review buku.docx

5
BOOK REVIEW HABIBIE & AINUN Penulis : Bachruddin Jusuf Habibie Penerbit : PT THC Mandiri Jakarta Indonesia. Hal yang menarik dalam buku Habibie & Ainun ini adalah buku ini menceritakan 2 sisi sekaligus yaitu sisi yang pertama buku ini menceritakan sejarah kesuksesaan dan perjalanan kehidupan seorang habibie dalam belajar teknologi, kesuksesannya pekerjaannya di jerman dan usahanya memajukan serta mengembangkan teknologi di Tanah air. Di sisi lain buku ini juga menceritakan mengenai kisah cinta habibie dan ainun yang bisa dikatakan “cinta sejati “ selama 48 tahun 10 hari, bahkan hingga kepergian ainun menghadap sang khalik rasa cinta habibie terhadap ainun tidak menghilang sedikitpun. suka dan duka yang mereka alami di hadapi dengan kebersamaan sebagai seorang istri dan suami dari awal pernikahan hingga akhir kehidupan ainun. Secara ringkas buku ini menceritakan pertemuan awal antara habibie dan ainun setelah 7 tahun meninggalkan Indonesia. Habibie menjadi insinyur di jerman sedangkan ainun menjadi dokter dan bekerja dibagian kedokteran anak FKUI. mereka berdua memang sudah mengenal sejak SMP, keluarga besari dan keluarga habibie juga saling kenal baik dan saling berkunjung. Sejak pertemuan kembali di rangga malela 11 B itulah habibie dan ainun saling jatuh cinta. Sebelum kembali ke jerman karena cuti 3 bulannya telah habis, habibie dan ainun menikah hari sabtu tanggal 12 mei 1962. Setelah menikah mereka tinggal di

Upload: lusi-rustina

Post on 29-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVIEW  buku.docx

BOOK REVIEW

HABIBIE & AINUN

Penulis : Bachruddin Jusuf Habibie

Penerbit : PT THC Mandiri Jakarta Indonesia.

Hal yang menarik dalam buku Habibie & Ainun ini adalah buku ini menceritakan 2 sisi

sekaligus yaitu sisi yang pertama buku ini menceritakan sejarah kesuksesaan dan perjalanan

kehidupan seorang habibie dalam belajar teknologi, kesuksesannya pekerjaannya di jerman

dan usahanya memajukan serta mengembangkan teknologi di Tanah air. Di sisi lain buku ini

juga menceritakan mengenai kisah cinta habibie dan ainun yang bisa dikatakan “cinta sejati “

selama 48 tahun 10 hari, bahkan hingga kepergian ainun menghadap sang khalik rasa cinta

habibie terhadap ainun tidak menghilang sedikitpun. suka dan duka yang mereka alami di

hadapi dengan kebersamaan sebagai seorang istri dan suami dari awal pernikahan hingga

akhir kehidupan ainun.

Secara ringkas buku ini menceritakan pertemuan awal antara habibie dan ainun setelah 7

tahun meninggalkan Indonesia. Habibie menjadi insinyur di jerman sedangkan ainun menjadi

dokter dan bekerja dibagian kedokteran anak FKUI. mereka berdua memang sudah mengenal

sejak SMP, keluarga besari dan keluarga habibie juga saling kenal baik dan saling

berkunjung. Sejak pertemuan kembali di rangga malela 11 B itulah habibie dan ainun saling

jatuh cinta. Sebelum kembali ke jerman karena cuti 3 bulannya telah habis, habibie dan ainun

menikah hari sabtu tanggal 12 mei 1962. Setelah menikah mereka tinggal di jerman ,

kehidupan awal yang mereka lalui di Aachen jerman tidaklah mudah dengan gaji yang pas-

pasan mereka harus berhemat. Setelah ainun hamil 4 bulan mereka memutuskan pindah ke

rumah susun oberforstbach di luar kota Aachen yang lebih besar dan murah. Namun

oberforstbach sebuah desa sehingga apabila ingin membeli sesuatu atau bekerja harus naik

bis ke Aachen. Disini usaha dan kerja keras habibie sebagai seorang suami sangat

mengagumkan. Setelah melewati beberapa tahun yang sulit di jerman. Akhirnya habibie

mencapai banyak kesuksesan, ia mendapat banyak proyek untuk pembuatan prototype

gerbang kereta api, dan terlibat di berbagai pembuatan pesawat dan helicopter di perusahaan

besar di jerman salah satunya adalah HFB dan MBB. Banyak para tokoh yang yang penting

di Indonesia datang untuk menemuinya secara khusus dan memintanya untuk kembali ke

Indonesia salah satunya adalah prsiden Sueharto dan Dr ibnu sutowo. Setelah berdiskusi

dengan ainun, atas permintaan presiden soekarno, habibie dan ainun kembali ke Indonesia

Page 2: REVIEW  buku.docx

dan mulai melaksanakan beberapa program pembangunan teknologi dirgantara seperti ATTP.

Hingga ia di minta presiden untuk menjadi MENRISTEK Kabinet pembangunan 3. Pada

waktu-waktu tersebut ainun selalu menemani habibie dan juga sekaligus mengurus kedua

anak mereka yaitu ilham dan thareq serta juga aktif dikegiatan social. Pada tahun 1996 ainun

mengalami maslah pada jantungnya , ia sering merasa lelah dan sesak nafas. Ainun di bawa

ke rumah sakit di jerman dan dioperasi penggantian klep jantung.

Pada 11 Maret 1998, habibie dilantik menjadi wakil presiden RI. Setelah reformasi ,

habibie dilantik menjadi presiden menggantikan pak harto. Setelah 17 bulan pemerintahannya

habibie turun dari jabatannya sebgai presiden RI, sejak itulah penyakit ainun mulai terlihat

dan ia harus di rawat di rumah sakit di jerman. Dokter meyarankan ainun untuk tidak tinggal

di daerah khatulistiwa dan daerah dengan udara tercemar. ainun di minta untuk menikmati

angin laut. Sejak 2009 mereka sering berlayar dengan menggunakan kapal pesiar seperti

queen victoria. Kondisi ainun mulai membaik dan diperkenankan berada di Indonesia sekitar

3- 4 bulan. Namun pada awal tahun 2010 dokter menyampaikan diagnosis bahwa ainun telah

mengidap kanker ovarium stadium 4 dan akan dilakukan operasi. Ainun menjalani banyak

operasi yaitu 12 operasi dalam 4 minggu namun kondisinya justru semakin memburuk . tepat

pada tanggal 22 mei 2010 pukul 17.30 ainun berpulang ke ilahi. Jenajahnya di makamkan di

taman pahlawan Kalibata.

Begitu banyak orang yang merasa kehilangan ainun. Begitu banyak Ucapan duka cita dan

orang yang bertakziah membaca yasin selama 40 hari di kediaman habibie untuk mendoakan

ainun. Namun di antara semua kesedihan tersebut tentulah sorang suami yang sudah bersama

selama 48 tahun adalah orang yang paling merasa sedih. Habibie selalu berdoa untuk ainun

dan untuk mengatasi rasa sedihnya ia menulis buku ini.

Menurut pembaca isi buku ini sangat menarik karena buku ini sangat inspiratif dan sangat

mengharukan. Setelah membaca buku ini sepatutnya sebagai warga Indonesia harus menjadi

lebih kompetitif, bekerja keras dan pandai membagi waktu. Karena buku ini mengajarkan

usaha dan kerja keras tidak akan pernah sia-sia. Ada beberapa kalimat yang sangat berkesan

bagi pembaca dalam buku ini ( Mengutip dari buku habibie & ainun hal 19 paragaraf 1 dan 4

) :

“ Penghasilan kami pas-pasan; mendapat setengah dari Diplom Ingineur, oleh karena

bekerja setengah hari sebagai Asisten pada Institut Konstruksi Ringan Universitas, enam

ratus DM lagi dari DAAD, Dinas Beasiswa Jerman. Untuk menambah penghasilan,

suami Waktu sangat berharga dan harus diatur ketat : pagi-pagi kepabrik dulu ,

kemudian sampai malam di universitas. dengan mencuri-mencuri waktu bekerja sebagai

Page 3: REVIEW  buku.docx

ahli konstruksi pada pabrik kereta api mendisain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan.

Waktu sangat berharga dan harus diatur ketat. Pagi-pagi ke pabrik dulu, kemudian

sampai malam di Universitas. Pukul 10.00 atau 11.00 malam baru sampai di rumah dan

menulis disertasi. Kemana-mana naik bis, malah karena kekurangan uang untuk membeli

kartu langganan bulanan, dua tiga kali seminggu ia jalan kaki mengambil jalan pintas

sejauh lima belas kilometer. Sepatunya berlobang-lobang; baru menjelang musim dingin

lobangnya ditambal.

Jalan yang menghubungkan Obesforstbach dengan Aachen adalah jalan dimana bus

yang tidak sering datang. Pagi sekali saya meninggalkan Ainun seorang diri dengan

dana yang sangat terbatas, saya kembali larut malam dan kadang berjalan kaki karena

tidak ada bus lagi atau harus menghemat. untuk menghemat waktu saya berjalan melalui

kuburan. Jika hujan dan dingin, saya berjalan dengan payung dan mantel dengan sepatu

yang diberi alas kertas yang diisolasi untuk mengurangi rasa dingin. Jikalau saya

pulang, Ainun sering memandang keluar jendela menantikan kedatangannya walaupun di

luar hujan, dingin dan gelap. Setiba di depan rumah, Ainun membuka pintu dan

memandang suaminya dengan senyuman yang selalu saya rindukan.”

Sungguh pun tak pernah akan pembaca mampu bayangkan seorang habibie yang sangat

hebat pernah menjalani hidup yang sesulit itu, tentunya sebagai pembaca yang menjalani

hidup lebih baik harus bisa lebih bersyukur. Serta ada 1 hal lain dari buku ini yang patut di

“acungi jempol “ yaitu dibalik tingginya kasus perceraian di Indonesia saat ini, terselip kisah

cinta sejati selama 48 tahun antara ainun dan habibie. Hal ini tentunya sangat patut menjadi

tauladan bagi masyarakat di Indonesia. (LR_2015).