resume proses perencanaan pendidikan

18
Muaz, S.Ag DISUSUN OLEH: MUAZ NIM: PERENCANAAN PENDIDIKAN

Upload: muaz-rozak

Post on 21-Jul-2015

125 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Muaz, S.Ag

DISUSUN OLEH:

MUAZ

NIM:

PERENCANAAN PENDIDIKAN

PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN

Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan

A. Ruang Lingkup Pendidikan

Ditinjau dari ruang lingkupnya Pendidikan mempunyai cakupan bahasan ruang lingkup yang sangat luas karena di dalamnya banyak aspek yang ikut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung. Ruang lingkup dalam pendidikan meliputi:

1. Perbuatan Mendidik. Yang dimaksud perbuatan mendidik ialah seluruh kegiatan, tindakan, dan sikap pendidik sewaktu menghadapi anak didiknya.

2. Anak Didik Anak didik merupakan unsure terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena semua upaya yang dilakukan adalah demi menggiring anak didik ke arah yang lebih sempurna.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan yaitu ke arah mana anak didik itu akan dibawa.

4. Pendidik yaitu sebagai subjek yang melaksanakan pendidikan . Ini memiliki peranan yang sangat penting, berhasil atau tidaknya proses pendidikan banyak ditentukan oleh mereka.

5. Materi pendidikan yaitu bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang disusun sedemikia rupa untuk disajikan kepadaanak didik.

6. Metode yaitu cara yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya.. Metod tersebut mencakup cara pengelolaan, penyajian materi pendidikan agar materi tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik.

7. Evaluasi Pendidikan. Cara-cara mengadakan evaluasi (penilaian) terhadap hasil belajar anak didik. Evaluasi ini diadakan dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar selama proses pembelajaran.

8. Alat-alat pendidikan yaitu semua alat yang digunakan selama melaksanakan pendidikan aga tujuan pendidikan tercapai.

9. Lingkungan Pendidikan, yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan di sini ialah keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan . Lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian anak didik, olehnya itu hendaklah diupayakan agar lingkungan belajar senantiasa tercipta sehingga mendorong anak didik untuk lebih giat belajar.

Adapun rumusan batasan permasalahan pendidikan meliputi:

1. Kebutuhan akan perencanaan pendidikan, yang dapat ditinjau dari segi umum, fisik, sosial, dan administrasi

2. Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan, yang mencakup karakteristik, dimensi, dan hambatan dalam perencanaan pendidikan

B. Pengkajian Sejarah Perencanaan Pendidikan

2500 tahun yang lalu perencanaan pendidikan itu sudah ada, dimana bangsasparta telah merencanakan pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosialdan ekonomi mereka. Plato dalam bukunya “republik” menulis tentang : rencana pendidikan yang dapat menjamin tersedianya tenaga kepemimpinan dan politik yang dibutuhkan oleh athena. Cina dalam masa pemerintahan dinasti han dan peru pada masa kejayaan, inca merencanakan pendidikan mereka untuk menjamin kelangsungan hidup Negara masing-masing.

Timbulnya aliran libralisme di eropa pada akhir abad 18 dan 19 misalnya menghasilkan berbagai usul yang dinamakan “rencana pendidikan”, dan “reformasi mengajar” sebagai sarana untuk mengadakan reformasi sosial. Salah satu rencana yang terkenal pada saat itu adalah rencana yang dibuat oleh diderot yang berjudul “plan d’une universite pour le gouverment de russie” yang disiapkannya atas permintaan ratu catherina II. Bangsa rusia 2/3 rakyatnya buta huruf pada saat dibuatnya rencana 5 tahunan pertama yang dibuat 1923 menjadi salah satu Negara yang pendidikannya sangat maju dalam waktu kurang dari 50 tahun.

Selain bersumber dari perkembangan besaran seperti yang dikemukakan di atas perencanaan pendidikan modern juga bersumber dari kegiatan yang bersifat rutin seperti perencanaan pada suatu daerah tentang berapa banyak siswa/mhs yang akan ditampung dalam satu lembaga pendidikan, berupa banyak ruangan, guru, bangku, buku, dan sebagainya yang diperlukan pada tahun berikutnya dan perencanaan rutin lainnya yang dilakukan oleh para administrator pendidikan.

Pada tahap awal perkembangannya perencanaan pendidikan mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

1. Merupakan rencana jangka pendek yang pragmentaris, dan tidak terintegrasi lebih-lebih kalau dilihat dari kebutuhan masyarakat.

2. Tidak berasifat dinamik dan fleksibel.

Ciri-ciri tersebut di atas sebetulnya merupakan suatu kelemahan, usaha untuk mengatasinya adalah menyusun dan menefrapkan perencanaan pendidikan modern.

Di indonesia contoh sejarah perkembangan perencanaan pendidikan adalah sejak dituangkannya konsep pendidikan di dalam uud 1945, banyak lahir undang-undang dan peraturan pemerintah tentang pendidikan

C. Perbedaan antara Kenyataan dan Harapan dalam Perencanaan Pendidikan

Secara filosofis, perencanaan pendidikan diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan sikap kerja, tumbuhnya sinergi dari berbagai lembaga, kemajemukan di antara kepeningan individu, serta adanya berbagai penyelesaian terhadap masalah- masalah kependudukan.

Sementara kenyataan yang dihadapi oleh perencana pendidikan adalah kemandirian sekolah, rasio jumlah siswa dengan guru, letak fisik suatu sekolah, dsb.

Oleh karena itu penting bagi setiap perencana pendidikan untuk memberikan solusi dalam mengatasi kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada dengan cara berorientasi pada suatu sistem dengan memperhatikan prinsip- prinsip dalam perencanaan pendidikan.

D. Sumber Daya dan Hambatannya dalam Perencanaan Pendidikan

1. Sumber daya dan hambatan yang terdapat pada individu, yang meliputi: memelihara atau mempertahankan kehidupan, meningkatkan atau memperbaiki kehidupan, dan menyempurnakan keinginan- keinginan bagi kepuasan.

2. Sumber daya dan hambatan yang terdapat pada institusi atau lembaga, yhang meliputi: orientasi terhadap tempat, bekerja pada suatu periode tertentu, dan keterlibatan kerja individu yang ada di dalamnya

E. Menentukan Elemen- Elemen dari Perencanaan Pendidikan

Dalam perencanaan pendidikan perlu disiapkan elemen- elemen yang dibutuhkan sehingga dalam proses penerapannya dapat berjalan dengan baik.

Adapun elemen yang dibutuhkan sbb:

1.Pendidik dan Non PendidikPendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing.

Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga membentukkepribadian anak didik. Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)

2.Kurikulum (Materi Pendidikan)

Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum dengan anak didik adalah sebagai berikut: Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak. Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang. Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru. Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.

3. Prasarana dan Sarana

Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”, sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”.

3. Administrasi

Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.

5. Anggaran

Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.

Analisis Permasalahan Perencanaan Pendidikan

A. Bidang dan sub Sistem

Dalam lingkungan pendidikan terdapat 4 sistem yang merupakan satu kesatuan yang membentuk sistem pendidikan, yaitu:

1. Sistem aktifitas pendidikan, meliputi: perencanaan kurikulum, perencanaan sumber daya, strategi program pembelajaran, interprogramming komunitas sekolah, pelatihan guru, dan evaluasi

2. Sistem komunikasi pendidikan, meliputi: sistem pergerakan (movement) pendidikan, sistem informasi pendidikan, dan sistem energy pendidikan

3. Sistem fasilitas pendidikan, yang bertujuan menyediakan lingkungan fisik yang dapat mendukung tercapainya keberhasilan individu dalam proses pembelajaran

4. Sistem operasional pendidikan, yang meliputi: pelayanan perpustakaan, penyediaan buku paket, konseling & bimbingan siswa, dst

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam menganalisis bidang permasalahan perencanaan pendidikan.

Dalam pengumpulan data yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat pendekatan rencana pengumpulan data

2. Membuat deskripsi informasi dan data

3. Menggunakan berbagai metode pengumpulan data

C. Tabulasi Data

Fungsi tabulasi data adalah:

1. Menyederhanakan masalah dalam berkomunikasi

2. Memudahkan dalam menganalisis data

3. Sarana membandingkan perkembangan pendidikan

4. Sarana memprediksi masa yang akan dating

5. Mempermudah sistimatika riset dan evaluasi

Adapun jenis- jenis tabulasi data terdiri dari 4 bagian:

1. Tabulasi data berdasarkan kondisi kependudukan

2. Tabulasi data berdasarkan kondisi lokasi tempat

3. Tabulasi data berdasarkan migrasi

4. Tabulasi data berdasarkan kondisi sistim ekonomi

D. Perkiraan Perencanaan

Langkah- langkah yang harus dilakukan dalam membuat perkiraan perencanaan adalah sbb:

1. Membuat asumsi dasar (faktor kelahiran, kematian, rata- rata populasi migrasi, bentuk pemerintahan, dsb) dan asumsi khusus (kondisi local)

2. Memperhatikan hubungan sebab akibat

3. Menetapkan perencanan berdasarkan waktu atau periode

4. Menggunakan metode teknik peramalan diantaranya: Metode Cohort Survival, Metode Migration and Natural, Metode Least Square, dan Metode Matrix

Mengkonsepsikan dan Merancang Rencana

A. Mengidentifikasi Kecenderungan Umum

Kecenderungan umum yang perlu diidentifikasi adalah:

1. Menentukan latar belakang

2. Pola dan kecenderungan umum pada manusia

3. Pola dan kecenderungan yang menonjol pada tempat

4. Pengaruh fisik

5. Kewilayahan tempat

6. Peran persepsi

7. Pola dan kecenderungan umum pada pergerakan

8. Pola dan kecenderungan umum pada ekonomi

9. Pola dan kecenderungan yang menonjol pada aktivitas

10. Beberapa kecenderungan perencanaan pendidikan

B. Menentukan tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai dari adanya disain perencanaan melalui sebuah tindakan yang menentukan seluruh pelaksanaan.

Adapun sasaran adalahperwujudan dari tujuan dan merupakan pernyataan yang memungkinkan dari segi pengukuran maupun pencapaiannya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi sasaran adalah:

1. Ketersediaan sumber daya pendidikan

2. Adanya komitmen yang disepakati

3. Adanya kebutuhan operasi internal

4. Adanya trend dan kejadian eksternal

5. Adanya berbagai kebutuhan

C. Mendesain Perencanaan

Desain perencanaan adalah salah satu aspek dalam sebuah proses pengembangan program atau aktivitas.

Dalam mendesain perencanaan yang harus diperhatikan adalah:

1. Konsep triangular dalam merancang rencana, yang meliputi: idea tau imajinasi, pemahaman terhadap karakter dan kebutuhan manusia, dan pemahaman terhadap hokum alam

2. Pengaruh yang timbul terhadap perancangan rencana, meliputi: pengaruh budaya, politik, lingkungan, waktu, dan interaksi sosial

3. Proses perancangan, yang meliputi 4 aktivitas penting yaitu:mendifinisikan masalah, menganalisis variable yang relevan, mensintesis variable tersebut, dan memodofikasi sampai bentuk final yang disepakati

Evaluasi Rencana

A. Perencanaan melalui Simulasi

Simulasi diartikan sebagai teknik menirukan atau memperagakan kegiatan berbagai macam proses atau fasilitas yang ada di dunia nyata. Fasilitas atau proses tersebut disebut dengan sistem, yang mana didalam keilmuan digunakan untuk membuat asumsi-asumsi bagaimana sistem tersebut bekerja.

Dalam simulasi sebuah perencanaan terdapat 3 model utama yang dapat digunakan, yaitu:

1. Model perubahan berkelanjutan (continuously changing model), yaitu sebuah model dimana semua variabelnya berubah secara terus- menerus dalam waktu

2. Model periode tertentu (fixed period model), yaitu sebuah model di mana waktu dipisahkan ke dalam serangkaian periode yang terbatas dan variabelnya diperbolehkan berunah di akhir periode

3. Model peristiwa terpisah- pisah (discrete event model) yaitu suatu model dimana variable kuantitasnya yang menampilkan keadaan hanya pada batas waktu tertentu

Dalam mensimulasikan sebuah perencanaan terdapat beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, yaitu:

1. Tingkat agregasi, pada level apa data perencanaan akan dipasang

2. Perlakuan terhadap waktu, suatu model dimulai pada satu waktu dan diteruskan ke suatu waktu yang lain

3. Dampak- dampak perubahan, untuk merevisi susunan persediaan secara berkala

4. Pengoperasian model, yang mencakup model verbal, model fisik, model grafik, dan model matematis

5. Penggunaan variable, untuk menafsirkan sebuah kelompok data yang khusus atau data yang dapat dipercaya

6. Menentukan parameter, dimana pengukuran hubungan- hubungan adalah sebuah cabang yang dikembangkan dalam statistik

Di dalam simulasi digunakan beberapa model pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Model pendekatan yang digunakan adalah:

1. Model simulasi untuk dimensi orang-orang, diantaranya: computer city model, Delphi model, metropolis model, dan allocation model

2. Model simulasi untuk tempat- tempat, yaitu: iconic model, graphic notation model, photographic matric model

3. Model simulasi untuk pergerakan- pergerakan, yaitu: transportation model dan interving opportunities model

4. Model simulasi yang digunakan dalam ekonomi, salah satunya yang dikembangkan oleh Jay W. Forrester dengan menggunakan metode dinamika industry

5. Model simulasi untukkegiatan-kegiatan. Salah satu model yang dipakai adalah model kesempatan (opportunities model) dimana distribusi menjadi penilaian dari beberapa alternative kesempatan

B. Evaluasi perencanaan

Hakikat dan pengertian evaluasi

Evaluasi memiliki pengertian yang berbeda-menurut para ahli, yaitu :a. Menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977), evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Dari definisi tersebut, maka istilah

evaluasi ini menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (Sudijono, 2011: 1)b. Menurut Stufflebeam dkk (1971), evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan (Daryanto, 2008: 2)c. Menurut Ralph Tailor (1950), evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai (Arikunto, 2010: 3)d. Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program telah tercapai yang dilakukan secara berkesinambungan.

Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi adalah:1. Matriks yang dipilih (preference)2. Pemetaan peringkat3. Pembobotan sejumlah besar sasaran4. Skala penilaian ordinal5. Matriks evaluasi6. Metode pemeringkatan dan pembobotan

C. Pemilihan Perencanaan

Dalam membuat perencanaan kita biasanya dihadapkan pada beberapa pilihan. Dalam sebuah organisasi biasanya ketika akan membuat sebuah kegiatan maka dibuatlah beberapa rencana, seperti Plan A, Plan B, plan C dst.

Perencanaan yang baik tentu harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Perencanaan fisik. Dalam perencanaan fisik harus mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu: prinsip keterbelakangan budaya, prinsip kesederhanan, prinsip kesatuan, prinsip modifikasi yang rasional, prinsip penyesuaian kepuasan yang konstan, prinsip multiple compatible use, dan prinsip fleksibilitas yang konsisten

2. Perencanaan sosial. Hal ini berkaitan dengan lingkungan sosial dan fisik dimana sistem sosial itu berjalan.

3. Perencanaan pendidikan komprehensif, dimana perencana melibatkan semua segmen dari sumber daya fisik masyarakat dan sumber daya manusia yang dialokasikan pada pada waktu dan ruang tertentu serta dilakukan untuk dapat memberikan benefiditas yang berlebih.

Menentukan Rencana

A. Perumusan Masalah

kedudukan perumusan atau formulasi masalah penelitian merupakan suatu langkah awal yang menentukan keberhasilan langkah-langkah selanjutnya. Jika seorang perencana pendidikan berhasil merumuskan masalah penelitian dengan baik dan benar, berarti ia telah melampaui separuh jalan. Dengan rumusan masalah yang jelas dan tajam, maka perencana akan mampu meletakkan dasar teori dan atau kerangka konseptual pemecahan masalah, hipotesis tindakan akan dapat dirumuskan karena berdasarkan rumusan masalah dapat diidentifikasi dan ditetapkan alternatif solusinya atau tindakan tepat yang perlu dilakukan. Demikian pula data apa yang harus dikumpulkan untuk mengkaji atau sebagai bahan refleksi atas tindakan yang telah dan sedang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkannya dalam perencanaan pendidikan.

Adapun perumusan masalah berkaitan dengan perencanan pendidikan berkaitan dengan 2 hal:

1. Tugas masyarakat dan pendidikan dewasa ini. Dalam sistem yang terpadu, sumber daya masyarakat dapat memberikan manfaat ganda.

Pertama, semakin banyak keterlibatan siswa dalam lingkungan sosialnya maka semakin tinggi dan besar pemahaman dan minatnya terhadap lingkungannya tersebut.

Kedua, terciptanya lingkungan yang membangkitkan partisipasi siswa dan yang menekankan relevansi, maka sistem pendidikan akan memiliki pengaruh terhadap masyarakat

2. Jenis-jenis perencanaan pendidikan, meliputi:

a. Perencanaan pendidikan adaptif, berkaitan dengan pemecahan masalah

b. Perencanaan pendidikan kontingensi, berkaitan dengan meminimalisir kondisi negative yang timbul

c. Perencanaan pendidikan kompulsif, berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan

d. Perencanaan pendidikan manipulatif, berkaitan dengan penggunaan berbagai instrument untuk menghasilkan keuntungan

e. Perencanaan pendidikan indikatif, berkaitan dengan pemberian informasi kepada individu sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat

f. Perencanaan pendidikan bertahap, berkaitan dengan langkah-langkah antisipatif sehingga dapat diambil tindakan yang komprehensif

g. Perencanaan pendidikan otonomi, berkaitan dengan perencanaan yang dilakukan oleh diri sendiri

h. Perencanaan pendidikan amelioratif, berkaitan dengan pemulihan ke kondisi semula

i. Perencanaan pendidikan normatif, berkaitan dengan perencanaan jangka panjang dan bersifat umum

j. Perencanaan pendidikan fungsional, berkaitan dengan perencanaan yang sifatnya tersegmentasi dan berfungsi sebagai pelengkap dari perencanaan total

B. Laporan Hasil

Laporan hasil dari perencanaan yang dibuat disajikan dalam bentuk statistik dan pemetaan data yang diperlukan untuk memahami berbagai masalah yang sifatnya kompleks.

Laporan hasil tersebut menyajikan:

1. Kontribusi perencanaan penggunaan tanah (RUTR/ RTRW)

2. Satu kemungkinan skema klasifikasi

3. Satu model perencanaan kegiatan pendidikan

Implementasi Rencana

A. Persiapan Program

Persiapan program bertujuan agar :

1. Pembagian sumber daya terselesaikan dengan baik

2. Kebijakan- kebijakan umum untuk implementasi rencana dapat diformulasikan dengan sistimatis

3. Terbentuknya pemahaman yang menyeluruh dan bukan esoteric dari masyarakat akademisi, pengambil keputusan politik, dan praktisi pendidikan

Adapun norma- norma yang perlu diperhatikan dalam penyiapan program adalah:

1. Program yang dibuat harus menjadi satu kesatuan yang menyeluruh dari suatu proses manajemen pengambilan keputusan dan implementasi

2. Institusi/ organisasi dan perencanaannya harus memperoleh dukungan dari pengambil keputusan dalam mengimplementasikan program

3. Tokoh pengambil keputusan dibolehkan untuk berpartisipasi dalam menyusun program

4. Secara bersama, institusi dan tokoh pengambil keputusan mengontrol implementasi program

Beberapa butir pertimbangan dalam penyiapan program adalah:

a. Mobilitas sosial penduduk

b. Adanya kebutuhan masyarakat urban

c. Pengetahuan yang berkaitan dengan politik pendidikan

d. Penentuan prioritas pendidikan yang tidak selalu dilakukan dengan cara analisis sistimatis

e. Analisis kritis implementasi program

f. Pemerataan pendidikan sampai ke desa- desa

g. Kemanfaatan program yang juga dirasakan oleh institusi non kependidikan

B. Persetujuan perencanaan

Persetujuan perencanaan diperlukan sebagai kerangka hukum dalam mengembangkan program- program pendidikan secara komprehensif.

Yang dapat dijadikan landasan hukum dalam persetujuan perencanaan adalah:

a. Dasar- dasar (undang- undang) yang dihasilkan oleh legislative, dalam hal ini berkaitan dengan kekuasaan menarik pajak, kekuasaan atas penggunaan hak- hak pemerintah, dan kekuasaan kebijakan

b. Konstitusi tidak permanen, yang berkaitan dengan perencanaan pendidikan yang komprehensif

C. Pengaturan unit-unit operasional

Dalam sebuah institusi pendidikan terdapat unit- unit operasional yang saling mendukung dalam mencapai hasil yang telah ditentukan. Unit- unit tersebut tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu yang harus dilakukan terhadap unit- unit operasional dalam perencanaan pendidikan adalah:

a. Pengorganisasian unit- unit operasional

Dalam mengorganisasikan unit- unit operasional, perencana pendidikan harus memiliki keterampilan metodologis untuk bisa memahami seluruh kepentingan pendidikan dengan menggunakan criteria yang obyektif dan rasional.

b. Kerjasama dalam pelaksanaan rencana pendidikan

Kerjasama adalah suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

Dalam perencanaan pendidikan, bentuk- bentuk kerjasama meliputi:

1. Kerjasama antar orang, dimana di dalamnya terdapat siswa, guru, kepala sekolah, dan administrator beserta seluruh kegiatannya

2. Kerjasama berkaitan dengan tempat, meliputi: lokasi, topografi, iklim, struktur, sarana, perlengkapan, dsb.

3. Kerjasama berkaitan dengan perubahan atau gerakan, dimana kerjasama ini berfungsi untuk mengurangi perpecahan ataupum miskoordinasi antar unit- unit

4. Kerjasama berkaitan dengan ekonomi, berkaitan dengan implementasi perencanaan yang membutuhkan pendapatan dan pengeluaran

5. Kerjasama berkaitan dengan aktivitas, dimana masing- masing sumber daya memiliki kewajiban untuk menjalankan aktivitas sesuai dengan kewenangan yang mereka miliki untuk mencapai tujuan

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan rencana pendidikan

Menurut Suganda (1988), koordinasi adalah penyatuan gerak seluruh potensi dan unit organisasi atau organisasi yang berbeda fungsi agar secara benar mengarah pada sasaran yang sama. Koordinasi bertujuan terciptanya efisiensi pelaksanaan atau pencapaian sasaran. Untuk mencapai hasil kerja yang efektif, maka setiap kegiatan manusia harus benar-benar terkoordinasikan. Beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam menciptakan koordinasi adalah:

1. Adanya kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang harus dicapai sebagai arah kegiatan bersama2. Adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh berbagai fihak, termasuk target dan jadwalnya3. Adanya ketaatan atau loyalitas setiap fihak terhadap bagian tugas masing-masing serta jadwal yang telah ditetapkan4. Adanya saling tukar informasi antara semua fihak yang bekerja sama mengenai kegiatan dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk masalah yang dihadapi5. Adanya saling menghormati terhadap wewenang fungsional berbagai fihak sehingga tercipta semangat untuk saling bantu

d. Pengendalian rencana pendidikan

Fungsi pengendalian adalah memudahkan perencana pendidikan untuk menentukan apa yang harus dicapai dan kemudian membuat perencanaan yang komprehensif dan strategi yang tepat yang dapat digunakan dalam banyak kondisi

Bentuk pengendalian dapat dilakukan dengan cara observasi ataupun monitoring yang dilakukan secara terus- menerus, meliputi: pengumpulan data statistik secara teratur, perbaikan metode peramalan, review dan revisi tujuan pendidikan, serta analisis output pendidikan

Evaluasi implementasi dan umpan balik

A. Monitoring dan Evaluasi

Tujuan MonevMonitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian akan diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan,

serta alat apa yang harus disediakan untuk melaksanakan program tersebut.

Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang perencanaan program, keputusan tentang komponen input pada program, implementasi program yang mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan dampak dari program kegiatan.

Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan;5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan

selama kegiatan;6. Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program; 7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

Fungsi MonevProses pengambilan keputusan berjalan atau berhentinya/perubahan sebuah atau beberapa program yang berkaitan dilakukan melalui proses evaluasi.Fungsi Pengawasan dalam kerangka kegiatan monitoring dan evaluasi terutama kaitannya dengan kegiatan para pimpinan dalam tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan

wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.b. Membidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak

terjadi kerugian yang tidak diinginkan.d. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan

tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

Evaluasi menurut Moh. Rifai (1986) sebagai kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan monitoring memiliki fungsi sebagai berikut:a. Evaluasi sebagai pengukur kemajuanb. Evaluasi sebagai alat perencanaanc. Evaluasi sebagai alat perbaikan

Dengan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa fungsi monitoring yang pokok adalah: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan alat ukur rencana yang sudah dibuat dan disepakati; menganalisa semua hasil pemantauan (monitoring) untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan serta usaha perbaikan dan penyempurnaan.

Prinsip- prinsip MonevHal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.

Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:1. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus 2. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program organisasi 3. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap

pengguna produk atau layanan.4. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi 5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku6. Monitoring harus obyektif7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program

Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:1. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut2. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus

dievaluasi 3. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi4. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang seharusnya diukur5. Prinsip penggunaan kritis 6. Prinsip kegunaan atau manfaat B. Menyesuaikan, mengubah, dan mendesain ulang

Beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan menyesuaikan, mengubah, dan mendesain ulang perencanaan adalah:1. Untuk apa perencanaan disusun?2. Bagaimana perencanaan disusun?3. Siapa yang menyusun rencana?

Pertanyaan- pertanyaan tersebut berkaitan erat dengan sifat perencanaan yang harus elastis dan bisa beradaptasi terhadap perubahan.