review jurnal

5
REVIEW JURNAL PEMBERDAYAAN GRU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI INDONESIA Peringkas – Nim WAWIN ISTI HARTIWIM, S.Pd Topik Pemberdayaan Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di Indonesia Penulis Sufean Hussin Tahun 2013 Judul Teacher empowerment in state junior high school in indonesia Halaman 28 Landasan Teori Jurnal ini menjelaskan dan menganalisa tentang kebijakan dalam pemberdayaan guru dalam konteks desentralisasi pendidikan yang diterapkan di Malang indonesia Metode dan Subjek Dalam jurnal ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif . Penulis meneliti 35 orang sebagai subjek penelitian, yang terdiri dari 3 responden dari departemen pendidikan, 3 orang anggota DPRD Malang, 6 orang anggota komite sekolah, 2orang anggota kepala dinas pendidikan dan 21 orang guru sekolah menengah pertama

Upload: aries-cyberxtreme

Post on 03-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Review Jurnal

REVIEW JURNAL PEMBERDAYAAN GRU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI

INDONESIA

Peringkas – Nim WAWIN ISTI HARTIWIM, S.Pd

Topik Pemberdayaan Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di

Indonesia

Penulis Sufean Hussin

Tahun 2013

Judul Teacher empowerment in state junior high school in indonesia

Halaman 28

Landasan Teori Jurnal ini menjelaskan dan menganalisa tentang kebijakan

dalam pemberdayaan guru dalam konteks desentralisasi

pendidikan yang diterapkan di Malang indonesia

Metode dan Subjek Dalam jurnal ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif . Penulis meneliti 35 orang sebagai subjek penelitian,

yang terdiri dari 3 responden dari departemen pendidikan, 3 orang

anggota DPRD Malang, 6 orang anggota komite sekolah, 2orang

anggota kepala dinas pendidikan dan 21 orang guru sekolah

menengah pertama negeri di malang.

Peneliti memperoleh data dengan cara menganalisa dokumen-

dokumen, observasi dan wawancara.

Penulis, menganalisa pemberdayaan guru dalam enam aspek dasar

yang dinamakan keefektifan, rata-rata, dapat menjawab masalah,

efisiensi, rensponsiv, ketepatan.

Page 2: Review Jurnal

Hasil Hasil dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Para pelaksana kebijakan-kebijakan dalam pemberdayaan

Guru terdiri atas lima lembaga yaitu DPRD Malang,

department Pendidikan,dinas pendidikan, komite sekolah dan

sekolah yang bersangkutan. Peneliti juga menemukan dua

lembaga yang secara structural saling berkaitan yaitu

departemen pendidikan dan sekolah. Departemen pendidikan

memberikan tugas kepada sekolah dan terjalin hubungan

konsultasi. Selain itu, sekolah dapat mengadakan koordinasi

dengan departemen pendidikan.

Sedangkan DPRD local hanya membuat peraturan daerah yang

menjadi acuan bagi pemerintahan lokan dalam menjalankan

tugas, mendiskusikan dan menyetujui keuangan local,

memandu tugas yang dibuat oleh pemerintahan lokal, dan

menerima saran dari orang-orang yang berpengaruh sebagai

dasar membuat kebijakan. Sedangkan Lembaga pendidikan

dan komite sekolah adalah lembaga yang berdiri sendiri yang

bertugas membantu dinas pendidikan dalam menerapkan

pendidikan. Kedua lembaga ini tidak memiliki hubungan yang

terkait langsung, tetapi mereka membuat koordinasi dengan

dinas dan sekolah dalam kegiatan mereka.

2. Dalam apek tanggapan, para guru di seluruh sekolah bahwa

mereka dianggap dalam setiap menjalankan tugas dan mereka

memandu semua program yang dijalankan sekolah.

3. Dalam meningkatkan profesionalisme guru, setiap guru

memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti seminar

yang diadakan oleh dinas pendidikan. Hal ini bertujuan untuk

membagi informasi atau program yang baru untuk diterapkan

di sekolah masing-masing. Selain itu untuk membicarakan

permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan

sekolah

Page 3: Review Jurnal

Kesimpulan Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa lembaga

yang membawahi pemberdayaan Guru yaitu, DPRD, Dinas

Pendidikan, komite sekolah tidak mejalankan tugas pelayanan dan

obligasi secara maksimal sesuai dengan pesan reformasi

pendidikan. Mereka juga menyarankan bahwa dimensi-dimensi

yang mencakup membuat keputusan , peningkatan

profesionalisme, kemandirian dan pengaruh mungkin memberikan

kepuasan bagi para guru, sedangkan dimensi status dan

kepercayaan kurang memberikan kepuasan bagi para guru.

Dilihat dari aspek penerapan atas kebijakan pemberdayaan guru

yang terdiri dari 6 aspek hasilnya adalah keefektifan mungkin

memberikan keuntungan bagi para guru, kepuasan dan

peningkatan profesionalise guru. Efisiensi untuk penerapan

kebijakan initidak dibuat secara maksimal, ketepatan telah

diterapkan secara benar akan tetapi tidak dibuat dengan maksimal

dan itu berarti bahwa satu langkah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Kebanyakan guru merasa puas atas

ketepatan terhadap tugas mereka. Dan kebijakan pemberdayaan

guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan.