revisi eksploorasi kutuub
DESCRIPTION
berisi tentang studio perancangan 5TRANSCRIPT
![Page 1: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/1.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
STUDIO PERANCANGAN 5MAIN IDEA :
PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI SURAKARTA
ALASAN PEMILIHAN MAIN IDEA :
Indonesia merupakan negara yang semakin berkembang dalam segala bidang baik bidan
infrastruktur, perekonoman maupun dari bidang gaya hidup. Fasilitas yang ada pun semakin
berkembang pesat seperti perkebangan mall, hotel, bahkan restaurant. Perkembangan ini akan
berdampak positif dan tentunya negatif bagi masyarakat. Dampak negatif dari segi non fisik yang bisa
kita lihat sekarang ini adalah meningkatnya fenomena seperti hedonism, individualis, angka
kriminalitas yang semakin meningkat, dll. Dari sekian banyak dampak negatif, salah satu yang
menjadi persoalan kompleks yakni maraknya penggunaan narkoba di masyarakat. Tak hanya orang
dewasa, narkoba telah menjadi barang yang akrab di mata anakanak hingga remaja. Menurut data
BNN (Badan Narkotika Nasional), menyebutkan bahwa pangsa pasar narkoba kini telah bergeser
merambah anak-anak dan remaja.
Maraknya penggunaan narkoba juga semakin merambah pada kota yang semakin berkembang yakni
kota Solo, seperti yang dimuat dalam harian kompas 17 Mei 2014, Kepala BNN Jawa Tengah
menuturkan bahwa peredaran narkoba di Kota Solo merupakan ranking satu di propinsi Jawa Tengah
setelah kota Semarang. Menurut Badan Narkotika Nasionak (BNN), selama tahun 2013 ada sedikitnya
70 kasus penyalahgunaan narkoba di Kota Solo. Jumlah tersebut paling tinggi di Jawa Tengah.
Sampai saat ini jumlah pengguna narkoba di Solo sudan mencapai angka lebih dari 500 kasus.
Namun, dengan tingginya angka kasus narkoba, kota Solo belum mempunyai fasilitas yang bisa
menangani secara keseluruhan terapi dan rehabilitasi bagi korban ketergantungan narkoba. Selama
ini fasilitas yang ada hanyalah upaya pengobatan medik yang hanya dilakukan di rumah sakit pusat,
puskesmas, dan rumah sakit jiwa Surakarta. Namun, dengan hanya menjalani pengobatan medik
tanpa dibarengi dengan terapi psikologi maka kecenderungan untuk kambuh kembali sangat tinggi.
Dari poin-poin yang telah diuraikan bahwa kota Surakarta membutuhkan suatu fasilitas untuk terapi
dan rehabilitasi ketergantungan narkoba terutama pada segi mental pengguna, hal ini sangat
didasarkan pada banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang berujung pada kematian. Selain itu,
fasilitas ini haruslah lepas dari fasilitas medis lainnya karena kasus narkoba adalah kasus yang sensitif
bagi para pecandu.
TUJUAN PEMILIHAN MAIN IDEA :
![Page 2: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/2.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
Perncanaan sebuah fasilitas terapi dan rehabilitasi di Surakarta ini ditujukan untuk para pengguna
narkoba yang ingin sembuh baik secara medis maupun secara psikologis, sehingga pecandu dapat
kembali ke masyarakat dan menjalani hidup normal. Dengan adanya fasilitas ini juga akan
mempermudah korban penyalahgunaan narkoba untuk menjalani terapi mengingat 5% dari kasus
yang ada memilih untuk beroobat dan menjalani rehabilitasi di luar kota Surakarta. Selain itu,
perencanaan pusat terapi dan rehabilitasi mempunyai tujuan utama yaitu mengurangi tingkat
kematian pecandu narkoba baik karena over dosis maupun HIV/AIDS, diharapkan dengan adanya
fasilitas ini maka pecandu maupun keluarga pecandu lebih memilih direhabilitasi daripada
membiarkan tingkat kecanduan narkoba yang di derita semakin parah bahkan berujung kematian.
DAFTAR ISI EKSPLORASI IDE STUDIO PERANCANGAN 05
![Page 3: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/3.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
GAGASAN IDE :
PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI SURAKARTA
DAFTAR EKSPLORASI :
A. PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A1. PUSAT TERAPI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A2. PUSAT REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A3. PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A4. PREESEDEN PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI
A5. KORELATIF PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
B. THERAPEUTIC COMMUNITY SEBAGAI BASIS DALAM PERANCANGAN PUSAT TERAPI
DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
B1. Pemahaman Therapeutic Community Bagi Ketergantungan Narkoba
B2. Program Therapeutic Community Bagi Ketergantungan Narkoba
B3. DINAMIKA AKTIVITAS THERAPEUTIC COMMUNITY pada PUSAT TERAPI DAN
REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
B4. THERAPEUTIC COMMUNITY AND THERAPEUTIC ENVIRONMENT YANG
BERHUBUNGAN DENGAN RANCANG BANGUN
C. HEALING ENVIRONMENT DALAM PERANCANGAN PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI
BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY
C1. ESENSI HEALING ENVIRONMENT SECARA UMUM
C2. HEALING ENVIRONMENT BERKONTEKS PADA RANCANG BANGUN
C3. HEALING ENVIRONMENT BERKONTEKS PADA RANCANG BANGUN PUSAT TERAPI
DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC
COMMUNITY
D. SURAKARTA SEBAGAI LOKASI PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI
KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY DENGAN
PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT
D1. KRITERIA UMUM LOKASI PERENCANAAN PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI
D2. TINJAUAN UMUM SURARKARTA
D3. KETERGANTUNGAN NARKOBA DI SURAKARTA DAN SEKITARNYA
D4. FASILITAS TERAPI DAN REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA DI SURAKARTA
![Page 4: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/4.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA BERBASIS THERAPEUTIC COMMUNITY DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI SURAKARTA
A. PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A1. PUSAT TERAPI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
1. Pengertian Pusat Terapi Ketergantungan Narkoba
Terapi bagi korban ketergantungan narkoba adalah suatu upaya atau metode yang
dilakukan pada pecandu narkoba untuk pulih dan terbebas dari ketergantungan
narkoba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pusat terapi bagi korban ketergantungan
narkoba suatu wadah fungsional yang menyelenggarakan upaya medis, psikologi,
pendidikan sosial dan vokasional untuk pecandu narkoba dengan menggunakan
metode tertentu bagi pecandu narkoba agar bisa terbebas dari ketergantungan
narkoba.
Terdapat banyak terapi yang bisa digunakan untuk membantu pecandu narkoba agar
bisa pulih. Namun, ide kali ini akan memilih terapi dengan menggunakan therapeutic
community. Pada terapi ini pecandu narkoba akan dibantu dengan pelayanan
psikologis dan sosial sehingga bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat ketika nanti
sudah terbebas dari ketergantungan narkoba.
2. Jenis-jenis Terapi Ketergantungan Narkoba
Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi
yang digunakan yaitu :
Cold turkey, artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan
narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung
pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala
putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling
(rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti
rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya.
Metode alternatif
Terapi substitusi opioda, hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan
heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang
telah bertahun-tahun menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya
mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi
ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan
narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein,
bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat
![Page 5: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/5.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu,
kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan. Keempat obat di atas telah
banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol penggunaan untuk
menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan ini yang akan
berdampak fatal.
Therapeutic community (TC), metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di
Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu
kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang
produktif. Program TC, merupakan program yang disebut Drug Free Self Help
Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi aktif,
feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan
pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka,
hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan
menolong peserta belajar mengenal dirinya melalui lima area pengembangan
kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi/psikologis, intelektual & spiritual,
vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan bersih dari narkoba.
Metode 12 steps, di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau
menyalahgunakan narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk
mengikuti program 12 langkah. Pecandu yang mengikuti program ini dimotivasi
untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam kehidupan sehari-hari.
Pada objek rancang bangun ini, terapi yang digunakan adalah therapeutic
community. Therapeutic community adalah terapi ketergantungan narkoba yang
bertujuan untuk menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan
dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program
yang disebut Drug Free Self Help Program. Program therapeutic community lebih
condong pada terapi yang menyembuhkan psikologis residen dengan penanganan
secara sosial.
3. Korelasi Pusat Terapi Ketergantungan Narkoba dengan wadah (Ruang) :
Terapi bagi pecandu narkoba ditekankan dengan penyembuhan dengan komunitas
berkelompok yang membutuhkan faktor ruang dalam (indoor) dan faktor ruang luar
(outdoor).
Faktor ruang dalam (indoor)
Faktor ruang dalam akan sangat berpengaruh pada penyembuhan residen saat
melakukan terapi yang diadakan di ruang yang bersifat indoor. Suasana ruang
![Page 6: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/6.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
yang nyaman dan memperhatikan keseimbangan termal akan membantu residen
lebih nyaman sehingga residen dapat menjalankan terapi dengan baik. Faktor
kebosanan residen juga akan sangat berpengaruh pada kesembuhan dan
pemulihan residen. Tata ruang akan mempunyai view keluar dengan
pemandangan yang hijau dan sejuk sehingga dapat membuat residen berpikiran
sejuk dan nyaman saat melakukan terapi.
Gambar 01. Ruangan dengan view keluar
(pemandangan yang sejuk dan hijau)
View tata ruang yang mempunyai view ke luar dengan pemandangan sejuk dan
hijau dapat diimplementasikan seperti pada dua gambar diatas. Dua gambar
diatas bisa mengisyaratkan bahwa ruangan yang sejuk juga akan membuat
suasana di dalam ruang menjadi lebih nyaman dan cenderung bisa membuat
emosi dan psikologi pecandu narkoba menjadi lebih tenang. Suasana nyaman
yang diciptakan oleh dua gambar di atas juga yang akan membuat kondisi dan
suasana terapi yang lancar.
Kedua gambar diatas merupakan dua alternatif tata ruang dalam dengan view ke
luar namun dengan dua konsep yang berbeda. Gambar yang pertama lebih
menentukan pada bentuk ruang yang dinamis serta menekankan bahan-bahan
alami seperti bahan material yang digunakan untuk dinding ruangan. Ruangan
pun mempunyai view keluar dengan material kaca sehingga view ke luar lebih
terasa.
Gambar kedua lebih menekankan pada penggunaan jendela-jendela yang
digunakan untuk pengganti tembok. Dengan menggunakan jendela kaca maka
ruangan akan mempunyai view full keluar dengan view yang nyaman. Ruangan
seperti inilah yang akan membuat keadaan pecandu narkoba menjadi tenang saat
menjalani terapi.
![Page 7: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/7.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
Faktor ruang luar (outdoor)
Selain pada ruang dalam, terapi juga dilakukan pada ruang luar. Dalam mendesain
tata ruang inilah, kenyamanan residen harus diperhatikan. Penataan tata ruang
luar harus memberikan kesan bagi residen agar residen tidak merasa diisolasi
sehingga akan membuatnya menjadi stress. Sebaliknya penataan tata ruang luar
harus bisa membuat perasaan aman dan nyaman sehingga tata ruang luar juga
akan ikut berpengaruh pada kesembuhan residen.
Gambar 02. Tata Ruang Luar(menekankan pada tata lansekap)
Tata ruang luar yang nyaman dapat diimplementasikan pada dua gambar diatas,
penataan lansekap dengan nuansa hijau akan memberikan suasana yang nyaman
dan sejuk bagi residen yang sedang menjalani terapi. Tata ruang luar juga akan
memberikan pengaruh yang baik pada proses penyembuhan para residen. Tata
ruang yang memberikan rasa nyaman dan sejuk akan juga memberikan terapi
melalui lingkungan yang juga akan mempercepat penyembuhan residen.
A2. PUSAT REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
1. Pemahaman Rehabilitasi bagi Ketergantungan Narkoba
Menurut UU No.9 tahun 1976, rehabilitasi adalah usaha memulihkan untuk
menjadikan pecandu narkoba hidup sehat jasmaniah dan rohaniah sehingga dapat
menyesuaikan dan meningkatkan kembali keterampilannya, pengetahuannya serta
kepandaian dalam lingkungan hidup. Bagi mereka yang tergantung pada narkoba,
rehabilitasi merupakan hal yang harus dijalani untuk proses pemulihan total (total
recovery) dalam rangka agar tidak mengalami ketergantungan narkoba. Jadi,
rehabilitasi dapat disebut sebagai tempat untuk mulai membebaskan diri dari
ketergantungan narkoba (drug free) sebagai modal awal untuk bisa bertahan dan
bebas dari pengaruh keterkaitan pada keberadaan narkoba sebagai zat yang
mempunyai ketentuan hukum (crime free). Untuk selanjutnya dapat hidup produktif
![Page 8: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/8.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
(productivity) dengan pola hidup sehat (healthy life) di masyarakat setelah menjalani
rehabilitasi. Sedangkan pusat rehabilitasi adalah suatu wadah fungsional yang
menyelenggarakan dan melaksanakan upaya medis, psikologi, pendidikan sosial dan
vokasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba adalah
suatu wadah fungsional yang menyelenggarakan upaya medis, psikologi, pendidikan
sosial dan vokasional untuk pecandu narkoba dengan tujuan menjadikan pecandu
narkoba hidup sehat jasmaniah dan rohaniah sehingga dapat menyesuaikan dan
meningkatkan kembali keterampilannya, pengetahuannya serta kepandaian dalam
lingkungan hidup.
Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba
ditentukan bahwa rehabilitasi terhadap pecandu narkoba dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua) kategori yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Namun, pada
kasus ini ide yang sudah ada menggunakan metode rehabilitasi yang bersifat sosial.
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik,
mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan
fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
2. Jenis-Jenis Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba
Rehabilitasi adalah fasilitas yang sifatnya semi tertutup, maksudnya hanya orang orang
tertentu dengan kepentingan khusus yang dapat memasuki area ini. Rehabilitasi
narkoba adalah tempat yang memberikan pelatihan ketrampilan dan pengetahuan
untuk menghindarkan diri dari narkoba (Soeparman, 2000:37).
Menurut UU RI No. 35 Tahun 2009, ada dua jenis rehabilitasi, yaitu :
Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk
membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.
Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik
fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu narkotika dapat kembali
melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Rehabilitasi yang digunakan pada objek rancang bangun pada ide ini adalah
rehabilitasi sosial yang menekankan pada proses sosial dan bertujuan untuk
memulihkan psikologis pecandu dengan terapi secara sosial pula. Rehabilitasi ini
bertujuan agar setelah pecandu menjalani rehabilitasi dan sembuh secara medis
![Page 9: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/9.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
maupun psikologis akan bisa menjalani kehidupan sosialnya secara normal di
masyarakat.
3. Standar Pusat Pelayanan Rehabilitasi
Legalitas Institusi Pengelola.
Yang utama adalah semua penyelenggara terapi rehabilitasi narkoba
mencatatkan kegiatannya dan memperoleh ijin dari Dinas Kesehatan, setelah
memperoleh tanda daftar sarana dari Dinas Sosial Kabupaten/ Kota dan tanda
registrasi Badan Hukum dari instasi yang berwenang (KEPMENKES
966/MENKES/SK/VII/2002).
Pemenuhan Kebutuhan Klien / Rehabilitan
Kebutuhan pokok klien / rehabilitan dipenuhi oleh pengelola panti pelaksana
pelayanan dan rehabilitasi sosial, dengan mempertimbangkan kelayakan dan
proporsionalitas.
Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah antara lain :
- Makan 3 kali sehari ditambah dengan makanan tambahan (bubur kacang
hijau, dan sebagainya), dengan mempertimbangkan kecukupan gizi dengan
menu gizi seimbang.
- Pelayanan kesehatan, untuk pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan
dengan kerjasama Puskesmas, dokter praktek, dan rumah sakit setempat
yang menguasai masalah penyalahgunaan narkoba.
- Pelayanan rekreasional, dalam bentuk penyediaan pesawat televisi, alat
musik sederhana, rekreasi di tempat terbuka, dan lain-lain.
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna narkoba
dilaksanakan dengan tahap yang baku / standar, meliputi :
- Pendekatan Awal
Pendekatan awal adalah kegiatan yang mengawali keseluruhan proses
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilak sanakan dengan penyampaian
informasi program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi
sosial (lain) guna memperoleh dukungan dan data awal calon klien /
residen dengan persyaratan yang telah ditentukan.
- Penerimaan
![Page 10: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/10.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
Pada tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menentukan apaka
diterima atau tidak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengurusan administrasi surat menyurat yang diperlukan untuk
persyaratan masuk panti (seperti surat keterangan medical check
up, test urine negatif, dan sebagainya).
b. Pengisian formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan
menjadi klien / residen.
c. Pencatatan rehabilitan dalam buku registrasi.
- Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah
untuk mengetahui seluruh permasalahan klien / residen, menetapkan
rencana danbpelaksanaan intervensi. Kegiatan asesmen meliputi :
a. Menelusuri dan mengungkapkan latar belakang dan keadaan
klien /residen.
b. Melaksanakan diagnosa permasalahan.
c. Menentukan langkah-langkah rehabilitasi.
d. Menentukan dukungan pelatihan yang diperlukan.
e. Menempatkan klien / residen dalam proses rehabilitasi.
- Bimbingan Fisik
Kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik klien / residen,
meliputi pelayanan kesehatan, peningkatan gizi, dan olah raga.
- Bimbingan Mental dan Sosial
Bimbingan mental dan sosial meliputi bidang keagamaan / spritual, budi
pekerti individual dan sosial / kelompok dan motivasi klien / residen
(psikologis).
- Bimbingan Orang Tua dan Keluarga
Bimbingan bagi orang tua / keluarga dimaksudkan agar orang tua /
keluarga dapat menerima keadaan klien / residen memberi support, dan
menerima klien / residen kembali di rumah pada saat rehabilitasi telah
selesai.
- Bimbingan Keterampilan
Bimbingan keterampilan berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan
usaha (survival skill), sesuai dengan kebutuhan klien / residen.
- Resosialisasi / Reintegrasi
![Page 11: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/11.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
Kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan rehabilItasi yang
diarahkan untuk menyiapkan kondisi klien / residen yang akan kembali
kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini meliputi:
a. Pendekatan kepada klien / residen untuk kesiapan kembali ke
lingkungan keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya.
b. Menghubungi dan memotivasi keluarga klien / residen serta
lingkungan masyarakat untuk menerima kembali klien / residen.
c. Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan
melanjutkan sekolah.
d. Penyaluran dan Bimbingan Lanjut (Aftercare)
Dalam penyaluran dilakukan pemulangan klien / residen kepada
orang tua / wali, disalurkan ke sekolah maupun instansi /
perusahaan dalam rangka penempatan kerja. Bimbingan lanjut
dilakukan secara berkala dalam rangka pencegahan kambuh /
relapse bagi klien dengan kegiatan konseling, kelompok dan
sebagainya.
- Terminasi
Kegiatan ini berupa pengakhiran / pemutusan program pelayanan dan
rehabilitasi bagi klien / residen yang telah mencapai target program (clean
and sober).
A3. PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
1. Pemahaman Pusat Terapi dan Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba
Dari kedua point yang sudah dijelaskan tentang pusat terapi ketergantungan narkoba
dan pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba. Pada point ini akan dipaparkan tentang
korelasi antara pusat terapi dan pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Pusat terapi dan pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba adalah suatu wadah
fungsional yang menyelenggarakan upaya psikologi, pendidikan sosial dan vokasional
dengan menggunakan metode tertentu bagi pecandu narkoba yang bertujuan
menjadikan pecandu narkoba hidup sehat jasmaniah dan rohaniah sehingga dapat
menyesuaikan dan meningkatkan kembali keterampilannya, pengetahuannya serta
kepandaian dalam lingkungan hidup.
Korelasi antara kedua point diatas adalah antara terapi dan rehabilitasi merupakan
sebuah metode sosial yang membantu para pecandu narkoba untuk keluar dari
ketergantungannya mengonsumsi narkoba. Ide ini akan lebih menekankan
![Page 12: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/12.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
penyembuhan dengan menggunakan terapi dan rehabilitasi sosial yang akan membuat
para residen lebih nyaman dan akan cepat beradaptasi dengan masyarakat setelah
residen keluar dari pusat rehabilitasi.
2. Pemilihan Terapi Ketergantungan Narkoba
Di Indonesia terdapat lima macam jenis metode terapi yang diterapkan pada lembaga
Rehabilitasi narkoba. Pada ide objek rancang bangun ini menggukanan terapi
therapeutic yaitu terapi ketergantungan narkoba yang bertujuan untuk menolong
pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani
kehidupan yang produktif. Mengenai terapi ini akan diurai dan dideskripsikan dengan
detail pada poin B yang menjadi basis objek rancang bangun Pusat Terapi dan
Rehabilitasi Narloba.
Faktor dari terapi ini yang bisa diterapkan dalam rancang bangun adalah korelasinya
dengan perwadahan , faktor tersebut antara lain :
Tata Ruang Dalam
Memperhatikan banyak faktor yang berpengaruh pada interior ruangan yang
nyaman dan memiliki andil dalam kelancaran terapi serta kenyamanan residen.
Faktor tersebut antara lain :
- Kenyamanan termal dalam ruangan
- Pencahayaan yang mewadahi
- Banyak view keluar yang mengarah pada pemandangan hijau dan sejuk
Tata Ruang Luar
Tata ruang outdoor juga akan mempengaruhi psikologis residen dan kelancanran
terapi. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain :
- Pemilihan vegetasi
- Penataan vegetasi dan elemen-elemen outdoor
- Penataan lansekap
3. Pemilihan Jenis Rehabilitasi Ketergantungan Narkoba
Rehabilitasi yang digunakan pada objek rancang bangun pada ide ini adalah
rehabilitasi sosial yang menekankan pada proses sosial dan bertujuan untuk
memulihkan psikologis pecandu dengan terapi secara sosial pula. Rehabilitasi ini
bertujuan agar setelah pecandu menjalani rehabilitasi dan sembuh secara medis
maupun psikologis akan bisa menjalani kehidupan sosialnya secara normal di
masyarakat.
![Page 13: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/13.jpg)
PendekatanAwal
Penerimaan Assesment BimbinganFisik
Bimbingan Keluarga
Bimbingan Keterampilan
ResosialisasiTerminasi
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
Urutan dari kegiatan rehabilitasi ini adalah :
A4. PRESEDEN PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KETERGANTUNGAN NARKOBA
A5. KORELATIF pada PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI BAGI KETERGANTUNGAN NARKOBA
Pelaku pada Pusat terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba :
- Rehabilitan
Merupakan rehabilitan pecandu narkoba yang dengan sukarela ingin mengikuti
program ini. Biasanya mereka adalah pecandu dengan tingkat ketergantungan
narkoba yang sedang sampai tinggi. Selain itu juga terdapat rehabilitan yang
mendapatkan surat rujukan dari pihak luar yang bekerjasama dengan pusat
rehabilitasi.
- Pengelola
Kepala Pusat Rehabilitasi Narkoba, Pengelola Rehabilitasi Sosial, Pengelola
Rehabilitasi Lanjut/ After Care, Pengelola Asrama, Administrasi dan Pendaftaran
(Tata Usaha), Pengelola Servis , Pengelola Keamanan.
- Pengunjung
Pengunjung bagi pusat rehabilitasi narkoba adalah pengunjung rehabilitan asrama.
Kunjungan juga dibedakan menjadi kunjungan formal dan semi formal yang
terbuka untuk umum (riset/ penelitian, pers,instansi luar) yang sesuai dengan
peraturan maupun perjanjian.
- Pelaku Kegiatan Lain
Biasanya pelaku kegiatan lain berhubungan dengan kegiatan servis seperti pemasok
bahan makanan, pemasok untuk bidang pelatihan kerja,dll.
Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang pada pusat terapi dan rehabilitasi ketergantungan
narkoba :
Kegiatan yang terjadi dalam sebuah pusat rehabilitasi narkoba antara lain :
![Page 14: revisi eksploorasi kutuub](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022042717/55cf9237550346f57b94b887/html5/thumbnails/14.jpg)
VIVI AIDA NILAM CAHYANI / I0212083
- Kegiatan Penerimaan Awal, meliputi :Hall penerima, R. Informasi, R. Administrasi,
R. Pemeriksaan Awal, Ruang Tunggu, Lavatory.
- Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan Hall, meliputi : R. Pendaftaran, R. Tunggu, R. Check
Up, R. Konseling Individual, R. Konseling Kelompok, R. Pemberian Obat, R.
Penyimpanan Sementara, R. Penyimpanan Tetap, R. Keamanan, Gudang, Lavatory.
- Unit Gawat Darurat, meliputi : Loading, R. Tindakan UGD, R. Rawat UGD, R. Dokter
Jaga, R. Perawat UGD, Lavatory.
- Kegiatan Perawatan Karantina, meliputi : Hall, Selasar, R. Karantina, R. Jaga Perawat,
Pantry, Lavatory.
- Kegiatan Rehabilitasi Sosial, meliputi : Hall/ Lobby, R. Terapi Individu, R. Terapi
Kelompok Indoor, R. Terapi Kelompok Outdoor, R. Terapi Emosional, R. Terapis/
Konselor, Lavatory.
- Kegiatan Bimbingan Lanjut/ After Care, meliputi : R. Pelatihan Keterampilan, R.
Terapi Fisik, R. Konseling Kelompok, R. Konseling Keluarga, R. Pendaftaran dan
Informasi, R. Loker, Security, R. Tunggu, Gazebo, Lavatory, dll.
- Kegiatan Asrama, meliputi : R. Tidur Rehabilitan, R. Pengelola Asrama, R. Rekreasi,
Dapur, KM/ WC, T. Cuci+Jemur.
- Kegiatan Administrasi, meliputi : R. Tata Usaha dan Karyawan, R Kepala TU, R.
Kepala Bagian Keuangan, R. Kepala Kepegawaian, R. Kepala Keuangan, R. Tamu, R.
Kepala Rehabilitasi Sosial, R. Kepala Rehabilitasi After Care, R. Rapat Umum, R.
Rapat Divisi, R. Karyawan Rehabilitasi Sosial, R. Karyawan Rehabilitasi After Care,
Lounge, R. Istirahat Karyawan, Mushola, Lavatory.
- Kegiatan Penunjang, meliputi : Hall/ Lobby, Asrama Tamu, Tempat Ibadah, Taman,
Perpustakaan, R. Kunjungan, Kebun, KM/ Lavatory.
- Kegiatan Servis, meliputi : Parkir, Loading Dock, R. Genset, Gudang Bahan Bakar, R.
Tangki/ Pompa, R. PABX dan MDP, R. Kontrol CCTV, R. Cleaning Servis dan Janitor,
Security, Gudang Umum, KM/ WC.