revisi bu tri tugas khusus !
DESCRIPTION
tugas khususTRANSCRIPT
BAB IV
TUGAS KHUSUS
MENGHITUNG KEBUTUHAN DEA SEBAGAI MAKE-UP PADA
KILANG PROPOLIS PT. PERTAMINA RU-III
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Kilang propolis merupakan salah satu kilang pada PT. PERTAMINA RU-
III. Kilang polipropilen mengolah Raw Propane Propylene menjadi pelet
polipropilen (polytam) dengan kapasitas 12.600 ton/tahun. Pada kilang
polipropilen ini terdapat empat unit, yaitu :
a. Propylene Purification Unit
b. Polypropylene Polimerization Unit
c. Finishing (Pelletizer) Unit
d. Bagging (Packaging Product)Unit.
Unit purifikasi (Propylene Purification Unit) terdiri dari tiga sub-unit yang
bertugas untuk mentreatment bahan baku, yaitu sub-unit ekstraksi DEA, sub-unit
ekstraksi kaustik, dan sub-unit depropanizer. Pada sub-unit ekstraksi DEA, proses
ekstraksi terjadi pada kolom C-201 dan C-202 secara countercurrent. Larutan
DEA yang banyak mengandung impuritis karena proses ekstraksi akan
diregenerasi pada kolom C-203. Lautan api DEA yang berasal dari kolom C-203
ditampung pada V-210. Apabila konsentrasi larutan DEA pada V-210 di bawah
20%, maka diperlukan make-up fresh DEA. Selama periode kerja praktek,
konsentrasi DEA kurang dari 20% sehingga diperlukan perhitungan make-up
DEA.
37
38
4.1.2 Permasalahan
Tidak diketahui jumlah make-up DEA yang dibutuhkan untuk
mendapatkan konsentrasi DEA 20%.
4.1.3 Tujuan
Mengetahui jumlah make-up DEA yang dibutuhkan untuk mendapatkan
konsentrasi DEA 20%.
4.1.4 Ruang Lingkup Permasalahan
Data yang digunakan merupakan data harian (Senin, Rabu dan Jum’at)
yang diperoleh dari tanggal 6 Januari sampai dengan 29 Januari 2014.
4.1.5 Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah sebagai informasi perusahaan tentang
make-up oriflame DEA yang dibutuhkan pada periode 6 Januari sampai
dengan 29 Januari 2014.
39
4.2 Tinjauan Pustaka
4.2.1 Ekstaksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan
pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang
datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan
cara difusi.
Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organik atau anorganik. Jika
zat organik yang akan dihasilkan maka pelarut yang digunakan juga zat organik
begitu pula sebaliknya untuk anorganik. Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai
maka hasil yang diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena
pelarutnya tidak tepat. Macam-macam ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu,
ekstraksi padat-cair, dan ekstraksi cair-cair.
Ekstraksi padat - cair yaitu suatu metode pemisahan campuran terlarut
yang terdapat dalam sampel padat missal: bahan alam, daun, rimpang , kayu dan
sebagainya, dengan menggunakan pelarut organic. Contoh pemisahan minyak dari
biji kemiri, kedelai, kelapa dan sebagainya.
Ekstraksi cair – cair adalah suatu peristiwa pemindahan suatu zat terlarut
diantara dua pelarut yang saling bercampur. Ekstraksi ini sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dengan menggunakan alat corong pisah atau berupa alat
counter current craig
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu:
1) Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga
mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan
mempercepat waktu ekstraksi. Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin
luas pula permukaan bahan sehingga semakin banyak oleoresin yang dapat
diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga menyebabkan banyak
minyak volatil yang menguap selama penghancuran.
2) Suhu Ekstaksi
40
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi pada ekstraksi
oleoresin hal ini dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapat dalam
rempah akan mengalami kerusakan
3) Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin, titik didih,
toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif.
pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
a. Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
b. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak
yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
c. Kemampuan untuk tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut
tidak boleh atau hanya secara terbatas larutdalam bahan ekstraksi.
d. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
e. Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
f. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat.
4.2.2 Uraian Proses Pada Sub-Unit Ekstraksi DEA
Proses ekstraksi pada sub-unit ekstraksi DEA menggunakan larutan DEA
sebagai ekstraktor. DEA merupakan bahan organik dengan rumus molekul
C4H11NO2. Konsentrasi larutan DEA optimum yang digunakan adalah 20%. Sub-
unit ekstraksi DEA mempunyai dua kolom ekstraksi, yakni Primary DEA
extraction (C-201), dan Secondary DEA extraction (C-202). Adapun kolom C-
203 berfungsi sebagai regenerator DEA. Pada kedua kolom ekstraksi tersebut (C-
201 dan C-202), Impuritis berupa Karbonil Sulfida yang terdapat pada feed
propan propilen diekstraksi dan dipisahkan dengan menggunakan larutan DEA.
41
Bahan baku (larutan propane propylene) dipompa dengan Crude Propane-
Propylene P101A/B dari Crude Propane Propylene Storage Tank (T-101) menuju
ekstraktor DEA utama (primary extractor). Di ekstraktor ini terjadi kontak secara
countercurrent antara larutan propane propylene dengan larutan DEA. Kemudian
Hydrogen Sulfida dan Karbon Dioksida dipisahkan dari larutan, setelah itu larutan
propane propylene dialirkan menuju ekstraktor kedua (secondary extractor). Pada
ekstraktor kedua, proses yang terjadi sama dengan proses pada ekstraktor pertama.
Pada ekstraktor ini, larutan sudah tidak lagi mengandung Hydrogen Sulfida dan
Karbon Dioksida.
(CH3CHOH)2NH + COS ® (CH3CH2)2NH2 + H2S
Larutan DEA yang sudah mengalami proses ekstraksi dialirkan ke
regenerator DEA dan zat pengotornya dihilangkan dengan proses stripping.
Setelah itu DEA ditampung pada vessel V-210. Penurunan konsentrasi DEA dapat
terjadi dikarenakan DEA mengekstrak banyak impuritis. Konsentrasi DEA yang
dibawah konsentrasi optimum akan mengakibatkan proses ekstraksi tidak efektif,
sehingga impuritis masih banyak tersisa. Untuk menjaga konsentrasi DEA
diperlukan penambahan fresh DEA yang memiliki konsentrasi tinggi dengan
volume tertentu. (Tambahi)
42
4.3 Dasar Perhitungan
Perhitungan dilakukan berdasarkan teknik pencampuran dan pengenceran
konsentrasi DEA pada unit DEA ekstraksi berdasarkan data kondisi aktual.
Langkah perhitungan :
1) Mengetahui hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi DEA secara
aktual.
2) Mengetahui spesifikasi konsentrasi DEA yang diharapkan dan Konsentrasi
Fresh DEA.
3) Mengetahui level DEA dan volume design pada unit ekstraksi DEA.
4.3.1 Teknik Pengenceran
Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan kondensat (air) ke
dalam larutan yang pekat. Penambahan kondensat ini mengakibatkan konsentrasi
berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan pengenceran :
V ₁ M ₁=V ₂M ₂
Dimana : V1 : Volume DEA awal (m3)
M1 : Konsentrasi DEA awal (%)
V2 : Volume DEA setelah pengenceran (m3)
M2 : Konsentrasi DEA setelah pengenceran (%)
M3 : Konsentrasi DEA yang diharapkan (%)
4.3.2 Teknik pencampuran
Pada pencampuran dua atau lebih larutan yang sejenis tetapi
konsentrasinya berbeda maka konsentrasi larutan yang terbentuk dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
M ₃=V ₁ M ₁+V ₂ M ₂V ₁+V ₂
Dimana : V1 : Volume awal DEA (m3)
43
V2 : Volume fresh DEA (m3)
M1 : Konsentrasi awal DEA (%)
M2 : Konsentrasi fresh DEA (%)
4.4 Perhitungan dan Hasil
Berdasarkan data yang diambil pada kondisi aktual dari tanggal 6 januari – 29
januari 2014.
1. Tanggal 6 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 59,7 12,8 7,6416
C-202 59,7 12,8 7,6416
C-203 60 13 7,8
V-210 42,7 7,95 3,39465
V-203 30 2,24 0,672
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 36,91572
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 18.6%Volume DEA Total (V1) = 36,91572 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
44
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=36,91572 m ³ (20 %−18,6 %)
98 %−20 %
¿0,662589846 m ³
Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak
0,6625898465 m3
2. Tanggal 8 Januari 2014 (Perhitungan Pengenceran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 60,1 12,8 7,6928
C-202 59,5 12,8 7,616
C-203 59,7 13 7,761
V-210 45,2 7,95 3,5934
V-203 32 2,24 0,7168
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,14587
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 24,2%Volume DEA Total (V1) = 37,14587 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Sehingga dapat dicari berapakah banyaknya air yang digunakan untuk
menurunkan konsentrasi DEA dari 24,2 % menjadi 20 % dengan rumusan :
V ₁ M ₁=V ₂M ₂
Penyelesain:
45
V ₁ M ₁=V ₂M ₂
V ₂=V ₁ M ₁M ₂
¿(37,14587 )(24,2%)
20%=44,9465027m ³
Sehingga Jumlah air yang dibutuhkan ialah :
44,9465027−37,14587=7,8006327 m ³
3. Tanggal 10 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 59,6 12,8 7,6288
C-202 59,3 12,8 7,5904
C-203 60 13 7,8
V-210 45 7,95 3,5775
V-203 37 2,24 0,8288
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,19137
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 19,2%Volume DEA Total (V1) = 37,19137 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
46
V ₂=37,19137 m ³(20 %−19,2 %)
98 %−20 %
¿0,38144995 m ³
Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak
0,38144995 m3
4. Tanggal 13 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 61,3 12,8 7,8464
C-202 59,8 12,8 7,6544
C-203 59,2 13 7,696
V-210 44,2 7,95 3,5139
V-203 34,2 2,24 0,76608
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,24265
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 18,9 %Volume DEA Total (V1) = 37,24265 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
47
V ₂=37,24265 m ³ (20 %−18,9 %)
98 %−20 %
¿ 0,52521686m ³ Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak
0,52521686 m3
5. Tanggal 15 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 62,2 12,8 7,9616
C-202 59,3 12,8 7,5904
C-203 61,2 13 7,956
V-210 43,3 7,95 3,44235
V-203 41,7 2,24 0,93408
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,6503
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 16,9 %Volume DEA Total (V1) = 37,6503 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
48
V ₂=37,6503 m ³ (20 %−16,9 %)
98 %−20 %
¿1,49635808m ³ Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 1,49635808 m3
6. Tanggal 17 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 61,3 12,8 7,8464
C-202 58,4 12,8 7,4752
C-203 59,3 13 7,709
V-210 41,7 7,95 3,31515
V-203 36,2 2,24 0,81088
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 36,9225
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 18,4 %Volume DEA Total (V1) = 36,9225 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=36,9225 m ³ (20 %−18,4 % )
98 %−20 %
49
¿0,75738462 m ³ Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 0,75738462 m3
7. Tanggal 20 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 58,4 12,8 7,4752
C-202 60 12,8 7,68
C-203 59,9 13 7,787
V-210 43 7,95 3,4185
V-203 34,4 2,24 0,77056
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 36,89713
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 17,7%Volume DEA Total (V1) = 36,89713m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=36 , 89713 m ³ (20 %−17,7 % )
98 %−20 %
¿1,08799229 m ³
50
Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 1,08799229 m3
8. Tanggal 22 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 60,4 12,8 7,7312
C-202 59,8 12,8 7,6544
C-203 58,7 13 7,631
V-210 42,6 7,95 3,3867
V-203 43 2,24 0,9632
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,13237
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 18,9%Volume DEA Total (V1) = 37,13237 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=37,13237 m ³ (20 %−18,9 %)
98 %−20 %
¿0,52366163 m ³
51
Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 0,52366163 m3
9. Tanggal 24 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 55,99 12,8 7,16672
C-202 58,7 12,8 7,5136
C-203 59,7 13 7,761
V-210 40,2 7,95 3,1959
V-203 46 2,24 1,0304
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 36,43349
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 16,7%Volume DEA Total (V1) = 36,43349 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=36,4334 9m ³(20 %−16,7 %)
98 %−20 %
¿1,54141688 m ³ Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 1,54141688 m3
52
10. Tanggal 27 Januari 2014 (Perhitungan Pengenceran)
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 58,94 12,8 7,54432
C-202 60 12,8 7,68
C-203 58,7 13 7,631
V-210 43,2 7,95 3,4344
V-203 46,5 2,24 1,0416
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,09719
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 21,2%Volume DEA Total (V1) = 37,09719 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Sehingga dapat dicari berapakah banyaknya air yang digunakan untuk
menurunkan konsentrasi DEA dari 21,2 % menjadi 20 % dengan rumusan :
V ₁ M ₁=V ₂M ₂
Penyelesain:
V ₁ M ₁=V ₂M ₂
V ₂=V ₁ M ₁M ₂
¿(37,09719 )(21,2%)
20%=¿39,3230214m ³
Sehingga Jumlah air yang dibutuhkan ialah :
39,3230214−37,09719=¿2,22583m ³
11. Tanggal 29 Januari 2014 (Perhitungan Pencampuran)
53
AlatLevel
(%)
Volume Max
(m3)
Jumlah Volume DEA
(m3)
C-201 58,21 12,8 7,45088
C-202 59,4 12,8 7,6032
C-203 61,2 13 7,956
V-210 46,2 7,95 3,6729
V-203 47,7 2,24 1,06848
E-204 7,08557 7,08557
E-202 0,9237 0,9237
E-201 0,7566 0,7566
Pipa 1 1
Total Volume (m3) 37,51733
Diketahui :
Konsentrasi DEA yang ada pada V-210 (M1) = 17,9 %Volume DEA Total (V1) = 37,51733 m3
Persentase DEA yang diharapkan (M3) = 20%Konsentrasi DEA Fresh (M2) = 98%
Penyelesaian:V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=V ₃ M ₃
V ₁ M ₁+V ₂ M ₂=(V ₁+V ₂ ) M ₃
V ₂ M ₂=V ₁M ₃+V ₂M ₃−V ₁ M ₁
V ₂ ( M ₂−M ₃ )=V ₁ ( M ₃−M ₁ )
V ₂=V ₁( M ₃−M ₁)
M ₂−M ₃
V ₂=37,51733 m ³ (20 %−17,9 %)
98 %−20 %
¿1,01008196 m ³ Jadi, volume fresh DEA yang perlu ditambahkan sebagai make-up sebanyak 1,01008196 m3
54
Tabel 4.1. Tabel Hasil Perhitungan Pengenceran DEA
Tanggal Total Volume DEA Solution (m3) DEA (%) DEA Target (%)
8 Januari 2014 37,14587 24,2 20
27 Januari 2014 37,09719 21,2 20
Volume DEA setelah pengenceran (m3) Volume air dibutuhkan (m3)
44,9465027 7,8006327
39,3230214 2,22583
20 20.5 21 21.5 22 22.5 23 23.5 24 24.50123456789
f(x) = 1.85826756666667 x − 37.1694424133333Grafik Perbandingan Konsentrasi DEA Aktual dengan Volume Air yang Dibutuhkan untuk Pengenceran
Linear (Grafik Perbandingan Konsentrasi DEA Aktual dengan Volume Air yang Dibutuhkan untuk Pengenceran)% Konsentrasi DEA Aktual
Vol
ume
Air
yan
g D
ibut
uhka
n (m
³)
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Konsentrasi DEA Aktual dengan Volume Air
yang Dibutuhkan untuk Pengenceran
Tabel 4.2. Tabel Hasil Perhitungan Pencampuran DEA
55
TanggalTotal Volume DEA Solution
(m3)DEA (%) DEA Target (%)
6 Januari 2014 36,91572 18,6 20
10 Januari 2014 37,19137 19,2 20
13 Januari 2014 37,24265 18,9 20
15 Januari 2014 37,6503 16,9 20
17 Januari 2014 36,9225 18,4 20
20 Januari 2014 36,89713 17,7 20
22 Januari 2014 37,13237 18,9 20
24 Januari 2014 36,43349 16,7 20
29Januari 2014 37,51733 17,9 20
DEA (%)Fresh DEA
(%)
Volume DEA yang
dibutuhkan(m3)
Konsentrasi Larutan DEA yang
terbentuk
18,6 98 0,662589846 20
19,2 98 0,38144995 20
18,9 98 0,52521686 20
16,9 98 1,49635808 20
18,4 98 0,75738462 20
17,7 98 1,08799229 20
18,9 98 0,52366163 20
16,7 98 1,54141688 20
17,9 98 1,01008196 20
56
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0.20.40.60.8
11.21.41.61.8
f(x) = − 0.1505166674 x + 1.63993357211111
Grafik Perbandingan Konsentrasi DEA Aktual dengan Jumlah Volume DEA yang Dibutuhkan untuk Pencampuran
% Konsentrasi DEA Aktual
Vol
ume
DE
A y
ang
Dib
utuh
kan
(m³)
Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Konsentrasi DEA Aktual dengan Jumlah
Volume DEA yang Dibutuhkan untuk Pencampuran
57
4.5 Pembahasan
Dari data hasil analisa laboratorium terhadap persen konsentrasi DEA,
konsentrasi DEA dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah daripada konsentrasi
design (20%) hal ini tergantung pada kandungan sulfur pada raw Propane
Propylene, apabila sulfurnya tinggi maka diperlukan konsentrasi DEA lebih tinggi
agar proses purifikasi optimal.
Proses pengenceran maupun pencampuran diperlukan untuk menaikkan
atau menurunkan persen konsentrasi DEA sesuai yang diinginkan. Namun hal ini
akan berdampak terhadap proses berikutnya, dimana apabila konsentrasi DEA
terlalu tinggi maka DEA akan ikut terbawa ke unit berikutnya, sehingga
mengganggu proses pada unit lain. Selain itu, penggunaan DEA yang terlalu
banyak tentu akan meningkatkan biaya produksi. Sebaliknya apabila konsentrasi
DEA terlalu rendah akan mengakibatkan proses pembuangan tidak berjalan
efektif. Untuk itu diperlukan optimisasi penggunaan konsentrasi DEA yang sesuai
dengan kadar impuritis yang akan di remove. Dalam hal ini kami menggunakan
konsentrasi desain DEA (20%) sebagai tolak ukur dari proses pencampuran
maupun pengenceran.
Dari hasil perhitungan pada tanggal 8 Januari 2014, total volume DEA
solution yang ada pada unit purifikasi sebanyak 37,14587 m3, % DEA aktual yang
diketahui dari hasil analisa laboratorium yaitu 24,2% dan DEA target 20%
sehingga setelah perhitungan didapat volume air yang dibutuhkan untuk
melakukan pengenceran sebesar 7,8006327m3. Untuk pencampuran, pada tanggal
6 januari 2014 total volume DEA solution yaitu 36,91572 m3 dimana % DEA
actual dari hasil analisa laboratorium sebesar 18,6% dan DEA target 20%
sehingga setelah perhitungan pencampuran didapatlah volume fresh DEA yang
dibutuhkan sebanyak 0 ,662589846 m3. Hasil perhitungan keseluruhan pada
tanggal 6 januari 2014 sampai 29 januari 2014 dapat dilihat pada tabel
perhitungan pengenceran maupun pencampuran DEA.
58
4.6 Kesimpulan dan Saran Tugas Khusus
4.6.1 Kesimpulan
Volume make-up DEA yang dibutuhkan pada unit purifikasi selama 6
Januari 2014 sampai dengan 29 Januari 2014 dapat dilihat pada tabel hasil
perhitungan pengenceran DEA, dan tabel hasil perhitungan pencampuran DEA.
Volume DEA terbanyak yang diperlukan sebagai make-up terjadi ketika
konsentrasi DEA 16,9%.
4.6.2 Saran
1) Sebaiknya frekuensi analisa terhadap konsentrasi DEA aktual dapat lebih
ditingkatkan.
2) Apabila bahan baku banyak mengandung sulfur, sebaiknya
mengoptimalkan proses make-up DEA dan menyesuaikan konsentrasi DEA yang
akan digunakan sehingga lebih efisien
3) Berdasarkan Tata Kerja Penggunaan Alat (TKPA) C-201 maupun C-202
nomor D-193/E13013/2010-S0 Level DEA yang dianjurkan adalah 65-70%
sedangkan selama di DCS level DEA hanya ditahan sampai 60%. Hal ini akan
mengurangi keefektifan proses DEA menghilangkan impurities terutama ketika
kadar sulfur banyak terkandung pada bahan baku. Sebaiknya dilakukan
peninjauan ulang baik dari segi ekonomi maupun kualitas purifikasi mengingat
cukup banyaknya persediaan DEA yang tidak terpakai.
4. Diharapkan teknologi yang digunakan di sistem ektraksi DEA unit
purifikasi dapat lebih canggih agar memberikan kemudahan pekerja (operator)
dalam menganalisa konsentrasi DEA dengan cara menggunakan teknologi Online
Analyzer.