tugas individu-buku.docx

28
ISI 1.1 SEJARAH BUKU Sudah kita ketahui sejak dulu, bahwa buku merupakan sumber ilmu. Sebuah buku mampu menyimpan sebuah informasi penting, menggambarkan sebuah peristiwa dalam rangkaian sejarah kehidupan. Sebagai jendela dunia, buku memberikan banyak pengetahuan, inspirasi, dan pencerahan. 23 April merupakan hari buku sedunia, mengisyaratkan bahwa buku sangat penting kehadiran dan perannya bagi kehidupan manusia. Hingga saat ini, peran buku masih belum bisa tergantikan sepenuhnya sebagai sumber pustaka meskipun telah banyak media elektronik yang lebih praktis digunakan, seperti internet dan televisi. Sebuah buku dapat disebarluaskan sebagai dokumen jika meliputi setidaknya 49 halaman yang mengkomunikasikan pikiran, ide, atau informasi. Sepanjang umurnya, buku telah berubah secara dramatis, mengangkat beberapa bentukan yang berbeda. Semakin luas, perubahan buku telah diikuti oleh pengembangan bentuk komunikasi dan metode dan juga meningkatkan permintaan informasi. Gambar 1. Buku 1 | Page

Upload: raras-winfrey

Post on 13-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas individu-buku.docx

ISI

1.1 SEJARAH BUKU

Sudah kita ketahui sejak dulu, bahwa buku merupakan sumber ilmu. Sebuah buku

mampu menyimpan sebuah informasi penting, menggambarkan sebuah peristiwa dalam

rangkaian sejarah kehidupan. Sebagai jendela dunia, buku memberikan banyak

pengetahuan, inspirasi, dan pencerahan.

23 April merupakan hari buku sedunia, mengisyaratkan bahwa buku sangat penting

kehadiran dan perannya bagi kehidupan manusia. Hingga saat ini, peran buku masih belum

bisa tergantikan sepenuhnya sebagai sumber pustaka meskipun telah banyak media

elektronik yang lebih praktis digunakan, seperti internet dan televisi.

Sebuah buku dapat disebarluaskan sebagai dokumen jika meliputi setidaknya 49

halaman yang mengkomunikasikan pikiran, ide, atau informasi. Sepanjang umurnya, buku

telah berubah secara dramatis, mengangkat beberapa bentukan yang berbeda. Semakin

luas, perubahan buku telah diikuti oleh pengembangan bentuk komunikasi dan metode dan

juga meningkatkan permintaan informasi.

Gambar 1. Buku

Sebuah buku lahir dari perkembangan dan pentingnya informasi, serta kemampuan

daya pikir manusia juga kelemahan daya tampung pikiran manusia. Di zaman dulu, manusia

masih berkomunikasi menyampaikan informasi dari mulut ke mulut, sehingga metode

menghafal sangat populer kala itu. Semakin lama, informasi yang harus dihafalpun juga

meningkat namun daya tampung pikiran manusia terbatas. Akhirnya mereka harus

menemukan metode lain untuk menyampaikan informasi yaitu melalui tulisan dan gambar.

Tulisan hieroglif bangsa Mesir Kuno, tulisan pada keping-keping batu berupa prasasti,

1 | P a g e

Page 2: tugas individu-buku.docx

tulisan-tulisan pada daun lontar atau papyrus, serta tulisan pada kulit-kulit binatang dapat

dikatakan sebagai buku kuno.

Gambar 2. Buku daun lontar

Para peneliti sejarah mengungkapkan bahwa tulisan pertama yang tersusun secara

alfabet adalah catatan tanah liat yang ditemukan di Mesir pada tahun 1800 SM. Tentu saja

bentuk buku zaman dulu sangat berbeda dari sekarang.

Buku yang dibuat bangsa Mesir ini menggunakan lapisan papyrus, yakni tumbuhan

sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi sungai Nil. Papyrus dipipihkan hingga

membentuk lembaran. Kumpulan lembaran ini kemudian digulung dan disebut buku. Dalam

perkembangannya, panjang gulungan papyrus bisa mencapai puluhan meter, sehingga

merepotkan orang yang menulis dan membacanya. Gulungan terpanjang terdapat di British

Museum London. Panjangnya mencapai 40,5 meter.

Kesulitan menggunakan gulungan papyrus menghasilkan sebuah ide baru dalam

bidang ini. Di awal Abad Pertengahan gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit

domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex. Selain

codex, orang juga mengenal manuskrip sebagai bentuk yang hampir sama dengan codex,

yakni kulit binatang sampulnya terbuat dari kayu.

Codex sering disebut sebagai kumpulan naskah kuno yang berisi ajaran agama. Kata

codex diambil dari bahasa Latin, yang berarti blok kayu. Balok kayu ini kemudian dilapisi lilin

di atasnya hingga membentuk sebuah buku kuno. Kelebihan codex dibanding papyrus ialah

dapat dipakai ulang. Ketika ingin menulis yang baru, lapisan lilinnya dipanakan hingga

meleleh dan kosong. Barulah menulis. Tulisan tangan dalam codex dan manuskrip dianggap

sebagai tulisan yang mulai tersusun secara rapi.1

1 Blog Nia Hidayati , referensi: Tell Me When – Science and Technology; www.pwnulissukses.com

2 | P a g e

Page 3: tugas individu-buku.docx

Penemuan dan pembuatan kertas menjadi tonggak perkembangan pembuatan buku.

Di Cina, orang mulai menuliskan karyanya melalui pencetak huruf yang terbuat dari balok

kayu. Perkembangan perbukuan di Cina selanjutnya menginspirasi warga Eropa. Johanes

Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg yang berkebangsaan Jerman menemukan cara

pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk

menjadi kata atau kalimat. Gutenberg kemudian melengkapi ciptaannya dengan mulai

membuat mesin cetak pada abad ke-15. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah

buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan

terbatas. Kelebihannya, mesin cetak Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan

cepat dan jumlah yang banyak.

Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum

akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang

ditemukan pada pertengahan abad ke-20. Pembuatan mesin cetak oleh Guttenberg

menandai proses awal menuju modernisasi pembuatan buku. Pada tahun 1800 M,

ditemukan mesin pencetak kertas yang memakai tenaga uap dan bisa mencetak 1100

lembar/jam. Selanjutnya, di akhir abad ke-19 ditemukan lagi mesin yang bisa menyusun

6000 kata/jam dan semuanya sekali ketik.

1.2 MATERIAL

Buku dibuat dari berbagai jenis lapisan yang berbeda dalam berat dan ukuran. Pada

keadaannya, warna tinta yang berbeda bisa digunakan juga, sampul depan dan belakang

biasanya dibuat dari kertas yang lebih berat, mereka bervariasi dalam berat. Sebagai

contoh, buku bersampul tebal terbuat dari kertas karton yang dapat bertahan lama

sedangkan buku bersampul tipis terbuat dari kertas yang lebih tipis. Biasanya, sampul

dilapisi dengan warna atau desain yang berbeda.

Sejak abad 19, produksi buku membutuhkan perlengkapan yang canggih, meliputi

mesin typesetting, sebuah jaringan atau sheet-fed printing press, dan mesin binding.

1.3 PROSES

Proses pembuatan buku meliputi banyak hal yang saling berkaitan. Berikut ini adalah

tahap-tahap pembuatan buku.

1. Rancangan

3 | P a g e

Page 4: tugas individu-buku.docx

Rancangan merupakan suatu proses yang mengawali terciptanya sebuah buku. Segala

hal yang akan diproduksi dipikirkan di sini. Proses ini dapat dilakukan terus menerus di

seluruh tahapan proses produksi. Awalnya, pengarang , editor dan agen produksi akan

menentukan hal-hal apa saja yang akan dibuat dan dipakai dalam pembuatan buku

tersebut. Mulai dari isi buku, gambar, jenis tulisan jenis sampul yang akan digunakan, tata

bahasa bacaan, layout sampul, apakah akan ada saran dan kritik dari pembaca yang bisa

ditampilkan, dll akan didiskusikan terlebih dahulu. Proses merancang buku dapat dilakukan

terus menerus di seluruh tahapan proses produksi. Rancangan lain juga dipertimbangkan

meliputi apakah sebuah buku harus mempunyai kata pengantar, dan daftar kata-kata untuk

menemukan istilah khusus, sebuah petunjuk (index) digunakan sebagai referensi kata kunci

dan konsep, dan lampiran(appendix) untuk material tambahan, dll.

Dulu, sewaktu buku tulisan tangan ditulis, editor dan pengarang harus menyaring

naskah untuk mencapai versi editan yang terakhir untuk diproduksi. Dalam banyak kasus,

yang mempunyai pengaruh adalah review, memperbaiki, mengoreksi cetakan,

memperbaharui versi dan persetujuan terakhir. Setelah faktor-faktor penulisan naskah

selesai, editor dan art director akan menentukan beberapa segi sebagai berikut:

- Besar halaman dan gayanya

- Ukuran huruf cetak dan gayanya

- Tipe dan berat kertas untuk halaman dan sampul

- Warna yang digunakan

- Penyajian ilustrasi dalam teks jika perlu

- Ilustrasi sampul

Setelah proses rancangan selesai, tahap selanjutnya adalah produksi. Namun sebelum

produk percetakan siap dipasarkan atau diperlihatkan, produk tersebut harus melalui

rangkaian tahapan yang termasuk di dalamnya typesetting, persiapan seni gambar (art work

preparation), pemasangan gambar (image assembly), platemaking, dan printing.

A. Typesetting and filming

Setiap karakter yang dicetak diciptakan dari type. Setiap karakter huruf cetak mewakili

satu huruf, nomor, atau tanda baca. Typesetting adalah tahap pertama dalam proses

percetakan. Inilah metode di mana kata-kata (disebut salinan) diubah menjadi corak yang

4 | P a g e

Page 5: tugas individu-buku.docx

sesuai untuk proses percetakan. Kini, kebanyakan huruf cetak disesuaikan oleh komputer.

Typesetting modern disebut juga phototypesetting atau komposisi komputer. Komputer

telah merevolusi industri typesetting. Dulu, percetakan surat kabar harus mengatur setiap

karakter secara manual setiap individu huruf cetak, namun kini seorang reporter bisa

mengetik cerita menggunakan keyboard komputer dan mengirimnya secara elektronik ke

mesin typesetting otomatis. Mesin-mesin ini mampu mengatur tipe pada kecepatan 10.000

karakter per detik.2

Pada phototypestting, setiap karakter typeset diciptakan dari master image dari

karakter tersebut. Master image disimpan baik secara fotografis maupun sebagai informasi

digital didalam komputer.

Gambar 3. Typesetting

Proses filming sebuah buku adalah cara agar image / tampilan yang telah dimasukkan

sebagai output dalam sebuah komputer dapat diterima dan disalurkan untuk dilakukan

proses selanjutnya. Teknologi sekarang telah memudahkan proses ini yaitu dengan CTF

(Computer to Film) yang dapat mengkonversi langsung dari file komputer dengan

menggunakan alat yang dinamakan image setter dan four separation computer.

2 Copyright © 2010 percetakan.co.id All rights reserved • Percetakan Beringin Mulia • 021-8578-244

5 | P a g e

Page 6: tugas individu-buku.docx

Gambar 4. Photo typesetting

B. Image Assembly (Pengaturan gambar)

Saat huruf cetak telah siap, maka akan dikombinasikan dengan ilustrasi dan kemudian

diletakkan pada posisinya di halaman. Proses ini disebut layout. Film dari huruf cetak

dikombinasikan dengan film dari ilustrasi didalam proses yang dinamakan stripping.

Kombinasi akhir setiap film dari setiap halaman digunakan untuk platemaking.

Gambar 5. Stripping

Satu plat percetakan biasanya mengandung beberapa image dari berbagai halaman

berbeda. Film-film final dari semua halaman diposisikan diatas plat sehingga halaman-

halaman tersebut berada dalam urutan yang benar setelah lembaran cetakan dicetak dan

dilipat. Proses ini disebut sebagai imposition stripping.

6 | P a g e

Page 7: tugas individu-buku.docx

C. Platemaking (Pembuatan Plat)

Setelah semua lembaran salinan typeset dan artwork telah dipasang menjadi layouts,

proof dibuat untuk memastikan semua bagian dan warna ada dalam tempat yang sesuai.

Proof memberikan kesempatan pada pelanggan untuk menilai adanya kesalahan dan untuk

melihat bagaimana hasil cetakan akan terlihat nantinya.

Gambar 6. Proof Gambar 7. platemaking

Akhirnya, layout yang dikoreksi (flats) digunakan untuk membuat plat darimana

gambar akan dicetak. Plat ini dibuat dari substansi keras seperti logam, karet, atau plastik.

Gambar yang hendak dicetak ditransfer ke plat sekaligus dengan cara yang berbeda-beda.

Gambar akan tercetak ketika plat yang telah ditintai menekan kertas atau material lain.

Saat ini terdapat teknologi yang lebih canggih yang dapat langsung menkonversikan

data digital ke lembaran plat langsung dari file komputer dinamakan CTP (Computer to

Plate).

D. Printing (Mesin Pencetak)

Saat plat percetakan telah dibuat, plat akan diletakkan pada mesin yang dinamakan

presses yang digunakan untuk mencetak pada kertas atau material lainnya. Mesin

percetakan melakukan beberapa fungsi otomatis: Presses menintakan plat; meletakkan

kertas atau bahan lain ke plat: mencetak image dengan mentransfer tinta dari plat ke kertas

atau material lain; dan melekatkan bagian-bagian yang tercetak. Beberapa presses, disebut

perfecting presses, mampu memcetak kedua sisi kertas pada saat yang bersamaan.

7 | P a g e

Page 8: tugas individu-buku.docx

Presses bisa merupakan sheet-fed (menggunakan satu sheet pada satu waktu) atau

web-fed (menggunakan rol yang berkesambungan, atau web dari kertas atau material lain.)

Presses bisa mencetak satu warna atau beberapa warna. Pada percetakan multiwarna,

setiap warna membutuhkan unit percetakan yang terpisah, masing-masing memiliki plat dan

tintanya sendiri.

Gambar 8 . Sheet-fed Gambar 9. Web fed

Ada banyak macam presses yang berbeda, tetapi semua itu hanya terdiri atas tiga

kategori dasar: platen (permukaan rata) presses; pres silinder; dan rotary (gerakan

memutar) presses. Dari ketiga kategori ini, rotary presses merupakan jenis yang paling sering

digunakan saat ini.

8 | P a g e

Page 9: tugas individu-buku.docx

Gambar 10 . rotary presses

Ada banyak metode percetakan yang berbeda, tetapi hanya tiga yang biasa digunakan

secara umum. Perbedaan paling menonjol adalah mengenai tipe dari plat, atau permukaan

pencetakan. Mereka menggunakan: percetakan letterpress dilakukan dengan permukaan

pencetakan yang timbul; litografi dilakukan dari permukaan pencetakan datar; dan gravure

dilakukan dari permukaan pencetakan yang cekung kedalam.3

A. Percetakan Letterpress

a) Letterpress

Letterpress atau percetakan bergambar timbul merupakan metode percetakan yang

paling tua. Contoh sederhana dari prinsip letterpress adalah cap karet. Image yang hendak

dicetak diukir pada sebuah karet datar, meninggalkan image yang timbul pada permukaan

karet. Ketika tinta diaplikasi pada permukaan timbul ini kemudian ditekankan pada kertas

atau material lain maka gambar akan tercetak.

Orang China menggunakan relief method ini ketika mereka menciptakan Diamond

Sutra sebagai buku pertama yang pernah dicetak. Ini dilakukan dengan mengukir aksara

China pada blok-blok kayu. Tinta kemudian diaplikasi pada karakter yang timbul, kemudian

ditekankan dengan tangan pada kertas mulberry-bark. Kebanyakan sejarawan percaya

bahwa Johann Gutenberg dari Mainz, Jerman merupakan penemu proses percetakan

letterpress seperti yang kita ketahui sekarang. Gutenberg tidak menggunakan metode

tangan dan balok. Sekitar tahun 1440, dia menemukan sebuah cetakan tangan untuk

membuat potongan individual tipe dari timah leleh dan material lainnya. Cetakan ini mampu

membuat banyak salinan identik dari karakter yang sama dan semua karakter dapat dibuat

dari cetakan dalam ukuran yang sama yang menjadikannya tersusun dan cocok satu sama

lain dengan akurat. Karena potongan logam ini dapat digunakan kembali dan digerakkan

maka penemuan ini disebut juga moveable type. Metode percetakan ini disebut sebagai

letterpress karena mencetak huruf-huruf individual dalam sekali tekan.

a. Letterpress Plates (Plat Letterpress)

3 2010 percetakan.co.id • Percetakan Beringin Mulia • 021-8578-244

9 | P a g e

Page 10: tugas individu-buku.docx

Kebanyakan plat yang digunakan untuk proses percetakan letterpress sebenarnya

merupakan plat duplikat atau copy dari plat original. Plat original terbuat dari lembaran

datar dari zinc, magnesium, atau tembaga yang telah dibalut dengan bahan kimia

bersensitivitaskan cahaya. Setelah disingkapkan ke cahaya melalui film negatif, bahan kimia

akan menghilang pada daerah non-image yang tidak terekspos, meninggalkan image yang

hendak dicetak timbul diatas permukaan. Plat-plat original ini disebut engravings yang

digunakan untuk menduplikat plat.

Ada empat jenis plat duplikat yang umumnya digunakan untuk percetakan letterpress,

yaitu electrotypes, stereotypes, plat plastik, dan plat karet.

b. Mesin Percetakan Letterpress

Gutenberg menggunakan apa yang disebut platen press untuk mencetak Kitab Sucinya

(bibble) yang terkenal. Sebuah platen press memiliki dua permukaan datar: satu yang

disebut bed dan yang lainnya disebut platen. Bagian bed yang menahan plat pencetak;

bagian platen memegang kertas. Plat kemudian ditintai dengan roller tinta. Kertas atau

material lain akan masuk, baik secara manual maupun otomatis ke dalam platen. Platen dan

bed membuka dan menutup seperti cangkang kerang.

Sebuah press silinder juga memiliki bed yang datar yang menahan plat pencetak.

Silinder yang berputar menyediakan tekanan untuk percetakan. Kertas atau material lain

diambil oleh silinder dan ditahan oleh penjepit baja yang disebut grippers. Plat pada bed

datar bergerak ke samping untuk bertemu dengan silinder. Kertas kemudian dilalui oleh plat

bertinta. Silinder menyelesaikan rotasinya dan melepaskan kertas ketika bed kembali pasi

posisi semulanya. Pembuatan presses silinder dengan bed datar tidak lagi dilanjutkan di

Amerika Serikat pada tahun 1962 ketika rotary press yang lebih produktif telah banyak

digunakan.

Percetakan letterpress kebanyakan kini menggunakan web-fed rotary presses. Sebuah

rotary press tidak memiliki bed datar. Melainkan menggunakan sebuah plat silinder dan

silinder cetakan (impression cylinder). Plat diukir sesuai plat silinder: Impression cylinder

menyediakan tekanan. Kertas atau bahan lain tercetak ketika melewati plat silinder dan

impression cylinder yang berputar.

10 | P a g e

Page 11: tugas individu-buku.docx

Ketika phototypesetting ditemukan pada akhir 1940-an, penggunaan tipe logam tuang

dan percetakan letterpress mulai menurun. Letterpress kini telah digantikan kepopulerannya

oleh flexography (percetakan timbul yang menggunakan plat karet atau plastik), litografi,

dan gravure.

B. Litografi (Percetakan Offset)

Dalam litografi, image dicetak dari sebuah permukaan datar daripada permukaan

timbul. Proses ini berdasarkan prinsip bahwa minyak (lemak) dan air tidak akan tercampur.

Ketika litogrfi ditemukan pada tahun 1798 oleh Aloys Senefelder di Munich, Jerman, itu

merupakan perkembangan percetakan yang signifikan dalam lebih dari 350 tahun terakhir.

Hari ini kebanyakan barang dicetak dengan litografi daripada metode yang lain.

Gambar 11. litografi

Litografi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani: lithos dan graphos, yang sama-

sama memiliki arti “menulis di atas batu.” Senefelder menggunakan krayon berminyak atau

suatu cairan untuk menggambarkan ilustrasi di atas sebuah batu datar. Dia kemudian

membasahi seluruh bagian batu dengan air. Ilustrasi dari minyak tersebut menolak airnya

(air tidak mau melengket pada minyak). Akan tetapi, sisa bagian batu yang merupakan

daerah non-gambar menerima airnya dan tetap basah. Ketika Senefelder menaruh tinta

berbahan dasar minyak di atas batu, tinta tersebut menempel pada gambar yang berasal

dari minyak, namun tidak pada daerah yang basah. Ketika dia menekankan sebuah kertas

pada batu tersebut, Senefelder mencetak litografi yang pertama.

11 | P a g e

Page 12: tugas individu-buku.docx

a. Plat Litografi

Secara praktis semua plat litografi kini terbuat dari lembaran serbukan aluminium di

mana kebanyakan telah diperlakukan khusus untuk membuat daerah non-gambar yang

lebih reseptif terhadap air. Plat kemudian dibalut dengan cairan fotosensitif (sensitif

terhadap cahaya).

Sebuah fotografi negatif dari area bergambar (salinan typeset dan artwork yang telah

ditata) digunakan untuk membuat plat litografi. Cahaya kuat melewati negatif, mengekspos

daerah bergambar dari plat. Ketika plat yang terekspos berkembang, cairan fotosensitif

mengeras hanya pada daerah image yang terekspos. Ini adalah daerah di mana tinta akan

melekat daerah yang non-gambar yang tidak terekpos akan melunturkan tinta ketika

dibasahi.

b. Mesin Percetakan Litografi

Sepanjang tahun 1800-an, semua percetakan litografi dilakukan pada mesin

percetakan dengan bed datar, menggunakan plat batu. Sekitar tahun 1900-an, sebuah

rotary press untuk percetakan litografi ditemukan. Plat batu tidak bisa dipasang pada

silinder, jadi plat metal digunakan sebagai penggantinya.

Kemajuan terpenting pada percetakan litografi adalah penemuan mesin percetakan

offset pada tahun 1906. Pada percetakan offset, image tidak langsung dicetak dari plat ke

kertas atau bahan lain, melainkan ditransfer dari plat silinder ke rotating rubber blanket

cylinder (Image “dioffset” ke lapisan karet) Ketika silinder impressi mengangkut kertas atau

bahan lain, tekanan terjadi pada silinder berlapis karet sehingga image tercetak.

Tipe lain dari mesin percetakan offset yang sering digunakan hari-hari adalah

perfecting blanket-to-blanket press. Tipe ini tidak menggunakan silinder impresi, melainkan

menggunakan dua silinder berlapis karet. Tekanan yang sempurna ini mencetak kedua sisi

dari kertas sekaligus ketika melalui mesin pencetak. Setiap sisi silinder berlapis karet

digunakan sebagai silinder impressi untuk sisi yang berlawan. Kertas dicetak pada kedua sisi

atau perfected, ketika melewati kedua silinder berlapis karet tersebut.

Prinsip offset memberikan litografi beberapa kelebihan dibandingkan dengan

percetakan letterpress. Penggunaan offset memberi litografi kemampuan untuk mencetak

pada permukaan kasar di mana metode letterpress tidak dapat melakukannya dengan baik.

12 | P a g e

Page 13: tugas individu-buku.docx

Karena plat litografi hanya bersentuhan dengan lapisan karet halus maka ia memiliki masa

pakai yang lebih panjang.

C. Percetakan Gravure

Gravure merupakan suatu proses intaglio. Kata intaglio berasal dari bahasa Italia yang

memiliki arti mengukir atau memahat. Dalam percetakan gravure, image dicetak dari suatu

cekungan, bukan pada permukaan datar atau timbul. Gravure berkembang dari seni

memahat, sebuah metode percetakan ilustrasi yang ditemukan di Jerman sekitar tahun

1476.

Sebuah pemahatan dibuat dengan pengukiran gambar dengan tangan ke dalam

sebuat plat logam datar menggunakan instrumen-instrumen tajam. Plat dilapis dengan tinta.

Ketika pemahat mengelap bersih permukaan plat, sisa tinta akan terjebak pada cekungan

gambar tersebut. Kertas kemudian akan ditempelkan pada permukaan plat dan menyerap

sisa tinta yang berada di bawah permukaan plat lalu gambar tercetak.

Percetakan Gravure bekerja sesuai dengan prinsip pemahatan. Bagaimanapun juga,

plat dibuat secara fotomekanik daripada diukir dengan tangan. Proses tersebut berkembang

pada tahun 1878 oleh Karl Klic, seorang seniman Czech yzng menggunakan proses tersebut

untuk membuat produksi karya seni berkualitas tinggi berkali-kali.

a. Plat Gravure dan Silinder

Plat Gravure dan silinder dulunya terbuat dari film positif berkesinambungan dari

tatanan halaman yang diekspos ke kertas yang dilapis secara khusus yang dinamakan kertas

karbon (carbon tissue). Setelah pemaparan dan pemrosesan, kertas tersebut ditransfer ke

sebuah silinder plat tembaga dan image tersebut disketsa ke dalam tembaga menggunakan

bahan kimia. Ini merupakan suatu proses yang panjang dan melelahkan serta membutuhkan

waktu yang lama. Operator juga benar-benar harus terlatih. Proses seperti ini masih

digunakan untuk beberapa cetakan pendek dan khusus. Akan tetapi, dalam kebanyakan

kasus, proses ini telah digantikan oleh halftone gravure.

Halftone gravure menggunakan positif halftone dan mesin pemahat elektromekanik.

Mesin-mesin ini “membaca” image secara elektronik. Kepala pemahat yang dikontrol oleh

13 | P a g e

Page 14: tugas individu-buku.docx

komputer mengukir sekitar 4000 sel setiap detiknya pada silinder. Laser juga sekarang

digunakan untuk mengukir pelapis platik pada silinder gravure.

b. Mesin Percetakan Gravure

Meskipun beberapa percetakan gravure dilakukan dengan mesin percetakan sheet-fed

yang menggunakan plat gravure, kebanyakan dilakukan dengan mesin percetakan rotary

web-fed yang menggunakan silinder gravure. Metode ini disebut sebagai rotogravure.

Sebuah unit percetakan pada rotogravure terdiri atas silinder gravure, silinder impressi,

sebuah sistem tinta, sebuat pengeruk tajam yang disebut doctor blade, dan sebuah

pengering tinta. Warna yang hendak dicetak sama jumlahnya dengan unit yang ada di mesin

pencetak. Ketika silinder gravure berotasi, silinder akan ditintai oleh roller atau dengan

semprotan, dan mengisi daerah image cekung dengan tinta. Doctor blade kemudian

mengeruk kelebihan tinta yang ada di permukaan silinder gravure. Silinder impresi memeras

Gambar 12. rotogravure

kertas atau bahan lain melawan silinder gravure sehingga image tercetak.

D. Metode Percetakan Lain

Letterpress, litografi, dan gravure telah menjadi metode percetakan tradisional yang

paling umum digunakan. Akan tetapi, teknologi dan peralatan yang maju belakangan ini

telah memopulerkan beberapa metode lainnya, termasuk Screen Printing, Flexography,

Heat Transfer Printing, dan Fotokopi.

14 | P a g e

Page 15: tugas individu-buku.docx

a. Screen Printing

Disebut juga silk screening atau serigraphy, percetakan layar dilakukan dengan layar

halus, biasanya terbuat dari kawat atau nilon yang dipasang pada suatu bingkai. Sebuah

stensil diproduksi di atas layar untuk menutup area nongambar. (Image yang hendak dicetak

dipotong dari atau diekspos ke stensil.) Tinta diperas melalui stensil dan layar ke atas bahan

kain, kertas, atau bahan lainnya.

Karena tinta yang digunakan pada screen printing lebih banyak daripada metode

percetakan lain, cetakan layar biasanya harus dikeringkan dahulu melalui pengering tinta

sebelum dilekatkan. Proses ini sering digunakan dalam pembuatan cetakan seni, stiker

decal, kartu ucapan, penyampulan, dan banyak produk lainnya.

2. Flexography

Flexography adalah suatu bentuk dari percetakan letterpress yang menggunakan web-

fed rotary press. Proses ini meggunakan plat karet atau plastik yang elastis dan tinta yang

tidak gampang luntur. Flexography merupakan salah satu metode percetakan paling

sederhana dan semakin banyak digunakan dalam percetakan surat kabar. Proses ini

diperkirakan akan menggantikan metode letterpress dalam percetakan surat kabar.

3. Heat Transfer Printing

Pada heat transfer printing, image pertama akan dicetak pada kertas dengan tinta

khusus. Image yang telah ditintai kemudian ditransfer ke bahan kain atau material lain

dengan menggunakan panas dan tekanan (biasanya ada unsur besi yang digunakan). Kaos

biasanya dicetak dengan metode heat transfer.

4. Fotokopi

Fotokopi juga dikenal sebagai xerography. Ini merupakan metode percetakan yang

cepat dan ekonomis yang digunakan berbagai bisnis untuk menyalin cepat surat-surat dan

memoranda kantoran.

Fotokopi bekerja atas kelistrikan statik. Sebuah silinder rotasi, dibalut dengan

selenium (elemen non-logam) dan dipacu dengan listrik statik yang berfungsi sebagai plat

15 | P a g e

Page 16: tugas individu-buku.docx

pencetak. Selenium tidak terpacu pada area non-gambar ketika terekspos cahaya. Image,

cahaya diproyeksikan melalui sebuah lensa kepada silinder, menahan energi. Secara negatif,

bubuk hitam yang dipacu tertarik kepada energi positif yang dipacu pada area bergambar

pada silinder. Ketika kertas melewati silinder, kertas menerima image dari bubuk hitam.

Kertas yang terbubuk lalu dihangatkan untuk membuat bubuk menempel ke kertas.

E. Binding and finishing

Setelah material selesai dicetak, material biasanya melewati operasi akhir untuk

menjadi produk yang telah selesai. Beberapa cetakan lembaran, seperti poster dan alat tulis

menulis kantor, bisa langsung dikirimkan tanpa proses yang lebih lanjut. Bagaimanapun

juga, kebanyakan produk yang dicetak dalam ukuran besar terdiri atas beberapa gambar

yang terpisah. Setelah lembaran ini dicetak dan dilipat, barang-barang ini disebut sebagai

signatures. Signature disusun sesuai urutannya, dibatasai, dan dipotong. Pekerjaan ini

memerlukan pelipatan dan memotong signatures, atau membuat macam dari paket khusus

dan material periklanan, disebut juga finishing. Prosedur penjahitan, penjepretan (stapling),

atau pengeleman halaman ke punggung (untuk membuat material seperti buku, majalah,

dan katalog) disebut sebagai binding.

a. Jenis binding

Hal pertama yang harus ditentukan adalah memilih jenis sampul atau cover buku,

apakah akan memakai hardcover atau paperback. Menggunakan hardcover merupakan

pilihan yang agak mahal namum dapat memberikan kesan profesional dan mewah

sedangkan paperback sangat cocok bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

Dibawah ini adalah empat tipe book binding yang populer dari sekian banyak cara

penjilidan book binding yang ada.

a) Plastic Comb Binding

Ini adalah book binding yang paling murah dari semua tipe penjilidan buku atau book

binding. Tipe penjilidan ini memungkinkan buku, booklet, katalog atau company profile

untuk dibuka rata, mudah untuk digandakan dengan fotokopi, ringan dan isi dapat

ditambahkan kemudian atau dikeluarkan bila sudah tidak relevan lagi. Kelemahan utama

16 | P a g e

Page 17: tugas individu-buku.docx

dari plastic comb binding ini adalah biasanya dilakukan manual dengan pekerjaan tangan

dan bila dilakukan dalam jumlah besar akan sangat tidak efesien dan efektif lagi sehingga

akan memakan biaya yang tinggi bagi proses produksinya.

Gambar 13 . plastic comb binding

b) Ring Spiral Binding

Teknik jilid spiral atau spiral coil binding ini lebih mahal dari teknik penjilidan plastic

comb. Jilid spiral ini tersedia dalam dua macam bahan yaitu plastik dan kawat, dengan jilid

ring spiral kawat umumnya lebih mahal dari segi biaya produksi. Buku, booklet, katalog,

atau company profile yang dijilid dengan spiral dapat dibuka hingga rata bahkan ditekuk

kebelakang agar mudah dibaca atau digandakan. Jilid ring spiral ini sangat populer

dipergunakan untuk membuat kalender meja.

Gambar 14. ring spiral binding

c) Saddle Stich Binding

Tipe penjilidan buku saddle stich binding ini ada dua jenis, yaitu jilid tengah dan jilid

samping. Pada penjilidan tipe ini isi dari buku, booklet, katalog atau company profile

ditumpuk beserta dengan cover atau sampulnya untuk kemudian distaples menjadi satu.

17 | P a g e

Page 18: tugas individu-buku.docx

Gambar 15. Saddle stich binding

d) Perfect Binding

Book binding tipe ini banyak dipakai untuk menjilid buku oleh penerbit buku

khususnya paperback. Tehnik penjilidan prefect binding ini dilakukan dengan menempelkan

sisi kiri halaman isi buku dengan lem, setelah kering sampul cover buku dilem menjadi satu

dengan isi buku. Karena cara penjilidan buku tipe ini sangat mudah untuk dikerjakan dengan

mesin maka perfect book binding ini sangat cocok untuk buku yang diproduksi secara massal

karena biaya produksi yang murah namun cara ini tidak direkomendasikan untuk buku yang

sering dibaca karena cenderung mudah rusak.

Gambar 16. Perfect binding

1.4 PACKAGING

Setelah semua proses terselesaikan, saatnya buku untuk dikirim ke pasar. Namun

untuk menjaga kondisi buku agar tidak cepat rusak, buku memerlukan pengepakan yang

tepat. Kebanyakan buku dilapisi plastik agar air tidak dapat merembes selanjutnya digabung

dalam sebuah kardus untuk buku cetakan masal.

18 | P a g e

Page 19: tugas individu-buku.docx

Sedangkan untuk buku-buku yang ingin memiliki tampilan lebih menarik, produsen

dapat memberi buku suatu wadah tersendiri. Misalnya dari karton, yang terbukti menjadi

daya tarik tersendiri bagi konsumen.

Dalam memasarkan produk tidak cukup dengan marketing saja, packaging juga harus

diperhatikan. Produsen juga harus terus melihat perkembangan packaging sebuah produk.

Karena jika hal tersebut diabaikan dan seseoran gmempunyai prinsip “buat apa packaging

bagus-bagus” maka produknya akan segera tenggelam di pasaran.

Gambar 17. Contoh Packaging buku

19 | P a g e

Page 20: tugas individu-buku.docx

PENUTUP

1.5 KESIMPULAN

1. Proses pembuatan buku merupakan serangkaian proses panjang yang terus

berkembang dari zaman dulu hingga sekarang.

2. Pembuatan buku terdiri dari proses sebagai berikut: rancangan, typesetting, image

assembly, platemaking, printing, binding, finishing, packaging.

3. Rancangan merupakan salah satu tahapan dalam proses pembuatan buku yang

sangat penting dan dapat dijalankan secara kontinyu selama proses produksi buku

dilaksanakan.

4. Typesetting merupakan tahapan di mana tulisan dari hardcopy disalin ke dalam

komputer yang digunakan untuk mencetak tulisan dalam sebuah buku.

5. Image assembly merupakan pengaturan antara kombinasi dan tulisan yang akan

diatur sedemikian rupa sesuai dengan rancangan.

6. Platemaking merupakan pembuatan plat pencetak yang akan digunakan sebagai

tonjolan yang menimbulkan tulisan pada kertas.

7. Printing merupakan tahap yang paling penting dalam proses pembuatan sebuah

buku. Printing atau mencetak dapat dilakukan dengan beberapa metode.

Letterpress, litografi, gravure.

8. Binding merupakan kegiatan yang menyatukan lembar-lembar yang telah dicetak

dapal tahap printing. Jenisnya yaitu Plastic Comb Binding, Ring Spiral Binding, Saddle

Stich Binding, Perfect Binding.

9. Packaging merupakan langkah terakhir yang digunakan sebagai pelindung buku agar

tidak cepat rusak atau cacat.

20 | P a g e