revisi bu magda

14
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk saya. Namun, yang perlu anda pahami adalah anda tidak sendiri. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Sangat

Upload: teti-nuryanti

Post on 08-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ddd

TRANSCRIPT

Page 1: Revisi Bu Magda

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes

merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena

faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua

maupun muda, termasuk saya. Namun, yang perlu anda pahami adalah

anda tidak sendiri. Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4

terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun

2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang

mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah

penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang,

dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya dan di antara mereka baru

sekitar 30 persen yang datang berobat teratur. Sangat disayangkan bahwa

banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap

penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis.

Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat

tentang diabetes terutama gejala-gejalanya. Sebagian besar kasus diabetes

adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor

keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes

karena risikonya hanya sebesar 5%. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering

Page 2: Revisi Bu Magda

terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya

hidup yang dijalaninya.

Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang diabetes untuk

meningkatkan kesadaran akan diabetes : > Apa sih Diabetes Mellitus? > Ketahui

Penyebab & Tipe Diabetes Mellitus > Sulitnya Membaca Gejala Diabetes >

Mendiagnosis Diabetes Mellitus > Komplikasi Diabetes Bisa Mematikan > Terapi

Untuk Diabetes Mellitus > Mencegah Bahaya Komplikasi > Hindari Diabetes

dengan Ubah Gaya Hidup Apa sih Diabetes Mellitus? Diabetes mellitus adalah

suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi

karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab

dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula

ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan

energi. Nah, berapa kadar gula darah yang disebut tinggi? Menurut kriteria

diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang

dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL

dan pada tes sewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi

dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.

Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa

adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140

mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula

maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat

secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada

Page 3: Revisi Bu Magda

orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah

makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga

mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar

gula darah menurun secara perlahan. Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula

darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot

menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi. Ketahui Penyebab &

Tipe Diabetes Mellitus Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin

yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel

tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin. Ada 2 tipe Diabetes

Mellitus, yaitu: 1. Diabetes Mellitus tipe 1 (diabetes yang tergantung kepada

insulin) 2. Diabettes Mellitus tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung kepada

insulin, NIDDM) Diabetes Mellitus tipe 1 > Penderita menghasilkan sedikit

insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin > Umumnya terjadi sebelum

usia 30 tahun, yaitu anak-anak dan remaja. > Bisa terjadi pada anak-anak dan

dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun > Para ilmuwan percaya

bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-

kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel

penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan

genetik. > 90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen.

Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan

insulin secara teratur Diabetes Mellitus tipe 2 juga cenderung diturunkan secara

genetik dalam keluarga Diabetes Mellitus tipe 2 > Pankreas tetap menghasilkan

insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. > Tetapi tubuh membentuk

Page 4: Revisi Bu Magda

kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif > Faktor

resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita

mengalami obesitas. Penyebab diabetes lainnya adalah: > Kadar kortikosteroid

yang tinggi > Kehamilan diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan. >

Obat-obatan yang dapat merusak pankreas. > Racun yang mempengaruhi

pembentukan atau efek dari insulin. Sulitnya Membaca Gejala Diabetes Gejala

awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi.

Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan

dikeluarkan melalui air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan

membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang

hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan,

maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibatnya,

maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum

(polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita

mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita

seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya

ketahanan tubuh selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang gula

darahnya kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. Diabetes Mellitus tipe 1 >

Timbul tiba-tiba. > Berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang

disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Diabetes Mellitus tipe 2 > Tidak ada

gejala selama beberapa tahun. Jika insulin berkurang semakin parah maka sering

berkemih dan sering merasa haus. > Jarang terjadi ketoasidosis. Pada penderita

Page 5: Revisi Bu Magda

diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis

diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah tinggi tetapi sebagian besar sel

tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini mengambil

energi dari sumber yang lain. Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak

tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa

kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala

awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan,

mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan

menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman

darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan,

ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu

hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita

diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali

penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit

yang serius. Penderita diabetes tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama

beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala

yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis.

Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya

terjadi akibat infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi

berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu

keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

Mendiagnosis Diabetes Mellitus Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan

gejalanya yaitu 3P (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang

Page 6: Revisi Bu Magda

menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (tidak normal). Untuk mengukur kadar

gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8

jam atau bisa juga diambil setelah makan. Perlu perhatian khusus bagi penderita

yang berusia di atas 65 tahun. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa

dan jangan setelah makan karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah

yang lebih tinggi. Kriteria Diagnostik Gula darah (mg/dL) Puasa : Bukan Diabetes

(< 110) Pra Diabetes (110-125) Diabetes (> 126) Sewaktu : Bukan Diabetes (<

110) Pra Diabetes (110-199) Diabetes (> 200)

Mengontrol kadar gula darah dapat dilakukan dengan terapi misalnya

patuh meminum obat. Hindari Diabetes dengan Ubah Gaya Hidup Faktor

keturunan memiliki pengaruh apakah seseorang dapat terkena diabetes atau tidak.

Selain keturunan, gaya hidup juga berperan besar. Diabetes tipe 2 sering terjadi

pada orang yang mengalami obesitas. Obesitas atau kegemukan merupakan

pemicu terpenting penyebab diabetes. Obesitas artinya berat badan berlebih

minimal sebanyak 20% dari berat badan idaman. Juga berarti indeks masa tubuh

lebih dari 25 kg/m2. Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadap

insulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakan metode

penatalaksanaan untuk diabetes tipe 2. Dengan menurunkan berat badan dan

meningkatkan massa otot, akan mengurangi jumlah lemak sehingga membantu

tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik. Ternyata ada hubungan antara

diabetes tipe 2 dengan letak tumpukan lemak terbanyak. Bila timbunan lemak

terbanyak terdapat di perut maka risiko terkena diabetes lebih tinggi. Para peneliti

juga percaya bahwa gen yang membawa sifat obesitas ikut berperan dalam

Page 7: Revisi Bu Magda

menyebabkan diabetes. Gen yang bernama gen obes ini mengatur berat badan

melalui protein pemberi kabar apakah kita lapar atau tidak. Pada percobaan

dengan tikus, bila gen ini bermutasi maka tikus akan menjadi obes dan mengalami

diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa kegemukan berhubungan dengan

waktu yang dihabiskan di depan TV dan komputer. Menonton TV akan

menyebabkan tidak bergerak juga berpengaruh terhadap pola makan mengemil.

Bagaimana cara mengatasi kegemukan untuk menghindari diabetes? Caranya

mudah, murah dan efektif, antara lain: 1. Membiasakan diri untuk hidup sehat 2.

Biasakan diri berolahraga secara teratur 3. Hindari menonton TV atau main

komputer terlalu lama 4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat, atau snack

dengan kandungan garam yang tinggi. 5. Hindari makanan siap saji dengan

kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi. 6. Konsumsi sayuran dan buah-

buahan. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan, antara lain disebabkan

karena perubahan gaya hidup masyarakatnya. Diabetes tidak dapat disembuhkan

Karena diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, sudah saatnya kita

melakukan tindakan pencegahan, antara lain tidak makan berlebihan, menjaga

berat badan, dan rutin melakukan aktivitas fisik. Olahraga juga dapat secara

efektif mengontrol diabetes, antara lain dengan melakukan senam khusus

Bahkan DM membunuh lebih banyak dibandingkan dengan HIV/AIDS.

Untuk penderita diabetes, komplikasi bisa dicegah dengan mengendalikan gula

darah.

Di Indonesia, sekitar 95% kasus adalah diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe

2 ini, penyebabnya tidak hanya faktor keturunan tapi juga gaya hidup misalnya

Page 8: Revisi Bu Magda

kegemukan yang terjadi akibat gaya hidup makan kaya lemak dan tidak

berolahraga. Faktor keturunan tidak bisa dicegah tapi gaya hidup bisa diubah.

“Jangan sampai gemuk, jangan banyak makan makanan berlemak dan manis serta

banyaklah bergerak,” saran Prof Sidartawan. Risiko diabetes setiap tahunnya

meningkat 30 persen, sehingga Prof. Sidartawan menyarankan agar melakukan

pemeriksaan gula darah setahun sekali jika kita termasuk dalam satu atau dua dari

faktor risiko diabetes. Pentingnya Pemantauan Pengujian Gula Darah bagi

Diabetesi Pemantauan kadar gula darah penderita diabetes (diabetesi) secara

teratur merupakan bagian yang penting dari pengendalian diabetes, terutama

penderita DM tipe 1, DM tipe 2 dengan terapi insulin, DM tipe 2 yang sering

mengalami hipoglikemia dan DM Gestasonal. Pemantauan kadar gula darah ini

penting karena membantu menentukan penanganan medis yang tepat sehingga

mengurangi resiko komplikasi yang berat, dan dapat meningkatkan kualitas hidup

penderita diabetes. Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan dengan

berbagai cara baik di laboratorium, klinik bahkan dapat dilakukan pemantauan

kadar gula mandiri yang dapat dilakukan pasien dirumah

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan

1.3. Identifikasi Masalah

1.4. Tujuan Penelitian

1.5. Batasan Masalah

1.6. Manfaat dan Kegunaan

Page 9: Revisi Bu Magda

1.7. Hipotesa