review jurnal uji identifikasi ibuprofen pada obat herbal dengan klt

3
Review jurnal UJI IDENTIFIKASI IBUPROFEN PADA OBAT HERBAL DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI Pendahuluan Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode KLT-Spektrofotodensitometri untuk identifikasi senyawa ibuprofen pada obat herbal. Hal ini berdasarkan pada peningkatan tren penggunaan obat herbal di masyarakat. Bagi masyarakat, obat tradisonal yang berkhasiat adalah yang dapat memberikan reaksi cepat terhadap penyakit yang diderita. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Mekanisme kerja obat tradisional berbeda dengan obat-obatan kimia atau sintesis. Obat-obatan kimia bekerja langsung pada target rasa sakit sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat untuk penyembuhan. Sedangkan obat tradisional justru bekerja pada seluruh jaringan. Selain itu, kebanyakan oba-obatan kimia bersifat sementara dalam menyembuhkan atau bahkan hanya mengurangi gejala rasa sakit. Sedangkan obat tradisional bersifat memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, waktu kerja obat tradisonal tidak secepat obat-obatan kimia karena obat tradisional memiliki fungsi memperbaiki keseluruhan jaringan yang mengalami kerusakan. Namun masyarakat menginginkan pengobatan yang cepat dengan minim efek samping. Melihat kecenderungan tersebut, beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya sebagai peluang untuk meraih keuntungan yaitu dengan menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam produk obat herbal untuk meningkatkan efek obat tersebut. Obat herbal tidak boleh dicampur dengan bahan kimia

Upload: putri-tias-al-qhadri

Post on 20-Dec-2015

95 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kapital selekta

TRANSCRIPT

Page 1: Review Jurnal Uji Identifikasi Ibuprofen Pada Obat Herbal Dengan Klt

Review jurnal UJI IDENTIFIKASI IBUPROFEN PADA OBAT HERBAL DENGAN KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI

Pendahuluan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode KLT-

Spektrofotodensitometri untuk identifikasi senyawa ibuprofen pada obat herbal. Hal ini

berdasarkan pada peningkatan tren penggunaan obat herbal di masyarakat. Bagi masyarakat, obat

tradisonal yang berkhasiat adalah yang dapat memberikan reaksi cepat terhadap penyakit yang

diderita. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Mekanisme kerja obat tradisional berbeda

dengan obat-obatan kimia atau sintesis. Obat-obatan kimia bekerja langsung pada target rasa

sakit sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat untuk penyembuhan. Sedangkan obat

tradisional justru bekerja pada seluruh jaringan. Selain itu, kebanyakan oba-obatan kimia bersifat

sementara dalam menyembuhkan atau bahkan hanya mengurangi gejala rasa sakit. Sedangkan

obat tradisional bersifat memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, waktu kerja obat

tradisonal tidak secepat obat-obatan kimia karena obat tradisional memiliki fungsi memperbaiki

keseluruhan jaringan yang mengalami kerusakan. Namun masyarakat menginginkan pengobatan

yang cepat dengan minim efek samping. Melihat kecenderungan tersebut, beberapa pihak yang

tidak bertanggung jawab memanfaatkannya sebagai peluang untuk meraih keuntungan yaitu

dengan menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam produk obat herbal untuk

meningkatkan efek obat tersebut. Obat herbal tidak boleh dicampur dengan bahan kimia obat

karena dapat mengancam kesehatan karena pemakaiannya yang tidak sesuai dengan dosis lazim.

Bahan kimia obat (BKO) adalah obat-obatan yang termasuk ke kategori obat keras. BKO

memiliki takaran pakai atau dosis tertentu. Jika obat-obat itu dipakai lebih dari dosisnya, maka

akan berdampak buruk pada kesehatan. Apabila masyarakat mengkonsumsi obat tradisional atau

jamu yang mengandung BKO tersebut, maka akan mengalami risiko gangguan kesehatan yang

serius, terutama pada lambung, jantung, ginjal, dan hati yang bahkan dapat berujung pada

kematian. Berdasarkan laporan BPOM, telah ditemukan senyawa ibuprofen pada produk obat

herbal yang memiliki khasiat sebagai penurun panas. Ibuprofen merupakan obat kimia yang

memiliki sifat antipiretik yang merangsang pusat pengaturan panas di hipotalamus (bagian otak

yang bersifat sangat peka, salah satunya terhadap suhu) sehingga mengakibatkan vasodilatasi

perifer dengan bertambahnya pengeluaran panas yang disertai dengan keluarnya banyak

keringat. Efek samping ibuprofen antara lain gangguan saluran cerna dan perdarahan, sakit

Page 2: Review Jurnal Uji Identifikasi Ibuprofen Pada Obat Herbal Dengan Klt

kepala, ulkus peptikum, pusing, gugup, depresi, mengantuk, kulit kemerahan, gatal-gatal, tinitus,

edema, insomnia, penglihatan buram, agranulositosis, dan trombositopenia. KLT -

Spektrofotodensitometri dilaporkan telah dapat digunakan untuk uji skrining dan konfirmasi

pada analisis toksikologi. Metode ini merupakan gabungan dua metode analisis, yaitu

kromatografi lapis tipis (KLT) dengan spektrofotodensitimetri. Prinsip kerja KLT -

spektrofotodensitometri berdasarkan pada interaksi antara radiasi elektromagnetik dari sinar UV-

Vis dengan analit yang merupakan noda pada plat KLT. Radiasi elektromagnetik yang datang

pada plat diabsorpsi oleh analit dan ditransmisikan. Radiasi elektromagnetik yang diabsorpsi

oleh analit atau indikator pada plat KLT dapat diemisikan berupa flouresensi dan fosforesensi.

Penggunaan metode KLT-Spektrofotodensitometri untuk analisis kuantitatif noda-noda yang

dihasilkan pada plat KLT memberikan beberapa keuntungan antara lain  tidak perlu mengerok

noda dari plat dan mengekstraksi kembali senyawa yang diperiksa sehingga dapat mengurangi

kesalahan yang mungkin terjadi pada waktu pengerokan noda dan ekstrasi kembali. Selain itu

analisis zat menjadi lebih praktis dan lebih reprodusibel. Oleh karena itu, KLT-

Spektrofotodensitometri dianggap sebagai metode yang sederhana, murah, handal, dan memiliki

spesifisitas yang cukup untuk uji konfirmasi.