ta-laba (2)

23
MENDEFINISI LABA secara struktural dan semantik. Menyebutkan tujuan laporan laba. Mengidentifikasi kelemahan laba akuntansi konvensional. Membedakan laba akuntansi dan laba ekonomi. Meneyebut dan menjelaskan berbagai interpretasi laba dalam tataran semantik, sintaktik. Page | 1

Upload: nina-rostiana

Post on 27-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

teori akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: TA-laba (2)

MENDEFINISI LABA secara struktural dan semantik.

Menyebutkan tujuan laporan laba.

Mengidentifikasi kelemahan laba akuntansi konvensional.

Membedakan laba akuntansi dan laba ekonomi.

Meneyebut dan menjelaskan berbagai interpretasi laba dalam tataran semantik,

sintaktik.

Page | 1

Page 2: TA-laba (2)

TUJUAN PELAPORAN LABA

Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang

dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dengan

konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil

keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Meskipun konsep laba yang

digunakan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai

konsep dan tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua

kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternative yang dapat

digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tunggal untuk memenuhi berbagai tujuan

secara umum atau menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikan secara jelas konsep

laba tersebut secara khusus.

Tanpa memperhatikan masalah yang muncul, informasi laba sebenarnya dapat

digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan

informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba

perusahaan dapat digunakan :

1. Sebagai indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang

diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen

3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara

5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan

7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran

8. Sebagai dasar pembagian deviden

Page | 2

Page 3: TA-laba (2)

Konsep Laba

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi

yang merupakan selisih antara pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai

kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi

dalam hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak dapat didefinisikan tersendiri

secara ekonomik seperti halnya aktiva dan atau hutang.

Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan

rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu

laporan keuangan. Angka ini penting untuk :

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima

Negara.

2. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan

dalam perusahaan.

3. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan

keputusan.

4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya

di masa yang akan datang.

5. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

6. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.

7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia yaitu dimana manusia sebagai hamba

kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.

2.1.1 Laba Ekonomi (Economic Income)

Adam Smith menjelaskan bahwa Income adalah kenaikan dalam kekayaan.

Pengertian ini diikuti oleh Marshall dkk dan dihubungkan dengan konsep praktik bisnis.

Mereka membedakan modal tetap dengan modal kerja, modal fisik dan laba, dan menetapkan

pada realisasi sebagai pengakuan laba. Fischer, Lindahl dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba

ekonomi yang mencakup tiga tahap sebagai berikut :

Page | 3

Page 4: TA-laba (2)

1. Physical Income yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya

memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat

diukur.

2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap

kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk Real Income ini adalah Biaya

Hidup (Cost of Living).

3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk

konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Konsep Capital Maintenance

Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih

ada (capital maintained atau return on capital) atau biaya yang telah tertutupi (cost recovery)

atau pengembalian modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik dalam ukuran

uang (units of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli (general

purchasing power) yang disebut physical capital.

Berdasarkan kedua konsep ini maka konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep

sebagai berikut (Belkaoui 1985) :

Financial Capital

1. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Laba

menurut konsep ini adalah perubahan net asset dengan menyesuaikan transaksi modal

yang dijabarkan dalam ukuran uang.

2. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur

menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini tenaga beli dari modal yang

diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep ini laba adalah

perubahan net asset setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur dengan tenaga

beli yang sama.

Physical Capacity

Page | 4

Page 5: TA-laba (2)

1. Productive Capacity Maintenance yaitu Physical Capacity yang diukur

menurut konsep uang. Menurut konsep ini kapasitas produksi perusahaan

dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik,

kapasitas untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa yang sama dan

kapasitas/memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.

2. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu Physical

Capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini

KUALITAS INFORMASI LABA

M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam

kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan

oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan

yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap

bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh

karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di

masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory

edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur

laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi

Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)

Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan

aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah

berkembang dari praktik akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba

(income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan

Aktiva.

Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)

Page | 5

Page 6: TA-laba (2)

Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam

usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income),

para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut

adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.

Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)

Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan

keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users

dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi

harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen

dan akuntan terhadap income yang dilaporkan. Konsep income ini paling tidak harus

memberikan implikasi income sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen.

PENGUKURAN & PENGAKUAN LABA

Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan

disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada

besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep

penghimpunan an realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan

akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap

pendapatan.

Oleh karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba

diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa:

penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang

yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan

jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92).

Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba.

Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan

mempertahankan capital/kemakmuran (capital maintenence).

1. Pendekatan Transaksi

Page | 6

Page 7: TA-laba (2)

Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi

hanya karena transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena

adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva / hutang dengan pihak luar perusahaan.

Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.

Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui

pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari

pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan

diubah menjadi aktiva baru. Konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi

pendapatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu :

a) Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya : atas dasar,

produk / konsumen.

b) Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi.

c) Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada

pada akhir periode.

d) Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.

e) Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang

lainnya

2. Pendekatan Kegiatan

Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul

pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam

penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini

disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran.

Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang

mengukur transaksi dengan pihak luar.

Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam arti

luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian keduanya gagal

menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut

di dasarkan pada hubungan struktural yang sama yang tidak ada dalam dunia nyata.

Kebaikan pendekatan kegiatan adalah :

Page | 7

Page 8: TA-laba (2)

1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenios evaluasi

dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan

penjualan surat berharga yang ditukar pada usaha memperoleh capital gain.

2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan

menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.

3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari

jenis kegiatan yang berbeda.

3. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)

Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat

dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan

kemakmuran/kapital, akan dibicarakan lebih dahulu mengenai konsep laba dan kapital.

Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam

berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa

memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba

sebagai berikut :

Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu

yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan distribusi

kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada

skala pengukuran tertentu (p. 194)

Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut : Laba adalah

aliran jasa sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan kemakmuran (the embodiment

of future services), dan laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu

periode tertentu (p. 142)

Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebagai

tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di konsumsikan

(dinikmati) selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Dengan

demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan

tingkat kemakmuran pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital

Page | 8

Page 9: TA-laba (2)

yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan konsep

mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance concept).

Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau aktiva

neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu.

pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala

pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan

besarnya laba yang diperoleh.

Laba Akuntansi dan Money Income

Money Income berbeda dengan Accounting Income. Accounting Income adalah

perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode

tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut.

Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah

arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Sehingga penentuan laba, yaitu

penentuan kenaikkan modal yang juga menyangkut masalah harga. Modal bisa berarti

financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai

kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik.

Physical capital di sini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal untuk

memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah kapasitas

produksi dari aktiva yang dimiliki.

Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen Income, yaitu :

1. Current Operating Profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement

cost) dari penghasilan.

2. Realized Holding Gain and Loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost

dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dibagi

dua yaitu :

a. Yang direalisasi dan accrued selama periode tersebut.

b. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.

Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal :

Page | 9

Page 10: TA-laba (2)

1. Money Income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan Accounting

Income berdasarkan historical cost.

2. Money Income hanya mengikuti gain yang accrued pada pewriode tersebut.

Earning Management

Earning Management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang

telah menambah wawasan perkembangan terutama dalam bidang Teori Akuntansi. Istilah

manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau

pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya

mengenai laba demi kepentingan pribadi dan atau perusahaan.

Earning Management merupakan suatu tindakan manajemen yang dapat berupa

campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dalam maksud untuk

meningkatkan kesejahteraannya secara peronel (pribadi) maupun untuk meningkatkan nilai

perusahaan.

Faktor leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Management.

Hal ini dapat berarti Earning Management berkaitan dengan sumber dana eksternal, yaitu

sumber dana yang berasal dari pihak luar perusahaan (investor) khususnya utang yang

digunakan untuk membiayai kelangsungan perusahaan.

Laba Menurut Konsep Akuntansi (Accounting Income)

Dalam akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan

pandangan dalam menghitung laba (income). Dibawah ini ada empat pendapat, yaitu :

1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip historical

cost yang sering disebut historical cost accounting atau conventional accounting

sebagaimana yang kita anut saat ini. Konsep ini dinamakan konsep laba accounting

income.

2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan

perhitungan perubahan tingkat harga unum (general price level) dan tetap

mempertahankan prinsip historical cost. Konsep ini dikenal dengan istilah general price

Page | 10

Page 11: TA-laba (2)

level adjusted historical cost accounting (GPLA Historical Accounting). Dan perhitungan

labanya disebut GPLA Accounting Income.

3. Pemikiran radikal, yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian

bukan historical cost lagi. Konsep ini dikenal dengan current value accounting sedang

perhitungan labanya disebut current income.

4. Pemikiran neo radikal, yang menggunakan current value tetapi disesuaikan dengan

perubahan tingkat harga umum. Konsep ini disebut GPLA Current Value Accounting

sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.

Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara

revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan

biaya-biaya yang dikleuarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi tentang laba

itu mengandung lima sifat yaitu :

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil

dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi

perusahaan pada periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri

tentang pa yang termasuk hasil.

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis

yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching, artinya hasil dikurangi biaya yang

diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.

Most menambahkan cirri-ciri laba akuntansi sebagai berikut :

1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.

2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena

dan periode yang dapat diukur.

3. Laba akuntansi mengizinkan agregasi kedalam kategori berupa input dan output.

4. Sehingga perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa.

5. Sehingga mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu dapat

menggunakannya untuk berbagai tujuan.

Page | 11

Page 12: TA-laba (2)

Perbandingan antara Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi

Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena perbedaan konsep dasar yang

dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai

sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis pengukurannya. Sedangkan laba

ekonomi dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sebagai simpanan atau persediaan

nilai setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Perbedaan dalam

aspek lainnya antara kedua konsep laba tersebut adalah :

Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomi

1. Sudut pandang

pemaknaan

Perekayasaan akuntansi,

Penyusun standar, dan Penyusun

statemen Keuangan

Pemegang saham

2. Dasar Pengukuran Biaya historis Biaya kesempatan dan

Nilai pasar

3. Pengertian “Ekonomik” Kelayakan jangka panjang Penilaian jangka pendek

4. Makna Depresiasi Alokasi biaya Penurunan nilai ekonomis

5. Unit Pengukur Nominal Rupiah Daya beli

6. Konsep Dasar yang

Melandasi

Kontinuitas usaha (asas akrual) Likuidasi atau Nilai tunai

Adapun perbedaan money income dengan accounting incomeadalah sebagai berikut:

1) Money income dihitung berdasarkan nilai biaya pengganti (replacement cost), sedangkan

Accounting income berdasarkan harga historis (historical cost).

2) Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.

Rumus Accounting Income menurut Belkaoui adalah :

                            Pa = X + Y + Z

Pa   = Accounting Income

X    = Current Operating Profit

Page | 12

Page 13: TA-laba (2)

Y    = Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu

Z     = Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accrued  pada periode sebelumnya.

Rumus Money Income adalah :

                     Pm = Pa – Y + W

Pm  = Money Income

Pa   = Accounting Income

Z     = Realisasi holding gain and loss pada periode itu, accrued pada periode sebelumnya

W    = Holding gain and loss yang belum direalisas

Beberapa kebaikan dari kondisi laba akuntansi adalah :

- Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji.

- Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan

secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability).

- Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan

tidak memperhatikan perubahan nilai.

- Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-

fungsi manajemen.

Disamping adanya keistimewaan,konsep laba juga mempunyai kelemahan yang terkandung

didalamnya adalah :

Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai.

Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena adanya

perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan

biaya.

Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan

salah pengertian terhadap data yang disajikan.

Page | 13

Page 14: TA-laba (2)

Hendriksen (1992) dan Most (1982) memberikan kelemahan laba akuntansi sebagai berikut :

1. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori aluntansi.

2. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang berbeda-

beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar perusahaan maupun dalam suatu

periode tertentu.

3. Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai historis,

sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan dalam laporan

keuangan.

4. Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek.

5. Informasi lainnya diluar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam

pengambilan keputusan.

6. Kurangnya informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin

bermanfaat.

Contoh soal:

Untuk membedakan tempat konsep laba, dibawah ini kita berikan contoh

sebagai berikut:

PT. ABC memiliki kekayaan bersih sebesar 10.000.000, pada tanggal 1 jaunari

2000 dan pada tanggal 31 desember 2000 menjadi 15.000.000. untuk mempertahankan

kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya, diperlukan biaya 12.500.000,

sedangkan tingkat harga umum naik 10% selama periode itu.

Pertanyaan: hitunglah laba menurut ke empat konsep itu.

Jawab:

3. money maintenance

net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000

net asset 1 januari 2000 Rp 10.000.000

laba Rp 5.000.000

Page | 14

Page 15: TA-laba (2)

4. GPP money maintenance

net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000

net asset 1 januari 2000 Rp 10.000.000

penyesuaian GPL=

10% x 10.000.000 = Rp 1.000.000

Rp 11.000.000

Rp 4.000.000

3. Productive capacity maintenance:

net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000

bagian yang diperlukan untuk

mempertahankan kapasitas

produksi perusahaan Rp 12.500.000

Rp 2.500.000

4. GPP Productive capacity maintenance:

net asset 31 desember 2000 Rp 15.000.000

bagian untuk mempertahankan

kapasitas produksi yang diperlukan

net asset 1 januari 2000 Rp 12.500.000

penyesuaian GPL=

10% x 10.000.000 = Rp 1.250.000

Rp 13.750.000

laba Rp 1.250.000

Page | 15

Page 16: TA-laba (2)

BAB III

KESIMPULAN

Salah satu fungsi dari akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran

prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu paling utama dalam

pengukuran tersebut adalah pengukuran laba. Siapapun yang melakukan kegiatan bisnis

tentunya memiliki alasan ekonomis mengapa ia terus melakukan usaha bisnisnya tersebut.

Oleh karenanya para pelaku bisnis pasti telah memiliki pandangan tentang apa yang

dimaksudkan dengan laba dan bagaimana menentukan laba tersebut.

Untuk menghitung laba ini, masing-masing orang atau perusahaan dapat menentukan

rumus perhitungan labanya tersendiri. Laba merupakan informasi penting dalam suatu

laporan keuangan. Angka ini penting untuk :

1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima

Negara.

2. Untuk menghitung deviden yang kan dibagikan kepada pemilik dan yang kan ditahan

dalam perusahaan.

3. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan

keputusan.

4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di

masa yang akan datang.

5. Sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

6. Untuk menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan divisi.

7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia yaitu dimana manusia sebagai hamba

kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat.

Earning Management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang

telah menambah wawasan perkembangan terutama dalam bidang Teori Akuntansi. Istilah

manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau

pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya

mengenai laba demi kepentingan pribadi dan atau perusahaan.

Page | 16