revisi gabungan.docx

69
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan atau makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, makanan yang dimaksud adalah semua produk yang dikonsumsi manusia baik dalam bentuk bahan mentah, setengah jadi atau sudah jadi, yang meliputi produk industri, restoran, katering, serta makanan tradisional atau jajanan (Yayuk, Ali, dan Meti, 2004). Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta tangkas dan cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh 1

Upload: noviana-estikasari

Post on 15-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVISI gabungan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan atau makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, makanan

yang dimaksud adalah semua produk yang dikonsumsi manusia baik dalam

bentuk bahan mentah, setengah jadi atau sudah jadi, yang meliputi produk

industri, restoran, katering, serta makanan tradisional atau jajanan (Yayuk, Ali,

dan Meti, 2004).

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta tangkas dan

cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status

gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah dan kualitas

asupan pangan yang dikonsumsi (Yunastiti dkk, 2010).

Situasi keamanan pangan saat ini bila di bandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya dapat dilihat dari adanya kenaikan produk industri pangan yang

tidak memenuhi syarat.Adanya penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

pengawet dan benzoat yang berlebih, penyalahgunaan bahan berbahaya

formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan dan cemaran

mikroba.Berdasarkan data permasalahan keamanan pangan ini paling banyak di

temukan pada makanan jajanan anak sekolah.

1

Page 2: REVISI gabungan.docx

2

Berdasarkan data BPOM (2012) menunjukkan bahwa jumlah KLB

keracunan pangan yang terlaporkan pada tahun 2001-2011 sebanyak 1392

kejadian di 30 provinsi. KLB keracunan pangan terbanyak di provinsi jawa

barat sebesar 216 kejadian (15.52 %). Pada tahun 2010 Presiden sudah

menrencanakan program Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) (Yunastiti dkk,

2010).

Anak usia sekolah adalah golongan yang memerlukan perhatian dalam

konsumsi makanan dan zat gizi. Upaya Peningkatan kualitas sumber daya

manusia harus dilakukan sejak dini. Tumbuh dan berkembangnya anak usia

sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan

kuantitas yang baik serta benar. Anak sekolah pada umumnya berada dalam

masa pertumbuhan yang sangat cepat dan aktif, pengaturan makanan yang

bergizi baik, seimbang dan beraneka ragam jenis akan memastikan kecukupan

gizinya. Anak usia kelas satu sekolah dasar merupakan tahap awal peralihan

dari tingkat sekolah taman kanan-kanak. Sewaktu mereka bersekolah di Taman

Kanak-Kanak hampir sebagian besar konsumsi makanan mereka masih

terkontrol oleh guru dan orang tua.Saat anak-anak mulai masuk sekolah dasar di

kelas 1 fungsi kontrol tersebut mulai berkurang.Mereka sudah mulai

mendapatkan uang saku yang dapat digunakan untuk membeli makanan jajanan

nya sendiri.

Page 3: REVISI gabungan.docx

3

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menguji makanan

jajanan anak di sekolah dasar di 195 sekolah dasar di 18 provinsi, di antaranya

Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandar Lampung, Denpasar, dan Padang. Hasil

uji menunjukkan bahwa dari 861 contoh makanan, 39,95 % (344 contoh)tidak

memenuhi syarat keamanan pangan. Es sirup atau buah (48,19%) dan minuman

ringan (62,50 %) mengandung bahan berbahaya dan tercemar bakteri patogen.

Jenis lain yang tidak memenuhi syarat adalah saus dan sambal (61,54 %) serta

kerupuk (56,25 %). Kemudian total sampel itu 10,45 % mengandung pewarna

yang dilarang, yakni rhodamin B, methanil yellow, dan amaranth. Sejumlah

sampel mengandung boraks, formalin, siklamat, sakarin, dan benzoat yang

melebihi batas.Selain itu, hasil analisis dengan parameter uji cemaran mikroba

menunjukkan sebagian besar sampel tercemar mikroba melebihi

persyaratan.Sejumlah sampel juga tercemar bakteri E. coli, Salmonela,

Staphylococcus, dan Vibrio cholerae (Rachmawati, 2006).

Pada penelitian yang dilakukan di Bogor telah ditemukan Salmonella

Paratyphi A di 25% - 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Penelitian

lain yang dilakukan suatu lembaga studi di daerah Jakarta Timur

mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak

sekolah adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan

uli, es sirop, dan cilok. Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso

ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning basah ditemukan formalin, dan

es sirop merah positif mengandung rhodamin B. Selain cemaran mikrobiologis,

Page 4: REVISI gabungan.docx

4

cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima

adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax

(pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang

digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan

methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil). Bahan-bahan ini dapat

terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka

panjang menyebabkan penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor

pada organ tubuh manusia. Belakangan juga terungkap bahwa reaksi simpang

makanan tertentu dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku

pada anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut merupakan gangguan tidur,

gangguan konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif. Pengaruh jangka pendek

penggunaan BTP ini menimbulkan gejala-gejala yang sangat umum seperti

pusing, mual, muntah, diare dan bahkan kesulitan buang air besar (Judarwanto,

2006).

Menurut BPOM Bandung, Kabupaten Cirebon menemukan sebagian

produk jajanan mengandung zat pengawet berbahaya boraks. Operasi di pasar

Sumber, pasar Jamblang dan pasar Minggu yang melibatkan Dinas Kesehatan

(Dinkes). Pantauan Radar, lima sampel terbukti positif mengandung boraks,

dari enam yang disiapkan. Ada produk mie basah sudah dibungkus, paha ayam

dibalut tepung dan crispi dari pasar Sumber, baso di pasar Jamblang, mie stik,

es krim dan mi sosis dari pasar Palimanan, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga tentang jajanan sehat terhadap

Page 5: REVISI gabungan.docx

5

anak-anak disekolah dasar. Peneliti akan meneliti hubungan tingkat

pengetahuan anak tentang jajanan sehat dengan perilaku anak dalam memilih

jajanan di SD Negeri 1 Pabuaran Lor. Karena anak-anak sekolah berada dalam

masa pertumbuhan yang cepat dan aktif, maka harus diperhatikan terutama

dalam pemilihan jajanan terhadap anak, yang sangat berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah bagaimana

hubungan tingkat pengetahuan anak tentang jajanan sehat dengan perilaku anak

dalam memilih jajanan di SD Negri 1 Pabuaran Lor Kabupaten Cirebon

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk membuktikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan anak

tentang jajanan sehat dengan perilaku anak dalam memilih jajanan di SD

Negeri1 Pabuaran Lor Kabupaten Cirebon.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak tentang jajanan sehat

2. Untuk mengetahui perilaku anak dalam memilih jajanan

3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan anak tentang jajanansehat

dengan perilaku anak dalammemilih jajanan di SD Negeri1 Pabuaran

Lor.

Page 6: REVISI gabungan.docx

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang hubungan tingkat

pengetahuan anak tentang jajanan sehat dengan perilaku anak dalam

memilih jajanan di SD Negeri1 Pabuaran Lor Kabupaten Cirebon.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi(Fakultas Kedokteran Unswagati)

Sebagai bahan informasi untuk penelitian lainnyayang akan datang

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

1. Menambah pengetahuan kepada anak tentang jajanan sehat

2. Menambah pengetahuan kepada orang tua tentang jajanan sehat

3. Menambah informasi kepada pihak sekolah tentang jajanan sehat

4.Sebagai bahan masukan kepada pihak sekolah dan orang tua untuk

mencegah anak dalam memilih jajanan yang tidak sehat.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat digunakan penelitisebagai penambahan

wawasan dan pengetahuan baru tentang jajanan sehat anak di sekolah

dasardan perilaku anak dalam pemilihan jajanan.

1.5 Orisinalitas

Penelitian “Hubungan tingkat pengetahuan anak tentang jajanan sehat

dengan perilaku anak dalam memilih jajanan di SD Negeri1 Pabuaran Lor

Kabupaten Cirebon.” menurut sepengetahuan peneliti belum pernah diteliti

Page 7: REVISI gabungan.docx

7

sebelumnya. Adapun penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan

berhubungan dengan penelitian ini seperti pada tabel 1 :

Tabel 1 Orsinilitas Penelitian

Metode

PenelitianHasil Penelitian

Rina Yuliastuti (2011),

Analisis Karakteristik

Siswa, Karakteristik

Orang Tua Dan Perilaku

Konsumsi Jajanan Pada

Siswa-Siswi SDN

Rambutan 04 Pagi Jakarta

Timur Tahun 2011

Menggunakan

rancangan cross

sectional

Terdapatanalisis antara

karakiteristik siswa dan orang

tua terhadap prilaku konsumsi

jajanan pada siswa-siswi sekolah

dasar

Bondika Ariandani

(2011), Faktor yang

berhubungan dengan

pemilihan makanan

jajanan pada anak sekolah

dasar di SDN Taman

Pekunden Semarang

Menggunakan

rancangan cross

sectional

Terdapat hubungan antara

beberapa faktor-faktoryang

mempengaruhi pemilihan

makanan jajanan

Perbedaan penelitian:

1. Berbeda judul dengan penelitian sebelumnya

2. Berbeda waktu dan tempat penelitian

3. Berbeda variable penelitian yang akan diteliti

4. Berbeda sampel yang diteliti

Page 8: REVISI gabungan.docx

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Makanan Jajanan

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan

dan dijual oleh pedagang kaki lima dijalanan dan ditempat-tempat keramaian

umum lain dan langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau

persiapan lebih lanjut. Istilah makan jajanan tidak jauh dari istilah junk food,

fast food, dan street food karena istilah tersebut merupakan bagian dari

istilah makanan jajanan (FAO (Food and Agriculture Organization))

(Haslina dan Sri, 2012).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman

yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan

sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan

jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel (Haslina dan Sri, 2012).

Keunggulan dari makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat,

serta cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan

masyarakat, oleh karena itu jajanan kaki lima dapat menjawab tantangan

masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi.

Dilihat sudut pandang ekonomi, jajanan kaki lima ini dapat menjadi sumber

8

Page 9: REVISI gabungan.docx

9

pendapatan utama, oleh karena itu, Pedagang Kaki Lima (PKL) juga menjadi

bagian penting dalam sistem suplai makanan (Mudjajanto, 2006).

II.2 Status Gizi

2.2.1 Klasifikasin zat gizi

Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal

sebagai zat gizi. Zat gizi dibagi dalam enam kelas utama, yaitu :

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air. Karbohidrat, lemak,

protein, vitamin disebuk sebagai zat organik (zat yang susunannya

mengandung karbon), sedangkan mineral dan air adalah zat anorganik.

Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan tidak

esensial, yang diperlukan tubuh manusiadari enam kelompok utama

tersebut.Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi

tubuh tidak dapat mensintesanya dan atau tubuh tidak mampu

mensintesanya dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Zat gizi esensial dari setiap kelompok utama zat gizi terdapat pada

tabel berikut :

Page 10: REVISI gabungan.docx

10

Tabel 2. Zat Gizi Esensial (Sunita, 2001)

ZAT GIZI

UTAMA

ZAT GIZI ESENSIAL

Karbohidrat Serat, glukosa

Lemak Asam lemak: asam linoeat

Protein Asam amino : leusin, isoleusin, lisin, methion, treonin, triptophan,

valin, fenilalanin, histidin (untuk anak-anak)

Vitamin Vitamin larut lemak : vitamin A, D, E, K :Vitamin larut air:

thiamine,niacin, riboflavin, biotin, folacin, vitamin B12, asam

pantothenat, vitamin C.

Mineral Mineral makro : Ca (kalsium), P (fosfor), CI (klor), Na (natrium),

K (kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) : Mineral mikro : Fe

(besi), Mn (mangan), Zn (seng), Co (kobal), Mo (molibdenum), I

(iodium), Cr (kromium), V (vanadium), Sn (timah), Ni (nikel), Si

(silikon), F (fluor.)

Air Air

Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur

proses dalam tubuh, dan membuat lancarnya pertumbuhan serta

memperbaiki jaringan tubuh. Zat gizi yang utama berfungsi sebagai

sumber energi adalah karbohidrat, lemak, protein.Zat gizi utama yang

berfungsi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan adalah

protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi utama yang

berfungsi untuk mengatur proses didalam tubuh adalah vitamin,

mineral, dan air.Agar dapat menjalankan berbagai fungsi tubuh dan

Page 11: REVISI gabungan.docx

11

untuk aktivitas sehari-hari diperlukan sejumlah tenaga atau energi yang

meliputi :

a. Energi luar yaitu yang diperlukan untuk bekerja, berjalan,

mengangkat barang dan lain-lain yang memerlukan kegiatan otot

b. Energi dalam yaitu yang diperlukan untuk pekerjaan alat-alat tubuh

seperti, ginjal, jantung, alat pernapasan

c. Energi yang diperlukan untuk pembentukan jaringan baru, untuk

berbagai proses metabolik dan untuk memanaskan badan (Yayuk,

Ali dan Meti 2004).

Skema1. Zat Gizi dan Fungsi Utamanya

2.2.2 Angka Kebutuhan Gizi

Konsep kebutuhan gizi minimum sehari (minimum daily

requirement), yaitu jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang

dalam sehari untuk hidup sehat. Selain itu, juga dikenal konsep jumlah

yang dianjurkan sehari (recommended dietary allowance, RDA), yaitu

norma gizi yang dianjurkan untuk dimakan agar dapat menjamin

Karbohidrat

Lemak

Mineral

Air

Vitamin

Sumber energi

Pertumbuhan dan mempertahankan jaringan

Regulasi proses dalam tubuh

protein

Page 12: REVISI gabungan.docx

12

kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan demikian RDA adalah suatu

kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang

(97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan

aktivitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Yayuk, Ali

dan Meti 2004).

Tabel 3. Angka kebutuhan gizi rata-rata (Yayuk, Ali dan Meti 2004).

Kebutuhan gizi 4-6 th 7-9 th 10-12 th

BB (kg) 18 24 30

TB (cm) 110 120 135

Energi (kkal) 1750 1900 2000

Protein (g) 32 37 45

Vit A 460 460 500

Vit D (RE) 10 10 10

Vit K (µg) 20 30 45

Vit E (µg) 7 7 10

Tiamin (mg) 0,8 1,0 1,0

Riboflavin (mg) 1,0 1,0 1,0

Niasin (mg) 8 9 9

Vit B12 0,7 0,9 1,0

Asam folat (µg) 60 81,3 90

Piridoksin (mg) 1,1 1,4 1,7

Vit c (mg) 45 45 50

Kalsium (mg) 500 500 700

Fosfor (mg) 350 400 500

Besi (mg) 9 10 14

Seng (mg) 10 20 15

Iodin (µg) 100 120 150

Page 13: REVISI gabungan.docx

13

Selenium (µg) 20 30 40

II.3 Keamanan Pangan

Keamanan pangan menurut Undang undang No 7 tentang Pangan

adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Definisi

lainnya keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat

zat atau bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa

membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan

yang digunakan atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja kedalam

bahan makanan atau makanan jadi.Keamanan pangan juga diefinisikan

sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan

manusia(Krisnamurni,2007)

Makanan yang tidak aman menyebabkan penyakit yang disebut

penyakit bawaan makanan atau foodborne disease adalah gejala penyakit

yang timbul akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan atau

senyawa beracun atau organisme patogen. Penyakit semacam ini masih

sering terjadi di Indonesia, dan berdasarkan gejala yang ditimbulkannya

dapat dibedakan menjadi penyakit menular dan gejala keracunan. Biasanya

Page 14: REVISI gabungan.docx

14

yang menjadi sumber penyakit menular adalah makanan dan minuman yang

dijajakan oleh pedagang-pedagang dipinggir jalan atau dijual diwarung-

warung yang dipersiapkan tanpa memperhatikan segi kebersihannya (Anni,

2010).

Makanan bermutu atau berkualitas adalah makanan yang dipilih,

dipersiapkan, dan disajikan dengan cara sedemikian sehingga tetap terjaga

dan meningkat serta flavornya, maupun nilai gizi dan menarik, dapat

diterima serta aman dikonsumsi secara mikrobiologi dan kimiawi. PP Nomor

28 tahun 2004 menyatakan bahwa mutu pangan adalah nilai yang ditentukan

atas dasar kriteria kea manan pangan, kandungan gizi dan standar

perdagangan terhadap bahan makanan, makanan dan minuman. Kelayakan

pangan adalah kondisi pangan yang tidak mengalami kerusakan, kebusukan,

menjijikan, kotor, tercemar atau terurai (Anni, 2010).

Banyak jajanan disekolah yang tidak memenuhi syarat keamanan

pangan sehingga membahayakan kesehatan jutaan anak sekolah. Keamanan

jajanan yang dibeli oleh anaksekolah tersebut baik dari segi mikrobiologis

maupun kimiawi masih dipertanyakan. Belakangan juga terungkap bahwa

reaksi simpang makanan tertentu ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak

termasuk gangguan perilaku pada anak sekolah.Gangguan perilaku tersebut

meliputi gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan emosi,

hiperaktif.Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan

gelaja-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau

Page 15: REVISI gabungan.docx

15

bahkan kesulitan buang air besar. Joint Expert Committee on Food Additives

(JECFA) dari WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar BTP melarang

penggunaan bahan kimia tersebut pada makanan (Judarwanto, 2006).

Situasi keamanan makanan jajanan pada periode 2006 sampai 2010,

antara dapat dilihat dari adanya kenaikkan produk industri makanan yang

tidak memenuhi syarat (TMS) dari tahun ke tahun. Jika produk yang TMS

tersebut dielaborasi lebih lanjut, terlihat bahwa penggunaan bahan tambahan

pangan (BTP) pemanis dan pengawet (benzoat) berlebih, penyalahgunaan

bahan berbahaya formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan, dan

cemaran mikroba. Urutan penyebab masalah keamanan makanan tersebut

berturut-turut adalah : cemaran mikroba, BPT pemanis berlebih, pewarna

bukan untuk makanan, BTP pengawet (benzoat) berlebih, serta

penyalahgunaan bahan berbahaya boraks dan formalin(Krisnamurni, 2007).

Penyalahgunaan bahan berbahaya formalin telah dapat diturunkan

kasusnya dari tahun ke tahun, demikian pula pengguanaan BTP pemanis

yang berlebih.Sementara produk TMS terkait dengan cemaran mikroba

masih dominan.Hal ini dapat merupakan indikasi kondisi higienis dan

sanitasi lingkungan yang masih memprihatinkan(Krisnamurni, 2007).

Bahan tambahan pangan (BTP) ilegal, menjadi primadona bahan

tambahan dijajanan kaki lima karena harganya yang murah, dapat

memberikan penampilan makanan yang menarik (misalnya warna yang

sangat cerah sehingga menarik perhatian anak-anak), dan dapat dengan

Page 16: REVISI gabungan.docx

16

mudah diperoleh. Lebih jauh lagi, kita ketahui bahwa bahan makanan yang

disajikan PKL umumnya tidak dipersiapkan dengan secara baik dan bersih,

selain itu kebanykan PKL mempunyai pengetahuan yang rendah tentang

penanganan pangan yang aman , mereka juga kurang mempunyai akses

terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah. Penyakit yang

ditularkan melalu makanan dapat terjadi pada jajanan kaki lima dan dapat

berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah makanan yang tidak

sehat, atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu yang temperatur

penyimpanan yang tidak tepat (Judarwanto, 2006).

Ditinjau dari kesehatan lingkungan, makanan perlu mendapat

perhatian karena makanan dapat menjadi media dan sumber penularan

penyakit. Sering kali terjadi keracunan makanan tertentu, yang tidak jarang

menyebabkan kematian. Frank L. Bryan merumuskan bahwa ada berbagai

kemungkinan dari tempat dimana terjadi proses yang mengakibatkan

makanan menjadi sumber penularan penyakit. Hal tersebut dijumpai sebagai

akibat kesalahan pengolahan ditemapat pelayanan atau penyajian makanan

(food service establishment) (Kasnoputranto, 2000).

Menurut tingkat bahaya penyebab timbulnya masalah keamanan

pangan dapat dikelompokkann sebagai berikut :

1. Mikrobiawi

Kelompok mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi pangan

adalah bakteri, kapang, dan kamir. Tidak semua mikroorganisme

Page 17: REVISI gabungan.docx

17

berbahaya, beberapa diantaranya ada yang justru sengaja ditumbuhkan

dan dimanfaatkan dalam proses pengolahan makanan. Jenis mikroba,

pangan yang dicemari, sumber kontaminasi, dan gejala yang ditimbulkan,

pada tabel 4:

Tabel 4.Jenis mikroba, pangan yang dicemari, sumber kontaminasi,

dangejala yang ditimbulkan (Yayuk, Ali dan Meti 2004).

Jenis Mikroba Bahan Pangan Sumber Kontaminasi Gejala

Salmonella Daging &produknya,

telur,ikan, ayam, es

krim coklat susu,

susu segar

Manusia, ternak,

unggas & telurnya,

tikus, lalat, kecoa, isi

perut hewan

Sakit perut, diare,

demam & muntah

setelah 12-36 jam,

sakit kepala, demam,

tipus/paratipus

Clostridium

botulium

Pangan kaleng

dengan keasaman

rendah : daging, ikan,

jagung manis, bit,

asparagus, bayam,

ikan asap

Proses pengalengan

yang tidak tepat

Gangguan

pencernaan yang

akut, mual, muntah,

diare, fatig, sulit

menelan. Kematian

dapat terjadi dalam

waktu 3-6 hari

Clostridium

perfringens

Tumbuh dengan

cepat pada pangan

yang mengalami

pendinginan lambat

&pangan yang

didiamkan pada suhu

ruang dalam waktu

lama: daging, pasta

ikan, daging ayam

dingin

Pangan hewan mentah Sakit perut dan diare

8-24 jam setelah

terinfeksi dan

berakhir dalam waktu

kurang dari 1 hari

Page 18: REVISI gabungan.docx

18

Jenis Mikroba Bahan Pangan Sumber Kontaminasi Gejala

Vibrio

parahaemoliticu

s

Hasil-hasil laut: ikan,

kerang, kepiting,

udang

Air laut, peralatan,

kotoran ikan

Sakit perut, diare

yang mengandung

darah, mual&

muntah, demam

ringan, dingin, sakit

kepala. Gejala 2-48

jam setelah terinfeksi

Vibrio Air, ikan dan pangan

hasil laut

Air Wabah kolera.

Gejala: diare &

muntah-muntah

Staphylococcus

aureus

Daging & produknya,

daging unggas, ikan,

susu, saus krim,

salad, puding

terutama bila

pendinginan tidak

cukup

Manusia atau hewan

melalui hidung,

tenggorokan, kulit dan

luka

Banyak

mengeluarkan ludah,

mual, muntah, kejang

otot, berkeringat

dingin. Lemas, napas

pendek & suhu

dibawah normal

Shigella Air susu, es krim,

kentang, ikan tuna,

udang, kalkun salad,

makaroni, cider

Air yang tercemar

kotoran

Kejang perut, diare

bercampur darah &

dinding usus dan

demam sampai 400 C

Lysteria

monocytogenes

Tumbuh dalam

lemari es &

mencemari produk-

produk susu &daging

- Seperti serangan flu

2. Cemaran lingkungan

Cemaran yang berasal dari lingkungan dapat sangat berbahaya

meskipun sebenarnya dapat terkendali. Bahan buangan industri

Page 19: REVISI gabungan.docx

19

seharusnya diolah sebelum dibuang ke dalam badan air misalnya lewat

kolam penyesuaian (Anni, 2010).

Sisa endapan bahan pangan yang disebar pada tanah pertanian dapat

menjadi sumber kontaminasi mikroorganisme patogen, virus, telur cacing

parasit, logam berat, pestisida, dan bahan kimia industri seperti PCB

(Polychlorinated Biphenyl). Tanaman dan hewan mengakumulasi logam

berat dalam jaringannya dan dapat menjadi sumber keracunan manusia.

3. Residu pestisida

Residu pestisida pada makanan dapat berasal dari penyemprotan

tanaman pertanian atau karena ketidaksengajaan, salah tanda, salah

pemakaian, dan kecerobohan. Pestisida yang mengalir ke sungai dan laut

mengakibatkan kematian satwa air (Anni, 2010).

4. Bahan makanan tambahan

Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan

yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan,

tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau

bentuk bahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaiki karakter

pangan agar kualitasnya meningkat.Pemakaian BTP merupakan salah satu

langkah teknologi yang diterapkan oleh industri pangan berbagai skala.

Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risiko kesalahan dan

penyalahgunaan tidak dapat dikesampingkan. BTP pada umumnya

merupakan bahan kimia yang diteliti dan diuji lama sesui dengan kaidah-

Page 20: REVISI gabungan.docx

20

kaidah ilmiyah yang ada. Pemerintah telah mengeluarkan aturan-aturan

pemakaian BTP secara optimal (Cahyo, 2006).

Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara umum

oleh masyarakat.Kenyataannya masih banyak produsen makanan yang

menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan.Efek dari

bahan tambahan beracun tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara

perlahan dan pasti dapat menyebabkan sakit. Penyimpangan atau

pelanggaran mengenai pengguaan BTP yang sering dilakukan oleh

produsen pangan, yaitu :1.Menggunakan bahan tambahan yang dilarang

penggunaanya untuk makanan, 2. Menggunakan BTP melebihi dosis yang

diizinkan (BAPPENAS, 2011),

Penggunaan bahan tambahan yang beracun atau BTP yang melebihi

batas akan membahayakan kesehatan masyarakat, dan berbahaya bagi

pertumbuhan generasi yang akan datang. Karena itu produsen pangan

perlu mengetahui peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah pengguaan BTP.

Menurut PP No.28/24,bahan tambahan pangan adalah bahan yang

ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk

produk makanan. Pengguanaan bahan tambahan pangan sangat sulit

dihindari dalam industri pengolahan pangan karena fungsinya sangat

membantu untuk menghasilkan produk yang baik.Bahan tambahan

pangan sudah diatur menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Page 21: REVISI gabungan.docx

21

Indonesia No. 235/MEN.KES/PER/VI/1979. Di Amerika Serikat bahan

tambahan pangan digolongkan menjadi empat menurut peraturan yang

ada di AS, yaitu : 1. Substansi yang secara umum tergolong aman

(Generally recognized as safe (GRAS) substances ), 2. perasa dan ekstrak,

3. Direct additives, dan 4.Pewarna tambahan.Contoh dari GRAS adalah

sukrosa, garam, dan rempah-rempah. Sedangkan direct additives

merupakan bahan tambahan pangan yang baru disetujui oleh FDA (Food

and Drug Administration) pada tahun 1958. Jenis bahan tambahan pangan

pada saat ini sangat beragam sekali dengan berbagai fungsi sebagai

antioksidan, antikempal, pengatur keasaman, pemanis, pemutih,

pematang tepung, pewarna, pengawet,pengemulsi, pemantap atau

penstabil, pengental, pengeras, penegas rasa dan pemberi aroma dan

sekuestran.

Bahan tambahan tersebut ada yang berasal dari hasil ekstrasi bahan

alami dan ada juga yang dibuat dari bahan kimia. Dengan demikian,

masing-masing kelompok bahan tersebut mempunyai berbagai kelebihan

dan kekurangan, yang akan berdampak terhadap kesehatan (Cahyo,

2006).

Bahan tambahan makanan (Food Additives) ada dalam bahan

pangan karenan disengaja untuk mendapatkan pengaruh.Penyalahgunaan

bahan pewarna tekstil dan kertas makanan, bahan pengawet yang

berlebihan, pengguanaan bungkus bekas pestisida, kesalahan penggunaan

Page 22: REVISI gabungan.docx

22

bahan karena kesalahan label seperti bikarbonat tertukar nitrit merupakan

kecerobohan yang sebenarnya dapat dihindarkan (Cahyo, 2006).

Bahan tambahan makanan diperlukan dan dipakai berdasarkan

peran yang diharapkan dengan memperhatikan risiko atau pengaruh

negatif yang diakibatkan oleh pemakaiannya. Secara umum bahan

tambahan makanan harus memenuhi beberapa persyaratan, yang harus

aman tanpa menimbulkan bahaya pada konsumen, mempunyai peran

kegunaan yang diharapkan dari pemakaiannya, tidak dipakai untuk

menutupi kekurangan atau kerusakan bahan maupun kesalahan

pengolahannya, tidak mengurangi nilai gizi suatu bahan makanan yang

berarti.

Tujuan pemakaian bahan tambahan makanan adalah untuk

meningkatkan hasil olahan pangan, untuk melindungi bahan dari

kerusakan mikrobiawi atau serangga,memudahkan untuk memenuhi

syarat dan sifat indrawi dan untuk memudahkan penyiapan maupun

penghidangannya.Tujuan tersebut tidak dapat dibenarkan apabila bahan

yang diperoleh tidak aman atau berbahaya.Masalah pengguanaan bahan

pewarna yang tidak aman, penggunaan boraks, formalin, dan MSG

merupakan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini

(Nuraini, 2007).

Keamanan pangan, perlu adanya pengawasan pemerintah yang lebih

ketat terhadap peredaran bahan-bahan berbahaya melalui peraturan-

Page 23: REVISI gabungan.docx

23

peraturan, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang perlunya

keamanan pangan. Konsumen memang pada umumnya mengharapkan

untuk mengkonsumsi makanan yang aman, namun secara teoritis tidak

mungkin dicapai keamanan mutlak atau tingkat bahaya yang nihil, oleh

karena itu sebagai konsumen harus pintar dalam memilih makanan

jajanan yang sehat. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan apabila

akan membeli makanan jajanan :

1. Melihat kebersihan tempat berjualan serta kebersihan orang yang

berjualan. Kebersihan sangat penting untuk memastikan produk yang

dijual terhindar dari cemaran bakteri.

2. Memperhatikan kualitas fisik produk, yaitu kesegaran bahan, aroma

(bau basi atau tengik), pilih makanan dengan warna yang tidak

mencolok karena dikhawatirkan menggunakan perwarna bukan untuk

makanan, kemungkinan adanya lendir, jamur, atau bentuk lain yang

tidak wajar.

3. Waspadai jika harga yang ditawarkan terlalu murah karena mungkin

saja bahan yang digunakan bukan bahan asli (Shils and Shike, 2006)

II.4 Pemilihan makanan pada masyarakat

Pemilihan jenispangan atau makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh

status, penampilan yang menarik, atau karena pilihan keluarga, olehkarena

itu, harus pula diperhatikan perihal siapa yang mempunyai kekuasaan pada

suatu keluarga, serta orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh

Page 24: REVISI gabungan.docx

24

terhadap sikap dan perbuatan orang-orang lainnya. Biasanya dalam keluarga,

kepala rumah tangga yang mempunyai kewenangan tersebut, tetapi ada pula

yang dimiliki oleh ibu (istri) ataupun orang tuanya. Tingkah laku seseorang

dipengaruhi oleh orang lain, sebab untuk mendapatkan kepuasan atau

ketidakpuasan hati, orang tersebut melakukan pertimbangan-pertimbangan

didalam keadaan atau apa yang dipikirkan sebelum membuat suatu

keputusan kepada orang tertentu yaitu yang disebut panutan. Pendididkan

gizi tidak dapat berhasil kalau tidak disertai suatu pengetahuan mengenai

sikap, kepercayaan, dan nilai dari masyarakat yang akan menjadikan sasaran

dan cara mereka menerapkannya kepada anak-anak mereka, dan juga

pengertian tentang konsep tingkah laku yang dihubungkan dengan pemilihan

makanan, dan terhadap penyebaran dari inovasi. Biasanya makan

mempunyai hubungan dengan perasaan seseorang. Sikapnya terhadap

makanan dipengaruhi oleh pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak

masa kanak-kanak tentang apa dan bagaimana makanan. Terbentuknya rasa

suka terhadap makanan tertentu merupakan hasil dari kesenangan

sebelumnya yang diperoleh pada saat mereka makan untuk memenuhi rasa

laparnya serta dari hubungan emosional antara anak-anak dengan yang

memberi makan mereka. Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan

yang telah biasa mereka pelajari untuk menyukainya sejak masa kanak-

kanak, akan berlanjut menjadi makanan kesukaannya pada usia dewasanya

(Khumaidi, 2000).

Page 25: REVISI gabungan.docx

25

Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok

manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan, dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat

berupa positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan

bersumber pada nilai-nilai “affective” yang berasal dari lingkungan (alam,

budaya, sosial, ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu

tumbuh. Demikian juga halnya dengan kepercayaan (belief) terhadap

makanan, hanya saja wilayah kejiwaannya adalah nilai-nilai “cognitive”

yang berkaitan dengan kualitas baik atau buruk, menarik atau tidak menarik.

Dan pemilihan adlaah proses “psychomotor” untuk memilih makanan sesuai

dengan sikap dan kepercayaan.

Kebiasaan makan individu, keluarga, masyarakat dipengaruhi oleh :

a. Faktor budaya, termasuk faktor ini adalah : cara seseorang berfikir

atau berpengetahuan, berperasaan, dan berpandangan tentang

makanan. Apa yang ada dalam pikiran, perasaan, dan pandangan

(persepsi) itu kemudian dinyatakan dalam bentuk tindakan makan

dan memilih makanan. Jika mekanisme ini terjadi berulang-ulang

makan akan menjadi kebiasaan makan.

b. Faktor lingkungan ekonomi, daya beli, ketersediaan uang kontan,

dan sebagainya.

c. Faktor ketersediaan bahan makanan(Khumaidi, 2000).

Page 26: REVISI gabungan.docx

26

Variasi kelas sosial atau sosioekonomi pada konsumsi makanan

mendapatkan perhatian khusus terkait dengan ketidaksetraan kesehatan.

Berbagai tindakan telah dilakukan untuk mengkaji posisi sosioekonomi,

termasuk pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan. Kelas tersebut

diasumsikan memiliki dasar ekonomi, diukur melalui pendapatan atau

pekerjaan dan menunjukkan kontrol tertentu atas sumber daya. Orang yang

tergolong dalam kelompok kelas soaial yang lebih tinggi dan dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pola makan yang lebih

sehat. Juga diasumsikan bahwa kelompok dengan status sosioekonomi lebih

tinggi akan memiliki pola makan yang lebih sehat. Tingkat pendidikan yang

lebih tinggi juga dapat membantu pembentukan konsep hubungan antara

pola makan dan kesehatan. Pendapatan yang terpakai dan jumlah uang yang

akan dibelanjakan untuk membeli makanan juga merupakan faktor penting

dalam pemilihan makanan (Cox and Anderson, 2009).

II.5 Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar. Pada

permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-anak

mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan

dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan

lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan

makan mereka. Kegembiraan di sekolah menyebabkan anak-anak sering

Page 27: REVISI gabungan.docx

27

menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada

mereka (Moehji, 2003).

Beberapa gambaran karakteristik anak sekolah dasar antara lain

sebagai berikut: karakteristik anak sekolah dasar yang pertama adalah

senang bermain, yang kedua senang bergerak, ketiga senang berkerja dalam

kelompok dan yang ke empat senang merasakan atau melakukan sesuatu

secara langsung (Notoatmodjo, 2003).

Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang

menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara

energi yang masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh anak

menjadi kurus, untuk mengatasinya dengan mengontrol waktu bermain anak

sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Kurangnya nafsu makan

dapat disebabkan banyak jajan, untuk meningkatkan dapat diberikan obat

nafsu makan sesuai dosis yang dianjurkan. Makanan jajanan yang kurang

mengandung nilai gizi dan kebersihannya kurang terjaga, maka akan

menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan (Lisdiana, 2004).

II.6 Pengetahuan tentang jajanan sehat

A. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge)merupakanhasil“tahu”danini terjadi

setelah individumelakukan penghindaran terhadapsuatu objek

tertentutercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

Page 28: REVISI gabungan.docx

28

1. Tahu (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima

2. Memahami (comprehension) yang diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Aplikasi (application)yang diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis)merupakan kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5. Sintesis (syntesis)menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru(Notoatmodjo,2003).

Page 29: REVISI gabungan.docx

29

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

1. Faktor internal yang mencakup, umur selalu diperhatikan dalam

penelitian epidemiologi yang merupakan lamanya hidup seseorang

dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin bertambah umur

seseorang, maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki karena

pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain.Pendidikanmerupakan proses pembentukan kemampuan dan

perilaku manusia melalui pengetahuan, sehinggaperlu dipertimbangkan

umur dan hubungan dengan proses belajar.Semakin tinggi pendidikan,

hidup manusia akan membuahkan pengetahuan yang baik yang

menjadikan hidup yang berkualitas.

a. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan yang merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang

dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.Sosial budayayang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi. Paparan media

massayaitu seseorang yang lebih sering terpaparTV, radio, majalah,

pamflet, dan lain-lainakan memperoleh informasi lebih banyak jika

dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi

media. Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi

pengetahuan yang dimiliki seseorang.Hubungan sosial dalam

Page 30: REVISI gabungan.docx

30

kehidupan manusia saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akanlebih besar

terpapar informasi. Pengalamanseseorang dapat diperoleh dari

lingkungan, misalnya seseorang mengikuti kegiatanyang mendidik,

seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas

pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut,

informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.Evaluasi (evaluation)

merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

C. Cara mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner, menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden dikutip dari kuesioner Arikonto 2007.

1. Pengetahuan baik = 76 – 100%

2. Pengetahuan cukup = 60 – 75%

3. Pengetahuan kurang = < 60%

II.7 Perilaku anak sekolah dalam memilih jajanan

A. Definisi perilaku

Perilaku dari sudut biologi adalah suatu kegiatan atau aktifitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah

suatu aktifitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2011).

Page 31: REVISI gabungan.docx

31

Perilaku pemilihan jajanan seperti halnya perilaku lainnya pada diri

seseorang, satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi oleh wawasan,

cara pandang tentang jajanan sehat dan faktor sosial ekonomi. Perilaku

konsumsi makan dipengaruhi pula oleh wawasan atau cara pandang

seseorang terhadap gizi (Khomsan, 2003).

Page 32: REVISI gabungan.docx

32

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

III.1 Kerangka Teori

Berdasarkan teori pada tinjauan pustaka yang telah disampaikan, maka dibuat

kerangka teori sebagai berikut :

Skema 2 Kerangka Teori

PENGETAHUANJAJANAN SEHAT:

Faktor Internal :1. Umur2. Pendidikan

Faktor Eksternal :1. Tingkat sosial ekonomi2. Pengalaman3. Kebiasaan membawa

bekal4. Kebiasaan jajan

keluarga5. Lingkungan sekolah

PERILAKU PEMILIHAN JAJANAN

32

Page 33: REVISI gabungan.docx

33

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian dalam rumusan masalah yang telah disampaikan,

maka penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

VariabelBebas Variabel Terikat

Skema 3 Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan anak tentang jajanan sehat

dengan perilaku anak dalam pemilihan jajanan di SD Negeri 1 Pabuaran Lor

Tingkat pengetahuan

tentang jajanan sehat

Perilaku pemilihan

jajanan

Page 34: REVISI gabungan.docx

34

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pabuaran Lor pada bulan

November 2013 sampai Maret 2014 dengan responden adalah siswa kelas V dan

VI.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagai berikut :

Waktu :November- Maret 2013-2014

Tempat : SD Negeri 1 Pabuaran Lor

4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode observasioanal dengan

menggunakandesigncross sectional.Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuisioner untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan anak

tentang jajanan sehat dengan perilaku anak dalam memilih jajanan.

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi Penelitian

a. Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa di SD Negeri 1 Pabuaran

Lor.

b. Populasi terjangkau

34

Page 35: REVISI gabungan.docx

35

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas V, dan VI.

4.4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah total populasi terjangkau

4.4.2.1 Kriteria inklusi

a. Umur 10-12 tahun

b. Siswa yang bersedia menjadi responden

c. Siswa yang sehat

d. Dapat berkomunikasi dengan baik.

4.4.2.2 Kriteria eksklusi

Siswa yang sehat tapi tidak masuk pada waktu penelitian

4.4.3 Cara sampling

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi

kriteria penelitian. Pengambilan sampel dilakukan (simple random

sampling) dimana 140siswa-siswi yang dipilih dalam populasi terjangkau

mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut serta sebagai sampel

penelitian.

4.4.4 Besar sampel

Cara menentukan ukuran sampelnya dengan rumus solvin sebagai

berikut:

Keterangan :

Page 36: REVISI gabungan.docx

36

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kesalahan yang diinginkan (0,1)

Jumlah siswa-siswi terpilih sebanyak 140 orang maka didapatkan :

Jadi n = 58 siswa

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuananak

tentang jajanan sehat.

4.5.2 Variabel Terikat (Dependen)

n = 140 1 + 140 (0,1)2

n = 1401+1,4

n = 1402,4n = 58,33

Page 37: REVISI gabungan.docx

37

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku anak dalam

memilih jajanan sehat.

4.6 Definisi Operasional Variabel

Tabel 5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala

Ukur

Pengetahuan

Jajanan Sehat

Pengetahuan tentang jajanan sehat yaitu jajanan yang aman dari bahaya fisik, kimia, dan biologis, serta mengandung zat-zat gizi yang aman dikonsumsi tanpa bahan pengawet dan bersih.

1. Baik:Nilai pengetahuan >75%

2. Cukup:Nilai pengetahuan 60%-75%

3. Kurang:Nilai pengetahuan <60%

Kuesioner Ordinal

Perilaku

Pemilihan

Jajanan

Perilaku pemilihan jajanan

yaitutindakan atau praktik anak

untuk membeli dan

mengkonsumsi jajanan yang

aman dari bahaya fisik, kimia,

dan biologis, serta

mengandung zat-zat gizi.

1. Baik:Nilai perilaku >75%

2. Cukup:Nilai perilaku 60%-75%

3. Kurang: Nilai

perilaku <60%

Kuesioner Ordinal

Page 38: REVISI gabungan.docx

38

4.7 Cara Pengumpulan Data

4.7.1 Bahan dan alat

Alat dan bahan penelitian adalah alat dan bahan yang digunakan

untuk pengambilan data dalam penelitian.Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesionertertutup yang berisi pertanyaan

tertutup.Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pengetahuan anak tentang jajanan sehatdan perilaku anak

dalam memilih jajanan.

Kuesioner yang digunakan di kutip dari Purtianti 2011 antara lain :

1. Identitas, berisikan identitas responden meliputi nama responden,

alamat rumah, usia, kelas, uang saku sekolah, dan pekerjaan orang

tua.

2. Pengetahuan tentang jajanan sehat berisikan soal-soal yang

berkaitan dengan kontaminasi atau pencemaran makanan/minuman

jajanan, makanan/minuman jajanan yang aman beserta ciri-cirinya,

bahan tambahan pangan dan kegunaannya serta sanitasi dalam

pengolahan makanan/minuman jajanan

3. Perilaku terhadap pemilihan jajanan meliputi pertanyaan kebiasaan

mengenai jajanan yang dibeli, lokasi, keadaan sekitar lokasi, dan

proses pelayanan.

Page 39: REVISI gabungan.docx

39

4.7.2 Prosedur penelitian

Berbekal surat pengantar dari Fakultas Kedokteran Universitas

Swadaya Gunung Jati, peneliti menghubungi sekolah yang akan diteliti dan

meminta izin penelitian kepada kepala dan guru wali kelas sekolah yang

bersangkutan.

Setelah mendapat izin dari pihak sekolah yang diteliti, maka

peneliti mengumpulkan data di sekolah tersebut dengan mengumpulkan

siswa-siswi di SD Negeri 1 Pabuaran Lor sesuai dengan izin dari kepala

sekolah, guru wali kelas dan orang tua siswa-siswi dengan syarat tidak

terlalu mengganggu kegiatan belajar mengajar. Kemudian

penelitimenjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian dan selanjutnya

melakukan wawancaran terstuktur dengan menggunakan kuisioner kepada

respondenyaitu kepada siswa-siswidi SD Negeri 1 Pabuaran Lor.

4.8 Alur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap, yang meliputi :

1. Tahap persiapan

a. Penetapan sasaran

b. Konsultasi kepada pembimbing

c. Mempersiapkan instrumen penelitian

d. Mengurus surat izin dan melakukan koordinasi dengan Kepala

Sekolah dan guru wali kelas V dan VI di SD Negeri 1 Pabuaran

Lor

Page 40: REVISI gabungan.docx

40

e. Menetapkan jadwal kegiatan

2. Tahap pelaksanaan :observasi lokasi penelitian, wawancara terstruktur

kepada responden menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menjadi

hasil penelitian.

3. Tahap penyelesaian

a. Mengolah data dan menganalisis data

b. Menyusun laporan penelitian

c.

d.

Skema 4 Alur Penelitian

4.9 Analisis Data

4.9.1 Pengolahan Data

a. Editing (pengeditan data)

Melakukan pekerjaan meneliti atau menyunting data yang

diperoleh sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera dibenahi,

meliputi kelengkapan jawaban dari pertanyaan yang disediakan,

Membuat Usulan

Proposal

Pengesahan ProposalPenelitian

Mengambil sampel dengan cara

“Simple Random Sampling”

Pengumpulan data

Mengolah data dan menganalisis

data

Observasi lokasi penelitian

Page 41: REVISI gabungan.docx

41

kesesuaian jawaban dengan pertanyaan yang disediakan, maupun

kesalahan antar jawaban pada kuesioner.

b. Coding (pengkodean data)

Yaitu melakukan pengkodean pada setiap jawaban yang telah

diberikan responden sehingga mempermudah dalam menganalisa data.

Kode untuk variabel pengetahuan :

c. Entry

Yaitu kegiatan memasukkan hasil jawaban pada program

pengolahan data.

d. Processing

Adalah memproses data dengan menggunakan computer atau

secara manual agar dapat dianalisis.

e. Tabulating

Yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti agar

memudahkan analisis data.

f. Cleaning

Memeriksa kembali apakah ada kesalahan data sehingga data

benar-benar siap untuk dianalisis.

4.9.2 Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis

univariat dan bivariat, yaitu :

Page 42: REVISI gabungan.docx

42

a. Analisis univariat

Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan

distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti baik

variabel bebas (pengetahuan tentang jajanan sehat) maupun

terikat (perilaku dalam memilih jajanan).

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel yaitu variabel bebas maupun variabel terikat dengan

menggunakan ujikorelasi Rank spearman.

4.10 Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan tugas proposal yang menggunakan

subyek manusia, oleh karena itu sebelum melakukan penelitian ini diminta

persetujuan etik terlebih dahulu dari Komite Etika Penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Gunung Jati. Kemudian surat permohonan dan

persetujuan juga dimintakan kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Pabuaran Lor

untuk melakukan penelitian di SD Negeri 1 Pabuaran Lor.

Page 43: REVISI gabungan.docx

43

4.11 Jadwal Penelitian

Tabel 6 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. Penyusunan

proposal

2. Ujian

proposal

3. Penyusunan

Instrumen

4. Persiapan ke

lapangan

5. Pengumpulan

data

6. Analisis data

7. Penyusunan

skripsi

8. Ujian skripsi