review buku.docx
TRANSCRIPT
BOOK REVIEW
HABIBIE & AINUN
Penulis : Bachruddin Jusuf Habibie
Penerbit : PT THC Mandiri Jakarta Indonesia.
Hal yang menarik dalam buku Habibie & Ainun ini adalah buku ini menceritakan 2 sisi
sekaligus yaitu sisi yang pertama buku ini menceritakan sejarah kesuksesaan dan perjalanan
kehidupan seorang habibie dalam belajar teknologi, kesuksesannya pekerjaannya di jerman
dan usahanya memajukan serta mengembangkan teknologi di Tanah air. Di sisi lain buku ini
juga menceritakan mengenai kisah cinta habibie dan ainun yang bisa dikatakan “cinta sejati “
selama 48 tahun 10 hari, bahkan hingga kepergian ainun menghadap sang khalik rasa cinta
habibie terhadap ainun tidak menghilang sedikitpun. suka dan duka yang mereka alami di
hadapi dengan kebersamaan sebagai seorang istri dan suami dari awal pernikahan hingga
akhir kehidupan ainun.
Secara ringkas buku ini menceritakan pertemuan awal antara habibie dan ainun setelah 7
tahun meninggalkan Indonesia. Habibie menjadi insinyur di jerman sedangkan ainun menjadi
dokter dan bekerja dibagian kedokteran anak FKUI. mereka berdua memang sudah mengenal
sejak SMP, keluarga besari dan keluarga habibie juga saling kenal baik dan saling
berkunjung. Sejak pertemuan kembali di rangga malela 11 B itulah habibie dan ainun saling
jatuh cinta. Sebelum kembali ke jerman karena cuti 3 bulannya telah habis, habibie dan ainun
menikah hari sabtu tanggal 12 mei 1962. Setelah menikah mereka tinggal di jerman ,
kehidupan awal yang mereka lalui di Aachen jerman tidaklah mudah dengan gaji yang pas-
pasan mereka harus berhemat. Setelah ainun hamil 4 bulan mereka memutuskan pindah ke
rumah susun oberforstbach di luar kota Aachen yang lebih besar dan murah. Namun
oberforstbach sebuah desa sehingga apabila ingin membeli sesuatu atau bekerja harus naik
bis ke Aachen. Disini usaha dan kerja keras habibie sebagai seorang suami sangat
mengagumkan. Setelah melewati beberapa tahun yang sulit di jerman. Akhirnya habibie
mencapai banyak kesuksesan, ia mendapat banyak proyek untuk pembuatan prototype
gerbang kereta api, dan terlibat di berbagai pembuatan pesawat dan helicopter di perusahaan
besar di jerman salah satunya adalah HFB dan MBB. Banyak para tokoh yang yang penting
di Indonesia datang untuk menemuinya secara khusus dan memintanya untuk kembali ke
Indonesia salah satunya adalah prsiden Sueharto dan Dr ibnu sutowo. Setelah berdiskusi
dengan ainun, atas permintaan presiden soekarno, habibie dan ainun kembali ke Indonesia
dan mulai melaksanakan beberapa program pembangunan teknologi dirgantara seperti ATTP.
Hingga ia di minta presiden untuk menjadi MENRISTEK Kabinet pembangunan 3. Pada
waktu-waktu tersebut ainun selalu menemani habibie dan juga sekaligus mengurus kedua
anak mereka yaitu ilham dan thareq serta juga aktif dikegiatan social. Pada tahun 1996 ainun
mengalami maslah pada jantungnya , ia sering merasa lelah dan sesak nafas. Ainun di bawa
ke rumah sakit di jerman dan dioperasi penggantian klep jantung.
Pada 11 Maret 1998, habibie dilantik menjadi wakil presiden RI. Setelah reformasi ,
habibie dilantik menjadi presiden menggantikan pak harto. Setelah 17 bulan pemerintahannya
habibie turun dari jabatannya sebgai presiden RI, sejak itulah penyakit ainun mulai terlihat
dan ia harus di rawat di rumah sakit di jerman. Dokter meyarankan ainun untuk tidak tinggal
di daerah khatulistiwa dan daerah dengan udara tercemar. ainun di minta untuk menikmati
angin laut. Sejak 2009 mereka sering berlayar dengan menggunakan kapal pesiar seperti
queen victoria. Kondisi ainun mulai membaik dan diperkenankan berada di Indonesia sekitar
3- 4 bulan. Namun pada awal tahun 2010 dokter menyampaikan diagnosis bahwa ainun telah
mengidap kanker ovarium stadium 4 dan akan dilakukan operasi. Ainun menjalani banyak
operasi yaitu 12 operasi dalam 4 minggu namun kondisinya justru semakin memburuk . tepat
pada tanggal 22 mei 2010 pukul 17.30 ainun berpulang ke ilahi. Jenajahnya di makamkan di
taman pahlawan Kalibata.
Begitu banyak orang yang merasa kehilangan ainun. Begitu banyak Ucapan duka cita dan
orang yang bertakziah membaca yasin selama 40 hari di kediaman habibie untuk mendoakan
ainun. Namun di antara semua kesedihan tersebut tentulah sorang suami yang sudah bersama
selama 48 tahun adalah orang yang paling merasa sedih. Habibie selalu berdoa untuk ainun
dan untuk mengatasi rasa sedihnya ia menulis buku ini.
Menurut pembaca isi buku ini sangat menarik karena buku ini sangat inspiratif dan sangat
mengharukan. Setelah membaca buku ini sepatutnya sebagai warga Indonesia harus menjadi
lebih kompetitif, bekerja keras dan pandai membagi waktu. Karena buku ini mengajarkan
usaha dan kerja keras tidak akan pernah sia-sia. Ada beberapa kalimat yang sangat berkesan
bagi pembaca dalam buku ini ( Mengutip dari buku habibie & ainun hal 19 paragaraf 1 dan 4
) :
“ Penghasilan kami pas-pasan; mendapat setengah dari Diplom Ingineur, oleh karena
bekerja setengah hari sebagai Asisten pada Institut Konstruksi Ringan Universitas, enam
ratus DM lagi dari DAAD, Dinas Beasiswa Jerman. Untuk menambah penghasilan,
suami Waktu sangat berharga dan harus diatur ketat : pagi-pagi kepabrik dulu ,
kemudian sampai malam di universitas. dengan mencuri-mencuri waktu bekerja sebagai
ahli konstruksi pada pabrik kereta api mendisain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan.
Waktu sangat berharga dan harus diatur ketat. Pagi-pagi ke pabrik dulu, kemudian
sampai malam di Universitas. Pukul 10.00 atau 11.00 malam baru sampai di rumah dan
menulis disertasi. Kemana-mana naik bis, malah karena kekurangan uang untuk membeli
kartu langganan bulanan, dua tiga kali seminggu ia jalan kaki mengambil jalan pintas
sejauh lima belas kilometer. Sepatunya berlobang-lobang; baru menjelang musim dingin
lobangnya ditambal.
Jalan yang menghubungkan Obesforstbach dengan Aachen adalah jalan dimana bus
yang tidak sering datang. Pagi sekali saya meninggalkan Ainun seorang diri dengan
dana yang sangat terbatas, saya kembali larut malam dan kadang berjalan kaki karena
tidak ada bus lagi atau harus menghemat. untuk menghemat waktu saya berjalan melalui
kuburan. Jika hujan dan dingin, saya berjalan dengan payung dan mantel dengan sepatu
yang diberi alas kertas yang diisolasi untuk mengurangi rasa dingin. Jikalau saya
pulang, Ainun sering memandang keluar jendela menantikan kedatangannya walaupun di
luar hujan, dingin dan gelap. Setiba di depan rumah, Ainun membuka pintu dan
memandang suaminya dengan senyuman yang selalu saya rindukan.”
Sungguh pun tak pernah akan pembaca mampu bayangkan seorang habibie yang sangat
hebat pernah menjalani hidup yang sesulit itu, tentunya sebagai pembaca yang menjalani
hidup lebih baik harus bisa lebih bersyukur. Serta ada 1 hal lain dari buku ini yang patut di
“acungi jempol “ yaitu dibalik tingginya kasus perceraian di Indonesia saat ini, terselip kisah
cinta sejati selama 48 tahun antara ainun dan habibie. Hal ini tentunya sangat patut menjadi
tauladan bagi masyarakat di Indonesia. (LR_2015).