rencana strategis 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/renstra...

77

Upload: lamminh

Post on 18-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan
Page 2: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan
Page 3: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan i Rencana Strategis 2010-2014

RENCANA STRATEGIS 2010-2014

PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Page 4: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan iii Rencana Strategis 2010-2014

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan 2010 – 2014

merupakan dokumen perencanaan kelanjutan dari

Rencana Strategis 2005 – 2009. Penyusunan

dokumen rencana strategis ini mengacu pada

Rencana Strategis Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2010 – 2014

Hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan rencana

strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas pelayanan kepada pengguna hasil penelitian perkebunan

(khususnya petani, pengusaha, pengambil kebijakan dan peneliti)

menjadi indicator kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan.

2. Pencapaian sasaran penelitian dan pengembangan dari setiap

kegiatan menjadi kinerja dari tim pelaksana (penerapan SAKIP)

3. Pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan 4 target sukses

Kementerian Pertanian dan secara sistemik sumberdaya yang

tersedia harus dimanfaatkan secara optimal.

4. Kegiatan pengembangan harus mampu menjembatani

kesenjangan antara peneliti dan pengguna hasil penelitian

Kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyusunan renstra ini diucapkan

terima kasih. Mudah-mudahan rencana strategis ini menjadi

pendorong bagi kemajuan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan pada khususnya dan kemajuan perkebunan Indonesia

secara umum

Bogor, Oktober 2012

Kepala Pusat

Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

Nip. 19581117 198403 1 001

Page 5: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan v Rencana Strategis 2010-2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... .............................................................................

iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. .

v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .........................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

viii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Tujuan Penyusunan Renstra ........................................................ 3

II. KONDISI UMUM

2.1. Organisasi ........................................................................................... 4

2.2. Sumberdaya ( Manusia, Sarana Prasarana, Keuangan) ..... 8

2.3. Tata Kelola .......................................................................................... 14

2.4. Kinerja Litbang 2005 – 2009 ........................................................ 15

III. POTENSI, PERMASALAHAN, DAN IMPLIKASI

3.1 Potensi ................................................................................................. 24

3.2 Permasalahan (tantangan) ........................................................... 29

3.3 Implikasi bagi Puslitbang Perkebunan .................................... 33

IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET

4.1. Visi dan Misi ..……………………………………………………. 38

4.2. Tujuan dan Sasaran ......................................................................... 38

4.3. Target Utama .................................................................................... 40

V. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

5.1. Arah Kebijakan dan strategi Kementerian Pertanian ......... 41

5.2. Arah kebijakan dan Strategi Litbang Pertanian .................... 43

5.3. Arah Kebijakan dan Strategi Puslitbang Perkebunan ........ 47

5.4. Kegiatan dan Strategi Pendanaan ............................................. 48

VI. KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

6.1. Kegiatan .............................................................................................. 51

6.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Perkebunan

TA 2010-2014 ................................................................................... 65

Page 6: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

vi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

VII. PENUTUP ......................................................................................................... 66

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkebunan kelapa sawit di Sukabumi, Jawa Barat .... 2

Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan ............................................... 6

Gambar 3. Unit pelaksana teknis/balai penelitian lingkup

Puslitbang perkebunan (Balittro, Balittas, Balitka

dan Balittri) ................................................................................. 7

Gambar 4. Tujuh komoditas perkebunan mandate Puslitbang

Perkebunan (kelapa sawit, karet, kopi, kakao, teh

dan tebu) ..................................................................................... 8

Gambar 5. Varietas kapas unggul Indonesia ....................................... 16

Gambar 6. Varietas tembakau unggul Indonesia .............................. 17

Gambar 7. Kelapa Dalam unggul Mapanget ....................................... 18

Gambar 8. Varietas jahe unggul Jahira-1 dan Jahira-2 .................... 19

Gambar 9. Varietas temu lawak unggul Cursina-1, Cursina-2

dan Cursina-3 ............................................................................ 19

Gambar 10. Varietas kenaf unggul KR 14 dan KR-15 ......................... 20

Gambar 11. Varietas nilam unggul Tapaktuan, Lhokseumawe

dan Sidikalang ......................................................................... . 21

Gambar 12. Biopestisida dan tanaman serai wangi ............................ 21

Gambar 13. Varietas unggul jarak pagar komposit IP-3P, IP-3M

dan IP 3A ..................................................................................... 22

Gambar 14. Tanaman sagu, kemiri minyak dan aren

merupakan sumber energi alternative ............................. 32

Gambar 15. Perbanyakan benih tebu kultur jaringan ..................... 34

Gambar 16. Limbah tanaman perkebunan (tandan kosong

kelapa sawit, limbah tebu, sabut kelapa) sebagai

sumber energi alternatif ........................................................ 35

Gambar 17. Bibit kelapa Dalam unggul ................................................... 39

Page 7: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan vii Rencana Strategis 2010-2014

Gambar 18. Pelaksanaan bimbingan teknis pestisida nabati

dan jamu ternak di Cangkringan, Sleman,

Yogyakarta .................................................................................. 59

Gambar 19. Pengembangan ternak sapi, pembibitan serai wangi

dan pemasangan ketel untuk penyulingan ................ 61

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan

Menurut Pendidikan Akhir Pada Tahun 2011 ...................... 9

Tabel 2. Jumlah Pegawai Lingkup Puslitbang Perkebunan

Berdasarkan Jabatan Pada Tahun 2011 ................................ 9

Tabel 3. Keragaan Peneliti Berdasarkan Kepakaran/Bidang Ilmu

Lingkup Puslitbang Perkebunan ............................................... 10

Tabel 4. Jenis Laboratorium Lingkup Puslitbang Perkebunan ....... 11

Tabel 5. Keragaan Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang

Perkebunan ........................................................................................ 12

Tabel 6. Keragaan Rumah Kaca Lingkup Puslitbang

Perkebunan ...................................................................................... 13

Tabel 7. Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA. 2005

– 2010 ................................................................................................. 14

Tabel 8. Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA. 2011

– 2012 ................................................................................................. 14

Tabel 9. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Perkebunan

Tahun 2010 – 2014 ........................................................................ 65

Page 8: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

viii Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

DAFTAR LAMPIRAN

1. Target Pembangunan Tahun 2010-2014 Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan – Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian – Kementerian Pertanian

2. Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2010-2014 Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Badan Litbang Pertanian -

Kementerian Pertanian

Page 9: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 1 Rencana Strategis 2010-2014

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian

industrial berkelanjutan yang berdaya saing dan mampu menjamin

ketahanan pangan dan kesejahteraan petani sebagai visi

pembangunan pertanian jangka panjang. Sistem pertanian industrial

adalah suatu sistem yang menerapkan usahatani disertai dengan

koordinasi vertikal dalam satu alur produk melalui mekanisme non-

pasar, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat

dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Ciri-ciri

sistem pertanian industrial mencakup: (1) pengetahuan merupakan

landasan utama dalam pengambilan keputusan, memperkuat intuisi,

kebiasaan, atau tradisi; (2) kemajuan teknologi merupakan alat utama

dalam pemanfaatan sumberdaya; (3) mekanisme pasar merupakan

media utama dalam transaksi barang dan jasa, (4) efisiensi dan

produktivitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumberdaya; (5)

mutu dan keunggulan merupakan orientasi, wacana, sekaligus tujuan;

(6) profesionalisme merupakan karakter yang menonjol; dan (7)

perekayasaan merupakan inti nilai tambah sehingga setiap produk

yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai pertanian industrial yang berkelanjutan,

selama tahun 2005 – 2009, Kementerian Pertanian telah berusaha

mewujudkan pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan

pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian

serta peningkatan kesejahteraan petani. Pembangunan pertanian

pada tahap selanjutnya diarahkan untuk mewujudkan kelembagaan

petani yang kokoh, mandiri, berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi di pedesaan sebagai pengelola pertanian modern. Rencana

Pembangunan Pertanian tersebut, selanjutnya disusun dalam bentuk

Rencana Strategis (Renstra) yang wajib disusun oleh setiap instansi

publik sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Page 10: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Gambar 1. Perkebunan kelapa sawit di Sukabumi, Jawa Barat

Sub sektor perkebunan mempunyai peran yang cukup

strategis dalam (sumbangannya terhadap) peningkatan kesejahteraan

masyarakat Indonesia melalui perannya secara ekonomis,

ekologis dan sosial budaya dalam pembangunan nasional. Secara

ekonomi perkebunan berfungsi meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat serta penguatan struktur ekonomi wilayah

dan nasional melalui sumbangannya terhadap pendapatan petani,

wilayah maupun devisa negara, secara ekologi berfungsi

meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia

oksigen dan penyangga kawasan lindung yang melindungi

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dan secara sosial budaya

berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa, serta sebagai

penyedia lapangan kerja.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbang

Perkebunan) sebagai salah satu Unit kerja Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) yang memiliki

tugas dan fungsi sebagai penghasil teknologi dan kebijakan

khususnya di bidang perkebunan, mendukung visi Kementerian

Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

dengan berupaya secara terus-menerus untuk menghasilkan inovasi

teknologi perkebunan yang dapat diterapkan (aplicable) efektif,

Page 11: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 3 Rencana Strategis 2010-2014

efisien dan berdaya saing untuk dimanfaatkan oleh petani dan

pengguna lain. Berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan

selama tahun 2005 - 2009 telah menghasilkan cukup banyak inovasi

teknologi di bidang perkebunan antara lain dalam peningkatan

biodiversitas dan jumlah bahan tanaman, produktivitas dan mutu

tanaman perkebunan, produk dan teknologi pengolahan hasil

tanaman perkebunan serta sintesis kebijakan. Namun demikian,

masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil yang

telah dicapai dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, seiring

dengan dinamika lingkungan strategis yang selalu berkembang.

1.2. Tujuan Penyusunan Renstra

Perencanaan program yang baik akan menjamin keberlanjutan

suatu kegiatan secara berkesinambungan. Perencanaan program

harus dilandasi evaluasi kinerja sebelumnya untuk menentukan hasil

apa yang telah dicapai berdasarkan sasaran yang diinginkan serta

masalah apa yang menjadi kendala sehingga perlu pemecahan

selanjutnya. Rencana pembangunan lima tahun Pusat Penelitian dan

Pegembangan Perkebunan dilandasi oleh misi, visi dan sasaran yang

telah ditetapkan dikaitkan arah kebijakan dan tuntutan keadaan serta

dinamika perubahan lingkungan strategis dengan

mempertimbangkan hasil evaluasi kinerja sebelumnya. Teknis

penyusunan Renstra dilakukan dengan memadukan prinsip top down

dan bottom up planning. Artinya dalam prinsip ini harus

memperhatikan arah kebijakan yang telah digariskan oleh Badan

Litbang Pertanian dan kegiatan apa yang sesuai dan ingin dicapai

oleh unit kerja.

Untuk menjaga kesinambungan perencanaan strategis 2005-

2009 dan mengantisipasi perkembangan dan perubahan, baik yang

berasal dari luar atau dari dalam organisasi, maka perlu disusun

perencanaan 2010-2014. Renstra tersebut disusun dengan

mempertimbangkan renstra sebelumnya dengan penyempurnaan

berdasarkan pemikiran-pemikiran baru, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan strategis yang

dinamis, serta dinamika kebutuhan pengguna.

Page 12: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Dokumen Rencana Strategis Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian tahun 2010 – 2014 merupakan acuan bagi (stakeholders

pembangunan perkebunan, terutama) jajaran di lingkup Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan dalam melaksanakan

penelitian dan pengembangan perkebunan sesuai tugas pokok dan

fungsinya masing-masing.

Dokumen Renstra 2010-2014 telah disusun sebagai acuan bagi

Unit Pelaksana Teknis lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan

penelitian untuk periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi,

dan sinergi baik di dalam maupun antar sub-sektor/sektor terkait.

Sehubungan dengan perubahan mandat komoditas maka dilakukan

revisi Renstra 2010-2014.

BAB II. KONDISI UMUM

2.1. Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian

No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Perkebunan adalah

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program,

penelitian dan pengembangan perkebunan, serta pemantauan,

evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta

pemantauan dan evaluasi penelitian dan pengembangan

perkebunan;

b. Pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan

pengembangan perkebunan;

c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan perkebunan; dan

d. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan

Page 13: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 5 Rencana Strategis 2010-2014

Tugas dan fungsi penyusunan kebijakan teknis bertujuan

untuk menghasilkan rumusan kebijakan berdasarkan hasil penelitian

untuk mengembangkan perkebunan. Sedangkan penyusunan

rencana program penelitian dan pengembangan bertujuan untuk

menyiapkan perencanaan penelitian dan pengembangan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang.

Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk menghasilkan

informasi pengetahuan dan (komponen) teknologi yang lebih unggul

dari pada teknologi yang ada, baik dari aspek teknik maupun sosial

ekonomi. Sedangkan tugas dan fungsi pengembangan bertujuan

untuk merakit pengetahuan dan (komponen) teknologi yang

dihasilkan dari penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi

kebijakan dan paket teknologi strategis dalam arti secara teknik

dapat diterapkan, secara ekonomi layak, dan secara sosial dapat

diterima oleh pengguna. Selain itu dalam tugas dan fungsi

pengembangan ini termasuk juga pengembangan komunikasi antar

sesama peneliti dan dengan para pengguna. Adapun pengembangan

komunikasi dilaksanakan melalui berbagai forum, jejaring dan media

baik yang bersifat ilmiah maupun populer.

Secara vertikal Puslitbang Perkebunan termasuk salah satu unit

kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang

Pertanian). Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi,

Puslitbang Perkebunan terdiri atas 1) Bagian Tata Usaha, 2) Bidang

Program dan Evaluasi, 3) Bidang Kerja sama dan Pendayagunaan

Hasil Penelitian, dan 4) Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk tugas

dan fungsi penelitian selain dilaksanakan oleh Kelompok Peneliti di

Puslitbang Perkebunan, juga didukung oleh 4 (empat) Unit Pelaksana

Teknis (UPT) penelitian berdasarkan jenis tanaman (komoditas) yang

ditangani, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 62-

65/Permentan/OT.140/10/2010 telah ditetapkan tentang organisasi

dan tata kerja Balai Penelitian Tanaman Palma, Balai Penelitian

Tanaman Pemanis dan Serat, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan

Obat dan Balai Penelitian Industri dan Penyegar

Page 14: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

6 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Gambar 2. Struktur Organisasi Pusat Penelitian dan PengembanganPerkebunan

Tugas Balittro, Balittas, Balit Palma, dan Balittri adalah

melaksanakan penelitian berturut-turut tanaman rempah dan obat ;

kopi, kakao, karet, teh; pemanis dan serat, kelapa dan palma lain;

serta minyak industri. Masing-masing Balai Komoditas tersebut

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, dan

pemanfaatan plasma nutfah;

b. Pelaksanaan penelitian agronomi, fisiologi, ekologi, entomologi,

dan fitopatologi;

PUSLITBANG PERKEBUNAN

BALITTRI BALIT PALMA BALITTAS BALITTRO

KELOMPOK

FUNGSIONAL

LAINNYA

BAGIAN TATA USAHA

SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN DAN

RUMAH TANGGA

SUBBAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

BIDANG KSPHP

SUBIDANG

KERJASAMA PENELITIAN

SUBBIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL

PENELITIAN

BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI

SUBBIDANG PROGRAM

SUBBIDANG

EVALUASI

Page 15: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 7 Rencana Strategis 2010-2014

c. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi, sistem, dan usaha

agribisnis;

d. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian;

e. Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta

penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Dengan diterbitkannya Permentan tersebut, maka dilingkup

Puslitbang Perkebunan mendapat tambahan untuk melaksanakan

penelitian komoditas-komoditas kelapa sawit, karet, kopi, teh kina

dan tebu

Gambar 3. Unit pelaksana teknis / balai penelitian lingkup Puslitbang

Perkebunan (Balittro, Balittas, Balit Palma, dan Balittri)

Balittro

Balit Palma

Balittri

Balittas

Puslitbangbun

Page 16: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

8 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Kelapa sawit Karet Kopi

Kakao Teh Tebu Kina

Gambar 4. Tujuh komoditas perkebunan mandat Puslitbang Perkebunan

(kelapa sawit, karet, kopi, kakao, teh, dan tebu)

2.2. Sumber Daya (Manusia, Sarana Prasarana, Keuangan)

Sumberdaya Manusia. Untuk menjalankan tugas pokok dan

fungsinya, Puslitbang Perkebunan didukung dengan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang handal dan berkarakter dengan persyaratan

kompetensi tertentu. Kompetensi merupakan persyaratan mutlak

bagi SDM Badan Litbang Pertanian untuk menjamin terselenggaranya

kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. Puslitbang

Perkebunan memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan

kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga handal

dalam melaksanakan program penelitian pertanian. Keragaan sumber

daya manusia Puslitbang Perkebunan pada tahun 2011, disajikan

pada Tabel 1.

Page 17: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 9 Rencana Strategis 2010-2014

Tabel 1. Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan menurut

Pendidikan Akhir pada tahun 2011

Unit

Kerja

S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jumlah

Kantor

Pusat

14 5 20 0 2 4 3 1 40 4 3 96

Balittro 16 18 63 0 3 9 3 0 106 13 28 259

Balittas 11 25 62 0 2 6 0 0 69 17 11 193

Balitpalma 5 17 24 2 2 2 1 0 54 6 5 116

Balittri 3 10 32 0 0 3 0 1 36 4 10 102

Jumlah 49 78 201 2 7 24 7 2 305 34 57 766

Sampai dengan TA 2011 Puslitbang Perkebunan didukung

oleh 766 pegawai yang terdiri dari 49 orang S3, 79 orang S2 dan 201

orang S1, 2 orang D4, 7 orang SM, 24 orang D3, 7 orang D2, 2 orang

D1 serta 396 orang SLTA ke bawah. Berdasarkan jabatannya sumber

daya manusia di lingkungan Puslitbang Perkebunan diklasifikasikan

menjad 6 (enam) yaitu Peneliti, Teknisi Litkayasa, Pranata Komputer,

Pustakawan, Arsiparis, Penunjang Penelitian dan Pejabat Struktural.

Jumlah pegawai berdasarkan jabatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah pegawai lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan

jabatannya pada tahun 2011

No

Unit Kerja

Peneliti

Tek.

Litkayasa

Pranata

Komp

Pustaka

wan

Arsiparis

Penunjang

Penelitian

dan Pejabat

Struktural

Jumlah

1 Kantor

Pusat 19 0 1 4 2 70 96

2 Balittro 78 65 0 4 0 111 258

3 Balittas 61 41 4 4 1 86 197

4 Balitpalma 35 12 0 4 1 86 138

5 Balittri 39 18 0 0 0 45 102

Jumlah 223 136 1 16 4 398 791

Page 18: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

10 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Komposisi tenaga penunjang penelitian dan struktural

berjumlah 308 orang. Jumlah tersebut besar dibandingkan dengan

jumlah tenaga fungsional lingkup Puslitbang Perkebunan (Peneliti,

Teknisi. Litkayasa, Pranata Komputer dan Fungsional lainnya).

Seyogyanya tenaga fungsional, sebagai motor penggerak untuk

mencapai tujuan organisasi lebih besar dibandingkan dengan tenaga

penunjangnya sehingga perencanaan SDM kedepan perlu

mempertimbangkan komposisi tersebut.

Peneliti lingkup Puslitbang Perkebunan berdasarkan

kepakaran/bidang ilmunya pada tahun 2011 dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Keragaan Peneliti berdasarkan Kepakaran/bidang ilmu

lingkup Puslitbang Perkebunan

No Bidang Keahlian Kantor

Pusat Balittro Balittas Balitpalma Balittri

1 Budidaya Tanaman 6 21 13 8 13

2 Ekonomi Pertanian 1 5 2 3 3

3 Fisiologi Tanaman 3 1 1

4 Hama Dan Penyakit

Tanaman 6 24 17 8 7

5 Pemuliaan dan

Genetika Tanaman 1 19 19 10 11

6 Teknologi Pasca

Panen dan Mekanisasi

Pertanian 2 3 7 6 3

7 Sistem Usaha

Pertanian 1

8 Ekonomi Sumberdaya 1

9 Bakteriologi 1

10 Bioteknologi Pertanian 1

11 Kesuburan Tanah dan

Biologi Tanaman 1 1

12 Kimia Analitik lainnya 1

Jumlah 17 82 60 37 40

Page 19: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 11 Rencana Strategis 2010-2014

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya,

Puslitbang Perkebunan didukung dengan sarana dan prasarana yang

memadai. Sarana yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai lembaga penelitian adalah Kebun Percobaan,

Laboratorium dan Rumah Kaca

Laboratorium. Puslitbang Perkebunan mengelola 26

laboratorium seperti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Laboratorium lingkup Puslitbang Perkebunan

No Jenis Laboratorium Balittro Balittri Balittas Balitpalma Jumlah

1 Biotek/Kuljar 1 1 2

2 Pemuliaan 1 1 1 1 4

3 Ekofisiologi 1 1 1 3

4 Hama 1 1 1 3

5 Penyakit 1 1 1 1 3

6 Perbenihan 1 1 0

7 Lab Uji 1 1 1

8 Fisiologi hasil 1 1 2

12 Parasitoid dan Predator 1 1

13 Patologi Serangga 1 1

15 Tanah/Tanaman 1 1

16 Toksikologi 1 1

JUMLAH 7 5 9 5 26

Laboratorium lingkup Puslitbangbun yang sudah mendapat

akreditasi ada 2 (dua) dan 2 (dua) laboratorium masih dalam proses

akreditasi. Laboratorium Perbenihan dan Lab Uji yang dikelola oleh

Balittro mendapatkan akreditasi pada tahun 2010. Laboratorium

Penyakit yang dikelola Balittro dan Lab Benih yang dikelola oleh

Balittas telah diusulkan proses akreditasinya sejak tahun 2009.

Kebun Percobaan. Kebun percobaan lingkup Puslitbang

Perkebunan tersebar di 18 lokasi dengan luas total 778,93 Ha. Daya

dukung dan pemanfaatan Kebun Percobaan disajikan pada Tabel 5.

Page 20: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

12 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Tabel 5. Keragaan Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Perkebunan

No Satker/Lokasi KP Luas (Ha)

BALITTRO

1 KP. Cimanggu & Cibinong 44,63

2 KP. Manoko 20

3 KP. Sukamulya 48,56

4 KP. Laing 75

5 KP. Cicurug 9,51

6 KP.Cikampek 14,9

BALITTRI

7 KP. Pakuwon 159,6

8 KP. Gunung Putri 6,74

9 KP. Cahaya Negeri 30

BALITTAS

10 KP. Asembagus 40,07

11 KP. Muktiharjo 95,16

12 KP. Sumberrejo 26,51

13 KP. Karangploso 24,65

14 KP. Pasirian 7,88

BALITPALMA

15 KP. Paniki 40

16 KP. Mapanget 47,6

17 KP. Kima atas 60,4

18 KP. Kayuwatu 26,7

Luas Kebun Percobaan di lingkup Puslitbang Perkebunan

sangat beragam berkisar antara 6,74 Ha – 159,6 Ha. Balittro

mengelola 155,88 Ha, Balittri mengelola 253,06 Ha, Balittas

mengelola 194,27 Ha dan Balitpalma mengelola 174,7 Ha. KP yang

terluas adalah KP. Pakuwon yang dikelola oleh Balittri, Kebun

Percobaan yang memiliki luasan terendah luasannya adalah KP.

Cicurug yang dikelola oleh Balittro.

Rumah Kaca. Rumah kaca sebagai fasilitas pendukung

kegiatan penelitian di lingkup Puslitbang Perkebunan sebanyak 13

buah. Daya dukung secara kualitatif dan kuantitatif serta status

Rumah Kaca tersebut tercantum dalam Tabel 6.

Page 21: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 13 Rencana Strategis 2010-2014

Rumah Kaca lingkup Balittro secara umum mempunyai daya

dukung yang cukup optimal sedangkan rumah kaca Ekofisiologi

masih perlu ditingkatkan daya dukungnya. Rumah Kaca lingkup

Balittri secara umum kurang optimal karena rumah kaca tersebut

baru dibangun 3 tahun yang lalu. Rumah Kaca lingkup Balittas

merupakan rumah kaca yang optimal daya dukungnya. Rumah Kaca

lingkup Balit Palma secara umum kurang optimal dan perlu

ditingkatkan daya dukungnya.

Tabel 6. Keragaan Rumah Kaca lingkup Puslitbang Perkebunan

No Satker/Rumah Kaca Daya Dukung Kualitatif

BALITTRO

1 Pemuliaan Cukup

2 Ekofisiologi Kurang

3 Hama Cukup

4 Penyakit Cukup

BALITTRI

1 Rumah Kaca Kurang

BALITTAS

1 Pemuliaan Optimal

2 Ekofisiologi Optimal

3 Hama Optimal

4 Penyakit Optimal

BALITPALMA

1 Pemuliaan Kurang

2 Ekofisiologi Kurang

3 Hama Kurang

4 Penyakit Kurang

Sumber Daya Keuangan. Anggaran pembangunan Badan

Litbang Pertanian terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini

menunjukkan adanya dukungan positif pemerintah terhadap

kegiatan litbang yang dituntut untuk menghasilkan inovasi teknologi

yang lebih berorientasi pasar dan berdaya saing. Namun demikian,

masih diperlukan dukungan pendanaan yang lebih besar untuk

peningkatan hasil penelitian berupa inovasi teknologi dan varietas

unggul berdaya saing yang bersifat public domain (untuk

kepentingan petani). Perkembangan penganggaran lingkup

Page 22: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

14 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Puslitbang Perkebunan delapan tahun terakhir seperti terlihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA 2005 – 2010

Tahun

Anggaran

Jenis Belanja Total

pegawai Barang Modal

2005 28,556 14,932 4,800 48,288

2006 31,796 20,876 11,058 63,731

2007 35,988 28,038 9,192 73,218

2008 37,943 25,868 2,870 66,680

2009 43,366 17,822 10,214 71,402

2010 36,908 47,271 18,635 102,814

Tabel. 8 Keragaan Anggaran Puslitbang Perkebunan TA. 2011-2012

Tahun

Anggaran

Jenis Belanja

Total Pegawai Operasional

Non

Operasional Modal

2011 39,830,02 6.867,48 34.772 3.610,34 85.080,00

2012 43,629,68 8.320,00 41.038 5.271,13 98.259,60

2.3. Tata Kelola

Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran

sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-

Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi pembangunan

mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan

kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan

spirit yang berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran

yang terintegrasi perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja

yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified budgeting, performance

based budgeting, dan medium term expenditure frame work.

Untuk menjamin tercapainya good governance di UK/UPT

lingkup Puslitbang Perkebunan, pelaksanaan program dan anggaran

dikawal dengan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di

setiap UK/UPT. Langkah-langkah operasional penerapan SPI, yaitu: (1)

Page 23: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 15 Rencana Strategis 2010-2014

Pembentukan Satuan Pelaksana (Satlak); (2) Penyusunan Petunjuk

Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan SPI; (3) Pelaksanaan

Penilaian Pelaksanaan SPI; dan (4) Penyusunan Laporan Pelaksanaan

SPI.

Untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan

program dan anggaran Puslitbang Perkebunan dilakukan Monitoring

dan Evaluasi secara berkala dan terus menerus. Monitoring ditujukan

untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang telah

dicapai dari setiap program yang dituangkan di dalam Renstra

beserta turunannya (RKT, PK). Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya

perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan

terhadap pelaksanan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai dan memanfaatkan sumber daya secara efektif

dan efisien. Dokumen pelaksanaan Monev dituangkan dalam LAKIP,

SIMMONEV dan Laporan Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah

operasional program Monev 2010-2014 mencakup: (1) Menyiapkan

Pedoman Umum, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis

(Juknis) Monev yang disusun secara berjenjang sampai tingkat UPT,

(2) Melaksanakan monev secara reguler dan berjenjang, dan (3)

Mengevaluasi capaian sasaran Renstra setiap tahun. Selain itu untuk

mengukur Indikator Kinerja Utama (IKU), Puslitbang Perkebunan

mengharuskan setiap UK/UPT menyusun Laporan Pencapaian IKU

yang berisi uraian kegiatan utama serta target dan realisasi

pencapaian sasarannya secara reguler pada setiap triwulan.

2.4. Kinerja Litbang 2005-2009

Dalam periode 2005 - 2009, berbagai inovasi teknologi telah

dihasilkan untuk menjawab tantangan dalam pembangunan

pertanian, meliputi inovasi teknologi terkait komoditas Tanaman

Obat dan Aromatik, Rempah dan Industri lain, Tanaman

Tembakau dan Serat, serta tanaman Kelapa dan Palma lain. Selain

dalam bentuk inovasi teknologi juga dihasilkan dalam bentuk produk

komoditas perkebunan yang dihasilkan dari kegiatan penelitian

meliputi benih, varietas unggul baru, prototipe alat pengolah hasil

tanaman dan formula. Sebagian hasil penelitian tersebut telah

disebarluaskan dan diadopsi petani/pengguna melalui kegiatan

diseminasi dan kerjasama. Kinerja litbang Perkebunan 2005-2009

Page 24: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

16 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

telah dibuat dlam bentuk success story dan lesson learn 2005-2009

terkait kegiatan penelitian, kerjasama, diseminasi dan manajemen.

Diharapkan keberhasilan yang telah dicapai selama kurun waktu

2005-2009 tersebut dapat ditindak lanjuti melalui rencana kegiatan

2010-2014 yang sistematis dan terkoordinir meliputi kegiatan

peneltian, diseminasi, kerjasama dan juga managemen SDM, aset dan

keuangan.

Hasil penelitian unggulan yang telah dicapai Puslitbang

Perkebunan dalam kurun 2005-2009 antara lain:

Kapas. Penelitian perbaikan varietas pada kapas merupakan salah

satu dari sedikit komoditas yang memiliki program pemuliaan secara

berkesinambungan sehingga berhasil dilepas varietas Kapas

Indonesia (Kanesia)-10 yang selanjutnya disusul dengan seri varietas

Kanesia hingga no 15, Kapas ISA 205A. Produktivitas varietas 3 – 4

ton mulai dicapai pada seri Kanesia-8. Dalam kurun waktu yang sama

telah diidentifikasi lahan-lahan yang potensial untuk pengembangan

kapas dengan persyaratan yang harus dipenuhi dan telah dihasilkan

paket teknologi pengendalian OPT yang lebih ramah lingkungan

tetapi tetap efektif dan efisien. Diidentifikasi sekitar 300.000 ha lahan

tergolong sangat sesuai dan 1,5 juta ha sesuai untuk kapas di NTT,

NTB, Jatim, Sulsel, dan Jateng.

Kanesia-14

Gambar 5. Varietas kapas unggul Indonesia

Page 25: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 17 Rencana Strategis 2010-2014

Tembakau. Selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 telah

dihasilkan berbagai varietas tembakau unggul seperti tembakau

Temanggung yang tahan penyakit layu bakteri (Kemloko 2 dan

Kemloko 3); varietas unggul tembakau Boyolali Asepan (Grompol

Jatim 1); tembakau Yogyakarta (Bligon 1) dan tembakau Kasturi

(Kasturi 1 dan Kasturi 2). Salah satu strategi menghadapi isu

kesehatan dilakukan pendekatan perakitan varietas tembakau

berkadar nikotin rendah.

Grompol Jatim 1

Gambar 6. Varietas Tembakau Unggul Indonesia

Kelapa. Balitpalma telah melepas sebanyak 17 varietas kelapa, terdiri

dari 7 varietas kelapa Dalam, 4 varietas kelapa Genjah dan 2 varietas

kelapa Hibrida dan 4 kelapa unggul lokal. Potensi produksi varietas

Kelapa Dalam tersebut bervariasi antara 2,8 – 4 ton kopra ha/thn,

tergantung kondisi agroekosistemnya dengan kadar minyak 63-69%

dan tahan terhadap penyakit busuk pucuk. Untuk mengendalikan

hama Brontispa telah dirakit formula pestisida biologis yang ramah

lingkungan berupa parasitoid pupa Tetrastichus brontispae dan

cendawan entomopatogen Metarhizium anisopliae var. anisopliae.

Teknik aplikasinya sudah didesiminasikan melalui kerja sama dengan

Dinas daerah setempat dalam bentuk pendampingan dan pelatihan

untuk produksi biopestisida tersebut dan telah diadopsi oleh petani

di Sulawesi Tengah, NTT, dan Riau. Dalam upaya pengendalian hama

Sexava di Indonesia bagian Timur terutama di Kepulauan Sangihe

Page 26: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

18 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Talaud Sulawesi Utara, Maluku dan Papua telah dirakit paket

teknologi pengendalian hama secara terpadu (PHT) yang lebih ramah

lingkungan tetapi tetap efektif. Komponen teknologi PHT ini meliputi

cara mekanis, kultur teknis, hayati dan jika terpaksa kimiawi.

Gambar 7. Kelapa Dalam unggul Mapanget

Tanaman Obat

Kencur dan kunyit telah berhasil dilepas dan didaftarkan ke

PVT, varietas unggul tanaman kencur dengan nama Galesia 1, 2 dan

3 dengan produksi 7-16 ton/ha dan kandungan minyak atsiri 2,1-

6,6%. Disamping itu juga telah dilepas varietas unggul Kunyit

dengan nama Turina 1, 2 dan 3 berproduksi 500-3.500 gr/rumpun

dengan kandungan curcumin 8,4 – 10%.

Jahe. Penelitian jahe telah merumuskan protokol untuk

memperoduksi benih jahe sehat bebas penyakit. Dengan demikian,

permasalahan penyediaan benih sehat diharapkan dapat dipecahkan.

Selain itu, untuk menghindari serangan penyakit layu bakteri,

teknologi anjuran Puslitbangbun, seperti teknik pemilihan benih

sehat dan penentuan lokasi, telah banyak diterapkan petani di sentra

Page 27: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 19 Rencana Strategis 2010-2014

produksi jahe. Varietas unggul jahe yang dihasilkan adalah jahe

merah dengan nama Jahira 1 dan Jahira 2 dengan produksi 12 – 13

ton/ha, mempunyai kandungan minyak atsiri 3,4 dan 2,9%.

Jahira-1 Jahira-2

Gambar 8. Varietas jahe unggul jahira1 dan Jahira 2

Temulawak. Tiga varietas temulawak (Cursina-1, Cursina-2 dan

Cursina-3) telah dilepas dengan potensi produksi antara 25-30

ton/ha, sedangkan produktivitas rata-rata nasional adalah 17,5

ton/ha. Salah satu keunggulan dari ketiga varietas ini adalah kadar

kurkuminoid tinggi (4,6-5,2%) dan kadar gingerol sebesar 0,8-1,0%.

Kurkuminoid dan gingerol adalah komponen utama yang

menentukan kualitas temulawak.

Cursina-1 Cursina-2 Cursina-3

Gambar 9. Varietas unggul Temu lawak Cursina 1, Cursina 2, dan Cursina 3

Page 28: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

20 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Kenaf. Varietas unggul kenaf yang telah dihasilkan yaitu: KR 14 dan

KR 15 (potensial untuk lahan Podsolik Merah Kuning dan moderat

tahan alumunium pada pH rendah), dengan produktivitas 3 ton per

ha per tahun. Saat ini serat kenaf selain untuk kertas bermutu tinggi,

juga diminati industri bernilai tinggi, seperti : geo-textile, fiberboard

dan particle board , juga telah dilakukan penelitian eksplorasi serat

alam, perakitan varietas kenaf berumur genjah, tahan kering,

produktivitas tinggi, dan proses retting yang bermutu.

KR-14 KR-15

Gambar 10. Varietas kenaf unggul KR 14 dan KR 15

Minyak Atsiri. Tiga varietas unggul nilam yang telah dilepas pada

tahun 2005 yaitu Tapak Tuan, Lhokseumawe, dan Sidikalang dengan

potensi produksi sebesar 375 kg, 355 kg, dan 315 kg/ha/tahun yang

jauh di atas rata-rata produksi nasional sebelum tahun 2004 yang

hanya mencapai 199 kg/ha/tahun. Kadar patchouli alkohol dari ketiga

varietas unggul tersebut di atas standar nasional Indonesia (SNI) yaitu

berturut-turut sebesar 33,3%, 32,6%, dan 33%. Benih bermutu

(varietas unggul) tersebut telah menyebar ke para petani, penangkar,

dan pengusaha nilam hampir ke seluruh wilayah Indonesia.

Page 29: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 21 Rencana Strategis 2010-2014

Tapaktuan Lhokseumawe Sidikalang

Gambar 11. Varietas nilam unggul, Tapaktuan, Lhokseumawe, Sidikalang

Seraiwangi. Telah dihasilkan biopestida yang berbahan baku

seraiwangi yaitu CS (Cengkeh dan Seraiwangi), sabun kesehatan

seraiwangi, dan bioaditif seraiwangi yang mampu meningkatkan

oktan dan efisiensi bahan bakar bensin dan solar. Limbah

penyulingan seraiwangi yang dihasilkan oleh para penyuling ternyata

mengandung nutrisi yang cukup baik untuk diolah sebagai pakan

ternak besar. Adanya campuran pakan ternak dengan limbah

seraiwangi telah menghasilkan kotoran ternak yang kurang berbau

jika dibandingkan kotoran ternak yang memakan pakan yang tidak

dicampur limbah penyulingan seraiwangi

Gambar 12. Biopestisida dan tanaman seraiwangi

Page 30: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

22 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Jambu Mete. Tiga varietas spesifik lokasi yang telah dilepas adalah

Meteor, MPE -1 dan MPF -1 dengan produktivitas lebih tinggi dari

sebelumnya. Tiga varietas ini telah berkembang di Sulawesi

Tenggara, Ende dan Flores. Perbanyakan bibit atau peremajaan

dapat dilakukan melalui grafting dengan entres varietas unggul

dengan keberhasilan > 80%. Selain itu perbanyakan lebih cepat dapat

digunakan teknologi kultur jaringan. Puslitbangbun telah

mengembangkan pengandalian hama terpadu untuk hama Helopeltis

yang meliputi komponen Early Warning System, pemangkasan,

penggunaan pestisida nabati/kimia, dan sanitasi. Penggunaan

keempatnya dapat menurunkan kerusakan > 30%.

Jarak Pagar. Puslitbang perkebunan telah melakukan eksplorasi dan

seleksi bahan tanaman jarak pagar dari berbagai agroekosistem serta

menyusun Peta Kesesuaian Lahan untuk komoditas jarak pagar.

Eksplorasi plasma nutfah jarak pagar berhasil mengoleksi 461 nomor

di tiga agroekosistem, yaitu beriklim basah di KP Pakuwon, sedang di

KP Muktiharjo, dan kering di KP Asembagus. Melalui proses seleksi

berkelanjutan, didapatkan populasi komposit yang diperbaiki

(Improved Population = IP) berturut-turut IP-1 P, IP-1 M, IP-1A, pada

akhir tahun 2006 untuk daerah beriklim basah, sedang, dan kering

disusul oleh seri IP-2P, IP-2M, dan IP-2 A tahun 2007 serta IP-3P, IP-

3 M, dan IP-3 A pada akhir tahun 2008. Peta kesesuaian lahan dan

iklim untuk jarak pagar skala 1: 1.000.000 diterbitkan tahun 2006

sebagai acuan indikatif untuk pengembangan jarak pagar.

IP-3 P IP-3 M IP-3 A

Gambar 13. Varietas unggul jarak pagar komposit IP-3P, IP-3M

dan IP 3A

Page 31: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 23 Rencana Strategis 2010-2014

Lada. Hasil penelitian selama lima tahun telah diperoleh beberapa

nomor hibrida yang dinilai tahan terhadap penyakit BPB dengan

target produktivitas 6 ton/ha/thn. Nomor-nomor tersebut adalah LH

36-37; LH 51-1; LH36-1; LH 37 16; LH 20-4 dan LH 24-1. Produktivitas

lebih tinggi dibandingkan dengan induknya yaitu 4 ton/ha/thn.

Teknik perbanyakan benih yang cepat dan homogen telah diperoleh

melalui kultur jaringan yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.

Pemanfaatan lahan bekas tambang timah di Bangka Belitung

untuk pengembangan tanaman lada sudah dapat dilakukan sehingga

persaingan lahan dengan komoditas lain dapat dihindarkan.

Permasalahan penyakit virus pada lada sudah dapat ditanggulangi

dengan biopestisida yang sudah diformulasikan. Sedangkan untuk

diverifikasi produk telah dikembangkan lada hijau yang bermutu

tinggi dan lada putih yang bersifat higienis melalui bleaching.

Rekomendasi Kebijakan. Hasil-hasil analisis kebijakan yang

dihasilkan Puslitbang Perkebunan dalam TA 2005 -2009 adalah

sebagai berikut: (1) Rekomendasi kebijakan kapas dan tembakau, (2)

Rekomendasi kebijakan penelitian jarak pagar dan BBN, (3)

Rekomendasi kebijakan kelapa dan tanaman obat. (4) Rekomendasi

kebijakan lada. (5) Saran kebijakan perkebunan menanggapi

kenaikan harga minyak goreng. (6) Alternatif kebijakan

pengembangan jarak pagar. (7) Saran kebijakan pengembangan

agribisnis kapas.

Page 32: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

24 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

BAB III. POTENSI, PERMASALAHAN, DAN IMPLIKASI

Pasar hasil perkebunan, ke depan akan mengalami perubahan

fundamental di sisi permintaan karena adanya perubahan lingkungan

strategis domestik maupun internasional. Hal ini disebabkan kondisi

permintaan melebihi sisi penawaran karena semakin intensifnya

proses industrialisasi di berbagai negara dan peningkatan jumlah

penduduk. Beberapa tahun ke depan harga produk perkebunan

diperkirakan akan semakin tinggi. Terkait dengan dinamika

perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional

tersebut perlu dicermati berbagai aspek terkait dengan potensi

(kekuatan dan peluang) maupun permasalahan/kelemahan. Implikasi

yang dihadapi sektor perkebunan khususnya yang terkait dengan

penelitian dan pengembangan perkebunan agar mampu

merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan secara lebih

kontekstual.

3.1. Potensi

3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk, Permintaan Pangan

Beberapa negara Asia seperti Cina, India dan Indonesia, akhir

akhir ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat

melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.

Pertumbuhan sektor perkebunan berkontribusi terhadap ekonomi

Indonesia sebesar 3,57% per tahun selama periode 2005 - 2009.

Pertumbuhan ekonomi tersebut berkontribusi pada keberhasilan

mengurangi kemiskinan dan kelaparan. Penduduk miskin di

Indonesia pada tahun 1999 mencapai 48 juta jiwa (23,43%), menurun

menjadi 37,3 juta jiwa (17,42%) pada tahun 2003, 36,1 juta jiwa

(16,66%) pada tahun 2004 dan terus berkurang menjadi 32,5 juta jiwa

(14,15%) pada tahun 2009.

Pertumbuhan penduduk Indonesia lima tahun terakhir rata-rata

1,27%/tahun dengan jumlah penduduk saat ini 237 juta jiwa. Dinamika

pertumbuhan penduduk Indonesia tersebut ditinjau dari kualitas, pasar

tenaga kerja, tingkat pendidikan, mobilitas, dan aspek jender tentu

Page 33: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 25 Rencana Strategis 2010-2014

akan sangat berpengaruh terhadap keragaan pembangunan pertanian

di masa mendatang. Peningkatan jumlah penduduk berkaitan dengan

ketersediaan tenaga kerja disatu sisi tetapi disisi lain meningkatnya

tekanan permintaan terhadap lahan untuk penggunaan non-pertanian.

Dinamika pertumbuhan penduduk dan pendapatan masyarakat

Indonesia yang diperkirakan terjadi dalam lima tahun ke depan,

berpotensi menciptakan peluang pasar yang besar bagi produk

perkebunan tertentu seperti minyak goreng, gula dan kakao.

3.1.2. Keanekaragaman Hayati dan Agroekosistem

Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah

(mega biodiversity), termasuk plasma nutfah. Bio-diversity darat

Indonesia terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, sedangkan bila

termasuk kelautan maka Indonesia nomor satu dunia. Keaneka

ragaman hayati yang didukung dengan sebaran kondisi geografis,

berupa dataran rendah dan tinggi serta iklim yang sesuai berupa

limpahan sinar matahari, intesitas curah hujan yang hampir merata

sepanjang tahun di sebagian wilayah, serta keaneka ragaman jenis

tanah memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis tanaman daerah

tropis maupun komoditas introduksi dari daerah sub topis secara

merata sepanjang tahun di Indonesia.

Aneka ragam dan besarnya jumlah plasma nutfah tanaman

yang sudah beradaptasi dengan iklim tropis merupakan sumber

materi genetik yang dapat direkayasa untuk menghasilkan varietas

dan klon tanaman unggul. Hal ini dapat dilihat dengan beragamnya

jenis komoditas perkebunan seperti tanaman obat, tanaman atsiri,

tanaman indutri, tanaman serat, tanaman palma dan tananam

penghasil BBN yang sudah sejak lama diusahakan sebagai sumber

pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, dalam pembangunan

perkebunan perlu kebijakan untuk perlindungan dan tata aturan

pemanfaatan keanegaragaman hayati tersebut.

Page 34: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

26 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

3.1.3. AFTA dan ACFTA

Sejalan dengan era globalisasi dan pemberlakuan pasar bebas

ASEAN (AFTA) dan ASEAN-China (ACFTA), produk pertanian

Indonesia, baik mentah maupun olahan, seperti minyak sawit dan

turunannya, karet olahan, biji kakao, tanaman rempah, tanaman atsiri,

tanaman obat, tanaman kelapa dan lainnya berpeluang untuk

dipasarkan ke pasar ASEAN dan China. Apabila peluang pasar dalam

dan luar negeri dapat dimanfaatkan dengan meningkatkan daya

saing berbasis pada keunggulan komparatif dan kompetitif, maka

hal ini akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi hasil

perkebunan Indonesia. China, Malaysia dan Singapura merupakan

pasar utama Indonesia dalam ekspor hasil perkebunan di atas.

Indonesia perlu mengantisipasi kemungkinan penurunan

harga di pasar global dengan diliberalisasikannya perdagangan

bilateral, hal ini akan memberikan peluang untuk merebut pasar

sekaligus bisa menjadi ancaman tersendiri. Implikasinya, dibutuhkan

kebijakan yang komprehensif dan konsisten dalam sistem

pengembangan komoditas ekspor.

3.1.4. Ketersediaan Sumber Energi Nabati

Saat ini, bahan bakar fosil (fossil fuel) masih menjadi tumpuan

utama sumber energi tak terbarukan, yaitu minyak bumi, batubara

dan gas alam. Dalam pemanfaatannya, di Indonesia selama ini telah

terjadi eksploitasi sangat masif yang telah mengakibatkan Indonesia

dalam waktu dekat akan mengalami krisis energi akibat habisnya

cadangan sumber-sumber energi tersebut. Indonesia akan menjadi

net-importer minyak bumi kecuali jika ditemukan cadangan minyak

baru.

Selain itu, sumber energi fosil mengakibatkan pencemaran

udara yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit energi tersebut,

seperti gas sulfur dioksida (SO2) dan gas-gas rumah kaca (GRK),

seperti karbon dioksida (CO2). Banyak penelitian menyebutkan bahwa

GRK telah memicu terjadinya pemanasan global. Lebih lanjut,

pemanasan global telah memicu terjadinya perubahan iklim (climate

change) yang berdampak pada gangguan di sektor pertanian.

Page 35: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 27 Rencana Strategis 2010-2014

Meningkatnya kelangkaan dan energi fosil pemanasan global

akibat konsumsi energi fosil telah mendorong banyak negara untuk

mensubstitusi atau mengurangi pemafaatan energi fosil dengan

energi dari tanaman perkebunan. Tebu, sagu dan aren digunakan

untuk memproduksi etanol, sedangkan minyak sawit, minyak kanola,

jarak pagar, kelapa dan kemiri minyak sebagai bahan baku biodiesel.

Indonesia juga telah menyusun road map penggunaan etanol dan

biodiesel untuk keperluan transportasi, industri manufaktur, dan

pembangkit tenaga listrik. Dengan tersusunnya road map ini tentunya

akan mempengaruhi kebijakan dalam pembangunan pertanian dalam

kaitannya dengan penyediaan bahan bakar nabati (bio-fuel)

3.1.5. Kebijakan Otonomi Daerah

Seiring dengan pelaksanaan era otonomi daerah melalui

diterapkannya UU No.32 tahun 2004 sebagai pengganti UU No. 22

tahun 2000 tentang Otonomi Daerah, telah terjadi beberapa

perubahan penting yang berkaitan dengan peran pemerintah pusat

dan daerah. Pada sektor pertanian, peran pemerintah yang

sebelumnya sangat dominan, saat ini berubah menjadi fasilitator,

stimulator atau promotor pembangunan perkebunan. Pembangunan

perkebunan pada era otonomi daerah akan lebih mengandalkan

kreativitas masyarakat di setiap daerah. Selain itu, proses perumusan

kebijakan juga akan berubah dari pola top-down dan sentralistik

menjadi pola bottom-up dan desentralistik. Perencanaan dan

pelaksanaan program pembangunan akan lebih banyak dilakukan

oleh pemerintah daerah. Pemerintah pusat hanya akan menangani

aspek-aspek pembangunan pertanian yang bernilai strategis.

3.1.6. Posisi dan Jejaring Puslitbang Perkebunan

Saat ini sudah banyak tersedia paket teknologi tepat guna

hasil litbang perkebunan yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk

meningkatkan produktifitas, kualitas dan kapasitas produksi aneka

produk perkebunan. Berbagai varietas dan klon berdaya produksi

tinggi; teknologi produksi, aneka teknologi budidaya, pasca panen

dan pengolahan hasil perkebunan sudah cukup banyak dihasilkan

Page 36: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

28 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

para peneliti di lembaga penelitian maupun yang dihasilkan oleh

masyarakat petani.

Dalam struktur organisasi, Puslitbang Perkebunan memiliki 4

Balai Penelitian dan 18 kebun percobaan. Jejaring kerja merupakan

hal yang mutlak diperlukan bagi suatu lembaga penelitian. Jejaring

kerja ini bermanfaat untuk optimalisasi penggunaan sumberdaya,

menghindari tumpang-tindih penelitian, meningkatkan kualitas

penelitian dan mengefektifkan diseminasi hasil penelitian. Saat ini

Puslitbang Perkebunan memiliki jejaring kerja yang cukup luas baik

nasional maupun internasional. Secara nasional telah terbentuk

konsorsium penelitian untuk beberapa komoditas dan bidang

masalah yang melibatkan beberapa lembaga penelitian di bawah

koordinasi Kementerian Ristek (LIPI, BATAN, BPPT) dan beberapa

perguruan tinggi. Untuk mengefektifkan diseminasi telah terbentuk

pula jejaring kerja dengan pemerintah daerah, pihak swasta dan

instansi pengambil kebijakan baik dalam lingkup kementerian

maupun di luar Kementerian Pertanian.

3.1.7. Dukungan Pendanaan

Sebagai lembaga negara di bawah naungan Badan Litbang

Pertanian, pembiayaan penelitian dan pengembangan Puslitbang

Perkebunan bersumber dari APBN yang dituangkan dalam DIPA.

Kepastian adanya pembiayaan ini merupakan landasan yang kuat

bagi Puslitbang Perkebunan untuk menjalankan tugas pokok dan

fungsinya. Walaupun masih relatif kecil, jumlah dana yang

dialokasikan ke Puslitbang Perkebunan secara nominal cenderung

naik dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, anggaran Puslitbang

Perkebunan pada tahun 2005 sebesar Rp. 48,288 milyar pada tahun

2009 naik menjadi Rp. 71,482 milyar.

Dalam hal penggalian sumber dana lain di luar APBN,

paradigma baru yang timbul akibat penerapan UU No. 18/2002,

adalah: (a) kerjasama penelitian dan pengembangan antara lembaga

tingkat pusat dan lembaga tingkat daerah digalakkan; (b) kerjasama

penelitian dan pengembangan antara lembaga publik dan lembaga

swasta dirangsang; (c) kerjasama penelitian dan pengembangan

Page 37: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 29 Rencana Strategis 2010-2014

antara lembaga nasional dan internasional diberi peluang lebih besar.

Dampak positif dari kerjasama tersebut antara lain adalah adanya

sumber pendanaan di luar APBN yang apabila dapat dikelola dengan

baik secara mandiri dapat memberikan dorongan bagi

perkembangan litbang perkebunan. Namun demikian, penerapan UU

No. 18/2002 khususnya dalam hal pemanfaatan secara langsung

pendapatan dari hasil komersialisasi teknologi masih perlu

diperjuangkan.

3.2. Permasalahan (tantangan)

3.2.1. Sumber Daya dan Pemanfaatan Hasil Penelitian

Pada tahun 2009 Puslitbang Perkebunan memliki pegawai

sebanyak 826 orang, terdiri atas 347 orang (42%) tenaga fungsional

dan 479 orang (58%) tenaga administrasi dan pejabat struktural.

Jumlah tenaga fungsional peneliti adalah 217 orang, dengan

komposisi S3, S2 dan S1, masing-masing 375 orang (4.55%), 1.091

orang (13.27%), dan 1.797 orang (21.84%). Komposisi tersebut untuk

institusi penelitian dan pengembangan berdasarkan tupoksinya

dirasa belum memadai. Berdasarkan hasil kajian critical mass,

kebutuhan tenaga khususnya peneliti sampai dengan tahun 2014

adalah 2.827 orang dengan komposisi S3, S2 dan S1 masing-masing

sebanyak 499, 1.773, dan 1.155 orang. Jumlah peneliti tersebut

adalah sekitar 123% dibanding jumlah peneliti yang ada saat ini.

Upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi komposisi tersebut

adalah melakukan rekruitmen calon peneliti dengan kualifikasi S2 dan

S1 dan melakukan pelatihan jangka panjang melalui program S2 dan

S3.

Sarana penelitian berupa laboratorium berjumlah 26 buah

yang ada di Balai Penelitian pada umumnya digunakan secara

optimal untuk penelitian. Dari 26 laboratorium tersebut, baru 2

laboratorium yang telah terakreditasi berdasarkan ISO 17025: 2005.

Tantangan ke depan adalah peningkatan kompetensi laboratorium

yang belum terakreditasi hingga diperoleh pengakuan internasional

melalui akreditasi. Daya saing ilmiah dan komersial selanjutnya harus

dijadikan sasaran dalam pengembangan laboratorium.

Page 38: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

30 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Sarana penelitian lain berupa kebun percobaan yang ada

seluas 778,9 ha, yang dikelola oleh Balai Penelitian sebagian besar

belum dimanfaatkan secara optimal untuk pelaksanaan penelitian

dan pengembangan. Hanya beberapa kebun percobaan yang sudah

dimanfaatkan secara optimal baik untuk penelitian maupun untuk

pemasalan benih dan sebagai sumber PNBP. Keadaan demikian

terjadi karena berbagai hal yang sulit diatasi seperti, sistem

pengelolaan kebun yang kurang tepat karena SDM yang lemah, dana

pengelolaan kebun yang kurang memadai, peneliti yang kurang

berminat melakukan penelitian di kebun dan faktor lain.

Hasil penelitian berupa paten, lisensi dan lainnya serta

penyaluran hasil penelitian masih berskala nasional dan tingkat

komersialisasinya rendah. Indonesia bahkan menjadi pengguna

paten atau lisensi hasil penelitian dari negara lain. Permasalahan ini

terkait dengan belum kondusifnya sistem hukum yang mengatur

komersialisasi hasil penelitian. Potensi kerugian yang timbul

tentunya sulit diprediksi secara kuantitatif mengingat berbagai faktor

yang mempengaruhi perolehan royalti, antara lain :

1. Kesepakatan besarnya persentase royalti antara Unit Kerja pemilik

HKI dengan industri sebagai penerima lisensi;

2. Nilai ekonomis dari teknologi hasil litbang yang dilisensikan;

3. Kondisi lingkungan strategis seperti : potensi pasar (kebutuhan

dan daya beli), iklim/cuaca, geografis untuk distribusi, dukungan

kelembagaan dan lembaga keuangan dan persaingan industri

baik domestik maupun internasional (teknologi luar).

3.2.2. Sarana dan Kelembagaan Sarana Produksi

Hingga saat ini masih dijumpai adanya senjang (gap) antara

produktivitas dan mutu hasil penelitian dengan produktivitas di

tingkat petani. Akar masalah yang utama adalah (a) perbedaan

ketersediaan sarana produksi, seperti benih unggul bermutu; (b)

Perbedaan dalam penguasaan dan penerapan inovasi teknologi; dan

(c) belum berkembangnya kelembagaan pelayanan penyedia sarana

produksi. Keterbatasan sarana seperti misalnya jalan usaha tani akan

Page 39: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 31 Rencana Strategis 2010-2014

berpengaruh secara signifikan terhadap kelancaran arus input dan

output produksi perkebunan yang tentunya akan berpengaruh

terhadap produktivitas perkebunan secara keseluruhan. Keterbatasan

penguasaan inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap

produktivitas dan pendapatan petani. Keterbatasan kelembagaan

sistem usaha tani juga akan berpengaruh terhadap kemudahan

dalam mengakses sumber pembiayaan dan penyaluran/pemasaran

hasil perkebunan.

Dalam pembangunan perkebunan ke depan, senjang tersebut

harus dipersempit melalui pengembangan sarana dan kelembagaan

dan percepatan diseminasi penerapan inovasi teknologi yang

memadai di tingkat usaha tani. Upaya pengembangan harus

dilakukan secara bertahap hingga mencapai kondisi yang optimal.

3.2.3. Perubahan Iklim Global

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir

memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim (climate change)

akibat pemanasan global (global warming) dan pergeseran musim.

Perubahan iklim diyakini akan berdampak luas terhadap berbagai

aspek kehidupan dan sektor pembangunan perkebunan. Indonesia

sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah khatulistiwa

termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, kenaikan suhu

udara dan peningkatan frekuensi kejadian iklim ekstrim adalah

dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perkebunan

merupakan sektor yang mengalami dampak yang serius dan

kompleks akibat perubahan iklim tersebut, yaitu terkait dengan aspek

biofisik dan fisik, serta aspek sosial dan ekonomi.

Dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah terjadinya

penurunan produksi pertanian serta ancaman perubahan

keanekaragaman hayati yang pada akhirnya dapat menjadi penyebab

meningkatnya eksplosi hama dan penyakit tanaman. Kondisi tersebut

dapat berakibat pula pada bergesernya pola dan kalender tanam

serta diperlukannya upaya khusus untuk pemetaan daerah rawan

banjir dan kekeringan. Di pihak lain, kemampuan para petugas

Page 40: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

32 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

lapangan dan petani dalam memahami data dan informasi prakiraan

iklim masih sangat terbatas, sehingga kurang mampu menentukan

awal musim tanam serta melakukan adaptasi terhadap perubahan

iklim.

Tantangan ke depan dalam menyikapi dampak perubahan

iklim global adalah meningkatkan kemampuan petani dan petugas

lapangan dalam melakukan prakiraan iklim serta melakukan langkah

antisipasi dan adaptasi yang diperlukan. Disamping itu, perlu

diciptakan teknologi tepat guna dan berbagai varietas yang memiliki

potensi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) rendah, toleran terhadap

cekaman lingkungan seperti kenaikan suhu, kekeringan, genangan,

hujan berkepanjangan, salinitas dan erupsi gunung berapi.

3.2.5. Kelangkaan Energi Fosil

Kelangkaan sumber energi fosil tersebut memicu kenaikan

harga BBM di pasar internasional hingga antara US$ 80 -100/barel

dan menimbulkan kenaikan biaya produksi. Seperti diketahui, BBM

digunakan di industri pupuk, transportasi, dan industri perkebunan.

Oleh karena itu, kenaikan harga BBM akan menimbulkan kenaikan

biaya produksi usaha perkebunan. Selain itu juga meningkatkan

biaya produksi produk olahan perkebunan yang menggunakan

bahan bakar dari energi fosil. Atas dasar hal tersebut, maka perlu

dikembangkan pemanfaatan energi alternatif terbarukan berbasis

nabati dan pemanfaatan limbah pertanian/perkebunan. Penelitian

dan pengembangan energi alternatif tersebut harus diarahkan untuk

dapat menekan ongkos penggunaan energi secara signifikan dan

meningkatkan pendapatan petani.

Sagu Kemiri Minyak Aren

Gambar 14. Tanaman sagu, kemiri minyak dan aren merupakan

sumber energi alternatif

Page 41: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 33 Rencana Strategis 2010-2014

3.3. Implikasi bagi Puslitbang Perkebunan

3.3.1. Kebijakan Litbang Perkebunan

Implikasi penting bagi Puslitbang Perkebunan adalah perlunya:

(1) meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas lembaga dengan

meningkatkan efektifitas dan efisiensi program, output serta

peningkatan kualitas SDM; (2) meningkatkan penguasaan Iptek

mutakhir dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan

perkebunan serta kemutakhiran teknologi yang dihasilkan, (3)

memperluas jaringan kerjasama penelitian antar lembaga penelitian

nasional secara sinergis dalam rangka pemanfaatan/diseminasi hasil

penelitian. Litbang perkebunan harus fokus pada penciptaan

teknologi benih, teknologi budidaya, teknologi diversifikasi dan

pengolahan untuk peningkatan nilai tambah yang berdaya saing.

Penelitian ditujukan untuk meningkatkan daya saing komoditas

dengan karakteristik yang sesuai keinginan konsumen, baik pasar

domestik, maupun pasar ekspor.

Penelitian kebijakan tetap diperlukan baik dalam rangka

evaluasi kebijakan maupun penyuminyak usulan rekomendasi

kebijakan pembangunan perkebunan yang bersifat responsif dan

antisipatif. Rekomendasi kebijakan mencakup aspek teknologi,

ekonomi, sosial (kelembagaan) dan lingkungan serta fokus pada

upaya untuk mendukung terwujudnya sistem usaha perkebunan

berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal.

3.3.2. Penelitian Tanaman Perkebunan

Secara umum orientasi Litbang Perkebunan adalah

mendukung pencapaian target sukses kementerian pertanian serta

peningkatan produktivitas dan produksi Perkebunan. Berdasarkan

potensi dan peluang pengembangan, prioritas penelitian komoditas

lingkup Puslitbang Perkebunan adalah sebagai berikut: (1) Tanaman

rempah dan obat: lada, vanili, jambu mete, jahe, temu lawak, nilam,

seraiwangi dan kina; (2) Tanaman pemanis dan serat: kapas,

tembakau, jarak pagar, kenaf dan tebu (3) Tanaman Industri dan

Penyegar : kopi, karet, kakao dan teh; (4) Tanaman Palma: kelapa,

kelapa sawit, sagu, nipah dan aren.

Page 42: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

34 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Swasembada gula tahun 2014 menjadi salah satu target sukses

Kementerian Pertanian. Penelitian dan pengembangan untuk

meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen gula akan menjadi

prioritas utama untuk mendukung pencapaian target tersebut.

Penanganan aspek perbenihan (perbanyakan massal) dan teknik

budidaya sesuai GAP dan GNP secara terintegrasi sangat diperlukan.

Gambar 15. Perbanyakan benih tebu kultur jaringan

Dari hasil penelitian, beberapa tanaman (seperti kelapa sawit,

tebu, jarak pagar, kemiri minyak, sagu, aren dan kelapa) dan limbah

perkebunan (seperti sabut kelapa, tandan kosong sawit, ampas tebu,

kulit buah, bungkil jarak pagar dan daging buah kakao) dapat diolah

menjadi sumber energi alternatif terbarukan. Apabila energi sumber

nabati dan limbah ini dapat dikembangkan masyarakat terutama di

perdesaan maka akan diciptakan masyarakat yang mandiri energi

terutama untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga sehari-

hari. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pengembangan bahan

bakar nabati, Litbang Perkebunan akan berorientasi pada

pengembangan dan pemanfaatan tanaman dan limbah tersebut

diatas secara efisien dengan sasaran ongkos produksinya menjadi

lebih rendah dibanding energi fosil.

Page 43: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 35 Rencana Strategis 2010-2014

Dalam pelaksanaannya, Puslitbang Perkebunan semaksimal

mungkin akan mendorong pelaksanaan penelitiannya bekerjasama

dengan mitra, dan/atau untuk memenuhi kebutuhan pembangunan

perkebunan atas dasar permintaan termasuk penelitian strategis.

Tandan kosong kelapa sawit Limbah tebu di pabrik Sabut kelapa

Gambar 16. Limbah tanaman perkebunan (tandan kosong kelapa sawit,

limbah tebu, sabut kelapa) sebagai sumber energi alternatif

3.3.3. Pemanfaatan Hasil dan Jejaring Kerja

Penerapan invensi hasil litbang perkebunan dalam rangka

percepatan diseminasi inovasi teknologi, merupakan faktor penentu

bagi upaya percepatan pelaksanaan program pembangunan

perkebunan dalam arti umum. Puslitbang Perkebunan sebagai

sumber utama inovasi teknologi perkebunan harus menghasilkan

invensi yang terencana, terfokus dengan sasaran yang jelas dan

dapat diterapkan pada skala industri untuk memecahkan masalah

aktual yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Secara umum kegiatan kerjasama dan peningkatan jejaring

kerja dapat dikategorikan menjadi: (1) memperkuat dan memperluas

jejaring kerja dengan lembaga-lembaga penelitian pemerintah dan

perguruan tinggi untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya,

menghilangkan tumpang-tindih penelitian, konvergensi program

litbang dan meningkatkan kualitas penelitian, (2) memperkuat

keterkaitan dengan swasta, lembaga penyuluhan dan pengambil

kebijakan dengan melibatkan mereka pada tahap penyusunan

program dan perancangan penelitian untuk mengefektifkan

diseminasi hasil penelitian.

Page 44: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

36 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

3.3.4. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Peneliti Puslitbang Perkebunan harus menjadi peneliti yang

profesional, yaitu seseorang yang menghasilkan jasa atau layanan

sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang

dijalaninya. Peneliti yang telah ahli dalam suatu bidang disebut

"profesional" dalam bidangnya. Selain profesional, peneliti juga harus

memiliki karakter yang kuat dalam hal tanggung jawab, jujur, respek,

integritas, bermartabat dan patriotik dalam arti mempunyai

kebanggaan sebagai bangsa.

Laboratorium dan kebun percobaan sangat potensial untuk

dimanfaatkan sebagai sumber PNBP. Masalah SDM yang lemah,

dana pengelolaan kebun yang kurang memadai, peneliti yang kurang

berminat melakukan penelitian di kebun berimplikasi pada perlunya

dilakukan revitalisasi SDM dan pendanaan. Pelatihan dan magang di

laboratorium atau kebun percobaan yang telah berkembang perlu

dilakukan, disamping mencoba melakukan kerjasama dengan pihak

ketiga (outsourcing) jika dana APBN terbatas.

3.3.5. Peningkatan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

Puslitbang Perkebunan

Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga

penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan

jasa penelitian, Puslitbang perkebunan harus mampu memberikan

jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitian dan mendapatkan

pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses

akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan

akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium

dan unit kerja lingkup Puslitbang Perkebunan dapat menerapkan

Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System

(QMS) dalam melaksanakan kegiatannya. GLP dan QMS tersebut

dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi

dengan dasar acuan standar yang ada. Acuan standar GLP adalah

ISO/IEC 17025:2005, sedangkan acuan standar QMS adalah ISO

9001:2008. Saat ini, dari 26 laboratorium yang dimiliki Puslitbang

perkebunan, 2 laboratorium sudah mendapat akreditasi ISO/IEC

Page 45: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 37 Rencana Strategis 2010-2014

17025:2005, dua laboratorium sedang dalam proses akreditasi.

Sedangkan untuk penerapan QMS, seluruh UK/UPT Puslitbang

Perkebunan saat ini sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2008.

Selain laboratorium, Puslitbang Perkebunan memiliki 18 Kebun

Percobaan (KP) seluas 749,43 ha yang digunakan untuk penelitian,

pengembangan dan diseminasi hasil penelitian, peningkatan PNBP,

koleksi dan konservasi plasma nutfah. Peningkatan kapasitas KP perlu

dilakukan secara berkesinambungan agar dapat menunjang fungsi

tersebut.

Page 46: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

38 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN dan TARGET

Sebagai lembaga penelitian pemerintah di bawah Badan

Litbang Pertanian, Puslitbang Perkebunan berkewajiban mendukung

terwujudnya visi pembangunan pertanian yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Pertanian dikaitkan dengan dinamika lingkungan

strategis yang mempengaruhinya. Visi dan Misi Puslitbang

Perkebunan ditetapkan berdasarkan tiga masukan utama yaitu Tugas

dan Fungsi lingkup Puslitbang Perkebunan, visi dan misi Badan

Litbang Pertanian serta kebijakan yang digariskannya. Selain itu visi

dan misi Puslitbang Perkebunan ditetapkan sebagai pendukung visi

dan misi Badan Litbang Pertanian.

4.1. Visi dan Misi

Selaras dengan visi Badan Litbang Pertanian tahun 2014, maka

Puslitbang Perkebunan telah menetapkan visi 2014 : "Menjadi pusat

keunggulan inovasi teknologi perkebunan berkelas dunia".

Untuk mewujudkan visi tersebut, Puslibang Perkebunan menyusun

misi:

(1) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi unggulan

dan kebijakan di bidang perkebunan

(2) Meningkatkan kualitas dan optimalisasi sumberdaya penelitian

dan pengembangan perkebunan

(3) Mengembangkan jaringan dan meningkatkan kerjasama iptek di

tingkat nasional dan internasional

4.2. Tujuan dan sasaran

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai Puslitbang Perkebunan

adalah sebagai berikut:

1. Mendukung pemenuhan kebutuhan benih unggul, teknologi

budidaya dan peningkatan nilai tambah tanaman perkebunan,

yang sasarannya adalah tersedianya:

a. Varietas unggul tanaman perkebunan,

b. Teknologi budidaya tanaman perkebunan;

Page 47: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 39 Rencana Strategis 2010-2014

c. Produk olahan dan teknologi peningkatan nilai tambah

tanaman perkebunan;

d. Benih unggul tanaman perkebunan

e. Plasma nutfah tanaman perkebunan

Gambar 17. Bibit kelapa Dalam unggul

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan tanaman perkebunan

sebagai bahan Kebijakan Pertanian di bidang perkebunan, yang

sasarannya adalah tersedianya rekomendasi kebijakan

pengembangan tanaman perkebunan

3. Meningkatkan Diseminasi hasil penelitian Perkebunan kepada

pengguna yang sasarannya adalah :

a. Meningkatnya hasil publikasi hasil penelitian;

b. Meningkatnya penyebaran hasil penelitian perkebunan

kepada pengguna;

c. Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain.

Page 48: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

40 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

4.3. Target Utama

Dalam lima tahun ke depan (TA 2010-2014), Puslitbang

Perkebunan mempunyai target utama, yaitu:

1. Penyediaan benih dan bibit unggul tebu, kopi, kakao, lada, jahe,

jambu mete, kelapa melalui kultur jaringan

2. Kopi,karet,kakao,teh,kelapa sawit,tebu,kapas,jarak pagar, kelapa,

lada, jambu mete, tanaman obat dan aromatik

3. Aren genjah

4. Tanaman Bahan Bakar Nabati (BBN): kemiri minyak dan jarak

pagar dengan produktivitas dan kadar minyak tinggi;

5. Tanaman perkebunan untuk biopestisida

6. Teknologi pengelolaan tanaman perkebunan rendah emisi dan

ramah lingkungan

7. Tanaman perkebunan untuk pangan fungsional

Page 49: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 41 Rencana Strategis 2010-2014

BAB V. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Arah kebijakan dan strategi Puslitbang Perkebunan tidak lepas

dengan Renstra Litbang Pertanian dan Renstra Kementerian

Pertanian 2010-2014 khususnya yang terkait langsung dengan

program Badan Litbang Pertanian yaitu penciptaan teknologi dan

varietas unggul berdaya saing (program 8). Dalam hal ini arah

kebijakan dan strategi Litbang Pertanian merupakan penjabaran lebih

lanjut dari program tersebut.

5.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Pertanian mengacu

pada sasaran utama pembangunan nasional RPJMN 2010-2014. Arah

kebijakan Kementerian Pertanian yang terkait dengan tupoksi Badan

Litbang Pertanian adalah:

1. Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang

terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain bantuan

benih/bibit unggul, subsidi pupuk, alsintan, Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

2. Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan

gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan.

3. Pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, dan gula.

4. Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-produk

substitusi komoditas impor.

5. Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok

tani.

6. Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional.

7. Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana,

pelatihan, dan pendampingan.

8. Penguatan akses petani terhadap iptek, pasar, dan permodalan

bunga rendah.

Page 50: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

42 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

9. Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha

melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha yang

kondusif.

10. Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu secara

vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usahatani

produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya

saing tinggi di pasar lokal maupun internasional.

11. Pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal terbarukan

untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di

perdesaan dan mensubstitusi BBM.

12. Pengembangan diversifikasi pangan dan pembangunan lumbung

pangan masyarakat untuk mengatasi rawan pangan dan stabilisasi

harga di sentra produksi.

13. Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama

penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu.

14. Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah

nasional.

15. Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik

lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan

teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani.

16. Pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan yang berbasis

kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing

produk pertanian, membuka lapangan kerja, mengurangi

kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota.

17. Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak

kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif

perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk

bersubsidi.

18. Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian

yang akuntabel dan good governance.

Page 51: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 43 Rencana Strategis 2010-2014

Strategi Kementerian Pertanian yang dirumuskan dalam 7

(tujuh) Gema Revitalisasi pada Renstra Kementerian Pertanian 2010 –

2014 telah searah dengan tupoksi Badan Litbang Pertanian, yaitu :

1. Revitalisasi Lahan

2. Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan

3. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana

4. Revitalisasi Sumber Daya Manusia

5. Revitalisasi Pembiayaan Petani

6. Revitalisasi Kelembagaan Petani

7. Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir

5.2. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pertanian

Arah kebijakan dan strategi Litbang Pertanian ke depan

disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan

pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang

inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah

dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut

diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang

ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan

institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya

mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan

arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan dalam 4 (empat)

kategori sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian dan

perwujudan visi Litbang Pertanian 2010 – 2014.

1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a) Memfokuskan penciptaan inovasi teknologi benih/bibit

unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk

mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian,

yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging

ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada

kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan

Page 52: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

44 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

produksi susu segar, buah, sayuran, bunga, tanaman

perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor.

b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian dan

adaptasinya terhadap dampak perubahan iklim di sektor

pertanian.

c) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi

dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian

nasional yang beragam.

2) Peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing

dan ekspor

a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber

daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.

b) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk

pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis

kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing

dan ekspor produk pertanian.

c) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk

pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal

terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat

khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.

3) Perlindungan Petani dan Usaha Pertanian

Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui

pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan

kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang

berpihak kepada petani.

4) Pengembangan Kapasitas Institusi

a) Memperluas jejaring kerjasama penelitian, promosi dan

diseminasi hasil penelitian kepada seluruh stakeholders

nasional maupun internasional untuk mempercepat proses

Page 53: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 45 Rencana Strategis 2010-2014

pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact

recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific

recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan

penelitian lainnya diluar APBN (eksternal fundings).

b) Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kapabilitas sumberdaya

penelitian melalui perbaikan sistem rekrutmen dan pelatihan

SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan struktur

penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi

litbang yang berkelas dunia.

c) Mendorong inovasi teknologi yang mengarah pada

pengakuan dan perlindungan HaKI (Hak atas Kekayaan

Intelektual) secara nasional dan internasional.

d) Menyempurnakan manajemen penelitian dan

pengembangan pertanian yang akuntabel, dan good

governance.

Strategi Litbang Pertanian

1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a) Menyusun cetak biru kebutuhan inovasi teknologi untuk

pencapaian sasaran pembangunan pertanian.

b) Mengoptimalkan sumber daya penelitian dalam rangka

memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian

untuk meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah dan

pengembangan industri hilir sesuai dengan preferensi pasar

untuk kesejahteraan petani.

c) Mengoptimalkan kapasitas unit kerja untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas penelitian dalam rangka

menghasilkan produk berwawasan lingkungan, sehat dan

aman serta dihasilkan dalam waktu yang singkat, efisien dan

berdampak luas.

Page 54: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

46 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

d) Melakukan inventarisasi dan perencanaan pemanfaatan

sumberdaya lahan pertanian (tanah, air dan iklim) secara

sistematik dan tematik.

2) Peningkatan diversifikasi pangan, nilai tambah, daya saing

dan ekspor

a) Melakukan indentifikasi sumber pangan alternatif yang

potensial dan mengembangkan inovasi teknologi

pengolahan untuk diversifikasi pangan, peningkatan nilai

tambah, substitusi impor dan peningkatan ekspor.

b) Melakukan indentifikasi dan optimalisasi pemanfaatan

produk dan limbah pertanian sebagai sumber energi

alternatif yang potensial serta mengembangkan inovasi

teknologi pemanfaatannya untuk penyediaan energi baru

terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat

khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.

3) Perlindungan Petani dan Usaha Pertanian

a) Merumuskan kebijakan harga input-output komoditas

pertanian strategis melalui penetapan perlindungan tarif dan

non tarif, memperjuangkan perdagangan internasional yang

adil, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk

komoditas strategis, dan Harga Eceran Tertinggi (HET) sarana

produksi pertanian yang berpihak pada petani.

b) Menyusun dan meningkatkan pemanfaatan rekomendasi

kebijakan antisipatif dan responsif untuk memecahkan

berbagai masalah dan isu-isu aktual dalam pembangunan

pertanian.

4) Pengembangan Kapasitas Institusi

a) Meningkatkan intensitas promosi, komunikasi dan partisipasi

pada kegiatan ilmiah nasional dan internasional.

b) Meningkatkan intensitas pendampingan penerapan

teknologi kepada calon pengguna

Page 55: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 47 Rencana Strategis 2010-2014

c) Meningkatkan intensitas promosi inovasi teknologi kepada

pelaku usaha industri agro.

d) Meningkatkan kerja sama penelitian dan pengembangan

dengan lembaga internasional/nasional berkelas dunia

dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan

kualitas penelitian untuk memenuhi peningkatan kebutuhan

pengguna dan pasar. Kerjasama penelitian dan

pengembangan ini juga diarahkan untuk pencapaian

pengakuan kompetensi sebagai impact recognition yang

mengarah pada peningkatan perolehan pendanaan diluar

APBN.

e) Melakukan analisis kesenjangan tentang kondisi sumberdaya

penelitian yang ada dengan sumberdaya penelitian yang

dibutuhkan untuk mewujudkan Litbang Pertanian berkelas

dunia dan mengupayakan menutup kesenjangan yang ada.

f) Mengembangkan sistem alih teknologi berbasis HaKI hasil

litbang ke dunia industri melalui lisensi.

g) Menerapkan kebijakan reformasi birokrasi secara konsisten

pada semua jajaran Badan Litbang Pertanian.

5.3. Arah Kebijakan dan Strategi Pustlitbang Perkebunan

Arah kebijakan dan strategi Puslitbang Perkebunan mengacu

pada Renstra Litbang Pertanian 2010 - 2014 dengan

mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014

melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif

dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap

perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui

pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan

meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional

maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran

pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan Puslitbang

Perkebunan didasarkan pada isu-isu strategis terkait komoditas

perkebunan antara lain:

Page 56: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

48 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

1. Peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang inovatif, efisien dan efektif

2. Peningkatan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional

maupun internasional.

3. Peningkatan kapasitas dan kompetensi lembaga dalam

menghasilkan varietas unggul, teknologi budidaya dan pasca

panen ramah lingkungan serta rekomendasi kebijakannya

4. Peningkatan diversifikasi produk perkebunan, nilai tambah dan

daya saing dan ekspor yang berkaitan dengan lingkungan dan

kesehatan

5. Penyediaan agro input (benih, insektisida dan pupuk) bermutu

dan berdaya saing tinggi

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka strategi yang

ditetapkan adalah:

1. Penguatan inovasi teknologi perkebunan yang berorientasi pada

pemecahan masalah strategis dan berwawasan lingkungan pada

pengembangan komoditas lada, jambu mete, kemiri minyak,

kapas, jarak pagar, kelapa, sagu, aren, jahe, temulawak, nilam,

sawit, karet, kopi, kakao, tebu, teh dan kina.

2. “Outsourcing” pendanaan dan tenaga ahli melalui aliansi

kerjasama strategis.

3. Optimalisasi sumberdaya penelitian dalam rangka memacu

peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian dan

pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pengguna,

4. Peningkatan kualitas rekomendasi kebijakan yang mampu

menyelesaikan masalah dan isu pembangunan perkebunan yang

sedang berkembang.

5. Mengefektifkan metode dan media diseminasi teknologi

perkebunan melalui berbagai media informasi mutakhir.

Page 57: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 49 Rencana Strategis 2010-2014

5.4. Kegiatan dan Strategi Pendanaan

Kegiatan Litbang

Berdasarkan orientasi output dan outcome yang ingin dicapai

2010-2014, kegiatan penelitian dan pengembangan di masing-

masing Unit Kerja diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut :

a. Kategori I: Scientific Recognition, yaitu kegiatan penelitian

upstream untuk menghasilkan inovasi teknologi dan

kelembagaan pendukung yang mempunyai muatan ilmiah,

fenomenal, dan futuristik untuk mendukung peningkatan

produksi 14 komoditas utama, dan 30 fokus komoditas

potensial dan penunjang.

b. Kategori II: Impact Recognition, yaitu kegiatan litbang yang

lebih bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaian

program utama Kementerian Pertanian dalam pembangunan

pertanian.

Strategi Pendanaan Litbang

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kegiatan penelitian

dan pengembangan perkebunan yang bersumber dari pendanaan

internal (APBN) dikelompokkan menjadi:

a. Penelitian upstream dengan alokasi porsi pendanaan 50-60%.

b. Penelitian strategis (konsorsium dan kerja sama) berupa

penelitian upstream dan adaptif, dengan alokasi porsi pendanaan

20-30%.

c. Penelitian yang mendukung langsung pencapaian program utama

Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptif dan

diseminasi, dengan alokasi porsi pendanaan 10-20%.

Upaya peningkatan pendanaan di luar APBN akan dilakukan

melalui peningkatan kerja sama penelitian dan pemanfaatan hasil

Page 58: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

50 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

penelitian baik dalam dan luar negeri. Khusus kerjasama dalam

negeri akan ditingkatkan melalui kerja sama dengan pemerintah

daerah dan swasta dengan mengacu pada peraturan perundangan

yang berlaku (Permentan 53/2006, PP 35/2008, PP 20/2006).

Page 59: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 51 Rencana Strategis 2010-2014

BAB VI. KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERKEBUNAN

Program Badan Litbang Pertanian pada periode 2010 – 2014

adalah untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya

saing. Sebagai bagian dari organisasi Badan Litbang Pertanian,

Puslitbang Perkebunan mempunyai tugas untuk melaksanakan

kegiatan Penelitian dan Pengembangan perkebunan. Penelitian

pengembangan perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan

prioritas melalui kegiatan : pemuliaan/perakitan varietas,perakitan

teknologi budidaya, perakitan teknologi produk olahan, analisa

kebijakan dan diseminasi yang berbasis pada:

1. Tanaman sumber bahan bakar nabati (kemiri minyak, jarak pagar,

sagu, aren dan nipah)

2. Penghasil serat (kapas dan kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, dan

bit)

3. Kelapa, aren dan kelapa sawit

4. Tanaman rempah (lada,vanili) obat (jahe, temulawak dan kina) dan

aromatik (minyak atsiri);

5. Industri (karet) dan tanaman penyegar (kopi, kakao dan teh)

6. Tanaman industri lain

6.1 Kegiatan

Secara rinci kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman

perkebunan adalah sebagai berikut:

6.1.1. Perakitan varietas tanaman

Perakitan Varietas perkebunan diarahkan pada varietas unggul

yang mempunyai sifat genjah dan umur ekonomis panjang, tahan

OPT, tahan terhadap cekaman faktor abiotik (kering, basah), produksi

tinggi, kadar minyak tinggi. Kualitas tinggi. Adapun fokus komoditas

dan target output perakitan varietas untuk tahun 2010-2014 sebagai

berikut:

Page 60: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

52 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

1. Varietas nilam produktivitas 320 kg/ha toleran 60% terhadap layu

bakteri

2. Jahe putih besar produktivitas 30 ton/ha toleran 70% layu bakteri

3. Jahe putih kecil produktivitas 20 ton/ha toleran 70% bercak daun

4. Varietas unggul tanaman pegagan

5. Varietas unggul tanaman mentha

6. Varietas unggul lokal jambu mete

7. Varietas lada hibrida produksi > 6 ton/ha/th tahan busuk pangkal

batang

8. Vanili Produktivitas 2 ton/ha toleran busuk batang vanili 85%

9. Varietas unggul lokal kemiri minyak

10. Perakitan varietas tebu toleran iklim basah/kering

11. Perakitan varietas kapas tahan hama dan produktivitas >4 ton/ha

dan tahan ketersediaan air hingga 35%

12. Varietas kapas hibrida nasional produktivitas >4 ton/ha pada

lahan kering

13. Perakitan varietas kapas transgenik tahan penggerek buah dan

keterbatasan air, dan produktivitas > 4 ton/ha

14. Jarak pagar hibrida produktivitas >10 ton, kadar minyak > 40%,

umur panen <110 hari

15. Jarak pagar transgenik tahan penyakit, keterbatasan air dan kadar

minyak tinggi

16. Kelapa dalam komposit intervarietas spesifik Sulut dan Jawa Timur

17. Kelapa unggul genjah kopyor (75%)

18. Varietas tanaman kelapa tahan Phytoplasma

19. Perakitan aren super genjah

20. Varietas unggul lokal aren dan sagu

21. Klon unggul harapan teh Asamica dengan potensi produk 26.000

Kg pucuk segar/ha/tahun

22. Varietas kopi unggul produktivitas >2,75 ton/ha , tahan

nematoda Radophullus simillis dan penyakit cacar daun

(Hemileia vastatrix) untuk kopi Arabika, dan tahan nematoda

Pratylenchus coffeae untuk kopi Robusta

Page 61: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 53 Rencana Strategis 2010-2014

6.1.2. Perakitan teknologi budidaya

Perakitan teknologi budidaya diarahkan pada dukungan

budidaya varietas unggul yang telah dihasilkan, sebagai antisipasi

terhadap perubahan lingkungan biotik dan abiotik.

Target output perakitan teknologi budidaya untuk tahun

2010-2014 adalah:

1. Teknologi pengendalian penyakit layu bakteri dan bercak daun

pada jahe melalui solarisasi tanah, biofumigan dan pemupukan

berimbang

2. Teknologi pengendalian penurunan produktivitas tanaman nilam

dengan sistem budidaya menetap

3. Teknologi peningkatan efisiensi pemupukan pada tanaman nilam

4. Teknologi pemupukan pada akarwangi

5. Teknologi pengendalian penyakit budok dengan agensia hayati

6. Teknologi pembenah tanah untuk penyakit budok

7. Teknologi pemanfaatan elisor penginduksi ketahanan untuk

mengatasi penyakit layu bakteri pada jahe

8. Perbaikann teknologi perbanyakan vegetative jambu mente

9. Teknologi perbanyakan vegetative pala

10. Teknologi perbanyakan vegetative cengkeh

11. Teknologi perbanyakan vegetative kemiri

12. Komponen teknologi pemupukan lada monokultur dan polikultur

13. Komponen teknologi pemanfaatan mikroba rhizosphere untuk

efisiensi sarapan hara tanaman lada dan kemiri sunan

14. Komponen teknologi perbanyakan lada, mente dan kemiri sunan

melalui Somatic Embryogenesis (SE)

15. Komponen teknologi pengendalian hama penggerek batang dan

penyakit busuk pangkal batang lada

16. Komponen teknologi peningkatan adopsi teknologi tanaman

penghasil biodiesel

17. Pemupukan optimal lada di Bangka Belitung dan Lampung

18. PHT Busuk Pangkal Batang yang ramah lingkungan pada lada;

19. Teknologi pemupukan pada lada dan kemiri minyak yang efisien

20. Teknologi juring ganda tanaman tebu

Page 62: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

54 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

21. Teknologi rawat ratoon tebu (pedot oyot, pupuk organik,

klentek)

22. Teknologi budidaya kapas tahan penggerek buah dan

keterbatasan air dengan produktivitas > 4 ton/ha;

23. Teknologi perbenihan kapas nasional

24. Satu model simulasipotensi produksi dan kadar minyak jarak

pagar

25. Satu jenis dan dosis ZPT yang mampu meningkatkan produksi

dan kadar minyak serta memperpendek umur panen-1

26. Dua jenis tanaman sela yang sesuai untuk pertanaman jarak

pagar berumur 3 tahun

27. Satu provenan sebagai batang bawah yang dapat meningkatkan

produksi dan kadar minyak serta mempercepat umur panen-1

28. Satu teknik pengolahan tanah dan penyiangan jarak pagar

efisiensi dilahan berpasir dengan Mosittas

29. Dua musuh alami (parasitoid atau predator) efektif

mengendalikan hama kutu jarak pagar

30. Satu isolate jamur dan tiga isolate bakteri efektif menekan

R.bataticola

31. Satu teknologi aplikasi pemupukan N dan ZPT pada

galur/varietas baru kapas+palawija

32. Teknologi pengendalian A. biguttuladengan predator dan

parasitoid untuk varietas tahan penggerek buah

33. Teknologi pengendalian hama utama kapas

34. Paket teknologi budidaya jarak pagar unggul

35. Teknologi PHT hama kelapa Brontispa longisima

36. Teknologi pemupukan tanaman aren

37. Teknologi prosessing nira aren menjadi etanol

38. Teknologi kultur jaringan sagu

39. Teknologi pengendalian hayati Phytophthora palmivora

40. Teknologi pengendalian hama Bronsipa dengan bakteri Serratia

41. Protokol invitro kelapa kopyor

42. Protokol somatic embryogenesis sagu, dan media organogenesis

aren

43. Teknologi budidaya sawit dengan peningkatan produktivitas >

20% dan penurunan emisi > 15%.

Page 63: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 55 Rencana Strategis 2010-2014

44. Teknologi perbanyakan kelapa sawit dengan produktivitas

>15% dan standar minyak >10% dengan tingkat abnormalitas <

2%

45. Teknologi dan sistem peremajaan untuk meningkatkan

produktivitas kelapa sawit rakyat > 40%

46. Teknologi pemupukan sawit yang efisien untuk meningkatkan

produksi 20% dan menurunkan biaya produksi sebesar 20%

47. Teknologi budidaya mengurangi resiko penurunan produksi teh

sebesar 20% akibat kemarau 4 -6 Bulan

48. Teknologi pengendalian hama dan penyakit teh yang ramah

lingkungan

49. Teknologi pemanenan air pada pertanaman teh

50. Teknologi Irigasi pada pertanaman teh

51. Teknologi bio-coating untuk pengendalian PBK pada kopi

52. Teknologi pengendalian hama PBK pada kopi dengan feromon

53. Teknologi pengelolaan hama penggerek buah kopi untuk

menurunkan tingkat serangan menjadi < 20 %

54. Peningkatanan produktivitas kakao > 50% melalui penggunaan

klon tahan hama penggerek buah kakao penyakit Vascullar

Streak Dieback dan Busuk Buah

55. Teknologi pengendalian jamur akar putih dan perbaikan sistem

eksploitasi dan stimulan untuk optimalisasi produktivitas karet

56. Teknologi perbanyakan bakteri endofitik untuk pengendalian

jamur akar putih (JAP) pada karet

57. Teknologi penggunaan jamur pelapuk untuk pengendalian JAP

pada karet

58. Teknik aplikasi mikroba antagonis pengendali JAP

59. Teknologi untuk meningkatkan hasil sadapan pada karet

60. Teknologi pemupukan berbasis bakteri endofitik pada tebu

61. Teknologi pengelolaan kelapa dan kakao secara terpadu untuk

meningkatkan pendapatan petani > 25%

62. Teknologi bioproses pengolahan limbah kakao

Page 64: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

56 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

6.1.3. Perakitan produk olahan

Perakitan produk olahan berupa formula dan alat diarahkan

untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas. Target

output perakitan teknologi produk olahan untuk tahun 2010-2014

adalah:

1. Pangan fungsional antioksidan dan jamu ternak berbasis

tanaman obat

2. Formula pestisida nabati dari seraiwangi untuk pengendalian

hama sitophylus oryzae

3. Formula pestisida nabati (CESS dan seraiwangi) efektif untuk

pengendalian hama trips pada kentang (50%)

4. Formula jamu ternak berbasis tanaman obat peningkat fertilasi

sapi

5. Formula minyak atsiri bioaditif untuk bensin dan solar

6. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan hama

wereng coklat Nilaparvata lugens pada padi

7. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan nematode

bercak akar jahe

8. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan OPT teh

9. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan haman

penggerek buah pada kakao

10. Formula pestisida nabati efektif untuk mengendalikan hama

penggulung daun nilam

11. Formula dengan fungsional sebagai imunomodulator

12. Formula anti coccidiosis terstandar

13. Formula anti coccidiosis efektif pada ayam

14. Formula umpan beracun lalat buah

15. Formila efektif untuk Diconocoris hewetti 60%

16. Formula efektif untuk Spodoptera litura

17. Teknologi produk olahan jambu mente

18. Pestisida berbahan aktif Ca-polisufida

19. Bio-insektisida berbahan aktif Beauveria bassiana

20. Biopestisida (dari seraiwangi, nilam, cengkeh, temulawak) yang

efektif terhadap hama dan penyakit tanaman perkebunan

21. Biopestisida pada tanaman Lada

Page 65: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 57 Rencana Strategis 2010-2014

22. Pestisida Hayati (Tricoderma dan Mikoriza) untuk

penanggulangan pengakit busuk pangkal batang lada

23. Biopestisida (dari jamur, bakteri, ekstrak tembakau) yang efektif

terhadap hama tembakau, kapas, dan minyak industri

24. Formulasi MABA yang mampu mengendalikan Phytophtora

nicotionae

25. Biopestisida berbahan aktif ekstrak tembakau yang mampu

mengendalikan hama utama kapas dan tembakau

26. Formulasi biopestisida B. bassiana agar tetap patogenik terhadap

H. armigera

27. Formulasi organeem plus yang lebih efektif terhadap hama kapas

dan tembakau

28. Produk Carna-5 yang mampu mengendalikan CMV

29. Formulasi pupuk organic berbasis jarak pagar

30. Diversifikasi VCO untuk alternatif ASI dengan kandungan asam

lemak rantai medium > 30%, asam palmitat > 20%

31. Biopestisida untuk pengendalian hama Brontispa longisima

32. Etanol hasil fermentasi nira aren

33. Biskuit kaya serat, formula biscuit kaya serat pangan

34. Formula biopestisida Serratia

35. Alat pengolahan nira aren menjadi etanol yang disempurnakan

36. Formula stimulant untuk meningkatkan hasil sadapan

37. Alsin produksi kalium hidroksida dari limbah kakao

38. Reaktor biogas pengolah limbah kakao

39. Teknologi pembuatan kertasdari limbah kakao

40. Teknologi pembuatan pupuk organik dari limbah kakao

41. Formula nata de coco

42. Formula untuk menghasilkan koagulan semi padat atau padat

pada karet

43. Formula untuk pengolahan jenis karet remah baru

44. Teknologi pembuatan zat adatif aspal berbasis karet padat

45. Alsin pengkonversi biomassa (gasifier) limbah kebun dan pabrik

karet melalui proses gasifikasi

46. Teknologi pengkonversi biomassa (gasifier) limbah kebun dan

pabrik karet melalui proses gasifikasi

Page 66: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

58 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

47. Pengembangan formula produk kopi luwak secara enzymatic

untuk peningkatan produktivitas > 20%

48. Biofuel generasi 2 dari limbah kelapa sawit

49. Minyak sawit dengan kandungan 3-MCPD < 0.02 %

50. Produk pangan, pupuk, energi dan pakan ternak dari limbah

kakao untuk meningkatkan nilai tambah > 30%

51. Bioregulator untuk meningkatkan penggunaan kelapa sawit

52. Pupuk hayati berbasis bakteri endofitik pada tebu

6.1.4. Sintesa kebijakan

Prioritas sintesa kebijakan yang bersifat responsif dan

antisipatif dalam mendukung target sukses kementerian pertanian

dan pengembangan 15 komoditas strategis tanaman perkebunan.

Target output sintesa kebijakan untuk tahun 2010-2014 adalah :

1. Kebijakan mengurangi ketergantungan impor bahan baku kapas

2. Kebijakan sektor perkebunan menindak lanjuti kebijakan strategis

ekonomi dan fiscal untuk mitigasi perubahan iklim di Indonesia

3. Rekomendasi kebijakan Carbon Efficient Farming System :

Pendirian pabrik gula dengan Carbon Foot-Print minimum dan

ramah lingkungan

4. Kebijakan prediksi neraca gula nasional

5. Kebijakan pengembangan BBN berbasis perkebunan

6. Kebijakan neraca gula

7. Bea keluar kakao

8. Hama penting tanaman perkebunan

9. Penggunaan pestisida sintesis pada tanaman pertanian

10. Riset Feedstock dan teknologi biofuel generasi kedua

11. Kelangkaan bahan baku jamu

12. Peluang swasembada gula tahun 2014 tanpa perluasan areal

13. Strategi pencapaian target swasembada gula

14. Optimalisasi manfaat Gernas kakao

15. Sistem beli putus tebu

16. Gerakan bongkar ratoon dan rawat ratoon mendukung

pencapaian target swasembada gula

Page 67: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 59 Rencana Strategis 2010-2014

17. Neraca gula nasional dengan pendekatan system dynamic

18. Pengembangan tanaman perkebunan penghasil bahan bakar

nabati

19. Sistem peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat

6.1.5. Kegiatan diseminasi

Menindaklanjuti trend kerjasama menujukkan peran Puslitbang

Perkebunan semakin nyata dibutuhkan oleh masyarakat pengguna

untuk itu kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2005 –

2009 tetap akan dilaksanakan. Selanjutnya kegiatan in house

presentation akan semakin digalakkan guna semakin

memperkenalkan berbagai teknologi yang dimiliki oleh Puslitbang

Perkebunan khususnya dalam mendukung desa pertanian berbasis

jamu, desa model pengelolaan kelapa terpadu serta desa mandiri

energi.

Gambar 18. Pelaksanaan bimbingan teknis pestisida nabati dan jamu ternak

di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

Page 68: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

60 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

6.1.6. Penguatan Kebun Percobaan

Kebun Percobaan Manoko

Kebun Percobaan (KP) merupakan salah satu aset yang sangat

potensial mendukung peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis

(UPT), dimana kebun percobaan dapat digunakan sebagai (1) Tempat

penelitian dan pengkajian (litkaji) teknologi, (2) Lokasi untuk koleksi

plasma nuftah atau sumber daya\genetik (SDG) tanaman dan ternak,

(3) Sarana produksi benih sumber, (4) Visualisasi hasil penelitian, dan

pengembangan (5) Agrowidyawisata.

Dari hal tersebut kebun percobaan (KP) sangat berperan

penting dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

(tupoksi) UPT. Selain itu juga KP dapat menjadi sarana penting untuk

menghasilkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Untuk

meningkatkan kinerja dan potensi kebun, beberapa tahun terakhir

telah melakukan identifikasi dan mengembangkan beberapa kegiatan

yang prospektif bernilai komersial. Balai Penelitian tanaman obat dan

aromatik memiliki 4 kebun percobaan yang diantaranya Kebun

Percobaan Manoko.

Kebun Percobaan Manoko terletak di Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat berada di ketinggian 1.200 m dpl. Kebun

Percobaan Manoko memiliki luas 20 ha, sebagian besar saat ini

ditanamai seraiwangi, plasma nutfah tanaman obat dan aromatik,

dan pestisida nabati. KP. Manoko dilengkapi perkantoran, guest

house, screen house, sarana pengairan, jalan dan fasilitas ibadah. Di

samping itu KP. Manoko memiliki fasilitas pengolahan minyak atsiri,

klaster usaha ternak sapi perah dan pengolahan pupuk kandang.

Melihat potensi yang ada, KP. Manoko akan dikembangkan

menjadi KP yang berbasis tanaman atsiri khususnya seraiwangi. KP.

Manoko telah memiliki fasilitas penyulingan minyak atsiri dengan

kapasitas 300 kwintal, akan dikembangkan untuk 1000 kwintal, dan

Page 69: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 61 Rencana Strategis 2010-2014

terbuat dari stainles. Dengan potensi luas tanaman atsiri yang ada

pada saat ini di Kebun Percobaan Manoko yaitu seluas 6 hektar

dengan kapasitas produksi 2 ton terna basah. Hal tersebut

menunjukkan bahwa KP. Manoko berpotensi untuk menjadi model

dalam pengembangan usahatani tanaman seraiwangi secara terpadu

dari pembibitan, pembudidayaan, pasca panen hingga teknik

penyulingan minyak atsiri, pengembangan produk lainnya, serta

integrasinya dengan ternak/sapi.

Gambar 19. Pengembangan ternak sapi, pembibitan serai wangi dan

pemasangan ketel untuk penyulingan

Salah satu metode yang diduga dapat memperbaiki pola fikir

dan sikap petani seraiwangi menuju kepada suatu pola agribisnis

yang terpadu diantaranya adalah melalui pola partisipasi para petani

dalam suatu kebun (demplot) yang dirancang sedemikian rupa

sebagai suatu unit usaha agribisnis yang menguntungkan. Dalam

kebun tersebut, para petani tidak hanya diberikan teori tentang

bercocok tanam saja, tetapi juga lebih diarahkan pada suatu model

Page 70: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

62 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

terapan mulai dari tingkat on farm sampai off farm. Petani tidak

hanya diarahkan sebagai seorang petani produsen seraiwangi dalam

bentuk bahan mentah (bahan sulingan) saja, tetapi sampai pada

tingkat pasca panen, diversifikasi produk, diversifikasi usahatani

dengan ternak, pemanfaatan limbah tanaman, serta pola tata ruang

kebun sebagai suatu agrowisata bidang pertanian yang dapat

menghasilkan nilai tambah yang signifikan. Pola zero waste

management serta peningkatan nilai tambah secara intrinsik akan

menjadi salah satu pola fikir dasar bagi penyusunan suatu model

pengembangan seraiwangi secara terpadu. Untuk hal tersebut KP.

Manoko perlu dilengkapi saran dan prasarana untuk menunjang

menjadi percontohan pengembangan minyak atsiri khususnya

seraiwangi.

Tujuan dan Luaran.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas

Kebun Percobaan Manoko Melalui Pengembangan Model Usahatani

Seraiwangi dan Sapi Secara Terpadu, menunjang pengembangan

model usahatani tanaman tanaman atsiri secara terpadu. Keluaran

tersedianaya sarana prasarana gedung serba guna, tanaman

seraiwangi, instalasi penyulingan minyak atsiri, pagar pengaman

kebun, kandang sapi dan penjemuran hasil pertanian.

Page 71: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 63 Rencana Strategis 2010-2014

Kebun Percobaan Pakuwon

Kebun Percobaan merupakan salah satu sarana litbang

pertanian yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan

tupoksi suatu Balai Penelitian di bawah Badan Litbang Pertanian. Hal

ini sangat beralasan mengingat kebun percobaan mempunyai peran

dan fungsi diantaranya : (1) sebagai sarana tempat dilakukannya

penelitian untuk menghasilkan inovasi teknologi, (2) sebagai ujung

tombak sarana promosi kepada masyarakat umum, dan (3) sebagai

salah satu sarana penghasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Eksistensi suatu kebun percobaan dapat mencerminkan

sampai sejauh mana kinerja penelitian yang dicapai oleh suatu balai

penelitian, karena hampir sebagian besar indikator kinerja suatu balai

penelitian dapat diperoleh dari keberadaan suatu kebun percobaan.

Sebagai salah satu contoh sederhana bahwa sebaik apa pun hasil

penelitian yang diperoleh di tingkat laboratorium dan atau rumah

kaca maka pada akhirnya harus dibuktikan hasilnya di tingkat

lapangan, yaitu di kebun percobaan.

Kebun percobaan dapat merupakan front office dari satu balai

penelitian karena kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kebun

percobaan dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat umum.

Oleh karena itu baik-buruknya kinerja suatu balai penelitian salah

satunya dapat dilihat dari kondisi kebun percobaan yang dimiliki oleh

balai yang bersangkutan.Di samping itu, keberadaan suatu kebun

percobaan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh

masyarakat umum melalui kegiatan-kegiatan penyediaan benih

unggul, penyediaan hasil-hasil pertanian, sebagai sarana pendidikan

dan pelatihan, dan sebagai sarana rekreasi ilmiah bidang pertanian

(kebun wisata ilmiah). Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya akan

dapat menghasilkan penerimaan bagi balai yang bersangkutan, yaitu

berupa PNBP.

Page 72: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

64 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

Kebun Percobaan Pakuwon (KP. Pakuwon) adalah kebun

percobaan milik Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka

Tanaman Industri (Balittri) yang berlokasi di Kecamatan Parungkuda

(berbatasan dengan kantor Balittri) dengan ketinggian tempat sekitar

450 m di atas permukaan laut, jenis tanah Latosol, dan tipe iklim B.

Luas KP. Pakuwon seluruhnya (termasuk emplasemen dan

bangunan/gedung) sekitar 150,9 hektar dan telah bersertifikat hak

pakai.

Sejalan dengan mandat balai penelitiannya, maka sebagian

besar tanaman yang menjadi koleksi plasma nutfah dan kebun

produksi di KP. Pakuwon terdiri dari berbagai jenis tanaman rempah

dan aneka tanaman industri, kebun agrowidya wisata ilmiah (AWwi)

yang mempunyai 116 jenis tanaman rempah dan industri, KIJP

(Kebun Induk Jarak Pagar) seluas kurang lebih 25 hektar, bangunan

untuk sarana pelatihan (2000m2),pengolahan pupuk organik dengan

kapasitas 18 ton/bulan, dan plasma nutfah kopi muda seluas 1,5 ha.

Di samping itu KP. Pakuwon memiliki fasilitas pengolahan bioenergi,

ruang alat dan mesin pertanian, ruang pertemuan, screen house,

sarana pengairan, fasilitas ibadah, toilet eksekutif, dan fasilitas

lainnya seperti jalan dan ruang parkir kendaraan yang cukup

memadai

Tujuan dan Luaran

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas Kebun

Percobaan Pakuwon melalui pengembangan model usahatani

tanaman kopi dan kakao secara terpadu. Luarannya adalah berupa

demplot model usahatani kopi dan kakao secara terpadu sebagai

suatu saranan/prasarana penelitian, pendidikan dan pelatihan, sarana

wisata bidang pertanian (agrowidya wisata), dan sebagai sarana

penghasil PNBP.

Page 73: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 65 Rencana Strategis 2010-2014

6.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Perkebunan TA

2010-2014

Sasaran kinerja Puslitbang Perkebunan pada TA 2010-2014

adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan

produktivitas tinggi dan bermutu.

2. Tersedianya aksesi sumber daya genetik perkebunan yang terkonservasi

dan terkarakterisasi.

3. Tersedianya benih tebu unggul melalui kultur jaringan (Somatic

embryogenesis).

4. Tersedianya benih sumber tanaman perkebunan yang bermutu.

5. Tersedianya teknologi untuk peningkatan produktivitas tanaman

perkebunan.

6. Tersedianya produk olahan tanaman perkebunan yang berdaya saing.

7. Tersedianya rekomendasi kebijakan perkebunan.

8. Terselenggaranya diseminasi.

9. Terwujudnya kerjasama penelitian.

Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Perkebunan

pada tahun 2010-2014, pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 9. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Perkebunan

tahun 2010 – 2014

Kegiatan Utama

Sub Kegiatan Utama

Indikator Kinerja Utama

Target Jumlah

2010 2011 2012 2013 2014

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Perakitan Varietas

Jumlah Varietas Unggul yang dihasilkan (varietas)

6 10 6 10 10 42

Perakitan Teknologi Budidaya

Jumlah Teknologi Budidaya yang dihasilkan (teknologi)

15 25 19 17 14 90

Perakitan Produk Olahan

Jumlah Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah (teknologi)

12 13 11 12 12 60

Bibit Tebu Jumlah bibit Tebu yang

dihasilkan (ribu budset) - 300 2500 5000 5000 12,800

Produksi Benih Sumber

Jumlah Benih Sumber yang dihasilkan (ton)

260 263 340 341 343 1,547

Pelestarian Plasma Nutfah

Jumlah aksesi SDG yang terkonservasi dan terkarakterisasi (aksesi)

4,040 4,370 4,490 4,610 4,730

4,730

Sintesa Kebijakan

Jumlah Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan (rekomendasi)

5 6 6 6 6 29

Diseminasi Jumlah Publikasi (terbitan) 32 32 32 32 32 160

Kerjasama Jumlah MoU 20 20 23 23 25 111

Page 74: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

66 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Rencana Strategis 2010-2014

BAB VII. PENUTUP

Rencana Strategis Puslitbang Perkebunan TA 2010 - 2014 ini

mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian yang merupakan

penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN periode 2010 - 2014) bidang penelitian dan pengembangan

pertanian. Proses penyusunannya, mencakup sinkronisasi dan

konsolidasi manajemen litbang pertanian, sehingga tercipta sistem

koordinasi dan kondisi yang kondusif bagi berfungsinya mandate

pelaksanaan kegiatan litbang perkebunan oleh seluruh UK/UPT

lingkup Puslitbang Perkebunan.

Dokumen Renstra ini selanjutnya dijadikan acuan dan arahan

bagi UK/UPT lingkup Puslitbang Perkebunan dalam merencanakan,

melaksanakan, pemantauan dan evaluasi penelitian dan

pengembangan perkebunan periode 2010 – 2014 secara menyeluruh,

terintegrasi, efisien dan sinergi baik didalam maupun diluar sub

sektor/sektor terkait. Dokumen Renstra ini dilengkapi dengan

Indikator Kinerja Utama sehingga akuntabilitas kinerja Puslitbang

Perkebunan dapat diukur dan dievaluasi pada setiap periodenya.

Page 75: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

2010 2011 2012 2013 2014

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

perkebunan

1 VUB tanaman perkebunan Varietas 6 10 6 10 10

Jumlah bibit tebu melalui teknologi

SE

VUB Bibit tebu Planlet 0 300.000 500.000 500.000 500.000

► Jumlah aksesi SDG perkebunan yang

terkonservasi dan terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman

perkebunan

Aksesi 4047 4371 4492 4614 4738

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman perkebunan

3 Tek. budidaya tanaman

perkebunan

Teknologi 15 19 29 17 14

► Jumlah benih sumber tanaman

perkebunan

4 Benih sumber tanaman industri

dan penyegar

Ton 260 263 340 341 347

setek/ryzome 740000 767000 869000 896000 923000

► Jumlah produk olahan tanaman

perkebunan

5 Produk olahan tanaman

perkebunan

Formula 12 13 11 12 12

► Jumlah rekomendasi kebijakan

perkebunan

6 Rumusan Kebijakan Tanaman

Perkebunan

Rekomendasi 5 6 6 6 6

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

perkebunan

1 VUB rempah dan obat Varietas 3 4 1 1 4

► Jumlah aksesi SDG rempah dan obat

yang terkonservasi dan terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman rempah

dan obat

Aksesi 2.000 2.300 2.400 2.500 2.600

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman perkebunan

3 Tek. budidaya tanaman rempah

dan obat

Teknologi 2 3 2 2 2

► Jumlah benih sumber tanaman

rempah dan obat

4 Benih sumber tanaman rempah

dan obat

Ton 22 25 27 28 30

setek 275 350 425 500 600

► Jumlah produk olahan tanaman

rempah dan obat

5 Produk olahan tanaman rempah

dan obat

Formula 5 5 5 2 2

Penelitian dan

pengembangan

tanaman rempah

dan obat

SATUAN

TARGET

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

rempah dan obat

Penelitian dan

pengembangan

tanaman

perkebunan

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

perkebunan

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN 2010-2014

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNANBADAN LITBANG PERTANIAN - KEMENTERIAN PERTANIAN

PROGRAM/KEGI

ATAN/SUB

KEGIATAN

PRIORITAS

SASARAN INDIKATOR OUTPUT/SUBOUTPUT

14/06/2016 1 - 3

Page 76: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

2010 2011 2012 2013 2014

SATUAN

TARGET

Penelitian dan

pengembangan

tanaman

perkebunan

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

perkebunan

PROGRAM/KEGI

ATAN/SUB

KEGIATAN

PRIORITAS

SASARAN INDIKATOR OUTPUT/SUBOUTPUT

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

perkebunan

1 VUB tanaman industri dan

penyegar

Varietas 2 4 3 3 2

► Jumlah aksesi SDG tanaman industri

dan penyegar yang terkonservasi dan

terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman industri

dan penyegar

Aksesi 455 475 495 515 535

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman industri dan

penyegar

3 Tek. budidaya tanaman industri

dan penyegar

Teknologi 3 6 7 7 7

► Jumlah benih sumber tanaman industri

dan penyegar

4 Benih sumber tanaman industri

dan penyegar

Ton

18.000 20.000 22.000 24.000 26.000

► Jumlah produk olahan tanaman

industri dan penyegar

5 Produk olahan tanaman industri

dan penyegar

Formula 2 0 0 0 2

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

pemanis dan serat

1 VUB tanaman pemanis dan serat Varietas 1 1 1 4 2

► Jumlah aksesi SDG tanaman pemanis

dan serat yang terkonservasi dan

terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman pemanis

dan serat

Aksesi 1.450 1.450 1.450 1.450 1.450

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman tanaman dan

serat

3 Tek. budidaya tanaman pemanis

dan serat

Teknologi 4 5 5 3 1

► Jumlah benih sumber tanaman

pemanis dan serat

4 Benih sumber tanaman pemanis

dan serat

Ton 13 13 13 13 13

ryzome 721.725 746.650 846.575 871.500 896.400

► Jumlah produk olahan tanaman

pemanis dan serat

5 Produk olahan tanaman pemanis

dan serat

Formula 1 2 1 1 0

Penelitian dan

pengembangan

tanaman pemanis

dan serat

Penelitian dan

pengembangan

tanaman industri

dan penyegar

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

pemanis dan serat

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

industri dan penyegar

14/06/2016 2 - 3

Page 77: RENCANA STRATEGIS 2010-2014 - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/Renstra 2010-2015 Puslitbangbun.pdf · kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

2010 2011 2012 2013 2014

SATUAN

TARGET

Penelitian dan

pengembangan

tanaman

perkebunan

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

perkebunan

PROGRAM/KEGI

ATAN/SUB

KEGIATAN

PRIORITAS

SASARAN INDIKATOR OUTPUT/SUBOUTPUT

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

palma

1 VUB tanaman palma Varietas 1 1 1 2 2

► Jumlah aksesi SDGpalma yang

terkonservasi dan terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman palma Aksesi 142 146 147 149 153

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman palma

3 Tek. budidaya tanaman palma Teknologi 1 1 1 2 4

► Jumlah benih sumber tanaman palma 4 Benih sumber tanaman palma Ton 225 225 300 300 300

► Jumlah produk olahan tanaman palma 5 Produk olahan tanaman palma Formula 2 2 1 1 1

► Jumlah varietas/klon unggul tanaman

perkebunan

1 VUB tanaman perkebunan Varietas

Jumlah bibit tebu melalui teknologi

SE

Bibit tebu Budset 0 300.000 2.500.000 5.000.000 5.000.000

► Jumlah aksesi SDG perkebunan yang

terkonservasi dan terkarakterisasi

2 Plasma nutfah tanaman

perkebunan

Aksesi 4.047 4.371 4.492 4.614 4.738

► Jumlah teknologi untuk peningkatan

produtivitas tanaman perkebunan

3 Tek. budidaya tanaman

perkebunan

Teknologi 10 15 15 14 14

► Jumlah benih sumber tanaman

perkebunan

4 Benih sumber tanaman rempah

dan industri

Ton 260 263 340 341 343

► Jumlah produk olahan tanaman

perkebunan

5 Produk olahan tanaman

perkebunan

Formula 10 9 7 4 5

► Jumlah rekomendasi kebijakan

perkebunan

6 Rumusan Kebijakan Tanaman

Perkebunan

Rekomendasi 5 6 6 6 6

Penelitian dan

pengembangan

tanaman palma

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman palma

Penelitian dan

pengembangan

tanaman

perkebunan

Meningkatnya inovasi

teknologi tanaman

perkebunan untuk

meningkatkan

produktivitas,

diversifikasi dan nilai

tambah tanaman

perkebunan

14/06/2016 3 - 3