review jurnal mh

2
Sebelum memulai pemberian berbagai pengobatan, seorang klinisi seharusnya mempertimbangkan apakah gejala insomnia yang dialami pasien membutuhkan pengobatan atau tidak, dengan melihat keparahan gejala tidur, gejala siang hari, dan kesulitan- kesulitan yang dialami sehari-hari. Tujuan pengobatan juga perlu didiskusikan. Sebagai contoh, pasien seharusnya dapat mengenali berbagai variasi derajat kualitas tidur dan merupakan hal yang normal dan mungkin masih dirasakan bahkan setelah pengobatan. Permasalahan tidur dan aktivitas sehari-hari seharusnya menjadi lebih baik setelah pengobatan. Pengobatan seharusnya tidak hanya berfokus pada hasil kuantitatif, seperti durasi tidur dan kedalaman tidur, tetapi juga berfokus pada hasil kualitatif, seperti aktivitas sehari-hari. Pengobatan psikologi dan perilaku cocok diterapkan pada hampir seluruh kasus insomnia kronik. Pendekatan sederhana yang berfokus pada edukasi dan prinsip berperilaku dapat memberi dampak peningkatan positif pada beberapa kasus. Pengobatan perilaku tidur atau pendekatan kognitif mungkin juga cocok diterapkan untuk karaterik individu tertentu. Pengobatan farmakologi dapat diberikan ketika insomnia menyebabkan gejala lebih berat dan memburuk. Efek medikasi dan efek samping farmakoterapi harus didiskusikan dengan pasien. Pada kebanyakan kasus, pengobatan awal dengan BzRA kerja cepat merupakan pilihan pertama. BzRA lini dua kerja cepat atau lambat dapat dicoba tergantung dari respon pengobatan awal. Pada kasus tidak adanya respon terhadap terapi atau riwayat penyalahgunaan

Upload: tata-salim

Post on 06-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal blok mental health 2015

TRANSCRIPT

Sebelum memulai pemberian berbagai pengobatan, seorang klinisi seharusnya mempertimbangkan apakah gejala insomnia yang dialami pasien membutuhkan pengobatan atau tidak, dengan melihat keparahan gejala tidur, gejala siang hari, dan kesulitan-kesulitan yang dialami sehari-hari. Tujuan pengobatan juga perlu didiskusikan. Sebagai contoh, pasien seharusnya dapat mengenali berbagai variasi derajat kualitas tidur dan merupakan hal yang normal dan mungkin masih dirasakan bahkan setelah pengobatan. Permasalahan tidur dan aktivitas sehari-hari seharusnya menjadi lebih baik setelah pengobatan. Pengobatan seharusnya tidak hanya berfokus pada hasil kuantitatif, seperti durasi tidur dan kedalaman tidur, tetapi juga berfokus pada hasil kualitatif, seperti aktivitas sehari-hari. Pengobatan psikologi dan perilaku cocok diterapkan pada hampir seluruh kasus insomnia kronik. Pendekatan sederhana yang berfokus pada edukasi dan prinsip berperilaku dapat memberi dampak peningkatan positif pada beberapa kasus. Pengobatan perilaku tidur atau pendekatan kognitif mungkin juga cocok diterapkan untuk karaterik individu tertentu. Pengobatan farmakologi dapat diberikan ketika insomnia menyebabkan gejala lebih berat dan memburuk. Efek medikasi dan efek samping farmakoterapi harus didiskusikan dengan pasien. Pada kebanyakan kasus, pengobatan awal dengan BzRA kerja cepat merupakan pilihan pertama. BzRA lini dua kerja cepat atau lambat dapat dicoba tergantung dari respon pengobatan awal. Pada kasus tidak adanya respon terhadap terapi atau riwayat penyalahgunaan obat-obatan, antidepresan sedative dosis rendah mungkin dapat diberikan.