revegetasi lahan bekas tambang timah

8
116 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

Upload: azelia-bonita

Post on 21-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

116 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

Page 2: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011 117

REVEGETASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAHDENGAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis)

Bambang Eka Tjahyana dan Yulius FerryBalai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri

ABSTRAK

Lahan pasca tambang timah didominasi oleh hamparan tailing, overburden, dan kolong. Tailing timahmempunyai karakterisitik fisika dan kimia tanah serta kondisi iklim mikro yang jelek. Untukmemanfaatkan kembali lahan pasca tambang timah, terutama lahan tailing perlu dilakukan reklamasidan rehabilitasi. Berbagai aplikasi teknologi telah dan akan dikembangkan untuk memperoleh hasilyang memuaskan. Sejumlah spesies tumbuhan spesifik lokal, tanaman eksotik seperti akasia, dantanaman budidaya dikembangkan sebagai tanaman untuk revegatasi lahan pasca tambang timah.Meskipun demikian sampai saat ini belum ada manfaat ekonomis yang secara nyata dirasakan olehmasyarakat dari reklamasi tersebut. Observasi terhadap tanaman karet yang telah dilakukan di Bangkamenunjukkan bahwa lilit batang dan tinggi tanaman karet pertumbuhannya cukup baik dibandingkandengan lilit batang dan tinggi tanaman karet yang ditanam pada lahan yang sesuai, dari hasilpengamatan pertumbuhan tersebut dapat diduga bahwa produksi tanaman karet juga memberikanharapan yang baik. Dengan demikian tanaman karet berpotensi dijadikan salah satu tanaman untukrevegetasi lahan bekas tambang timah di Bangka.

Kata kunci: Hevea brasiliensis, tambang timah, revegetasi, reklamasi.

PENDAHULUAN

Kontribusi sektor pertambangan terhadap kerusakan hutan di Indoensia mencapai10% dan kini melaju mencapai 2 juta ha per tahun. Di Bangka-Belitung luas lahan bekaspertambangan timah sudah mencapai 400.000 ha yang terdiri dari 65% lahan tandus dan35% berbentuk telaga-telaga (Sitorus et al. 2008).

Reklamasi terhadap lahan bekas tambang timah tersebut telah dilakukan, pada tahun1992-2008 perusahaan tambang timah telah mereklamasi sekitar 11.000 ha, pada tahun 2008seluas 2.000 ha dan selanjutnya direncanakan reklamasi dilakukan seluas 1.600 ha per tahun(Bisnis Indoensia, 20 Februari 2010).

Selama ini reklamasi lahan bekas tambang dilakukan dengan menanaman tanamanakasia (A. mangium dan A. auriculiformis), gamal dan sengon (Setiadi, 2004), tanamanlainnya seperti kelapa, jambu monyet, pisang, pepaya, kacang tanah sayuran. Budidayatanaman tersebut dikombinasikan dengan usaha perternakan ayam yang merupakan sumberbahan organik bagi lahan ini. Namun budidaya pertanian di tailing timah sangat intensif danmembutuhkan masukan modal yang besar dan tentu sulit untuk dilaksanakan oleh petaniumumnya (Hafizionion. 2008).

Pada dasarnya kegiatan reklamasi harus seimbang dengan pembukaan tambang,tetapi sering reklamasi lahan yang sudah dilakukan, kembali rusak yang disebabkan olehpenambangan ilegal yang dilakukan masyarakat setempat. Hal ini terjadi disebabkan olehbeberapa hal antara lain hasil penambangan dapat langsung dijual tidak memerlukan waktuyang panjang dan harga menguntungkan, sedangkan tanaman hasil reklamasi belummemberikan nilai ekonomi yang berarti bagi masyarakat.

Page 3: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

118 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

Penanaman tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg) di lahan bekas tambangdinilai merupakan salah satu alternatif utama untuk mengatasi tidak produktifnya lahantandus bekas tambang timah tersebut, masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh sisapenambangan dan sekaligus memecahkan masalah perekonomian masyarakat. Beberapa halkenapa tanaman karet berpotensi dikembang di lahan bekas bekas tambang. Pertama,tanaman karet termasuk tanaman multiguna (multipurpose tree species, MPTS), mempunyaiadaptasi yang tinggi pada lahan-lahan marginal, seperti di lahan yang berbatu di SulawesiSelatan. Tanaman karet mempunyai akar tunggang yang dalam secara teoritas lebih mampumengatasi masalah kekeringan. Tanaman karet bahkan mampu memberikan produktivitasyang lebih tinggi pada lahan berpasir dengan bulan kering yang tegas dibandingkan denganlahan yang tidak memeiliki bulan kering (Suhendry et al., 1996). Kedua, tanaman karetmampu memperbaiki sifat tanah melalui pekayaan hara dengan karakter fisiologipengguguran daunnya. Selain itu tanaman karet dapat disadap dan menghasilkan getahhampir setiap hari sehingga menghasilkan pandapatan yang dibutuhkan oleh masyarakat

Penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa setiap tahun daun karet dapatmengembalikan 45-90 kg/ha N, 3-7 kg/ha P, 10-20 kg/ha K dan 9-18 kg/ha Mg. Melaluipengguguran daunnya, ini merupakan karisteristik tanaman karet. Dengan demikiandiharapkan pemulihan lahan bekas tambang dapat lebih cepat terjadi. Untuk daerah Bangka-Belitung tanaman karet bukan tanaman baru, petani sudah sangat mengenal budidaya

Gambar 1. Lahan bekas tambang timah di Bangka

Page 4: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011 119

tanaman ini walaupun belum menggunakan benih unggul, selain itu tanaman karet dapatdikatakan menghasilkan pendapatan hampir tiap hari sehingga dapat memenuhi kebutuhanhidup keluarga tani sehari-hari. Selain itu saat ini telah tersedia klon karet penghasil lateks-kayu, sehingga selain menghasilkan lateks juga menghasilkan kayu untuk memenuhikebutuhan kayu pertukangan dan meubiler (Boerhendhy. 2005).

BAHAN DAN METODE

Observasi ini dilakukan di Desa Jelutung 1, Kecamatan Namang, Kabupaten BangkaTengah Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Pengamatan dilakukan pada tanaman karetyang ditanam disekitar lahan bekas tambang timah, umur 3 tahun, klon PB 260 dengan jaraktanam 4X5 m. Pembenahan tanah dilakukan dengan pemberian pupuk organik sebanyak 5 kgper pohon. Pemupukan yang dilakukan sesuai dengan rekomendasi pemupukan padaumumnya. Pengamatan meliputi analisa tanah bekas tambang sebelum dan sesudah diberipupuk organik, lingkaran batang dan tinggi batang utama. Data diolah dengan menggunakantabelaris.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembenahan Tanah

Dari hasil analisa tanah terlihat bawah tanah bekas tambang timah mempunyai pHyang rendah dengan kandungan N, P dan K yang rendah pula, namun unsur Pb lebih tinggi.Setelah pemberian pupuk organik hasil analisa tanah bekas tambang timah menunjukkan pHmeningkat mendekati netral, dengan kandungan N, P dan K yang lebih tinggi dibandingkandengan sebelum diberi pupuk organik (Tabel 1). Pupuk organik selain berfungsi memperbaikifisik dan daya menahan air tetapi juga memperbaiki kandungan unsur hara lahan marginakseperti tanah bekas tambang ini, sesuai dengan pendapatan Atmojo (2003) bahwa pemberianbahan organik pada tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Tabel 1. Sifat kimia lahan bekas tambang timah sebelum dan sudah pemberian bahanorganik.

No. Parameter Sebelum Sesudah1 pH 5,1 6,42 Kadar N total (%) 0,01 0,033 P (ppm) 0,15 2,294 K (me %) 0,03 0,275 Timbal (Pb) (ppm) 12 10

Pembenahan tanah lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan memperbaiki sifatfisik, kimia dan biotik. Perbaikan fisik dilakukan dengan menambahkan bahan-bahanpembenah tanah seperti bahan organik, mineral dan agens hayati. Bahan organik dapatberasal dari pupuk kandang, sampah atau tanaman air. Bahan pembenah tanah yang berasaldari mineral dapat digunakan tanah liat atau zeolit, sedangkan agens hayati dapat diperoleh

Page 5: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

120 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

dari perakaran tumbuhan pioner yang tumbuh disekitar lahan bekas tambang ataumenggunakan pupuk hayati yang sudah banyak beredar. Kelebihan menggunakan pupukhayati yang berasal dari agens hayati di lokasi penggunaan antara lain bahan pembawanyadapat disesuaikan dengan konsisi di lapangan dan kemungkinnan besar agens hayati yangdiperoleh sudah beradaptasi dilikungan penggunaannya. Sedangkan kelemahan menggunakanpupuk hayati yang beredar saat ini antara lain sebagian besar menggunakan bahan pembawazeolit yang dapat memasamkan tanah sedangkan lahan bekas tambang pHnya memangrendah. Selain itu untuk mendatangkan pupuk hayati dari luar daerah akan memerlukan biayalebih mahal.

Banyak manfaat dari penggunaan pupuk hayati terutama pada tanah yangmengandung pasir tinggi, antara lain dapat meningkatkan kemampuan akar tanamanmengadsropsi air dan unsur hara sampai pada batas minimum yang tersedia dalam tanah,sehingga tanaman lebih tahan terhadap kekeringan dan efisien dalam memanfaatkan pupuk;dapat menyerap unsur logam berat yang dapat meracuni tanaman. Pupuk hayati mampumenambah jumlah mikroba tanah yang diperlukan oleh akar tanaman, 250 kg pupuk hayatijumlah mikroba yang dihasilkan setara dengan jumlah mikroba yang dihasilkan oleh kompossebanyak 5 ton dan 2 ton pupuk kandang. Selain itu pupuk hayati dapat menghematpenggunaan pupuk N 50%, P 27% dan K 20%.

Arah dari upaya rehabilitasi lahan bekas tambang ditinjau dari aspek teknis adalahupaya untuk mengembalikan kondisi tanah agar stabil dan tidak rawan erosi (Sujitno, 2007).Dari aspek ekonomis dan estetika lahan, kondisi tanah diperbaiki agar nilai/potensiekonomisnya dapat dikembalikan sekurang-kurangnya seperti keadaan semula. Dari aspekekosistem, upaya pengembalian kondisi ekosistem ke ekosistem semula. Dalam hal inirevegetasi adalah upaya yang dapat dinilai mencakup kepada kepentingan aspek-aspektersebut. Reklamasi hampir selalu identik dengan revegetasi.

Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang(Direktorat Jenderal rehabilitasi Hutan dan Laha, Departemen Kehutanan., 1977). MenurutSetiadi (2006), tujuan dari revegetasi akan mencakup re-establishment komunitas tumbuhansecara berkelanjutan untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan biodiversitas danpemulihan estetika lanskap. Pemulihan lanskap secara langsung menguntungkan bagilingkungan melalui perbaikan habitat hewan, biodiversitas, produktivitas tanah dan kualitasair.

Lilit dan tinggi batang utama tanaman karet.

Hasil statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman karet yang ditanamdisekitar lahan bekas tambang mempunyai lilit pangkal batang, lilit batang tinggi 130 cm dantinggi cabang mempunyai keragaman yang rendah (Tabel 2).

Page 6: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011 121

Tabel 2. Lilit pangkal batang, pada ketinggian 130 cm dan tinggi cabang tanaman karetumur 3 tahun di daerah bekas tambang timah.

No. Lingkaran pangkalBatang (cm)

Lingkaran batangtinggi 130 cm (cm)

Tinggi cabang(cm)

1. 66 54 2402. 54 42 2903. 59 48 2104. 38 35 3005. 60 48 2806. 60 50 2407. 58 49 2308. 60 48 2809. 58 45 250

10. 53 44 25011. 64 46 25012. 43 35 24013. 60 49 26014. 54 43 24015. 59 49 27016. 58 48 280Rata2 56,5 45,8 256,88KK (%) 12,67 11,20 9,35

Ini menunjukkan bahwa tanaman karet yang ditanam di lahan bekas tambangmempunyai lilit batang yang cukup baik dibandingkan dengan lilit batang beberapa klontanaman karet di lahan mineral lainnya (Tabel 3).

Tabel 3. Lilit batang dan laju pertumbuhan beberapa klon tanaman karet

KlonLilit batang (cm) pada umur Laju pertumbuhan

(cm/th)

2 3 4 5 Pra sadap Pascasadap

IRR 39IRR 42GT1

21.0024.5019.90

36.0629.1529.05

48.2650.9843.39

61.5851.4151.20

13.538.97

10.43

4.582.031.47

Tanaman karet mempunyai adaptasi yang lebih tinggi, penyebaran tanaman karet diIndonesia hampir di semua wilayah. Pada pengamatan ini juga menunjukkan bahwa tanamankaret mampu beradaptasi di tanah bekas tambang timah di Bangka-Belitung dan berpotensidijadikan tanaman revegetasi pada tanah bekas tambang timah. Menurut Suhendry et al.(1996) lahan marjinal merupakan lahan di mana sifat tanah dan lingkungan fisik menjadifaktor pembatas untuk mencapai produktivitas pertanian se-cara optimal. Salah satu tipe

Page 7: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

122 PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011

lahan marjinal adalah tekstur tanah yang mengandung fraksi pasir tinggi dan miskin unsurhara.

Sifat iklim yang memiliki periode kering yang tegas juga dapat menjadikan lahanbersifat marjinal. Kedua kondisi tersebut dijumpai di daerah Langga Payung, KabupatenLabuhan Batu, Sumatera Utara. Untuk melihat kemampuan tumbuh dan potensi tanamankaret telah dilakukan evaluasi kemungkinan pengembangan karet di daerah tersebut.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman karet dapat tumbuh baik pada lahan marjinaldi Langga Payung. Klon PR 261 bahkan memiliki pertumbuhan lebih jagur dari rata-ratapertumbuhan karet di daerah Langkat dan Deli Serdang. Produktivitas karet di daerah inicukup tinggi. Klon GT 1 dan PR 261 dapat mencapai produktivitas rata-rata 8 tahun sadaplebih dari 2.000 kg/ha/th, yang berarti lebih tinggi dari produktivitas karet pada lahan yangselama ini dianggap sesuai untuk karet. Produktivitas yang tinggi ter-sebut erat kaitannyadengan tinggi-nya tegakan pohon per satuan luas karena rendahnya gangguan penyakit JamurAkar Putih (JAP) dan angin, serta rendahnya intensitas serangan penyakit daun pada daerahini. Penanaman karet mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dari lahan marjinaltersebut. Klon PR 261, BPM 24, RRIM 703, PR 255, PR 300, dan GT 1 dapatdirekomendasikan untuk ditanam pada lahan marjinal dengan tekstur tanah lempung berpasirsampai pasir berlempung, serta memiliki periode bulan kering yang tegas.

KESIMPULAN

Dari hasil observasi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Tanaman karet yang ditanam di lahan bekas tambang menunjukkan pertumbuhan vegetatif

yang cukup baik2. Tanaman karet dapat dijadikan salah satu tanaman revegetasi pada lahan bekas tambang.

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo. S. W. 2003. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan UpayaPengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah FakultasPertanian Universitas Sebelas Maret.

Boerhendhy. I. 2005. Keragaan klon karet penghasil lateks dan kayu di daerah beriklimkering. Prosiding lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet 2005. Medan: 22-23Nop. 2005. P; 251-260.

Ferry Yulius., Juniaty Towaha dan Kurnia Dewi Sasmita. 2010. Perbaikan lahan bekastambang timah: Studi kasus uji media tanah bekas tambang dengan beberapa macamkompos untuk budidaya lada. Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka TanamanIndustri. Vol. 1 No. 6. 2010. Hal; 295-308.

Hafizianion. 2008. Kajian Aspek Ekonomi Masyarakat Desa Sekitar Tambang. FakultasKehutanan Unlam. Bajarbaru.

Suhendry, I., S. Ginting., R. Azwar., MZ. Nasution. 1996. Potensi pengembangan tanamankaret pada tanah marginal beriklim kering. Studi kausu daerah Langga PayungSumatera Utara. Warta Puslit Karet. 15 (2): 67:77.

Page 8: Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011 123

Sitorus, SKP., E. Kusumastuti dan L. M. Badri. 2008. Karakteristik dan Teknik RehabilitasiLahan Pasca Penambangan Timah di Pulau Bangka dan Singkep. Jurnal Tanah danIklim. No. 27 . 2008: 57-73.

Setiadi, Y., 2004. Bahan Kuliah Ekologi Restorasi. Program Stidu Ilmu PengetahuanKehutanan, Sekolah Pasca Sarjana. IPB.