(review kedua) rencana strategis - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/renstra...

22
(Review Kedua) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TAHUN 2015 - 2019 ` DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

Upload: lelien

Post on 17-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

(Review Kedua) RENCANA STRATEGIS

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TAHUN 2015 - 2019

`

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2016

Page 2: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya rancangan

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pembiayaan Pertanian 2015 – 2019. Renstra selain

merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional juga merupakan penjabaran lebih lanjut dari rencana

starategis Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Tahun 2015 – 2019.

Renstra Direktorat Pembiayaan Pertanian disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

struktur Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 yang

dicapai melalui berbagai program meliputi : (1) peningkatan swasembada berkelanjutan padi

dan jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging sapi, (2) peningkatan diversifikasi

pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (4) peningkatan

kesejahteraan petani melalui strategi yang dikemas dalam 7 Gema Revitalisasi yang meliputi

(1) revitalisasi lahan, (2) revitalisasi perbenihan dan perbibitan, (3) revitalisasi infrastruktur

pertanian, (4) revitalisasi SDM petani, (5) revitalisasi permodalan petani, (6) revitalisasi

kelembagaan petani, dan (7) revitalisasi teknologi dan industri hilir. Sedangkan dalam

RPJMN Tahap ke 3 (2015-2019), pembangunan pertanian akan difokuskan untuk

memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan

kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya

manusia yang berkualitas, dan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pentahapan RPJPN 2005 - 2025.

Peningkatan Akses petani terhadap sumber daya produktif dan permodalan merupakan salah

satu mandat dari Direktorat Pembiayaan Pertanian yang dibentuk melalui Peraturan Menteri

Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian.

Page 3: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 KONDISI UMUM .................................................................................................. 1

1.2 POTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ............................................... 3

1.2.1 Potensi ...................................................................................................... 3

1.2.2 Permasalahan ........................................................................................... 4

1.2.3 Tantangan ................................................................................................. 5

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN ............................................................................................ 8

2.1 Visi Direktorat Pembiayaan Pertanian ................................................................. 8

2.2 Misi Direktorat Pembiayaan Pertanian .................................................................. 8

2.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................ 9

2.3.1 Tujuan ................................................................................................. 9

2.3.2 Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah ............................ 9

2.3.3 Sasaran ................................................................................................. 10

III. TARGET UTAMA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN .................................... 11

3.1 Program 2015-2019 ............................................................................................. 11

3.2 Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan .......................................................... 11

3.3 Kelembagaan Pembiayaan .................................................................................. 12

3.4 Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian .......................................... 12

IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ........................................................................... 13

4.1 Arah Kebijakan .................................................................................................... 13

4.2 Strategi ................................................................................................................ 14

4.2.1 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Feasible dan Bankable; .... 14

4.2.2 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Tidak Feasible dan

Bankable; .................................................................................................. 15

4.2.3 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Feasible dan Tidak

Bankable serta Tidak Feasible dan Tidak Bankable .................................. 15

4.3. Kegiatan Direktorat Pembiayaan Pertanian ......................................................... 16

4.3.1 Kegiatan Utama ........................................................................................ 16

4.3.2 Kegiatan Pendukung ................................................................................. 17

V. PENUTUP ................................................................................................................... 18

Page 4: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

1

I. PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

Pembangunan pertanian selama kurun waktu lima tahun terakhir sudah menunjukkan

banyak pencapaian meskipun masih memerlukan berbagai peningkatan, baik sisi

produksi pangan, pasca panen, serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang

mampu meningkatkan daya saing dan nilai tambah sektor pertanian, terutama

berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di Indonesia.

Pembangunan pertanian sekaligus menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian tetap

menjadi salah satu sektor yang penting dan strategis serta menjadi andalan di dalam

perekonomian nasional.

Peranan penting dan strategis ini dapat digambarkan dari kontribusi sektor pertanian

sebagai penyedia bahan pangan dan bahanbaku industri, penyumbang PDB (10,26%

dengan pertumbuhan sekitar 3,90 %), penghasil devisaNegara, penyerap tenaga kerja

(menyerap sekitar 35,76 juta atau sekitar 30,2% dari total tenaga kerja), sumber

utamapendapatan rumah tangga pedesaan, penyediabahan pakan dan bioenergi, serta

berperan dalamupaya penurunan emisi gas rumah kaca. Selama kurun waktu 2009-

2014, tingkat pendapatanpetani untuk pertanian dalam arti luas maupun pertanian

sempitmenunjukkan peningkatan yang diindikasikan oleh pertumbuhanyang positif

masing-masing sebesar 5,64 dan 6,20 %/tahun selamakurun waktu 2010 - 2014. Pada

periode yang sama, jumlahpenduduk miskin di pedesaan yang sebagian besar

bergerak disektor pertanian menurun dengan laju sebesar -3,69 %/tahun ataumenurun

dari sekitar 19,93 juta pada tahun 2010 menjadi 17,14 jutapada tahun 2014.

Dalam RPJMN Tahap 2 (2010-2014), target pembangunan pertaniandicapai melalui

berbagai program yang meliputi : (1) peningkatan swasembada berkelanjutan padi

danjagung dan swasembada kedelai, gula dan dagingsapi, (2) peningkatan diversifikasi

pangan, (3)peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor,dan (4) peningkatan

kesejahteraan petani melaluistrategi yang dikemas dalam 7 Gema Revitalisasi yang

meliputi (1) revitalisasi lahan, (2) revitalisasiperbenihan dan perbibitan, (3)

revitalisasiinfrastruktur pertanian, (4) revitalisasi SDM petani,(5) revitalisasi permodalan

petani, (6) revitalisasikelembagaan petani, dan (7) revitalisasi teknologi dan industri

hilir.Sedangkan dalam RPJMN Tahap ke-3 (2015-2019),pembangunan pertanian akan

Page 5: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

2

difokuskan untukmemantapkan pembangunan secara menyeluruhdengan menekankan

pembangunan kompetitifperekonomian yang berbasis sumberdayaalam yang tersedia,

sumberdaya manusia yangberkualitas, dan kemampuan penguasaan ilmupengetahuan

dan teknologi (IPTEK) sebagai bagianyang tidak terpisahkan dari pentahapan

RPJPN2005-2025.

Pemantapan pembangunan sektor pertanian secara menyeluruh, masih akan

terkendala yang ditandai dengan masih tingginya angka kemiskinan yang dialami oleh

petani dipedesaan. Sampai tahun 2014, masih terdapat sekitar 17,14 juta penduduk

miskin yang menggantungkan sumber pendapatan utamanya dari sektor pertanian.

Pada umumnya petani di pedesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas

lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Oleh karena itu, kemiskinan di pedesaan merupakan

salah satu masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan

harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan

sosial.Artinya, pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan pedesaan,

secara langsung maupun tidak langsung, akan berdampak pada pengurangan

penduduk miskin.

Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi petanidalam upaya pengembangan

usahataninya adalah kesulitan aksesterhadap sumber-sumber atau fasilitasi

pembiayaan serta keterbatasan lembaga sosial ekonomi yang mampu menyediakan

modal dan mendorong pertumbuhan ekonomi petani. Kondisi ini disebabkan belum

berkembangnya lembaga-lembaga permodalan/pembiayaan yang dapat digunakan

petani sebagai alternatif permodalan/pembiayaan selain perbankan di wilayah

pedesaan.Sistem dan prosedur penyaluran kredit dari perbankan masih rumit/sulit,

birokratis dan kurang memperhatikan kondisi petani dan karakterisitik pertanian, usaha

pertanian yang dianggap berisiko tinggibagi perbankan, tidak adanya kemampuan

petani untuk menyediakan agunan tambahan berupa antara lain berupa sertifikat lahan,

penerapan prinsip 5-C (Character, Collateral, Capacity, Capital, dan Condition), dan

belum tersedianya skim kredit khusus pertanian diperbankan pada akhirnya

menghambat aliran modal investasi maupun modal kerja ke sektor pertanian

Kesulitan petani untuk mengakses fasilitas pembiayaan dari perbankan juga

disebabkan oleh faktoreksternal antara lain: (a) belum berkembangnya lembaga

penjaminan usaha di bidang pertanian dan Asuransi Pertanian (crop insurance)

sehingga mengakibatkan tidak menarik bagi perbankan untuk membiayai pertanian; (b)

tidak adanya lembaga keuangan yang khusus membiayai sektor pertanian, dan (3)

masih rendahnya tingkat kesadaran petani dalam pemanfaatan sumber-sumber

Page 6: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

3

permodalan yang sudah ada, juga mengakibatkan rendahnya dukungan

permodalan/pembiayaan bagi sektor pertanian,

Untuk memecahkan persoalan/permasalahan di atas, menjadi satu tantangan bagi

Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat

Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam membuka dan atau mempermudah

akses permodalan/pembiayaan. Hal ini dilakukan melalui penyediaan dan fasilitasi

sumber pembiayaan bagi petani dan pelaku usaha agribisnis, mulai dari petani skala

mikro, kecil, dan menengah, sampai skala besar, untuk memperkokoh kelembagaan

usaha ekonomi produktif petani.

Renstra yang disusun oleh Direktorat Pembiayaan Pertanian memuat strategi untuk

menjawab permasalahan terkait pembiayaan pertanian yang lebih mudah diakses oleh

petani. Renstra ini menjadi acuan bagi jajaran birokrasi lingkup Direktorat Pembiayaan

Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian

Pertanian. Rencana Strategis ini memberikan arah kebijakan dan program/kegiatan

untuk memfasilitasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan untuk

menyelesaikan permasalahan (solusi) ketersediaan pembiayaan bagi sub sektor

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, pengolahan dan pemasaran

hasil serta subsektor lainnya di Kementerian Pertanian.

1.2 POTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

1.2.1 Potensi

Sektor pertanian memiliki potensi yang besar dalam memberikan

kontribusi/sumbangan besar dalam pembangunan nasional antara lain dalam

penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri,menciptakan lapangan kerja

dan menyerap tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan dipedesaan, serta

berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.Untuk mengoptimalkan potensi

pertanian yang sangat besar tersebut, maka diperlukan adanya dukungan aspek

pembiayaan yang berasal dari beberapa sumber permodalan/pembiayaan untuk

tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang baik dan berkelanjutan antara

lain : (1) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan, (2) Pembiayaan

yang bersumber dari dana BUMN (Program Kemitraan Bina Lingkungan

(PKBL/CSR),(3) Pembiayaan yang bersumber dari investasi swasta, (4)

Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat dan atau masyarakat yang

peduli terhadap pertanian, (5) Pembiayaan yang bersumber dari dana APBN

Page 7: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

4

dan APBD, (6) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan

lembaga adat masyarakat dan (7) sumber-sumber pembiayaan lainnya.

Sampai tahun 2014/2015, skema kredit program dengan fasilitasi subsidi bunga

dari pemerintah menjadi potensi pembiayaan/kredit yang banyak dimanffatkan

oleh petani. Berbagai jenis skema kredit program yang dapat diakses antara lain

melalui: 1) Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) untuk peningkatan

poduksi pangan, 2) Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi

Perkebunan (KPEN-RP) untuk rehabilitasi tanaman perkebunan sawit, kakao

dan karet, 3) Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) khusus untuk pembibitan

sapi dan 4) Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu Skim Kredit/Pembiayaan Modal

Kerja dan atau Investasi yang diberikan kepada debitur yang memiliki usaha

produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan. Skema ini

disalurkan oleh bank maupun lembaga keuangan bukan bank yang ditunjuk.

Disamping skema kredit program tersebut diatas, Kementerian Pertanian telah

melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

yang bertujuan untuk: (i) mengurangi kemiskinan dan pengangguran di

pedesaan; (ii) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus

Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani; (iii) Memberdayakan

kelembagaan petani dan meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani

menjadi kelembagaan keuangan mikro agribisnis (LKMA) dan Koperasi

Pertanian. Dalam kurun waktu 2008 sampai tahun 2014, Kementerian Pertanian

telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui penumbuhan

usaha agribisnis dipedesaan (PUAP) di 450 Kabupaten/Kota dengan total ±

48.000 Gapoktan.Gapoktan PUAP merupakan potensi besar bagi Kementerian

Pertanian untuk menumbuhkan kelembagaan keuangan mikro dari Gapoktan

penerima BLM PUAP sebagai jaringan (Network) kelembagaan pembiayaan

(delivery system) bagi petani skala mikro dan kecil di pedesaan.

1.2.2 Permasalahan

Dengan mempertimbangkan perkembangan penyaluran kredit dari sektor

perbankan ke sektor pertanian hanya sekitar 5% per tahun, di tambah dengan

alokasidari dana pembangunan APBN sebesar +13,0 Triliun/tahun, yang dinilai

masih jauh dari kebutuhan riil dana untuk pembangunan pertanian, maka masih

dibutuhkan dukungan dan penyediaan permodalan/pembiayaan sehingga

Page 8: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

5

pembangunan pertanian dapat berjalan dengan baik. Permasalahan lain yang

dihadapi dalam pembiayaan pertanian adalah sebagai berikut:

a. Belum adanya bank/lembaga keuangan yang khusus membiayai sektor

pertanian,

b. Sistem dan prosedur penyaluran kredit dari bank/lembaga keuangan belum

sepenuhnya memperhatikan karakter bisnis pertanian, birokratis dan kurang

memperhatikan kondisi lingkungan sosio kultur dan budaya di pedesaan.

c. Rendahnya portofolio kredit perbankan yang disalurkan kepada petani karena

sebagian besar usaha petani masuk kepada kelompok tidak feasible dan

tidak bankable.

d. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dari lembaga keuangan

formal.

e. Usaha di sektor pertanian masih dianggap beresiko tinggi oleh bank/lembaga

keuangan, sehingga menghambat aliran modal/kredit investasi maupun kredit

modal kerja ke sektor pertanian;

f. Skim kredit bank/lembaga keuangan pada umumnya masih fokus membiayai

usaha produksi dan belum menyentuh kegiatan pra-produksi, pasca produksi,

dan pascapanen.;

g. Belum berkembangnya asuransi kerugian komoditi untuk melindungi petani

dari kerugian baik dari segmen on-farm maupun kerugian pada off-farm.

h. Belum berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro di Pedesaan, sehingga

terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan masyarakat untuk menabung

dengan jumlah modal yang keluar pedesaan (capital outflow).

i. Belum optimalnya pemanfaatan dana laba BUMN,CSR maupun sumber

pendanaan lainnya dari lembaga keuangan non-bank kepada petani.

j. Belum berkembangnya fasilitator pembiayaan yang membantu petani

mendapatkan akses kepada perbankan.

1.2.3 Tantangan

Dalam upaya pengembangan dan peningkatan aspek permodalan/pembiayaan

di sektor pertanian, salah satu tantangan besar yang dihadapi antara lain

menyediakan sumber-sumber permodalan/pembiayaan dalam bentuk kredit

usahatani dengan suku bunga rendah dan penjaminan. Selain itu, terkait

dengan tingkat kemampuan dan status kepemilikan petani terhadap lahan

usahataninya yang menjadi agunan pokok atau tambahan dalam pengambilan

kredit menjadi tantangan yang sampai saat ini menjadi hambatan tersendiri bagi

petani untuk memanfaatkan sumber-sumber permodalan/pembiayaan yang

Page 9: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

6

sudah ada. Ditambah lagi dengan karakteristik usaha pertanian berskala mikro-

kecil dan umumnya tersebar,menimbulkan kesulitan bagi perbankan untuk

membuka jaringan hingga sampai kepelosok pedesaan.Untuk itu, tantangan bagi

Kementerian Pertanian untuk segera menyusun langkah-langkah strategis untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan di atas, baik dengan pengembangan

skema kredit baru dengan suku bunga kredit rendah/murah dan penjaminan,

menumbuhkembangkanlembaga-lembaga ekonomi pedesaaan seperti LKM-A

dan Koperasi Pertanian, serta bentuk dan sumber pembiayaan lainnya yang

berguna dalam rangka perlindungan usahatani yang mampu menjadi basis bagi

permodalan/pembiayaan sekaligus menjadi alternatif bagi petani dalam

pengembangan usahanya.

Kedepan, Kementerian Pertanian harus mendorong berbagai hal terkait

peningkatan permodalan/pembiayaan pertanian seperti : 1) mengupayakan dan

meningkatkan ketersediaan kredit/pembiayaan yang bersumber dari dana

perbankan untuk menyalurkan kredit program bersubsidi dan penjaminan yang

lebih murah/terjangkau dan mudah untuk diakses petani, 2) mencari dan

memfasilitasi sumber-sumber pembiayaan alternatif lainnya dengan cara

meningkatkan portofolio pembiayaan kepada petani yang berasal dari dana

BUMN/CSR, investasi swasta, dana masyarakat tani dan atau masyarakat yang

peduli terhadap pertanian, dana pemerintah pusat dan pemerintah daerah,

lembaga keuangan mikro dan lembaga adat masyarakat, dan lain-lain, serta 3)

sumber pembiayaan lainnya yang mampu memberikan perlindungan bagi usaha

pertanian, seperti Asuransi Pertanian.

Direktorat PembiayaanPertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan, perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur,

kerjasama antar lembaga dan bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi di

bidang pembiayaan pertanian dan melaksanakan fungsi-fungsi :a) perumusan

kebijakan dan fasilitasi pembiayaan dan pengembangan skema kredit program,

pemberdayaan dan penguatan kelembagaan pembiayaan, dan pemberdayaan

permodalan dan perlindungan usahatani;(b) pelaksanaan kebijakan di bidang

kredit program dan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan dan penguatan

kelembagaan pembiayaan, dan pemberdayaan permodalan dan perlindungan

usahatani; (c) pelaksanaan bimbingan teknis, pemantauan/monitoring dan

evaluasi di bidang kredit program dan fasilitasi pembiayaan, pemberdayaan dan

penguatan kelembagaan pembiayaan, dan pemberdayaan permodalan dan

Page 10: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

7

perlindungan usahatani; (d) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Direktorat.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut serta mengacu pada Renstra

Kementerian Pertanian dan Renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana,

yang dijabarkan dalam 3 (tiga) Sub Direktorat dan 1 (satu) Sub Bagian Tata

Usaha, yaitu: (a) Subdirektorat Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan; (b)

Subdirektorat Kelembagaan Pembiayaan; (c) Subdirektorat Pemberdayaan

Permodalan dan Asuransi Pertanian; dan (d) Subbagian Tata Usaha Direktorat

Pembiayaan Pertanian.

Page 11: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

8

II. VISI, MISI,DAN TUJUAN

2.1 Visi Direktorat Pembiayaan Pertanian

Terwujudnya fasilitasi dan dukungan pembiayaan bagi petani yang murah/terjangkau

dan mudah diakses, bertumbuhkembangnya kelembagaan pembiayaan di pedesaan,

serta terwujudnya perlindungan bagi usahatani.

2.2 Misi Direktorat Pembiayaan Pertanian

1. Mengoptimalkanketersediaan, penyaluran dan pemanfaatan kredit program dengan

pola subsidi bunga kredit dan penjaminan yang murah/terjangkau dan mudah

diakses oleh petani/peternak/ pekebun atau kelompoktani/gapoktan atau koperasi,

dan pelaku usaha agribisnis lainnya di pedesaan untuk mendukung pencapaian

swasembada pangan dan ketahanan pangan.

2. Merumuskan kebijakan dan fasilitasi pembiayaan yang sesuai dengan karakteristik

petani dan pertanian Indonesia

3. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan pembiayaan melalui pemberdayaan

Gapoktan penerima PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan).

4. Bertumbuhkembangnya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) sebagai

delivery system pembiayaan petani mikro kecil-pedesaan dan Koperasi Pertanian;

5. Mendorong pengembangan program perlindungan petani dan usahataninya melalui

pengembangan asuransi pertanian.

6. Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan asuransi dalam rangka

pengembangan skema–skema baru bentuk perlindungan bagi petani;

7. Mengoptimalkan kerjasama pembiayaan dengan sumber-sumber pembiayaan

seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk program CSR/PKBL, swasta,

masyarakat atau lembaga masyarakat, dan lain-lain

8. Mewujudkan landasan-landasan hukum yang terkait dengan pembiayaan pertanian

dan perlindungan petani dalam bentuk Rancangan Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan atau Keputusan Menteri, dan lain-lain sebagai dasar

kepastian hukum penyediaan permodalan/pembiayaan dan perlindungan usaha

petani.

Page 12: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

9

2.3 Tujuan dan Sasaran

2.3.1 Tujuan

Rencana Strategis Direktorat Pembiayaan Pertanian merupakan acuan, strategi, dan

arah kebijakan pengembangan dan fasilitasi pembiayaan pertanian bagi petani dan

pelaku usaha pertanian, bertujuan untuk:

1. Mewujudkan sistem dan mekanisme pelayanan kredit/pembiayaan yang mudah

diakses dengan suku bunga terjangkau melalui penyediaan subsidi suku bunga

kredit dan penjaminan dari pemerintah.

2. Meningkatkan ketersediaan modal/pembiayaan bagi petani

petani/peternak/pekebun, kelompok tani/gabungan kelompok tani, koperasi, dan

pelaku usaha pertanian lainnya yang tergolong sebagai usaha mikro, kecil, dan

menengah.

3. Menumbuhkembangkan lembaga-lembaga ekonomi petani di pedesaan melalui

pemberdayaan dan penguatan Gapoktan-PUAP sehingga mampu mengembangkan

usahanya menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dan atau Koperasi

Pertanian.

4. Mewujudkan dan mengembangkan sistem perlindungan usaha petani dan mitigasi

risiko usaha petani melalui Asuransi Pertanian.

5. Mengoptimalkan kerjasama pembiayaan dengan sumber-sumber pembiayaan

seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui program PKBL/CSR (Corporate

Social Responsibility), swasta, masyarakat atau lembaga masyarakat, serta

lembaga keuangan lainnya.

6. Mewujudkan terbentuknya aturan atau landasan hukum seperti Rancangan Undang

Undang, Peraturan Pemerintah, serta Peraturan dan atau Keputusan Menteri yang

terkait dengan pembiayaan pertanian;

2.3.2 Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah

Indikator kinerja tujuan Direktorat Pembiayaan Pertanian adalah terfasilitasinya pembiayaan

dan perlindungan sektor usaha tani sebagaimana tabel berikut :

No. Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Target 2015 - 2019

1. Terfasilitasinya

pembiayaan dan

perlindungan sektor

usaha tani.

Jumlah asuransi pertanian dalam

rangka perlindungan sektor usaha tani

6.500.000 Ha

Page 13: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

10

2.3.3 Sasaran

Sasaran Direktorat Pembiayaan Pertanian dicapai melalui kegiatan Peningkatan fasilitasi

pembiayaan, pemberdayaan kelembagaan dan permodalan petani serta peningkatan

perlindungan terhadap resiko.

Page 14: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

11

III. TARGET UTAMA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

3.1 Program 2015-2019

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka aspek pembiayaan pertanian

dilaksanakan oleh Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian, yang terdiri atas 3 (tiga) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian Tata

Usaha, yaitu :

1. Subdirektorat Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan;

2. Subdirektorat Kelembagaan Pembiayaan;

3. Subdirektorat Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian; dan

4. Subbagian Tata Usaha.

Kegiatan utama Direktorat Pembiayaan Pertanian yaitu :

1. Optimalisasi penyediaan, penyaluran, dan pemanfaatan kredit program;

2. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan fasilitasi pembiayaan;

3. Menumbuhkengembangkan Lembaga Pembiayaan di Pedesaan seperti Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dan Koperasi Pertanian;

4. Mewujudkan dan mengembangan kebijakan dan program perlindungan petani

melalui Asuransi Pertanian;

5. Mengembangkan dan memberdayakan sumber-sumber pembiayaan untuk

peningkatan permodalan petani.

3.2 Kredit Program dan Fasilitasi Pembiayaan

1. Optimalisasipenyediaan, penyaluran, dan pemanfaatan kredit program dengan pola

subsidi bunga kredit dan penjaminan dari pemerintah dalam mendukung tercapainya

swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.

2. Penyusunan, perumusan,dan pengembangan kebijakan dan program pembiayaan

pertanian dengan suku bunga kredit murah/terjangkau dan mudah diakses petani

serta sesuai dengan karakteristik sektor pertanian.

3. Perumusan serta penyusunan kebijakan pola kemitraan untuk optimalisasi

penyaluran dana kredit program.

Page 15: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

12

3.3 Kelembagaan Pembiayaan

1. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan Gapoktan PUAP sehingga mampu

mengembangkan usahanya membentuk LKM-A.

2. Menyusun dan melaksanakan pengkajian kebijakan terhadap upaya exit strategi dari

Gapoktan-PUAP.

3. Melakukan fasilitasi Gapoktan PUAP dalam penumbuhan LKM-A dan Koperasi

Pertanian.

4. Melakukan registrasi dan mengembangkan data informasi LKM-A dan Koperasi

Pertanian.

5. Pembinaan atau pemberdayaan dan penguatan LKM-A dan Koperasi Pertanian

sebagai basis lembaga pembiayaan/keuangan di pedesaan.

3.4 Pemberdayaan Permodalan dan Asuransi Pertanian

1. Menyusun dan mengembangkan kegiatan/program dalam rangka membangun

kerjasama pembiayaan dengan sumber-sumber pembiayaan pertanian alternatif

selain perbankan, seperti BUMN, swasta, masyarakat, kerjasama dengan lembaga

pembiayaan/ keuangan internasional.

2. Optimalisasi pemanfaatan dana PKBL-BUMN, PKBL, dan CSR, untuk

pembangunan pertanian.

3. Merumuskan dan menyusun kebijakan tentang perlindungan terhadap risiko usaha

pertanian melalui pengembangan Asuransi Pertanian.

4. Melaksanakan dan mengembangkan skema-skema pembiayaan untuk perlindungan

petani dan usahataninya.

Page 16: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

13

IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

4.1 Arah Kebijakan

Sasaran strategis KementerianPertanian tahun 2015-2019 adalah (1) Pencapaian

swasembada padi,jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan daging,(2)

peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan

berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspordan substitusi impor, (4) penyediaan

bahan baku bioindustri danbioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani,

serta (6)akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.Dengan sasaran strategis

tersebut, maka Kementerian Pertanianmenyusun dan melaksanakan 7 Strategi Utama

PenguatanPembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi(1)

peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, (2) peningkataninfrastruktur dan

sarana pertanian, (3) pengembangan danperluasan logistik benih/bibit, (4) penguatan

kelembagaan petani,(5) pengembangan dan penguatan pembiayaan, (6)

pengembangandan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatanjaringan

pasar produk pertanian.

Sesuai dengan sasaran strategis Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2015–2019,

Direktorat Pembiayaan Pertanian akan mendukung dan mendorong 7 (tujuh) Strategi

Utama Penguatan Pembangunan Pertanian, khususnya dalam aspek pengembangan

dan penguatan pembiayaan, penguatan kelembagaan petani, dan peningkatan

infrastruktur dan sarana pertanian. Kebijakan Direktorat Pembiayaan yang terkait

dengan pengembangan dan penguatanpembiayaan pertanian akan lebih diarahkan

untuk mendukung ketersediaan, penyaluran, dan pemanfaatan pembiayaan/kredit bagi

petani dengan optimal yang bersumber dari:

1. Dana Perbankan(Konvensional dan Syariah) ;

2. Dana laba BUMN/ CSR (PKBL-BUMN);

3. Dana Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB);

4. Dana pihak swasta,dana masyarakat dan atau lembaga masyarakat yang peduli

terhadap pertanian;

5. Dana pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD

Kabupaten/Kota);

6. Dana lembaga keuangan mikro dan lembaga adat yang berkembang di masyarakat;

serta

7. Sumber pembiayaan lainnya.

Page 17: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

14

4.2 Strategi

Keberhasilan suatu sektor pembangunan sangat dipengaruhi oleh besarnya investasi

yang dialokasikan pada sektor tersebut yang dapat berasal dari beragam sumber.

Khususnya pembangunan sektor pertanian, investasi bersumber dari investasi swadaya

petani, pemerintah dan swasta. Investasi merupakan penggerakpertumbuhan PDB

sektor pertanian dimana makin tinggi investasi,maka makin besar pertumbuhan PDB

sektor pertanian. Diperkirakan total investasi di sekto rpertanian mencapai 400 trilyun

rupiah di tahun 2014. Investasisektor pertanian terbesar berasal dari swadaya petani

dalam bentuk prasarana lahan serta sarana pendukungnya. Demikian halnya dengan

investasi swasta di sektor pertanian masih tergolong rendah. Sedangkan

investasipemerintah melalui APBN dan APBD diperkirakan hanya sekitar 4 % dari total

investasi di sektor pertanian.

Untuk mendorong tersedianya pembiayaan bagi petani yang bersumber dari swasta,

perbankan, dan masyarakat (Budget for Agriculture), Direktorat Pembiayaan Pertanian

membagi usaha petani menjadi 4 (empat) kelompok usaha pertanian ditinjau dari

lembaga perbankan yaitu: (a) Kelompok Usaha yang Feasible dan Bankable; (b)

Kelompok yang tidak Feasible dan Bankable (c) Kelompok Usaha yang Feasible tetapi

tidak Bankable; (c) Kelompok Usaha yang tidak Feasible dan tidak Bankable.

4.2.1 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Feasible dan Bankable;

Pada umumnya usaha tani yang Feasible dan Bankable merupakan kelompok

usaha pertanian menengah dan usaha besar yang reltif sudah memiliki

kemampuan permodalan yang kuat dan stabil. Untuk itu,Kementerian Pertanian

hanya perlu memfasilitasi dan mendekatkan usaha tersebut dengan fasilitas

kredit komersial. Kelompok ini bisanya sudah maju dan mandiri untuk

mengakses ke lembaga keuangan formal.

Oleh karena itu, strategi fasilitasi pembiayaan yang dilaksanakan adalah:

1. Mendorong peningkatan portofolio ketersediaan dana dari bank dan atau

lembaga keuangan non bank untuk membiayai usaha pertanian;

2. Mendorong melakukan kerjasama dengan kelompok mikro dan kecil sebagai

mitra usahanya;

3. Mendorong membantu menciptakan usaha yang kondusif.

4. Mendorong kesediaanya menjadi bapak angkat dan atau sebagai off

taker/avalis;

Page 18: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

15

5. Melakukan koordinasi dengan instansi pusat dan daerah yang terkait untuk

mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan kredit program

dan komersial;

4.2.2 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Tidak FeasibledanBankable;

1. Mendorong peningkatan penyaluran/penyerapan dan pemanfaatan kredit

program dengan skema bunga kredit bersubsidi dan penjaminan oleh

pemerintah, yang tersedia untuk membiayai usaha pertanian;

2. Mengoptimalkan penyerapan dan pemanfaatan kredit program yang sudah

disediakan oleh pemerintah;

3. Memperluas dan mengembangkan skim-skim kredit program yang baru

dengan bunga kredit yang lebih murah/terjangkau, mudah diakses petani,

dan sesuai denngan karakteristik usaha pertanian;

4. Melaksanakan pembinaandan pendampingan bagi debitur/ penerima kredit

program (petani/ peternak/pekebun) atau kelompok tani/gabungan kelompok

tani atau koperasi sampai ke tingkat Kabupaten/Kota melalui sistem fasilitasi

bertingkat;

5. Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler bagi debitur dan Bank

Penyalur dalam penyaluran dan pemanfaatan kredit program;

6. Melakukan koordinasi dengan instansi pusat dan daerah yang terkait untuk

mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan kredit program

dan komersial;

7. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan dan negara donor di

luar negeri untuk pengembangan pembiayaan pertanian.

8. Mengembangkan skema pembiayaan dalam rangka perlindungan petani dan

usahataninya melalui fasilitasi program asuransi bagi kerugian petani akibat

kegagalan panen;

4.2.3 Pembiayaan Bagi Kelompok Usaha Tani yang Feasible dan Tidak Bankable

serta Tidak Feasible dan Tidak Bankable.

Pada umumnya usaha tani yang Feasible dan Tidak Bankable serta Tidak

Feasible dan Tidak Bankable merupakan kelompok usaha pertanian yang

umumnya adalah petani mikro dan kecil, buruh tani, rumah tangga tani miskin di

pedesaan, yang masih memerlukan dukungan program/kegiatan dan fasilitasi

pembiayaan dalam bentuk bantuan sosial atau bantuan pemerintah yang

seluruhnya merupakan tanggungan pemerintah (APBN/APBD) atau yang berasal

dari sumber-sumber pembiayaan lainnya yang tidak membebani petani dengan

Page 19: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

16

bunga kredit yang relatif tinggi. Untuk itu, strategi fasilitasi pembiayaan yang

akan dikembangkan adalah :

1. Pemberdayaan dan penguatan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)

dari Gapoktan PUAP di pedesaan untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil;

2. Melaksanakan pemberdayaan dan pemberdayaan Petani, Poktan, dan

Gapoktan secara berkelanjutan;

3. Memfasilitasi pengembangan kemitraan usaha dengan usaha petani, baik

dalam aspek pemasaran hasil (offtaker) maupun jaminan kredit (avalis);

4. Melaksanakan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan bagi usaha

tani/kelompok usaha tani mikro dan kecil;

5. Mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan alternatif seperti BUMN,

swasta, dan masyarakat/lembaga masyarakat (LKM Syariah/BMT, PKBL-

BUMN, CSR, dan lain-lain).

6. Mengembangkan pola kemitraan dalam pembiayaan usaha tani untuk

mengantisipasi risiko kredit.

7. Mengembangkan sistem/pola penjaminan atas risiko kredit petani dan pola

pendampingan yang sesuai dengan karakteristik usaha mikro dan kecil di

sektor pertanian.

4.3. Kegiatan Direktorat Pembiayaan Pertanian

4.3.1 Kegiatan Utama

1. Mengoptimalkan ketersediaan, penyaluran, dan pemanfaatan kredit program

dengan pola subsidi bunga kredit dan penjaminan bagi

petani/peternak/pekebun atau kelompok tani/gabungan kelompok tani atau

koperasi atau pelaku usaha agribisnis lainnya dalam upaya pengembangan

usaha di sektor pertanian.

2. Meningkatkan dan mengembangkan program fasilitasi Asuransi Pertanian

sebagai upaya perlindungan bagi usahatani (petani/peternak) dari kegagalan

usahatani.

3. Melanjutkan dan meningkatkan pembinaan dan pendampingan bagi

Gapoktan penerima Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

untuk ditumbuhkembangkan menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agibisnis

(LKM-A) dan Koperasi Pertanian sebagai sumber permodalan/pembiayaan

bagi usaha petani berskala mikro dan kecil.

Page 20: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

17

4. Mengoptimalkan partisipasi dan kontribusi dari lembaga-lembaga seperti

BUMN, swasta, dan masyarakat, seperti PKBL/CSR, dan lain-lain menjadi

sumber permodalan/pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan

kecil di sektor pertanian.

4.3.2 Kegiatan Pendukung

1. Mengkaji dan mengembangkan skema-skema kredit program dengan pola

subsidi bunga kredit dan penjaminan yang tergolong murah/terjangkau,

mudah diakses petani, dan sesuai dengan karakteristik pertanian bagi usaha

mikro, kecil dan menengah di sektor pertanian;

2. Meningkatkan kerjasama fasilitasi pembiayaan dengan lembaga

keuangan/pembiayaan internasional dan negara donor lainnya untuk

pengembangan pembiayaan usaha mikro dan kecil di sektor pertanian.

3. Mendorong tersedianya lembaga penjamin pasar/off taker dan kredit (avalis)

di sentra-sentra produksi pertanian.

4. Meningkatkan peran aktif pemerintah daerah untuk berkoordinasi dengan

lembaga-lembaga pembiayaan setempat untuk meningkatkan peran dan

kontribusinya dalam fasilitasi pembiayaan di sektor pertanian.

Page 21: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

18

V. PENUTUP

Sasaran strategis pembangunan pertanian diarahkan untuk mencapai swasembada pangan

dan ketahanan pangan yang akan diwujudkan melalui 7 Strategi Utama

PenguatanPembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) termasuk

pengembangan dan penguatan pembiayaan dan penguatan kelembagaan petani dimana

Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian akan

berkontribusi melalui visinya yaitu mewujudkan fasilitasi dan dukungan pembiayaan bagi

petani yang murah/terjangkau dan mudah diakses, bertumbuhkembangnya kelembagaan

pembiayaan di pedesaan, serta terwujudnya perlindungan bagi usahatani.

Dengan potensi yang sudah tersedia, diharapkan kegiatan fasilitasi pembiayaan pertanian

dapat dilaksanakan sehingga beragam permasalahan permodalan/ pembiayaan usaha

pertanian dapat diminimalkan. Dengan demikianpenyediaan, penyaluran/penyerapan, dan

pemanfaatan berbagai sumber-sumber pembiayaan seperti kredit program dengan bunga

kredit murah/terjangkau, mudah diakses petani, dan sesuai dengan karakteristik sektor

pertanian dapat dioptimalkan untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menegah di sektor

pertanian. Bahkan pengembangan usaha tersebut akan semakin meningkat dan terjamin

dengan adanya program perlindungan bagi usahatani yang diwujudkan melalui fasilitasi

asuransi pertanian.Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan seperti LKM-A dan Koperasi

Pertanian akan terus dilanjutkan melalui pembinaan/pemberdayaan dan penguatan Gapoktan

penerima PUAP sehingga mampu bertumbuhkembang menjadi salah satu basis dan alternatif

sumber pembiayaan bagi pengembangan usaha mikro dan kecil di pedesaan.

Melalui visi, misi, dan rencana program atau kegiatan fasilitasi pembiayaan pertanian yang

dituangkan dalam Rencana Strategis Direktorat Pembiyaan Pertanian ini, pelaksanaan dan

pengembangan pembiayaan pertanian ke depan dapat diwujudkan dengan lebih terencana

dan terarah sehingga penyediaan dan pemanfaatan sumber-sumber permodalan/pembiayaan

bagi usaha pertanian dapat mencapai kinerja dan dampak yang optimal bagi petani. Dengan

demikian, peningkatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian, pertumbuhan ekonomi

dan pengurangan angka kemiskinan di perdesaaan, sertapeningkatan pendapatan dan

kesejahteraan petani dapat dicapai. Secara langsung atau tidak langsung, pengembangan

fasilitasi pembiayaan pertanian berkontribusi dan berdampak terhadap swasembada pangan

dan ketahanan pangan nasional.

Page 22: (Review Kedua) RENCANA STRATEGIS - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/RENSTRA DIT.PEMBIAYAAN 2015-2019 REVISI 2.pdf · Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015

19

SASARAN PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN PERTANIAN APBN 2015 - 2019

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

1 Fasilitasi Pembiayaan

Pertanian

Meningkatnya Fasilitasi

Pembiayaan, Pemberdayaan

Kelembagaan, dan Permodalan

Pertanian, Serta Peningkatan

Perlindungan Terhadap Resiko

Gagal Panen Melalui Asuransi

Pertanian

523.7 185.3 174.7 174.7 174.7 1,233.0

Jumlah Pembentukan

LKMA (LKMA)

50 - - - - 0.32 - - - -

Jumlah Layanan

Pembiayaan Pertanian

(Layanan)

0 - 0 45 - - - 45.00

Dukungan Fasilitasi

Pembiayaan Pertanian

(Bln)

- - - - - - - - - - 0.00

Jumlah Luas lahan sawah

yang tercakup dalam

asuransi pertanian (Ha)

1,000,000.0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 144 75 150 225 300 894.00

Jumlah Terbentuk dan

terfasilitasinya Gapoktan

PUAP dengan dana

Stimulus dana Penguatan

Modal Usaha (Gapoktan)

3,000 0 0 0 0 360.00 0 0 0 0 360.00

Jumlah Asuransi Ternak

Sapi (ekor)

20,000 120,000 120,000 120,000 24.0 24.0 24.0 24.0 96.00

TOTAL

ALOKASI

2015-2019

(Rp Miliar)

Program/Kegiatan

PrioritasNo

ALOKASI ANGGARAN (BASELINE)

KEGIATAN

(Milyar Rp)SASARAN INDIKATORT A R G E T