rencana strategis - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/renstra ppmkp ciawi...
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Kondisi Umum ......................................................... .................................... 3 C. Potensi dan Permasalahan ........................................................................... 5
D. Isu Strategis Pelatihan Pertanian .............................. ................................... 17 BAB II KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN ............................. 23
A. Kekuatan (Strength) ................................................................................... 23 B. Kelemahan (Weaknesses) ........................................................................... 24 C. Peluang (Opportunity) ............................................................................... 25
D. Tantangan (Threath) .................................................................................. 27 BAB III VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ....................................................... 28
A. Visi ............................................................................................................ 28 B. Misi ........................................................................................................... 29 C. Tujuan ........................................................................... ........................... 30 D. Sasaran ............................................ ........................................................ 31
BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ................................................................................................. 34
A. Arah Kebijakan ........................................................................................... 34 B. Strategi .................................................................................................... 34 C. Kerangka Regulasi ...................................................................................... 38
D. Kerangka Kelembagaan ................................................. ............................ 40 BAB V PROGRAM, PROGRAM AKSI, INDIKATOR KINERJA UTAMA, INDIKATOR
KINERJA KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .................. 42 A. Program .......................................................... .......................................... 42 B. Program Aksi ............................................................... .............................. 42
C. Indikator Kinerja Utama (IKU)..................................... ................................. 43 D. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) ...................................... ............................ 43 E. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan ...................................................... 61
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
iii
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 64
LAMPIRAN ....................................................................................................... 65
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Capaian Kinerja Anggaran Kegiatan PSPP Tahun 2010-2014 ..................... 4
Tabel 2. Jumlah Pegawai PPMKP ....................................................................... 9
Tabel 3. Pokok-pokok dan Pemaknaan Visi ......................................................... 28
Tabel 4. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran, Indikator
Kinerja Sasaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian ....................... 32
Tabel 5. Target Kinerja PPMKP Tahun 2015-2016 ............................................... 61
Tabel 6. Target Kinerja PPMKP Tahun 2017 ........................................................ 62
Tabel 7. Target Kinerja PPMKP Tahun 2018-2019 ............................................... 63
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PPMKP ................................................................. 6
Gambar 2. Grafik Sebaran Pendidikan Pegawai per 2018 PPMKP .......................... 10
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sektor Pertanian merupakan roda penggerak ekonomi nasional bukan hanya
proses produksi pertanian melainkan sebuah proses yang menghasilkan
perubahan sosial baik nilai, norma, perilaku, lembaga, sosial demi mencapai
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat
pada umumnya. Pembangunan pertanian dalam lima tahun kedepan (2015–
2019) diarahkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, yaitu
menciptakan pertanian Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan
makmur. Guna mencapai arah pembangunan pertanian tersebut, Kementerian
Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Periode 2015-2019.
Dalam Renstra tersebut, telah ditetapkan Visi Pembangunan Pertanian 2015-
2019 yaitu “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.
Sedangkan Misi yang akan ditempuh untuk mewujudkan Visi tersebut adalah (1)
Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Gizi; (2) Meningkatan Nilai Tambah dan
Daya Saing Komoditas Pertanian; (3) Mewujudkan Kesejahteraan Petani; dan (4)
Mewujudkan Kementerian Pertanian yang Transparan, Akuntabel, Profesional
dan Berintegritas Tinggi.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
(BPPSDMP) merupakan satuan organik di Kementerian Pertanian. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2016, tugas pokok BPPSDMP
adalah menyelenggarakan penyuluhan dan pengembangan sumber daya
manusia pertanian. Dalam mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian
Pertanian periode 2015-2019, BPPSDMP merumuskan Rencana Strategis
(Renstra) Periode 2015-2019, khususnya terkait dengan pencapaian misi
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
2
“Mewujudkan Kesejahteraan Petani”. Dan sasaran strategis Kementerian
Pertanian khususnya sasaran ke-8 yaitu meningkatnya kualitas sumberdaya
insani petani dengan indikator jumlah petani yang meningkat kapasitasnya
melalui pelatihan dan jumlah kelembagaan petani yang meningkat kapasitasya.
Maka seluruh unsur yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembangunan pertanian perlu memahami visi ,misi dan sasaran strategis
tersebut. PPMKP sebagai UPT dibawah BPPSDMP yang dibina oleh Pusat
Pelatihan Pertanian (Puslatan) sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100
Tahun 2013 pasal 2 mempunyai tugas melaksanakan pelatihan bagi aparatur dan
non aparatur pertanian. Dalam upaya pencapaian visi dan misi serta turut serta
dalam meningkatkan kualitas sumberdaya insani petani dengan indikator jumlah
petani yang meningkat kapasitasnya melalui pelatihan dan jumlah kelembagaan
petani yang meningkat kapasitasnya, PPMKP mengemban tugas untuk
meningkatkan kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian.
Untuk melaksanakan tugasnya, setiap instansi pemerintah perlu perencanaan
yang komprehensif, hal ini didukung oleh Undang – undang Nomer 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap instansi
pemerintah dalam melaksanakan perencanaan harus mengikuti kaidah – kaidah
sesuai dengan peraturan perundang – undangan agar pembangunan bisa
berjalan efektif dan efesien. Serta dikemukakan pula dalam peraturan perundang
– undangan tersebut bahwa setiap instansi pemerintah perlu membuat Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), atau sering disebut sebagai Rencana
Strategis Kementerian/ Lembaga (Renstra KL), maka PPMKP menyusun Renstra
ini dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN), dan dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
bersifat tahunan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian (PPMKP) tahun 2015 - 2019 ini menyusun Rencana Strategis sebagai
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
3
penjabaran dari Rencana Strategis BPPSDMP. Renstra ini merupakan kelanjutan
dari Renstra periode 2010 - 2014, dengan mempertimbangkan potensi dan
permasalahan yang sudah berlangsung dan memperkirakan adanya perubahan
lingkungan strategis yang akan terjadi. Renstra ini juga memuat kegiatan yang
dilengkapi dengan sasaran, indikator, target, dan alokasi pendanaan yang akan
dilaksanakan oleh PPMKP dalam menjalankan fungsi manajemen, koordinasi, dan
tugas teknis lainnya periode pembangunan tahun 2015-2019 yang selanjutnya
digunakan sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
B. KONDISI UMUM
Program pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani tahun 2010-
2014 dilaksanakan melalui 11 pilar Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian
yaitu: (i) Aparatur yang Mengikuti Pelatihan Teknis Pertanian; (ii) Kelembagaan
Pelatihan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan; (iii) Ketenagaan
Pelatihan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan; (iv) Kelembagaan Petani
yang Difasilitasi dan Terklasifikasi; (v) Aparatur yang Mengikuti Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian; (vi) Dokumen Program dan Kerjasama
Pelatihan Pertanian yang Dihasilkan; (vii) Dokumen Penyelenggaraan Pelatihan
Pertanian yang Dihasilkan (viii) Dokumen Ketenagaan Pelatihan Pertanian yang
Dihasilkan; (ix) Dokumen Evaluasi Pelatihan Pertanian yang Dihasilkan; (x)
Layanan Perkantoran; dan (xi) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.
Selama periode tahun 2010–2014, PPMKP telah berhasil melatih 11.143 orang
yang terdiri dari 8.646 aparatur dan 2.497 non aparatur. DIPA PPMKP untuk
penyelenggaraan pelatihan mencapai Rp. 148.025.824.636,00 dari total
anggaran yang disediakan, yaitu Rp. 152.148.406.000,00. Selain itu, PPMKP juga
telah meningkatkan kompetensi 582 orang tenaga kepelatihanan dan
melaksanakan akreditasi dan pembinaan kelembagaan petani. Sedangkan pada
jejaring kerjasama, PPMKP telah menjalin kerjasama dengan instansi lain dalam
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
4
hal kerjasama penyelenggaraan pelatihan maupun kerjasama pemanfaatan
prasarana dan sarana pelatihan dan menghasilkan purnawidya tidak kurang dari
12.328 orang.
Jumlah anggaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian (PSPP)
selama periode 2010-2014, sebesar Rp. 157.124.962.000,- (seratus lima puluh
tujuh miliar seratus dua puluh empat juta Sembilan ratus enam puluh dua ribu
rupiah) dengan capaian kinerja anggaran PSPP Tahun 2010-2014 sebesar Rp.
154.032.384.223 (98,03%) seperti pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Capaian Kinerja Anggaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan
Pertanian Tahun 2010-2014
No Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) Capaian Kinerja (%)
1 2010 29.395.310.000 29.008.723.547 98,68%
2 2011 32.708.772.000 31.758.754.038 97.10%
3 2012 35.820.519.000 35.005.964.830 97,87%
4 2013 33.775.161.000 33.717.743.226 99,83%
5 2014 25.425.200.000 24.541.198.582 96,52%
Jumlah 157.124.962.000 154.032.384.223 98,03%
Berdasarkan capaian kinerja periode tahun 2010-2014 dan mengacu pada
Renstra BPPSDMP tahun 2015-2019 dan Renstra Pusat Pelatihan Pertanian
tahun 2015-2019, telah disusun Renstra Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) tahun 2015-2019. Selain itu, adanya
perubahan visi dan misi Kementerian Pertanian (Perpres 45/2015) dan
perubahan struktur organisasi Kementerian Pertanian (Permentan 43/2015)
serta perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Sasaran
Kegiatan (IKSK) juga mendorong Renstra PPMKP untuk perlu disesuaikan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
5
C. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. Potensi
a. Kelembagaan Pelatihan
Untuk mewujudkan pelatihan pertanian yang berdaya saing dan bertaraf
internasional, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP) didukung oleh kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan dan
kerjasama pelatihan pertanian.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 100/ Permentan/
OT.140/ 10/ 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, PPMKP mempunyai tugas
untuk melaksanakan pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan
multimedia bagi aparatur dan non aparatur. Adapun fungsi PPMKP antara
lain: (i) penyusunan program, rencana kerja, anggaran, dan pelaksanaan
kerjasama; (ii) pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan; (iii)
pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang menajemen dan kepemimpinan, sertafungsional non-rumpun ilmu
hayat pertanian; (iv) pelaksanaan pelatihan manajemen, kepemimpinan,
dan multimedia bagi aparatur dan aparatur dalam dan luar negeri; (v)
pelaksanaan pelatihan prajabatan bagi aparatur; (vi) pelaksanaan
pelatihan fungsional non-rumpun ilmu hayat pertanian bagi aparatur; (vii)
pelaksanaan pelatihan profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan non
aparatur; (viii) pelaksanaan uji kompetensi di bidang manajemen dan
kepemimpinan pertanian bagi aparatur; (ix) pelaksanaan penyusunan
paket pembelajaran dan media pelatihan manajemen dan kepemimpinan,
serta fungsional non-rumpun ilmu hayat pertanian; (x) pelaksanaan
pengembangan model dan teknik pelatihan di bidang manajemen,
kepemimpinan, dan multimediapertanian; (xi) pelaksanaan
pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
6
Adapun struktur organisasi PPMKP dapat dilihat pada gambar 1 sebagai
berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi PPMKP
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala PPMKP dibantu oleh Kepala Bagian
Umum, Kepala Bidang Program dan Evaluasi, dan Kepala Bidang
Penyelenggaraan Pelatihan. Bagian Umum mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan kepegawaian, tata usaha, keuangan, rumah
tangga, perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis, serta unit multimedia
pertanian.
Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, Kepala Bagian Umum dibantu oleh
tiga sub bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala, yaitu:
(1) Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha, (2) Sub Bagian Keuangan,
dan (3) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. Sub Bagian
Kepegawaian dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian dan tata usaha. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas
melakukan urusan keuangan, sedangkan Sub Bagian Rumah Tangga dan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
7
Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga,
perlengkapan, instalasi, dan sarana teknis, serta unit multimedia pertanian.
Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program, rencana kerja, anggaran, pelaksanaan kerja sama, dan
identifikasi kebutuhan pelatihan, pengembangan kelembagaan pelatihan
pertanian swadaya, pemantauan dan evaluasi, serta pengelolaan data dan
informasi pelatihan, dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugasnya
tersebut, Kepala Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh dua seksi yang
masing-masing dipimpin oleh seorang kepala, yaitu: Seksi Program dan
Kerjasama, dan Seksi Evaluasi dan Pelaporan. Seksi Program dan
Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
program, rencana kerja, anggaran, pelaksanaan kerja sama, dan
identifikasi kebutuhan pelatihan bagi aparatur dan nonaparatur, serta
pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya. Seksi Evaluasi
dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan
dan evaluasi, serta pengolaan data dan informasi pelatihan, dan
pelaporan.
Bidang Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan pemberian
pelayanan penyelenggaraan pelatihan, serta pengembangan model dan
teknik pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan multimedia pertanian,
serta pengelolaan unit inkubator manajemen. Untuk melaksanakan
tugasnya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan dibantu oleh dua
seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala, yaitu: Seksi
Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan, dan Seksi Pelatihan Fungsional
Non Rumpun Ilmu Hayat dan Multimedia Pertanian. Seksi Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan penyelenggaraan pelatihan manajemen, kepemimpinan, serta
prajabatan, serta pemberian pelayanan pengelolaan unit inkubator
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
8
manajemen, sedangkan Seksi Pelatihan Fungsional Nonrumpun Ilmu Hayat
dan Multimedia Pertanian mempunyai tugas melakukan pemberian
pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional nonrumpun ilmu hayati
pertanian, profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan nonaparatur,
serta multimedia pertanian.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Widyaiswara dan jabatan
fungsional lainnya, dimana masing-masing kelompok jabatan fungsional
dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional senior yang ditetapkan
oleh Kepala PPMKP. Kelompok jabatan fungsional Widyaiswara mempunyai
tugas: (i) melakukan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK)
di bidang manajemen dan kepemimpinan, serta fungsional nonrumpun
ilmu hayat pertanian; (ii) melakukan pelatihan manajemen, kepemimpinan
dan multimedia bagi aparatur dan nonaparatur dalam dan luar negeri; (iii)
melakukan pelatihan prajabatan bagi aparatur; (iv) melakukan pelatihan
fungsional non Rumpun Ilmu Hayat Pertanian bagi aparatur; (v)
melakukan pelatihan profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan
nonaparatur; (vi) melakukan uji kompetensi di bidang manajemen dan
kepemimpinan pertanian bagi aparatur; (vii) melakukan penyusunan paket
pembelajaran dan media pelatihan manajemen dan kepemimpinan, serta
fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian; (viii) melakukan
pengembangan model dan teknik pelatihan di bidang manajemen,
kepemimpinan, dan multimedia pertanian; (ix) melakukan pengembangan
kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; (x) melakukan pemberian
konsultasi di bidang manajemen, kepemimpinan, dan multimedia
pertanian; (xi) melakukan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang
pertanian bagi aparatur dan nonaparatur; dan (xii) melakukan kegiatan
fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
Adapun selain Widyaiswara, PPMKP juga memiliki abatan fungsional
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
9
lainnya, yakni Pustakawan, Pranata Humas, dan Arsiparis. Kelompok
jabatan fungsional tersebut melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam menunjang tugas dan fungsi dari Kepala
PPMKP.
b. Ketenagaan Pelatihan
Keberhasilan mengembangkan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam
penyelenggaraan fungsi instansi didukung oleh sumber daya manusia,
selaku penggerak dan pelaksana. Pegawai yang dimiliki oleh PPMKP hingga
Agustus tahun 2018 berjumlah 164 orang, dengan rincian sesuai tabel 2
berikut:
Tabel 2. Jumlah Pegawai PPMKP (per 2018)
No Uraian Jumlah
Orang %
1. Pejabat Struktural 11 7
2. Tenaga Fungsional Umum 120 73
3. Tenaga Fungsional :
Widyaiswara 27 16
Pustakawan 4 2
Arsiparis 2 1
Total 164 100
Sumber Data: SIM ASN PPMKP per Agustus 2018
Dari tabel tersebut di atas, nampak bahwa sebanyak 73.78% dari total
sumber daya manusia PPMKP merupakan tenaga fungsional umum. Hal ini
dapat menjadi salah satu potensi PPMKP dalam mengembangkan potensi
SDM menjadi unsur organisasi yang lebih berkompeten sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan minat kerja untuk meningkatkan kinerja instansi
ke depan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
10
Adapun sebaran tingkat pendidikan pegawai di PPMKP dapat dilihat pada
gambar 2 sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik Sebaran Pendidikan Pegawai PPMKP per 2018
Sebagian besar pendidikan pegawai PNS PPMKP adalah S2 sebanyak 36
orang. Pegawai dengan pendidikan S1 sebanyak 26 orang dan S3
sebanyak 3 orang. Melihat dari segi kuantitas, PPMKP mempunyai peluang
yang cukup besar dalam melaksanakan tugasnya. Begitu pula jika dilihat
dari segi kualitas, pegawai PPMKP mempunyai latar belakang pendidikan
minimal sebagai penggerak dan memungkinkan adanya pengembangan
kompetensi sumber daya manusia melalui pengembangan potensi yang
dimiliki pegawai.
c. Penyelenggaraan Pelatihan
Dari aspek penyelenggaraan, kegiatan PPMKP dititikberatkan pada tugas
pokok dan fungsinya, yaitu melaksanakan dan mengembangkan teknik
pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan multimedia pertanian, serta
fungsional non Rumpun Ilmu Hayati Pertanian. Unsur-unsur yang tersedia
dalam mendukung penyelenggaraan pelatihan adalah sebagai berikut :
2%
22%
16%
1%1%
5%
13%
11%
S3
S2
S1
D4
SM
D3
D2
SLTA
SLTP
SD
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
11
1) Pelatihan-pelatihan yang telah diakreditasi mempunyai potensi untuk
terus dikembangkan dan ditingkatkan;
2) Pelatihan-pelatihan yang mendukung program Kementerian Pertanian
yang kerjasama/MoU dengan TNI, Pemerintah Jepang, dll;
3) Modul-modul pelatihan;
4) Sumber daya manusia yang berkompenten;
5) Sarana dan prasarana yang memadai;
6) Database pelatihan;
7) Sistem monitoring dan evaluasi pelatihan serta laporan penyelenggaraan
pelatihan;
8) Jejaring kerjasama pelatihan yang luas, baik dari eselon I lingkup
Kementerian Pertanian, Kementerian/ Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemerintah Daerah, maupun lembaga swasta lainnya.
Sistem penyelenggaraan pelatihan pertanian yang handal dapat
meningkatkan kualitas pelaksanaan pelatihan yang lebih produktif, efektif
dan efisien untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia Pertanian yang
berkualitas, baik aparatur maupun non aparatur.
PPMKP dalam menyelenggarakan pelatihan khususnya bagi Aparatur Sipil
Negara berupaya untuk meningkatkan kompetensi melalui pelatihan:
1) Pelatihan kompetensi manajerial
Pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Sosial Kultural yang
dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap
pemegang jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan
peran, fungsi, dan jabatan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
12
2) Pelatihan kompetensi sosiokultural
Pelatihan manajerial dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
standar Kompetensi jabatan dan pengembangan karier serta
memenuhi Kompetensi Manajerial sesuai standar Kompetensi jabatan.
PPMKP juga menjalankan berbagai pola pelatihan yang disesuaikan
dengan kebutuhan pelatihan petugas atau pelaku usaha, didukung oleh
sistem pemantauan, evaluasi dan pengendalian berbasis teknologi
informasi dengan menggunakan metode Competency Base Training
(CBT) yaitu pelatihan berbasis kompetensi kerja.
d. Kerjasama Pelatihan
Sebagai lembaga yang memiliki fungsi pelayanan, PPMKP telah
memperluas jejaring kerjasama dengan berbagai lembaga meliputi
lembaga atau instansi pemerintah yang berasal dari eselon I lingkup
Kementerian Pertanian, Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, Pemerintah Daerah, maupun lembaga swasta lainnya.
Kerjasama yang dilaksanakan oleh PPMKP terdiri dari tiga jenis yaitu :
1) Kerjasama Penyelenggaraan Pelatihan
2) Kerjasama pendayagunaan ketenagaan pelatihan
3) Kerjasama pemanfaatan prasarana dan sarana pelatihan.
Lingkungan yang sejuk dan strategis menjadi daya tarik tersendiri bagi
mitra untuk melakukan kerjasama dengan PPMKP.
2. Permasalahan
a) Kelembagaan Pelatihan
Permasalahan dalam kelembagaan PPMKP antara lain adalah :
1) Dalam hal kegiatan pelatihan, kesesuaian antara kegiatan pelatihan
dengan tupoksi masih kurang proporsional disebabkan oleh
terbatasnya kegiatan yang ada tiap tahunnya;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
13
2) Implementasi SOP belum dilakukan secara optimal sesuai dengan
kebutuhan lembaga;
3) Implementasi SPI belum dilakukan secara optimal;
4) Pelaksanaan Sistem Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan
kegiatan lembaga yang belum optimal.
b) Kondisi Sumber Daya Non Aparatur Pertanian
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan hasil survei pada bulan Maret
2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta
orang (9,82%). dari total jumlah penduduk Indonesia, dimana sebagian
besar penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di kawasan
permukiman perdesaan.
Selama ini kawasan perdesaan dicirikan antara lain oleh rendahnya tingkat
produktivitas tenaga kerja, masih tingginya tingkat kemiskinan, dan
rendahnya kualitas lingkungan permukiman perdesaan. Tingginya tingkat
kemiskinan di perdesaan bisa ditinjau baik dari indikator jumlah dan
persentase penduduk miskin (head count), maupun tingkat kedalaman
dan keparahan kemiskinan penduduk miskin didominasi penduduk
pedesaan yaitu 15,81 juta jiwa atau 13,2% dari total penduduk di desa.
Sedangkan penduduk miskin di perkotaan sebesar 10,14 juta jiwa atau
7,02% dari total penduduk kota.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penyebab kemiskinan, khususnya
daerah pedesaan, adalah tingkat pendidikan dan penguasaan lahan, serta
adanya hubungan yang signifikan antara kemiskinan di pedesaan dengan
pengelolaan lahan.
Selain itu, pencitraan yang kurang menarik tersebut berdampak pada
penurunan minat remaja, sehingga banyak universitas yang kekurangan
mahasiswa di fakultas pertanian. Hal ini tentu saja dapat memberikan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
14
pengaruh yang negatif pula dalam penyediaan SDM pertanian yang
berwawasan dan mempunyai kompetensi dalam pembangunan pertanian.
Jika kondisi demikian berlanjut terus menerus, maka dapat mengancam
kedaulatan dan swasembada pangan.
Di samping kurangnya penguasaan kompetensi yang menyangkut aspek
ekonomi dan manajemen usaha, petani juga relatif masih lemah dalam
manajemen dan pengembangan organisasinya (kelompok tani, asosiasi
petani). Organisasi mereka masih bersifat sosial, belum dapat berfungsi
sebagai unit ekonomi yang merupakan bagian dari usaha tani mereka.
Ke depan, organisasi petani harus lebih berfungsi dalam menangani
masalah–masalah ekonomi untuk meningkatkan posisi tawar mereka.
Demikian juga organisasi petani diharapkan dapat menjadi organisasi
yang berbadan hukum.
c) Kondisi Sumber Daya Aparatur Pertanian
Berdasarkan data dari Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian
Pertanian Desember 2018, Aparatur Kementerian Pertanian berjumlah
18.476 orang dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin yaitu, pria
sekitar 11.275 orang atau 61,02% dan wanita berjumlah 7.201 orang atau
38,98%. Dengan distribusi menurut golongan/ ruang yaitu; golongan I
berjumlah 362 atau 1,96%, golongan II berjumlah 4.144 orang atau
22,43%, golongan III sebanyak 11.478 orang atau 62,12%, dan golongan
IV berjumlah 2.492 orang atau 13,49%.
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, Aparatur lingkup Kementerian
Pertanian paling banyak di tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 5.675
orang atau 30,72% dan di tingkat SMA yaitu sebanyak 5.465 orang atau
29,58%. Akan tetapi aparatur lingkup Kementerian Pertanian juga ada
pada tingkat pendidikan SD yaitu sekitar 448 orang atau 2,42% dan di
tingkat SMP sekitar 415 orang atau sekitar 2,25%.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
15
Adapun dalam pelaksanaan pelatihan di PPMKP didukung oleh pegawai
yang berjumlah 161 orang. Sebagai aparatur mereka mempunyai tugas
utama dalam memberi pelayanan kepada masyarakat (public servant)
dengan konsep pelayanan prima. Namun kuantitas SDM PPMKP yang
sedemikian besar belum diikuti dengan kualitas kompetensi dalam
melaksanakan pelayanan publik. Untuk dapat menjalankan konsep
tersebut maka SDM aparatur harus meningkatkan kompetensinya baik
yang menyangkut character building maupun kompetensi-kompetensi
yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas dan jabatannya dengan
produktif, efektif, dan efesien. Untuk membentuk kompetensi yang
diharapkan dari aparatur pemerintah dilakukan melalui pengembangan
karakter, pengembangan kompetensi manajemen dan kepemimpinan,
pengembangan kompetensi substansi.
Masalah pokok yang dihadapi oleh SDM aparatur adalah selain belum
adanya pola karir yang jelas untuk masing-masing jabatan (kecuali untuk
jabatan fungsional) juga kurangnya kompetensi manajemen pejabat
struktural pada bidang kerjanya, seperti teknik analisa manajemen, policy
analysis, perencanaan (regional maupun struktural), manajemen
perkantoran, manajemen keuangan, manajemen pengadaan, manajemen
personalia dan administrasi, serta manajemen pelayanan publik.
Kurangnya responsibilitas SDM terhadap perkembangan lingkungan yang
dinamis, dimana disertai dengan tuntutan konsumen juga mengakibatkan
ketertinggalan informasi dan kompetensi yang minim, sehingga perlu
mengikuti pelatihan-pelatihan yang menunjang peningkatan
profesionalisme.
Hal penting yang dihadapi oleh PPMKP adalah makin berkurangnya
kuantitas pegawai dikarenakan mutasi, pensiun, dan meninggal dunia.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
16
Jika hal ini tidak diperhitungkan sejak dini, maka akan terjadi masalah
kurangnya sumber daya manusia PPMKP.
d) Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian
Dalam menyelenggarakan pelatihan pertanian, lembaga-lembaga
pelatihan pemerintah menghadapi beberapa masalah atau masih berada
dalam kondisi :
1) Belum sepenuhnya menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi
(competency based training dan competency based curriculum);
2) Modul-modul pelatihan ada yang belum disesuaikan dengan perubahan
perkembangan dan kebutuhan kompetensi peserta;
3) Masih kurangnya penguasaan widyaiswara terhadap materi pelatihan
dan metoda pelatihan yang sesuai dengan perkembangan;
4) Pola-pola pelatihan untuk pejabat struktural, fungsional dan pejabat
fungsional umum masih belum dirumuskan dengan baik;
5) Pelatihan teknis manajemen masih terbatas;
6) Kemampuan widyaiswara dalam melatih dengan berbahasa inggris,
umumnya masih kurang;
7) Masih minimnya model-model pengembangan kepemimpinan dan
manajemen SDM pertanian;
8) Standar kompetensi kerja petugas pertanian belum ditetapkan;
9) Biaya pelatihan yang tersedia belum sepenuhnya dapat mengakomodir
kebutuhan pelatihan di Satuan Kerja lembaga.
e) Kerjasama Pelatihan
Kerjasama dengan berbagai Lembaga dan Kementerian lain maupun
dengan pihak swasta dan masyarakat terkendala oleh belum
ditetapkannya peraturan pemerintah tarif pelatihan pelatihan yang banyak
diminati oleh pihak yang mau bekerjasama, dan belum adanya standar
operasional pelaksanaan kerjasama yang diyakini kebenarannya secara
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
17
hukum sehingga pengembangan jejaring kerjasama maupun promosi dan
publikasi tentang fasilitas dan potensi PPMKP untuk bekerjasama dengan
berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri belum mantap.
Kerjasama pelatihan yang sudah dilaksanakan masih sebatas peminjaman
fasilitas penginapan dan penyediaan konsumsi karena belum memadainya
widyaiswara yang memiliki spesialisasi keahlian untuk beberapa jenis
pelatihan yang diminati oleh para pengguna. Bentuk kerjasama
penyelenggaraan pelatihan antar sesama lembaga pelatihan pertanian
dalam negeri (termasuk dengan petani dan swasta) yang sering
dilakukan, lebih banyak bentuk permintaan bantuan tenaga pengelola
pelatihan dan widyaiswara pengampu materi pelatihan kepemimpinan dan
prajabatan; dan materi keahlian di bidang multimedia dan IT.
f) Sarana Prasarana Pelatihan
a) Penggunaan fasilitas sarana dan prasarana belum efektif dan efisien;
b) Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung pelatihan sesuai
dengan kebutuhan pengguna jasa;
c) Belum dilakukannya rehabilitasi bangunan.
d) Belum tersedianya sarana pembelajaran yang up to date.
D. ISU STRATEGIS PELATIHAN PERTANIAN
Dalam penyusunan Renstra tahun 2015-2019 diperlukan identifikasi terhadap
isu-isu strategis yang saat ini berkembang maupun isu-isu yang kemungkinan
besar dalam kurun lima tahun ke depan akan tetap mewarnai dinamika
perkembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan
non aparatur pertanian. Hal ini menjadi perhatian dan prioritas terhadap
arahan pengembangan sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur
pertanian melalui pelatihan. Analisis terhadap isu-isu strategis ini, dilandaskan
kepada faktor global, regional dan nasional yang dapat mempengaruhi
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
18
perkembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan
non aparatur pertanian.
Adapun isu strategis pembangunan pertanian yaitu: (i) Kecukupan produksi
komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah)
serta pengurangan ketergantungan import; (ii) Peningkatan daya saing produk
dalam negeri terkait pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015;
(iii) Pemantapan dan peningkatan daya saing produk; (iv) Diversifikasi
pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu; dan (v)
Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Isu strategis BPPSDMP untuk Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian adalah
peningkatan kompetensi SDM pertanian melalui standardisasi dan Sertifikasi
Profesi Pertanian serta pengembangan Balai pelatihan pertanian bertaraf
internasional. Adapun isu strategis Pusat Pelatihan Pertanian yaitu: (i)
Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN (MEA) yang berarti membutuhkan
SDM pertanian yang kompeten dan berdaya saing; (ii) Penerapan teknologi
pertanian melalui penyelengggaraan pelatihan yang profesional dan
berdaya saing; (iii) Peningkatan pelayanan prima dan bertaraf internasional,
(iv) Kedaulatan pangan membutuhkan dukungan program yang sinergi antar
stakeholder, dan (v) Regenerasi Petani.
Kedua isu strategis dari BPPSDMP dan Pusat Pelatihan Pertanian kemudian
diturunkan ke dalam isu strategis PPMKP, yakni: (i) Berlakunya pasar tunggal
di kawasan ASEAN (MEA) yang berarti membutuhkan SDM pertanian yang
kompeten dan berdaya saing; (ii) Peningkatan pelayanan prima dan bertaraf
internasional, dan (iii) Regenerasi Petani.
1. Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN membutuhkan SDM
pertanian yang kompeten dan berdaya saing
Pembentukan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 yang
dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sangat dibutuhkan untuk
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
19
memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal
pertumbuhan perekonomian para anggotanya. Bagi Indonesia sendiri, MEA
menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan
berdampak pada peningkatan ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Riset terbaru dari Organisasi
Perburuhan Dunia atau International Labour Organization (ILO) menyebutkan
pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar.
Selain MEA dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, hal tersebut juga
dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia
Tenggara. Pada 2015, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional
akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja
kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level
rendah meningkat 24% atau 12 juta. Untuk itu pengembangan kapasitas
sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian harus
difokuskan pada pelatihan yang bersertifikat baik untuk sertifikasi profesi
maupun sertifikasi keahlian dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sehingga para purnawidya bisa bersaing di
kawasan Asia Tenggara.
2. Peningkatan pelayanan prima dan bertaraf internasional
Dalam rangka meningkatkan pelayanan prima lembaga pelatihan bertaraf
internasional harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (i) pelayanan tim
pelaksana pelatihan yang mempunyai kemampuan untuk
memfasilitasi seluruh kegiatan pelatihan dengan prinsip pelayanan prima; (ii)
pelayanan proses mengajar dan belajar terutama dari tenaga fasilitator
(kompetensi materi, spesialisasi, dan pengalaman) sesuai dengan kebutuhan
pelatihan; (iii) penyediaan tempat praktek sesuai kebutuhan pelatihan; (iv)
penyediaan prasarana dan sarana yang menjamin proses pelatihan sesuai
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
20
dengan kebutuhan, dan (v) penyediaan akomodasi dan konsumsi yang
memenuhi harapan peserta pelatihan.
3. Regenerasi Petani
Menurunnya minat generasi muda di sektor pertanian ditunjukan melalui
adanya penurunan jumlah rumah tangga petani dalam kurun waktu 10 tahun
(2003-2013) sebesar 5,10 juta (16%). Rumah tangga petani di Indonesia
pada 2003 berjumlah 31,23 juta dan menurun menjadi 26,14 juta pada 2013
(BPS, 2014). Jumlah rumah tangga petani menurun dikarenakan tenaga kerja
yang beralih ke sektor lain lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja baru
di sektor pertanian. Selain itu, rendahnya minat petani untuk berkelompok
mengakibatkan lemahnya posisi tawar petani, dikarenakan petani yang
berusaha tani secara individu akan berada di pihak yang lemah dengan luas
garapan kecil dan terpencar serta kepemilikan modal yang rendah yang
berdampak pada lemahnya usaha tani dan pendapatan petani.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja di sektor
pertanian tergolong rendah. Hal ini direfleksikan dari kondisi penyerapan
tenaga kerja sektor pertanian yang tidak sebanding dengan Produk Domestik
Bruto (PDB) yang disumbangkan 11,14% pada Triwulan II tahun 2015 (BPS,
2015). Di sektor lain dalam hal penyerapan tenaga kerja tidak sebesar sektor
pertanian. Gambaran produktivitas yang rendah tersebut di atas disebabkan
beberapa faktor antara lain tingkat pendidikan, penguasaan teknologi,
kompetensi, ketersediaan sarana dan prasarana, akses pasar, dan
permodalan. Sampai dengan saat ini perbandingan tenaga kerja sektor
pertanian dan sektor lain, didominasi oleh para petani yang kurang memiliki
keahlian (unskilled farmers), sedangkan sektor lain telah memiliki keahlian
tertentu.
Berdasarkan data BPS (Agustus, 2016), persentase rata-rata perkembangan
tenaga kerja di sektor pertanian pada periode 2014-2016 didominasi oleh
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
21
kelompok umur diatas 60 tahun dan persentasenya cenderung meningkat. Di
sisi lain, tenaga kerja pertanian kelompok umur produktif (20-54 tahun)
persentasenya menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat tenaga kerja
kelompok usia produktif terhadap sektor pertanian semakin menurun.
Sektor pertanian semakin kurang diminati oleh pekerja usia muda
(persentase pekerja berumur 15-24 tahun di sektor pertanian relatif semakin
menurun), dikarenakan oleh penghasilan rata-rata tenaga kerja di sektor
pertanian yang lebih rendah dari pada sektor industri dan jasa. Generasi muda
lebih tertarik pada sektor industri dan jasa yang pada umumnya lebih
menjanjikan jenjang karir yang lebih pasti. Hal ini secara tidak langsung
merupakan gambaran bahwa sebagian petani tidak menghendaki generasi
penerusnya menjadi petani juga.
Data BPS Tahun 2016 menunjukkan bahwa persentase tenaga kerja
pertanian menurut tingkat pendidikan masih didominasi oleh tingkat
pendidikan sekolah dasar, sedangkan yang terendah adalah tenaga kerja
pertanian dengan tingkat pendidikan diploma. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya minat tenaga kerja yang berpendidikan tinggi untuk bekerja di
sektor pertanian, dikarenakan upah yang diterima di sektor pertanian belum
sebanding dengan tingkat pendidikan.
Penghasilan rata-rata tenaga kerja di sektor pertanian yang lebih rendah
daripada sektor industri dan jasa, menjadi faktor utama penyebab sektor
pertanian kurang diminati. Generasi muda lebih tertarik dengan sektor industri
dan jasa yang pada umumnya lebih menjanjikan jenjang karir yang lebih
pasti. Kondisi ini diperparah dengan besarnya konversi lahan pertanian yang
dapat menyebabkan usaha pertanian tidak mencapai skala ekonomis.
Selain itu banyak generasi muda dari rumah tangga petani yang tidak
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan agribisnis,
termasuk dari sisi kemampuan manajerial.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
22
PPMKP sebagai salah satu lembaga yang berfungsi mencetak sumberdaya
manusia pertanian yang berkualitas dan kompeten melalui pendidikan dan
pelatihan, mempunyai tanggung jawab moral dalam mempertahankan
generasi muda untuk terus tertarik dan bekerja di sektor pertanian. PPMKP
mengambil langkah kongkrit dalam regenerasi SDM Pertanian melalui kegiatan
Agri Training Camp (ATC), Pelatihan Kewirausahaan, permagangan petani
muda sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan wirausaha muda
pertanian.
RENCANA STRATEGIS 2015- 2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
23
BAB II
ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN TANTANGAN
Dalam rangka mengemban tugas untuk mengembangkan kompetensi SDM
aparatur dan non aparatur pertanian, perlu dilakukan analisa kondisi internal dan
eksternal di lingkup PPMKP yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan visi, misi, dan tujuan organisasi, serta merancang strategi dan program
kerja PPMKP Tahun 2015 - 2019.
A. KEKUATAN (Strength), meliputi :
1. Mempunyai landasan hukum yang kuat dalam pelaksanaan kegiatan, yaitu :
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100/ Permentan/ OT.140/ 10/ 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja PPMKP;
- Peraturan Permentan Nomor 49/ Permentan/ OT.140/ 9/ 2011 tentang
Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur;
- Peraturan Permentan Nomor 12/ Permentan/ OT.140/ J/ 02/ 12 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Pertanian Aparatur dan Non Aparatur;
2. Tersedianya SDM yang memadai (dengan jumlah 197 orang pegawai PNS
dan 87 orang Tenaga Harian Lepas);
3. Tersedianya Penyelenggara Diklat (Pejabat Struktural) yang telah memiliki
Sertifikat Management of Training (MOT);
4. Tersedianya Pengelola Diklat (staf) telah memiliki Sertifikat Training Officer
Course (TOC);
5. Tersedianya Tenaga Pengajar/ Widyaiswara yang kompeten di bidangnya;
6. Tenaga Pengajar/ Widyiaiswara telah memiliki Sertifikat Training of Facilitator
(TOF) Diklat Kepemimpinan dan TOF Diklat Prajabatan, juga sertifikat
keahlian lainnya sesuai kompetensi yang dipersyaratkan;
7. Mempunyai diklat unggulan yang telah terakreditasi;
RENCANA STRATEGIS 2015- 2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
24
8. Letak geografis PPMKP yang strategis, mudah terjangkau, didukung dengan
kondisi dan lingkungan alam yang nyaman;
9. Tersedianya prasarana dan sarana diklat yang memadai (bangunan kantor,
asrama, kelas, sarana diklat lainnya);
10. Networking yang baik dalam menyelenggarakan diklat dengan berbagai
kementerian/ lembaga lainnya;
11. Komitmen pimpinan untuk memberikan diklat yang terbaik dan melakukan
perbaikan terus menerus;
12. Motivasi SDM internal yang cukup tinggi untuk menyelenggarakan kegiatan
pendidikan dan pelatihan sehingga peserta diklat cukup antusias merespon
setiap kegiatan diklat;
13. Sudah memiliki laboratorium bahasa.
B. KELEMAHAN (Weakenesses), meliputi :
1. Belum terakreditasinya beberapa jenis pelatihan;
2. Belum diterapkannya pengembangan diklat yang sistematis, terintegrasi, dan
sustainable;
3. Belum optimalnya penerapan SOP dan sistem manajemen;
4. Belum optimalnya koordinasi dan komunikasi yang efektif;
5. Belum tercapainya pelayanan prima;
6. Hasil Indeks Kepuasan Masyarakat yang masih rendah;
7. Masih kurangnya tenaga pengajar yang mempunyai kompetensi di bidang
multimedia dan diklat dasar fungsional Non RIHP dan beberapa diklat teknis
administrasi dan manajemen lainnya;
8. Penempatan staf yang belum merata baik secara kuantitas dan kualitas
untuk setiap subbag dan subbidang sehingga menyebabkan kendala
terhadap kelancaran tugas pokok dan fungsi unit kerja;
9. Pengembangan karir pegawai belum optimal;
10. Pembangunan budaya kerja yang belum kuat;
11. Disiplin kerja pegawai belum maksimal;
12. Kurang optimalnya kesadaran berprestasi;
RENCANA STRATEGIS 2015- 2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
25
13. Belum ditegakkannya reward dan punishment bagi pegawai;
14. Adanya jumlah pegawai yang cukup besar dan tersebarnya lokasi kerja di 6
(enam) komplek perkantoran menyebabkan seringkali kesulitan komunikasi
dan koordinasi antar staf dan pimpinan;
15. Sebagian besar prasarana dan sarana merupakan bangunan lama (heritage)
yang memerlukan perawatan khusus dengan biaya yang cukup besar
sehingga pengembangan prasarana dan sarana menjadi lamban;
16. Lokasi bangunan dan gedung diklat berada di sekitar area penduduk
sehingga membuat kurang aman dan nyaman untuk pengguna (user);
17. Belum optimalnya pemanfaatan prasarana dan sarana sehingga banyak
bangunan dan lahan kantor yang idle dan tidak terawat;
18. masih terbatasnya sarana multimedia sebagai bahan belajar untuk pelatihan
berbasis IT;
19. masih terbatasnya pegawai yang memiliki kompetensi dalam bidang jaringan
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi;
20. Belum memadainya infrastruktur IT untuk menunjang proses belajar mengajar;
21. Terlambatnya mengikuti perkembangan peraturan dan kebijakan teknis yang
terjadi sangat cepat sehingga updating modul dan bahan pembelajaran tidak
selalu mengikuti perkembangan;
22. Belum sinerginya perencanaan keuangan dengan pelaksanaan diklat;
23. Sebagian pegawai belum mengikuti MOT dan TOC;
24. Kurang seimbangnya jumlah dan kualitas pegawai sesuai kebutuhan dan volume
kerja yang banyak;
25. Belum optimalnya promosi terhadap potensi kantor dalam menjalin kerjasama
dengan pihak lain.
C. PELUANG (Opportunities), meliputi :
1. Adanya kebutuhan diklat bagi non aparatur di sektor pertanian dalam
rangka peningkatan produksi pertanian;
2. Undang – undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan
RENCANA STRATEGIS 2015- 2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
26
untuk mengembangkan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran, maka penyelenggaraan diklat dipandang
sangat penting untuk mendukung pelaksanaan undang - undang;
3. Tuntutan ASN bagi para pejabat struktural untuk memiliki kompetensi
managerial melalui Diklat Kepemimpinan (Pim Tk. III, IV);
4. Kebutuhan ASN untuk mengembangkan profesi dan karir menjadi pejabat
fungsional tertentu (khususnya Non RIHP) sehingga dibutuhkan
penyelenggaraan diklat dasar bagi para calon pejabat fungsional RIHP;
5. Adanya kebutuhan diklat di sektor pemerintahan membuka peluang
terhadap kerjasama keahlian (kerjasama ketenagaan);
6. Kebijakan pemerintah dalam program UPSUS peningkatan produksi dalam
rangka mencapai swasembada pangan, membuka peluang bagi instansi
untuk mengembangkan dan melaksanakan pelatihan manajemen dan
kepemimpinan bagi para pejabat daerah yang terlibat sehingga mampu
meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar pemerintah pusat dan
daerah;
7. ASEAN Economic Community (AEC) 2015 akan memberi dampak positif bagi
petani yang berdaya saing, sehingga memungkinkan instansi lebih berperan
dalam menyelenggarakan pelatihan dan konsultasi bagi pelaku utama/
pelaku usaha tani/ masyarakat tani/ lembaga swasta lainnya;
8. Pergerakan teknologi yang cepat, termasuk pada tuntutan pemasaran
berbasis teknologi (e-marketing) dan penggunaan multimedia dalam
penyebaran informasi pertanian akan mendukung PPMKP dalam
menyelenggarakan pelatihan yang bertema inovasi dalam strategi
pemasaran usaha tani dan penyuluhan berbasis multimedia;
9. Diklat prajabatan sebagai salah satu diklat unggulan instansi (di samping
diklat kepemimpinan) sangat dibutuhkan;
10. Adanya diklat unggulan yang sudah terakreditasi membuka peluang instansi
untuk membuat networking dengan lembaga/kementerian lainnya;
11. Dukungan dana memadai;
RENCANA STRATEGIS 2015- 2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
27
12. PPMKP bisa bekerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengembangan
pegawai PPMKP;
13. Satu - satunya UPT diklat di lingkup Kementerian Pertanian yang diberikan
mandat khusus untuk menyelenggarakan diklat non teknis pertanian (diklat
manajemen, kepemimpinan, dan multimedia bagi aparatur dan non aparatur
pertanian).
D. TANTANGAN (Threats), meliputi :
1. Pengembangan jejaring kerjasama diklat secara luas dan serentak
menyebabkan persaingan yang cukup ketat dalam penyediaan tenaga ahli
yang profesional;
2. Adanya lembaga diklat yang menyediakan pelatihan sejenis dengan materi
diklat yang lebih baik dan menarik;
3. Pergerakan kebutuhan teknologi yang sangat cepat tidak seimbang dengan
kemampuan instansi dalam memenuhi kebutuhan tersebut;
4. Jarak yang begitu dekat antara lembaga diklat yang setingkat dan berkualitas;
5. Volume kerja yang banyak dan tuntutan kinerja yang tinggi sehingga kadangkala
pegawai sulit untuk melakukan pengembangan diri melalui diklat, kursus,
seminar, magang dan lain - lain.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
28
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
A. VISI
Dengan memperhatikan visi dari BPPSDMP , yaitu : “Terwujudnya Sumber Daya
Manusia Pertanian Yang Profesional, Mandiri, dan Berdaya Saing untuk
Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani” dan visi dari Pusat
Pelatihan Pertanian “Terwujudnya SDM pertanian yang profesional, mandiri
dan berdaya saing melalui pelatihan dan sertifikasi profesi pertanian untuk
mendukung kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”, serta memperhatikan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100 Tahun 2013 pasal 2 yang menyatakan
bahwa PPMKP mempunyai tugas melaksanakan pelatihan manajemen,
kepemimpinan, dan multimedia bagi aparatur dan nonaparatur pertanian,
pelatihan prajabatan, dan pelatihan fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian
bagi aparatur pertanian, serta mengembangan model dan teknik pelatihan
manajemen, kepemimpinan, dan multimedia, maka PPMKP menetapkan visi
yaitu: ”Menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan karakter
Sumber Daya Manusia Pertanian yang unggul di tingkat nasional dan
regional “.
Adapun pokok-pokok Visi PPMKP dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3 Pokok-pokok dan Pemaknaan Visi
POKOK-POKOK VISI MAKNA VISI
Pusat pembelajaran SDM
Pertanian yang Unggul
Lembaga yang memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran bagi SDM Pertanian dengan predikat terbaik
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
29
POKOK-POKOK VISI MAKNA VISI
Pusat Pengembangan
Karakter SDM Pertanian yang Unggul
Lembaga yang menanamkan sikap (attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills) yang positif bagi SDM Pertanian dengan predikat terbaik
SDM Pertanian Individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya
Tingkat Nasional Tingkat wilayah Negara Indonesia.
Tingkat Regional Tingkat kawasan Asia Tenggara
Pertanian Kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau
peternakan dalam suatu agroekosistem (Permentan 37 Tahun 2018)
B. MISI
Untuk mewujudkan visi, BPPSDMP menetapkan 4 (empat) langkah misi sebagai
berikut: (1) Memantapkan Sistem Penyuluhan Pertanian yang Terpadu dan
Berkelanjutan; (2) Memperkuat Pendidikan Pertanian yang Kredibel; (3)
Memantapkan Sistem Pelatihan Pertanian, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi
Pertanian yang Berbasis Kompetensi dan Daya Saing; serta (4) Memantapkan
Sistem Administrasi dan Manajemen Yang Transparan dan Akuntabel. Sesuai
dengan tugasnya untuk menyelaraskan misi BPPSDMP yang ketiga, maka PPMKP
merumuskan misi sebagai berikut:
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
30
1. Melaksanakan penyusunan rencana, program, dan mengembangkan
kerjasama diklat manajemen dan kepemimpinan pertanian
2. Menyelenggarakan pelatihan manajemen; kepemimpinan; fungsional
non RIHP dan pelatihan multimedia pertanian
3. Menyelenggarakan produksi dan penyebaran informasi pertanian
4. Menyelenggarakan pengembangan laboratorium kepemimipinan dan
laboratorium manajemen
5. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kediklatan
6. Meningkatkan kualitas kelembagaan
C. TUJUAN
Sejalan dengan visi dan misi PPMKP yang telah ditetapkan, maka rumusan tujuan
kegiatan PPMKP untuk periode tahun 2015 – 2019, sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana dan program diklat manajemen dan kepemimpinan
pertanian
2. Pengembangan kerjasama diklat manajemen dan kepemimpinan pertanian
3. Penyelenggaraan pelatihan manajemen; kepemimpinan; fungsional non
RIHP dan pelatihan multimedia pertanian
4. Penyelenggaraan produksi dan penyebaran informasi pertanian
5. Penyelenggaraan pengembangan laboratorium kepemimipinan dan
laboratorium manajemen
6. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi kediklatan
7. Peningkatan kualitas kelembagaan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
31
D. SASARAN
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rangka pencapaian
sasaran program (outcome) selama lima tahun kedepan. Adapun sasaran
PPMKP pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas layanan publik terhadap layanan lembaga
1) Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik
lembaga sebesar 3,75 Skala Likert (1-4)
b. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian
1) Penurunan rata-rata competency-gap index peserta pelatihan
manajemen dan kepemimpinan pertanian sebesar 22 %
c. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan PPMKP
1) Tidak terdapat temuan BPK atas pengelolaan keuangan PPMKP
yang terjadi berulang
2) Tidak terdapat temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang
terjadi berulang (5 aspek SAKIP sesuai Permenpan RB 12 tahun
2015)
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
34
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. ARAH KEBIJAKAN
Sejalan dengan arah kebijakan BPPSDMP, maka PPMKP menyusun dan
melaksanakan kebijakan sebagai berikut :
1. Melakukan upaya mewujudkan lembaga pelatihan melalui peningkatan
kapasitas kelembagaan
2. Menyusun dan melaksanakan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas, berdaya saing, dan terjamin mutunya;
3. Melaksanakan sistem administrasi dan manajemen yang transparan dan
akuntabel melalui peningkatan kualitas manajemen kelembagaan.
B. STRATEGI PPMKP
Strategi dan langkah operasional yang ditempuh untuk meningkatkan daya
saing dan kinerja lembaga meliputi:
1. Mewujudkan kemandirian lembaga pelatihan melalui peningkatan kapasitas
kelembagaan pelatihan pertanian
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan
Swadaya (P4S);
b. Memberikan pelatihan bagi Pengelola P4S;
c. Memberikan bimbingan dan pendampingan teknis untuk memperkuat
kemampuan dari segi manajemen.
2. Menyusun dan melaksanakan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya
a. Meningkatkan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
1) Mensosialisasikan dan melaksanakan SOP (Standard Operating
Procedure) pada seluruh komponen organisasi;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
35
2) Pemeliharaan, perbaikan, pengadaan, serta penataan sarana dan
prasarana yang sesuai dengan standar pelayanan minimal sebagai
lembaga diklat yang kompeten;
3) Melaksanakan dan mengawasi tata tertib internal secara konsisten.
b. Terjaminnya kualitas sistem penyelenggaraan diklat
1) Mengembangkan jenis diklat manajemen dan kepemimpinan bagi
aparatur dan non aparatur berbasis kebutuhan masyarakat melalui AKD
dan IKD;
2) Memanfaatkan hasil monitoring dan evaluasi diklat untuk memperbaiki
sistem penyelenggaraan diklat;
3) Menyusun target outcome penyelenggaraan diklat yang ditetapkan
dalam Tujuan Instruksional Khusus Diklat diikuti dengan pemantauan,
pelaksanaan, dan evaluasi capaian target;
4) Menyiapkan kurikulum, modul, dan bahan ajar yang up to date dan
tepat waktu;
5) Menetapkan sasaran peserta diklat dalam upaya mendukung
peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai bagi aparatur dan
non aparatur;
6) Menyelenggarakan diklat berbasis pelayanan prima dan peningkatan
kompetensi peserta;
7) Menerapkan IT dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas pelayanan;
8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat yang
responsif dan berkesinambungan;
9) Melaksanakan evaluasi pasca diklat dan bimbingan lanjutan untuk
menjamin pencapaian target outcome dan menjaga kualitas
penyelenggaran diklat;
10) Memanfaatkan database peserta diklat untuk pendaftaran online,
penerimaan peserta, administrasi diklat, evaluasi pasca diklat,
bimbingan lanjutan, dan untuk keperluan evaluasi lainnya;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
36
11) Meningkatkan kualitas diklat khususnya diklat yang sudah terakreditasi
melalui kegiatan check and review secara rutin;
12) Membuat usulan akreditasi untuk diklat-diklat unggulan yang
lainnya;
13) Mengembangkan model diklat manajemen dan kepemimpinan
pertanian yang lebih berkualitas dan sesuai kebutuhan masyarakat
dan up to date;
14) Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan diklat yang bersifat
pengembangan karakter dan motivasi untuk berprestasi;
c. Meningkatnya kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
1) Menetapkan spesialisasi dan pengembangan kapasitas widyaiswara
sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya
di bidang teknis manajemen dan kepemimpinan pertanian serta
teknis non RIHP dan multimedia;
2) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia terlatih melalui
kegiatan pelatihan, ‘In House Training’, magang, workshop, dll;
3) Menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan kapasitas dan
keahliannya;
4) Pelaksanaan program peningkatan profesionalisme pejabat
struktural, fungsional, dan teknis sesuai bidang tugasnya;
5) Pengusulan permintaan pegawai sesuai hasil analisis dan peta
jabatan;
6) Melaksanakan reward and punishment yang tepat, terukur, dan
konsisten dalam pelaksanaan tugas;
7) Melaksanakan pengembangan karir berdasarkan kompetensi
pegawai.
d. Mengembangkan program dan jejaring kerjasama
PPMKP melaksanakan tiga bentuk kegiatan kerjasama, yakni kerjasama
penyelenggaraan diklat, kerjasama pelayanan keahlian, dan kerjasama
penggunaan sarana diklat. Dari ketiga bentuk tersebut di atas,
kerjasama terbanyak adalah dalam bentuk kerjasama pinjam fasilitas.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
37
Agar lebih banyak kerjasama dalam bentuk kerjasama penuh dan semi,
maka dibutuhkan fasilitas dan fasilitator yang sesuai dengan yang
diinginkan oleh pengguna jasa. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut adalah :
1) Menyusun profil kelembagaan yang up to date dalam dua bahasa;
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyebaran informasi melalui
berbagai media informasi pertanian;
3) Melakukan pendistribusian proposal kerjasama ke berbagai instansi
pemerintah maupun swasta;
4) Melaksanakan metode presentasi proposal kerjasama pelatihan untuk
menarik minat;
5) Memperluas jejaring kerjasama dalam negeri dan luar negeri;
6) Meningkatkan kualitas layanan kerjasama yang transparan;
7) Menyusun dan melaksanakan prosedur pelaksanaan kerjasama
pelatihan.
3. Melaksanakan sistem administrasi dan manajemen yang transparan dan
akuntabel melalui peningkatan kualitas manajemen kelembagaan.
a. Mensosialisasikan dan melaksanakan Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi pada
seluruh komponen organisasi;
b. Mensosialisasikan dan melaksanakan Perjanjian Kinerja Tahunan pada
seluruh komponen organisasi;
c. Meningkatkan perencanaan program dan kegiatan berbasis kinerja;
d. Memperbaiki sistem monitoring dan pelaporan serta pengarsipan data dan
dokumen;
e. Menyelenggarakan sistem pelaporan keuangan negara secara tertib;
f. Meningkatkan kualitas dan akurasi laporan penyelenggaraan sehingga dapat
lebih bermanfaat;
g. Meningkatkan efektifitas rapat koordinasi untuk integrasi dan
sinkronisasi kegiatan;
h. Merespon saran dan kritik dari masyarakat sebagai pengguna jasa.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
38
C. KERANGKA REGULASI
Kerangka regulasi selain sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran
pengembangan kapasitas aparatur dan non aparatur pertanian. Kerangka
regulasi juga disusun sebagai instrumen untuk memecahkan permasalahan
yang penting, mendesak, dan memiliki dampak besar terhadap pencapaian
sasaran pengembangan sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur
pertanian. Adapun regulasi yang terkait dengan pelatihan meliputi:
1. Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang – undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;
4. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian;
5. Peraturan Menteri Pertanian tentang Juklak Pelatihan Fungsional RIHP
sebanyak 9 Permentan;
6. Peraturan Menteri Pertanian tentang Juklak Pelatihan Teknis Pertanian
sebanyak 6 Permentan;
7. Peraturan Menteri Pertanian tentang Juklak Penyiapan SDM Pertanian
dalam Mendukung Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu;
8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100 Tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas
Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian;
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pertanian;Peraturan Menteri Pertanian Nomor 08
Tahun 2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Petani melalui
Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya;
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Agricultural Training Camp;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
39
12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 13 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Alat dan Mesin Pertanian;
13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya;
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor
Pertanian;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Agribisnis Pada Unit Pelaksana Teknis
Pelatihan Pertanian;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Akreditasi Lembaga Pelatihan Teknis Pertanian;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Penilaian Widyaiswara Pertanian Berprestasi;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian;
19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 84 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyiapan Sumber Daya Manusia Pertanian Dalam
Rangka Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu;
20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 89b Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyiapan Sumber Daya Manusia Pertanian Melalui Pelatihan
Kepemimpinan Berbasis Revolusi Mental Dalam Reformasi Birokrasi;
21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Dalam Negeri
dan Luar Negeri;
22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 560 Tahun 2016 Tentang Pusat
Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya Berprestasi Tingkat Nasional
Tahun 2016;
23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2017 Tentang Jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Bidang Perkebunan
Kelapa Sawit;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
40
24. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Bidang Alat dan
Mesin Pertanian;
25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk
Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Sektor Pertanian;
26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2017 Tentang Jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Bidang Perkebunan
Kelapa Sawit;
27. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Jenjang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Bidang Alat dan
Mesin Pertanian;
28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pelatihan Pertanian
29. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 - 2019;
30. Rencana Strategis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian Tahun 2015 – 2019;
31. Rencana Strategis Pusat Pelatihan Pertanian Tahun 2015 – 2019.
D. KERANGKA KELEMBAGAAN
PPMKP semula bernama Pusat Manajemen Pengembangan Sumberdaya
Manusia Pertanian (PMPSDMP) yang merupakan penggabungan empat Balai,
yaitu: Balai Penataran dan Latihan Pertanian (BPLP), Balai Latihan Pegawai
Pertanian (BLPP), Balai Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pertanian (BPPFP),
dan Balai Metodologi Informasi Pertanian (BMIP) berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian Nomor: 526/Kpts/OT.210/11/2000.
Lembaga tersebut kemudian berubah menjadi Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) atas dasar Peraturan Menteri Pertanian No.
14/Permentan/OT.140/2007, pada tanggal 19 Februari 2007.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
41
Lembaga baru ini ditetapkan sebagai UPT di bidang pelatihan pertanian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPPSDMP yang secara
teknis dibina oleh kepala Pusat Pelatihan Pertanian.
Pada tahun 2013 PPMKP mengalami perubahan organisasi. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 100/Permentan/OT.140/10/2013, struktur
organisasi PPMKP mengalami perampingan. Satu jabatan eselon III yang
membidangi pelatihan multimedia dan dua jabatan eselon IV di bawahnya
dilebur.
Dalam mendukung Tugas dan Fungsinya, pada PPMKP memiliki jabatan
Struktural, Fungsional tertentu antara lain: (1) Widyaiswara, (2) Pustakawan,
(3) Arsiparis, (4) Pranata Humas dan Pelaksana.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
42
BAB V
PROGRAM, PROGRAM AKSI, INDIKATOR KINERJA UTAMA,
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
A. PROGRAM
BPPSDMP menetapkan dua program pada tahun 2015-2019, yaitu: (1) Program
Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan, dan Pelatihan Pertanian; (2) Pendidikan
Menengah. Pada tahun 2017 dikarenakan bergesernya kegiatan Revitalisasi
Pendidikan Pertanian dari Fungsi ekonomi menjadi Fungsi Pendidikan
bergabung dengan Pendidikan Menengah Pertanian, maka mulai perencanaan
tahun 2017 nomenklatur program BPPSDMP berubah menjadi: (1) Program
Peningkatan Penyuluhan, dan Pelatihan Pertanian dan (2) Progam Pendidkan
Pertanian. PPMKP turut andil dalam program BPPSDMP, yakni “Program
Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian”.
Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
menjabarkan program tersebut melalui kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan
Pertanian yang dirumuskan ke dalam empat pilar, yaitu (i) Pelatihan
Mendukung Komoditas Strategis Pertanian; (ii) Penguatan P4S Sebagai Pusat
Pembelajaran Petani; (iii) Layanan Dukungan Manajemen Pelatihan; dan (iv)
Layanan Perkantoran.
B. PROGRAM AKSI
Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) mendukung
pencapaian program aksi BPPSDMP dan Pusat Pelatihan Pertanian melalui
penyelenggaraan Pelatihan Mendukung Komoditas Strategis Pertanian dan
Penguatan P4S sebagai Pusat Pembelajaran Petani.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
43
C. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Indikator Kinerja Program digunakan
sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan dengan tujuan untuk: (1)
menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT); (2) menyampaikan rencana kerja
dan anggaran; (3) menyusun dokumen penetapan/perjanjian kinerja; (4)
menyusun laporan akuntabilitas kinerja; dan (5) melakukan evaluasi
pencapaian kinerja sesuai Rencana Strategis PPMKP tahun 2015-2019.
Indikator Kinerja Utama PPMKP mengacu kepada Program Peningkatan
Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian sehingga PPMKP memiliki Indikator Kinerja
Utama: “Jumlah aparatur dan non Aparatur Pertanian yang meningkat
kompetensi kerjanya melalui pelatihan”.
D. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
Mengacu pada Renstra Pusat Pelatihan Pertanian, IKK Program Peningkatan
Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2015
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan pertanian :
- Workshop bagi P4S.
b. Penyusunan dan pelaksanaan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya:
b.1. Peningkatan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
- Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP);
- Sosialisasi Sistem Pengendali Internal (SPI);
- Perawatan gedung dan sarana prasarana kantor;
- Rehabilitasi Gedung dan Bangunan;
- Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor;
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2/ 4/ 6;
- Langganan Daya dan Jasa;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
44
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Kediklatan.
b.2. Penjaminan kualitas sistem penyelenggaraan diklat
b.2.1. Menyelenggarakan diklat manajemen
- Diklat Manajemen Kewirausahaan bagi Aparatur;
- Diklat bagi Instruktur;
- Diklat Manajemen BP3K;
- Diklat Budaya Kerja dan Reformasi Birokrasi bagi
Petugas;
- Diklat Teknis Bendahara Pengeluaran bagi Petugas;
- Diklat Bahasa Inggris;
- Diklat Metodologi Pengajaran bagi Instruktur;
- Diklat Manajemen Kewirausahaan bagi Petani;
- Diklat Pemantapan Magang Jepang;
- Diklat Agri Training Camp.
b.2.2. Menyelenggarakan diklat kepemimpinan
b.2.3. Menyelenggarakan diklat multimedia aparatur dan non
aparatur
- Diklat Audio Visual bagi Penyuluh;
- Diklat Pembuatan Website bagi Penyuluh;
- Diklat Teknis Penulisan Media Cetak bagi Penyuluh.
b.2.4. Menyelenggarakan diklat prajabatan
- Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
- Diklat Prajabatan Golongan III.
b.2.5. Menyelenggarakan diklat fungsional non Rumpun Ilmu
Hayati Pertanian
b.2.6. Akreditasi Program Pelatihan;
b.2.7. Standarisasi Penyelenggaraan Pelatihan Bersertifikat;
b.2.8. Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Latihan;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
45
b.2.9. Produksi Database Diklat;
b.2.10. Monitoring dan evaluasi kegiatan diklat;
b.2.11. Evaluasi pasca diklat;
b.2.12. Bimbingan lanjutan;
b.2.13. Penyusunan kurikulum pelatihan manajemen dan
multimedia;
b.2.14. Penyusunan modul pelatihan manajemen dan
multimedia.
b.3. Peningkatan kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
- Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi, dan Profesi
Widyaiswara/ Pustakawan/ Penyuluh/ Instruktur;
- Pembinaan kepegawaian/ administrasi/ keuangan/
perlengkapan dan SPI;
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan
staf struktural.
b.4. Pengembangan program dan jejaring kerjasama
- Produksi Proposal Kerjasama;
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Pengembangan Promosi dan Publikasi Pelatihan.
c. Pelaksanaan sistem administrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel :
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Penyusunan Program Tahunan;
- Monitoring dan Evaluasi internal;
- Penyusunan LAKIN; SIMASN; SAI; SIMAK BMN; e-evaluation,
SMART, dan pelaporan lainnya;
- Layanan Keluhan Pengguna Jasa (Costumer Service)
- Penyusunan Laporan Bulanan;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
46
- Penyusunan Laporan Tahunan.
2. Tahun 2016
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan pertanian :
- Magang bagi Pengelola P4S.
b. Penyusunan dan pelaksanaan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya :
b.1. Peningkatan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
- Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP);
- Sosialisasi Sistem Pengendali Internal (SPI);
- Perawatan gedung dan sarana prasarana kantor;
- Rehabilitasi Gedung dan Bangunan;
- Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor;
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2/4/6;
- Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2;
- Langganan Daya dan Jasa;
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Kediklatan;
- Pengadaan software Laboratorium Kepemimpinan;
- Pengadaan software Laboratorium Manajemen;
- Pengadaan Sarana Outbond;
- Pengadaan dan pemeliharaan hot spot;
- Penghapusan Barang.
b.2. Penjaminan kualitas sistem penyelenggaraan diklat
b.2.1. Menyelenggarakan diklat manajemen
- Training Officer Course;
- Diklat Teknis Perencanaan bagi Petugas;
- Diklat Manajemen dan Kepemimpinan bagi Pimpinan
BP3K;
- Diklat Bahasa Inggris;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
47
- Diklat Revolusi Mental Pembangunan Karakter Bangsa;
- Diklat Teknis Arsiparis;
- Diklat Bendahara Pengeluaran bagi Petugas;
- Bimtek dan Ujian Sertifikasi Pengadaan Barang dan
Jasa;
- Diklat Kehumasan;
- Workshop Diplomasi dan Negosiasi Kerjasama
Internasional Bidang Pertanian;
- Diklat Manajemen BMN;
- Diklat Pranata Komputer;
- Diklat Kewirausahaan bagi Petani Muda;
- Diklat Pemantapan bagi Calon Magang Jepang;
- Diklat Agri Training Camp;
b.2.2. Menyelenggarakan diklat kepemimpinan
- Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
- Diklat Kepemimpinan Tingkat IV;
b.2.3. Menyelenggarakan diklat multimedia aparatur dan non
aparatur
- Diklat Teknis Penulisan Media Tercetak bagi
Penyuluh;
- Diklat Alat Bantu bagi Penyuluh;
- Diklat Audio Visual bagi Penyuluh Pertanian;
- Diklat Pembuatan Weblog bagi Petugas;
- Diklat Penulisan Ilmiah Populer;
b.2.4. Menyelenggarakan diklat prajabatan
- Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
- Diklat Prajabatan Golongan III.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
48
b.2.5. Menyelenggarakan diklat fungsional non Rumpun Ilmu
Hayati Pertanian
- Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda,
Utama, Madya;
- Diklat bagi Calon Widyaiswara;
b.2.6. Akreditasi Program Pelatihan;
b.2.7. Standarisasi Penyelenggaraan Pelatihan Bersertifikat;
b.2.8. Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Latihan;
b.2.9. Produksi Database Diklat;
b.2.10. Monitoring dan evaluasi kegiatan diklat;
b.2.11. Evaluasi pasca diklat;
b.2.12. Bimbingan lanjutan;
b.2.13. Penyusunan kurikulum pelatihan manajemen dan
multimedia;
b.2.14. Penyusunan modul pelatihan manajemen dan
multimedia.
b.3. Peningkatan kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
- Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi, dan Profesi
Widyaiswara/ Pustakawan/ Penyuluh/ Instruktur;
- Pembinaan kepegawaian/ administrasi/ keuangan/
perlengkapan dan SPI;
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan
staf struktural.
b.4. Pengembangan program dan jejaring kerjasama
- Produksi Proposal Kerjasama;
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Pengembangan Promosi dan Publikasi Pelatihan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
49
c. Pelaksanaan sistem administrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel :
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Penyusunan Program Tahunan;
- Monitoring dan Evaluasi internal;
- Penyusunan LAKIN; SIMPEG; SAI; SIMAK BMN; e-evaluation,
SMART, dan pelaporan lainnya;
- Layanan Keluhan Pengguna Jasa (Costumer Service)
- Penyusunan Laporan Bulanan;
- Penyusunan Laporan Tahunan.
3. Tahun 2017
a. Penyusunan dan pelaksanaan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya :
b.1. Peningkatan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
- Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP);
- Sosialisasi Sistem Pengendali Internal (SPI);
- Perawatan gedung dan sarana prasarana kantor;
- Rehabilitasi Gedung dan Bangunan;
- Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor;
- Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2 dan 4;
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2/4/6;
- Langganan Daya dan Jasa;
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Kediklatan;
- Pengadaan perlatan Laboratorium Multimedia;
- Pengadaan Sarana Outbond;
b.2. Penjaminan kualitas sistem penyelenggaraan diklat
b.2.1. Menyelenggarakan diklat manajemen
- Diklat Bendahara Penerimaan;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
50
- Diklat Bendahara Pengeluaran;
- Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa;
- Pelatihan Akuntansi Berbasis Akrual;
- Pelatihan Manajerial Berkelanjutan/ Manajerial
Skill;
- Diklat Legal Drafter;
- Diklat Bantuan Hukum (Advokasi);
- Diklat Effective Report Writing Techniques;
- Diklat Analisis Pemasaran;
- Diklat Teknis Negosiasi dan Diplomasi dalam
Rangka MEA Bidang Pertanian;
- Diklat Manajemen BMN;
- Diklat Monev dan Pelaporan;
- Training Officer Course;
- Diklat Teknis Perencanaan bagi Petugas;
- Diklat Manajemen dan Kepemimpinan bagi
Pimpinan BP3K;
- Management of Training;
- Diklat Manajemen Anggaran bagi PPK;
- TOT Diklat Tematik;
- Diklat Kewirausahaan bagi Petani Muda;
- Diklat Pemantapan bagi Calon Magang Jepang;
- Diklat Agri Training Camp;
- Diklat Manajemen Kelembagaan bagi Non
Aparatur;
b.2.2. Menyelenggarakan diklat kepemimpinan
- Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
- Diklat Kepemimpinan Tingkat IV;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
51
- Diklat Kepemimpinan/ Leadership;
b.2.3. Menyelenggarakan diklat multimedia aparatur dan non
aparatur
- Diklat Alat Bantu Penyuluhan Pertanian;
- Diklat Penulisan dan Pengelolaan Website;
b.2.4. Menyelenggarakan diklat prajabatan
- Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
- Diklat Prajabatan Golongan III.
b.2.5. Menyelenggarakan diklat fungsional non Rumpun Ilmu
Hayati Pertanian
- Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda,
Utama, Madya;
- Diklat bagi Calon Widyaiswara;
- Diklat Metode Pendidikan bagi Dosen dan Guru;
- Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Ahli.
b.2.6. Akreditasi Program Pelatihan;
b.2.7. Standarisasi Penyelenggaraan Pelatihan Bersertifikat;
b.2.8. Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Latihan;
b.2.9. Produksi Database Diklat;
b.2.10. Monitoring dan evaluasi kegiatan diklat;
b.2.11. Evaluasi pasca diklat;
b.2.12. Bimbingan lanjutan;
b.2.13. Penyusunan kurikulum pelatihan manajemen dan
multimedia;
b.2.14. Penyusunan modul pelatihan manajemen dan
multimedia.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
52
b.3. Peningkatan kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
- Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi, dan Profesi
Widyaiswara/ Pustakawan/ Penyuluh/ Instruktur;
- Pembinaan kepegawaian/ administrasi/ keuangan/
perlengkapan dan SPI;
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan
staf struktural.
b.4. Pengembangan program dan jejaring kerjasama
- Produksi Proposal Kerjasama;
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Pengembangan Promosi dan Publikasi Pelatihan.
b. Pelaksanaan sistem administrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel :
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Penyusunan Program Tahunan;
- Monitoring dan Evaluasi internal;
- Penyusunan LAKIN; SIMASN; SAI; SIMAK BMN; e-evaluation,
SMART, dan pelaporan lainnya;
- Layanan Keluhan Pengguna Jasa (Costumer Service)
- Penyusunan Laporan Bulanan;
- Penyusunan Laporan Tahunan.
4. Tahun 2018
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan pertanian :
- Penumbuhan dan atau klasifikasi P4S;
- Magang bagi Pengelola/ Pengurus P4S;
- Diklat Manajemen Agribisnis bagi Pengurus/ Pengelola
Gapoktan/ LM3/ P4S;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
53
- Pelatihan Manajemen Kepemimpinan bagi Pengurus/ Pengelola
Gapoktan/ LM3;
- Pengembangan Kapasitas dan Kepemimpinan Pengelola P4S
melalui Temu Usaha.
- Pelatihan Manajemen Kepemimpinan bagi Pengurus/ Pengelola
P4S.
b. Penyusunan dan pelaksanaan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya :
b.1. Peningkatan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
- Sosialisasi dan Pelaksanaan Standard Operating Procedure
(SOP);
- Sosialisasi dan Pelaksanaan Sistem Pengendali Internal
(SPI);
- Perawatan gedung dan sarana prasarana kantor;
- Rehabilitasi Gedung dan Bangunan;
- Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor;
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2/4/6;
- Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2;
- Langganan Daya dan Jasa;
- Pembangunan Gedung Pengembangan Kepemimpinan;
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Kediklatan;
- Pengadaan software Laboratorium Kepemimpinan;
- Pengadaan software Laboratorium Manajemen;
- Pengadaan peralatan Laboratorium Multimedia;
- Pengadaan Sarana Olahraga;
- Pengadaan Ruang Laktasi;
- Penghapusan barang.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
54
b.2. Penjaminan kualitas sistem penyelenggaraan diklat
b.2.1. Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Diklat dan Identifikasi
Kebutuhan Diklat;
b.2.2. Akreditasi Program Pelatihan;
b.2.3. Standarisasi Penyelenggaraan Pelatihan Bersertifikat;
b.2.4. Penyusunan TIK, kurikulum, modul, serta bahan ajar
pelatihan manajemen, kepemimpinan, dan
multimedia;
b.2.5. Menyelenggarakan diklat manajemen
- Diklat Bendahara Penerimaan;
- Diklat Bendahara Pengeluaran;
- Diklat Manajemen/ Kepemimpinan Masyarakat
Pertanian Wilayah Barat;
- Diklat Sistem Informasi Akutansi (SAI);
- Diklat Perencanaan Pembangunan Pertanian;
- Diklat Manajemen SABMN;
- Pelatihan Pertanian bagi Remaja/ ATC;
- Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani Muda;
- Pelatihan Kewirausahaan Wilayah Barat;
- Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa;
- Pelatihan Penyusunan Renstra;
- Diklat Teknis Komunikasi;
- Diklat Pengembangan Usaha Agribisnis;
- Diklat Penyusunan LAKIN/SIMONEV/SAI;
- Diklat Pemberdayaan Masyarakat;
- Diklat Etika Pelayanan.
b.2.6. Menyelenggarakan diklat kepemimpinan
- Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
55
- Diklat Kepemimpinan Tingkat IV;
b.2.7. Menyelenggarakan diklat multimedia aparatur dan non
aparatur
- Diklat Alat Bantu Penyuluhan Pertanian;
- Diklat Karya Tulis Ilmiah;
- Diklat Multimedia Visual;
- Diklat Multimedia Tercetak;
- Pelatihan Metodologi Informasi Pertanian;
- Pelatihan Multimedia bagi penyuluh pertanian;
- Pelatihan Penyiaran Radio;
- Pelatihan pembuatan film penyuluhan;
- Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran;
- Pelatihan Penulisan Naskah Siaran radio;
- Pelatihan Mendesain Website;
- Pelatihan siaran Pedesaan bagi Penyuluh Lapang;
- Pelatihan Peliputan dan Kontributor bagi P4S,
KTNA, dan Penyuluh Pertanian;
- Pelatihan pembuatan Animasi bagi Petugas;
- Pelatihan tehnik Penyusunan Program Penyiaran
radio bagi dosen, guru, dan penyuluh pertanian.
b.2.8. Menyelenggarakan diklat prajabatan
- Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
- Diklat Prajabatan Golongan III.
b.2.9. Menyelenggarakan diklat fungsional non Rumpun Ilmu
Hayati Pertanian
- Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda,
Utama, Madya;
- Diklat bagi Calon Widyaiswara.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
56
b.2.10. Produksi Database Diklat;
b.2.11. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan diklat;
b.2.12. Pelaksanaan Evaluasi pasca diklat;
b.2.13. Pelaksanaan Bimbingan lanjutan.
b.3. Peningkatan kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
- Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi, dan Profesi
Widyaiswara/ Pustakawan/ Penyuluh/ Instruktur;
- Pembinaan kepegawaian/ administrasi/ keuangan/
perlengkapan dan SPI;
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan
staf struktural;
- Pemetaan dan penempatan pegawai sesuai dengan
kapasitasnya;
- Pelaksanaan reward and punishment.
b.4. Pengembangan program dan jejaring kerjasama
- Produksi Proposal Kerjasama;
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Pengembangan Promosi dan Publikasi Pelatihan.
c. Pelaksanaan sistem administrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel :
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Penyusunan Program Tahunan;
- Monitoring dan Evaluasi internal;
- Penyusunan LAKIN; SIMASN; SAI; SIMAK BMN; e-evaluation,
SMART, dan pelaporan lainnya;
- Layanan Keluhan Pengguna Jasa (Costumer Service)
- Penyusunan Laporan Bulanan;
- Penyusunan Laporan Tahunan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
57
5. Tahun 2019
a. Peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan pertanian :
- Magang bagi Pengelola P4S;
- Diklat Manajemen Agribisnis bagi Pengurus/ Pengelola
Gapoktan/ LM3/ P4S;
- Pengembangan Kapasitas dan Kepemimpinan Pengelola P4S
melalui Temu Usaha.
b. Penyusunan dan pelaksanaan sistem penyelenggaraan diklat yang
berkualitas dan terjamin mutunya :
b.1. Peningkatan kapasitas dan daya saing kelembagaan pelatihan
- Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP);
- Sosialisasi Sistem Pengendali Internal (SPI);
- Perawatan gedung dan sarana prasarana kantor;
- Rehabilitasi Gedung dan Bangunan;
- Pengadaan Peralatan/ Perlengkapan Kantor;
- Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2/4/6;
- Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2 dan 4;
- Langganan Daya dan Jasa;
- Pembangunan Gedung Pengembangan Kepemimpinan;
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Kediklatan;
- Pengadaan perlatan Laboratorium Multimedia;
- Pengadaan Sarana Olahraga;
b.2. Penjaminan kualitas sistem penyelenggaraan diklat
b.2.1. Menyelenggarakan diklat manajemen
- Diklat Bendahara Penerimaan;
- Diklat Bendahara Pengeluaran;
- Diklat Manajemen/ Kepemimpinan Masyarakat
Pertanian Wilayah Barat;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
58
- Diklat Sistem Informasi Akutansi (SAI);
- Diklat Perencanaan Pembangunan Pertanian;
- Diklat Manajemen SABMN;
- Pelatihan Pertanian bagi Remaja/ ATC;
- Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani Muda;
- Pelatihan Kewirausahaan Wilayah Barat;
- Pelatihan Manajemen Kepemimpinan bagi
Pengurus/ Pengelola Gapoktan/ LM3;
- Magang bagi Pengelola/ Pengurus P4S;
- Pelatihan Manajemen Kepemimpinan bagi
Pengurus/ Pengelola P4S;
- Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa;
- Pelatihan Penyusunan Renstra;
- Diklat Teknis Komunikasi;
- Diklat Pengembangan Usaha Agribisnis;
- Diklat Penyusunan LAKIN/SIMONEV/SAI;
- Diklat Pemberdayaan Masyarakat;
- Diklat Etika Pelayanan.
b.2.2. Menyelenggarakan diklat kepemimpinan
- Diklat Kepemimpinan Tingkat III;
- Diklat Kepemimpinan Tingkat IV;
b.2.3. Menyelenggarakan diklat multimedia aparatur dan non
aparatur
- Diklat Alat Bantu Penyuluhan Pertanian;
- Diklat Karya Tulis Ilmiah;
- Diklat Multimedia Visual;
- Diklat Multimedia Tercetak;
- Pelatihan Metodologi Informasi Pertanian;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
59
- Pelatihan Multimedia bagi penyuluh pertanian;
- Pelatihan Penyiaran Radio;
- Pelatihan pembuatan film penyuluhan;
- Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran;
- Pelatihan Penulisan Naskah Siaran radio;
- Pelatihan Mendesain Website;
- Pelatihan siaran Pedesaan bagi Penyuluh Lapang;
- Pelatihan Peliputan dan Kontributor bagi P4S,
KTNA, dan Penyuluh Pertanian;
- Pelatihan pembuatan Animasi bagi Petugas;
- Pelatihan tehnik Penyusunan Program Penyiaran
radio bagi dosen, guru, dan penyuluh pertanian.
b.2.4. Menyelenggarakan diklat prajabatan
- Diklat Prajabatan Golongan I dan II;
- Diklat Prajabatan Golongan III.
b.2.5. Menyelenggarakan diklat fungsional non Rumpun Ilmu
Hayati Pertanian
- Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Muda,
Utama, Madya;
- Diklat bagi Calon Widyaiswara.
b.2.6. Akreditasi Program Pelatihan;
b.2.7. Standarisasi Penyelenggaraan Pelatihan Bersertifikat;
b.2.8. Pelaksanaan Identifikasi Kebutuhan Latihan;
b.2.9. Produksi Database Diklat;
b.2.10. Monitoring dan evaluasi kegiatan diklat;
b.2.11. Evaluasi pasca diklat;
b.2.12. Bimbingan lanjutan;
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
60
b.2.13. Penyusunan kurikulum pelatihan manajemen dan
multimedia;
b.2.14. Penyusunan modul pelatihan manajemen dan
multimedia.
b.3. Peningkatan kompetensi dan daya saing aparatur kediklatan
- Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi, dan Profesi
Widyaiswara/ Pustakawan/ Penyuluh/ Instruktur;
- Pembinaan kepegawaian/ administrasi/ keuangan/
perlengkapan dan SPI;
- Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan
staf struktural;
- Pemetaan dan penempatan pegawai sesuai dengan
kapasitasnya;
- Pelaksanaan reward and punishment.
b.4. Pengembangan program dan jejaring kerjasama
- Produksi Proposal Kerjasama;
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Pengembangan Promosi dan Publikasi Pelatihan.
c. Pelaksanaan sistem administrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel :
- Koordinasi/ Konsultasi Kerja/ Dinas;
- Penyusunan Program Tahunan;
- Monitoring dan Evaluasi internal;
- Penyusunan LAKIN; SIMPEG; SAI; SIMAK BMN; e-evaluation,
SMART, dan pelaporan lainnya;
- Layanan Keluhan Pengguna Jasa (Costumer Service)
- Penyusunan Laporan Bulanan;
- Penyusunan Laporan Tahunan.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
61
E. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pusat Pelatihan Pertanian, maka
PPMKP menetapkan target kinerja tahun 2015-2019 yang dapat dilihat pada tabel
4, 5 dan 6 sebagai berikut :
Tabel 5 Target Kinerja PPMKP Tahun 2015-2016
No Kegiatan/Sasaran
Kegiatan/Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan
Target Alokasi
(Ribu Rupiah)
2015 2016 2015 2016
Program Peningkatan Penyuluhan,
Pendidikan, dan Pelatihan Pertanian
36.309.869 40.234.871
Kegiatan pemantapan Sistem
Pelatihan Pertanian
1 Peningkatan kapasitas aparatur dan
non aparatur pertanian (orang)
1) Jumlah aparatur pertanian
yang ditingkatkan
kompetensinya melalui
Pelatihan Pertanian (orang)
1.860 1.218
2) Jumlah non aparatur yang
ditingkatkan kompetensinya
melalui Pelatihan Pertanian
(orang)
780 237
3) Jumlah Kelembagaan Pelatihan
Pertanian yang Difasilitasi dan
Dikembangkan (kelembagaan
UPT Pusat, UPT Daerah, P4S,
inkubator agribisnis
mendukung ATP (Unit)
13 12
4) Jumlah Ketenagaan Pelatihan
Pertanian yang Difasilitasi dan
Dikembangkan (Orang)
113 148
2 Layanan Internal Organisasi
(Dokumen) 13 13
3 Jumlah dukungan pemantapan
sistem pelatihan pertanian (Bulan) 12 12
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
62
Tabel 6 Target Kinerja PPMKP Tahun 2017
No Kegiatan/Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan Target
Alokasi (Ribu
Rupiah)
Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian 24.891.587
1 Peningkatan kapasitas aparatur dan non aparatur
pertanian (orang)
798
1) Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan
kompetensinya melalui Pelatihan Pertanian
(orang)
568
2) Jumlah non aparatur yang ditingkatkan
kompetensinya melalui Pelatihan Pertanian
(orang)
230
2 Penguatan P4S sebagai pusat pembelajaran petani
1) Jumlah Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan
Swadaya (P4S) yang terfasilitasi sarana dan
prasarana pembelajarannya
2) Penguatan P4S sebagai Pusat Pembelajaran
Petani
3 Sarana dan Prasarana Pembelajaran UPT Pelatihan
Pertanian
1) Jumlah UPT Pelatihan Pertanian yang terfasilitasi
sarana dan prasarana pembelajarannya (unit)
1
4 Terbitnya Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
(Layanan)
1) Layanan Pendidikan dan Pelatihan 1
Perubahan
IKK
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
63
Tabel 7 Target Kinerja PPMKP Tahun 2018-2019
No Kegiatan/Sasaran
Kegiatan/Indikator Kinerja
Sasaran Kegiatan
Target Alokasi
(Ribu Rupiah)
2018 2019 2018 2019
Kegiatan Pemantapan Sistem
Pelatihan Pertanian
39.775.114 10.350.483
1 SK.1. Meningkatnya kualitas layanan
public terhadap layanan PPMKP
1) IKSK 1. Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) atas layanan
Publik PPMKP (Skala Likert)
3,75 3,75
2 SK.2. Meningkatnya kualitas penye-
lenggaraan pelatihan manajemen
dan kepemimpinan pertanian
1) IKSK 2. Penurunan rata-rata
Competency Gap Index (CGI)
peserta pelatihan manajemen
dan kepemimpinan pertanian
(%)
22 22
3 SK.3. Meningkatnya akuntabilitas
kinerja di lingkungan PPMKP
1) IKSK 3. Jumlah temuan BPK
atas pengelolaan keuangan
PPMKP yang terjadi berulang
0 0
2) IKSK 3. Jumlah temuan Itjen
atas implementasi SAKIP yang
terjadi berulang (5 aspek
SAKIP sesuai Permenpan-RB
No. 12 Tahun 2015)
0 0
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
65
LAMPIRAN
Lampiran1
Wilayah Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
No Jenis Pelatihan Wilayah Kerja
1 Manajemen dan Kepemimpinan Nasional
2 Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) dan Ikatan
Alumni Magang Jepang (IKAMAJA)
Provinsi: (1) DKI Jakarta
(2) Jawa Tengah
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
66
Lampiran 2
Prasarana dan sarana pendukung di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan
Pertanian (PPMKP)
No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas
(orang) Keterangan
1. Aula 4 unit 1.000 baik
2. Ruang Kelas 15 unit 640 baik
3. Asrama 6 unit 665 baik
4. Ruang Makan 5 unit 640 baik
5. Guest House 8 unit 34 baik
6. Perpustakaan 1 unit 30 baik
7. Sarana Olah Raga 4 unit 46 baik
8. Sarana Ibadah 4 unit 205 baik
9. Luas Lahan 25,67 Ha - baik
Sumber data: profil UPT Pelatihan (2014)
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
67
Lampiran 3
Data Ketenagaan Pelatihan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
A. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah
S3 3
S2 36
S1 26
D4 -
SM -
D3 2
D2 1
SLTA 9
SLTP 22
SD 18
Total 164
Sumber data: Bagian Umum BPPSDMP 2018
B. Berdasarkan Golongan Ruang
Golongan Ruang Jumlah
Golongan I 18
Golongan II 63
Golongan III 57
Golongan IV 26
Total 164
Sumber data: Bagian Umum BPPSDMP 2018
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
68
Lampiran 4
Data Widyaiswara di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP)
A. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah
S3 5
S2 19
S1 3
Total 27
B. Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Widyaiswara Ahli Pertama 1
Widyaiswara Ahli Muda 9
Widyaiswara Ahli Madya 7
Widyaiswara Ahli Utama 10
Total 27
C. Berdasarkan Spesialisasi
Spesialisasi Jumlah
Manajemen 24
Belum ada spesialisasi 3
Total 27
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
69
Lampiran 5
Jumlah Kelembagaan Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya (P4S) Berdasarkan Klasifikasi Binaan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP)
Kelas Klasifikasi Jumlah
Pratama 2
Madya 6
Utama 15
Adhitama 1
Total 24