bab 2 (ta)

78
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Umum Menurut Shirley L. Hendarsin, perencanaan geometrik jalanadalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia hasil survey lapangan dan telah dianalisis serta mengacu pada ketentuan y berlaku. Tujuan perencanaan geometrik jalan adalah untuk menghasilkan k geometrik jalan yang mampu memberikan pelayanan lalu lintas secara optimu Disamping itu ungsi dari perencanaan ini adalah berkaitan dengan keamana kenyamanan dalam berlalu lintas bagi pemakai jalan. 2.1.1. Klasifikasi Fungsi Jalan Raya Menurut !eraturan "o. #$%#&'( tentang )alan, sistem jaringan jalan pr dideinisikan sebagai berikut* + )aringan jalan primer merupakan tanggung ja ab pemerintah pusat dan merupakan system jalan untuk membantu pembangunan semua daerah dengan menghubungkan pusat+pusat untuk pelayanan masyarakat yang merupakan atau akan menjadi kota+kota. -emudian peraturan itu mengelompokkan jalan raya menjadi tiga kategor berdasarkan ungsinya sebagai berikut* )alan -olektor* jalan yang melayani angkutan pengumpulan%pembagian dengan ciri+ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata+ yang sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. / 0ndang+ 0ndang 12 "o. #$ Tahun #&'( 34

Upload: crezcent-isher-sieghart-walker

Post on 04-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fdfw

TRANSCRIPT

Menurut Shirley L. Hendarsin, perencanaan geometrik jalan adalah
 perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen
yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari
hasil survey lapangan dan telah dianalisis serta mengacu pada ketentuan yang
 berlaku.
geometrik jalan yang mampu memberikan pelayanan lalu lintas secara optimum.
Disamping itu ungsi dari perencanaan ini adalah berkaitan dengan keamanan dan
kenyamanan dalam berlalu lintas bagi pemakai jalan.
2.1.1. Klasifikasi Fungsi Jalan Raya
Menurut !eraturan "o. #$%#&'( tentang )alan, sistem jaringan jalan primer 
dideinisikan sebagai berikut*
+ )aringan jalan primer merupakan tanggung jaab pemerintah pusat dan
merupakan system jalan untuk membantu pembangunan semua daerah
dengan menghubungkan pusat+pusat untuk pelayanan masyarakat yang
merupakan atau akan menjadi kota+kota.
-emudian peraturan itu mengelompokkan jalan raya menjadi tiga kategori
 berdasarkan ungsinya sebagai berikut*
dengan ciri+ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata+rata
yang sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. / 0ndang+
0ndang 12 "o. #$ Tahun #&'( 34
 
)alan Lokal* jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri+ciri
 perjalanan jarak dekat, kecepatan rata+rata rendah dan
 jumlah jalan masuk tidak dibatasi. /0ndang+0ndang 12 "o.
#$ Tahun #&'( 34
)alan rteri* jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri+ciri
 perjalanan jarak jauh, kecepatan rata+rata tinggi dan jumlah
 jalan masuk dibatasi secara eisien. / 0ndang+0ndang 12
 "o. #$ Tahun #&'( 34
Menurut Tata 7ara !erencanaan 8eometrik )alan ntar -ota Tahun #&&5,
)alan ntar -ota adalah jalan jalan yang menghubungkan simpul+simpul jasa
distribusi dengan ciri+ciri tanpa perkembangan yang menerus pada sisi mana pun
termasuk desa, raa, hutan, meskipun mungkin terdapat perkembangan
 permanen, misalnya rumah makan, pabrik, atau perkampungan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Daerah !erkotaan  adalah daerah kota yang sudah terbangun
 penuh atau areal pinggiran kota yang masih jarang pembangunannya yang
diperkirakan akan menjadi daerah yang terbangun penuh dalam jangka aktu
kira+kira #( tahun mendatang dengan proyek perumahan, industri, komersil, dan
 berupa pemanaatan lahan lainnya yang bukan untuk pertanian.
2.1.2. Klasifikasi Menuru Me!an Jalan
Menurut Tata 7ara !erencanaan 8eometrik )alan ntar -ota Tahun #&&5,
medan jalan diklasiikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan
medan yang diukur tegak lurus garis kontur. -lasiikasi menurut medan jalan
untuk perencanaan geometrik dapat dilihat dalam Tabel 9.# -eseragaman kondisi
medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragamankondisi medan
menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan+perubahan pada
 bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut. 0ntuk membatasi biaya
 pembangunan jalan maka standar harus disesuaikan dengan keadaan topograi.
Medan dibagi atas $ jenis yang dibedakan oleh besarnya kemiringan medan dalam
arah yang kira+kira tegak lurus as jalan. !engelompokan medan dan kemiringan
medan yang bersangkutan adalah sebagai berikut*
 
'
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 
2.2. Keenuan Umum Peren"anaan
da beberapa hal yang akan menjadi persyaratan yang harus dipenuhi agar 
tercipta sebuah geometik jalan yang baik. Sesuai dengan S"2 8eometrik )alan
9((:, 8eometrik jalan perkotaan harus* 
a. Memenuhi aspek keselamatan, kelancaran, eisiensi, ekonomi, ramah
lingkungan dan kenyamanan;
c. Mempertimbangkan eisiensi perencanaan;
d. Mendukung hirarki ungsi dan kelas jalan dalam suatu tatanan sistem
 jaringan jalan secara konsisten;
. Mempertimbangkan drainase jalan;
linyemen horisontal dan vertikal harus mempertimbangkan aspek 
kebutuhan teknik dan aspek kebutuhan pemakai jalan yang memadai dan eisien.
Dengan pemilihan alternati alinyemen perlu mempertimbangkan*
a. -eselamatan dan kenyamanan bagi pengemudi, penumpang dan pejalan
kaki;
 b. -esesuaian dengan keadaan topograi, geograi dan geologi di sekitar 
 jalan;
d. <konomi dan lingkungan.
-lasiikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk 
menerima beban lalu lintas yang dinyatakan dalam muatan sumbu terberat =MST>
dalam satuan ton, dan kemampuan jalan tersebut dalam menyalurkan kendaraan
dengan dimensi maksimum tertentu.
-lasiikasi menurut kelas jalan, ungsi jalan dan dimensi kendaraan
maksimum =panjang dan lebar> kendaraan yang diijinkan melalui jalan tersebut,
secara umum dapat dilihat dalam Tabel 9.9; = sesuai pasal ##, !eraturan
!emerintah 12 "o. :$%#&&$>.
Tabel 9.9 -lasiikasi jalan secara umum menurut kelas, ungsi, dimensi kendaraan
maksimum dan muatan sumbu terberat = MST >
-elas
 )alan
?ungsi
)alan
I
 Arteri
III A Kolektor
18 2,5 8
III B 12 2,5 8
III C Lokal 9 2,1 8 Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
2.#.2. Penenuan Jumla$ %ajur
pabila lajur dibatasi oleh marka garis membujur terputus, maka lebar lajur 
diukur dari sisi dalam garis tengah marka garis tepi jalan sampai dengan garis
tengah marka garis pembagi arah pada jalan 9+lajur+9+arah atau sampai dengan
garis tengah garis pembagi lajur pada jalan berlajur lebih dari satu.  Apabila lajur 
dibatasi oleh marka aris membujur utuh, maka lebar lajur diukur dari masi!"
masi! tepi sebelah dalam marka membujur aris utuh#
)umlah lajur ditentukan berdasarkan prakiraan volume lalu lintas harian
=@L1> yang dinyatakan dalam smp%hari dan menyatakan volume lalu lintas untuk 
 
#(
 pada Tabel 9.$ dan Tabel 9.:, sedangkan apabila ruas jalan tersebut, arus lalu
lintasnya dipengaruhi oleh persimpangan dan akses jalan, maka titik kritis
 perencanaannya ada pada arus lalu lintas persimpangan.
Tabel 9.$ <kivalensi mobil penumpang =emp> untuk jalan perkotaan tak terbagi
=0D>
(m*
3
=9%9 0D>
> 1#800
0,25 Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
Tabel 9.: <kivalensi mobil penumpang =emp> untuk jalan perkotaan satu arah dan
terbagi
per lajur (kend./jam)
empat lajur terbai (&)2$+
0 s#d# 1#050
> 1#050
e!am lajur terbai (.)2$+
0 s#d# 1#100
> 1#000
-eterangan* H@ * kendaraan berat; kendaraan bermotor dengan jarak as lebih
dari $,A( m, biasanya beroda lebih dari : =termasuk bus, truk 
9 as, truk $ as dan truk kombinasi>
M7 * sepeda motor; kendaraan bermotor beroda dua atau tiga.
 
##
-endaraan tak bermotor =sepeda, becak dan kendaraan ditarik hean> tidak 
diberikan nilai emp, karena sangat bervariasi tergantung kepada kondisi lalu lintas
 pada saat itu. Dalam hal jumlah kendaraan jenis ini dominan, maka perlu
dilakukan perencanaan khusus untuk menentukan asilitasnya, misalnya dengan
 jalur khusus.
!ada jalan arteri, jika proporsi kendaraan tidak bermotor lebih besar dari #(
B dan atau perbedaan kecepatan rata+rata kendaraan bermotor dengan kendaraan
tidak bermotor lebih besar dari $( km%h, maka harus dibuat jalur lambat.
@olume jam sibuk rencana =@)1> merupakan prakiraan volume lalu lintas
 pada jam sibuk tahun rencana. !ada jalan 9+lajur+9+arah+tak terbagi, @)1 
dinyatakan dalam smp%jam untuk dua arah. !ada jalan berlajur banyak, misal jalan
:+lajur+9+arah terbagi, maka @)1 dihitung dalam smp%jam untuk arah tersibuk 
=?sp>. @)1 dihitung dengan rumus *
0ntuk jalan+jalan 9 lajur 9 arah*
VJR=VLR×   k 
VJR=VLR×   k 
 F   CCCCCCCCCCCCC.. =9.9>
dengan * k * aktor volume lalu lintas jam sibuk, B; dalam hal tidak ada data,
 boleh digunakan k &;
?* aktor variasi tingkat lalu lintas per seperempat jam dalam jam sibuk;
dalam hal tidak ada data, boleh digunakan ? (,';
?sp * koeisien volume lalu lintas dalam arah tersibuk per arah, B, yang
ditetapkan berdasarkan data; dalam hal tidak ada data, boleh
digunakan ?sp 6(.
@)1 digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan asilitas lalu lintas
lainnya yang diperlukan pada jalan arteri di kaasan perkotaan.
2.#.#. Ke"e&aan Ren"ana
 
rencana pada ruas masing+masing jalan di kaki persimpangan. Sebaiknya
lengkung didesain untuk kecepatan yang lebih rendah dipersimpangan tegak lurus.
8una menjaga agar kecepatan kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana, maka
diperlukan elemen+elemen, seperti lajur belok kiri%kanan dan median. Dalam
 perencanaannya kecepatan yang diambil sebaiknya rendah. Ealaupun kecepatan
rencana dipersimpangan lebih rendah, namun perbedaan kecepatan di
 persimpangan dengan kecepatan pada ruas jalan dibatasi tidak lebih dari
$(km%jam.
-ecepatan yang dipilih untuk mengikat komponen perencanaan geometrik 
 jalan dinyatakan dalam kilometer per jam =km%h>. @1 untuk suatu ruas jalan
dengan kelas dan ungsi yang sama, dianggap sama sepanjang ruas jalan tersebut.
@1 untuk masing+masing ungsi jalan ditetapkan sesuai Tabel 9.A. 0ntuk kondisi
lingkungan dan atau medan yang sulit, @1 suatu bagian jalan dalam suatu ruas
 jalan dapat diturunkan, dengan syarat baha penurunan tersebut tidak boleh lebih
dari 9( km%jam.=1S"2 8eometrik )alan !erkotaan 9((:>
-ecepatan rencana, @1 , pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan+
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah,
lalu lintas yang lengang,dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti.  @1 untuk 
masing masing ungsi jalan dapat ditetapkan dari Tabel 9.6.
Tabel 9.A -ecepatan rencana = @1 > sesuai klasiikasi ungsi jalan
Fungsi jalan Kecepatan rencana, V (km/!)
1# Arteri /rimer  2# Kolektor /rimer  %# Arteri eku!der  &# Kolektor
eku!der  5# Lokal eku!der 
50 100 &0 80 50 80 %0 50 %0 50
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
#$
Tabel 9.6 -ecepatan rencana = @1 > sesuai klasiikasi ungsi dan medan jalan
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 
2.#.4. Ken!araan Ren"ana
Menurut Direktorat )enderal Fina marga =#&&5>, arus lalu lintas adalah
 jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik tertentu persatuan aktu,
dinyatakan dalam kendaraan perjam atau smp%jam. rus lalu lintas perkotaan
terbagi menjadi empat =:> jenis yaitu*
#. -endaraan ringan % Light vihicle =L@>
Meliputi kendaraan bermotor 9 as beroda empat dengan jarak as 9,(G 
$,(m =termasuk mobil penumpang, mikrobis, pick+up, truk kecil, sesuai
sistem klasaiikasi Fina Marga>
9. -endaraan berat% Heave @ehicle =H@>
Meliputi kendaraan motor dengan jarak as lebih dari $,A m biasanya
 beroda lebih dari empat =termasuk bis, truk dua as, truk tiga as, dan truk 
kombinasi>.
Meliputi kendaraan bermotor roda 9 atau tiga =termasuk sepeda motor 
dan kendaraan roda tiga sesuai sistem klasiikasi Fina Marga>
:. -endaraan Tidak Fermotor % 0n Motoried =0M>
Meliputi kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia, hean,
dan lain+lain =termasuk becak,sepeda,kereta kuda,kereta dorong dan lain+
lain sesuai sistem klasiikasi Fina Marga>.
Dimensi kendaraan bermotor untuk keperluan perencanaan geometrik jalan
 perkotaan, ditetapkan seperti pada Tabel 9.5 dan seperti diilustrasikan pada
8ambar 9.#, dengan memperhatikan ketentuan pada Tabel 9.9.
 
#$
Jenis kendaraan rencana
minimum
 
#:
 
5amar 2. # Ken!araan Semi Trailer K'minasi Se!ang (0B612*
5amar 2. 4 Ken!araan Semi Trailer K'minasi Besar (0B617*
2.4. Bagian6Bagian Jalan
Menurut 1S"2 8eometrik )alan !erkotaan 9((: Damaja =daerah manaat
 jalan> dibatasi oleh*
a. batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan;
 b. tinggi minimum A m di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan;
dan
c. kedalaman minimum #,A meter di baah permukaan perkerasan jalan.
Damaja diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, separator, bahu jalan,
saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman dan tidak boleh
dimanaatkan untuk prasarana perkotaan lainnya.
 
2.4.2. 8a9asja
Daasja =daerah pengaasan jalan> diukur dari tepi jalur luar =perkerasan>,
dengan batasan sebagai berikut*
c. jalan lokal minimum : meter.
=1S"2 8eometrik )alan !erkotaan 9((:>
0ntuk keselamatan pemakai jalan, Daasja di daerah tikungan ditentukan
oleh jarak pandangan pengemudi yang ditetapkan sebagai daerah bebas samping
di tikungan.
Fangunan utilitas dapat ditempatkan di dalam Damaja dengan ketentuan
sebagai berikut /pasal 9# ayat =$> !eraturan !emerintah 12 "o.96%#&'A tentang
 jalan3*
a. untuk utilitas yang berada di atas muka tanah ditempatkan paling tidak 
(,6( m dari tepi paling luar bahu jalan atau perkerasan jalan;
 b. untuk utilitas yang berada di baah muka tanah harus ditempatkan paling
tidak #,A( m dari tepi paling luar bahu jalan atau perkerasan jalan.
2.7. Penam&ang Melinang
2.7.1. K'm&'sisi P''ngan Melinang
 
a. jalur lalu+lintas;
. jalur sepeda;
h. jalur lambat;
i. lereng % talud.
5amar 2. Ti&ikal &''ngan melinang jalan yang !ilengka&i me!ian (ermasuk jalur e&ian*/
&emisa$ jalur/ jalur lama !an r''ar
2.7.2. %ear %ajur
Tidak ada keistimeaan jalan raya yang mempunyai pengaruh yang lebih
 besar pada keamanan dan kenyamanan mengemudi selain lebar dan kondisi
 permukaan. Lebar lajur terdiri atas lebar kendaraan dan ruang bebas menyiap
yang berubah menurut kecepatan kendaraan.
Lebar jalur ditentukan oleh jumlah dan lebar lajur serta bahu jalan. Tabel 9.'
menetapkan ukuran lebar lajur dan bahu jalan sesuai dengan kelas jalannya. Lebar 
 jalur minimum adalah :,A m, memungkinkan 9 kendaraan dengan lebar 
maksimum 9,# m saling berpapasan. !apasan 9 kendaraan lebar maksimum 9,A m
yang terjadi seaktu+aktu dapat memanaatkan bahu jalan.
!ada jalan arteri, jalur kendaraan tidak bermotor disarankan dipisah dengan
 jalur kendaraan bermotor. Fila banyak kendaraan lambat, jalur boleh lebih lebar.
Lebar bahu jalan sebelah dalam pada median yang diturunkan atau datar,
minimum sebesar (,A( m.
 
#'
III A %,.0 2,5 2,50 2,00 0,50 0,25
III B %,.0 2,5 2,50 2,00 0,50 0,25
III C %,.0 + 1,50 0,50 0,50 0,25
Tabel 9.' Lebar Lajur )alan Dan Fahu )alan
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
-eterangan * I> jalan # jalur+9 arah, lebar :,A( m
2.7.#. Jalur %alulinas Ken!araan
)alur lalu lintas kendaraan adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu
lintas kendaraan yang secara isik berupa perkerasan jalan. Fatas jalur lalu lintas
dapat berupa*
d. separator jalan.
2.7.4. Ba$u Jalan
Fahu )alan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan
harus diperkeras. Ferikut beberapa persyaratan bahu jalan*
a. -emiringan melintang bahu jalan yang normal $ + AB =lihat 8ambar 9.5>.
 b. Lebar minimal bahu jalan untuk bahu luar dan bahu dalam dapat dilihat
dalam Tabel 9.'.
c. -emiringan melintang bahu jalan harus lebih besar dari kemiringan
melintang lajur kendaraan.
 perkerasan jalan.
#. lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, dan atau tempat
 parker darurat;
 
#&
5amar 2. : Ti&ikal kemiringan melinang a$u jalan
2.7.7. Jalur %ama
)alur lambat berungsi untuk melayani kendaraan yang bergerak lebih
lambat dan searah dengan jalur utamanya. )alur ini dapat berungsi sebagai jalur 
 peralihan dari hirarki jalan yang ada ke hirarki jalan yang lebih rendah atau
sebaliknya. -etentuan untuk jalur lambat adalah sebagai berikut*
a. 0ntuk jalan arteri 9 arah terbagi dengan : lajur atau lebih, dilengkapi
dengan jalur lambat;
 b. )alur lambat direncanakan mengikuti alinyemen jalur cepat dengan lebar 
 jalur dapat mengikuti ketentuan sebelumnya.
2.7.. Se&ara'r Jalan
Separator jalan dibuat untuk memisahkan jalur lambat dengan jalur cepat.
Separator terdiri atas bangunan isik yang ditinggikan dengan kereb dan jalur 
tepian. Lebar minimum separator adalah #,(( m.
2.7.:. Me!ian Jalan
a> memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlaanan arah;
 b> mencegah kendaraan belok kanan.
c> lapak tunggu penyeberang jalan;
d> penempatan asilitas untuk mengurangi silau dari sinar lampu kendaraan
dari arah yang berlaanan.
e> penempatan asilitas pendukung jalan;
> cadangan lajur =jika cukup luas>;
 
h> dimanaatkan untuk jalur hijau;
5amar 2. ; Ti&ikal me!ian jalan
2.7.;. Jalur +ijau
)alur hijau pada median dibuat dengan mempertimbangkan pengurangan
silau cahaya lampu kendaraan dari arah yang berlaanan. Selain itu, jalur hijau
 juga berungsi untuk pelestarian nilai estetis lingkungan dan usaha mereduksi
 polusi udara. Tanaman pada jalur hijau dapat juga berungsi sebagai penghalang
 pejalan kaki. !emilihan jenis tanaman dan cara penanamannya pada jalur hijau,
agar mengacu kepada Standar !enataan Tanaman 0ntuk )alan = !d.
($A%T%FM%#&&& >.
)alur lalu lintas tidak direncanakan sebagai asilitas parkir. Dalam keadaan
mendesak asilitas parkir sejajar jalur lalu lintas di badan jalan dapat disediakan,
 jika*
 b> asilitas parkir di luar badan jalan tidak tersedia.
0ntuk memenuhi hal+hal tersebut di atas, perencanaan parkir sejajar jalur 
lalu lintas harus mempertimbangkan hal+hal sebagai berikut*
a> hanya pada jalan kolektor sekunder dan lokal sekunder;
 b> lebar lajur parkir minimum $,( m;
c> kapasitas jalan yang memadai, dan
d> mempertimbangkan keselamatan lalu lintas.
2.7.1=. Jalur Pejalan Kaki
?asilitas pejalan kaki disediakan untuk pergerakan pejalan kaki. Semua jalan
 perkotaan harus dilengkapi jalur pejalan kaki di satu sisi atau di kedua sisi. )alur 
 pejalan kaki harus mempertimbangkan penyandang cacat, dan dapat berupa*
a. jalur pejalan kaki yang tidak ditinggikan, tetapi diperkeras
 permukaannya;
teroongan penyeberangan>;
e. penyandang cacat
)alur pejalan kaki yang tidak ditinggikan, harus ditempatkan di sebelah luar 
saluran samping. Lebar minimum jalur pejalan kaki yang tidak ditinggikan adalah
#,A m. -husus untuk jalan arteri dan kolektor di perkotaan sangat dianjurkan
 berupa trotoar. Lebar trotoar harus disesuaikan dengan jumlah pejalan kaki yang
menggunakannya. !enentuan lebar trotoar yang diperlukan, agar mengacu kepada
Spesiikasi Trotoar =S"2 "o. ($+9::5+#&&#>.
2.. Jarak Pan!ang
)arak !andang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
 pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk 
menghidari bahaya tersebut dengan aman. Dibedakan dua )arak !andang, yaitu
)arak !andang Henti =)h> dan )arak !andang Mendahului =)d>.
2..1. Jarak Pan!ang +eni (J$*
)arak pandang henti adalah jumlah dua jarak, jarak yang dilintasi kendaraan
sejak saat mengemudi melihat suatu objek yang menyebabkan ia harus berhenti
sampai saat rem diinjak dan jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan
kendaraan sejak saat penggunaan rem dimulai.
)arak pandang =)h> terdiri dari dua elemen jarak, yaitu*
a. jarak aal reaksi =)ht> adalah jarak pergerakan kendaraan sejak 
 pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti
sampai saat pengemudi menginjak rem; dan
 
99
 b. jarak aal pengereman =)h> adalah jarak pergerakan kendaraan sejak 
 pengemudi menginjak rem sampai dengan kendaraan tersebut berhenti.
)h dalam satuan meter, dapat dihitung dengan rumus = SHTJ, 9((# >*
J h=0.278× V  R ×T +0,039 V  R
2
T * aktu reaksi, ditetapkan 9,A detik
* tingkat perlambatan =meter%detik 9>, ditetapkan $,: meter%detik 9
Tabel 9.& berisi )h  
dengan pembulatan+pembulatan untuk berbagai @1 . Setiap bagian jalan harus
memenuhi )h.
V (km/!)
J!   minimum
(m) 185 1.0 1%0 105 85 .5 50 %5
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
2..2. Jarak Pan!ang Men!a$ului (J!*
)d adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan
lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula
=lihat 8ambar 9.&>. )d diukur berdasarkan asumsi baha tinggi mata pengemudi
adalah #(A cm dan tinggi halangan adalah #(A cm.
 
)d, dalam satuan meter ditentukan sebagai berikut*
)ddlKd9Kd$Kd: CCCCCCCCCCCCCCCCCCC=9.:>
d9 jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke
lajur semula =m>,
datang dari arah berlaanan setelah proses mendahului selesai =m>,
d: jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah
 berlaanan, yang besarnya diambil sama dengan 9#$ d9 =m>.
)d yang sesuai dengan @1 ditetapkan dari Tabel 9.#(.
Tabel 9.#( !anjang jarak pandang mendahului
 
Menurut buku 1ekayasa )alan 1aya yang diterbitkan oleh 8unadarma,
alinyemen horisontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horisontal.
linyemen horisontal sering disebut dengan situasi jalan atau trase jalan.
linyemen horisontal terdiri atas garis lurus dan garis lengkung yang berupa
 bagian dari lingkaran dan lengkung peralihan.
2.:.1. Benuk Tikungan
Dari =1S"2 8eometrik )alan !erkotaan 9((:> dijelaskan baha tikungan
terdiri atas $ bentuk umum, yaitu*
#.  "ull circle =?7> yaitu tikungan yang berbentuk busur lingkaran secara
 penuh. Tikungan ini memiliki satu titik pusat lingkaran dengan jari+jari
yang seragam.
9. S#iral$circle$%#iral =S7S> yaitu tikungan yang terdiri atas # lengkung
circle dan 9 lengkung spiral.
$. S#iral$%#iral =SS> yaitu tikungan yang terdiri atas dua lengkung spiral.
2.:.2. %engkung Busur %ingkaran Se!er$ana (Full Circle*
Lengkung ull circle digunakan untuk 1 rencana yang besar dan nilai
superelevasi =e> lebih kecil atau sama dengan $B. Digunakan untuk tikungan
mempunyai 1 =jari+jari> besar dan sudut tangent => yang relati kecil. Fatasan
yang dipakai untuk =?7>, dimana tidak memerlukan lengkung peralihan, bila 1
1 yang ditunjukan pada Tabel 9.## dibaah ini*
Tabel 9.##. )ari+)ari Tikungan Nang Tidak Memerlukan Lengkung !eralihan
@r=km%jam> 1== <= ;= := = 7= 4= #=
1min =m> A((( $((( 9A(( 9((( #A(( #9(( '(( A(( Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
Tidak diperlukan superelevasi, apabila nilai 1 1 yang ditunjukan Tabel
9.#9 dibaah ini*
Tabel 9.#9. )ari+)ari Tikungan Nang Tidak Memerlukan Lengkung !eralihan
Ke". Ren"ana (km)jam* 12= 1== ;= =
)ari+jari =m> A((( 9((( #9A( 5((
Sumber: P#t &akul Geometrik S2
 
9A
Fila 1 O 1min pada @r yang direncanakan, maka bentuk tikungan dicoba
S7S.
!arameter lengkung ull circle*
2
4
-arena tikungan hanya berbentuk lingkaran saja, maka pencapaian
superelevasi dilakukan sebagian pada bagian jalan yang lurus dan sebagian lagi
dilakukan pada bagian lingkaran =lengkung>. -arena sesungguhnya bagian
tikungan peralihan itu sendiri tidak ada, maka panjang daerah pencapaian
superelevasi disebut sebagai panjang peralihan ikti =LsP>.
Menurut Fina Marga, panjang peralihan ikti ini ditempatkan pada bagian
 jalan yang lurus sebesar $%: LsP =yaitu di sebelah kiri T7 atau sebelah kanan 7T>
dan pada #%: LsP. Sedangkan SHTJ menempatkan 9%$ LsP dibagian lurus =kiri
T7 atau kanan 7T> dan #%$ LsP ditempatkan dibagian lengkung =kanan T7 atau
kiri T7>.
Lengkung %#iral ' circle ' %#iral digunakan jika nilai superelevasi e $B
dan panjang Ls Q 9( meter.!encapaian kemiringan pada lengkung %#iral ' circle ' 
 %#iral dilakukan secara linear dari bentuk normal ke lengkung peralihan sampai
kesuperelevasi penuh.
1umus yang digunakan*
 EC =¿  CCCCCCCCCCCCCC.. =9.'>
-eterangan*
Rs absis titik S7 pada garis tangen, jarak dari TS ke S7 =jarak lurus
lengkung peralihan>
Ns ordinat titik S7 pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus
ke titik S7 pada lengkung.
Ls panjang lengkung peralihan =panjang dari titik TS ke S7 atau 7S ke
ST>.
Lc panjang busur lingkaran =panjang dari titik S7 ke 7S>.
Ts panjang tangen dari titik !2 ke titik TS atau ke titik ST.
TS titik dari tangen ke spiral.
S7 titik dari spiral ke lingkaran.
<s jarak dari !2 ke busur lingkaran.
s sudut lengkung spiral.
1c jari+jari lingkaran.
! pergeseran tangen terhadap spiral.
- absis dari p pada garis tangen spiral.
)ika diperoleh Lc O 9( m, maka sebaiknya tidak digunakan bentuk S+7+S,
tetapi digunakan lengkung S+S, Naitu lengkung yang terdiri dari dua lengkung
 peralihan.
 
Lengkung  %#iral ' %#iral digunakan tanpa ada busur lingkaran. Titik S7
 berimpit dengan Titik 7S. !anjang busur lingkaran Lc ( sudut s U . 1c
yang dipilih sedemikian rupa sehingga Ls yang diperlukan lebih besar dari Ls
yang menghasilkan landai relati minimum yang disyaratkan. !anjang lengkung
 peralihan Ls dicari dengan rumus *
min &(
 (%  Rc %
2.:.7. Panjang Tikungan
!anjang tikungan =Lt> terdiri atas panjang busur lingkaran =Lc> dan panjang
9 lengkung spiral =Ls > yang diukur sepanjang sumbu jalan. 0ntuk menjamin
kelancaran dan kemudahan mengemudikan kendaraan pada saat menikung pada
 jalan arteri perkotaan, maka panjang suatu tikungan sebaiknya tidak kurang dari 6
detik perjalanan. !anjang ini dapat diperhitungkan berdasarkan @1 atau
ditetapkan sesuai Tabel 9.#$.
Tabel 9.#$ !anjang Fagian Lengkung Minimum
V (km/!) 'anjang tikungan minimum (m)
100 10
2.:.. Su&erele?asi
tanpa superelevasi. Fesarnya
superelevasi harus direncanakan sesuai dengan @1 . Superelevasi berlaku pada
 jalur lalu lintas dan bahu jalan. "ilai superelevasi maksimum ditetapkan 6B.
Tabel 9.#A, menunjukkan hubungan parameter perencanaan lengkung horisontal
 
$(
kemiringan. !ada jalan perkotaan untuk kecepatan rendah bila keadaan tidak 
memungkinkan, misalnya =akses lahan, persimpangan, tanggung jaab, perbedan
elevasi>. Superelevasi ditikungan boleh ditiadakan sehingga kemiringan melintang
tetap normal. )ika kondisi tidak memungkinkan, superelevasi dapat ditiadakan.
2.:.:. Jari6jari Tikungan
)ari+jari lengkung minimum untuk kecepatan rencana yang berlainan, seperti
diperlihatkan pada Tabel 9.#:, didasarkan pada superelevasi maksimum dan
gesekan sisi. Maka jari+jari minimum ditetapkan sebagai berikut*
 Rmin=   V  R
Dengan pengertian*
1  min
e maV
adalah koeisien gesek untuk perkerasan aspal (,(#9 G (,(#5
Tabel 9.#: dapat dipakai untuk menetapkan 1  min
dengan ketentuan+
.
untuk suatu tikungan kurang
hanya untuk 
.
 
$#
 b. !ada tikungan dengan 1 yang panjang dapat digunakan 1  min
untuk 
Tabel 9.#: )ari+jari Tikungan Minimum, 1min =m>, = emax 6B>
V (km/!) 100 90 80 0 .0 50 &0 %0
  ma 0,12 0,1% 0,1& 0,1& 0,15 0,1. 0,1 0,1
min
m) &%5 %%5 250 195 1%5 90 55 %0
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
$#
Tabel 9.#A Hubungan parameter perencanaan lengkung horisontal dengan kecepatan rencana
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
 pengemudi untuk mengantisipasi perubahan alinyemen jalan dari bentuk lurus = 1 
tak hingga > sampai bagian lengkung jalan berjari+jari tetap 1. Dengan demikian,
gaya sentriugal yang bekerja pada kendaraan saat melintasi tikungan berubah
secara berangsur+angsur, baik ketika kendaraan mendekati tikungan maupun
meninggalkan tikungan. -etentuan lengkung peralihan =1S"2 8eometrik )alan
!erkotaan 9((:> adalah sebagai berikut*
a> bentuk lengkung peralihan yang digunakan adalah bentuk Spiral =Clothoi+e>.
 b> panjang lengkung peralihan = L S
> ditetapkan atas pertimbangan+pertimbangan
menghindarkan kesan perubahan alinyemen yang mendadak, ditetapkan
minimum 9 detik = pada kecepatan @1 >. -riteria ini dapat dihitung
dengan rumus *
ditetapkan 9 detik.
atau digunakan Tabel 9.#6 berikut ini*
Tabel 9.#6 !anjang minimum lengkung peralihan, LS =m>
V  R
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
9. Tingkat perubahan kelandaian melintang jalan => dari bentuk kelandaian
normal ke kelandaian superelevasi penuh tidak boleh melampaui
maksimum yang ditetapkan seperti pada Tabel 9.#5.
 
$$
Tabel 9.#5 Tingkat perubahan kelandaian melintang maksimum, =m%m>
V  R
!anjang pencapaian perubahan kelandaian dari kelandaian normal sampai
ke kelandaian penuh superelevasi =L s > dapat dihitung dengan
menggunakan rumus*
Dengan pengertian*
0 lebar satu lajur lalu lintas , =m> =tipikal $,6 m>
eN- kemiringan melintang normal, =B>
e! tingkat superelevasi rencana, =B>
% s  panjang minimum pencapaian superelevasi, =m>
$. L s
sehingga dipilih nilai L s
yang terpanjang.
:. Tikungan yang memiliki 1 lebih besar atau sama dengan yang
ditunjukkan pada Tabel 9.5, tidak memerlukan lengkung peralihan.
A. )ika lengkung peralihan digunakan, maka posisi lintasan tikungan
 bergeser dari bagian jalan yang lurus ke arah sebelah dalam =lihat
8ambar 9.#$> sebesar p.
5amar 2. 1# Tikungan Full -ir"le
pabila nilai p kurang dari (,9( m, maka lengkung peralihan tidak 
diperlukan, sehingga tipe tikungan menjadi ?7.
5amar 2. 14 Diagram yang memperlihatkan metoda pencapaian superelevasi untuk 
tikungan ke kanan
Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal
 pada bagian jalan yang lurus sampai ke superelevasi penuh pada bagian lengkung.
!ada tikungan tipe S7S, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear ,
diaali dari bentuk normal pada titik TS, kemudian meningkat secara berangsur+
angsur sampai mencapai superelevasi penuh pada titik S7 =lihat 8ambar 9.#A>.
!ada tikungan tipe ?7, bila diperlukan pencapaian superelevasi dilakukan
secara linear =lihat 8ambar 9.#A>, diaali dari bagian lurus sepanjang 9%$ L S
dan
.
 
$6
5amar 2. 1: Me'!a &en"a&aian su&erele?asi &a!a ikungan i&e S-S !engan
enuk iga !imensi
-eterangan*
/I -itik perpoto!a! sumbu jala! - -itik ta!e! spiral le -itik permulaa! pe!6apaia! superele7asi C -itik peraliha! spiral ke le!ku!a! li!kara! Ls /a!ja! spiral, - ke C (m+ ! uperele7asi ma!ual (+ e uperele7asi
2.:.1=. Pelearan Jalur %alu %inas !i Tikungan
!elebaran pada tikungan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi
 pelayanan operasional lalu lintas di bagian tikungan, sehingga sama dengan
 pelayanan operasional di bagian jalan yang lurus.
 
$5
!elebaran =lihat Tabel 9.#' dan 9.#&>, yang nilainya lebih kecil dari (,6( m
dapat diabaikan. 0ntuk jalan 9+jalur+6+lajur+terbagi, nilai Ec harus dikali #,A.
0ntuk jalan 9+jalur+'+lajur terbagi, nilai Ec harus dikali 9.
E E7 + En CCCCCCCCCCCCCCCCCCCC.=9.95>
Dengan pengertian*
4 /elebara! jala! pada tiku!a! (m+ 4C Lebar jala! pada tiku!a! (m+
4! Lebar jala! pada jala! lurus (m+
2.:.11. Ruang Beas Sam&ing
Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan
 pandang di tikungan sehingga )h dipenuhi. !ada tikungan yang mempunyai
 panjang jarak pandangan tertentu maka tikungan itu perlu mempunyai lebar 
 pandangan bebas =ruang bebas samping> yang sesuai. )ika ruang bebas samping
tidak tersedia dilokasi jalan, maka jalan perlu diperlebar. 0ntuk kasus dengan
 pandangan yang dimulai dari suatu bagian jalan lurus ke suatu tikungan atau
untuk kasus lainnya, ruang bebas samping diukur langsung dari gambar rencana.
 E=   D
Dimana*
 
$'
Tabel 9.#' "ilai !erhitungan W !erencanaan untuk !elebaran )alan pada )ari+jari )alan =9 jalur 9 lajur, # lajur atau 9 lajur> untuk kendaraan
rencana truk as tunggal =S0>
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
$&
Tabel 9.#& "ilai !erhitungan dan !erencanaan untuk !elebaran )alan pada )ari+jari )alan =9 jalur 9 lajur, # lajur atau 9 lajur> untuk 
kendaraan rencana truk semi trailer kombinasi sedang =EF+#9>
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
:(
da dua macam tikungan majemuk *
a> tikungan majemuk searah; yaitu dua atau lebih tikungan dengan arah
 belokan yang sama tetapi dengan jari+jari yang berbeda.
 b> tikungan majemuk balik+arah; yaitu dua atau lebih tikungan dengan arah
 belokan yang berbeda.
 berdasarkan perbandingan 1  #
dan 1  9
adalah jari+
 jari tikungan yang lebih besar. -etentuan untuk tikungan majemuk adalah sebagai
 berikut*
kemiringan normal dengan ketentuan sebagai berikut*
+ !ada tikungan majemuk searah, panjang bagian lurus paling tidak 9(
m =lihat 8ambar 9.#&>.
+ !ada tikungan majemuk balik+arah panjang bagian lurus paling tidak 
$( m =lihat 8ambar 9.9#>.
=8ambar 9.#'>, dan
 
:#
5amar 2. 1; Tikungan majemuk seara$ yang $arus !i$in!arkan
 
:9
5amar 2. 2= Tikungan majemuk alik ara$ yang $arus !i$in!arkan
 
:$
linyemen vertikal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung. Ditinjau
dari titik aal perencanaan, bagian lurus dapat berupa landai positi =tanjakan>,
atau landai negati =turunan>, atau landai nol =datar>. Fagian lengkung vertikal
dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.
-emungkinan pelaksanaan pembangunan secara bertahap harus
dipertimbangkan, misalnya peningkatan perkerasan, penambahan lajur, dan dapat
dilaksanakan dengan biaya yang eisien. Sekalipun demikian, perubahan
alinyemen vertikal dimasa yang akan datang sebaiknya dihindarkan.
2.;.1. Kelan!aian Maksimum
kendaraan bergerak terus tanpa harus kehilangan kecepatan yang berarti.
-elandaian maksimum yang sesuai dengan @1 , ditetapkan sesuai Tabel 9.9(.
Tabel 9.9( -elandaian maksimum yang diijinkan untuk jalan arteri perkotaan
V (km/!)
Kelandaian maksimum (*)
0ntuk keperluan penyandang cacat kelandaian maksimum ditetapkan A B.
2.;.2. Panjang %engkung ,erikal
Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami
 perubahan kelandaian, dengan tujuan*
 b. menyediakan jarak pandang henti.
 
::
5amar 2. 22 Parameer yang !i&erimangkan !alam menenukan &anjang lengkung ?erikal
"emung unuk menea&kan jarak &an!ang $eni)menyia&
Lengkung vertikal dalam standar ini ditetapkan berbentuk parabola
sederhana. !anjang lengkung vertikal cembung, berdasarkan jarak pandangan
henti dapat ditentukan dengan rumus berikut*
a. jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal =S O L>
6A'
9 AS   ( =
CCCCCCCCCCCCCCCCCCC..=9.9&>
 b. jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal =S Q L>
 A S  (   6A'
henti, untuk setiap kecepatan rencana =@1 > dapat menggunakan Tabel 9.9#.
Tabel 9.9# -ontrol perencanaan untuk lengkung vertikal cembung berdasarkan
 jarak pandang henti
Kecepatan encana ( km/! )
20 %5 50 .5 85 105 1%0 1.0 185
1 2 & 11 1 2. %9 52
 
:A
perbedaa! aljabar kela!daia! (A+, K L)A Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
!anjang lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan henti dapat
ditentukan dengan rumus berikut =SHTJ, 9((#>*
a. jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal =S O L>

 AS   (
CCCCCCCCCCCCCCCCC.=9.$#>
 b. jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal =S Q L>
> A.$#9(
=9  A
S  S  (   + −=
CCCCCCCCCCCCCC..=9.$9>
Dengan pengertian*
perbedaan aljabar landai =B>
!anjang minimum lengkung vertikal cekung berdasarkan jarak pandangan
henti, untuk setiap kecepatan rencana =@1 > dapat menggunakan Tabel 9.99.
Tabel 9.99 -ontrol perencanaan untuk lengkung vertikal cekung berdasarkan
 jarak pandang henti 
Kecepatan encana ( km/! )
20 %5 50 .5 85
105 1%0 1.0 185
% . 9 1% 18 2% %0 %8 &5
Ketera!a! < =ilai K adalah perba!di!a! a!tara pa!ja! le!ku! 7ertikal 6eku! (L+ da! perbedaa! aljabar kela!daia! (A+, K L)A
Sumber: RSNI Geometrik Jalan 2!
 
ditentukan dengan rumus berikut =SHTJ, 9((#>*
a. jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal =S O L>
>A.#='((
9
CCCCCCCCCCCCCCCC..=9.$$>
 b. jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal =S Q L>
> >A.#='((
perbedaan aljabar landai =B>
7 kebebasan vertikal =m>
5amar 2. 2# Jarak &an!ang &a!a linasan a9a$
2.;.#. K''r!inasi Alinyemen ,erikal
0sahakan kombinasi pada alinyemen vertikal *
#. perubahan kelandaiannya lengkung vertikalnya berangsur+angsur 
9. sedapat mungkin mengikuti keadaan terein,
$. hindari perubahan kelandaian yang mendadak pada jarak yang pendek.
:. Hindari hidden+dip4 =suatu alinyemen vertikal lurus yang didalamnya
ada rangkaian beberapa lengkung>*
 b. Sangat berbahaya,=kendaraan dari arah yang berlaanan terlindung
dalam lengkung vertikal cengkung,
 berjalan dengan kecepatan yang tinggi>
!ada daerah turunan yang besar atau panjang sebaiknya segera diikuti
 pendakian agar segera dapat mengurangi kecepatan khususnya untuk kendaraan
truck. Dan selalu usahakan untuk menghindari alinyemen dengan lengkung+
lengkung vertikal searah yang berturut+turut dengan tangent antara yang pendek 
=broken$back ,ra+e line>. Selain itu juga hindari perencanaan lengkung vertikal
cekung yang berturutan dengan jarak yang pendek, karena memberikan
 pandangan yang kurang baik. Tetapi pada alinyemen dengan landai yang menerus,
sebisa mungkin tempatkan landai yang tercuram pada bagian permulaan landai,
selanjutnya diikuti dengan landai9 yang lebih kecil.
2.;.4. Pelearan Ruas Jalan &a!a Tanjakan
Sering kita ketahui, pelebaran ruas jalan hanya dilakukan pada tikungan
saja. Tetapi lebih baiknya hal ini juga digunakan pada tanjakan, apalagi suatu
tanjakan yang dinilai sangat curam. Hal ini bertujuan agar memberikan kenyaman
dan keamanan pada pengemudi atau pengguna jalan. !ada bagian tanjakan dengan
landai AB atau lebih =$B atau lebih untuk jalan yang memiliki kecepatan rencana
#(( -m%jam atau lebih>, jalur pendakian untuk kendaraan berat hendaknya
disediakan, tergantung pada panjang landai dan karakteristik lalu lintas. Menurut
Standar !erencanaan 8eometrik untuk )alan !erkotaan Tahun #&&9 milik Fina
Marga lebar jalur tanjakan pada umumnya adalah sebesar $,( m.
2.<. K''r!inasi Alinyemen
 bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan
kendaraannya dengan aman dan nyaman. Fentuk kesatuan ketiga elemen jalan
tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi
akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya, sehingga pengemudi dapat
melakukan antisipasi lebih aal.
-oordinasi alinyemen vertikal dan alinyemen horisontal harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut*
vertikal, dan secara ideal alinyemen horisontal lebih panjang sedikit
melingkupi alinyemen vertikal.
9. tikungan yang tajam pada bagian baah lengkung vertikal cekung
atau pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindarkan.
$. lengkung vertikal cekung pada landai jalan yang lurus dan panjang,
harus dihindarkan.
harus dihindarkan.
A. tikungan yang tajam diantara dua bagian jalan yang lurus dan
 panjang harus dihindarkan.
2.1=.Pen'm'ran Panjang Jalan ( Stationing *
Stationing adalah penentuan jarak langsung yang diukur dari titik aal,
sedangkan stasiun =Sta> adalah jarak langsung yang diukur dari titik aal =Sta.
(K((> sampai titik yang dicari stasiunnya. 0ntuk menentukan stasiun =Sta> pada
suatu titik diberikan contoh seperti 8ambar 9.9:. Dari hasil pengukuran dan
 perhitungan maka akan didapatkan titik+titik tertentu yaitu* ; T7; 7T; TS#; S7#;
dan F serta panjang d#; Lc; d9; Lt#; dan d$ seperti pada 8ambar 9.9$.
5amar 2. 24 Penenuan sasiun (stationing *
Misal titik aal suatu rencana jalan adalah titik , maka*
Titik Sta. ( K (((
Titik 7T Sta. T7 K Lc
Titik TS# Sta. 7T K d9
Titik St# Sta. TS# K Lt#
 
:&
Dimana*
T7 Titik aal lengkung circle
Lc !anjang lengkung circle
d9 !anjang bagian lurus antara 7T sampai TS#
TS# Titik aal tikungan S+7+S
LT# !anjang total tikungan S+7+S
ST# Titik akhir tikungan S+7+S
d$ !anjang bagian lurus =tangen> antara ST# sampai F
F Titik akhir jalan
Titik+titik aal penting seperti tersebut diatas harus ditetapkan atau dihitung
stasiunnya. Dalam menghitung stasiun patok+patok pengukuran memanjang yang
lain diluar patok+patok penting diatas dilakukan dengan cara yang sama. !erlu
diperhatikan dalam memasang patok+patok pengukuran sebaiknya*
a. 0ntuk daerah dataran, jarak antar patok X #(( m
 b. 0ntuk daerah perbukitan, jarak antar patok X A( m
c. 0ntuk daerah pegunungan, jarak antar patok X 9A m
d. 0ntuk bagian lengkung, jarak patok harus dibuat lebih pendek menurut
keperluan penelitian.
Dalam perencanaan jalan raya terdapat penimbunan dan penggalian yang
harus diperhitungkan sehingga eisien dan ekonomis. 0ntuk menghitung luas
sebuah potongan melintang dengan metoda geometrik, maka masing+masing
 bagian dibagi+bagi luasnya sehingga menjadi bentuk+bentuk sederhana. Dari
 perhitungan tersebut dapat diketahui luas timbunan dan luas galian.
Luas trapeium*
-eterangan*
 b panjang alas baah =m>
t tinggi =m>
7ara menghitung volume galian maupun timbunan didasarkan dari gambar 
 potongan melintang. Dari gambar+gambar tersebut dapat dihitung luas galian dan
timbunan proil, sedangkan masing+masing jarak antara proil dapat dilihat dari
 potongan memanjang. Selanjutnya perhitungan dibuat dalam datar seperti contoh
 berikut*
Sumber: &uku Reka-a%a Jalan Ra-a. Penerbit: Guna+arma
 
2.12. Penganar Autodesk Autocad Civil 3D 2013
 Auto+e%k Autoca+ Ci/il 0 210  berbasis pada program uto7D, namun
lebih diarahkan secara khusus untuk dapat diaplikasikan dalam mengelola
 pemetaan dan dasar+dasar perancangan geometrik jalan raya khususnya
 penggambaran peta kontur tanah. !rogram ini mempunyai banyak kelebihan
dalam perencanaan geometrik jalan antara lain bisa menggambar $ dimensi, bisa
secara cepat dalam pemilihan trase jalan yang eisien dan menghasilkan potongan+
 potongan dan sebagainya.
Sebelum memasukan data titik ukur, perangkat lunak  Autoca+ Ci/il 0
210 hanya dapat mendeteksi ile ekstensi I.tVt. 0ntuk memudahkan membuat
ile tersebut dapat menggunakan icro%o3t *4cel  dan kemudian dikonversikan ke
 Note#a+  seperti gambar 9.9A dan gambar 9.96
5amar 2. 27 Reka& !aa $asil &engukuran
 
A9
5amar 2. 1 +asil k'n?ersi !ari Ms. EExcel  menja!i otepad 
2.12.2.Memua Pea T'&'grafi
A. Mengim&'r Tiik Ukur
Data yang digunakan untuk dimasukan ke perangkat lunak berupa data
note#a+  yang telah terkonvensi dari data aal yang berupa %5 *4cel  seperti yang
telah dijelaskan. dapun langkah+langkah prosesnya adalah*
#. -lik menu M'!ifyYP'inYIm&'r P'in.
9. Maka akan muncul 6in+o6  Im&'r P'in  seperti gambar 9.95. Setelah itu
masukan data yang sudah berupa notepad, setelah itu klik @.K .
5amar 2.2: 0in!'9s Im&'r P'in
 
A$
$. Selanjutnya untuk melihat titik yang telah terimport, klik tengah mouse 9R.
Titik dari hasil perhitungan akan muncul eperti gambar 9.9'.
5amar 2.2; P'in yang su!a$ mun"ul
B. Memua Sur!ace !an 5amar K'nur
Fagi praktikisi yang banyak behubungan dengan pengolahan data area, luas
dan voulume, proses pembuatan %ur3ace dan kontur biasanya merupakan proses
lanjutan setelah Im#ort Point . !rosesnya seperti langkah+langkah berikut*
#. !ertama+tama untuk menambahkan elevasi dengan cara  %elect all   =7trlK>,
kemudian pilih -reae P'in 5r'u&. kan muncul P'in 5r'u& Pr'&eries
seperti gambar 9.9&, lalu kilk @.k.
5amar 2.2< Pemuaan P'in 5r'u&
 
A:
9. Setelah itu buat  %ur3ace  baru, +'meSurfa"e-reae Surfa"e.  kan
muncul menu -reae Surfa"e seperti 8ambar 9.$(. 2si nama surace kemudian
klik @.K.
5amar 2.#= Memua Su!ace aru
$. Setelah itu kita masukan data point ke dalam surace yang telah kita buat tadi
dengan cara, M'!ify Surfa"e A!! 8aa P'in 5r'u& All P'in
A&&ly )@.K . 8ambar Sur3ace pun muncul seperti gambar 9.$#.
5amar 2.#1 Tam&ilan 5amar Sur!ace
:. 0ntuk menampilkan label dan memperbaiki gambar  %ur3ace, klik  
M'!ifySurfa"eSurfa"e Pr'&eries. !ilih Surfa"e Syle untuk mengatur 
 
A. -ontur akan muncul seperti gambar 9.$$
5amar 2.## 5amar K'nur yang !i$asilkan
2.12.#.Memua Alinyemen +'ri>'nal
A. Memua 5aris Tangen +'ri>'nal
Selanjutya memmbuat garis tangen diantara !2 yang kemudian akan
dideinisikan sebagai alinyemen yang sangat berguna dalam desain baik itu untuk 
lon, %ection, cro%% %ection, serta perintah o33%et ,  %tationin,  dan juga hal+hal yang
 berhubungan dengan alinyemen jalan. !roses pembuatan garis tangen adalah
sebagai berikut*
#. Terlebih dahulu kita buat alinyemen misalnnya jalan dengan menggunakan
 Pol-line. 8aris ini menghubungkan titik aal dengan titik !2 selanjutnya
hingga akhir titik rencana.
9. Setelah sudah mencapai titik akhir tekan *nter  untuk mengakhiri !olyline yang
dibuat.
$. Hasilnya dapat dilihat seperti gambar 9.$: dimana garis putih merupakan
 Pol-line untuk garis tangen.
5amar 2.#4 "ol#line yang ela$ !iua
B. Memua Kur?a)%engkung +'ri>'nal
Tipe lengkung horiontal yang bisa diterapkan pada rencana adalah tiga
 bentuk yang sebelumnya telah dibahas, yaitu ?ull circle, Spiral+7ircle+Spiral, dan
Spiral+Spiral. !emilihan tipe tergantung pada jari+jari rencana dan besar tangen !2
serta ketersediaan ruang yang ada.
Ferikut langkah+langkah membuat kurva%lengkung dengan  Autoca+ Ci/il 
0 210*
+'meYAlignmenY-reae Alignmen fr'm @je".
9. -emudian klik garis aal alinyemen yang tadi telah dibuat, dan  *nter   9V.
Maka akan keluar menu -reae Alignmen fr'm @je", tampilan menu
tersebut seperti gambar  9.$A.
5amar 2.#7 Menu -reae Alignmen fr'm @je"
$. !ada pilihan  Name beri nama alinyemen yang akan dibuat, kemudian klik 
8esign -rieria dan ganti kecepatan rencana dan masukan kriteria desain aal
yang kita rencanakan. Lalu apabila ingin memberikan keterangan yang lengkap
 pada hasil desainnya, klik Alignmen %ael Se dan pilih All (abel% dan klik 
@.K . Hasilnya seperti gambar 9.$6 berikut ini*
5amar 2. # +asil a9al Alinyemen +'ri>'nal
-. Memua $!!set  Alinyemen
Jset alignment berguna untuk membuat 1JE, bahu, tepi jalan dengan
 
langsung ditentukan.proses pembuatan Jset alignment pada  Autoca+ Ci/il 0
210 adalah sebagai berikut*
#. )ika ingin membuat garis badan dan bahu jalan maka klik -reae @ffse
Alignmen, kemudian pilih garis alinyemen yang ada lalu tekan *nter .
9. Maka akan muncul menu -reae @ffse Alignmen. Feri nama pada @ffse
Name Tem&lae  dan isi jumlah lajur pada N'. 'f @ffse 'n %ef)Rig$, isi
lebar jalan dari as jalan ada piilihan In"remenal @ffse 'n %ef)Rig$. Selain
itu apabila ingin menentukan o33%et  agar sesuai dengan peraturan, klik pilihan
0i!ening -rieria. )ika ingin memberikan label sesuai keinginan bisa dengan
mengganti pilihan %ael Se. Tata cara ini dapat dilihat dari gambar 9.$5.
5amar 2.#: Pengisian !aa &a!a Menu -reae @ffse Alignmen
$. Haslinya seperti gambar 9.$' berikut ini.
 
A. Memua Pr'fil Memanjang ( Existing %round *
Setelah alinyemen terbentuk, barulah kita bisa membuat proil memanjang
atau biasa disebut dengan alinyemen vertikal. !roil merupakan asilitas untuk 
menampilkan penampang memanjang  *4i%tin, Groun+  yang dileati Certerline
 ori8ontal Ali,nment . 0ntuk membuat proil memanjang langkah+langkahnya
sebagai berikut*
#. !ertama+tama pilih +'meYPr'fileY-reae Surfa"e Pr'fil.
9. Maka akan muncul menu -reae Pr'file fr'm Surfa"e seperti gambar 9.$&.
!ada pilihan lignment, pilih alinyemen yang telah dibuat sebelumnya.
5amar 2. #<2 +alaman -reae Pr'file fr'm Surfa"e
$. Setelah itu  A++   data  %ur3ace, yang ada disebelah kanan halaman dana akan
memunculkan proil pada Pro3il (i%t  di baah. -emudian kllik 8ra9 in Pr'fil
,ie9.
 
:. -emudian akan muncul jendela pillihan, seperti gambar 9.:(. Setelah itu
dilanjutkan dengan klik Ne4t  sebanyak AV. Maka akan muncul halaman baru
seperti gambar 9.:#.
5amar 2. 41 +alaman ak$ir -reae Pr'fil ,ie9
A. -emudian terakhir klik 7reate !roil @ie. Lalu klik di daerah kosong pada
layar untuk menempatkan proil yang dibuat. Hasilnya seperti gambar 9.:9 di
 baah ini.
5amar 2. 42 Pr'fil Memanjang (CDising 5r'un!*
8aris yang berarna merah pada proil adalah = *4i%tin, ,roun+ > atau
elevasi tanah asli.
!embuatan proil sudah selesai, kemudian dilanjutkan dengan membuat
 "ini%he+ Groun+   atau elevasi rencana. dapun langkah+langkah membuat
kurva%lengkung vertikal adalah sebagai berikut*
#. Terlebih dahulu kita harus memunculkan Pr'fil -reai'n T''ls  untuk 
 "ini%he+ Groun+ . !ilih +'mePr'filePr'file -reai'n T''ls. Selanjutnya
ada perintah Select Pro3il , dan pilih proil yang sudah ada.
9. Maka akan muncul halaman Create Pro3ile  seperti pada gambar 9.:$,
selanjutnya beri nama yang baru. )ika ingin menambahkan label atau
keterangan yang lengkap maka pilih -'m&lee %ael Se pada Pro3il (abel 
Set .
5amar 2. 4# +alaman -reae Pr'file
$. 0ntuk mendapatkan desain yang sesuai kriteria, pilih 8esign -rieria dan pilih
 pegaturan desain alinyemen. Setelah selesai klik 5K .
:. Setelah itu akan muncul  Pro3il (a-out Tool%. !ilih perintah paling kiri, 8ra9
Tangens 0i$ -ur?es. Lihat gambar 9.::.
A. -emudian klik $ titik untuk membuat lengkungan atau garis singgung disetiap
ketinggian atau lembah secara bersambung sampai pada akhir garis garis proil.
Setelah itu tekan *nter .
6. Hasilnya seperti gambar 9.:A di baah ini.
5amar 2. 47 Kur?a)%engkung ,erikal
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, garis merah merupakan elevasi
tanah dasar yang menunjukan elevasi asli daerah rencana = *4i%tin, ,roun+ >.
Sedangkan garis yang berarna biru merupakan elevasi rencana yang akan dibuat,
garis tersebut adalah desain alinyemen vertikal yang didapatkan. !ada elevasi
rencana = "ini%he+ Groun+ > sudah ditampilkan penomoran stasiun = %tationin, >
secara otomatis sesuai pemilihan label atau keterangan yang ingin ditampilkan
 pada tampilan desain yang dihasilkan.
 
Selanjutnya adalah menghubungkan  Pro3il   = (on, Section> dengan Cro%%
Section, pengambilan  %am#le, membuat pola section termasuk pembuatan
a%%embl- dan %uba%%embl- maupun corri+or ,  %ection /ie6 yang akan melengkapi
desain yang sudah ada.
ssembly dan Subassembly merupakan potongan melintang jalan dalam
 bentuk dua dimensi =9D> yang didalamnya memuat perencanaan badan jalan, bahu
 jalan, saluran drainase dan beberapa bangunan penunjang di sepanjang ruas jalan.
Langkah+langkah untuk membuat satu desain ini dengan bantuan perangkat
lunak Autoca+ Ci/il 0 210 adalah sebagai berikut*
#. -lik menu +'meAssemly-reae Assemly.
9. !ada kotak dialog buat nama a%%embl-, selain nama tidak ada lagi yang perlu
diubah karena merupakan standar perencanaan. kemudian klik 5K5
$. Setelah itu klik pada bagian layar yang kosong dan  8oom in, ada benang
silang%garis vertikal yang menunjukan Centerline =7L> dari cross section yang
akan dibuat seperti yang terlihat pada gambar 9.:6.
5amar 2. 4 -enerline (-%*
:. Lanjutkan dengan klik AssemlyT''l Palees. !ada menu tool palettes
 
6:
 %houl+er , curb>, lane, median dan yang lainnya. Menu tersebut dapat dilihat
 pada gambar 9.:5.
5amar 2. 4: Menu T''l Palees
A. -emudian klik Basi", pilih Basi" %ane, kembali klik centerline yang telah
dibuat, badan jalan akan muncul dengan otomatis. Tambahkan lagi Basi"
S$'ul!er sebagai bahu jalan, dengan klik dan letakan di ujung luar objek.
Maka akan menghasilkan desain aal seperti gambar 9.:' di baah ini*
5amar 2. 4; 8esain a9al Assemy !an Suassemly
6. Selanjutnya klik menu M'!ifyAssemlyMirr'r Suassemly.
-emudian klik  %uba%%embl-  yang tadi dibuat dan ba%e #oint   pada garis
centerline =7L>.
6A
5. Hasilnya seperti gambar 9.:&, yang merupakan desain dari  A%%embl-  dan
Suba%%embl-.
5amar 2. 4< 8esain Assemly !an Suassemly
B. Peren"anaan Corridor 
Corri+or  adalah suatu model potongan melintang yang mengintregasikan
objek dan data, termasuk %uba%%embl-, a%%embl-, alin,ment ,  %ur3ace, dan #ro3ile
dalam bentuk $ dimensi. Tahapan perencanaan corri+or  adalah*
#. !ilih menu +'me-'rri!'r. Maka akan keluar jendela Corri+or Create
seperti gambar 9.A(.
9. Feri nama untuk desain corri+or , setelah itu pada pengisian ali,nment   pilih
alinyemen horiontal yang kita buat diaal, selain itu juga untuk pengisian
 #ro3ile pilih alinyemen vertikal sebelumnya. Sedangkan untuk a%%embl- pakai
desain baru dibuat. Dan untuk mengisi tar,et %ur3ace, pilih data kontur yang
 
5amar 2. 7= Jen!ela -'rri!'r -reae
$. Maka akan muncul tampilan  &a%eline an+ Re,ion Parameter% seperti gambar 
9.A#. Setelah itu klik 5K .
5amar 2. 71 Baseline an! Regi'n Parameers
:. Setelahnya akan ada corri+or #ro#ertie%, klik Reuil! $e -'rri!'r.
A. -lik menu M'!ifyAssemlyAssemly Pr'&eries-lik -enerline
a%%embl- dan tekan *nter .
6. -emudian akan muncul lagi jendela Assemly Pr'&eries, klik tab
"'nru"i'n, pada a%%embl- t-#e pilih Un!i?i!e! -r'9ne! R'a! untuk jalan
 
65
5. !ada kolom sebelah kiri di kotak item terdapat item a%%embl- untuk bagian kiri
maupun kanan desain penampang jalan. -lik masing+masing item dan
 perhatikan kolom in#ut /alue, isilah parameter+parameter masing+masing item
seperti yang ditunjukan gambar 9.A9.
5amar 2. 72 Assemly Pr'&eries
'. Selanjutnya klik tab P'rs&e"'r pada T''ls&a"e, e4#an+ Corri+or , klik kanan
 pada nama corri+or , lalu klik Rebuil+ .
&. Maka tampilan penampang melintang jalan menjadi seperti pada gambar 9.A$.
5amar 2. 7# Pr'fil Melinang -'rri!'r
-. Menam&ilkan Cross Section
Section, langkah+langkahnya adalah sebagai berikut*
#. !ada menu HomeYSample LineYpada alinyemen tekan enter, maka akan
keluar pilihan Select lignment seperti gambar 9.A:. !ilih alinyemen yang
sudah dibuat.
5amar 2. 74 Jen!ela Sele" Alignmen
9. Setelah itu akan keluar jendela Sam&le %ine T''l, setelah itu pilih b- ran,e o3 
 %tation. Maka akan keluar menu -reae Sam&le %ine seperti gambar 9.AA, lalu
atur semua pilihan agar sesuai dengan yang diinginkan.
5amar 2. 77 -reae Sam&le %ine
 
6&
$. Selanjutnya kembali ke menu +'me, pada tab Pr'file E Se"i'n ,ie9, klik 
Se"i'n ,ie9, pilih -reae Muli&le Se"i'n ,ie9 untuk semua sta. Maka
akan keluar menu -reae Muli&le Se"i'n ,ie9 seperti di gambar 9.A6.
5amar 2. 7 Jen!ela -reae Muli&le Se"i'n ,ie9
:. !ada tab 8eneral, isi nama  Ali,nment , nama %am#le line ,rou#, dan  %ection
/ie6 %t-le pilih roa+ %ection.
A. -emudian masuk tab 33%et ran,e, untuk lebar bisa pilih automatic atau sesuai
keinginan dengan pilih ;%er %#eci3ie+ .
6. Setelahnya akan masuk tab  *le/ation ran,e, elevasi bisa automatic atau ingin
diisi sendiri angkanya dengan memilih ;%er %#e%i3ie+ .
5. 0ntuk yang lainnya bisa dileatkan saja, kilk create %ection /ie6. Dan
setelahnya klik pada bagian layar yang kosong.
'. Maka akan keluar hasilnya seperti gambar 9.A5 di baah ini*
5amar 2. 7: Penam&ang Melinang (-r'ss Se"i'n*
8. Meng$iung ,'ulume 5alian !an Timunan
 
Langkah terakhir dari !erancangan dan !erencanaan 8eomatrik )alan neka
Tambang dengan menggunakan perangkat lunak  Autoca+ Ci/il 0 210  adalah
menghitung volume galian dan timbunan. @olume Cut =potongan> dan  "ill 
=0rugan> dapat dihitung dengan menggunakan tipe perhitungan yang dipilih.
Langkah+langkahnya sebagai berikut*
#. -lik M'!ify Pr'file Pr'file ,ie9 Pr'&eries.
9. !ilih gambar proile yang akan digunakan, kemudian tekan enter.
$. !ada jendela !roile vie properties seperti gambar 9.A' ada 6 tab, pilih tab
Fands.
5amar 2. 7; Jen!ela Pr'file ,ie9 Pr'&eries
:. Setelah itu kolom Select band style pilih cut kemudian klik dd.
A. !ada kotak dialog selanjtnya pilih nama #ro3ilenya =pastikan Pro3ile la-out  atau
 3ini%h ,roun+ +e%i,n le/el >
6. Lanjutkan kembali dengan pilih ?ill kemudian klik dd.
5. Maka akan keluar hasilnya seperti gambar 9.A& berikut*
5amar 2. 7< Tam&ilan -u !an Fill
2.1#. 8rainase
diinginkan pada suatu daerah, serta cara+cara penanggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
2ntensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan aktu.
Fesarnya intensitas hujan berbeda+beda terganung dari lamanya curah hujan dan
rekuensi terjadinya. 2ntensita curah hujan diperoleh dengan cara melakukan
analisis data curah hujan baik secara statistik maupun secara empiris. Sistem
drainase merupakan merupakan serangkaian bangunan air yang berungsi untuk 
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kaasan ke badan air 
=sungai dan danau> atau tempat peresapan buatan.
Dalam merencanakan sistem drainase jalan berdasarkan pada keberadaan
air permukaan dan baerah permukaan, sehingga perencanaan drainase jalan dibagi
menjadi *
0ntuk perencanaa drainase pada konstruksi jalan raya digunakan drainase
 permukaan. dapun ungsi dari sistem drainase permukaan tersebut adalah*
#. Mengalirkan air hujan%air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan
selanjutnya dialirkan leat saluran samping menuju saluran pembuang akhir 
9. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan
masuk ke daerah perkerasan jalan.
$. Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air.
Secara umum, langkah perencanaan sistem drainase jalan dimulai dengan
memplot rute jalan yang akan ditinjau di peta topograi untuk mangetahui daerah
layanan sehingga dapat memprediksi kebutuhan penempatan bangunan drainase
 penunjang seperti jalan, asililtas penahan air hujan dan bangunan pelengkap.
Dalam perencanaan harus memperhatikan pengaliran air yang ada di permukaan
maupun yang ada di baah permukaan dengan mengikuti ketentuanteknis yang
ada tanpa mengganggu stabilitas konstruksi jalan.
2.1#.2. Analisa Frekuensi 8aa +ujan
da berbagai macam distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi
 
menganalisis rekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi tahunan,
debit rata+rata ahunan. Metode distribusi normal, mempunyai koeisien
kemencengan =coe33i%ien o3 %k6enne%> atau 7S ( atau bisa ditoleransikan
sampai dengan ±   (,$. 8aris besar cara perhitungan metode distribusi
normal adalah sebagai berikut*
∑  Xi
n
...................................................=9.$'>
 b. Menghitung nilai standar deviasi SV √∑ ( Xi− ´ X ) n−1
.............................=9.$&>
c. Tentukan aktor rekuensi k 
d. 7ari nilai R untuk setiap periode ulang yang dicari dengan rumus*
e. RT R K k. SV ..............................................................................=9.:(>
9. Metode distribusi log normal
Distribusi log normal merupakan hasil transormasi dari distribusi
normal, yaitu dengan mengubah varian R menjadi nilai logaritmik varian R.
Distribusi ini dapat diperoleh juga dari distribusi log person tipe 222 apabila
nilai keisien kemencengan 7S (. Distribusi tipe Log normal mempunyai
koeisien kemencengan <coe33i%ien o3 %k6enne% atau 7S $ 7@ K 7@$. 8aris
 besar cara perhitungan distribusi Log "ormal adalah sebagai berikut*
a. Mengubah data hujan R#, R9, C menjadi Log R#, Log R9, C
 b. Hitung nilai tengah * n
 = 
#
 = t    S k  =  (o,  (o,=  log.+=
....=9.:$>
5$
e. 7ari antiLog dari Log RT untuk mendapatkan hujan rancangan kala
ulang T.
$. Distribusi 8umbel
Distribusi 8umbel tipe # atau Distribusi eVtrim tipe # digunakan untuk 
analisis data maksimum, misalnya untuk analisis rekuensi banjir. Distribusi
tipe Log normal mempunyai koeisien kemencengan <coe33i%ien o3 %k6enne%
atau 7S #,#:. Secara garis besar, perhitungan distribusi gumbel adalah
sebagai berikut*
 =i  =    ∑ =
.....................................................=9.::>
#
)n)t  −
..........................................=9.:6>
d. 7ari nilai R untuk setiap periode ulang yang dicari dengan rumus*
 RT ´ X  K -,SV...............................................................................
Log !erson Type 222 digunakan untuk analisis variabel hidrologi dengan
nilai varian minimum, misalnyaanalisis rekuensi distribusi dari debit
minimum. Log !erson Type 222 digunakan apabila nilai 7S tidak memenuhi
untuk distribusi normal. !erhitungan distribusi Log !earson Type 222 secara
garis besar adalah sebagai berikut*
a. Mengubah data hujan R#, R9, C, menjadi log R#, log R9C,
 b. Hitung nilai tengah * n
 = 
#
$
#
#
$
.........=9.A(>
e. Hitung logaritma debit dengan aktu balik yang dikehendaki* log X T =log X +G . S1
...........................................................................................=9.A#>
. 7ari antilog dari log RT untuk mendapatkan hujan rancangan dengan
kala ulang T.
!enentuan distribusi rekuensi yang cocok dengan sebaran sampel data curah
hujan maksimum diilayah penelitia, dapat menggunakan uji 7hi+-uadrat
2.1#.#. Per$iungan Inensias -ura$ +ujan Maksimum
2ntensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan
aktu. 2ntensitas 7urah Hujan dapat dibuat dengan 1umus ononobe, rumus ini
digunakan apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data
hujan harian. 1umus yang digunakan adalah*
 I =  R24
1 9: 7urah Hujan Maksimum dalam 9: jam =mm>
Tc lamanya curah hujan =menit>
´ x > 1ata+rata data hujan.
 K  ?aktor ?rekuensi.
Sd Standar Deviasi
Dalam garis besar, perencanaan selokan samping mencakup $ =tiga> tahap
 proses sebagai berikut*
a. nalisis hidrologi
 b. !erhitungan hidrolika
c. 8ambar 1encana
nalisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topograi
daerah,karakteristik daerah pengaliran serta rekuensi banjir rencana. Hasil
analisis hidrologi adalah besarnya debit air yang h arus ditampung oleh selokan
samping. Selanjutnya atas dasar debit yang di peroleh maka dimensi selokan
samping dapat direncanakan berdasarkan analisa%perhitungan hidrolika.
2.1#.4.1. %uas 8aera$ %ayanan
da beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan luas daerah
layanan, diantaranya*
a perhitungan luas daerah layanan didasarkan pada panjang segmen jalan yang
ditinjau
 b luas daerah layanan= > untuk saluran samping jalan perlu diketahui agar
dapat diperkirakan daya tampungnya terhadap curah hujan atau untuk
memperkirakan volume limpasan permukaan yang akan ditampung saluran
samping jalan.
c luas daerah layanan terdiri atas luas setengah badan jalan =#>, luas bahu
 jalan =9> dan luas daerah di sekitar =$>.
2.1#.4.2. 0aku K'nsenrasi
Eaktu -onsentrasi adalah aktu terpanjang yang dibutuhkan untuk 
seluruh daerah layanan dalam menyalurkan aliran air secara simultan =runo>
setelah meleati titik+titik tertentu. Eaktu konsentrasi untuk saluran terbuka
dihitung dengan rumus di baah ini.
T=t 1+t 2 ...........................................................................................
(2.54)
√ S ) 0,167
Tc Eaktu konsentrasi =menit>
t# Eaktu untuk mencapai aal saluran dari titik terjauh=menit>
t9 Eaktu aliran dalam saluran sepanjang L dari ujung saluran
=menit>
L !anjang saluran =m>
nd -oeisien hambatan
is -emiringan saluran memanjang
@ -ecepatan air rata+rata pada saluran drainase =cm %detik>
 "ilai -oeisien hambatan =nd> berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada
Tabel 9.9:
Tael 2.24 K'efisien +amaan (n!* Ber!asarkan K'n!isi Permukaan
N'. K'n!isi la&is &ermukaan n!
# Lapisan semen dan aspal beton (,(#$
9 !ermukaan licin dan kedap air (,(9
$ !ermukaan licin dan kokoh (,#
sedikit kasar 
6 Hutan 8undul (,6
rumput jarang sampai rapat
pabila daerah aliran pengaliran atau daerah layanan lerdiri dari beberapa
tipe kondisi permukaan yang mempunyai nilai 7 yang berbeda. Harga 7 rata+rata
ditentukan dengan persamaan berikut*
C = C 1. %1+C 2. %2+C 1. %3 . fk 3
 %1+ %2+ %3
55
dengan,
7#, 79, 7$ -oeisien pengaliran yang permukaan sesuai dengan tipe
kondisi
kondisi permukaan
k ?aktor limpasan sesuai guna lahan
Hargai koeisien pengaliran =7> dan harga aktor limpasan =k> dapat dilihat pada
Tabel 9.9A
Tael 2.271 K'efisien Pengaliran (-* !an +arga Fak'r %im&asan (fk*
K'n!isi Permukaan Tana$ K'efisien Pengaliran ("* Fak'r %im&asan
(fk*
9.)alan kerikil W jalan tanah
$.Fahu jalan*
6.Daerah 2ndustri (,6( + (,&( #,9
5.!ermukiman padat (,6( + (,'( 9,(
#(.!ersaahan
!erhitungan debit rencana dapat dihitung dengan menggunakan rumus*
&=   1
=Tc> untuk periode banjir rencana.
Luas daerah pengaliran =km9>.
1umus umum yang dipakai untuk menghitung dimensi adalah sebagai
 berikut*
 F = &
V = 1
n  . R
1  F 
 " > luas penampang basah =m9>
2 -emiringan selokan samping
!emilihan jenis materal untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh
 besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan meleati selokan samping
sedemikian sehingga material dapat dilihat pada Tabel 9.96 berikut ini*
Tael 2.22 Ke"e&aan Aliran Air yang 8ii>inkan Ber!asarkan Jenis
Maerial
Jenis a$an Ke"e&aan aliran air yang !ii>inkan (m)!eik*
!asir halus (,:A
0ntuk penampang saluran berbentuk trapesium, besarnya kemiringan talud
tergantung pada besarnya debit. Fesarnya kemiringan talud dapat dilihat pada
Tabel 9.95
Tael 2.2: Kemiringan Talu! Ber!asarkan 8ei
N' 8ei air/ (m#)!eik* Kemiringan Talu! (1 G m*
# ( G (,5A # * #
$ #A G '( # * 9
-ecepatan aliran air ditentukan oleh siat hidrolis penampang saluran,
salah satunya adalah kemiringan saluran. !ada Tabel 9.9' dapat dilihat hubungan
antara kemiringan selokan samping dan tipe material yang digunakan.
Tael 2.2;# +uungan Kemiringan Sel'kan Sam&ing (i* !an Jenis Maerial
Jenis Maerial Kemiringan Sel'kan Sam&ing i (H*
Tanah sli
( G A
!asir halus
 "apal kepasiran
Lanau alluvial
-erikil halus
(Su&'er ) "d *-02-200+-,
Harga koeisien kekasaran dinding =n> menurut Manning bisa dilihat dari
Tabel 9.9&
Tael 2.2< +arga K'efisien Kekasaran 8in!ing (n* Menuru Manning
SA%URAN BUATAN
9. Saluran tanah yang dibuat dengan
PeVcavatorP (,(9$
$
(,($
tidak teratur 
tumbuh+tumbuhan
$
(,($
rendah (,(9
' (,($
(,($
$
kerikil (,($
 
'#
tumbuhan (,($A (,(:
(,(A
 berlubang (,(A (,(6 (,(5 (,('
#6
(,($
$
(,($
(,(9
A
(,(#
(,(#
:
(,(#
:
(,(#
(,(#