ringkasan demam reumatik

24
Definisi Adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta-streptococcus hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan ertema marginatum. Etiologi dan faktir predisposisi Demam reumatik merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan, penyakit ini sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta- streptococcus hemolyticus golongan A. Hubungan etiologis antara kuman streptococcus dengan demam reumatik diketahui dari data sebagai berikut ; 1. Pada sebagian besar kasus demam reumatik akut terdapat peninggian kadar antibody terhadap streptococcus, atau dapat disolasi kuman beta-streptococcus hemolyticus grup A. 2. Insiden deman reumatik yang tinggi biasanya bersamaan dengan insiden infeksi oleh beta-Streptococcus hemolyticus grup A yang tinggi pula. Kira-kira 3% penderita infeksi saluran

Upload: ardhianta1

Post on 29-May-2017

224 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ringkasan Demam Reumatik

Definisi

Adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta-streptococcus hemolyticus grup A, dengan satu

atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan

ertema marginatum.

Etiologi dan faktir predisposisi

Demam reumatik merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan,

penyakit ini sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh beta-

streptococcus hemolyticus golongan A.

Hubungan etiologis antara kuman streptococcus dengan demam reumatik diketahui dari data

sebagai berikut ;

1. Pada sebagian besar kasus demam reumatik akut terdapat peninggian kadar antibody

terhadap streptococcus, atau dapat disolasi kuman beta-streptococcus hemolyticus grup

A.

2. Insiden deman reumatik yang tinggi biasanya bersamaan dengan insiden infeksi oleh

beta-Streptococcus hemolyticus grup A yang tinggi pula. Kira-kira 3% penderita infeksi

saluran nafas oleh kuman tersebut akan mengalami komplikasi demam reumatik atau

penyakit jantung reumatik.

3. Serangan ulang demam reumatik akan sangat menurun bila penderita mendapat

pencegahan yang teratur dengan antibiotik.

Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit

jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan.

Page 2: ringkasan Demam Reumatik

Faktor-faktor pada individu

1. Faktor genetik

Banyak demam reumatik/penyakit jantung reumatik yang terjadi pada satu keluarga

maupun pada anak-anak kembar. Meskipun pengetahuan tentang faktor genetik pada

demam ini tidak lengkap, namun pada umumjya disetujui bahwa ada faktor keturunan

pada demam reumatik ini, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan

2. Jenis kelamin

dahulu sering dinyatakan bahwa demam reumatik lebih sering didapatkan pada wanita

dibandingkan dengan anak laki-laki.

Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun

manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada salah satu jenis kelamin.

Misalnya gejala korea lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki

Kelainan katup sebagai gejala sisa penyakit jantung reumatik juga menunjukkan

perbedaan jenis kelamin. Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral lebih

sering didapatkan pada wanita, sedangkan insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada

laki-laki.

3. Golongan etnik dan ras

Data di amerika utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam

reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit dibandingkan dengan orang kulit putih.

Tetapi data ini harus dinilai dengan hati-hati, sebab mungkin perlbagai faktor lingkungan

yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab

yang sebenarnya. Yang telah dicatat dengan jelas ialah terjadinya stenosis mitral. Di

Page 3: ringkasan Demam Reumatik

Negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah serangan

penyakit jantung reumatik akut. Tetapi data di india menunjukkan bahwa stenosis mitral

organic yang berat seringkali sudah terjadi dalam waktu yang relative singkat, hanya 6

bulan – 3 tahun setelah serangan pertama.

4. Umur

Umur agaknya merupakan faktor presdiposisi terpenting pada timbulnya demam

reumatik/penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak berumur

antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak bisa ditemukan pada anak

antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20

tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada

anak usia sekolah.

Tetapi Markowitz menemukan bahwa 40% penderita infeksi streptococcus adalah mereka

yang berumur antara 2-6 tahun. Mereka ini justru jarang menderita demam reumatik.

Mungkin diperlukan infeksi berulang-ulang sebelum dapat timbul komplikasi demam

reumatik.

5. Keadaan gizi dan lain-lain

Keadaan gizi anak serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah

merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik. Hanya sudah diketahui

bahwa penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia) jarang menderita demam

reumatik/penyakit jantung reumatik.

Faktor-faktor lingkungan

1. Keadaan sosisal ekonomi yang buruk

Page 4: ringkasan Demam Reumatik

Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk

terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di Negara-negara yang sudah yang

maju, jelas menurun sebelum era antibiotika. Termasuk dalam keadaan sosial ekonomi

yang buruk ialah sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni

padat,rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang

menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan

kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang

memudahkan timbulnya demam reumatik

2. Iklim geografi

Demam reuamatik adalah penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah

beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun

mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari pada yang diduga semula. Didaerah

yang letaknya tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada daratan

rendah

3. Cuaca

Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas

bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

Patogenesis

Mekanisme terjadinya demam reumatik masih belum diktehaui. Pada umumnya para ahli

sependapat bahwa demam reumatik termasuk dalam penyakit autoimun.

Page 5: ringkasan Demam Reumatik

Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk ekstra sel ; yang

terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, dll.

Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi.

Demam reumatik diduga merupakan akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadapat beberapa

produk ini. Kaplan mengemukakan hipotesis tentang adanya, reaksi silang antibodi terhadap

streptococcus dengan otot jantung yang mempunyai susunan antigen mirip antigen

streptococcus; hal inilah yang menyebabkan reaksi autoimun.

Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus, terdapat kira-kira 20 sistem antigen-

antibodi; beberapa diantaranya menetap lebih lama daripada yang lain. Anti DNA-ase misalnya

dapat menetap beberapa bulan dan berguna untuk penelitian terhadap penderita yang

menunjukkan gejala korea sebagai manifestasi tunggal demam reumatik, saat kadar antibody

lainnya sudah normal kembali.

ASTO (anti-streptolisin 0) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan

untuk indicator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80% penderita demam

reumatik/penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikan titer ASTO ini; bila dilakukan

pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka pada 95% kasus demam

reumatik/penyakit jantung reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibody terhadap

streptococcus.

Patologi anatomis

Dasar kelainan patologi demam reumatik ialah reaksi inflamasi eksudatif dan proliferasi jaringan

mesenkim. Kelainan yang menetap hanya terjadi pada jantung; organ lain seperti sendi, kulit,

paru, pembuluh darah, jaringan otak dan lain-lain dapat terkena tetapi selalu reversible.

Page 6: ringkasan Demam Reumatik

Jantung

Baik pericardium, miokardium dan endokardium dapat terkena. Miokarditis dapat ringan berupa

infiltrasi sel-sel radang, tetapi dapat berat sehingga terjadi dilatasi jantung yang dapat berakibat

fatal.

Bila peradangan berlanjut, timbullah badan-badan Aschoff yang kelak dapat meninggalkan

jaringan parut di antara otot jantung. Perikarditis dapat mengenai lapisan verisal maupun parietal

pericardium dengan eksudasi fibrinosa. Jumlah efusi perikard dapat bervariasi tetapi biasanya

tidak banyak, bisa keruh tetapi tidak pernah purulen.

Bila berlangsung lama dapat berakibat terjadinya adesi pericardium visceral dan parietal.

Endokarditis merupakan kelainan terpenting, terutama peradangan pada katup-katup jantung.

Semua katup dapat terkena, tetapi katup jantung kiri (mitral dan aorta) yang paling sering

menderita, sedangkan katup tricuspid dan pulmonal jarang sekali terkena. Mula-mula terjadi

edema dan reaksi seluler akut yang mengenai katup dan korda tendine. Kemudian terjadi

vegetasi mirip veruka di tepi daun-daun katup. Secara mikroskopik vegetasi ini berisi masa

hialin. Bila menyembuhkan akan terjadi penebalan dan kerusakan daun katup yang dapat

menetap dan dapat mengakibatkan kebocoran katup. Perubahan-perubahan pada katup ini dapat

terus berlanjut meskipun stadium akut sudah berlalu. Stenosis katup, hamper selalu mengenai

katup mitral, dapat terjadi berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah stadium akut.

Organ-organ lain

Sendi-sendi paling sering terkena. Terjadi peradangan eksudatif dengan degenerasi fibrinoid

sinovium.

Page 7: ringkasan Demam Reumatik

Nodul subkutan secara histologist terdiri dari jaringan nekrotik fibrinoid dikelilingi oleh sel-sel

jaringan ikat, mirip badan Aschoff.

Dijaringan otak dapat dapat terjadi infiltrasi sel bulat di sekitar pembuluh darah kecil. Kelainan

tersebut letaknya tersebar di korteks, serebelum dan ganglia basal. Kelainan-kelainan pada

susunan syaraf pusat ini tidak dapat menerangkan terjadinya korea; kelainan tersebut dapat

ditemukan pada penderita demam reumatik yang meninggal dan diautopsi tetapi sebelumnya

tidak pernah menunjukkan gejala korea.

Pada paru dapat terjadi pneumonia dengan tanda-tanda perdarahan. Kelainan pembuluh darah

dapat terjadi dimana-mana, terutama pembuluh darah kecil yang menunjukkan pembengkakan

dan proliferasi endotel.

Glomerulonefritis ringan dapat terjadi akibat reuma. Seperti telah diterangkan, perubahan

patologik diluar jantung tersebut semuanya reversibel.

Gambaran klinis

Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat dibagi dalam 4

stadium.

Stadium I

Berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta-streptococcus hemolyticus grup A.

Seperti infeksi saluran nafas pada umumnya, keluhan biasanya berupa demam, batuk, rasa sakit

waktu menelan, tidak jarang disertai muntah dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare. Pada

pemeriksaan fisis sering didapatkan eksudat ditonsil yang menyertai tanda-tanda peradangan

lainnya. Kelenjar getah bening submandibular seringkali membesar. Infeksi ini biasanya

Page 8: ringkasan Demam Reumatik

berlangsung 2-4 hari dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Para peneliti mencatat 50%-

90% riwayat infeksi saluran nafas bagian atas pada penderita demam reumatik/penyakit jantung

reumatik, yang biasanya terjadi 10-14 hari sebelum menifestasi pertama demam

reumatik/penyakit jantung reumatik.

Stadium II

Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan

gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu, kecuali korea yang dapat

timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.

Stadium III

Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat timbulnya pelbagai

manifestasi klinis demam reumatik/penyakit jantung reumatik manifestasi klinis tersebut dapat

digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifestasi spesifik demam reumatik/penyakit

jantung reumatik.

Gejala peradangan umum

biasanya penderita mengalami demam yang tidak tinggi tanpa pola tertentu. Anak menjadi lesu,

anoreksia, lekas tersinggung dan berat badan tampak menurun. Anak kelihatan pucat karena

anemia akiibat tertekannya eritropoesis.bertambahnya volume plasma serta memendeknya umur

eritrosit. Dapat pula terjadi epistaksis dan bila banyak dapat mendapat berat derajat anemia.

Artraglia, rasa sakit di sekitar sendi selama beberapa hari/minggu juga sering didapatkan; rasa

sakit akan bertambah bila anak akan melakukan latihan fisis. Gejala klinis lain yang dapat timbul

Page 9: ringkasan Demam Reumatik

ialah sakit perut, yang kadang-kadang bisa sangat hebat sehingga menyerupai apendisitis akut.

Sakit perut ini akan member renpons cepat dengan pemberian salisilat.

Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan tanda-tanda reaksi peradangan akut berupa

terdapatnya C-reactive protein dan leukositosis serta meningginya laju endap darah. Titer ASTO

meninggi pada kira-kira 80% kasus. Pada pemeriksaan EKG dapat dijumpai pemanjangan

interval P-R (blok AV derajat I). sebagian gejala-gejala peradangan umum ini penting untuk

diagnosis dan lompokkan sebagai gejala minor.

Manifestasi spesifik (disebut juga gejala mayor)

1. Arthritis

Khas untuk demam reumatik ialah poliartitis migrans akut. Biasanya mengenai sendi-

sendi besar (lutut, pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan), dapat timbul bersamaan

tetapi lebih sering bergantian/berpindah-pindah. Sendi yang terkena menunjukkan gejala-

gejala randang yang jelas seperti bengkak, merah, panas sekitar sendi, nyeri dan terjadi

gangguan fungsi sendi.yang mencolok ialah rasa nyerinya, yang kelihatan tidak

proporsional dengan kelainan obyektif yang ada. Rasa nyeri dapat sedemikian hebat

sehingga terkena selimut pun penderita tidak tahan. Harus dibedakan arthritis ini dengan

growing pain yang sering didapatkan pada anak pra-sekolah. Pada kelainan yang terakhir

ini, anak akan senang jika di pijat, sedangkan pada tiap sendi akan menghilang sendiri

tanpa pengobatan dalam beberapa hari sampai 1 minggu, dan seluruh gejala sendi

biasanya hilang dalam waktu 5 minggu, tanpa gejala sisa apapun. Derajat beratnya

kelainan sendi tidak ada hubungannya dengan gejala karditis. Kira-kira 15% penderita

karditis reumatik tidak disertai gejala arthritis.

Page 10: ringkasan Demam Reumatik

2. Karditis

Karditis reumatik merupakan proses peradangan aktif yang mengenai endokardium,

miokardium atau pericardium. Dapat salah satu saja yang terkena atau kombinasi dari

ketiganya. Bila mengenai ketiga lapisan sekaligus disebut perikarditis. Untuk menetukan

adanya karditis, sebaiknya diketahui dahulu keadaan jantung sebelum sakit.

Karditis merupakan gejala mayor terpenting, karena hanya karditislah yang dapat

meninggalkan gejala sisa, terutama kerusakan katup jantung. Angka kejadian karditis

pada demam reumatik tampaknya cenderung menurun dari waktu ke waktu.

Yang paling sering ditemukan ialah bising sistolik apikal yang menjalar ke aksila. Ini

harus dibedakan dengan bising inosen dan bising fungsional yang sering terdapat pada

anak dan dewasa muda. Akhirnya perlu ditegaskan bahwa penyakit jantung reumatik

dapat terjadi tanpa riwayat demam reumatik.

Gejala-gejala dini karditis ialah rasa lelah, pucat, tidak bergairah dan anak tampak sakit

bila sampai beberapa minggu meskipun belum ada gejala-gejala spesifik.

Seorang penderita demam reumatik dikatakan menderita karditis bila ditemukan satu atau

lebih tanda-tanda berikut:

a. bunyi jantung melemah dengan irama derap diastolik

b. terdengar bising yang semula tidak ada, yaitu berupa bising apikal, bising mid-

diastolik apikal atau bising diastolic basal; atau terdapat perubahan intensitas

bising yang semula sudah ada atau bertambahnya bising yang bermakna pada

penderita yang tadinya sudah pernah menderita demam reumatik/penyakit jantung

reumatik.

Page 11: ringkasan Demam Reumatik

c. Kardiomegali, terutama pembesaran ventrikel kiri pada rontgen dada pada

penderita tanpa demam reumatik sebelumnya atau bertambah pembesaran jantung

yang nyata pada penderita yang pernah mengalami penyakit jantung reumatik

sebelumnya.

d. Perikarditis, biasanya diawali dengan rasa nyeri disekitar umbilicus akibat

penjalaran nyeri bagian tengah diafrgama. Tanda-tanda lainya ialah adanya

friction rub, efusi pericardial dan kelainan pada EKG. Perikarditis jarang

ditemukan sebagai kelainan tersendiri, biasanya merupakan bagian dari

perikarditis.

e. gagal jantung kongestif pada anak-anak atau dewasa muda tanpa sebab lain.

Gambaran EKG pada demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat menunjukan pelbagai

kelainan yang sesuai dengan kelainan jantungnya, seperti miokarditis, perikarditis, hipertrofi

ventrikel atau hipertrofi atrium. Yang paling sering ditemukan ialah pemanjangan interval PR,

yang dianggap sebagai salah satu gejala minor.namun tidak jarang gambaran EKG pada demam

reumatik/penyakit jantung reumatik mula-mula normal dan baru setelah dilakukan pemeriksaan

ulangan didapatkan kelainan EKG, maka hal ini dapat dipakai untuk mengikuti perjalanan

penyakit; namun diperlukan pengalaman untuk dapat melakukan interpretasi yang baik dan

hebat.

Pemeriksaan radiologis sangan membantu pada perikarditis reumatik, karena itu foto rotgen dada

harus segera dibuat pada setiap kasus yang diduga menderita demam reumatik. Kardiomegali,

terutama pembesaran ventrikel kiri atau gambaran jantung yang membesar dan berbentuk seperti

vas akibat perikarditis dengan efusi pericardium serta denyut jantung yang melemah pada

pemeriksaan fluoskopi dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis. Juga dapat dideteksi

Page 12: ringkasan Demam Reumatik

pneumonia yang lebih tepat disebabkan infeksi streptococcus, bukan suatu pneumonia reumatik

akibat suatu superinfeksi atau gagal jantung.

3. Korea

Ialah gerakan-gerakan cepat, bilateral, tanpa tujuan dan sukar dikendalikan, seringkali

disertai kelemaha otot. Korea dapat terjadi stadium akut maupun stadium inaktif dan pada

5% kasus demam reumatik, korea merupakan gejala tunggal.

Sering terdapat pada anak perempuan sekitar umur 8 tahun dan jarang setelah masa

pubertas. Dapat ditemukan berkali-kali pada satu anak tanpa disertai manifestasi lainnya.

Keadaan ini belum dapat diterangkan.

Gambaran klinis korea :

a. Gerakan-gerakan tidak terkendali pada ekstremitas, muka dan kerangka tubuh.

Gerakan-gerakan tersebut hanya dapat diatasi sementara saja, dapat dibangkitkan

atau perhebat oleh emosi dan menghilang pada waktu tidur. Indikasi pertama

mungkin berupa seringnya anak menjatuhkan barang, tulisan memdadak menjadi

buruk atau sulit berhadapan muka dengan saudara-saudaranya. Gerakan-gerakan

khas terasa pada waktu berjabatan tangan. Dapat pula terjadi gangguan bicara.

Gerakan-gerakan pada oto muka dapat menghebat sehingga disebut society smile.

Bila lidah dijulurkan terlihat tremor. Yang khas ialah kelainan pada waktu

pemeriksaan reflek patella, ialah tungkai yag perlahan-lahan kembali ke posisi

semula setelah patella diketuk. Ini terjadi bila gerakan korea terjadi bersamaan

dengan waktu patella dirangsang.

b. Hipotonia akibat kelemahan otot. Ini menyebabkan posisi khas, berupa tangan

yang lurus sedangkan pergelangan tangan sedikit fleksi serta sendi

Page 13: ringkasan Demam Reumatik

metakarpofalangea dalam hiperekstensi. Bila hipotonia hebat, anak tidak dapat

berdiri (korea paralitika)

c. Inkoordinasi gerakan dapat jelas atau samar-samar, bila anak diminta untuk

memungut uang logam dilantai akan telihat jelas inkoordinasi tersebut

d. Gangguan emosi hampir selalu ada, bahkan sering merupakan tanda dini. Anak

menjadi murung, mudah tersinggung, kelihatan bingung atau bahkan menjadi

maniak (korea insapiens). Pekerjaan sekolah menjadi mundur.

4. Eritema marginatum

Merupakan demam reumatik pada kulit, berupa bercak-bercak merah muda dengan

bagian tengahnya pucat sedangkan tepinya berbatas tegas, berbentuk bulat atau

bergelombang, tanpa indurasi dan tidak gatal. Bila ditekan, lesi akan menjadi pucat.

Tempatnya dapat berpindah-pindah, dikulit dada dan bagian dalam lengan atas atau paha

fase akut, tetapi juga dapat timbul fase inaktif.tidak terpengaruh oleh obat anti-inflamasi.

Eritema marginatum terhadap prognosis. Eritema marginatum dapat berulang setelah

gejala aktivitas reumatik lainnya menghilang.

5. Nodul subkutan

Nodul ini terletak di bawah kulit, keras, tidak terasa sakit, mudah digerakkan, berukuran

antara 3 - 10 mm. biasanya terdapat dibagian ekstensor persendian terutama sendi siku,

lutut, pergelangan tangan dan kaki, daerah oksipital dan diatas prosesus spinosus vertebra

torakalis dan lumbalis. Nodul ini timbul beberapa minggu setelah serangan akut demam

reumatik, karena itu jarang mempunyai arti diagnostic yang penting, karena biasanya

manifestasi kelainan lainnya sudah nyata. Ditemukannya nodul subkutan menunjukkan

bahwa penyakit sudah berjalan beberapa waktu lamanya.

Page 14: ringkasan Demam Reumatik

Dengan steroid, nodul subkutan ini cepat hilang. Nodul subkutan juga dapat ditemukan

pada rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus diseminata. Nodul subkutan sering

dianggap sebagai tanda prognosis yang buruk, sebab seringkali disertai karditis yang

berat.

Stadium IV

Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung

dan penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-

apa.

Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,gejala yang

timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pada fase ini baik penderita demam reumatik

maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

Diagnosis

Demam reumatik akut ditandai oleh pelbagai manifestasi klinis dan laboratorium. Sampai saat

ini tidak ada satu jenis pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk demam reumatik. Oleh

karena itu diagnosis demam reumatik/penyakit jantung reumatik didasarkan pada gabungan

gejala dan tanda klinis serta kelainan laboratorium.

kriteria Jones untuk diagnosis demam reumatik akut

manifestasi mayor : karditis, poliatirits, korea, eritema marginatum, nodul subkutan.

manifestasi minor : klinis : demam, artraglia, pernah menderia demam reumatik.

Page 15: ringkasan Demam Reumatik

Laboratorium : reaksi fase akut (laju endap darah meninggi, C-reactive

protein positif, leukositosis) interval P-R memanjang.

Ditambah

Bukti terdapatnya infeksi streptococcus sebelumnya (ASTO atau anti bodi lain meningkat,

biakan usap tenggorakan menunjukkan terdapatnya beta-streptococcous hemolyticus grup A,

atau scarlet fever yang baru saja terjadi).

Terdapat 2 manifestasi mayor atau 1 manifestasi mayor ditambah 2 manifestasi minor

menunjukkan kemungkinan besar suatu demam reumatik. Terdapatnya bukti infeksi

streptococcus sebelumnya sangat menyokong diagnosis. Bila bukti ini tidak ada, diagnose

diragukan, kecuali bila terdapat korea minor atau karditis yang menahun.

Diagnosis banding

Telah disebutkan bahwa tidak ada satupun gejala klinis maupun kelainan laboratorium yang khas

untuk demam reumatik/penyakit jantung reumatik. Banyak penyakit lain yang mungkin memberi

gejala yang sama atau hampir sama dengan demam reumatik/penyakit jantung reumatik. Yang

perlu diperhatikan ialah infeksi piogen pada sendi yang sering disertai demam serta reaksi fase

akut. Bila terdapat kenaikan yang bermakna titer ASTO akibat infeksi Streptococcus sebelumnya

(yang sebenarnya tidak menyebabkan demam reumatik), maka seolah-olah criteria jones sudah

terpenuhi. Evaluasi terhadap riwayat infeksi streptococcus serta pemeriksaan yang teliti terhadap

kelainan sendinya harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi diagnosis berlebihan.