ta-laba (2)
DESCRIPTION
teori akuntansiTRANSCRIPT
MENDEFINISI LABA secara struktural dan semantik.
Menyebutkan tujuan laporan laba.
Mengidentifikasi kelemahan laba akuntansi konvensional.
Membedakan laba akuntansi dan laba ekonomi.
Meneyebut dan menjelaskan berbagai interpretasi laba dalam tataran semantik,
sintaktik.
Page | 1
TUJUAN PELAPORAN LABA
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang
dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dengan
konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil
keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Meskipun konsep laba yang
digunakan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai
konsep dan tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternative yang dapat
digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tunggal untuk memenuhi berbagai tujuan
secara umum atau menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikan secara jelas konsep
laba tersebut secara khusus.
Tanpa memperhatikan masalah yang muncul, informasi laba sebenarnya dapat
digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan
informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba
perusahaan dapat digunakan :
1. Sebagai indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
8. Sebagai dasar pembagian deviden
Page | 2
Konsep Laba
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi
yang merupakan selisih antara pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai
kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi
dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak dapat didefinisikan tersendiri
secara ekonomik seperti halnya aktiva dan atau hutang.
Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan
rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu
laporan keuangan. Angka ini penting untuk :
1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara.
2. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan
dalam perusahaan.
3. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan.
4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya
di masa yang akan datang.
5. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
6. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.
7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia yaitu dimana manusia sebagai hamba
kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.
2.1.1 Laba Ekonomi (Economic Income)
Adam Smith menjelaskan bahwa Income adalah kenaikan dalam kekayaan.
Pengertian ini diikuti oleh Marshall dkk dan dihubungkan dengan konsep praktik bisnis.
Mereka membedakan modal tetap dengan modal kerja, modal fisik dan laba, dan menetapkan
pada realisasi sebagai pengakuan laba. Fischer, Lindahl dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba
ekonomi yang mencakup tiga tahap sebagai berikut :
Page | 3
1. Physical Income yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat
diukur.
2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk Real Income ini adalah Biaya
Hidup (Cost of Living).
3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Konsep Capital Maintenance
Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih
ada (capital maintained atau return on capital) atau biaya yang telah tertutupi (cost recovery)
atau pengembalian modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam ukuran
uang (units of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general
purchasing power) yang disebut physical capital.
Berdasarkan kedua konsep ini maka konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep
sebagai berikut (Belkaoui 1985) :
Financial Capital
1. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Laba
menurut konsep ini adalah perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal
yang dijabarkan dalam ukuran uang.
2. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur
menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini tenaga beli dari modal yang
diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep ini laba adalah
perubahan net asset setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga
beli yang sama.
Physical Capacity
Page | 4
1. Productive Capacity Maintenance yaitu Physical Capacity yang diukur
menurut konsep uang. Menurut konsep ini kapasitas produksi perusahaan
dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik,
kapasitas untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama dan
kapasitas/memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
2. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu Physical
Capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini
KUALITAS INFORMASI LABA
M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam
kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan
oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan
yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap
bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh
karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di
masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory
edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur
laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi
Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan
aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah
berkembang dari praktik akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba
(income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan
Aktiva.
Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Page | 5
Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam
usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income),
para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut
adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.
Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)
Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan
keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users
dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi
harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen
dan akuntan terhadap income yang dilaporkan. Konsep income ini paling tidak harus
memberikan implikasi income sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen.
PENGUKURAN & PENGAKUAN LABA
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada
besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep
penghimpunan an realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan
akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap
pendapatan.
Oleh karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba
diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa:
penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang
yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan
jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92).
Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba.
Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan
mempertahankan capital/kemakmuran (capital maintenence).
1. Pendekatan Transaksi
Page | 6
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi
hanya karena transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena
adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva / hutang dengan pihak luar perusahaan.
Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.
Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui
pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari
pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan
diubah menjadi aktiva baru. Konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi
pendapatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu :
a) Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya : atas dasar,
produk / konsumen.
b) Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi.
c) Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada
pada akhir periode.
d) Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.
e) Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang
lainnya
2. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul
pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam
penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini
disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran.
Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang
mengukur transaksi dengan pihak luar.
Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam arti
luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian keduanya gagal
menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut
di dasarkan pada hubungan struktural yang sama yang tidak ada dalam dunia nyata.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah :
Page | 7
1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenios evaluasi
dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan
penjualan surat berharga yang ditukar pada usaha memperoleh capital gain.
2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan
menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari
jenis kegiatan yang berbeda.
3. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan
kemakmuran/kapital, akan dibicarakan lebih dahulu mengenai konsep laba dan kapital.
Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam
berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa
memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba
sebagai berikut :
Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu
yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan distribusi
kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada
skala pengukuran tertentu (p. 194)
Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut : Laba adalah
aliran jasa sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan kemakmuran (the embodiment
of future services), dan laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu
periode tertentu (p. 142)
Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebagai
tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di konsumsikan
(dinikmati) selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Dengan
demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan
tingkat kemakmuran pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital
Page | 8
yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan konsep
mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance concept).
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau aktiva
neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu.
pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala
pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan
besarnya laba yang diperoleh.
Laba Akuntansi dan Money Income
Money Income berbeda dengan Accounting Income. Accounting Income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode
tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut.
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah
arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Sehingga penentuan laba, yaitu
penentuan kenaikkan modal yang juga menyangkut masalah harga. Modal bisa berarti
financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai
kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik.
Physical capital di sini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal untuk
memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah kapasitas
produksi dari aktiva yang dimiliki.
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen Income, yaitu :
1. Current Operating Profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement
cost) dari penghasilan.
2. Realized Holding Gain and Loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost
dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dibagi
dua yaitu :
a. Yang direalisasi dan accrued selama periode tersebut.
b. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal :
Page | 9
1. Money Income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan Accounting
Income berdasarkan historical cost.
2. Money Income hanya mengikuti gain yang accrued pada pewriode tersebut.
Earning Management
Earning Management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang
telah menambah wawasan perkembangan terutama dalam bidang Teori Akuntansi. Istilah
manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau
pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya
mengenai laba demi kepentingan pribadi dan atau perusahaan.
Earning Management merupakan suatu tindakan manajemen yang dapat berupa
campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam maksud untuk
meningkatkan kesejahteraannya secara peronel (pribadi) maupun untuk meningkatkan nilai
perusahaan.
Faktor leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Management.
Hal ini dapat berarti Earning Management berkaitan dengan sumber dana eksternal, yaitu
sumber dana yang berasal dari pihak luar perusahaan (investor) khususnya utang yang
digunakan untuk membiayai kelangsungan perusahaan.
Laba Menurut Konsep Akuntansi (Accounting Income)
Dalam akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan
pandangan dalam menghitung laba (income). Dibawah ini ada empat pendapat, yaitu :
1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip historical
cost yang sering disebut historical cost accounting atau conventional accounting
sebagaimana yang kita anut saat ini. Konsep ini dinamakan konsep laba accounting
income.
2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan
perhitungan perubahan tingkat harga unum (general price level) dan tetap
mempertahankan prinsip historical cost. Konsep ini dikenal dengan istilah general price
Page | 10
level adjusted historical cost accounting (GPLA Historical Accounting). Dan perhitungan
labanya disebut GPLA Accounting Income.
3. Pemikiran radikal, yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian
bukan historical cost lagi. Konsep ini dikenal dengan current value accounting sedang
perhitungan labanya disebut current income.
4. Pemikiran neo radikal, yang menggunakan current value tetapi disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga umum. Konsep ini disebut GPLA Current Value Accounting
sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan
biaya-biaya yang dikleuarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba
itu mengandung lima sifat yaitu :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil
dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi
perusahaan pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri
tentang pa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching, artinya hasil dikurangi biaya yang
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
Most menambahkan cirri-ciri laba akuntansi sebagai berikut :
1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.
2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena
dan periode yang dapat diukur.
3. Laba akuntansi mengizinkan agregasi kedalam kategori berupa input dan output.
4. Sehingga perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa.
5. Sehingga mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu dapat
menggunakannya untuk berbagai tujuan.
Page | 11
Perbandingan antara Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi
Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena perbedaan konsep dasar yang
dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai
sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis pengukurannya. Sedangkan laba
ekonomi dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau persediaan
nilai setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Perbedaan dalam
aspek lainnya antara kedua konsep laba tersebut adalah :
Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomi
1. Sudut pandang
pemaknaan
Perekayasaan akuntansi,
Penyusun standar, dan Penyusun
statemen Keuangan
Pemegang saham
2. Dasar Pengukuran Biaya historis Biaya kesempatan dan
Nilai pasar
3. Pengertian “Ekonomik” Kelayakan jangka panjang Penilaian jangka pendek
4. Makna Depresiasi Alokasi biaya Penurunan nilai ekonomis
5. Unit Pengukur Nominal Rupiah Daya beli
6. Konsep Dasar yang
Melandasi
Kontinuitas usaha (asas akrual) Likuidasi atau Nilai tunai
Adapun perbedaan money income dengan accounting incomeadalah sebagai berikut:
1) Money income dihitung berdasarkan nilai biaya pengganti (replacement cost), sedangkan
Accounting income berdasarkan harga historis (historical cost).
2) Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.
Rumus Accounting Income menurut Belkaoui adalah :
Pa = X + Y + Z
Pa = Accounting Income
X = Current Operating Profit
Page | 12
Y = Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu
Z = Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Rumus Money Income adalah :
Pm = Pa – Y + W
Pm = Money Income
Pa = Accounting Income
Z = Realisasi holding gain and loss pada periode itu, accrued pada periode sebelumnya
W = Holding gain and loss yang belum direalisas
Beberapa kebaikan dari kondisi laba akuntansi adalah :
- Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.
- Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan
secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability).
- Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan
tidak memperhatikan perubahan nilai.
- Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen.
Disamping adanya keistimewaan,konsep laba juga mempunyai kelemahan yang terkandung
didalamnya adalah :
Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai.
Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena adanya
perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan
biaya.
Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan.
Page | 13
Hendriksen (1992) dan Most (1982) memberikan kelemahan laba akuntansi sebagai berikut :
1. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori aluntansi.
2. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang berbeda-
beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar perusahaan maupun dalam suatu
periode tertentu.
3. Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai historis,
sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan dalam laporan
keuangan.
4. Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek.
5. Informasi lainnya diluar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam
pengambilan keputusan.
6. Kurangnya informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin
bermanfaat.
Contoh soal:
Untuk membedakan tempat konsep laba, dibawah ini kita berikan contoh
sebagai berikut:
PT. ABC memiliki kekayaan bersih sebesar 10.000.000, pada tanggal 1 jaunari
2000 dan pada tanggal 31 desember 2000 menjadi 15.000.000. untuk mempertahankan
kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya, diperlukan biaya 12.500.000,
sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama periode itu.
Pertanyaan: hitunglah laba menurut ke empat konsep itu.
Jawab:
3. money maintenance
net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000
net asset 1 januari 2000 Rp 10.000.000
laba Rp 5.000.000
Page | 14
4. GPP money maintenance
net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000
net asset 1 januari 2000 Rp 10.000.000
penyesuaian GPL=
10% x 10.000.000 = Rp 1.000.000
Rp 11.000.000
Rp 4.000.000
3. Productive capacity maintenance:
net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000
bagian yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas
produksi perusahaan Rp 12.500.000
Rp 2.500.000
4. GPP Productive capacity maintenance:
net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000
bagian untuk mempertahankan
kapasitas produksi yang diperlukan
net asset 1 januari 2000 Rp 12.500.000
penyesuaian GPL=
10% x 10.000.000 = Rp 1.250.000
Rp 13.750.000
laba Rp 1.250.000
Page | 15
BAB III
KESIMPULAN
Salah satu fungsi dari akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran
prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu paling utama dalam
pengukuran tersebut adalah pengukuran laba. Siapapun yang melakukan kegiatan bisnis
tentunya memiliki alasan ekonomis mengapa ia terus melakukan usaha bisnisnya tersebut.
Oleh karenanya para pelaku bisnis pasti telah memiliki pandangan tentang apa yang
dimaksudkan dengan laba dan bagaimana menentukan laba tersebut.
Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan
rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu
laporan keuangan. Angka ini penting untuk :
1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima
Negara.
2. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan
dalam perusahaan.
3. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan
keputusan.
4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di
masa yang akan datang.
5. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
6. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.
7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia yaitu dimana manusia sebagai hamba
kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.
Earning Management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang
telah menambah wawasan perkembangan terutama dalam bidang Teori Akuntansi. Istilah
manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau
pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya
mengenai laba demi kepentingan pribadi dan atau perusahaan.
Page | 16