revisi proposal ta 2 (2)

37
PROPOSAL TUGAS AKHIR PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA PADA BAGIAN UMUM PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D. I. YOGYAKARTA Oleh: DANANG ARI PRASETYO NIM 3.51.08.1.05 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

Upload: dony-nugroho-ii

Post on 21-Dec-2015

246 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

for crm

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Proposal Ta 2 (2)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENGADAAN BARANG ATAU JASA PADA BAGIAN UMUM

PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D. I. YOGYAKARTA

Oleh:

DANANG ARI PRASETYO

NIM 3.51.08.1.05

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2011

Page 2: Revisi Proposal Ta 2 (2)

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

a. Judul Tugas Akhir : Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pada Bagian Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta

b. Pelaksanaa. Nama : Danang Ari Prasetyob. NIM : 3.51.08.1.05c. Program Studi : Administrasi Bisnisd. Jurusan : Administrasi Niaga

c. Pembimbinga. Pembimbing Utama : Suryadi Poerbo, SE., MM.b. Pembimbing Pembantu : Siti Nur Barokah, Dra., MM.

d. Waktu Pelaksanaan : Bulan April s/d Juli 2011

Semarang, Juli 2011

Pelaksana,

Danang Ari Prasetyo

NIM. 3.51.08.1.05

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Suryadi Poerbo, SE., MM. Siti Nur Barokah, Dra., MM.

NIP.19571023 198903 1 001 NIP.19630316 199003 2 002

2

Page 3: Revisi Proposal Ta 2 (2)

I. Latar Belakang Masalah

Tingkat kemakmuran atau income penduduk yang terus meningkat, maka

akan semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah

kebutuhan energi listrik yang memadai, karena pemenuhan kebutuhan energi listrik

menjadi kebutuhan yang pokok dan mendasar saat ini. Dewasa ini PT. PLN

(Persero) memberikan perhatian yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan

masyarakat akan energi listrik. Dalam kelancaran pelaksanaan pemenuhan

kebutuhan tersebut, tentu tidak lepas dari peran karyawan dan semua fasilitas

penunjang yang ada.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT. PLN (Persero)

memerlukan fasilitas-fasilitas yang berbentuk sarana dan prasarana. Untuk

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, maka diperlukan adanya pengadaan

yang prosedurnya sesuai dengan kebijakan PT. PLN (Persero). Sedangkan

pelaksanaan pengadaannya diserahkan kepada bagian Umum perusahaan.

Dalam menunjang kelangsungan pelaksanaan proses pengadaan barang/

jasa, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta harus

mengutamakan kualitas dan harga yang menguntungkan bagi perusahaan. Yang

dilaksanakan dengan efektif, efisien, transparan, adil atau tidak diskriminatif dan

akuntabel. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan para penyedia barang/

jasa, karena perusahaan perlu meningkatkan transparasi dan persaingan yang sehat

serta kompetitif dalam proses pengadaan barang/ jasa. Dengan menyederhanakan

ketentuan tata cara pengadaan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan prosedur

pengadaan barang/ jasa saat ini pada PT. PLN (Persero).

3

Page 4: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penyusun berusaha untuk

membahas lebih lanjut mengenai prosedur pengadaan barang atau jasa yang

dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.

Adapun judul Tugas Akhir yang digunakan adalah: ”PROSEDUR PENGADAAN

BARANG ATAU JASA PADA BAGIAN UMUM PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI

JAWA TENGAH DAN D. I. YOGYAKARTA”

II. Ruang Lingkup Pembahasan

Dewasa ini PT. PLN (Persero) perlu meningkatkan kinerja karyawannya

dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat ini. Perusahaan

harus memenuhi dan memberi perhatian lebih dalam pelaksanaan pengadaan

sarana dan prasarana baik itu barang maupun jasa. Maka dari itu PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta khususnya bagian Umum harus

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik terutama dalam proses pengadaan

barang atau jasa. Hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, khususnya tentang

prosedur pengadaan barang/ jasa pada bagian umum PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta. Sehubungan dengan luasnya pembahasan yang

tercakup dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka perlu dilakukan pembatasan materi

yang akan dibahas. Hal ini penting agar setiap bahasan mudah dimengerti, lebih

terarah dan tidak menyimpang dari judul. Materi yang akan dibahas meliputi

penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa melalui metode-metode yang ada

yakni metode pengadaan/ pembelian langsung, penunjukan langsung dan pemilihan

langsung yang menggunakan system penyampaian dokumen penawaran satu

4

Page 5: Revisi Proposal Ta 2 (2)

sampul, dua sampul maupun dua tahap, jenis-jenis dokumen yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pengadaan barang atau jasa dan permasalahan yang terjadi saat

melakukan kegiatan tersebut. Sejak tahap proses memilih penyedia barang/ jasa

sampai tahap penyelesaian pelaksanaan pekerjaan untuk pengguna barang/ jasa

baik dikantor pusat maupun di unit PT. PLN (Persero).

III. Tujuan dan Kontribusi

Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan dan kontribusi atau manfaat, begitu

juga dengan penyusunan Tugas Akhir ini. Adapun tujuan dan kontribusi dari

penyusunan Tugas Akhir ini adalah:

3.1 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :.

1. Mengetahui penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa melalui

metode pengadaan/ pembelian langsung, penunjukan langsung dan

pemilihan langsung, yang dilaksanakan dengan sistem penyampaian

dokumen penawaran satu sampul, dua sampul maupun dua tahap pada

bagian Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I.

Yogyakarta.

2. Mengetahui jenis-jenis dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan

pengadaan barang/ jasa pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan D. I. Yogyakarta.

5

Page 6: Revisi Proposal Ta 2 (2)

3. Mengetahui permasalahan yang terjadi dan memberikan solusi yang

tepat dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pada PT. PLN

(Persero)

3.2 Kontribusi Penulisan

Kontribusi atau manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagi Penulis

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan memahami

secara mendalam mengenai prosedur pelaksanaan pengadaan barang

atau jasa pada bagian Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah

dan D. I. Yogyakarta.

2. Bagi Perusahaan

Dari penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan kepada karyawan

yang ada dalam lingkungan PT. PLN (Persero) tentang penerapan

prosedur pengadaan barang atau jasa pada PT. PLN (Persero).

3. Bagi Politeknik Negeri Semarang

Dapat memberikan tambahan informasi, bahan referensi dan bahan

kepustakaan bagi Politeknik Negeri Semarang sehingga nantinya dapat

bermanfaat bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir dengan

topik yang sama.

6

Page 7: Revisi Proposal Ta 2 (2)

IV. Tinjauan Pustaka

4.1 Pengertian Prosedur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah prosedur merupakan suatu

aktivitas, metode langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah

(2005:694). Menurut para ahli seperti, Mulyadi (2001:20) adalah suatu urutan

kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau

yang lebih dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi

perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Sedangkan menurut Muhammad Ali (2000:325) ”Prosedur adalah tata cara

kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan.”

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap

yang telah ditentukan.

4.2 Pengertian Barang

Dan pengertian barang dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010,

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak

maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau

dimanfaatkan oleh pengguna barang.

Sedangkan menurut Bayu Swastha (2003:196) ”Barang merupakan setiap

benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud, bergerak ataupun tidak bergerak,

7

Page 8: Revisi Proposal Ta 2 (2)

yang mempunyai banyak tujuan seperti diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau

dimanfaatkan oleh konsumen.”

Secara garis besarnya pembagian barang sendiri terbagi atas barang

berwujud dan tidak berwujud, barang bergerak serta barang tidak bergerak.

Barang berwujud merupakan barang yang mempunyai wujud tertentunya dan

barang yang barang yang tidak berwujud merupakan barang yang tidak mempunyai

wujud tertentu.

Barang bergerak diartikan sebagai barang yang dapat berpindah tempat dari

satu tempat ketempat yang lain baik dengan berpindah sendiri maupun dipindahkan.

Sementara barang tidak bergerak merupakan benda yang tidak dapat berpindah dari

satu tempat ketempat yang lain.

4.3 Pengertian Jasa

Kotler (2000) mengemukakan pengertian jasa (service) sebagai berikut :

“ A service is any act or performance that one party can offer to another that is

essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It`s

production may or may not be tied to a pshyical product “ (Jasa adalah setiap

tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak yang lain yang

secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan,

produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik).

Sedangkan Zeithaml dan bitner (2003:3) mengemukakan definisi jasa

sebagai berikut : “include all economic, activities whose output is not physical

product or construction is generally consumed at the time it`s produced and provided

8

Page 9: Revisi Proposal Ta 2 (2)

added value in forms (such as convenience, amusement,, timeliness, comfort or

health) that are essentially intangible concerns of it`s first purchaser.” (Jasa pada

dasarnya adalah seluruh ativitas ekonomi dengan output selain produk dalam

pengertian fisik, dikomsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan , memberikan

nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.)

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka jasa adalah kegiatan, manfaat

atau kepuasan yang ditawarkan untuk dikonsumsi dari pihak satu/ penyedia jasa

kepada pihak yang lain/ pengguna jasa. Dan jasa mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

1. Intangibility (Tidak berwujud) yakni jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar atau diraba. Tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan

konsumen.

2. Heterogenitas yakni jasa merupakan sesuatu yang tidak mempunyai standar,

hal ini karena jasa berupa suatu kinerja yang dihasilkan, maka tidak ada

hasil dari jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh orang yang sama.

3. Perishability (Tidak tahan lama) yang mana tidak dapat disimpan atau

digunakan karena pada dasarnya jasa merupakan sesuatu yang langsung

dikonsumsi pada saat diberikan.

4. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Terdapat interaksi antara penyedia

jasa dengan pengguna jasa, baik yang bersifat perorangan maupun yang

bersifat organisasi.

9

Page 10: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dijelaskan jasa yang tersedia

dalam pengadaan jasa, yaitu:

1. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bagunan atau pembuatan bentuk fisik lainnya yang

perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan pengguna barang/ jasa

serta proses dan pelaksanannya diawasi oleh pengguna barang/ jasa.

2. Jasa Konsultasi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya

olah pikir (brainware).

3. Jasa Lainnya meliputi segala pekerjaan dan/ atau penyedia jasa selain jasa

konstruksi dan jasa konsultasi, jasa yang membutuhkan membutuhkan

kemampuan tertentuan yang mengutamakan ketrampilan (skillware), antara

lain jasa pengoperasian, pemeliharaan, pengujian, rekondisi, jasa teknik

(pemutusan dan penyambungan), cleaning service dan komisioning.

Sedangkan Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai

pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/ proyek yang memerlukan layanan jasa dan

penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya

menyediakan layanan jasa.

4.4 Pembelian

Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau

pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan

10

Page 11: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Hopwood (2001:323), yaitu: “Procurement is the business process of selecting a

source, ordering, and acquiring goods or services.”

Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan/

pembelian barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya,

pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi

pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of

the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at

the right place.”

Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi

pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan

kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan

tempat yang tepat.

4.5 Kontrak

Berdasar Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor: 305.K/DIR/2010

menerangkan bahwa kontrak adalah perikatan dalam bentuk perjanjian tertulis

antara pengguna barang/ jasa dengan penyedia barang/ jasa.

Dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dijelaskan kontrak adalah

perjanjian tertulis antara Para Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia barang/

jasa atau pelaksana swakelola.

Masa pelaksanaan kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya kontrak

sampai dengan berakhirnya masa pelaksanaan untuk kontrak pengadaan barang

11

Page 12: Revisi Proposal Ta 2 (2)

(supply only) sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan untuk jasa konstruksi

atau sampai dengan berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam kontrak.

Kontrak kerja ialah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum

antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam menyelenggarakan layanan barang/

jasa.

4.6 Pengertian Pengadaan

Menurut Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dijelaskan pengadaan

barang/ jasa merupakan kegiatan untuk memperoleh barang/ jasa oleh kementrian/

lembaga/ satuan kerja perangkat daerah/ institusi lainnya yang prosesnya dimulai

dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk

memperoleh barang/ jasa.

Proses pengadaan barang/ jasa merupakan kegiatan pengadaan barang/

jasa mencakup sejak tahap proses memilih penyedia barang/ jasa sampai tahap

penyelesaian pelaksanaan pekerjaan untuk pengguna barang/ jasa.

4.7 Panitia Pengadaan

Untuk melaksanakan pengadaan barang/ jasa dibentuk panitia pengadaan

yang selanjutnya disebut penitia oleh pengguna barang/ jasa. Panitia berjumlah

gasal beranggotakan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas unsur/ unit

kerja:

a. Perencana pekerjaan/ kegiatan yang bersangkutan.

b. Pengelola keuangan.

12

Page 13: Revisi Proposal Ta 2 (2)

c. Pengelola barang/ jasa.

d. Ahli pengadaan, ahli hukum kontrak atau yang menguasai administrasi

kontrak.

Untuk honorarium dan biaya kegiatan panitia dialokasikan dalam dokumen anggaran

yang ada.

4.8 Pengguna Barang atau Jasa

Pengguna barang atau jasa adalah direksi atau pejabat satu tingkat dibawah

Direksi atau General Manager (GM) atau pejabat yang diberi kuasa bertanggung

jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/ jasa dalam lingkungan kerja PT. PLN

(Persero).

1. Pengguna barang/ jasa di kantor pusat, adalah Direksi, atau pejabat satu

tingkat dibawah Direksi yang diberi kuasa/ sesuai kewenangan. Pengguna

memiliki kewenangan untuk melakukan pengadaan barang/ jasa yang alokasi

anggarannya telah tercantum didalam Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP).

2. Pengguna barang/ jasa di Unit Bisnis, adalah General Manager sebagai

pengguna barang/ jasa. General Manager dapat melimpahkan

kewenangannya kepada pejabat dibawahnya sebagai pengguna barang/ jasa

untuk melakukan pengadaan barang/ jasa.

13

Page 14: Revisi Proposal Ta 2 (2)

4.9 Prinsip Dasar Pengadaan Barang atau Jasa

1. Efisiensi berarti pengadaan barang/ jasa harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang

ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan hasil yang dicapai

dipertanggung jawabkan.

2. Efektif berarti pengadaan barang/ jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang

telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Terbuka dan bersaing berarti pengadaan barang/ jasa harus terbuka bagi

penyedia barang/ jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui

persaingan yang sehat diantara penyedia barang/ jasa.

4. Tansparan berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan

barang/ jasa, termasuk administrasi dan teknis pengadaan.

5. Adil/ tidak diskriminatif berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua

calon penyedia barang/ jasa dan tidak mengarah untuk memberikan

perbedaan perlakuan kepada pihak tertentu.

6. Akuntabel berarti harus mencapai sasaran fisik, keuangan maupun azas

manfaat yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengadaan

barang/ jasa.

4.10 Harga Perkiraan Sendiri

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) merupakan salah satu acuan dalam evaluasi

penawaran yang dikalkulasikan secara ahli dan digunakan sebagai alat untuk

14

Page 15: Revisi Proposal Ta 2 (2)

menilai kewajaran harga penawaran termasuk rinciannya dan untuk menetapkan

besaran tambahan nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu

rendah.

4.11 Etika Pengadaan

Pengguna barang/ jasa, penyedia barang/ jasa dan pihak yang terkait dalam

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa harus mematuhi etika pengadaan barang atau

jasa sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas secara tertib disertai rasa tanggung jawab untuk

mencapai sasaran dan tujuan pengadaan barang/ jasa.

2. Berkerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran untuk menjaga

kerahasiaan dokumen pengadaan barang/ jasa agar tidak terjadi

penyimpangan dalam proses pengadaan tersebut.

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung agar

menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.

4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan

sesuai dengan kesepakatan para pihak terkait.

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of

intern) para pihak yang terkait dalam proses pengadaan barang/ jasa, yang

dapat merugikan kepentingan pengguna barang/ jasa.

6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran

keuangan dalam pengadaan barang/ jasa.

15

Page 16: Revisi Proposal Ta 2 (2)

7. Menghindari dan mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan/ atau

dengan tujuan keuntungan sendiri atau pribadi, golongan atau pihak lain

yang dapat merugikan perusahaan.

8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi

atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja yang diduga berkaitan

dengan pengadaan barang/ jasa.

4.12 Metode Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa

Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 menjelaskan bahwa Pengadaan

barang/ jasa dapat dilakukan dengan metode:

1. Pelelangan

Pelelangan adalah pengadaan barang/ jasa yang dilakukan secara terbuka

untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan

papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta bilamana

dimungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/ dunia

usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Bila

calon penyedia barang/ jasa diketahui terbatas jumlahnya karena

karakteristik, kompleksitas dan atau kecanggihan teknologi pekerjaannya,

dan atau kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu

melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang/ jasa tetap dilakukan

dengan cara pelelangan. Metode ini digunakan untuk pekerjaan kompleks

yakni diatas 200 juta rupiah dan pekerjaan lainnya yang sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

16

Page 17: Revisi Proposal Ta 2 (2)

2. Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah pengadaan barang/ jasa tanpa melalui

pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/ jasa yang memenuhi

syarat, yang dilakukan dengan cara membandingkan penawaran dan

melakukan negosiasi, baik teknis meupun harga. Sehingga diperoleh harga

yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan. Metode ini

dipakai untuk pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi 200

juta rupiah yaitu bernilai antara 100-200 juta rupiah.

3. Penunjukan langsung

Penunjukan langsung adalah pengadaan barang/ jasa dengan cara

menunjuk langsung kepada 1 (satu) penyedia barang/ jasa yang dinilai

mampu melaksanakan pekerjaan dan/ atau memenuhi kualifikasi pekerjaan

yang dibawah 100 juta.

4. Pengadaan Langsung

Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/ jasa dengan metode yang

hampir sama dengan penunjukan langsung yaitu pengadaan barang/ jasa

langsung kepada penyedia barang/ jasa, akan tetapi tanpa melalui

Pelelangan/ Seleksi/ Penunjukan Langsung yang pekerjaannya paling tinggi

100 juta.

4.13 Sistem Penyampaian Dokumen Penawaran

Dalam Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 juga dijelaskan sistem

penyampaian dokumen penawaran dalam pengadaan barang/ jasa yang

menggunakan sistem satu sampul dan dua sampul serta sistem dua tahap.

17

Page 18: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Sistem satu sampul lebih tepat digunakan untuk pengadaan barang/ jasa

yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan

standar harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau pengadaan barang/ jasa

yang spesifikasi teknis dan volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam

dokumen pengadaan.

Dan sistem dua sampul digunakan untuk memisahkan antara dokumen

penawaran administrasi/ teknis dengan dokumen penawaran harga yang karena

sifat dan kondisi pengadaannya memerlukan evaluasi teknis yang mendalam.

Sedangkan sistem dua tahap lebih tepat digunakan untuk pengadaan

barang/ jasa berkaitan dengan penggunaan teknologi tinggi, kompleks dan beresiko

tinggi dan atau yang mengutamakan tercapainya/ pemenuhan kriteria kinerja

tertentu dari keseluruhan sistem termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi

pengoprasian dan pemeliharaan perawatannya dan atau yang mempunyai beberapa

alternatif penggunaan sistem atau desain penerapan teknologi yang berbeda, serta

pengadaan barang/ jasa yang memerlukan penyesuaian kriteria teknis untuk

menyetarakan spesifikasi teknis diantara penawar sesuai yang disyaratkan pada

dokumen pengadaan.

V. Metodologi Penelitian

Peranan metode dalam penulisan Tugas Akhir sangat penting, karena baik

buruknya hasil penulisan ilmiah tergantung bagaimana menerapkan atau

menggunakan metode yang kita pakai.

18

Page 19: Revisi Proposal Ta 2 (2)

”Metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran

secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.” (Cholid Narbuko, 2008:1)

Metode penulisan yang digunakan adalah metode penulisan diskriptif,

metode yang menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya. Menurut Moh Nazir (2003:54), ”Metode deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Metode ini digunakan untuk mengambarkan atau menjelaskan mengenai

penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa pada PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.

Penulisan dengan menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

penerapan prosedur tersebut dan penulisannya disajikan dalam bentuk flowchart,

tabel maupun gambar untuk mempermudah pemahaman mengenai prosedur

tersebut.

5.1 Klasifikasi Data

Dalam penyusunan Tugas Akhir digunakan beberapa data. Data yang akan

dipergunakan diklasifikasikan berdasarkan dua hal, yaitu menurut sumbernya dan

menurut jenisnya.

19

Page 20: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Data menurut sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

”Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya.” (Marzuki, 2000 : 55).

Data ini diperoleh penulis dari pengamatan langsung terhadap objek

penulisan dan wawancara dengan pihak instansi yakni pada bagian Umum PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta. Sehingga diperoleh

data yang diinginkan oleh penulis yaitu mengenai permasalahan yang dihadapi

dalam penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa pada PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.

2. Data sekunder

”Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti.” (Marzuki,2000 : 56) .

Data ini diperoleh melalui studi pustaka, yaitu dari literatur-literatur dan

sumber lain dari hasil pengamatan penulis sendiri terhadap obyek.

Sedangkan menurut jenisnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu:

1. Data Kuantitatif

”Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur secara langsung dan bisa

dihitung atau diukur dengan angka” (Marzuki, 2002 : 55).

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, data kuantitatif yang akan digunakanseperti

jumlah karyawan dan berupa data mengenai jumlah pengadaan barang atau

jasa pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.

20

Page 21: Revisi Proposal Ta 2 (2)

2. Data Kualitatif

”Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur secara langsung bukan

berupa angka atau bilangan-bilangan tetapi berupa informasi atau keterangan.”

(Marzuki,2002 : 55).

Data kualitatif ini bisa berupa informasi dan keterangan mengenai suatu

obyek. Data kualitatif ini antara lain berupa keterangan tentang sejarah dan

perkembangan perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi, lokasi

perusahaan, penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa serta dokumen-

dokumen yang digunakan pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan

D. I. Yogyakarta dan data-data pendukung lainnya.

5.2 Metode Penggumpulan Data

Dalam penulisan Tugas akhir ini, metode pengumpulan data yang digunakan

penulis adalah:

1. Observasi

”Metode observasi adalah metode pengambilan data tanpa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, hanya melakukan pengamatan terhadap objeknya saja.”

(Supranto, 2003:85)

Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek

yang akan diobservasi yakni pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah

dan D. I. Yogyakarta, mengenai penerapan prosedur pengadaan barang atau

jasa. Data yang diperoleh berupa informasi mengenai fakta di lapangan

berkaitan dengan pengadaan barang atau jasa.

21

Page 22: Revisi Proposal Ta 2 (2)

2. Wawancara

”Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan setelah dilakukan pengamatan terhadap

objeknya.” (Supranto,2003:87-88)

Dalam metode pengumpulan data ini akan dilakukan dengan cara tanya

jawab kepada pihak-pihak yang terkait, terutama bagian Umum pada PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta.

3. Studi Pustaka

Menurut Supranto (2003:87-88), ”Studi pustaka merupakan pengumpulan

data yang dilakukan berdasarkan pada referensi yang relevan dengan masalah

yang dibahas serta sumber bacaan lainnya.”

Dalam metode studi pustaka ini yang akan dilakukan dengan mengutip dari

berbagai buku-buku literatur dan media elektronik lainnya yang berhubungan

dengan penerapan prosedur pengadaan barang atau jasa yang bertujuan untuk

menambah pemahaman teori suatu permasalahan.

Selain itu pengumpulan data menggunakan metode online, yang dilakukan

dengan mengakses informasi dengan teknologi internet. Pencarian secara online

memberi banyak keuntungan bagi penulis diantaranya adalah: hemat waktu,

ketuntasan, kesesuaian, hemat biaya. (Jonathan Sarwono, 2006:128)

22

Page 23: Revisi Proposal Ta 2 (2)

VI. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran mengenai topik yang akan dibahas maka

dibuat sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian tugas akhir.

Landasan teori menguraikan tentang beberapa pengertian yang

berhubungan dengan pengadaan barang atau jasa, seperti pengertian

prosedur, pengertian barang, jasa, kontrak, pengertian pengadaan, panitia

pengadaan, penjelasan pengguna barang/ jasa, pengertian Harga

Perkiraan Sendiri (HPS) dan Etika Pengadaan barang/ jasa, metode

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa serta sistem penyampaian dokumen

penawaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas membahas mengenai metode pengumpulan data,

klasifikasi data, metode pengumpulan data, pengolahan data dan metode

penulisan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan tentang gambaran umum PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta, Struktur Organisasi

23

Page 24: Revisi Proposal Ta 2 (2)

perusahaan, bab ini juga membahas tentang penerapan pelaksanaan

prosedur pengadaan barang atau jasa pada bagian Umum PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta (DJTY) yang

mengadakan barang dan jasa untuk semua bagian dan Unit-unit terkait

dibawah kantor DJTY. Dibahas juga mekanisme pengadaan barang/ jasa

yang menggunakan metode pembelian/ pengadaan langsung, penunjukan

langsung dan pemilihan langsung, yang dilaksanakan dengan sistem

penyampaian dokumen penawaran satu sampul, dua sampul maupun dua

tahap. Selain itu untuk mengetahui jenis-jenis dokumen yang digunakan

seperti dokumen pengadaan, Berita Acara (BA), Surat Kuasa Kerja

Operasi (SKKO), Kontrak dan dokumen lain yang menunjang dalam

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pada PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta serta permasalahan yang terjadi dalam

pelaksanaan pengadaan barang/ jasa tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan yang telah

dikemukakan serta saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan

khususnya dan pembaca pada umumnya.

24

Page 25: Revisi Proposal Ta 2 (2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. 2011. Sekilas Tentang Pengertian Barang dan Jasa. Bandung:

(diunduh: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-barang-3/

. Senin, 04 April 2011, 11.24 a.m)

Ali, Muhammad. 2000. Pengadaan Barang atau Jasa. Jakarta:

(diunduh: http://heldi.net/about/. Kamis, 14 April 2011, 07.23 a.m).

Balai Pustaka. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Bodnar dan Hopwood. 2001. Definisi Pembelian. Jakarta:

(diunduh: http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelian.html.

Kamis, 14 April, 07.34 a.m).

Galloway dkk. 2000.Definisi Pembelian. Jakarta:

(diunduh: http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelian.html.

Kamis, 14 April, 07.32 a.m).

Keputusan Direksi nomor 305.K/DIR/2010. 2010. Pedoman Pengadaan Barang atau

Jasa PT. PLN (Persero). Tidak diterbitkan.

Keputusan Presiden nomor 80. 2003. Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah.

(diunduh: http://ramaputra.wordpress.com/2009/07/31/pengertian-

pengadaan-barangjasa/. Senin, 04 April 2011, 10.19 a.m)

Kotler Philip. 2000. According to Kotler. Jakarta: PP.

Marzuki. 2000. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT Prasetya Widia Pratama.

Marzuki. 2002. Metode Riset. Yogyakarta: PT Prasetya Widia Pratama.

25

Page 26: Revisi Proposal Ta 2 (2)

Mulyadi. 2001. Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa. Jakarta.

(diunduh: http://erikarianto.wordpress.com. Senin 04 April 2011, 09.43 a.m)

Narbuko, Cholid. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Riset. Jakarta.

(diunduh: http://[email protected]/. Senin 04 April 2011, 09.37 a.m)

Peraturan Presiden Nomor 54. 2010. Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah.

Sarwono, Jonathan. 2006. Pintar Menulis Karangan Ilmiah: Kunci Sukses Dalam

Menulis Ilmiah. Yogyakarta: ANDI.

Supranto J. 2003. Metodologi Riset. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Swasta, Bayu. 1993. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta:

(diunduh: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/. Kamis, 07.14 a.m).

Wahjono, Imam Sentot. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Graha Ilmu.

(diunduh: http://id.shvoong.com/business-management/2001118-

pengertian-jasa/. Senin, 04 April 2011, 10.53 a.m).

Zeithaml dan Bitner. 2003. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: PP

26