ringkasan materi bendung

3

Click here to load reader

Upload: rizkyarief

Post on 24-Jul-2015

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan Materi Bendung

1. Data Hujan yaitu Data Hidrologi Data debit sungai Data curah hujan di daerah pengaliran sungai. Tipe tanah dan jenis tanaman penutup di daerah pengaliran.Data debit dan data curah hujan akan digunakan untuk menghitung debit banjir, debit andalan dan untuk perhitungan water balance. Dalam perencanaan bendung dipakai analisa debit banjir 100 tahunan.

Data Klimatologi Data lamanya penyinaran matahari Data kecepatan angin Data suhu udara Data kelembaban udara

2. Rumus Persamaan Kebutuhan Air IrigasiKebutuhan selama penyiapan lahanIR = M ek / (ek – 1)Dimana :IR = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/hari.M = kebutuhan air untuk mengganti/mengkompensasi kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah di jenuhkan M = EO + P, mm/hari EO = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ETO selama penyiapan lahan, mm/hari.P = perkolasi k = MT/ST = jangka waktu penyiapan lahan, hari.S = kebutuhan air untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm, yakni 200 + 50 mm = 250 mmKebutuhan air irigasi untuk tanaman padi di sawahNFR = Etc + P + LP – ReCurah hujan efektif ( Re)Pemakaian konsumtif (Etc)P = PerkolasiPengolahan tanah/penyiapan lahan (LP atau PL)

3. Rumus Strickler

V = k .R2/3 . I 1/2

dimana :V = kecepatan aliran k = koefisien R = jari-jari hidrolik = A/PA = luas penampang basah P = keliling basah I = efisiensi irigasi keseluruhannya.

4. Perbedaan Bendung dengan BendunganBendung adalah bangunan yang melintang sungai yang

berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai untuk disadap. Daya tampung air jauh lebih kecil daripada bendungan.

Bendungan adalah bangunan yang berfungsi untuk menangkap air atau mengumpulkan air dan menyimpannya di musim hujan waktu air mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik untuk keperluan irigasi, minum dan sebagainya. Memilik daya tampung yang jauh lebih besar dari bendung.

5. Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu : Bendung gerak, bendung gerak pada umumnya dibangun di

bagian muara / hilir sungai. Bendung tetap, dibangun di bagian hulu sungai. Bendung kombinasi antara bendung gerak dan bendung tetapDitinjau dari sifatnya bendung dapat dibedakan seperti : Bendung permanen, yang termasuk bendung ini antara lain

bendung pasangan batu, bendung dari konstruksi beton bertulang dan bendung kombinasi atas keduanya.

Bendung semi permanen, yaitu bendung dari bronjong kawat, cerucuk bambu dll.

Bendung darurat, yaitu bendung dari tumpukan batu yang dibuat oleh masyarakat untuk jangka waktu sementara.

6. Beberapa aspek atau kondisi dalam pemilihan lokasi bendung antara lain :a) Kondisi topografi, yang menjadi pertimbangan antara lain :

Konstruksi tubuh bendung tidak terlalu tinggi, apabila lokasi bendung berada di palung sungai maka tinggi maks 7,00 m agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.

Penempatan trace saluran dihindari terjadinya penanggulan yang terlalu tinggi atau penggalian yang sangat dalam. Penggalian saluran induk maksimum diperbolehkan maksimum 8,00 m.

Hal-hal yang menggaggu dalam aliran debit dan angkutan sedimen maka posisi intake harus ditempat pada lokasi yang tepat dilihat dari segi hidrolik. Untuk itu maka posisi intake haruslah berada pada tikungan luar sungai atau pada bagian sungai yang lurus. Hindari penempatan intake pada bagian tikungan dalam sungai

b) Kondisi hidrolik dan morfologi sungai, yang menjadi pertimbangan adalah antara lain : Elevasi, kedalaman dan lebar muka air pada saat banjir. Pola aliran sungai yang menyangkut kecepatan dan

arahnya pada saat banjir sedang maupun kecil. Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

c) Kondisi tanah pondasi, penempatan bendung ditinjau dari kondisi tanah haruslah memenuhi persyaratan : Kondisi tanah cukup keras dan stabil. Pengaruh gempa Tingkat penggerusan akibat arus

d) Aspek pembiayaan, yang tidak kalah penting dalam pemilihan lokasi adalah pertimbangan akan biaya konstruksi yang berkaitan dengan cara pelaksanaannya, peralatan dan tenaga yang diperlukan.

e) Faktor eksternal lainnya, dalam pemilihan lokasi bendung perlu juga diperhatikan penggunaan dan pengembangan lahan disekitar bendung, perubahan morfologi sungai, luasan daerah genangan serta ketinggian tanggul banjir.

7. Komponen Bendung TetapPuncak bendung

Tubuh bendung Ambang tetapPeredam energi

Pintu pengambilanSaringan sampah

Pengambilan Ambang bawahJembatan pelayananDinding banjirAtap pengaman

Bendung Pintu bilas/skot balkTetap Pembilas Saringan batuan

Saluran bilas

Tanggul banjir/penutupTembok sayap muka dan belakang

Pelengkap Lantai muka dan belakangAWLRRumah jaga

Kantong lumpurKantong sedimen Pintu pengambilan

Pintu dan saluran bilas

8. Lebar BendungBe = B – 2 (nKp + Ka) H1

Dimana :n = jumlah pilarKp = koefisien kontraksi pilarKa = Koefisien kontraksi pangkal bendungH1 = tinggi energiAtau dengan rumus : Be = B – 0,2 b – t Dimana : b = jumlah lebar pintu pembilas t = jumlah lebar pilarHarga – harga Kp dan Ka lihat tabel berikutTabel : Harga-harga koefisien kontraksi

No Bentuk Pilar Kp

1 Berujung segiempat dengan sudut-sudut yang dibulatkan dengan jari-jari 0,10 tebal pilar

0,02

2 Berujung bulat 0,013 Berujung runcing 0,00

Ka

1 Berujung segiempat dan 90O ke arah aliran 0,202 Berujung bulat, 90O ke arah aliran dan 0,5 H1 > r

> 0,15 H1

0,10

3 Berujung bulat dan 45O ke arah aliran dan r > 0,5 H1

0,00

Lebar Bendung = 1,2 x Lebar Sungai

Page 2: Ringkasan Materi Bendung

Sebagi pegangan dapat diambil lebar pilar antara 2 atau 3 meter untuk pasangan batu kali dan 1 atau 2 m untuk pasangan beton.Lebar Pintu Penguras = ½ x lebar pintu intake atau 1/10 x lebar bendung.

9. Elevasi mercu bendung dapat ditentukan sebagai berikut :Elevasi sawah tertinggi = + xx,xxTinggi genangan di sawah = 0,10Kehilangan tekanan di saluran kuarter = 0,10Kehilangan tekanan di saluran tersier = 0,10Kehilangan tekanan di bangunan bagi/sadap= 0,15Kehilangan tekanan di bangunan ukur = 0,60Kehilangan tekanan akibat kemiringan sungai (saluran I x L)

= x,xxKehilangan tekanan di pintu pengambilan (intake)=0,25Kehilangan tekanan akibat eksploitasi = 0,10 =________

10. i sungai = (elevasi 2km hulu - elevasi 2 km hilir/4000)F = (B+m.h)hO = b+2h[(1+m2)^(1/2)]B = lebar sungaiF = luas penampang basah sungai trapesiumO = keliling basah sungaim = kemiringan penampang sungai = 1,5h = tinggi muka air basahR=F/O (jari – jari hidrolis)V = c(R.isungai)^(1/2)C = 87/[1+(1,75/R)]Q = F.V

Tabel TMA sebelum ada Bendung

hF O R

R^1/2 C Rxi v Q K

1 71.5000

73.6056

0.9714

0.9856

31.0544

0.0010

0.9679

69.2033

0.0478

Tinggi Mercu Bendung (P) = Elevasi Mercu – Elevasi Dasar SungaiElevasi Muka Air hilir Bendung = elevasi dasar sungai + (100*i sungai) + h (tinggi muka air basah)

bhd

h^3 r m

m^2 p

h+p

(1/(H+P))^2 k H d

(g*d)^0,5 Q

76.400

0.5000

0.1250

0.7500

1.1520

1.3271

4.3000

4.8000

0.043

4

0.0011

0.5011

0.3340

1.8102

53.2215

Q = m.b.d.(g.d)^0,5

Q M B D g*d (g*d)^0,5

310.0000 1.3400 76.4000 ??? 0.0000 0.0000

R1 = H/2R2 = 0,8*H

Ruang Olakan Tipe vlugter

Tipe peredam energi ini digunakan pada :

Tanah dasar aluvial dengan sungai tidak membawa batu-batu yang besar

Tinggi pembendungan relatif rendah z 5 m,

Bangunan terjun pada bangunan irigasi

Kriteria Ukuran kolam olak :

Bila : 4/3 z/H 10 maka: D = L = R = 1.1 z + H

a = 0.15 H H/z

Bila : 1/3 z/H 4/3 maka: D = L = R = 0.6 H + 1.4 z

a = 0.20 H H/z

Bila kedalaman kritis di atas mercu ,

hc=3√ q2

g;

maka hubungan hc & t ( = kedalaman air di hilir) sebagai berikut:o 0.5 z/hc 2 didapat t = 2.4 hc + 0.4 z

o 2 z/hc 15 didapat t = 3 hc + 0.1 z

Salah satu kelemahan peredam energi tipe ini adalah penurunan lantai hilir yang relatif besar, sehingga memerlukan penggalian yang relatif dalam.

Q intake desain = 1.2 Q kebutuhan air sawah .Q intake = µ b a (2.g.z)^0,5µ = 0,8=0,9

Tinggi ambangTa ≈ 0,5 m (lanau)Ta ≈ 1 m (pasir dan kerikil) Ta ≈ 1,5 m (batu bongkah, under sluice)