(rev abstrak) karlina_universitas brawijaya_pkmp

Upload: mustikaarum

Post on 15-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

susu bubuk terhadap kadar foam cell

TRANSCRIPT

16

RINGKASAN

Diabetes melitus tipe 2 merupakan sekumpulan sindrom yang ditandai dengan kelainan metabolisme karbohidrat dan lemak karena resistensi insulin di tingkat sel. Lebih dari 75% pasien diabetes melitus tipe 2 yang dirawat inap mengalami komplikasi aterosklerosis dan aterosklerosis ini menjadi penyebab kematian pada 80% pasien diabetes melitus tipe 2. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pembentukan sel busa serta migrasi dan proliferasi sel otot polos pembuluh darah karena adanya resistensi insulin pada pasien diabetes. Sel busa adalah sel yang merupakan bentukan makrofag berisi lemak dan ditemukan berupa fatty streak yang terbentuk akibat adanya LDL di dalam intima yang teroksidasi. Susu mengandung vitamin D dapat menekan pembentukan sel busa (foam cell) dengan mengurangi penyerapan low-density lipoprotein (LDL) teroksidasi dan mencegah pengendapan kolesterol makrofag pada penderita diabetes.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian susu sapi bubuk yang mengandung vitamin D tinggi terhadap penurunan jumlah sel busa (foam cell) di lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan model diabetes melitus tipe 2 diinduksi oleh streptozotocin (STZ). Penelitian ini menggunakan desain true experimental randomized posttest only controlled group. Hewan coba sebanyak 35 tikus Wistar jantan dirandomisasi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu: kontrol negatif, kontrol positif (model diabetes melitus tipe 2) dan model diabetes melitus tipe 2 dengan pemberian 3 macam dosis susu sapi bubuk (P1 0,9; P2 1,8 dan P3 2,7 gram/hari) selama 8 minggu. Sediaan histo patologis digunakan untuk menghitung jumlah sel busa. Data diolah dan dianalisis menggunakan SPSS 16. Uji statistik menggunakan one way ANOVA dan uji lanjutan Post Hoc Tukey apabila sebaran data normal dan apabila sebaran data tidak normal, dilakukan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian yang diharapkan adalah adanya pengaruh yang signifikan dari pemberian susu sapi bubuk yang mengandung vitamin D tinggi, yaitu berupa penurunan jumlah sel busa (foam cell) pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan dengan diabetes melitus yang diinduksi streptozotocin (STZ).BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes mellitus tipe 2 di berbagai penjuru dunia. International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2011, memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 366 juta (8,3%) pada tahun 2011 menjadi 522 juta (9,9%) pada tahun 2030. Dimana 80% diantaranya banyak pada penduduk dengan Negara berkembang dan diderita paling besar antara umur 40-59 tahun. Indonesia berada pada peringkat 10 (7,3%) pada tahun 2011 sebagai penyandang penderita DM terbesar (IDF, 2012).

WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun yang menderita diabetes mellitus. Prevalensi nasional penyakit diabetes melitus adalah 1,1%, dimana diabetes mellitus merupakan penyebab kematian ke-6 (5,8%) secara nasional dan peringkat ke-2 pada umur 45-55 tahun pada daerah perkotaan (14,7%) di Indonesia (Riskesdas, 2007).

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan beberapa etiologi yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Gangguan ini terjadi karena resistensi insulin, kerja insulin pada reseptor sel, maupun kedua-duanya yang menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah (Scheen, 2003). Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang mana berhubungan dengan kerusakan autoimun dari sel beta pankreas dan mendasari terjadinya defisiensi insulin absolut, diabetes tipe 2 berkembang melalui perubahan fungsi sel ( pankreas, inflamasi dan insulin resisten.(Carlos et al, 2012). Tingginya intake makanan tinggi lemak terlibat dalam patogenesis dari insulin resisten. Pada tikus pemberian high fat diet dapat menginduksi terjadinya insulin resisten baik pada tingkat perifer maupun hepatik (Peter et al, 2001).Hiperinsulinemia yang terjadi pada DM tipe 2 dapat mengakibatkan dislipidemia dengan gambaran dislipidemia yang paling sering adalah peningkatan kadar trigliserida (TG) dan penurunan kadar high-density lipoprotein (HDL). Walaupun kadar low-density lipoprotein (LDL) tidak selalu meningkat, tetapi partikel LDL akan mengalami modifikasi menjadi lebih kecil, padat, dan bersifat aterogenik. Selain itu, DM tipe 2 juga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK) yang merupakan salah satu jenis penyakit jantung iskemik. Angka kematian akibat PJK pada penderita DM tipe 2 dapat meningkat 2 hingga 4 kali dibandingkan dengan non diabetes karena hiperglikemia yang terjadi meningkatkan produksi radikal bebas yang memediasi oksidasi LDL dan stres oksidatif sehingga proses perkembangan lesi aterosklerosis menjadi lebih cepat (Josten et al, 2006).

Arterosklerosis adalah suatu penyakit terbentuknya plak di dinding arteri besar. Plak terdiri dari sel otot polos, jaringan ikat, lemak, dan kotoran yang tertimbun di intima dinding arteri. Sel endotel dinding arteri mengalami cedera, baik secara mekanis maupun karena bahan-bahan sitotoksik (termasuk LDL yang teroksidasi). Daerah yang cedera terekspos ke darah dan menarik monosit, yang akan berubah menjadi makrofag (Marks, 1996). Makrofag yang terisi oleh LDL teroksidasi dinamakan sel busa (foam cell). Akumulasi dari sel busa membentuk suatu lesi patologis yang dinamakan fatty streak yang menginduksi perubahan imunologis dan inflamasi lebih lanjut sehingga mengakibatkan kerusakan pembuluh yang progresif (Brashers, 2007).

Penelitian oleh Jisu Oh et al. (2009) menunjukkan bahwa vitamin D dapat menekan pembentukan sel busa (foam cell) dengan mengurangi pembentukan asetat, penyerapan low-density lipoprotein (LDL) teroksidasi dan mencegah pengendapan kolesterol makrofag pada penderita diabetes. Penelitian ini mengungkapkan hubungan mekanis antara kekurangan vitamin D dalam makrofag dan pembentukan sel busa pada penderita diabetes tipe 2 dan menunjukkan bahwa vitamin D dapat menjadi terapi yang potensial untuk mencegah perkembangan penyakit pembuluh darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.Susu merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung vitamin D, terutama vitamin D3. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingginya konsumsi dairy product dengan rendahnya insiden dari sindrom resisten insulin dan diabetes melitus tipe 2. Penelitian lain mengidentifikasi bahwa asupan dari kalsium dan vitamin D yang terkandung dalam dairy product mungkin berperan dalam menurunkan resiko diabetes melitus tipe 2 (Angelo, 2009). Konsumsi susu bubuk Indonesia meningkat 6000 ton dari 106.000 ton menjadi 112.000 ton selama tahun 2009-2010. Data tersebut menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat Indonesia akan susu bubuk cukuo tinggi. Namun apabila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi susu dunia pada tahun 2009 yaitu 103 kg/kapita/tahun, konsumsi susu di Indonesia masih sangatlah rendah yaitu 11 kg/kapita/tahun (FAO, 2012). Selain itu sebuah studi tentang karakteristik dan pola konsumsi pangan penderita diabetes mellitus di RSCM jakarta menyatakan bahwa sebagaian besar responden tidak pernah mengonsumsi susu, sementara responden yang mengkonsumsi susu dan produk olahannya, hanya mengkonsumsinya dengan frekuensi jarang. (Ratna et al, 1999).

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas dimana susu merupakan salah satu sumber vitamin D dan secara ilmiah memiliki efek terhadap diabetes mellitus, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peran vitamin D yang terkandung dalam susu sapi bubuk untuk menekan pembentukan sel busa (foam cell) dengan mengurangi penyerapan low-density lipoprotein (LDL) teroksidasi dan mencegah pengendapan kolesterol makrofag, sehingga dapat menjadi terapi yang potensial untuk mencegah perkembangan penyakit pembuluh darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

1.2 Rumusan MasalahApakah ada pengaruh pemberian vitamin D dalam susu sapi bubuk terhadap penurunan jumlah sel busa (foam cell) pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan dengan diabetes melitus tipe II yang diinduksi oleh streptozotocin (STZ)? 1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian vitamin D yang terkandung dalam susu sapi bubuk terhadap penurunan jumlah sel busa (foam cell) di lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan model diabetes melitus tipe 2 diinduksi oleh streptozotocin (STZ).1.3.2 Tujuan Khusus1. Menghitung jumlah foam cell pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan normal.

2. Menghitung jumlah foam cell pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan model diabetes melitus tipe II tanpa pemberian susu sapi bubuk.

3. Menghitung jumlah foam cell pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan model diabetes melitus tipe II setelah pemberian susu sapi bubuk.

4. Membandingkan jumlah foam cell pada lapisan intima aorta tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan normal dan model diabetes melitus tipe II baik tanpa pemberian susu sapi bubuk maupun dengan pemberian susu sapi bubuk. Serta membuktikan pengaruh pemberian vitamin D yang terkandung dalam susu sapi bubuk terhadap penurunan jumlah foam cell.1.4.Luaran yang DiharapkanLuaran yang diharapkan berupa artikel ilmiah.1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diperoleh yaitu penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa vitamin D yang terkandung dalam susu sapi bubuk dapat menjadi terapi yang potensial untuk mencegah perkembangan penyakit pembuluh darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 melalui penurunan jumlah sel busa (foam cell) pada lapisan intima aorta.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi dan Pafisiologi Diabetes melitus tipe 2Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihkan (siphon). Mellitus dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. American Diabetes Association (ADA) 2006, mendefinisikan DM sebagai suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Corwin, 2009). Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang progresif, dimulai dengan resistensi insulin yang mengarah ke peningkatan produksi glukosa hepatik dan berakhir dengan kerusakan sel beta. Resistensi insulin didefinisikan sebagai ketidakmampuan jaringan target seperti otot dan jaringan adiposa untuk merespon sekresi insulin endogen dalam tubuh (Moreira, 2010). Lipotoxicity dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin. Lipotoxicity mengacu kepada tingginya konsentrasi asam lemak bebas yang terjadi sebagai akibat tekanan hambatan hormone sensitive lipase (HSL). Normalnya insulin menghambat lipolisis dengan menghambat HSL, namun pada resistensi insulin tidak terjadi secara efisien. Hasil dari peningkatan lipolisis adalah peningkatan asam lemak bebas, dan inilah yang menyebabkan obesitas dan peningkatan adiposa. Asam lemak bebas menyebabkan resistensi insulin dengan mempromosikan fosforilasi serin pada reseptor insulin yang dapat mengurangi aktivitas insulin signalling pathway. Fosforilasi reseptor insulin pada asam amino tirosin penting untuk mengaktifkan insulin signalling pathway, jika tidak, maka GLUT-4 akan gagal untuk translocate, dan penyerapan glukosa ke jaringan akan berkurang, menyebabkan hiperglikemia (Moreira, 2010).

Pada individu non-diabetik sel beta mampu menangkal resistensi insulin dengan meningkatkan produksi dan sekresi insulin. Pada penderita DM apabila keadaan resistensi insulin bertambah berat disertai tingginya glukosa yang terus terjadi, sel beta pankreas dalam jangka waktu yang tidak lama tidak mampu mensekresikan insulin dalam jumlah cukup untuk menurunkan kadar gula darah, disertai dengan peningkatan glukosa hepatik dan penurunan penggunaan glukosa oleh otot dan lemak akan mempengaruhi kadar gula darah puasa dan postpandrial. Akhirnya sekresi insulin oleh sel beta pankreas akan menurun dan terjadi hiperglikemia berat (Ostenson, 2001).

Gambar 2.2 Patofisiologi DM Tipe 2 (Defronzo, 1992)1.2 Susu dengan Kandungan Vitamin D pada Diabetes Mellitus Tipe 21.3 Hubungan antara Vitamin D dengan Foam CellVitamin D dapat menekan pembentukan sel busa (foam cell) dengan mengurangi pembentukan asetat, penyerapan low-density lipoprotein (LDL) teroksidasi dan mencegah pengendapan kolestrol makrofag pada penderita diabetes mellitus tipe 2. (Oh et al, 2009)

BAB III

METODE PENELITIAN3.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik in vivo terhadap tikus putih dengan 3 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol. Penelitian bersifat preventif sehingga dilaksanakan dengan Post test Only Controlled Group Design.

Gambar 2. Bagan Desain Penelitian

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel bebas penelitian ini adalah dosis vitamin D dan kalsium dalam susu sapi bubuk, sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah jumlah sel busa (foam cell).

3.1.2 Objek dan Sampel

Sampel penelitian adalah model tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina, berusia 2-3 bulan, berat badan 180-250 gram. Dalam penelitian ini terdapat 5 kelompok perlakuan, maka jumlah hewan uji untuk masing-masing perlakuan dapat dicari dengan menggunakan rumus [(t-1)(n-1)]15, dengan n = jumlah pengulangan tiap perlakuan; t = jumlah perlakuan/banyaknya kelompok (Kemas, 2005).

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam kelompok adalah n4,75 dibulatkan menjadi 5. Randomisasi menggunakan simple random sampling.

3.1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi perawatan tikus dilakukan di Laboratorium Studi Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya. Pengukuran jumlah sel busa (foam cell) dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3.1.4 Prosedur Penelitian

1. Dilakukan randomisasi dengan Rancangan Acak Lengkap untuk seluruh sampel

2. Dilakukan masa adaptasi selama 7 hari sebelum perlakuan dengan diberi pakan normal dan minuman secara ad libitum 3. Sampel dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan teknik simple random sampling4. Sampel diberi high fat diet selama 4 minggu

5. Sampel kontrol positif dan perlakuan 1-3 disuntik STZ (streptozotocin) pada hari ke-36

6. Dilanjutkan diet normal selama 8 minggu dengan diberi terapi susu bubuk sesuai dengan kelompok perlakuan

7. Dilakukan penimbangan sisa makanan sampel setiap hari dan penimbangan berat badan setiap minggu. Pergantian sekam dilakukan 3 kali setiap minggu

8. Pada akhir percobaan dilakukan pemeriksaan jumlah foam cell dengan metode pewarnaan Hematosiklin-Eosin dan dibaca menggunakan Dot Scan di delapan zona lapangan pandang yang diamati dengan mikroskop yang dilengkapi dengan lensa linier (mikrometer okuler), dengan pembesaran 400 kali.3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Hasil pengukuran tikus kontrol dan perlakuan dianalisa secara statistik dengan dengan menggunakan program SPSS 16,0 dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05), perbedaan dikatakan bermakna jika p < 0,05. Langkah-langkah uji hipotesis dan komparatif yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji one-way ANOVA, dan uji post hoc tuvkey. Jika sebaran data tidak normal, dilakukan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. BAB IVBIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

NoJenis PengeluaranBiaya (Rp)

1Peralatan penunjang Rp 5.125.000,00

2Bahan habis pakai Rp 4.788.000,00

3PerjalananRp 125.000,00

4Lain-lainRp 200.000,00

JumlahRp 10.238.000,00

NoKegiatanBulan1Bulan2Bulan3Bulan4

1234123412341234

Tahap Persiapan

1.Mengurus ethical clearance

2.Mengurus perijinan laboratorium

3.Belanja alat dan bahan penelitian

Tahap Pelaksanaan

1.Perawatan dan adaptasi tikus

2.Pemberian diet normal

3.Suntik STZ

4.Perlakuan

5. Pembedahan

Tahap Penyelesaian

1.Analisa data

2.Penyusunan laporan akhir

4.2 Jadwal KegiatanDAFTAR PUSTAKAAngelo Tremblay dan Jo-Anne Gilbert. 2009. Milk Products, Insulin Resistance Syndrome and Type 2 Diabetes. Journal of the American College of Nutrition, Vol. 28, No. 1, 91S-102S.

Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajemen. Terjemahan oleh H. Y. Kuncara. EGC, Jakarta.

Carlos Eduardo Andrade Chagas et al. 2012. Focus on Vitamin D, Inflammation and Type 2 Diabetes. Nutrients 4: 52-67.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta.

International Diabetes Federation (IDF). 2012. The Global Burden. (Online), (http://www.idf.org/diabetsatlas/5e/the-global-burden, diakses 1 Oktober 2013).

Josten, S., Mutmainnah dan Hardjoeno. 2006. Profil Lipid Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 P. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory; 13 (1): 20-22.

Marks, Dawn B. Allan D. Marks. Colleen M. Smith. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Terjemahan oleh Brahm U. Pendit. 2000. EGC, Jakarta.

Peter H Bisschop, Jesse de Metz, Mariette t Ackermans, Erik Endert. 2001. Dietary Fat Content Alters Insulin-mediated Glucose Metabolism in Healthy Men. Am J Clin;73:544-9.

Ratna Wulanti, Emma S. Wirakusumah, Ujang Sumarwan. 1999. Karakteristik dan Pola Konsumsi Pangan Penderita Diabetes Melitus yang Obes pada Poliklinik Sub Bagian Metabolik Endokrin Bagian Ilmu Penyakit Dalam dan Poliklinik Gizi RSCM, DKI Jakarta. Media Gizi dan Keluarga. 23(1): 25-29.

Scheen, A.J. 2003. Pathophysiology of Type 2 Diabetes. Acta Clinica Belgica; 58 (6): 335-341.

LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

A. Identitas Diri

1Nama Lengkap (dengan gelar)Karlina Retnosari

2Jenis KelaminP

3Program StudiGizi Kesehatan

4NIM115070305111002

5Tempat dan Tanggal LahirBanyuwangi, 24 April 1994

[email protected]

7Nomor Telepon/HP081249053449

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstitusiSDN 1 RogojampiSMPN 3 RogojampiSMAN 1 Darushollah Singojuruh

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus1999-20052005-20082008-2011

C. Permakalah Seminar Ilmiah

NoNama Pertemuan Ilmiah/SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu pernyatan dalam pengajuan PKM-P.

Malang, 18 Oktober 2013

(Karlina Retnosari)

A. Identitas Diri

1Nama Lengkap (dengan gelar)Mustika Arum Hamengku Waskita Pinujeng Jagad

2Jenis KelaminPerempuan

3Program StudiGizi Kesehatan

4NIM115070300111038

5Tempat dan Tanggal LahirMalang, 16 Mei 1993

[email protected]

7Nomor Telepon/HP082141500241

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstitusiSDN Ngaglik 2 BatuSMPN 1 BatuSMAN 1 Batu

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus1999-20052005-20082008-2011

C. Permakalahan Seminar Ilmiah

NoNama Pertemuan Ilmiah/SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1.

Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan TertulisPemanfaatan Asam Folat dalam Daun Luar Brokoli (Brassica Oleracea) sebagai Stimulan Transportasi Dendrit pada Sistem Limbik di Fase PediatriNovember 2011, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

2.Medical Fiesta 2013Potensi Xanthone pada Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) untuk Regenerasi Sel Otak Paska Stroke IskemikOktober 2013, Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1.-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu pernyatan dalam pengajuan PKM-P.

Malang, 18 Oktober 2013

(Mustika Arum H.W.P.J)

A. Identitas Diri

1Nama Lengkap (dengan gelar)Puji Lestari

2Jenis KelaminP

3Program StudiGizi Kesehatan

4NIM105070300111059

5Tempat dan Tanggal LahirJember, 27 Desember 1991

[email protected]

7Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

SDSMPSMA

Nama InstitusiSDN Kepatihan 17 JemberSMPN 1 JemberSMAN 1 Jember

Jurusan--IPA

Tahun Masuk-Lulus1998-20042004-20072007-2010

C. Permakalah Seminar Ilmiah

NoNama Pertemuan Ilmiah/SeminarJudul Artikel IlmiahWaktu dan Tempat

1-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir

NoJenis PenghargaanInstitusi Pemberi PenghargaanTahun

1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu pernyatan dalam pengajuan PKM-P.

Malang, 18 Oktober 2013

(Puji Lestari)

LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN1. Peralatan penunjang

MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Keterangan

Tikus putih (Rattus norvegicus) strain WistarSampel 35Rp 35.000,00Rp 1.225.000,00

Sewa kandang Untuk tempat tinggal sampel35Rp 11.000,00Rp 385.000,00

Suntik STZMenjadikan sampel menjadi DM 28Rp 125.000,00Rp 3.500.000,00

Alat ukur Gula DarahUntuk mengukur gula darah tikus1Rp 375.000,00Rp 375.000,00

Pewarnaan Hematoksilin - EosinPewarna Mayer Hematoksilin, Pewarna Eosin, Parafin (histoplast), Entelan35Rp 25.000,00Rp 875.000,00

Pembedahan 35Rp 20.000,00Rp 700.000,00

SUBTOTAL (Rp)Rp 7.060.000,00

2. Bahan habis pakai

MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Keterangan

Handscoen5 pcRp 100.000,00Rp 500.000,00

Susu sapi bubukBahan pakan tikus6 kardus (@500 gram)Rp 56.000,00Rp 336.000,00

Minyak sunflowerBahan pakan tikus10 botolRp 57.000,00Rp 570.000,00

Gula pasirBahan pakan tikus10Rp 10.000,00Rp 100.000,00

Tepung maizena Bahan pakan tikus50 kgRp 10.000,00Rp 500.000,00

Gelatin Bahan pakan tikus5 kgRp 150.000,00Rp 750.000,00

Kasein Bahan pakan tikus8 kgRp 300.00,00Rp 2.400.000,00

SUBTOTAL (Rp)Rp 5.156.000,00

3. Perjalanan

MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Keterangan

Pengiriman tikus35Rp 5.000,00Rp 175.000,00

SUBTOTAL (Rp)Rp 175.000,00

4. Lain-lain

MaterialJustifikasi PemakaianKuantitasHarga Satuan (Rp)Keterangan

Administrasi, printRp 200.000,00Rp 200.000,00

SUBTOTAL (Rp)Rp 200.000,00

TOTAL KESELURUHANRp 12.591.000,00

LAMPIRAN 3. SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

NoNama/NIMProgram StudiBidang IlmuAlokasi Waktu (jam/minggu)Uraian Tugas

1Karlina Retnosari/115070301111007Gizi KesehatanKesehatan4 Mengganti pakan setiap hari piket (Selasa, Rabu, Kamis)

Membuat pakan ketika persediaan habis

Menimbang sisa makanan setiap hari piket

Mengganti sekam pada salah satu hari piket

Menimbang berat badan sampel setiap hari Senin

2Mustika Arum H.W.P.J/115070301111015Gizi KesehatanKesehatan4 Mengganti pakan setiap hari piket (Selasa, Rabu, Kamis)

Membuat pakan ketika persediaan habis

Menimbang sisa makanan setiap hari piket

Mengganti sekam pada salah satu hari piket

Menimbang berat badan sampel setiap hari Senin

3Puji Lestari/ 105070300111059Gizi KesehatanKesehatan4 Mengganti pakan setiap hari piket (Jumat, Sabtu, Minggu)

Membuat pakan ketika persediaan habis

Menimbang sisa makanan setiap hari piket

Mengganti sekam pada salah satu hari piket

Menimbang berat badan sampel setiap hari Senin

LAMPIRAN 4. SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITIUNIVERSITAS BRAWIJAYAJl. Jl. MT. Haryono 165 Malang 65145Telp. 0341-551611, 0341-575777 Fax. 0341-565420Website http://ub.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Karlina RetnosariNIM

: 115070305111002Program Studi

: Gizi Kesehatan

Fakultas

: Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-P saya dengan judul:

Pengaruh Susu Sapi Bubuk Sebagai Sumber Vitamin D terhadap Penurunan Jumlah Foam Cell pada Lapisan Intima Aorta Tikus Putih (Rattus Novergicus Strain Wistar) Jantan Model Diabetes Melitus Tipe II yang Diinduksi STZyang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, 18 Oktober 2013

Mengetahui,

Yang menyatakan,

Pembantu Rektor III,

(Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS)(Karlina Retnosari)

NIP. 19550618 198103 1 002NIM.115070305111002Tikus Rattus norvegicus strain wistar jantan , 2-3 bulan, 180-250 gram

Kontrol (-)

Kontrol (+)

Perlakuan 1

Perlakuan 2

Perlakuan 3

High fat diet dan diinduksi STZ, diberi

susu sapi bubuk 0,9 gram

High fat diet dan diinduksi STZ, diberi

susu sapi bubuk 1,8 gram

High fat diet dan diinduksi STZ, diberi

susu sapi bubuk 2,7 gram

Pembedahan pada hari ke-90

Penghitungan jumlah Foam Cell

High fat diet dan diinduksi STZ

Diet normal, tidak diinduksi STZ