ringkasan pend.pancasila

10
BAB IV A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara 1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara Selanjutnya, Anda perlu mengenal beberapa tokoh atau pemikir Indonesia yang mendefinisikan ideologi sebagai berikut. a. Sastrapratedja (2001: 43): ” Ideologi adalah seperangkat gagasan/pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur”. b. Soerjanto (1991: 47): “Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”. c. Mubyarto (1991: 239): ” Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu”. Selanjutnya, untuk melengkapi definisi tersebut perlu Anda ketahui juga beberapa teori ideologi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologi sebagai berikut. a. Martin Seliger: Ideologi sebagai sistem kepercayaan Ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untuk melayani dasar-dasar permanen yang bersifat relatif bagi sekelompok orang. Ideologi fundamental meletakkan

Upload: nafila-alifia-azka

Post on 24-Sep-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Pendidikan Pancasila

TRANSCRIPT

BAB IV

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara

Selanjutnya, Anda perlu mengenal beberapa tokoh atau pemikir Indonesiayang mendefinisikan ideologi sebagai berikut.a. Sastrapratedja (2001: 43): Ideologi adalah seperangkatgagasan/pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisirmenjadi suatu sistem yang teratur.b. Soerjanto (1991: 47): Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkatkemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya.c. Mubyarto (1991: 239): Ideologi adalah sejumlah doktrin,kepercayaan, dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatubangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan)untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu.

Selanjutnya, untuk melengkapi definisi tersebut perlu Anda ketahui jugabeberapa teori ideologi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologisebagai berikut.a. Martin Seliger: Ideologi sebagai sistem kepercayaan Ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yangdiungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untukmelayani dasar-dasar permanen yang bersifat relatif bagi sekelompokorang. Ideologi fundamental meletakkanpreskripsi moral pada posisi sentral yang didukung oleh beberapa unsur,yang meliputi: deskripsi, analisis, preskripsi teknis, pelaksanaan, danpenolakan. Ideologi operatif meletakkan preskripsi teknis pada posisisentral dengan unsur-unsur pendukung, meliputi: deskripsi, analisis,preskripsi moral, pelaksanaan, dan penolakan.

b. Alvin Gouldner: Ideologi sebagai Proyek NasionalGouldner mengatakan bahwa ideologi merupakan sesuatu yangmuncul dari suatu cara baru dalam wacana politis. Wacana tersebutmelibatkan otoritas atau tradisi atau retorika emosi.

c. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi SosialHirst meletakkan ideologi di dalam kalkulasi dan konteks politik. Hirstmenegaskan bahwa ideologi merupakan suatu sistem gagasan politis yangdapat digunakan dalam perhitungan politis.

Corak Ideologi:a. Seperangkat prinsip dasar sosial politik yang menjadi pegangankehidupan sosial politik yang diinkorporasikan dalam dokumenresmi negara.b. Suatu pandangan hidup yang merupakan cara menafsirkan realitasserta mengutamakan nilai tertentu yang memengaruhi kehidupansosial, politik, budaya.c. Suatu model atau paradigma tentang perubahan sosial yang tidakdinyatakan sebagai ideologi, tetapi berfungsi sebagai ideologi,misalnya ideologi pembangunan.d. Berbagai aliran pemikiran yang menonjolkan nilai tertentu yangmenjadi pedoman gerakan suatu kelompok.

Fungsi Ideology:a. Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadilandasan untuk memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadiankejadiandi lingkungan sekitarnya.b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan maknaserta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseoranguntuk melangkah dan bertindak.d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnyae. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseoranguntuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasidan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Jenis Ideologi Dunia:a. Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalamperspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama,penentu akhir dari perubahan sosial adalah perubahan dari caraproduksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat dialektis.b. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektifkebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.123c. Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektifkepentingan masyarakat, artinya negara wajib menyejahterakanseluruh masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state.d. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiapindividu untuk menguasai sistem pereknomian dengan kemampuanmodal yang ia miliki.

2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Sastrapratedja menengarai beberapa karakteristikkebudayaan global sebagai berikut.a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruhtimbal balik.b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalamberbagai kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbedabekerjasama dan bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yangdominan.d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapitetap bersifat plural dan heterogen.e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbedabeda

Unsur-unsur yang memengaruhi ideologi Pancasila sebagaiberikut:a. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunismebertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.b. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilaigotong royong dalam sila Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasaisistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomikerakyatan.

Hakikat Pancasila sebagai ideologi Negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yangterkandung dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidupdalam masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa nilai-nilaiPancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesiasekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkandalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengankehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspekpenyelenggaraan negara.b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalamberbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar Pancasila mengandung adanyatujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan dan optimismeserta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yangmerangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiranbaru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Dengandemikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifatdemokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang danmerangsang warga negara yang meyakininya untuk mengembangkanpemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya.

BAB VI

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Etikaa. Pengertian EtikaIstilah etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Secaraetimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atauilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaanhidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupunmasyarakat.

Lacey menjelaskan bahwa paling tidak ada enam pengertian nilai dalam penggunaan secara umum, yaitu sebagai berikut.1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna ataupemenuhan karakter untuk kehidupan seseorang.3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorangsebagai pengevaluasian diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yangbaik di antara berbagai kemungkinan tindakan.5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketikabertingkah laku bagi dirinya dan orang lain.6. Suatu objek nilai, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yangsekaligus membentuk hidup yang berharga dengan identitas kepribadianseseorang. Objek nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, objekyang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu sendiri.

Etika lebih mengacu ke filsafat moral yang merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk, sedangkan etiket mengacu kepada cara yang tepat, yang diharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas tertentu. Contoh, mencuri termasuk pelanggaran moral, tidak penting apakah dia mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Etiket, misalnya terkait dengan tata cara berpeilaku dalam pergaulan, seperti makan dengan tangan kanan dianggap lebih sopan atau beretiket.

b. Aliran-aliran Etika Etika keutamaanOrientasi: Keutamaan atau kebajikanWatak nilai: Disiplin, kejujuran, belas kasih, murah hati, dan seterusnyaKeterangan: Moralitas yang didasarkan pada agama kebanyakan menganut etika keutamaan.

Etika teleologisOrientasi: Konsekuensi atau akibatWatak nilai: Kebenaran dan kesalahan didasarkan pada tujuan akhirKeterangan: Aliran etika yang berorientasi pada konsekuensi atau hasil seperti: Eudaemonisme, Hedonisme, Utilitarianisme.

Etika deontologisOrientasi: Kewajiban atau keharusanWatak nilai: Kelayakan, kepatutan, kepantasanKeterangan: Pandangan etika yang mementingkan kewajiban seperti halnya pemikiran Immanuel Kant yang terkenal dengan sikap imperative kategoris, perbuatan baik dilakukan tanpa pamrih.

BAB VII

1. Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilainilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).

2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang.Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan.

Penjabaran sila-sila Pancasila ke dalam sistem etika ilmiah dikemukakanJacob sebagai berikut. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa melengkapi ilmupengetahuan dengan menciptakan perimbangan antara yang irasional danrasional, antara rasa dan akal. Sila pertama ini, menempatkan manusia dalamalam semesta sebagai bagiannya, bukan sebagai pusat dan tuan, serta menuntuttanggung jawab sosial dan intergenerasional dari ilmuwan dan teknologi. SilaKemanusiaan yang Adil dan Beradab memberi arah dan mengendalikan ilmupengetahuan. Ilmu pengetahuan dikembalikan pada fungsinya semula, yaituuntuk kemanusiaan. Sila Persatuan Indonesia melengkapi universalisme daninternasionalisme dalam sila-sila yang lain sehingga supra sistem tidakmengabaikan sistem dan subsistem di bawahnya. Aspek universal dan lokal harusdapat hidup secara harmonis dengan tidak saling merugikan. Sila Kerakyatanyang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan mengimbangi autodinamika iptek, serta mencegahteknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Percobaan, penerapan, danpenyebaran ilmu pengetahuan harus mencerminkan semangat demokratis danperwakilan rakyat harus dapat memusyawarahkannya sejak dari kebijakanpenelitian sampai ke penerapan massal hasil-hasilnya. Sila Keadilan Sosial bagiSeluruh Rakyat Indonesia menekankan ketiga keadilan Aristoteles (distributif,legalis, dan komutatif) dalam pengembangan, pengajaran, penerapan iptek.Keadilan sosial juga menjaga keseimbangan antara individu dan masyarakat.