review
TRANSCRIPT
A. Ruang Lingkup dan Lingkungan Administrasi Negara
Pengertian Administrasi adalah Rangkaian kegiatan perbuatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dalam suatu kerjasama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dapat dicakup dengan satu istilah yaitu administrasi.
Adminstrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap
pekerjaaqn pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama
mencapai tujuan tertentu. Unsur Administrasi Unsur umum yang terdapat dalam
rangkaian kegiatan penataan yang dinamakan administrasi ada 8 macam yang
mewrupakan sub konsep administrasi, yaitu:
1. Organisasi
2. Manajemen
3. Komunikasi
4. Informasi
5. Personalia
6. Finansia
7. Materia
8. Relasi Publik
Ruang lingkup ilmu administrasi sebenarnya sangat luas sekali, yaitu menyangkut
hal-hal apa saja yang termasuk dalam bahasa atau bagian daripada administrasi
tersebut. Ruang lingkup ini sangat perlu diberi kepastian sehingga memudahkan
kita membahas tentang administrasi itu sendiri. Ruang lingkup ini akan menjadi
batas luasnya administrasi itu sendiri.
Ruang lingkup ilmu administrasi dibatasi unsur-unsur seperti dibawah ini :
1. Organisasi, merupakan wadah dimana usaha kerja sama itu diselenggarakan.
Wewenang, tugas dan tanggung jawab menjadi kesatuan yang laras. Termasuk
pula dalam proses mengorganisir atau membentuk organisasi ialah penentuan
tujuan yang hendak dicapai.
1
2. Manajemen, dapat dianggap sebagai suatu proses yang menggerakan kegiatan
dalam administrasi itu sehingga tujuan yang telah dibentuk benar-benar tercapai.
3. Kepegawaian, merupakan segi yang berkenaan dengan sumber tenaga manusia
(working force) yang harus ada pada setiap usaha kerja sama. Penelaahan unsur
ini menimbulkan sekelompok pengetahuan yang dicakup dengan nama administrsi
kepegawaian (personel administration).
4. Keuangan, merupakan segi pembiayaan (financing) dalam setiap administrasi.
Dari sinilah timbul administrasi keuangan yang mencakup budgeting, accounting,
auditing, serta tindakan-tindakan lainnya dalam bidang keuangan.
5. Perlengkapan, merupakan segi melayani kebutuhan kebendaan dan
kerumahtanggaan yang juga tentu ada dalam setiap usaha bersama. Pada bidang
ini berkembanglah pengetahuan administrasi perlengkapan (supply
administration).
6. Tata Usaha, adalah segenap aktivitas yang mengumpulkan, mencatat,
mengirim, mengolah atau menyimpan bahan-bahan keterangan (information).
Tata usaha ini disebut administrasi dalam arti sempit.
7. Tata Hubungan, merupakan urat nadi yang memungkinkan orang-orang dalam
usaha bersama mengetahui apa yang terjadi atau diinginkan oleh masing-masing.
Tanpa tata hubungan yang baik, tidak mungkin kerja sama dapat terlaksana
dengan baik.
8. Perwakilan, merupakan segi yang menggambarkan pada pihak luar segala
sesuatu yang berlangsung mengenai usaha bersama itu, demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian tercapai pengertian yang sebaik-baiknya antara suatu
administrasi dengan keadaan sekelilingnya.
Administrasi public merupakan suatu bagian dari administrasi umum yang
mempunyai lapangan yang lebih luas, yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagaimana lembaga-lembaga, mulai dari suatu keluarga hingga
Perserikatan Bangsa-Bangsa, disusun digerakan dan kemudian dikendalikan.
2
Nigro dalam Tjokroamidjojo (1978), seorang tokoh Administrasi public dari
Amerika Serikat, berpendapat bahwa yang termasuk dalam lingkup Administrasi
Negara adalah masalah ‘perumusan dan penentuan kebijakan’. Tetapi kemudian
dinyatakan bahwa administrasi public bukan saja mempunyai fungsi tradisional
berupa ‘pelaksanaan kebijakan’ tetapi juga ‘perumusan dan penentuan serta
penilaian dan hasil-hasil pelaksanaan berbagai kebijakan negara’. Lebih lanjut
Nigro (1977), mengemukakan bahwa ‘ para pejabat administrasi tidak hanya
harus membuat keputusan yang lebih banyak, tetapi juga memecahkan masalah
yang harus mereka atasi atau loebih banyak, tetapi juga memecahkan masalah
yang harus mereka atasi atau diharapkan dapat diatasinya dalam memperaktikkan
kebijakan mereka juga banyak mengalami kesulitan bahkan kadang-kadang begitu
sulit
1. a. Administrasi negara pada hakekatnya merupakan salah satu aspek dari
administrasi yang menekankan pembahasan pada bidang kenegaraan. Batasan dari
administrasi negara ialah :
• Proses penyelenggaraan di dalam bidang tertentu yaitu negara
• Kerjasama antar berbagai lembaga – lembaga negara yang terdapat di dalam
suatu negara sebagai institusi
• Pencapai tujuan negara, yang merupakan cita-cita dari seluruh warga negara
yang bersangkutan
Jadi administrasi negara meliputi segenap proses penyelenggaraan
negara sebagai suatu organisasi yang terdiri dari lembaga – lembaga beserta
masing – masing yang tumbuh dan hidup di dalam suatu negara dan semuanya
diarahkan untuk pencapaian tujuan negara.
Sistem administrasi negara ialah mekanisme tentang proses penyelenggaraan
negara. Suatu unsur – unsur yang saling berhubungan dan ketergantungan satu
sama lain (setiap unsur membutuhkan unsur yang lainnya). Dalam hal ini ialah
negara maka, unsur – unsur yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan
negara. Sistem administrasi negara ialah pensupport dari segala kegiatan
3
kenegaraan.
b. Ruang lingkup administrasi negara
Ruang lingkup administrasi negara ialah sistem administrasi negara itu sendiri.
Karena di dalam administrasi negara yang dikaji ialah negara. Jadi, ruang
lingkupnya tentu sistem administrasi negara.
Tujuan administrasi negara
• Mencari dan menemukan hal – hal yang sama dan hal – hal yang berbeda dalam
sistem administrasi negara
• Mempelajari karakter – karakter yang berbeda atau karakter yang bersifat khusus
dalam administrasi negara
• Mempelajari ciri yang menonjol dari suatu sistem pemerintahan
• Memperoleh pengetahuan konsepsional
• Mengidentifikasi faktor –faktor kultural, politik, dan sosial untuk
memepengaruhi keberhasilan dan kegagalan struktur sistem pemerintahan
• Menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk menentukan tindakan apa
yang harus dilakukan untuk mempebaiki birokrasi.
c. Perkembangan ilmu administrasi negara didorong oleh adanya perkembangan
baru. Terutama dalam administrasi pembangunan di negara yang sedang
berkembang setelah perang dunia kedua. Pada waktu itu bantuan yang diberikan
selain bantuan teknis ialah bantuan adminstrasi. Setelah itu, terlihat bahwa ada
negara yang masih belum berkembang, maka timbulah keinginan untuk
mengetahui penyebabnya. Maka digunakanlah administrasi negra perbandingan
untuk melihat hal itu.
2. a. Model yang dipakai ialah :
• Model yang bersifat deskriptif
Model yang hanya memberikan gambaran atau hanya melukiskan dari suatu objek
atau sistem
• Model yang bersifat menjelaskan
4
Model yang menjelaskan penyebab sistem administrasi yang bersangkutan, faktor
apa atau variabel apa yang menyebabkan
• Model analogis
Model yang mempergunakan seperangkat sifat – sifat yang lainnya yang dimiliki
oleh suatu objek yang sedang dipelajarinya
• Model formal
Model yang sama dengan suatu biro tempat melaksanakan suatu kewajiban
pemerintah dalam administrasi formal
• Model subtantif
Model yang cenderung meninggalkan aturan formal tetapi proses dapat berjalan
terus
• Model simbolis
Suatu model yang mempergunakan simbol – simbol untuk menunjukan objek –
objek yang dipelajari dengan mempergunakan persamaan matematis
• Model econis
Model yang melukiskan secara visual aspek – aspek tertentu dari suatu objek atau
sistem
Jadi intinya Lingkungan administrasi negara adalah sesuatu yang berada di luar
administrasi negara. Misalnya melalui instansi negara terdapat dua lingkungan
instansi yaitu:
1. Dalam, lingkungan yang ada konteks administrasi negara tapi ada di luar
kita, contohnya: di dalam kabinet terdapat lingkungan dalam yaitu berupa
organisasi-organisasi di dalam kabinet;
2. Luar, lingkungan yang berada di luar konteks administrasi negara,
contohnya: lingkungan diuar kabinet seperti parlemen, Mahkamah
Agung,dll.
Sebegitu luasnya ruang lingkup Ilmu Administrasi Publik sehingga dapat pula
mencakup ilmu-ilmu sosial yang lain terutama yang memiliki objek materialnya
negara, yaitu antara Ilmu Pemerintahan, Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan
Ilmu Negara sendiri, serta Ilmu Filsafat yang menjadi sumber keilmuan.
5
X
Interaksi antara A, B, C ,D menghasilkan konsekuensi biaya atau disebut
bureaucratic cost. Interaksi X, R, dengan L memiliki konsekuensi biaya yang
disebut biaya transaksi. Contoh interaksi antara A, B, C ,D adalah biaya untuk
menelpon yang digunakan oleh para staf pegawai dalam satu departemen atau satu
institusi. Contoh interaksi X, R, dan L adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengirim surat antar departemen atau lintas departemen. Semakin tinggi biaya
birokrasi, maka semakin tinggi pula biaya transaksinya. Jika suatu sistem
organisasinya baik, maka akan menghasilkan efisiensi.
Sedangkan lingkungan yang sedikit sekali berhubungan dengan kita
seperti yang digambarkan di atas dengan huruf X disebut dengan General
Environment. Spesific environment adalah lingkungan yang intens interaksinya
dengan General Environment. Lingkungan dimana kita mengandung unsur pasti
dan ketidakpastian artinya ada beberapa hal yang tidak bisa diketahui secara pasti.
Semakin random suatu lingkungan : semakin mudah untuk ditebak dan
diketahui secara pasti, sehingga biaya transaksi akan menjadi murah. Sedangkan
semakin Cluster suatu lingkungan maka semakin sulit untuk diketahui dan
dihadapi, maka biaya transaksi semakin mahal.
B. KEBIJAKAN PUBLIK (PUBLIC POLICY)
6
A B
C D
R K
Berdasarkan berbagai definisi para ahli kebijakan publik, kebijakan publik
adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat
kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat di mana dalam
penyusunannya melalui berbagai tahapan (Wikipedia, 2010).
Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Agenda
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas
kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang
disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan.
Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah publik, dan
mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak
mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain.
Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik (Kimber,
1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986)[2] diantaranya:
1. Telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman yang serius;
2. Telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
3. Menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat manusia) dan mendapat dukungan media massa;
4. Menjangkau dampak yang amat luas ;
5. Mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6. Menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi mudah
dirasakan kehadirannya)
Karakteristik : Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara lainnya
ditunda untuk waktu lama.
7
Ilustrasi : Legislator negara dan kosponsornya menyiapkan rancangan undang-
undang mengirimkan ke Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan untuk dipelajari
dan disetujui. Rancangan berhenti di komite dan tidak terpilih.
Penyusunan agenda kebijakan seyogianya dilakukan berdasarkan tingkat urgensi
dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder. Sebuah kebijakan tidak boleh
mengaburkan tingkat urgensi, esensi, dan keterlibatan stakeholder.
2.Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para
pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari
pemecahan masalah yang terbaik.
3. Adopsi/ Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh
kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.
4. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak.
C. BIROKRASI DALAM ADMINISTRASI NEGARA
Birokrasi yang terdiri dari dua kata yaitu biro (meja) dan kata krasi seperti
yang digunakan dalam kata lain yaitu demokrasi, teknokrasi, aristokrasi yang
berarti kekuasaan, berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy),
diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk
piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat
atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.
8
Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya
dideskripsikan dengan jelas dalam organigram. Organisasi ini pun memiliki aturan
dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri lainnya adalah
biasanya terdapat banyak formulir yang harus dilengkapi dan pendelegasian
wewenang harus dilakukan sesuai dengan hirarki kekuasaan. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai :
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh makan pegawai pemerintah
karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan.
2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata
aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Birokrasi dapat diklasifikasikan dalam berbagai segi. Dilihat dari segi
pelaksana, birokrasi terbagi menjadi dua yakni :
1. Birokrasi sektor privat, contohnya: perusahaan swasta, NGO, sekolah
swasta, dan lain-lain.
2. Birokrasi sektor publik, contohnya: pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan lain-lain.
Sedangkan dari segi arti secara sempit dan luas adalah:
1. Birokrasi eksekutif, misalnya: kabinet, departemen, kementerian negara,
dan lain-lain.
2. Birokrasi negara, misalnya legislatif, yudikatif, dan sebagainya.
Menurut Max Weber, konsep birokrasi yaitu sesuatu yang ideal, karena
memiliki tujuan yang baik, namun belum sepenuhnya dilaksanakan dengan
seratus persen. Dengan fungsi melayani masyarakat itu sendiri dengan membuat
peraturan-peraturan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
Dalam membahas otorita, Weber mengajukan 3 tipe idealnya yang terdiri dari:
otorita tradisional, kharismatik, dan legal rasional. Otorita tradisional
mendasarkan diri pada pola pengawasan dimana legitimasi diletakkan pada
loyalitas bawahan kepada atasan. Sedang otorita kharismatik menunjukkan
9
legitimasi yang didasarkan atas sifat-sifat pribadi yang luar biasa. Adapun otorita
legal rasional kepatuhan bawahan didasarkan atas legalitas formal dan dalam
yuridikasi resmi. Kelemahan teori Weber terletak pada keenganan untuk
mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun secara hirarkis dan sulit
menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang berlangsung di
negara-negara sedang berkembang. Kemudian tipologi oleh Weber ini
dikembangkan oleh para tokoh lain seperti Fritz Morztein, Karl Marz, Eugene
Litwalk, Textor, dan Banks.
A. Fungsi dan Peran Birokrasi
Birokrasi dalam pelaksanaanya mempunyai beberapa fungsi dan peranan yang
sangat penting dalam masyarakat yang sedang membangun, terlebih lagi dalam
era globalisasi seperti sekarang ini. Fungsi dan peran birokrasi meliputi hal
sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan publik
2. Pelaksana pembangunan yang profesional (Merrit system)
3. Perencana, pelaksan, dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintahan)
4. Alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan
negara yang netral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan atau mesin
politik (netralitas birokrasi)
Mengenai sosok birokrasi yang diperlukan dalam era globalisasi, fungsi-
fungsi birokrasi menurut Tjokrowinoto (1996), menyebutkan empat fungsi
birokrasi, yaitu :
1. Fungsi Instrumental, yaitu menjabarkan perundang-undangan dan
kebijaksanaan publik kedalam kegiatan-kegiatan rutin untuk memproduksi
jasa, pelayanan, komoditi, atau mewujudkan situasi tertentu
2. Fungsi Politik, yaitu memberi input berupa saran, informasi, visi dan
profesionalisme untuk mempengaruhi sosok kebijaksanaan
10
3. Fungsi Katalis Public Interest, yaitu mengartikulasikan aspirasi dan
kepentingan publik, dan mengintegrasikan atau menginkorporasikannya
didalam kebijaksanaan dan keputusan pemerintah
4. Fungsi Entrepreneurial, yaitu memberi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan
inovatif dan non rutin, mengakibatkan sumber-sumber potensial yang idle,
dan menciptakan resource-mix yang optimal untuk mendapai tujuan
Fungsi –fungsi diatas diharapkan dapat berjalan secara sinergis sehingga dapat
memaksimalkan manfaat dari birokrasi yaitu mempercepat, mendukung, dan
mengefisienkan tujuan dari pemerintah, mendukung pemenuhan layanan kepada
masyrakat serta menjamin berlangsungya sistem pemerintahan dan politik suatu
negara.
B. Patologi Birokrasi
Patologi Birokrasi (Bureaupathology) adalah himpunan dari perilaku-perilaku
yang kadang-kadang disibukkan oleh para birokrat. Fitur dari patologi birokrasi
digambarkan oleh Victor A Thompson seperti “sikap menyisih berlebihan,
pemasangan taat pada aturan atau rutinitas-rutinitas dan prosedur-prosedur,
perlawanan terhadap perubahan, dan desakan picik atas hak-hak dari otoritas dan
status.”
Red Tape merupakan awal kemunculan dari sebuah Patologi ini. Red Tape
disebabkan adanya kecenderungan alami yang terjadi di dalam tubuh dan para
birokrat yang tercetak dari rutinitas kegiatan mereka sendiri. Birokrasi yang
semestinya lebih memper-efisien-kan proses malah semakin berbelit-belit karena
para birokrat terlalu “patuh” pada prosedur yang ada. Jenis dari Patologi Birokrasi
selain Red Tape yaitu Korupsi, Kolusi, Nepotisme, tidak adanya akuntabilitas,
pertanggung jawaban formal, dan lain sebagainya.
Berbagai keluhan dan kritikan mengenai kinerja birokrasi memang bukan hal
baru lagi, karena sudah ada sejak zaman dulu. Birokrasi lebih menunjukkan
kondisi empirik yang sangat buruk, negatif atau sebagai suatu penyakit (bureau
11
patology), seperti Parkinsonian (big bureaucracy), Orwellian (peraturan yang
menggurita sebagai perpanjangan tangan negara untuk mengontrol masyarakat)
atau Jacksonian (bureaucratic polity), ketimbang citra yang baik atau rasional
(bureau rationality), seperti yang dikandung misalnya, dalam birokrasi Hegelian
dan Weberian.
Bureucracy Patology di Indonesia antara lain:
1. Orang tidak berani mengaku bersalah, sehingga seringkali banyak birokrat
yang “cuci tangan” dari permasalahan.
2. Orang tidak berani mengambil keputusan, selalu meminta petunjuk dari
otoritas tertinggi
3. Malu untuk mundur atau selalu menunggu instruksi dari presiden
4. Korupsi, hal ini dikarenakan lembaga adhokrasi belum dapat bekerja
secara optimal
DAFTAR PUSTAKA
v318. 2007. Patologi Birokrasi. 08 November.
http://v318.wordpress.com/2007/11/08/patologi-birokrasi/, 8 November 2007,
pk.12:32 pm.
Jadul. 2009. Ruang Lingkup Administrasi Negara. 30 Mei.
http://jaduljadul.blogspot.com/2009/05/ruang-lingkup-adm-negara-dilihat-
dari.html, 30 Mei 2009, pk.18.38.
Wikipedia. 2010. Kebijakan Publik. 9 September.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik, 9 September 2010, pk.04.41.
12
13