resyar'i water cycle (2014)

13
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar yang ada didunia. Indonesia memiliki jumlah umat muslim sebesar 80% dari jumlah penduduknya. Menurut bps.go.id pada tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa pada tahun 2010, itu artinya jumlah penduduk umat muslim di Indonesia sebanyak kurang lebih 190 juta jiwa . Dengan jumlah umat yang begitu banyak tentu masyarakat muslim Indonesia membutuhkan banyak tempat ibadah atau masjid pula. Menurut data tahun 2002, kemenag.go.id menyatakan bahwa jumlah masjid di Indonesia tidak kurang dari 700 ribu buah. Jumlah masjid yang sedemikian banyak akan berdampak pula pada air yang dikeluarkan dan dipakai oleh umat muslim Indonesia. Sebagian besar air sisa wudhu ini dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali. Hal ini merupakan suatu pemborosan air. Pemborosan air wudhu ini sangat mungkin terasa biasa ketika hanya satu kran air yang membuang air bersih tersebut. Namun ketika diseluruh indonesia melakukan pemborosan air wudhu tanpa diolah kembali ini, maka akan terkumpul berjuta liter air yang terbuang sia-sia. Apalagi bila masjid yang berukuran besar dan memiliki jumlah kran yang banyak, contohnya Masjid Istiqlal. Hal ini ironis dengan keterbatasan air bersih yang dimiliki Indonesia. Pembuangan air wudhu yang sia-sia ini juga mengurangi akses masyarakat dalam mendapatkan air bersih di Indonesia. Saat ini kekurangan air bersih telah terjadi di berbagai kota di Indonesia. Menurut Sindonews.com menyatakan bahwa di Kota Banjarmasin, Banjar, Kapuas, Palangkaraya, Pontianak dan Balikpapan masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan dan akses air bersih. Sementara di Nusa Tenggara Timur, tercatat Kabupaten Kupang, Ende, Sikka, Flores Timur, Belu, dan Sumba Timur mengalami krisis air bersih. Untuk membantu gerakan hemat air yang dicanangkan pemerintah, kita seharusnya juga turut membantu dalam melaksanakannya dengan memanfaatkan air bersih dengan sebaik mungkin. Salah satunya adalah dengan mengolah air wudhu dengan baik agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi air wudhu yang syari kembali. Selama ini yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengolah air wudhu adalah dengan menggunakannya langsung sebagai air untuk menyiram tanaman. Namun sebenarnya air

Upload: abdil-as-syadili

Post on 19-Jul-2015

118 views

Category:

Technology


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resyar'i water cycle (2014)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar yang ada didunia.

Indonesia memiliki jumlah umat muslim sebesar 80% dari jumlah penduduknya.

Menurut bps.go.id pada tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

adalah 237.641.326 jiwa pada tahun 2010, itu artinya jumlah penduduk umat muslim di

Indonesia sebanyak kurang lebih 190 juta jiwa . Dengan jumlah umat yang begitu

banyak tentu masyarakat muslim Indonesia membutuhkan banyak tempat ibadah atau

masjid pula. Menurut data tahun 2002, kemenag.go.id menyatakan bahwa jumlah

masjid di Indonesia tidak kurang dari 700 ribu buah. Jumlah masjid yang sedemikian

banyak akan berdampak pula pada air yang dikeluarkan dan dipakai oleh umat muslim

Indonesia. Sebagian besar air sisa wudhu ini dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali.

Hal ini merupakan suatu pemborosan air.

Pemborosan air wudhu ini sangat mungkin terasa biasa ketika hanya satu kran

air yang membuang air bersih tersebut. Namun ketika diseluruh indonesia melakukan

pemborosan air wudhu tanpa diolah kembali ini, maka akan terkumpul berjuta liter air

yang terbuang sia-sia. Apalagi bila masjid yang berukuran besar dan memiliki jumlah

kran yang banyak, contohnya Masjid Istiqlal. Hal ini ironis dengan keterbatasan air

bersih yang dimiliki Indonesia. Pembuangan air wudhu yang sia-sia ini juga mengurangi

akses masyarakat dalam mendapatkan air bersih di Indonesia. Saat ini kekurangan air

bersih telah terjadi di berbagai kota di Indonesia. Menurut Sindonews.com menyatakan

bahwa di Kota Banjarmasin, Banjar, Kapuas, Palangkaraya, Pontianak dan Balikpapan

masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan dan akses air bersih. Sementara di Nusa

Tenggara Timur, tercatat Kabupaten Kupang, Ende, Sikka, Flores Timur, Belu, dan

Sumba Timur mengalami krisis air bersih.

Untuk membantu gerakan hemat air yang dicanangkan pemerintah, kita

seharusnya juga turut membantu dalam melaksanakannya dengan memanfaatkan air

bersih dengan sebaik mungkin. Salah satunya adalah dengan mengolah air wudhu

dengan baik agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi air wudhu yang syar‟i kembali.

Selama ini yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengolah air wudhu adalah dengan

menggunakannya langsung sebagai air untuk menyiram tanaman. Namun sebenarnya air

Page 2: Resyar'i water cycle (2014)

bekas wudhu ini masih bisa diolah lagi untuk ditingkatkan fungsinya menjadi air bersih

untuk berwudhu kembali. Untuk itu dalam upaya penghematan air bersih di indonesia

dan meminimalir air bekas wudhu yang terbuang, kami memberikan inovasi alat

pengolahan air bekas wudhu untuk diolah kembali menjadi air wudhu yang syar‟i.

I.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan melalui karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih dan

pentingnya menghemat air bersih.

2. Belum adanya inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu

menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya air bersih

dan pentingnya menghemat air bersih.

2. Merancang inovasi alat yang dapat mengolah kembali air bekas wudhu

menjadi air wudhu yang bersih dan syar‟i.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Memberikan konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat diaplikasikan

pada kehidupan masyarakat.

2. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 3: Resyar'i water cycle (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Wudhu

Kata wudhu' (اض ء) dalam bahasa Arab berasal dari kata al-wadha'ah ( ااض ء)

yang bermakna al-hasan (حسنا ), yaitu kebaikan. Dan juga sekaligus bermakna an-

andzafah (نظافةا ), yaitu kebersihan. (Sarwat, Ahmad, Lc, 2010) secara syar'i

(terminologi) adalah "Menggunakan air yang tohur (suci dan mensucikan) pada anggota

tubuh yang empat (yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki) dengan cara yang

khusus menurut syari'at" (As-Soronji, Abu Abdil Muhsdin, 2007) Air bekas wudu

apabila sedikit, maka tidak boleh digunakan, dan termasuk sebagai air musta'mal,

sebagaimana hadits: Abdullah bin Umar ra. Mengatakan, “Rasulullah SAW telah

bersabda: “Jika air itu telah mencapai dua qullah, tidak mengandung kotoran. Dalam

lafadz lain: ”tidak najis”. (HR Abu Dawud, Tirmidhi, Nasa‟i, Ibnu Majah)

II.2 Air Musta’mal

Air Musta‟mal adalah air yang telah terpisah dari anggota-anggota yang

berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan sebagai halnya air mutlak tanpa

berbeda sedikitpun. Hal itu ialah mengingat asalnya yang suci, sedang tiada dijumpai

suatu alasan pun yang mengeluarkannya dari kesucian itu (Sabiq, Sayyid, 1993).

II.3 Syarat air musta’mal digunakan untuk berwudhu

Bilamana suatu benda suci bercampur dengan air namun karena kadarnya hanya

sedikit sehingga air itupun tidak berubah karenanya, maka bersuci dengan air tersebut

diperbolehkan (Raghib, Ali, 1991). Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah

Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Apabila air itu berukuran dua qullah, maka air

itu tidak kotor (najis).” Dan dalam salah satu riwayat dengan lafazh: “tidak dapat

ternajiskan.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud; Tirmidzi; Nasai dan Ibnu Majah. Dan

telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Al Hakim dan Ibnu Hibban). (Hakim, Abdul,

2010)

Page 4: Resyar'i water cycle (2014)

II.4 Syarat Air Bersih

Persayaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. adalah

persyaratan kualitatif, yang meliputi syarat fisik, kimia, biologis dan radiologist.

Syarat kualitatif adalah persyaratan yang menggambarkan kualitas dari air baku

(air bersih). Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia , biologis dan radiologis.

1. Kejernihan dan karakteristik alirannya.

2. Rasa Dalam air yang bersih (fisik) tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit

dan asam. Begitu pula terhadap bau.

3. Turbiditas, merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh

cahaya mampu menembus air

4. Temperatur

5. pH air permukaan air biasanya berkisar antara 6,5–9,0 pada kisaran tersebut air

bersih masih layak untuk diminum (dimasak).

6. Salinitas (zat padat total), didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah

semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti

dengan klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi.

7. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segar/tawar berkisar dari 14,6mg/liter pada

suhu 0oC hingga 7,1mg/ liter pada suhu 35oC pada tekanan satu atmosfer.

8. BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen (mg/l) yang diperlukan oleh bakteri

untuk mendekomposisikan bahan organik (hingga stabil) pada kondisi aerobik.

9. Suspended Solid (SS) adalah padatan yang terkandung dalam air dan bukan

merupakan larutan

10. Nitrogen

11. Senyawa Toksik

12. Zat Organik

13. CO2 Agresif

14. Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh air karena adanya ion-ion

(kation) logam valensi

15. Kalsium

16. Besi

17. Tembaga (Cu)

18. Seng (Zn)

Page 5: Resyar'i water cycle (2014)

19. Chlorida (Cl)

20. Flourida (F)

21. Nitrit

22. Konduktivitas atau daya hantar (panas)

23. Pesistivitas

15. PTT atau TDS ( Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik )

(Narita, Kadek, dkk, 2011)

II.5 Zeolit

Zeolit didefenisikan sebagai senyawa aluminosilkat yang mempunyai struktur

kerangka tiga dimensi dengan ronga di dalamnya. Struktur kerangka zeolit tersusun atas

unit- unit etrahedral (AlO4)-5

dan (SiO4)-4

yang saling berikatan melalui atom oksigen

membentuk pori-pori zeolit. Ion silkon bervalensi 4, sedangkan aluminium bervalensi 3.

Hal ini yang menyebabkan struktur zeolit kelebihan muatan negatif yang

diseimbangkan oleh kation- kation logam alkali atau alkali tanah seperti Na+, K

+, Ca

+

atau Sr+ maupun kation-kation lainya. Kation-kation tersebut terletak diluar tetrahedral,

dapat bergerak bebas dalamronga-ronga zeolit dan bertindak sebagai counter ion yang

dapat dipertukarkan dengan kation-kation lainya, sifat-sifat inilah yang mendasari zeolit

sebagai penukar kation. Berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia zeolit tersebut zeolit

dapat dimanfatkan sebagai penukar ion, penyaring molekuler, adsorben dan katalis

Zeolit umumnya memilki struktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral

alumina dan silika dengan ronga-ronga di dalam yang berisi on-ion logam, biasanya

alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Secara empiris,

rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(AlO2)x.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini

diketahui bermacam- macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit

bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder

polihedral dan membentuk polihendra dan akhirnya unit struktur zeol.

Page 6: Resyar'i water cycle (2014)

Gambar 2.1 Struktur Umum Kerangka Zeolit

Aplikasi adsorben umum dan berfokus pada membersihkan molekul polar atau

senyawa terpolarisasi untuk proses pemurnian dan pemisahan masal didasarkan pada

proses penyaringan molekuler. Zeolit berfungsi sebagai penyaring alami. Air tanah yang

dilewatkan kolom gelas berisi zeolit, kadar Fe dapat diturunkan sampai 5%, sedangkan

kadar Mn dapat diturunkan sampai 10% (Santoso, Adi,2011)

II.6 Sifat-Sifat Ozon

Dalam beberapa dekade terakhir sterilan ozon sangat dominan untuk perlakuan

air karena sifat-sifat unggulan yang dimiliki ozon. Sifat unggul ozon diantaranya adalah

potensial oksidasi 2.07 eV, mobilitas yang tinggi, ramah lingkungan, reaktif dengan

senyawa organik. Dengan keunggulannya tersebut ozon dimanfaatkan untuk membunuh

beragam jenis virus, bakteri dalam media udara maupun air dan selanjutnya

dimanfaatkan untuk sterilisasi piranti kedokteran, penyimpanan buah, penurunan BOD

dan COD limbah cair dari industri (sebagai contoh ozon mampu mendegradasi senyawa

organik toksik sampai 30 %), mengurangi warna dan bau limbah dan dalam beberapa

tahun terakhir ozon juga digunakan untuk terapi. (Usada, Widdi, 2007)

Page 7: Resyar'i water cycle (2014)

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan

Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library

research. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan

analisis sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan

dan diterapkan lebih lanjut.

3.2 Objek Penulisan

Objek tulisan ini adalah limbah air wudhu yang didaur ulang menjadi air

wudhu kembali yang memenuhi parameter air bersih dan syar‟i. Dengan adanya

inovasi ini diharapkan dapat mendukung upaya penghematan air di Indonesia.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkaitan dengan air

wudhu, air musta‟mal, air bersih dan literatur yang berkaitan dengan pengolahan

air. Informasi ini diperoleh dari berbagai literatur baik saran dari dosen, buku,

jurnal ilmiah, maupun internet yang relevan dengan objek yang dikaji.

3.4 Prosedur Penulisan

Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi

untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan maslah yang dikaji.

Untuk menyajikan masalah yang akan dibahas, maka dalam tulisan ini penyajian

dibagi atas dua pokok bahasan, yaitu :

1. Proses daur ulang limbah air wudhu

2. Penyesuaian air output yang dihasilkan terhadap parameter air bersih dan

layak untuk berwudhu berdasarkan Islam.

3.5 Kerangka Berpikir

Tulisan ini memiliki kerangka berpikir dalam proses penulisannya. Kerangka

atau alur berpikir digunakan untuk mempermudah proses penulisan. Adapun kerangka

berpikir dalam tulisan ini akan dijelaskan pada gambar 3.1 di bawah ini :

Page 8: Resyar'i water cycle (2014)

LATAR BELAKANG Indonesia merupakan berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Banyaknya masyarakat muslim di Indonesia, secara tidak langsung

berbanding lurus dengan jumlah masjid di Indonesia.

Jumlah air bersih di Indonesia yang semakin memprihatinkan.

Air yang digunakan untuk wudhu sebagian besar hanya dibuang

begitu saja.

Perlunya inovasi alat dapat meminimalisir air wudhu yang terbuang.

PERUMUSAN MASALAH

1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih.

2. Tidak adanya inovasi alat yang dapat mendaur ulang limbah air

wudhu.

STUDI LITERATUR 1. Tinjauan tentang wudhu.

2. Tinjauan tentang air musta‟mal.

3. Tinjauan tentang syarat air bersih.

4. Tinjauan tentang proses pengolahan air menjadi air bersih.

PEMBAHASAN 1. Proses pendaur ulangan limbah air wudhu.

2. Pengaruh penggunaan filter, zeolit, ozon.

3. Penyesuaian air hasil daur ulang dengan parameter air bersih dan air

wudhu secara Islam.

LUARAN YANG DIHARAPKAN Terciptanya suatu konsep desain alat pengolah air wudhu yang dapat

diaplikasikan pada kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penulisan

Page 9: Resyar'i water cycle (2014)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Konsep desain inovasi alat

Gambar 4.1 Rancangan alat resyar‟i water cycle

1. Sistem filtrasi membran 8. Tembok tempat wudhu

2. Sistem filtrasi zeolit 9. Selang penyedot air

3. Tandon air atas 10. Kerangka tandon

4. Tempat penyemprotan ozon 11. Pompa air

5. Tabung ozon 12. Selang untuk mengembalikan

6. Kran air air

7. Tandon bawah

Page 10: Resyar'i water cycle (2014)

4.2 Konsep pembuatan alat Terdapat 3 tahap dalam proses pembuatan alat :

4.4.1 Pembuatan sistem filtrasi

Sistem filtrasi yang diterapkan merupakan kombinasi dari makromembran

dan mikromembran. Sistem filtrasi ini bertujuan agar partikel kotor dari tempat

penampungan air wudhu dapat tersaring, sehingga air yang telah melewati filter ini

akan menjadi bersih dari kotoran secara fisik.

4.4.2 Pembuatan sistem penyaringan zeolit

Sistem penyaringan zeolit ini dilakukan untuk membersihkan air bekas

wudhu dari kotoran kotoran biologis. Sistem ini berupa tabung yang diberikan

lapisan zeolit didalamnya. Sehingga ketika air masuk maka zeolit akan membunuh

kuman dan bakteri dalam air.

4.4.3 Pembuatan sistem penyemprotan O3 atau ozon

Penyemprotan gas ozon ini dilakukan untuk membantu kinerja dari zeolit

dalam membunuh kuman biologis. Sistem yang dibuat adalah dengan tabung pvc

yang diberikan selang yang langsung bersumber dari tabung ozon generator.

Tabung ini diletakkan dalam tandon bawah, hal ini dimaksudkan agar tidak boros

dalam penggunaan ozon.

4.3. Gambaran teknologi yang dipakai

Kran Air Penyaring Pasir Zeolit

Kran air Tandon Pompa Ozonisation

Gambar 4.2 Gambaran Teknologi yang Digunakan

Page 11: Resyar'i water cycle (2014)

4.4. Sistem Pembuatan dan Kerja Alat Pada alat Resyar’i Water Cycle disusun oleh komponen atau alat yang dirangkai

menjadi satu yaitu:

1. Air mengalir dari kran dan terkumpul di depan membran makro. Daun dan

kotoran kotoran besar akan tersaring oleh membran makro dan tidak di izin kan

memasuki sistem.

2. Air yang menuju sistem membran filter selanjutnya akan melewati membran

mikro sehingga garam, gula, dll akan tersaring sehingga air akan terbebas dari

senyawa-senyawa kimia.

3. Air selanjutnya melewati sistem penyaringan zeolit. Zeolit disini berfungsi \

sebagai penyaring Ca2+

dan Mg2+

agar tidak memasuki tahap selanjutnya.

Kandungan Ca2+

dan Mg2+

akan menurunkan kualitas dari air itu sendiri. Hal

ini biasa dikatakan orang awam sebagai air sadah.

4. Setelah air melewati sistem penyaringan zeolit maka air yang sudah bersih dari

senyawa kimia dan kotoran makro berada dalam ozonization box, didalam sini

air yang masih memungkinkan adanya mikroba atau kuman akan disterilkan

menggunakan ozon disini. Ozon akan otomatis aktif ketika air mencapai volume

tertentu.

5. Setelah air benar-benar bersih terkena ozon dan memenuhi volume tertentu

maka pompa air akan dinyalakan dan menyedot air bersih menuju ke tandon atas

untuk ditampung dengan volume lebih dari 200 L sehingga akan dapat dikatakan

syar‟i ( lebih dari 2 qullah)

6. Air kemudian dialirkan kembali ke kran air untuk digunakan sebagai air wudhu

kembali.

Page 12: Resyar'i water cycle (2014)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya konsep pengolahan limbah air wudhu sehingga dapat digunakan

kembali menjadi air wudhu yang sah secara islami maka dalam karya tulis ini dapat

membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penghematan air bersih.

Selain itu dengan karya tulis ini diharapkan dapat menjadi referensi gambaran

rancangan alat pendaur ulangan limbah air wudhu menjadi air wudhu kembali yang sah

secara islam.

5.2 Saran

Dengan dibuatnya konsep pendaurulangan air wudhu ini diharapkan dapat

diterapkan untuk mendaur ulang limbah air wudhu di Indonesia, selain itu diharapkan

akan adanya pengembangan alat ini sehingga didapatkan hasil pendaurulangan air

wudhu yang lebih maksimal dan efektif sehingga dapat meningkatkan upaya

penghematan air di Indonesia.

Page 13: Resyar'i water cycle (2014)

DAFTAR PUSTAKA

As-Soronji, Ibnu Abidin.2007.KEMUDAHAN DI DALAM SIFAT WUDHU’ NABI.

Madinah:Universitas Islam Madinah.

Chrisbiyanto, Anton.2014.Indonesia butuh air bersih. http://nasional.sindonews.com/

read/862939/18/indonesia-butuh-air-bersih.diakses pada 18 Oktober 2014 pukul

22.04

Hakim, Abdul. 2010. KITAB THAHARAH BAB AIR. http://almanhaj.or.id/content/

2901/slash/0/kitab-thaharah-bab-air-5-11/. diakses pada tanggal 18 Oktober 2014

pukul 21.03

Narita, Kadek, dkk. 2011. PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK

PENENTUAN DOSIS TAWAS PADA PROSES KOAGULASI SISTEM

PENGOLAHAN AIR BERSIH.Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Raghib, Ali. 1991. Ahkamus Shalat.Mesir:Darun Nahdlah Al Islamiyyah

Sabiq, Sayyid. 1993. Fikih Sunnah 1.Bandung:Al-Ma'arif Santoso, Adi. 2011. Membran (Mikrofiltrasi dan Ultrafiltrasi. Universitas

Muhammadiyah Malang : Malang

Saputera, Agus. 2008. Mari Kita Berdayakan Masjid. http://riau1.kemenag.go.id/

index.php?a=artikel&id=521, diakses pada tanggal 18 Oktober 2014 pukul 21.47

Usada, Widdi, dkk. 2007. STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK

PERLAKUAN AIR.Yogyakarta:BATAN.