ta bab v blog.pdf

7/25/2019 TA Bab V blog.pdf

1/21


2/21

V-3

6)

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

=

=4224,808

5

10=

2112,4 kend./jam

7)

Faktor Regional

Kondisi Kota Cikande , Serang, Cilegon adalah ukuran kota

berpenduduk lebih besar dari tiga juta penduduk. Dari Tabel 2.12 Nilai

Normal Komposisi Lalu-lintas adalah 7% Kendaraan Berat. Iklim I ,

Kelandaian antara 6% - 10%.

Dari Tabel 2.4 Fr diambil 1,0

8)

Indeks Permukaan Awal (IP0)

Split Mastic Aspalht adalah jenis lapisan permukaan campuran aspalht

panas Laston. Dimana untuk jenis lapisan permukaan Laston ada dua nilai

Roughness, Nilai Roughness > 1000 mm/km IP0 3,9 3,5 dan untuk Nilai

Roughness 1000 mm/km IP0 4 (dari Tabel 2.6).

9)

Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Nilai LER = 2112,4 kend./jam atau > 1000. Kelas Fungsi Jalan adalah

Jalan Arteri, dari tabel 2.5 Nilai IPt=2,5.

10)

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)

Korelasi Daya Dukung Tanah Dasar dengan Nilai CBR dapat dilihat

pada grafik 2.1 Bila Nilai CBR 11% maka DDT=6,15

11)

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Dengan Nilai DDT=6,15 Nilai LER=2112,4 Nilai Faktor Regional=1

dari nomograph ITP bisa diketahui. Dari Grafik 2.3 dimana Nilai

Roughness > 1000 mm/km Nilai IP0 3.9 3,5 Nilai IPt=2,5 Nilai ITP

adalah 9,75.

You created this PDF from an application that is not licensed to print to novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
http://www.novapdf.com/http://www.novapdf.com/


3/21

V-4

Diantara hasil survey untuk lapis permukaan Laston ( AC) Nilai

Roughness adalah 450 mm/km( ), maka IP0 4 . Dari Grafik 2.2 dimana

Nilai IP0 4 Nilai IPt=2,5 NilaiITP adalah9,4.



4/21

V-5

12)

Koefisien Kekuatan Relatif

Material yang dipakai Split Mastic Aspalht untuk lapis permukaan

a1=0,35(4) untuk Nilai Marshal Stabiliti 590 kg. Base Course Class A

CBR 80% a2=0,13(4), Sub Base Course Class B CBR40% a3=0,115

(4)

(dari Tabel 2.7(4)).

13)

Tebal Masing-masing Lapisan

Lapis permukaan SMA + Binder Course (D1)=10 cm, Lapis Ponasi

Atas Kelas A CBR 80% (D2)= 25 cm maka tebal sisa Lapis Pondasi

Bawah Kelas B CBR 40% (D3).

= 11+22+33 =0,3510+0,1325+0,1153ITP = 9,75 9,75 =0,3510+0,1325+0,1153

3 = ,(,,), = 30,43 30 cm

ITP = 9,4 9,4 = 0,3510+0,1325+0,11533 = (,(,,), = 27,39 27 cm

10 cm Surface Course

25 cm Base Course

30 cm Sub-base Course


25 cm Base Course




5/21

V-6

5.1.2. Perhitungan Tebal Perkerasan Jalan Gedebage Cibiru

Metode yang digunakan adalah AASHO 1961 dan AASHTO Guide

For Design Of Pavement Structures 1986 dengan usia rencana 5 tahun.

Tebal perkerasan direncanakan dengan langkah-langkah berikut:

1)

Data Jalan

a. Volume peak hour tersebar pada awal rencana tahun 2009 dan

akhir rencana tahun 2014

b.

Jumlah jalur : 8 2 D atau 1-2 1

c.

Lebar Perkerasan : Kiri 2x3,5 Jalur Cepat 2x3,5 Jalur lambat dan

Kanan 2x2,5 Jalur Cepat 2x3,5 Jalur lambat. Lebar Perkerasan

7x4m

d.

Koefisien distribusi kendaraan (c) : 0,7 dari Tabel 2.2

2)

Angka Ekivalen (E)

Kendaraan Berat 20 Ton, Sumbu Depan sumbu tunggal 6 Ton Sumbu

Belakang Sumbu Ganda 7 Ton

= +0,086

=0,2923+0,7452E = 1,0375

3) Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

= ..

= 60000,7

1,0375

LEP = 4357,5

27 cm Sub-base Course



6/21

V-7

4)

Lintas Ekivalen Akhir (LEA)

= ..

= (1+7%) = 6000(1+0,07) =8415,31

= 8415,310,71,0375= 6111,62

5)

Lintas Ekivalen Tengah (LET)

=1 2 ( +) = 1 2 (4357,5+6111,62) =5234,566)


= = 5234,565 10 =2617,28 kend./jam7)

Faktor Regional

Kondisi Kota Bandung adalah ukuran kota berpenduduk lebih besar

dari tiga juta penduduk. Dari Tabel 2.12 Nilai Normal Komposisi Lalu-

lintas adalah 7% Kendaraan Berat. Iklim I , Kelandaian antara 6% - 10%.


8)


Beton K-350 adalah jenis lapisan permukaan perkerasan kaku .

Dimana untuk jenis lapisan permukaan perkerasan kaku Beton K-350

menurut hasil survey nilai Roughness adalah 1150 mm/km, Nilai

Roughness > 1000 mm/km IP0 3,9 3,5 (dari Tabel 2.6).

9) Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Nilai LER = 2617,28 kend./jam atau > 1000. Kelas Fungsi Jalan

adalah Jalan Arteri, dari tabel 2.5 Nilai IPt=2,5.

10)




7/21

V-8

Korelasi Nilai CBR dengan Nilai Daya Dukung Tanah Dasar dapat

dilihat pada grafik 2.11.

Kekuatan aspalht lama sebagai Sub-grade dianggap 590kg sama dengan

8428,5 psi R-Value (240psi)=, = 35,21 Nilai SSS=6,21 atau Sub-

grade tanah urug material pilihan CBR 21%.

11)

Nilai Structural Number (SN)

Dengan Nilai SSS=6,21 Nilai LER=2617,28 Nilai Faktor Regional=1

dari nomograph AASHTO Nilai SN bisa diketahui. Dari Grafik 2.8

dimana Nilai Roughness > 1000 mm/km Nilai IPt=2,5 Nilai SN adalah

3,05.



8/21

V-9

12)


Material yang dipakai Beton K-350 untuk lapis permukaan a2=0,23(16)

untuk Kuat Tekan umur 7 hari 650 psi(4,48 Mpa). Wet Lean Concrete K-

125 a3=0,2(16) untuk Kuat Tekan umur 7 hari 400 psi 650 psi (2,76 Mpa-

4,48 Mpa (dari Tabel 2.20(16)).

13) Tebal Masing-masing Lapisan

Lapis Permukaan dari Beton K-350 (D2)=25 cm atau 9,8425 inch.

Tebal Sisa adalah Wet Lean Concrete K-125.

=11+22+33 = 01+0,232+0,23 =0,239,8425+0,23 = 2,264+0,233 = (,,), = 3,93 10 cm

14)

Perhitungan Ruji

Dalam perencanaan ruji menggunakan rumus dari AASHTO (per.

2.8)

= .2

1004,354285714

Lebar Lajur = 7m Lebar Segmen = 3,5m Panjang Segmen = 5m

Sambungan Transfersal (Dowel) tulangan polos diameter 25 mm

U24

25 cm Beton K-350 Perkerasan Beton

10 cm Beton K-125 WLC



9/21

V-10

Sambungan Longitudinal (Tai Bar) tulangan ulir diameter 16 mm

U24

= 500.121400

1004,354285714 = 4,101

= 0,041013,55 = 71,75cmLuas 25 =54,01 cm (11 buah) Luas 16 =18,09 cm (8-9 buah)

5.1.3. Perhitungan Tebal Perkerasan Jalan Penopa Kujan

Metode yang digunakan adalah Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan

Lentur Bina Marga No. 01/PD/B/1983 dengan usia rencana 5 tahun.

Tebal perkerasan direncanakan dengan langkah-langkah berikut:

1)

Data Jalan

e.

Volume peak hour tersebar pada awal rencana tahun 2014 dan

akhir rencana tahun 2019f.

Jumlah jalur : 2 2 UD

g.

Lebar Perkerasan : 6 m

h.

Koefisien distribusi kendaraan (c) : 0,5 dari Tabel 2.2

2)

Angka Ekivalen (E)

Kendaraan Berat 13 Ton, Sumbu Depan 5 Ton Sumbu Belakang 8

Ton

= +

=0,1410+0,9238E = 1,0648



10/21

V-11

3)

Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

= ..

= 10380,5

1,0648

LEP = 552,63

4) Lintas Ekivalen Akhir (LEA)

= ..

= (1+7%) = 1038(1+0,07) = 1455,85

= 1455,850,51,0648= 775,09

5)

Lintas Ekivalen Tengah (LET)

= 1 2 ( +) = 1 2 (552,63+775,09) =663,866)


= =663,86 5 10 =332 kend./jam7)

Faktor Regional

Kondisi Kota Lamandau Kalimantan Tengah adalah ukuran kota

berpenduduk anatara satu juta sampai tiga juta penduduk. Dari Tabel 2.12

Nilai Normal Komposisi Lalu-lintas adalah 8% Kendaraan Berat. Iklim I ,

Kelandaian antara 6% - 10%.




11/21

V-12

8)


HRS adalah jenis lapisan permukaan campuran aspalht panas Lataston.

Dimana untuk jenis lapisan permukaan Laston ada dua nilai Roughness,

Nilai Roughness > 1000 mm/km IP0 3,9 3,5 dan untuk Nilai Roughness

1000 mm/km IP0 4 (dari Tabel 2.6).

9) Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Nilai LER = 332 kend./jam atau 100 - 1000. Kelas Fungsi Jalan adalah

Jalan Arteri, dari tabel 2.5 Nilai IPt=2,0 - 2,5. Dipilih Nilai 2,5

10)


Korelasi Daya Dukung Tanah Dasar dengan Nilai CBR dapat dilihat

pada grafik 2.1 Bila Nilai CBR 11% maka DDT=6,15

11)

Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Dengan Nilai DDT=6,15 Nilai LER=332 Nilai Faktor Regional=1 dari

nomograph ITP bisa diketahui. Dari Grafik 2.3 dimana Nilai Roughness >

1000 mm/km Nilai IP03.9 3,5 Nilai IPt=2,5 Nilai ITP adalah 6,875.

Diantara hasil survey untuk lapis permukaan Lataston (HRS) Nilai

Roughness adalah 860 mm/km( ), maka IP0 4 . Dari Grafik 2.2 dimana

Nilai IP0 4 Nilai IPt=2,5 NilaiITP adalah 6,667.



12/21

V-13



13/21

V-14

12)


Sesuai dengan gambar rencana material yang dipakai HRS-WC gradasi

senjang/semi senjang, HRS-Base gradasi senjang/semi senjang untuk

lapis permukaan a1=0,35(4) untuk Nilai Marshal Stabiliti 590 kg. LPA

Agregat Kelas A CBR 90% a2=0,135(4), LPB Agregat Kelas B CBR 50%

a3=0,12(4) (dari Tabel 2.7(4)).

13)

Tebal Masing-masing Lapisan

Lapis permukaan HRS-WC + HRS-Base (D1)=7 cm, Lapis Pondasi

Atas Kelas A CBR 90% (D2)= 15 cm maka tebal sisa Lapis Pondasi

Bawah Kelas B CBR 50% (D3).

= 11+22+33 =0,357+0,13515+0,123ITP sesuai gambar rencana dan pelaksanaan adalah 6,875

ITP = 6,875 6,875=0,357+0,13515+0,123

3 =

,(,,)

,= 20

Roughness 860 mm/km, IP0= 4,0 adalah 6,667

= 0,35

1+0,135

2+0,12

3

= 0,357+0,13515+0,123

3 = (,(,,)), = 18,27 18,3 cm

7 cm La is Permukaan HRS

15 cm LPA A re at Kelas A CBR 90%

20 cm LPB A re at Kelas B CBR 50%



14/21

V-15

14)

Penyesuaian terhadap Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur

Jalan Raya No. 01/PD/B/1983 mengenai kekuatan relatif bahan.

Dimana HRS (Lataston) disamakan dengan LASTON ATAS maka

HRS masuk kekuatan relatif bahan a2.

Dengan ITP = 6,875, a2=0,28 a3=0,12

ITP = 6,875 6,875=22+33 = 0,287+0,1233 = (,,), =41

Dengan ITP = 6,667, a2=0,28 a3=0,12

ITP = 6,667 6,667=22+33 = 0,287+0,1233 = (,,), =29,2

7 cm Lapis Permukaan

15 cm LPA Agregat Kelas A CBR 90%

18,3 cm LPB Agregat Kelas B CBR 50%

7 Cm Lapis Permukaan HRS

41 Cm Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B CBR 50%

7 Cm Lapis Permukaan HRS

29,2 Cm Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas B CBR 50%



15/21

V-16

5.2. Pembahasan

Dengan cara analisa perhitungan perencanaan diatas dapat dihitung

pula nilai-nilai yang timbul dari Nilai ITP yang berbeda akibat berbedanya

Nilai IP0pada dua paket kegiatan pembangunan jalan.

Yaitu Paket Peningkatan Jalan Cikande-Cilegon dan Paket Peningkatan

Struktur Jalan Penopa-Kujan.

Nilai-nilai ini bisa berupa LHR awal tahun rencana dan LHR akhir

tahun rencana yang dapat menunjukan kapasitas dari jalan tersebut.

Dan juga tebal masing-masing lapisan terutama difokuskan pada Tebal

Lapis Pondasi Bawah.

5.2.1 Hubungan IP0, LHR dan Tebal Lapisan

a. Paket Cikande - Cilegon

IPo=3,9-3,5 IPo4,0

ITP=9,75 ITP=9,4 ITP=9,75 ITP=9,4

LHR Awal Tahun 6000 4133,4 7000 6000

LHR Akhir Tahun 8415,31 5797,3 9977,2 8415,31

Tebal LPB 30 27 30 27

b. Paket Penopa - Kujan

IPo=3,9-3,5 IPo4,0

ITP=6,875 ITP=6,667 ITP=6,875 ITP=6,667

LHR Awal Tahun 1038 521,26 1328,96 1038

LHR Akhir Tahun 1455,85 731,10 1863,94 1455,85

Tebal LPB 20 18,3 20 18,3



16/21

V-17

5.2.2. LHR Pada Tiap Nilai IP0

IPo=3,9 3,5

ITP=6,667 ITP=6,875 ITP=9,4 ITP=9,75LHR Awal Tahun 521,26 1038 4133,4 6000

IPo=3,9 3,5

ITP=6,667 ITP=6,875 ITP=9,4 ITP=9,75

LHR Akhir Tahun 731,10 1455,85 5797,3 8415,31

IPo4,0

ITP=6,667 ITP=6,875 ITP=9,4 ITP=9,75

LHR Awal Tahun 1038 1328,96 6000 7000

IPo4,0

ITP=6,667 ITP=6,875 ITP=9,4 ITP=9,75

LHR Akhir Tahun 1455,85 1863,94 8415,31 9977,2



17/21


18/21

V-19

PENGAMATAN

PAKET PENINGKATAN

CIKANDE GEDEBAGE PENOPA

IP

o

=

3

,9

-3

,5

ITP 9,4

T

id

ak

A

d

a

P

e

ru

b

ah

an

N

ilai

R

o

u

g

h

n

ess

S

N

=

3

,0

5

6,667

LHR Awal 4133,4 521,26

LHR Akhir 5797,3 731,10

I

P

o

=

4

,0

ITP 9,75 6,875

LHR Awal 7000 1328,96

LHR Akhir 9977,2 1863,94



19/21

V-20

5.2.4. Pengaruh Nilai IPo pada ITP dan LHR

Dari pengamatan pada awal dan akhir tahun umur rencana, pada Nilai ITP yang sama. Untuk Nilai IPo = 3,9-3,5

LHR yang mampu ditampung adalah lebih kecil dari Nilai IPo = 4,0.

-

1.000,00

2.000,00

3.000,00

4.000,00

5.000,00

6.000,00

7.000,00

8.000,00

2,500 5,000 7,500 10,000ITP

L

H

R

Hubungan ITP dan LHR akibat Nilai IPo Pada Awal Tahun Rencana

IP0= 4,0

IP0= 3,9-3,5



20/21


21/21

V-22

5.3. Perhitungan Kapasitas (C) MKJI 1997

Paket Co FCw FCsf FCsp FCcs

Cikande - Cilegon 2900 0,95 1,00 0,94 1,03Gedebage - Cibiru 1650 1,00 1,00 0,95 1,03

Penopa - Kujan 2900 0,87 1,00 1,01 1,00

= CCikanden Cilegon= (2900x3)x0,95x1,00x0,94x1,03

= 8002,17 = 8002 smp/jam

CGedebage Cibiru = (1650x2)x1,00x1,00x0,95x1,03

= 3229,05 = 3229 smp/jam

CPenopa Kujan = 2900x0,87x1,00x1,01x1,00

= 2548,23 = 2548 smp/jam

ta bab v blog.pdf

Documents