ringkasan materi audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional dewi masita
TRANSCRIPT
NAMA : DEWI MASITA
STB : C 301 11 112
Audit Keuangan Internal dan Pemerintah dan Audit Operasional
Perusahaan mempekerjakan auditor internal untuk melakukan audit keuangan maupun
operasional. Selama dua dekade terakhir, peranan auditor internal meluas secara dramatis,
terutama karena peningkatan ukuran dan kompleksitas perusahaan. Oleh karena auditor internal
menghabiskan waktu mereka dalam satu perusahaan, maka mereka tahu lebih banyak mengenai
operasional perusahaan dan pengendalian internal dibandingkan auditor eksternal. Pengetahuan
ini sangat penting bagi tata kelola perusahaan yang efektif.
Definisi ini mencerminkan adanya perubahan peran auditor internal. Mereka diharapkan
dapat menambah nilai suatu organisasi melalui peningkatan efektivitas operasional sekaligus
menjalankan tanggung jawab yang biasanya dilakukan, misalnya:
1. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi
2. Memastikan kepatuhan atas kebijakan dan regulasi
3. Menjaga aset
1. Lembaga Auditor Eksternal
Pedoman profesional bagi auditor internal dibuat oleh Institute of Internal Auditor (IIA),
sebuah organisasi yang mirip dengan AICPA yang menetapkan standar etika dan praktik,
memberikan pendidikan, dan mendorong profesionalisme bagi sekitar 120.000 anggotanya di
seluruh dunia. IIA berperan utama dalam peningkatan pengaruh audit internal. Misalnya, IIA
telah menetapkan program sertifikasi untuk menjadi Certified Internal Auditor (CIA) bagi
mereka yang memenuhi persyaratan pengujian dan pengalaman tertentu. Rerangka praktik
profesional dalam IIA meliputi kode etik dan Standar Internasional untuk Praktik Profesional
Audit Internal IIA (dikenal sebagai “Buku Merah”). Semua anggota IIA dan auditor internal
bersertifikat setuju untuk mengikuti kode etik lembaga, yang disyaratkan sesuai dengan standar.
1
2. Hubungan Antara Auditor Internal dan Eksternal
Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat berbeda
dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan direksi,
sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan yang
mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor. Namun auditor internal dan eksternal
memiliki banyak kesamaan, seperti:
Keduanya harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan
pekerjaan dan melaporkan hasilnya
Keduanya menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk
merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
Keduanya mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan risiko
mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan kebutuhan
dengan manajemen atau dewan direksi
Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan model risiko audit
untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja secara efektif, maka auditor
eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara signifikan dan mengurangi pengujian
substantif. Akibatnya tagihan atas pembiayaan audit eksternal akan berkurang secara substansial
bila klien menjalankan fungsi audit internalnya dengan baik. Auditor eksternal biasanya
menganggap auditor internal bekerja efektif bila:
Independen dari unit operasi yang dievaluasinya
Kompeten dan telah mendapatkan pelatihan memadai
Melakukan pengujian audit secara relevan atas pengendalian internal dan laporam
keuangan
PSA 33 (SA 332) juga memperbolehkan auditor eksternal memanfaatkan auditor internal
untuk membantu langsung pelaksanaan audit. Dengan mengandalkan staf auditor internal dalam
melakukan beberapa pengujian audit, auditor eksternal dapat menghemat waktu dan biaya dalam
2
menyelesaikan auditnya. Jika auditor internal memberikan bantuan langsung, maka auditor
eksternal harus menilai kompetensi dan objektivitas mereka serta mengawasi dan mengevaluasi
pekerjaan mereka
2.2 Audit Operasional
Di luar kegiatan audit keuangan, auditor internal, auditor pemerintah, dan akuntan publik
juga melakukan audit operasional, yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas organisasi.
Beberapa auditor lain menggunakan istilah audit manajemen atau audit kinerja, bukan audit
operasional, sementara juga ada yang tidak memisahkan antara istilah audit kinerja, audit
manajemen, dan audit operasional serta menggunakan istilah tersebut bergantian
a. Perbedaan Antara Audit Operasional dan Audit Keuangan
Terdapat tiga perbedaan utama antara audit operasional dan audit keuangan, yaitu:
1. Tujuan Audit
Audit keuangan menekankan pada ketepatan pencatatan informasi historis, sedangkan
audit operasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi. Audit keuangan berorientasi pada
masa lampau, sementara audit operasional berfokus pada peningkatan kinerja masa depan.
Seorang auditor operasional, misalnya, dapat mengevaluasi apakah jenis baru bahan baku dibeli
pada harga terendah untuk menghemat uang dalam pembelian bahan baku berikutnya.
2. Distribusi Laporan
Laporan audit keuangan biasanya didistribusikan kepada pengguna laporan keuangan
eksternal, misalnya pemegang saham dan pihak bank, sedangkan laporan audit operasional
ditujukan terutama kepada manajemen. Distribusi laporan audit eksternal yang luas memerlukan
struktur dan penyusunan kata-kata yang sangat baik. Distribusi terbatas laporan operasional audit
dan perbedaan sifat audit untuk efisiensi dan efektivitas menghasilkan laporan audit yang
berbeda antara suatu audit dan audit lainnya.
3
3. Area Non Keuangan
Audit keuangan terbatas hanya pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan, sedangkan audit operasional meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dalam
organisasi. Misalnya, audit operasional dapat ditujukan untuk efektivitas program periklanan
atau efisiensi pekerja pabrik
b. Efektivitas Versus Efisiensi
Efektivitas. Dalam audit operasional untuk efektivitas, seorang auditor misalnya, mungkin perlu
menilai apakah seorang agen pemerintah memenuhi tujuan penugasannya untuk menguji
keamanan tangga berjalan untuk suatu kota. Untuk menentukan efektivitas kinerja agen tersebut,
auditor harus menentukan kriteria tertentu untuk keamanan tangga berjalan. Misalnya, apakah
tujuan agen untuk menginspeksi seluruh tangga berjalan dalam kota tersebut harus dilakukan
setahun sekali? Apakah tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada akibat fatal jika terdapat
kerusakan tangga berjalan, atau apakah tidak ada kerusakan sama sekali?
Efisiensi.Misalnya terdapat dua proses produksi dengan kualitas yang sama, maka proses dengan
biaya lebih rendah akan lebih efisien. Audit operasional biasanya menemukan beberapa jenis
inefisiensi tertentu.
c. Hubungan Antara Audit Operasional dan Pengendalian Internal
Manajemen melakukan pengendalian internal untuk membantu pencapaian tujuannya.
Terdapat tiga hal penting untuk mencapai pengendalian internal yang efektif, yaitu:
Keandalan pelaporan keuangan
Efektivitas dan efisiensi operasi
Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Terdapat dua hal yang membedakan evaluasi pengendalian internal dan pengujian audit
keuangan dan operasional, yaitu:
1. Tujuan
4
Tujuan audit operasional atas pengendalian internal adalah untuk mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi dan membuat rekomendasi kepada manajemen. Sebaliknya, evaluasi
pengendalian internal untuk audit keuangan memiliki dua tujuan utama yaitu untuk menentukan
luasnya pengujian audit substantif yang diperlukan dan melaporkan efektivitas pengendalian
internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup audit operasional ditujukan pada seluruh pengendalian yang
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi, sedangkan ruang lingkup evaluasi pengendalian internal
untuk audit keuangan dibatasi pada efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
dan dampaknya atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Misalnya, audit operasional dapat
berfokus pada kebijakan dan prosedur yang dilakukan oleh departemen pemasaran untuk
menentukan efektivitas katalog dalam pemasaran produk.
d. Jenis Audit Operasional
Audit operasional terdiri atas tiga kategori utama, yaitu:
1. Audit Fungsional
Yang dimaksud denga fungsional adalah kategori aktivitas dalam suatu bisnis, misalnya
fungsi penagihan atau fungsi produksi. Fungsi dapat dikategorikan dan dibagi dalam banyak
cara. Misalnya, fungsi akuntansi dapat dibagi menjadi fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas,
dan penggajian. Fungsi penggajian dapat dibagi menjadi menjadi fungsi penetapan karyawan,
pencatatan waktu, dan pembayaran gaji. Audit fungsional mengurusi satu atau lebih fungsi dalam
suatu organisasi, misalnya mengenai efektivitas dan efisiensi fungsi penggajian untuk suatu
divisi atau organisasi secara keseluruhan.
2. Audit Organisasional
Audit operasional dalam organisasi mengurusi seluruh unit organisasi seperti departemen,
cabang, atau anak perusahaan. Audit organisasional menekankan pada efektivitas dan efisiensi
5
dalam interaksi fungsi tersebut. Rencana organisasi dan metode untuk koordinasi aktivitas
merupakan hal penting dalam audit ini.
3. Penugasan Khusus
Dalam audit operasional, penugasan khusus muncul atas permintaan dari manajemen
dengan bermacam-macam jenis audit, misalnya untuk menentukan penyebab inefisiensi sistem
TI, meneliti kemungkinan kecurangan dalam divisi, dan membuat rekomendasi untuk
mengurangi biaya produksi.
e. Pelaksana Audit Operasional
Audit operasional biasanya dilakukan oleh salah satu dari tiga kelompok, yaitu:
1. Auditor Internal
Auditor internal merupakan posisi unik yang melakukan audit operasional dimana
beberapa orang menggunakan istilah audit internal dan audit operasional secara bergantian. Akan
tetapi, tidak semua audit operasional dilakukan oleh auditor internal atau hanya auditor internal
yang melakukan audit operasional. Banyak departemen audit internal yang melakukan keduanya,
yaitu audit operasional dan keuangan secara bersamaan.
2.3 Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah regional dan pusat melakukan audit operasional, yang seringkali
menjadi bagian dalam pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling
dikenal adalah BPK, namun auditor pemerintah lainnya juga harus melakukan audit keuangan
dan operasional.
a. KAP
Ketika KAP melakukan audit laporan keuangan historis, seringkali tindakan audit ini
terdiri atas identifikasi masalah operasional dan rekomendasi yang mungkin bermanfaat bagi
6
klien audit. Rekomendasi dapat dibuat secara lisan, tetapi biasanya termasuk dalam surat
manajemen.
b. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi mereka.
Auditor tidak bertanggung jawab atas fungsi operasional dalam perusahaan atau untuk
memperbaiki kekurangan bila ditemukan inefisiensi atau ketidakefektifan. Misalnya,
independensi auditor akan terpengaruh ketika mereka mengaudit sistem TI atas pembelian jika
mereka yang merancang sistem tersebut atau menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk
memperbaiki kekurangan yang mereka temukan selama audit.
c. Kriteria Evaluasi Efisiensi dan Efektivitas
Tantangan utama dalam audit operasional adalah menentukan kriteria khusus untuk
mengevaluasi apakah efisiensi dan efektivitas telah dicapai. Dalam laporan audit keuangan
historis, PSAK memberikan kriteria yang luas untuk mengevaluasi penyajian secara wajar, dan
tujuan audit dapat memfasilitasi kriteria yang lebih spesifik dalam memutuskan apakah PSAK
sudah dilaksanakan. Dalam audit operasional tidak ada kriteria yang ditentukan dengan jelas.
Untuk menetapkan kriteria audit operasional, auditor dapat menentukan apakah beberapa
aspek dari entitas dapat dibuat lebih efektif atau efisien dan merekomendasikan perbaikan.
Pendekatan tersebut dapat memadai untuk auditor yang berpengalaman dan mendapatkan
pelatihan memadai, tetapi tidak demikian bagi auditor pada umumnya.
Kriteria Khusus. Kriteria yang lebih spesifik diperlukan sebelum memulai audit operasional.
Misalnya, Anda sedang melalukan audit operasional mengenai tata letak peralatan di pabrik
untuk sebuah perusahaan.
d. Tahapan dalam Menjalankan Audit Operasional
Terdapat tiga fase dalam audit operasional, yaitu:
1. Perencanaan
7
Perencanaan untuk audit operasional sama dengan perencanaan untuk audit atas laporan
keuangan historis. Seperti auditor laporan keuangan, auditor operasional harus menentukan
ruang lingkup penugasan dan mengkomunikasikannya ke unit organisasi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
Melakukan penugasan dengan benar
Mendapatkan informasi latar belakang mengenai unit organisasi
Memahami pengendalian internal
Memutuskan bukti yang memadai untuk diakumulasi
2. Akumulasi Bukti dan Evaluasi
Pengendalian internal dan prosedur operasi merupakan bagian penting dari audit
operasional, maka biasanya dilakukan dokumentasi, penyelidikan atas klien, prosedur analitis,
dan observasi secara ekstensif. Konfirmasi, pencapaian kinerja kembali, dan perhitungan
kembali tidak digunakan secara luas dalam audit operasional dibandingkan pada audit keuangan
karena tujuan keberadaan dan akurasi tidak relevan dengan kebanyakan audit operasional.
3. Pelaporan serta Tindak Lanjut
Dua perbedaan utama antara laporan audit keuangan dan operasional yang mempengaruhi
laporan audit operasional adalah:
1. Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirimkan hanya kepada manajemen, dengan
tembusan kepada unit yang diaudit. Pengguna pihak ketiga tidak memerlukan susunan
kata-kata baku untuk pembuatan laporan audit operasional.
2. Banyaknya jenis audit operasional memerlukan laporan yang berbeda-beda untuk
mencakup ruang lingkup audit, temuan, dan rekomendasi.
8
9