuk area kantor dan lain-lain. Dengan jenis
wama lampu 54 cool day light, sedangkan untuk area kolam ikan dengan jenis wama
lampu 33
l. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan hrrus dari bahan
aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu
atau satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan
kimia maupun gas kimia.
m. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang dengan lampu HPL-N 250 W
maupun PL-9 W/SL-18 W.
n. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah
masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
58
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
paku sekrup.
o. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Arsitek.
Pasal 2
Kotak Kontak Biasa
1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu phasa, Rating 250 Volt, 13
Ampere, untuk pemasangan di dinding.
2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk pemasangan rata
dengan dinding dengan rating 250 volt, 13 Ampere.
3. Bahan dari Cover Plate.
4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding
dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral
dan pentanahan. Harus di pasang mengikuti item e.
Pasal 3
Kotak Kontak Khusus
Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga phasa dan harus mempunyai
terminal phasa, netral dan pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang
dilengkapi MCB dan switch.
Pasal 4
Saklar Dinding
Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker, dengan rating 250 Volt 10
ampere dari tipe single gang, double gangs atau multiple gangs (grid switches), saklar hotel
single gang atau double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan lain.
Pasal 5
Isolating Switches
1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.
59
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Switches harus dipasang pada box mengikuti item g.
Pasal 6
Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak
1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau Kotak kontak dinding
terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang
tidak diperbolehkan.
Pasal 7
Kabel Instalasi
1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode wama insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut:
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning
Pasal 8
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
1. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW atau GIP.
Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu
dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
2. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung Qunction box)
dan armature lampu.
3. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak kontak dengan pipa PVC khusus
60
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
untuk power high impact conduit-heavy gange, minimum diameter 19 - 25 mm.
4. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle, adaptor female
and male thread, male and female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.
5. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof, Class IP - 65.
Pasal 9
Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat
dari plat Mild Steel dengan finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zink Eromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Pasal 10
Testing / Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.
F. Sistem Pembumian
Pasal 1
Power House Building
1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkannya kepada rel/copper plate pembumian yang telah tersedia di power house
yaitu semua frame besi, pintu besi, tangki minyak, panel-panel, housing generator, housing
transfbrmator, housing dari peralatan metal lainnya.
61
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
2. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita
tembaga fleksibel, yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan baut dari
campuran tembaga. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2
Ohm.
Pasal 2
Gedung – Gedung Lainya
1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan,
cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).
2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam minimal
sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian
terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut:
Penampang Konduktor
daya yang digunakan
(mm2)
Penampang Konduktor
pembumian
(mm2)
< = 10 mm2
16 mm2
35 mm2
70 mm2
120 mm2
> = 150 mm2
6 mm2
10 mm2
16 mm2
50 mm2
70 mm2
95 mm2
62
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
G. Instalasi Air Conditioners ( AC )
Pasal 1
Material
1. Material utama pada pekerjaan ini adalah AC Central untuk pengkondisian udara ruang
simpan pada lantai 4,5,6 dengan pendukung Air Handling Unit (AHU) dan Chiller
2. Material pendukung untuk pengkondisian udara dengan sistem AC Split adalah Merk
Panasonic, atau yang setara dengannya dengan Remote Control serta material penunjang
berupa pipa PVC ukuran Diameter 2” klem, penumpu. Out Door Unit yang dipasang di
bagian luar bangunan/ruangan diberi penyangga besi siku yang mnempel pada dinding luar
atau dengan cara diletakan di lantai yang diberi bantalan. In door unit dipasang dalam
ruangan pada posisi yang dapat menghasilkan pendinginan udara optimal keseluruh bagian
ruang kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. Untuk pipa air kondensi, pipa Freon
dipasang secara tertanam/menembus pada dinding sesuai Gambar Bestek. Instalasi AC yang
telah dipasang tidak boleh dibongkar kembali kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
Supervisi.
63
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XVII
PEKERJAAN MEKANIKAL
A. Pekerjaan Plumbing
Pasal 1
Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan , sebagaimana yang
ditunjukan pad Gambar Bestek yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, dan air bekas sesuai
Gambar Bestek dan spesifikasi, termasuk penyambungan pipa PDAM dari meter air.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
Plumbing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Owner.
f. Pembuatan Shop Drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As Built
Drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
b. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukan
secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambungan-
penyambungan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan cabinet dan lain-lain.
c. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang
dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai
dengan rencana pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut. Modifikasi yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
64
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
d. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukan dalam
Gambar Bestek atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain
yang disebut oleh spesifikasi teknis dan ditunjukan dalam Gambar Bestek.
c. Kualifikasi Pekerjaan
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja dan
supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
b. Konsultan Supervisi dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila
dinilai bahwa Kontraktor Pelaksana tersebut tidak trampil/tidak berpengalaman.
d. Pengajuan - Pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop Drawing yang menunjukan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap Gambar Bestek.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan
yang besar) dari material/peralatan yang akan dipasang.
e. Review
a. Konsultan supervisi akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari pemborong
dan memberi komentar atas hal itu.
b. Kontraktor Pelaksana harus memodifikasi/merevisi pengajuan sesuai dengan komentar,
sampai didapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.
f. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-
peraturan sebagaio berikut :
a. Peraturan pemadam kebakaran.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penangulangan kebakaran pada Bangunan Gedung
Departemen PU.
c. National Fire Protection association (NFPA) 13 dan 14
d. Pedoman Plumbing Indonesia.
65
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
g. Bagian Yang berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah Pemipaan.
Pasal 2
System
a. Air Bersih
1. Air bersih yang didapatkan dari PDAM.
2. Air bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan ke tangki atap yang ada
dilantai atas.
b. Air Bekas/Air Kotor
Pada dasarnya air buangan yang bersal dari toilet seperti floor drain, lavatory (air bekas)
dipisah dengan air kotor yang bersal dari WC dan Urinoir (air kotor). Untuk keperluan ini
digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) untuk air. Air buangan dialirkan ke saluran luar, air
kotor dialirkan ke Septictank.
c. Air Hujan
Air hujan yang berasal dari atap beton disalurkan dengan pipa-pipa PVC langung kesaluran
disekitar bangunan. Air dari saluran sekeliling bangunan disalurankan kesaluran-saluran
utama yang berada pada pinggir jalan raya.
Pasal 3
Garansi
1. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini
dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.
2. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skill
Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup
(oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan Supervisi
dan wakilnya yang ditunjuk.
66
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
3. Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor
Pelaksana harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-
brosurya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi.
Pasal 4
Training
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang
akan mengoperasikan dan memelihara system air bersih, aitr kotor dan air hujan. Latihan dapat
dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya dengan persetujuan Konsultan Supervisi.
Pasal 5
Test Commissioning
Seluruh sistem plumbing yang telah terpasang harus dilakukan test commissioning sebagaimana
mestinya supaya sistem berjalan sempurna dengan yang diharapkan. Biaya test commissioning
oleh Kontraktor Pelaksana.
B. Perkerjaan Pemipaan
Pasal 1
Umum
a. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini meruapakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan pada
pekerjaan mekanikal.
b. Standard dan Code
Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain adalah :
- ASTM : American Society of Testing Material.
- ANSI : American National Standard Institute.
- BS : Birmingham Standard.
- JIS : Japan Industrial Standard.
- SII : Standard Industri Indonesia.
67
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 2
Persyaratan Material
Poly Vinyl Chloride (PVC)
1. Pipa ini digunakan untuk Pipa air kotor dari WC dan Urinoir.
a. Pipa air buangan floor drain, lavatory.
b. Pipa drain dari system tata udara.
c. Pipa vent pada plumbing system.
d. Pipa air hujan.
2 Standard Ranting yang digunakan PVC ASTM D2665 kelas 10 kg.
Pasal 3
Persyaratan pemasangan
Pipa PVC
1. System sambungan yang dipakai adalah sambungan lem (perekat) untuk 80 mm (3”) ke
bawah. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).
2. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan elevasi
yang tepat.
3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5. Selama pemasangan berkala, Kontraktor Pelaksana harus menutup (Dop) setiap ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
6. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan minimal
1% dan maksimal 2%.
7. Pipa-pipa pembuangan air hujan dan bangunan disambungkan kesaluran utama diluar
bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
8. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada pengantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
68
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
9. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya,
inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
10. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
11. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Konstruksi dari pengantung untuk disetujui oleh
Konsultan Supervisi. Pegantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip
tidak boleh digunakan.
12. Pengantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan, atau
dengan baut tembok (Ramset Bolt).
13. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.
14. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oeh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat
menie atau cat penahan karat.
Pasal 4
Pengujian/Pengetesan
Pengujian Pipa PVC
1. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh system tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “vent” tertinggi.
2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
3. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian lain disamping
pengujian diatas, Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
Pasal 5
Merk Yang Digunakan
PVC : Pralon, Rucika, Polyunggul, Vinilon/Sinar Lucky, Awe
69
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XVIII
PEKERJAAN SANITARY
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan :
a. Pemasangan Closet Duduk.
b. Pemasangan Kran Air.
c. Pemasangan Wastafel
d. Pemasangan Floor Drain.
Pasal 2
Material
1. Merk material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara denganya :
a. Closet Duduk : Merk TOTO
b. Kran Air : Merk Onda
c. Wastafel Keramik : Merk TOTO
d. Floor Drain Nikel : Merk Onda
2. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal dua merk yang berbeda
untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.
70
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XIX
PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI TELEPON
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan tenaga kerja dan
lainnya untuk pemasangan, test commissioning untuk seluruh sistem komunikasi telepon
seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar
rancangan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam
buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi
telepon.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
Instalasi Telepon
Pengadaan kabel instalasi yang menghubungkan antara Terminal Box Telepon (TBT)
satu dengan TBT yang terpasang di setiap lantai, kabel instalasi yang menghubungkan
TBT dengan outlet telepon termasuk outlet telepon, metal doos serta conduit/sparing
pelindung kabel instalasi yang menuju setiap kios. Pemasangan kabel instalasi
disesuaikan dengan pemakaian antara instalasi luar bangunan (type OTC) dengan dalam
bangunan (Type ITC). Dan untuk OTC harus dilengkapi dengan conduit GSP Medium
agar tahap terhadap gangguan mekanis. kabel instalasi harus mampu menyalurkan
komunikasi telepon, dan fungsi intercom dengan baik.
Boxes Panel
Pengadaan TBT sesuai gambar rancangan, kualitas dan material TBT harus sama dengan
panel listrik, untuk itu diharapkan agar pengadaan TBT diambil dari merk yang sama
atau atas persetujuan Konsultan Supervisi.
71
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Peralatan Bantu,
Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara
jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
Sistem Pembumian Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan system pengebumian meliputi batang elektroda
pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang
harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan
bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. Instalasi pembumian harus
terpisah dengan pembumian arus kuat. Pekerjaan titik pembumian arus kuat dan arus
lemah tidak boleh digabung, kedua titik pembumian tersebut dibuat terpisahdengan jarak
minimal 6 meter.
Test Commissioning
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai
berikut, Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai dari sub TBT
sampai titik outlet yang berada pada tiapkios untuk tahanan isolasi (merger) dan fungsi
jaringan sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari sub TBT ke sub TBT dan
dari M-TBT ke PABX existing dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Setiap
langkah pengecekan harus sepengetahuan/diketahui Konsultan Supervisi.
Pasal 2
Kemampuan Operasi
Komunikasi dari luar ke dalam
Komunikasi dari luar ke dalam harus terhubung langsung, sedangkan yang melalui
PABX harus dapat diprogram untuk dapat dihubungi langsung atau tidak dapat dihubungi
langsung dari luar kecuali melalui operator.
Penomoran pesawat cabang
Penomoran outlet pesawat telepon menjadi beban tanggungjawab telkom, sedangkan
kontraktor pelaksana harus menyediakan/ membantu Telkom yang berhubungan dengan
fungsi system yang dipersyaratkan oleh Telkom, sehingga system dapat berfungsi sesuai
dengan perencanaan.
72
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 3
Kabel Instalasi
1. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 4 x 0,6 mM2 sesuai gambar
rancangan dengan merk sesuai standard yang telah diakui/lolos uji dari lembaga yang terkait.
2. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel atau
ditanam didalam dinding serta di bawah lantai (didalam saluran penghubung under floor duct
system).
3. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga
yang dilapisi perak dan pelindung induksi medan magnit.
4. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung kabel
untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish berwarna hijau
atas persetujuan Konsultan Supervisi/Perencana.
5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan
lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan
penerangan.
Pasal 4
Outlet Telepon
1. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan ketinggian pemasangan 30 cm dari permukaan
lantai atau mengikuti ketentuan dalam gambar rancangan. Jika dalam gambar dan spesifikasi
teknis terdapat informasi yang bertentangan Kontraktor agar menghubungi Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan dan solusi pemasangan.
2. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box dan outlet
telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data computer.
3. Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan
mekanis walaupun dalam gambar rancangan dan spesifikasi teknis tidak menjelaskan secara
rinci. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari produk yang
dipilih.
4. Sistem Pembumian Untuk Pengaman Sistem pembumian untuk system telepon harus
mengikuti ketentuan yang dijelaskan dalam uraian pembumian pekerjaan system tata suara,
dan system instalasi pembumiannya saling terhubung dengan system tata suara.
73
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XX
PEKERJAAN INSTALASI DATA
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk pemasangan, pengetesan, untuk seluruh sistem jaringan Komunikasi Data (Komputer)
seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam gambar rancangan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi
teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis
yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
Pasal 2
Sistem Jaringan Instalasi
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan jaringan instalasi Komunikasi data secara terpisah
yang masing – masing jaringan instalasi penggunaan kabel data 8 x 0,6 mm dilengkapi dengan
conduit PVC high impact seperti yang ditunjukan pada gambar rancangan beserta peralatan
pendukungnya.
Pasal 3
Perlengkapan Bantu (Accessories)
Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan instalasi yang
harus disediakan oleh Kontraktor tanpa mengakibatkan adanya tambahan biaya meskipun
peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam gambar rancangan dan
Persyaratan Teknis.
74
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 4
Test Commisioning
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan test commissioning dengan tahapan sebagai berikut,
Pengecekan instalasi secara parsial yang terpasang di setiap lantai area shaft sampai titik instalasi
data yang berada pada tiapruangan untuk tahanan isolasi (merger ≥600 kΩ) dan fungsi jaringan
sesuai gambar rancangan. Pengecekan instalasi dari yang direncanakan akan ditempatkan
terminal hubung elektronik (HUB) ke mani HUB (lokasi peralatan utama server akan dipasang)
dengan metoda yang sama seperti tersebut diatas. Akhirnya, pengecekan menyeluruh secara leng
kap untuk kepentingan operasional seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan dan
spesifikasi teknis ini.Setiap tahapan pengecekan harus sepengetahuan/diketahui Konsultan
Supervisi
Pasal 5
Sistem Pembumian Pengaman
Kontraktor melaksanakan penarikan jaringan/instalasi pembumian dari TB masing–masing
system arus lemah (elektronik) sampai ke titik–titik pembumian khusus untuk system elektronik
seperti yang ditunjukan dalam gambar rancangan untuk kesem-purnaan sistem ini.
Pasal 6
Kemampuan Operasi Jaringan Instalasi
1. Sistem Komunikasi Data (Komputer)
Sistem jaringan/instalasi data mampu mendistribusikan sinyal audio/video melalui
perangkat Personal Computer, Laptop, hand phone dan CDMA dengan kecepatan
(kByte) sesuai kemampuan maksimal yang disediakan oleh Telkom/provider setempat
melalui external modem yang tersedia di ruang server komputer.
Sistem jaringan sudah disesuaikan/dimungkinkan adanya peralatan tambahan tanpa
membongkar jaringan yang sudah terpasang seperti yang ditunjukan dalam gambar
rancangan.
2. Teknis Jaringan Komunikasi Data
Sistem instalasi Komunikasi yang terpasang harus mampu menyalurkan data komunikasi
Audio/video dengan kecepatan maksimal (kbps) sesuai system jaringan yang dipunyai
oleh TELKOM/Provider setempat, dengan peralatan bantu external Modem, HUB dan
External Ethernet switching seperti gambar rancangan.
75
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 7
Sistem Pembumian Untuk Pengamanan
1. Ketentuan umum
Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari
badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat
konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi
dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan
benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya
tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif
harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL 2000, SPLN dan standard-standard
lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
2. Konstruksi
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda
yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
ini.
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan
konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod
terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus
lebih kecil dari 45 Volt.
3. Pemasangan
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang
tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod
mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol
harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi
sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian
grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
76
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Hantaran pembumian harus dipasang sempurnadan cukup kuat menahangangguan
mekanis.
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus
menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang
diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan.
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur
baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak
kontrol.
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar
rancangan.
BAB XXI 77
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk pengadaan semua material, peralatan,tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan,
test commissioning seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan
seperti ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan iniyang tidak mungkin
disebutkan secara terincidi dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi
dan operasi sistem tata suara.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkuppekerjaan yang di jelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambarrancangan, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pasal 2
Instalasi
1. Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan ini menggunakan kabel yang
mempunyai tegangan kerja 100 Volt.
2. Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis NYMHY yang dilengkapi PVC
Insulated dengan jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar
rancangan.
3. Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan sedemikian rupa sehingga sistem dapat
bekerja dengan baik dan benar.
4. Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau sparing dan setiap pipa
hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
5. Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik, maka harus mempunyai jarak
minimum 30 cm.
6. Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau ditanam di
dalam dinding.
78
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
7. Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat dan penambahan alat
diperbolehkan. Penambahan alat harus disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada
pada setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem Tata Suara tersebut
tetap berada kemampuan puncak.
8. Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban men-chek dan menyesuaikan kabel instalasi agar
dapat berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
9. Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas lainnya.
10. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lain
lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan.
Pasal 3
Terminal Box Sistem Tata Suara
1. Terminal Box terbuat dari plat baja/PVC dengan ketebalan minimum 2 mM Konstruksi las,
dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Terminal Box dipasang flush mounting pada dinding.
3. Terminal Box dilengkapi dengan pintu, kunci , handle. Dalam pabrikasi harus mempunyai
kesamaan dengan box system lain (kesamaan merk) dan dilengkapi master key,
4. Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box dilakukan dengan
menggunakan terminal penyambungan dari jenis 'screw type'.
Pasal 4
Sistem Pembumian Untuk Pengaman
1. Ketentuan umum
Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari
badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat
konduktif dimana pada keadaan normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi
dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan
benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya
tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
79
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif
harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standard-standard lain
yang diakui di Negara Republik Indonesia.
2. Konstruksi
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda
yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem
ini.
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan
konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod
terbuat dari bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar
Perencanaan.
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus
lebih kecil dari 45 Volt.
3. Pemasangan
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod
yangtertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik
grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang ter- tutup. Tutup bak kontrol
harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi
sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian
grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahangangguan
mekanis.
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah
harusmenggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang
diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar rancangan.
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur
baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak
kontrol.
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar
rancangan.
80
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pasal 5
Kepengkapan (Accessories) Ceiling Speaker
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini meliputi ceiling speaker, box speaker (dalam & luar
plafond), dudukan speaker, grille, matching transformer dan peralatan bantu lainnya untuk
kesempurnaan sisten Tata suara seperti yangdipersyaratkan dalam gambar rancangan
danpersyaratan teknis ini.
81
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XXII
PEKERJAAN FURNITURE
Pasal 1
Pekerjaan Custom Made Furniture
1. Persyaratan Umum
Batasan Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat
custommade furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.
2. Produk
Bahan / Material
Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah sebagai
berikut :
a. Bahan utama 1 : Plywood veneer dan kayu padat.
b. Bahan utama 2 : Plywood dan MDF untuk finishing dengan HPL.
c. Bahan pengikat & perekat.
d. Bahan finishing : High Pressure Laminate ( HPL ) .
e. Bahan pelengkap/Hardware.
f. Dan bahan / material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain,
seperti : granit, kaca bening, dan stainless steel ( baik pelat maupun profil )
Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan
spesifikasi.
Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis
bahan/material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternatif tersebut
harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Supervisi
dan Perencana.
3. Syarat Pelaksanaan
Plywood Veneer dan Kayu Padat
a. Persyaratan : Jenis plywood veneer yang dipakai adalah plywood yang berkualitas
baik.
b. Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan plywood veneer yang
dipakai dalam satu barang/item tersebut.
c. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran
kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
82
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
d. Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang
cukup.
e. Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang
sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
f. Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan,
baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC. Khusus untuk
kayu Kamper atau kayu Kapur tidak diperkenankan melebihi 10% WMC.
g. Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu dekoratif,
baik yang bersifat “veneer matching”, “crossveneer inlay”, ataupun “banding”, harus
sesuai dengan desain dan pola yang tertera pada gambar desain, serta sesuai dengan
contoh warna pada Material color board. Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya
sehingga menghasilkan permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang rapi.
h. Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam
ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara
langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun
sesudah terpasang.
Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja
a. Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur,
paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini harus
tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture
agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
b. Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat dari
logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu sehingga
tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
c. Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi
kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture agar kuat
dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak meninggalkan noda
(terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi “clear / transparent
finish”).
Bahan Finishing 2 - HPL
a. Persyaratan :
83
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah yang berkualitas baik, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana.
b. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL dengan
profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
c. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system ) di
bengkel/work-shop Kontraktor.
d. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
e. Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
f. Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau
sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
Bahan Pelengkap / Hardware
a. Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah produk
berkualitas baik.
b. Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi dengan
diameter handel 12mm panjang + 10 cm, kecuali disebutkan lain dalam gambar
rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
c. Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza Berbahan plastik atau karet keras harus
berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap memenuhi
persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan contohnya.
d. Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus kuat dan tepat,
sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
e. Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk
dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi, Pelaksana harus mengganti sebagian
atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
4. Mock Up
Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit atau
lebih, maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu) contoh / mock up.
Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan Supervisi.
Hasil penilaian mengikat didalam proses pengerjaan selanjutnya.
84
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi, metode
pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh Pelaksana, dengan
mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari Perencana dan Konsultan Supervisi.
5. Penyesuaian dan Pembersihan
Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah dibuat.
Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas
tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.
6. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture,
sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan
mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah
ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul ditanggung
oleh Pelaksana.
Pasal 2
Mejadan Credenza/open cabinet
1. Work top atau Top table, terbuat dari bahan MDF, dengan tebal total minimal 25 mm.
2. Semua bagian dilapis dengan HPL, kecuali bagian bawah meja dan yang tidak terlihat,
diperbolehkan dengan lapisan yang lebih tipis ( tacon, melamin atau setara)
3. HPL yang dipakai adalah yang berkualitas baik
4. Proses finishing HPL bisa dilihat pada Pasal 1.
5. Seluruh sistem memakai sistem knock down / bongkar pasang.
6. Pelubangan meja untuk kabel dibuat serapih mungkin dan ditutup dengan cable cap
(grommet).
7. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
85
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture,
sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
Pasal 3
Pekerjaan Kursi Kerja, Kursi Hadap dan Kursi Rapat
1. Persyaratan Umum
Batasan Lingkup kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk
menyediakan kursi kerja, kursi hadap dan kursi rapat seperti yang dispesifikasikan dan
tertera dalam gambar desain.
Rekomendasi Pabrik Persyaratan : Menggunakan seluruh bahan / peralatan dengan
memperhatikan petunjuk spesifikasi teknis bahan / peralatan tersebut yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.
Hak Cipta, Persyaratan : Harus dipastikan bahwa tidak ada hak cipta yang dilanggar.
Penggunaan hasil ciptaan orang lain harus mengikuti seluruh cara / kondisi yang
disyaratkan pihak pencipta.
Ajuan
a. Teknik ajuan : Detail data ukuran teknis dan spesifikasi bahan kursi kerja
b. Ajuan foto dan Brosur : sesuai dengan standard produksi pabrik pembuatnya.
Produk
a. Tingkat Kualitas
Semua material harus dengan mutu terbaik.
Semua komponen harus mendukung kekokohan kursi kerja
b. Jenis Kursi Kerja
Persyaratan : Jenis kursi kerja yang digunakan disesuaikan dengan peringkat
penggunaan kursi tersebut, dengan ketentuan seperti tertera dalam Dokumen 2
Gambar dan Spesifikasi.
c. Bahan Pelapis Kursi / Upholstery
Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan
tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang
awet, tidak luntur / colorfast dan mempunyai dayatahan terhadap sinar matahari /
U.V. resistant.
86
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
Jahitan :Harus dipastikan bahwa kualitas jahitan kuat dan tidak rusak bila dicuci /
dibersihkan. Benang jahit yang digunakan sebagai berikut
a. Panjang tiap jahitan : disesuaikan dengan jenis bahan pelapis dan bahan isian
b. Warna : sesuai dengan bahan pelapis
c. Bagian ujung / pojok dan sambungan : jahitan yang aman dan terkunci.
d. Jenis dan warna : disesuaikan dengan skema warna yang dikeluarkan oleh
Perencana.
2. Syarat Pelaksanaan
Umum
a. Persyaratan : Pembuatan dan perakitan seluruh kursi harus dalam ukuran yang tepat,
dan sesuai dengan data-data yang telah dispesifikasikan pabrik.
b. Persetujuan : Semua kursi kerja harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi.
Mock Up
a. Semua Kursi ( kursi kerja, kursi hadap, dan kursi rapat ), diwajibkan diajukan contoh
prototype/mock-up nya oleh Kontraktor.
b. Persetujuan : Semua kursi di atas harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Supervisi , Perencana dan Pemberi Tugas.
Penyesuaian dan Pembersihan Kursi
a. Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan penyesuaian /
penyetelan untuk menguatkan konstruksi kursi kerja yang sudah dibuat.
b. Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan barang,
Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan maupun kotoran bekas
tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam kondisi yang baik dan sempurna.
2. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh furniture,
sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
87
Perencanaan Pembangunan GEDUNG KANTOR BANK ACEH
CABANG SYARIAH MEDAN
Tahun Anggaran 2014
BAB XXIII
LAIN - LAIN
Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana dan Owner dan menjadi suatu ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana.
88